alk bab10-proyeksi neraca
TRANSCRIPT
PROYEKSI NERACA
Untuk bisa memproyeksikan neraca, dapat digunakan rasio-rasio keuangan tertentu, seperti
rasio perputaran piutang usaha, perputaran persediaan, perputaran utang usaha, dan
perputaran aktiva tetap. Pada tahun 2008, nilai rasio tersebut pada PT Bakrie Sumatera
Plantations tbk adalah sebagai berikut:
Tingkat perputaran piutang usaha = penjualan
rata−rata piutang
Rata-rata piutang = piutang awal+ piutangak h ir
2
= 204.834 .775+98.337 .153
2
= 151.585.964
Tingkat perputaran piutang usaha = 2.931.418 .722151.585 .964
= 19,34 kali
Maka, proyeksi piutang usaha untuk tahun 2009 dihitung sebagai berikut
Proyeksi piutang usaha = proyeksi penjualan
tingkat perputaran piutangusaha
= 4.619 .036 .480
19,34
= 238.833.323
Berikut ini proyeksi piutang usaha selama 3 tahun (2009-2011), penjualan mengalami
pertumbuhan sebesar 57,57%.
Tahun Proyeksi Penjualan Tingkat perputaran piutang
usaha
Proyeksi piutang usaha
2008 2.931.418.722 19,34
2009 4.619.036.480 19,34 238.833.323
2010 7.278.215.782 19,34 376.329.668
2011 11.468.284.610 19,34 592.982.658
Rasio lain yang dapat digunakan untuk proyeksi neraca adalah inventory turnover. Inventory
turnover dihitung dengan membagi harga pokok penjualan dengan persediaan. Pada tahun
2008, inventory turnover pada PT Bakrie Sumatera Plantations tbk adalah 24 (diperoleh dari
ikhtisar keuangan pada annual report tahun 2008). Inventory turnover dapat digunakan
untuk memproyeksikan persediaan, yang dihitung dengan:
Proyeksi persediaan = harga pokok penjualaninventory turnover
Harga pokok penjualan sebesar 65,14% dari penjualan
Maka, proyeksi persediaan untuk tahun 2009 adalah
Proyeksi persediaan = 3.008.840 .363
24
= 125.368.349
Berikut ini proyeksi persediaan selama 3 tahun (2009-2011)
Tahun Proyeksi harga pokok penjualan Inventory turnover Proyeksi persediaan
2008 1.909.396.602 24
2009 3.008.840.363 24 125.368.349
2010 4.741.029.760 24 197.542.906
2011 7.470.440.595 24 311.268.358
Berikutnya, akan dilakukan analisis perspektif dengan menggunakan rasio perputaran utang.
Perputaran utang dihitung dengan rumus:
Perputaran utang = penjualan
rata−rata utangusaha
= 2.931.418 .72294096866,5
= 31,15
Tabel di bawah ini menyajikan proyeksi hutang usaha selama 3 tahun (2009-2011), dimana
proyeksi utang usaha adalah harga pokok penjualan/perputaran utang.
Tahun Proyeksi Harga pokok
penjualan
Perputaran utang
usaha
Proyeksi utang usaha
2008 1.909.396.602 31,15
2009 3.008.840.363 31,15 96.591.986
2010 4.741.029.760 31,15 152.199.992
2011 7.470.440.595 31,15 239.821.528
Untuk memproyeksikan aktiva tetap, kita perlu mempertimbangkan pengeluaran modal
untuk investasi pada aktiva tetap. Informasi mengenai hal tersebut diperoleh dari laporan
arus kas. Pada tahun 2008, perusahaan melakukan pembelian aktiva tetap sebesar
85.072.110 atau 2,90% dari penjualan, maka pengeluaran modal untuk 3 tahun ke depan
dapat diproyeksikan sebagai berikut
Tahun Proyeksi penjualan Proyeksi pengeluaran modal (2,90% dari penjualan)
2008 2.931.418.722
2009 4.619.036.480 134.048.120
2010 7.278.215.782 211.219.623
2011 11.468.284.610 332.818.759
Maka, total aktiva tetap untuk 3 tahun ke depan adalah sebagai berikut
Tahun Aktiva tetap awal Proyeksi pengeluaran
modal
Proyeksi total aktiva
tetap
2009 743.285.954 134.048.120 877.334.0742010 877.334.074 211.219.623 1.088.553.6972011 1.088.553.697 332.818.759 1.421.372.456
Pada tahun 2009, aktiva tetap bertambah sebesar 18,03%, tahun 2010 bertambah 24,08%,
dan tahun 2011 bertambah 30,57%. Maka, besarnya estimasi penyusutan dapat dihitung
sebagai berikut
Penyusutan tahun 2008= akumulasi penyusutan tahun 2008-akumulasi penyusutan tahun
2007 = 320.389.877- 258.768.206
= 61.621.671
Tahun Penambahan aktiva tetap Estimasi Penyusutan aktiva tetap
2009 18,03% 72.732.058
2010 24,08% 90.245.938
2011 30,57% 117.834.121
Selanjutnya, akan dibuat proyeksi akun – akun lainnya dalam neraca seperti di bawah ini
TREN PENGGERAK NILAI
Model laba sisa menentukan harga saham sebagai nilai buku ekuitas pemegang saham
ditambah nilai sekarang laba sisa yang diperkirakan. Laba sisa juga dapat dinyatakan dalam
bentuk rasio, yaitu
¿¿- k) x BV t−1
Bentuk ini menekankan bahwa harga saham berubah hanya jika ROE≠k. Dalam
keseimbangan, tekanan kompetisi akan mendorong tingkat pengembalian (ROE) mendekati
biaya (k) sehingga laba abnormal akan hilang. Dengan demikian, estimasi harga saham
adalah sebesar proyeksi pembalikan ROE pada nilai jangka panjangnya bagi perusahaan dan
industri tertentu.
ROE dianggap sebagai penggerak nilai (value driver) karena ROE merupakan variabel yang
mempengaruhi harga saham secara langsung. Selanjutnya, komponen ROE dipecah menjadi
margin laba dan perputaran. Komponen-komponen tersebut juga merupakan komponen
penggerak nilai. Pada saat pembuatan estimasi, proyeksi margin laba dan tingkat
perputaran perlu mempertimbangkan pola pembalikan yang umum dan tingkat penggerak
nilai dari rata-rata jangka panjangnya.