3234

Post on 22-Dec-2015

215 Views

Category:

Documents

2 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

kti

TRANSCRIPT

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI SMA NEGERI 1 TOROH

KABUPATEN GROBOGAN

Indah Dwi Cahyani1), Surjani2), Heni Setyowati3)

Akademi Kebidanan Ngudi WaluyoEmail : UP2M@akbidngudiwaluyo

ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI SMA NEGERI 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN Media Indonesia tahun 2011 menunjukkan bahwa sebanyak 93,7% remaja pernah melakukan perilaku seks pranikah, 62,7% remaja sudah tidak perawan, 21,2% remaja melakukan aborsi dan sebanyak 97% remaja melakukan penyimpangan dengan melihat atau mengunduh film porno. Dinas Kesehatan Jawa Tengah menemukan kasus HIV tahun 2011 meningkat hampir 2 kali lipat dibanding tahun 2010 dan kasus baru IMS lainnya di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 ini sebanyak 10.752 kasus. Media Indonesia juga mencatat bahwa grafik aborsi di Indonesia masuk kategori tinggi dengan jumlah rata-rata per tahun mencapai 2,4 juta jiwa. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMA Negeri 1 Toroh, didapatkan data 7 dari 10 orang belum mengetahui tentang kesehatan reproduksi, pada kurun waktu 3 tahun terdapat 5 siswi yang mengalami kehamilan tidak diinginkan dan berupaya untuk melakukan aborsi.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang kesehatan reproduksi di SMA Negeri 1 Toroh Kabupaten Grobogan.Metode penelitian yang digunakan deskriptif dengan pendekatan cross sectional dan pengambilan data dilakukan secara langsung melalui kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah siswi kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Toroh Kabupaten Grobogan dengan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 45 responden, teknik pengambilan sampel dengan proposive random sampling.Hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 22 responden (48,9%), pengetahuan yang cukup 15 responden (33,3%), dan pengetahuan kurang sebanyak 8 responden (17,8%).Diharapkan pihak sekolah dapat memberikan pembinaan terhadap siswi-sisiwi sehingga mereka mampu untuk lebih memahami tentang kesehatan reproduksi melalui berbagai progam pembinaan.

Kata Kunci : Pengetahuan, Kesehatan ReproduksiDaftar Pustaka : 29 (1996-2012)

Gambaran Pengetahuan Remaja Putri tentang Kesehatan Reproduksi di SMA Negeri 1 Toroh Kabupaten Grobogan

1

ABSTRACT

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI SMA NEGERI 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN In 2011, Media Indonesia had reported that 93.7% of teenagers had done premarital sexual behavior, 62.7% of teenagers had not virgins, 21.2% of teenagers had abortions and 97% of teenagers do aberration with watching or downloading pornographic contents. In 2011, the Central Java Health Office found HIV cases increased by almost 2 times higher than in 2010 and new cases of other IMS in Central Java province as many as 10752 cases. Media Indonesia also noted that the graph of abortion in Indonesia are in the category of high with the average reach to 2.4 million people annually. Based on the preliminary study conducted at Toroh 1 State Senior High School, obtained that 7 of 10 people have not known about reproductive health. In the 3-year period there were 5 girls who have unwanted pregnancies and try to have an abortion.The purpose of this study was to describe the female adolescents’ knowledge about reproductive health at Toroh 1 State Senior High School Grobogan Regency.This study used descriptive method with cross-sectional approach and data collection was conducted directly through questionnaires. The population in this study was the female eleventh graders at Toroh 1 State Senior High School Grobogan Regency with samples were 45 respondents. The data sampling used purposive random sampling technique.The results of this study indicated that the majority of respondents knowledge in the category of good as many as 22 respondents (48.9%), in the category of sufficient as many as 15 respondents (33.3%), and in the category of poor as many as 8 respondents (17.8%).The school stakeholders are expected to provide guidance to the students so that they are more understand about reproductive health through various of development programs.

Keywords : Knowledge, Reproductive health Bibliographies : 29 (1996-2012)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 12 - 21 tahun bagi wanita dan 13 - 22 tahun bagi pria (Rumini dkk, 2004).

SIECUS (Sexsuality Information And Education Council United State) menulis tentang materi pokok yang harus terdapat dalam pendidikan seksual dan kesehatan reproduksi diantaranya pertumbuhan dan perkembangan manusia, perubahan fisiologi sistem reproduksi manusia, perilaku seks pranikah, penyakit dan infeksi menular seksual, kehamilan tidak diinginkan (KTD), HIV/Aids, aborsi (Suarta, 2002).

Media indonesia tahun 2011 menunjukkan bahwa Sebanyak 93,7 % remaja pernah melakukan perilaku seks pranikah, 62,7%

remaja sudah tidak perawan, 21,2% remaja melakukan aborsi dan sebanyak 97% remaja melakukan penyimpangan dengan melihat atau mengunduh film porno (Liputan 6 SCTV).

Data Dinas Kesehatan Jawa Tengah pada tahun 2011 menunjukkan bahwa kecenderungan (trend) kasus HIV maupun AIDS selalu mengalami peningkatan setiap tahun. Penemuan kasus HIV tahun 2011 meningkat sangat tajam hampir 2 kali lipat lebih dibanding tahun 2010. Jumlah kasus baru HIV/AIDS tertinggi dalah di Kota Semarang (189/59 kasus), jumlah kematian karena AIDS terbanyak di Kabupaten Banyumas sebanyak 10 kasus. Jumlah kasus baru IMS lainnya di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 ini sebanyak 10.752 kasus. Jumlah tersebut dari tahun ke tahun semakin meningkat. Meskipun demikian kemungkinan kasus yang sebenarnya di populasi masih banyak yang belum terdeteksi. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Seksual mempunyai target bahwa

Gambaran Pengetahuan Remaja Putri tentang Kesehatan Reproduksi di SMA Negeri 1 Toroh Kabupaten Grobogan

2

seluruh kasus IMS yang ditemukan harus diobati sesuai standar (Dinkes Jateng, 2011).

Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan dari 801 orang remaja yang telah melakukan hubungan seks pranikah, sebanyak 81 orang atau 11% berakhir dengan kehamilan yang tidak diharapkan. Diantara remaja yang hamil tersebut, sekitar 50 orang atau 57,5% mengakhiri kehamilaannya dengan melakukan aborsi. Dalam hal ini perempuan tetap menjadi pihak yang paling dirugikan karena perempuanlah yang mempertaruhkan nyawanya (Tukiran dkk, 2010).

Data SDKI tahun 2010 menunjukkan pada kelompok perempuan usia 15 - 19 tahun, sebanyak 9% pernah melahirkan bayi. Di negara berkembang mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang. Di negara miskin sekitar 25 - 30 % kematian wanita subur disebabkan oleh kehamilan, persalinan dan nifas.

Tahun 1996 WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ibu per-tahunnya meninggal saat hamil, bersalin dan nifas (Prawirohardjo, 2002).

Tingginya angka kehamilan pada remaja di Indonesia saat ini dapat dibuktikan dari data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2006, kehamilan remaja di Indonesia menunjukkan hamil diluar nikah karena diperkosa sebanyak 2,3 %; karena sama-sama mau sebanyak 8,5 % dan tidak terduga sebanyak 39%. Seks bebas sendiri mencapai 18,3 %. Pada tahun 2010, hamil diluar nikah karena diperkosa sebanyak 3,2%; karena sama-sama mau sebanyak 12,9% dan tidak terduga sebanyak 45%. Seks bebas sendiri mencapai 22,6%. Di Surabaya, Jawa Timur pada tahun 2006 sekitar 26% mengalami hamil diluar nikah. Sedangkan pada tahun 2010, sekitar 37% mengalami hamil diluar nikah. Angka ini meningkat 11% dari tahun 2006.

Selain itu, menurut data yang diperoleh dari Media Indonesia, rata-rata terdapat 17% kehamilan yang terjadi per-tahun, merupakan kehamilan yang tidak diinginkan. Sebagian dari jumlah tersebut bermuara pada praktik aborsi. Grafik aborsi di Indonesia masuk kategori lumayan tinggi. Pada tahun 2011

dengan jumlah rata-rata per tahun mencapai 2,4 juta jiwa.

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi, Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia seperti halnya di negara lain adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia. Sekitar 11 - 13% Angka Kematian Ibu tersebut diakibatkan adanya kematian karena tindakan aborsi tidak aman (unsafe abortion). Tindakan aborsi tersebut menyebabkan terjadinya perdarahan dan infeksi pada ibu (Budi, 2009).

Data Departemen Kesehatan tahun 2009 mencatat unsafe abortion memberikan kontribusi hingga 50 persen pada Angka Kematian Ibu di Indonesia. Beberapa faktor yang menyebabkan kehamilan pada remaja antara lain hubungan seks di masa subur, renggangnya hubungan antara remaja dengan orang tuanya, rendahnya interaksi di tengah-tengah keluarga, keluarga yang tertutup terhadap informasi seks dan seksualitas, mengabaikan masalah seks dan seksualitas, kesibukan orang tua (Surbakti, 2009:135 -139).

Dampak dari kehamilan pada usia remaja antara lain abortus, komplikasi secara fisik akibat aborsi yang paling utama adalah : infeksi, perdarahan hebat, embolisme (tersumbatnya pembuluh darah oleh bekuan darah), rahim yang terkoyak atau bolong, komplikasi anastesi, kejang, luka leher rahim. Bila kondisinya parah, rahim terpaksa diangkat, bahkan tak jarang nyawa pun harus dikorbankan (Damar 2012, dalam Detik Health).

Berdasarkan hasil study pendahuluan yang dilakukan di SMA Negeri 1 Toroh yang dilakukan terhadap 10 orang remaja putri kelas XI, didapat 7 orang yang tidak tahu adanya dampak dari kehamilan remaja. . Peneliti juga memperoleh data dalam kurun waktu 3 tahun terdapat 5 siswi yang mengalami Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) dan berupaya untuk melakukan aborsi dan akhirnya dikeluarkan.

Remaja khususnya remaja putri yang ada di SMA Negeri 1 Toroh kelas XI sedang mempelajari alat-alat reproduksi secara umum dan mereka belum pernah mendapat penyuluhan tentang kesehatan reproduksi khususnya tentang dampak kehamilan remaja.

Gambaran Pengetahuan Remaja Putri tentang Kesehatan Reproduksi di SMA Negeri 1 Toroh Kabupaten Grobogan

3

Berdasarkan fenomena di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Gambaran pengetahuan remaja putri tentang kesehatan reproduksi yang berkaitan dengan aborsi di SMA Negeri 1 Toroh Kabupaten Grobogan”.

Metode Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif bertujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara obyektif.

Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan remaja putri tentang kesehatan reproduksi.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah proporsive random sampling yaitu sampling apabila terdiri dari unit yang mempunyai karakteristik yang berbeda-beda atau heterogen.

Hal ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi karakteristik umum dari anggota populasi, kemudian sampel diambil dan ditentukan setiap strata.

Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 45 sampel dari total populasi sebanyak 82. Diambil dengan teknik proposive random sampling dimana tiap kelas diambil 15 responden dengan cara diundi.

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis univariat Anilisis univariat dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi setiap variabel yang diteliti secara terpisah dengan cara membuat tabel distribusi frekuensi dari masing-masing variabel. Analisis ini hanya menggambarkan distribusi frekuensi dan prosentase dari setiap variabel.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Karakteristik responden

Umur RespondenTabel 4.1 Distribusi Frekuensi umur

responden di SMA Negeri 1 Toroh Kabupaten Grobogan

Umur Frekuensi Presentase (%)15 3 6,716 19 42,217 21 46,718 2 4,4

Total 45 100,0

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa distribusi frekuensi berdasarkan umur remaja diketahui bahwa sebagian besar responden berumur 17 tahun (46,7%).

Jenis kelaminTabel 4.2 Distribusi Frekuensi jenis

kelamin responden di SMA Negeri 1 Toroh Kabupaten Grobogan.

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)P 45 100,0

Total 45 100,0

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin remaja secara keseluruhan berjenis kelamin perempuan sebanyak 45 responden (100%).

Analisa UnivariatGambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang pengertian kesehatan reproduksi.Tabel 4.3 Distribusi frekuensi gambaran

pengetahuan remaja putri tentang pengertian kesehatan reproduksi di SMA Negeri 1 Toroh Kabupaten Grobogan

Pengertian Kespro Frekuensi Presentase (%)Kurang 4 8,9

Baik 41 91,1Jumlah 45 100,0

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja putri tentang pengertian kesehatan reproduksi pada remaja di SMA Negeri 1 Toroh sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 41 responden (91,1%), responden dan responden dengan pengetahuan kurang sebanyak 4 responden (8,9%).

Gambaran Pengetahuan Remaja Putri tentang Kesehatan Reproduksi di SMA Negeri 1 Toroh Kabupaten Grobogan

4

Gambaran pengetahuan remaja putri tentang pertumbuhan dan perkembangan manusia. Tabel 4.4 Distribusi frekuensi gambaran

pengetahuan remaja putri tentang pertumbuhan dan perkembangan manusia di SMA Negeri 1 Toroh Kabupaten Grobogan

Pertumbuhan dan Perkembangan

Manusia

Frekuensi Presentase (%)

Kurang 11 24,4Cukup 15 33,3Baik 19 42,2

Jumlah 45 100,0

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja putri tentang pertumbuhan dan perkembangan manusia pada remaja di SMA Negeri 1 Toroh sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 19 responden (42,2%), responden dengan pengetahuan cukup sebanyak 15 responden (33,3%) dan responden dengan pengetahuan kurang sebanyak 11 responden (24,4%).Gambaran pengetahuan remaja putri tentang perilaku seks pranikah di SMA Negeri 1 TorohTabel 4.5 Distribusi frekuensi gambaran

pengetahuan remaja putri tentang perilaku seks pranikah pada remaja di SMA Negeri 1 Toroh Kabupaten Grobogan

Perilaku Seks Pranikah

Frekuensi Presentase (%)

Kurang 10 22,2Cukup 13 28,9Baik 22 48,9

Jumlah 45 100,0

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja putri tentang perilaku seks pranikah pada remaja di SMA Negeri 1 Toroh sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 22 responden (48,9%), responden dengan pengetahuan cukup sebanyak 13 responden (28,9%) dan responden dengan pengetahuan kurang sebanyak 10 responden (22,2%).

Gambaran pengetahuan remaja putri tentang infeksi dan penyakit menular seksual di SMA Negeri 1 TorohTabel 5.1 Distribusi frekuensi gambaran

pengetahuan remaja putri tentang infeksi dan penyakit menular seksual di SMA Negeri 1 Toroh Kabupaten Grobogan

Infeksi dan Penyakit Menular

Seksual

Frekuensi Presentase (%)

Kurang 7 15,6Cukup 13 28,9Baik 25 55,6

Jumlah 45 100,0

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja putri tentang infeksi dan penyakit menular seksual di SMA Negeri 1 Toroh sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 25 responden (55,6%), responden dengan pengetahuan cukup sebanyak 13 responden (28,9%) dan responden dengan pengetahuan kurang sebanyak 7 responden (15,6%).

Gambaran pengetahuan remaja putri tentang aborsi di SMA Negeri 1 TorohTabel 5.2 Distribusi frekuensi gambaran

pengetahuan remaja putri tentang aborsi di SMA Negeri 1 Toroh Kabupaten Grobogan

Pengetahuan Frekuensi Presentase (%)Kurang 15 33,3Cukup 6 13,3Baik 24 53,3

Jumlah 45 100,0

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja putri tentang aborsi di SMA Negeri 1 Toroh sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 24 responden (53,3%), responden dengan pengetahuan cukup sebanyak 6 responden (13,3%) dan responden dengan pengetahuan kurang sebanyak 15 responden (33,3%).Gambaran pengetahuan remaja putri tentang kesehatan reproduksi pada remaja di SMA Negeri 1 Toroh Kabupaten GroboganTabel 5.3 Distribusi frekuensi gambaran

pengetahuan remaja putri tentang kesehatan reproduksi pada remaja

Gambaran Pengetahuan Remaja Putri tentang Kesehatan Reproduksi di SMA Negeri 1 Toroh Kabupaten Grobogan

5

di SMA Negeri 1 Toroh Kabupaten Grobogan.

Pengetahuan Frekuensi Presentase (%)Kurang 8 17,8Cukup 15 33,3Baik 22 48,9

Jumlah 45 100,0

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja putri tentang aborsi di SMA Negeri 1 Toroh sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 22 responden (48,9%), responden dengan pengetahuan cukup sebanyak 15 responden (33,3%) dan responden dengan pengetahuan kurang sebanyak 8 responden (17,8%).

Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja dalam kategori baik sebanyak 22 orang (48,9%), responden dengan pengetahuan cukup sebanyak 15 orang (33,3%) serta responden dengan pengetahuan kurang sebanyak 8 orang (17,9%).

Hasil tersebut menunjukkan tingkat pengetahuan remaja putri tentang kesehatan reproduksi pada remaja di SMA Negeri 1 Toroh Kabupaten Grobogan sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik. Dari hasil wawancara terhadap beberapa responden, mereka mengatakan bahwa mereka mendapatkan informasi kesehatan reproduksi diperoleh dari sebagian mata pelajaran di kelas, dan kebanyakan mereka peroleh dari berbagai media, misalnya internet, televisi, serta diantara mereka memperoleh pengetahuan tersebut dari keluarga atau orang-orang di sekitar mereka yang mempunyai profesi sebagai tenaga kesehatan atau profesi lain yang masih berkaitan. Dari hasil pengisian kuesioener sebagian besar responden mengisi kuesioner dengan jawaban yang benar.

Dari hasil penelitian ini dapat dilakukan analisa bahwa pengetahuan responden yang baik dipengaruhi karena berbagai faktor diantaranya umur, sumber informasi dari berbagai media, pendidikan, pengaruh dari orang yang dianggap penting.

Responden dengan pengetahuan yang cukup sebanyak 15 responden dan responden dengan pengetahuan kurang sebanyak 8 responden, responden dengan pengetahuan cukup dan kurang ini dipengaruhi karena berbagai faktor, diantaranya karena kurangnya pemahaman pelajaran yang didapat di sekolah didukung dengan terlalu menutup diri dengan informasi-informasi yang bermanfaat untuk mereka, kurangnya pemberian informasi dari orang tua, sehingga mereka hanya memahami sedikit bahkan tidak memahami sama sekali tentang kesehatan reproduksi.

PENUTUP

Kesimpulan

1. Pengetahuan remaja putri tentang pengertian kesehatan reproduksi, responden memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 41 responden (91,1%), responden dan responden dengan pengetahuan kurang sebanyak 4 responden (8,9%).

2. Pengetahuan remaja putri tentang pertumbuhan dan perkembangan manusia, responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 19 responden (42,2%), responden dengan pengetahuan cukup sebanyak 15 responden (33,3%) dan responden dengan pengetahuan kurang sebanyak 11 responden (24,4%).

3. Pengetahuan remaja putri tentang perilaku seks pranikah sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 22 responden (48,9%), responden dengan pengetahuan cukup sebanyak 13 responden (28,9%) dan responden dengan pengetahuan kurang sebanyak 10 responden (22,2%).

4. Pengetahuan remaja putri tentang infeksi dan penyakit menular seksual responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 25 responden (55,6%), responden dengan pengetahuan cukup sebanyak 13 responden (28,9%) dan responden dengan pengetahuan kurang sebanyak 7 responden (15,6%).

5. Pengetahuan tentang aborsi, responden dengan pengetahuan baik sebanyak 24

Gambaran Pengetahuan Remaja Putri tentang Kesehatan Reproduksi di SMA Negeri 1 Toroh Kabupaten Grobogan

6

responden (53,3%), responden dengan pengetahuan cukup tentang aborsi sebanyak 6 responden (13,3%) dan responden yang memiliki pengetahuan kurang tentang aborsi sebanyak 15 responden (33,3%).

6. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik tentang kesehatan reproduksi, responden dengan pengetahuan baik sebanyak 22 responden (48,9%), responden dengan pengetahuan yang cukup sebanyak 15 responden (33,3%), dan responden dengan pengetahuan yang kurang sebanyak 8 responden (17,8%).

Saran

1. Bagi institusi AKBID Ngudi WaluyoDiharapkan untuk memperbanyak

literatur serta buku-buku referensi yang dapat mendukung mahasiswa dalam menyusun karya tulis ilmiah.

2. Bagi penelitiLebih memperbanyak literatur yang

dapat dijadikan acuan dalam penulisan karya tulis ilmiah dan meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi respondenLebih membuka diri dengan informasi

serta wawasan baru yang bernilai positif serta meningkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.

4. Bagi institusi SMA Negeri 1 Toroha. Mengadakan pembinaan terhadap

remaja agar remaja mampu bersikap secara positif terhadap informasi kesehatan reproduksi remaja.

b. Meningkatkan pengetahuan remaja melalui kegiatan penyuluhan yang dilakukan secara rutin dengan program pendidikan kesehatan reproduksi remaja sebagai kegiatan ekstrakurikuler.

c. Melibatkan guru sebagai media penyampaian informasi melalui mata pelajaran yang sesuai dan berkaitan dengan kesehatan reproduksi.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (edisi revisi). Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. 2012. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Aisyaroh, Novery. www.nitropfofessionpdf. com/.../Kespro_Remaja diunduh tanggal 05 Desember 2012, 20.19

Badudu, JS, Dkk. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Data Dinas Kesehatan Jawa Tengah 2011 online.pdf diunduh tanggal 2 November 2011, 15.45

Hurlock, Elizabeth B. 2008. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga.

http://grahacendikia.wordpress.com/2009aborsijakarta. Penyumbang Angka Kematian Terbesar. Diunduh 29 November 2012, 15.52

https://.id.wikepedia.org/wiki/katjasungkana2005/Gugur_kandungan diunduh 20 November 2012, 17.05 WIB

Imron, Ali. 2012. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta : Ar-Ruzz Media.

Kamus saku Kedokteran Dorland/ alih bahasa, Poppy Kumala...[et al.] ; copy editor edisi bahasa indonesia, Dyah Nuswantari. Jakarta : EGC.

Manuaba, IBG. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan.

Mochtar, Rustam. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aeculapius FKUI.

Notoatmodjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo. 2003.pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Kesehatan Pedoman Skirpsi, Tesis dan Instrumen

Gambaran Pengetahuan Remaja Putri tentang Kesehatan Reproduksi di SMA Negeri 1 Toroh Kabupaten Grobogan

7

Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP.

Profil SMA Negeri 1 Toroh Tahun 2012, diihat tanggal 23 Juni 2013 pukul 09.00 WIB.

Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta : Gramedia Utama.

Riyanto, Agus. 2011. Metode Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Saryono. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press.

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : Sagung Seto.

Tukiran, dkk. 2010. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Rineka Cipta.

Widyastuti, Yani, dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya

www.bkkbn.co.id/.../index.php .Tanya Jawab Kesehatan Reproduksi Remaja. Diunduh 20 November 2012, 16.45 WIB

Yanti. 2011. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihama.

Yulhareni. 2004. Skripsi Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Kesehatan Reproduks dan Aborsi. Yogyakarta.

Gambaran Pengetahuan Remaja Putri tentang Kesehatan Reproduksi di SMA Negeri 1 Toroh Kabupaten Grobogan

8

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI SMA NEGERI 1 TOROH

KABUPATEN GROBOGAN

ARTIKEL PENELITIAN

Oleh :INDAH DWI CAHYANI

0101264

AKADEMI KEBIDANAN NGUDI WALUYOUNGARAN

2013

top related