2. skgb2018-pcs uraian editedsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2018... · penanggung jawab bidang...
Post on 02-Nov-2020
8 Views
Preview:
TRANSCRIPT
SKGB2018-PCS iii
Survei Konversi Gabah ke Beras (SKGB) 2018 ini merupakan kegiatan
BPS yang termasuk dalam proyek nasional untuk mendukung pencapaian
prioritas nasional ketahanan pangan. Tujuan survei ini adalah untuk
mendapatkan angka konversi pengeringan dari Gabah Kering Panen (GKP)
ke Gabah Kering Giling (GKG) dan angka konversi penggilingan dari GKG ke
beras yang digunakan dalam penghitungan data produksi beras. Survei ini
dilakukan dalam 2 tahap, yaitu pada bulan Maret-April mewakili musim hujan
dan Mei-Agustus 2018 mewakili musim kemarau di seluruh provinsi di
Indonesia.
Buku Pedoman Pencacah SKGB 2018 (SKGB2018-PCS) ini memuat
penjelasan latar belakang kegiatan, tujuan, cakupan, jadwal, jenis dokumen
yang digunakan, tahapan pengumpulan data (pengamatan, pengukuran, dan
wawancara), dan tata cara pengisian kuesioner.
Keberhasilan pelaksanaan survei ini ditentukan oleh kesungguhan dan
kegigihan kita semua. Oleh karena itu, diharapkan agar para petugas
melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya dengan penuh tanggung
jawab dan mematuhi tata cara yang disampaikan dalam buku ini.
Akhirnya, disampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua
pihak di BPS pusat dan daerah serta petugas lapangan atas kontribusi yang
diberikan dalam pelaksanaan SKGB 2018 ini.
Terima kasih.
Jakarta, Januari 2018
Plt. Deputi Bidang Statistik Produksi
Badan Pusat Statistik,
Dr. Adi Lumaksono, MA
KATA PENGANTAR
iv SKGB2018-PCS
SKGB2018-PCS v
KATA PENGANTAR............................................................................ iii
DAFTAR ISI......................................................................................... v
DAFTAR TABEL.................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................... 1
B. Tujuan Umum............................................................. 4
C. Landasan Hukum....................................................... 4
D. Cakupan..................................................................... 5
E. Instrumen yang Digunakan........................................ 5
F. Jadwal Kegiatan......................................................... 7
BAB 2 ORGANISASI LAPANGAN
A. Penanggung Jawab Pelaksanaan di Pusat dan di Daerah....................................................................... 9
B. Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang Pencacah (PCS)......................................................................... 10
C. Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang Pengawas/Pemeriksa (PMS)..................................... 11
BAB 3 KONVERSI PENGERINGAN
A. Pengeringan Gabah................................................... 15
B. Survei Konversi Pengeringan (VK2018-KERING)...... 19 C. Langkah-Langkah Pelaksanaan Survei Konversi
Pengeringan............................................................... 28 D. Pengisian Daftar VK2018-KERING............................ 31 E. Pengisian Daftar VK2018-DSRT/VK2018-DSRT
(C).............................................................................. 44
BAB 4 KONVERSI PENGGILINGAN
A. Proses Penggilingan Gabah...................................... 51
B. Survei Konversi Penggilingan (VK2018-GILING)....... 55
C.
Langkah-Langkah Pelaksanaan Survei Konversi Penggilingan.............................................................. 61
DAFTAR ISI
vi SKGB2018-PCS
D. Pengisian Daftar VK2018-GILING............................. 64
E.
Pengisian Daftar VK2018-DSP/Daftar VK2018-DSP (C)..............................................................................
76
BAB 6 PENUTUP............................................................................ 79
LAMPIRAN.......................................................................................... 81
SKGB2018-PCS vii
Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan SKGB 2018........................................ 7
DAFTAR TABEL
viii SKGB2018-PCS
SKGB2018-PCS ix
Gambar 1.1 Perbaikan Data Statistik Pangan sebagai Bagian Kegiatan Prioritas Nasional 2018.................................. 2
Gambar 1.2 Alur Penghitungan Gabah ke Beras............................. 3
Gambar 3.1 Gabah Berkecambah.................................................... 16
Gambar 3.2 Alat Moisture Meters..................................................... 17 Gambar 3.3 Mesin Pengering Gabah Tipe Fixed Batch, Re-
Circulation Batch, Bubble Solar Dryer, dan Pengering Gabah Energi Listrik...................................................... 18
Gambar 3.4 Peta Pemutakhiran Survei Ubinan................................ 21 Gambar 3.5 Tata Cara Pelaksanaan Lapangan Survei Konversi
Pengeringan................................................................. 30
Gambar 3.6 Pengeringan Gabah di Lamporan Semen.................... 37
Gambar 3.7 Pengeringan Gabah di Pinggir Jalan Umum................ 37 Gambar 3.8 Contoh Lokasi Pengambilan Sampel Tebal Hamparan
Gabah........................................................................... 38
Gambar 3.9 Contoh Pengisian Daftar VK2018-KERING.................. 40
Gambar 4.1 Penggilingan Padi Manual............................................ 52
Gambar 4.2 Mesin Penggilingan 1 Phase........................................ 53
Gambar 4.3 Mesin Penggilingan 2 Phase........................................ 53
Gambar 4.4 Contoh Mesin Penggilingan Multi Pass........................ 54
Gambar 4.5 Komponen Mesin Penggilingan Padi............................ 55 Gambar 4.6 Tata Cara Pelaksanaan Lapangan Survei Konversi
Penggilingan................................................................. 63
Gambar 4.7 Mesin Husker................................................................ 70
Gambar 4.8 Mesin Polisher.............................................................. 71
Gambar 4.9 Ayakan Beras............................................................... 71
DAFTAR GAMBAR
x SKGB2018-PCS
SKGB2018-PCS xi
Lampiran 1. Daftar VK2018-DSRT................................................... 83
Lampiran 2. Contoh Pengisian Daftar VK2018-KERING.................. 85
Lampiran 3. Contoh VK2018-DSP.................................................... 89
Lampiran 4. Contoh Pengisian Daftar VK2018-GILING................... 90
Lampiran 5. Panduan Penggunaan Alat........................................... 93
DAFTAR LAMPIRAN
xii SKGB2018-PCS
SKGB2018-PCS 1
PENDAHULUAN
Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia, oleh karenanya
penyediaan pangan yang memadai merupakan kewajiban negara. Undang-
Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (UU Pangan) menegaskan
bahwa pemenuhan kebutuhan dasar itu merupakan bagian dari hak asasi
manusia yang dijamin di dalam Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945 sebagai komponen dasar untuk mewujudkan manusia yang
berkualitas.
Terkait dengan pemenuhan kebutuhan pangan, pemerintah
Indonesia dalam Rencana Kerja Pemerintah tahun 2018 mencantumkan
bahwa ketahanan pangan merupakan salah satu prioritas nasional yang
harus dilaksanakan. Selanjutnya, prioritas nasional ketahanan pangan
tersebut diuraikan menjadi program prioritas peningkatan produksi pangan,
serta program prioritas pembangunan sarana dan prasarana pertanian.
Salah satu kegiatan dalam program prioritas pembangunan sarana dan
prasarana pertanian adalah kegiatan perbaikan data statistik pangan.
Ketersediaan data statistik pangan yang berkualitas sebagai rujukan
dalam perencanaan, pemantauan, dan evaluasi menjadi sangat menentukan
karena akan berdampak kepada efektivitas pengambilan keputusan yang
dilakukan. Statistik produksi padi, salah satu statistik pangan paling strategis
Bab
1 A. Latar Belakang
2 SKGB2018-PCS
dan penting, diperoleh dari data luas panen dikali dengan data produktivitas
dikalikan dengan angka konversi Gabah Kering Panen (GKP) ke Gabah
Kering Giling(GKG).
Gambar 1. 1 Perbaikan Data Statistik Pangan sebagai Bagian Kegiatan Prioritas Nasional 2018
Selain data produksi padi, data yang diperlukan pemerintah dalam
perumusan kebijakan pangan adalah produksi dalam bentuk beras.
Penghitungan produksi beras dilakukan dengan menggunakan angka
konversi GKG ke beras. Angka konversi GKP ke GKG dan konversi GKG ke
beras saat ini masih menggunakan hasil survei tahun 2005-2007. Sebagai
catatan, pada tahun 2012 telah dilaksanakan kegiatan survei konversi gabah
ke beras tetapi belum ada kesepakatan nasional untuk menggunakan angka
hasil kegiatan tersebut.
SKGB2018-PCS 3
Gambar 1.2 Alur Penghitungan Gabah ke Beras
Seiring kemajuan teknologi pertanian selama 11 tahun terakhir
(dalam periode tahun 2007 sampai dengan 2018), khususnya teknologi
pengeringan dan penggilingan padi, diduga saat ini telah terjadi perubahan
pada angka konversi GKP ke GKG dan konversi GKG ke beras dibandingkan
dengan kondisi tahun 2005-2007. Selain itu, Survei Konversi Gabah ke Beras
tahun 2005-2007 masih mengandung kelemaham karena hanya dilakukan
pada musim kemarau. Padahal, faktor musim (musim hujan dan kemarau)
diyakini memengaruhi besaran angka konversi GKP ke GKG dan GKG ke
beras karena berkaitan dengan kadar air/kualitas gabah. Cakupan survei
pada tahun 2005-2007 juga hanya terbatas pada 15 provinsi dengan tingkat
penyajian hanya sampai nasional. Karena itu, perlu dilakukan pemutakhiran
data dan penyempurnaan pelaksanaan survei untuk mendapatkan angka
konversi GKP ke GKG dan GKG ke beras yang lebih akurat dan terkini
sebagai bahan penghitungan produksi beras nasional.
4 SKGB2018-PCS
Kegiatan Survei Konversi Gabah ke Beras ini bertujuan untuk
memperoleh data/informasi:
(1) Angka konversi pengeringan dari Gabah Kering Panen (GKP) ke Gabah
Kering Giling (GKG).
(2) Rendeman penggilingan untuk bahan penghitungan produksi beras dari
padi kualitas GKG.
(3) Faktor-faktor yang memengaruhi besaran (variasi) angka konversi
pengeringan dan rendemen penggilingan.
Sasaran dari kegiatan Survei Konversi Gabah ke Beras ini adalah
tersedianya data besaran angka konversi GKP ke GKG dan dari GKG ke
beras yang akurat dan terkini untuk bahan penghitungan produksi beras
nasional.
(1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1997 tentang
Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3683);
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Statistik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3854);
(2) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2007 tentang
Badan Pusat Statistik;
(3) Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 121 Tahun 2001
tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pusat Statistik di
Daerah; dan Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik.
B. Tujuan Umum
C. Landasan Hukum
SKGB2018-PCS 5
Survei Konversi Gabah ke Beras dilakukan di 34 provinsi. Survei
dilakukan dalam 2 tahap, yaitu bulan Maret – April mewakili musim hujan dan
pada Mei – Agustus 2018 mewakili musim kemarau.
(1) Kuesioner
a. Konversi Pengeringan
1. VK2018-DSRT dan VK2018-DSRT (C)
a) VK2018-DSRT memuat rumah tangga yang terpilih sampel
Survei Konversi Pengeringan (GKP ke GKG), sedangkan
VK2018-DSRT (C) memuat cadangan rumah tangga sampel
Survei Konversi Pengeringan.
b) Satu set daftar VK2018-DSRT/VK2018-DSRT (C) digunakan
untuk satu NKS.
c) Daftar VK2018-DSRT/VK2018-DSRT (C) dicetak dari
program aplikasi penarikan sampel di BPS Kab/Kota di bawah
koordinasi Kepala Seksi Statistik Produksi dan Kepala Seksi
IPDS.
2. VK2018-KERING
a) Daftar ini digunakan untuk mencatat hasil pencacahan rumah
tangga terpilih Survei Konversi Pengeringan (GKP ke GKG).
b) Satu set daftar VK2018-KERING digunakan untuk satu
rumah tangga.
c) Daftar VK2018-KERING diisi oleh petugas pencacah.
b. Konversi Penggilingan
1. VK2018-DSP
Daftar ini memuat daftar sampel usaha/perusahaan penggilingan
D. Cakupan
E. Instrumen yang Digunakan
6 SKGB2018-PCS
padi terpilih.
2. VK2018-DSP (C)
Daftar ini memuat daftar sampel cadangan usaha/perusahaan
penggilingan padi terpilih.
3. VK2018-GILING
a) Daftar ini digunakan untuk mencatat hasil pencacahan
usaha/perusahaan penggilingan padi terpilih untuk Survei
Konversi Penggilingan (GKG ke beras).
b) Satu set daftar VK2018-GILING digunakan untuk mencacah
satu usaha/perusahaan.
c) Daftar VK2018-GILING diisi oleh petugas pencacah.
(2) Buku Pedoman
a. Buku Pedoman Teknis (SKGB2018-TEKNIS)
b. Buku Pedoman Pencacahan (SKGB2018-PCS)
c. Buku Pedoman Pengawas (SKGB2018-PMS)
d. Buku Pedoman Innas (SKGB2018-Innas)
(3) Peta
a. Peta WB yang digunakan oleh petugas pemutakhiran survei ubinan
tahun 2018 untuk survei konversi pengeringan.
b. Peta WB hasil listing SE2016 untuk survei konversi penggilingan.
(4) Alat Moisture Meters
(5) Timbangan
SKGB2018-PCS 7
Tabel 1. 1 Jadwal Kegiatan SKGB 2018
No Kegiatan Jadwal
(1) (2) (3)
1 Persiapan Januari-Februari 2018
2 Workshop Intama 5-7 Februari 2018
3 Pelatihan Innas 12-16 Februari 2018
4 Pelatihan Petugas 18-28 Februari 2018
5 Pengambilan Sampel Musim Hujan 26 Februari-2 Maret 2018
6 Pelaksanaan Pencacahan Musim Hujan
1 Maret-30 April 2018
7 Pengambilan Sampel Musim Kemarau 28 April- 4 Mei 2018
8 Pelaksanaan Pencacahan Musim Kemarau
1 Mei-31 Agustus 2018
9 Workshop Intama Pengolahan 27-29 Maret 2018
10 Pelatihan Innas Pengolahan 20-21 April 2018
11 Pelatihan Penanggung Jawab Pengolahan
7-20 Mei 2018
12 Pengolahan Sampel Musim Hujan Mei-Juli 2018
13 Pengolahan Sampel Musim Kemarau Juli-September 2018
14 Evaluasi Hasil Oktober 2018
15 Penyusunan Publikasi November 2018
F. Jadwal Kegiatan
8 SKGB2018-PCS
SKGB2018-PCS 9
ORGANISASI LAPANGAN
Pengarah pelaksanaan SKGB 2018 secara keseluruhan adalah
Kepala BPS. Ketua merangkap penanggung jawab bidang teknis untuk
kegiatan pelaksanaan adalah Deputi Bidang Statistik Produksi, sedangkan
Pejabat Eselon I terkait sebagai penanggung jawab bidang lainnya.
Koordinator bidang teknis SKGB 2018 adalah Direktur Statistik Tanaman
Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (STPHP), sedangkan pejabat eselon
II terkait lainnya sebagai koordinator sesuai bidangnya.
Penanggung jawab secara keseluruhan di daerah adalah Kepala BPS
Provnsi. Penanggung jawab bidang teknis adalah Kepala Bidang Statistik
Produksi, sedangkan Pejabat Eselon III lainnya sebagai penanggung jawab
sesuai tugas dan fungsinya. Koordinator bidang teknis SKGB 2018 adalah
Kepala Seksi Statistik Pertanian, sedangkan pejabat eselon IV terkait lainnya
sebagai koordinator sesuai tugas dan fungsinya.
Penanggung jawab secara keseluruhan di tingkat kabupaten/kota
adalah Kepala BPS Kabupaten/Kota. Penanggung jawab bidang teknis
adalah Kepala Seksi Statistik Produksi. Pejabat Eselon IV lainnya sebagai
penanggung jawab sesuai tugas dan fungsinya.
Beban petugas pencacah (PCS) sekitar 4 blok sensus untuk
pelaksanaan pencacahan sekitar 20 – 30 rumah tangga sampel untuk
Bab
2 A. Penanggung Jawab Pelaksanaan di Pusat dan di Daerah
10 SKGB2018-PCS
pelaksanaan pencacahan rumah tangga pengeringan dan/atau 5-20 usaha
penggilingan. Petugas pencacah bisa lintas kecamatan. Sekitar 3 orang PCS
diawasi oleh 1 orang pengawas/pemeriksa (PMS).
Petugas pencacah (PCS) mempunyai tugas, tanggung jawab, dan
wewenang sebagai berikut:
(1) Mengikuti pelatihan SKGB 2018 selama 3 (tiga) hari efektif.
(2) Menerima instrumen pelatihan dari panitia pelatihan, berupa Peta hasil
listing SE2016-WB atau Peta hasil pemutakhiran blok sensus Survei
Ubinan 2018, Daftar Sampel Blok Sensus, Daftar VK2018-
DSRT/VK2018-DSRT (C), Daftar VK2018-KERING, Daftar VK2018-
DSP/VK2018-DSP (C), Daftar VK2018-GILING, Buku Pedoman
Pencacahan (SKGB2018-PCS).
(3) Menerima instrumen pelaksanaan pencacahan dari PMS, berupa Peta
hasil listing SE2016-WB atau Peta hasil pemutakhiran blok sensus
Survei Ubinan 2018, Daftar VK2018-DSRT/VK2018-DSRT (C), Daftar
VK2018-KERING, dan/atau Daftar VK2018-DSP/VK2018-DSP (C),
dan/atau Daftar VK2018-GILING.
(4) Jika diperlukan, bersama dengan PMS, mengenali batas-batas blok
sensus yang akan dilakukan kegiatan pencacahan rumah tangga dan
usaha yang menjadi tanggung jawabnya.
(5) Bersama dengan PMS, melakukan koordinasi dengan penguasa
wilayah dan Ketua SLS setempat untuk menginformasikan kegiatan
lapangan SKGB2018.
(6) Melakukan pencacahan SKGB2018 dengan Daftar VK2018-KERING
dan/atau Daftar VK2018-GILING.
(7) Memeriksa kelengkapan isian Daftar VK2018-KERING dan/atau Daftar
Dalam melaksanakan tugas, seluruh Petugas Lapangan SKGB
2018 harus membawa Surat Tugas.
B. Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang Pencacah (PCS)
SKGB2018-PCS 11
VK2018-GILING.
(8) Mengisi rekapitulasi hasil pencacahan pada Daftar VK2018-
DSRT/VK2018-DSRT (C) dan/atau Daftar VK2018-DSP/VK2018-DSP
(C).
(9) Memeriksa kesesuaian isian antara Daftar VK2018-DSRT/VK2018-
DSRT (C) dengan Daftar VK2018-KERING dan/atau Daftar VK2018-
DSP/VK2018-DSP (C) dengan Daftar VK2018-GILING.
(10) Menyerahkan dokumen hasil pencacahan kepada PMS, berupa Peta
hasil listing SE2016-WB atau Peta hasil pemutakhiran blok sensus
Survei Ubinan 2018, VK2018-DSRT/VK2018-DSRT (C), Daftar
VK2018-KERING yang telah diisi, dan/atau VK2018-DSP/VK2018-
DSP (C), dan VK2018-GILING yang telah diisi.
(11) Menerima, memperbaiki, dan menyerahkan kembali Daftar VK2018-
KERING dan/atau VK2018-GILING yang telah diisi, yang dinyatakan
salah oleh PMS.
(12) Butir 11) terus dilakukan sampai isian Daftar VK2018-KERING dan
VK2018-GILING dinyatakan tidak ada yang salah oleh PMS.
(13) Mematuhi mekanisme, tahapan, dan jadwal waktu yang ditentukan.
(14) Melaksanakan tugas yang diberikan oleh PMS atau perintah langsung
maupun tidak langsung dari Pimpinan BPS Kabupaten/Kota, serta
petunjuk dalam buku pedoman.
Petugas pengawas/pemeriksa (PMS) mempunyai tugas, tanggung
jawab, dan wewenang sebagai berikut:
(1) Mengikuti pelatihan SKGB 2018 selama 3 (tiga) hari efektif.
(2) Menerima instrumen pelatihan dari panitia pelatihan, berupa Peta
hasil listing SE2016-WB atau Peta hasil pemutakhiran blok sensus
Survei Ubinan 2018, Daftar Sampel Blok Sensus, Daftar VK2018-
DSRT/VK2018-DSRT (C), Daftar VK2018-KERING, Daftar VK2018-
DSP/VK2018-DSP (C), Daftar VK2018-GILING, Buku Pedoman
C. Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang Pengawas/ Pemeriksa (PMS)
12 SKGB2018-PCS
Pencacahan (SKGB2018-PCS), dan Buku Pedoman Pemeriksaan
(SKGB2018-PMS).
(3) Menerima instrumen pelaksanaan pencacahan dari Kasubbag
Tata Usaha BPS Kabupaten/Kota, berupa Peta hasil listing SE2016-
WB atau Peta hasil pemutakhiran blok sensus Survei Ubinan 2018, dan
Daftar VK2018-DSRT/VK2018-DSRT (C), VK2018-KERING, VK2018-
DSP/VK2018-DSP (C), dan VK2018-GILING.
(4) Mendistribusikan instrumen pelaksanaan pencacahan kepada PCS,
berupa Daftar VK2018-DSRT/VK2018-DSRT (C), VK2018-KERING,
VK2018-DSP/VK2018-DSP (C), dan VK2018-GILING.
(5) Jika diperlukan, bersama dengan PCS, mengenali batas-batas blok
sensus yang akan dilakukan kegiatan pencacahan yang menjadi
tanggung jawabnya.
(6) Bersama dengan PCS, melakukan koordinasi dengan penguasa
wilayah dan Ketua SLS setempat untuk menginformasikan kegiatan
lapangan SKGB2018.
(7) Melakukan pengawasan/pendampingan terhadap PCS secara
bergiliran yang menjadi tanggung jawabnya untuk memastikan bahwa
pencacahan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
(8) Melakukan pengecekan terhadap beberapa rumah tangga dan
perusahaan penggilingan yang telah dicacah oleh PCS pada awal-awal
pencacahan. Jika ada perbedaan hasil pencacahan maka didiskusikan
sebagai bahan evaluasi dan perbaikan.
(9) Menerima dokumen hasil pencacahan, berupa Daftar VK2018-
DSRT/VK2018-DSRT (C), VK2018-KERING, VK2018-DSP/VK2018-
DSP (C), dan VK2018-GILING yang telah diisi dari PCS untuk diperiksa
setelah pencacahan selesai.
(10) Memeriksa kesesuaian isian Daftar VK2018-DSRT/VK2018-DSRT (C)
dengan Daftar VK2018-KERING atau VK2018-DSP/VK2018-DSP (C)
dengan Daftar VK2018-GILING.
SKGB2018-PCS 13
(11) Memeriksa konsistensi isian Daftar VK2018-DSRT/VK2018-DSRT (C),
Daftar VK2018-KERING, Daftar VK2018-DSP/VK2018-DSP (C),
dan/atau Daftar VK2018-GILING.
(12) Mengisi Blok Pemeriksaan Kuesioner yang terdapat pada Daftar
VK2018-KERING dan/atau Daftar VK2018-GILING.
(13) Mengembalikan Daftar VK2018-KERING dan VK2018-GILING bila
masih ada yang dinyatakan salah pengisian kepada PCS.
(14) Butir 12), Butir 13), dan Butir 14) terus dilakukan sampai isian VK2018-
KERING dan VK2018-GILING tidak ditemukan kesalahan lagi.
(15) Menyerahkan dokumen hasil pencacahan kepada Kasi Statistik
Produksi BPS Kabupaten/Kota, berupa isian Daftar VK2018-
DSRT/VK2018-DSRT (C), VK2018-KERING, VK2018-DSP/VK2018-
DSP (C), dan VK2018-GILING yang telah diperiksa untuk dilakukan
pengecekan kembali.
(16) Menerima, memperbaiki, dan menyerahkan kembali Daftar VK2018-
DSRT/VK2018-DSRT (C), VK2018-KERING, VK2018-DSP/VK2018-
DSP (C), dan VK2018-GILING yang dinyatakan salah oleh Kasi
Statistik Produksi BPS Kabupaten/Kota.
(17) Butir 17) terus dilakukan sampai isian Daftar VK2018-DSRT/VK2018-
DSRT (C), VK2018-KERING, VK2018-DSP/VK2018-DSP (C), dan
VK2018-GILING dinyatakan clean oleh Kasi Statistik Produksi BPS
Kabupaten/Kota
14 SKGB2018-PCS
SKGB2018-PCS 15
KONVERSI PENGERINGAN
Pengeringan gabah merupakan salah satu kegiatan pascapanen yang
penting. Proses ini merupakan proses penurunan kadar air gabah hasil
panen atau disebut Gabah Kering Panen (GKP) menjadi kualitas Gabah
Kering Giling (GKG). Disamping itu, proses pengeringan juga dilakukan untuk
mengurangi kadar hampa dan kotoran yang terdapat dalam gabah hasil
panen (GKP). Kadar air adalah jumlah kandungan air dalam butir gabah yang
dinyatakan dalam persentase dari berat basah. Butir hampa adalah butir
gabah yang tidak berkembang secara sempurna akibat serangan hama,
penyakit, atau sebab lain sehingga tidak berisi butir beras meskipun kedua
tungkup sekamnya tertutup ataupun terbuka. Butir gabah setengah hampa
tergolong dalam butir hampa. Kotoran adalah segala benda asing yang tidak
tergolong bagian dari gabah, misalnya debu, butiran tanah, butiran pasir, batu
kerikil, potongan kayu, potongan logam, tangkai padi, biji-bijian lain, bangkai
serangga, dan lain sebagainya. Termasuk dalam kategori kotoran adalah
butiran gabah yang telah terkelupas (beras pecah kulit) dan gabah patah.
Jika gabah yang dipanen tidak dikeringkan, gabah tersebut tidak dapat
diproses menjadi beras yang memiliki kualitas baik. Gabah basah dalam
tumpukan terus melakukan respirasi. Respirasi adalah proses pembakaran
senyawa organik di dalam sel yang menghasilkan karbon dioksida, uap air,
Bab
3 A. Pengeringan Gabah
16 SKGB2018-PCS
dan kalor. Uap air yang dihasilkan dari proses respirasi menaikkan
kelembaban tumpukan gabah dan memicu tumbuhnya jamur sehingga beras
yang dihasilkan akan berwarna kuning kehitaman. Panas/kalor yang
dihasilkan akan meningkatkan suhu tumpukan gabah sehingga proses
metobolisme dalam biji gabah berjalan cepat. Jika hal tersebut terjadi, gabah
akan berkecambah, rusak, dan bermutu jelek seperti ditunjukkan pada
Gambar 3.1. Oleh karena itu, untuk mengurangi kecepatan respirasi gabah
perlu dicegah aktivitas enzim melalui proses pengeringan.
Gambar 3. 1 Gabah Berkecambah
Proses pengeringan gabah dapat dilakukan secara tradisional ataupun
modern. Petani Indonesia mayoritas masih melakukan pengeringan secara
tradisional, yakni dengan sinar matahari dan angin. Petani biasanya
menjemur gabah di tempat yang bebas menerima sinar matahari, bebas
banjir, dan bebas dari gangguan binatang, seperti lahan sekitar sawah, lahan
sekitar rumah, atau pinggir jalan. Penjemuran gabah di atas lantai
jemur/lamporan adalah cara pengeringan yang umum digunakan. Lamporan
pada umumnya dibuat dari semen, permukaannya agak miring dan
bergelombang agar air tidak menggenang, mudah dibersihkan, tidak basah,
dan tidak berlubang. Jika proses pengeringan gabah di lahan yang bukan
berupa lantai/lamporan biasanya dilakukan dengan menggunakan alas baik
berupa anyaman bambu ataupun terpal.
Pada saat melakukan pengeringan dengan sinar matahari, ada
SKGB2018-PCS 17
beberapa hal penting yang harus diperhatikan agar menghasilkan GKG
dengan kualitas yang baik seperti penggunaan alas, intensitas sinar, suhu
pengeringan yang selalu berubah, ketebalan penjemuran, dan frekuensi
pembalikan. Penjemuran yang dilakukan tanpa memperhatikan hal-hal
tersebut dapat menyebabkan penurunan kualitas beras, misalnya beras akan
menjadi pecah waktu proses penggilingan.
Tingkat kekeringan gabah dapat diukur dengan menggunakan
moisture meters. Cara praktis yang biasa digunakan petani adalah dengan
menggenggam gabah. Gabah yang masih basah biasanya terasa lengket
setelah digenggam. Cara praktis lain untuk menentukan tingkat kekeringan
gabah adalah dengan cara digigit. Gabah yang siap disimpan biasanya akan
keras dan berbunyi “krak” ketika digigit.
Gambar 3. 2 Alat Moisture Meters
Meskipun pengeringan secara tradisional terlihat lebih murah, metode
ini ternyata tidak mudah. Pengeringan secara tradisional memerlukan banyak
tenaga kerja untuk menebarkan, membalik, dan mengumpulkan kembali.
Metode ini juga sangat bergantung pada cuaca serta memerlukan lahan yang
luas dan lahan tersebut tidak dapat digunakan untuk kegiatan lain selama
proses pengeringan. Selain itu, dengan proses pengeringan alami, suhu dan
laju pengeringan tidak dapat diatur sehingga meningkatkan kemungkinan
terjadinya keretakan apabila terlalu panas.
Proses pengeringan secara modern dilakukan dengan mesin
pengering. Pengeringan ini menggunakan udara panas dari pembakaran
bahan bakar dengan alat penukar panas. Terdapat beberapa jenis mesin
pengering, antara lain fixed batch dryer dan re-circulating batch. Tipe fixed
18 SKGB2018-PCS
batch lebih sederhana, murah, dan mudah. Akan tetapi, tipe ini memiliki
kelemahan berupa tingkat kekeringan yang tidak merata. Selain itu, tipe ini
juga dapat menyebabkan over-drying di bagian bawah ketika menggunakan
udara pengering bersuhu tinggi. Sementara itu, mesin pengering tipe
resirkulasi mengeringkan gabah dengan cara mengalirkan gabah melalui
ruang pengeringan dan tempering secara bergantian dan terus menerus
sampai diperoleh kadar air 14%.
Selain itu, ada juga type pengering lainnya seperti: Bubble Solar Dryer
dan pengering gabah energi listrik. Bubble Solar Dryer dikembangkan oleh
BPTP Sumatera Selatan pada tahun 2016. Alat ini memanfaatkan energi
matahari untuk menggerakan kipas yang mendorong udara di dalam ruang
pengeringan yang berupa plastik panjang yang digelembungkan. Penutup
alat pengering yang terbuat dari polietilen juga mempercepat proses
pengeringan. Aliran udara di dalam alat pengering akan mengeluarkan air
dari dalam ruang pengering melalui lubang pengeluaran. Sementara itu,
mesin pengering gabah energi listrik dicetuskan oleh mahasiswa asal
Magelang pada tahun 2017. Mesin ini memanfaatkan energi listrik dan
kompor sebagai sumber pemanasan. Disamping itu, pada mesin ini terdapat
pengendalian suhu pengeringan secara otomatis melalui blower dan sistem
mekanik serta drum silinder. Ukuran alat yang tidak terlalu besar
(berkapasitas 100kg) memungkinkan mesin pengering disimpan di dalam
ruangan dan pengeringan dapat dilakukan kapanpun.
Gambar 3. 3 Mesin Pengering Gabah Tipe Fixed Batch, Re-Circulation Batch, Bubble Solar Dryer, Dan Pengering Gabah Energi Listrik
SKGB2018-PCS 19
Kondisi pengeringan dengan mesin pengering juga perlu dikendalikan
agar menghasilkan GKG yang baik. Kondisi tersebut adalah laju pengeringan
dan suhu. Laju pengeringan yang diperbolehkan biasanya 0,8 sampai 0,12
persen per jam. Suhu pada mesin pengering sebaiknya diatur pada 45
derajat celsius. Jika kondisi tersebut tidak dikontrol, gabah dapat mengalami
kerusakan seperti keretakan.
Kehilangan hasil selama proses pengeringan merupakan hal yang
rentan terjadi. Pengeringan dengan cara penjemuran dapat menyebabkan
kehilangan hasil berupa tercecer atau dimakan unggas. Selain itu,
kehilangan hasil berupa kerusakan mekanis (keretakan) dapat terjadi akibat
pengeringan yang tidak sempurna.
Survei Konversi Gabah ke Beras 2018 dilaksanakan dalam dua
tahapan kegiatan survei. Tahapan pertama yaitu Survei Konversi GKP ke
GKG atau dapat disebut pula Survei Konversi Pengeringan (VK2018-
KERING). Tahapan ini bertujuan untuk mengetahui nilai perubahan berat
gabah akibat proses pengeringan dari Gabah Kering Panen (GKP) ke Gabah
Kering Giling (GKG).
(1) Keterangan yang Dikumpulkan
Pada Survei Konversi Pengeringan akan dikumpulkan keterangan
dengan cara melakukan pengamatan/pengukuran lapangan dan juga
wawancara. Keterangan yang dikumpulkan melalui pengamatan/
pengukuran lapangan diantaranya:
a. Keterangan kadar air gabah sebelum pengeringan;
b. Keterangan berat gabah dan wadah yang akan dikeringkan;
c. Keterangan berat wadah yang digunakan untuk menimbang gabah
yang akan dikeringkan;
d. Keterangan berat wadah yang digunakan untuk menimbang gabah
yang telah dikeringkan;
B. Survei Konversi Pengeringan (VK2018-KERING)
20 SKGB2018-PCS
e. Keterangan berat gabah dan wadah setelah pengeringan;
f. Keterangan kadar air setelah pengeringan;
g. Keterangan lama pengeringan
Sedangkan keterangan yang dikumpulkan melalui wawancara langsung
diantaranya:
a. Keterangan cara pengeringan;
b. Keterangan lokasi pengeringan;
c. Keterangan penggunaan alas dalam proses pengeringan;
d. Keadaan cuaca pada saat pengeringan;
e. Keadaan musim pada saat proses pemanenan;
f. Keterangan cara penentuan gabah telah mencapai kualitas GKG;
g. Keterangan susut dan faktor penyebab utamanya pada saat proses
pengeringan;
(2) Tahapan Pencacahan Rumah Tangga Survei Konversi
Pengeringan
Pencacahan sampel rumah tangga Survei Konversi Pengeringan
Tahun 2018 bertujuan untuk memperoleh nilai konversi dari gabah kualitas
GKP menjadi gabah dalam kualitas GKG. Pencacahan sampel rumah tangga
ini dilakukan dengan berpanduan pada Daftar VK2018-DSRT, Peta ST2013-
WB atau Peta SP2010-WB Hasil Pemutakhiran (Sketsa Peta Blok Sensus
Ubinan) tahun 2018.
a. Identifikasi posisi bangunan fisik rumah tangga sampel pada peta blok sensus
Sebelum pelaksanaan pencacahan, PCS harus memberi tanda panah
() yang mengarah pada posisi bangunan fisik rumah tangga sampel SKGB
2018 pada peta blok sensus hasil pemutakhiran rumah tangga survei ubinan
Penimbangan berat GKP dilakukan di sawah setelah panen,
dan pada hari yang sama setelah perontokan dan pembersihan
dilakukan.
SKGB2018-PCS 21
pada blok sensus terpilih (Gambar 3.4). Pemberian tanda tersebut
dimaksudkan agar peta blok sensus ini dapat digunakan sebagai acuan
dalam mencari lokasi rumah tangga sampel SKGB 2018. Prosedur
pemberian tanda panah () pada peta sebagai berikut:
1. Siapkan peta blok sensus pemutakhiran rumah tangga ubinan pada blok
sensus terpilih;
2. Cari posisi bangunan fisik rumah tangga sampel sesuai dengan nomor
urut bangunan fisik yang tercantum pada Daftar VK2018-DSRT Blok III
Kolom (3);
3. Beri tanda panah () yang mengarah pada posisi bangunan fisik rumah
tangga sampel.
4. Konfirmasikan hasil identifikasi kepada petugas yang melakukan
pemutakhiran rumah tangga ubinan.
b. Pencacahan Rumah Tangga Sampel
Pencacahan rumah tangga sampel dilakukan dengan mengunjungi
seluruh rumah tangga sampel yang tercetak pada Daftar VK2018-DSRT.
Pelaksanaan lapangan dilakukan dalam beberapa kali kunjungan (minimal
dua kali kunjungan) untuk melakukan pengamatan gabah dalam bentuk
Gabah Kering Panen (GKP) dan Gabah Kering Giling (GKG). Petugas harus
melakukan kunjungan pendahuluan ke rumah tangga sampel untuk
mengetahui waktu yang tepat dalam melakukan pengamatan GKP saat
SKGB2018
Gambar 3. 4 Peta Pemutakhiran Survei Ubinan
22 SKGB2018-PCS
panen.
Selanjutnya, saat panen berlangsung, dilakukan kunjungan untuk
mengamati gabah hasil panen dalam bentuk kualitas Gabah Kering Panen
(GKP). Apabila rumah tangga sampel langsung melakukan perontokan
gabah setelah panen maka jumlah sampel gabah yang diperlukan adalah 200
kg. Namun apabila petani tidak melakukan perontokan langsung, maka
petugas mengambil sampel gabah untuk dirontokan kemudian diukur kadar
airnya. Kemudian pada saat gabah yang disimpan untuk dirontokan
seluruhnya, petugas baru mengambil sampel gabah sebanyak 200 kg dan
diukur berat serta kadar airnya. Catat juga berapa lama (hari) selang waktu
pemanenan dengan waktu perontokan.
Pada kunjungan berikutnya, melakukan pengamatan terhadap gabah
yang sedang dan sudah melalui proses pengeringan sampai dengan kualitas
Gabah Kering Giling (GKG). Selain melakukan pengamatan/pengukuran
terhadap gabah, juga dilakukan wawancara terhadap responden untuk
memperoleh informasi terkait proses pengeringan gabah yang sedang
berlangsung.
Prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Lakukan kunjungan pendahuluan untuk melakukan konfirmasi apakah
rumah tangga sampel tersebut akan melakukan panen pada periode
waktu pencacahan SKGB 2018, jika iya maka buat janji untuk
dilakukan pengamatan pada GKP pada saat proses panen
berlangsung.
2. Kunjungi rumah tangga yang tercantum pada Daftar VK2018-DSRT
dimulai dari nomor urut sampel rumah tangga sampel pertama yang
menjadi beban tugasnya.
3. Pada setiap rumah tangga yang dikunjungi, lakukan
pengamatan/pengukuran dan juga wawancara langsung dengan
menggunakan Daftar VK2018-KERING.
SKGB2018-PCS 23
4. a) Lakukan kunjungan untuk pengamatan terhadap gabah hasil
panen dalam bentuk kualitas GKP sesaat setelah panen
dilakukan.
b) Jika petani petani melakukan perontokan langsung, maka
siapkan sampel gabah 200 kg, timbang wadah gabah, kemudian
timbang gabah dan wadah kemudian ukur kadar airnya
sebanyak 5 kali ulangan.
c) Jika petani tidak melakukan perontokan langsung, maka pada
saat panen, ambil sampel padi secukupnya untuk dirontokan
kemudian ukur kadar airnya. Ketika tiba saatnya petani
melakukan perontokan maka lakukan seperti tahap 4b.
5. Lakukan kunjungan berikutnya untuk pengamatan terhadap gabah
yang sudah melalui proses pengeringan dalam bentuk kualitas GKG
serta melakukan wawancara langsung terkait proses pengeringan
yang dilakukan.
6. Sebelum meninggalkan tempat tinggal responden, pastikan seluruh
pertanyaan sudah ditanyakan dan terisi dengan benar.
7. Apabila rumah tangga yang dikunjungi belum dapat diwawancarai,
lanjutkan pencacahan ke rumah tangga berikutnya. Sebelum periode
pencacahan berakhir, pencacah harus mengunjungi kembali rumah
tangga tersebut untuk melakukan wawancara. Apabila rumah tangga
sampel tersebut benar-benar tidak bisa diwawancarai, maka laporkan
kepada PMS untuk dicarikan sampel pengganti dari Daftar VK2018-
DSRT (C).
8. Lakukan pencacahan seluruh rumah tangga sampel terpilih dalam satu
blok sensus hingga selesai terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan
pencacahan untuk rumah tangga sampel terpilih pada blok sensus
berikutnya yang menjadi tugas PCS. Tata cara pengisian Daftar
VK2018-KERING disampaikan pada BAB III Sub Bab D (Pengisian
Daftar VK2018-KERING).
24 SKGB2018-PCS
9. Daftar VK2018-DSRT dan peta blok sensus harus diserahkan kembali
kepada PMS bersama-sama dengan hasil pencacahan Daftar
VK2018-KERING.
(3) Tata Cara Wawancara
Dalam melakukan kunjungan/wawancara dengan rumah tangga
perhatikan tata cara berikut:
a. Usahakan agar kunjungan dapat diatur sedemikian rupa sehingga
petugas datang pada saat kegiatan panen dan setelah gabah selesai
dikeringkan.
b. Dalam melaksanakan pencacahan, akan dijumpai berbagai sikap
responden, sebagian diantaranya terus terang (jujur) dan senang
membantu, beberapa orang ragu-ragu dan tidak tegas, serta sebagian
lagi curiga dan dengan sikap menentang. Gunakan kecakapan,
kesabaran, dan sikap bijaksana agar wawancara berhasil.
c. Tidak seorangpun diperkenankan untuk menemani pencacah kecuali
pemeriksa dan/atau atasannya.
d. Saat melakukan wawancara diharapkan dapat menjaga etika dan
sopan santun yang berlaku.
e. Tunjukkan selalu sikap ramah dan sopan.
f. Mulailah setiap wawancara dengan memperkenalkan diri dengan
menjelaskan maksud kedatangan. Bila perlu tunjukkan surat tugas/
tanda pengenal.
Rumah tangga yang dicakup dalam survei konversi pengeringan adalah
rumah tangga yang menguasai/mengusahakan tanaman padi Survei
Ubinan 2018 dan panen pada bulan Maret-April 2018 (untuk
pelaksanaan SR 1) atau panen pada bulan Mei-Agustus 2018 (untuk
pelaksanaan SR 2) serta melakukan kegiatan pengeringan gabah
sendiri.
SKGB2018-PCS 25
g. Sebelum melakukan wawancara beri penjelasan tentang pentingnya
memberikan keterangan yang benar dan yakinkan kepada responden
mengenai kerahasiaan keterangan yang dikumpulkan.
h. Tegaskan bahwa keterangan yang dikumpulkan hanya akan
digunakan untuk keperluan perencanaan pembangunan dan tidak ada
sangkut paut dengan penyidikan dan pajak.
i. Kerjasama dengan responden perlu diperhatikan, sehingga mereka
tidak segan-segan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan
tepat.
j. Bersabarlah terhadap rasa ingin tahu responden, dan jawablah
pertanyaan responden dengan tepat dan jelas.
k. Jangan memberikan tanggapan yang tidak baik terhadap jawaban
yang diberikan responden atau kehilangan kesabaran. Bersikaplah
tenang dalam menghadapi suasana yang tidak diinginkan.
l. Jika responden membelokkan percakapan kepada hal-hal yang
menyimpang dari pelaksanaan survei, kembalikan secara bijaksana
pembicaraan ke arah daftar isian dan usahakan mendapatkan
keterangan yang diperlukan.
m. Setelah selesai melakukan wawancara, jangan lupa mengucapkan
terima kasih atas bantuan responden. Katakan kepada responden,
kemungkinan ada petugas yang akan datang kembali untuk
mendapatkan keterangan tambahan. Kemudian lanjutkan pada rumah
tangga sampel terpilih berikutnya.
n. Lakukan kunjungan ulang jika memang diperlukan. Hal ini mungkin
terjadi karena pada kunjungan pertama tidak berhasil mendapatkan
semua keterangan yang diperlukan.
(4) Tata Tertib Pengisian Daftar
Tata tertib pengisian daftar adalah sebagai berikut:
(1) Semua pengisian daftar harus dengan pensil hitam.
(2) Kata-kata harus dituliskan dalam huruf balok (huruf cetak) dengan jelas
dan tidak boleh disingkat agar mudah dibaca, kecuali singkatan yang
26 SKGB2018-PCS
sudah baku dan nama yang terlalu panjang. Angka harus ditulis
dengan angka biasa (bukan angka romawi).
(3) Telitilah setiap daftar yang telah diisi dan perbaiki bila terdapat
kesalahan pengisian, sebelum diserahkan kepada pemeriksa.
(4) Definisi dan cara pengisian daftar yang telah ditentukan harus
dipedomani dalam melakukan pencacahan dan tidak boleh diubah.
(5) Rahasiakan keterangan yang diperoleh dari responden terhadap orang
lain yang tidak berkepentingan.
Sebelum memulai pengisian Daftar VK2018-KERING perlu diketahui
tata cara pengisian yang harus dilakukan, yaitu:
a. Menuliskan kata-kata pada tempat yang disediakan. Dalam
menuliskan kata-kata, gunakan huruf balok dengan jelas agar mudah
dibaca.
Contoh : Daftar VK2018-KERING Blok I Rinc. 101
Salah Benar
Provinsi : Provinsi :
b. Melingkari salah satu kode yang sesuai dengan jawaban, kemudian
menuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Lingkari
kode yang sesuai dengan jawaban responden secara benar. Jangan
memberikan lingkaran yang meragukan, jika salah harus dibetulkan
dengan cara menghapus lingkaran.
Contoh : Daftar VK2018-KERING Blok III Rinc. 302:
Salah Benar
c. Menuliskan angka-angka pada kotak yang tersedia.
Penulisan angka harus dilakukan dengan angka standar, jelas, dan
mudah dibaca. Pengisian angka ke dalam kotak harus rata kanan,
seperti dalam contoh di bawah ini.
2 2
SKGB2018-PCS 27
Contoh : Daftar VK2018-KERING Blok IV Rinc. 401b:
Salah Benar
d. Penulisan satuan adalah sebagai berikut :
Penulisan angka harus disesuaikan dengan satuan pada masing-
masing blok dan rincian. Oleh karena itu sebelum menuliskan kedalam
kuesioner harus diperhatikan dengan teliti satuan yang digunakan.
e. Sebagian isian dalam Daftar VK2018-KERING adalah dalam bilangan
bulat (dibulatkan), untuk memudahkan pengisian daftar diberikan
beberapa contoh cara pembulatan sebagai berikut:
1) Semua bilangan di belakang koma yang nilainya kurang dari
setengah dibulatkan ke bawah.
Contoh : 14,400 dibulatkan 14
13,495 dibulatkan 13
17,450 dibulatkan 17
2) Semua bilangan di belakang koma yang nilainya lebih dari
setengah dibulatkan ke atas.
Contoh : 12,51 dibulatkan 13
17,515 dibulatkan 18
8,534 dibulatkan 9
3) Semua bilangan di belakang koma yang nilainya sama dengan
setengah dan didepannya bilangan genap, maka
pembulatannya ke bawah.
Contoh : 12,50 dibulatkan 12
74,500 dibulatkan 74
18,5 dibulatkan 18
4) Semua bilangan di belakang koma yang nilainya sama dengan
setengah dan didepannya bilangan ganjil, maka pembulatannya
ke atas.
Contoh : 13,5 dibulatkan 14
3 0 , 5 3 0 , 5
28 SKGB2018-PCS
15,50 dibulatkan 16
59,500 dibulatkan 60
Langkah-langkah pelaksanaan Survei Konversi Pengeringan seperti
yang ditunjukkan oleh Gambar 3.5 adalah sebagai berikut:
1. Mendatangi rumah tangga sesuai dengan daftar sampel yang diterima.
2. Jika petani langsung merontokan gabahnya lanjut ke tahapan no.3, jika
TIDAK, ambil sampel gabah secukupnya untuk dirontokan dan hanya
ukur kadar airnya (tanpa melakukan pengukuran berat gabah)
kemudian isikan hasil pengukuran kadar air ke Rincian 401c.
3. Pada saat perontokan gabah, siapkan sampel gabah kualitas GKP
(minimal 200 kg).
4. Timbang wadah/karung yang akan dijadikan wadah sampel gabah.
Isikan ke Rincian 402a.
5. Timbang gabah beserta wadah/karung yang akan dikeringkan minimal
200 kg. Isikan ke Rincian 402b.
6. Ukur kadar air gabah yang akan dikeringkan sebanyak 5 (lima) kali
ulangan dan hitung rata-ratanya. Kemudian isikan kadar air ke dalam
kuesioner Rincian 402c.
7. Gabah kemudian dikeringkan dengan cara/kondisi dan tempat yang
biasa dilakukan responden, sampai pada tingkat kekeringan kualitas
GKG menurut persepsi responden.
Apabila pengeringan tidak selesai pada hari yang sama, maka
pengeringan dilanjutkan pada hari berikutnya dengan sampel gabah
yang sama.
C. Langkah-Langkah Pelaksanaan Survei Konversi Pengeringan
Pengukuran kadar air dan penimbangan sampel gabah harus dilakukan
di sawah setelah panen (setelah perontokan dan dibersihkan).
SKGB2018-PCS 29
8. Catat rata-rata tebal gabah dalam hamparan (centimeter), frekuensi
pembalikan, dan lama pengeringan/penjemuran (jam dan hari) pada
Rincian 304a sampai dengan 304d.
9. Setelah pengeringan (gabah kualitas GKG) :
a. Timbang wadah/karung yang akan digunakan untuk
menampung gabah hasil pengeringan. Isian pada Rincian 403a.
b. Timbang berat gabah setelah kering beserta wadah/karung.
Isikan pada Rincian 403b.
c. Ukur kadar air gabah yang telah dikeringkan sebanyak 5 kali
ulangan dan hitung rata-ratanya. Kemudian isikan kadar air ke
dalam Rincian 403c.
Lakukan pengambilan gambar/foto setiap kali melakukan
pengukuran/pengamatan berat dan kadar air sampel gabah
sebagai bukti telah dilakukan pengukuran/pengamatan.
Hasil gambar/foto yang diambil harus dapat menunjukan besaran
nilai yang tertera pada alat ukur yang digunakan.
30 SKGB2018-PCS
Gambar 3. 5 Tata Cara Pelaksanaan Lapangan Survei Konversi
Pengeringan
SKGB2018-PCS 31
Daftar VK2018-KERING digunakan untuk mencatat hasil kegiatan
pengamatan/pengukuran dan wawancara pada Survei Konversi
Pengeringan. Daftar ini terdiri dari 7 (tujuh) blok pertanyaan yaitu :
- Blok I : Keterangan Tempat
- Blok II : Keterangan Petugas
- Blok III : Keterangan Umum Pengeringan
- Blok IV : Hasil Pengamatan/Pengukuran
- Blok V : Lembar Kerja Pemeriksaan
- Blok VI : Catatan Pencacah
- Blok VII : Catatan Pengawas
Rincian 100 : Periode Survei.
Isi kode periode survei pada kotak yang tersedia dengan mengacu pada
Daftar VK2018-DSRT/ VK2018-DSRT (C). Isikan kode 1 jika periode survei
pada bulan Maret-April 2018, dan kode 2 jika periode survei pada bulan Mei-
Agustus 2018.
(1) Blok I. Keterangan Tempat
Blok ini berisi keterangan tempat mulai dari nama provinsi,
kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, klasifikasi
desa/kelurahan, nomor blok sensus, dan nomor kode sampel.
Rincian 101-107 : Disalin dari Daftar DSRT dan DSRT
Cadangan Blok I Rincian 101 s.d 107.
Isian Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan.
Klasifikasi Desa/Kelurahan, Nomor Blok Sensus, Nomor Kode Sampel
(NKS) disalin dari Daftar VK2018-DSRT Blok I Rincian 101 s.d 107.
Jika sampel utama, isian Rincian 101-107 Kolom (2) disalin dari Daftar
VK2018-DSRT Blok I Rincian 101-107. Sedangkan jika sampel
cadangan, Rincian 101-107 Kolom (3) disalin dari Daftar VK2018-
D. Pengisian Daftar VK2018-KERING
32 SKGB2018-PCS
DSRT (C) Blok I Rincian 101-107.
Rincian 108-112 : Disalin dari Daftar VK2018-DSRT dan
VK2018-DSRT (C) Blok III Kolom (2) s.d Kolom (6)
Nomor Bangunan Fisik, Nomor Bangunan Sensus, Nomor Urut Rumah
Tangga, Nomor Urut Sampel, dan Nama Kepala Rumah Tangga disalin
dari Daftar VK2018-DSRT Blok III Kolom (2) s.d Kolom (6).
Rincian 113 : Hasil pencacahan
PCS harus mengisikan kode hasil pencacahan sesuai dengan dengan
kode yang ada berdasarkan hasil wawancara di lapangan.
Kode isian Rincian 113:
a. Kode 1. Berhasil diwawancarai, apabila rumah tangga berhasil
ditemui dan diwawancarai di lapangan. Nama kepala rumah
tangga dan alamat pada saat pencacahan sama dengan nama
kepala rumah tangga dan alamat yang tercetak dalam Daftar
VK2018-DSRT. Termasuk dalam kondisi ini adalah bila nama
kepala rumah tangga berbeda yang diakibatkan karena nama
yang tercetak adalah nama panggilan atau alias dan kesalahan
dalam penulisan dalam pencacahan SP2010/ST2013, dan
perbedaan alamat akibat kesalahan penulisan pada saat
pencacahan SP2010/ST2013, sehingga mengakibatkan
kesalahan pada Daftar VK2018-KERING.
b. Kode 2. Pindah ke luar blok sensus, adalah kondisi rumah
tangga yang nama kepala rumah tangganya tercetak dalam
VK2018-DSRT, pada saat pencacahan tidak ditemukan, dan
setelah dikonfirmasikan dengan tetangga disekitarnya diperoleh
informasi bahwa rumah tangga tersebut telah pindah tempat
tinggal di luar blok sensus yang sedang dilakukan pencacahan.
Termasuk pula rumah tangga tunggal yang telah meninggal
dunia pada saat pencacahan.
SKGB2018-PCS 33
c. Kode 3. Tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas
waktu pencacahan, apabila diperoleh informasi dari sekitarnya
bahwa rumah tangga tidak dapat diwawancarai sampai dengan
periode pencacahan berakhir (rumah tangga sedang bepergian,
dinas luar, dalam perawatan di rumah sakit, dan lain-lain).
d. Kode 4. Tidak memanen dan mengeringkan padi, apabila
rumah tangga terpilih tidak memanen tanaman padi atau
mengeringkan gabah sendiri pada periode bulan Maret-April
2018 (untuk pelaksanaan SR 1) atau pada bulan Mei-Agustus
2018 (untuk pelaksanaan SR 2).
e. Kode 5. Tidak bersedia diwawancarai, apabila rumah tangga
sampai dengan batas waktu pencacahan tidak bersedia
memberikan informasi.
Apabila responden tidak bersedia diwawancarai, maka harus
ada surat pernyataan yang ditandatangani oleh rumah tangga
yang bersangkutan
Rincian 114 : Nama Pemberi Informasi
Isikan nama responden yang diwawancarai. Diupayakan responden
yang diwawancarai adalah orang yang mengetahui proses
pengeringan yang sedang berlangsung, sehingga mampu menjawab
setiap pertanyaan yang ada dalam Daftar VK2018-KERING.
Rincian 115 : Nomor Telp/HP Pemberi Informasi
Isikan nomor Telp/HP responden yang diwawancarai.
34 SKGB2018-PCS
(2) Blok II. Keterangan Petugas
Blok ini berisi keterangan siapa yang bertanggung jawab melakukan
pencacahan dan pemeriksaan Daftar VK2018-KERING, kode petugas,
keterangan waktu pelaksanaan pencacahan dan pemeriksaan, serta
tanda tangan pencacah dan pemeriksa.
Rincian 201 : Nama Petugas
Tuliskan nama lengkap pencacah dan pemeriksa pada kolom yang
tersedia.
Daftar Sampel Rumah Tangga Survei Konversi Pengeringan
terdiri dari Daftar Sampel Rumah Tangga Utama (VK2018-
DSRT) dan Daftar Sampel Rumah Tangga Cadangan (VK2018-
DSRT (C)).
Apabila Rumah Tangga Sampel Utama berhasil diwawancarai,
maka pengisian Blok I hanya dilakukan pada Kolom (2) Sampel
Utama saja, sementara Kolom (3) Sampel Cadangan dibiarkan
kosong.
Apabila Rumah Tangga Sampel Utama tidak berhasil
diwawancarai (Blok I kolom (2) Rincian 113 berkode 2,3,4,atau
5), maka dilakukan penggantian yang diambil dari VK2018-DSRT
(C) dan isian Blok I kolom (2) hanya sampai Rincian 113.
Sementara identitas sampel cadangan diisi pada Blok I Kolom (3)
Sampel Cadangan.
Jika seluruh rumah tangga sampel cadangan yang tercetak
pada VK2018-DSRT (C) sudah terpakai dan tidak ada yang
berhasil diwawancarai (Blok I Kolom (3) Rincian 113 berkode
2,3,4,atau 5) maka “STOP”.
Untuk Blok I Rincian 113 berkode 5 harus disertai dengan surat
pernyataan.
SKGB2018-PCS 35
Rincian 202 : Kode Petugas
Isikan kode petugas pencacah dan pemeriksa pada kolom yang
tersedia.
Rincian 203 : Tanggal pencacahan atau pemeriksaan
Tuliskan tanggal mulai pelaksanaan pencacahan/pemeriksaan sampai
dengan selesai pencacahan pada kolom yang tersedia.
Rincian 204 : Tanda tangan
Sebelum membubuhkan tanda tangan, Pencacah dan Pemeriksa
harus memeriksa kebenaran dan kelengkapan seluruh isian yang
terdapat pada Daftar VK2018-KERING. Bubuhkan tanda tangan pada
tempat yang disediakan sebagai bentuk tanggung jawab pencacah dan
pengawas/pemeriksa. Penanda tangan adalah orang yang benar-
benar telah melakukan tugasnya.
(3) Blok III. Keterangan Umum Pengeringan
Blok III berisi pertanyaan-pertanyaan terkait keterangan umum proses
pengeringan gabah.
Rincian 301 : Cara pengeringan
Lingkari kode salah satu cara pengeringan, dengan sinar matahari
kode 1 atau mesin pengering kode 2 (langsung ke Rincian 307). Isikan
kode yang dilingkari ke dalam kotak yang tersedia.
Pengeringan dengan sinar matahari adalah pengeringan gabah
yang menggunakan energi sinar matahari dengan cara dijemur di
bawah sinar matahari.
Pengeringan dengan mesin pengering adalah pengeringan dengan
menggunakan energi buatan dari udara yang dipanaskan.
Jika jawaban Rincian 301 berkode 2 (pengeringan dilakukan dengan
mesin pengering), maka langsung ke Rincian 307.
36 SKGB2018-PCS
Rincian 302 : Lokasi/tempat pengeringan utama
Rincian 302 berisi pertanyaan terkait lokasi/tempat pengeringan gabah
selama proses pengeringan berlangsung. PCS harus mengisikan kode
hasil pencacahan sesuai dengan dengan kode yang ada berdasarkan
hasil wawancara di lapangan.
a. Kode 1. Lahan sekitar sawah, jika lokasi/tempat utama proses
pengeringan dilakukan di lahan sekitar sawah.
b. Kode 2. Lahan sekitar rumah, jika lokasi/tempat utama proses
pengeringan dilakukan di lahan sekitar rumah.
c. Kode 3. Lamporan semen, jika lokasi/tempat utama proses
pengeringan dilakukan di lamporan semen (Gambar 3.6).
d. Kode 4. Lamporan bata, jika lokasi/tempat utama proses
pengeringan dilakukan di lahan lamporan bata.
e. Kode 5. Pinggir Jalan Umum, jika lokasi/tempat utama proses
pengeringan dilakukan di lahan pinggir jalan umum (Gambar
3.7).
f. Kode 6. Lainnya, jika lokasi/tempat utama proses pengeringan
dilakukan di lahan selain dari 5 kriteria yang disebutkan diatas.
Jika responden melakukan proses pengeringan gabah di lebih satu
lokasi/tempat, maka isikan lokasi/tempat proses pengeringan yang
paling lama.
Contoh:
Pak Hadi melakukan pengeringan gabah di lahan sekitar sawah
selama 1 hari, kemudian gabah tersebut dibawa dan dikeringkan
dilahan sekitar rumah selama 3 hari, maka lokasi/tempat yang dicatat
pada Rincian 302 adalah lahan di sekitar rumah (Kode 2)
SKGB2018-PCS 37
Gambar 3. 6 Pengeringan Gabah di Lamporan Semen
Gambar 3. 7 Pengeringan Gabah di Pinggir Jalan Umum
Rincian 303 : Apakah pengeringan dilakukan dengan
menggunakan alas?
Lingkari kode 1 jika pengeringan menggunakan alas, dan kode 2 jika
tidak menggunakan alas. Isikan kode yang dilingkari ke dalam kotak
yang tersedia.
Rincian 304 : Proses pengeringan
Rincian 304 berisi pertanyaan terkait proses pengeringan. PCS harus
mengisikan kode hasil pencacahan sesuai dengan dengan kode yang
ada berdasarkan hasil wawancara di lapangan.
a. Rincian 304a, rata-rata tebal gabah (centimeter) dalam
hamparan.
Isikan rata-rata tebal gabah dalam hamparan saat proses
pengeringan berlangsung. Pemilihan lokasi sampel pengukuran
tebal gabah dalam hamparan dilakukan secara acak. Pemilihan
sampel lokasi pengukuran tebal gabah dalam hamparan
disarankan menyebar dan tidak berdekatan satu sama lain.
38 SKGB2018-PCS
Contoh pemilihan lokasi pengukuran tebal hamparan gabah seperti
ditunjukan pada Gambar 3.8.
X
X
X
X X
b. Rincian 304b, frekuensi pembalikan selama pengeringan
(kali). Isikan frekuensi pembalikan gabah dari awal sampai akhir
proses pengeringan sampai menghasilkan gabah dalam kualitas
bentuk GKG.
c. Rincian 304c, lama pengeringan selama proses pengeringan
(jam). Isikan lama pengeringan (dalam jam) proses pengeringan
dari awal sampai menghasilkan gabah dalam kualitas bentuk
GKG.
d. Rincian 304d, lama pengeringan selama proses pengeringan
(hari). Isikan lama pengeringan (dalam hari) proses pengeringan
dari awal sampai menghasilkan gabah dalam kualitas bentuk
GKG.
a. Perlu diingat bahwa isian Rincian 304b frekuensi pembalikan
yang dicatat adalah frekuensi pembalikan keseluruhan/total dari
awal sampai akhir sampai menghasilkan GKG.
b. Untuk Rincian 304c lama pengeringan yang dicatat adalah lama
pengeringan total dari awal sampai akhir dalam satuan jam.
c. Sementara itu, pada Rincian 304d lama pengeringan yang
dicatat adalah lama pengeringan total dari awal sampai akhir
dalam satuan hari.
Gambar 3. 8 Contoh Lokasi Pengambilan Sampel Tebal Hamparan Gabah
Keterangan :
X :Lokasi pengukuran tebal
gabah dalam hamparan.
SKGB2018-PCS 39
Rincian 305a : Keadaan cuaca dominan selama pengeringan
Lingkari kode 1 apabila keadaan cuaca mendung, dan kode 2 apabila
keadaan cuaca cerah. Isikan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang
tersedia.
Rincian 305b : Keadaan musim yang berlangsung diwilayah
ini pada saat dilakukan pemanenan
Lingkari kode 1 apabila keadaan musim hujan sedang berlangsung
pada saat kegiatan pemanenan, dan kode 2 apabila musim kemarau.
Isikan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang tersedia.
CONTOH KASUS:
Dalam kegiatan Survei Konversi Gabah ke Beras 2018, rumah tangga
Pak Arifin terpilih sebagai sampel Survei Konversi Pengeringan untuk
periode musim kemarau. Pak Arifin berdomisili di Kabupaten Situbondo Jawa
Timur. Pada bulan Mei, setelah melakukan pengukuran kadar air maupun
berat wadah dan gabah yang sudah dikeringkan pada kunjungan
pengukuran GKG, PCS A melakukan wawancara menggunakan daftar
VK2018-KERING. Menurut Pak Arifin saat melakukan pemanenan, keadaan
cuaca di wilayahnya lebih didominasi hujan, begitu pula saat melakukan
pengeringan. Imbas dari cuaca yang didominasi hujan tersebut Pak Arifin
harus berburu matahari untuk melakukan proses pengeringan gabah.
Menurut pengakuan Pak Arifin, tidak adanya bantuan mesin pengering dari
pemerintah setempat menyebabkan ia masih tergantung cuaca untuk
melakukan proses pengeringan gabah. Total waktu yang diperlukan Pak
Arifin sampai gabahnya menjadi gabah siap giling adalah empat hari. Pak
Arifin melakukan pengeringan di halaman rumahnya dengan menggunakan
terpal. Pada hari pertama, ketiga, dan keempat Pak Arifin menjemur gabah
dari pukul 08.00 hingga 15.00. Namun, pada hari kedua, Pak Arifin hanya
melakukan penjemuran gabah mulai dari pukul 08.00 hingga 13.00 karena
hujan turun sangat lebat hingga malam hari. Khusus pada hari keempat Pak
40 SKGB2018-PCS
Arifin memindahkan posisi penjemuran gabah di pinggir jalan dengan
harapan lebih mempercepat proses pengeringan. Setiap dua jam sekali
secara konsisten Pak Arifin melakukan proses pembalikan gabah setiap
harinya. Adapun tebal gabah yang diukur petugas PCS A pada hari keempat
di lima titik yang berbeda yaitu sebesar 4 cm, 3 cm, 4 cm, 5 cm, dan 4 cm.
Berdasarkan contoh kasus di atas, maka pengisian pada Daftar VK2018-
KERING Rincian 301 s.d 305 seperti ditunjukan pada Gambar 3.9.
Gambar 3.9 Contoh Pengisian Daftar VK2018-KERING
Rincian 306 : Cara menentukan tingkat kekeringan gabah
telah mencapai kualitas GKG
Rincian 306 berisi pertanyaan terkait cara menentukan tingkat
kekeringan gabah telah mencapai kualitas GKG. PCS harus
mengisikan kode hasil pencacahan sesuai dengan dengan kode yang
tersedia berdasarkan hasil wawancara di lapangan.
a. Kode 1. diukur dengan alat/tester, jika responden menentukan
tingkat kekeringan gabah telah mencapai GKG diukur dengan
menggunakan alat/tester.
b. Kode 2. Digigit, jika responden menentukan tingkat kekeringan
gabah telah mencapai GKG dilakukan dengan cara digigit.
SKGB2018-PCS 41
c. Kode 3. Dengan Tangan, jika responden menentukan tingkat
kekeringan gabah telah mencapai GKG dilakukan dengan
menggunakan tangan.
d. Kode 4. lainnya, jika responden menentukan tingkat kekeringan
gabah telah mencapai GKG dilakukan dengan cara selain dari
cara-cara yang sudah disebutkan di awal. Jika responden
menjawab kode 4, maka tuliskan pada titik-titik yang tersedia
cara yang digunakan.
Rincian 307a : Apakah responden menyadari adanya
kehilangan hasil selama proses pengeringan
Lingkari kode 1 jika responden merasa ada kehilangan hasil selama
pengeringan, dan lingkari kode 2 jika tidak. Isikan kode yang dilingkari
ke dalam kotak yang tersedia.
Rincian 307b : Faktor utama penyebab kehilangan hasil
Rincian 307b ditanyakan jika Rincian 307a berkode 1. Lingkari kode1
jika factor utama kehilangan hasil menurut persepsi responden karena
tercecer, kode 2 dimakan ternak/unggas, kode 3 lainnya, dan kode 4
jika tidak tahu. Isikan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang
tersedia.
(4) Blok IV. Hasil Pengamatan/Pengukuran
Rincian 401a : Apakah perontokan dilakukan pada hari yang
berbeda dengan pemanenan?
Lingkari kode 1 jika responden melakukan kegiatan perontokan pada
Rincian 302 sampai dengan Rincian 306 diiisi apabila responden
melakukan pengeringan dengan menggunakan sinar matahari (Rincian
301 berkode 1)
Jika Rincian 307a berkode 2 (tidak menyadari kehilangan hasil selama
proses pengeringan), maka langsung ke Blok IV.
42 SKGB2018-PCS
hari yang berbeda dengan kegiatan pemanenan, dan lingkari kode 2
jika dilakukan pada hari yang sama. Isikan kode yang dilingkari pada
kotak yang tersedia.
Rincian 401b : Jika Rincian 401a berkode 1, berapa hari selisih
waktu perontokan dengan pemanenan?
Tuliskan berapa hari selisih waktu kegiatan perontokan dengan
kegiatan pemanen. Isikan jawaban pada kotak yang tersedia.
Rincian 401c : Kadar air
Ukur kadar air gabah (persen) setelah dirontokan sebayak 5 kali
ulangan dan hitung rata-ratanya. Tuliskan hasilnya, kemudian isikan ke
dalam kotak yang tersedia. Kadar air yang dicatat adalah kadar air
yang telah dikonversi dua angka di belakang koma.
Rincian 402 : Gabah sebelum pengeringan
Rincian 402a : Berat wadah
Tuliskan berat wadah kosong (kilogram) yang digunakan saat
menimbang gabah yang akan dikeringkan, sampai dengan satu angka
di belakang koma. Isikan ke dalam kotak yang tersedia.
Jika Rincian 401a berkode 2 (perontokan dilakukan pada hari yang
sama dengan pemanenan), maka langsung ke Rincian 402.
Contoh:
Pak Budi melakukan kegiatan pemanenan komoditas padi sawah
hibrida dilahan sawah miliknya. Sesuai kebiasaan di wilayah tersebut,
padi yang sudah dipanen tidak langsung dirontokan langsung, tapi
dibiarkan selama kurang lebih 2 hari baru bisa dirontokan.
Dari narasi di atas maka jawaban untuk pertanyaan Rincian 401a
adalah berkode 2, dan jawaban untuk Rincian 401b adalah 2 hari.
SKGB2018-PCS 43
Rincian 402b : Berat gabah yang akan dikeringkan (GKP) +
wadah
Tuliskan berat gabah (termasuk wadah) yang akan dikeringkan dalam
satuan kilogram, sampai dengan satu angka di belakang koma. Isikan
ke dalam kotak yang tersedia.
Rincian 402c : Kadar air
Ukur kadar air gabah (persen) sebelum dikeringkan sebayak 5 kali
ulangan dan hitung rata-ratanya.Tuliskan hasilnya, kemudian isikan ke
dalam kotak yang tersedia. Kadar air yang dicatat adalah kadar air
yang telah dikonversi dua angka di belakang koma.
Rincian 403 : Gabah setelah pengeringan
Rincian 403a : Berat wadah
Tuliskan berat wadah kosong (kilogram) yang akan digunakan sebagai
wadah gabah setelah pengeringan, satu angka di belakang koma.
Isikan ke dalam kotak yang tersedia.
Rincian 403b : Berat gabah setelah pengeringan (GKG) +
wadah
Tuliskan berat gabah (termasuk wadah) yang telah dikeringkan (GKG)
dalam satuan kilogram, satu angka di belakang koma. Isikan ke dalam
kotak yang tersedia.
Rincian 403c : Kadar air
Ukur kadar air (persen) pada gabah yang telah dikeringkan, lakukan
sebanyak 5 kali ulangan dan hitung rata-ratanya. Tuliskan hasilnya,
kemudian isikan ke dalam kotak yang tersedia. Kadar air yang dicatat
adalah kadar air yang telah dikonversi dua angka di belakang koma.
44 SKGB2018-PCS
(5) Blok V. Lembar Kerja Pemeriksaan.
Blok ini diisi oleh pemeriksa. Berisi pertanyaan terkait pemeriksaan
terhadap kelengkapan isian Daftar VK2018-KERING.
(6) Blok VI. Catatan Pencacah.
Blok ini digunakan untuk mencatat hal-hal yang diperlukan berkaitan
dengan pelaksanaan lapangan, misalnya, konversi satuan setempat.
(7) Blok VII. Catatan Pemeriksa.
Blok ini diisi oleh pemeriksa digunakan untuk mencatat hal-hal
penting selama proses pemeriksaan.
Daftar VK2018-DSRT/VK2018-DSRT (C) digunakan petugas (PCS)
sebagai petunjuk untuk melakukan pencacahan rumah tangga pengeringan
terpilih. Tata cara pengisian Daftar VK2018-DSRT/ VK2018-DSRT (C) adalah
sebagai berikut:
Pengukuran kadar air dalam kegiatan survei Konversi Gabah ke
Beras tahun 2018 menggunakan alat Moisture Meters
Draminski TwistGrain. Panduan penggunaan alat dapat dilihat
Lampiran 5.
Lakukan pengambilan gambar/foto setiap kali melakukan
pengukuran/pengamatan berat dan kadar air sampel gabah
sebagai bukti telah dilakukan pengukuran/pengamatan.
Hasil gambar/foto yang diambil harus dapat menunjukan
besaran nilai yang tertera pada alat ukur yang digunakan.
E. Pengisian Daftar VK2018-DSRT/ VK2018-DSRT (C)
SKGB2018-PCS 45
(1) Blok I. Keterangan Tempat
Blok ini berisi keterangan tempat mulai dari nama provinsi,
kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, klasifikasi desa/kelurahan, nomor
blok sensus, dan nomor kode sampel. Rincian 101 s.d. 107 sudah tercetak.
(2) Blok II. Rekapitulasi
Blok ini digunakan untuk rekapitulasi jumlah rumah tangga sampel
pengeringan terpilih dan rekapitulasi hasil pencacahan.
Rincian 201: Jumlah Sampel Rumah Tangga Survei Konversi
Pengeringan (Disalin dari Blok III Kolom 5 nomor urut
yang paling besar)
Rincian ini merupakan jumlah rumah tangga sampel pengeringan disalin dari
no.urut yang paling besar. Isian rincian ini sudah tercetak
Rincian 202: Jumlah Sampel Rumah Tangga Survei Konversi
Pengeringan yang berhasil diwawancarai (Jumlah Blok
III Kolom (10) yang berkode 1)
Rincian ini merupakan jumlah rumah tangga yang berhasil diwawancarai.
Disalin dari jumlah Blok III kolom (10) yang berkode 1.
Rincian 203: Jumlah Sampel Rumah Tangga Survei Konversi
Pengeringan yang pindah ke luar blok sensus (Jumlah
Blok III Kolom (10) yang berkode 2)
Rincian ini merupakan jumlah rumah tangga yang pindah ke luar blok sensus.
Disalin dari jumlah Blok III kolom (10) yang berkode 2.
46 SKGB2018-PCS
Rincian 204: Jumlah Sampel Rumah Tangga Survei Konversi
Pengeringan yang tidak dapat diwawancarai sampai
dengan batas waktu pencacahan (Jumlah Blok III Kolom
(10) yang berkode 3)
Rincian ini merupakan jumlah rumah tangga yang tidak dapat diwawancarai
sampai dengan batas waktu pencacahan. Disalin dari jumlah Blok III kolom
(10) yang berkode 3.
Rincian 205: Jumlah Sampel Rumah Tangga Survei Konversi
Pengeringan yang tidak memanen dan mengeringkan
padi (Jumlah Blok III Kolom (10) yang berkode 4)
Rincian ini merupakan jumlah rumah tangga yang tidak memanen dan
mengeringkan padi. Disalin dari jumlah Blok III kolom (10) yang berkode 4.
Rincian 206: Jumlah Sampel Rumah Tangga Survei Konversi
Pengeringan yang tidak bersedia diwawancarai
(Jumlah Blok III Kolom (10) yang berkode 5)
Rincian ini merupakan jumlah rumah tangga yang tidak bersedia atau
menolak untuk diwawancarai. Disalin dari jumlah Blok III kolom (10) yang
berkode 5.
(3) Blok III. Keterangan Rumah Tangga Terpiilih
Kolom (1) s.d. Kolom (9): Nomor Bangunan Fisik, Nomor Bangunan
Sensus, Nomor Urut Rumah, Nomor Urut Sampel, Nama Kepala Rumah
Tangga, Alamat, Estimasi Bulan Panen, dan Karakteristik.
Isian kolom-kolom ini sudah tercetak. Nama kepala rumah tangga
antara yang tercetak pada Daftar VK2018-DSRT Kolom (6) tidak dapat
diubah, meskipun ada perbedaan dengan hasil pencacahan Daftar VK2018-
KERING.
SKGB2018-PCS 47
Kolom (10) : Kode Hasil Pencacahan
PCS harus menuliskan kode hasil pencacahan sesuai Daftar
VK2018-KERING Blok I Rincian 113 sesuai dengan hasil pencacahan
dilapangan.
Kode hasil pencacahan:
a. Kode 1. Berhasil diwawancarai, apabila rumah tangga berhasil
ditemui dan diwawancarai di lapangan. Nama kepala rumah tangga
dan alamat pada saat pencacahan sama dengan nama kepala rumah
tangga dan alamat yang tercetak dalam Daftar VK2018-DSRT.
Termasuk dalam kondisi ini adalah bila nama kepala rumah tangga
berbeda yang diakibatkan karena nama yang tercetak adalah nama
panggilan atau alias dan kesalahan dalam penulisan dalam
pencacahan SP2010/ST2013, dan perbedaan alamat akibat kesalahan
penulisan pada saat pencacahan SP2010/ST2013, sehingga
mengakibatkan kesalahan pada Daftar VK2018-KERING.
b. Kode 2. Pindah ke luar blok sensus, adalah kondisi rumah tangga
yang nama kepala rumah tangganya tercetak dalam VK2018-DSRT,
pada saat pencacahan tidak ditemukan, dan setelah dikonfirmasikan
dengan tetangga disekitarnya diperoleh informasi bahwa rumah tangga
tersebut telah pindah tempat tinggal di luar blok sensus yang sedang
dilakukan pencacahan. Termasuk pula rumah tangga tunggal yang
telah meninggal dunia pada saat pencacahan.
c. Kode 3. Tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu
pencacahan, apabila diperoleh informasi dari sekitarnya bahwa rumah
tangga tidak dapat diwawancarai sampai dengan periode pencacahan
berakhir (rumah tangga sedang bepergian, dinas luar, dalam
perawatan di rumah sakit, dan lain-lain).
d. Kode 4. Tidak memanen dan mengeringkan padi, apabila rumah
tangga terpilih tidak memanen tanaman padi atau mengeringkan
gabah sendiri pada periode bulan Maret-April 2018 (untuk pelaksanaan
SR 1) atau pada bulan Mei-Agustus 2018 (untuk pelaksanaan SR 2).
e. Kode 5. Tidak bersedia diwawancarai, apabila rumah tangga sampai
48 SKGB2018-PCS
dengan batas waktu pencacahan tidak bersedia memberikan
informasi. Apabila responden tidak bersedia diwawancarai, maka
harus ada surat pernyataan yang ditandatangani oleh rumah tangga
yang bersangkutan.
Kolom (11) : NKS Sampel Utama yang digantikan
Kolom (11) terdapat pada Daftar VK2018-DSRT (C), Berisi keterangan NKS
Sampel Utama yang digantikan. Jika sampel cadangan yang terpilih masih
berisi kode hasil pencacahan 2,3,4, atau 5, maka kolom ini isian nya boleh
berulang NKS Sampel Utama yang sama.
Kolom (12) : Nomor Urut Sampel Utama yang digantikan
Kolom (12) terdapat pada Daftar VK2018-DSRT (C), Berisi keterangan
Nomor Ururt Sampel Utama yang digantikan. Jika sampel cadangan yang
terpilih masih berisi kode hasil pencacahan 2,3,4, atau 5, maka kolom ini isian
nya boleh berulang Nomor Urut Sampel Utama yang sama.
(4) Blok IV. Keterangan Petugas
Rincian 201 : Nama Petugas
Tuliskan nama lengkap pencacah dan pemeriksa pada kolom yang tersedia.
Rincian 202 : Kode Petugas
Isikan kode petugas pencacah dan pemeriksa pada kolom yang tersedia.
Rincian 203 : Tanggal pencacahan atau pemeriksaan
Tuliskan tanggal mulai pelaksanaan pencacahan/pemeriksaan sampai
dengan selesai pencacahan pada kolom yang tersedia.
Rincian 204 : Tanda tangan
Sampai dengan pengisian Blok III Kolom (10) tidak ada perbedaan tata
cara pengisian antara Daftar VK2018-DSRT dan VK2018-DSRT (C).
SKGB2018-PCS 49
Sebelum membubuhkan tanda tangan, Pencacah dan Pemeriksa harus
memeriksa kebenaran dan kelengkapan seluruh isian yang terdapat pada
Daftar VK2018-KERING. Bubuhkan tanda tangan pada tempat yang
disediakan sebagai bentuk tanggung jawab pencacah dan
pengawas/pemeriksa. Penanda tangan adalah orang yang benar-benar telah
melakukan tugasnya.
50 SKGB2018-PCS
SKGB2018-PCS 51
KONVERSI PENGGILINGAN
Penggilingan gabah menjadi beras, merupakan salah satu rangkaian
utama kegiatan penanganan pascapanen padi. Dengan proses penggilingan,
butiran gabah yang memiliki bagian-bagian yang tidak dapat dimakan atau
tidak enak dimakan dipisahkan.
Penggilingan gabah mempunyai peranan yang sangat vital dalam
mengkonversi padi menjadi beras yang siap diolah untuk dikonsumsi
maupun untuk disimpan sebagai cadangan. Teknologi penggilingan sangat
berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas beras yang dihasilkan.
Perbandingan antara beras hasil gilingan terhadap gabah yang digiling
disebut rendemen giling. Rendemen penggilingan digunakan untuk
menghitung produksi beras dari gabah kualitas GKG. Besarnya rendemen
penggilingan dan kehilangan hasil serta mutu beras hasil penggilingan
tergantung pada tingkat kematangan biji saat dipanen. Tingkat terkelupasnya
lapisan katul dan lembaga dari butir beras pada proses penyosohan disebut
derajat sosoh. Penggilingan gabah dilakukan dalam berbagai derajat sosoh,
yaitu 80, 90 atau 100 persen.
Berdasarkan kapasitas penggilingan, usaha penggilingan padi
dikelompokkan menjadi tiga meliputi penggilingan padi kecil (PPK),
penggilingan padi menengah (PPM), dan penggilingan padi besar (PPB).
Bab
4 A. Proses Penggilingan Gabah
52 SKGB2018-PCS
Jumlah penggilingan padi di Indonesia berdasarkan data Sensus
Penggilingan Padi yang dilaksanakan BPS tahun 2012 menunjukkan jumlah
penggilingan padi di Indonesia sebanyak 182.000 unit, hanya sekitar 8
persen yang merupakan PPB sedangkan PPK mencapai 80 persen
Meskipun jenis usaha penggilingan yang paling banyak ditemui di Indonesia
adalah PPK, penggilingan padi skala besar masih menguasai pasar pasokan
beras nasional di Indonesia.
Penggunaan mesin penggilingan padi sangat penting untuk proses
pembentukan beras yang berkualitas. Dengan mesin penggilingan dapat
meminimalisir kehilangan hasil yang sering terjadi pada penggilingan atau
pemisahan bulir beras dari kulitnya yang dilakukan secara manual. Sebelum
memahami bagian-bagian mesin penggilingan padi, ada baiknya mengetahui
model penggilingan, diantaranya:
1. Penggilingan manual/tangan, merupakan penggilingan dengan
menggunakan lesung dan alu dengan cara kerjanya ditumbuk seperti
ditunjukan pada Gambar 4.1. Cara penggilingan ini menimbulkan
pergesekan dan akhirnya bulir beras akan terkelupas dari kulitnya.
Pembersihan dilakukan diakhir penggilingan dengan penampian
dengan menggunakan tampi. Cara ini membuat kehancuran beras
tinggi sehingga rendemen yang dicapai rendah.
Gambar 4. 1 Penggilingan Padi Manual
SKGB2018-PCS 53
2. Penggilingan dengan mesin satu phase, merupakan penggilingan
dengan sistem gesekan logam yaitu unit pengupasan dan unit
penyosohan berada dalam satu mesin. Gabah masuk penggilingan
dan keluar sudah dalam bentuk beras giling. Contoh mesin
penggilingan satu phase seperti ditunjukan pada Gambar 4.2.
Gambar 4. 2 Mesin Penggilingan 1 Phase
3. Penggilingan dengan mesin dua phase, merupakan penggilingan
dengan mesin pengupas dan mesin penyosoh/pemoles terpisah atau
tidak dalam satu mesin. Proses penggilingan dengan dua phase
seperti ditunjukan pada Gambar 4.3.
Gambar 4. 3 Proses Penggilingan Padi 2 Phase
54 SKGB2018-PCS
4. Penggilingan dengan mesin multi pass/stage, merupakan mesin
penggilingan dengan unit penyosoh / pemoles (jenis abrasif dan jenis
friksi ) bersatu, sehingga dapat mengurangi risiko-risiko yang dihadapi
selama proses penggilingan. Contoh mesin penggilingan multi pass
seperti ditunjukan pada Gambar 4.4.
Gambar 4. 4. Contoh Mesin Penggilingan Multi Pass
Setelah mengetahui model penggilingan padi, bagian-bagian
komponen mesin penggiling padi merupakan suatu hal yang juga penting
untuk diketahui dalam proses penggilingan padi, adapun bagian komponen
mesin penggiling padi terdiri dari:
1. Motor penggerak
2. Mesin pengupas/pemecah kulit gabah (husker)
Mesin ini membersihkan kulit gabah/sekam yang tercampur dalam
beras pecah kulit.
3. Mesin pemisah gabah (separator)
Digunakan untuk memisahkan gabah dari beras pecah kulit.
4. Mesin penyosoh/pemoles/pemutih (polisher)
Digunakan untuk membuang lapisan bekatul dari butiran beras.
5. Mesin pemisah beras kepala, beras patah dan menir (shifter)
6. Mesin Pengkristal/ pencuci beras (shinning)
SKGB2018-PCS 55
Gambar 4. 5 Komponen Mesin Penggilingan Padi
Dalam proses penggilingan padi menjadi beras giling, disamping hasil
utama berupa beras juga diperoleh hasil samping berupa: 1) sekam (15-
20%), yaitu bagian pembungkus/kulit luar biji; 2) dedak/bekatul (8-12%) yang
merupakan kulit ari, dihasilkan dari proses penyosohan; 3) menir (±5%)
merupakan bagian beras yang hancur. Pemanfaatan hasil samping tersebut
masih terbatas, bahkan kadang-kadang menjadi limbah dan mencemari
lingkungan terutama di sentra produksi padi saat panen musim penghujan.
Tahapan kedua dalam kegiatan Survei Konversi Gabah ke Beras
tahun 2018 adalah Survei Konversi Penggilingan. Tahapan ini bertujuan
untuk mengetahui nilai konversi dari Gabah Kering Giling (GKG) sampai
menghasilkan beras.
(1) Keterangan yang Dikumpulkan
Pada Survei Konversi Penggilingan akan dikumpulkan keterangan
dengan cara melakukan pengamatan/pengukuran lapangan dan juga
wawancara. Keterangan yang dikumpulkan melalui pengamatan/pengukuran
lapangan diantaranya:
a) Kadar air gabah yang akan digiling;
B. Survei Konversi Penggilingan (VK2018-GILING)
Keterangan :
1. Pemasukan gabah (hopper)
2. Mesin pemecah kulit gabah (husker)
3. Mesin penyosoh beras (polisher)
4. Pully penggerak
5. Pengeluaran beras
56 SKGB2018-PCS
b) Berat gabah (termasuk wadah) yang akan digiling;
c) Berat wadah yang digunakan untuk menimbang gabah yang akan
digiling;
d) Lama penggilingan;
e) Berat wadah yang digunakan untuk menimbang beras hasil
penggilingan;
f) Berat beras (termasuk wadah) hasil penggilingan (beras giling);
g) Kadar air beras hasil penggilingan ;
h) Derajat sosoh.
Sedangkan keterangan yang dikumpulkan melalui wawancara langsung
diantaranya:
a) Keterangan badan hukum perusahaan penggilingan;
b) Keterangan skala usaha perusahaan penggiingan;
c) Keterangan kelengkapan mesin penggilingan;
d) Keterangan pengoperasian penggilingan;
e) Keterangan gabah yang digiling.
(2) Tahapan Pencacahan Perusahaan Penggilingan Survei Konversi
Pencacahan sampel penggilingan Survei Konversi Penggilingan Tahun
2018 bertujuan untuk memperoleh data terkait nilai rendemen dari GKG
sampai menghasilkan beras. Pencacahan sampel penggilingan ini dilakukan
dengan berpanduan pada Daftar VK2018-DSP, VK2018-DSP (C) dan Peta
WB hasil listing pemutakhiran SE2016 atau Peta SP2010-WB.
Pencacahan sampel perusahaan penggilingan dilakukan dengan
mengunjungi seluruh sampel penggilingan yang tercetak pada Daftar
VK2018-DSP. Prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Kunjungi penggilingan yang tercantum pada Daftar VK2018-DSP atau
VK2018-DSP (C) dimulai dari nomor urut sampel pertama yang
menjadi beban tugasnya.
SKGB2018-PCS 57
b) Pada setiap sampel penggilingan yang dikunjungi, lakukan
pengamatan/pengukuran sampel gabah yang digiling dan juga
wawancara langsung dengan pengelola penggilingan menggunakan
Daftar VK2018-GILING.
c) Apabila pengelola penggilingan yang dikunjungi belum dapat
diwawancarai, lanjutkan pencacahan ke sampel penggilingan
berikutnya. Sebelum periode pencacahan berakhir, pencacah harus
mengunjungi kembali penggilingan tersebut untuk melakukan
pengamatan dan wawancara.
d) Sebelum meninggalkan tempat pengamatan, pastikan seluruh
pertanyaan sudah ditanyakan dan terisi dengan benar.
e) Lakukan pencacahan seluruh sampel penggilingan terpilih dalam satu
blok sensus hingga selesai terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan
pencacahan untuk sampel penggilingan terpilih pada blok sensus
berikutnya yang menjadi tugas PCS. Tata cara pengisian Daftar
VK2018-GILING disampaikan pada BAB IV Sub Bab D (Pengisian
Daftar VK2018-GILING).
f) Daftar VK2018-DSP harus diserahkan kembali kepada PMS bersama-
sama dengan hasil pencacahan Daftar VK2018-GILING.
(3) Tata Cara Wawancara
Dalam melakukan kunjungan/wawancara perlu diperhatikan tata cara
sebagai berikut:
a. Usahakan agar kunjungan dapat diatur sedemikian rupa sesuai jam
buka penggilingan sehingga petugas datang pada saat kegiatan
penggilingan gabah sedang berlangsung.
b. Dalam melaksanakan pencacahan, akan dijumpai berbagai sikap
responden, sebagian diantaranya terus terang (jujur) dan senang
membantu, beberapa orang ragu-ragu dan tidak tegas, serta sebagian
lagi curiga dan dengan sikap menentang. Gunakan kecakapan,
kesabaran, dan sikap bijaksana agar wawancara berhasil.
58 SKGB2018-PCS
c. Tidak seorangpun diperkenankan untuk menemani pencacah kecuali
pemeriksa dan/atau atasannya.
d. Saat melakukan wawancara diharapkan dapat menjaga etika dan sopan
santun yang berlaku.
e. Tunjukkan selalu sikap ramah dan sopan.
f. Mulailah setiap wawancara dengan memperkenalkan diri dengan
menjelaskan maksud kedatangan. Bila perlu tunjukkan surat tugas/
tanda pengenal.
g. Sebelum melakukan wawancara beri penjelasan tentang pentingnya
memberikan keterangan yang benar dan yakinkan kepada responden
mengenai kerahasiaan keterangan yang dikumpulkan.
h. Tegaskan bahwa keterangan yang dikumpulkan hanya akan digunakan
untuk keperluan perencanaan pembangunan dan tidak ada sangkut paut
dengan penyidikan dan pajak.
i. Kerjasama dengan responden perlu diperhatikan, sehingga mereka
tidak segan-segan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan
tepat.
j. Bersabarlah terhadap rasa ingin tahu responden, dan jawablah
pertanyaan responden dengan tepat dan jelas.
k. Jangan memberikan tanggapan yang tidak baik terhadap jawaban yang
diberikan responden atau kehilangan kesabaran. Bersikaplah tenang
dalam menghadapi suasana yang tidak diinginkan.
l. Jika responden membelokkan percakapan kepada hal-hal yang
menyimpang dari pelaksanaan survei, kembalikan secara bijaksana
pembicaraan ke arah daftar isian dan usahakan mendapatkan
keterangan yang diperlukan.
m. Setelah selesai melakukan wawancara, jangan lupa mengucapkan
terima kasih atas bantuan responden. Katakan kepada responden,
kemungkinan ada petugas yang akan datang kembali untuk
mendapatkan keterangan tambahan. Kemudian lanjutkan pada sampel
perusahaan penggilingan terpilih berikutnya.
SKGB2018-PCS 59
n. Lakukan kunjungan ulang jika memang diperlukan. Hal ini mungkin
terjadi karena pada kunjungan pertama tidak berhasil mendapatkan
semua keterangan yang diperlukan.
(4) Tata Tertib Pengisian Daftar
Tata tertib pengisian daftar adalah sebagai berikut:
a. Semua pengisian daftar harus dengan pensil hitam.
b. Kata-kata harus dituliskan dalam huruf balok (huruf cetak) dengan jelas
dan tidak boleh disingkat agar mudah dibaca, kecuali singkatan yang
sudah baku dan nama yang terlalu panjang. Angka harus ditulis
dengan angka biasa (bukan angka romawi).
c. Telitilah setiap daftar yang telah diisi dan perbaiki bila terdapat
kesalahan pengisian, sebelum diserahkan kepada pemeriksa.
d. Definisi dan cara pengisian daftar yang telah ditentukan harus
dipedomani dalam melakukan pencacahan dan tidak boleh diubah.
e. Rahasiakan keterangan yang diperoleh dari responden terhadap orang
lain yang tidak berkepentingan.
Sebelum memulai pengisian Daftar VK2018-GILING perlu diketahui tata
cara pengisian yang harus dilakukan, yaitu:
a. Menuliskan kata-kata pada tempat yang disediakan. Dalam
menuliskan kata-kata, gunakan huruf balok dengan jelas agar mudah
dibaca.
Contoh : Daftar VK2018-GILING Blok I Rinc. 101
Salah Benar
Provinsi : Provinsi :
b. Melingkari salah satu kode yang sesuai dengan jawaban, kemudian
menuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Lingkari
kode yang sesuai dengan jawaban responden secara benar. Jangan
memberikan lingkaran yang meragukan, jika salah harus dibetulkan
dengan cara menghapus lingkaran.
60 SKGB2018-PCS
Contoh : Daftar VK2018-GILING Blok IV Rinc. 401:
Salah Benar
c. Menuliskan angka-angka pada kotak yang tersedia.
Penulisan angka harus dilakukan dengan angka standar, jelas dan
mudah dibaca. Pengisian angka ke dalam kotak harus rata kanan,
seperti dalam contoh di bawah ini.
Contoh : Daftar VK2018-GILING Blok VI Rinc. 601b:
Salah Benar
d. Penulisan satuan adalah sebagai berikut :
Penulisan angka harus disesuaikan dengan satuan pada masing-masing
blok dan rincian. Oleh karena itu sebelum menuliskan kedalam
kuesioner harus diperhatikan dengan teliti satuan yang digunakan.
e. Sebagian isian dalam Daftar VK2018-GILING adalah dalam bilangan
bulat (dibulatkan), untuk memudahkan pengisian daftar diberikan
beberapa contoh cara pembulatan sebagai berikut:
1. Semua bilangan di belakang koma yang nilainya kurang dari
setengah dibulatkan ke bawah.
Contoh : 14,400 dibulatkan 14
13,495 dibulatkan 13
17,450 dibulatkan 17
2. Semua bilangan di belakang koma yang nilainya lebih dari
setengah dibulatkan ke atas.
Contoh : 12,51 dibulatkan 13
17,515 dibulatkan 18
8,534 dibulatkan 9
3 0 , 5 3 0 , 5
3 3
SKGB2018-PCS 61
3. Semua bilangan di belakang koma yang nilainya sama dengan
setengah dan didepannya bilangan genap, maka
pembulatannya ke bawah.
Contoh : 12,50 dibulatkan 12
74,500 dibulatkan 74
18,5 dibulatkan 18
4. Semua bilangan di belakang koma yang nilainya sama dengan
setengah dan didepannya bilangan ganjil, maka pembulatannya
ke atas.
Contoh : 13,5 dibulatkan 14
15,50 dibulatkan 16
59,500 dibulatkan 60
Dalam kegiatan Survei Konversi Penggilingan daftar sampel yang
digunakan adalah daftar sampel usaha penggilingan VK2018-DSP dan
VK2018-DSP (C). Kegiatan tersebut dilakukan dalam satu kali kunjungan
dengan melakukan pengamatan langsung terhadap gabah (GKG) dan beras
hasil penggilingannya serta wawancara lagsung dengan pengelola usaha
penggilingannya. Langkah-langkah pelaksanaan Survei Konversi
Penggilingan Gabah seperti yang ditunjukan oleh Gambar 4.6 adalah
sebagai berikut:
a. Siapkan sampel gabah yang akan digiling sesuai dengan skala
usaha/perusahaan penggilingan padi:
1. PPB minimum 150 kg
2. PPM minimum 100 kg
3. PPK minimum 50 kg
b. Ukur kadar air gabah sebanyak 5 kali ulangan. Hitung dan isikan rata-
ratanya pada Rincian 501c.
c. Timbang berat gabah (GKG) + wadah. Isikan pada Rincian 501a.
d. Setel alat penggiling sesuai dengan kebiasaan penggiling (huller dan
C. Langkah-langkah Pelaksanaan Survei Konversi Penggilingan
62 SKGB2018-PCS
polisher).
e. Giling gabah.
f. Timbang berat wadah. Isikan pada Rincian 501a.
g. Catat lama penggilingan. Isikan pada Rincian 502.
h. Timbang berat wadah yang akan digunakan untuk tempat beras hasil
penggilingan. Isikan pada Rincian 503a.
i. Timbang berat beras + wadah hasil penggilingan. Isikan pada
Rincian 503b.
j. Ukur kadar air beras hasil penggilingan sebanyak 5 kali. Hitung dan
isikan rata-ratanya pada Rincian 503c.
SKGB2018-PCS 63
Gambar 4. 6 Tata Cara Pelaksanaan Lapangan Survei Konversi Penggilingan
64 SKGB2018-PCS
Daftar VK2018-GILING digunakan untuk mencatat hasil kegiatan
pengamatan/pengukuran dan wawancara pada Survei Konversi
Penggilingan. Daftar ini terdiri dari 8 (delapan) blok pertanyaan yaitu :
- Blok I : Keterangan Tempat
- Blok II : Keterangan Petugas
- Blok III : Keterangan Umum Penggilingan
- Blok IV : Keterangan Gabah yang Digiling
- Blok V : Hasil Pengamatan/Pengukuran
- Blok VI : Lembar Kerja Pemeriksaan
- Blok VII : Catatan Pencacah
- Blok VIII : Catatan Pengawas
Rincian 100 : Periode Survei
Isi kode periode survei pada kotak yang tersedia dengan mengacu pada
Daftar VK2018-DSP/VK2018-DSP (C). Isikan kode 1 jika periode survei pada
bulan Maret-April 2018, dan kode 2 jika periode survei pada bulan Mei-
Agustus 2018.
(1) Blok I. Keterangan Tempat
Blok ini berisi keterangan tempat yang isiannya telah tercetak
(preprinted) mulai dari nama provinsi, kabupaten/kota, kecamatan,
desa/kelurahan, nomor blok sensus, nomor sub blok sensus, nomor
urut sampel, nama usaha/perusahaan penggilingan, nama
pengusaha/penanggung jawab usaha,/perusahaan, dan alamat
usaha/perusahaan, nama usaha/perusahaan penggilingan, nama
pengusaha/penanggung jawab usaha/perusahaan, dan alamat
usaha/perusahaan.
D. Pengisian Daftar VK2018-GILING
SKGB2018-PCS 65
Rincian 101-110 : Disalin dari Daftar VK2018-DSP atau
VK2018-DSP (C) Kolom (2) s.d Kolom (7)
Isian Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan, Nomor
Blok Sensus, Nomor Sub Blok Sensus, Nomor Urut Sampel, Nama
Usaha/Perusahaan Penggilingan, Nama Pengusaha/penanggung
jawab usaha,/perusahaan, dan alamat usaha/perusahaan, Nama
Usaha/Perusahaan Penggilingan, Nama Pengusaha/penanggung
jawab usaha/perusahaan, dan Alamat Usaha/perusahaan disalin dari
Daftar VK2018-DSP atau VK2018-DSPC Kolom (2) s.d Kolom (7).
Jika sampel utama, isian Rincian 101-110 Kolom (2) disalin dari Daftar
VK2018-DSP Kolom (2)-Kolom (7). Sedangkan jika sampel cadangan,
Rincian 101-110 Kolom (3) disalin dari Daftar VK2018-DSP (C) Kolom
(2)-Kolom (7).
Rincian 111 : Hasil Pencacahan
PCS harus mengisikan kode hasil pencacahan sesuai dengan kode
yang ada berdasarkan hasil wawancara di lapangan.
Kode isian Rincian 111:
a. Kode 1. Berhasil diwawancarai, apabila perusahaan
penggililingan yang tercetak dalam Daftar VK2018-DSP
ditemukan dan pihak pengelola/penanggung jawab perusahaan
penggilingan tersebut berhasil diwawancarai.
b. Kode 2. Pindah ke luar blok sensus, adalah kondisi
perusahaan penggilingan tercetak dalam VK2018-DSP, pada
saat pencacahan tidak ditemukan, dan setelah dikonfirmasikan
Unit observasi survei ini adalah perusahaan/usaha penggilingan padi
(dengan kode Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia/KBLI
10631) skala besar, menengah, kecil, dan mikro hasil Sensus
Ekonomi 2016 (SE2016).
66 SKGB2018-PCS
dengan tetangga disekitarnya diperoleh informasi bahwa
perusahaan penggilingan tersebut telah pindah tempat di luar
blok sensus yang sedang dilakukan pencacahan.
c. Kode 3. Tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas
waktu pencacahan, apabila perusahaan penggilingan yang
tercetak dalam Daftar VK2018-DSP berhasil ditemukan namun
pihak pengelola/penanggung jawabnya tidak dapat
diwawancarai sampai dengan periode pencacahan berakhir
(sedang bepergian, dinas luar, dalam perawatan di rumah sakit,
dan lain-lain).
d. Kode 4. Tidak melakukan penggilingan gabah, apabila
perusahaan penggilingan terpilih tidak melakukan kegiatan
penggilingan gabah dalam waktu yang cukup lama. Kode ini juga
termasuk untuk perusahaan penggilingan yang sudah tutup/tidak
beroperasi lagi.
e. Kode 5. Tidak bersedia diwawancarai, apabila pihak
pengelola/penanngung jawab perusahaan penggilingan terpilih
sampai dengan batas waktu pencacahan tidak bersedia
memberikan informasi.
Apabila responden tidak bersedia diwawancarai, maka harus ada surat
pernyataan yang ditandatangani oleh rumah tangga yang
bersangkutan.
Daftar Sampel Penggilingan Survei Konversi Penggilingan terdiri
dari Daftar Sampel Penggilingan Utama (VK2018-DSP) dan
Daftar Sampel Penggilingan Cadangan (VK2018-DSP (C)).
Apabila Sampel Penggilingan Utama berhasil diwawancarai,
maka pengisian Blok I hanya dilakukan pada Kolom (2)
Sampel Utama saja, sementara Kolom (3) Sampel Cadangan
dibiarkan kosong.
SKGB2018-PCS 67
Rincian 112 : Nama Pemberi Informasi
Isikan nama responden yang diwawancarai. Diupayakan responden
yang diwawancarai adalah pengelola penggilingan yang mengetahui
proses penggilingan yang sedang berlangsung, sehingga mampu
menjawab setiap pertanyaan yang ada dalam Daftar VK2018-GILING.
Rincian 113 : Nomor Telp/HP Pemberi Informasi
Isikan nomor Telp/HP responden yang diwawancarai.
(2) Blok II. Keterangan Petugas
Blok ini berisi keterangan siapa yang bertanggung jawab melakukan
pencacahan dan pemeriksaan Daftar VK2018-GILING, kode petugas,
keterangan waktu pelaksanaan pencacahan dan pemeriksaan, serta
tanda tangan pencacah dan pemeriksa.
Apabila Sampel Penggilingan Utama tidak berhasil
diwawancarai (Blok I kolom (2) Rincian 111 berkode
2,3,4,atau 5), maka dilakukan penggantian sampel yang
diambil dari Daftar VK2018-DSP (C) dan isian Blok I kolom
(2) hanya sampai Rincian 111. Sementara identitas sampel
pengganti diisi pada Blok I Kolom (3) Sampel Cadangan.
Jika seluruh sampel penggilingan pengganti yang tercetak
pada SKGB2018-DSP (C) sudah terpakai dan tidak ada
yang berhasil diwawancarai (Blok I Kolom (3) Rincian 111
berkode 2,3,4,atau 5) maka “STOP”.
Untuk Blok I Rincian 111 berkode 5 harus disertai dengan
surat pernyataan.
68 SKGB2018-PCS
Rincian 201 : Nama Petugas
Tuliskan nama lengkap pencacah dan pemeriksa pada kolom yang
tersedia.
Rincian 202 : Kode Petugas
Isikan kode petugas pencacah dan pemeriksa pada kolom yang
tersedia.
Rincian 203 : Tanggal pencacahan atau pemeriksaan
Tuliskan tanggal mulai pelaksanaan pencacahan/pemeriksaan
sampai dengan selesai pencacahan pada kolom yang tersedia.
Rincian 204 : Tanda tangan
Sebelum membubuhkan tanda tangan, Pencacah dan Pemeriksa
harus memeriksa kebenaran dan kelengkapan seluruh isian yang
terdapat pada Daftar VK2018-GILING. Bubuhkan tanda tangan pada
tempat yang disediakan sebagai bentuk tanggung jawab pencacah dan
pengawas/pemeriksa. Penanda tangan adalah orang yang benar-
benar telah melakukan tugasnya.
(3) Blok III. Keterangan Umum Penggilingan
Rincian 301 : Bentuk badan hukum usaha/perusahaan
penggilingan padi
Lingkari kode bentuk badan hukum usaha penggilingan: kode 1 jika PT
(Persero)/PN/BUMN/BUMD, kode 2 PT, kode 3 CV, kode 4 Firma, kode
5 Koperasi, kode 6 perorangan, dan kode 7 jika lainnya (sebutkan).
Isikan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia.
a. Kode 1. Perseroan Terbatas (PT): Perusahaan yang berstatus
badan hukum, didirikan dengan modal yang terbagi dalam
saham-saham dan pemegang saham bertanggung jawab
terbatas pada nilai nominal saham yang dimiliki. Dalam
menjalankan kegiatannya pemegang saham ikut serta berperan
tergantung besar kecilnya jumlah saham yang dimiliki, atau
berdasarkan perjanjian antar pemegang saham.
SKGB2018-PCS 69
b. Kode 2. Perseroan Komanditer/Commanditair Venootschap
(CV): Perusahaan yang memiliki 2 (dua) pemodal atau lebih
yang terdiri dari sekutu aktif dan sekutu pasif. Sekutu aktif adalah
sekutu yang bertanggung jawab memberikan modal (uang) dan
tenaganya untuk kelangsungan perusahaan. Sedangkan sekutu
pasif hanya menyetorkan modalnya saja.
c. Kode 3. Firma: Perusahaan yang memiliki 2 (dua) pemodal atau
lebih yang terdiri yang masing-masing merupakan sekutu aktif.
Para sekutu harus menyerahkan kekayaannya sesuai yang
tertera di akta pendirian.
d. Kode 4. Koperasi: Organisasi ekonomi rakyat yang berwatak
sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum
koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha
bersama atas asas kekeluargaan.
e. Kode 5. Perseorangan: Suatu kegiatan usaha yang ditangani
secara perorangan ataupun lebih tanpa bentuk badan
hukum/usaha.
f. Kode 6. Lainnya, meliputi:
1. Yayasan: Suatu badan hukum dengan kekayaan yang
dipisahkan. Tujuan pendiriannya dititikberatkan pada
usaha-usaha sosial dan bukan untuk mencari keuntungan.
2. Izin khusus dari Instansi terkait: Izin yang dikeluarkan
oleh departemen/instansi yang membina, baik dinas
tingkat provinsi maupun dinas tingkat kota/kabupaten
kepada perusahaan/usaha untuk melakukan kegiatan
usaha.
Rincian 302 : Skala usaha/perusahaan penggilingan padi
Lingkari kode 1 jika skala perusahaan penggilingan padi kecil (PPK),
kode 2 jika menengah (PPM), dan kode 3 jika besar (PPB). Isikan kode
yang dilingkari ke dalam kotak yang tersedia.
a. Penggilingan Padi Besar: Penggilingan padi yang kapasitas
produksi berasnya lebih dari 3 ton/jam;
70 SKGB2018-PCS
b. Penggilingan Padi Sedang: Penggilingan padi yang kapasitas
produksi berasnya antara 1,5 ton/jam - 3 ton/jam;
c. Penggilingan Padi Kecil: Penggilingan padi yang kapasitas
produksi berasnya kurang dari 1,5 ton/jam;
(Sumber: Pedoman PIPA).
Rincian 303 : Kelengkapan mesin penggilingan
Rincian 305 berisi pertanyaan terkait dengan kelengkapan mesin
penggilingan.
Rincian 303a : Husker
Lingkari kode 1 jika mesin penggilingan yang digunakan dilengkapi
dengan husker, dan lingkari kode 2 jika tidak. Isikan kode yang
dilingkari ke dalam kotak yang tersedia.
Husker merupakan jenis alat pengolahan padi yang digunakan untuk
mengupas kulit luar (sekam) gabah menjadi beras pecah kulit
(Gambar 4.7).
Gambar 4. 7 Mesin Husker
Rincian 303b : Kelengkapan mesin penggilingan: Polisher
Lingkari kode 3 jika mesin penggilingan yang digunakan dilengkapi
dengan polisher, dan lingkari kode 4 jika tidak. Isikan kode yang
dilingkari ke dalam kotak yang tersedia.
Polisher merupakan jenis alat yang berfungsi untuk menyosoh beras
pecah kulit menjadi beras putih (Gambar 4.8).
SKGB2018-PCS 71
Gambar 4. 8 Mesin Polisher
Rincian 303c : Kelengkapan mesin penggilingan: Ayakan
Lingkari kode 5 jika mesin penggilingan yang digunakan dilengkapi
dengan ayakan, dan lingkari kode 6 jika tidak. Isikan kode yang
dilingkari ke dalam kotak yang tersedia.
Ayakan merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan kepala
beras, beras patah, dan menir (Gambar 4.9).
Gambar 4. 9 Ayakan Beras
Rincian 304 : Tipe penyosoh
Lingkari kode 1 jika tipe penyosoh abrasif, dan kode 2 jika friksi. Isikan
kode yang dilingkari ke dalam kotak yang tersedia.
a. Kode 1. Penyosoh abrasif adalah tipe mesin penyosoh yang
menggunakan batu gerinda untuk membersihkan butiran beras.
b. Kode 2. Ponyosoh friksi adalah tipe mesin penyosoh yang
menggunakan gesekan antar butiran beras untuk membersihkan
butiran beras.
72 SKGB2018-PCS
Rincian 305 : Pengoperasian penggilingan
Rincian 305 berisi pertanyaan terkait dengan keterangan
pengoperasian penggilingan.
Rincian 305a : Umur mesin penggilingan (tahun).
Isikan umur mesin penggilingan dari awal dibeli sampai saat
pencacahan. Untuk menentukan umur mesin penggilingan, dilakukan
pembulatan ke bawah.
Rincian 305b : Tahun mulai mesin penggilingan dioperasikan.
Isikan tahun pertama kali mesin penggilingan mulai dioperasikan.
Rincian 305c : Kapasitas terpasang (ton GKG per jam). Isikan
kapasitas terpasang mesin penggilingan yang dioperasikan sampai
dengan satu angka di belakang koma.
Rincian 305d : Rata-rata giling per hari pada bulan lalu.
Isikan rata-rata giling per hari selama periode bulan lalu.
Rincian 305e : Jumlah bulan giling pada tahun lalu. Isikan
jumlah bulan giling selama periode setahun yang lalu.
Rincian 305f : Jumlah hari giling pada bulan lalu. Isikan jumlah
hari giling selama periode sebulan yang lalu.
Rincian 305g : Jumlah jam giling pada hari lalu. Isikan jumlah
jam giling selama periode satu hari yang lalu.
Rincian 306a : Penggantian roll karet pemecah kulit
Isikan penggantian roll karet pemecah kulit dilakukan setelah alat
bekerja mencapai berapa ton gabah yang digiling.
Rincian 306b : Penggantian besi penyosoh
Isikan penggantian besi penyosoh dilakukan setelah alat bekerja
mencapai berapa ton gabah yang digiling.
SKGB2018-PCS 73
Rincian 307 : Rata-rata rendemen penggilingan (menurut
pengakuan pengelola)
Tuliskan besaran rata-rata rendemen penggilingan (persen) menurut
pengalaman responden, dan isikan ke dalam kotak yang tersedia.
(4) Blok IV. Keterangan Gabah yang Digiling
Rincian 401 : Bentuk gabah yang digiling
Lingkari kode bentuk gabah yang digiling: kode 1 jika berbentuk bulat,
kode 2 jika berbentuk panjang, dan kode 3 jika berbentuk campuran.
Isikan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang tersedia.
Rincian 402 : Apakah sebelum digiling dilakukan
pembersihan
Lingkari kode 1 jika sebelum gabah digiling dilakukan pembersihan,
dan kode 2 jika tidak. Isikan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang
tersedia.
Rincian 403 : Proses penggilingan dilakukan berapa phase
Lingkari kode 1 jika proses penggilingan dilakukan dalam satu phase
dan kode 2 jika dua phase. Isikan kode yang dilingkari ke dalam kotak
yang tersedia.
Phase : jumlah proses penyosohan beras pecah kulit menjadi beras
hasil penggilingan. Misalnya : jika beras pecah kulit dimasukkan ke
dalam mesin penyosoh 2 kali atau lebih maka dianggap proses
penggilingan dilakukan dua phase, termasuk bila menggunakan 2
mesin penyosoh dalam proses penggilingan.
a. Penggilingan padi dengan mesin satu step (single phase/satu
phase): Penggilingan dengan sistem gesekan logam yaitu unit
pengupasan dan unit penyosohan berada dalam satu mesin.
Gabah masuk penggilingan dan keluar sudah dalam bentuk
beras giling.
b. Penggilingan padi dengan mesin dua step (double phase/dua
74 SKGB2018-PCS
phase): Penggilingan dimana mesin pengupas dan mesin
penyosoh/ pemoles terpisah atau tidak dalam satu mesin.
c. Penggilingan padi dengan mesin multi pass. Mesin penggilingan
dengan unit penyosoh / pemoles (jenis abrasif dan jenis friksi )
bersatu, sehingga dapat mengurangi risiko-risiko yang dihadapi
selama proses penggilingan.
Rincian 404 : Pemilik gabah yang digiling
Lingkari kode 1 jika pemilik gabah yang digiling adalah penggilingan,
kode 2 jika petani, dan kode 3 jika pedagang. Isikan kode yang
dilingkari pada kotak yang tersedia.
(5) Blok V. Hasil Pengamatan/Pengukuran
Rincian 501 : Sebelum gabah digiling
Rincian 501a : Berat wadah
Timbang berat wadah yang akan digunakan sebagai wadah gabah
yang akan digiling. Tuliskan berat wadah (kilogram) sampai dengan
dua angka di belakang koma kemudian isikan ke dalam kotak yang
tersedia.
Rincian 501b : Berat gabah+ wadah
Timbang berat gabah berserta wadah dan tuliskan sampai dengan satu
angka di belakang koma. Isikan ke dalam kotak yang tersedia.
Rincian 501c : Kadar air gabah sebelum digiling
Ukur kadar air gabah (persen) sebelum digiling sebanyak 5 kali
ulangan dan hitung rata-ratanya. Tuliskan hasilnya, kemudian isikan ke
dalam kotak yang tersedia. Kadar air yang dicatat adalah kadar air
yang telah dikonversi dua angka di belakang koma.
Rincian 502 : Lama penggilingan
Tuliskan lama penggilingan dalam menit, dan isikan ke dalam kotak
yang tersedia.
SKGB2018-PCS 75
Rincian 503 : Setelah gabah digiling
Rincian 503a : Berat wadah
Timbang berat wadah yang akan digunakan sebagai wadah beras hasil
gabah yang digiling. Tuliskan berat wadah (kilogram) sampai dengan
dua angka di belakang koma kemudian isikan ke dalam kotak yang
tersedia.
Rincian 503b : Berat beras + wadah
Timbang berat beras berserta wadah. Tuliskan berat beras hasil
penggilingan (beras utuh dan beras pecah/menir) dalam satuan
kilogram sampai dengan satu angka di belakang koma. Isikan ke dalam
kotak yang tersedia.
Beras pecah merupakan butir beras baik sehat maupun cacat yang
mempunyai ukuran lebih besar dari 0,25 sampai dengan lebih kecil dari
0,75 dari butir beras utuh (berdasarkan SNI 628: 2008; Beras, BSN).
Beras menir merupakan butir beras baik sehat maupun cacat yang
mempunyai ukuran lebih kecil dari 0,25 bagian butir beras utuh.
Rincian 503c : Kadar air
Ukur kadar air beras (persen) sebanyak 5 kali ulangan dan hitung rata-
ratanya. Tuliskan hasilnya, kemudian isikan ke dalam kotak yang
tersedia. Kadar air yang dicatat adalah kadar air yang telah dikonversi
dua angka di belakang koma.
Kadar Air adalah jumlah kandungan air di dalam butir beras yang
dinyatakan dalam satuan persen dari berat basah (wet basis).
Rincian 503d : Derajat sosoh
Tuliskan derajat sosoh (persen) yang digunakan oleh penggilingan
dalam menggiling gabah menjadi beras, dan isikan ke dalam kotak
yang tersedia.
Derajat Sosoh adalah tingkat terlepasnya lapisan bekatul (pericarp,
testa dan aleuron) dan lembaga dari butir beras.
76 SKGB2018-PCS
(6) Blok VI. Lembar Kerja Pemeriksaan.
Blok ini diisi oleh pemeriksa. Berisi pertanyaan terkait pemeriksaan
terhadap kelengkapan isian Daftar VK2018-GILING.
(7) Blok VII. Catatan Pencacah.
Blok ini digunakan untuk mencatat hal-hal yang diperlukan berkaitan
dengan pelaksanaan lapangan, misalnya, konversi satuan setempat.
(8) Blok VIII. Catatan Pemeriksa.
Blok ini diisi oleh pemeriksa digunakan untuk mencatat hal-hal
penting selama proses pemeriksaan.
Daftar VK2018-DSP/ Daftar VK2018-DSP (C) digunakan petugas
(PCS) sebagai petunjuk untuk melakukan pencacahan perusahaan
penggilingan terpilih. Tata cara pengisian Daftar VK2018-DSP/ Daftar
VK2018-DSP (C) adalah sebagai berikut:
Kode Provinsi, Nama Provinsi, Kode Kabupaten/Kota, dan Nama
Kabupaten/Kota sudah tercetak
Kolom (1) s.d. Kolom (7): Isian kolom-kolom ini sudah tercetak.
Pengukuran kadar air dalam kegiatan survey Konversi Gabah ke
Beras tahun 2018 menggunakan alat Moisture Meters Draminski
TwistGrain. Spesifikasi dan panduan penggunaan alat dapat
dilihat Lampiran 5.
Lakukan pengambilan gambar/foto setiap kali melakukan
pengukuran/pengamatan berat dan kadar air sampel gabah
sebagai bukti telah dilakukan pengukuran/pengamatan.
E. Pengisian Daftar VK2018-DSP/ Daftar VK2018-DSP (C)
SKGB2018-PCS 77
Berisi informasi Nomor Urut Sampel, Kode dan Nama Kecamatan, Kode dan
Nama Desa/Kelurahan, Nomor Blok Sensus/Nomor Sub Blok Sensus, Nama
Perusahaan/Usaha, Nama Pengusaha/ Penanggung Jawab
Usaha/Perusahaan, dan Alamat Lengkap.
Kolom (8) pada VK2018-DSP dan Kolom (9) pada VK2018-DSP (C):
Berhasil dicacah atau tidak
Pada Daftar VK2018-DSP Kolom (8) dan Daftar VK2018-DSP Kolom (9),
PCS harus menuliskan kode 1 jika responden berhasil dicacah, dan kode 2
jika tidak.
Kolom (8) : NUS yang digantikan pada DSP (VK2018-DSP (C))
Pada Kolom (8) Daftar VK2018-DSP (C), PCS harus mengisikan NUS
sampel penggilingan terpilih yang terdapat dalam Daftar DSP yang
digantikan oleh sampel cadangan yang ada pada Daftar VK2018-DSP (C).
Jika sampel cadangan masih tidak berhasil dicacah maka kolom ini boleh
berisi NUS sampel utama yang sama (boleh berulang).
VK2018-DSP Kolom (9) dan VK2018-DSP (C) Kolom (10): Alasan tidak
berhasil dicacah
Pada Daftar VK2018-DSP Kolom (9) dan Daftar VK2018-DSP (C) Kolom
(10), PCS harus menuliskan kode alasan jika responden tidak berhasil
dicacah. Kolom (9) terisi apabila Kolom (8) berkode 2 (Tidak berhasil
dicacah).
Kode hasil pencacahan:
a. Kode 1. Berhasil diwawancarai, apabila perusahaan penggililingan
yang tercetak dalam Daftar VK2018-DSP ditemukan dan pihak
pengelola/penanggung jawab perusahaan penggilingan tersebut
berhasil diwawancarai.
b. Kode 2. Pindah ke luar blok sensus, adalah kondisi perusahaan
penggilingan tercetak dalam VK2018-DSP, pada saat pencacahan
tidak ditemukan, dan setelah dikonfirmasikan dengan tetangga
78 SKGB2018-PCS
disekitarnya diperoleh informasi bahwa perusahaan penggilingan
tersebut telah pindah tempat di luar blok sensus yang sedang dilakukan
pencacahan.
c. Kode 3. Tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu
pencacahan, apabila perusahaan penggilingan yang tercetak dalam
Daftar VK2018-DSP berhasil ditemukan namun pihak
pengelola/penanggung jawabnya tidak dapat diwawancarai sampai
dengan periode pencacahan berakhir (sedang bepergian, dinas luar,
dalam perawatan di rumah sakit, dan lain-lain).
d. Kode 4. Tidak melakukan penggilingan gabah, apabila perusahaan
penggilingan terpilih tidak melakukan kegiatan penggilingan gabah
dalam waktu yang cukup lama. Kode ini juga termasuk untuk
perusahaan penggilingan yang sudah tutup/tidak beroperasi lagi.
e. Kode 5. Tidak bersedia diwawancarai, apabila pihak
pengelola/penanngung jawab perusahaan penggilingan terpilih sampai
dengan batas waktu pencacahan tidak bersedia memberikan
informasi. Apabila responden tidak bersedia diwawancarai, maka
harus ada surat pernyataan yang ditandatangani oleh rumah tangga
yang bersangkutan.
SKGB2018-PCS 79
PENUTUP
Suatu survei akan menghasilkan data yang baik jika semua petugas
melaksanakan tugas sesuai bidangnya masing-masing dengan disiplin,
cermat, dan tekun. Petugas pencacah (PCS) ikut mengambil peranan yang
sangat penting dalam menjamin kualitas hasil Survei Konversi Gabah ke
Beras 2018.
Berhasilnya suatu pencacahan sangat tergantung pada kemauan,
kemampuan dan ketelitian para petugas lapangan terutama pencacah. Oleh
karena itu sebelum daftar-daftar yang telah diisi diserahkan kepada
pemeriksa, pencacah harus meneliti lebih dahulu apakah isian-isiannya telah
benar dan tepat diisikan pada kolom-kolom, rincian-rincian yang sesuai.
Setelah pencacahan selesai dan pencacah yakin bahwa semua isian
telah diperiksa dengan baik, serahkan semua daftar yang telah diisi kepada
pemeriksa, tetapi bukan berarti bahwa pencacahan telah selesai, karena
mungkin pencacah akan diminta pemeriksa untuk melakukan pencacahan
ulang apabila diperlukan.
Pemeriksaan tersebut di atas dimaksudkan agar bila ternyata
pencacah masih menemui kesalahan-kesalahan secepatnya diperbaiki, dan
jika ditemui suatu kesalahan yang mengharuskan pencacah mengadakan
kunjungan ulang, lakukan kunjungan ulang tersebut tanpa menunggu
instruksi pemeriksa.
Jika dijumpai hal-hal yang meragukan jangan mengambil keputusan
sendiri, diskusikan dengan teman-teman sesama pencacah, dan bila masih
Bab
5
80 SKGB2018-PCS
ragu-ragu juga usahakanlah menemui pemeriksa dan diskusikan dengannya
agar diperoleh penjelasan yang dapat menghilangkan keragu-raguan
tersebut.
Dengan berakhirnya tugas saudara sebagai pencacah, saudara telah
menyumbangkan dharma bhakti kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) karena data yang dikumpulkan akan sangat bermanfaat
bagi pemerintah untuk perencanaan pembangunan NKRI.
SKGB2018-PCS 81
LAMPIRAN
82 SKGB2018-PCS
SKGB2018-PCS 83
Lampiran 1. VK2018-DSRT
84 SKGB2018-PCS
Lanjutan Lampiran 1
SKGB2018-PCS 85
Lampiran 2. Contoh Pengisian Daftar VK2018-KERING
86 SKGB2018-PCS
Lanjutan Lampiran 2
SKGB2018-PCS 87
Lanjutan Lampiran 2
88 SKGB2018-PCS
Lanjutan Lampiran 2
SKGB2018-PCS 89
Lampiran 3. Contoh VK2018-DSP
90 SKGB2018-PCS
Lampiran 4. Contoh Pengisian Daftar VK2018-GILING
SKGB2018-PCS 91
Lanjutan Lampiran 4
92 SKGB2018-PCS
Lanjutan Lampiran 4
SKGB2018-PCS 93
Lampiran 5 Panduan penggunaan alat
1.
Siapkan Alat Moisture
Meters Draminski
TwistGrain beserta 4
buah battery ukuran AA
sebagai sumber daya.
2. Masukan battery kemudian nyalakan Alat Moisture Meters Draminski
TwistGrain dengan cara menekan tombol “ESC on/off” yang berwarna
merah.
3.
Pilih menu
“Pengukuran” yang
tertera pada menu
display. Kemudian
tekan tombol “OK” yang
berwarna hijau.
94 SKGB2018-PCS
4.
Pilih jenis pengukuran
kadar air apa yang akan
diukur.
Pilih “Gabah” jika akan
melakukan pengukuran
kadar air gabah atau pilih
“Beras” jika akan
melakukan pengukuran
kadar air beras,
kemudian tekan “OK”.
5.
Setelah menu jenis
pengukuran kadar air
“Gabah/Beras” dipilih
maka akan muncul
perintah “Tuangkan
sampel dan kencangkan”
SKGB2018-PCS 95
9
Masukan sampel
“Gabah/Beras” yang
akan diukur kadar airnya
kedalam Alat Moisture
Meters Draminski
TwistGrain.
10.
Putar dan kencangkan
penutup sampai
mengeluarkan bunyi.
96 SKGB2018-PCS
11.
Setelah alat Moisture
Meters Draminski
TwistGrain
mengeluarkan bunyi,
maka dilayar display
akan muncul angka
kadar air hasil
pengukuran.
top related