alkohol lemak

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alkohol lemak (RCH 2 OH) merupakan suatu dasar utama oleokimia yang memiliki laju pertumbuhan yang telah membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kemajuan standar hidup masyarakat banyak. Alcohol lemak terus meningkat sebagai bahan baku surfaktan karena sifatnya yang dapat diurai dan dapat diperbaharui. Permintaan dunia akan alcohol lemak meningkat 4% tiap tahun, pada tahun 2000 saja mencapai 1.500.000 MT(2). Alkohol lemak dapat diproduksi dari minyak bahan alami, atau sintetis dari petrokimia. Persediaan alcohol lemak dunia sekarang ini dapat dibagi menjadi alami dan buatan. Perbandingan penggunaan alami : sintetik bervariasi di masing-masing negara. Sebagai contoh, pada tahun 1995 di Amerika Utara memiliki perbandingan 30 : 70, Eropa Barat 52,5 : 47,5, Jepang 86 : 14 (2) dan diharapkan perbandingan ini setiap tahun akan lebih berimbang. Karena hal ini dapat meningkatkan persediaan dan stabilitas harga dari minyak lauric. Sumber utama dari minyak lauric terdapat di daerah Asia bagian Tenggara. Hal mendasar yang melatar belakang di buatnya makalah ini adalah agar dapat menambah pengetahuan 1 | Page

Upload: andri-zal

Post on 19-Jan-2016

50 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Alkohol Lemak

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alkohol lemak (RCH2OH) merupakan suatu dasar utama oleokimia yang

memiliki laju pertumbuhan yang telah membantu meningkatkan pertumbuhan

ekonomi dan kemajuan standar hidup masyarakat banyak. Alcohol lemak terus

meningkat sebagai bahan baku surfaktan karena sifatnya yang dapat diurai dan

dapat diperbaharui. Permintaan dunia akan alcohol lemak meningkat 4% tiap

tahun, pada tahun 2000 saja mencapai 1.500.000 MT(2).

Alkohol lemak dapat diproduksi dari minyak bahan alami, atau sintetis

dari petrokimia. Persediaan alcohol lemak dunia sekarang ini dapat dibagi menjadi

alami dan buatan. Perbandingan penggunaan alami : sintetik bervariasi di masing-

masing negara. Sebagai contoh, pada tahun 1995 di Amerika Utara memiliki

perbandingan 30 : 70, Eropa Barat 52,5 : 47,5, Jepang 86 : 14 (2) dan diharapkan

perbandingan ini setiap tahun akan lebih berimbang. Karena hal ini dapat

meningkatkan persediaan dan stabilitas harga dari minyak lauric. Sumber utama

dari minyak lauric terdapat di daerah Asia bagian Tenggara.

Hal mendasar yang melatar belakang di buatnya makalah ini adalah agar

dapat menambah pengetahuan tentang hal – hal yang berkaitan dengan Alkohol

Lemak, tahap-tahap prosesnya, kondisi operasinya, dan lain- lain.

1.2 Tujuan

Selain dilatar belakangi tujuan agar dapat menambah pengetahuan pembaca

atau mahasiwa/i yaitu untuk memenuhi Tugas Makalah Kelompok yang diberikan

oleh Dosen Mata Kuliah Proses Industri Petro dan Oleokimia.

1 | P a g e

Page 2: Alkohol Lemak

BAB II

ISI

2.1 Alkohol Lemak

Fatty alkohol (lemak alkohol) adalah alkohol alifatis yang merupakan

turunan dari lemak alam ataupun minyak alam. Fatty alkohol merupakan bagian

dari asam lemak dan fatty aldehid. Fatty alkohol biasanya mempunyai atom

karbon dalam jumlah genap. Molekul yang kecil digunakan dalam dunia

kosmetik, makanan dan pelarut dalam industri. Molekul yang lebih besar penting

sebagai bahan bakar. Karena sifat amphiphatic mereka, fatty alkohol berkelakuan

seperti nonionic surfaktan. Fatty alkohol dapat digunakan sebagai emulsifier,

emollients, dan thickeners dalam industri kosmetik dan makanan.

Contoh fatty alkohol :

a. Capryl alkohol (1-octanol) -- 8 carbon atoms

b. Pelargonic alkohol (1-nonanol) -- 9 carbon atoms

c. Capric alkohol (1-decanol, decyl alkohol) -- 10 carbon atoms

d. 1-dodecanol (lauryl alkohol) -- 12 carbon atoms

e. Myristyl alkohol (1-tetradecanol) -- 14 carbon atoms

f. Cetyl alkohol (1-hexadecanol) -- 16 carbon atoms

g. Palmitoleyl alkohol (cis-9-hexadecan-1-ol) -- 16 carbon atoms,

unsaturated, CH3(CH2)5CH=CH(CH2)8OH

h. Stearyl alkohol (1-octadecanol) -- 18 carbon atoms

i. Isostearyl alkohol (16-methylheptadecan-1-ol) -- 18 carbon atoms,

branched, (CH3)2CH-(CH2)15OH

j. Elaidyl alkohol (9E-octadecen-1-ol) -- 18 carbon atoms, unsaturated,

CH3(CH2)7CH=CH(CH2)8OH

k. Oleyl alkohol (cis-9-octadecen-1-ol) -- 18 carbon atoms, unsaturated

l. Linoleyl alkohol (9Z, 12Z-octadecadien-1-ol) -- 18 carbon atoms,

polyunsaturated

m. Elaidolinoleyl alkohol (9E, 12E-octadecadien-1-ol) -- 18 carbon atoms,

polyunsaturated

n. Linolenyl alkohol (9Z, 12Z, 15Z-octadecatrien-1-ol) -- 18 carbon atoms,

2 | P a g e

Page 3: Alkohol Lemak

polyunsaturated

o. Elaidolinolenyl alkohol (9E, 12E, 15-E-octadecatrien-1-ol) -- 18 carbon

atoms, polyunsaturated

p. Ricinoleyl alkohol (12-hydroxy-9-octadecen-1-ol) -- 18 carbon atoms,

unsaturated, diol, CH3(CH2)5CH(OH)CH2CH=CH(CH2)8OH99

q. Arachidyl alkohol (1-eicosanol) -- 20 carbon atoms

r. Behenyl alkohol (1-docosanol) -- 22 carbon atoms

s. Erucyl alkohol (cis-13-docosen-1-ol) -- 22 carbon atoms, unsaturated,

CH3(CH2)7CH=CH(CH2)12OH

t. Lignoceryl alkohol (1-tetracosanol) -- 24 carbon atoms

u. Ceryl alkohol (1-hexacosanol) -- 26 carbon atoms

v. Montanyl alkohol, cluytyl alkohol (1-octacosanol) -- 28 carbon atoms

w. Myricyl alkohol, melissyl alkohol (1-triacontanol) -- 30 carbon atoms

x. Geddyl alkohol (1-tetratriacontanol) -- 34 carbon atoms

Tabel 2.1 Karakteristik Fatty alcohol

3 | P a g e

Page 4: Alkohol Lemak

Tabel 2.2 Komposisi Asam Lemak dari Minyak Kelapa (CO) dan Minyak Inti

Sawit (PKO)

Sumber: Gervajio, 2005

2.1.1 Jenis Alkohol Lemak

Alkohol lemak, berdasarkan sumber terbentuknya, terbagi menjadi 2

macam, yaitu :

1. Alkohol Lemak Alami (Natural Fatty Alcohol)

Alkohol lemak alami berasal dari bahan baku yang dapat diperbaharui

yang terdapat di alam. Proses pembuatan alkohol lemak dari minyak alami bisa

melalui rute pembuatan metil ester atau dari asam lemak. Kedua metode ini

merupakan dua metode yang paling banyak digunakan dalam industri alkohol

lemak. Contoh : Lemak, minyak dan lilin dari tumbuhan dan hewan, seril sesoat

dalam lilin erna dan mirisil palmit dalam lilin lebah.

2. Alkohol Lemak Sintetis dari Petroleum

Alkohol lemak dari bahan baku petroleum sudah dibahas pada mata kuliah

Proses Industri Petro dan Oleokimia bagian petrokimia, namun disini akan

dijelaskan sekilas sebagai bahan perbandingan.

2.2 Metode Pembuatan Alkohol Lemak

Untuk menmproduksi Alkohol Lemak dapat menggunakan beberapa metode

berikut :

1. Hidrolisis lilin ester menggunakan lemak hewani

4 | P a g e

Page 5: Alkohol Lemak

2. Proses reduksi sodium mennggunakan lemak dan minyak

3. Proses Ziegler menggunakan etilen

4. Proses oxo menggunakan hydrogenation olefin

5. Katalitik hidrogenasi asam lemak dan metil ester dari lemak dan minyak

6. Hidrogenasi lansung lemak dan minyak

7. Hidrogenasi pada Tekanan Tinggi

Deskripsi tentang metoda pertama dijelaskan sebagai acuan historis awal

mula proses produksi alkohol lemak di dunia. Deskripsi tentang metoda kedua

dam metoda keenam dijelaskan sebagai metode perkembangan dari metode yang

pertama. Metoda ketiga dan keempat menggunakan bahan baku yang berasal dari

petrokimia dan akan dijelaskan sekilas sebagai bahan perbandingan saja dalam

makalah ini. Bagaimanapun, harus diketahui bahwa kira-kira 50% persediaan

alkohol lemak dunia di produksi melalui dua cara ini.

2.2.1 Hidrolisis dari lilin ester

Alkohol lemak pertama kali diperoleh dari hidrolisis lilin ester yang berasal

dari binatang, terutama spermaceti dari sperma ikan paus. Namun sejak adanya

peraturan tentang larangan perburuan atas ikan paus, sumber dan metode ini tidak

lagi digunakan.

Lilin spermaceti dipisahkan dengan cara pemanasan menggunakan NaOH

pekat diatas 3000C, lalu alkohol didistilasi dari sabun dan air yang terbentuk. Hasil

Sulingan (distilat) mengandung alcohol tak jenuh C16-C20. Untuk mencegah

terjadinya auto-oksidasi, distilat ini dikeraskan dengan hidrogenasi katalitik..

Alkohol yang diperoleh mencapai yield 35 %. Produk utama terdiri dari : cetyl,

oceyl, dan alcohol arachidyl.

2.2.2 Proses reduksi sodium

Pada tahun 1909, Beauvault dan Blanc menemukan proses reduksi sodium

untuk memproduksi alcohol lemak dari kelapa ester. Pabrik alcohol lemak yang

dibentuk pada tahun 1930an menggunakan proses ini. Sedangkan proses dasarnya

relative sederhana, sebenarnya operasi pabrik banyak menangani produk dan

reaktan yang kompleks.

5 | P a g e

Page 6: Alkohol Lemak

Larutan sodium didispersikan dalam pelarut inert lalu ditambahkan ester

kering dan alcohol dengan hati-hati. Saat reaksinya komplit , oksida nya

dipecahdengan pengadukan dalam air, kemudian alkoholnya dicuci dan didistilasi.

Penambahan Alkohol R’ (sebaiknya alcohol sekunder), bertindak sebagai

donor hydrogen. Karena adanya reaksi samping , pemakaian sodium bias jadi di

atas 20 % dari kebutuhan stoikiometri. Reduksi berjalan selektif tanpa pembuatan

hidrokarbon dari isomerisasi atau hidrogenasi ikatan rangkap.

2.2.3 Proses zieglar menggunakan etilen

Alkohol lemak dari proses ini mempunyai struktur yang sama dengan

alcohol lemak alami. Proses ini dibagi dalam dua proses yaitu proses Alfol dan

proses Epal.

A. Proses Alfol.

Hidrokarbon digunakan sebagai pelarut, proses ini melalui lima tahap

yaitu :

1). Hidrogenasi

2 Al(CH2CH3)3 + Al + 1,5 H2 → 3 Hal(CH2CH3)3

2). Etilasi

3 HAl(CH2CH3)3 + 3 CH2=CH2 →3 Al(CH2CH3)3

2/3 dari hasil proses ini di recycle lagi ke proses hidrogenasi dan sisanya

lansung masuk ke reaksi perkembangan

3). Reaksi perkembangan (growth Reaction)

4). Oksidasi

5). Hidrolisa

B. Proses Epal

Proses ini mempunyai langkah-langkah yang hampir sama dengan proses

alfol. Fleksibilitas Proses ini lebih besar dibandingkan dengan prose alfol.

Alkohol dan α- olefin yang terbentuk bisa dipasarkan. Namun modal dan

biaya yang dibutuhkan juga lebih besar, karena membutuhkan proses control yang

lebih kompleks dan penambahan olefin dan alcohol rantai bercabang.

6 | P a g e

Page 7: Alkohol Lemak

2.2.4 Proses oxo menggunakan olefin

Proses oxo (hidroformilasi) terdiri dari reaksi antara olefin dengan

campuran gas H2-CO dan katalis yang cocok..

Reaksi ini ditemukan oleh O.Roelen pada tahun 1938.

CH3

2R – CH=CH2 + 2CO + 2H2 → R-CH2CH2-CHO + R-CH2OH

Yield α- olefin diperkirakan sama dengan jumlah aldehid rantai lurus dan

bercabangnya. Proses oxo dapat dilakukan dengan tiga cara berikut :

Proses klasik dengan menggunakan katalis HCO(CO)4

Proses Shell berdasarkan kompleks kobalt karbonil – phosphine

Proses menggunakan Katalis Rhodium

Langkah- langkah pada proses klasik yaitu reaksi oxo , pemisahan katalis

dan regenerasi , hidrogenasi aldehid dan distilasi alcohol.

Perbandingan antara ketiga proses tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Perbandingan Proses Klasik, Shell dan Unio Carbide

Perbandingan Proses OXO

Klasik Shell Unio Carbide

Katalis Cobalt Carbonil Cobalt Carbonil

Phosphine

Complex

Rhodium

Carbonil

Phospine

complex

Konsentrasi

katalis

0,1 – 1,0 0,5 0,001 - 0,1

CO2 : H2 1,1 – 1,2 1,2 – 2,5 Excess hydrogen

Temperatur (0C) 150 – 180 170 – 210 100 – 120

Tekanan (MPa) 20 – 30 5 – 10 2 – 4

LHSV 0,5 – 1,0 0,1 – 1,2 0,1 – 0,25

Produk Primer Aldehid Alkohol Aldehid

Linearitas (%) 40 – 50 80 – 85 90

7 | P a g e

Page 8: Alkohol Lemak

Pada proses shell, alcohol diperoleh langsung karena bagusnya aktifitas

katalis sehingga tahap hidrogenasi aldehid tidak di perlukan lagi, kelemahan

proses ini adalah, adanya olefin yang hilang dari proses.

Sedangkan proses yang menggunakan katalis Rhodium dapat dilakukan

pada P dan T yang rendah, karena tingginya aktifitas katalis . Kelemahannya

adalah memerlukan biaya yang tinggi karena mahalnya harga Rhodium.

2.2.5 Hidrogenasi Langsung dari Minyak dan Lemak

Proses pembuatan alkohol lemak dari minyak alami dapat diperoleh dari

metil ester atau asam lemak. Kedua metode ini memiliki persamaan dan sangat

kompetitif dibandingkan dengan metode lainnya. Secara umum proses pembutan

alkohol lemak secara langsung dari minyak dan lemak dapat dilihat pada gambar.

Gambar 2.1 Rute pembentukan Alkohol Lemak dari minyak dan lemak

Proses hidrogenasi langsung mempunyai beberapa kekurangan, diantaranya :

1. Menghasilkan produk samping bernilai tinggi gliserin yang justru mengalami

proses hidrogenasi lanjut menghasilkan propilen glikol yang bernilai rendah.

2. Komsumsi gas hidrogen yang cukup tinggi

3. Penggunaan katalis dalam jumlah besar

8 | P a g e

Page 9: Alkohol Lemak

2.2.6 Hidrogenasi Katalitik dari Asam Lemak dan Metil Ester

Fatty alcohol diperoleh dengan cara hidrogenasi metil ester atau asam

lemak.

R-COOCH33+ 2H22 Katalis, CuCr R-CH22OH + CH33OH

Metil ester Hidrogen Alkohol lemak Metanol

RCOOH +2H2 2 Katalis, CuCr RCH2OH + H2O

Asam lemak Hidrogen Alkohol lemak Air

Hidrogenasi langsung asam lemak tidak digunakan dalam skala industri

besar karena kebutuhan temperature reaksi yang lebih tinggi menghasilkan yield

yang lebih rendah dan karena dapat merusak katalis. Secara konvensional, asam

lemak dikonversi terlebih dahulu menjadi ester sebelum dihidrogenasi.

Dalam proses pembuatan fatty alcohol banyak dilakukan dengan bahan

dasar metil ester, karena dengan proses ini diperoleh persentase fatty alcohol lebih

tinggi. Dalam reaksi hidrogenasi dapat terbentuk.

RCH2COCOH + 2H2 ----------------> RCH2CH2OH + CH3OH

RCH2COOH + RCH2CH2OH ------> RCH2COOCH2CH2R + CH3OH

RCH2COOCH2CH2R + H2 --------> 2 RCH2OH

Suhu tinggi menyebabkan reaksi sekunder yaitu dehydratasi

RCH2CH2OH ----------> RHC=CH2`

RCH=CH2 + H2 ---------> RCH2CH3 (parafin)

Fatty alcohol dengan bahan baku metil ester atau fatty acids

- proses ini menghendaki kelebihan H2 400 kali dari teoritis

- kelebihan hidrogen untuk mempertahankan lapisan tipis katalis sebagai jaminan

reaksi esterifikasi dengan fatty acids

- suhu reaksi 230 – 280oC

- tekanan reaktor 200 – 300 bar

- katalis copper-cromite dengan sirkulasi gas hidrogen panas

- konversi dapat mencapai 91%.

9 | P a g e

Page 10: Alkohol Lemak

Gambar 2.2 Skema Pembuatan Fatty alcohol Dari Metil Ester

2.2.7 Proses Hidrogenasi pada Tekanan Tinggi

Proses hidrogenasi dengan tekanan tinggi ini terbagi 2 metode yaitu

suspension process dan fixed bed process:

A. Suspension Process

Gambar 2.3 Hidrogenasi Tekanan Tinggi Asam Lemak Metil Ester – Proses

Suspensi

10 | P a g e

Page 11: Alkohol Lemak

Proses:

Bahan baku yang digunakan adalah asam lemak dengan hidrogen

Katalis yang digunakan berbentuk slurry

Kondisi operasi proses ini dalah pada tekanan 25.000-30.000 kPa dan

temperatur 250-300 0C.

Reaksi yang terjadi:

RCOOH + 2 H2 RCH2OH + H2O (katalis CuCr )

Asam lemak Hidrogen Alkohol lemak Air

Reaksinya merupakan reaksi eksotermis, sehingga pada proses ini

diperlukan kontrol temperatur sehingga mencegah terjadinya pembentukan

hidrokarbon yang tidak diinginkan.

Hidrogenasi terjadi di dalam reaktor suhu tinggi di mana bahan dipanaskan

terlebih dahulu.

Panas dari sisa campuran produk reaktor diperoleh dengan resikulasi gas

hidrogen pada alat penukar panas setelah satu produk dipisahkan dengan

dua tingkat pendinginan ekspansi.

Pada fase gas ( yang mengandung gas hidrogen, uap alkohol dalam jumlah

kecil dan reaksi air) dipisahkan dari alkohol cair pada hot separator

( pemisah panas)

Campuran didinginkan lebih lanjut di separator pendingin, dimana uap

alkohol dan air hasil reaksi dikondensi dan dipisahkan. Kelebihan gas

hidrogen direcycle.

Alkohol cair yang berasal dari separator panas dipompakan ke flashdrum

dimana hidrogen dilarutkan direcycle dengan meningkatkan gas hidrogen.

Katalis dipisahkan dari alkohol lemak kasar dengan menggunakan

pemisah aktivitas dan resikulasi dengan alkohol lemak.

Ukuran fase clear dari pemisah sentrifugal adalah “passed through” yaitu

penyaring halus untuk memindahkan semua sisa suspensi padat hasil dari

produk (alkohol lemak kasar).

11 | P a g e

Page 12: Alkohol Lemak

Untuk memurnikan alkohol lemak kasar dapat dilakukan dengan distilasi

lebih lanjut untuk menghilangkan hidrokarbon dan dapat mengalami

fraksinasi jika diinginkan.

B. Fixed Bed Process

Gambar 2.4 Hidrogenasi Tekanan Tinggi Asam Lemak Metil Ester

Proses Fixed Bed

Pada metode fixed bed process, hal yang membedakannya dengan

suspension process adalah katalisnya fixed (tetap) dalam reaktor.

Bahan baku yang digunakan pada proses ini adalah ester dan hidrogen

Reaksi yang terjadi :

RCOOCH3 + 2 H2 RCH2OH + CH3OH

Ester Hidrogen Alkohol lemak Metanol

Reaksi ini dilakukan pada fase uap dimana sebagian umpan organik

diuapkan dengan gas hidrogen ( 20 – 25 mol ) melalui suatu alat peak

heater sebelum dialirkan ke fixed katalis bed.

Proses hidrogenasi dengan metode ini dilakukan pada kondisi 20.000-

30.000 Kpa dan temperatur 200-250 0C.

12 | P a g e

Page 13: Alkohol Lemak

Kemudian campuran didinginkan dan dipisahkan menjadi fasa gas dan

fasa cair. Pada fasa gas sebagian besar merupakan gas hidrogen dan di

recycle.

Fasa cairan diekspansi pada flash tank untuk menghilangkan metanol dari

alkohol lemak.

Perbandingan Alkohol Lemak hasil Proses Fixed bed dan Proses Suspensi

Proses fixed bad memerlukan sesuatu untuk menaikkan nilai karena itu

dibutuhkan bejana reaksi yang besar, pompa gas sirkulasi, dan pipa yang tepat

untuk volume yang tinggi dari penggunaan gas hydrogen. Proses suspensi dilain

sisi memerlukan penambahan peralatan untuk pelepasan katalis, distilasi alcohol

lemak mentah dan mengolah lagi metil ester.

Dalam penggunaan bahan mentah, proses fixed bad memiliki hasil yang

banyak dan penggunaan katalis hanya setengahnya. Alkohol lemak yang

dihasilkan dari proses fixed bad memiliki kualitas yang tinggi. Meskipun begitu,

kualitas dari alkohol lemak yang dihasilkan oleh prosess suspensi bisa juga

ditingkatkan ke tingkat yang sama dengan distilasi selanjutnya.

2.2.8 Metoda Lurgi Hidrogenasi Asam Lemak

Metoda lurgi dengan proses suspensi, menimbulkan kemungkinan

hidrogenasi secara langsung asam lemak menjadi alkohol lemak yang mengatasi

efek kerugian dari fatty acid on the copper-bearing analysist. Ini dicapai dengan

dua tahap reaksi. Reaksi pertama adalah esterifikasi dari asam lemak dengan

alkohol lemak menghasilkan ester dan air. Reaksi kedua adalah hidrogenasi ester

untuk menghasilkan dua mol alkohol. Kedua reaksi memiliki persamaan di

reaktor yang sama. Volume yang besar dari alkohol lemak di proses kembali lebih

dari 250 kali umpan asam lemak, dengan efektif mengurangi umpan, asal saja

untuk kondisi yang optimum untuk laju dan esterifikasi yang kompleks.

Hidrogenasi diletakkan dalam reactor bertekanan tinggi dimana material

dipanaskan terlebih dahulu- umpan asam lemak, di sirkulasi menjadi alkohol

lemak dengan menggunakan katalis, dan gas hidrogen adalah fed continuously.

Reaksi ini berlansung kira-kira 30.000 kPa dan 2800C. Panas dari campuran

produk yang meninggalkan reactor didapatkan lagi dengan recirculating gas

13 | P a g e

Page 14: Alkohol Lemak

hydrogen melalui heat exchanger, setelah produk dipisahkan melalui sebuah two-

stage cooling-expansion system.

Fasa gas (pada dasarnya kelebihan gas hydrogen, sedikit alkohol mendidih

dan reaksi air) dipisahkan dari larutan alkohol didalam separator panas.

Pencampuran ini didinginkan selanjutnya di cold separator, dimana the low

boiling alkohol dan reaksi air dikondensasi dan diseparasi. Gas hidrogen yang

berlebih di recycle ke sistem.

Larutan alkohol dari hot separator dipompakan ke flash drum dimana

penguraian hydrogen dimulai dan recycled dengan pemisahan hydrogen. Katalis

dipisahkan dan alkohol lemak mentah menggunakan sebuah sentrifugal separator.

Bagian dari katalis diganti dengan katalis baru yang segar untuk mempertahankan

aktivitas dan di recirculasi dengan alkohol lemak. Fase penyelesaian dan

sentrifugal separator adalah melalui polishing filter untuk menghilangkan semua

sisa dari solid yang didapat. Penghasilan alkohol mentah undergoes distilasi

selanjutnya untuk menghilangkan hidrokarbon dan mungkin mengalami fraksinasi

bila diinginkan.

Gambar 2.5 Sintesis Hidrogenasi Alkohol Lemak dari Asam Lemak –Lurgi

14 | P a g e

Page 15: Alkohol Lemak

Bahan dan Kebutuhan Konsumsi Per Ton dari Alkohol Lemak

Data teknikal untuk kapasitas pabrik of 50+ t/day :

Distilasi cocofatty acid 1050-1100 kg

Steam (ca, is bar) 170 kg

Pendinginan air (200C) 27 m3

Electric energy 130 kWh

Fuel gas 1,1 x 106 Kj

Catalist 5 kg

Hydrogen (00C, 100 kPa) 230-300 m3

Boiler feed water 185 kg

Export steam (ca 4 bar) 120 kg

Gambar 2.6 Pemisahan Alkohol Lemak

2.3 Aplikasi Alkohol lemak

Fatty alkohol merupakan produk hasil hidrogenasi asam lemak atau ester

asam lemak. Fatty alkohol dapat difraksinasi untuk memisahkan fraksi C8-C10

yang dikenal sebagai plasticizer range alkohol, dan C8-C12 sebagai detergen

15 | P a g e

Page 16: Alkohol Lemak

range alkohol. Plasticizer range alkohol berbentuk cair dan memiliki daya pelarut

yang tinggi dapat digunakan dalam industri tinta printer dan cat. Esterfikasi

dengan polycarboxylic acid seperti phthalic anhydride menghasilkan plasticizer

khususnya untuk industri PVC. C12 – C14 alkohol banyak digunakan sebagai

additif pelumas dan dalam pembuatan minyak rem dan minyak hidrolik. C16-C18

fatty alkohol banyak digunakan sebagai campuran dalam pembuatan cream,

lipstik, pasta, semir dan produk lainnya.

Plasticizer adalah senyawa adiktif yang ditambahkan kepada polimer

untuk menambah fleksibilitas dan workability-nya. Plasticizer diaplikasikan

terutama pada vinil resin seperti Polovinil Klorida (PVC). Di antara 300 jenis

plasticizer yang telah dikembangkan adalah DOP (Dioctyl Phthalate) yang

paling banyak digunakan. Konsumsi DOP pada industri PVC mencapai 50 - 70 %

dari toal produksi plasticizer. Namun demikian, pemakaian DOP sebagai

plasticizer PVC, terutama yang diaplikasina pada food-drug packaging atau

mainan anak - anak mulai dipermasalahkan. Ini dikarenakan adanya migrasi

senyawa aromatik tersebut dari PVC dalam jumlah yang besar dan dapat

menyebabkan timbulnya sel kanker. Bahan plasticizer pengganti DOP dari

turunan minyak sawit yang ramah lingkungan.

Plasticizer adalah material yang ditambahkan untuk meningkatkan

beberapa sifat/ properties dari polymer, misalnya kemampuan kerja, ketahanan

terhadap panas (heat resistance), ketahanan terhadap temperatur rendah (low-

temperature resistance), ketahanan terhadap cuaca (weathering resistance), sifat

insulasi (insulation properties), ketahanan terhadap minyak (oil resistance), etc

(Eko cahyono, 2010).

Berbagai plasticizer digunakan untuk tujuan-tujuan tersebut.

Terutama phtalic ester yang digunakan oleh banyak produk sebagai plasticizer

multifungsi. Proses pembuatan plasticizer dilakukan dengan proses Esterifikasi

Fisher pada kondisi tertentu dengan menggunakan bahan baku antara

lain :komponen minyak sawit, katalis dan senyawa alkohol. Hasil yang diperoleh

kemudian dicuci dan dipisahkan antara produk dan sisa asam dan katalis yang

terbentuk selama proses hingga pH normal. (Eko Cahyono, 2010)

16 | P a g e

Page 17: Alkohol Lemak

Solusinya adalah membuat plasticiser dari bahan nabati khususnya dari

minyak sawit. Proses diawali dengan reaksi esterifikasi antara asam karboksilat

turunan minyak sawit dengan alkohol linier untuk menghasilkan senyawa

diester atau monoester. Senyawa monoester atau diester yang telah dibuat,

diformulasikan sabagai plasticizer primer dan sekunder. Plasticiser selanjutnya

dicampur dengan PVC untuk menghasilkan plastik.

17 | P a g e

Page 18: Alkohol Lemak

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Alkohol lemak adalah alkohol alifatis yang merupakan turunan dari lemak

yang dapat diperoleh secara alami maupun sintesis.

2. Secara alami dapat diproduksi dengan hidrogenasi langsung minyak dan

lemak, hidrogenasi metil ester atau asam lemak, hidrogenasi pada tekanan

tinggi. Secara sintesis alkohol lemak dihasilkan dengan metode : Hidrolisa

ester (lillin) atau wax ester dari lemak hewan ,Reduksi sodium dari lemak

dan minyak, Proses Ziegler dengan mengunakan etilen, Proses oxo

mengunakan olefin.

3. Bahan baku pembuatan alkohol lemak yaitu metil ester atau asam lemak.

Pembuatan alkohol lemak biasanya menggunakan bahan baku metil ester

karena alkohol lemak yang dihasilkan lebih banyak.

4. Salah satu aplikasi alkohol lemak yaitu untuk plasticizer, Plasticizer

adalah material yang ditambahkan untuk meningkatkan beberapa sifat/

properties dari polimer.

3.2 Saran

Dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh

karena itu, penulis menghimbau kepada pembaca yang ingin menjadikan

makalah ini sebagai sumber referensi agar menambah informasi dari sumber

lain seperti internet, buku dan lain-lain.

18 | P a g e