repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... skripsi - universitas hasanuddini...
Post on 27-Feb-2020
18 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
SKRIPSI
PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI
MENGENAI PROFESI AKUNTAN
ATHIRAH
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2014
ii
SKRIPSI
PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI PROFESI AKUNTAN
Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi
disusun dan diajukan oleh
ATHIRAH A31109123
Kepada
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2014
iii
SKRIPSI
PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI PROFESI AKUNTAN
disusun dan diajukan oleh
ATHIRAH
A31109123
telah diperiksa dan disetujui untuk diuji
Makassar, 12 Mei 2014
Pembimbing I
Dr. Hj. Mediaty,SE, M.Si., Ak.,CA
NIP. 1965925 199002 2 001
Pembimbing II
Dra. Hj. A. Kusumawati, M.Si., Ak.,CA
NIP. 19660405 199203 2 003
Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin
Dr. Hj. Mediaty,SE, M.Si., Ak.,CA
NIP. 1965925 199002 2 001
v
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama : ATHIRAH
NIM : A311 09 123
Jurusan/program studi : Akuntansi / S1
dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul
PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI PROFESI AKUNTAN
adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah usulan penelitian skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UUD No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).
Makassar, 12 Mei 2014
Yang membuat pernyataan,
ATHIRAH
vi
PRAKATA
Tiada ungkapan yang paling indah selain puji dan syukur kehadirat Allah
SWT yang tiada hentinya melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga
izin dan berbagai kemudahan yang diberikan-Nya, penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi dengan judul “Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai
Profesi Akuntan” .Skripsi ini merupakan tugas akhir guna memenuhi salah satu
syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi (SE) pada Jurusan Akuntansi,
Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin. Shalawat dan salam juga senantiasa
tercurah kepada junjungan nabi besar kita Muhammad SAW, keluarga, para
sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir jaman.
Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini tidak lepas dari
dukungan dan bantuan serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis ingin menyampaikan banyak
terima kasih kepada pihak – pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan,
maupun motivasi hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
1. Kepada Orang Tua penulis, yaitu Ayahanda Salman Rasyid dan
Ibunda Sriati yang telah mencurahkan segenap kasih sayang dengan
tulus serta selalu memberikan dukungan, baik moril maupun material,
dalam kehidupan penulis. Terima kasih do’a kalian.
2. Kepada saudara penulis Amalia, Hardhani Syuhada, Hawariyah,
Imaduddin yang selalu meberikan dukungan. Terima kasih do’a
kalian.
3. Bapak DR. Darwis Said, SE, M. SA, Ak. Selaku Pembantu Dekan I
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin.
4. Ibu DR. Hj. Kartini, S.E., M.Si.,Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi
vii
5. Bapak Dr. Yohanis Rura, SE, M. SA, Ak selaku Sekertaris Jurusan
6. Ibu Dr. Hj. Mediaty,SE, M.Si, Ak. Sebagai Pembimbing I dan Ibu Dra.
Hj. Andi Kusumawati, M.Si, Ak. Sebagai Pembimbing II yang telah
membantu dan mengarahkan penulisan skripsi ini. Terima kasih atas
ketersediaan Ibu untuk meluangkan waktunya bimbingan dan saran
serta kritik membangun kepada penulis.
7. Kepada teman – teman mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi,
yang telah memberikan bantuan, kesempatan,dan meluangkan waktu
kepada penulis selama melakukan penelitian sehingga dapat
mendukung terselesaikannya skripsi ini.
8. Kepada pegawai Fakultas Ekonomi atas segala bantuannya kepada
penulis.
9. Kepada teman – teman penulis atas segala bantuan dan
dukungannya.
Makassar, 1 Juli 2014
Peneliti
viii
ABSTRAK
PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI PROFESI AKUNTAN
ACCOUNTING STUDENT’S PERCEPTIONS
OF THE ACCOUNTING PROFESSION
Athirah
Mediaty
Andi Kusumawati
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana mahasiswa memandang profesi akuntan. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa akuntansi angkatan 2008, angkatan 2009, dan angkatan 2010 yang masih tercatat aktif di Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin. Sampel pada penelitian ini berjumlah 100 respoden yang dipilih secara acak dengan menggunakan teknik random sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode teknik analisis kuantitatif dengan menggunakan table distribusi frekuensi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa akuntan harus ahli dibidang akuntansi dan akan bekerja secara team work serta berinteraksi dengan banyak orang. Dan persepsi mahasiswa mengenai penghormatan pada profesi akuntan ternyata masih dianggap kurang dibanding dengan profesi lainnya. Kata Kunci: persepsi, mahasiswa akuntansi. profesi akuntan.
This research aims to determine how students' perceptions of the accounting profession. The population in this research is all students of accounting class of 2008, class of 2009, and the class of 2010 who is still active in the Faculty of Economics, University of Hasanuddin. The sample In this research are 100 respondents were randomly selected using a random sampling technique. This research uses quantitative methods of analysis techniques using frequency distribution table.The results of this research shows that accountants should be experts in the field of accounting and will work in a team work as well as interact with many people. And the students' perceptions about respect for the accounting profession was still considered to be less than other professions. Keyword: perception, university student, accountant professi.
ix
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………….. iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................... v
PRAKATA ....................................................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................ viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN . ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 3
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian............................................ 4
1.3.1 Tujuan Penelitian ........................................................ 4
1.3.2 Kegunaan Penelitian ................................................... 4
1.4 Sistematika Penulisan ........................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 6
2.1 Persepsi ................................................................................ 6
2.1.1 Syarat Terjadinya Persepsi ......................................... 9
2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ........................ 9
2.1.3 Proses Persepsi .......................................................... 11
2.2 Profesi . ................................................................................... 12
2.2.1 Pengertian Profesi ....................................................... 12
2.2.2 Ciri – ciri Profesi ........................................................... 13
2.2.3 Pelaksanaan Etika Profesi Akun ................................ 14
2.3 Akuntan ................................................................................... 16
2.3.1 Pengertian Akuntan ..................................................... 16
2.3.2 Tujuan Profesi Akuntan .............................................. 21
2.3.3 Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI ) ................ 21
2.4 Penelitian Terdahulu ............................................................... 23
2.5 Kerangka Pemikiran ................................................................ 25
x
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 26
3.1 Rancangan Penelitian ............................................................. 26
3.2 Tempat dan Waktu ............................................................... 26
3.3 Populasi dan Sampel ............................................................ 26
3.4 Jenis dan Sumber Data ....................................................... 27
3,5 Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 28
3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...................... 29
3.7 Instrumen Penelitiian ........................................................... 29
3.8 Teknik Analisis Data ............................................................. 30
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................. 32
4.1 Profil Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Unhas ............. 32
4.1.1 Sejarah Singkat ............................................................ 32
4.2 Karakteristik Responden ........................................................ 35
4.2.1 Tahun Masuk Perguruan Tinggi ................................. 35
4.2.2 Jenis Kelamin .............................................................. 36
4.3 Analisis Data .......................................................................... 36
4.3.1 Uji Kualitas Data ......................................................... 36
4.4 Deskriptif Analisis .................................................................. 39
4.4.1 Variabel Persepsi Mahasiswa .................................... 39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ . 46
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 46
5.2 Saran .......................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Peneliti Terdahulu ................................................................... 24
4.1 Frekuensi Tahun Masuk Perguruan Tinggi (Angkatan).......... . 37
4.2 Frekuensi Jenis Kelamin......................................................... 37
4.3 Uji Validitas.............................................................................. 38
4.4 Uji Realibilitas.......................................................................... 39
4.5 Frekuensi Jawaban Variabel Persepsi Mahasiswa................. 40
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akuntan adalah sebutan gelar profesional yag diberikan kepada seorang
sarjana yang telah menempuh pendidikan di fakultas ekonomi program studi
akuntansi pada suatu universitas atau perguruan tinggi dan telah lulus
Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Akuntan adalah orang yang menjalankan
pekerjaan akuntansi sesuai dengan Undang – Undang No. 34 tahun 1954
tentang jabatan akuntan.
Gelar akuntan adalah gelar profesi seseorang dengan bobot yang dapat
disamakan dengan bidang pekerjaan yang lain. Secara garis besar akuntan
dapat digolongkan sebagai Akuntan Publik, Akuntan Intern, Akuntan Pemerintah
dan Akuntan Pendidik.
Tujuan profesi akuntan adalah memenuhi tanggung jawabnya dengan
standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan
orientasi kepada kepentingan publik. Profesionalime seorang akuntan memiliki
tiga hal utama yang wajib dimiliki yaitu pengetahuan, keahlian, dan karakter
(http://wartawarga.gunadarma.ac.id). Pengetahuan dan keahlian seorang
akuntan dapat diperoleh dari jalur pendidikan formal dan non formal, sehingga
memungkinkan tugas – tugas yang dijalankan dapat diselesaikan dengan baik
dan memperoleh hasil maksimal. Karakter menunjukkan kepribadian seorang
akuntan yang diwujudkan dalam sikap dan tindakan etis yang akan menentukan
posisinya di masyarakat dan pemakai jasa.
2
Pekerjaan seorang akuntan harus dikerjakan dengan sikap profesional
yang sepenuhnya berlandaskan pada standar moral dan etika yang ada. Dengan
sikap akuntan yang profesional maka akan mampu menghadapi tekanan yang
muncul dari dirinya sendiri atau pihak eksternal, dimana kemampuan seorang
akuntan untuk dapat mengerti dan peka terhadap persoalan etika juga sangat
dipengaruhi oleh lingkungan dimana dia berada (Nurita dan Radianto 2008).
Prinsip profesionalisme seorang akuntan akan terwujud apabila akuntan
tersebut merasa bahwa profesi akuntan adalah hal penting dan memiliki
tanggung jawab yang besar dalam masyarakat. Dengan demikian seorang
akuntan berusaha menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya dan menjaga nama
baik profesinya. Karena itulah, salah satu hal penting yang perlu ditekankan
dalam pendidikan akuntansi adalah bagaimana membentuk nilai dan persepsi
positif mahasiswa terhadap profesi (Fitriyani dan Yulianti 2007).
Pendidikan akuntansi di Indonesia bertujuan menghasilkan lulusan yang
memiliki etika dan bermoral tinggi. Berbagai upaya dilakukan untuk
memperkenalkan nilai - nilai profesi dan etika akuntan kepada mahasiswa.
Dalam upaya pengembangan pendidikan akuntansi yang berlandaskan etika ini
dibutuhkan adanya umpan balik (feedback) mengenai kondisi yang ada
sekarang, yaitu apakah pendidikan akuntansi di Indonesia telah cukup
membentuk nilai - nilai positif mahasiswa akuntansi.
Pendidikan akuntansi yang ditempuh melalui bangku kuliah memegang
peranan penting dalam pembentukan persepsi mahasiswa
(http://wartawarga.gunadarma.ac.id). Tempat ini dapat menjadi media untuk
penyampaian informasi dan pembelajaran yang terkait dengan bagaimana
mahasiswa memandang profesi akuntan. Secara implisit persepsi mahasiswa
terhadap suatu objek sangat mungkin memiliki perbedaan dengan persepsi
3
mahasiswa lainnya terhadap objek yang sama. Hal ini tidak terlepas dari
berbagai faktor diantaranya waktu, tempat, dan keadaan sosial.
Manusia pada dasarnya merupakan mahkluk individu. Dalam melihat
suatu masalah setiap manusia memiliki pandangan yang berbeda sesuai dengan
tingkat pengetahuan dan pemahamannya. Hal ini pula yang menyebabkan
persepsi setiap individu memilki perbedaan, tidak terkecuali persepsi masyarakat
desa. Persepsi secara etimologi diartikan sebagai daya untuk mengamati, yang
menghasilkan tanggapan, kesan atau penglihatan. Soemanto (1990)
mengartikan persepsi sebagai bayangan yang menjadi kesan yang dihasilkan
dari pengamatan.
Hal yang perlu ditekankan dalam pendidikan akuntansi adalah bagaimana
membentuk nilai - nilai dan persepsi mahasiswa terhadap profesi (Lidya
Setyawardani 2006). Nilai - nilai yang dianut akuntan tidak terlepas dari
bagaimana dia memandang profesi akuntan. Apabila profesi akuntan dipandang
sebagai profesi yang penting maka dengan sendirinya pekerjaan yang dilakukan
juga akan dianggap penting. Seiring dengan semakin banyaknya mata kuliah dan
semakin lamanya seorang mahasiswa dalam menempuh kuliah, dan semakin
senior seorang mahasiswa maka semakin besar terjadinya perubahan persepsi
terhadap profesi akuntan. Sehubungan hal tersebut maka penulis mengadakan
penelitian dengan judul ”Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Profesi
Akuntan ”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah yang dapat
dikemukakan pada penelitian ini adalah bagaimana persepsi mahasiswa
akuntansi mengenai profesi akuntan ?
4
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui persepsi mahasiswa
mengenai profesi akuntan.
1.3.2 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1) Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan dan wawasan persepsi
mahasiswa mengenai profesi akuntan dan penyebab yang menjadikan
adanya perbedaan persepsi.
2) Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan bacaan dan literatur tambahan
yang tertarik terhadap bidang kajian ini.
3) Bagi institusi terkait, sebagai bahan masukan terkait pentingnya
pemahaman mahasiswa terhadap masalah dalam penelitian ini.
1.4 Sistematika Penulisan
Penulisan karya akhir ini ini tersusun dengan sistematika penulisan
sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan secara singkat latar belakang, rumusan masalah,
tujuan dan kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan tinjauan teori-teori yang menjadi dasar analisis
penelitian yang meliputi: persepsi, profesi akuntan, tinjauan penelitian terdahulu,
kerangka pemikiran dan hipotesis.
5
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini membahas tentang rancangan penelitian, tempat dan waktu,
populasi dan sampel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, variabel
penelitian dan definisi operasional, instrumen penelitian, dan teknik analisis data.
BAB IV : PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang profil jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Hasanuddin, karateristik responden, analisis data, dan deskriptif
analisis.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran penelitian.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Persepsi
Manusia pada dasarnya merupakan mahkluk individu. Dalam melihat
suatu masalah setiap manusia memiliki pandangan yang berbeda sesuai dengan
tingkat pengetahuan dan pemahamannya. Hal ini pula yang menyebabkan
persepsi setiap individu memilki perbedaan, tidak terkecuali persepsi masyarakat
desa. Persepsi secara etimologi diartikan sebagai daya untuk mengamati, yang
menghasilkan tanggapan, kesan atau penglihatan. Soemanto (1990)
mengartikan persepsi sebagai bayangan yang menjadi kesan yang dihasilkan
dari pengamatan. (Soemanto,1990:23). Defenisi ini menekankan bahwa persepsi
merupakan hasil yang ditangkap dari mengamati suatu objek. Hal ini berarti
dalam membentuk persepsi harus jelas objek yang dituju
Kehidupan individu sejak dilahirkan tidak lepas dari interaksi dengan
lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya (Sunaryo, 2004:93). Dalam
interaksi ini, individu menerima rangsangan atau stimulus dari luar dirinya.
Menurut Triato dan Titik (2006:53), persepsi adalah suatu proses
pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan menggunakan panca indera. Kesan
yang diterima individu sangat tergantung pada seluruh pengalaman yang telah
diperoleh melalui proses berpikir dan belajar, serta dipengaruhi oleh faktor yang
berasal dari dalam diri individu.
Menurut Kotler (2004:193), persepsi merupakan suatu proses di mana
seseorang dapat memilih, mengatur, dan mengartikan informasi menjadi suatu
gambar yang sangat berarti di dunia.
7
Istilah persepsi adalah suatu proses aktivitas seseorang dalam
memberikan kesan, penilaian, pendapat, merasakan dan menginterpretasikan
sesuatu berdasarkan informasi yang ditampilkan dari sumber lain (yang
dipersepsi). Melalui persepsi dapat dikenal dunia sekitar, yaitu seluruh dunia
yang terdiri dari benda serta manusia dengan segala kejadian - kejadiannya
(Mateson, 2005: 116). Dengan persepsi dapat berinteraksi dengan lingkungan
sekitar, khususnya interaksi antar manusia. Dalam kehidupan sosial di
lingkungan perkuliahan tidak lepas dari interaksi antara mahasiswa dengan
mahasiswa, mahasiswa dengan dosen. Dengan adanya interaksi yang terjadi
maka akan saling memberikan tanggapan, persepsi, dan penilaiannya. Persepsi
dapat menciptakan komunikasi yang aktif di dalam kelas. Persepsi adalah suatu
proses yang kompleks dimana kita menerima dan menyadap informasi dari
lingkungan, persepsi juga merupakan proses psikologis sebagai hasil
penginderaan serta proses terakhir dari kesadaran, sehingga membentuk proses
berpikir. Persepsi seseorang akan mempengaruhi proses belajar (minat) dan
mendorong mahasiswa untuk melaksanakan sesuatu (motivasi) belajar. Oleh
karena itu, menurut Semiun (2006: 279), persepsi merupakan kesan yang
pertama untuk mencapai suatu keberhasilan.
Sugihartono, dkk (2007: 8) mengemukakan bahwa persepsi adalah
kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk
menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia. Persepsi
manusia terdapat perbedaan sudut pandang dalam penginderaan. Ada yang
mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi yang positif maupun persepsi
negatif yang akan mempengaruhi tindakan manusia yang tampak atau nyata.
Bimo Walgito (2004: 70) mengungkapkan bahwa persepsi merupakan
suatu proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang
8
diterima oleh organisme atau individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti,
dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Respon sebagai
akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dengan berbagai macam bentuk.
Stimulus mana yang akan mendapatkan respon dari individu tergantung pada
perhatian individu yang bersangkutan. Berdasarkan hal tersebut, perasaan,
kemampuan berfikir, pengalaman-pengalaman yang dimiliki individu tidak sama,
maka dalam mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan
berbeda antar individu satu dengan individu lain.
Setiap orang mempunyai kecenderungan dalam melihat benda yang
sama dengan cara yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut bisa dipengaruhi
oleh banyak faktor, diantaranya adalah pengetahuan, pengalaman dan sudut
pandangnya. Persepsi juga bertautan dengan cara pandang seseorang terhadap
suatu objek tertentu dengan cara yang berbeda-beda dengan menggunakan alat
indera yang dimiliki, kemudian berusaha untuk menafsirkannya. Persepsi baik
positif maupun negatif ibarat file yang sudah tersimpan rapi di dalam alam pikiran
bawah sadar kita. File itu akan segera muncul ketika ada stimulus yang
memicunya, ada kejadian yang membukanya. Persepsi merupakan hasil kerja
otak dalam memahami atau menilai suatu hal yang terjadi di sekitarnya (Waidi,
2006: 118).
Jalaludin Rakhmat (2007: 51) menyatakan persepsi adalah pengamatan
tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Sedangkan, Suharman (2005:
23) menyatakan: “persepsi merupakan suatu proses menginterpretasikan atau
menafsir informasi yang diperoleh melalui sistem alat indera manusia”.
Menurutnya ada tiga aspek di dalam persepsi yang dianggap relevan dengan
kognisi manusia, yaitu pencatatan indera, pengenalan pola, dan perhatian.
9
Dari penjelasan di atas dapat ditarik suatu kesamaan pendapat bahwa
persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk
tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar akan segala
sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya.
2.1.1. Syarat Terjadinya Persepsi
Menurut Sunaryo (2004: 98) syarat-syarat terjadinya persepsi adalah
sebagai berikut:
a. Adanya objek yang dipersepsi
b. Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan
dalam mengadakan persepsi.
c. Adanya alat indera/reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus
d. Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak, yang
kemudian sebagai alat untuk mengadakan respon.
2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut Miftah Toha (2003: 154), faktor-faktor yang mempengaruhi
persepsi seseorang adalah sebagai berikut :
a. Faktor internal: perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka,
keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik,
gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat, dan motivasi.
b. Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh,
pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan,
pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidak asingan suatu
objek.
10
Menurut Bimo Walgito (2004: 70) faktor-faktor yang berperan dalam
persepsi dapat dikemukakan beberapa faktor, yaitu:
a. Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.
Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat
datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai
syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor.
b. Alat indera, syaraf dan susunan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus, di
samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan
stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai
pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan motoris
yang dapat membentuk persepsi seseorang.
c. Perhatian
Untuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi diperlukan adanya
perhatian, yaitu merupakan langkah utama sebagai suatu persiapan dalam
rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau
konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu
sekumpulan objek.
Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi individu berbeda satu sama
lain dan akan berpengaruh pada individu dalam mempersepsi suatu objek,
stimulus, meskipun objek tersebut benar-benar sama. Persepsi seseorang atau
kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain
sekalipun situasinya sama. Perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya
11
perbedaan - perbedaan individu, perbedaan - perbedaan dalam kepribadian,
perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi. Pada dasarnya proses
terbentuknya persepsi ini terjadi dalam diri seseorang, namun persepsi juga
dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar, dan pengetahuannya.
2.1.3. Proses Persepsi
Menurut Miftah Toha (2003: 145), proses terbentuknya persepsi didasari
pada beberapa tahapan, yaitu:
a. Stimulus atau Rangsangan
Terjadinya persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan pada suatu
stimulus/rangsangan yang hadir dari lingkungannya.
b. Registrasi
Dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalah mekanisme
fisik yang berupa penginderaan dan syarat seseorang berpengaruh melalui alat
indera yang dimilikinya. Seseorang dapat mendengarkan atau melihat informasi
yang terkirim kepadanya, kemudian mendaftar semua informasi yang terkirim
kepadanya tersebut.
c. Interpretasi
Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangat
penting yaitu proses memberikan arti kepada stimulus yang diterimanya. Proses
interpretasi tersebut bergantung pada cara pendalaman, motivasi, dan
kepribadian seseorang.
Menurut Manahan (2008:63-64) persepsi sebagai gambaran seseorang
tentang sesuatu objek yang menjadi fokus permasalahan yang sedang terjadi.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai berikut :
12
1) Faktor Individu
Individu dalam membuat suatu persepsi akan dilatarbelakangi oleh
kemampuan individu untuk mempelajari sesuatu (attitude), motivasi individu
untuk membuat persepsi tentang sesuatu tersebut, kepentingan individu
terhadap sesuatu yang dipersepsikan, pengalaman individu dalam menyusun
persepsi, serta harapan individu dalam menentukan persepsi tersebut.
2) Faktor Situasi
Situasi dalam menyusun suatu persepsi ditentukan momen yang tepat,
bangunan atau struktur yang dari objek yang dipersepsikan, dan kebiasaan
dalam lingkungan masyarakat dalam merumuskan persepsi.
3) Faktor Target
Gangguan dalam menyusun persepsi adalah menentukan target atau
persepsi. Biasanya objek yang akan dipersepsikan merupakan hal baru, adanya
gambaran hidup yang dapat mempengaruhi persepsi, suara yang timbul saat
membentuk persepsi, ukuran persepsi, latar bekang pembentuk persepsi, dan
kesamaan persepsi yang akan digabung dengan persepsi lain.
2.2. Profesi
2.2.1 Pengertian Profesi
Profesi menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:897) dalam
Trianto dan Titik (2006:12), adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan
keahlian (keterampilan dan kejujuran) tertentu. Profesi adalah suatu pekerjaan
profesional yang di dalamnya menggunakan teknik serta prosedural yang
bertumpu pada landasan intelektual yang secara sengaja harus dipelajari dan
kemudian secara langsung dapat diabadikan bagi kemaslahatan orang banyak.
13
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok
untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu
keahlian. Profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau
pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan
mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional
adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian
tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut
keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai
sekedar hobi, untuk senang - senang, atau untuk mengisi waktu luang.
Menurut Sukmadinata (2002:57) dalam Trianto dan Titik
(2006:13), menyebutkan bahwa ada 10 kriteria suatu jabatan dikatakan
sebagai profesi, yaitu “(a) memiliki fungsi dan signifikansi sosial, (b)
memiliki keahlian atau keterampilan tertentu, (c) keahlian diperoleh
dengan teori dan metode ilmiah, (d) berdasarkan disiplin ilmu yang jelas,
(e) diperoleh melalui pendidikan tertentu, (f) aplikasi dan sosialisme nilai -
nilai profesional, (g) Memiliki kode etik, (h) kebebasan memberi
judgement dalam memecahkan masalah dalam kerja, (i) memiliki
tanggung jawab profesional dan anatomi, (j) ada pengakuan dari
masyarakat dan imbalan atas layanan profesi.”
2.2.2 Ciri – ciri Profesi
Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada
profesi, yaitu:
a. Memiliki keahlian dan keterampilan khusus yang diperoleh melalui jalur
pendidikan ataupun pelatihan.
14
b. Memiliki kaidah - kaidah serta standar moral yang sangat tinggi dalam
menjalankan profesinya.
c. Patuh terhadap kode etik dan standar keahliaan.
d. Bekerja bukan saja dengan motif komersial, tetapi didasarkan kepada
fungsinya sebagai kepercayaan masyarakat.
2.2.3 Pelaksanaan Etika Profesi Akuntan
Menurut Sukirno Agoes (2006:31), seorang profesional dituntut untuk
selalu memelihara berbagai hal sebagai berikut :
a. Kompetensi atas keahlian yang dimiliki.
b. Objektivitas dalam menawarkan jasa.
c. Integritas dalam berurusan dengan klien.
d. Kerahasiaan informasi klien.
e. Kedisiplinan terhadap anggota yang tidak menjalankan kewajiban sesuai
dengan standar yang diharapkan.
Menurut Keraf (1991) dalam Harahap (2011: 17), etika adalah disiplin
ilmu yang berasal dari filsafat yang membahas tentang nilai dan norma moral
yang mengarahkan manusia pada perilaku hidupnya. Etika memberikan ruang
untuk melakukan kajian dan analisis kritis terhadap nilai dan norma moral tadi.
Etika adalah refleksi kritis dan rasional terhadap nilai dan norma moral yang
mengatur perilaku hidup manusia baik pribadi maupun kelompok. Jadi, etika
adalah upaya merealisasikan moralitas.
Etika merupakan peraturan-peraturan yang dirancang untuk
mempertahankan suatu profesi pada tingkat yang bermartabat, mengarahkan
15
anggota profesi dalam hubungannya satu dengan yang lain, dan memastikan
kepada publik bahwa profesi akan mempertahankan tingkat kinerja yang tinggi.
Titik tolak yang baik untuk mempertimbangkan etika adalah dengan memeriksa
konteks di mana sebagian persoalan etis muncul terhadap hubungan di antara
orang-orang. Setiap hubungan di antara dua atau lebih individu menyertakan di
dalamnya ekspektasi pihak-pihak yang terlibat (Simamora, 2002: 44). Etika
(ethic) berkaitan dengan konsep teori rasio tentang nilai-nilai etis dalam
hubungan manusiawi, seperti, kebenaran, keadilan, kebebasan, kejujuran, dan
cinta kasih. Etika kerja adalah semacam teori tentang apa, mengapa, dan
bagaimana seseorang seharusnya bekerja agar ia menjadi manusia yang baik.
Karena bersifat konseptual teoritik rasional, etika kerja selalu mengacu pada
nilainilai etis yang menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia
sebagai manusia (Andrias Harefa, dalam Amilia Septi, 2008: 20). Menurut
Yatimin (2006: 40), faktor-faktor yang memengaruhi etika diantaranya adalah
sifat manusia, norma-norma etika, aturan-aturan agama, dan fenomena
kesadaran etika. Secara sistematis, etika dapat dikelompokkan sebagai berikut.
Dari sudut umum dan khusus, etika dapat dibagi dalam beberapa kelompok:
1. Etika umum adalah etika yang berlaku umum, tidak hanya pada pihak
tertentu.
2. Etika khusus adalah etika yang berlaku pada kelompok tertentu. Etika ini
dikelompokkan menjadi:
a) Etika individual,
b) Etika sosial:
1) Etika keluarga,
2) Etika politik,
3) Etika lingkungan,
16
4) Etika profesi,
5) Dan lain-lain.
Etika dan etiket sering dipertukarkan, Bertens (dalam Harahap, 2011: 18)
membedakan kedua istilah ini:
1. Etiket menyangkut cara suatu perbuatan yang harus dilaksanakan manusia,
sedangkan etika menyangkut masalah apakah suatu perbuatan boleh
dilakukan atau tidak.
2. Etiket hanya berlaku dalam pergaulan dan biasanya di depan umum
sedangkan etika berlaku umum tidak bergantung pada ada tidaknya orang.
3. Etiket bersifat relative, sedangkan etika bersifat absolute dan berlaku
universal.
4. Etiket berbicara secara lahiriah, sedangkan etika menyangkut manusia dari
dalam.
2.3. Akuntan
2.3.1. Pengertian Akuntan
Akuntan adalah sebutan dan gelar profesional yang diberikan kepada
seorang sarjana yang telah menempuh pendidikan di fakultas ekonomi jurusan
akuntansi pada suatu universitas atau perguruan tinggi dan telah lulus
Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Keterlibatan akuntan mencakup dua pihak,
yaitu internal dan eksternal. Keterlibatan internal terjadi bila akuntan menjadi
salah satu bagian dari manajemen untuk melaksanakan fungsi sebagai penyedia
informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan.
Akuntan adalah orang yang menjalankan pekerjaan akuntansi sesuai
dengan undang - undang No.34 tahun 1954 tentang jabatan akuntan. Menurut
undang - undang tersebut gelar akuntan hanya diberikan kepada:
17
a. Mereka yang dinyatakan lulus dari Universitas Negeri jurusan akuntansi atau
badan Perguruan Tinggi lainnya yang dibentuk menurut undang - undang
atau diakui oleh pemerintah.
b. Mereka dinyatakan lulus dalam suatu ujian lain yang menurut pendapat ahli
yang dapat menjalankan pekerjaan akuntan dan ijasahnya dapat disamakan
dengan ijasah tersebut diatas.
Perkembangan profesi akuntansi sejalan dengan jenis jasa akuntansi
yang diperlukan oleh masyarakat yang makin lama semakin bertambah
kompleksnya. Gelar akuntan adalah gelar profesi seseorang dengan bobot yang
dapat disamakan dengan bidang pekerjaan yang lain. Misalnya bidang hukum
atau bidang teknik. Secara garis besar Akuntan dapat digolongkan sebagai
berikut:
1) Akuntan Publik (Public Accountants)
Akuntan publik atau juga dikenal dengan akuntan eksternal adalah
akuntan independen yang memberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran
tertentu. Mereka bekerja bebas dan umumnya mendirikan suatu kantor akuntan.
Yang termasuk dalam kategori akuntan publik adalah akuntan yang bekerja pada
kantor akuntan publik (KAP) dan dalam prakteknya sebagai seorang akuntan
publik dan mendirikan kantor akuntan, seseorang harus memperoleh izin dari
Departemen Keuangan. Seorang akuntan publik dapat melakukan pemeriksaan
(audit), misalnya terhadap jasa perpajakan, jasa konsultasi manajemen, dan jasa
penyusunan sistem manajemen.
Jenis pekerjaan yang dapat dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik adalah
pemeriksaan laporan keuangan dan konsultasi dibidang keuangan. Jenis
18
pekerjaan tersebut mencerminkan seorang akuntan yang bekerja di Kantor
Akuntan Publik (KAP) akan selalu berhubungan dengan klien, yaitu perusahaan
yang meminta jasa pada kantor akuntan publik.
Jika seseorang memasuki karir sebagai akuntan publik, ia harus terlebih
dahulu mencari pengalaman profesi di bawah pengawasan akuntan senior yang
lebih berpengalaman. Klasifikasi tingkatan seorang akuntan yakni akuntan junior,
akuntan senior, asisten manager/manager dan partner. Menurut Mulyadi (1992)
mendefinisikan Akuntan Publik sebagai berikut : “Akuntan profesional yang
menjual jasanya kepada masyarakat, terutama bidang pemeriksaan terhadap
laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. Pemeriksaan tersebut terutama
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para kreditor, investor, calon kreditor, calon
investor, dan instansi pemerintah ( terutama instansi pajak). Disamping itu
akuntan publik juga menjual jasa lain kepada masyarakat seperti, konsultasi
pajak, konsultasi bidang manajemen, penyusun sistem akuntansi, dan penyusun
laporan keuangan
Izin menjalankan praktik sebagai akuntan publik diberikan oleh Menteri
Keuangan jika seseorang memenuhi persyaratan sebagai berikut (Mulyadi,
2002):
a. Berdomisili di wilayah Indonesia
b. Lulus ujian sertifikasi akuntan publik yang diselenggarakan oleh Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI).
c. Menjadi anggota IAPI.
d. Telah memiliki pengalaman kerja sekurang-kurangnya tiga tahun sebagai
akuntan dengan reputasi baik di bidang audit.
Berikut ini adalah gambaran jenjang karir akuntan publik (Mulyadi, 2002):
19
a. Auditor junior, bertugas melaksanakan prosedur audit secara rinci, membuat
kertas kerja untuk mendokumentasikan pekerjaan audit yang telah
dilaksanakan.
b. Auditor senior, bertugas untuk melaksanakan audit dan bertanggung jawab
untuk mengusahakan biaya audit dan waktu audit sesuai dengan rencana,
mengarahkan dan mereview pekerjaan auditor junior.
c. Manajer, merupakan pengawas audit yang bertugas membantu auditor
senior dalam merencanakan program audit dan waktu audit : mereview
kertas kerja, laporan audit dan management letter ( laporan hasil
managerial).
d. Partner, bertanggung jawab atas hubungan dengan klien, dan bertanggung
jawab secara keseluruhan mengenai auditing.
2) Akuntan Intern (Internal Accountant)
Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan
atau organisasi. Akuntan intern ini disebut juga akuntan perusahaan atau
akuntan manajemen. Jabatan tersebut yang dapat diduduki mulai dari Staf biasa
sampai dengan Kepala Bagian Akuntansi atau Direktur Keuangan. Tugas mereka
adalah menyusun sistem akuntansi, menyusun laporan keuangan kepada pihak-
pihak eksternal, menyusun laporan keuangan kepada pemimpin perusahaan,
menyusun anggaran, penanganan masalah perpajakan dan pemeriksaan intern.
3) Akuntan Pemerintah (Government Accountants)
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lembaga -
lembaga pemerintah, misalnya di kantor Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan (BPKP), Badan Pengawas Keuangan (BPK).
20
Antara akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik dan akuntan
pemerintah memiliki ruang lingkup kerja yang berbeda namun memiliki
kesamaan dalam hal konsep dan karakteristik dasar seorang akuntan.
Karakteristik lingkup kerja yang berbeda ada diantara akuntan publik, akuntan
pemerintah dan akuntan pendidik dibanding dengan akuntan perusahaan
4) Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan
akuntansi, melakukan penelitian dan pengembangan akuntansi, mengajar, dan
menyusun kurikulum pendidikan akuntansi di perguruan tinggi.
Tugas utama seorang pendidik merupakan pengajaran dan proses
pengajaran dilakukan dengan tatap muka di kelas maupun di ruang umum
proses pembelajaran, proses pengajaran diharapkan menjadi sarana untuk
mentransfer ilmu pengetahuan dan pendidikan pada anak didiknya. Diperlukan
waktu yang lama dan usaha yang keras dalam proses pembelajaran ini.
Pembentukan karakter, sifat serta watak seorang akuntan merupakan beban
terberat oleh seorang akuntan pendidik. Tugas penelitian juga merupakan tugas
dari seorang akuntan pendidik sehingga disamping melakukan pekerjaan
mengajar, seorang pendidik juga dituntut untuk mampu melakukan penelitian
sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu dalam praktek yang sesungguhnya.
Selain dua tugas tersebut akuntan pendidik harus dapat menjalankan peran
sertanya dalam hubungan dan tanggungjawab kepada masyarakat. Kehidupan
seorang akuntan pendidik tidak berbeda jauh dengan profesi pendidik lainnya,
yang membedakannya hanya materi dan konsep ilmu yang diajarkan.
Tanggungjawab sosial kepada masyarakat menjadi salah satu proses
pembentukan karakter yang handal bagi seorang calon akuntan.
21
2.3.2. Tujuan Profesi Akuntan
Tujuan profesi akuntan adalah memenuhi tanggung jawabnya dengan
standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan
orientasi kepada kepentingan publik. Untuk mencapai kebutuhan tersebut
terdapat tiga kebutuhan dasar yang harus dipenuhi:
a. Profesionalisme : Diperlukan individu dengan jelas dapat di
indentifikasikan oleh pemakai jasa akuntan sebagai profesional dibidang
akuntansi.
b. Kualitas Jasa : Terdapat keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari
akuntan diberikan dengan standar kinerja tertinggi.
c. Kepercayaan : Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa
terdapat kerangka etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh
akuntan.
2.3.3. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia
Kode Etik Akuntan Indonesia sebagaimana ditetapkan dalam kongres X
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI tahun 2006) terdiri dari:
a. Prinsip - prinsip Etika
Etik Ikatan Akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika sebagai berikut:
1) Tanggung jawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap
anggota senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam
semua kegiatan yang dilakukannya.
2) Kepentingan Publik
22
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka
pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan
komitmen atas profesionalisme.
3) Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota
harus memenuhi tanggungjawab profesional dengan integritas setinggi mungkin.
4) Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan
kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
5) Kompetensi dan Kehati - Hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-
hatian, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk
mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat yang
diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh
manfaat dari jasa profesionalnya yang kompeten berdasarkan perkembangan
praktik, legislasi dan teknik yang mutakhir.
6) Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh
selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau
mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau
kewajiban profesional atau hukun untuk mengungkapkan.
23
7) Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi
yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
8) Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan
standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya
dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan
penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan
prinsip integritas dan obyektivitas.
9) Aturan Etika
Disahkan oleh rapat anggota himpunan dan hanya mengikat anggota
himpunan yang bersangkutan
10) Interprestasi aturan etika
Interprestasi aturan etika merupakan interprestasi yang dikeluarkan oleh
badan yang dibentuk oleh himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari
anggota, dan pihak – pihak berkepentingan lainya, sebagai panduan dalam
penerapan aturan etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan
penerapannya.
2.4. Penelitian Terdahulu
Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan beberapa hasil
penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya.
24
Tabel 2.1
Peneliti Terdahulu
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 Fitriany & Yulianty
(2007)
Perbedaan persepsi
mahasiswa akuntansi
junior dan senior
mengenai profesi akuntan
pada S1 Reguler, S1
Ekstensi, dan Program
Diploma 3 Universitas
Indonesia Jakarta.
Pada Program S1
Reguler dan S1
Ekstensi, mahasiswa
senior memiliki
persepsi yang lebih
rendah dibandingkan
dengan mahasiswa
junior. Dan pada
Program Diploma 3,
tidak ada perbedaan
yang signifikan antara
mahasiswa senior dan
junior.
2. Marriott & Marriott
(2003)
Perbedaan persepsi
mahasiswa akuntansi
junior dan senior me
ngenai profesi akuntan di
Universitas Inggris.
Dengan menggunakan
kuesioner yang
dinamakan Accounting
Attitude Scale (AAS),
ditemukan bahwa
terjadinya perubahan
persepsi mahasiswa
akuntansi sejak awal
masa kuliah sampai ke
senior. Pendidikan
akuntansi justru
menyebabkan
menurunnya persepsi
positif mahasiswa
akuntansi terhadap
profesi akuntan.
3 Syukriy Abdullah &
Syukur Selamat
Persepsi mahasiswa
akuntansi terhadap profesi
Persepsi mahasiswa
akuntansi yang telah
25
(2002) akuntan publik dengan
membandingkan antara
mahasiswa yang belum
dan sudah mengambil
mata kuliah auditing.
mengambil
pengauditan lebih
positi memandang
profesi akuntan publik
dibandingkan dengan
mahasiswa yang
belum mengambil
pengauditan.
2.5. Kerangka Pemikiran
Akuntan adalah sebutan dan gelar profesional yang diberikan kepada
seorang sarjana yang telah menempuh pendidikan di fakultas ekonomi jurusan
akuntansi pada suatu universitas atau perguruan tinggi dan telah lulus
Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).
Berdasarkan hal diatas, perlu kiranya untuk mengetahui bagaimana
persepsi mahasiswa mengenai profesi akuntan. Dalam penelitian ini
menggunakan tabel distribusi. Hasilnya akan memberikan kemungkinan adanya
perbedaan persepsi antar mahasiswa akuntansi mengenai profesi akuntan.
Adapun kerangka pemikirannya dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
PERSEPSI MAHASISWA
PROFESI AKUNTAN
26
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian merupakan suatu bentuk pendekatan yang
dilakukan oleh penulis dalam melakukan langkah-langkah praktis terhadap suatu
obyek yang menjadi permasalahan. Analisis data merupakan suatu tahapan
penting dalam penelitian. Sehingga suatu temuan atau hasil penelitian dapat
dilihat kualitasnya dari cara bagaimana peneliti mengolah dan menganalisis
datanya. Dalam penelitian ini dipakai teknik analisis kuantitatif dengan
menggunakan table distribusi frekuensi.
3.2. Tempat dan waktu
Berdasarkan judul yang peneliti angkat, yaitu ”Persepsi mahasiswa
akuntansi mengenai profesi akuntan Di Universitas Hasanuddin”, maka penelitian
ini akan dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas
Hasanuddin dan waktu penelitian Desember 2013 - Januari 2014.
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2008:72).
Populasi juga dapat berarti kelompok keseluruhan orang, peristiwa, atau sesuatu
yang ingin diselidiki oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan Akuntansi.
27
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki oleh
populasi (Sugiono, 2008:116). Sampel dapat diartikan juga sebagai beberapa
anggota atau bagian yang dipilih dari populasi. Sedangkan menurut Sekaran
(2006: 123) sampel diartikan sebagai bagian dari populasi. Sampel terdiri atas
sejumlah anggota yang dipilih dari populasi.
Dalam penelitian ini tidak seluruh populasi yang diambil, mengingat
jumlahnya yang banyak. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan sampel
random sebanyak 100 orang yaitu sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Hal ini dilakukan mengingat adanya kendala
biaya, waktu, dan tenaga serta masalah heterogenitas dan homogenitas dari
elemen populasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik random
sampling.
3.4. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan
data kuantitatif. Data kualitatif merupakan data non angka yang sifatnya deskriptif
dalam bentuk informasi tulisan (kuisioner) yang diperoleh dari mahasiswa -
mahasiswa yang berkompeten memberikan informasi yang dibutuhkan dalam
penelitian ini. Dan data kuantitatif adalah data yang telah diolah dari jawaban
kuisioner yang dibagikan kepada mahasiswa Program Studi Akuntansi
Universitas Hasanuddin.
Sumber Data yang digunakan :
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya
yaitu Mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Hasanuddin. Data primer dalam penelitian ini adalah kuisioner
yang disebar pada responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
28
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari buku-buku, artikel ilmiah
pendukung, dokumen dan sumber referensi lainnya yang relevan dengan
penelitian ini.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dan informasi yang relevan penulis
menggunakan metode penelitian sebagai berikut :
1) Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu Penelitian yang dilakukan
dengan mengumpulkan dan mempelajari literatur-literatur yang ada
hubungannya dengan profesi akuntan untuk membahas teori yang
mendasari masalah dalam penelitian ini.
2) Penelitian lapangan (Field Research), yaitu melakukan penelitan langsung
di Program Studi Akuntansi Universitas Hasanuddin sebagai objek yang
diteliti untuk mengamati lebih dekat hal-hal yang ada hubungannya dengan
masalah dalam penelitian ini.
a. Observasi : Meliputi pengamatan langsung ke objek penelitian dan
instansi yang berkaitan dalam hal ini mahasiswa – mahasiswa
Akuntansi Universitas Hasanuddin dalam rangka mengamati dan
memahami bagaimanakah persepsi mahasiswa terhadap profesi
akuntan.
b. Kuisioner : Metode kuesioner merupakan satu mekanisme
pengumpulan data yang efisien bila peneliti mengetahui secara jelas
apa yang disyaratkan dan bagaimana mengukur variabel yang
diminati. Satu kuesioner atau angket adalah satu set tulisan tentang
29
pertanyaan yang diformulasikan untuk responden mencatat
jawabannya, biasanya secara terbuka alternatif jawaban ditentukan.
3.6. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel
independen/bebas dan variabel dependen/terikat. Variabel merupakan suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya. (Sugiyono 2010). Variabel penelitian dapat dibagi menjadi dua
dimana variabel independen/bebas merupakan variabel yang memengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.
Variabel independen penelitian ini adalah persepsi mahasiswa
indikatornya faktor individu, faktor situasi dan faktor target, Dalam penelitian ini
yang dijadikan sebagai variabel dependen adalah profesi akuntan.
3.7. Instrumen Penelitiian
Berdasarkan variabel-variable indikator di atas, penulis mengembangkan
menjadi instrumen penelitian yang dalam hal ini adalah pertanyaan-pertanyaan di
dalam penelitian.
Menurut Sugiyono (2012) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Sehingga untuk mengetahui pengukuran jawaban responden pada
penelitian ini yang mana menggunakan instrument penelitian berupa kuisioner,
penulis menggunakan metode skala Likert (Likert’s Summated Ratings).
Dalam pengukuran jawaban responden, pengisian kuesioner diukur
dengan menggunakan skala likert, dengan tingkatan sebagai berikut :
30
1. Jawaban Sangat Setuju diberi bobot 5
2. Jawaban Setuju diberi bobot 4
3. Jawaban Ragu-ragu diberi bobot 3
4. Jawaban Tidak Setuju diberi bobot 2
5. Jawaban Sangat Tidak Setuju diberi bobot 1
Instrumen penelitian (kuisioner) yang baik harus memenuhi persyaratan
yaitu valid dan reliabel. Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kuesioner
perlu dilakukan pengujian atas kuisioner dengan menggunakan uji validitas dan
uji reliabilitas. Karena validitas dan reliabilitas ini bertujuan untuk menguji apakah
kuesioner yang disebarkan untuk mendapatkan data penelitian adalah valid dan
reliabel, maka untuk itu, penulis juga akan melakukan kedua uji ini terhadap
instrumen penelitian (kuisioner).
1. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Uji validitas dilakukan dengan melakukan korelasi bivariate antara
masing-masing skor indikator dengan total skor variabel.
2. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel. Reliabilitas diukur dengan uji statistik cronbach’s alpha
(α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach’s alpha >
0,60.
3.8. Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan melalui kuesioner dilakukan analisis untuk
mendapatkan gambaran persepsi mahasiswa mengenai profesi akuntan di
Program Studi Akuntansi Universitas Hasanuddin. Analisis yang dilakukan
31
adalah analasis deskriptif univariat dengan menggunakan program SPSS,
meliputi:
a. Melihat gambaran distribusi mahasiswa berdasarkan karakteristik
mahasiswa
b. Melihat gambaran persepsi mahasiswa terhadap profesi akuntan.
Dalam penelitian ini pengolahan data dilakukan dengan menggunakan
teknik kuantitatif dan kualitatif. Teknik kuantitatif yaitu variabel tertentu yang akan
dipelajari dapat disajikan dalam bentuk angka sedangkan teknik kualitatif ialah
karakteristik atau variabel tertentu yang akan dipelajari bukan angka (Setiawan,
2005). Dimana dalam analisis ini menggunakan paket program SPSS 15
(Statistical Package for Social Scince). Selanjutnya untuk lebih menguatkan
kajian teoritis dalam bab II dilakukan pengujian untuk membuktikan hipotesis
yang ada. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tabel distribusi
univariat.
32
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Profil Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Unhas
4.1.1 Sejarah Singkat
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi (JAFE) unhas merupakan
salah satu program studi akuntansi tertua di kawasan Indonesia Timur.
JAFE unhas didirikan pada tahun 1978 yang pada awal
penyelenggaranya bernama program studi majoring akuntansi. Awal
tahun 1980-an JAFE unhas dibina jurusan akuntansi fakultas ekonomi
Universitas Gadjah Mada yang dibiayai dari proyek Pengembangan
Pendidikan Akuntansi (P2A) atas bantuan Bank Dunia (world bank).
Pendirian JAFE didasarkan pada kebutuhan dan tuntutan akan
ketersediaan tenaga terdidik di akuntansi khususnya di kawasan timur
Indonesia. Kebutuhan akan tenaga akuntan pada saat ini sangat besar
sedangkan kemampuan pendidikan tinggi untuk menyediakan tenaga
akuntan sangat terbatas, dimana hanya ada beberapa perguruan tinggi di
Indonesia yang berhak mengeluarkan sarjana bergelar “akuntan”
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.54 Tahun 1954 tentang
Pemakaian Gelar Akuntan.
Jurusan Akuntansi merupakan salah satu dari 3 (tiga) jurusan
yang ada di Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin yang didirikan
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 0563/0/1980 Tanggal 08-12-1983. Berdasarkan sertifikat
33
Akreditasi No. 015 Tahun 1999/2000 yang dikeluarkan BAN-PT.
Pendirian jurusan Akuntansi mulai dirintis pada saat Rektor Universitas
Hasanuddin dijabat Prof. Dr. Hasan Walinono (1982-1984) dan
dilanjutkan Prof. Dr. Ir. Fachruddin (1984-1989). Pada waktu itu, Fakultas
Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya (FISBUD) telah berubah kembali menjadi 3
(tiga) fakultas, yaitu Fakultas Sastra, Ilmu Sosial dan Politik, dan Fakultas
Ekonomi dengan Dr. Ny. Kustiah Kristanto (1981-1985) menjabat sebagai
Dekan.
Pada periode ini dirintis kerjasama dengan Universitas Gadjah
Mada untuk membina Jurusan Akuntansi di Universitas Hasanuddin. Hasil
kerjasama selama 17 tahun tersebut, membuahkan hasil yaitu dengan
diakuinya alumni Jurusan Akuntansi UNHAS mendapat gelar “Akuntan”
pada bulan September 1990. Selain itu, Jurusan Akuntansi mulai
berkembang hingga saat ini.
Jurusan Akuntasi Fakultas Ekonomi Unhas dalam perkembangan
selanjutnya terus berbenah diri menjawab tantangan zaman yang
semakin kompetitif dan kompleks dalam rangka mencapai visi dan
misinya. Adapun visi dan misi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Hasanuddin adalah sebagai berikut :
Visi :
“Menjadi program studi yang unggul dibidang akuntansi dan
menghasilkan sarjana Akuntansi yang professional dan mampu berkiprah
di tingkat nasional maupun internasional”.
34
Misi :
1. Menghasilkan lulusan dibidang Akuntansi yang mempunyai
kompetensi sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan mampu
mengembangkan profesionalismenya secara berkelanjutan.
2. Menghasilkan penelitian ilmiah dan penerbitan ilmiah yang
berkualitas di bidang akuntansi sebagai sarana pengkomunikasian
ilmu dan pengetahuan akuntansi kepada masyarakat.
3. Menyediakan jasa konsultasi di bidang Akuntansi untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat atas pemecahan masalah di bidang
akuntansi yang dapat meningkatkan konstribusi bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat, melalui kerjasama dengan organisasi
pemerintah dan non pemerintah di tingkat blokal, regional, nasional
maupun internasional.
Tujuan :
Untuk mencapai visi dan misi tersebut di atas, maka ditetapkan
beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Meningkatkan produktivitas dan kualitas lulusan, khususnya yang
berkaitan dengan kebutuhan tenaga akuntansi pada sector
pemerintah dan dunia usaha.
2. Mampu dalam merespon perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin canggih dan berperan dalam pengembangan
ilmu pengetahuan khususnya dibidang akuntansi dan teknologi
informasi di masa yang akan dating.
35
3. Meningkatkan kerjasama dan kemitraan dengan pihak luar khususnya
pemerintah, dunia usaha, dan lembaga perguruan tinggi lain, baik di
dalam maupun luar negeri.
4.2 Karakteristik Responden
Kuesioner disebar pada 100 responden mahasiswa Ekonomi Program
Studi Akuntansi Universitas Hasanuddin diantaranya merupakan angkatan 2008,
angkatan 2009, dan angkatan 2010 yang masih tercatat aktif di Fakultas
Ekonomi Universitas Hasanuddin.
4.2.1 Tahun Masuk Perguruan Tinggi
Tabel 4.1 Frekuensi tahun masuk perguruan tinggi (angkatan)
Angkatan Frekuensi (Orang) Persentase
2008 23 23%
2009 40 40%
2010 37 37%
Total 100 100%
Sumber: Hasil data kuesioner
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 100 responden yang diteliti , 23 orang
atau 23% diantaranya merupakan angkatan 2008, 40 orang atau 40%
merupakan angkatan 2009, dan angkatan 2010 sebanyak 37 orang atau 37%.
Dapat di lihat tabel diatas bahwa, mayoritas responden kuesioner adalah
angkatan 2008
36
4.2.2. Jenis Kelamin
Tabel 4.2 Frekuensi Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi (Orang) Persentase
Laki-Laki 59 59%
Perempuan 41 41%
Total 100 37%
Sumber: Hasil data kuesioner
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 100 responden yang diteliti , 59 orang
atau 59% diantaranya berjenis kelamin laki-lak dan 41 orang atau 41% berjenis
kelamin perempuan. Dapat di lihat tabel diatas bahwa, mayoritas responden
kuesioner adalah Laki-Laki.
4.3. Analisis Data
4.3.1. Uji Kualitas Data
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Uji validitas dihitung dengan membandingkan nilai r
hitung (correlated item-total correlations) dengan nilai r tabel. Jika r hitung
> dari r tabel (pada taraf signifikasi 5%) maka pernyataan tersebut
dinyatakan valid.
37
Tabel 4.3 Uji Validitas
Variabel Item
Person correlation
(R hitung)
R tabel keterangan
Persepsi Mahasiswa
X1 0,554 0.165 VALID
X2 0,586 0.165 VALID
X3 0,672 0.165 VALID
X4 0,572 0.165 VALID
X5 0,687 0.165 VALID
X6 0,659 0.165 VALID
X7 0,586 0.165 VALID
X8 0,658 0.165 VALID
X9 0,386 0.165 VALID
X10 0,421 0.165 VALID
X11 0,635 0.165 VALID
X12 0,529 0.165 VALID
X13 0,647 0.165 VALID
X14 0,509 0.165 VALID
Sumber: Data Primer Diolah SPSS, 2014
Dari hasil diatas menunjukkan bahwa nilai dari r hitung lebih besar
dibandingkan dengan nilai r tabel, berarti untuk uji kualitas data yang ditunjukkan
dari uji validitas bahwa variabel persepsi mahasiswa adalah valid.
2. Uji Realibilitas
Uji reliabilitas dilakukan dengan melihat hasil perhitungan nilai
Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan
38
nilai Cronbach Alpha (α) > 0,6 yaitu bila penelitian ulang dengan waktu
dan variabel yang berbeda akan menghasilkan kesimpulan yang sama.
Tetapi sebaliknya bila alpha < 0,6 maka dianggap kurang handal, artinya
bila variabel-variabel tersebut dilakukan penelitian ulang dengan waktu
dan variabel yang berbeda akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda.
Tabel 4.4 Uji Realibilitas
Variabel Cronbach Alpha
Standar Reliabilitas
Keterangan
Persepsi Mahasiswa 0.847 0.60 Reliabel
Sumber: Data Primer Diolah 2014
Dari hasil yang diperoleh setelah uji reliabilitas menunjukkan bahwa,
untuk variabel persepsi mahasiswa bisa di uji selanjutnya atau seluruh variabel
menunjukkan nilai yang reliabel
4.4. Deskriptif Analisis
4.4.1. Variabel Persepsi Mahasiswa
Analisis deskriptif jawaban responden tentang variabel persepsi
mahasiswa didasarkan pada jawaban responden atas pernyataan-
pernyataan seperti terdapat dalam kuesioner yang disebarkan kepada
responden. Variasi jawaban responden untuk variabel persepsi
mahasiswa yang dimana SS (Sangat Setuju), S (Setuju), KS (Kurang
Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju) dapat dilihat
pada tabel 4.5 berikut:
39
Tabel 4.5 Frekuensi Jawaban Variabel Persepsi mahasiswa
No Pernyataan SS S KS TS STS Jml
1 Profesi Akuntan sangat
dihormati
13
13%
36
36%
38
38%
11
11%
2
2%
100
100%
2
Akuntansi hanyalah aktifitas
menyusun laporan
keuangan
6
6%
18
18%
45
45%
24
24%
7
7%
100
100%
3
Akuntan lebih banyak
bekerja sendiri daripada
bekerja dengan orang lain
6
6%
28
28%
45
45%
17
17%
4
4%
100
100%
4
Rekan saya berpendapat
bahwa saya membuat
keputusan karir yang baik
jika saya menjadi akuntan.
20
20%
51
51%
25
25%
3
3%
1
1%
100
100%
5
Akuntansi menarik. 22
22%
55
55%
17
17%
6
6%
0
0%
100
100%
6
Akuntan yang profesional,
harus ahli di bidang
akuntansi.
5
5%
44
44%
41
41%
9
9%
1
0%
100
100%
7
Dalam akuntansi banyak
aturan yang bersifat
tetap/kaku. Tidak
memerlukan conceptual
skills atau judgement
(penyesuaian).
16
16%
50
50%
31
31%
3
3%
0
0%
100
100%
8
Akuntan adalah sebuah
profesi, setara dengan
10
10%
53
53%
27
27%
9
9%
1
1%
100
100%
40
dokter dan ahli hukum.
9
Akuntan hanya memperoleh
sedikit kepuasan pribadi
dalam pekerjaannya
14
14%
44
44%
32
32%
9
9%
1
1%
100
100%
10
Keluarga saya senang jika
saya menjadi akuntan.
53
53%
40
40%
6
6%
1
1%
0%
100
100%
11
Para akuntan sibuk dengan
angka-angka, mereka
jarang bekerja dengan
orang lain
6
6%
25
25%
51
51%
15
15%
3
3%
100
100%
12
Saya akan senang menjadi
seorang akuntan.
4
4%
47
47%
25
25%
22
22%
2
2%
100
100%
13
Akuntansi sangat sulit di
pelajari.
10
10%
29
29%
43
43%
15
15%
3
3%
100
100%
14
Akuntan yang profesional,
berinteraksi dengan banyak
orang.
19
19%
60
60%
20
20%
1
1%
0
0%
100
100%
Total
204
14,6%
580
41,4%
446
31,9%
145
10,4%
25
1,8%
1400
100%
Sumber: Data Primer Diolah 2014
Berdasarkan Tabel 4.5 mengenai persepsi mahasiswa terhadap profesi
akuntan dari 14 pertanyaan yang diajukan, diperoleh hasil responden secara
umum rata - rata 41,4% menjawab setuju kemudian disusul 31,9% menjawab
kurang setuju, 14,6% menjawab sangat setuju, 10,4% menjawab tidak setuju dan
1,8% menjawab sangat tidak setuju.
41
Pernyataan yang diajukan ke responden mengenai profesi akuntan
sangat dihormati, responden yang menyatakan Sangat Setuju sebanyak 13
orang atau sekitar 13%, Setuju sebanyak 36 orang atau sekitar 36%, kurang
setuju sebanyak 38 orang atau sekitar 38%, tidak setuju sebanyak 11 orang atau
sekitar 11% dan sangat tidak setuju sebanyak 2 orang atau sekitar 2%. Hasil ini
menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan kurang setuju bahwa
Profesi Akuntan sangat dihormati.
Pernyataan kedua mengenai Akuntansi hanyalah aktifitas menyusun
laporan keuangan, 45% responden menjawab kurang setuju. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan kurang setuju bahwa
Akuntansi hanyalah aktifitas menyusun laporan keuangan. Ini berarti mahasiswa
akuntansi Universitas Hasanuddin menganggap bahwa bidang akuntansi bukan
hanya semata - mata menyusun laporan keuangan, tetapi masih banyak aktifitas
lain yang dilakukan oleh akuntan diantaranya menyusun anggaran, menyusun
sistem akuntansi, dan sebagainya.
Pernyataan ketiga mengenai Akuntan lebih banyak bekerja sendiri dari
pada bekerja dengan orang lain 41 orang atau 45% responden menjawab kurang
setuju. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan
kurang setuju Akuntan lebih banyak bekerja sendiri dari pada bekerja dengan
orang lain. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa akuntansi Universitas
Hasanuddin menyakini bahwa pekerjaan akuntan rata - rata dilakukan secara tim
dan berkelompok baik dalam organisasi profit maupun nonprofit. Namun, dalam
setiap perusahaan seorang akuntan telah mendapatkan tempat di perusahaan
tersebut, ini membuat bahwa seorang akuntan dalam bekerja harus secara tim
dalam bekerja.
42
Pernyataan keempat mengenai rekan saya berpendapat bahwa saya
membuat keputusan karir yang baik jika saya menjadi akuntan, mayoritas
responden menyatakan setuju atau sebanyak 51 orang atau sekitar 51%. Hasil
ini menunjukkan bahwa mahasiswa akuntansi Universitas Hasanuddin jurusan
akuntansi berpendapat bahwa berkarir dibidang akuntansi akan lebih baik jika
menjadi akuntan. Hal ini disebabkan penelitian disetiap perusahaan terdapat
seorang akuntan. Serta untuk menjadi seorang akuntan diperlukan pengetahuan
yang luas serta dalam masalah pekerjaan akan menjadi ebih mudah.
Pernyataan kelima mengenai Akuntansi menarik, mayoritas responden
menyatakan Setuju sebanyak 55 orang atau 55%. Hasil ini menunjukkan bahwa
mayoritas mahasiswa jurusan akuntansi Universitas Hasanuddin menganggap
bahwa akuntansi menarik. Dari yang menganggap akuntansi menarik sekita 55%
yang setuju, masih ada beberapa yang menyatakan tidak setuju sekitar 6%. Jadi,
dilihat dari persentase yang ada, masih ada beberapa mahasiswa akuntansi
yang menjawab tidak menarik untuk dipelajari. untuk mempelajari akuntansi
diperlukan ketekunan yang lebih dalam mencapai menjadi sorang akuntan.
Seorang akuntan harus memiliki ketekunan, pelajran akuntansi harus memiliki
daya jual yang menarik agar mahasiswa akuntansi dapat mempelajari akuntansi
dengan jelas serta menarik.
Pernyataan keenam mengenai Akuntan yang profesional, harus ahli di
bidang akuntansi menunjukkan bahwa yang berpendapat sangat setuju
sebanyak 5 orang, Setuju sebanyak 44 orang, Kurang setuju sebanyak 41, tidak
setuju sebanyak 9 orang dan sangat tidak setuju sebanyak 1 orang. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa akuntansi 44% menyatakan setuju dan
41% menyatakan kurang setuju Akuntan yang profesional, harus ahli di bidang
akuntansi. Mayoritas responden memilih setuju dalam seorang akuntan harus
43
ahli dbidang akuntan, sebab seorang akuntan akan menjadi seorang profesional
di bidang akuntan. Maka dari itu, seorang akuntan harus dapat banyak
mengetahui masalah akuntan baik secara nasional maupun secara global.
Pernyataan ketujuh mengenai dalam akuntansi banyak aturan yang
bersifat tetap/kaku. Tidak memerlukan conceptual skills atau judgement
(penyesuaian). Mayoritas responden menyatakan setuju atau sebanyak 50
orang atau sekitar 50%. Hasil ini menunjukkan bahwa mahasiswa akuntansi
Universitas Hasanuddin menyakini dalam akuntansi banyak aturan yang bersifat
tetap atau kaku, karena dalam pekerjaan akuntansi diatur antara lain Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
Pernyataan kedelapan mengenai akuntan adalah sebuah profesi. Secara
umum atau 53% responden menjawab setuju jika akuntan adalah sebuah profesi
setar dengan profesi lainya. Profesi akuntan diatur dalam UU Akuntan Profesi.
Oleh sebab itu seorang akuntan mempunyai kewajiban dalam bermasyarakat
untuk selalu menjaga elektabilitas keuangan baik organisasi profit maupun non
profit.
Pernyataan kesembilan mengenai akuntan hanya memperoleh sedikit
kepuasan pribadi dalam pekerjaannya. Sebanyak 44 responden menjawab setuju
atau 44% mahasiswa akuntansi Universitas Hasanuddin menyakini bahwa
pekerjaan akuntan hanya memperoleh sedikit kepuasan pribadi dalam
pekerjaannya. Ini sejalan dengan pernyataan ketiga mengenai akuntan bekerja
secara team work. Bahwa dalam tim, seorang akuntan harus bekerja secara
bersama-sama.
Pernyataan kesepuluh mengenai keluarga saya. senang jika saya
menjadi akuntan. Responden menyatakan sangat setuju sebanyak 53 orang,
setuju sebanyak 40 orang, kurang setuju sebanyak 6 orang dan tidak setuju
44
sebanyak 1 orang. Hasil ini menunjukkan bahwa mayoritas responden
menyatakan sangat setuju bahwa keluarga senang jika mahasiswa akuntansi
Universitas Hasanuddin menjadi akuntan. Untuk profesi akuntan telah dikenal
dikalangan masyarakat. Serta tingkat kesulitan dalam bekerja untuk menjadi
seorang akuntan sangatlah rumit. Namun, kepuasan masyarakat dalam
memasukkan anak-anak mereka ke profesi akuntasi mempunyai kebanggaan
yang diinginkan untuk menjadi seorang akuntan.
Pernyataan kesebelas mengenai para akuntan sibuk dengan angka-
angka, mereka jarang bekerja dengan orang lain. Mayoritas responden
menyatakan kurang setuju atau 51% mahasiswa akuntansi Universitas
Hasanuddin kurang setuju jika akuntan hanya sibuk dengan angka - angka.
Seorang akuntan tidak hanya disibukkan dengan angka-angka melaikan analisis
yang mereka ciptakan dalam merumuskan pekerjaan yang mereka diskripsikan.
Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa akuntan tidak hanya bergelut
dengan angka-angka melainkan pekerjaan analisis pun mereka tekuni serta
kebijakan-kebijakan.
Pernyataan keduabelas mengenai saya akan senang menjadi seorang
akuntan memperlihatkan hasil 47% responden menjawab setuju. Hasil tersebut
memperlihatkan bahwa mahasiswa akuntansi Universitas Hasanuddin mayoritas
senang menjadi akuntan. Dapat ditarik kesimpumlan bahwa rata-rata mahasiswa
akuntansi menginginkan untuk menjadi seorang akuntan yang profesional.
Pernyataan ketigabelas mengenai akuntansi sangat sulit di pelajari.,
responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 10 orang, setuju sebanyak
29 orang, kurang setuju sebanyak 43 orang, tidak setuju sebanyak 15 orang dan
sangat tidak setuju sebanyak 3 orang. Hasil ini menunjukkan bahwa mayoritas
mahasiswa akuntansi Universitas Hasanuddin yang menjadi reponden
45
menyatakan kurang setuju jika Akuntansi sangat sulit dipelajari. Dapat
dsimpulkna bahwa mahasiswa akuntansi yang menjadi responden dapat
menkmati atau dapat mempelajari pelajaran akuntansi dan tidak akan
menyulitkan mahasiswa akuntasi untuk menjadi seorang akuntan
Pernyataan terakhir atau yang keempatbelas diminta responden untuk
menjawab mengenai akuntan yang profesional, berinteraksi dengan banyak
orang. 60 responden menjawab setuju jika akuntan yang profesional berinteraksi
dengan banyak orang. Hasil ini menunjukkan bahwan mahasiswa akuntansi
Universitas Hasanuddin yang menjadi responden umumnya memahami bahwa
para akuntan akan berinteraksi dengan banyak orang dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan. Dapat disimpulkan bahwa seorang akuntan harus dapat
bersosialisasi dengan masyarakat karena seorang akuntan lebih kepada data
serta ke masyarakat
Berdasarkan tabel 4.1 diatas, dapat dilihat dari beberapa persepsi
mahasiswa yang dipaparkan dalam bentuk kuesioner menunjukkan bahwa
mahasiswa menilai positif mengenai profesi akuntansi. Melihat hasil diatas yang
menunjukkan responden paling banyak memilih setuju atau sekitar 41,4%, dan
disusul ragu-ragu sebanyak 31,9% setelah itu sangat setuju sebanyak 14,6% lalu
tidak setuju sebanyak 10,4%, dan yang terakhir sangat tidak setuju sebanyak
1,8%. Mahasiswa saat ini menilai bahwa profesi akuntansi akan membuat
mahasiswa akuntansi akan menjadi profesional dalam bidang akuntasi dan
menjadikan sebagai suatu pekerjaan yang menarik, akuntan adalah sebuah
profesi setara dengan profesi lain dan akuntan akan berinteraksi dengan banyak
orang serta ahli di bidang akuntansi. Mahasiswa akuntansi Universitas
Hasanuddin yang menjadi responden umumnya menyakini bahwa rekan - rekan
46
dan keluarganya mendukung menjadi akuntan. Mereka juga menganggap
pelajaran akuntansi tidak sulit untuk dipelajari.
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan mengenai persepsi
mahasiswa mengenai profesi akuntan, maka dapat disimpulkan bahwa
mahasiswa akuntansi Universitas Hasanuddin menyakini akuntan adalah suatu
profesi sama dengan profesi lainnya. Akuntan harus ahli dibidang akuntansi dan
akan bekerja secara team work serta berinteraksi dengan banyak orang.
Persepsi mahasiswa mengenai penghormatan pada profesi akuntan ternyata
masih dianggap kurang dibanding dengan profesi lainnya.
5.2. Saran
Beberapa saran yang dapat diajukan berkaitan dengan kesimpulan
adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada jurusan akuntansi selalu melakukan riset secara
terus-menerus untuk mengetahui apakah motivasi yang diberikan
kepada alumni akuntansi dapat meningkatkan minat untuk mengikuti
profesi akuntan. Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan
bahwa nilai motivasi kualitas lebih berpengaruh.
2. Diharapkan agar peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian
tidak hanya berpusat pada variabel persepsi melainkan mencari
variabel lain dalam mendapatkan hasil yang lebih baik untuk
kemajuan profesi akuntansi.
3. Penghargaan pada profesi akuntan diharapkan sama dengan
penghargaan yang diberikan pada profesi lain.
48
DAFTAR PUSTAKA
Divisi Penelitian dan Pengembangan MADCOMS. 2003. Rumus dan Fungsi Microsoft Excel. Yogyakarta: ANDI
Harahap, Sofyan S. 2011. Etika Bisnis dalam Perspektif Islam. Jakarta: Salemba Empat.
http://www.wartawarga.gunadarma.ac.id. Diakses pada 9 Oktober 2013
http://www.tampibudi.blogspot.com. Diakses pada 10 Oktober 2013
http://books.google.co.id. Diakses pada tanggal 11 Oktober 2013
Ikatan Akuntan Indonesia, 2001, Standar Profesional Akuntan Publik, Jakarta: Salemba Empat.
Kotler, Armstrong. 2004. Marketing: An Introduction An Asian Perspective. Prentice-Hall. New Jersey: Upper Saddle River.
Manahan, S.E. 2008. Environmental Chemistry. 5th Ed. Lewis Publisher. Michigan. Universitas
Mateson, Michael. 2005. Organizational Behavior and Management. New York:
McGraw- hill. http://books.google.co.id. Diakses 11 Oktober 2013
Nurita dan Wed Radianto, 2008. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan, The 2nd National Conference UKWMS ,Surabaya.
Roma Pranata Yudha. Perbedaan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Senior Dan Junior Di Program S-1 Ekstensi Akuntansi Mengenai Profesi Akuntan, Studi Empiris Di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Semiun, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 1. Kanisius. http://books.google.co.id.
Diakses pada 11 Oktober 2013
Simamora, Henry. 2002. Auditing I. Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Setyawardani, Lidya. 2006. Persepsi Mahasiswa Senior dan Junior Mengenai Profesi Akuntan. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIESA) Surabaya.
Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta
Sukmadinata, 2002, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sukrisno, Agoes, 2006, Auditing, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sunaryo. 2004. Psikologi untukKeperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
49
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2008. KamusBesar Bahasa Indonesia. Cetakan 4. Jakarta: Balai Pustaka.
Triato dan Titik Triwulan .T., 2006, Tinjauan Yuridis serta kewajiban Pendidik Menurut UU Guru dan Dosen: suatu kerangka, Jakarta: Prestasi Pustaka 16 September 2005.
Wulansari, Amalia S. 2008. “Studi Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Profesionalisme Dosen Akuntansi Perguruan Tinggi Di Daerah Istimewa Yogyakarta”. Universitas Islam Indonesia: Yogyakarta.
Yatimin, Abdullah M. 2006. Pengantar Studi Etika. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Yulianti, Fitriany. 2007. Perbedaan Persepsi Antara Mahasiswa Senior dan Junior Mengenai Profesi Akuntan Pada Program S-1 Reguler, S-1 Ekstensi dan program Diploma 3. SNA X, Makassar.
50
Lampiran : Kuisioner
INSTRUMEN PENELITIAN
INFORMASI RESPONDEN
KERAHASIAAN JAWABAN DIJAMIN
Berilah tanda silang (X) pada angka yang anda pilih
1) Asal Perguruan Tinggi
Universitas Hasanuddin Makassar 1
2) Program
S1 Akuntansi 1
3) Jurusan
Akuntansi 1
4) Angkatan
5) Status
Mahasiswa Semester 1 – 4 1
Mahasiswa Semester 5 – 8 2
6) Jenis Kelamin
Laki – Laki Perempuan
1 2
51
Berilah jawaban untuk setiap pernyataan berikut. Sejumlah pertanyaan
agak sedikit kontroversial, mungkin anda akan bersikap netral, akan tetapi
usahakan memilih rating yang lebih menunjukkan believe/feeling (perasaan) anda.
No Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju Sangat Setuju
1 Profesi Akuntan sangat dihormati
2 Akuntansi hanyalah aktifitas mengingat aturan-aturan.
3 Akuntan lebih banyak bekerja sendiri daripada bekerja dengan orang lain
4 Rekan saya berpendapat bahwa saya membuat keputusan karir yang baik jika saya menjadi akuntan.
5 Akuntansi menarik.
6 Akuntan yang profesional, harus ahli di bidang akuntansi.
7 Dalam akuntansi banyak aturan yang bersifat tetap/kaku. Tidak memerlukan conceptual skills atau judgement (penyesuaian).
8 Akuntan adalah sebuah profesi, setara dengan dokter dan ahli hukum.
9 Akuntan hanya memperoleh sedikit kepuasan pribadi dalam pekerjaannya
10 Keluarga saya senang jika saya menjadi akuntan.
11 Para akuntan sibuk dengan angka-angka, mereka jarang bekerja dengan orang lain
12 Saya akan senang menjadi seorang akuntan.
13 Akuntansi sangat sulit di pelajari.
14 Akuntan yang profesional, berinteraksi dengan banyak orang.
top related