7. bab ii batubara
Post on 14-Jul-2015
356 Views
Preview:
TRANSCRIPT
5/12/2018 7. Bab II Batubara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii-batubara 1/17
BAB II
PROSES PENGOLAHAN BATUBARA
ASPEK DAN DAMPAK PENGECILAN BATUBARA
Untuk dapat digunakan dalam suatu proses batubara perlu dilakukan penyesesuaian ukuran menjadi lebih kecil sesuai dengan peruntukkannya.
Bahkan untuk proses industri kimia maupun bahan bakar ukuran batubara
dibuat sangat halus. Penghalusan ukuran batubara bertujuan untuk
meningkatkan luas kontak spesifik per satuan massa batubara sehingga
diharapkan reaksi dapat berlangsung lebih sempurna. Demikian pula pada
proses pembakaran, batubara halus dapat diperlakukan seperti gas, seperti
proses pengkabutan dan pencampuran dengan udara sehingga pembakaran
dapat lebih sempurna.Proses dan produk pengecilan ukuran batubara mempunyai beberapa
aspek dan dampak baik terhadap kebutuhan energi dan investasi, kualitas,
handling dan storage dan Safety Health & Environmental.
1. Kebutuhan Energi dan Investasi
Untuk menghancurkan/melembutkan ukuran batubara maka
diperlukan peralatan-peralatan mekanis yang sudah tentu membutuhkan
biaya operasional dan biaya investasi. Beberapa aspek dan dampak terhadapkebutuhan energi dan investasi proses pengecilan ukuran batubara adalah:
− Semakin halus ukuran batubara yang diproduksi maka semakin besar
energi dan biaya investasi yang dibutuhkan. Untuk mencapai ukuran
yang halus (-200 US Messh) biasanya diperlukan lebih dari satu
peralatan size reduction sehingga biaya investasi dan operasional
(energi) akan semakin besar.
−
Semakin keras sifat barubara (HGI <<) maka semakin besar kebutuhan energinya.
2. Kualitas Batubara
Kualitas batubara terkait dengan nilai kalor, reaktifitas dan
kandungan impuritis yang terikut didalamnya. Penghalusan batubara dapat
mempengaruhi terhadap beberapa parameter kualitas batubara, yaitu:
− Nilai kalor (Heating Value). Pada proses size reduction biasanya
melibatkan udara kering untuk mengurangi dampak scaling pada
15
5/12/2018 7. Bab II Batubara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii-batubara 2/17
BAB II
PROSES PENGOLAHAN BATUBARA
peralatan. Pemakaian udara kering dapat menurunkan kadar air,
volatile matter dan debu. Pengurangan bahan-bahan tersebut dapat
meningkatkan nilai kalor per satuan massa batubara.
− Semakin halus partikel batubara maka luas permukaan spesifik, luas
permukaan per unit massa, menjadi semakin besar. Luas permukaan
yang besar berdampak semakin luas permukaan kontak apabila
batubara direaksikan dalam suatu proses kimia, sehingga performa
reaksi akan semakin sempurna.
− Proses pembakaran batubara pada industri besar dan pembangkit
listrik, perlakuan proses pembakaran batubara dilaksanakan seperti pada bahan cair, dimana dilakukan proses pnegkabutan dan
pencampuran dengan udara (Fludizing). Semakin halus ukuran
partikel batubara maka prose pembakaran akan semakin sempurna.
− Kandungan zat-zat pengotor tertentu akan menurun dalam proses
size reduction, seperti kandungan belerang yang berupa FeS
terdistribusi sesuai dengan kekasaran partikel batubara. Semakin
halus ukuran partikel batubara maka kandungan belerang semakin
rendah.
3. Handling and Storage
Proses pemanfaatan batubara memerlukan tahapan-tahapan angkat-
angkut, transfer dan penyimpanan. Dimensi partikel batubara sangat
mempengaruhi pada perancangan dan spesifikasi sarana dan prasarana yang
digunakan untuk kegiatan-kegiatan tersebut. Beberapa aspek dan dampak
dari kehalusan pertikel batubara:
− Semakin halus ukuran pertikel batubara maka spesifikasi alat angkat
dan angkut akan semakin khusus untuk menghindari potensi
munculnya debu dan kehilangan massa yang terlalu besar. Misalnya
CSU = Continuous Ship Unloader, tidak bisa menggunakan
Cangaroo Crane.
− Semakin halus partikel batubara maka sarana pemindahan yang
diperlukan harus mampu menghindari debu dan kehilangan massa
16
5/12/2018 7. Bab II Batubara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii-batubara 3/17
BAB II
PROSES PENGOLAHAN BATUBARA
misalnya berupa pneumatic canveying dan peralatan yang tertutup
rapat.
− Gudang penyimpanan harus betul-betul tertutup dan dilengkapi
dengan sarana penangkap debu.
4. Safety, Health and Environmental
Debu halus batubara dapat memberikan dampak terhadap aspek-
aspek safety, health and environmental.
− Dispersi debu batubara di udara pada konsentrasi tertentu dan
dengan adanya sumber panas (api) sangat berpotensi menimbulkankebakaran dan peledakan (Industrial Dust Explotion). Banyak
kebakaran yang terjadi di pertambangan dan pengolahan batubara
diakibatkan oleh dispersi debu halus batubara di udara. Kebakaran
dapat menimbulkan kerugian terhadap personil, peralatan dan
lingkungan.
− Personil yang terpapar debu halus batubara dalam jangka waktu
lama dapat mengalami berbagai gangguan kesehatan seperti
gangguan kesehatan.
− Pada saat hujan debu batubara yang terdispersi di udara akan
terbawa turun bersama air hujan, dapat menimbulkan pencemaran
berupa tersebarnya debu berwarna hitam dilingkungan sekitarnya.
5. Dampak Terhadap Kadar Belerang
Salah satu impuritis dalam batubara yang banyak dipersoalkan
terutama dikaitkan dengan isu kesehatan dan lingkungan adalah kandungan belerang. Belerang dalam batubara dapat berupa senyawa organik
(Merchaptan – CH3S, HS dan sebagainya) dan senyawa anorganik berupa
mineral-mineral yang terikut seperti Pyrite (FeS). CH3S dan H2S merupakan
gas racun yang sangat berbau yang biasanya terlepas pada proses
pemanfaatan batubara. Permasalahan dalam pemanfaatan briket batubara
untuk rumah tangga salah satunya adalah adanya senyawa-senyawa tersebut.
Pada proses pembakaran batubara, belerang dapat berubah menjadi
gas SO2 yang justru sangat bebahaya bagi kesehatan manusia maupun
17
5/12/2018 7. Bab II Batubara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii-batubara 4/17
BAB II
PROSES PENGOLAHAN BATUBARA
kerusakan lingkungan. SO2 mengganggu saluran pernapasan dan iritasi pada
mata, sementara perubahan menjadi asam dapat menimbulkan hujan asam
yang berbahaya bagi lingkungan.
Beberapa metode penurunan dampak adanya belerang dalam
batubara dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Pengurangan belerang sebelum proses pembakaran
2. Penangkapan belerang pada saat pembakaran
3. Pemngambilan belerang dari gas hasil pembakaran
6. Pengurangan Belerang dari Sumber
Salah satu cara penurunan kadar belerang dalam batubara adalah
dengan memisahkan batubara berdasarkan kehalusannya. Terdapat
phenomena dimana distribusi belerang terkait dengan ukuran partikel
batubara. Semakin halus ukuran partikel batubara kandungan belerang
khususnya FeS semakin kesil.
Suatu contoh batubara dengan distribusi ukuran diameter partikel
19,9% lebih kesil dari 1 mm didapat 85% dari total belerang terdapat pada
batubara dengan ukuran diameter pertikel lebih dari 1 mm. Sebagian besar
(48%) dari total belerang terdapat dalam fraksi partikel dengan relatif densiti
yang tertinggi (2.0 RD).
Dari fenomena tersebut maka banyak dilakukan upaya pemisahan
batubara berdasarkan ukuran partikel dan relatif densitinya, sehingga
didapat batubara yang rendah sulfur dan disisi lain didapat bagian yang
kandungan sukfurnya tinggi yang pemanfaatannya disesuaikan dengan
kebutuhan. Usaha lain dilakukan dengan blending antara batubara rendah
sulfur dengan yang kandungan sulfurnya melebihi batasan untuk
mendapatnkan batubara yang sesuai. Batasan internasional kadar belerang
dalam batubara adalah <2%.
DAFTAR PUSTAKA
18
5/12/2018 7. Bab II Batubara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii-batubara 5/17
BAB II
PROSES PENGOLAHAN BATUBARA
1. Internet --- Departement of Trade and Industry of England,
Summary Report: Cleaner Coal Technology Programme Enquiry Unit,
2002
COAL DRYING
Proses pengeringan batubara dimulai pada tahun 1957. Pengeringan
dengan ukuran besar batubara (-150+30 mm) telah dibuat dengan proses
Fleissern’s pada vessel tertutup (autoclave). Proses teknologi yang
dikembangkan pada temperatur dan tekanan rendah. Pada akhir tahun 1986,
pengembangan fasilitas dari alat pengeringan batubara yaitu dengan
menambah jumlah autoclave menjadi 16 nuah dengan kapasitas 855.000
ton/jam. Parameter yang digunakan juga berbeda karena menggunakantemperatur dan tekanan yang tinggi (temperatur 234 oC dan tekanan 30 bar)
sehingga hasil pengeringan yang didapat mempunyai kualitas yang baik,
bisa mereduksi kebasahan batubara sampai 23%.
Gambar II.1. Perkembangan Produksi Batubara Kering dari Tahun 1975-
2004
19
5/12/2018 7. Bab II Batubara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii-batubara 6/17
BAB II
PROSES PENGOLAHAN BATUBARA
Pada tahun pertama operasi, plant digunakan untuk menjangkau
kapasitas desain tetapi pada awal tahun 1990an produksi menurun seperti
yang terjadi pada wet separator plant. Pada tahun 2001 dilakukan
penggantian peralatan dengan peralatan yang menghasilkan kapasitas yang
lebih besar 1 juta ton/tahun sebagai akibat dari penambahan 4 autoclave
baru.
.Tabel II. 1. Perkembangan Produksi Batubara Kering dari Tahun 1975-2004.
Year 197
5
198
0
198
5
198
7
199
0
199
2
199
41996 1998 2000 2002 2004
Production
[x106 t/y
0.5 0.51 0.79 0.83 0.88 0.84 0.76 0.63 0.67 0.63 0.52 0.61
W [%] 31.1 32.4 31.1 30.9 27.9 22.5 22.8 23.2 27.1 27.3 25.9 23.5
DTE[kJ//kg]
15.8 14.5 15.2 15.3 16.3 18.0 18.017.9
516.4
116.5
116.8
717.7
5
20
5/12/2018 7. Bab II Batubara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii-batubara 7/17
BAB II
PROSES PENGOLAHAN BATUBARA
PENGEMBANGAN PENGERINGAN BATUBARA SAMPAI TAHUN
2020
1. Perluasan Pengeringan Batubara
Pada tahun 1995, dilakukan program investasi untuk memperluas
plant pengeringan batubara menjadi 1 juta ton/tahun. Program tersebut
dilengkapi lima grup autoclave yang dilengkapi dengan perlengkapan
elektrik untuk automatisasi dan kontrol dan mesin teknologi terapan baru.
Program investasi ini memerlukan danan 8,6 juta euro yang mencakup
purifikasi buangan air. Pada tahun 1994, dimulai studi ekstraksi partikelsolid dari buangan air dan sejak tahun 1997 suatu proyek utama dibuat
dengan investasi 1,5 juta euro dengan tambahan 1,4 juta euro untuk proses
removal fenol dengan treatmen biologi.
2. Alternatif Teknologi dari Pengeringan Batubara
Strategi untuk mengembangkan pengeringan batubara menjadi 2 juta
ton/tahun diimplikasikan dari produksi pengeringan batubara sebelumnya
yaitu sebesar 1 juta ton/tahun. Kriteria dasar yang diberikan untuk prosesyang selanjutnya adalah:
• Seleksi proses pengeringan harus memproduksi susunan yang cocok
untuk proses pembakaran di industri dan perumahan
• Seleksi proses harus menggunakan batubara yang berukuran < 30
mm
21
5/12/2018 7. Bab II Batubara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii-batubara 8/17
BAB II
PROSES PENGOLAHAN BATUBARA
• Kriteria teknologi yang baik harus aman khususnya untuk
pengolahan limbah cair
Ada 2 teknologi pengeringan batubara yang ada, yaitu:
1. MTE (Mechanical Termal Procedure)
2. Convective drying in rational dryer
1. MTE (Mechanical Termal Procedure)
Mekanisme dari proses MTE adalah:
− Pemanasan awal dari batubara menggunakan air dari fase
pemindahan mekanis dan mengumpulkan produksi air
pendingin
− Pemanasan batubara dengan cara kondensasi uap jenuh tekanan
rendah sampai temperatur sekitar 200 oC
− Pemindahan air dengan menerapkan tekenan mekanik sampai 60
bar yang memproduksi air panas dalam storage tank
Spesifikasi ini menguntungkan untuk ukuran batubara yang kecil (< 30
mm)
Gambar II. 2. Pengeringan Batubara Secara MTE
22
5/12/2018 7. Bab II Batubara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii-batubara 9/17
BAB II
PROSES PENGOLAHAN BATUBARA
Pada tahun 1996 pembangunan pengering batubara secara MTE
memproduksi 170.000 ton unit kapasitas dengan investasi sebesar 12,5
juta euro.
2. Convective drying in rational dryer
Pada Convective drying in rational dryer, energi diperoleh dari
penguapan air yang diteruskan kebatubara dengan gas panas. Pada
proses ini gas panas akan didinginkan dengan membawa uap air ke
atmosfer. Aplikasi ini digunakan untuk proses pengeringan brown coal.
Penelitian dari Convective drying menggunakan dua ukuran batubara
yaitu -120+80 mmsan -80+30 mm. Pengeringan batubara sampai 50%
didapatkan dari ukuran 5 mm. Meskipun rata-rata pengeringan batubara
sampai 22% dengan ukuran -80+40 mm bisa dikeringkan sempai 48%.
Gambar II. 3. Pengeringan Batubara Secara Convective Drying in
Rational Dryer
DAFTAR PUSTAKA
1. Djordjevic, Z, et. Al: Situation and Prospects of Preparation and
Processing of Coal, VI Colloquium on Preparation of Ores, Belgrade,
2001
23
5/12/2018 7. Bab II Batubara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii-batubara 10/17
BAB II
PROSES PENGOLAHAN BATUBARA
2. Technical Documentation “Kolubara”-DP “Kolubara-Prerada”
PROSES PEMBUATAN SLURRY BATUBARA
Penelitian saat ini dikembangkan pada suatu proses untuk
memproduksi slurry bahan bakar padat dalam wujud material yang
mengandung karbon yang telah dihaluskan (pulverized). Istilah “bahan
bakar padat” dalam konteks ini meliputi jenis material yang mengandung
karbo, seperti aspal, antrachite, sub-bituminous, batubara lignitic, charcoal
dan hasil sampingan instalasi penyulingan seperti coke dan asphaltene.
Untuk menghasilkan panas pada saat ini sebagian besar didasarkan
pada pembakaran bahan bakar cair atau gas, pabrik yang telah ada harus
menyesuaikan dengan kondisi ini, termasuk pada proses pengangkutan,
penyimpanan dan pembakaran bahan bakar dalam kondisi fisik seperti ini.
Penambahan bahan kimia seperti metanol atau hidrokarbon diusulkan untuk
menghasilkan suatu slurry dari bubuk batubara di dalam cairan yang
berbeda, seperti metanol, minyak, campuran air dan minyak, atau air
sendiri.dengan begitu suatu bahan bakar padat eperti batubara mungkin
ditangani dan diangkut ebagai cairan, sehingga dapat mengurangi atau
24
5/12/2018 7. Bab II Batubara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii-batubara 11/17
BAB II
PROSES PENGOLAHAN BATUBARA
membuang sejumlah bahan bakar cairan, seperti minyak, untuk digunakan
didalam aplikasi bahan bakar berbentuk slurry.
Didalam sejumlah kasus, suatu slurry batubara dan air menawarkan
keuntungan penghematan biaya dan bersifat praktis. Banyak permintaan
terhadap slurry bahan bakar padat, hal terpenting adalah slurry mempunyai
suatu solid fuel content yang tinggi dan juga mempunyai viskositas yang
rendah serta homogenitas yang baik meskipun telah disimpan dalam waktu
yang lama.
Berdasarkan US Patent No. 4,282,006 menjelaskan proees periapan
pembuatan lurry batubara diamana batubara dihancurkan dalam satu mill
(ball mill) atau lebih, hingga didapatkan suatu bubuk batubara yang sesuai
untuk digunakan untuk slurry. Distribusi ukuran yang diproduksi sangat
tergantung pada jenis batubara yang digiling.
Proses lebih lanjut dari slurry batubara diuraikan oleh Atlantic
Research Corporation, feed batubara terlebih dahulu dibagi menjadi dua
aliran sebelum masuk gilingan. Satu aliran dibawa menuju ke dua proses
penggilingan, yaitu dry hammer mill diikuti oleh wet ball mill dan aliranyang lain digiling dalam dry cage mill dengan operasi tertutup. Padatan
yang digiling dari kedua aliran kemudian dicampur untuk dibuat slurry.
Pengaturan dalam dua aliran paralel di dalam produksi slurry ini
menghasilkan distribusi ukuran partikel yang kurang merata.
Mengenai distribusi ukuran dalam slurry, fakta menunjukkan bahwa
distribusi ukuran suatu agregasi dari partikel dapat dioptimalkan dengan
cara meminimalkan suspeni partikel yang teragregasi dalam konsentrasi padatan yang ada.
Sebagai suatu contoh, Farris memberikan distribusi ukuran yang
ideal untuk suatu 75% wt coal/water dengan suatu ukuran puncak partikel
200 mikron, diasumsikan densitas filter adalah 1.2, sebagai berikut:
Tabel II. 2. Distribusi Ukuran Partikel Batubara.
Wt % Coal Particel Size (.mu.m)
25
5/12/2018 7. Bab II Batubara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii-batubara 12/17
BAB II
PROSES PENGOLAHAN BATUBARA
100
92
.7970
59
42
29
-200
-160
-100-70
-44
-20
-10
Obyek penelitian saat ini mengarah pada menentukan suatu proses
untuk memproduksi suatu slurry, material mengandung karbon yang
dihaluskan harus mempunyai ketentuan ditribusi ukuran partikel yaitu padaukuran maksimum tertentu, termasuk proes yang merupakan suatu tahap
berisikan sedikitnya dua langkah penggilingan dan kombinasi material yang
digiling dengan suatu cairan untuk menghasilkan slurry, proses terebut
adalah:
1. Material mengandung karbon digiling pada penggilingan pertama.
2. Produk yang digiling dari langkah (1) dibagi menjadi material kaar
yang mempunyai uatu ukuran partikel rata-rata dimana lebih besar
dari ukuran partikel rata-rata distribusi ukuran partikel yang
ditentukan dalam material.
3. Material yang kasar dari langkah (2) digiling lebih lanjut. Langkah
inin untuk menghasilkan sedikitnya satu bagian material yang lebih
halus, rata-rata ukuran partikel lebih kecil dibanding rata-rata ukuran
partikel slurry akhir.
4. Suatu slurry diproduksi dengan mengkombinasikan material halus
dari langkah-langkah yang berbeda.
26
5/12/2018 7. Bab II Batubara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii-batubara 13/17
BAB II
PROSES PENGOLAHAN BATUBARA
Gambar II. 4. Hubungan Antara Liqefaction Reaction dan Yield Coal-
Liquified Oil
DAFTAR PUSTAKA
1. Coal liquification.pdf, page: 45 & 63
2. United States Patent No. 4887383 “Prose for Prodcing a Slurry of a
Pulverized Carbonaceous Material”
DIRECT LIQUIFACTION OF COAL
1. Pendahuluan
Batubara dapat menjadi sumber energi maupun sumber bahan kimia
alternatif, mulai banyak digunakan ditengah keterbatasan berbagai sumber
daya alam yang lain. Ada 4 jalur utama prose pemanfaatan batubara, yaitu
27
5/12/2018 7. Bab II Batubara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii-batubara 14/17
BAB II
PROSES PENGOLAHAN BATUBARA
Coal Liquification & Refinary, Briqueting, Gasification and Direct Uses
(Coal).
Diasamping Proses Gasifikasi batubara, proses pencairan dan
pemisahan batubara adalah suatu proses yang menarik dan memberikan
dampak yang besar pada industri kimia. Disamping produk utama yang
dihasilkan adalah bahan bakar cair namun dapat juga menghasilkan berbagai
macam produk kimia dan derivatnya.
Pada dasarnya hidrogenasi adalah mereaksikan secara langsung
campuran batubara dan solvent (slurry) dengan gas hidrogen untuk
memproduksi berbagai jenis senyawa hidrokarbon yang selanjutnya
dipisahkan pada kolom fraksinasi untuk mendapatkan produk-produk yang
bernilai ekonomi.
Reaktor yang digunakan adalah fluidized bed katalitik reaktor pada
suhu dan tekanan tinggi serta katalis cobalt molibdate (Co-Mo) atau Nickel-
Molibdate (Ni-Mo) tergantung jenis proses yang digunakan. Secara umum
tahapan proses direct liquifaction batubara terdiri dari tiga langkah, yaitu:
1. Pembuatan slurry antara batubara dengan pelarut
2. Disolusi batubara pada suhu dan tekanan tinggi
3. Transfer hidrogen ke permukaan batubara dan reaksi
Ada dua tipe hidrogenasi yang dipakai dalam pencairan batubara,
yaitu:
1. Hidrogenasi dengan pelarut
Proses dilakukan pada tekan 15 Mpa dan suhu 430-460 oC, dimana
kan dihasilkan produk yang propertinya seperti asphalt. Produk yang
dihasilkan ini kemudain difiltrasi panas dan hasilnya dapat
digunakan sebagai bahan bakar boiler atau sebagian umpan dalam
pembuatan produk karbon denga kualitas tingi. Beberapa
pengembangan telah dilakukan terhadapa ekstrak dari filtrasi
28
5/12/2018 7. Bab II Batubara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii-batubara 15/17
BAB II
PROSES PENGOLAHAN BATUBARA
sehingga dapat dihasilkan Synthetic Oil yang dapat didistilai dan
dimurnikan menjadi produk yang dapat dipasarkan.
2. Hidrogen secara katalitik
Metode ini dikembangkan oleh Bergius-Pier dimana proses
berlangsung pada tekanan 10 Mpa dan 450-480 oC. Kondisi reaksi
yang kuat ini akan menghasilkan minyak dengan fraksi ringan yang
selanjutnya dapat dimurnikan.
Metode baru yang dikembangkan dari proses ini tidak jauh berbeda
dari dua proses diatas, dimanan metode yang baru lebih ditekankan pada:
• Menaikkan selektifitas dan produk liquid yang bermanfaat
• Mempertimbangkan penurunan tekanan operasi
• Menaikkan kapaitas reaktor
• Memanfaatkan residu sehingga dapat dipakai untuk proses lain
Meskipun pencairan batubara secara langsung cocok untuk
memproduksi bahan bakar yang rendah belerang dan nitrogen untuk boiler,
tetapi lebih bermanfaat jika untuk memproduksi crude oil sintesis, dimana
dapat dilakukan pemurnian menjadi light fuel oil, gasoline dan diesel.
Prose pencairan batubara sangat terganatung pada suplai atom hidrogen
yang setara denga laju pembentukan radikal bebas, dimana merupakan
fungsi dari struktur batubara dan temperatur reaksi. Sumber hidrogen dapat
diperoleh dari solven dan gas hidrogen.
2. H-Coal Process
Salah satu proses lisensi untuk direct liquification batubara adalah
H-Coal Process, pada proses ini solven yang digunakan adalah recycle dari
salah satu produknya yang berupa heavy oil. Batubara yang telah dihaluskan
dicampur dengan recycle heavy oil selanjutnya direaksikan dengan gas
hidrogen pada reaktor fluidized bed dengan menggunakan katalis Supproted
29
5/12/2018 7. Bab II Batubara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii-batubara 16/17
BAB II
PROSES PENGOLAHAN BATUBARA
Cobalt-Molybdate (Co-Mo) pada suhu 726 K dan tekanan partial hidrogen
sebesar 12,6 Mpa.
Produk reaksi berupa gas dan slurry. Produk gas menuju unit Gas
Processing, untuk dipisahkan menjadi sisa hidrogen yang direcycle menuju
reaktor, by-produk berupa Amoniak dan Belerang dan produk minyak cair
yang akan diproses lebih lanjut.
Sedangkan produk slurry diprose lebih lanjut dalam flash drum
distilasi untuk menghasilkan produk gas dan slurry. Produk gas bersama-
sama dengan produk cair dari unit Gas Processing diumpankan ke unit
Atmospheric Distillation untuk menghasilkan produk Light oil (top) dan
Heavy oil (bottom). Slurry eks. Flash Drum diumpankan pada unit Vacuum
Distillation untuk memisahkan produk Heavy oil yang digabungkan dengan
produk serupa sebelumnya. Sedangkan pada bottom dihasilkan slurry yang
selanjutnya diproses untuk menghasilkan coke dan mineral-mineral
(coking).
3. Product Yield
Suatu contoh tipycal yield produk dari proses H-Coal Process
didapat hasil rate konsumsi dan rate produksi dalam % berat terhadap
umpan batubara adalah sebagai berikut:
Hydrogen (H2) = -5 %
Air (H2O) = 8,3 %
H2S, COx dan NH3 = 5 %
C1 – C3 = 11,3 %
C4+ = 53,1 %
Bottom = 28,2 %
Produk bottom diantaranya 6,4% adalah sisa coal yang tidak
bereaksi yang selanjutnya menuju proses coking.
30
5/12/2018 7. Bab II Batubara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii-batubara 17/17
BAB II
PROSES PENGOLAHAN BATUBARA
Hidrogen bertanda minus (-) menunjukkan bahwa pada proses
dibutuhkan hidrogen sejumlah 5% dari berat batubara yang diproses.
H2S, COx dan NH3 adalah by-produk yang dapat diproses lebih lanjut
untuk menghasilkan bahan-bahan yang mempunyai nilai ekonomis. Produk
C1 – C3 adalah produk fuel gas yang dapat langung dimanfaatkan. Produk
C4+ merupakan produk utama bahan bakar cair dan bottom product terdiri
dari heavy oil dan coke.
Gambar II. 5. H-Coal Proses Blok Diagram.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mc Ketta, J. J “Encyclopedia of Chemical Processing and Design”
Vol IX, 1979, Page 289-313.
2. Perry, R. H, Green, D “Perry’s Chemical Engineer’s Handbook”, 7th
edition, Mc Graw-Hill International Edition, 1999, Page 27-18 & 27-21.
31
top related