alih fungsi lahan pertanian dan kebijakan penataan ruang. kondisi, faktor penyebab dan kebijakan...

52
Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang Kondisi, Faktor-faktor Penyebab, dan Kebijakan Penataan Ruang Dr. Ir. Budi Situmorang, MURP Direktur Penataan Ruang Wilayah Nasional Disampaikan pada acara Focused Group Discussion Aktual-2 “Konsep Perluasan Kawasan Industri dan Permukiman T anpa Alih Fungsi Lahan Pertanian Guna Menjaga Sustain able Development Dalam Rangka Ketahanan Nasional  , tanggal 26 Agustus 2014 di Lemhanas. D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E N A T A A N R U A N G

Upload: pustaka-virtual-tata-ruang-dan-pertanahan-pusvir-trp

Post on 06-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 1/52

Alih Fungsi Lahan Pertanian dan

Kebijakan Penataan RuangKondisi, Faktor-faktor Penyebab, dan Kebijakan Penataan Ruang

Dr. Ir. Budi Situmorang, MURP

Direktur Penataan Ruang Wilayah Nasional

Disampaikan pada acara Focused Group Discussion Aktual-2 “Konsep Perluasan Kawasan Industridan Permukiman Tanpa Alih Fungsi Lahan Pertanian Guna Menjaga Sustainable Development

Dalam Rangka Ketahanan Nasional ” , tanggal 26 Agustus 2014 di Lemhanas.

D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M

D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E N A T A A N R U A N G

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 2/52

Outline Pembahasan

1. Pendahuluan

2. Kondisi Kawasan Industri, Permukiman dan

Lahan Pertanian, serta Faktor-faktor Alih

Fungsi Lahan Pertanian3. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Pulau

Jawa-Bali

4. Penutup

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 3/52

1. Pendahuluan

• 5 Kata kunci  dari Judul FGD “Konsep Perluasan (5) Kawasan Industri danPermukiman (1) Tanpa Alih Fungsi Lahan Pertanian (2) Guna Menjaga SustainableDevelopment (3) Dalam Rangka Ketahanan Nasional” (4) 

• Pemahaman mendalam thd alih fungsi Lahan Pertanian ini, memberikan sudutpandang yg lebih lengkap utk merumuskan konsep perluasan tsb.

• Penyebab utama terjadinya alih fungsi lahan pertanian ini adalah pembangunan

yang bersifat target sektoral, orientasi ekonomi, sehingga tidak berhasilmewujudkan kesatuan wilayah, yaitu: tidak seimbangnya hubungan antarasubsistem ekologi, sosial, dan ekonomi suatu wilayah, dan antarwilayah:  – Fenomena ini sebagai akibat pembangunan yg dilakukan (sejak tahun 1969-sekarang)

baru memasukkan dimensi MANUSIA dan WAKTU, tetapi belum dimensi RUANG.Padahal MAN-SPACE-TIME adalah sendi-sendi dari suatu pembangunan. SPACE beradasebagai “ jembatan” dari Manusia dan waktu.

 – Kemampuan memahami Ruang (Wilayah) sebagai suatu sistem ekonomi, ekologi, dansosial yang saling berinteraksi dan interdependensi baik intrawilayah maupunantarwilayah termasuk menjaga kelestarian wilayah.

• Terakhir, perspektif kebijakan Penataan Ruang terhadap konsep perluasan kawasanindustri dan permukiman tanpa alih fungsi lahan pertanian, suatu keharusan.

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 4/52

2. Kondisi Kawasan Industri,

Permukiman dan Lahan Pertanian, serta

Faktor-faktor Alih Fungsi LahanPertanian

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 5/52

5

Pulau Penduduk

2010

Penduduk

2035

Sumatera 21,3 22,4

Jawa 57,4 54,7

Kalimantan 5,8 6,6Sulawesi 7,3 7,4

Bali, Nusa

Tenggara

5,5 5,7

Maluku 1,0 1,2

Papua 1,5 1,7

2.A.

JUMLAH PENDUDUK 2010

DAN PREDIKSI INDONESIA

2035 PER PULAU

Sebaran Penduduk tahun 2010 terkonsentrasi di Jawa57,4% yg hanya berluas lahan 7%, tahun 2035 54,7%

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 6/52

Perkembangan Kawasan Perkotaan tahun 2000-2025

2025

Total urban area

2000

Sumber : Analisis Java Spatial Model

Wujud spasial konsentrasi penduduk adalah Kawasan Permukiman

Perkotaan. Kawasan perkotaan di Jawa cenderung terlihat semakin

meluas baik di sekitar kota besar dan ada gejala “aglomerasi” kota-kotakecil (tahun 2010-2025)

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 7/52

2.B. SEBARAN KAWASAN INDUSTRI

Sei Mangkei :

Industri Turunan

CPO

Dumai:

Industri

Turunan CPO

Bangka:

Industri

Timah

Cilegon:

Industri

Besi Baja

Muara Enim:

Gasifikasi Batu

Bara

Tanggamus:

Industri Maritim

Bojonegara:

Industri

Kimia

Kuala Tanjung:

Industri Alumina

Maloy:

IndustriTurunan

CPO

Mempawah dan

Tayan : Industri

Smelter/

Chemical Grade

Alumina

Batu Licin:

IndustriBesi Baja

Kariangau:

Industri

Turunan

CPO

Landak:

Industri

Berbasis

Agro

Ketapang:

Industri

Berbasis

Agro

Puruk

Cahu:

Industri

Berbasis

Batubara

Gowa:

Agroindustri

Palu:

Agroindustri

Bitung :Logistik

Soroako:

Industri

Ferronikel

Takalar: Industri

Minyak dan Gas

Morowali: Industri

Ferronikel

Bantaeng :

Ferronikel

Perkembangan Kawasan Industri terus

semakin meluas di Indonesia sejalan

dengan prinsip klaster (pengelolaan

SDAlam) dan daya saing produk

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 8/52

No Lokasi Kabupaten/Kota Provinsi

1 Kota Sabang dan Kabupaten Aceh Besar

(KAPET BANDA ACEH DARUSSALAM)

Aceh

2 Medan-Binjai-Deli Serdang-Serdang

Bedagai (bagian dari MEBIDANGRO)

Sumatera Utara

3 Karo-Simalungun-Batubara (bagian dari

MEBIDANGRO)

Sumatera Utara

4 Dumai-Siak Riau5 Batam-Bintan Kep. Riau

6 Muara Enim Sumatera Selatan

7 Tanjung Api-Api Sumatera Selatan

8 Lampung Bagian Selatan Lampung

9 Tanggamus Lampung

10 Cilegon-Serang-Tangerang Banten11 Bogor-Bekasi-Karawang- Purwakarta-

Subang

Jawa Barat

12 Cirebon-Majalengka Jawa Barat

13 Kendal-Semarang-Demak-Ungaran Jawa Tengah

RENCANA PENETAPAN WPPIRencana Penetapan Wilayah Pusat Pengembangan Industri

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 9/52

No Lokasi Kabupaten/Kota Provinsi

14 Tuban-Lamongan-Gresik-Surabaya-Sidoarjo-

Mojokerto-Bangkalan

Jawa Timur

15 Pontianak-Landak-Sanggau-Ketapang Kalimantan Barat

16 Tanah Bumbu-Kota Baru (KAPET BATULICIN) Kalimantan Selatan

17 Kota Samarinda, Kota Balikpapan, Kab. Kutai

Kertanegara (KAPET SASAMBA)

Kalimantan Timur

18 Bontang-Kutai Timur Kalimantan Timur

19 Tarakan Kalimantan Utara20 Kota Bitung-Kota Manado- Kota Tomohon-

Kabupaten Minahasa- Kabupaten Minahasa

Utara (KAPET MANADO BITUNG)

Sulawesi Utara

21 Morowali-Konawe-Konawe-Pomala (Morowali

+KAPET BANK SEJAHTERA SULTRA)

Sulawesi Tengah-Sulawesi Tenggara

22 Kota Palu-Kab.Donggala-Kab.Parigi Mountong-

Kab.Sigi (KAPET PALAPAS)

Sulawesi Tengah

23 Makasar-Maros Sulawesi Selatan

24 Takalar-Jeneponto-Bantaeng Sulawesi Selatan

25 Halmahera Timur-Halmahera Utara Maluku Utara

26 Mimika Papua

27 Teluk Bintuni Papua Barat

RENCANA PENETAPAN WPPI (2)Rencana Penetapan Wilayah Pusat Pengembangan Industri

Sumber: Kementerian Perindustrian, 2014

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 10/52

2025

Sawah area

2000

2.C. Degradasi Kawasan Pertanian tahun 2000-2025

Sumber : Analisis Java Spatial Model

Wujud spasial lahan pertanian sawah di Jawa cenderung terlihat semakin menyempit hampir

si seluruh wilayah. Ini berarti tekanan yg semakin besar baik dari kaw permukiman dan

perkotaan termasuk kaw industri (tahun 2010-2025)

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 11/52

11

Kriteria Lahan Pangan Pertanian

Berkelanjutan Tahun 2005

Terlayani irigasi teknis / 1/2 teknis

Indeks pertanaman (IP) > 2

Produktivitas :

  > 4,5 ton/ha

  < 4,5 ton/ha

Rawa

(Prospektif) pertanian lahan/utama

Irigasi teknis

Wilayah pelayanan waduk baru

Status Tanah

Arahan Ruang RTRW Kota/ Kab

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 12/52

12

Kurva Kumulatif Persebaran LP2B• Sumatera Utara

 – Tingkat persebarantdk merata,mengelompok padakawasan tertentu

(kaw pantai Timur) – 68 % lahan

pertanian beradapada 50 % lahan diSumatera Utara

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Luas Lahan

Pend Lhn-Pertn

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 13/52

13

Kurva Kumulatif LP2B•

JAWA BARAT – Tingkat

persebaran tdkmerata,mengelompok

pada kawasantertentu (kawpantai Utara)

 – 70 % lahanpertanian berada

pada 50 % lahandi Jawa Barat

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Luas Lahan

Pend Lhn-Pertn

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 14/52

14

Kurva Kumulatif LP2B•

SULAWESISELATAN

 – Tingkat persebarantdk merata,

mengelompokpada kawasantertentu (kawpantai Barat)

 – 80 % lahanpertanian beradapada 50 % lahan diSulawesi Selatan

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Pend Lhn-Pertn

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 15/52

15

4,5

5,5

6,0

3,5

5,0

4,0

3,0

0,0 10102030 20 30

P

R

O

D

U

V

T

T

H

a

40

LAJU KONVERSI

2.D. Matrik LAJU KONVERSI

KUADRAN 1• Laju Konversi Positif

• Produktivitas Tinggi

KUADRAN 2• Laju Konversi Negatif

• Produktivitas Tinggi

KUADRAN 3•

Laju Konversi Negatif• Produktivitas Rendah

KUADRAN 4• Laju Konversi Positif

• Produktivitas Rendah

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 16/52

16

Matrik LAJU KONVERSI• JAWA BARAT

12

15

13

6

3

4,5

5,5

6,0

3,5

5,0

4,0

3,0

0,0 10102030 20 30

P

R

O

D

U

V

T

T

H

a

1. Bogor

2. Sukabumi

3. Cianjur

4. Bandung

5. Garut

6. Tasikmalaya

7. Ciamis8. Kuningan

9. Cirebon

10.Majalengka

11.Sumedang

12.Indramayu

13.Subang

14.Purwakarta

15.Karawang

16.Bekasi

40

LAJU KONVERSI

1

2

4

5

8

10

11

4

16

III

III IV

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 17/52

17

15

1. Selayar

2. Bulukumba

3. Bantaeng

4. Jeneponto

5. Takalar

6. Gowa

7. Sinjai

8. Maros

9. PangkajeneKep.

10.Barru

11.Bone

12.Soppeng

13.Wajo

14.Sidenreng

Rappang

15.Pinrang

16.Enrekang17.Luwu

18.Tana Toraja

19.Luwu Utara

11

4,5

5,5

6,0

3,5

5,0

4,0

3,0

0,0 10102030 20 30 40

1

2

3

4

6

7

8

90

12

13

14

16

17

18

19

LAJU KONVERSI

P

R

O

D

U

V

T

T

H

a

III

III IV

Matrik LAJU KONVERSI• SULSEL

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 18/52

18

1. Kota Medan

2. Langkat3. Deli Serdang

4. Simalungun

5. Karo

6. Asahan

7. Labuhan Batu

8. Tap.Utara

9. Tap.Tengah

10.Tap.Selatan

11.Nias

12.Dairi

13.T.Tinggi

14.Tanj.Balai

15.Binjai

16.P.Siantar

17.Tobasa

18.Madina

4,5

5,5

6,0

3,5

5,0

4,0

3,0

0,0 10102030 20 30

P

R

O

D

U

V

T

T

H

a

40

LAJU KONVERSI

6

3

10

2

4

5

8

11

124

Matrik LAJU KONVERSI• Sumatera Utara

18

1

7

13

15

16

17

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 19/52

19

2.E. Akar Masalah

• TAHAPAN

1. Analisis Penyebab Konversi berdasarkan TekananEksternal

A. Kurva Distribusi KotaB. Kebijakan Struktur Ruang RTRWP

C. Struktur Ekonomi

2. Analisis Pembentukan Akar Masalah

3. Analisis AHP (Analytical Hierarchy Proccess)untuk menentukan faktor yang dominanberdasarkan stakeholders di daerah

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 20/52

20

0

1.000.000

2.000.000

3.000.000

4.000.000

5.000.000

6.000.000

7.000.000

8.000.000

9.000.000

10.000.000

0 5 10 15 20 25 30 35

Jawa Sumatera Sulawesi Kalimantan

2.E.1A Tekanan EksternalA. KURVA DISTRIBUSI KOTA di INDONESIA

0

500.000

1.000.000

1.500.000

2.000.000

2.500.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Th 1960 Th 1980 Th 1995 Th 2000

SumateraIndonesia

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 21/52

21

0

200.000

400.000

600.000

800.000

1.000.000

1.200.000

1.400.000

1 2 3 4 5 6 7 8

Th 1960 Th 1980 Th 1995 Th 2000

2.E.1A Tekanan Perkembangan Kota

0

1.000.000

2.000.000

3.000.000

4.000.000

5.000.000

6.000.000

7.000.000

8.000.000

9.000.000

0.000.000

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31

Th 1960 Th 1980 Th 1995 Th 2000

Sulawesi Jawa

 

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 22/52

22

   S .    B  e

 n   g     k   u

 n   g 

Kr.Ala

K     r    . P    

. D    a   d     a   l     u   

S  .  A  l   a  s  

S  . M   a  m  a  

s  

    L .    B   a    t   u  -    b   a    t   u

L.S e rk ea

S       . S       i       m       p     a      n       g     

k      i       r      i       

  L.  R  i  m

 a  u

  S.  S  i  m

  p a  n g  k a  n a

  n

S    . S    i    n    g   k   e    l    

     S .     W   a    m   p   u

 S. B e r k a

 i l

     S  .     B   i    n    g    a   i

     S  .     S

    e     r

 u    a       i

     S .     B

    e     l    u    m    a     i

  S.  U   l  a  r

      S  .      B

     e  r       k

  u       l     a

       p  

   S .    B  e

  s    i   t  a

 n  g 

S  . S  u  l   k  a  n  

 S. Te ba h

S.Wampu

    S .     B   u   a    y   a

    S .     B   a   n   a     i

S.Bengap

  S .   K  u

   l   i  s   t   i   k

     S .     P a    d    a    n    g 

        B     a        h_   

        H        i        l     a

      n     g       B   a

     h_       H

   a   p   a i

   B  a   h

_    B  o   l  o

  n

     S .     G

 a    m      b    u

    s

     S .      K i    r      i

  S.  D u

 s a n

   S .   B  e   l  u  r   i

  B a  h_ 

  B o  l  u  k

 A.  P  i a

 s a

 A.  S a

  i  l a  u

 A.A sa h

 a n

     S .     K

    u a     l    a

   A .    I  d   u   n

  g 

 A.K a no p a n 

  A .   S  u   l  a  m

 A.Natas

  S .   B   i   l  a

  S.N a  t o

  l a n

     A .      B    a    r    u    m    u    n

S.Me rb au 

 A.nalar 

      A .       K     a     n     a     n

B  .P   a  n  

i   

 A.Batangilung

 A .M  a n  g   g  u  

B      . A      n    

  g    k      

 a    l       a    

B    . S    i     l     a   n    g   

 A.Batang gad is

 A.M a  h a  t o

 A.SosaB.Parl um p u ng an

B    . G    a   d      i     s   

 A .P  o h o n 

B  .G  a d  i  s 

B  . P   u  n   g  k  u  r  

B.B at ahan

   B .   B

  a  n  g    k  o

B .N a t a l 

 A.S o m a

                       B   .                     S

                       i               n               g     

                       k               u               a               n               g     

 A.S a n g k u n u r 

   A .    T  a   p   u  s

 A. H ap o ra s

 A.  R a

  i s a n

    I  e .   G  a   w

  o

  I  e.  M  o

   l  a

I   e  . M   u  z  o   y  

Ie .M o  y 

 L.B e tug ar ig is

 A. N at al a

 A  . S  i   b  u  n  d   o  n   g  

A     . I     s    a    

A  . S  i   t   u  m  

a  n  d   i   

A     . S      i      l      a    

n      g     

L.P e r o h a n 

L  . C   i   n  e  n  d   a  

n   g  

   L .  O   l

  d   i

L .R  e n u  n 

I   e  . M   u  z   o  

 y   

I   e  . S   a  w   u  

I    e   . O     y    o   

Ie.How 

  S.  R a

  m  b a  n

 g

    B .    N   a    t   a

    l

B .A i r b i n t a s 

 B. K u nk u n

B   . L  u  m  u  t   

L.T ap u s 

    I   e .     H

   o

S .La h o n i 

 I e.O y o

A   . K    o  l    a  

n   g   

  S.  B  i  l a

S     . B     

 e    r     u    m    

 u    n    

  S .   K  u

  a   l  a

 A. A s a h

 a n

  S .   L  e

  p  a  n

  S.  B  a

  t  a  n  g   s  a  r

  a  n  g   a

  n

    S .    D   u   s

   a   n

   S .   G  a   m    b   u

  s

 S.  W a m p

 u

   S .   T  e  n  a  n

  g 

    S .     K   a   r   a   n   g 

 g    a     j      i   n

   g 

            S   .            B

        e             l        a

        w        a

  n

         B      a         h .

          K      a      r      a         i

L .B  a t  u  b a t  u  

A    . T      o   r    u   

       B .

       B     a

      t  a

       h     a     n

SIDIKALANG

PEMATANGSIANTAR

KISARAN

TEBING TINGGI

RANTAUPRAPAT

PADANGSIDEMPUAN

SIBOLGA

TARUTUNG

MEDAN

GUNUNGSITOLI

%[

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

D. Toba

 

   I   N  S   I   S

   U   M  A   T

   E   R  A    B  A

   R  A   T

PROPINSI D.I. ACEH

SELAT MALAKA

P R O P I N S I

2.E.1B Tekanan Eksternal

Pusat Pelayanan Primer

Pusat Pelayanan Sekunder

B.TEKANAN AKIBATKEBIJAKAN STR

RUANG

 – STRUKTURRUANG SUMUT

• Distribusi Pusat

Pelayanan berada di

sekitar kaw lahan

pertanian

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 23/52

23

    C     i     S

   a   n   g    g    a   r

   u   n   g 

     K .     B

    a    n    g  

     k    a     d

    e    r    e    s

 K. B o n d

 e t

K.K umpulk ost a

K     . R    a   m   

b   a   t    a   n   

 b   a   r    u   

    K .    B  e    j     i

  C  i   P a

  n a s

       C        i        M

     a      n      u        k

C     i     L    u    

t     u    n    g    

C  i    M   

a  r  i   

Ci.Kaso

C i See l

C i  T and u y 

C       i       M       u     n     t       u     r      

Ci Julang

      C       i        G

     u     g       u     r

   C   i    M   e   d   a   n   g

C i W u la n

    C   i   L   a   n   g   k   a

C i Lo n g g a n 

C i W u l a n 

C     i      K      

u    n    t     e    

n    

   C   i    M

  a  n  u   k

S      . C      i        p    u     n    e      g     

a    r     a    

S     . C     i     a     s    e    m    

    S .    C     i   a

   s   e   m

  S. A s

 e  m

 S. C i p u

 e a g a r a

S    . C    i     k    a   n   d     u   n    g   

S     . C     

i     k     e    r    u    

h    

 S. C i t a r i k

       S .       C

        i        l     a      m     a      y       a

S  . C  i   m  

a  l   a   y  a  S  . C  i   h  e  

u  r  a  n   g  

S     . C     

i     t     a    r    u    m    

S  .M  e t  a 

S  . C  i   t   a  r  u  m  

           S  .            B        e            k

        a        s            i

  S .  C   i

   k  a  r  a

  n  g 

     S .     S

    u    n     t   e

    r

    S .    C

    i    k   e   a   s

     S .     C

     i     l    e    u    n    g      s

     i    r

S   . C   i   l   i   w   

u  n   g  

    S .    C     i   p

   a   m     i   n

   g      k     i   s

S .C i b e e t 

  S. C  i  k u

 n d u  l

S    . C    i     t    a   r    u   m   

    S .    C     i   s   o

     k   a   n

 S. C i m a

 n d i r i

    S .    C     i    t   a

   r     i     k

S     . C     i     s    a    d     a    n    e    

S  .C  i   a  n  t   a  n  

 S. C i a n

 t e n

 S . C i    k   a n i    k  i   

     S .    C

     i     l     i    w    u    n

   g  

     P    a    s    a    n    g      g      r    a     h

    a    n

S     . C     i     s    

a    d     a    n    e    S .C i m a n c e u r 

   C   i   K  a   i  n   g  a  n

     C      i       S

    a    n    g       i    r      i

   C    i    K

  a   n  d  a   n  g 

       C        i        P

     a      n       d

     a        k

       C        i       S

     a       d     e

     aCi Sokan

 C i B u n i

                            C                             i                            D                    o                             l                    o                    g        

C  i   K   a  s  o  

    C     i     S

   e   u   r   e   u     h

 C i K a s o

    C     i      K   a

   r   a   n   g 

       C        i .        B

     e        l     e      n     g          b     e

      n     o

C i Le t u h 

 C i   .  W i   d e  y

 C i   S a n  g k  u y  C

 i   T  a r  u

  m

  C i    D

  u r  i    a  n

           C            i             B

        e        u        r        e        u        m

   C   i .   H

  a  r  a

       C        i .        M

     a      n       d      u      r

   C   i .   S

  a   w  a  r  n  o

C      i      . D      

u     r     i      a    

n    

  S.  C  i  h e  r a  n g

  C  i.  M

  a  n  u  k

        C         i .         L      a

         k         i

  S.  B  o

  d  a  s

NG

RANGKASBITUNG

TANGERANG

BOGOR

BEKASI

KARAWANG

PURWAKARTASUBANG

INDRAMAYU

CIREBON

KUNINGAN

MAJALENGK ASUMEDANG

GARUT

CIAMIS

TASIKMALAYA

BANDUNG

CIANJUR

SUKABUMI

D . K . I

         P         R        O         P

 .          J        A         W

        A         T         E         N        G        A         H

SERANG

Losari

Ciratas

Sumber 

Cikijing

Pangandaran

Rajapolah

Banjar 

Cipatujah

Kelapagenep

Cimerak

Wado

Jangga

Pamanukan

Kadipaten

Cikamurang

Jatibarang

Karangampel

Wr. Kalde

CikampekSadang

Cagak

Cileunyi

Sukanegara

Pangalengan

Malabar 

Rancabali

Pamaungpeuk

 Agrabinta

SindangbarangCidaun

Rancabuaya

Batujaya

Ciawi

Cibinong

Cibubur 

Cileungsi

P. Gede

Surade

Cikotok

Pelabuhanratu  Cikembar 

Sagaranten

Jampangkulon

Cikande

Cipanas

Serpong

Parung

Cilegon

#S

#Y

%[

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#S

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#S

#S

#S

#S

#S

#S

#S

#S

#S

#S

#S#S

#S

#S

#S

#Y

#S

#S

#S

#S

#S

#S

#S

#S

#S

#S

#S

#S

#S

#S

#S

#S

#S

#Y

#S

#S

#S

#S

#S

#S

#S

#S

#S

#S

#S

#S

#S#S

#S

IBUKOTA PROPINSI%[

IBUKOTA KABUPATEN#Y

IBUKOTA KECAMATAN#S

TUBUH AIR

sawah 1x padi /thn

sawah 2x padi /thn

sawah tadah hujan

L E G E N D A

PENGGUNAAN LAHAN SAWAH

P E T A P E N G G U N A A N L A H A N S A W A H

P R O P I N S I J A W A B A R A T

T A H U N 2 0 0 2

2.E.1B Tekanan Eksternal

B. TEKANAN AKIBATKEBIJAKAN STR RUANG – STRUKTUR RUANG

JABARD

Distribusi PusatPelayanan berada di

sekitar kaw lahanpertanian

PKN

PKW

  S.  K a  r o s a

        B     a        l     a      n        t     a

P

ROPINSI SULAWESI TENGAH

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 24/52

24

S  .L a  r  o  n  a  

S     . A    n    g    k    o   n   a   

S .T  a m a n i 

S  . K   a  l   e  a  n  a  

S    . M     a   

s   a   m   b   a   

S    . B    o   n   t    o   n   u   

S  . B  i   n  u  a  n   g  

      S 

 .      R    o     n    g  

      k    o     n    g  

S  . P   o  m   p  e  n   g  a  n  

  S. A  w

 o

S  .S  i  w  a 

S  .S  u  l  i  

S .B a  j o 

S.Paremang

  S.  B a  n g  k  u d  u

  S.  B  u

 a

     S .      M

    a    n     d    a    r

S    . M     a   m   b    i     

S   . M   a  n   y  a  m  

b  a  

S     . M     

a   l     o   s   o   

 S. M a t a n

 g a  S.  M a

  t  t a

S    . M    a   m   a   s   a   

S .M  a m a s a 

S.Mapai

S  . B  a  n   g  l   e  

S       . M       a     s     u       p     u        S .

  S  a  d  a

  n  g 

      S .      M

    a    u     l    u         S

 .        S      a        d      a      n      g  

    S .     M   a    t   a   o     l   a

 S.  U  l u  w

 a e

   S .   S

   a   d   a   n   g

     S .      T    a      b

    a    n    g 

     S . B

     i     l    a

S    . K    

a   l    u   m    p   

a   n    g   

  S a  l o  B a  t

  u  p  u  t e

  S  a   l  o

  M  a  n  r  i  a  n

  g 

 S a  l o  L

 a m p e

   S .    W

   a   l   a   n   a   e   C   e   n   r   a   n   a   e

S  a l  o  L i   p k  a s i  

Salo Mario

     J   e    n   e     G    u    m    a    n     t      i

J      e    n    e     T      a    k     a    

J e n e  T e l l o 

SaloMaros

S.Tanga

 S. S in j a i

S  . T   i   r  o  

 S a lo  M u a l a

 S a l o  P e n i k i

    S .    U   s   a

   S  a    l  o     P

  a   r    i   u

  s    i

S a lo  B a li e n g 

     S    a      l    o

      S    a      l    a

    n    g       k

    e     t    o

    S .    U   e    l   e   o

S.Bulue

      S  .      U 

    r    a     nS   . K   a  r   a  t   a  u  n  

S       . M       

a     s     u       p     

u          S

 .      M    a    m

    p      i      l      i

    S .    M   a    l   u   n    d

   a

     S .     K

    a l    u k

    u

S   . H   o  i   

S  .K    A R   A M   A 

 S.  L a m

 u

 S.B u d u n g  B u d

 u n g

S  . B  i    j   a  l   o  

   J  e   n  e    P

  o   n   t  o

S a lo  P u t ir o 

S   . L  a  r   i   a  n   g  

       S .

J  e n e  B  e r  a n  g  

1190

120

0

121

0

1220

PROPINSI SULAWESI TENGAH

PROPINSI SULAWESI SELATAN

PROPINSI SULAWESI T

   T

   E   L   U

   K

   B   O    N

   E

 

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

Maros

Barru

Majene

Mamuju

Palopo

Makale

Sinjai

Takalar 

Pinrang

Bonthain

Enrekang

Polewali

Sengkang

Watampone

Pare-pare

Sidenreng

Bulukumba

Jene Ponto

Pangkajene

Luwu Utara

Watansopeng

Sungguminasa

2.E.1B Tekanan Eksternal

B.TEKANAN AKIBATKEBIJAKAN STR

RUANG

 – STRUKTUR RUANGSULSEL

• Distribusi Pusat

Pelayanan berada

di sekitar kawlahan pertanian

Pusat Pelayanan Nasional

Pusat Pelayanan Antar Wilayah

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 25/52

25

2.E.1C Tekanan EksternalC. TEKANAN akibat PERUBAHAN STR EKONOMI

METODE : Struktur Ekonomi mencerminkanstruktur aktivitas yg terjadi dlm suatu wilayah,dpt dikategorikan dalam 4 TIPOLOGI•TIPE 1

 – Sektor primer, sekunder dan tersiermemiliki komposisi yg seimbang tekanan thd konversi lhn pertanian tdk

besar•TIPE 2

 – Sektor primer > 50 % dan sektor sekunder& tersier seimbang wilayah dgdominasi yg kuat dr sektor priemer, sektorlain belum berkembang

•TIPE 3 – Sektor sekunder > 50 % dan sektor primer

& tersier seimbang wilayah dgdominasi yg kuat dr sektor industripengolahan, shg tekanan thd konversi lhnpertanian sangat besar

•TIPE 4 – Sektor tersier > 50 % dan sektor primer &

sekunder seimbang wilayah yg telah

berkembang atau wilayah bersifat urban

0 %

50 %

100 %

Sektor PRIMER

1

2

3

4

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 26/52

26

1. Nias

2. Tapanuli Selatan

3. Tapanuli Tengah

4. Tapanuli Utara

5. Labuhan Ratu6. Asahan

7. Simalungun

8. Dairi

9. Karo

10.Deli Serdang

11.Langkat

12.Mandailing Natal

13.Kota Sibolga

14.Kota Tanjung Balai15.Kota Pematang Siantar

16.Kota Tebing Tinggi

17.Kota Medan

18.Kota Binjai

0 %

50 %

100 %

Sektor PRIMER

15

1

2

4

5

7

8

12

10

11

9

13

14

16

17

3

6

18

Tipe 1

Tipe 3 Tipe 4

Tipe 2

2.E.1C Tekanan Eksternal

C.ANALISIS STREKONOMI

 – Str Ekonomi

Kab di SUMUT

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 27/52

27

0 %

50 %

100 %1. Pandeglang

2. Lebak3. Bogor

4. Sukabumi

5. Cianjur

6. Bandung

7. Garut

8. Tasikmalaya

9. Ciamis

10.Kuningan

11.Cirebon12.Majalengka

13.Sumedang

14.Indramayu

15.Subang

16.Purwakarta

17.Karawang

18.Bekasi

19.Tangerang

20.Serang

21.Kota Bogor

22.Kota Sukabumi

23.Kota Bandung

24.Kota Cirebon

25.Kota Tangerang

26.Prop DKI Jakarta

1

2

3

4

21

5

6

7

12

10

11

9

13

14

15

16

20

19

18

17

22

23

24

25

26

Sektor PRIMER

Tipe 1

Tipe 2

Tipe 3

Tipe 4

2. Tekanan Eksternal

C.ANALISIS STREKONOMI

 – Str Ekonomi Kab

di JABAR-BANTEN

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 28/52

28

1. Selayar

2. Bulukumba

3. Bantaeng4. Jeneponto

5. Takalar

6. Gowa

7. Sinjai

8. Maros

9. Pangkajene Kep.

10.Barru

11.Bone

12.Soppeng

13.Wajo

14.Sidenreng Rappang

15.Pinrang

16.Enrekang

17.Luwu

18.Tana Toraja

19.Polewali Mamasa

20.Majene21.Mamuju

22.Kota Makassar

23.Kota Pare-pare

0 %

50 %

100 %

Sektor PRIMER

15

2

4

5

7

8

12

10

11

9

13

14

6

17

3

6

8

19

20

21

23

Tipe 1

Tipe 2

Tipe 3

2. Tekanan Eksternal

C.ANALISIS STREKONOMI

 – Str Ekonomi

Kab di

SULSEL

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 29/52

29

2.E.2. Pembentukan Akar Masalah

Nilai Lahan

Pertanian Tinggi

Suwandi, A;

Roosita, E)

Koordinasi &

Pengawasan

Lemah Prabowo,

D)

Perkemb Kaw

Terbngn skt

Pertn Cepat

 

Kustiawan, I)

Pertumb.Pend

Perkotaan

Tinggi

 

Kustiawan,

I)

Penguasaan Luas

Lahan Petani Se-

makin Kecil

Kustiawan, I)

Laju Perkemb

Kaw Industri

Cepat 

Kustiawan, I)

Privatissi. Pemb

Kaw Indstri

 

Kustiawan, I;

Mansyur, E)

Deregulasi

Investasi &

Perijinan

 

Kustiawan, I)

Perkemb Pemb

Perum Skala

Besar Cepat 

Kustiawan, I)

Pergeseran

Paradigma

Kepemilikan

Lahan

Sitorus, F)

Kebutuhan Lhn

Industri Tinggi

 

Mansyur, E)

Transformasi Str

Ekonomi 

Kustiawan, I;

Mansyur, E)

Kesenjangan

Desa-Kota

Tinggi

Mansyur, E)

Kepentingan

Jangka Pendek

& Lokal Besar

Mansyur, E)

Konektivitas

antr Pertnian &

Indstri Lemah 

Agus, F)

Sangsi Tidak

Tegas

Agus, F; Irawan, B)

Keputusan

Kolektif

Agus, F; Irawan, B)

Peraturan Pengend

Konvrsi Lemah

Agus, F)

Kriteria Lhn

hanya dr aspek

Fisik

Irawan, B)

Pengaturan

Kawasan tdk

sistemik

 

Agus, F)

Permintaan Alih

Fungsi Lhn Pertn

Tingi 

Abdurachman)

Struktur Pajak

tdk Mendukung

Isnawan)

Laju Konversi

Tinggi

Pendapatan

Petani Rendah

Suwandi, A)

Nilai Tambah

Pertanian

Rendah

Suwandi,

A)

Harga

Komoditas

Pertanian

Rendah Saragih,

B)

Pajak Lahan

Pertanian Tinggi

Suwandi, A)

Kebutuhan

Lahan Perumah

Tinggi

 

Aksesibilitas

Meningkat

Karnina, D)

F1

F2

F4

F5

F7

F3

F6

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 30/52

30

• PENGELOMPOKAN FAKTOR

F1 = Peningkatan nilai lahan pertanian

F2 = Nilai Tambah Lahan Pertanian Rendah

F3 = Peraturan konversi lahan tdk Efektif

F4 = Kebutuhan ruang perumahan besar

F5 = Kebutuhan ruang utk fungsi industri besar

F6 = Kebutuhan ruang utk infrastruktur besar

F7 = Konektifitas Antar Fungsi Lemah

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 31/52

31

2.E.3. ANALISIS PROSES HIRARKI

EXPERT yg DIPILIH – Bappeda Kabupaten Karawang (Hi. Agus Hermawan); – BPN Kabupaten Karawang (Juarin, SH); – Dinas Pertanian Kabupaten Karawang (Ir. Didi); – Developer PT. Griya Indah Kab. Kerawang (Yuliana); dan – Petani Kabupaten Karawang (Safaan). –

BPN Sulawesi Selatan (Drs. Koesratno); – Bappeda Kab. Maros (Ir. Saharudin); – Bappeda Sulawesi Selatan (Ir. Ani), – Dinas Tata Ruang Kabupaten Maros (Ir. Nasarudin) – Bappeda Prop Sumatera Utara (Ir. Syarif Burhanuddin, MEng); – Dinas Ketahanan Pangan Sulsel (Ir. Syukri) – Kabid Perencanaan Sarana dan Prasarana BAPPEDA SUMUT (Riadil

Lubis) dan – Kasubbid Tata Ruang dan Lingkungan Hidup BAPPEDA SUMUT (Mulyadi

Simatupang, Spi, Msi) – Kasie Pengkajian Iklim dan Tata Guna Air dan Wakadis Pertanian Dinas

Pertanian SUMUT (Ir. Amron Efendi Siregar) – Bappeda Kab. Deli Serdang (Ir. D. Simanjuntak; Kabid Fisik dan

Prasarana)

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 32/52

32

2.E.3. ANALISIS PROSES HIRARKI• NILAI FAKTOR

setiap RESPONDEN

F1=Peningk nilai lahan pertanian

F2=Nilai Tambah Lhn Pertan Rndh

F3=Pengaturan Konversi tdk Efektif

F4=Kebutuhan Rg Perum Besar

F5=Kebutuhan Rg ut Industri Besar

F6=Kebutuhan Rg Infrastruktur Bsr

F7=Konektivitas Antar Fungsi lmh

    D    i   n    P   e   r    t   n    K   a    b

    K   r   w   g

    B    P    N    K   a    b    K   a   r   a   w   a   n   g

    B   a   p   p   e    d   a    K   a    b    K   r   w   g

    D   e   v   e    l   o   p .

    K   a    b    K   r   w   g

    P   e    t   a   n    i    K   a    b    K   r   w

   g

    B    P    N    S   u    l   s   e    l

    B   a   p   p   e    d   a    K   a    b    M   a   r   o   s

    B   a   p   p   e    d   a    S   u    l   s   e    l

    D    i   n    T    R    K   a    b    M   a

   r   o   s

    B   a   p   p   e    d   a    S   u   m   u    t

    D    i   n    K    t    h   n    P   n   g    S   u    l   s   e    l

3,04

0,32

1,74

0,57

1,74

0,19

1,00

1,74

0,32

1,00

1,74

3,04

0,19

0,57

3,04

0,57

0,32

1,74

1,74

0,19

1,00

0,32

3,04

1,74

0,57

1,74

0,19

1,00

1,74

0,57

0,32

3,04

1,74

1,00

0,19

0,32

0,32

5,30

1,74

3,04

1,00

0,32

0,19

0,32

5,30

3,04

1,00

0,57

1,74

1,74

0,32

0,19

3,04

5,30

0,57

1,00

0,19

0,32

3,04

1,74

5,30

0,57

1,00

0,19

0,32

5,30

1,00

1,74

0,57

3,04

0,19

0,32

5,30

1,74

3,04

0,57

1,00

    D    i   n    K    t    h   n    P   n   g    S   u    l   s   e    l

0,57

1,00

1,74

3,04

0,19

5,30

0,32

    D    i   n    K    t    h   n    P   n   g    S   u    l   s   e    l

0,19

0,32

5,30

1,74

3,04

0,57

1,00

    D    i   n    K    t    h   n    P   n   g    S   u    l   s   e    l

1,00

0,19

0,32

1,74

0,57

3,04

5,30

Nilai Angka Menunjukan Bobot

Faktor yg Mempengaruhi

Konversi Lahan Pertanian

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 33/52

33

2.E.3. ANALISIS PROSES HIRARKI

F1=Peningk nilai lahan pertanian

F2=Nilai Tambah Lhn Pertan Rndh

F3=Pengaturan Konversi tdk Efektif

F4=Kebutuhan Rg Perum Besar

F5=Kebutuhan Rg ut Industri Besar

F6=Kebutuhan Rg Infrastruktur Bsr

F7=Konektivitas Antar Fungsi lmh

JABAR

1,98

0,96

1,02

1,53

2,00

0,35

0,75

0,64

1,00

3,13

3,28

2,48

0,79

0,77

0,13

0,20

0,63

0,66

0,50

0,16

0,15

SULSEL SUMUT

NILAI FAKTOR berdasarkan LOKASI PROVINSI

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 34/52

34

Skenario

1. Pengendalian Perkembangan Kawasan Terbangun

2. Pengendalian Pembangunan Perumahan Skala Besar

3. Pengendalian Perkembangan Kawasan Industri

4. Peningkatan Pengendalian Konversi Lahan5. Peningkatan Konektivitas Antara Pertanian dan

Industri

6. Peningkatan Nilai Tambah Sektor Pertanian

Urutan skenario berdasarkan faktor penyebab yangdominan (Analisis Proses Hirarki)

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 35/52

35

KEBIJAKAN SPASIAL

• Instrumen Kebijakan Spasial – Pengaturan Sistem Pusat Pertumbuhan

 – Pengaturan Jaringan Transportasi

 – Pengaturan Pemanfaatan Ruang• Jenis Pemanfaatan Ruang

• Instensitas Pemanfaatan Ruang

• Instrumen Kebijakan Non Spasial – Organisasi

 – Regulasi – Instalasi

 – Insentif-Desinsentif

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 36/52

36

KEBIJAKAN SPASIAL

1. Pengendalian Perkembangan Kawasan Terbangun (Growth Management )

 – Tujuan : Mengendalikan pertumbuhan nilai lahan pertanian yang tidakterkendali

 – Lokasi :

Terutama pada Kota Besar, Metropolitan dan sekitarnya• Kabupaten dan Propinsi Lumbung Beras

 – Kebijakan

1. Pengaturan Pusat pertumbuhan secara seimbang (regional network)

2. Pengaturan intensitas pemanfaatan ruang yang tinggi (densifikasi) padasekitar pusat pertumbuhan untuk mengurangi urban sprawl

3. Pengaturan jenis penggunanaan lahan secara mixed use untukmengurangi tarikan dan bangkitan pergerakan

4. Pengaturan akses penghubung antar pusat pertumbuhan secararectalinear (gabungan antara Radial dan Grid)

5. Pengaturan pergerakan manusia dan barang secara terintegrasi(integrated multi moda transport system)

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 37/52

37

KEBIJAKAN SPASIAL

2. Pengendalian Pembangunan Perumahan Skala Besar

 – Tujuan : Mengurangi Permintaan Alih Fungsi Lahan menjadi Perumahan Skala Besar

 – LOKASI :• Kota Besar dan Metropolitan disekitar Lumbung Beras• Propinsi dg Produktivitas Padi tinggi

 –

Kebijakan :• Pengaturan lokasi perumahan berdasarkan skala perumahan. Semakin besar skala

perumahan, diarahkan pada sekitar kota dengan orde yang tinggi

• Pembangunan perumahan secara vertikal (rumah susun)

• Pengaturan Intensitas Bangunan (KDB, KLB, Jumlah Lantai) berdasarkan lokasi

perumahan (orde kota dan radius terhadap pusat kota). Intensitas tinggi untuk

lokasi perumahan pada kota orde tinggi dan radius yang kecil

• Pengaturan struktur ruang wilayah dengan konsep regional network untuk

mengurangi kesenjangan wilayah (desa-kota) dan mengurangi urbanisasi

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 38/52

38

KEBIJAKAN SPASIAL

3. Pengendalian Perkembangan Kawasan Industri

 – Tujuan : Mengurangi Permintaan Alih Fungsi Lahan menjadi fungsi

industri

 – LOKASI: Kawasan industri di sekitar kawasan sebaran lahan pertanian

utama

 – Kebijakan

• Pengaturan pengembangan industri dalam bentuk kawasan industri, untuk

mempermudah pengendalian dan kontrol

• Pengaturan Lokasi Kawasan industri berdasarkan jenis industri (industri menengah

dan besar di sekitar pusat pertumbuhan)• Pengaturan pemanfaatan lahan yang dapat digunakan atau dimanfaatkan untuk

fungsi industri

• Pengembangan industri secara vertikal pada kota besar dan metropolitan.

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 39/52

39

KEBIJAKAN SPASIAL4. Pengaturan Kawasan Secara Sistemik

 – Tujuan : Meningkatkan Pengendalian terhadap Lahan Utama dengan

memperkuat aspek internal

 – LOKASI

• Seluruh Indonesia

 – Kebijakan :

• Pengembangan Kriteria Lahan Secara Komprehensif

• Pengaturan fungsi guna lahan yang berdekatan dengan lahan

pertanian utama.

• Pengaturan pengembangan lahan pertanian secara defragmented

• Pengaturan kawasan penyangga yang memisahkan guna lahan

pertanian utama dengan guna lahan yang tdk memiliki konektivitas

• Pengembangan aturan sempadan irigasi

• Penyatuan saluran irigasi dalam kawasan lahan pertanian secara

sistemik

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 40/52

40

Kebijakan Kelembagaan & Ekonomi

5. Peningkatan Koordinasi dan Pengawasan Konversi – Tujuan : Memperkuat Peraturan Pengendalian Konversi

 – Kebijakan

• Peningkatan mekanisme pengawasan

• Memperjelas Pengambilan Keputusan

• Peningkatan instrumen pengedalian (Sangsi&Insentif)

6. Peningkatan Pendapatan Petani

 – Tujuan : Meningkatkan Nilai Tambah Pertanian

 – Kebijakan

• Peningkatan Penguasaan Lahan Petani

• Peningkatan Harga Komoditas

7. Perbaikan Struktur Pajak – Tujuan : Meningkatkan Nilai Tambah Pertanian

 – Kebijakan

• Pemberian Insentif dalam pengemb Lahan Pertanian Utama

• Pemberian Desinsentif utk kegiatan konservasi Lahan Pertanian Utama

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 41/52

3. Kebijakan dan Strategi

Penataan Ruang Pulau Jawa-Bali(Peraturan Presiden No. 28 Tahun 2012)

Contoh Kebijakan Penataan Ruang terhadap

Perluasan Kawasan Industri dan PermukimanTanpa Alig Fungsi Lahan

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 42/52

PETA RENCANA STRUKTUR Pulau jawa Bali

Struktur Ruang Pulau Jawa-Bali diindikasikan dengan sistem perkotaan yang lebih kuat (Pantai

Utara, Tengah, dan Selatan) dan lebih selektif , didukung sistem jaringan infrastruktur wilayah

(Jalan, KA, Penyebrangan, Pelabuhan, Bandara) yang handal dan antarpulau.

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 43/52

PETA RENCANA POLA Pulau Jawa Bali

Pola Ruang Pulau Jawa-Bali diindikasikan dengan alokasi kawasan lindung yang lebih optimal, dan

kawasan budidaya yang selektif sesuai daya tampung dan daya dukung lingkungan pulau Jawa

(ramah lingkungan, hemat ruang dan air).

PERPRES NO 3/2012

RTR PULAU JAWA BALIPERPRES NO 28/2012

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 44/52

1. Lumbung pangan utama nasional

2. Kawasan perkotaan nasional yang kompak berbasis mitigasi & adaptasi bencana3. Pusat industri yang berdaya saing dan ramah lingkungan

4. Pemanfaatan potensi sumber daya alam mineral, minyak & gas bumi, panas bumi

serta perikanan, perkebunan, & kehutanan secara berkelanjutan

5. Pusat perdagangan & jasa yang berskala internasional

6. Pusat pariwisata berdaya saing internasional berbasis cagar budaya & ilmu

pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan,perjalanan insentif, konferensi, & pameran (Meeting, Incentive, Convention &

Exhibition/MICE ) 

7. Kapasitas daya dukung & daya tampung lingkungan hidup yang memadai

untuk pembangunan

8. Pulau Jawa bagian selatan & Pulau Bali bagian utara yang berkembang

dengan memperhatikan keberadaan kawasan lindung & kawasan rawan

bencana9. Mendorong pengembangan jaringan transportasi antar moda transportasi

untuk daya saing Pulau Jawa –Bali

10. Meningkatkan keterkaitan antar wilayah Pulau Jawa-Bali dengan pulau-

pulau lainnya yang sinergis

PERPRES NO. 3/2012 RTR PULAU JAWA-BALITUJUAN PENATAAN RUANG UTK PENGEMBANGAN WILAYAH PULAU JAWA BALI

PERPRES NO. 28/2012

Kebijakan dan Strategi Pengembangan P. Jawa-Bali

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 45/52

Mempertahankan Pulau Jawa –Bali sebagailumbung pangan utama nasional.

Mempertahankan lahanpertanian

utama.

Mempertahankan luas lahan

pertanian.

Mengendalikan alih fungsilahan utama pertanian

pangan.

Mengendalikansecara ketat alih

fungsiperuntukanlahan utama

pertanianpangan.

Mengendalikanpengembangan

fisik kawasanperkotaan

untuk menjagakeutuhan lahan

utamapertanianpangan.

Mengembangkan dan mengendalikan jaringan prasarana sumber daya air

untuk meningkatkan luasan lahan utamapertanian.

Membangunwaduk dan

 jaringan prasaranasumber daya air

dalammeningkatkanluasan lahan

utama pertanianpangan.

Mencegahpendangkalan

danau dan wadukuntuk

mempertahankandaya tampung air

sehingga berfungsisebagai pemasok

air baku dansumber energi.

Mempertahankandan mengendalikan

kawasan resapanair, khususnya padazona resapan tinggidan kawasan karstsebagai kawasan

penyimpancadangan air tanah.

   K   E   B   I   J

   A   K   A   N 

   S   T   R   A   T   E   G   I

   T   U   J

   U   A   N 

1

Kebijakan dan Strategi Pengembangan P. Jawa Bali

2

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 46/52

Kawasan perkotaan nasional yang kompak berbasismitigasi & adaptasi bencana.

Mendorong kegiatan pemanfaatan ruang dikawasan perkotaan Ibukota negara,

Metropolitan dan Besar secara vertikal dankompak.

Mengendalikanpembangunan

kawasanpermukiman,

bisnis/komersial, atau industri di

daerahpinggiran kota,

daerahpenyangga,dan/atau di

sepanjang jalanarteri primerdan kolektor

primer.

Mengendalikanpengembangan

permukiman secaraekspansif di

kawasan perkotaanmetropolitan dan

besar denganmendorong

pemanfaatan ruangsecara vertikal.

Mengembangkanprasarana

perkotaan denganfasilitasevakuasibencana

Mengendalikan urban sprawl danketerkaitan antara kawasanperkotaan dan perdesaan.

Meningkatkanketerkaitan yang

saling

menguntungkandan sinergis

antara kawasanperkotaan dan

kawasanperdesaan

Mengendalikanpembangunan

kawasanpermukiman

berskala besar didaerah pinggirankota, daerah

penyangga, atausepanjang jalan

arteri primer dankolektor primer.

Mengembangkan

peruntukandan prasaranaperkotaan sbg

ibukotanegara

   K   E   B   I   J   A   K   A   N 

   S   T   R   A

   T   E   G   I

   T   U   J   U   A   N 

2

3

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 47/52

Mengendalikan Pulau Jawa-Bali sebagai pusat

industri pengolahan

Mengembangkan industri dan jasa ramah lingkungan, hemat ruang, dan padat karya danmengintegrasikan kegiatan industri ke dalam zona-zona dan kawasan Industri yang ditetapkan.

Mengendalikan secara ketat industri pengolahan yangmemanfaatkan luas lahan dan volume air dalam skalabesar serta yang mencemari lingkungan.

Mengintegrasikan kegiatan industri ke dalam zona-zona

industri dan mendorong relokasi kegiatan industrimenuju kawasan-kawasan industri yang ditetapkan

melalui instrumen insentif dan disinsentif.

   K

   E   B   I   J   A   K   A   N 

   S   T   R   A

   T   E   G   I

   T   U   J   U   A   N 

3

8

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 48/52

Mendorong pengembangan infrastruktur antar modatransportasi untuk daya saing Pulau Jawa –Bali

Pengembangan infrastruktur antarmoda untuk daya saingekonomi

Memantapkaninfrastruktur

transportasi antar modaJawa-Bali untuk

meningkatkan dayasaing ekonomi wilayah

dan nasional yaitu

mewujudkan kelancaranarus barang antarwilayah antara

infrastruktur Jalannasional (arteri, kolektor

primer dan bebashambatan/Tol) dengan

kereta api.

Memantapkaninfrastruktur

transportasi antar modaJawa-Bali untuk

meningkatkan dayasaing ekonomi wilayah

dan nasional (kelancaran

arus barang antarwilayah): antara

infrastruktur jalannasional dan/atau kereta

api dengan outletpelabuhan dan bandar

udara.

Memantapkaninfrastruktur

transportasi antar modaJawa-Bali untuk

meningkatkan dayasaing ekonomi wilayah

dan nasional antarainfrastruktur jalan dan

penyeberangandan/atau jembatan

antar Pulau Jawa denganPulau Sumatera (SelatSunda), dengan PulauBali (Selat Bali), dan

dengan Pulau Madura(Suramadu).

Pengembanganinfrastruktur antarmodauntuk membuka akses

antar pulau

Mengembangkaninfrastruktur

penyeberangan

untuk membukaakses wilayah kegugus pulau-pulau

kecil.

   K   E   B   I   J   A   K   A   N 

   S   T

   R   A   T   E   G   I

   T   U   J   U   A   N  8

9

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 49/52

Meningkatkan keterkaitan antar wilayah Pulau Jawa-Balidengan pulau-pulau lainnya yang sinergis

Mendorong keterkaitan antar pulau secara nasional yang berbasispada spesialisasi pengembangan wilayah.

Penghentian(moratorium) pemberian

ijin baru danperpanjangan ijin untuk

industri yang

memerlukan banyak air,lahan dan tidak ramah

lingkungan di PulauJawa –Bali antara lainindustri kertas, baja,kayu, dan lain-lain.

Mengembangkan outletekspor pelabuhan

dan/atau bandar udara diPulau-pulau Sumatera,

Kalimantan dan Sulawesi,Kepulauan Maluku, Nusa

Tenggara, dan Papua agardapat ekspor (langsung

ke luar negeri) tanpamelalui pelabuhan

dan/atau bandar udara diPulau Jawa

Meningkatkan jaringaninterkoneksi

ketenagalistrikandan/atau jaringan energi

pipa gas antar PulauJawa –Bali dengan Pulau

Sumatera dan PulauKalimantan.

Mendorongpengembangan

transportasi antar modasebagai tulang punggungpergerakan arus barang

dan penumpang dari

Pulau Jawa ke kawasanhinterland (Sumatera

Selatan,Lampung,Bangka-

Belitung, KalimantanBarat, dan Kalimantan

Selatan).

   K   E   B   I   J   A   K   A   N

 

   S   T

   R   A   T   E   G   I

   T   U   J   U   A   N  9

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 50/52

4. Penutup

1. Kondisi lahan pertanian saat ini sangat rapuh untuk beralihfungsi menjadi nonpertanian, diperlihatkan dengan indikator al. karakteristik lahan pertanian ygtersegmentasi baik luasan, sebaran, maupun variasi tekanan akibatketidakseimbangan struktur ekonomi, pertumbuhan penduduk/kaw perkotaan,perkembangan kaw industri, dan pegembangan struktur ruang wilayah

2. Paling tidak ada 7 faktor sebagai akar masalah dari alih fungsi lahan: (i)Peningkatannilai lahan pertanian (F1), Nilai Tambah Lahan Pertanian Rendah (F2), Peraturan

konversi lahan tdk Efektif (F3), Kebutuhan ruang perumahan besar (F4),Kebutuhan ruang utk fungsi industri besar (F5), Kebutuhan ruang utk infrastrukturbesar (F6), dan Konektifitas Antar Fungsi Lemah (F7). Masing wilayah bervariasi,Jawa Barat (F5, F1, F4, F3); Sulsel (F4, F3, F5), Sumut (seluruh Faktor masih relatifmenengah)

3. Berdasarkan faktor utama akar masalah dirumuskan skenario dan masukankebijakan spasial maupun non spasial seperti pengenaan pajak (insentif dan

disinsentif)4. Masukan tersebut diformulasikan ke dalam kebijakan dan strategi penataan ruangpulau/kepulauan, dan diharapkan sesuai dengan fungsinya dapat disesuaikan kePerda RTRW Provinsi dan Kabupaten/kota

5. Untuk perluasan kaw industri dan permukiman tanpa alih fungsi lahan pertanian,perlu diikuti pula perubahan dari pengelolaan atau institutional arrangement  ,meliputi lembaga pengelola, mekanisme atau prosedural, dan kapasitas

sumberdaya manusianya.

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 51/52

D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M

D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E N A T A A N R U A N G

Terima asih

7/21/2019 Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kebijakan Penataan Ruang. Kondisi, Faktor Penyebab dan Kebijakan Penataan Ruang

http://slidepdf.com/reader/full/alih-fungsi-lahan-pertanian-dan-kebijakan-penataan-ruang-kondisi-faktor-penyebab 52/52

Terima

asih