6- bab 2. teori dan kosep kkld
Post on 08-Aug-2015
136 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Laporan AkhirPembentukan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD)
2.1. KONSEP KONSERVASI (KAWASAN LINDUNG)
2.1.1. Definisi
Menurut IUCN (1994) kawasan dilindungi
baik darat maupun laut
pemeliharaan keanekaragaman hayati dan budaya yang terkait dengan sumber daya
alam tersebut, dan dikelola melalui upaya
lainnya. Dalam World Conservation Stra
Indonesia dan dituangkan dalam Undang
Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, konservasi didefinisikan
sebagai manajemen biosfer secara berkelanjutan untuk memperoleh m
generasi sekarang dan generasi yang akan datang.
Encyclopedia Americana
manajemen lingkungan yang dilakukan sedemikian rupa sehingga menjamin
pemenuhan kebutuhan sum
Dalam Merit Student Encyclopedia
penggunaan sumber daya alam dan sumber daya manusia secara bijaksana
utama kegiatan konservasi adalah keberlanjutan spesies ma
makanan dan kebutuhan baku lainnya sangat tergantung pada lingkungan alam.
Tujuan lain adalah memelihara kualitas lingkungan hidup dari pencemaran serta
melindungi flora, fauna, dan lahan.
IUCN mengelompokkan kawasan dilindungi ke dal
Strict Nature Reserve/Wilderness Area
Habitat/Species Management Area
(f) Managed Resources Protected Area
IUCN dengan mengeluarkan “
tiga strategi utama yakni :
a. Memelihara proses ekologis dan sistem penyangga kehidupan
b. Melindungi diversitas genetik
BABI
Pembentukan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Kota Makassar
CV. MAHAPANI KONSULTAN
KONSERVASI (KAWASAN LINDUNG)
Menurut IUCN (1994) kawasan dilindungi (protected area) adalah
baik darat maupun laut yang secara khusus diperuntukkan bagi perlindungan dan
pemeliharaan keanekaragaman hayati dan budaya yang terkait dengan sumber daya
alam tersebut, dan dikelola melalui upaya-upaya yang legal atau upaya
World Conservation Strategy (IUCN 1980) yang telah diadopsi oleh
Indonesia dan dituangkan dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, konservasi didefinisikan
manajemen biosfer secara berkelanjutan untuk memperoleh m
generasi sekarang dan generasi yang akan datang. Sedangkan dalam
Encyclopedia Americana (Americana Corporation 1980), konservasi diartikan sebagai
manajemen lingkungan yang dilakukan sedemikian rupa sehingga menjamin
pemenuhan kebutuhan sumber daya alam bagi generasi yang akan datang
Merit Student Encyclopedia (Hasley 1979) konservasi diartikan sebagai
penggunaan sumber daya alam dan sumber daya manusia secara bijaksana
utama kegiatan konservasi adalah keberlanjutan spesies manusia yang pemenuhan
makanan dan kebutuhan baku lainnya sangat tergantung pada lingkungan alam.
Tujuan lain adalah memelihara kualitas lingkungan hidup dari pencemaran serta
melindungi flora, fauna, dan lahan.
IUCN mengelompokkan kawasan dilindungi ke dalam enam kategori, yaitu: (a)
Reserve/Wilderness Area.; (b) National Park; (c) Natural Monument
Habitat/Species Management Area; (e) Protected Landscape/Seascape
Managed Resources Protected Area. Upaya konservasi ini telah
IUCN dengan mengeluarkan “World Conservation Strategy” tahun 1980 dalam bentuk
tiga strategi utama yakni :
Memelihara proses ekologis dan sistem penyangga kehidupan
Melindungi diversitas genetik
BABII
TEORI DANKONSEP KKLD
KONSULTAN II - 1
) adalah suatu areal,
yang secara khusus diperuntukkan bagi perlindungan dan
pemeliharaan keanekaragaman hayati dan budaya yang terkait dengan sumber daya
upaya yang legal atau upaya-upaya efektif
(IUCN 1980) yang telah diadopsi oleh
undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, konservasi didefinisikan
manajemen biosfer secara berkelanjutan untuk memperoleh manfaat bagi
Sedangkan dalam The
(Americana Corporation 1980), konservasi diartikan sebagai
manajemen lingkungan yang dilakukan sedemikian rupa sehingga menjamin
ber daya alam bagi generasi yang akan datang.
(Hasley 1979) konservasi diartikan sebagai
penggunaan sumber daya alam dan sumber daya manusia secara bijaksana. Tujuan
nusia yang pemenuhan
makanan dan kebutuhan baku lainnya sangat tergantung pada lingkungan alam.
Tujuan lain adalah memelihara kualitas lingkungan hidup dari pencemaran serta
am enam kategori, yaitu: (a)
Natural Monument; (d)
Protected Landscape/Seascape; dan
. Upaya konservasi ini telah dirumuskan oleh
” tahun 1980 dalam bentuk
Memelihara proses ekologis dan sistem penyangga kehidupan
TEORI DANKONSEP KKLD
Laporan AkhirPembentukan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD)
c. Pemanfaatan spesies dan ekosistem yang
Dalam Redaksi Ensiklopedia Indonesia (1983), konservasi masih diartikan
sempit, yaitu perlindungan benda dan hasil produksi dari kerusakan
konservasi yang selama ini berkembang berangkat dari logika preservasi
banyak kalangan yang memandang pembangunan dan konservasi sebagai dua kutub
yang bertentangan. Di satu sisi pembangunan menghendaki adanya perubahan dan di
sisi lain konservasi tidak menghendaki adanya perubahan, karena perubahan dapat
menimbulkan kerusakan. Pem
sebagai penghambat pembangunan. Padahal tujuan konservasi adalah menunjang
pembangunan berkelanjutan.
Dalam era reformasi, paradigma pembangunan kelautan dan perikanan
khususnya dalam sektor Kawasan konservas
mengalami kemajuan. Segala yang menyangkut tentang konservasi sumberdaya ikan
telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Pasal 13 dan Pasal 14
Undang-Undang No 31 Tahun 2004 tentang Perikanan. Dalam BAB
UMUM menjelaskan secara rinci bahwa : Ayat (1) Konservasi Sumberdaya Ikan adalah
upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan sumberdaya ikan, termasuk
ekosistem, jenis dan genetika untuk menjamin keberadaan, ketersediaan, dan
kesinambungan dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan
keanekaragaman sumber daya ikan, ayat (2) Konservasi Ekosistem adalah upaya
melindungi, melestarikan, dan memanfaatkan fungsi ekosistem sebagai habitat
penyangga kehidupan biota perairan pada wakt
(3) Konservasi Jenis Ikan adalah semua upaya perlindungan, pelestarian dan
pemanfaatan fungsi jenis dari sumberdaya ikan, untuk menjamin keberadaan,
ketersediaan, dan kesinambungan fungsi jenis ikan tersebut bagi gener
dan yang akan datang, ayat (4) Konservasi Genetik Ikan adalah semua perlindungan,
pelestarian, dan pemanfaatan fungsu genetika dari sumberdaya ikan, untuk menjamin
keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungan fungsi genetika sumberdaya ikan
tersebut bagi generasi sekarang dan yang akan datang, ayat (12) Ekosistem adalah
tatanan sumberdaya ikan yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling
mempengaruhi dalam bentuk kesimbangan, stabilitas, dan produktivitas sumberdaya
ikan, ayat (13) Perlind
ekosistem, jenis, dan genetikan ikan dari gangguan, ancaman, kerusakan, dan
kepunahan yang ditimbulkan baik oleh manusia maupun alam, ayat (17) Kawasan
Pembentukan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Kota Makassar
CV. MAHAPANI KONSULTAN
Pemanfaatan spesies dan ekosistem yang berkelanjutan.
Dalam Redaksi Ensiklopedia Indonesia (1983), konservasi masih diartikan
yaitu perlindungan benda dan hasil produksi dari kerusakan
konservasi yang selama ini berkembang berangkat dari logika preservasi
kalangan yang memandang pembangunan dan konservasi sebagai dua kutub
yang bertentangan. Di satu sisi pembangunan menghendaki adanya perubahan dan di
sisi lain konservasi tidak menghendaki adanya perubahan, karena perubahan dapat
menimbulkan kerusakan. Pemahaman tersebut menimbulkan anggapan konservasi
sebagai penghambat pembangunan. Padahal tujuan konservasi adalah menunjang
pembangunan berkelanjutan.
Dalam era reformasi, paradigma pembangunan kelautan dan perikanan
khususnya dalam sektor Kawasan konservasi sumberdaya perikanan telah banyak
mengalami kemajuan. Segala yang menyangkut tentang konservasi sumberdaya ikan
telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Pasal 13 dan Pasal 14
Undang No 31 Tahun 2004 tentang Perikanan. Dalam BAB
UMUM menjelaskan secara rinci bahwa : Ayat (1) Konservasi Sumberdaya Ikan adalah
upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan sumberdaya ikan, termasuk
ekosistem, jenis dan genetika untuk menjamin keberadaan, ketersediaan, dan
dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan
keanekaragaman sumber daya ikan, ayat (2) Konservasi Ekosistem adalah upaya
melindungi, melestarikan, dan memanfaatkan fungsi ekosistem sebagai habitat
penyangga kehidupan biota perairan pada waktu sekarang dan yang akan datang, ayat
(3) Konservasi Jenis Ikan adalah semua upaya perlindungan, pelestarian dan
pemanfaatan fungsi jenis dari sumberdaya ikan, untuk menjamin keberadaan,
ketersediaan, dan kesinambungan fungsi jenis ikan tersebut bagi gener
dan yang akan datang, ayat (4) Konservasi Genetik Ikan adalah semua perlindungan,
pelestarian, dan pemanfaatan fungsu genetika dari sumberdaya ikan, untuk menjamin
keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungan fungsi genetika sumberdaya ikan
sebut bagi generasi sekarang dan yang akan datang, ayat (12) Ekosistem adalah
tatanan sumberdaya ikan yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling
mempengaruhi dalam bentuk kesimbangan, stabilitas, dan produktivitas sumberdaya
ikan, ayat (13) Perlindungan Sumberdaya Ikan adalah upaya untuk melindungi
ekosistem, jenis, dan genetikan ikan dari gangguan, ancaman, kerusakan, dan
kepunahan yang ditimbulkan baik oleh manusia maupun alam, ayat (17) Kawasan
KONSULTAN II - 2
berkelanjutan.
Dalam Redaksi Ensiklopedia Indonesia (1983), konservasi masih diartikan
yaitu perlindungan benda dan hasil produksi dari kerusakan, atau konsep
konservasi yang selama ini berkembang berangkat dari logika preservasi. Akibatnya
kalangan yang memandang pembangunan dan konservasi sebagai dua kutub
yang bertentangan. Di satu sisi pembangunan menghendaki adanya perubahan dan di
sisi lain konservasi tidak menghendaki adanya perubahan, karena perubahan dapat
ahaman tersebut menimbulkan anggapan konservasi
sebagai penghambat pembangunan. Padahal tujuan konservasi adalah menunjang
Dalam era reformasi, paradigma pembangunan kelautan dan perikanan
i sumberdaya perikanan telah banyak
mengalami kemajuan. Segala yang menyangkut tentang konservasi sumberdaya ikan
telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Pasal 13 dan Pasal 14
Undang No 31 Tahun 2004 tentang Perikanan. Dalam BAB I KETENTUAN
UMUM menjelaskan secara rinci bahwa : Ayat (1) Konservasi Sumberdaya Ikan adalah
upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan sumberdaya ikan, termasuk
ekosistem, jenis dan genetika untuk menjamin keberadaan, ketersediaan, dan
dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan
keanekaragaman sumber daya ikan, ayat (2) Konservasi Ekosistem adalah upaya
melindungi, melestarikan, dan memanfaatkan fungsi ekosistem sebagai habitat
u sekarang dan yang akan datang, ayat
(3) Konservasi Jenis Ikan adalah semua upaya perlindungan, pelestarian dan
pemanfaatan fungsi jenis dari sumberdaya ikan, untuk menjamin keberadaan,
ketersediaan, dan kesinambungan fungsi jenis ikan tersebut bagi generasi sekarang
dan yang akan datang, ayat (4) Konservasi Genetik Ikan adalah semua perlindungan,
pelestarian, dan pemanfaatan fungsu genetika dari sumberdaya ikan, untuk menjamin
keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungan fungsi genetika sumberdaya ikan
sebut bagi generasi sekarang dan yang akan datang, ayat (12) Ekosistem adalah
tatanan sumberdaya ikan yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling
mempengaruhi dalam bentuk kesimbangan, stabilitas, dan produktivitas sumberdaya
ungan Sumberdaya Ikan adalah upaya untuk melindungi
ekosistem, jenis, dan genetikan ikan dari gangguan, ancaman, kerusakan, dan
kepunahan yang ditimbulkan baik oleh manusia maupun alam, ayat (17) Kawasan
Laporan AkhirPembentukan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD)
Konservasi Perairan adalah kawasan perairan yang yan
menwujudkan pengelolaan sumberdaya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan.
Dalam rangka pencapaian tujuan pegelolaan Kawasan Konservasi Perairan
dari berbagai type diatur dalam Pasal 11 UU No. 31 Tahun 2004 yang menjelaskan
secara rinci mengenai Taman Nasional Perairan, Suaka Alam Perairan, Taman Wisata
Perairan, dan Suaka Perikanan.
Kawasan Suaka Alam Perairan
tertentu untuk tujuan perlindungan keanekaragaman jenis ikan dan ekosi
Taman Nasional Perairan
ekosistem asli dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan
penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, kegiatan yang menunjang perikanan yang
berkelanjutan, wisata perairan, dan rekreasi.
Taman Wisata Perairan
dimanfaatkan bagi kehidupan wisata perairan dan rekreasi.
Suaka Perikanan adalah kawasan perairan tertentu, baik air tawar, payau, maupun
laut dengan kondisi dan ciri tertentu sebagai tempat perlindungan/berkembang biak
jenis sumberdaya ikan tertentu, yang berfungsi sebagai daerah perlindungan.
Dasar hukum lain yang menjadi lan
Konservasi daerah adalah
Tentang Pemerintahan Daerah serta UU No.25/1999 Tentang Perimbangan Keuangan
antara Pusat dan Daerah, UU No. 23 tahun 1997 Tentang Pengelolaan Ling
Hidup. Semua produk hukum ini diharapkan menjadi acuan dan landasan hukum
dalam pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
2.1.2. Pengalaman dan Urgensi Pengembangan Konservasi Laut
Perairan laut Indonesia merupakan salah satu pusat ke
dunia, memiliki Indeks Keanekaragaman Hayati (
1997). Walaupun kepulauan Indonesia hanya mewakili 1,3% luas daratan dunia, tetapi
memiliki 25% jumlah spesies ikan di dunia, 17% spesies burung, 16% r
12% mamalia, 10% tumbuhan dan sejumlah invertebrata, fungi, dan mikroorganisme di
dunia (Gautam, et al. 2000). Hutan tropis Indonesia merupakan 10% dari hutan tropis
dunia dan 40-50% hutan tropis Asia. Di dalamnya terdapat sekitar 4.000
pohon. Hutan tropika Indonesia juga merupakan habitat bagi 500 spesies mamalia
Pembentukan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Kota Makassar
CV. MAHAPANI KONSULTAN
Konservasi Perairan adalah kawasan perairan yang yang dilindungi untuk
menwujudkan pengelolaan sumberdaya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan.
Dalam rangka pencapaian tujuan pegelolaan Kawasan Konservasi Perairan
dari berbagai type diatur dalam Pasal 11 UU No. 31 Tahun 2004 yang menjelaskan
rinci mengenai Taman Nasional Perairan, Suaka Alam Perairan, Taman Wisata
Perairan, dan Suaka Perikanan.
Kawasan Suaka Alam Perairan adalah kawasan konservasi perairan dengan ciri khas
tertentu untuk tujuan perlindungan keanekaragaman jenis ikan dan ekosi
Taman Nasional Perairan adalah kawasan konservasi perairan yang mempunyai
ekosistem asli dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan
penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, kegiatan yang menunjang perikanan yang
isata perairan, dan rekreasi.
Taman Wisata Perairan adalah Kawasan Konservasi Perairan dengan tujuan untuk
dimanfaatkan bagi kehidupan wisata perairan dan rekreasi.
adalah kawasan perairan tertentu, baik air tawar, payau, maupun
laut dengan kondisi dan ciri tertentu sebagai tempat perlindungan/berkembang biak
jenis sumberdaya ikan tertentu, yang berfungsi sebagai daerah perlindungan.
Dasar hukum lain yang menjadi landasan dalam pengelolaan Kawasan
Konservasi daerah adalah UU No.24/1992 Tentang Penataan Ruang, UU N0.22/1999
Tentang Pemerintahan Daerah serta UU No.25/1999 Tentang Perimbangan Keuangan
antara Pusat dan Daerah, UU No. 23 tahun 1997 Tentang Pengelolaan Ling
Semua produk hukum ini diharapkan menjadi acuan dan landasan hukum
dalam pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Kota Makassar.
Pengalaman dan Urgensi Pengembangan Konservasi Laut
Perairan laut Indonesia merupakan salah satu pusat keanekaragaman hayati
dunia, memiliki Indeks Keanekaragaman Hayati (Biodiversity Index) yang tinggi (Paine
1997). Walaupun kepulauan Indonesia hanya mewakili 1,3% luas daratan dunia, tetapi
memiliki 25% jumlah spesies ikan di dunia, 17% spesies burung, 16% r
12% mamalia, 10% tumbuhan dan sejumlah invertebrata, fungi, dan mikroorganisme di
. 2000). Hutan tropis Indonesia merupakan 10% dari hutan tropis
50% hutan tropis Asia. Di dalamnya terdapat sekitar 4.000
pohon. Hutan tropika Indonesia juga merupakan habitat bagi 500 spesies mamalia
KONSULTAN II - 3
g dilindungi untuk
menwujudkan pengelolaan sumberdaya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan.
Dalam rangka pencapaian tujuan pegelolaan Kawasan Konservasi Perairan
dari berbagai type diatur dalam Pasal 11 UU No. 31 Tahun 2004 yang menjelaskan
rinci mengenai Taman Nasional Perairan, Suaka Alam Perairan, Taman Wisata
adalah kawasan konservasi perairan dengan ciri khas
tertentu untuk tujuan perlindungan keanekaragaman jenis ikan dan ekosistemnya.
adalah kawasan konservasi perairan yang mempunyai
ekosistem asli dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan
penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, kegiatan yang menunjang perikanan yang
adalah Kawasan Konservasi Perairan dengan tujuan untuk
adalah kawasan perairan tertentu, baik air tawar, payau, maupun
laut dengan kondisi dan ciri tertentu sebagai tempat perlindungan/berkembang biak
jenis sumberdaya ikan tertentu, yang berfungsi sebagai daerah perlindungan.
dasan dalam pengelolaan Kawasan
UU No.24/1992 Tentang Penataan Ruang, UU N0.22/1999
Tentang Pemerintahan Daerah serta UU No.25/1999 Tentang Perimbangan Keuangan
antara Pusat dan Daerah, UU No. 23 tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan
Semua produk hukum ini diharapkan menjadi acuan dan landasan hukum
Pengalaman dan Urgensi Pengembangan Konservasi Laut
anekaragaman hayati
) yang tinggi (Paine
1997). Walaupun kepulauan Indonesia hanya mewakili 1,3% luas daratan dunia, tetapi
memiliki 25% jumlah spesies ikan di dunia, 17% spesies burung, 16% reptile, amphibi,
12% mamalia, 10% tumbuhan dan sejumlah invertebrata, fungi, dan mikroorganisme di
. 2000). Hutan tropis Indonesia merupakan 10% dari hutan tropis
50% hutan tropis Asia. Di dalamnya terdapat sekitar 4.000 spesies
pohon. Hutan tropika Indonesia juga merupakan habitat bagi 500 spesies mamalia
Laporan AkhirPembentukan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD)
(100 di antaranya endemik) dan 1.500 spesies burung (IUCN 1992). Selain itu,
keanekaragaman karangnya sangat tinggi sekitar 500
(Gambar 2.1). Oleh karena itu konservasi sumber daya alam merupakan hal yang
sangat penting. Untuk menghindari terjadinya kepunahan flora
mikroorganisme sesuai dengan
“save it, study it, and use it
suatu spesies atau ekosistem sebelum hilang (rusak), kemudian kaji kegunaannya bagi
peningkatan kesejahteraan hidup manusia secara berkelanjutan.
Indonesia sebagai pusat keanekaragam
Untuk memenuhi
alam secara kontinyu. Upaya konservasi akan mengarahkan agar dapat tercukupi
kebutuhan jangka pendek dengan cara mempertahankan keberadaan sumber da
untuk jangka panjang. Upaya konservasi akan dapat dicapai melalui perlindungan alam
(Protected Area) yakni pengelolaan biosfer sedemikian rupa agar menghasilkan
manfaat sebesar-besarnya pada generasi sekarang tanpa menghilangkan kebutuhan
dan keinginan dari generasi yang akan datang.
MacKinnon et.al.
pemilihan kawasan protected area
a. Kehadiran spesies yang menjadi ciri khas atau keistemewaan suatu
kawasan
Pembentukan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Kota Makassar
CV. MAHAPANI KONSULTAN
(100 di antaranya endemik) dan 1.500 spesies burung (IUCN 1992). Selain itu,
keanekaragaman karangnya sangat tinggi sekitar 500-600 spesies (Veron, 2000)
). Oleh karena itu konservasi sumber daya alam merupakan hal yang
sangat penting. Untuk menghindari terjadinya kepunahan flora
mikroorganisme sesuai dengan Convention on Conservation of Biodiversity,
save it, study it, and use it” (Suwelo 2000; Alikodra 1996). Artinya selamatkanlah
suatu spesies atau ekosistem sebelum hilang (rusak), kemudian kaji kegunaannya bagi
peningkatan kesejahteraan hidup manusia secara berkelanjutan.
Gambar 2.1.Indonesia sebagai pusat keanekaragam Terumbu Karang tertinggi di Dunia
memenuhi kebutuhan masyarakat, diperlukan ketersediaan sumber daya
alam secara kontinyu. Upaya konservasi akan mengarahkan agar dapat tercukupi
kebutuhan jangka pendek dengan cara mempertahankan keberadaan sumber da
untuk jangka panjang. Upaya konservasi akan dapat dicapai melalui perlindungan alam
) yakni pengelolaan biosfer sedemikian rupa agar menghasilkan
besarnya pada generasi sekarang tanpa menghilangkan kebutuhan
dari generasi yang akan datang.
et.al. (1986) mengemukakan secara garis besar pertimbangan
protected area berdasarkan :
Kehadiran spesies yang menjadi ciri khas atau keistemewaan suatu
KONSULTAN II - 4
(100 di antaranya endemik) dan 1.500 spesies burung (IUCN 1992). Selain itu,
600 spesies (Veron, 2000)
). Oleh karena itu konservasi sumber daya alam merupakan hal yang
sangat penting. Untuk menghindari terjadinya kepunahan flora-fauna dan
Convention on Conservation of Biodiversity, yakni
Artinya selamatkanlah
suatu spesies atau ekosistem sebelum hilang (rusak), kemudian kaji kegunaannya bagi
Terumbu Karang tertinggi di Dunia
ketersediaan sumber daya
alam secara kontinyu. Upaya konservasi akan mengarahkan agar dapat tercukupi
kebutuhan jangka pendek dengan cara mempertahankan keberadaan sumber daya
untuk jangka panjang. Upaya konservasi akan dapat dicapai melalui perlindungan alam
) yakni pengelolaan biosfer sedemikian rupa agar menghasilkan
besarnya pada generasi sekarang tanpa menghilangkan kebutuhan
(1986) mengemukakan secara garis besar pertimbangan
Kehadiran spesies yang menjadi ciri khas atau keistemewaan suatu
Laporan AkhirPembentukan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD)
b. Implikasi teori biogeografi pulau
c. Pertimbangan pariwisata
d. Kriteria hidrologi
e. Aspek geografi
f. Pertimbangan politik.
Pengalaman di berbagai negara dalam memilih kawasan perlindungan alam
dilakukan dengan cara, antara lain :
a. Strategi perlindungan kawasan alami regional di Andes
b. Formulasi unt
c. Pengintegrasian pendekatan spesies dan ekosistem di India
d. Bank plasma nutfah
e. Ukuran minimum yang kritis bagi suaka
f. Tempat perlindungan
g. Berdasarkan wilayah biogeografi di Amerika Selatan
h. Berdasarkan potensi wisata
i. Nilai pelestarian kawasan tangkapan air di Malawi
j. Kriteria untuk pertimbangan dalam memilih kawasan yang dilindungi
(MacKinnon et. al
WWF-Internasional (1998), umumnya pengalokasian kawasan untuk
Protected Area (MPA) bertujuan sebagai konservasi keanekaragaman hayati termasuk
di dalamnya melindungi dan memulihan populasi yang menurun, spesies yang
terancam kepunahan serta kerusakan habitat. Akan tetapi MPA juga memiliki peran
lain, misalnya : di Australia's Great
Barrier Reef Australia) untuk mengurangi konflik kepentingan pemanfaatan lingkungan
laut. Sedangkan The Galapagos Marine Reserves and banc Arguin National Park
memiliki peran penting dalam pengaturan pemanfaatan
Menggolongkan daerah pesisir
telah memberi sumbangan pada sistem global. Peran serta secara aktif dalam program
pengelolaan wilayah pesisir
alam daratan dan laut. Selanjutnya pengembangan dan penerapan program
pengelolaan MPA harus dilaksanakan secara terpadu (IUCN, 1992). Jika pemerintah
akan menambah wilayah perlindungan alam, pemrakarsa harus dapat meyakinkan
bahwa perlindungan alam dapat
Pembentukan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Kota Makassar
CV. MAHAPANI KONSULTAN
Implikasi teori biogeografi pulau
Pertimbangan pariwisata
Kriteria hidrologi
Aspek geografi
Pertimbangan politik.
Pengalaman di berbagai negara dalam memilih kawasan perlindungan alam
dilakukan dengan cara, antara lain :
Strategi perlindungan kawasan alami regional di Andes
Formulasi untuk menentukan prioritas spesies terancam kepunahan
Pengintegrasian pendekatan spesies dan ekosistem di India
Bank plasma nutfah in-situ
Ukuran minimum yang kritis bagi suaka
Tempat perlindungan Pleistosen
Berdasarkan wilayah biogeografi di Amerika Selatan
Berdasarkan potensi wisata
Nilai pelestarian kawasan tangkapan air di Malawi
Kriteria untuk pertimbangan dalam memilih kawasan yang dilindungi
et. al., 1986).
Internasional (1998), umumnya pengalokasian kawasan untuk
) bertujuan sebagai konservasi keanekaragaman hayati termasuk
di dalamnya melindungi dan memulihan populasi yang menurun, spesies yang
terancam kepunahan serta kerusakan habitat. Akan tetapi MPA juga memiliki peran
Australia's Great Barrier Reef Marine Park (Taman Laut Great
Barrier Reef Australia) untuk mengurangi konflik kepentingan pemanfaatan lingkungan
The Galapagos Marine Reserves and banc Arguin National Park
memiliki peran penting dalam pengaturan pemanfaatan sumber daya.
Menggolongkan daerah pesisir-laut sebagai Protected Area
telah memberi sumbangan pada sistem global. Peran serta secara aktif dalam program
pengelolaan wilayah pesisir akan memastikan keberhasilan pengelolaan perlindungan
alam daratan dan laut. Selanjutnya pengembangan dan penerapan program
pengelolaan MPA harus dilaksanakan secara terpadu (IUCN, 1992). Jika pemerintah
akan menambah wilayah perlindungan alam, pemrakarsa harus dapat meyakinkan
bahwa perlindungan alam dapat memberikan manfaat secara ekonomi.
KONSULTAN II - 5
Pengalaman di berbagai negara dalam memilih kawasan perlindungan alam
uk menentukan prioritas spesies terancam kepunahan
Pengintegrasian pendekatan spesies dan ekosistem di India
Kriteria untuk pertimbangan dalam memilih kawasan yang dilindungi
Internasional (1998), umumnya pengalokasian kawasan untuk Marine
) bertujuan sebagai konservasi keanekaragaman hayati termasuk
di dalamnya melindungi dan memulihan populasi yang menurun, spesies yang
terancam kepunahan serta kerusakan habitat. Akan tetapi MPA juga memiliki peran
(Taman Laut Great
Barrier Reef Australia) untuk mengurangi konflik kepentingan pemanfaatan lingkungan
The Galapagos Marine Reserves and banc Arguin National Park
sumber daya.
di berbagai tempat
telah memberi sumbangan pada sistem global. Peran serta secara aktif dalam program
pengelolaan perlindungan
alam daratan dan laut. Selanjutnya pengembangan dan penerapan program
pengelolaan MPA harus dilaksanakan secara terpadu (IUCN, 1992). Jika pemerintah
akan menambah wilayah perlindungan alam, pemrakarsa harus dapat meyakinkan
memberikan manfaat secara ekonomi.
Laporan AkhirPembentukan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD)
Menurut Salm and Clark (1984) prinsip dari pembentukan
konservasi harus mengkombinasikan konservasi dan
Tujuan pembangunan menandai suatu area yang membutuhkan pengelolaan khusus
yang berkelanjutan antara
Sedangkan tujuan konservasi, meniadakan ancaman terhadap sumber daya
renewable (terbarukan) yang ada sekarang dan di masa datang
areal yang merupakan habitat yang harus dilindungi. Pembentukan perlindungan alam
di wilayah pesisir tidak dapat mengadopsi begitu saja ketentuan
perlindungan alam yang ada di daratan, perlu dilakukan beberapa penyesuaian
:
a. Wilayah pesisir sebagai wilayah daratan yang berbatasan dengan laut
mempunyai beberapa ekosistem dan berlangsung dengan proses ekologis
yang rumit, misalkan pergerakan air/makanan/organisme karena gravitasi
bumi; pergerakan arus dan gelombang; pen
gas/mineral, transfer makanan dan energi melalui mekanisme rantai
makanan;
b. Ada beberapa peraturan perundang
wilayah pesisir, seperti : program perikanan, kehutanan dan
(pemanfaatan lahan) dan
c. Sifat biota laut yang selalu bergerak, massa air, ekosistem dan
hubungannya dengan habitat yang kesemuanya berada di dalam air.
Komponen yang bersifat dinamis ini dibatasi oleh batas fungsional yang
menyulitkan sistem adminitrasi dan yang berkait
2.1.3 Konsep Konservasi Laut (KKL)
Kawasan konservasi laut sebagai perwakilan tipe ekosistem dan
keanekaragaman jenis biota laut, keutuhan sumber plasma nutfah dan
ekosistem telah memberikan kontribusi yang jelas bagi kehidupan
dan manfaat kehadiran kawasan konservasi laut antara lain dalam bentuk kepentingan
ekonomi, ekologis, estetika, pendidikan, penelitian, biologi dan jaminan masa depan.
Kawasan Konservasi Laut (
pada World Wilderness Congress
Assembly pada tahun 1988, adalah :
(bawah-pasut) beserta flora fauna, sejarah dan corak budaya dilindungi sebagai suaka
dengan melindungi sebagian atau seluruhnya melalui peraturan perundang
Pembentukan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Kota Makassar
CV. MAHAPANI KONSULTAN
Menurut Salm and Clark (1984) prinsip dari pembentukan
konservasi harus mengkombinasikan konservasi dan development
menandai suatu area yang membutuhkan pengelolaan khusus
yang berkelanjutan antara pembangunan dengan lingkungan yang seimbang.
Sedangkan tujuan konservasi, meniadakan ancaman terhadap sumber daya
) yang ada sekarang dan di masa datang serta mengidentifikasi
areal yang merupakan habitat yang harus dilindungi. Pembentukan perlindungan alam
di wilayah pesisir tidak dapat mengadopsi begitu saja ketentuan
perlindungan alam yang ada di daratan, perlu dilakukan beberapa penyesuaian
Wilayah pesisir sebagai wilayah daratan yang berbatasan dengan laut
mempunyai beberapa ekosistem dan berlangsung dengan proses ekologis
yang rumit, misalkan pergerakan air/makanan/organisme karena gravitasi
bumi; pergerakan arus dan gelombang; pengumpulan dan pertukaran
gas/mineral, transfer makanan dan energi melalui mekanisme rantai
Ada beberapa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
wilayah pesisir, seperti : program perikanan, kehutanan dan
(pemanfaatan lahan) dan ZEE;
Sifat biota laut yang selalu bergerak, massa air, ekosistem dan
hubungannya dengan habitat yang kesemuanya berada di dalam air.
Komponen yang bersifat dinamis ini dibatasi oleh batas fungsional yang
menyulitkan sistem adminitrasi dan yang berkaitan dengan hukum;
Konsep Konservasi Laut (KKL)
Kawasan konservasi laut sebagai perwakilan tipe ekosistem dan
keanekaragaman jenis biota laut, keutuhan sumber plasma nutfah dan
ekosistem telah memberikan kontribusi yang jelas bagi kehidupan manusia. Kontribusi
dan manfaat kehadiran kawasan konservasi laut antara lain dalam bentuk kepentingan
ekonomi, ekologis, estetika, pendidikan, penelitian, biologi dan jaminan masa depan.
Kawasan Konservasi Laut (Marine Protected Area-MPA) yang didefinisik
pada World Wilderness Congress ke-4 dan diadopsi oleh IUCN dalam General
Assembly pada tahun 1988, adalah : daerah intertidal (pasang-surut) atau subtidal
pasut) beserta flora fauna, sejarah dan corak budaya dilindungi sebagai suaka
ungi sebagian atau seluruhnya melalui peraturan perundang
KONSULTAN II - 6
Menurut Salm and Clark (1984) prinsip dari pembentukan MPA, tujuan
development (pembangunan)
menandai suatu area yang membutuhkan pengelolaan khusus
dengan lingkungan yang seimbang.
Sedangkan tujuan konservasi, meniadakan ancaman terhadap sumber daya
serta mengidentifikasi
areal yang merupakan habitat yang harus dilindungi. Pembentukan perlindungan alam
di wilayah pesisir tidak dapat mengadopsi begitu saja ketentuan-ketentuan
perlindungan alam yang ada di daratan, perlu dilakukan beberapa penyesuaian karena
Wilayah pesisir sebagai wilayah daratan yang berbatasan dengan laut
mempunyai beberapa ekosistem dan berlangsung dengan proses ekologis
yang rumit, misalkan pergerakan air/makanan/organisme karena gravitasi
gumpulan dan pertukaran
gas/mineral, transfer makanan dan energi melalui mekanisme rantai
undangan yang berkaitan dengan
wilayah pesisir, seperti : program perikanan, kehutanan dan land-use
Sifat biota laut yang selalu bergerak, massa air, ekosistem dan
hubungannya dengan habitat yang kesemuanya berada di dalam air.
Komponen yang bersifat dinamis ini dibatasi oleh batas fungsional yang
an dengan hukum;
Kawasan konservasi laut sebagai perwakilan tipe ekosistem dan
keanekaragaman jenis biota laut, keutuhan sumber plasma nutfah dan keseimbangan
manusia. Kontribusi
dan manfaat kehadiran kawasan konservasi laut antara lain dalam bentuk kepentingan
ekonomi, ekologis, estetika, pendidikan, penelitian, biologi dan jaminan masa depan.
) yang didefinisikan
dan diadopsi oleh IUCN dalam General
surut) atau subtidal
pasut) beserta flora fauna, sejarah dan corak budaya dilindungi sebagai suaka
ungi sebagian atau seluruhnya melalui peraturan perundang-undangan
Laporan AkhirPembentukan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD)
(Gubbay, 1995). Tidak berbeda dengan definisi di atas, Executive Order 13158
mendefinisikan MPA sebagai "
reserved by Federal, State, territo
lasting protection for part or all of the natural and cultural resources therein
Register, 2000) atau setiap area dari lingkungan laut yang telah direservasi oleh
hukum atau peraturan Federal, negara bagian, suku asli atau hukum lokal untuk
menyediakan perlindungan berkelanjutan bagi sebagian atau seluruh sumber daya
alam dan budaya yang terkandung
ukuran, karakteristik pengelolaan dan dibentuk berdasarkan perbedaan tujuan. Secara
umum terdapat empat jenis MPA, yaitu: konservasi kawasan, konservasi jenis,
konservasi jenis peruaya dan
MPA pertama kali diperkenalkan pada tahun
Jefferson National Monument
wilayah pesisir, menjadi pendorong bagi pembentukan MPA berikutnya.
Jefferson National Monument
Congress on National Park
dinyatakan bahwa kesatuan kerja dari MPA meliputi perpaduan antara wilayah laut,
pesisir dan perairan tawar
Pada The World Congress on National Park
tahun 1992 di Caracas pengelolaan MPA mendapat perhatian khusus yang tertuang
dalam Action 3.5, meliputi: 1) Menggolongkan daerah pesisir
alam di berbagai wilayah yang telah memberi sumbangan pada sistem global; 2) Peran
serta secara aktif dalam program pengelolaan wilayah pesisir dan memastikan
keberhasilan pengelolaan perlindungan alam daratan dan laut; 3) Mengembangkan
dan menerapkan program pengelolaan MPA secara terpadu (IUCN, 1992).
Di sektor perikanan, model MPA
perikanan dengan perlindungan ekosistem dan keanekaragaman biotanya.
Pelaksanaan MPA sering diadvokasikan oleh ban
(Allison et.al, 1998). Ada juga yang merekomendasikan MPA terutama untuk
mengatasi sifat ketidakpastian dalam bidang perikanan dan pengelolaan stok ikan
(Lauck et.al, 1998).
Dukungan internasional
sebagai bagian penting dari program konservasi laut. WWF International (1998)
Pembentukan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Kota Makassar
CV. MAHAPANI KONSULTAN
. Tidak berbeda dengan definisi di atas, Executive Order 13158
mendefinisikan MPA sebagai "any area of the marine environment that has been
reserved by Federal, State, territorial, tribal or local laws or regulations to provide
lasting protection for part or all of the natural and cultural resources therein
) atau setiap area dari lingkungan laut yang telah direservasi oleh
hukum atau peraturan Federal, negara bagian, suku asli atau hukum lokal untuk
menyediakan perlindungan berkelanjutan bagi sebagian atau seluruh sumber daya
alam dan budaya yang terkandung di dalamnya. MPA memiliki perbedaan bentuk,
ukuran, karakteristik pengelolaan dan dibentuk berdasarkan perbedaan tujuan. Secara
umum terdapat empat jenis MPA, yaitu: konservasi kawasan, konservasi jenis,
konservasi jenis peruaya dan Marine Managed Area (MMA) atau Area Terkelola Laut
pertama kali diperkenalkan pada tahun 1935 ketika didirikannya
Jefferson National Monument di Florida seluas 18.850 ha wilayah laut dan 35 ha
wilayah pesisir, menjadi pendorong bagi pembentukan MPA berikutnya.
Jefferson National Monument telah mendapat perhatian khusus pada
Congress on National Park tahun 1962. Pada pertemuan selanjutnya, pada tahun
dinyatakan bahwa kesatuan kerja dari MPA meliputi perpaduan antara wilayah laut,
tawar di daratan (IUCN, 1987).
The World Congress on National Park and Protected Area
di Caracas pengelolaan MPA mendapat perhatian khusus yang tertuang
3.5, meliputi: 1) Menggolongkan daerah pesisir-laut se
di berbagai wilayah yang telah memberi sumbangan pada sistem global; 2) Peran
serta secara aktif dalam program pengelolaan wilayah pesisir dan memastikan
pengelolaan perlindungan alam daratan dan laut; 3) Mengembangkan
dan menerapkan program pengelolaan MPA secara terpadu (IUCN, 1992).
Di sektor perikanan, model MPA merupakan inovasi baru model pengelolaan
perlindungan ekosistem dan keanekaragaman biotanya.
Pelaksanaan MPA sering diadvokasikan oleh banyak pengelola dan ahli
1998). Ada juga yang merekomendasikan MPA terutama untuk
mengatasi sifat ketidakpastian dalam bidang perikanan dan pengelolaan stok ikan
internasional semakin berkembang dalam mempromosikan MPA
sebagai bagian penting dari program konservasi laut. WWF International (1998)
KONSULTAN II - 7
. Tidak berbeda dengan definisi di atas, Executive Order 13158
any area of the marine environment that has been
rial, tribal or local laws or regulations to provide
lasting protection for part or all of the natural and cultural resources therein" (Federal
) atau setiap area dari lingkungan laut yang telah direservasi oleh
hukum atau peraturan Federal, negara bagian, suku asli atau hukum lokal untuk
menyediakan perlindungan berkelanjutan bagi sebagian atau seluruh sumber daya
MPA memiliki perbedaan bentuk,
ukuran, karakteristik pengelolaan dan dibentuk berdasarkan perbedaan tujuan. Secara
umum terdapat empat jenis MPA, yaitu: konservasi kawasan, konservasi jenis,
A) atau Area Terkelola Laut.
ketika didirikannya The Fort
di Florida seluas 18.850 ha wilayah laut dan 35 ha
wilayah pesisir, menjadi pendorong bagi pembentukan MPA berikutnya. The Fort
telah mendapat perhatian khusus pada The World
. Pada pertemuan selanjutnya, pada tahun 1982
dinyatakan bahwa kesatuan kerja dari MPA meliputi perpaduan antara wilayah laut,
and Protected Area yang ke-4
di Caracas pengelolaan MPA mendapat perhatian khusus yang tertuang
laut sebagai perlindungan
di berbagai wilayah yang telah memberi sumbangan pada sistem global; 2) Peran
serta secara aktif dalam program pengelolaan wilayah pesisir dan memastikan
pengelolaan perlindungan alam daratan dan laut; 3) Mengembangkan
dan menerapkan program pengelolaan MPA secara terpadu (IUCN, 1992).
inovasi baru model pengelolaan
perlindungan ekosistem dan keanekaragaman biotanya.
yak pengelola dan ahli-ahli biologi
1998). Ada juga yang merekomendasikan MPA terutama untuk
mengatasi sifat ketidakpastian dalam bidang perikanan dan pengelolaan stok ikan
semakin berkembang dalam mempromosikan MPA
sebagai bagian penting dari program konservasi laut. WWF International (1998)
Laporan AkhirPembentukan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD)
menyatakan bahwa berbagai MPA merupakan sarana penting untuk memelihara dan
memulihkan kesehatan ekosistem laut dan diberbagai wilayah
sebagai sarana pengelolaan perikanan secara efektif dan kini telah terbentuk 1300
MPA .
Suaka Perikanan adalah kawasan perairan tertentu, baik air tawar, payau,
maupun laut dengan kondisi dan ciri tertentu sebagai tempat
perlindungan/berkembang biak jenis sumberdaya ikan tertentu, yang berfungsi sebagai
daerah perlindungan. Kawasan konservasi laut
pengelolaan sumber daya perikanan yang berkelanjutan. Jadi kawasan konservasi
laut tidak berdiri sendiri ata
perikanan yang berkelanjutan.
sumber daya perikanan masih relatif baru.
MPA dalam aplikasi konsep dasarnya berfungsi antara lain :
a. Melindungi seluruh ekosi
dan critical habitats
pemijahan) dan
b. Stok ikan (biota laut lainnya) dalam MPA yang dapat berfungsi
account“ (”tabungan”) atau jaminan yang dapat
fluktuasi dan penurunan populasi yang terjadi di luar MPA akibat kesalahan
manajemen maupun fluktuasi alamiah.
Pada prinsipnya MPA berperan untuk memenuhi tujuan dari
Conservation Strategi, yaitu memadukan aktivitas konservasi dengan non
secara simultan, sehingga dapat meningkatkan manfaat dari pengguna. Aktivitas
konservasi bertujuan untuk :
a. Memelihara proses ekologis dan melindungi sistem penyangga ke
b. Pengawetan keanekaragaman jenis beserta ekosistemnya
c. Pemanfaatan secara lestari sumber day
Sedangkan aktivitas non
sarana pendidikan tentang flora
parasarana wisata alam.
Tujuan utama dari pengembangan MPA adalah melakukan konservasi dan
pemanfaatan sumber daya hayati laut secara berkelanjutan, terutama yang kerkait
dengan keberlanjutan sumber daya perikanan dan menguragi dampak perubah
global climate (iklim dunia
Pembentukan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Kota Makassar
CV. MAHAPANI KONSULTAN
menyatakan bahwa berbagai MPA merupakan sarana penting untuk memelihara dan
memulihkan kesehatan ekosistem laut dan diberbagai wilayah
sebagai sarana pengelolaan perikanan secara efektif dan kini telah terbentuk 1300
Suaka Perikanan adalah kawasan perairan tertentu, baik air tawar, payau,
maupun laut dengan kondisi dan ciri tertentu sebagai tempat
mbang biak jenis sumberdaya ikan tertentu, yang berfungsi sebagai
Kawasan konservasi laut seyogyanya didesain dalam kerangka
pengelolaan sumber daya perikanan yang berkelanjutan. Jadi kawasan konservasi
laut tidak berdiri sendiri atau tidak ada kaitanya dengan pengelolaan sumber daya
perikanan yang berkelanjutan. Memang MPA dalam kaitannya dengan pengelolaan
sumber daya perikanan masih relatif baru.
MPA dalam aplikasi konsep dasarnya berfungsi antara lain :
Melindungi seluruh ekosistem dengan cara mengkonservasi berbagai spesies
critical habitats (habitat-habitat kritis) seperti spawning grounds
pemijahan) dan nursery grounds (daerah asuhan/pembesaran).
Stok ikan (biota laut lainnya) dalam MPA yang dapat berfungsi
“ (”tabungan”) atau jaminan yang dapat mem- buffer
fluktuasi dan penurunan populasi yang terjadi di luar MPA akibat kesalahan
manajemen maupun fluktuasi alamiah.
Pada prinsipnya MPA berperan untuk memenuhi tujuan dari
, yaitu memadukan aktivitas konservasi dengan non
secara simultan, sehingga dapat meningkatkan manfaat dari pengguna. Aktivitas
konservasi bertujuan untuk :
Memelihara proses ekologis dan melindungi sistem penyangga ke
Pengawetan keanekaragaman jenis beserta ekosistemnya
Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Sedangkan aktivitas non-konservasi digunakan sebagai obyek penelitian,
sarana pendidikan tentang flora-fauna dan ekosistemnya,
parasarana wisata alam.
Tujuan utama dari pengembangan MPA adalah melakukan konservasi dan
pemanfaatan sumber daya hayati laut secara berkelanjutan, terutama yang kerkait
dengan keberlanjutan sumber daya perikanan dan menguragi dampak perubah
iklim dunia). Program utama MPA mencakup empat unsur :
KONSULTAN II - 8
menyatakan bahwa berbagai MPA merupakan sarana penting untuk memelihara dan
dapat digunakan
sebagai sarana pengelolaan perikanan secara efektif dan kini telah terbentuk 1300
Suaka Perikanan adalah kawasan perairan tertentu, baik air tawar, payau,
maupun laut dengan kondisi dan ciri tertentu sebagai tempat
mbang biak jenis sumberdaya ikan tertentu, yang berfungsi sebagai
seyogyanya didesain dalam kerangka
pengelolaan sumber daya perikanan yang berkelanjutan. Jadi kawasan konservasi
u tidak ada kaitanya dengan pengelolaan sumber daya
MPA dalam kaitannya dengan pengelolaan
MPA dalam aplikasi konsep dasarnya berfungsi antara lain :
stem dengan cara mengkonservasi berbagai spesies
spawning grounds (daerah
(daerah asuhan/pembesaran).
Stok ikan (biota laut lainnya) dalam MPA yang dapat berfungsi seperti ”bank
buffer (menyangga)
fluktuasi dan penurunan populasi yang terjadi di luar MPA akibat kesalahan
Pada prinsipnya MPA berperan untuk memenuhi tujuan dari World
, yaitu memadukan aktivitas konservasi dengan non-konservasi
secara simultan, sehingga dapat meningkatkan manfaat dari pengguna. Aktivitas
Memelihara proses ekologis dan melindungi sistem penyangga kehidupan
a alam hayati dan ekosistemnya.
konservasi digunakan sebagai obyek penelitian,
fauna dan ekosistemnya, sarana dan
Tujuan utama dari pengembangan MPA adalah melakukan konservasi dan
pemanfaatan sumber daya hayati laut secara berkelanjutan, terutama yang kerkait
dengan keberlanjutan sumber daya perikanan dan menguragi dampak perubahan
Program utama MPA mencakup empat unsur :
Laporan AkhirPembentukan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD)
a. Conservation of biodiversity
keanekaragaman hayati laut melalui implementasi perencanaan pengelolaan
berbasis ekologi melalui prioritas
habitat atau wilayah dan konservasi spesies, serta membuat kerangka aturan
untuk pembangunan secara berkelanjutan.
b. Sustainable Fisheries
perlindungan terhadap jatuh
ikan termasuk meningkatkan
daerah perikanan. Membuat kawasan konservasi laut (MPA) sangat penting
untuk pengelolaan perikanan secara berkelanjutan. MPA untuk
perikanan sangat sesuai khususnya untuk wilayah
karena kondisi perikanannya bersifat
dan alat tangkap-
c. Sustainable Tourism
pelibatan seluruh
memperbaiki dan memelihara ekosistem laut.
2.1.4. Kawasan Konservasi Perairan (KKP)
Sejak berdirinya Departemen Kelautan dan Perikanan tahun 1999, melalui
Direktorat Konservasi dan Taman nasional Laut, Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil telah mencanangkan Pengelolaan konservasi laut. Hal didasari
atas potensi sumberdaya terumbu karang dan ekosistem pesisir lainnya yang telah
banyak mengalami kerusakan. Langka
penyusunan peraturan
sumberdaya pesisir dan laut.
Sesuai dengan UU No 31 Tahun 2004 tentang Perikanan pada Pasal 3
tentang Konservasi Sumberdaya ikan yang meliputi 3 (tiga) kategori :
Kategori I: Pasal (1) Ruang lingkup konservasi sumberdaya ikan terdiri dari (a)
Konservasi ekosistem adalah upaya melindungi, melestarikan, dan
memanfaatkan fungsi ekosistem sebagai habitat penyangga kehidupan
biota perairan pada waktu sekarang dan yang akan datang; (b)
Konservasi Jenis Ikan adalah semua upaya perlindungan, pelestaria
dan pemanfaatan fungsi jenis dari sumberdaya ikan, untuk menjamin
keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungan fungsi jenis ikan
Pembentukan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Kota Makassar
CV. MAHAPANI KONSULTAN
Conservation of biodiversity – MPA bertujuan melindungi dan memperbaiki
keanekaragaman hayati laut melalui implementasi perencanaan pengelolaan
berbasis ekologi melalui prioritas daerah untuk konservasi laut, konservasi
habitat atau wilayah dan konservasi spesies, serta membuat kerangka aturan
untuk pembangunan secara berkelanjutan.
Sustainable Fisheries – MPA menunjukkan cara yang efektif mengenai usaha
perlindungan terhadap jatuhnya perikanan, dan untuk meningkatkan populasi
ikan termasuk meningkatkan recruitment dan menambahkan bibit
daerah perikanan. Membuat kawasan konservasi laut (MPA) sangat penting
untuk pengelolaan perikanan secara berkelanjutan. MPA untuk
perikanan sangat sesuai khususnya untuk wilayah-wilayah di Asia Tenggara,
karena kondisi perikanannya bersifat multi-species dan multi
-ganda)
Sustainable Tourism – MPA memajukan pengembangan pariwisata melalui
pelibatan seluruh stakeholder dalam pengelolaan MPA untuk melindungi,
memperbaiki dan memelihara ekosistem laut.
Kawasan Konservasi Perairan (KKP)
Sejak berdirinya Departemen Kelautan dan Perikanan tahun 1999, melalui
Direktorat Konservasi dan Taman nasional Laut, Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir
Pulau Kecil telah mencanangkan Pengelolaan konservasi laut. Hal didasari
erdaya terumbu karang dan ekosistem pesisir lainnya yang telah
banyak mengalami kerusakan. Langka-langka kongkrit yang mulai dilakukan adalah
penyusunan peraturan-peraturan dan perundang-undangan tentang pengelolaan
sumberdaya pesisir dan laut.
gan UU No 31 Tahun 2004 tentang Perikanan pada Pasal 3
tentang Konservasi Sumberdaya ikan yang meliputi 3 (tiga) kategori :
Pasal (1) Ruang lingkup konservasi sumberdaya ikan terdiri dari (a)
Konservasi ekosistem adalah upaya melindungi, melestarikan, dan
memanfaatkan fungsi ekosistem sebagai habitat penyangga kehidupan
biota perairan pada waktu sekarang dan yang akan datang; (b)
Konservasi Jenis Ikan adalah semua upaya perlindungan, pelestaria
dan pemanfaatan fungsi jenis dari sumberdaya ikan, untuk menjamin
keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungan fungsi jenis ikan
KONSULTAN II - 9
MPA bertujuan melindungi dan memperbaiki
keanekaragaman hayati laut melalui implementasi perencanaan pengelolaan
daerah untuk konservasi laut, konservasi
habitat atau wilayah dan konservasi spesies, serta membuat kerangka aturan
MPA menunjukkan cara yang efektif mengenai usaha
nya perikanan, dan untuk meningkatkan populasi
dan menambahkan bibit-bibit ikan pada
daerah perikanan. Membuat kawasan konservasi laut (MPA) sangat penting
untuk pengelolaan perikanan secara berkelanjutan. MPA untuk pendekatan
wilayah di Asia Tenggara,
multi-gear (jenis-ganda
MPA memajukan pengembangan pariwisata melalui
dalam pengelolaan MPA untuk melindungi,
Sejak berdirinya Departemen Kelautan dan Perikanan tahun 1999, melalui
Direktorat Konservasi dan Taman nasional Laut, Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir
Pulau Kecil telah mencanangkan Pengelolaan konservasi laut. Hal didasari
erdaya terumbu karang dan ekosistem pesisir lainnya yang telah
langka kongkrit yang mulai dilakukan adalah
undangan tentang pengelolaan
gan UU No 31 Tahun 2004 tentang Perikanan pada Pasal 3
tentang Konservasi Sumberdaya ikan yang meliputi 3 (tiga) kategori :
Pasal (1) Ruang lingkup konservasi sumberdaya ikan terdiri dari (a)
Konservasi ekosistem adalah upaya melindungi, melestarikan, dan
memanfaatkan fungsi ekosistem sebagai habitat penyangga kehidupan
biota perairan pada waktu sekarang dan yang akan datang; (b)
Konservasi Jenis Ikan adalah semua upaya perlindungan, pelestarian
dan pemanfaatan fungsi jenis dari sumberdaya ikan, untuk menjamin
keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungan fungsi jenis ikan
Laporan AkhirPembentukan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD)
tersebut bagi generasi sekarang dan yang akan datang; (c) Konservasi
genetik ikan adalah semua perlindungan, pelestarian, dan
fungsu genetika dari sumberdaya ikan, untuk menjamin keberadaan,
ketersediaan, dan kesinambungan fungsi genetika sumberdaya ikan
tersebut bagi generasi sekarang dan yang akan datang
Kategori II: Konservasi
dan pemanfaatan sumberdaya ikan, termasuk ekosistem, jenis dan
genetika untuk menjamin keberadaan, ketersediaan, dan
kesinambungan dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas
nilai dan keanekaragaman sumber daya ikan.
Kategori III: Konservasi genetik ikan adalah semua perlindungan, pelestarian, dan
pemanfaatan fungsu genetika dari sumberdaya ikan, untuk menjamin
keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungan fungsi genetika
sumberdaya ikan tersebut bagi generasi sekarang dan yang akan
datang
Pengelolaan Kawasan Konservasi Laut Daerah telah diatur secara lengkap
dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan. Mulai dari kawasan
ekosistem sampai pada spesies tertentu secara jelas dan rinci di atur. Penjelasan
lebih detail yang mengatur tentang Kawasan Konservasi Perairan dari setiap pasal
sebagai berikut :
a. Pasal 6 ayat 1; Tipe ekosistem penting yang terkait dengan perikanan terdiri dari :
laut, padang lamun, terumbu karang, mangrove, estuari, pantai, rawa, sungai,
danau, waduk, embung dan ekosistem perairan buatan.
b. Pasal 7 ayat 1, dinyatakan bahwa dalam rangka pemulihan kondisi habitat
sumberdaya ikan dan perlindungan siklus pengembangbiakan jenis ikan, Menteri
menetapkan penutupan sementara perairan tertentu untuk kegiatan penang
ikan.
c. Pasal 9 ayat 1, bahwa kawasan konservasi perairan ditetapkan berdasarkan
kriteria : memiliki keterwakilan ekoisistem, memiliki kemampuan daya pulih,
mempertimbangkan faktor resiko
/ dan atau terancam punah, memiliki keanekaragaman hayati perairan yang tinggi,
merupakan wilayah ruaya bagi biota perairan, dan mempunyai kondisi biota dan
fisik lingkungan yang masih alami. Ayat 2, Penetapa
Pembentukan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Kota Makassar
CV. MAHAPANI KONSULTAN
tersebut bagi generasi sekarang dan yang akan datang; (c) Konservasi
genetik ikan adalah semua perlindungan, pelestarian, dan
fungsu genetika dari sumberdaya ikan, untuk menjamin keberadaan,
ketersediaan, dan kesinambungan fungsi genetika sumberdaya ikan
tersebut bagi generasi sekarang dan yang akan datang
Konservasi Sumberdaya Ikan adalah upaya perlindu
dan pemanfaatan sumberdaya ikan, termasuk ekosistem, jenis dan
genetika untuk menjamin keberadaan, ketersediaan, dan
kesinambungan dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas
nilai dan keanekaragaman sumber daya ikan.
Konservasi genetik ikan adalah semua perlindungan, pelestarian, dan
pemanfaatan fungsu genetika dari sumberdaya ikan, untuk menjamin
keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungan fungsi genetika
sumberdaya ikan tersebut bagi generasi sekarang dan yang akan
Pengelolaan Kawasan Konservasi Laut Daerah telah diatur secara lengkap
Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan. Mulai dari kawasan
ekosistem sampai pada spesies tertentu secara jelas dan rinci di atur. Penjelasan
engatur tentang Kawasan Konservasi Perairan dari setiap pasal
Pasal 6 ayat 1; Tipe ekosistem penting yang terkait dengan perikanan terdiri dari :
laut, padang lamun, terumbu karang, mangrove, estuari, pantai, rawa, sungai,
mbung dan ekosistem perairan buatan.
Pasal 7 ayat 1, dinyatakan bahwa dalam rangka pemulihan kondisi habitat
sumberdaya ikan dan perlindungan siklus pengembangbiakan jenis ikan, Menteri
menetapkan penutupan sementara perairan tertentu untuk kegiatan penang
Pasal 9 ayat 1, bahwa kawasan konservasi perairan ditetapkan berdasarkan
kriteria : memiliki keterwakilan ekoisistem, memiliki kemampuan daya pulih,
mempertimbangkan faktor resiko pengulangan, habitat jenis ikan langka, endemik
/ dan atau terancam punah, memiliki keanekaragaman hayati perairan yang tinggi,
merupakan wilayah ruaya bagi biota perairan, dan mempunyai kondisi biota dan
fisik lingkungan yang masih alami. Ayat 2, Penetapan kawasan konservasi
KONSULTAN II - 10
tersebut bagi generasi sekarang dan yang akan datang; (c) Konservasi
genetik ikan adalah semua perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan
fungsu genetika dari sumberdaya ikan, untuk menjamin keberadaan,
ketersediaan, dan kesinambungan fungsi genetika sumberdaya ikan
tersebut bagi generasi sekarang dan yang akan datang
adalah upaya perlindungan, pelestarian
dan pemanfaatan sumberdaya ikan, termasuk ekosistem, jenis dan
genetika untuk menjamin keberadaan, ketersediaan, dan
kesinambungan dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas
Konservasi genetik ikan adalah semua perlindungan, pelestarian, dan
pemanfaatan fungsu genetika dari sumberdaya ikan, untuk menjamin
keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungan fungsi genetika
sumberdaya ikan tersebut bagi generasi sekarang dan yang akan
Pengelolaan Kawasan Konservasi Laut Daerah telah diatur secara lengkap
Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan. Mulai dari kawasan
ekosistem sampai pada spesies tertentu secara jelas dan rinci di atur. Penjelasan
engatur tentang Kawasan Konservasi Perairan dari setiap pasal
Pasal 6 ayat 1; Tipe ekosistem penting yang terkait dengan perikanan terdiri dari :
laut, padang lamun, terumbu karang, mangrove, estuari, pantai, rawa, sungai,
Pasal 7 ayat 1, dinyatakan bahwa dalam rangka pemulihan kondisi habitat
sumberdaya ikan dan perlindungan siklus pengembangbiakan jenis ikan, Menteri
menetapkan penutupan sementara perairan tertentu untuk kegiatan penangkapan
Pasal 9 ayat 1, bahwa kawasan konservasi perairan ditetapkan berdasarkan
kriteria : memiliki keterwakilan ekoisistem, memiliki kemampuan daya pulih,
pengulangan, habitat jenis ikan langka, endemik
/ dan atau terancam punah, memiliki keanekaragaman hayati perairan yang tinggi,
merupakan wilayah ruaya bagi biota perairan, dan mempunyai kondisi biota dan
n kawasan konservasi
Laporan AkhirPembentukan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD)
perairan harus mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, regional dan
pragmatik. Ayat 3 ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria penetapan kawasan
konservasi perairan sebagaimana dimaksud
Peraturan Menteri
d. Pasal 10; ayat (1) Kawasan Konservasi Perairan ditetapkan oleh Menteri, ayat (2)
Berdasarkan kewenangan, pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan terdiri dari :
Kawasn Konservasi Perairan Nasional; Kawasan Konservasi Perairan Provinsi;
Kawasan Konservasi Pera
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf c dapat dilaksanakan oleh kelompok masyarakat setempat dan/atau
masyarakat adat. Pasal 10 ayat (8) Kawasan Konservasi Pe
meliputi perairan yang terletak pada wilayah perairan laut, perairan payau, dan
perairan tawar yang menjadi
2.1.4.1. Konsep Konservasi dari Aspek Ekonomi
Secara ekonomis
(wise use) dan melindungi dari pemborosan (
preservasi tidak sama dengan pengertian konservasi yang artinya pemeliharaan.
Melakukan konservasi berarti ada perhatian terhadap kesejahteraan generasi yang
akan datang, akhirnya
meniadakan resiko ketidak pastian,
waktu yang sangat panjang (
Kurangnya dukungan masyarakat Indonesia terhadap konservasi dapat dilihat
dari manfaat ekonomi (Llewellyn and Azhar, 1998). Hal ini memberi pengertian bahwa
jika masyarakat mendapat manfaat ekonomi akan memberikan dukungan upaya
konservasi. Namun demikian memanipulasi b
mempengaruh seseorang atau perusahaan
sumber daya alam, antara lain: tingkat suku bunga pasar; ketidakpastian; pajak;
kebijakan harga; property right
Alokasi sumber daya alam antar waktu tidak menjamin keadilan
Efisiensi pengolahan sumber daya ditentukan oleh tingkat suku bunga pasar oleh
generasi yang sekarang, sehingga konservasi dinyatakan sebagai
optimal sumber daya alam antar waktu.
Pembentukan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Kota Makassar
CV. MAHAPANI KONSULTAN
perairan harus mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, regional dan
pragmatik. Ayat 3 ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria penetapan kawasan
konservasi perairan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
sal 10; ayat (1) Kawasan Konservasi Perairan ditetapkan oleh Menteri, ayat (2)
Berdasarkan kewenangan, pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan terdiri dari :
Kawasn Konservasi Perairan Nasional; Kawasan Konservasi Perairan Provinsi;
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten/Kota. Pasal 10; ayat (4) Pengelolaan
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf c dapat dilaksanakan oleh kelompok masyarakat setempat dan/atau
masyarakat adat. Pasal 10 ayat (8) Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten/Kota
meliputi perairan yang terletak pada wilayah perairan laut, perairan payau, dan
perairan tawar yang menjadi
Konsep Konservasi dari Aspek Ekonomi
ekonomis, konservasi diartikan sebagai penggunaan secara bijaksana
) dan melindungi dari pemborosan (protection from waste
preservasi tidak sama dengan pengertian konservasi yang artinya pemeliharaan.
Melakukan konservasi berarti ada perhatian terhadap kesejahteraan generasi yang
akan datang, akhirnya mempertimbangkan keadilan antar generasi dengan
meniadakan resiko ketidak pastian, irreversibility (tak dapat diubah) pada horizon
waktu yang sangat panjang (Randall , 1980).
Kurangnya dukungan masyarakat Indonesia terhadap konservasi dapat dilihat
nfaat ekonomi (Llewellyn and Azhar, 1998). Hal ini memberi pengertian bahwa
jika masyarakat mendapat manfaat ekonomi akan memberikan dukungan upaya
konservasi. Namun demikian memanipulasi beberapa variabel ekonomi yang
mempengaruh seseorang atau perusahaan untuk melakukan tindakan konservasi
sumber daya alam, antara lain: tingkat suku bunga pasar; ketidakpastian; pajak;
property right; persewaan bentuk pasar (Suparmoko, 1989).
daya alam antar waktu tidak menjamin keadilan
Efisiensi pengolahan sumber daya ditentukan oleh tingkat suku bunga pasar oleh
generasi yang sekarang, sehingga konservasi dinyatakan sebagai
optimal sumber daya alam antar waktu. Dengan demikian efisiensi menunjukkan peran
KONSULTAN II - 11
perairan harus mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, regional dan
pragmatik. Ayat 3 ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria penetapan kawasan
pada ayat (1) diatur dengan
sal 10; ayat (1) Kawasan Konservasi Perairan ditetapkan oleh Menteri, ayat (2)
Berdasarkan kewenangan, pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan terdiri dari :
Kawasn Konservasi Perairan Nasional; Kawasan Konservasi Perairan Provinsi;
iran Kabupaten/Kota. Pasal 10; ayat (4) Pengelolaan
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf c dapat dilaksanakan oleh kelompok masyarakat setempat dan/atau
rairan Kabupaten/Kota
meliputi perairan yang terletak pada wilayah perairan laut, perairan payau, dan
, konservasi diartikan sebagai penggunaan secara bijaksana
protection from waste). Sedangkan
preservasi tidak sama dengan pengertian konservasi yang artinya pemeliharaan.
Melakukan konservasi berarti ada perhatian terhadap kesejahteraan generasi yang
mempertimbangkan keadilan antar generasi dengan
(tak dapat diubah) pada horizon
Kurangnya dukungan masyarakat Indonesia terhadap konservasi dapat dilihat
nfaat ekonomi (Llewellyn and Azhar, 1998). Hal ini memberi pengertian bahwa
jika masyarakat mendapat manfaat ekonomi akan memberikan dukungan upaya
eberapa variabel ekonomi yang
untuk melakukan tindakan konservasi
sumber daya alam, antara lain: tingkat suku bunga pasar; ketidakpastian; pajak;
; persewaan bentuk pasar (Suparmoko, 1989).
daya alam antar waktu tidak menjamin keadilan antar generasi.
Efisiensi pengolahan sumber daya ditentukan oleh tingkat suku bunga pasar oleh
generasi yang sekarang, sehingga konservasi dinyatakan sebagai alokasi sosial
Dengan demikian efisiensi menunjukkan peran
Laporan AkhirPembentukan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD)
generasi sekarang di dalam menyediakan sebagian sumber daya yang diselamatkan
untuk generasi masa depan (Randall, 1980).
Melaksanakan
menyangkut situasi ketidakpastian di masa datang (Jones
merupakan masalah penting dalam pengalokasian sumber daya alam antar waktu.
Ketidakpastian adalah sesuatu
menyangkut perubahan teknologi yang digunakan; perubahan permintaan konsumen;
perubahan lembaga sosial (Suparmoko, 1989). Sedangkan ketidak
berkaitan dengan alam adalah keberadaan sumber daya itu sendiri, biasanya terjadi
pada sumber daya perikanan yang selalu bergerak/
2.1.4.2. Konsep Konservasi dari Aspek
Pengelolaan perikanan secara tradisional seperti Sasi yang dikenal sebagai
hukum adat dan kemilikan sumber daya secara komunal (hak ulayat) terbukti telah
efektif dalam pengelolaan
pengelolaan perikanan suku Bajau di Pulau Togian; tradisi peladangan berpindah
suku Dayak, dengan rotasi panjang (± 30 tahun); praktek pengelolaan hutan tutupan
dari masyarakat Badui juga merupakan kegiatan konservasi secara tradisonal.
Latar belakang
pengetahuan tradisional
daya alam dengan praktek
indigenous knowlegde
berkelanjutan, biasanya komunitas mereka cukup kecil. Tradisi masyarakat ini akan
memudar dan hilang seiring dengan meningkatnya populasi masyarakat,
meningkatnya konsumsi masyarakat, melemahnya hubungan kekerabatan, adanya
pembauran dengan tradisi yang dibawa kaum pendatang.
Membuka akses
meringankan beban pemerintah juga akan meningkat kesejahteraan masyarakat lokal
secara langsung, karena masyarakat akan memakmurkan dirinya dan
Masyarakat lokal tidak lagi dianggap sebagai sumber eksternalitas dan masyarakat
akan menjadi sumber daya manusia produktif.
Konservasi tradisional
dalam pengelolaan sumber daya alam berkelanj
salah satu pilar dalam Deklarasi Rio de Janeiro menyebutkan bahwa: “Penduduk asli
Pembentukan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Kota Makassar
CV. MAHAPANI KONSULTAN
generasi sekarang di dalam menyediakan sebagian sumber daya yang diselamatkan
untuk generasi masa depan (Randall, 1980).
konservasi suatu spesies merupakan keputusan yang
menyangkut situasi ketidakpastian di masa datang (Jones et. al., 2000)
merupakan masalah penting dalam pengalokasian sumber daya alam antar waktu.
Ketidakpastian adalah sesuatu yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya, selain
menyangkut perubahan teknologi yang digunakan; perubahan permintaan konsumen;
ahan lembaga sosial (Suparmoko, 1989). Sedangkan ketidak
berkaitan dengan alam adalah keberadaan sumber daya itu sendiri, biasanya terjadi
pada sumber daya perikanan yang selalu bergerak/mobile.
Konsep Konservasi dari Aspek Sosial-Budaya
perikanan secara tradisional seperti Sasi yang dikenal sebagai
hukum adat dan kemilikan sumber daya secara komunal (hak ulayat) terbukti telah
efektif dalam pengelolaan marine protected area dan suaka laut. Contoh lain adalah
elolaan perikanan suku Bajau di Pulau Togian; tradisi peladangan berpindah
suku Dayak, dengan rotasi panjang (± 30 tahun); praktek pengelolaan hutan tutupan
dari masyarakat Badui juga merupakan kegiatan konservasi secara tradisonal.
belakang sejarah dan budaya menjadikan masyarakat lokal memiliki
pengetahuan tradisional (indigenous knowledge), baik dalam pengelolaan sumber
daya alam dengan praktek-praktek usaha tani tradional. Masyarakat lokal dengan
telah memberikan kontribusi nyata dalam pengelolaan
berkelanjutan, biasanya komunitas mereka cukup kecil. Tradisi masyarakat ini akan
memudar dan hilang seiring dengan meningkatnya populasi masyarakat,
meningkatnya konsumsi masyarakat, melemahnya hubungan kekerabatan, adanya
uran dengan tradisi yang dibawa kaum pendatang.
akses sumber daya alam bagi masyarakat lokal selain akan
meringankan beban pemerintah juga akan meningkat kesejahteraan masyarakat lokal
secara langsung, karena masyarakat akan memakmurkan dirinya dan
Masyarakat lokal tidak lagi dianggap sebagai sumber eksternalitas dan masyarakat
akan menjadi sumber daya manusia produktif.
tradisional yang ada pada masyarakat lokal semakin dibutuhkan
dalam pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan. Pada prinsip 22 yang menjadi
salah satu pilar dalam Deklarasi Rio de Janeiro menyebutkan bahwa: “Penduduk asli
KONSULTAN II - 12
generasi sekarang di dalam menyediakan sebagian sumber daya yang diselamatkan
konservasi suatu spesies merupakan keputusan yang
., 2000). Ketidakpastian
merupakan masalah penting dalam pengalokasian sumber daya alam antar waktu.
ang tidak dapat diperkirakan sebelumnya, selain
menyangkut perubahan teknologi yang digunakan; perubahan permintaan konsumen;
ahan lembaga sosial (Suparmoko, 1989). Sedangkan ketidak-pastian yang
berkaitan dengan alam adalah keberadaan sumber daya itu sendiri, biasanya terjadi
perikanan secara tradisional seperti Sasi yang dikenal sebagai
hukum adat dan kemilikan sumber daya secara komunal (hak ulayat) terbukti telah
dan suaka laut. Contoh lain adalah
elolaan perikanan suku Bajau di Pulau Togian; tradisi peladangan berpindah
suku Dayak, dengan rotasi panjang (± 30 tahun); praktek pengelolaan hutan tutupan
dari masyarakat Badui juga merupakan kegiatan konservasi secara tradisonal.
rah dan budaya menjadikan masyarakat lokal memiliki
), baik dalam pengelolaan sumber
praktek usaha tani tradional. Masyarakat lokal dengan
si nyata dalam pengelolaan
berkelanjutan, biasanya komunitas mereka cukup kecil. Tradisi masyarakat ini akan
memudar dan hilang seiring dengan meningkatnya populasi masyarakat,
meningkatnya konsumsi masyarakat, melemahnya hubungan kekerabatan, adanya
sumber daya alam bagi masyarakat lokal selain akan
meringankan beban pemerintah juga akan meningkat kesejahteraan masyarakat lokal
secara langsung, karena masyarakat akan memakmurkan dirinya dan wilayahnya.
Masyarakat lokal tidak lagi dianggap sebagai sumber eksternalitas dan masyarakat
yang ada pada masyarakat lokal semakin dibutuhkan
utan. Pada prinsip 22 yang menjadi
salah satu pilar dalam Deklarasi Rio de Janeiro menyebutkan bahwa: “Penduduk asli
Laporan AkhirPembentukan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD)
dan masyarakatnya serta masyarakat lokal lainnya memiliki peranan penting dalam
pengelolaan lingkungan dan pembangunan, karena memiliki pen
praktek tradisional”.
2.1.4.3. Peran MPA dalam Pengelolaan Sumber Daya Hayati Laut
Dalam pengelolaan
dapat diakomodasi permasalahan yang umumnya ada di wilayah pesisir dan laut,
seperti dalam Tabel 2.1.
Menurut Salm and Clark (1982), pemilihan kawasan MPA tergantung pada
tujuan pembentukannya,
a. Tujuan sosial
penelitian serta adanya peninggalan sejarah dan situs budaya. Kriteria
akan ditekankan pada faktor keselamatan.
b. Tujuan ekonomi,
pemeliharaan perikanan, atau pengembangan wisata dan industri yang
sesuai. Kriteria akan ditekankan pada intensitas eksploitasi sumber daya,
ada potensi nilai ekonomi dari sumber daya serta tingkat ancaman
terhadap sumber daya yang ada.
c. Tujuan ekologis
proses ekologis, pemulihan kembali spesies. Kriteria akan ditekankan
pada keunikan, keanekaragaman dan sifat alamiah dari lokasi.
Pada prinsipnya MPA memiliki peran untuk memenuhi tujuan dari
Conservation Strategi, namun dapat dikembangkan pula beberapa
memadukan aktivitas konservasi dengan non
dapat meningkatkan manfaat dari penggunaan yang ada.
Aktivitas Konservasi
Tujuan Konservasi tercermin pada Strate
Al., 1990), yang terdiri dari :
a. Memelihara proses ekologis dan melindungi sistem penyangga kehidupan
b. Pengawetan keanekaragaman jenis beserta ekosistemnya
c. Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemn
Pembentukan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Kota Makassar
CV. MAHAPANI KONSULTAN
dan masyarakatnya serta masyarakat lokal lainnya memiliki peranan penting dalam
pengelolaan lingkungan dan pembangunan, karena memiliki pengetahuan dan praktek
Peran MPA dalam Pengelolaan Sumber Daya Hayati Laut
pengelolaan wilayah pesisir dan laut melalui pembentukan MPA, harus
dapat diakomodasi permasalahan yang umumnya ada di wilayah pesisir dan laut,
.
Menurut Salm and Clark (1982), pemilihan kawasan MPA tergantung pada
tujuan pembentukannya, antara lain :
Tujuan sosial yang pengembangannya untuk rekreasi, pendidikan dan
penelitian serta adanya peninggalan sejarah dan situs budaya. Kriteria
akan ditekankan pada faktor keselamatan.
Tujuan ekonomi, perhatian utama pada perlindungan wilayah pesisir,
pemeliharaan perikanan, atau pengembangan wisata dan industri yang
sesuai. Kriteria akan ditekankan pada intensitas eksploitasi sumber daya,
ada potensi nilai ekonomi dari sumber daya serta tingkat ancaman
terhadap sumber daya yang ada.
ekologis, seperti pemeliharaan keanekaragaman genetik,
proses ekologis, pemulihan kembali spesies. Kriteria akan ditekankan
pada keunikan, keanekaragaman dan sifat alamiah dari lokasi.
Pada prinsipnya MPA memiliki peran untuk memenuhi tujuan dari
, namun dapat dikembangkan pula beberapa
memadukan aktivitas konservasi dengan non-konservasi secara simultan
dapat meningkatkan manfaat dari penggunaan yang ada.
Aktivitas Konservasi
Tujuan Konservasi tercermin pada Strategi Konservasi Dunia (MacKinnon,
, 1990), yang terdiri dari :
Memelihara proses ekologis dan melindungi sistem penyangga kehidupan
Pengawetan keanekaragaman jenis beserta ekosistemnya
Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemn
KONSULTAN II - 13
dan masyarakatnya serta masyarakat lokal lainnya memiliki peranan penting dalam
getahuan dan praktek-
Peran MPA dalam Pengelolaan Sumber Daya Hayati Laut
wilayah pesisir dan laut melalui pembentukan MPA, harus
dapat diakomodasi permasalahan yang umumnya ada di wilayah pesisir dan laut,
Menurut Salm and Clark (1982), pemilihan kawasan MPA tergantung pada
yang pengembangannya untuk rekreasi, pendidikan dan
penelitian serta adanya peninggalan sejarah dan situs budaya. Kriteria
perhatian utama pada perlindungan wilayah pesisir,
pemeliharaan perikanan, atau pengembangan wisata dan industri yang
sesuai. Kriteria akan ditekankan pada intensitas eksploitasi sumber daya,
ada potensi nilai ekonomi dari sumber daya serta tingkat ancaman
eperti pemeliharaan keanekaragaman genetik,
proses ekologis, pemulihan kembali spesies. Kriteria akan ditekankan
pada keunikan, keanekaragaman dan sifat alamiah dari lokasi.
Pada prinsipnya MPA memiliki peran untuk memenuhi tujuan dari World
, namun dapat dikembangkan pula beberapa tujuan seperti
konservasi secara simultan, sehingga
gi Konservasi Dunia (MacKinnon, et.
Memelihara proses ekologis dan melindungi sistem penyangga kehidupan
Pengawetan keanekaragaman jenis beserta ekosistemnya
Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Laporan AkhirPembentukan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD)
Implementasi Strategi Konservasi di dalam pengelolaan MPA (Salm and Clark,
1982), adalah sebagai berikut :
a. Memelihara proses ekologis dan melindungi sistem penyangga kehidupan
b. Memelihara proses ekologis dan melindungi sistem penyangga kehidupan
merupakan langkah awal yang harus dilakukan dalam MPA agar
pengawetan keanekaragaman jenis da
selanjutnya akan dapat dilakukan pemanfaatan secara lestari.
c. Pengawetan keanekaragaman jenis beserta ekosistemnya
d. Melindungi keane
kelangsungan hidup populasi spesies, mempertahankan keanekaragaman
spesies. Keanekaragaman genetik merupakan ukuran populasi jenis
terhadap perubahan lingkungan, populasi dalam keadaan tertekan atau pun
survival (bertahan hidup)
e. Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya
f. Pemanfaatan berkelanjutan mengisyaratkan sebagai pemanfaatan secara
bijaksana di dalam pembangunan dan sebagai pengelolaan secara hati
di dalam upaya konserv
termasuk habitat dan ekosistem di
sumber daya dapat memberi kesempatan pemulihan dan peningkatan
potensi ekonomi jangka panjang.
Pembentukan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Kota Makassar
CV. MAHAPANI KONSULTAN
Implementasi Strategi Konservasi di dalam pengelolaan MPA (Salm and Clark,
1982), adalah sebagai berikut :
Memelihara proses ekologis dan melindungi sistem penyangga kehidupan
Memelihara proses ekologis dan melindungi sistem penyangga kehidupan
merupakan langkah awal yang harus dilakukan dalam MPA agar
pengawetan keanekaragaman jenis dan ekosistemnya dapat dilakukan,
selanjutnya akan dapat dilakukan pemanfaatan secara lestari.
Pengawetan keanekaragaman jenis beserta ekosistemnya
Melindungi keanekaragaman genetik merupakan upaya yang penting bagi
kelangsungan hidup populasi spesies, mempertahankan keanekaragaman
spesies. Keanekaragaman genetik merupakan ukuran populasi jenis
terhadap perubahan lingkungan, populasi dalam keadaan tertekan atau pun
(bertahan hidup)
Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya
Pemanfaatan berkelanjutan mengisyaratkan sebagai pemanfaatan secara
bijaksana di dalam pembangunan dan sebagai pengelolaan secara hati
di dalam upaya konservasi terhadap spesies dan beberapa spesies
termasuk habitat dan ekosistem di mana mereka berada. Pemeliharaan
sumber daya dapat memberi kesempatan pemulihan dan peningkatan
potensi ekonomi jangka panjang.
KONSULTAN II - 14
Implementasi Strategi Konservasi di dalam pengelolaan MPA (Salm and Clark,
Memelihara proses ekologis dan melindungi sistem penyangga kehidupan
Memelihara proses ekologis dan melindungi sistem penyangga kehidupan
merupakan langkah awal yang harus dilakukan dalam MPA agar
n ekosistemnya dapat dilakukan,
selanjutnya akan dapat dilakukan pemanfaatan secara lestari.
Pengawetan keanekaragaman jenis beserta ekosistemnya
karagaman genetik merupakan upaya yang penting bagi
kelangsungan hidup populasi spesies, mempertahankan keanekaragaman
spesies. Keanekaragaman genetik merupakan ukuran populasi jenis
terhadap perubahan lingkungan, populasi dalam keadaan tertekan atau pun
Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya
Pemanfaatan berkelanjutan mengisyaratkan sebagai pemanfaatan secara
bijaksana di dalam pembangunan dan sebagai pengelolaan secara hati-hati
asi terhadap spesies dan beberapa spesies
mana mereka berada. Pemeliharaan
sumber daya dapat memberi kesempatan pemulihan dan peningkatan
Laporan AkhirPembentukan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD)
Tabel 2.1. Bentuk MPA dalam
KARAKTERISTIK WILAYAH
PESISIR & LAUT
Menyediakan berbagaibarang & Jasa sertadimanfaatkan olehberbagai kelompokmasyarakatMerupakan UnmanagedResources, Non-ExclusiveResources, sering terjadiTRAGEDY OF COMMONSesuatu yang Dinamis,Biota laut yang bergerakdalam massa air, terdapatbeberapa ekosistem danhubungan spesies denganhabitatMulti Regulasi (berbagaiPeraturan Perundang-undangan) : Land-use,Kehutanan, Perikanan,Otoda, ZEE, PertambanganTerdapat Beberapa TipeEkosistem, Biodiversity,spesies migran
Potensi wisata bahari danpemandangan yang indah
Sumber daya Perikanan
Terdapat berbagai budayamasyarakat
Aktivitas Non-Konservasi
Kawasan alami juga digunakan sebagai obyek penelitian, sarana pendidikan
bagi pelajar, mahasiswa, maupun sebagai kursus
memberikan pendidikan pada masyarakat umum tentang flora
yang ada di dalamnya melalui program interpretasi lingkungan. Pengelolaan MPA
harus menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan seperti pemandu, jalan
setapak, boardwalks, pengamatan terumbu karang, publikasi, slide, video dan
perpustakaan. Kecuali itu juga me
pengamatan dan laboratorium alam.
Pembentukan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Kota Makassar
CV. MAHAPANI KONSULTAN
.1. Bentuk MPA dalam pengelolaan wilayah pesisir dan laut
KARAKTERISTIK WILAYAHPERMASALAHAN
BENTUK MPASEBAGAI PENGELOLAANWILAYAH PESISIR, HARUS
BERBENTUK
Menyediakan berbagai Sumber Konflikkepentingan
Pengelolaannya harusmelibatkan Stakeholder dalamManagemen KOLABORASI.
UnmanagedExclusive
sering terjadiTRAGEDY OF COMMON
Sulit menetapkanPROPERTY RIGHT
Kepemilikan secaraKOMUNAL
Dinamis,Biota laut yang bergerakdalam massa air, terdapatbeberapa ekosistem danhubungan spesies dengan
Batas administrasi tidakdapat digunakan
Menggunakan batasfungsionalBatas Ekosistem; BatasHabitat; Batas Bioregion; Jalurmigrasi spesies
Multi Regulasi (berbagai
use,Kehutanan, Perikanan,Otoda, ZEE, Pertambangan
Sumber Konflik sektoral Pengelolaan Terpadu
Terdapat Beberapa TipeEkosistem, Biodiversity,
Kerusakan SDA &Lingkungan (Over fished,degradasiekosistem/habitat spesies,kelangkaan dankepunahan spesies,pencemaran)
Pengamanan, Perlindungan &Restorasi(KONSERVASI)
Potensi wisata bahari danpemandangan yang indah
Belum dikelola secaraOPTIMAL
Pengembangan Pariwisata
Sumber daya Perikanan Tekanan pendudukkarena kemiskinan
Peningkatan Produktivitas SDPerikananPemanfaatan secaraberkelanjutan
Terdapat berbagai budaya Kurang dukungan sosialmasyarakat
Memanfaatkantradisional
Konservasi
Kawasan alami juga digunakan sebagai obyek penelitian, sarana pendidikan
bagi pelajar, mahasiswa, maupun sebagai kursus-kursus pelatihan. Area alami juga
memberikan pendidikan pada masyarakat umum tentang flora-fauna dan ekosistem
di dalamnya melalui program interpretasi lingkungan. Pengelolaan MPA
harus menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan seperti pemandu, jalan
, pengamatan terumbu karang, publikasi, slide, video dan
perpustakaan. Kecuali itu juga menyelenggarakan fieldtrip ke stasiun
pengamatan dan laboratorium alam.
KONSULTAN II - 15
pengelolaan wilayah pesisir dan laut
BENTUK MPAPENGELOLAAN
WILAYAH PESISIR, HARUSBERBENTUK
Pengelolaannya harusmelibatkan Stakeholder dalamManagemen KOLABORASI.
Kepemilikan secara
Menggunakan batas
Batas Ekosistem; BatasHabitat; Batas Bioregion; Jalurmigrasi spesies penting
Pengelolaan Terpadu
Pengamanan, Perlindungan &
(KONSERVASI)
Pengembangan Pariwisata
Peningkatan Produktivitas SD
Pemanfaatan secaraberkelanjutanMemanfaatkan pengetahuan
Kawasan alami juga digunakan sebagai obyek penelitian, sarana pendidikan
kursus pelatihan. Area alami juga
fauna dan ekosistem
di dalamnya melalui program interpretasi lingkungan. Pengelolaan MPA
harus menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan seperti pemandu, jalan
, pengamatan terumbu karang, publikasi, slide, video dan
ke stasiun-stasiun
Laporan AkhirPembentukan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD)
Jenis rekreasi dan wisata yang dapat dikembangkan di wilayah MPA adalah
scuba diving, snorkeling, surfing
karang, Pengembangan wisata i
pendapatan. Rekreasi di area yang dilindungi dapat dilaksanakan dengan pengelolaan
pesisir di tingkat nasional dan perkotaan.
2.1.5. Konsep Pengembangan Pengelolaan Konservasi Laut
Konsep konservasi
melestarikan sumber daya laut. Di daerah tersebut diatur zona
kegiatan yang dapat dan tidak dapat dilakukan, misalnya pelarangan kegiatan seperti
penambangan minyak dan gas bumi
untuk menjamin perlindungan yang lebih baik
atau konservasi bukan saja dimaksudkan untuk
yang mutlak diperlukan untuk kehidupan manus
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pelestarian sumber daya hayati
ditujukan untuk mempertahankan keberadaan plasma nutfah. Hal ini sangat penting
bagi perkembangan suatu sumber daya hayati yang selanjutnya m
kesejahteraan manusia.
Untuk melindungi
yang memiliki legalitas kuat, fungsinya dapat dikelola dan dipertahankan secara efektif
melalui upaya-upaya yang efisien. Kawasan tersebut
dilindungi (protected area
tentang Konservasi Sumber Daya Ikan. Untuk mencegah atau mengurangi laju
kelangkaan spesies dan ekosistem, penetapan kawasan konservasi harus
mendapatkan prioritas (Alikodra, 1996).
Menurut Salm and Clark (1982), pemilihan MPA bergantung pada tujuan
pembentukannya, yaitu :
a. Tujuan sosial
penelitian serta adanya peninggalan sejarah dan situs budaya. Kriteria
ditekankan pada faktor keselamatan
b. Tujuan ekonomi
pemeliharaan perikanan, atau pengembangan wisata dan industri yang sesuai.
Kriteria akan ditekankan pada intensitas eksploitasi sumber daya, ada po
Pembentukan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Kota Makassar
CV. MAHAPANI KONSULTAN
Jenis rekreasi dan wisata yang dapat dikembangkan di wilayah MPA adalah
scuba diving, snorkeling, surfing, berenang, berjemur dan pengamatan terumbu
karang, Pengembangan wisata ini dapat menambah lapangan kerja dan meningkatkan
pendapatan. Rekreasi di area yang dilindungi dapat dilaksanakan dengan pengelolaan
pesisir di tingkat nasional dan perkotaan.
.1.5. Konsep Pengembangan Pengelolaan Konservasi Laut
konservasi laut merupakan suatu daerah di laut yang ditetapkan untuk
melestarikan sumber daya laut. Di daerah tersebut diatur zona-zona untuk mengatur
kegiatan yang dapat dan tidak dapat dilakukan, misalnya pelarangan kegiatan seperti
penambangan minyak dan gas bumi, perlindungan ikan, biota laut lain dan ekologinya
untuk menjamin perlindungan yang lebih baik .Pengertian mengenai pelestarian alam
atau konservasi bukan saja dimaksudkan untuk menjaga agar sumber daya hayati
yang mutlak diperlukan untuk kehidupan manusia tidak akan habis, tetapi juga bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pelestarian sumber daya hayati
ditujukan untuk mempertahankan keberadaan plasma nutfah. Hal ini sangat penting
bagi perkembangan suatu sumber daya hayati yang selanjutnya m
kesejahteraan manusia.
melindungi flora, fauna dan mikroorganisme, diperlukan suatu kawasan
yang memiliki legalitas kuat, fungsinya dapat dikelola dan dipertahankan secara efektif
upaya yang efisien. Kawasan tersebut termasuk kawasan yang
protected area) sesuai dengan Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004
tentang Konservasi Sumber Daya Ikan. Untuk mencegah atau mengurangi laju
kelangkaan spesies dan ekosistem, penetapan kawasan konservasi harus
oritas (Alikodra, 1996).
and Clark (1982), pemilihan MPA bergantung pada tujuan
pembentukannya, yaitu :
yang pengembangannya untuk rekreasi, pendidikan dan
penelitian serta adanya peninggalan sejarah dan situs budaya. Kriteria
ditekankan pada faktor keselamatan
ekonomi, perhatian utama pada perlindungan wilayah pesisir,
pemeliharaan perikanan, atau pengembangan wisata dan industri yang sesuai.
Kriteria akan ditekankan pada intensitas eksploitasi sumber daya, ada po
KONSULTAN II - 16
Jenis rekreasi dan wisata yang dapat dikembangkan di wilayah MPA adalah
, berenang, berjemur dan pengamatan terumbu
ni dapat menambah lapangan kerja dan meningkatkan
pendapatan. Rekreasi di area yang dilindungi dapat dilaksanakan dengan pengelolaan
laut merupakan suatu daerah di laut yang ditetapkan untuk
zona untuk mengatur
kegiatan yang dapat dan tidak dapat dilakukan, misalnya pelarangan kegiatan seperti
, perlindungan ikan, biota laut lain dan ekologinya
Pengertian mengenai pelestarian alam
agar sumber daya hayati
ia tidak akan habis, tetapi juga bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pelestarian sumber daya hayati
ditujukan untuk mempertahankan keberadaan plasma nutfah. Hal ini sangat penting
bagi perkembangan suatu sumber daya hayati yang selanjutnya menentukan tingkat
flora, fauna dan mikroorganisme, diperlukan suatu kawasan
yang memiliki legalitas kuat, fungsinya dapat dikelola dan dipertahankan secara efektif
termasuk kawasan yang
undang Nomor 31 Tahun 2004
tentang Konservasi Sumber Daya Ikan. Untuk mencegah atau mengurangi laju
kelangkaan spesies dan ekosistem, penetapan kawasan konservasi harus
and Clark (1982), pemilihan MPA bergantung pada tujuan
yang pengembangannya untuk rekreasi, pendidikan dan
penelitian serta adanya peninggalan sejarah dan situs budaya. Kriteria akan
, perhatian utama pada perlindungan wilayah pesisir,
pemeliharaan perikanan, atau pengembangan wisata dan industri yang sesuai.
Kriteria akan ditekankan pada intensitas eksploitasi sumber daya, ada potensi
Laporan AkhirPembentukan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD)
nilai ekonomi dari sumber daya serta tingkat ancaman terhadap sumber daya
yang ada.
c. Tujuan ekologis
ekologis, pemulihan kembali spesies. Kriteria akan ditekankan pada keunikan,
keanekaragaman dan
Pengembangan
seyogyanya mencakup wilayah biogeografi, ekosistem, habitat dan
keanekaragaman hayati. Oleh karena itu dalam pengembangan konservasi di
Indonesia melalui
Pengembangan konservasi melalui pendekatan wilayah
Pengembangan konservasi melalui pendekatan spesies.
2.1.6. Pengembangan Konservasi Melalui Pendekatan Kawasan
Pengembagan konservasi laut melalui pendekatan wilayah merupakan suat
cara melindungi wilayah laut yang begitu luas yang memiliki kekayaan sumber daya
hayati yang sangat beragam, sehingga wilayah
tersebut perlu dilakukan perlindungan.
Pengembangan konservasi melalui pendekatan konserva
berorientasi pada konsep pengelolaan beberapa wilayah yang luas yang diprioritaskan
untuk perlindungan dan pelestarian lanskap yang indah dan menakjubkan, seperti
keunikan formasi geologi dan geomorfologi, dan pengelolaannya untuk kep
jangka panjang.
Berdasarkan bentuk peruntukannya, pengembangan konservasi sumber daya
hayati laut melalui pendekatan wilayah terdiri dari dua bentuk kawasan perlindungan,
yaitu Taman Nasional Perairan, Suaka Alam Perairan, Taman Wisata Perairan da
Suaka Perikanan.
2.1.6.1. Taman Nasional Perairan
Kawan Taman Nasional Perairan adalah Kawasan Konservasi Perairan yang
mempunyai ekosistem asli dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk
tujuan penelitian, ilmu pengetahun, pendidikan,
yang berkelanjutan, wisata perairan dan rekreasi.
Tujuan pengelolaannya adalah melindungi dan menjaga keanekaragaman
hayati laut untuk jangka panjang, mempromosikan pelaksanaan pengelolaan untuk
tujuan perlindungan lestari
Pembentukan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Kota Makassar
CV. MAHAPANI KONSULTAN
nilai ekonomi dari sumber daya serta tingkat ancaman terhadap sumber daya
ekologis, seperti pemeliharaan keanekaragaman genetik, proses
ekologis, pemulihan kembali spesies. Kriteria akan ditekankan pada keunikan,
keanekaragaman dan sifat alamiah dari lokasi.
suatu sistem kawasan konservasi laut (Marine Protected Area
seyogyanya mencakup wilayah biogeografi, ekosistem, habitat dan
keanekaragaman hayati. Oleh karena itu dalam pengembangan konservasi di
Indonesia melalui dua pendekatan, yaitu :
Pengembangan konservasi melalui pendekatan wilayah
Pengembangan konservasi melalui pendekatan spesies.
.1.6. Pengembangan Konservasi Melalui Pendekatan Kawasan
Pengembagan konservasi laut melalui pendekatan wilayah merupakan suat
cara melindungi wilayah laut yang begitu luas yang memiliki kekayaan sumber daya
hayati yang sangat beragam, sehingga wilayah-wilayah laut yang mempunyai potensi
tersebut perlu dilakukan perlindungan.
Pengembangan konservasi melalui pendekatan konservasi wilayah laut lebih
berorientasi pada konsep pengelolaan beberapa wilayah yang luas yang diprioritaskan
untuk perlindungan dan pelestarian lanskap yang indah dan menakjubkan, seperti
keunikan formasi geologi dan geomorfologi, dan pengelolaannya untuk kep
Berdasarkan bentuk peruntukannya, pengembangan konservasi sumber daya
hayati laut melalui pendekatan wilayah terdiri dari dua bentuk kawasan perlindungan,
yaitu Taman Nasional Perairan, Suaka Alam Perairan, Taman Wisata Perairan da
.1.6.1. Taman Nasional Perairan
Kawan Taman Nasional Perairan adalah Kawasan Konservasi Perairan yang
mempunyai ekosistem asli dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk
tujuan penelitian, ilmu pengetahun, pendidikan, kegiatan yang menunjang perikanan
yang berkelanjutan, wisata perairan dan rekreasi.
Tujuan pengelolaannya adalah melindungi dan menjaga keanekaragaman
hayati laut untuk jangka panjang, mempromosikan pelaksanaan pengelolaan untuk
tujuan perlindungan lestari; melindungi sumber daya alam dari penggunaan lainnya
KONSULTAN II - 17
nilai ekonomi dari sumber daya serta tingkat ancaman terhadap sumber daya
, seperti pemeliharaan keanekaragaman genetik, proses
ekologis, pemulihan kembali spesies. Kriteria akan ditekankan pada keunikan,
Marine Protected Area)
seyogyanya mencakup wilayah biogeografi, ekosistem, habitat dan
keanekaragaman hayati. Oleh karena itu dalam pengembangan konservasi di
Pengembangan konservasi melalui pendekatan wilayah
Pengembangan konservasi melalui pendekatan spesies.
Pengembagan konservasi laut melalui pendekatan wilayah merupakan suatu
cara melindungi wilayah laut yang begitu luas yang memiliki kekayaan sumber daya
wilayah laut yang mempunyai potensi
si wilayah laut lebih
berorientasi pada konsep pengelolaan beberapa wilayah yang luas yang diprioritaskan
untuk perlindungan dan pelestarian lanskap yang indah dan menakjubkan, seperti
keunikan formasi geologi dan geomorfologi, dan pengelolaannya untuk kepentingan
Berdasarkan bentuk peruntukannya, pengembangan konservasi sumber daya
hayati laut melalui pendekatan wilayah terdiri dari dua bentuk kawasan perlindungan,
yaitu Taman Nasional Perairan, Suaka Alam Perairan, Taman Wisata Perairan dan
Kawan Taman Nasional Perairan adalah Kawasan Konservasi Perairan yang
mempunyai ekosistem asli dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk
kegiatan yang menunjang perikanan
Tujuan pengelolaannya adalah melindungi dan menjaga keanekaragaman
hayati laut untuk jangka panjang, mempromosikan pelaksanaan pengelolaan untuk
; melindungi sumber daya alam dari penggunaan lainnya
top related