11047-12-175240566966
Post on 17-Jan-2016
215 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
MODUL 12PENGERTIAN PENJAMINAN MUTU
Telah diuraikan sebelumnya bahwa memenuhi persyaratan mutu merupakan sasaran
pengelolaan proyek disamping biaya dan jadwal. Dalam hubungan ini, suatu peralatan,
material dan cara kerja dianggap memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua
persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi. Dengan demikian, instalasi
yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen peralatan dan
material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara
memuaskan selama kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai
(fitness for use). Untuk mencapai tujuan tersebut secara efektif dan ekonomis tidak
hanya diperlukan pemeriksaan ditahap akhir sebelum diserahterimakan kepada pemilik
proyek, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksaan, dan pengendalian
mutu. Kegiatan tersebut dikenal dengan penjaminan mutu (quality assurance-QA).
Kegiatan QA menjadi topik modul ini diawali dengan meletakkan dasar pengertian
tentang mutu dan pengelolaan mutu, dilanjutkan dengan menyusun program QA dan
QC (quality control) suatu proyek. Program ini merupakan rencana dan pedoman
kegiatan QA/QC selama proyek berlangsung.
12.1 MUTU DAN PENGELOLAAN MUTU
Dalam arti yang luas, mutu atau kualitas bersifat subyektif. Suatu barang yang
amat bermutu bagi seseorang belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu,
dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan yang dapat diterima oleh
kalangan yang berkepentingan, misalnya dari ISO 8402 (1986):
“Mutu adalah sifat dan karakteristik produk atau jasa yang membuatnya
memenuhi kebutuhan pelanggan atau pemakai (customers).”
Dari definisi diatas, langkah pertama untuk mengetahui mutu suatu objek adalah
mengidentifikasi objek, kemudian mengkaji sifat objek tersebut agar memenuhi
keinginan pelanggan. Jadi setelah diidentifikasi materi produknya, selanjutnya
dipertanyakan lebih jauh mengenai bentuk, ukuran, warna, berat, ketahanan, kinerja,
dan lain-lain dari produk itu. Setelah jawaban dari pertanyaan tersebut memenuhi
keinginan pelanggan, maka produk yang dimaksud dianggap memenuhi mutu.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK
Definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasikan dengan proyek adalah fitness
of use. Istilah ini disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan di atas, juga
memperhatikan masalah tersedianya produk, keandalan, dan masalah pemeliharaan.
PENGELOLAAN MUTU
Setelah dimengerti arti mutu proyek, maka langkah berikutnya adalah mengelola
aspek mutu tersebut dengan benar dan tepat, sehingga tercapai apa yang disebut
dengan fitness for use. Yaitu, pengelolaan yang bertujuan mencapai persyaratan mutu
proyek pada pekerjaan pertama tanpa adanya pengulangan (to do the right things, right
the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis. Pengelolaan mutu proyek
merupakan unsur dari pengelolaan proyek secara keseluruhan, yang antara lain adalah
sebagai berikut:
a. Meletakkan Dasar Filosofi dan Kebijakan Mutu Proyek
Umumnya perusahaan-perusahaan besar memiliki dokumen (buku) yang berisi
pedoman dasar, filosofi, dan kebijakan mutu yang harus diikuti selama menjalankan
operasi atau produksinya. Dokumen semacam ini memuat pula persyaratan mutu yang
ditetapkan oleh perusahaan bersangkutan dan peraturan-peraturan dari Badan di luar
perusahaan yang berwenang, misalnya pemerintah. Untuk mengelola proyek disiapkan
dokumen yang isinya spesifik ditujukan untuk proyek yang sedang ditangani.
b. Memberikan Keputusan Strategis Mengenai Hubungan antara Mutu, Biaya
dan Jadwal.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa terdapat triple contraint pada proyek saling
tarik menarik yang terdiri dari jadwal, mutu, dan biaya. Pimpinan perusahaan haris
menggariskan bobot mutu relatif terhdap biaya dan jadwal proyek. Keputusan ini akan
menjadi pegangan pengelolaan sepanjang siklus proyek.
c. Membuat Program Penjaminan dan Pengendalian Mutu Proyek (QA/QC)
Program yang dimaksud adalah penjabaran pedoman dan filosofi yang tersebut
pada butir a, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan proyek yang spesifik dan tidak
bertentangan dengan program mutu perusahaan secara keseluruhan. Dari pihak
pelanggan, adanya program QA/QC yang lengkap dan menyeluruh serta dokumen yang
membuktikan bahwa program tersebut telah dilaksanakan dengan baik, akan
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK
memberikan keyakinan bahwa mutu proyek atau produk yang dipesannya telah
memenuhi syarat yang diinginkan.
d. Implementasi Program QA/QC.
Setelah program QA/QC selesai disusun, implementasi program tersebut
dilaksanakan sepanjang siklus proyek. Agar diperoleh hasil yang efektif, perlu
diselesaikan terlebih dahulu langkah-langkah persiapan, seperti melatih personil,
menyusun organisasi, serta menyebarluaskan arti dan maksud program QA/QC kepada
semua pihak yang berkepentingan untuk proyek E-MK, implementasi ini dilaksanakan
terutama pada kegiatan-kegiatan desain-engineering, pembelian (pengadaan),
manufaktur (konstruksi).
Gambar 12.1 memperlihatkan hubungan dan pembentukan program QA
perusahaan, program QA proyek, dan QC proyek yang merupakan unsur-unsur
pengelolaan mutu proyek.
12.2 PENJAMINAN MUTU (QUALITY ASSURANCE)
Salah satu bagian pengelolaan mutu proyek yang penting adalah menyusun
serta menerapkan program penjaminan mutu. Tujuan utama kegiatan penjaminan mutu
adalah mengadakan tindakan-tindakan yang dibutuhkan untuk memberikan
kepercayaan kepada semua pihak yang berkepentingan (pelanggan) bahwa semua
tindakan yang dipergunakan untuk mencapai tingkat mutu objek (produk) telah
dilaksanakan dengan berhasil. Ini semua dapat ditunjukkan dengan catatan dan
dokumen yang berkaitan dengan QA/QC.
Munculnya kegiatan QA/QC dapat ditelusuri dengan adanya hubungan aktif dari
pihak pemasok yang berbeda dari kebiasaan masa lalu. Pada masa lalu hubungan
pemasok – pelanggan dari segi mutu mengikuti pola dimana pemasok mempunyai
peranan yag lebih aktif dibandingkan ketentuan atau keinginan khusus pelanggan.
Pelanggan menyatakan garis besar keinginannya, kemudian pemasok membuat barang
tersebut yang menurut anggapannya akan memenuhi kebutuhan pelanggan.
Selanjutnya pada waktu produk telah jadi atau dalam taraf hampir jadi, baru ditentukan
(misalnya dengan uji coba), apakah produk tersebut memenuhi keinginan pelanggan.
Hal ini memungkinkan penolakan produk yang telah siap 100%, atau dalam keadaan
pabrikasi sudah sampai tahap tertentu, sehingga pekerjaan ulang (rework) perlu
dilakukan. Pekerjaan ulang ini sering kali cukup mahal. Pola pendekatan demikian
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK
dewasa ini tidak dapat dipertahankan, terutama dibidang industri konstruksi dimana
teknologi dan proses manufaktur dan konstruksi peralatan atau produk amat kompleks,
ditambah lagi dengan situasi pasar yang sangat kompetitif. Faktor-faktor tersebut
mendorong dicarinya cara yang lebih efektif dan ekonomis.
Oleh karena itu, masalah perhatian terhadap mutu bila hanya diandalkan pada
kegiatan-kegiatan inspeksi dan uji coba pada titik-titik atau tahap-tahap tertentu, akan
terlalu luas daerah yang harus diperhatikan. Kegiatan inspeksi pada dasarnya ditujukan
hanya pada titik tertentu untuk mengidentifikasi apakah barang yang diinspeksi tersebut
dapat dilanjutkan proses produksinya. Jadi pendekatan masalah mutu harus proaktif,
bukannya reaktif. Hal ini menekankan perlunya pendekatan QA dan bukannya hanya
dengan QC.
Tabel 12.1 memberikan arah kecenderungan orientasi masa lalu dan masa
sekarang terhadap mutu.
Tabel 12.1 Orientasi masalah mutu masa lalu dan sekarang
Masa Lalu Masa Sekarang Inspeksi Barang-barang produk pabrik Memenuhi spesifikasi Proses pabrikasi Berdasarkan empiris Pemisahan perencanaan dan implementasi Hubungan “tegang” dengan pemasok Melatih spesialis mutu
Teknologi Klien Lingkungan pabrik
Perencanaan dan pencegahan Barang dan pelayanan Sesuai untuk digunakan pelanggan (fitness
for use) Semua proses Metodologi statistik Partisipasi Kerja sama Memberikan pengertian kepada semua
pihak terkait Bisnis, pemasaran, biaya. Semua pelanggan Lingkungan perusahaan
PROGRAM PENJAMINAN MUTU – QUALITY ASSURANCE (QA)
Telah disebutkan bahwa untuk proyek yang besar dan kompleks, data yang
dihasilkan dari uji coba tidak akan mencukupi keperluan penjaminan mutu yang
menyeluruh. Sebagai alternatif, maka proyek harus menyiapkan program penjaminan
mutu (QA). Sama halnya dengan aspek biaya dan jadwal, maka pada mutu diperlukan
suatu program penjaminan mutu yang sistematis, lengkap, dan jelas. Program ini
merupakan dokumen yang memuat peristiwa, jenis kegiatan, serta sumber daya yang
diperlukan untuk mengimplementasi kualitas sistem yang diinginkan oleh badan atau
organisasi yang bersangkutan. Pada program tersebut ditekankan pengertian bahwa
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK
penjaminan mutu tidak terbatas pada kegiatan yang telah terjadi (after the fact),
misalnya pemeriksaan dan pengetesan bagian instlasi pada akhir konstruksi, ttapi
meliputi juga kegiatan yang terjadi jauh sebelumnya, yaitu pada tahap desain
engineering , pembelian material (pengadaan), sampai selesainya kegiatan konstruksi.
Dengan demikian penjaminan mutu ikut berperan serta memberikan masukan dari segi
mutu selagi pekerjaan masih dalam tahap awal, sehingga bila diperlukan perbaikan atau
penyempurnaan, akibat yang ditimbulkan terhadap biaya dan jadwal relatif kecil.
Adapun program penjaminan mutu proyek disusun sesuai dengan kepentingan
masing-masing proyek yang berbeda dalam lingkup dan intensitasnya. Program QA juga
menampung keinginan dan persyaratan yang diberlakukan oleh badan atau organisasi
yang berwenang, misalnya pemerintah. Suatu program mutu yang tersusun dalam
dokumen minimal meliputi hal-hal berikut:
Perencanaan yang sistematis yang merinci dan menjabarkan pada setiap tahap
proyek langkah-langkah yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran mutu.
Penyusunan batasan dan kriteria spesifikasi dan standar mutu yang akan digunakan
dalam desain engineering, pembelian material, dan konstruksi.
Penyusunan organisasi dan pengisian personil untuk melaksanakan kegiatan
penjaminan mutu.
Pembuatan prosedur pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu, yang meliputi
pemantauan, pemeriksaan, pengujian, pengukuran, dan pelaporan hasil-hasilnya.
Identifikasi peralatan yang akan digunakan.
Identifikasi bagian kegiatan yang memerlukan bantuan dari pihak ketiga maupun
peranan dan persetujuan dari pemerintah.
Dari gambar 12-1 terlihat bagaimana langkah yang harus ditempuh dalam
merencanakan sasaran mutu proyek yang kemudian harus dicapai dengan rangkaian
program inspeksi dan pengujian. Berdasarkan asumsi bahwa perusahaan telah memiliki
program mutu untuk mendukung operasinya yang disusun dengan memperhatikan
keinginan perusahaan yang bersangkutan dan persyaratan peraturan dari instansi yang
berwenang, misalnya Pemerintah atau Departemen yang terkait. Selanjutnya dari
program mutu perusahaan dan dari buku pedoman (manual) mutu proyek dan prosedur
proyek disusun perencanaan sasaran mutu proyek (project quality plan). Sewaktu
proses perencanaan dan penentuan sasaran mutu proyek, baik bagi peralatan, maupun
unit secara keseluruhan, lazimnya disusun tim yang terdiri dari pemilik dan kontraktor
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK
pelaksana. Disini kontraktor mengembangkan rencana dan program QA/QC yang telah
dimiliki dengan menampung keinginan dan filosofi pihak pemilik dan pemesan.
Gambar 12-1 Program QA/QC Proyek
TANGGUNG JAWAB SEMUA BIDANG
Penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan
selesai. Pada periode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan
spesifik, yang kemudian diserahkan kepada bidang atau organisasi sesuai dengan
keahlian yang bersangkutan, seperti bidang-bidang desain engineering, pembelian,
proyek kontrol, konstruksi, dan lain-lain. Setiap bidang organisasi diberi tanggung jawab
untuk melaksanakan tugas yang diserahkan kepadanya. Ini mengandung arti di samping
masalah jadwal, biaya, dan kinerja juga termasuk masalah mutu. Masalah mutu adalah
tanggung jawab setiap bidang organisasi yang terlibat dalam proyek, ini terlihat dari
kenyataan bahwa produk atau instalasi hasil proyek adalah hasil kerja semua bidang
organisasi yang menanganinya.
Jadi semua pihak di atas bukan saja memiliki tanggung jawab melaksanakan
tugas yang diserahkan kepadanya, tetapi juga harus melaksanakan tugasnya dengan
benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus selalu berorientasi kepada
mutu.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK
Persyaratan Perusahaan tentang Mutu
Buku Pedoman dan Prosedur Perusahaan
tentang MutuProgram QA Perusahaan
Persyaratan menurut Peraturan Instansi yang
Berwenang
Program QC Proyek
Rencana Tes dan Inspeksi Proyek
Persyaratan Perusahaan tentang Mutu Proyek
Program Mutu Proyek (QA)
Persyaratan menurut Peraturan yang Berlaku
terhadap Proyek
12.3 ORGANISASI QA/QC
Dalam rangka menghasilkan produk atau instalasi yang diinginkan, maka
masing-masing bidang memiliki tanggung jawab tertentu mengenai masalah mutu.
Meskipun demikian, masih diperlukan sebuah organisasi yang bertugas khusus
menangani masalah kualitas, terutama dalam aspek perencanaan dan pengendalian.
Perencanaan meliputi penyusunan program jaminan kualitas yang komprehensif,
sementara pemgendalian untuk memantau apakah program yang dibuat telah
dikerjakan dan dipatuhi dengan benar dan sungguh-sungguh. Organisasi ini di
lingkungan proyek lazimnya merupakan subbidang jaminan kualitas yang melapor ke
manajer engineering, seperti terlihat pada gambar 12-2.
PIMPRO
Manajer Konstruksi Manajer Engineering Manajer Pengadaan
Engineer Sipil Kepala QA/QC Engineer Listrik
Inspektor QA & Administrasi Kalibrasi Internal Audit
Gambar 11.2 Organisasi QA/QC Proyek
Kegiatan jaminan mutu dan pengendalian kualitas sejajar dengan kegiatan lain,
dalam arti tidak langsung menangani kegiatan engineering, pembelian, atau konstruksi,
tetapi mengadakan pemantauan agar pekerjaan itu memenuhi kriteria dan spesifikasi
yang ditentukan. Sebagai contoh adalah pekerjaan pembangunan instalasi kilang
minyak. Bidang engineering mempersiapkan perhitungan dan gambar-gambar
konstruksi, subbidang jaminan/pengendalian kualitas mengadakan pengecekan apakah
standar dan kriteria yang berkaitan dengan mutu telah mendapat cukup perhatian dan
tidak ada yang terlewatkan. Lebih jauh lagi, untuk membuktikan bahwa instalasi kilang
atau sebagian instalsi kilang memenuhi fungsinya, dilakukan inspeksi dan pengetesan
oleh subbidang jaminan/pengendalian kualitas, termasuk pembacaan, pengambilan
data, serta evaluasi yang dikerjakan oleh ahli dari bidang pengendalian kualitas. Hal lain
yang positif dari kegiatan pengendalian kualitas adalah sifatnya yang berkesinambungan
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK
berlangsung dari awal sampai akhir proyek, sehingga subbidang pengendalian kualitas
mengikuti secara penuh perkembangan proyek dalam aspek kualitas produk atau
intalasi maupun unit-unit bagian dari instalasi.
Catatan dan dokumen yang memuat hasil pengamatan, pengetesan, dan
perbaikan akan merupakan “data historis” yang sangat besar faedahnya bagi kegiatan
pemeliharaan di kemudian hari.
12.4 KEGUNAAN QA
Kegunaan penjaminan kualitas bagi pihak-pihak yang terlibat dalam
pembangunan lebih lanjut dirinci sebagai berikut.
Bagi Pemerintah
Untuk menjaga dan meyakinkan agar metode konstruksi, material, dan peralatan
yang digunakan dalam membangun proyek memenuhi standar dan peraturan yang
telah ditentukan. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi kepentingan keamanan dan
kesehatan masyarakat.
Memberikan kesempatan pemeriksaan dan pengujian terhadap instalasi atau hasil
proyek dari waktu ke waktu yang potensial dapat menyebabkan kerusakan dan
kecelakaan.
Bagi Pemilik Proyek
Memberikan kepercayaan dan keyakinan bahwa instalasi yang dibangun akan
berfungsi sesuai dengan harapan dalam hal keselamatan (safety), operasi, dan
produksi selama kurun waktu yang telah ditentukan.
Menyediakan dokumen bagi pihak pemerintah maupun pihak lain yang
berkepentingan.
Menyediakan data hasil-hasil inspeksi, pengetesan, dan perbaikan pada bagian
yang spesifik dari instalasi. Hal ini merupakan catatan yang berguna bagi kegiatan
pemeliharaan
Bagi Perancang Intalasi
Menjadi umpan balik pekerjaan desain engineering di masa depan
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK
Bagi Kontraktor
Bila mengikuti prosedure dan spesifiksi dengan tepat dan cermat akan menghasilkan
pekerjaan sekali jadi. Hal ini berarti mencegah pekerjaan ulang (rework).
Bila dilaksanakan dengan baik, akan mencegah mutu yang melebihi spesifikasi yang
tercantum dalam kontrak, berarti menghindari pengeluaran biaya yang tidak perlu.
Bagi pemilik proyek bukan hal yang berlebihan bila dikatakan bahwa adanya suatu
program QA/QC yang efektif mutlak diperlukan , untuk mencegah kemungkinan proyek
menghasilkan produk yang mutu, jumlah, maupun jadwalnya, tidak sesuai sasaran yang
disebabkan oleh material atau peralatannya di bawah standar.
Daftar Pustaka :1. Ahuja, H. N., “Construction Performance Control By Network”, John Wiley
& Sons, New York, 1976.2. Barrie, DS; Paulson, BC, “Manajemen Konstruksi Profesional”, Erlangga,
Jakarta, 1993.3. Hendrickson, C.; Au, T., “Project Management For Construction :
Fundamental Concepts for Owners, Engineers, Architects, and Builders”, Prentice Hall-Engelwood New Jersey, 1989.
4. Shtub, A.; F Bard, J.; Globerson, S., “Project Management : Engineering, Technology, and Implementation”, Prentice Hall-Engelwood New Jersey, 1994.
5. Suharto, I., “Manajemen Proyek : Dari konseptual sampai operasional”, Erlangga, Jakarta, 1995.
6. Turner, J. R., “The Handbook of Project Based Management”, McGraw-Hill Book Company, Berkshire, Maidenhead, England, 1991.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK
top related