algoritma percabangan dan algoritma perulangan
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Algoritma Percabangan dan Algoritma PerulanganTRANSCRIPT

ALGORITMA
TUGAS 2
RESUME ALGORITMA PERCABANGAN
DAN ALGORITMA PERULANGAN
Disusun Oleh :
Sakina Mawardah
Teknik Informatika
Dosen :
Asep M. Yusuf, S.T
UNIVERSITAS NASIONAL PASIM

DAFTAR ISI
A. Algoritma Percabangan........................................................................................... 1
1. Pengertian Algoritma Percabangan.................................................................. 1
2. Ekspresi Boolean ............................................................................................... 1
3. Algoritma Teks dan Flowchart Percabangan .................................................... 3
4. Percabangan Tersarang .................................................................................... 6
5. Menggunakan Operator Boolean ..................................................................... 8
6. Percabangan 3 Kondisi atau Lebih .................................................................... 10
B. Algoritma Perulangan ............................................................................................. 12
1. Pengertian Algoritma Perulangan..................................................................... 12
2. Perulangan For – Do.......................................................................................... 14
3. Perulangan While – Do ..................................................................................... 17
4. Perulangan Repeat – Until ................................................................................ 19

1
A. ALGORITMA PERCABANGAN
1. Pengertian Algoritma Percabangan
Pada algoritma runtunan telah kita lihat bahwa setiap pernyataan selalu
dilakukan bila telah sampai gilirannya. Namun demikian ada kalanya suatu pernyataan
atau perintah hanya bisa dilakukan bila memenuhi suatu kondisi atau persyaratan
tertentu. Algoritma ini kita sebut dengan algoritma seleksi kondisi atau juga
percabangan.
Contoh. Misalnya kita ingin menentukan apakah suatu bilangan merupakan
bilangan genap atau ganjil. Algoritmanya dapat kita jabarkan
1. Mulai2. Masukkan satu bilangan (X)3. jika X habis dibagi dua maka lanjut ke 4. Jika tidak
lanjut ke 54. tulis ‘X bilangan genap’. Lanjut ke 6.5. tulis ‘X bilangan ganjil’6. Selesai
Perhatikan bahwa ada dua kemungkinan perintah yang akan dikerjakan setelah
perintah ke-3 dikerjakan. Jika X habis dibagi dua maka selanjutnya perintah ke-4 yang
dikerjakan, kemudian melompat ke 6 (perintah 5 tidak dikerjakan). Sebaliknya jika X
tidak habis dibagi dua perintah selanjutnya melompat ke-5 (perintah 4 tidak
dikerjakan) dan kemudian berakhir pada perintah ke-6.
2. Ekspresi Boolean
Ada dua komponen utama dalam ekspresi percabangan yaitu kondisi dan
pernyataan. Kondisi adalah syarat dilakukannya sebuah (atau sekelompok)
pernyataan, sedangkan pernyataan dalam konteks ini adalah perintah yang berkaitan
dengan suatu kondisi. Contoh umum pernyataan kondisi-pernyataan

2
1. Jika hari hujan, maka saya tidak jadi keluar rumah
kondisi pernyataan
2. Jika nilai ujian lebih besar atau sama dengan 60, maka ujian dinyatakan lulus
kondisi 1 pernyataan 1
Jika nilai ujian kurang dari 60, maka ujian dinyatakan gagal
kondisi 2 pernyataan 2
Sebagaimana contoh sebelumnya dapat dilihat bahwa adakalanya suatu
perintah dilakukan jika kondisi yang mempersyaratkannya telah jelas nilai benar
salahnya. Dalam hal pemrograman kondisi tersebut harus bisa dinyatakan dalam suatu
ekspresi boolean. Ekspresi boolean adalah ekspresi yang hasil ekspresinya bernilai
boolean (true atau false).
Ekspresi Boolean dapat diperoleh dengan menggunakan dua jenis operasi :
1. Operasi Boolean.
Operasi boolean adalah operasi yang menggunakan operator boolean
seperti and, or, not, xor.
Contoh operasi relasional
1. z1 x and y
2. z2 a=2 or b=10
3. z3 not(x)
4. z4 p+2=4 xor q=0

3
2. Operasi Relasional (Operasi Perbandingan)
Operasi relasional adalah operasi yang membandingkan dua buah
operan dengan menggunakan operator perbandingan (ingat, operator
perbandingan : =, <>, <, ≤, >, ≥).
Contoh operasi relasional
1. z1 x > y2. z2 a <> 103. z3 x + y = 174. z4 p div q < r5. z5 p mod 2 = 0
Hasil dari operasi perbandingan memiliki dua kemungkinan, yaitu true
(benar) atau false (salah). Oleh karena itu tipe hasil (z1, z2, z3, z4, z5) dari
setiap operasi di atas adalah boolean.
3. Algoritma Teks dan Flowchart Percabangan
Ada dua tipe algoritma percabangan yang akan kita bahas berikut ini yaitu :
- Satu kondisi (if-then) : artinya hanya ada satu kondisi yang menjadi syarat
untuk melakukan satu atau satu blok (sekelompok) pernyataan. Bentuk
umum algoritma teks standar percabangan dengan satu kondisi :
if <kondisi> thenpernyataan
Jika <kondisi> bernilai benar maka pernyataan dikerjakan, sedangkan jika
tidak, maka pernyataan tidak dikerjakan dan proses langsung keluar dari
percabangan (begin).

4
Contoh.
if A>B thenwrite (A)
Ekspresi di atas menunjukkan bahwa perintah menulis /
menampilkan A dikerjakan hanya jika kondisi A>B bernilai benar. Jika yang
terjadi adalah sebaliknya, tidak ada pernyataan yang dilakukan atau proses
langsung keluar dari percabangan (endif). Secara flowchart ekspresi itu
dapat ditulis seperti berikut.
Perhatikan bahwa pada kotak belah ketupat memiliki dua cabang
arus data, yang satu untuk kondisi bernilai benar (y, artinya ya), sedang yang
lain untuk kondisi bernilai salah (t, artinya tidak). Jika kondisi bernilai benar
(y) maka perintah yang dikerjakan adalah write(A). Jika kondisi salah (t)
maka arus data langsung menuju ke bawah tanpa mengerjakan pernyataan
apapun.
- Dua kondisi (if-then-else) : artinya ada dua kondisi yang menjadi syarat
untuk dikerjakannya dua jenis pernyataan. Bentuk umum percabangan
dengan dua kondisi :
if <kondisi> thenpernyataan1
elsepernyataan2
A>B?
y
t
Write(A)

5
Jika <kondisi> bernilai benar maka pernyataan1 dikerjakan.
Sedangkan jika tidak (<kondisi> bernilai salah), maka pernyataan yang
dikerjakan adalah pernyataan2. Berbeda dengan percabangan satu kondisi,
pada percabangan dua kondisi ada dua pernyataan untuk dua keadaan
kondisi, yaitu untuk <kondisi> yang bernilai benar dan <kondisi> yang
bernilai salah. Contoh algoritma percabangan dua kondisi :
if A>B thenwrite (A)
elsewrite (B)
Ekspresi di atas sedikit berbeda dengan sebelumnya. Perintah
menulis/menampilkan A dikerjakan hanya jika kondisi A>B bernilai benar,
sedangkan jika yang terjadi adalah sebaliknya maka pernyataan yang
dilakukan adalah menulis B. Secara flowchart pernyataan di atas dapat
ditulis sebagai berikut.
A>B?
Write(A)
Write(B)

6
Berikut ini adalah beberapa contoh lainnya.
a. If x > 0 then
ket ‘bilangan positif’
b. if m = n
im*n
write(i)
c. if bil>=0 then
ket (‘bilangan positif’)
else
ket (‘bilangan negatif’)
d. if m = n then
im*n
jm-n
else
im/n
jm+n
write(i,j)
4. Percabangan Tersarang
Percabangan tersarang adalah percabangan di dalam percabangan. Banyak sekali
bentuknya, namun salah satu contohnya adalah sebagai berikut.
If <kondisi1> thenif <kondisi2> then
Pernyataan1elsePernyataan2
elseIf <kondisi3>
Pernyataan3else

7
Pernyataan4
Misalnya, buatlah algoritma untuk menentukan apakah suatu bilangan merupakan
bilangan kelipatan 2 saja, atau kelipatan 5 saja, atau kelipatan 2 dan 5, atau bukan
kelipatan 2 dan 5. Bilangan yang dimaksud merupakan input algorritma.
Algoritma Kelipatan2 Kelipatan5
DeklarasiBil : integerKet : string
Deskripsiread (bil)if bil mod 2 = 0 thenif bil mod 5 = 0 then
Ket ‘ Kelipatan 2 dan Kelipatan 5’
Pernyataan2
Kondisi1
Kondisi3 Kondisi2
Pernyataan1Pernyataan4 Pernyataan3
t y

8
elseKet ‘ Kelipatan 2 tapi Bukan Kelipatan 5’
elseif bil mod 5 = 0 then
Ket ‘Bukan Kelipatan 2 tapi Kelipatan 5’else
Ket ‘Bukan Kelipatan 2 atau 5’)Write(Ket)
5. Menggunakan Operator Boolean
Kita dapat menyederhanakan persoalan percabangan dengan menggunanakan
operator boolean (and, or, not, dan xor) untuk ekspresi boolean yang lebih dari satu.
Misalnya, sebuah univeritas memberlakukan yudisium cumlaude untuk mahasiswa yang
lulus dengan IPK lebih besar sama dengan 3.5 dan masa kuliah tidak lebih dari 4 tahun.
Bagaimana algoritma penentuan yudisiumnya?
(Input : IPK dan masa kuliah)
Algoritma yudisium1Deklarasi
IPK, MK : realKet : string
DeskripsiRead (IPK,MK)If (IPK>=3.5) and (MK<=4)
thenKet ‘cum laude’elseKet ‘tidak cumlaude’
write (Ket)
Begin
read (IPK,MK)
(IPK>=3.5)and (MK <=4)
write(ket)
End
y
ket <-- 'cum laude'
ket <-- 'tidak cumlaude'
t

9
Penjelasan
Mula mula IPK dan MK, misalnya, kita beri nilai 3.6 dan 4. Karena kondisi (IPK>=3.5) and
(MK<=4) bernilai benar maka perintah berikutnya adalah Ket ‘cum laude’. Sehingga
ketika perintah Write (Ket) menghasilkan output ‘cum laude’. Cobalah menganalisa soal
ini dengan memberikan input yang lain.
Penggunaan operator logika sangat membantu untuk menyederhanakan algoritma. Jika
tidak menggunakan operator logika maka algoritmanya dapat ditulis sebagai berikut.
Algoritma yudisium2
Deklarasi
IPK, MK : real
Ket : string
Deskripsi
read (IPK,MK)
if IPK>=3.5 then
if MK<=4 then
Ket ‘cum laude’
else
Ket ‘tidak cumlaude’
else
Ket ‘Tidak cumlaude’
write (Ket)

10
Di sini terlihat algoritmanya menjadi sedikit rumit. Kerumitan bertambahkarena kita harus membuat percabangan dalam percabangan (percabangantersarang). Selain itu penulisan Ket’Tidak cumlaude’ harus ditulis dua kali agartujuan algoritma dapat dicapai. Dengan demikian penggunaan operator logika dalamhal ini jelas menyederhanakan algoritma di atas.6. Percabangan Tiga Kondisi Atau Lebih
Percabangan dengan tiga kondisi atau lebih adalah bentuk pengembangan dari dua
bentuk percabangan percabangan yang telah kita bahas sebelumnya. Akan ada banyak
sekali variasinya tetapi secara umum ekspresi percabangannya dapat kita tuliskan sebagai
berikut.
If <kondisi1> then
Pernyataan1
else if <kondisi2> then
Pernyataan2
...
else if <kondisi(n-1)> then
Pernyataan(n)
else
Pernyataan(n)
Mula-mula <kondisi1> dicek nilai kebenarannya. Jika benar, maka dikerjakan
pernyataan1. Jika salah, maka dicek nilai kebenaran <kondisi2>. Jika <kondisi2> benar,
maka dikerjakan pernyataan2. Jika tidak algoritma akan mengecek ke kondisi berikutnya
dengan cara yang sama dengan yang sebelumnya. Terakhir, jika semua kondisi bernilai
salah, maka pernyataan yang dikerjakan adalah Pernyataan(n+1). Bentuk flowchartnya
dapat dilihat di bawah ini.

11
Pada algoritma di atas pernyataan1 akan dikerjakan jika <kondisi1> bernilai
benar, jika tidak pemeriksan dilanjutkan ke <kondisi2>. Jika <kondisi2> bernilai benar
maka pernyataan2 dikerjakan. Jika tidak, pemeriksaan dilanjutkan pada kondisi-kondisi
berikutnya. Pemeriksaan ini terus terhadap semua kondisi yang ada. Jika tidak ada kondisi
yang benar maka pernyataan yang dikerjakan adalah pernyataan(n+1).
<kondisi1>?
t
aksi(n+1)<--0
aksi1y
<kondisi2> aksi2
t
y

12
B. ALGORITMA PENGULANGAN
1. Algoritma Perulangan
Ada kalanya untuk menyelesaikan suatu masalah, satu atau beberapa perintah harus
dikerjakan beberapa kali. Misalnya anda hendak menampilkan tulisan algoritma sebanyak
tiga kali. Maka algoritmanya dapat ditulis
1. Mulai2. Tulis ‘Algoritma’3. Tulis ‘Algoritma’4. Tulis ‘Algoritma’5. Selesai
Sehingga diperoleh keluaran
Algoritma
Algoritma
Algoritma
Contoh lain. Anda hendak menghitung suatu bilangan dipangkatkan tiga. Maka
algoritmanya dapat dituliskan
1. Mulai2. Masukkan bilangan X3. Set nilai Y=14. Kalikan X dengan Y, simpan sebagai Y5. Kalikan X dengan Y, simpan sebagai Y6. Kalikan X dengan Y, simpan sebagai Y7. Tulis (Y)8. Selesai

13
Atau dalam algoritma standar ditulis
Deskripsi
Read(X)
Y1
YX*Y
YX*Y
YX*Y
Write(Y)
Jika input algoritma (X) adalah 2, maka dengan tabel penyimpanan data
Perintah X Y Ouput
Read(X)
Y1
YX*Y
YX*Y
YX*Y
Write(Y)
2
1
4
8
16
16
Output yang dihasilkan adalah : 16
Cara ini memang dapat menyelesaikan permasalahan tersebut di atas, tapi sangat
tidak efisien dalam penulisannya. Bayangkan kalau pengulangannya dilakukan sebanyak
1000 kali, maka kita harus menulisnya sebanyak seribu kali pula. Tentunya akan sangat
merepotkan. Untuk itu kita perlu mengenal satu lagi algoritma dasar yaitu algoritma
pengulangan. Dengan algoritma ini kita cukup menuliskan perintahnya sekali untuk
pengulangan berapapun banyaknya.

14
Bila mengacu pada bahasa pemrograman Pascal, terdapat tiga ekspresi algoritma
untuk pengulangan :
1. for-do
2. while-do
3. repeat-until
Namun demikian, ketiganya memiliki komponen-komponen pengulangan yang sama
yaitu :
- Kondisi pengulangan : Setiap aksi atau kumpulan aksi dikerjakan jika memenuhi kondisi
tertentu. Selama kondisi terpenuhi aksi akan terus dikerjakan
- Badan pengulangan : bagian aksi yang diulang
- Nilai awal atau inisialisasi : Pemberian nilai satu atau beberapa variabel sebelum
pengulangan dilakukan.
2. Pengulangan For-Do
Ada 2 macam pengulangan for-do, yaitu for-do menaik dan for-do menurun. Berikut ini
adalah bentuk umumnya.
For-do menaik
For varnilai_awal to nilai_akhir do
pernyataan
Flowchart for-do menaik
For-do menurun
For variabelnilai_awal downto nilai_akhir do
Pernyataan
pernyataan
Var ni...nf

15
var 3…1
Write (‘Halo’)
Flowchart for-do menurun
Kondisi pengulangan for secara tersirat dapat dilihat pada ni (nilai_awal) dan nf
(nilai_akhir); Nilai yang terkandung pada var mula-mula sama dengan nilai_awal, kemudian
bertambah (berkurang) sebanyak satu, kemudian berhenti setelah var lebih besar (lebih kecil)
nilai_akhir.
Karakteristik pengulangan for-do
- Aksi mula-mula dilakukan saat var=nilai_awal dan terakhir saat var=nilai_akhir.
- Var, nilai_awal dan nilai_akhir bertipe bilangan bulat (integer)
- Setiap selesai satu kali pengulangan var berubah +1 (for-do menaik) atau –1 (for-do menurun).
- Pengulangan paling sedikit dilakukan sekali, banyaknya pengulangan adalah selisih nilai_awal
dan nilai_akhir ditambah 1
Contoh
for i1 to 3 doWrite(‘Halo’)
Pada perintah di atas, mula-mula i diberi nilai 1. Kemudian perintah write(‘Halo’)
dikerjakan. Setelah itu i bertambah satu sehingga menjadi 2, dilanjutkan dengan perintah
write(‘Halo’). Proses yang sama diulang lagi hingga i bernilai tiga, perintah write(’Halo’)
dikerjakan. Setelah itu proses pengulangan berhenti di situ.
pernyataan
Var = ni...nf

16
var 3…1
Write (‘Halo’)
Dengan demikian outputnya dapat kita nyatakan seperti berikut :
Halo
Halo
Halo
Kita dapat membuat output yang sama seperti di atas dengan for-do menurun.
for i3 downto 1 do
Write(‘Halo’)
Perbedaannya, pada for-do menaik i berubah dari 1 sebanyak +1 dan berhenti
setelah lebih dari 3, sedangkan pada for-do menurun, i berubah dari 3 sebanyak –1 hingga
akhirnya berhenti saat i kurang dari 1. Coba tentukan bentuk dari algoritma di atas.

17
3. Perulangan While-Do
Secara umum algoritma while adalah :
while <kondisi> do
begin
pernyataan
end
sedangkan bentuk flowchartnya
Teks algoritma dan flowchart di atas menunjukkan bahwa ada pengecekan kondisi
dulu sebelum aksi berikutnya dilakukan. Aksi di bawah kondisi dikerjakan jika kondisinya
atau lebih tepatnya nilai boolean kondisi bernilai benar. Jika kondisi bernilai salah maka
proses akan ‘melompat’ atau mengerjakan aksi yang berada di luar loop.
Contoh soal.
Buat algoritma menampilkan deret 2, 4, 6, …, N. N adalah masukan berupa bilangan genap.
Algoritma deret
Deklarasi
N,x : integer
Deskripsi
read(N)
<kondisi>?
Aksi
y
t
loop

18
x2
while x<=N do
Write(x)
xx+2
x<=N
x<--2
y
End
begin
read(N)
x<--x+2
t
write (x)
Mula-mula inputkan nilai N, kemudian x diberi nilai 2 (proses inisialisasi). Setelah
itu x dibandingkan dengan N, jika pernyataan (x<=N) bernilai benar maka x ditampilkan,
lalu x ditambah 2 dan menghasilkan x baru. Setelah itu arus data kembali ke atas untuk
menguji apakah pernyataan x<=N bernilai benar. Jika iya, maka proses yang sama dengan
sebelumnya dilakukan kembali. Demikian seterusnya hingga pernyataan x<=N bernilai
salah.

19
Untuk input N = 8, tabel penyimpanan datanya dapat kita nyatakan sebagai berikut.
Perintah Kondisi x N Output
Read(N) 8
x2 2
Blok pengulangan
x<=N Write(x) /
output
xx+2
true 2 4
true 4 6
true 6 8
true 8 10
false
Jika N adalah 10 maka output algoritma deret : 2, 4, 6, 8
4. Perulangan Repeat-Until
Secara umum algoritma repeat-until adalah
repeat
aksi
until <kondisi>

20
sedangkan bentuk flowchartnya
Aksi
<kondisi>
y
t
Secara umum teks dan flowchart di atas berarti bahwa aksi tidak dikerjakan lagi jika kondisi
bernilai benar.
Algoritma while-do dengan repeat-until sebenarnya hampir sama, perbedaannya
hanya terletak pada penempatan kondisinya. Pada while-do pengecekan kondisi diletakkan
di awal loop, sedangkan pada repeat-until pengecekan kondisi dilakukan di akhir loop. Itu
sebabnya pada algoritma while-do aksi bisa jadi tidak dilakukan sama sekali jika sejak
awal kondisinya sudah bernilai salah. Sedangkan pada pada repeat-until aksi sekurang-
kurangnya dilakukan sebanyak satu kali. (Perhatikan flowchart)
loop