691_hasil rapat ruu perkumpulan 25-8-2010
Post on 23-Jun-2015
189 Views
Preview:
TRANSCRIPT
RANCANGAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR … TAHUN …
TENTANG
PERKUMPULAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang: a. bahwa pada saat ini perkumpulan orang di Indonesia telah
berkembang dengan pesat, dengan berbagai kegiatan, maksud dan
tujuan;
b. bahwa perkumpulan yang diatur dalam Staatsblaad 1870 Nomor 64
sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan, maka perlu
diadakan pengaturan kembali;
alternatif:
bahwa perkumpulan yang diatur dalam Bab IX Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Staatsblaad 1847:23
junto perkumpulan yang berbadan hukum (Rechtspersoonlijkheid van
Vereenigingen) Staatsblaad 1870:64 sudah tidak sesuai lagi dengan
perkembangan hukum dalam masyarakat, sehingga perlu diadakan
pengaturan kembali;
c. bahwa untuk menjamin kepastian dan ketertiban hukum serta
berfungsinya Perkumpulan sesuai dengan maksud dan tujuannya,
perlu membentuk Undang-Undang tentang Perkumpulan;
alternatif:
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
www.djpp.depkumham.go.id
2
huruf a dan huruf b, perlu membentuk Undang-Undang tentang
Perkumpulan;
Mengingat : Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
Disetujui, 5 Juni 2008
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PERKUMPULAN.
Disetujui, 5 Juni 2008
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan :
1. Perkumpulan adalah badan hukum yang merupakan kumpulan orang, didirikan
untuk mewujudkan kesamaan maksud dan tujuan tertentu di bidang sosial
keagamaan, dan kemanusiaan, dan tidak membagikan keuntungan kepada
anggotanya.
Catatan:
Pendiri Perkumpulan perlu pembatasan jumlah pendirinya.
www.djpp.depkumham.go.id
3
2. Orang adalah orang perseorangan atau badan hukum.
3. Rapat Umum Anggota yang selanjutnya disebut RUA [cat: Pasal 3 huruf a]
adalah Organ Perkumpulan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan
kepada Badan Pengurus atau Badan Pengawas sebagaimana ditentukan dalam
Undang-Undang ini dan/atau Anggaran Dasar.
4. Badan Pengurus adalah Organ Perkumpulan yang melaksanakan tugas
pengurusan dan mewakili Perkumpulan, baik di dalam maupun di luar
pengadilan.
5. Badan Pengawas adalah Organ Perkumpulan yang melakukan tugas
pengawasan dan memberikan nasihat kepada Badan Pengurus dalam
menjalankan pengurusan Perkumpulan.
6. Menteri adalah Menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang Hukum
dan Hak Asasi Manusia.
Alternatif:
Menteri adalah Menteri yang tugas dan tanggung jawabanya di bidang Hukum
dan Hak Asasi Manusia [disesuaikan dengan UU kementerian].
7. Pengadilan adalah Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat
kedudukan Perkumpulan.
Catatan:
Perumusan mengenai pengadilan akan dipertimbangkan setelah pasal-pasal
yang menyebut tentang pengadilan.
Disetujui, 4 Agustus 2010
Pasal 2
(1) Perkumpulan mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah Negara Republik
www.djpp.depkumham.go.id
4
Indonesia yang ditentukan dalam Anggaran Dasar.
(2) Dalam hal Tempat kedudukan Perkumpulan yang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terletak di desa/kelurahan, maka harus disebutkan nama kecamatan
dan nama kabupaten/kota.
(3) Perkumpulan mempunyai alamat lengkap sesuai dengan tempat
kedudukannya.
(4) Nama dan alamat lengkap perkumpulan harus disebutkan dalam surat
menyurat, pengumuman yang diterbitkan oleh Perkumpulan, barang cetakan,
dan akta dalam hal Perkumpulan menjadi pihak.
Disetujui, 4 Agustus 2010
Pasal 2A
(1) Perkumpulan harus mempunyai alamat lengkap sesuai dengan tempat
kedudukannya.
(2) Nama dan alamat lengkap perkumpulan harus dicantumkan dalam setiap surat
yang dikeluarkan, pengumuman yang diterbitkan, barang cetakan, dan dalam
akta apabila Perkumpulan menjadi pihak.
Disetujui, 4 Agustus 2010
Pasal 3
Perkumpulan mempunyai organ yang terdiri atas:
a. Rapat Umum Anggota yang selanjutnya disingkat RUA;
b. Badan Pengurus; dan
c. Badan Pengawas.
Disetujui, 4 Agustus 2010
Pasal 4
Kegiatan Perkumpulan harus sesuai dengan maksud dan tujuannya serta tidak
bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan/atau ketentuan peraturan
perundang-undangan.
www.djpp.depkumham.go.id
5
Disetujui, 4 Agustus 2010
Pasal 5
(1) Perkumpulan dapat melakukan kegiatan usaha untuk menunjang pencapaian
maksud dan tujuannya dengan cara mendirikan badan usaha dan/atau ikut serta
dalam suatu badan usaha.
(2) Pendirian badan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kegiatan usahanya
harus sesuai dengan maksud dan tujuan Perkumpulan.
(3) Dalam hal Perkumpulan dapat pula melakukan penyertaan dalam berbagai
badan usaha yang bersifat prospektif tetapi tidak sesuai dengan maksud dan
tujuan Perkumpulan, dengan ketentuan seluruh penyertaan tersebut paling
banyak 25% (dua puluh lima persen) dari seluruh nilai kekayaan Perkumpulan.
(4) Penyertaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dengan ketentuan tidak
melebihi 10 % (sepuluh persen) dari modal badan usaha. apabila kegiatan
badan usaha yang bersangkutan tidak sama dengan maksud dan tujuan
Perkumpulan.
Disetujui, 4 Agustus 2010
*****Hasil Rapat, 4 Agustus 2010 ******
Pasal 6
Anggota Badan Pengurus Perkumpulan dan anggota Badan Pengawas Perkumpulan
dilarang merangkap sebagai anggota dari organ pengurus dan/atau pengawas badan
usaha.
Pasal 6A
(1) Perkumpulan dilarang membagikan hasil yang diperoleh dari badan usaha
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 kepada anggota Perkumpulan, anggota
Badan Pengurus, dan anggota Badan Pengawas.
(3) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) juga berlaku bagi anggota
Perkumpulan, anggota Badan Pengurus, anggota Badan Pengawas yang
memanfaatkan hasil yang diperoleh dari badan usaha untuk kepentingan
www.djpp.depkumham.go.id
6
pribadi.
(2) Anggota Perkumpulan, anggota Badan Pengurus, anggota Badan Pengawas
juga dilarang memanfaatkan hasil yang diperoleh dari badan usaha
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 untuk kepentingan pribadi.
Disetujui 25 Agustus 2010
Catatan:
Pasal 6 dipisah menjadi 2 Pasal yaitu Pasal 6 dan Pasal 6A, sesuaikan rumusannya.
Pasal 7
Terhadap Perkumpulan berlaku ketentuan Undang-Undang ini, anggaran dasar
Perkumpulan yang bersangkutan, dan peraturan perundang-undangan.
BAB II
PENDIRIAN, ANGGARAN DASAR DAN
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Bagian Kesatu
Pendirian
Pasal 8
(1) Perkumpulan didirikan oleh 20 (dua puluh) Orang atau lebih dengan akta
notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia atau berdasarkan Berita Acara
Rapat Pendiri yang dinyatakan dalam akta notaris.
(2) Dalam hal akta pendirian dibuat berdasarkan Berita Acara Rapat Pendiri
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya paling sedikit
memuat:
a. kesepakatan untuk mendirikan Perkumpulan;
b. anggaran dasar Perkumpulan; dan
www.djpp.depkumham.go.id
7
c. kuasa kepada Ketua rapat dengan hak substitusi untuk menyatakan
berdirinya Perkumpulan dalam akta notaris.
(3) Pernyataan berdirinya Perkumpulan dalam akta notaris sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf c, harus dilakukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari
setelah Berita Acara Rapat Pendiri ditandatangani.
Disetujui, 25 Agustus 2010
Pasal 9
(1) Perkumpulan memperoleh status badan hukum setelah akta pendirian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) disahkan oleh Menteri.
(2) Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam memberikan pengesahan
dapat terlebih dahulu minta pertimbangan pada instansi terkait.
Penjelasan ayat (2):
Yang dimaksud dengan “instansi terkait” antara lain Kementerian Agama,
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, Badan Intelijen Negara
dalam hubungannya dengan maksud tujuan dan kegiatan Perkumpulan, dan
pendiri Perkumpulan. nama perkumpulan, maksud dan tujuan serta kegiatan
yang memerlukan klarifikasi.
khususnya dalam hal aset perkumpulan yang telah dilarang berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
Disetujui, 25 Agustus 2010.
Pasal 10
(1) Untuk memperoleh pengesahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1),
pendiri Perkumpulan atau kuasanya mengajukan permohonan tertulis kepada
Menteri dengan melampirkan akta pendirian dan dokumen pendukung yang
diperlukan.
Catatan:
Agar diberikan penjelasan mengenai apa yang dimaksud dengan dokumen
pendukung.
www.djpp.depkumham.go.id
8
(2) Pengesahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam waktu
paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal diterimanya
permohonan diterima secara lengkap.
(3) Dalam hal permohonan ditolak maka penolakan harus disertai alasan dan
diberitahukan secara tertulis kepada pemohon dalam waktu paling lama 30
(tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal diterimanya permohonan diterima
secara lengkap.
Disetujui, 25 Agustus 2010
*********Hasil Rapat 25 Agustus 2010************
Bagian Kedua
Anggaran Dasar dan Perubahan Anggaran Dasar
Disetujui, 18 Juni 2008
Paragraf 1
Anggaran Dasar
Disetujui, 18 Juni 2008
Pasal 11
Anggaran dasar Perkumpulan memuat sekurang-kurangnya:
a. nama dan tempat kedudukan Perkumpulan;
b. maksud dan tujuan;
c. kegiatan untuk mewujudkan maksud dan tujuan;
d. jangka waktu berdirinya Perkumpulan;
e. perolehan dan penggunaan kekayaan;
f. ketentuan mengenai keanggotaan;
g. hak dan kewajiban anggota;
h. tata cara pengangkatan, pemberhentian, penggantian anggota Badan Pengurus
dan anggota Badan Pengawas;
i. hak dan kewajiban Badan Pengurus dan Badan Pengawas;
j. penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan RUA;
www.djpp.depkumham.go.id
9
k. penggabungan dan peleburan Perkumpulan; dan
l. pembubaran dan penggunaan kekayaan sisa hasil likuidasi.
Disetujui, 18 Juni 2008
Pasal 12
(1) Perkumpulan tidak boleh memakai nama yang:
a. telah dipakai secara sah oleh badan hukum Perkumpulan lain; atau
b. bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemakaian nama Perkumpulan
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Disetujui, 18 Juni 2008
Pasal 13
(1) Perkumpulan didirikan untuk jangka waktu tertentu atau tidak tertentu yang
diatur dalam anggaran dasar.
(2) Dalam hal Perkumpulan didirikan untuk jangka waktu tertentu Pengurus dapat
mengajukan perpanjangan jangka waktu pendirian atau mengubah jangka
waktu pendirian kepada Menteri paling lambat 90 (sembilan puluh) hari
sebelum berakhirnya jangka waktu pendirian.
Catatan:
- mengubah limit waktu pengajuan perpanjangan jangka waktu kepada
Menteri dari 1 tahun menjadi 90 hari
- UUPT, 60 hari
Penjelasan:
Yang dimaksud dengan “mengubah jangka waktu pendirian” adalah jangka
waktu tertentu menjadi tidak tertentu.
Disetujui, 18 Juni 2008
Paragraf 2
Perubahan Anggaran Dasar
Disetujui, 18 Juni 2008
www.djpp.depkumham.go.id
10
Pasal 14
Anggaran dasar dapat diubah, kecuali mengenai maksud dan tujuan Perkumpulan.
Disetujui, 18 Juni 2008
Pasal 15
(1) Perubahan anggaran dasar hanya dapat dilaksanakan berdasarkan keputusan
RUA.
(2) Perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dengan
akta notaris dalam bahasa Indonesia.
Disetujui, 18 Juni 2008
Pasal 16
(1) Perubahan anggaran dasar Perkumpulan yang harus mendapatkan persetujuan
Menteri adalah perubahan mengenai :
a. nama dan tempat kedudukan Perkumpulan;
b. kegiatan Perkumpulan untuk mencapai maksud dan tujuan
sebagaimana dinyatakan dalam anggaran dasar; dan/atau
c. jangka waktu berdirinya Perkumpulan.
(2) Pengurus mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri untuk memperoleh
persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan melampirkan akta
perubahan anggaran dasar.
(3) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan dalam waktu
paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal permohonan diterima
secara lengkap.
(4) Dalam hal permohonan ditolak maka penolakan harus disertai alasan dan
diberitahukan secara tertulis kepada pemohon dalam waktu paling lama 30
(tiga puluh) hari sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap.
(5) Perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mulai berlaku
sejak tanggal persetujuan Menteri.
Disetujui, 18 Juni 2008
www.djpp.depkumham.go.id
11
Pasal 17
(1) Perubahan anggaran dasar Perkumpulan selain sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16 ayat (1) wajib diberitahukan kepada Menteri.
(2) Pemberitahuan perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan secara tertulis kepada Menteri oleh pengurus atau yang diberi
kuasa oleh RUA dengan melampirkan akta perubahan anggaran dasar.
(3) Perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mulai berlaku
sejak tanggal diterbitkannya surat penerimaan perubahan anggaran dasar oleh
Menteri.
(4) Menteri menerbitkan surat penerimaan perubahan anggaran dasar sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung
sejak tanggal pemberitahuan diterima secara lengkap.
(5) Dalam hal pemberitahuan perubahan anggaran dasar ditolak, maka penolakan
harus disertai alasan dan disampaikan secara tertulis dalam waktu paling lama
30 (tiga puluh) hari sejak tanggal pemberitahuan diterima secara lengkap.
Disetujui, 19 Juni 2008
Pasal 18
Perbuatan hukum yang dilakukan sebelum perubahan anggaran dasar yang:
a. mendapat persetujuan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat
(3); dan/atau
b. mendapat surat pemberitahuan dari Menteri sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17 ayat (3);
setiap anggota Badan Pengurus bertanggung jawab secara tanggung renteng atas
segala kerugian yang timbul.
Catatan:
Dimasukkan ke dalam BAB tanggung jawab pengurus.
Rumusan disempurnakan!
Disetujui, 19 Juni 2008
Pasal 19
www.djpp.depkumham.go.id
12
Perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dan Pasal 17
dicatat dalam daftar Perkumpulan yang diselenggarakan oleh Menteri.
Disetujui, 19 Juni 2008
Pasal 20
(1) Perubahan anggaran dasar Perkumpulan yang telah dinyatakan pailit tidak
dapat dilakukan, kecuali dengan persetujuan kurator.
(2) Persetujuan kurator sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampirkan dalam
permohonan persetujuan atau pemberitahuan perubahan anggaran dasar kepada
Menteri.
Disetujui, 19 Juni 2008
BAB III
DAFTAR PERKUMPULAN
DAN PENGUMUMAN
Disetujui, 19 Juni 2008
Pasal 21
(1) Akta pendirian yang telah disahkan dan perubahan Anggaran Dasar yang telah
disetujui Menteri wajib diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik
Indonesia.
(2) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Menteri
dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal
pengesahan atau persetujuan Menteri.
Catatan:
Dalam UUPT 14 hari
(3) Tatacara mengenai pengumuman dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Disetujui, 19 Juni 2008
Bagian Kesatu
www.djpp.depkumham.go.id
13
Daftar Perkumpulan
Pasal 22
(1) Daftar Perkumpulan diselenggarakan oleh Menteri.
(2) Daftar Perkumpulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat data
tentang Perkumpulan yang meliputi:
a. nama dan tempat kedudukan, maksud dan tujuan serta kegiatan untuk
mewujudkan maksud dan tujuan, serta jangka waktu pendirian;
b. alamat lengkap Perkumpulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(3);
c. nomor dan tanggal akta pendirian dan pengesahan Menteri sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1);
d. nomor dan tanggal akta perubahan anggaran dasar dan persetujuan
Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (3);
e. nomor dan tanggal akta perubahan anggaran dasar dan tanggal
diterbitkannya surat penerimaan pemberitahuan Menteri sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (3);
f. nama dan tempat kedudukan notaris yang membuat akta pendirian dan
akta perubahan anggaran dasar ;
g. nama lengkap dan alamat lengkap anggota Badan Pengurus dan anggota
Badan Pengawas;
h. nomor dan tanggal akta pembubaran atau tanggal penetapan pengadilan
tentang pembubaran Perkumpulan yang telah diberitahukan kepada
Menteri; dan
i. berakhirnya status badan hukum Perkumpulan.
(3) Data Perkumpulan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dimasukkan dalam
daftar Perkumpulan pada tanggal yang bersamaan dengan tanggal:
a. pengesahan Menteri mengenai badan hukum Perkumpulan, persetujuan
atas perubahan anggaran dasar yang memerlukan persetujuan;
b. penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar yang tidak
www.djpp.depkumham.go.id
14
memerlukan persetujuan; atau
c. penerimaan pemberitahuan perubahan data Perkumpulan yang bukan
merupakan perubahan anggaran dasar.
Catatan:
menambah ayat baru mengenai kapan data perkumpulan dimasukkan
dalam daftar Perkumpulan sesuai Pasal 29 ayat (3) UUPT
(4) Daftar Perkumpulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terbuka untuk
umum.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai daftar Perkumpulan diatur dengan Peraturan
Menteri.
Disetujui, 19 Juni 2008
Bagian kedua
Pengumuman
Pasal 23
(1) Menteri mengumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia :
a. akta pendirian Perkumpulan beserta pengesahan Menteri sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1);
b. akta perubahan anggaran dasar Perkumpulan beserta persetujuan Menteri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (3); dan
c. akta perubahan anggaran dasar yang telah diterima pemberitahuannya oleh
Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (3).
(2) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Menteri
dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal
pengesahan, persetujuan Menteri atau penerimaan pemberitahuan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengumuman dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Disetujui, 19 Juni 2008
BAB IV
KEKAYAAN PERKUMPULAN
www.djpp.depkumham.go.id
15
Disetujui, 19 Juni 2008
Pasal 24
(1) Kekayaan Perkumpulan berasal dari:
a. iuran anggota;
b. sumbangan yang tidak mengikat;
c. hibah; dan
d. perolehan lain yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar
Perkumpulan dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Kekayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipergunakan untuk
melaksanakan kegiatan guna mewujudkan maksud dan tujuan Perkumpulan.
Disetujui, 19 Juni 2008
Pasal 25
(1) Pengelolaan kekayaan Perkumpulan dilakukan secara terbuka dan akuntabel.
(2) Pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilaporkan oleh Badan
Pengurus kepada anggota Perkumpulan setiap bulan.
Disetujui, 19 Juni 2008
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 26
(1) Anggota Perkumpulan adalah orang perseorangan dan/atau badan hukum.
(2) Keanggotaan Perkumpulan bersifat pribadi, kecuali ditentukan lain dalam
anggaran dasar.
Penjelasan:
Yang dimaksud dengan ”bersifat pribadi” adalah tidak dapat dialihkan atau
diwariskan.
(3) Ketentuan keanggotaan yang bersifat pribadi sebagaimana dimaksud pada ayat
www.djpp.depkumham.go.id
16
(2) tidak berlaku dalam hal anggota Perkumpulan yang merupakan suatu badan
hukum melakukan penggabungan atau peleburan dengan badan hukum lain
yang bukan anggota Perkumpulan.
(4) Beralihnya keanggotaan badan hukum dalam Perkumpulan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) terjadi karena hukum dan terhitung sejak tanggal
penggabungan dan peleburan mulai berlaku.
(5) Persyaratan, hak dan kewajiban serta klasifikasi keanggotaan ditetapkan dalam
anggaran dasar.
Penjelasan:
Yang dimaksud dengan “klasifikasi keanggotaan” antara lain anggota biasa,
anggota luar biasa, dan anggota kehormatan.
Disetujui, 19 Juni 2008
Pasal 27
(1) Penerimaan anggota dilakukan oleh Badan Pengurus sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan dalam anggaran dasar.
(2) Setiap Perkumpulan wajib mempunyai daftar anggota yang memuat nama dan
alamat lengkap anggota.
Disetujui, 19 Juni 2008
Pasal 28
(1) Setiap anggota mempunyai satu hak suara dalam RUA, kecuali anggaran dasar
menentukan lain.
(2) Setiap anggota tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang
dibuat oleh Perkumpulan dengan pihak ketiga.
Disetujui, 19 Juni 2008
Pasal 29
(1) Keanggotaan Perkumpulan berakhir karena:
a. meninggal dunia, kecuali anggaran dasar memungkinkan peralihan
keanggotaan karena waris;
www.djpp.depkumham.go.id
17
b. status badan hukum berakhir jika anggota adalah badan hukum;
c. mengundurkan diri atas permintaan sendiri; atau
d. diberhentikan oleh Badan Pengurus atau berdasarkan keputusan RUA
karena tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan Perkumpulan.
Penjelasan:
Yang dimaksud dengan “tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan
Perkumpulan” adalah tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan
dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, antara lain
ketentuan mengenai batas usia, persamaan kegiatan, dan mempunyai
nama baik.
(2) Tata cara pengajuan Pengunduran diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c diatur dalam anggaran dasar.
(3) Alasan pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d diatur
dalam anggaran dasar.
(4) Anggota yang diberhentikan oleh Badan Pengurus dapat mengajukan
keberatan kepada RUA sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam anggaran
dasar.
Disetujui, 19 Juni 2008
BAB VI
RAPAT UMUM ANGGOTA
Disetujui, 19 Juni 2008
Pasal 30
(1) RUA mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Badan Pengurus
atau Badan Pengawas, dalam batas yang ditentukan dalam Undang-Undang ini
dan/atau anggaran dasar.
(2) Dalam forum RUA, anggota berhak memperoleh keterangan yang berkaitan
www.djpp.depkumham.go.id
18
dengan Perkumpulan dari Badan Pengurus dan/atau Badan Pengawas,
sepanjang berhubungan dengan mata acara rapat dan tidak bertentangan
dengan kepentingan Perkumpulan.
(3) RUA dalam mata acara lain-lain tidak berhak mengambil keputusan diluar
mata acara kecuali semua anggota hadir dan/atau diwakili dalam RUA dan
menyetujui penambahan mata acara rapat.
Penjelasan ayat (3):
Mata acara lain-lain pada umumnya dalam perkumpulan sosial disebut
dengan mata acara warna sari
(3) Keputusan atas mata acara rapat yang ditambahkan harus disetujui dengan
suara bulat.
Catatan:
Pada umumnya setiap rapat untuk perkumpulan sosial ada mata acara
warnasari
Pertanyaan?
- Apa yang dibicarakan pada mata acara warnasari?
- Apakah akan dibicarakan dalam acara rapat diluar mata acara
sebelumnya?
Pending, 19 Juni 2008
Pasal 31
(1) RUA diadakan di tempat kedudukan Perkumpulan atau di tempat lain yang
telah ditetapkan oleh RUA sebelumnya.
(2) Tempat RUA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus terletak di wilayah
negara Republik Indonesia.
Disetujui, 19 Juni 2008
Pasal 32
(1) RUA terdiri atas RUA tahunan dan RUA lainnya.
www.djpp.depkumham.go.id
19
(2) RUA tahunan harus diadakan setiap tahun paling lambat 6 (enam) bulan
setelah tahun buku Perkumpulan berakhir.
(3) RUA lainnya dapat diadakan setiap waktu sesuai kebutuhan
Perkumpulan.
(4) RUA tahunan mengesahkan laporan keuangan dan memberikan persetujuan
laporan tahunan.
Disetujui, 19 Juni 2008
Pasal 33
(1) Badan Pengurus melakukan pemanggilan kepada anggota sebelum
menyelenggarakan RUA.
(2) Pemanggilan RUA dilakukan dalam waktu paling lambat 14 (empat belas)
hari sebelum tanggal RUA diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal
pemanggilan dan tanggal RUA.
(3) Dalam panggilan RUA dicantumkan tanggal, waktu, tempat, dan agenda acara
rapat secara jelas.
(4) Pemanggilan RUA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan secara
tertulis melalui surat dan/atau melalui iklan dalam surat kabar atau media
lainnya yang disepakati dalam anggaran dasar.
Disetujui, 19 Juni 2008
Pasal 34
(1) Setiap anggota Perkumpulan baik sendiri maupun diwakili berdasarkan surat
kuasa berhak menghadiri RUA dan menggunakan hak suaranya kecuali
ditentukan lain dalam anggaran dasar.
Penjelasan:
Yang dimaksud dengan “kecuali ditentukan lain dalam anggaran dasar” adalah
anggaran dasar dapat menentukan kehadiran berdasarkan perwakilan dari setiap
jumlah anggota tertentu diwakili oleh 1 (satu) orang anggota atau berdasarkan
perwakilan wilayah, daerah atau cabang.
www.djpp.depkumham.go.id
20
Contoh: setiap 10 (sepuluh) orang anggota diwakili oleh 1 (satu) orang anggota.
Disetujui, 19 Juni 2008
(2)Setiap anggota dalam RUA berhak memperoleh keterangan yang berkaitan dengan
Perkumpulan dari Badan Pengurus dan/atau Badan Pengawas, sepanjang
berhubungan dengan acara rapat dan tidak bertentangan dengan kepentingan
Perkumpulan.
(3)RUA dalam mata acara lain-lain tidak berhak mengambil keputusan diluar mata
acara kecuali semua anggota hadir dan/atau diwakili dalam RUA dan menyetujui
penambahan mata acara rapat.
Penjelasan ayat (3):
Mata acara ”lain-lain” pada umumnya dalam perkumpulan sosial disebut
dengan ”warnasari”.
(4)Keputusan atas mata acara rapat yang ditambahkan harus disetujui dengan suara
bulat.
Catatan:
(Berasal dari Pasal 30 ayat (2) s.d (4)
Pasal 35
(1) RUA dapat dilangsungkan jika dalam RUA lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian
jumlah anggota Perkumpulan hadir atau diwakili, kecuali Undang-Undang
dan/atau anggaran dasar menentukan jumlah kuorum yang lebih besar.
(2) Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, RUA
dapat ditunda dalam waktu yang ditentukan dalam anggaran dasar dengan
ketentuan dilaksanakan pada hari yang sama dan telah dihadiri atau diwakili
oleh 1/3 (satu pertiga) bagian jumlah anggota Perkumpulan.
(3) Dalam hal setelah ditunda kuorum tetap tidak tercapai, RUA dilaksanakan
tanpa memperhatikan jumlah kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Disetujui, 19 Juni 2008
www.djpp.depkumham.go.id
21
Pasal 36
(1) Keputusan RUA diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
(2) Dalam hal keputusan RUA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai,
keputusan adalah sah jika disetujui lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari
jumlah suara yang dikeluarkan dalam rapat kecuali Undang-Undang dan/atau
anggaran dasar menentukan bahwa keputusan adalah sah jika disetujui oleh
jumlah suara setuju yang lebih besar.
Disetujui, 19 Juni 2008
Pasal 37
(1) RUA untuk mengubah anggaran dasar dapat dilangsungkan jika dalam RUA
paling sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian jumlah anggota Perkumpulan hadir atau
diwakili, kecuali Undang-Undang dan/atau anggaran dasar menentukan jumlah
kuorum yang lebih besar.
(2) Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, RUA
dapat ditunda dalam waktu yang ditentukan dalam anggaran dasar dengan
ketentuan dilaksanakan pada hari yang sama dan telah dihadiri atau diwakili
oleh lebih dari ½ (satu perdua) jumlah anggota Perkumpulan.
(3) Dalam hal setelah ditunda kuorum tetap tidak tercapai, RUA dilaksanakan
tanpa memperhatikan jumlah kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
(4) Keputusan RUA sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)
sah jika disetujui paling sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian dari jumlah suara yang
dikeluarkan dalam rapat kecuali Undang-Undang dan/atau anggaran dasar
menentukan bahwa keputusan sah jika disetujui oleh jumlah suara setuju yang
lebih besar.
Disetujui, 19 Juni 2008
Pasal 38
(1) RUA untuk menyutujui penggabungan, peleburan, pengajuan permohonan
www.djpp.depkumham.go.id
22
agar Perkumpulan dinyatakan pailit, pembubaran, dapat dilangsungkan jika
dalam RUA paling sedikit 3/4 (tiga perempat) bagian jumlah anggota
Perkumpulan hadir atau diwakili, kecuali Undang-Undang dan/atau anggaran
dasar menentukan jumlah kuorum yang lebih besar
(2) Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, RUA
dapat ditunda dalam waktu yang ditentukan dalam anggaran dasar dengan
ketentuan dilaksanakan pada hari yang sama dan telah dihadiri atau diwakili
oleh lebih dari 2/3 (dua pertiga) jumlah anggota Perkumpulan.
(3) Dalam hal setelah ditunda kuorum tetap tidak tercapai, RUA dilaksanakan
tanpa memperhatikan jumlah kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dengan kententuan telah dihadiri atau diwakili oleh lebih dari ½ (satu perdua).
(4) Keputusan RUA sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)
sah jika disetujui paling sedikit 3/4 (tiga perempat) bagian dari jumlah suara
yang dikeluarkan dalam rapat kecuali Undang-Undang dan/atau anggaran
dasar menentukan bahwa keputusan sah jika disetujui oleh jumlah suara setuju
yang lebih besar.
Disetujui, 19 Juni 2008
Pasal 39
(1) Dalam setiap penyelenggaraan RUA wajib dibuat risalah RUA yang
ditandatangani oleh ketua rapat dan paling sedikit 1 (satu) orang anggota
Perkumpulan yang ditunjuk dari dan oleh peserta RUA.
(2) Tanda tangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak disyaratkan apabila
risalah RUA tersebut dibuat dengan akta notaris.
Disetujui, 19 Juni 2008
BAB VII
BADAN PENGURUS, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
Disetujui, 19 Juni 2008
www.djpp.depkumham.go.id
23
Bagian Kesatu
Badan Pengurus
Pasal 40
(1) Badan Pengurus bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perkumpulan
untuk kepentingan Perkumpulan sesuai dengan maksud dan tujuan
Perkumpulan serta mewakili Perkumpulan baik di dalam maupun di luar
pengadilan sesuai dengan anggaran dasar.
(2) Badan Pengurus paling sedikit terdiri atas:
a. 1 (satu) orang ketua;
b. 1 (satu) orang sekretaris; dan
c. 1 (satu) orang bendahara.
(3) Susunan, tata cara pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian anggota
Badan Pengurus serta tata cara pencalonan anggota Badan Pengurus diatur
dalam anggaran dasar.
(4) Yang dapat diangkat sebagai anggota Badan Pengurus adalah orang
perseorangan anggota Perkumpulan yang cakap melakukan perbuatan hukum,
5 (lima) tahun sebelum pengangkatan tidak pernah dihukum karena melakukan
tindak pidana dan memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam anggaran
dasar.
Disetujui, 19 Juni 2008
Catatan:
Dari segi sistematika, Pasal 41 dan Pasal 42 mengenai pemberhentian anggota
badan pengurus diletakkan setelah Pasal 43 dan Pasal 44 mengenai
pengangkatan.
Pasal 41
(1) Anggota Badan Pengurus dapat diberhentikan sewaktu-waktu berdasarkan
keputusan RUA dengan menyebutkan alasannya.
www.djpp.depkumham.go.id
24
(2) Keputusan untuk memberhentikan anggota Badan Pengurus sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diambil setelah yang bersangkutan diberi kesempatan
untuk membela diri dalam RUA.
(3) Dalam hal keputusan untuk memberhentikan anggota Badan Pengurus
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan keputusan di luar
RUA, anggota Badan Pengurus yang bersangkutan diberi tahu terlebih dahulu
tentang rencana pemberhentian dan diberikan kesempatan untuk membela diri
sebelum diambil keputusan pemberhentian.
(4) Pemberian kesempatan untuk membela diri sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) tidak diperlukan dalam hal yang bersangkutan tidak berkeberatan untuk
diberhentikan.
(5) Pemberhentian anggota Badan Pengurus berlaku sejak:
a. ditutupnya RUA sebagaimana dimaksud pada ayat (1);
b. tanggal keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (3);
c. tanggal lain yang ditetapkan dalam keputusan RUA sebagaimana
dimaksud pada ayat (1); atau
d. tanggal lain yang ditetapkan dalam keputusan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3).
Disetujui, 19 Juni 2008
Pasal 42
(1) Anggota Badan Pengurus dapat diberhentikan untuk sementara oleh Badan
Pengawas dengan menyebutkan alasannya.
(2) Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberitahukan
secara tertulis kepada anggota Badan Pengurus yang bersangkutan.
(3) Anggota Badan Pengurus yang diberhentikan sementara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak berwenang melakukan tugas terhitung sejak
tanggal keputusan Badan Pengawas.
(4) Dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal
pemberhentian sementara harus diselenggarakan RUA.
www.djpp.depkumham.go.id
25
(5) Dalam RUA sebagaimana dimaksud pada ayat (4), anggota Badan Pengurus
yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri.
(6) RUA mencabut atau menguatkan keputusan pemberhentian sementara
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
(7) Apabila RUA tidak diselenggarakan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) atau RUA tidak dapat mengambil
keputusan, pemberhentian sementara tersebut menjadi batal.
Disetujui, 19 Juni 2008
Pasal 43
(1) Anggota Badan Pengurus diangkat oleh RUA.
(2) Untuk pertama kali pengangkatan anggota Badan Pengurus dilakukan oleh
pendiri dalam akta pendirian.
(3) Anggota Badan Pengurus diangkat untuk jangka waktu tertentu yang
ditentukan dalam anggaran dasar dan dapat diangkat kembali.
Disetujui, 19 Juni 2008
Pasal 44
(1) Keputusan RUA mengenai pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian
anggota Badan Pengurus juga menetapkan saat mulai berlakunya
pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian.
(2) Dalam hal RUA tidak menetapkan saat mulai berlakunya pengangkatan,
penggantian, dan pemberhentian anggota Badan Pengurus maka pengangkatan,
penggantian, dan pemberhentian anggota Badan Pengurus tersebut mulai
berlaku sejak ditutupnya RUA.
(3) Dalam hal terjadi pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian anggota
Badan Pengurus, Badan Pengurus wajib memberitahukan kepada Menteri
untuk dicatat dalam daftar Perkumpulan dalam jangka waktu paling lambat 30
(tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal keputusan RUA.
(4) Dalam hal pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) belum
www.djpp.depkumham.go.id
26
dilakukan, Menteri menolak setiap permohonan yang diajukan atau
pemberitahuan yang disampaikan kepada Menteri oleh Badan Pengurus yang
belum tercatat dalam daftar Perkumpulan.
(5) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak termasuk
pemberitahuan yang disampaikan oleh Badan Pengurus baru atas
pengangkatan dirinya sendiri.
Disetujui, 19 Juni 2008
Bagian Kedua
Tugas dan Tanggung Jawab
Pasal 45
(1) Badan Pengurus dengan iktikad baik, kehati-hatian, dan penuh tanggung jawab
menjalankan tugas pengurusan untuk kepentingan dan tujuan Perkumpulan.
(4) (2)Setiap anggota Badan Pengurus bertanggung jawab penuh secara pribadi atas
kerugian Perkumpulan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai
menjalankan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(5) (3)Anggota Badan Pengurus tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) apabila dapat membuktikan:
a. kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;
b. telah melakukan pengurusan dengan iktikad baik dan kehati-hatian
untuk kepentingan dan tujuan Perkumpulan;
c. tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak
langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian;
d. telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya
kerugian tersebut.
Pasal 45A
(2)(1)Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (1)
dengan tidak mengurangi tanggung jawab Badan Pengurus, Badan Pengurus
dapat mengangkat dan memberhentikan pelaksana harian dan/atau pelaksana
www.djpp.depkumham.go.id
27
kegiatan.
Penjelasan:
Yang dimaksud dengan “pelaksana harian dan/atau pelaksana kegiatan”
adalah karyawan Perkumpulan yang melaksanakan tugas kegiatan
Perkumpulan sehari-hari.
(3) (2)Ketentuan mengenai syarat dan tata cara pengangkatan dan pemberhentian
pelaksana harian dan/atau pelaksana kegiatan Perkumpulan diatur dalam
anggaran dasar.
Catatan:
Ayat (4) dan ayat (5) Pending.
Untuk dikonsultasikan dengan anggota yang lain.
Dipending, 19 Juni 2008
Pasal 46
(1) Badan Pengurus mewakili Perkumpulan baik di dalam maupun di luar
pengadilan.
(2) Dalam hal anggota Badan Pengurus terdiri lebih dari 1 (satu) orang, yang
berwenang mewakili Perkumpulan adalah setiap anggota Badan Pengurus,
kecuali ditentukan lain dalam anggaran dasar.
(3) Kewenangan Badan Pengurus untuk mewakili Perkumpulan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) adalah tidak terbatas dan tidak bersyarat, kecuali
ditentukan lain dalam Undang-Undang ini, anggaran dasar, atau keputusan
RUA.
(4) Keputusan RUA sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak boleh
bertentangan dengan ketentuan Undang-Undang ini dan/atau anggaran dasar
Perkumpulan.
Disetujui, 19 Juni 2008
www.djpp.depkumham.go.id
28
Pasal 47
(1) Badan Pengurus tidak berwenang:
a. mengikat Perkumpulan sebagai penjamin utang;
b. mengalihkan kekayaan Perkumpulan kecuali dengan persetujuan RUA;
dan
c. membebani kekayaan Perkumpulan sebagai jaminan utang pihak lain.
(2) Anggaran dasar dapat membatasi kewenangan Badan Pengurus dalam
melakukan perbuatan hukum untuk dan atas nama Perkumpulan.
Disetujui, 19 Juni 2008
Pasal 48
(1) Badan Pengurus tidak berwenang mengajukan permohonan pailit Perkumpulan
kepada pengadilan niaga sebelum memperoleh persetujuan RUA.
(2) Dalam hal kepailitan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terjadi karena
kesalahan atau kelalaian Badan Pengurus dan harta pailit tidak cukup untuk
membayar seluruh kewajiban kepada kreditor, setiap anggota Badan Pengurus
secara tanggung renteng bertanggung jawab atas sisa kewajiban yang tidak
terlunasi dari harta pailit tersebut.
Disetujui, 29-10-08
(3) Anggota Badan Pengurus tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kepailitan
Perkumpulan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) apabila dapat
membuktikan:
a. kepailitan tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;
b. telah melakukan pengurusan dengan itikad baik, kehati-hatian, dan
penuh tanggungjawab untuk kepentingan Perkumpulan dan sesuai
dengan maksud dan tujuan Perkumpulan;
c. tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak
langsung atas tindakan pengurusan yang dilakukan; dan
d. telah mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kepailitan.
www.djpp.depkumham.go.id
29
Disetujui, 29-10-08
(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dan ayat (3) berlaku juga
bagi Badan Pengurus dari Perkumpulan yang dinyatakan pailit berdasarkan
gugatan pihak ketiga.
Disetujui, 29-10-08
BAB VIII
BADAN PENGAWAS, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
Bagian Kesatu
Badan Pengawas
Pasal 49
(1) Badan Pengawas melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya
pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perkumpulan maupun kegiatan
Perkumpulan, dan memberi nasihat kepada Badan Pengurus.
(2) Pengawasan dan pemberian nasihat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan untuk kepentingan Perkumpulan dan sesuai dengan maksud dan
tujuan Perkumpulan.
(3) Badan Pengawas sekurang-kurangnya terdiri atas 1 (satu) orang dalam hal
anggota Badan Pengawas lebih dari 1 (satu) orang, seorang diantaranya dapat
diangkat sebagai ketua Badan Pengawas.
(4) Badan Pengawas yang terdiri atas lebih dari 1 (satu) orang anggota merupakan
majelis dan setiap anggota Badan Pengawas tidak dapat bertindak sendiri-
sendiri, melainkan berdasarkan keputusan Badan Pengawas.
(5) Susunan, tata cara pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian anggota
Badan Pengawas serta tata cara pencalonan anggota Badan Pengawas diatur
dalam anggaran dasar.
www.djpp.depkumham.go.id
30
(6) Yang dapat diangkat sebagai anggota Badan Pengawas adalah orang
perseorangan anggota Perkumpulan yang cakap melakukan perbuatan hukum,
5 (lima) tahun sebelum pengangkatan tidak pernah dihukum karena melakukan
tindak pidana dan memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam anggaran
dasar.
Disetujui, 19 Juni 2008
Pasal 50
(1) Anggota Badan Pengawas diangkat oleh RUA.
(2) Untuk pertama kali pengangkatan Badan Pengawas dilakukan oleh pendiri
dalam akta pendirian.
(3) Anggota Badan Pengawas diangkat untuk jangka waktu tertentu yang
ditentukan dalam anggaran dasar dan dapat diangkat kembali.
(4) Yang dapat diangkat menjadi anggota Badan Pengawas adalah orang
perseorangan anggota Perkumpulan yang cakap melakukan perbuatan hukum,
kecuali dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya pernah:
a. dinyatakan pailit;
b. menjadi anggota Badan Pengurus atau anggota Badan Pengawas yang
dinyatakan bersalah menyebabkan suatu Perkumpulan dinyatakan pailit;
atau
c. dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan
negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan.
Pasal 51
(1) Keputusan RUA mengenai pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian
anggota Badan Pengawas juga menetapkan saat mulai berlakunya
pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian tersebut.
(2) Dalam hal RUA tidak menetapkan saat mulai berlakunya
pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian anggota Badan Pengawas
maka pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian anggota Badan
www.djpp.depkumham.go.id
31
Pengurus tersebut mulai berlaku sejak ditutupnya RUA.
(3) Dalam hal terjadi pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian anggota
Badan Pengawas, Badan Pengurus wajib memberitahukan kepada Menteri
untuk dicatat dalam daftar Perkumpulan dalam jangka waktu paling lambat 30
(tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal keputusan RUA.
Disetujui, 19 Juni 2008
Bagian Kedua
Tugas dan Tanggung Jawab
Pasal 52
(1) Badan Pengawas dengan itikad baik, kehati-hatian, dan penuh tanggung jawab
menjalankan tugas pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat
(1) dan ayat (2).
(2) Setiap anggota Badan Pengawas bertanggung jawab penuh secara pribadi atas
kerugian Perkumpulan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai
menjalankan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Dalam hal Badan Pengawas terdiri dari 2 (dua) atau lebih anggota Badan
Pengawas, tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku
secara tanggung renteng bagi setiap anggota Badan Pengawas.
(4) Anggota Badan Pengawas tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) apabila dapat membuktikan:
a. kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;
b. telah melakukan pengawasan dengan iktikad baik dan kehati-hatian
untuk kepentingan Perkumpulan;
c. tidak mempunyai kepentingan pribadi atas tindakan pengurusan yang
dilakukan Badan Pengurus yang mengakibatkan kerugian; dan
d. telah memberi nasihat kepada Badan Pengurus untuk mencegah timbul
atau berlanjutnya kerugian tersebut.
Disetujui, 29-10-08
www.djpp.depkumham.go.id
32
Pasal 53
(1) Badan Pengawas tidak berwenang:
a. mengikat Perkumpulan sebagai penjamin utang;
b. mengalihkan kekayaan Perkumpulan kecuali dengan persetujuan RUA;
dan
c. membebani kekayaan Perkumpulan sebagai jaminan utang pihak lain.
(2) Anggaran dasar dapat membatasi kewenangan Badan Pengawas dalam
melakukan perbuatan hukum untuk dan atas nama Perkumpulan.
Disetujui, 19 Juni 2008
Pasal 54 53
(1) Badan Pengawas tidak berwenang mengajukan permohonan pailit
Perkumpulan kepada pengadilan sebelum memperoleh persetujuan RUA.
(1) Dalam hal terjadi kepailitan karena kesalahan atau kelalaian Badan
Pengawas dalam melakukan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49
ayat (1) dan ayat (2) dan kekayaan Perkumpulan tidak cukup untuk membayar
seluruh kewajiban kepada kreditor, setiap anggota Badan Pengawas secara
tanggung renteng ikut bertanggung jawab dengan anggota Badan Pengurus
atas kewajiban yang belum dilunasi dari harta pailit tersebut.
(2) Anggota Badan Pengawas tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kepailitan
Perkumpulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila dapat
membuktikan:
a. kepailitan tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;
b. telah melakukan tugas pengawasan dengan itikad baik, kehati-hatian,
dan penuh tanggungjawab untuk kepentingan Perkumpulan dan sesuai
dengan maksud dan tujuan Perkumpulan;
c. tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsung maupun tidak
langsung atas tindakan pengurusan yang dilakukan oleh Badan Pengurus
yang mengakibatkan kepailitan; dan
d. telah memberi nasihat kepada Badan Pengurus untuk mencegah
www.djpp.depkumham.go.id
33
terjadinya kepailitan.
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berlaku juga bagi
Badan Pengawas dari Perkumpulan yang dinyatakan pailit berdasarkan
gugatan pihak ketiga.
Disetujui, 29-10-08
BAB VIII
LAPORAN TAHUNAN
Pasal 55
(1) Badan Pengurus menyampaikan laporan tahunan kepada RUA setelah ditelaah
oleh Badan Pengawas dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan
setelah tahun buku Perkumpulan berakhir.
(2) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memuat
sekurang-kurangnya:
a. laporan keuangan yang terdiri atas neraca akhir tahun buku yang baru
lampau dan catatan atas laporan keuangan tersebut;
b. laporan mengenai kegiatan Perkumpulan;
c. rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi
kegiatan untuk mewujudkan maksud dan tujuan Perkumpulan; dan
e. laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh
Badan Pengawas selama tahun buku yang baru lampau.
Pasal 56
(1) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ditandatangani oleh
semua anggota Badan Pengurus dan semua anggota Badan Pengawas yang
menjabat pada tahun buku yang bersangkutan dan disediakan di kantor
Perkumpulan sejak tanggal panggilan RUA untuk dapat diperiksa oleh anggota
Perkumpulan.
(2) Dalam hal terdapat anggota Badan Pengurus atau anggota Badan Pengawas
yang tidak menandatangani laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat
www.djpp.depkumham.go.id
34
(1), yang bersangkutan harus menyebutkan alasannya secara tertulis, atau
alasan tersebut dinyatakan oleh Badan Pengurus dalam surat tersendiri yang
dilekatkan dalam laporan tahunan.
(3) Dalam hal terdapat anggota Badan Pengurus atau anggota Badan Pengawas
yang tidak menandatangani laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan tidak memberi alasan secara tertulis, yang bersangkutan dianggap telah
menyetujui isi laporan tahunan.
Pasal 57
(1) Persetujuan laporan tahunan dilakukan oleh RUA.
(2) Keputusan atas persetujuan laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang ini dan/atau
anggaran dasar.
(3) Dalam hal laporan yang disediakan ternyata tidak benar dan/atau menyesatkan,
anggota Badan Pengurus dan anggota Badan Pengawas secara tanggung
renteng bertanggung jawab terhadap pihak yang dirugikan.
(4) Anggota Badan Pengurus dan anggota Badan Pengawas dibebaskan dari
tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (3) apabila terbukti bahwa
keadaan tersebut bukan karena kesalahannya.
Pasal 58
Dalam hal pengurus Perkumpulan tidak menyusun laporan tahunan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 55, dalam waktu 2 (dua) tahun berturut-turut, masing-masing
pengurus bertanggung jawab secara tanggung renteng.
Pasal 59
(1) Pengurus Perkumpulan wajib menyampaikan laporan tahunan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 55 kepada Departemen Hukum dan Hak Asasi
Manusia.
(2) Dalam hal pengurus Perkumpulan tidak menyampaikan laporan tahunan,
www.djpp.depkumham.go.id
35
maka Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia dapat meminta laporan
tahunan tersebut.
Pasal 60
(1) Ikhtisar laporan tahunan Perkumpulan diumumkan pada papan pengumuman
di kantor Perkumpulan.
(2) Bagi Perkumpulan yang kekayaannya diperoleh dari sumbangan yang tidak
mengikat, wakaf, hibah atau memiliki kekayaan dalam jumlah tertentu, ikhtisar
laporan wajib diumumkan dalam 2 (dua) surat kabar harian.
(3) Ketentuan mengenai jumlah tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
BAB IX
PEMERIKSAAN TERHADAP PERKUMPULAN
Pasal 61
(1) Pemeriksaan terhadap Perkumpulan dapat dilakukan untuk mendapatkan data
atau keterangan dalam hal terdapat dugaan bahwa:
a. Perkumpulan melakukan perbuatan melawan hukum yang merugikan
anggota Perkumpulan atau pihak ketiga; atau
b. anggota Badan Pengurus atau anggota Badan Pengawas melakukan
perbuatan melawan hukum yang merugikan Perkumpulan atau anggota
Perkumpulan atau pihak ketiga.
(2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
mengajukan permohonan secara tertulis beserta alasannya ke pengadilan
negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Perkumpulan.
(3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diajukan oleh :
a. 1 (satu) anggota Perkumpulan atau yang mewakili paling sedikit 1/10
(satu persepuluh) bagian dari jumlah seluruh anggota Perkumpulan
dengan hak suara;
www.djpp.depkumham.go.id
36
b. pihak lain yang berdasarkan peraturan perundang-undangan, anggaran
dasar Perkumpulan atau perjanjian dengan Perkumpulan diberi
wewenang untuk mengajukan permohonan pemeriksaan; atau
c. kejaksaan untuk kepentingan umum.
(4) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a diajukan setelah
pemohon terlebih dahulu meminta data atau keterangan kepada Perkumpulan
dalam RUA dan Perkumpulan tidak memberikan data atau keterangan tersebut.
(5) Permohonan untuk mendapatkan data atau keterangan tentang Perkumpulan
atau permohonan pemeriksaan untuk mendapatkan data atau keterangan
tersebut harus didasarkan atas alasan yang wajar dan itikad baik.
Pasal 62
(1) Pengadilan dapat menolak atau menerima atas permohonan pemeriksaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (2).
(2) Ketua pengadilan negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menolak
permohonan apabila permohonan tersebut tidak didasarkan atas alasan yang
wajar dan/atau tidak dilakukan dengan itikad baik.
(3) Dalam hal permohonan dikabulkan, ketua pengadilan negeri mengeluarkan
penetapan pemeriksaan dan mengangkat paling banyak 3 (tiga) orang ahli
untuk melakukan pemeriksaan.
(4) Setiap anggota Badan Pengurus, anggota Badan Pengawas, karyawan
Perkumpulan yang telah ditunjuk oleh Perkumpulan tidak dapat diangkat
sebagai ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
Pasal 63
(1) Laporan hasil pemeriksaan disampaikan oleh ahli sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 62 ayat (3) kepada ketua pengadilan negeri dalam waktu
sebagaimana ditentukan dalam penetapan pengadilan untuk pemeriksaan
paling lambat 90 (sembilan puluh) hari terhitung sejak tanggal pengangkatan
ahli tersebut.
www.djpp.depkumham.go.id
37
(2) Ketua pengadilan negeri memberikan salinan laporan hasil pemeriksaan
kepada pemohon dan Perkumpulan yang bersangkutan dalam jangka waktu
paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal laporan hasil
pemeriksaan diterima.
Pasal 64
(1) Ketua pengadilan negeri menentukan jumlah maksimum biaya pemeriksaan.
(2) Biaya pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayar oleh
Perkumpulan.
(3) Ketua pengadilan negeri atas permohonan Perkumpulan dapat membebankan
penggantian seluruh atau sebagian biaya pemeriksaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) kepada pemohon, anggota Badan Pengurus, dan/atau anggota
Badan Pengawas.
BAB X
PEMBUBARAN PERKUMPULAN
Pasal 65
(1) Pembubaran Perkumpulan terjadi karena:
a. berdasarkan keputusan RUA;
b. jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah
berakhir;
c. tujuan Perkumpulan yang telah ditetapkan dalam anggaran dasar telah
tercapai; atau
d. berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap.
(2) Dalam hal terjadi pembubaran Perkumpulan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1),
a. wajib diikuti dengan likuidasi yang dilakukan oleh likuidator atau
kurator; dan
www.djpp.depkumham.go.id
38
b. Perkumpulan tidak dapat melakukan perbuatan hukum, kecuali
diperlukan untuk membereskan semua urusan Perkumpulan dalam
rangka likuidasi.
Pasal 66
(1) Yang dapat mengajukan usul pembubaran Perkumpulan kepada RUA:
a. anggota Perkumpulan yang mewakili paling sedikit 1/10 (satu
persepuluh ) bagian dari jumlah seluruh anggota Perkumpulan dengan
hak suara; atau
b. lebih dari 1/2 (satu perdua) dari jumlah anggota Badan Pengurus dan/atau
Badan Pengawas.
(2) Keputusan RUA tentang pembubaran Perkumpulan sah apabila diambil sesuai
dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36.
(3) Pembubaran Perkumpulan dimulai sejak saat yang ditetapkan dalam keputusan
RUA.
Pasal 67
(1) Pembubaran Perkumpulan terjadi karena hukum apabila jangka waktu
berdirinya Perkumpulan yang ditetapkan dalam anggaran dasar berakhir.
(2) Dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah jangka waktu
berdirinya Perkumpulan berakhir RUA menetapkan penunjukan likuidator.
(3) Badan Pengurus tidak boleh melakukan perbuatan hukum baru atas nama
Perkumpulan setelah jangka waktu berdirinya Perkumpulan yang ditetapkan
dalam anggaran dasar berakhir.
Pasal 68
Pengadilan negeri dapat membubarkan Perkumpulan atas:
a. permohonan kejaksaan berdasarkan alasan Perkumpulan melanggar
kepentingan umum atau Perkumpulan melakukan perbuatan yang melanggar
www.djpp.depkumham.go.id
39
peraturan perundang-undangan;
b. permohonan pihak yang berkepentingan berdasarkan alasan adanya cacat
hukum dalam akta pendirian;
permohonan anggota Perkumpulan, Badan Pengurus atau Badan Pengawas
berdasarkan alasan Perkumpulan tidak mungkin untuk dilanjutkan.
Pasal 69
(1) Pembubaran Perkumpulan tidak mengakibatkan Perkumpulan kehilangan
status badan hukum sampai dengan selesainya likuidasi dan
pertanggungjawaban likuidator diterima oleh RUA atau pengadilan.
(2) Sejak saat pembubaran pada setiap surat keluar Perkumpulan dicantumkan
kata “dalam likuidasi” di belakang nama Perkumpulan.
Pasal 70
(1) Dalam Penetapan Pengadilan tentang pembubaran Perkumpulan, dapat
ditunjuk likuidator atau kurator.
(2) Dalam hal penetapan pengadilan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak
menunjuk likuidator atau kurator, atau dalam anggaran dasar tidak mengatur
likuidator atau kurator, maka pengurus dapat bertindak sebagai likuidator atau
kurator.
(3) Ketentuan mengenai penunjukan, pengangkatan, pemberhentian, wewenang,
tugas dan tanggung jawab secara pengawasan terhadap pengurus berlaku juga
bagi likuidator atau kurator, kecuali Anggaran dasar menentukan lain.
Pasal 71
(1) Likuidator bertanggung jawab kepada RUA atau pengadilan yang
mengangkatnya atas likuidasi Perkumpulan yang dilakukan.
(2) Likuidator wajib memberitahukan kepada Menteri dan mengumumkan hasil
akhir proses likuidasi dalam surat kabar setelah RUA memberikan pelunasan
dan pembebasan kepada likuidator atau setelah pengadilan menerima
www.djpp.depkumham.go.id
40
pertanggungjawaban likuidator yang ditunjuknya.
(3) Menteri mencatat berakhirnya status badan hukum Perkumpulan dan
menghapus nama Perkumpulan dari daftar Perkumpulan, setelah ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dipenuhi.
(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) berlaku juga bagi
berakhirnya status badan hukum Perkumpulan karena penggabungan atau
peleburan.
(5) Pemberitahuan dan pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung
sejak tanggal pertanggungjawaban likuidator diterima oleh RUA dan
pengadilan.
(6) Menteri mengumumkan berakhirnya status badan hukum Perkumpulan dalam
Berita Negara Republik Indonesia.
Pasal 72
(1) Kekayaan sisa hasil likuidasi diserahkan kepada Perkumpulan lain yang
mempunyai maksud dan tujuan yang sama dengan Perkumpulan yang bubar.
(2) Dalam hal sisa likuidasi tidak diserahkan kepada Perkumpulan lain, sisa
kekayaan tersebut diserahkan kepada Negara dan penggunaannya dilakukan
sesuai dengan maksud dan tujuan Perkumpulan tersebut.
BAB XI
B I A Y A
Pasal 73
Ketentuan mengenai biaya untuk:
a. memperoleh pengesahan badan hukum Perkumpulan;
b. memperoleh persetujuan perubahan anggaran dasar;
c. memperoleh informasi tentang data Perkumpulan dalam daftar Perkumpulan;
d. pengumuman yang diwajibkan dalam Undang-Undang ini dalam Berita
www.djpp.depkumham.go.id
41
Negara Republik Indonesia dan Tambahan Berita Negara Republik Indonesia;
dan
e. memperoleh salinan mengenai pengesahan badan hukum Perkumpulan atau
persetujuan perubahan anggaran dasar Perkumpulan oleh menteri
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
BAB XII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 74
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:
a. anggaran dasar dari Perkumpulan yang telah memperoleh status badan
hukum dan perubahan anggaran dasar yang telah disetujui atau dilaporkan
kepada Menteri dan didaftarkan dalam daftar Perkumpulan sebelum Undang-
Undang ini berlaku tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
Undang-Undang ini;
b. anggaran dasar dari Perkumpulan yang belum memperoleh status badan
hukum atau anggaran dasar yang perubahannya belum disetujui atau belum
dilaporkan kepada Menteri, wajib disesuaikan dengan Undang-Undang ini.
c. Perkumpulan yang telah memperoleh status badan hukum berdasarkan
peraturan perundang-undangan, dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah
berlakunya Undang-Undang ini wajib menyesuaikan anggaran dasarnya
dengan ketentuan Undang-Undang ini.
d. Perkumpulan yang tidak menyesuaikan anggaran dasarnya dalam jangka
waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dibubarkan berdasarkan
putusan pengadilan negeri atas permohonan kejaksaan atau pihak yang
berkepentingan.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
www.djpp.depkumham.go.id
42
Pasal 75
Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Disahkan di Jakarta
pada tanggal …
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
............................................
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal ...
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
.............................................
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN ... NOMOR ...
www.djpp.depkumham.go.id
top related