abstract 2
Post on 11-Dec-2014
18 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ALERGI SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERHADAP KEJADIAN OTITIS
MEDIA SUPURATIF KRONIK (OMSK) TIPE BENIGNA
DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
ABSTRAK
Pendahuluan : Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah radang kronis telinga
tengah dengan perforasi membran timpani dan riwayat keluarnya sekret dari telinga
(otorea) lebih dari 3 bulan, baik terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin
serous, mukus atau purulen. Penyakit ini terdapat pada semua bangsa diseluruh dunia
baik di negara berkembang maupun negara maju. Di negara-negara sedang
berkembang angka kejadian OMSK jauh lebih tinggi. Dari survei Depkes pada 7
propinsi di Indonesia (1996), ditemukan prevalensi OMSK 3%. Sebagian besar otitis
media kronis tampaknya berasal dari otitis media supuratif akut yang berulang. Otitis
media kronis masih sulit pengobatannya. Pada OMSK yang kebal terhadap antibiotik
dan faktor mekanis dalam telinga tengah tidak dapat menerangkan sebab dari terus
mengalirnya cairan dari telinga tengah, maka para ahli berpaling pada radang non
infeksi yaitu alergi. Oleh karena itu pada radang yang sering berulang, kemungkinan
terdapat faktor alergi sebagai latar belakang penyebab sehingga dalam
penatalaksanaan OMSK, faktor alergi tidak boleh dilupakan. Untuk melihat alergi
sebagai faktor risiko terhadap kejadian OMSK dapat dilakukan melalui tes kulit cukit
(skin prick test) pada penderita OMSK.
Tujuan : Untuk mengetahui risiko alergi terhadap kejadian otitis media supuratif
kronik tipe benigna di RSUP H.Adam Malik Medan melalui tes kulit cukit.
Universitas Sumatera Utara
Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian studi kasus kontrol. Sampel
pada penelitian ini adalah penderita OMSK tipe benigna dan non OMSK yang datang
berobat ke poliklinik THT-KL FK USU/ RSUP H. Adam Malik Medan dimulai pada bulan
Maret 2009 sampai Februari 2010. Penderita berjumlah 54 orang yang terdiri dari 27
penderita OMSK tipe benigna dan 27 penderita non OMSK, yang dibatasi oleh kriteria
inklusi dan eksklusi. Pada penelitian ini dilakukan padanan (matching) antara kelompok
OMSK tipe benigna dengan kelompok non OMSK menurut jenis kelamin dan umur.
Pada sampel kasus dan kontrol dilakukan pemeriksaan uji kulit cukit. Semua data
diolah dengan bantuan program window SPPS versi 15.
Hasil penelitian : Terdapat hubungan yang signifikan antara alergi dengan OMSK tipe
benigna.
Diskusi : Telah dilakukan pemeriksaan uji kulit cukit yang hasilnya dibandingkan
dengan 27 orang kontrol. Alergen yang diujikan meliputi alergen inhalan dan makanan.
Didapatkan 74,1% penderita OMSK mempunyai reaksi positif terhadap alergen inhalan
dan makanan dibandingkan dengan kelompok kontrol sebesar 40,7%. Perbedaan
secara statistik signifikan, dengan menggunakan uji statistik regresi logistik diperoleh
nilai p = 0,015 (p < 0,05), OR (odds ratio) = 4,156 dan Interval Kepercayaan (CI 95%) =
7,512 - 13,169. Hal ini menunjukkan alergi merupakan faktor risiko OMSK. Risiko
kejadian OMSK 4.156 kali lebih sering pada orang yang menderita alergi dibandingkan
dengan orang yang tidak menderita alergi. OR = 4,156 mengindikasikan alergi
bermakna pengaruhnya terhadap OMSK. Sedangkan untuk alergen inhalan yang
terbanyak dijumpai pada tes kulit cukit adalah kecoa (44,4%), debu rumah (29,6%) dan
Universitas Sumatera Utara
mixed fungi serta serpihan kulit manusia masing-masing (25,9%). Untuk alergen
makanan yang paling banyak dijumpai adalah kepiting dan teh masing-masing (37,0%),
Kata kunci : OMSK tipe benigna, Tes kulit cukit, Alergi, Alergen
ABSTRACT
Introduction : Chronic suppurative otitis media (CSOM) type benigna is a chronic
inflammation of middle ear with perforation of tympany membrane and history of otorea
more than 3 months, continuously or on an off. The secrete can be serous, mucous or
purulent. This disease can be found in all races in whole world either develoving country
or developed country. In developed country, in incidents of CSOM is much higher. From
the survey of Depkes from 7 province in Indonesia (1996), the prevalence of CSOM is
found 3%. Most of the CSOM cases, is caused by recurrent CSOM. The treatment for
CSOM is still difficult. In CSOM which is resisten to antibiotic and also because of the
mechanic factor in the middle ear it cannot be explain because the continous secrete,
that why the seintist turn to non infection inflammation which is allergy. Because of that,
in recurrent inflammation, allergic factor is cannot be forgotten because allergic factor
will be always as the background of the causes and to see wether allergic as a risk
factor in CSOM we do skin prick test for CSOM patients.
Purpose : To know allergy risk in CSOM type benign in Adam Malik General Hospital
in Medan with skin prick test.
Universitas Sumatera Utara
Method : This research used design of control case study as the method. The
samples are patients of CSOM type benign and non CSOM which comes to polyclinic of
ENT department of USU faculty/H. Adam Malik General Hospital Medan from March
2009 until February 2010 and from 54 patients, 27 of them was CSOM type benign
which is limited from inclusion and eksclusion criteria. In this research, matching
process by gender and age CSOM type benign group and non CSOM group was be
done. For case samples and control, skin prick test also be done. And all data was
edited by using window SPPS version 15.
Result of the research : There is significant connection between allergic with CSOM
type benign.
Discussion : Skin prick test has been done and the comparision of the result with 27
control. Alergent that been used was inhalant and also the food. From there 74,1% of
CSOM type benign patient has positive reaction to inhalant alergen and food compared
to control group about 40,7%. The different in significantstatistic, using statistic regretion
and logistic test, p=0,015 (p<0,05), OR (odds ratio) = 4,156 and Interval confidence (CI
95%) = 7,512 – 13,169 is found. This shows allergic was the factor risk of CSOM type
benign. The risk of CSOM type benign there is 4,156 times more often in patient with
allergic compared with non allergic patient. OR = 4,156 indicate allergic influenced in
CSOM type benign. Where else, for inhalant allergen that the most found in skin prick
test was cockroach (44,4%), house dust (29,6%) and mixed fungi with human dander
each (25,9%). For the food alergent crab and tea was the most founded each (37,0%).
Key words : CSOM type benign, skin prick test, allergic, alergent.
Universitas Sumatera Utara
top related