4 langkah penangan saat cedera engkel waktu bermain futsal
Post on 03-Jan-2016
630 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
4 langkah penangan saat cedera engkel waktu bermain futsal
1. Rest
2. Ice
3. Compression
4. Elevation
Ke-4 list di atas merupakan langkah penangan pertama untuk cedera engkel, atau biasa disingkat
dengan RICE.
Pada dasarnya cedera engkel ada 2 jenis, yaitu strain ankle dan sprain ankle injury.
Strain Angkle terjadi ketika otot atau tenden kita terlalu renggang.
Sedangkan Sprain Angkle, merupakan cedera yang lebih serius, dimana terjadi ketika ada
peregangan pada ligamen (jaringan ikat yang menghubungkan antar tulang).
Mayoritas cedera engkel/angkle adalah Sprain dimana 85% orang mengalaminya. Dan 45%-nya
terjadi ketika berolahraga, salah satunya futsal.
Kebanyakan cedera engkel (sekitar 85%) adalah inversion injury yaitu kaki tertekuk ke arah dalam,
sehingga terjadi peregangan pada ligament bagian luar. Ini biasa terjadi ketika kiper
menangkap bola sambil melompat dan tumpuan atau pijakannya salah.
Sedangkan cedera engkel karena kaki tertekuk ke arah luar jarang terjadi, dikarenakan posisi
anatomis kaki kita.
Dalam menangani cedera engkel sering kali kita sebagai teman, malah menekuk kakinya seperti
orang yang terkena kram hal ini malah bisa dikatakan salah.
Karena sebenarnya ada 4 langkah penangan yang benar untuk cedera engkel, langkah-langkahnya
seperti yang telah saya sebutkan di atas, RICE.
Rest atau Istirahat
Mengistirahatkan kaki yang cedera dari berbagai pergerakan yang tidak pentingatau berlebih
merupakan langkah awalnya, terutama dari gerakan-gerakan menjadikan kaki penahan atau
penopang.
Ice atau Es
Kompres bagian yang cedera dengan es, hal ini dilakukan untuk mengurangi bengkak. Lakukan
pengkompresan selama 20 menit tiap jam, selama bagian yang cedera masih terlihat bengkak.
Compression atau Balut/bebat
Bebat engkel yang cedera berguna untuk meminimalisir terjadinya pergerakan pada engkel.
Bebat dengan rapat namun tidak erat. Jika karena bebat malah bertambah bengkak
maka SEGERA kendurkan/renggangkan.
Elevation
Kaki diletakkan di atas letak jantung selama 48 jam pertama. Ha ini dilakukan untuk meminimalisir
bengkak dan memar pada bagian yang cedera (engkel).
RICE: Rest, Ice, Compression, Elevation merupakan 4 langkah dalam penanganan pertama
pada cedera engkel atau keseleo engkel
Selain itu, bisa diberikan obat pereda rasa nyeri. Tentu penggunaannya harus sesuai instruksi dokter.
Kalau saya pribadi biasa menggunakan salep Counterpain.
Cedera engkel biasanya sembuh antara 2-6 minggu, namun jika tergolong parah cedera engkel
memerlukan waktu pemulihan 12 minggu dan memerlukan fisioterapi.
Namun yang perlu ditakutkan, adalah ketika ternyata cedera engkel yang kita alami sudah kambuhan,
maka bisa jadi akan dilakukan tindakan pembedahan untuk pemulihannya.
Oleh karena itu, sebaiknya sebelum olahraga kita melakukan pemanasan dan pilih sepatu yang
sesuai dengan aktivitas yang kita lakukan serta yang bisa memberikan rasa nyaman
CEDERA DALAM SEPAKBOLA DAN FUTSAL
Cedera, kata ini sangat akrab di telinga kita terutama buat penggemar olahraga sepakbola
dan futsal. Sering kita lihat dan dengar di lapangan saat ada kejadian benturan antar
pemain, atau jatuhnya pemain yang kemudian pemain itu merintih atau berteriak kesakitan
sambil memegang bagian dari tubuhnya yang sakit, tidak lama kemudian pemain itu
dihampiri oleh rekan-rekannya, setelah melihat bagian mana yang sakit salah seorang rekan
mengatakan bahwa si dia mengalami cedera, ada yang bilang “ankle/engkel” ada juga yang
bilang “bengkak” sampai ada yang bilang “hamstring”. Wah banyak juga istilah cedera,
apaan sih itu ankle, hamstring, ACL, dll ? kalau dalam bahasa kita (Indonesia) disebut apa?.
Sebuah judgement mengenai jenis cedera ini sebenarnya tidak dapat sembarangan, yang
dapat membuat pernyataan mengenai hal ini dengan pasti pastilah seorang ahlinya atau
orang yang pernah mengalami cedera serupa yang gejalanya sama persis dengan apa yang
pernah ia alami. Jika pernyataan jenis cedera ini salah dan yang melakukan penanganan
adalah orang yang “awam”, maka akibatnya akan menjadi fatal. Kira-kira apa kita mau
hobby yang kita gemari ini tidak dapat kita mainkan lagi hanya karena pernyataan dan
penanganan yang salah?.
Karena ketidaktahuan kadang kita langsung pergi ke Tukang pijat/Ahli terapis tradisional
untuk mengobati cedera itu, namun orang yang kita datangi ini apakah benar-benar
mengerti cara pengobatan yang tepat?.
Bagaimana cedera itu bisa terjadi?, apakah murni karena salah lawan yang menjaga kita
terlalu ketat hingga melakukan sliding tackle kepada kita?. Banyak sekali pertanyaan
seputar cedera dan hal-hal lain di luar yang mengiringinya, mulai dari penyebab,
pelanggaran, jenis, aturan, dan lain sebagainya.
Kata cedera tidak pernah jauh dari pemain sepakbola, mengingat permainan ini banyak
menggunakan kerja otot tubuh dan kemungkinan berbenturan tubuh antar pemain juga
sangat tinggi. Cedera dapat berdampak langsung terhadap masa depan karir dan kehidupan
ekonomi keluarga dari pemain sepakbola. Cedera yang dialami pemain sepakbola biasa
terjadi saat latihan maupun pertandingan, secara sengaja atau tidak sengaja, karena faktor
lapangan, gerakan tubuh yang salah, berbenturan dengan pemain lain dan sebagainya.
Bagian tubuh dari kepala hingga ujung kaki pemain sepakbola berpotensi mengalami cedera
ringan atau berat.
Cedera atau luka menurut Wikipedia dalah sesuatu kerusakan pada struktur atau fungsi
tubuh yang dikarenakan suatu paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi. Luka di sini juga
dapat merujuk pada luka batin atau perasaan. Penyebab-penyebab cedera secara umum
terjadi karena:
1. Pemanasan yang kurang atau salah
2. Gaya permaianan dan gerakan yang salah, dan
3. Pendinginan
Tak sedikit pemain yang baru terdeteksi cedera setelah permainan usai karena benturan
atau tekel-an saat di lapangan dianggap yang tidak parah. Sebenarnya cedera tidak hanya
akibat benturan fisik dengan pemain lain, melainkan juga akibat terlalu memaksakan otot
untuk bekerja keras sepanjang laga. Akibat paling umum dari benturan fisik adalah cedera
yang sifatnya akut atau traumatic, sementara pemaksaan otot dan persendian dalam setiap
pertandingan dapat memicu cedera yang sifatnya akumulatif. Menurut sebuah penelitian di
California, cedera dalam olahraga sepakbola lebih banyak terjadi dalam pertandingan resmi
yakni 35,3 kasus dalam 1.000 laga. Sedangkan saat latihan, cedera hanya terjadi sebanyak
2,9 kasus dalam 1.000 sesi latihan.
Dikutip dari Sportsinjurybulletin, Senin (12/7/2010) berbagai cedera yang dialami adalah:
· Cedera ringan yang menyebabkan pemain harus absen kurang dari sepekan paling sering
terjadi yakni 60,15%
· Cedera sedang dengan durasi absen sepekan hingga sebulan sebanyak 26,17%
· Cedera parah yang mengistirahatkan pemain lebih dari sebulan terjadi sebanyak 13,67%
Bagian tubuh yang paling rentan cedera adalah kaki, Persentasenya mencapai 77%
dibandingkan lutut yang hanya 21% dan ankle atau pergelangan kaki sebesar 18%. Namun
dibandingkan pada bagian tubuh lainnya, cedera lutut cenderung menyebabkan seorang
pemain absen dalam jangka waktu paling lama, cedera di bagian ini juga paling sering
membutuhkan operasi pembedahan untuk mengatasinya. Pada pergelangan kaki, sisi
bagian luar lebih rentan terkilir dibandingkan sisi dalam maupun tengah. Kerusakan ligamen
pada sisi luar juga cenderung lebih berbahaya dibandingkan pada ligamen di sisi dalam.
Sementara itu, kerusakan otot paling banyak terjadi di bagian paha (groin) yakni 53%. Otot
lain yang sering sobek dalam permainan sepakbola adalah hamstring (42%) dan quadriceps
atau otot paha di sisi depan (5%).
Penelitian lain yang dipublikasikan dalam British Journal of Sport Medicinemengungkap,
cedera paling banyak terjadi pada 15 menit awal dan 15 menit menjelang laga berakhir.
Risiko di menit-menit awal merupakan akibat dari permainan keras dengan intensitas tinggi,
sementara risiko menjelang laga berakhir umumnya dipicu oleh kelelahan.
Penanganan umum cedera secara medis
Penanganan cedera dengan rehabilitasi medik terbagi berdasarkan perkembangan cedera
yaitu:
1. Stadium Akut, adanya pembengkakan dan nyeri akibat pembengkakan. Bertujuan untuk
mengatasi pembengkakan, edema yaitu dengan immobilisasi (tidak bergerak), kompres es,
obat-obatan dan terapi modalitas lain. Dapat dimulai latihan gerak yang terbatas dan hati-
hati.
2. Stadium Sub-Akut, pembengkakan berkurang. Nyeri akibat regangan jaringan ikat.
Bertujuan mengurangi perlengketan dan kontraktur yaitu dengan cara latihan gerak aktif
perlahan-lahan, intensitas bertambah secara bertahap.
3. Stadium Kronik, inflamasi/pembengkakan hilang. Nyeri yang timbul di sini bukan akibat
regangan jaringan ikat. Rehabilitasi di sini bertujuan untuk pemulihan dengan latihan
peregangan, penguatan otot dan latihan gerak fungsi secara bertahap
Penanganan umum cedera secara tradisional
Seperti halnya dalam menangani cedera dalam olahraga secara umum, cedera yang
menimpa pemain sepakbola seharusnya juga mendapatkan perawatan dan pengobatan
secara medis, namun pada kenyataannya seperti yang terjadi pada beberapa kalangan dari
pemain sepakbola di Indonesia, “mereka” lebih memilih menjalani pengobatan alternatif atau
yang biasa disebut pengobatan tradisional, karena menurut mereka telah terbukti dan
memberikan hasil yang cepat dan memuaskan. Pertimbangan memanfaatkan jasa
pengobatan tradisional dalam mengobati cedera pemain sepakbola daripada praktek
kedokteran dipengaruhi oleh faktor biaya operasi yang mahal, waktu pemulihan yang lama,
dan kebiasaan turun-temurun yang sudah lebih dulu dipercaya.
Dapat disimpulkan bahwa pemain sepakbola menginginkan cedera tersebut dapat
disembuhkan secara instan agar kembali pada kondisi semula.
Tata cara pengobatan tradisional pada dasarnya mengacu kepada mengembalikan fungsi
otot kembali normal melalui teknik pemijatan dan ditunjang dengan ramuan tradisional.
Tahap awal penyembuhan cedera olahraga dimulai dengan melakukan pijatan di telapak
kaki sebagai titik pusat peredaran darah dan bukan pada bagian yang menderita cedera.
Peranan ramuan tradisional sama sekali tidak mengandung mistis di dalamnya, melainkan
memberikan pengaruh panas ke otot sehingga memperlancar peredaran darah.
Berdasarkan pengalaman salah seorang pemain sepakbola professional, yang juga pemain
Tim Nasional Indonesia yaitu Ricardo Salampessy, saat ia mengalami cedera lutut
parah/berat, cedera itu dapat disembuhkan dengan metode pemijatan dan ramuan
tradisional dari Papua. Selama cedera Slampessy secara rutin melakukan pemijatan pada
lututnya yang dikerjakan oleh ahli Terapis tradisional dan dioleskan juga ramuan yang
terbuat dari jahe merah asal Papua. Proses penyembuhan cederanya berlangsung selama 3
bulan, sehingga waktu ini menjadi lebih cepat daripada jika penanganan cedera dilakuakn
dengan jalan operasi yang diperkirakan memakan waktu 6 bulan penyembuhan.
Metode penyembuhan yang dilakukan oleh ahli terapis tradisional untuk setiap jenis cedera
bervariasi, sebagai acuan titik pemijatan terletak pada telapak kaki kemudian bergerak ke
bagian lain tubuh yang berhubungan dengan cedera. Berikut ini beberapa penjelasan
mengenai cara penanganan cedera pada lutut, engkel, dan memar:
· Cedera lutut, jika terjadi dislokasi lutut maka langkah awalnya adalah mengembalikan posisi
ujung lutut ke lokasi semula, pemijatan di telapak kaki dilakukan agar peredaran darah
mengalir lancer ke jantung, dilanjutkan dengan pemijatan daerah sekitar lutut mengarah ke
jantung.
· Cedera engkel, cedera ini ditangani melalui pemijatan pada telapak kaki, kemudian
dilanjutkan ke bagian engkel secara perlahan sambil memberikan tekanan yang mengarah
ke atas. Untuk mengembalikan fungsi kerja otot, persendian digerakkan kea rah berbeda.
· Cedera memar, pemijatan berawal dari ujung kaki menuju otot bagian tubuh lain yang masih
berhhubungan dengan lokasi cedera. Untuk cedera memar tidak boleh dilakukan pemijatan
pada bagian yang cedera, hanya di lokasi sekitarnya.
Cara pengobatan tradisional untuk mengobati cedera olahraga sepakbola maupun sakit lain
umumnya dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakat di Indonesia. Keyakinan kuat manfaat
pengobatan tradisional sudah dikenal secara turun temurun sebagai bagian dari budaya
masyarakat lokal.
Menurut dr. Jhon kambu, seorang dokter Tim sepakbola asal Papua menyatakan bahwa
beberapa pengobatan tradisional yang menggunakan metode pijatan dan ramuan
tradisional, tidak bertentangan dengan ilmu kedokteran, namun harus diingat bahwa dalam
memilih ahli terapis tradisional hendaknya selektif dan hati-hati, karena apabila terjadi
kesalahan maka akibatnya akan fatal yang dapat mengakibatkan pemain sepakbola itu tidak
dapat bermain kembali atau pensiun.
Jenis-jenis cedera
· Keseleo (Sprains), adalah jenis yang paling umum dari cedera sepak bola,
pengobatan paling baik untuk cedera ini yaitu dengan metode "RICE" (Rest, Ice,
Compression, Elevate)
· Patah Tulang (Fraktur account), merupakan seperempat dari semua cedera
sepakbola yang serius (Cedera yang membutuhkan perawatan Rumah
Sakit), Contohnya: patah tulang termasuk jari, pergelangan tangan, dan kaki.
· Ujung Kaki (Turf toe), adalah cedera pada pangkal jempol kaki. Cedera ini sering
disebabkan karena berlari atau melompat pada permukaan yang keras seperti
rumput sintetis.
· Tendon (Achilles tendonitis), adalah kondisi yang menyakitkan dari tendon di
bagian belakang pergelangan kaki. Terlambat dalam pengobatan, maka dapat
menyebabkan peningkatan resiko tendon achilles pecah.
· Pergelangan kaki (Ankle), keseleo pergelangan kaki adalah cedera umum yang
dialami pemain sepakbola profesional. Semakin cepat cedera ini (Cedera ligamen
pergelangan kaki) diketahui dan diobati, maka semain cepat pula pemulihannya.
· Ligamen (ACL tear),Anterior Cruciate Ligament atau lebih kita kenal dengan
cedera ACL merupakan cedera lutut. Sering menimpa pemain sepakbola, cedera
ini dapat membuat pemain berada di pinggir lapangan selama berbulan-bulan
atau lebih.
· Tulang rawan (Torn), cairan yang timbul di lutut terjadi ketika meniskus mengalami
luka. Meniskus di lutut adalah dua buah lingkaran tulang rawan yang memiliki dua
bantal dan mendukung lutut sendi.
· Pinggul (Hip pointer), yang dimaksud cedera pinggul adalah bahwa ada memar di
tulang, atau mungkin patah tulang dari Pelvis.
· Gegar otak (Concussions), disebabkan oleh benturan keras di kepala, cedera ini
dapat menyebabkan penurunan beberapa tingkat dari fungsi otak. Gejala gegar
otak mungkin termasuk kebingungan, masalah memori jangka pendek, dan
kehilangan kesadaran.
· Luka (Spine), jarang terjadi tapi sangat terlihat karena luka ini berada di luar
tubuh, terjadi ketika pemain berbentusan dan bergesekan dengan pemain lawan
atau bahkan dengan perangkat permainan seperti sepatu, rumput lapangan, tiang
gawang, dan lain sebagainya.
Cedera yang paling sering menimpa pesepakbola1. Hamstring
Hamstring sendiri terdiri dari 4 otot, yaitusemitendinou;, semimebranosu;, biceps femoris
caput lognu; dan caput breve. Jika salah satu dari 4 otot ini mengalami strain, yaitu
ketegangan yang mulai dari hanya tertarik ringan sampai putus (biasanya pemain
mendengar bunyi 'tuk' apabila salah satu ototnya putus). Cedera ini terjadi otot tersebut
harus melakukan gerakan secara eksplosif/tiba-tiba seperti sprint. Penyebab lain yaitu otot
yang sudah lelah namun tetap dipaksa untuk bekerja. Karena otot selalu berkontraksi, kadar
asam menjadi sangat tinggi sehingga bila tiba-tiba melakukan gerakan eksplosif, otot
tersebut terkejut dan tidak siap menerima tekanan.
Jika mengalami hamstring tingkat 1 (ringan) pemain tidak bisa bermain selama 2 pekan,
untuk tingkat 2 mesti absen sekitar 3-4 minggu, hingga tingkat 3 (putus) yang harus absen
6-8 pekan. Waktu rehat/istirahat ini harus ditaati dengan tepat karena jika proses
penyembuhan ini tidak utuh maka cedera bisa berdampak panjang dan menjadi kronis.
Otot Hamstring merupakan otot yang terletak di bagian belakang paha. Kita seringkali
mengalami cedera pada otot ini, terutama bagi mereka yang sering berolah raga. Gangguan
tersebut dapat berupa robekan atau regangan otot. Pada cedera yang ringan, biasanya
hanya mengalami perasaan seperti tertekan pada paha bagian belakang, pada cedera yang
berat akan mengalami nyeri yang hebat hingga tidak dapat berjalan. Cedera hamstring
didiagnosis berdasarkan pada: Pemeriksaan fisik dan Pemeriksaan penunjang seperti MRI
Jika seseorang mengalami cedera otot hamstring, maka yang dapat dilakukan adalah:
- Yang paling utama adalah mengistirahatkan otot yang terlibat
- Mendinginkan dengan es daerah yang sakit, terutama pada awal-awal cedera
- Menekan daerah yang sakit dengan perban elastis
- Memakai tongkat jika timbul rasa nyeri saat berjalan
- Meregangkan dengan perlahan paha dan pinggul
- Terapi fisik
- Operasi, dilakukan jika terbukti otot mengalami robekan
Untuk mencegah terjadinya cedera hamstring, maka otot harus kuat dan lentur. Untuk itu,
perlu latihan peregangan dan penguatan otot yang baik. Selain itu, sebelum melakukan olah
raga, hendaknya selalu melakukan pemanasan sebelumnya dan melakukan pendinginan
sesudahnya.
Contoh kasus Hamstring,
· Puyol (Barcelona) mengalami cedera hamstring saat tim-nya sedang bertanding, menurut
tim medis yang menanganinya, cedera ini terjadi karena masalah rumput stadion yang
terlalu keras.
· Esteban (Arema) mengalami cedera juga saat sedang membela tim-nya, cedera hamstring
yang dialaminya juga karena kondisi rumput stadion kurang baik (lapangan yang berlubang),
dan diperkirakan absen selama 4 sampai 6 minggu (sekitar 7 pertandingan).
2. ACL (Anterior Cruciate ligament)
Sendi lutut dibentuk dari tulang paha, tulang tibia (tulang kering pada tungkai bawah kaki)
dan tulang tempurung lutut. ACL (anterior cruciate ligament) adalah salah 1 dari 4 ligamen
utama dalam sendi lutut yang menghubungkan tulang paha dengan tulang tibia. ACL
merupakan ligament (jaringan ikat) di lutut yang sering sekali mengalami cedera. Sekitar
50% cedera ACL seringkali disertai dengan cedera struktur lainnya dalam sendi lutut seperti
kerusakan meniskus (bantalan tulang), tulang rawan dan ligamen lainnya, hal tersebut dapat
terlihat dari hasil magnetic resonance imaging (MRI).
Sebesar 70% cedera ACL terjadi melalui mekanisme non-kontak dan 30% terjadi karena
mekanisme kontak langsung (terbentur) dengan orang atau benda. Jika seseorang
mengalami cedera ACL, beberapa saat kemudian pasien akan merasa nyeri, bengkak dan
lutut tidak stabil. Beberapa jam kemudian, bengkak akan menjadi sangat besar, gerakan
lutut tidak bebas, nyeri disekitar sendi dan rasa tidak nyaman saat berjalan. Fungsi ACL
adalah sebagai stabilitasi pada lutut. Tanda-tanda seseorang yang mengalami cedera pada
ACL-nya keluhan lutut seperti akan keluar darinya tempatnya. Oleh sebab itu, sangat
disarankan melakukan operasi jika mengalami cedera ini.
Cedera ini seringkali terjadi pada olahraga keras yang seringkali melompat dan berlari
(olahraga yang ketika lari kencang tiba-tiba berhenti atau saat melompat tiba-tiba harus
berputar) seperti sepakbola, futsal, tenis, badminton, bela diri, dan basket.
Cedera ini sangat berat dan menakutkan karena bisa mengakhiri karier seorang atlet.
Fungsi utama ACL adalah menyetop rotasi atau perputaran lutut dan kaki, Cedera ini terjadi
bila saat badan berputar atau jatuh, paha atas berputar kearah dalam dan kaki bawah
berputar kearah luar. Komplikasi cedera ini adalah melekatnya salah satu ujung ACL di
meniscus, ACL mengalami over stretch (meregang secara berlebihan), dan
menarik meniscus itu sampai lepas dari lutut kaki. Apabila cedera ini cukup parah maka
pemain tersebut terkena cedera ganda yaitu ACL dan meniscus, jika mengalami ini tingkat
pemulihannya sangat lama.
Setelah dioperasi total masa rehabilitasinya bisa mencapai 9 bulan dan harus ditaati. Pada
bulan ke-6 pemain bisa mulai berlatih ringan dengan bola, setelah 9 bulan baru pemain
diijinkan berlatih di atas lapangan, ini tentu saja tergantung dari fisik pemain sendiri serta
sesuai dengan statemen dari dokter yang menangani. Sebaliknya jika tidak segera diatasi,
maka rasa nyeri yang timbul tidak akan hilang, orang tersebut tidak dapat beraktivitas, dan
memicu terjadinya perkapuran dini.
Bagaimana cara pendiagnosaan robekan pada ACL?.
Pendiagnosa robekan ACL dapat dilakukan saat mendengar suara seperti ada yang patah
dalam sendi dan sangat jelas terdengar, seketika itu juga orang tersebut akan limbung dan
terjatuh, namun setelah beberapa saat kemudian dapat berjalan kembali walaupun dalam
keadaan tidak seimbang, nyeri yang dirasakan membuat sendi lutut sulit digerakkan dan
menimbulkan bengkak.
Robekan pada ACL mengakibatkan pembengkakan pada lutut dan rasa sakit yang teramat
sangat, pada saat penyelidikan dokter anda akan mencari tanda-tanda ketidakstabilan pada
lutut. Spesial test tersebut adalah dengan memberikan tekanan pada ACL dan akan
menditeksi robekan ligament. MRI juga digunakan untuk memastikan robeknya ligament dan
juga untuk melihat apakah ada bagian lain yang rusak. Banyak pasien dengan robekan ACL
mulai merasa baikan dalam masa beberapa minggu dari tanggal kejadian, mereka akan
merasakan lututnya kembali seperti normal tetapi masalah dengan ketidakstabilan mungkin
masih terasa.
Bagaimana perawatannya?.
Biasa operasi robeknya ACL dinamakan Rekonstruksi ACL atau juga disebut dengan ACL
Reconstruction. Perbaikan ligamen mungkin dilakukan, yaitu dengan merekonstruksi dengan
menggunakan urat atau ligament yang lain untuk disambungkan pada ligament yang putus.
Ada beberapa pilihan untuk melakukan operasi ACL, pilihan yang paling signifikan adalah
jenis korupsi yang digunakan untuk merekonstruksi ACL robek, ada juga variasi dalam
prosedur seperti rekonstruksi ACL baru “double-bundel”.
Bagaimana rehabilitasinya?.
Rehabilitasi adalah salah satu aspek yang paling penting, tapi terlalu sering diabaikan
setelah rekonstruksi bedah ACL. Rehabilitasi setelah operasi ACL berfokus pada gerakan
kembali dan kekuatan, dan meningkatkan stabilitas sendi untuk mencegah cedera masa
depan. Disamping pedoman umum untuk pemulihan ACL, juga sangat penting untuk setiap
orang mengikuti latihan rehabilitasi yang memungkinkan pada lutut seseorang. Proses yang
terlalu cepat atau terlalu lambat dapat menjadi pedoman untuk hasil keseluruhan dari
operasi, oleh sebab itu sangat penting untuk memastikan ahli terapi dan dokter anda untuk
menuntun masa rehabilitasi anda.
3. Meniscus
Meniscus adalah bantalan sendi lutut berbentuk seperti cincin dan berfungsi sebagai
penahan benturan. Cedera pada struktur ini sangat sering terjadi dan sebagian besar
karena olah raga. Biasanya berupa cedera saat lutut terpuntir (twisted knee) mendadak.
Olah raga yang sering menyebabkan cedera menicus, antara lain sepakbola/futsal, tenis,
badminton dan bola basket.
Cedera yang lumayan parah. Meniscus adalah semacam tulang putih yang membantu
menstabilkan lutut saat menekuk sehjingga tidak ada pergerakan ke arah samping, Seperti
yang telah dibahas di atas, cedera ini bisa terjadi bila ACL tertarik sangat keras. Berenang,
bersepeda, dan menekuk lutut adalah hal yang sangat tidak disarankan, apabila meniscus
dioperasi maka pemulihan bisa mencapai 3-6 bulan. Ada juga kemungkinan komplikasi
meniscus, maksudnya yaitu setelah meniscus dibersihkan meniscus tidak akan tumbuh
kembali, sehingga jadi gesekan secara langsung antara tulang paha dan tulang kaki bawah.
Peredaran darah yang jelek pada meniscus juga menyebabkan proses penyembuhan
menjadi lambat.
Gejala yang timbul sering dianggap sebagai “keseleo” biasa karena pasien masih bisa
berjalan, namun keadaan akan menjadi buruk karena akan timbul gejala nyeri di sendi yang
makin hebat, sehingga jalan menjadi pincang; sendi lutut sulit untuk digerakkan/ tidak dapat
diluruskan/tidak dapat dilipat dan terkadang pasien merasa ada yang bergerak-gerak di
dalam sendi. Diagnosis yang tepat hanya dapat dilakukan dengan menggunakan
pemeriksaan MRI.
Pengobatan dapat mulai dengan yang sederhana seperti istirahat, obat-obatan sampai pada
keadaan yang parah diperlukan tindakan operasiArthroscopy. Arthroscopy adalah sebuah
alat yang digunakan oleh dokter untuk melihat langsung keadaan sendi yang terganggu,
karena dengan Arthroscopy dapat terlihat keadaan sendi yang terganggu yang belum
pernah terlihat sebelumnya, oleh sebab itu Arthroscopy dikategorikan sebagai salah satu
alat diagnostik yang canggih. Pada masa lalu Arthroscopy hanya menguntungkan pada
sendi lutut tetapi sekarang ada beberapa jenis sendi lain yang dapat memperolah
keuntungan tersebut, dengan Arthroscopy diagnosis pembedahan menjadi lebih akurat,
didapat ketepatan treatment dan dapat melaksanakan prosedur-prosedur pembedahan,
karena tindakan yang dilakukan melalui insisi kecil, biasanya dengan prosedur yang sama
dan sedikit trauma di jaringan akan membantu proses penyembuhan menjadi lebih baik.
Tetapi Arthroscopy bukanlah satu-satunya untuk setiap kondisi, contohnya dalam kondisi
yang membutuhkan kesembuhan penuh termasuk waktu pengobatan dan rehabilitas.
Diagnostik dengan Arthroscopy pada umumnya digunakan bersama dengan tindakan bedah
terbuka. Bedah terbuka ini dilakukan pada sendi dengan tujuan menemukan jalan untuk
melakukan eksisi (pengambilan jaringan/bagian yang rusak). Alat Arthroscopy dapat
menjangkau suatu titik pembedahan dimana ahli bedah dapat melakukan beberapa
prosedur yang sama seperti yang telah dilakukan pada pembedahan secara terbuka tetapi
hal ini melalui insisi yang lebih kecil. Namun demikian, eksisi tetap dapat mengganggu
jaringan dan menyebabkan pendarahan, pembengkakan serta rasa nyeri. Bahkan setelah
diagnostic Arthroscopy tersebut masih diperlukan waktu yang agak lama untuk proses
rehabilitasinya
4. Muscle Strain
Muscle strain bukanlah cedera yang parah, tetapi bila tidak ditangani dengan baik, strain
akan berlanjut tersu menerus dan menjadi kronis, otot yang biasanya terkena terletak di
betis dan paha. Overstretching bisa terjadi di otot-otot tersebut. Apabila cedera ini terjadi,
stretching atau peregangan otot harus dihindari, bila tetap dilakukan justru cedera akan
bertambah parah. Muscle strain termasuk cedera ringan, dalam 7 hari pemain
bisa “merumput” lagi.
5. Pattela Tendonitis
Cedera ini sering terjadi atau dirasakan setelah pemain berlatih atau beranding di lapangan
yang keras. Salah dalam memilih jenis, ukuran dan bentuk sepatu juga menyebabkan rasa
sakit ini, contoh: pemakaian sepatu “Pul 6” di lapangan keras. Rasa sakit biasanya terasa di
bagian bawah lutut, cedera ini bisa pulih dalam 5-7 hari. Peregangan otot juga harus
dihindari, salah satu faktor yang memprovokasi cedera ini adalah ketidakseimbangan antara
ototquadriceps, contoh: vastus medialis lebih lemah dibandingkan vastus lateralis, ini
membuat Q-angle dari pattela sehingga terjadi iritasi di lutut, akibatnya pattela
tendonitis menjadi cedera yang gampang terjadi di lutut
Pengobatan:
Selain obat dan terapi, juga dapat dilakukan metode RICE (Rest, Ice, Compress, and
Elevate), dengan rest/istirahat maka akan mengurangi ketegangan tendon, ice/es untuk
mengurangi rasa sakit, itu juga termasuk dalam compress dan elevate. Proses
penyembuhan biasanya memakan waktu 2-3 hari sampai dengan 4-6 minggu. Metode
penyuntikan steroid memang cepat namun tidak baik untuk jangka panjang atlet.
Contoh kasus Pattela Tendonitis :
Hargreaves (Manchester United) mengalami cedera Patellar tendonitis(Radang pada tendon
yang mengikatkan otot betis di tulang kering kakinya) yang mengharuskannya melakukan
operasi di Amerika Serikat, pengobatan ini membuatnya absen di lapangan selama lebih
dari 1 tahun.
Menghindari cedera untuk pesepakbola profesional
Untuk kasus pada sepak bola internasional terjadi 20 kasus (66% gagal jantung dan
selebihnya adalah benturan di organ vital). Maka berkaca pada kejadian tersebut, penulis
menyarankan kepada pelaku sepak bola nasional untuk menerapkan safety guna
menghindari terjadinya cedera pada olahraga. Mengingat kompetisi di Indonesia yang
jadwalnya sangat padat dapat memengaruhi recovery pulih asal jantung dan otot pemain.
Hai ini menuntut keterbukaan antara klub dan pemain agar prestasi tercapai maksimal dan
pemain tetap berada dalam kondisi prima. Adapun langkah yang harus ditempuh sebagai
berikut: (Di luar general medical checkuppada masa periodesasi),
1. Menjelang pertandingan dan pagi hari sebelum pertandingan berlangsung diadakan
pemeriksaan denyut nadi istirahat (rest heart rate) 50–70 detak/menit. Angka ini
menunjukkan bahwa pemain dalam kondisi fisik dan kesehatan yang stabil dan siap bermain
untuk 2 x 45 menit. Bila RHR berada di atas angka tersebut (50–70 detak/menit), misalnya
80–100, ini wajib dikonsultasikan kepada dokter tim apakah pemain tersebut siap bermain
untuk 2 x 45 menit terlebih bila yang bersangkutan mengalami kenaikan suhu tubuh dan
demam.
2. Saat istirahat pertandingan babak pertama, pemain harus menjalani pemeriksaan
maksimum heart rate (MHR), terutama pada pemain yang terakhir melakukan gerakan
berlari/aktif. Apabila MHR pemain tersebut berada pada kisaran 130–150 detak/menit,
artinya pemain tersebut masih mampu bermain pada 45 menit babak kedua dengan
intensitas tinggi, apabila MHR-nya berada di kisaran lebih dari 150 detak/menit, maka yang
bersangkutan harus diobservasi pada babak kedua untuk menghindari kelelahan berlebihan
yang bisa berakibat pada terjadinya cedera berat langsung ataupun tidak langsung,
terutama yang berkaitan dengan kerja jantung.
Dalam menjalankan program latihan fisik pun, pemain harus dilengkapi alat pemeriksa detak
jantung. Tujuannya agar sasaran komponen fisik yang dilatih tercapai sesuai dengan rumus
training zone (220–usia) untuk menghindari overtraining.
Menghindari cedera untuk pesepakbola amatir/pemula/hobby
Untuk menghindari cedera otot bagi pesepakbola amatir atau pemain futsal, di sini perlu
diingat bahwa penting untuk melakukan pemanasan, peregangan sebelum permainan dan
juga pendinginan setelah permainan.
Pemanasan khususnya pada daerah kaki sebelum melakukan latihan yang berat dapat
membantu mencegah terjadinya cedera. Gerakan ringan selama 3-10 menit akan
menghangatkan otot sehingga otot lebih lentur dan tahan terhadap cedera.
Pendinginan adalah mengurangi latihan secara bertahap sebelum latihan dihentikan.
Misalnya dengan lari-lari kecil. Pendinginan mencegah terjadinya pusing dengan menjaga
aliran darah. Jika latihan yang berat dihentikan secara tiba-tiba, darah akan terkumpul di
dalam vena tungkai dan untuk sementara waktu menyebabkan berkurangnya aliran darah
ke kepala. Pendinginan juga membantu membuang limbah metabolik (misalnya asam
laktat dari otot), tetapi pendinginan tampaknya tidak mencegah sakit otot pada hari
berikutnya, yang disebabkan oleh kerusakan serat-serat otot.
Latihan peregangan tampaknya tidak mencegah cedera, tetapi berfungsi memperpanjang
otot sehingga otot bisa berkontraksi lebih efektif dan bekerja lebih baik. Untuk menghindari
kerusakan otot karena peregangan, hendaknya peregangan dilakukan setelah pemanasan
atau setelah berolah raga, dan setiap gerakan peregangan ditahan selama 10 hitungan.
Cedera yang sering menimpa pesepakbola amatir / pemain futsal
Untuk pemain futsal yang baru mulai, sering mengalami cedera karena kurangnya
pemanasan. Salah satunya adalah “Plantar fascitis”, Plantar fascitis adalah pembengkakan
dengan rasa nyeri karena adanya suatu robekan kecil pada otot plantar fascia yang terjadi
karena penggunaan berlebihan atau tarikan berulang plantar fascia. Keadaan ini
menyebabkan rasa nyeri di bawah telapak kaki bagian belakang dekat tumit, dan ini
disebabkan karena gerakan berulang-ulang yang menyebabkan regangan tiba-tiba. Selain
kurangnya pemanasan juga disebabkan berlari di lapangan yang keras seperti lapangan
futsal.
Cedera kedua yang mungkin terjadi adalah “tendenitis achiles”. Gejala yang dirasakan
adalah rasa nyeri pada urat daging yang membentang dari otot betis ke tumit terutama pada
pagi hari. Tendinitis Achiles disebabkan oleh karena penggunaan berlebihan pada otot kaki,
permukaan lapangan yang keras, sepatu yang tak tepat (terlalu sempit), sudah lama tak
latihan fisik dan penyakit rematik.
Cedera ketiga adalah “strain” atau “pegal-pegal”. Mulai dari yang ringan hingga yang berat,
cedera ini disebabkan karena latihan/gerakan berlebihan pada otot tertentu.
Pada futsal sama seperti pada olah raga sepak bola, seringkali sewaktu pemain sedang
menendang bola, pemain lawan juga ingin menendang bola sehingga gerakan kaki yang
sudah diukur bisa lebih dari yang diharapkan karena benturan kaki lawan sehingga bisa
menimbulkan yang namanyaoverstreching. Kondisi lapangan yang licin juga dapat
menyebabkanoverstretching (terlalu meregang) karena terpeleset
Cedera yang agak berat adalah “ankle sprain”, cedera ini bisa terjadi karena “tekelan” dari
lawan main atau sewaktu pemain ingin menendang bola tetapi kurang menaikkan kakinya
sehingga sisi luar telapak kaki “menyeret” lantai lapangan, masyarakat awam menyebut
cedera ini sebagai “sakit engkel”. Gejalanya bisa ringan maupun berat, mulai dari rasa sakit
sewaktu berjalan hingga pembengkakan.
Contoh gambar cedera berat yang terjadi di dunia sepakbola:
Di tahun 2000, striker Luc Nilis (Aston Villa) mengalami patah tulang setelah
bertabrakan dengan penjaga gawang Richard Wright (Ipswich) dan peristiwa ini
membuatnya harus pension dari sepakbola setelah hanya 3 kali membela The Villans.
Striker Djibril Cisse (Liverpool/Prancis) pernah mengalami 2 kejadian patah tulang di kedua
kakinya, pertama saat membela klub-ya di tahun 2004, dan yang ke-2 disaat negaranya
berhadapan dengan China di Piala Dunia.
Eduardo DaSillva/Arsenal
Francesco Totti/AS Roma
Sumber:
http://bone.co.id/
http://cniku.wordpress.com/
http://danzi-unix.blogspot.com/
http://id.wikipedia.org/
http://infotemplatez.blogspot.com/
http://kesehatan.liputan6.com/
http://medicastore.com/
http://radarlampung.co.id/
http://www.anneahira.com/
http://www.ekahospital.com/
http://www.inilah.com/
http://www.news-medical.net/
http://www.ongisnade.co.id/
http://www.physio4life.co.uk/
http://zonaaneh.blogspot.com/
Tabloid Soccer, edisi 17/XI, 23 Oktober 2010
top related