ami - makalah gizi

42

Click here to load reader

Upload: zikra-alfa-sani

Post on 12-Apr-2016

108 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

gizi

TRANSCRIPT

Page 1: Ami - Makalah Gizi

Makalah Pribadi

IDENTIFIKASI MASALAH GIZI MASYARAKAT DI

PUSKESMAS AMBACANG KURANJI

Oleh :

Siti Masyita Putri Utami, S.Ked

0810312071

Preseptor :

Prof.dr.Nur Indrawati L.,PhD

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2012

1

Page 2: Ami - Makalah Gizi

DAFTAR ISI

Daftar Isi ............................................................................................................................... 2

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang................................................................................................................ 3

1.2 Tujuan............................................................................................................................. 3

1.3 Batasan Masalah............................................................................................................. 3

1.4 Metode Penulisan........................................................................................................... 3

BAB II Analisis Situasi

2.1 Sejarah Puskesmas ..........................................................................................................4

2.2 Kondisi Geografis ..........................................................................................................4

2.3 Kondisi Demografi ........................................................................................................5

2.4 Sarana dan Prasana ........................................................................................................5

2.5 Kondisi Budaya, Sosial dan Ekonomi Penduduk .........................................................5

BAB III Tinjauan Pustaka

3.1 Definisi Gizi dan Ilmu Gizi............................................................................................6

3.2 Zat-zat makanan yang mengandung gizi........................................................................6

3.3 Status Gizi......................................................................................................................8

3.4 Konsep Dasar dan Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Masalah Gizi....................9

3.5 Kelainan Gizi.................................................................................................................11

3.6 Kadarzi dan PUGS........................................................................................................15

BAB IV Pembahasan Identifikasi Masalah Gizi Masyarakat di Puskesmas Ambacang

Kuranji...............................................................................................................17

BAB V Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................28

4.2 Saran…...........................................................................................................................28

Daftar Pustaka .....................................................................................................................29

2

Page 3: Ami - Makalah Gizi

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Masalah gizi di Indonesia masih butuh perhatian khusus, hal ini disebabkan masih banyaknya ditemukan kasus-kasus kekurangan gizi, baik gizi kurang maupun gizi buruk, hal inilah yang merupakan salah satu sebab pemerintah telah menerapan paradigma pembangunan kesehatan baru yaitu paradigma sehat merupakan upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan bangsa yang bersifat proaktif. Paradigma sehat tersebut merupakan model pembangunan keseahatan yang dalam jangka panjang mampu mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan mereka sendiri melalui kesadaran yang tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.

Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat antara lain melalui perbaikan status gizi. Gizi merupakan satu modal dasar dalam pembangunan manusia yang berkualitas. Kekurangan gizi mengakibatkan penurunan kualitas kesehatan yang akhirnya berdampak pada gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik serta penurunan kecerdasan. Pembangunan tidak akan berhasil tanpa didukung oleh sumberdaya yang berkualitas.

Untuk melakukan perbaikan status gizi diperlukan beberapa program yang harus direncanakan. Tapi sebelum program itu dibentuk, kita harus mengetahui akar dari masalah gizi itu sendiri. Langkah awal untuk mngetahui akar dari masalah gizi adalah dengan melakukan identifikasi masalah gizi tersebut untuk selanjutnya dicarikan pemecahan masalah sekaligus memberantas akar dari masalah gizi tersebut

1.2 Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum

Mengetahui masalah gizi masyarakat di puskesmas secara umum.

b. Tujuan Khusus

Mengetahui tentang masalah gizi masyarakat di Puskesmas Ambacang Kuranji

Sebagai salah satu dalam menjalankan kepanitraan klinik di bagian Ilmu Kesehatan

Masyarakat.

1.3 Batasan Masalah

Makalah ini membahas tentang masalah gizi di Puskesmas Ambacang Kuranji secara

khusus.

1. 4 Metode Penulisan

Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk dari berbagai

literature.

3

Page 4: Ami - Makalah Gizi

BAB II

ANALISA SITUASI

2.1. Gambaran Umum

Puskesmas Ambacang terletak di salah satu Kelurahan di Kecamatan Kuranji

Kota Padang yaitu Kelurahan Pasar Ambacang, Karena terletak di Kelurahan

tersebutlah maka nama Puskesmas pun diberikan dengan nama yang sama yaitu

Puskesmas Ambacang Kuranji yang untuk selanjutnya sesuai dengan masukan dari

berbagai pihak antara lain dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang disebut dengan

”Puskesmas Ambacang” saja, Puskesmas ini pada awalnya merupakan bagian dari

Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat terbatas dalam bentuk ”Puskesmas Pembantu

”yang berinduk ke Puskesmas Kuranji, dan sejak tahun 2006 dikembangkan menjadi

Pusat Kesehatan Masyarakat dengan pelayanan penuh dan terlepas dari Puskesmas

Kuranji sendiri.

2.1.1. Geografi

Secara geografis wilayah kerja Puskesmas Ambacang berbatasan kecamatan

dan kelurahan yang menjadi tanggung jawab wilayah Puskesmas Ambacang. Batas -

batas wilayah kerja Puskesmas Ambacang yaitu :

Utara : Kelurahan Korong Gadang Kec. Kuranji.

Timur : Kecamatan Pauh,

Selatan : Kecamatan Pauh dan Lubuk Begalung.

Barat : Kecamatan Padang Timur dan Kecamatan Nanggalo.

Puskesmas Ambacang terletak pada 0° 55' 25.15", Lintang Selatan dan +100°

23' 50.14" Lintang Utara dengan Luas wilayah kerja Puskesmas Ambacang sekitar 12

Km2, mewilayahi 4 Kelurahan yaitu : Pasar Ambacang, Kelurahan Anduring,

Kelurahan Ampang dan Kelurahan Lubuk Lintah yang umumnya masyarakat

pengguna jasa pelayanan kesehatan mempunyai aksesibilitas yang mudah dari dan ke

Kelurahan

4

Page 5: Ami - Makalah Gizi

Secara sketsa, wilayah kerja Puskesmas dapat digambarkan sebagai berikut:

KECAMATAN PADANG TIMUR

KECAMATAN NANGGALO

KECAMATAN PAUH

KECAMATAN LUBUK

BEGALUNG

KECAMATAN PADANG UTARA

PETA WILAYAH KERJA UKSPUSKESMAS AMBACANG KECAMATAN KURANJI

GEOMAPPING SARANA KESEHATAN WILAYAH KERJA

PUSKESMAS

PUSTU

POSKESDESKLINIK SWASTA

APOTIK

AMBULANPOSYANDU BALITA

5

7

7

9

POSYANDU LANSIA

1

2

1

2

2.1.2. Demografi

Jumlah penduduk yang menjadi tanggung jawab wilayah Puskesmas

Ambacang selama tahun 2011 adalah : 46900.Jiwa dengan distribusi kependudukan

menurut kelurahan sebagai berikut:

Kelurahan Pasar ambacang : 16818

Kelurahan anduring : 13412

Kelurahan lubuk lintah : 9737

Kelurahan ampang : 6933

2.1.3. Prasarana dan Sarana Kesehatan serta sasaran Kesehatan

Puskesmas ambacang pada saat ini telah memiliki prasarana dan sarana yang relativ

lebih baik bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Prasarana gedung dengan 2 lantai mampu dmamfaatkan untuk pelayanan dan

kegiatan administarsi/manajemen.begitu

pula prasarana kendaraan roda 4 dan roda 2 telah mampu menjangkau pelayanan

terutama luar gedung seperti posyandu,UKS dan UKGS serta pembinaan desa siaga.

5

Page 6: Ami - Makalah Gizi

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi gizi dan Ilmu Gizi

Kata gizi berasal dari bahasa arab ”gizzah”, dalam bahasa latin ”nutrire” yang berarti makanan atau zat makan sehat. Gizi adalah suatu proses menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digestif, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi noramal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Keadaan gizi adalah akibat dai keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan gizi dan penggunaan zat gizi tersebut, atau keadaan fisiologi akibat dari tersedianya zat gizi dal sel tubuh (supariasa,2002).

Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari atau mengkaji masalah makanan yang dikaitkan dengan kesehatan. Dilihat dari segi sifatnya, ilmu gizi dibedakan menjadi dua, yakni gizi yang berkaitan dengan kesehatan perorangan yang disebut gizi kesehatan perorangan dan gizi yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat yang disebut gizi kesehatan masyarakat (public helath nutrition). Kedua sifat keilmuan ini akhirnya masing-masing berkembang menjadi cabang ilmu sendiri, yakni cabang ilmu gizi kesehatan perorangan atau disebut gizi klinik (clinical nutrition) dan cabang ilmu gizi kesehatan masyarakat (community nutrition).

Kedua cabang ilmu ini dibedakan berdasarkan hakikat masalahnya. Gizi klinik berkaitan dengan masalah gizi pada individu yang sedang menderita gangguan kesehatan akibat kekurangan atau kelebihan gizi. Jadi gizi klinik lebih menitikberatkan pada kuratif. Gizi masyarakat berkaiatan dengan gangguan gizi pada kelompok masyarakat, oleh sebab itu, sifat dari gizi masyarakat lebih ditekankan pada pencegahan (preventif) dan peningkatan (promosi).

2.2. Zat-zat makanan yang mengandung gizi

Untuk mencapai kesehatan yang optimal diperlukan makan bukan sekedar makan, tetapi makanan yang mengandung gizi atau zat-zat gizi.

Fungsi zat-zat makanan yang mengandung zat gizi ini secara umum yaitu :1. Sebagai sumber energi atau tenaga (karbohidrat,lemak,protein).2. Menyokong pertumbuhan badan3. Memelihara jaringan tubuh, mengganti sel-sel yang rusak (protein).4. Mengatur metabolisme dan megatur berbagai keseimbangan misalnya keseimbangan

air, keseimbangan asam basa dan keseimbangan mineral didalam cairan tubuh ( vitamin dan mineral).

6

Page 7: Ami - Makalah Gizi

5. Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit, misalnya sebagai antioksidan dan antibosi lainnya. (soediatama, 2000)

Zat-zat makan yang diperlukan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan ini dikelempokkan menjadi 5 macam antara lain sebagai berikut :

1. KarbohidratKarbohirat merupakan sumber energi utama bagi manusia. Bahan makanan pokok

merupakan sumber utama karbohidrat, karena selain tinggi kadar amylumnya, juga dapat dimakan dalam jumlah besar tanpa menimbulkan mual. Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian, kacang-kacang kering dan gula. Hasil olahannya antara lain: bihun, mie, roti, tepungtepungan, selai, sirup, dsb (Almatsier, 2002).

2. ProteinBerdasarkan sumbernya, protein diklasifikasikan menjadi 2 yaitu protein hewani yang

terdapat dalam bahan makanan yang berasal dari binatang (seperti: daging, ikan, telur, susu, dsb.) dan protein nabati yang terdapat pada bahan makanan yang berasal dari tumbuhan (seperti dari jagung, kedelai, kacang, olahannya dapat berupa : tempe, tahu, susu kedelai, oncom, dll.). Kekurangan protein murni pada stadium berat dapat menyebabkan kwarsihorkor pada anak balita. Kekurangan protein sering ditemukan bersamaan dengan kekurangan energi yang menyebabkan suatu kondisi yang disebut marasmus. Sindroma gabungan antara 2 jenis kekurangana ini dinamakan Kurang Energi - Protein (KEP) atau Kurang Kalori-Protein (KKP)

3. LemakLemak dalam tubuh berfungsi sebagai cadangan energi dalam bentuk jaringan lemak

yang ditimbun di tempat-tempat tertentu. Menurut sumbernya lemak dibedakan menjadi lemak nabati dan hewani. Lemak nabati berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti : alpukat, kacang-kacangan, dll. Lemak hewani berasal dari binatang, yaitu : ikan, telur, daging, susu, dll (Soediatama, 2000).

4. VitaminVitamin merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil dan

harus didatangkan dari luar tubuh karena tidak dapat disintesa oleh tubuh. Fungsi vitamin secara umum sebagai zat pengatur, yaitu mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan misalnya keseimbangan air, asam-basa dan mineral di dalam cairan tubuh. Vitamin dapat diperoleh dari sayur, buah dan biji–bijian (Soediatama, 2000).

Vitamin dapat dibedakan menjadi kelompok vitamin yang larutlemak dan larut air. Vitamin yang larut air adalah vitamin B dan C,dan vitamin yang larut lemak adalah vitamin A, D, E, dan K.Fungsi masing-masing vitamin adalah sebagai berikut:

Vitamin A berfungsi bagi pertumbuhan sel-sel epitel, dansebagai pengatur kepekaan rangsang sinar pada saraf danmata.

7

Page 8: Ami - Makalah Gizi

Vitamn B1 berfungsi untuk metabolisme karbohidrat,keseimbangan air dalam tubuh, dan penyerapan zat lemakoleh usus.

Vitamin B2 berfungsi dalam pemindahan rangsang sinar kesaraf mata, dan enzim berfungsi dalam proses oksidasidalam sel-sel.

Vitamin B6 berfungsi dalam pembuatan sel-sel darah, dandalam pross pertumbuhan serta pekerjaan urat saraf.

Vitamin C, berfungsi sebagai aktivator macam-macam enzimperombak protein dan lemak, dalam oksidasi dan dehidrasidalam sel, penting dalam pembentukan trombosit.

Vitamin D, berfungsi mengatur kadar kapur dan posfor dalambersama-sama kelenjar anak gondok (paratiroid),memperbesar penyerapan zat kapur dan posfor dari usus,dan mempengaruhi kerja kelenjar endokrin

5. MineralMineral berfungsi sebagai bagian dari zat aktif dalam metabolismae atau sebagai

bagian penting dalam struktur sel dan jaringan. Ada pula yang memegang fuingsinya dalam cairan tubuh,baik intraseluler maupun ekstraseluler. Mineral – mineral ini bias didapatkan dari air, susu, daging, telur, sayur dan mineral sintesis.

2.3. Status Gizi

Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi. Dibedakan atas status gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih (Almatsier, 2006 yang dikutip oleh Simarmata, 2009).

Status gizi merupakan faktor yang terdapat dalam level individu (level yang paling mikro). Faktor yang mempengaruhi secara langsung adalah asupan makanan dan infeksi. Pengaruh tidak langsung dari status gizi ada tiga faktor yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak, dan lingkungan kesehatan yang tepat, termasuk akses terhadap pelayanan kesehatan. Hal yang sama diutarakan oleh Daly, et al. (1979) bahwa konsep terjadinya keadaan gizi mempunyai faktor dimensi yang sangat kompleks. Faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan gizi yaitu konsumsi makanan dan tingkat kesehatan. Konsumsi makanan dipengaruhi oleh pendapatan, makanan, dan tersedianya bahan makanan.

Seperti yang telah diketahui, ada beberapa kelempok yang rentan terhadap penyakit-penyakit kekurangan gizi diantara kelompok umur yang rentan terhadap penyakit-penyakit kekurangan gizi adalah kelompok bayi dan anak balita. Oleh sebab itu, indikator yang paling baik untuk mengukur status gizi masyarakat adalah melalui status gizi balita (bayi dan anak balita). Selama ini telah banyak dihasilkan berbagai pengukuran status gizi tersebut dan masing-masing ahli mempunyai argumentasi sendiri dalam mengembangkan pengukuran tersebut.

Cara Penialaian status gizi berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 920/Menkes/SK/VII/2002

8

Page 9: Ami - Makalah Gizi

1. Nilai indeks atopometri (BB/U, TB/U, BB/TB) dibandingkan dengan nilai rujukan WHO-NCHS

2. Dengan menggunakn batas ambang (“cut-of point”) untuk masing-msing indeks, akan status gizi seseorang atau anak dapat ditentukan.

3. Istilah status gizi dibedakan untuk setiap indeks yang digunakan agar tidak terjadi kerancuan dalam interpretasi

Batas ambang dan istilah status gizi untuk indeks BB/U, TB/U dan BB/TB berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI tahun 2002 mengenai standar baku nasional di Indonesia, disepakati sebagai berikut :

1. Indeks BB/Ua. Gizi lebih, bila Z_score terletak > +2SDb. Gizi baik, bila Z_score terletak dari ≥ -2 SD s/d +2 SDc. Gizi kurang, bila Z_score terletak dari < -2 SD sampai ≥ -3 SDd. Gizi buruk, bila Z_score terletak < -3 SD

2. Indeks TB/Ua. Normal, bila Z_score terletak ≥ 2 SDb. Pendek, bila Z_score terletak < -2 SD

3. Indeks BB/TBa. Gemuk bila Z_score terletak > +2 SDb. Normal bila Z_Score terletak dari ≥ -2 SD sampai +2 SDc. Kurus (wasted) bila Z_score terletak dari < -2SD sampai ≥ -3SDd. Kurus Sekali bila Z_score bila Z_score teletak < - 3 SD

Rujukan antropometri dibentuk berdasarkan sebaran normal nilai Indikator pada populasi sehat, tidak mempunyai masalah social ekonomi2

2.4. Konsep Dasar dan Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Masalah Gizi

Masalah merupakan keadaan dimana terjadinya kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Masalah gizi diartikan sebagai kesenjangan antara keadaan gizi yang diharapkan dengan kenyataan yang ada. Konsumsi gizi makanan pada seseorang menentukan tercapainya tingkat kesehatan atau yang disebut status gizi. Apabila konsumsi gizi makanan pada seseorang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh, maka akan terjadi kesalahan akibat gizi (malnutrition). Malnutrisi ini mencakup kelebihan nutrisi/ gizi disebut gizi lebih (overnutrition), dan kekurangan gizi atau kurang gizi (undernutrition).

Masalah gizi masyarakat bukan menyangkut aspek kesehatan saja, melainkan terkait dengan aspek lain, seperti ekonomi, sosial-budaya, pendidikan, kependudukan, dan sebagainya. Masalah dasar yang menyebabkan timbulnya masalah gizi di negara Indonesia adalah adalah krisis politik dan ekonomi. Kemudian muncul masalah utama berupa kemiskinan, pendidikan rendah, ketersediaan pangan, dan kesempatan kerja. Ketersediaan pangan tingkat rumah tangga, perilaku kesehatan ibu dan anak, dan pelayanan kesehatan

9

Page 10: Ami - Makalah Gizi

menjadi penyebab tidak langsung timbulnya masalah gizi. Sedangkan asupan gizi dan penyakit infeksi secara langsung mempengaruhi masalah gizi di masyarakat.

Konsep terjadinya keadaan gizi mempunyai dimensi yang sangat kompleks. Ditinjau dari sudut pandang epidemiologi masalah gizi yang sangat dipengaruhi oleh faktor pejamu, agens dan lingkungan. Faktor penjamu meliputi fisiologi, metabolism, dan kebutuhan zat gizi. Faktor agens meliputi zat gizi yaitu zat gizi makro seperti karbohidrat, protein, lemak, serta zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral. Faktor lingkungan (makanan) meliputi bahan makanan, pengolahan, penyimpanan, penghidangan dan higienis, serta sanitasi makanan.Bagan 1.

Konsep terjadinya keadaan gizi mempunyai dimensi yang sangat kompleks. Daly et al. (1979) membuat model-model faktor yang mempengaruhi keadaan gizi yaitu konsumsi makanan dan tingkat kesehatan. Konsumsi makanan dipengaruhi oleh pendapatan, makanan, dan tersedianya bahan makanan.Bagan 2.

10

Page 11: Ami - Makalah Gizi

2.5. Kelainan Gizi

Penyakit-penyakit atau gangguan kesehatan akibat dari kelebihan dan kekurangan zat gizi dan yang telah merupakan masalah kesehatan masyarakat, khususnya di Indonesia antara lain sebagai berikut:

2.5.1 Kekurangan Energi Protein

Disebabkan oleh masukan energi dan protein yang sangat kurang dalam makanan sehari hari dengan jangka waktu yang cukup lama. Pada umumnya KEP, disebabkan oleh :

Faktor kemiskinan Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang makanan pendamping ASI (MP-ASI)

dan pemberian makanan sesudah bayi disapih

Pengetahuan mengenai pemeliharaan lingkungan yang sehat.

Bagan 1. Faktor penyebab masalah gizi, Sumber: Puskesmas Ambacang KuranjiDari bagan di atas dapat dikatakan bahwa akar dasar dari kejadian malnutrisi di

Indonesia adalah adanya masalah dalam komitmen politik dan masih tingginya angka kemiskinan di Indonesia.

Klasifikasi KEP menurut % Median WHO-NCHS KEP Ringan : BB/U 70 – 80 % Median WHO-NCHS KEP Sedang: BB/U 60 – 70 % Median WHO-NCHS KEP Berat : BB/U < 60 % Median WHO-NCHS

Pada anak-anak, KEP dapat : Menghambat pertumbuhan Rentan terhadap penyakit infeksi Mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan

11

Page 12: Ami - Makalah Gizi

Pada orang dewasa, KEP dapat Menurunkan produktifitas kerja Menurunkan derajat kesehatan Rentan terhadap serangan penyakit

Pembagian KEP Berat / gizi buruk :1. Marasmus = kekurangan energy

Anak kurus, tinggal tulang terbungkus kulit Wajah seperti Orang tua Cengeng, rewel Lapisan lemak bawah kulit sangat sedikit Kulit mudah diangkat, kulit terlihat longgar, kulit paha berkeriput Otot menyusut (wasted), lembek tulang rusuk tampak terlihat jelas terlihat

tulang belakang lebih menonjol dan kulit di pantat berkeriput ( baggy pant ) Ubun-ubun besar cekung, tulang pipi dan dagu menonjol, mata besar dan dalam Tek. Darah, detak jantung pernafasan berkurang

2. Kwashiorkor = kekurangan protein Oedema (terutama kaki bagian bawah) Bentuk muka bulat seperti bulan (moon face) Rambut tipis, warna coklat kemerahan (pirang/abu-abu dan mudah lepas/mudah

dicabut tanpa rasa sakit

3. Marasmic-kwashiorkor = Kekurangan energi dan protein Gabungan dari tanda marasmus dan kwashiorkor Gangguan pertumbuhan Crazy pavement dermatosis Rambut tipis, pirang dan mudah dicabut Muka seperti orang tua Oedema hanya pada anggota gerak bagian bawah

2.5.2 Gaky

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) terjadi sebagai akibat dari rendahnya kandungan yodium dalam bahan makanan sehari-hari karena rendahnya kandungan yodium dalam tanah. Yodium dikenal sebagai salah satu mineral yang sangat mudah larut dalam air, sehingga semakin tinggi curah hujan di suatu daerah maka semakin besar risiko untuk penduduknya menderita GAKY. Keadaan ini diperburuk oleh beberapa faktor sebagai berikut :

1. Lingkungan yang buruk, terutama berhubungan dengan : Pencemaran tanah sumber-sumber air dengan kotoran manusia dan sampah,

seperti yang dilaporkan oleh Mc Carisson di India (1917),

12

Page 13: Ami - Makalah Gizi

Pencemaran yang mengakibatkan rendahnya kadar yodium dari sumber-sumber makanan dari laut seperti dilaporkan oleh Kung (1996) berkaitan dengan rendahnya kadar yodium di Laut China Selatan sebagai akibat pencemaran dari limbah pabrik di sekitarnya.

Rendahnya kadar Selenium pada makanan. Selenium adalah salah satu bahan pembentuk enzim yang mengatur pembentukan hormon thyroxin di kelenjar Thyroid

Timbulnya pemukiman-pemukiman baru yang padat dengan tingkat pengelolaan lingkungan yang kurang baik.

2. Perilaku ManusiaPerilaku manusia terutama yang berhubungan dengan:

Ketidak pedulian terhadap kebersihan lingkungan Rendahnya pemahaman tentang pentingnya pemakaian garam beryodium Rendahnya kepedulian industry, distributor dan pedagang garam terhadap resiko

dan akibat garam yang tidak beryodium yang dijualnya terhadap kualitas hidup bangsa di masa depan

Ketidakseimbangan konsumsi goiterogenik agen seperti bayam, ubi kayu, kol dan lain-lain dengan ketersediaan yodium dalam garam dan lain-lain

3. PelayananYang diberikan oleh Institusi terkait, seperti penyuntikan lipiodol,

pendistribusian kapsul beryodium, forifikasi garam dan lain-lain.

4. Faktor keturunanMenurut Prof. Dr. dr. Djokomulyanto, ketua tim penanggulangan GAKY

nasional pada Pertemuan Ilmiah Nasional GAKY 2001, kadar yodium rendah dapat mengurangi IQ hingga 10 poin dan kekurangan yodium berat menghilangkan 50 poin IQ. Padahal intelegensi adalah modal utama seseorang. Masalah penurunan tingkat kecerdasan intelegensi ini merupakan akibat GAKY yang tidak anyak disorot. Fenomenanya seperti gunung es. GAKY biasanya hanya identik dengan penyakit gondok atau kretinisme, padahal banyak masalah lain yang tidak kelihatan.

2.5.3 Anemia

Penyakit ini terjadi karena konsumsi zat besi (Fe) pada tubuh tidak seimbang atau kurang dari kebutuhantubuh. Defisiensi Fe atau anemia di Indonesia jumlahnya besar sehingga menjadi masalah kesehatan msyarakay. Program penanggulangan nemia besi, khususnya ibu hamil sudah dilakukan melalui pembetia FE secara Cuma-Cuma melalui Puskesmas atau posyandu.

2.5.4 Defisiensi vitamin A (Zeropthalmia)

Penyakit ini disebabkan karena kekurangan konsumsi vitamin A di dalm tubuh. Gejala-gejala dari penyakit ini adalah kekeringan Epitel bola mata dan kornea karena

13

Page 14: Ami - Makalah Gizi

glandula lakrimalis menurun. Fungsi mata berkurang dan pnderita tidak sanggup melihat di cahaya remang-remang ang pada akhirnya akan menimbulkan kebutaan.

2.5.5 Obesitas dan Overweight

Obesitas dan overweight adalah dua kata yang mempunyai arti yang berbeda dalam segi gizi klinis, meskipun keduanya selalu disamaratakan dan disejajarkan penggunaanya.

1. Obesitas

Obesitas adalah kelebihan berat badan yang berasal dari lemak. Bila berat badan lebih dari 120% berat badan standar. Seorang bayi atau anak yang kegemukan memiliki kemungkinan lebih besar untuk tetap kegemukan pada masa pubertas dan dewasa. Penimbunan lemak yang berlebihan pada kegemukan disebabkan oleh konsumsi energi yang melebihi kebutuhan termasuk kebutuhan energi untuk pertumbuhan. Penyebab gangguan keseimbangan energi antara lain adalah faktor keturunan, konsumsi energi, dan pengeluaran energi.

a. Faktor Keturunan

Angka-angka yang menunjukkan bahwa faktor keturunan berpengaruh terhadap gangguan keseimbangan energi adalah sebagai berikut:

1) Bila bapak dan ibu tidak gemuk, kemungkinan anak menjadi gemuk adalah 9%.2) Bila bapak atau ibu gemuk, kemungkinan anak menjadi gemuk adalah 41-50%.3) Bila bapak dan ibu gemuk, kemungkinan anak menjadi gemuk adalah 66-80% (Rumah Sakit Dr.Cipto Mangunkusumi,2003)

Kadang-kadang sukar untuk membedakan pengaruh faktor keturunan dengan faktor lingkungan, karena anak-anak yang berasal dari orang tua gemuk ternyata cenderung meniru kebiasaan makan dan gerak yang salah dari orang tuanya (Rumah Sakit Dr.Cipto Mangunkusumo, 2003)

b. Konsumsi Energi

Konsumsi energi yang berlebihan, terutama yang berasal dari karbohidrat, bisa menyebabkan kegemukan. Kebutuhan energi yang bersifat individual perlu mendapat perhatian. Frekuensi dan porsi makanan ternyata berpengaruh terhadap keseimbangan energi. Makan sering secara teratur dalam porsi kecil tidak mudah menyebabkan kegemukan dibandingkan dengan makan dalam jumlah banyak secara tidak teratur atau melewati waktu makan.

c. Pengeluaran Energi

Pengeluaran energi yang menurun berpengaruh terhadap terjadinya kegemukan pada anak-anak. Obesitas terjadi pada anak-anak yang menderita penyakit yang menyebabkan aktivitas menurun.

14

Page 15: Ami - Makalah Gizi

Cara yang digunakan untuk mengukur obesitas adalah Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Perut. Obesitas yang diukur dengan Indeks Massa Tubuh dapat dibagi menjadi obesitas perifer dan obesitas sentral atau abdominal berdasarkan lingkar perut. Bagi orang Asia, lingkar perut pada laki-laki harus kurang dari 90cm sementara pada wanita kurang dari 80cm. Jadi, IMT yang melebihi 23 dengan lingkar perut lebih dari 90cm pada laki-laki dan 80 cm pada wanita dapat digolongkan kedalam obesitas abdominal.

Etiologi obesitas sesungguhnya dapat dibagi dua, yaitu :

a. Penyebab internal yang bisa berupa permasalahan metabolisme (hormonal) atau pencernaan (enzimatik).

b. Permasalahan eksternal yang berupa ketidakseimbangan antara diet dan exercise sebagai akibat dari perubahan gaya hidup serta modernisasi, termasuk pelbagai problem psikologis dan aktualisasi diri (Hartanto,2006).

2. Overweight

Overweight lebih mengacu pada kelebihan berat badan dibandingkan dengan standar normal yaitu bila berat badan 110-120% berat badan standar. Berat badan overweight bisa berasal dari otot, tulang, organ- organ vital, dan sebagainya. Contoh dari kasus Overweight adalah para binaragawan, mereka mungkin berat badanya lebih daripada orang normal yang sama umurnya dengan mereka namun meski mereka lebih berat, tidak bisa dikatakan sebagai obese karena kelebihan berat badanya berasal dari otot.

2.6. Kadarzi dan PUGS

Kadarzi dilakukan untuk menilai kondisi gizi masyarakat dan kepedulian masyarakat terkait masalah gizi. Pelaksanaanya berupa penyebaran angket untuk menilai sikap masyarakat terhadap 5 indikator:

Menimbang BB secara teratur ASI eksklusif Konsumsi aneka ragam makanan Konsumsi garam beryodium Konsumsi suplemen gizi

Saat ini di Puskesmas juga sedang gencar dipromosikan PUGS (Pedoman Umum Gizi Seimbang)

13 pesan dasar gizi seimbang :

1. Makanlah aneka ragam makanan2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi

3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah (1/2) dari kebutuhan energi

4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat (1/4) dari kecukupan energi

15

Page 16: Ami - Makalah Gizi

5. Gunakan garam beriodium

6. Makanlah makanan sumber zat besi

7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai berumur 6 bulan

8. Biasakan sarapan pagi

9. Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya

10. Lakukan kegiatan fisik dan olah raga secara teratur

11. Hindari minum-minuman beralkohol

12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan

13. Untuk makanan dalam kemasan baca labelnya terlebih dahulu !

16

Page 17: Ami - Makalah Gizi

BAB IV

PEMBAHASAN

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Kurang Energi Protein (KEP)

4.1.1. Total Jumlah Penderita KEP

62 orang dari bulan Januari – Juli 2012

4.1.2. Jumlah KEP menurut Standar BB/U, BB/TB, TB/U

Tabel 1. Rekapitulasi Jumlah Kasus Gizi Buruk berdasarkan BB/U di Puskesmas Ambacang

Kuranji Bulan Januari – Juli 2012

Bulan Sasaran

Balita

Gizi Buruk

% Gizi Kurang

%

1. Januari

2. Februari

3. Maret

4. April

5. Mei

6. Juni

7. Juli

4803

2

0

2

0

2

1

3

0,04%

0

0,04%

0

0,04%

0,02%

0,06%

11

13

6

11

5

6

-

0,22%

0,27%

0,12%

0,22%

0,10%

0,12%

-

Ket :

- : tidak ada data

Target : < 5%

17

Page 18: Ami - Makalah Gizi

Tabel 2. Rekapitulasi Jumlah Kasus Gizi Buruk berdasarkan BB/TB di Puskesmas

Ambacang Kuranji Bulan Januari – Juli 2012

Bulan Sasaran

Balita

Kurus

Sekali

% Kurus %

1. Januari

2. Februari

3. Maret

4. April

5. Mei

6. Juni

7. Juli

4803

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

2

14

4

5

4

2

4

0,04%

0,29%

0,08%

0,10%

0,08%

0,04%

0,08%

Ket : target : < 5%

Cakupan Gizi Balita Berdasarkan Indikator BB/UDi Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang

September-Oktober 2011

No. Kelurahan

Sasaran September Oktober

D BRK % K % D BRK

% K %

1. Ps.Ambacang 1722 1245 2 0,11 5 0,29 896 2 0,11 5 0,29

2. Anduring 1374 841 1 0,07 2 0,14 891 1 0,07 1 0,07

3. Lubuk Lintah 997 436 3 0,30 1 0,10 643 0 0 4 0,40

4. Ampang 710 388 0 0 0 0 457 0 0 0 0

Puskesmas 4803 2910 6 0,12 8 0,16 2618 3 0,06 10 0,20

Cakupan Gizi Balita Berdasarkan Indikator TB/U

Di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang

September-Oktober2011

18

Page 19: Ami - Makalah Gizi

No. Kelurahan

Sasaran September Oktober

D Pdk % N % D Pdk % N %

1. Ps.Ambacang 1722 1245 5 0,29 2 0,11 896 6 0,34 1 0,05

2. Anduring 1374 841 4 0,29 0 0 891 0 0 0 0

3. Lubuk Lintah 997 436 4 0,40 0 0 643 4 0,40 0 0

4. Ampang 710 388 0 0 0 0 457 0 0 0 0

Puskesmas 4803 2910 13 0,27 2 0,04 2887 10 0 1 0,02

Cakupan Gizi Balita Berdasarkan Indikator BB/TB

Di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang

September-Oktober 2011

No. Kelurahan

Sasaran September Oktober

D KS % K % D KS % K %

1. Ps.Ambacang 1722 1245 0 0 1 0,05 896 0 0 0 0

2. Anduring 1374 841 0 0 0 0 891 0 0 2 0,14

3. Lubuk Lintah 997 436 0 0 1 0,10 643 0 0 1 0,10

4. Ampang 710 388 0 0 0 0 457 0 0 0 0

Puskesmas 4803 2910 0 0 2 0,04 2887 0 0 3 0,06

Tabel 3. Cakupan BGM/D balita di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kuranji tahun 2011

19

Page 20: Ami - Makalah Gizi

4.1.3. Jumlah Posyandu dan Stratifikasinya

Tabel 4.Jumlah posyandu dan statifikasinya

Posyandu Pratama Madya Purnama Mandiri

28 0 17 8 3

4.1.4 Persentase Masing-masing Balok SKDN (D/S, N/D, BGM/D)

Tabel 5. Cakupan D/S Bayi dan Balita Bulan Januari – Juli 2012 di wilayah kerja Puskesmas Amabacang Kuranji

No Kelompok Sasaran Jan Feb Mar April Mei Juni Juli

1.

2.

Bayi

Balita

976

4803

55,84

59,98

55,84

83,71

59,53

63,43

60,35

62,35

74,80

62,08

62,19

62,73

64,04%

65,45

*data dalam %

*target tahun 2012 : 75%

Pada Tabel diatas tampak bahwa Cakupan D/S pada Bulan Januari –Juli 2012 rata-rata belum mencapai target. Hal ini disebabkan oleh :

1. Honor kader sebagai petugas lapangan tidak sebanding dengan tugas yang diembannya.

20

Page 21: Ami - Makalah Gizi

2. Kurangnya PMT

3. Kurangnya saran yang memadai yuntuk melaksanakan kegiatan posyandu sehingga masyarakat tidak mendapatkan pelayanan maksimal dan berakibat menjadi malas serta cenderung memilih ke dokter/bidan praktek swasta.

Tabel 6. Pencapaian D/S (Ditimbang Per Sasaran) Balita diwilayah kerja Puskesmas Ambacang Tahun 2011

No. Kelurahan Sasaran Rata-rata Pencapaian D/S

Balita 2011 ditimbang Tahun 2008

Tahun 2009

Tahun 2010

Tahun 2011

1. Ps.Ambacang 1722 1089 41,29 43,93 70,15 63,24

2. Anduring 1374 822 29,77 26,92 48,47 59,83

3. Lb.Lintah 997 530 35,02 46,33 48,47 53,17

4. Ampang 710 434 33,65 44,28 67,54 61,15

Puskesmas 4803 2875 35,32 39,28 59,26 59,86

Target tahun 2011: 65%

Tabel 7. Pencapaian N/D (Naik Per Ditimbang) Balita diwilayah kerja Puskesmas Ambacang Tahun 2011

No. Kelurahan

Sasaran

Balita

Tahun 2011

Jumlah

Rata-rata D’

Jumlah Rata-rata

Balita yg naik

Berat badannya/Th

Pencapaian N/D

Tahun 2008

Tahun 2009

Tahun

2010

Tahun

2011

1. Ps.Ambacang 1722 838 802 68,71 76,50 89,64 95,70

21

Page 22: Ami - Makalah Gizi

2. Anduring 1374 674 571 75,43 70,11 84,82 84,72

3. Lb.Lintah 997 413 334 82,21 77,69 86,27 80,87

4. Ampang 710 376 340 65,03 74,76 91,45 90,43

Puskesmas 4803 2301 2047 73,06 75,30 87,77 88,96

Target : 89%

Dari tabel diatas,tampak bahwa cakupan N/D belum mencapai target, walaupun ada peningkatan pencapaian setiap tahunnya. Penyebab dari masalah ini sama dengan masalah

pada pencapaian D/S.

4.2. Anemia

4.2.1 Jumlah Penderita anemia

Rekapitulasi Jumlah penderita anemia Januari-Desember 2011

No.

Bulan Jumlah ibu hamil yang mendapat tablet Fe

(orang)

Jumlah ibu nifas yang mendapat

tablet Fe

(orang)30 tablet 90 tablet

Sasaran 995 995 949

Target 90% 85% 80%

1. Januari 71 78 61

2. Februari 113 72 54

3. Maret 62 10 15

4. April 90 90 63

5. Mei 111 97 65

6. Juni 0 0 0

7. Juli 131 120 100

8. Agustus 134 135 118

9. September

99 117 108

22

Page 23: Ami - Makalah Gizi

10.

Oktober 100 98 185

11.

November

30 36 20

12.

Desember

27 63 36

Jumlah / pencapaian

968 897 825

% pencapaian 97,3% 90% 87,4%

906 + maret

4.2.2 Jenis Pemeriksaan ANC di KIA

Dalam penerapannya terdiri atas:

1. Timbang berat badan dan ukur tinggi

badan,

2. Ukur tekanan darah

3. Nilai status gizi (ukur LILA)

4. Ukur tinggi fundus uteri

5. Tentukan presentasi janin dan denyut

jantung janin (DJJ)

6. Skrining status imunisasi tetanus dan

berikan imunisasi tetanus toksoid (TT) bila diperlukan

7. Pemberian tablet zat besi minimal 90

tablet selama kehamilan

8. Tes laboratorium (rutin dan khusus)

9. Tatalaksana kasus

10. Temuwicara (konseling), termasuk

perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan

Pemeriksan laboratorium rutin mencakup pemeriksaan golongan darah, hemoglobin,

protein urin, dan gula darah puasa. Pemeriksaan khusus dilakukan di daerah prevalensi tinggi

dan atau kelompok beresiko, pemeriksaan yang dilakukan adalah hepatitis B, HIV, sifilis,

malaria, TBC, kecacingan dan talasemia.

23

Page 24: Ami - Makalah Gizi

Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan. Yaitu:

a. Minimal 1 kali pada triwulan pertama

b. Minimal 1 kali pada triwulan kedua

c. Minimal 2 kali pada triwulan ketiga

4.2.4 Distribusi Tablet Fe

Tabel 8.Cakupan Distribusi tablet Fe 1 dan Fe 3 Pada Ibu Hamil Tahun 2011

Diwilayah Kerja Puskesmas Ambacang

No. Kelurahan

Sasaran

Bumil

2011

Jumlah Ibu Hamil dapat Talet Fe

Fe 1 Fe 3

Hasil % Hasil %

1. Pasar Ambacang 385 364 94,55 354 91,95

2. Anduring 307 295 96,09 280 91,21

3. Lubuk Lintah 223 214 95,96 203 91,03

4. Ampang 159 156 98,11 143 89,94

Puskesmas 1074 1029 95,81 980 91,25

Target Distribusi Tablet Fe 1 dan Fe 3 bumil : 85 % dan 84 %

4.3 GAKY

4.3.1 Laporan pemeriksaan garam beryodium Puskesmas lubuk kilangan Tahun 2011

Pemeriksaan garam dilakukan pada 32 rumah tangga dengan memeriksa garam yang digunakan di rumah.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui apakah garam yang dikonsumsi di rumah beryodium atau tidak.

N0 Kelurahan Jumlah

Sampel

Jumlah Sampel Yang Berperilaku Sesuai Indikator Kadarzi

Timbang BB teratur

Beri ASI

Ekslusif

Makan

Aneka Ragam

Gunakan

Garam

Beryodium

Suplemen

Sesuai

Anjuran

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Ps.Ambacang 30 20 2 25 30 27

24

Page 25: Ami - Makalah Gizi

(66,67% )

(6,67%)

(83,33%) (100%)

(90%)

2. Anduring 30 22

(73,33%)

4

(13,33%)

26

(86,67%)

30

(100%)

25

(83,33%)

3. Lb.Lintah 30 23

(76,67%)

4

(13,33%)

25

(83,33%)

30

(100%)

25

(83,33%)

4. Ampang 10 7

(70 %)

1

(10 %)

7

(70 %)

10

(100%)

9

(90%)

Puskesmas 100 72

(72 %)

11

(11 %)

83

(83 %)

100

(100 %)

86

(86%)

Dari tabel diatas didapat dari sampel yang menggunakan garam beryodium adalah 100%

4.4 Kurang Vitamin A

4.4.1 Rekapitulasi Pemberin tablet vitaminA di Puskesmas Ambacang Kuranji Bulan Februari 2012

Tabel 9. Rekapitulasi Pemberian tablet vitamin A di Puskesmas Ambacang Kuranji Bulan Februari 2012

Kelompok Sasaran ABS %

1. Bayi (6-11bln)

2. Balita (12-59 bln)

585

3827

548

3594

93,68%

93,91%

Target : 94%

Dari tabel diatas, tampak bahwa masih kurangnya distribusi Vitamin A baik pada bayi dan balita,dimana angka yang didapat mencapai target 94%. Beberapa penyebabnya :

1. Kurangnya sosialisasi pelaksanaan kegiatan pendistribusian vitamin A

2. Tingkat kesadaran masyarakat yang kurang

3. Lokasi tempat tinggal yang jauh dari posyandu sehingga menyulitkan warga untuk datang

4. Kader/petugas enggan sweeping

25

Page 26: Ami - Makalah Gizi

5. Tidak sesuainya honor untuk kader melaksanakan sweeping

Tabel 10. Cakupan Pendistribusian Kapsul Vitamin A pada Bayi (Umur 6-11 Bulan)

Bulan Februari dan Agustus tahun 2011

No Kelurahan Sasaran Bayi Umur

6-11 Bulan

Pencapaian Februari 2011

Pencapaian Agustus 2011

Hasil % Hasil %

1. Ps.Ambacang 210 187 89,04 193 91,90

2. Anduring 167 155 92,81 159 95,20

3. Lubuk Lintah 122 112 91,80 119 94,26

4. Ampang 86 85 98,83 78 90,69

Puskesmas 585 539 92,13 545 93,16

Target : 94%

Grafik 1. Perbandingan Pencapaian Distribusi Vitamin A Pada Bayi (6-11 bulan)

Di Puskesmas Ambacang Tahun 2007 s/d 2011

Tabel 11. Cakupan Pendistribusian Kapsul Vitamin A Pada Anak Balita (Umur 12-59 Bulan) Bulan Februari dan Agustus 2011 Di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang

No Kelurahan Sasaran

Anak Balita

12-59 Bulan

Pencapaian Februari 2011

Pencapaian Agustus 2011

Hasil % Hasil %

1. Ps.Ambacang 1372 1310 95,48 1296 94,46

2. Anduring 1095 1030 94,06 1037 94,70

26

%

Page 27: Ami - Makalah Gizi

3. Lubuk Lintah 794 734 92,44 701 88,28

4. Ampang 566 517 91,34 546 96,46

6. Puskesmas 3827 3591 93,83 3580 93,54

Target Distribusi Vitamin A tahun 2011 : 94 %

Rekapitulasi Pemberian tablet vitamin A Januari-Desember 2011

No. Bulan

Mendapat kapsul vitamin A

Dosis tinggi

Pada ibu nifas

(orang)

Bayi (orang) kasus

campak

Jumlah bayi

Balita (orang) kasus

campak

Jumlah balita

1. Januari 61 1 0

2. Februari 54 2 550 3 1700

3. Maret

4. April 63 0 0

5. Mei 65 0 0

6. Juni 0 0 0

7. Juli 100 1 0

8. Agustus 118 0 550 0 3593

9. September

108 0 1

10.

Oktober 185 0 1

11.

November

111 0 1

12.

Desember

36 0 0

826 4 5

4.5 Gizi Lebih

27

Page 28: Ami - Makalah Gizi

4.5.1 Rekapitulasi Kunjungan Pojok Gizi Puskesmas Lubuk Kilangan tahun 2011

Kegiatan pojok gizi adalah berupa konsultasi secara perorangan dengan ahli gizi yang dilakukan di puskesmas.

Pasien yang datang merupakan rujukan BP, KIA dan dari posyandu.

Tabel 13. Rekapitulasi kunjungan pojok gizi di Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun 2011

No.

Kunjungan pojok gizi

Jan Feb

Mar

Apr

Mei Jun Jul Agt

Sept

Okt

Nov

Des

Jumlah

1. Gizi lebih 0 1 1 0 0 0 0 1 0 2 1 6

2. Hipertensi

5 8 5 6 2 5 3 3 3 6 8 54

3. Diabetes melitus

16 9 6 9 8 8 6 6 5 9 4 76

28

Page 29: Ami - Makalah Gizi

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Proses identifikasi masalah merupakan hal utama dalam proses pengelolaan masalah

gizi masyarakat. Proses identifikasi masalah di Puskesmas Ambacang Kuranji dilakukan

melalui peran kader, temuan kasus di KIA dan BP, serta temuan khusus seperti di posyandu,

sekolah, dan monitoring garam masyarakat.

Beberapa masalah gizi masih ditemukan di Puskesmas Ambacang Kuranji. Hal ini

dikarenakan belum mencapai target yang telah ditetapkan.

1. Belum tercapainya D/S dan N/D pada bayi dan balita sesuai target

2. Belum tercapainya distribusi kapsul Vitamin A sesuai target

3. Masih adanya kasus KEP di puskesmas Ambacang Kuranji

5.2 Saran

Saran ditujukan kepada Pihak Puskesmas Ambacang Kuranji :

1. Meningkatkan upaya promotif dan mengadakan dana sehat disetiap posyandu

Sehingga diharapkan dapat memotivasi masyarakat untuk berbondong-bondong membawa

balitanya ke posyandu

2. Memaksimalkan pemberian MP ASI.

3. Meningkatkan dan menjalin kerja sama yang lebih baik lagi antara petugas, kader dan

masyarakat terutama sekali dalam mendistribusikan kapsul Vitamin A.

4. Meningkatakan Kerjasama Lintas Sektoral.

29

Page 30: Ami - Makalah Gizi

DAFTAR PUSTAKA

1. Notoadmojo, Soekidjo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Ribeka Cipta, Jakarta

2. Laporan Tahunan Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun 2010

3. Laporan Tahunan Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun 2011

4. Laporan Bulanan Puskesmas Ambacang Kuranji Bulan Januari – Juli 2012

5. Nyoman, I dewa, 2002. Penilaian Status gizi, EGC. Jakarta

6. Buku Saku Promosi Gizi untuk Kader Posyandu. Kantor Wilayah Departeman Kesehatan

Proyek Perbaikan Gizi Propinsi Sumatera Barat. 2010

30