2007-2-00537-stif bab5
Post on 15-Feb-2016
217 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Ekstraksi Hasil Pengumpulan Data
Hasil Pengumpulan data penelitian dalam kilometer per liter dapat dilihat pada
Tabel 5.1.
Tabel 5.18 Data Hasil Percobaan (km/liter)
Tiap data diatas melambangkan berapa kilometer jarak yang ditempuh dalam 1
liter penggunaan bahan bakar.
5.2 Hasil Analisis Data dan Pembahasan
5.2.1 Kenormalan
Kenormalan dari data Tabel 5.1 dapat dicari dengan menggunakan software
Minitab versi 14. Untuk hasil analisa normal probability plot dapat dilihat pada Gambar
5.1.
46
RESI1
Perc
ent
5.02.50.0-2.5-5.0
99
95
90
80
70
60504030
20
10
5
1
Mean
>0.150
7.904788E-15StDev 1.940N 40KS 0.116P-Value
Kolmogorov-Smirnov Normality TestNormal
Gambar 5.124 Normal Probability Plot
Untuk hasil analisa dari residuals tersebut menyimpulkan bahwa data-data yang
dikumpulkan berdistribusi normal. Dari hasil analisis software tersebut data-datanya
masih terletak pada garis lurus dan p-value yang lebih besar dari 15%.
5.2.2 Kehomogenan
Untuk melihat kehomogenan data caranya dapat juga dengan melakukan plotting
data residuals diatas. Caranya juga disediakan oleh software Minitab seperti prosedur
pada pengecekan kenormalan.
Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 5.2.
47
perlakuan
Res
idua
l
4.03.53.02.52.01.51.0
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
Residuals Versus perlakuan(response is resp)
Gambar 5.225 plotting residual terhadap nilai penduga
Kesimpulan dari gambar di atas adalah antara keempat populasi sampel yang
diambil / dikumpulkan dapat dikatakan homogen jika dilihat dari sebaran residual yang
ditampilkan.
5.2.3 Keadditifan
Untuk keadditifan antara blok dan perlakuan dapat juga menggunakan software
Minitab tetapi caranya tidak sama, yaitu plotting yang dilakukan bukan terhadap residual
tetapi langsung terhadap nilai responsnya.
Hasil plotting interaksi seperti terlihat pada Gambar 5.3.
48
perlakuan
Mea
n
RedexQuasarP-21Control
50
45
40
35
30
25
20
blok
3456789
10
12
Interaction Plot (data means) for respons
Gambar 5.326 Interaction plot
Dari gambar diatas terlihat tidak ada interaksi yang kuat antara perlakuan dan
blok sehingga model additif diterima.
5.2.4 Analisis Ragam (2 Arah)
Dari prosedur plotting kenormalan dan kehomogenan, sekaligus dapat digunakan
dalam analisis Ragam yang secara umum digunakan untuk memperkirakan dan
membandingkan rata-rata dari beberapa populasi atau lebih (dalam hal ini perlakuan).
Hipotesis yang diuji adalah:
H0 : tidak ada perbedaan dari perlakuan.
H1 : terdapat setidaknya sepasang perlakuan yang berbeda.
49
Hasil Analisis Ragam dalam Minitab seperti terlihat pada Gambar 5.4:
Two-way ANOVA: respons versus perlakuan, blok Sumber DF JK KT F P-value perlakuan 3 363.21 121.069 31.24 0.000 blok 9 783.51 87.056 22.46 0.000 Error 27 104.64 3.876 Total 39 1251.36 S = 1.969 R-Sq = 91.64% R-Sq(adj) = 87.92%
Gambar 5.427 Hasil Perhitungan Minitab
Dari output perhitungan Minitab diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan (nyata) dari tiap-tiap perlakuan yang diuji terhadap blok. Hasil ini dapat
dilihat dari nilai P-value perlakuan yaitu lebih kecil dari 1 persen sehingga hipotesis H0
ditolak.
Karena dari hasil Analisis Ragam ternyata menyimpulkan adanya perbedaan
perlakuan maka untuk tahap selanjutnya dilakukan uji lanjut untuk mencari manakah
perlakuan-perlakuan yang berbeda.
5.2.5 Uji Kontras Ortogonal
Koefisien kontras untuk kontrol dan perlakuan dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.29 Koefisien Kontras Kontrol terhadap Perlakuan
Koefisien Kontras Ortogonal Perlakuan C1 C2 C3 Kontrol 3 0 0Quasar -1 1 -1Power 21 -1 -2 0Redex -1 1 1
50
C1 = -3 ( 293.56 ) + 1 (335.85 ) + 1 (375.91) + 1 (353.013) = -184.093
C2 = 0 ( 293.56 ) + 1 (335.85 ) - 2 (375.91) + 1 (353.013) = -62.957
C3 = 0 ( 293.56 ) - 1 (335.85 ) + 0 (375.91) + 1 (353.013) = 17.163
( )( ) 418.2821210093.184 2
1 =−
=JKC
( )( ) 66.05973610957.62 2
2 =−
=JKC
( )( ) 14.72843210
163.17 2
3 ==JKC
21.4)05.0()05.0( 27,12,1 == FF vv
Tabel 5.310 Analisis Ragam Dua Arah untuk Uji Kontras Ortogonal
Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah F0
Blok 783.51 9 87.056 22.46
Perlakuan 363.2 3 121.1 4.91 Kontras Ortogonal C1 (282.418) 1 282.418 72.86 C2 (66.05973) 1 66.05973 17.04 C3 (14.72843) 1 14.72843 3.8 Galat 104.64 27 3.876 Total 1251.36 39
Dari hasil Tabel 5.3, disimpulkan bahwa antara perlakuan kontrol dengan rata-
rata perlakuan additif berbeda nyata. Perlakuan additif jenis Power 21 dengan rata-rata
perlakuan Quasar dan Redex berbeda nyata dimana additif jenis Power 21 lebih baik
daripada additif jenis Quasar dan Redex. Untuk perlakuan additif jenis Quasar dengan
additif jenis Redex tidak berbeda nyata.
51
5.2.6 Pengujian Nyata Praktis
Dari hasil uji sub-bab yang lalu telah diambil kesimpulan bahwa antara
pemakaian fuel additive dengan tanpa pemakaian fuel additive secara statistik terdapat
perbedaan yang nyata.
Permasalahannya sekarang adalah apakah dengan pemakaian fuel additive benar-
benar dapat mengurangi pengeluaran biaya dari segi bahan bakar yang diisi dengan
ditambahkan fuel additive. Untuk menguji efisiensi penggunaan fuel additive dapat
dilihat perhitungannya seperti pada Tabel 5.4.
Tabel 5.411 Detil Fuel Additive
Fuel additive Harga (Rp) isi total (ml)
Komposisi additif untuk per liter bensin (ml)
Quasar 25000 100 1 Power-21 15000 60 1.5 Redex 15000 40 1
Melalui data Tabel 5.4 jika kita menggunakan fuel additive jenis tertentu maka
dapat kita hitung biaya tambahan yang harus dikeluarkan untuk per liter bahan bakar
yang diisi. Perhitungannya dapat dilihat pada persamaan 5.1.
ahtotal
komposisitambahanbiaya arg*_ = (5.1)
Hasil yang diperoleh menggunakan persamaan 5.1 dapat dilihat pada Tabel 5.5.
52
Tabel 5.512 Biaya Tambahan Penggunaan Fuel Additive
Fuel additive biaya tambahan per liter (Rp)
Quasar 250 Power-21 375 Redex 375
Untuk rata-rata jarak per liter bahan bakar yang ditempuh tanpa fuel additive
(kontrol) dan dengan fuel additive dapat dilihat pada Tabel 5.6.
Tabel 5.613 Rata-rata Perlakuan
Perlakuan Rata-rata (km/l) Kontrol 29.356 Quasar 33.585 P-21 37.591 Redex 35.3013
Melalui Tabel 5.6 di atas dapat dihitung jarak tambahan per 1 liter penggunaan
fuel additive yaitu dengan cara dibandingkan langsung dengan rata-rata kontrol.
Hasilnya diperoleh pada Tabel 5.7.
Tabel 5.714 Efisiensi Fuel Additive
Fuel additive Efisiensi (km/l) Quasar 4.229 Power-21 8.235 Redex 5.9453
Dengan menggunakan rata-rata perlakuan dapat diperoleh perkiraan bahwa
dengan menggunakan fuel additive jenis Quasar dalam 1 liter bahan bakar dapat
menambahkan jarak pemakaian sebesar 4.299 kilometer. Sama halnya dengan fuel
additive yang lainnya seperti yang diperlihatkan pada Tabel 5.7.
53
Setelah itu akhirnya dapat dihitung berapa biaya yang dapat dihemat dengan
menggunakan fuel additive. Caranya adalah dengan mencari persen efisiensi
penggunaan bahan bakar yaitu:
%100*_
%kontrolratarata
efisiensiefisiensi−
= (5.2)
Hasilnya pada Tabel 5.8.
Tabel 5.815 Persentase Efisiensi
Fuel additive Efisiensi (%) Quasar 14.40591361 Power-21 28.05218695 Redex 20.25241859
Kenaikan jarak yang ditempuh kendaraan untuk 1 liter bahan bakar dengan
menggunakan fuel additive jenis Quasar adalah sebesar 14.4%. Sedangkan untuk fuel
additive jenis Power-21 mengalami kenaikan yang paling besar diantara ketiganya yaitu
sebesar 28%. Selain itu, untuk fuel additive jenis Redex menghasilkan efisiensi sebesar
20% untuk penggunaan 1 liter bahan bakar.
Kemudian bandingkan dengan harga bahan bakar di Indonesia dengan kenaikan
jika menggunakan fuel additive dan harga fuel additive itu sendiri.
Tabel 5.916 Efisiensi Penggunaan Fuel Additive Jenis Quasar
Bensin
Harga bensin per Desember 06 (Rp)
Efisiensi biaya sebelum dikurangi biaya additif (Rp)
Efisiensi biaya setelah dikurangi biaya additif (Rp)
Premium 4500 648.2661125 398.2661125 Pertamax 4800 691.4838534 441.4838534 Pertamax Plus 5200 749.1075078 499.1075078
54
Tabel 5.1017 Efisiensi Penggunaan Fuel Additive Jenis Power21
Bensin
Harga bensin per Desember 06 (Rp)
Efisiensi biaya sebelum dikurangi biaya additif (Rp)
Efisiensi biaya setelah dikurangi biaya additif (Rp)
Premium 4500 1262.348413 887.3484126 Pertamax 4800 1346.504973 971.5049734 Pertamax Plus 5200 1458.713721 1083.713721
Tabel 5.1118 Efisiensi Penggunaan Fuel Additive Jenis Redex
Bensin
Harga bensin per Desember 06 (Rp)
Efisiensi biaya sebelum dikurangi biaya additif (Rp)
Efisiensi biaya setelah dikurangi biaya additif (Rp)
Premium 4500 911.3588364 536.3588364 Pertamax 4800 972.1160921 597.1160921 Pertamax Plus 5200 1053.125766 678.1257665
Dari ketiga tabel diatas menunjukkan bahwa penelitian ini selain nyata secara
statistik ternyata juga nyata secara praktis. Untuk penggunaan fuel additive jenis Quasar
efisiensi biaya penggunaan bahan bakar bertambah sebesar Rp.400 sampai Rp.500 untuk
1 liter bahan bakar. Untuk penggunaan fuel additive jenis Power-21 mendapatkan
efisiensi yang terbesar diantara ketiga fuel additive ini yaitu sekitar Rp. 900 sampai
dengan Rp. 1100. Sedangkan untuk fuel additive yang terakhir yaitu Redex efisiensinya
sebesar Rp.600 sampai dengan Rp.700 untuk 1 liter bahan bakar.
Sebagai contoh, misalkan jika kita menggunakan fuel additive jenis Power-21
dan melakukan pengisian bensin sebesar 5 liter, maka total biaya yang bisa dihemat
adalah kira-kira sebesar Rp. 1100 dikali 5 yaitu Rp. 5500.
55
5.3 Usulan / Kondisi yang Mendukung Hipotesis
5.3.1 Usulan
Dari hasil penelitian yang diperoleh diusulkan agar bagi masyarakat menengah
ke bawah yang mengalami kesulitan keuangan akibat mahalnya harga bahan bakar dapat
menggunakan fuel additive untuk efisiensi biaya. Di wilayah DKI Jakarta khususnya
angkutan-angkutan umum yang mencari bahan bakar alternatif sebenarnya sangat
merugikan lingkungan dari segi polusi udara dan asap yang dibuang. Meskipun bahan
bakar alternatif yang disediakan harganya lebih murah tetapi sangat merugikan
lingkungan hidup. Oleh karena itu, daripada menggunakan bahan bakar yang tidak jelas
asal-usulnya lebih baik menggunakan bahan bakar resmi dan fuel additive yang lebih
ramah lingkungan.
5.3.2 Kondisi
Kondisi yang diperlukan agar penggunaan bahan bakar dan fuel additive lebih
maksimal yaitu lingkungan yang tidak padat. Pemakaian fuel additive juga harus
disesuaikan dengan komposisi atau perbandingan fuel dengan additifnya. Bila komposisi
fuel additive melebihi perbandingan yang ditentukan bisa menyia-nyiakan fuel additive
tersebut karena efisiensi pemakaian bahan bakar tidak bertambah.
top related