algoritma dan struktur data 1 2

Upload: devv-lare-oseng

Post on 29-Oct-2015

81 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAHAN AJAR

MODUL ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA 1 & 2Oleh : Eko Riyanto

STMIK HIMSYA SEMARANG

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN DAN KOMPUTER (STMIK)

HIMSHYA SEMARANG

2011

BAHAN AJAR

MATA KULIAH PEMROGRAMAN Tinjauan Mata Kuliah

1.1. Deskripsi Mata Kuliah

Algoritma dan struktur data merupakan matakuliah yang mempelajari bagaimana membuat program terstruktur. Matakuliah praktikum dengan menggunakan bahasa pemrograman Pascal ini mempelajari materi array, record, prosedur, fungsi, sorting, searching dan file. 1.2. Kegunaan Mata Kuliah

Algoritma dan struktur data memberikan manfaat kepada mahasiswa untuk dapat memahami lebih lanjut tentang pemrograman terstruktur. Dengan menggunakan bahasa pemrograman Pasal ini, mahasiswa bisa membuat program untuk memecahkan berbagai macam persoalan dalam kehidupan sehari-hari. 1.3. Tujuan Instruksional Umum

Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu membuat program terstruktur yang kompleks.1.4. Susunan Bahan Ajar

Bab IArrayBab IIRecordBab IIIProsedurBab IVFungsiBab VSortingBab VISearchingBab VIIFile1.5. Petunjuk Bagi Mahasiswa

a. Sebelum mengikuti perkuliahan hendaknya mahasiswa telah membaca bahan ajar ini dan dapat diperkaya dengan sumber acuan lainnya yang relevan pada setiap pertemuan.b. Untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan sangat dianjurkan penelusuran literatur khususnya materi algoritma dan struktur data melalui sumber bacaan dan internet.c. Mintalah petunjuk dari dosen jika ada hal yang belum terselesaikan, baik dalam diskusi kelompok maupun dalam diskusi kelas

d. Kerjakan setiap tugas terstruktur yang diberikan pada setiap akhir kegiatan/pertemuan dengan baik.e. Perbanyaklah latihan mengerjakan soal, baik secara teori maupun langsung dipraktekan dalam komputer dengan menggunakan bahasa pemrograman Pascal.BAB I

A R R A Y

A. PendahuluanDeskripsi Singkat

Bab ini akan mengemukakan bahasan tentang definisi array, deklarasi array, mengakses elemen array, array sebagai tipe data bentukan, array konstan, array sebagai parameter, array multidimensi.RelevansiPembahasan pada bab ini sangat penting dipahami, karena materi array ini memberikan manfaat yaitu efisiensi program. Materi array sangat berkaitan dengan materi lainnya dalam sebuah pemrograman terstruktur, karena array dapat digunakan dan dikombinasikan dengan bahasan lain dalam sebuah program.Tujuan Instruksional KhususMahasiswa mampu membuat program dengan menggunakan array.

B. PenyajianBagi para pemrogram, efisiensi program merupakan hal utama yang harus diperhatikan, baik itu dalam hal kecepatan jalannya program, memori yang digunakan, banyak baris kode yang dituliskan dan juga ketepatan algoritma yang digunakan. Salah satu komponen yang harus dikuasai untuk memperoleh program yang baik adalah pengetahuan tentang array.

1) Definisi ArrayArray (larik) adalah sebuah variabel yang dapat menyimpan lebih dari satu nilai sejenis (memilikii tipe data sama). Hal ini berbeda dengan variabel biasa yang hanya mampu menampung satu buah nilai. Setiap nilai yang disimpan di dalam array disebut dengan elemen array, sedangkan nilai urut yang digunakan untuk mengakses elemennya disebut dengan indeks array. Sebagai contoh, misalkan terdapat array A yang memiliki 10 buah elemen nilai yang bertipe integer, maka dapat dipresentasikan sebagai berikut :

A[1]A[2]A[3]A[4]A[5]A[6]A[7]A[8]A[9]A[10]

12345678910

102030405060708090100

Nilai elemen array

Indeks array

Elemen array

Gambar 1.1 Komponen Array (sumber :Rahardjo)Setiap elemen array di atas menyimpan nilai bertipe integer dan akan menempati alamat memori yang berbeda, hal ini akan menyebabkan array tersebut memiliki ukuran 40 byte, yang berasal dari 10 x 4. Nilai 10 menunjukkan banyaknya elemen array sedangkan nilai 4 merupakan ukuran dari tipe data integer (dalam 32 bit).

2) Deklarasi ArraySama seperti variabel lain, array juga dideklarasikan di dalam bagian deklarasi variabel. Bila akan didefinisikan sebagai tipe bentukan, maka array juga akan dideklarasikan di bagian definisi tipe (di bawah kata kunci type). Dalam bahasa Pascal, pendeklarasian array dilakukan dengan menggunakan kata kunci array dan tipe data yang akan disimpan di dalamnya, selai itu juga harus disertai dengan batas-batas indeksnya yang diapit oleh tanda bracket ([ ]). Berikut ini bentuk umum pendeklarasian array.

NamaArray : array [Indeks Awal . . IndeksAkhir] of tipe data;

Gambar 1.2 Bentuk Umum Pendeklarasian array(sumber:Rahardjo)Sebagai contoh, apabila kita ingin mendeklarasikan array dengan nama A yang berisi 10 buah elemen bertipe integer, maka kita harus mendeklarasikannya dengan cara berikut.

Var

A : array [1 . . 10] of integer;

Pada kode tersebut, indeks array diulai dari satu. Perlu diperhatikan bahwa bahasa Pascal berbeda dengan bahasa C yang indeks array-nya selalu dimulai dari nol. Pada bahasa Pascal, indeks array dapat dimulai dari bilangan berapapun. Selain itu, indeks array juga dapat bertipe karakter maupun tipe enumerasi. Berikut ini contoh-contoh kode yang dapat digunakan untuk mendeklarasikan 10 buah elemen array bertipe integer sebagai pengganti kode di atas.

Var

A1 : array [0 . . 9] of integer;

A2 : array [5 . . 15] of integer;

A3 : array [a . . j] of integer;

A4 : arrat [A . . J] of integer;

Dalam bahasa Pascal, tersedia dua buah fungsi yang dapat digunakan untuk mengambil indeks terendah dan tertinggi dari sebuah array, yaitu fungsi Low dan High. Adapun parameter dari kedua fungsi tersebut adalah nama array yang akan dicari indeksnya. Perhatikan contoh kode berikut.

Var

A: array [1 . . 100] of integer;

terendah, tertinggi : integer;

Begin

terendah := Low (A);{akan menghasilkan nilai 1}tertinggi := High (A){akan menghasilkan nilai 100} . .

end.

3) Mengakses Elemen ArraySetelah mengetahui cara pendeklarasian array, selanjutnya kita harus mengetahui bagaimana cara untuk memanipulasi array tersebut. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengisikan nilai ke dalam elemen-elemen array bersangkutan. Bentuk umum untuk pengisian elemen array adalah sebagai berikut.

NamaArray [indeks] := nilai;

Gambar 1.3 Bentuk Umum Pengisian Elemen Array(sumber:Rahardjo)Untuk lebih memahaminya, coba perhatikan contoh kode di bawah ini.

Var

A: array [1..100] of integer;

Begin

A[1] :=1; {mengisi elemen pertama dengan nilai 1}A[2] :=2;{mengisi elemen kedua dengan niali 2}A[3] :=3;{mengisi elemen ketiga dengan niali 3}....

A[100] :=100;{mengisi elemen keseratus dengan nilai 100}end.

Kode tersebut akan melakukan pengisian 100 elemen array dengan nilai 1 sampai 100 sehingga kode tersebut akan lebih sederhana apabila dituliskan dengan menggunakan struktur pengulangan seperti yang terlihat pada kode berikut.

Var

A: array [1..100] of integer;

i : integer;

Begin

For i:= 1 to 100 do

Begin

A[1] := i;

end;

End.4) Mengapa Harus Menggunakan ArrayBagi seorang pemula, mungkin akan mucul pertanyaan mengapa kita perlu mendeklarasikan array? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, coba perhatikan contoh kasus berikut.

Apabila kita akan membuat program untuk menyimpan sekumpulan data, misalnya data-data hasil penelitian yang berupa bilangan, dimana jumlah dari data tersebut puluhan, ratusan atau bahkan ribuan, apakah akan menggunakan variabel sebanyak data yang ada? Jawabannya tentu tidak, karena hal tersebut merupakan hal yang sangat tidak efisien. Sebagai contoh, asumsikan bahwa banyak data tersebut.

Var

N1, n2, n3, n4, n5, n6, n7, n8, n9, n10 : real;

Begin

Writeln(masukkan data ke-1 : ); readln(n1);

Writeln(masukkan data ke-2 : ); readln(n2);

Writeln(masukkan data ke-3 : ); readln(n3);

Writeln(masukkan data ke-4 : ); readln(n4);

Writeln(masukkan data ke-5 : ); readln(n5);

Writeln(masukkan data ke-6 : ); readln(n6);

Writeln(masukkan data ke-7 : ); readln(n7);

Writeln(masukkan data ke-8 : ); readln(n8);

Writeln(masukkan data ke-9 : ); readln(n9);

Writeln(masukkan data ke-10 : ); readln(n10);

End.

Hal ini tentu akan merepotkan diri kita. Apabila dilihat, program di atas memang masih pendek karena datanya hanya 10, bagaimana bila ratusan ata bahkan ribuan?

Untuk mengatasi masalah ini, seharusnya kita menggunakan array untuk menyimpan data-data tersebut sehingga program akan jauh lebih sederhana dan mudah dalam pengerjaannya. Berikut ini perbaikan program di atas apabila kita menampung data-datanya ke dalam sebuah array.

Const max = 10;

Var

n : array [1 . . max] of real;

i : integer;

begin

for i:= 1 to max do

writeln(Masukkan data ke-, i, : ); readln(n[i]);

end.

Apabila ternyata data berjumlah 100 atau 1000, maka kita hanya perlu mengganti nilai dari konstanta max di atas dengan nilai yang sesuai. Alasan seperti inilah yang menyebabkan kita perlu untuk menggunakan array.

5) Array Sebagai Tipe Data BentukanArray juga dapat digunakan sebagai tipe data bentukan, yaitu dengan cara mendeklarasikannya di bagian definisi tipe data, yaitu bagian yang diawali dengan kata kunci type.

Type

Bilangan = array [1 . . 100] of integer;

Vokal = array [1 . . 5] of char;

Setelah selesai mendefinisikan array tersebut, maka kita dapat menggunakannya untuk mendeklarasikan variabel lain di dalam program. Berikut ini contoh pendeklarasian variabel yang menggunakan tipe bentukan berupa array.Var

X : bilangan;

Vowel : vokal;

Pada ontoh di atas kita mendeklarasikan variabel dengan nama x yang bertipe Bilangan, sedangkan variabel vowel bertipe vokal. Hal ini menyebabkan variabel tersebut juga dapat diperlukan sebagai array. Berikut ini contoh kode yang menunjukkan penggunaan variabel-variabel tersebut.

Begin

X[1[ := 1;

X[2] := 2;

. . .

Vowel [1] := a;

Vowel [2] := i;

. . .

End.

6) Array KonstanNilai yang terkandung di dalam sebuah array dapat bernilai konstan, artinya nilai-nilai tersebut tidak dapat diubah. Untuk melakukan hal tersebut, kita harus mendeklarasikan array bersangkutan dengan kata kunci const. Berikut ini bentuk umum pendeklarasiannya.

Const

NamaArray : array [indexAwal . . indeksAkhir] of tipe_data =

Nila1, nilai2, ...);

Gambar 1.4 Bentuk Umum Pendeklarasian Array Konstan (sumber:Rahardjo)Perlu diperhatikan bahwa banyaknya nilai konstan yang dituliskan diatas harus sesuai dengan banyaknya elemen array yang didefinisikan. Sebagai contoh, apabila kita ingin mendeklarasikan array dengan jumlah elemen 5, maka nilai konstan yang diisikan juga haruslah berjumlah 5. Perhatikan contoh kode berikut.

Const

A : array [1 . . 5] of char = (A , B , C , D , E);

Oleh karena array A di atas bersifat konstan, maka kita tidak dapat menggantikan nilainya dengan nilai lain, seperti yang ditunjukkan oleh kode di bawah ini.

A [1]:= V ; {SALAH, karena elemen A [1] selalu bernilai A}

A [2]:= W ; {SALAH, karena elemen A [2] selalu bernilai B}

A [1]:= X ; {SALAH, karena elemen A [3] selalu bernilai C}

A [1]:= Y ; {SALAH, karena elemen A [4] selalu bernilai D}

A [1]:= Z ; {SALAH, karena elemen A [5] selalu bernilai E}

Hal ini menunjukkan bahwa array konstan nilainya hanya dapat dibaca, namun tidak untuk diubah. Agar lebih memahami konsepnya, perhatikan contoh implementasi dari array konstan berikut ini.

Function HariSekarang : string;

Const

Hari : array[0 . .6] of string[6] =

(Minggu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu);

var

thn, bln, hr, indeksHari : word;

begin

getDate(thn, bln, hr, indeksHari);

HariSekarang := Hari [indeksHari];

End;

Pada contoh di atas kita membuat sebuah fungsi untuk mendapatkan nama hari sesuai dengan tanggal sekarang (hari ini). Berikut ini contoh program lain yang akan menunjukkan penggunaan array konstan.

Program ArrayKonstan;

Uses crt;

Const

Bulan : array [1 . . 12] of string =

(Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus,

September, Oktober, Nopember, Desember);

var

noBulan : integer;

begin

clrscr;

write(Masukkan nomor bulan :); readln(noBulan);

write(Nama bulan ke-, noBulan, adalah , Bulan[noBulan]);

readln;

end.

Contoh hasil yang akan diberikan oleh program di atas adalah sebagai berikut.

Masukkan nomor bulan : 3

Nama bulan ke-3 adalah Maret

7) Array Sebagai ParameterPada kasus-kasus pemrograman tertentu kita juga dituntut untuk menggunakan array sebagai parameter sebuah prosedur ataupun fungsi. Hal ini sering kita jumpai pada saat kita akan melakukan pencarian maupun pengurutan dari sekumpulan data. Berikut ini contoh penggunaan array di dalam sebuah prosedur.

Type

Bilangan = array[1..100] of integer;

Procedure inputArray[a:bilangan; N:integer);

Var

i : integer;

Begin

For i := 1 to N do

Write (masukkan elemen array ke-, i); readln(A[i]);

End;

Pada contoh di atas kita te;ah membuat prosedur yang memiliki parameter bertipe array. Prosedur tersebut akan digunakan untuk melakukan pengisian elemen array sebanyak N, dimana 1( N ( 100.

Perlu diperhatikan bahwa array yang dilewatkan sebagai parameter ini harus dideklarasikan terlebih dahulu. Berikut ini contoh penggunaan array yang tidak diperbolehkan oleh kompiler.

Procedure InputArray [A:array[1..100] of integer; N);

{salah}

Berikut ini kode yang merupakan perbaikan dari kode sebelumnya.

Procedure InputArray [A:array of integer; N);

{benar}

Untuk lebih memahaminya, perhatikan contoh program di bawah ini dimana kita akan menggunakan array sebagai parameter.

Program ParamArray;

Uses crt;

Const max = 100;]type

Bilangan = array [1 . . max] of integer;

Procedure InputArray[A:bilangan; N:integer);

Var

i:integer;

Begin

Writeln (Memasukkan data :);

For i : 1 to N do

Write(Masukkan nilai A[, i, ] : ); readln(A[i]);

End;

Procedure OutputArray (A:bilangan; N:integer);

Var

i:integer;

begin

writeln(Menampilkan data :);

for i : 1 to N do

write (A[, i, ] = , A[i]);

end;

var

Arr:bilangan;

count:integer;

Begin

Clrscr;

Write (Masukkan banyaknya elemen array :); readln(count);

Writeln;

OutputArray (Arr, count);

Readln;

End.Contoh hasil yang akan diberikan dari program di atas adalah sebagai berikut.

Masukkan banyaknya elemen array : 3

Memasukkan data :

Masukkan nilai A[1] : 10

Masukkan nilai A[2] : 20

Masukkan nilai A[3] : 30

Menampilkan data :

A[1] = 10

A[2] = 20

A[3] = 30

8) Array MultidimensiSejauh ini kita baru membahas mengenai array berdimensi satu. Pada bagian ini kita akan mempelajari bagaimana cara mendeklarasikan dan memanipulasi data yang terdapat pada array multidimensi. Agar lebih mempermudah pembahasan, materi ini akan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu array dua dimensi dan array tiga dimensi.

9) Array Dua DimensiArray dua dimensi adalah array yang memiliki dua buah elemen bertipe array. Dengan kata lain, array dua dimensi memiliki dua buah subskrip, yang biasanya dipresentasikan dengan baris dan kolom. Untuk lebih memahami konsepnya, perhatikan terlebih dahulu gambar di bawah ini.

baris

Kolom

Gambar 1.5. Array dua dimensi (sumber:Rahardjo)Pada gambar di atas, array memiliki 3 buah baris dan 4 buah kolom, sehingga jumlah elemennya adalah 3x4 = 12. Perlu diketahui bahwa keadaan tersebut sebenarnya hanya merupakan keadaan logik yang bertujuan untuk mempermudah pemahaman array dua dimensi. Pada kenyataannya, pengalamatan memori di komputer dari array dua dimensi tetap akan dipresentasikan dengan sebuah deretan larik yang memanjang (tidak berbentuk baris dan kolom). Pendeklarasian array dua dimensi di dalam bahasa Pascal dilakukan melalui bentuk umum di bawah ini.

NamaArray : array [1 . . banyakbaris, 1 . . banyakkolom] of tipe_data;

Sebagai contoh, apabila kita akan mendeklarasikan array dua dimensi dengan 3 buah baris dan 4 buah kolom dimana setiap elemennya bertipe integer, maka kita dapat menuliskan kode seperti berikut.

Array2D : array [1 . . 3, 1 . . 4] of integer;

Untuk melakukan pengaksesan terhadap elemen-elemennya, kita harus menuliskan indeks baris dan kolomnya. Sebagai contoh, apabila kita ingin mengisikan nilai 100 ke dalam elemen yang terdapat pada baris ke-2 kolom ke-3, maka kita harus menuliskannya sebagai berikut.

Array2D [2, 3] : = 100;

Berikut ini contoh program yang menunjukkan penggunaan array dua dimensi. Di sini kita akan membuat program yang dapat menjumlahkan dua buah matriks A dan B yang masing-masing berordo 2 x 3 (memiliki 2 baris dan 3 kolom).

Program JumlahMatriks;

Uses crt;

Const

Jbaris = 2;

Jkolom = 3;

Type

Matriks23 = array [1 . . Jbaris, 1 . . Jkolom] of integer;

Var

A,B,C : Matriks23;

j, k : integer;

beginclrscr;

{mengisikan matriks A}

writeln (Matriks A);

for j: = 1 to Jbaris do begin

for k: = 1 to Jkolom do begin

write(A[, j, , , k, ] = ); readln(A[j, k]);

end;

writeln;

end;

writeln;

{mengisikan matriks B}

writeln(Matriks B);

for j: = 1 to Jbaris do begin

for k: = 1 to Jkolom do begin

write(B[, j, , , k, ] = ); readln(B[j, k]);

end;

writeln;

end;

writeln;

{melakukan penjumlahan matriks A dan B sekaligus menampilkan hasilnya ke layar}writeln(Hail Penjumlahan);

for j: = 1 to Jbaris do begin

for k: = 1 to Jkolom do begin

C[j, k] : = A[j, k] + B[j, k];

write(C[, j, , , k, ] = ); readln(C[j, k]);

end;

writeln;

end;

readln;

end.

Contoh hasil yang akan diberikan oleh program di atas adalah sebagai berikut.

Matriks A

A[1, 1] = 1

A[1, 2] = 2

A[1, 3] = 3

A[2, 1] = 4

A[2, 2] = 5

A[2, 3] = 6

Matriks B

B[1, 1] = 3

B[1, 2] = 2

B[1, 3] = 1

B[2, 1] = 6

B[2, 2] = 5

B[2, 3] = 4

Hasil Penjumlahan

C[1, 1] = 4

C[1, 2] = 4

C[1, 3] = 4

C[2, 1] = 10

C[2, 2] = 10

C[2, 3] = 1010) Array Tiga DimensiArray tiga dimensi merupakan array yang memiliki tiga buah subskrip dan lebih kompleks apabila dibandingkan dengan array dua dimensi. Di sini, subskrip yang ada akan dipresentasikan dengan sumbu x, y dan z atau panjang, lebar dan tinggi seperti yang ditunjukkan oelh gambar berikut.

yGambar 1.6. Array tiga dimensi

(sumber : Rahardjo)

x

zBerikut ini bentuk umum yang digunakan untuk mendeklarasikan array tiga dimensi di dalam bahasa Pascal.

NamaArray : array [1 . . xMaks, 1 . . yMaks, 1 . . zMaks] of tipe_data;

Gambar 1.7 Bentuk Umum Pendeklarasian Array Tiga Dimensi(sumber:Rahardjo)

Sebagai contoh apabila kita ingin mendeklarasikan array yang memiliki panjang 2, lebar 3 dan tinggi 4 elemen bertipe integer, maka kita akan menuliskannya seperti di bawah ini.

Array3D : array [1 . . 2, 1 . . 3, 1 . . 4] of integer;

Jumlah elemen yang terdapat di dalam array tersebut adalah 2 x 3 x 4 = 24. Sekarang apabila kita ingin mengisikan nilai 100 ke dalam elemen yang berada pada posisi panjang ke-2, lebar ke-3 dan tinggi ke-1, maka kita akan melakukannya melalui kode berikut.

Array3D : [2, 3, 1] : = 100;

Berikut ini adalah contoh yang akan menunjukkan cara pengaksesan elemen di dalam array 3 dimensi.Program AksesArray3D;

Uses crt;

Const

xMaks = 2;

yMaks = 2;

zMaks = 2;

Type

Array3D = array [1 . . xMaks, 1 . . yMaks,1 . . zMaks] of integer;

Var

A: Array3D;

i, j, k : integer;

beginclrscr;

{mengisikan nilai ke dalam array A}

x := 1;

for i := 1 to xMaks do begin

for j := 1 to jMaks do begin

for k := 1 to zMaks do begin

A[i, j, k] := x;

inc(x);

end;

end;

end;

{menampilkan isi yang terdapat dalam array A}for i := 1 to xMaks do begin

for j := 1 to jMaks do begin

for k := 1 to zMaks do begin

write(A[ , i, , , j, , , z, ] = , A[ i, j, k] , );

end;

end;

writeln;

end;

readln;

end.

Hasil yang akan diberikan oleh program diatas adalah sebagai berikut:

A[1, 1, 1] = 1 A[1, 1, 2] = 2 A[1, 2, 1] = 3 A[1, 2, 2] = 4

A[2, 1, 1] = 5 A[2, 1, 2] = 6 A[2, 2, 1] = 7 A[2, 2, 2] = 8

C.Penutup

Array merupakan sebuah variabel yang dapat menyimpan lebih dari satu nilai yang memiliki tipe data sama. Hal ini berbeda dengan variabel biasa yang hanya mampu menampung satu buah nilai. Setiap nilai yang disimpan di dalam array disebut dengan elemen array, sedangkan nilai urut yang digunakan untuk mengakses elemennya disebut dengan indeks array.

Apabila kita akan membuat program untuk menyimpan sekumpulan data, misalnya data-data hasil penelitian yang berupa bilangan, dimana jumlah dari data tersebut puluhan, ratusan atau bahkan ribuan, apakah akan menggunakan variabel sebanyak data yang ada? Jawabannya tentu tidak, karena hal tersebut merupakan hal yang sangat tidak efisien. Penggunaan array dalam program akan membuat program lebih efisien dan mudah dipahami.

1) Pertanyaan

(a) Buat program dengan menggunakan array untuk menginput 10 nilai, bandingkan dan tampilkan nilai terbesar.

(b) Buat program dengan menggunakan array konstan untuk memasukkan nomor bulan dan menampilkan nama bulan.2) Umpan Balik dan Tindak LanjutUntuk menguasai materi ini, sebaiknya anda membuat ringkasan materi tentang array dan membuat beberapa program dengan menggunakan array. Jawab pertanyaan di atas dengan langsung membuat program di komputer. Jalankan program tersebut sampai benar. Hapus kembali listing program yang sudah benar dan buat kembali program tersebut, dan jalankan. Kalau tingkat kesalahan pada pembuatan program sudah kecil, anda dapat melanjutkan materi berikutnya. Kalau program belum jalan, perbaiki terus sampai program tersebut benar dan jalan.3) Kunci Jawaban

Jawaban aprogram nilai_terbesar;

const besar=10;

var

n:array [1.. besar] of real;

i:integer;

max:real;

begin

for i:= 1 to besar do

begin

write('masukkan data ke-',i,':');readln(n[i]);

if (n[i])>max then max:=(n[i]);

end;

write('nilai tebesar :',max:2:0);

readln

end.

Jawaban bprogram nama_bulan;

const

bulan:array[1..12] of string=('Januari','Februari','Maret','April','Mei','Juni',

'Juli','Agustus','September','Oktober','Nopember','Desember');

var

nobulan:integer;

begin

write('Masukkan nomor bulan :');readln(nobulan);

write('Nama bulan ke-', nobulan,' adalah ', bulan[nobulan]);

readln;

end.

Daftar PustakaJurusan Informatika. 2006. Bahan Ajar Pemrograman 2. Hibah Pengajaran PHK A1 Universitas Negeri GorontaloKadir, Abdul. 2002. Pemrograman Pascal Buku 1. Yogyakarta: Andi Offset.

Munir, Rinaldi. 2005. Algoritma dan Pemrograman dalam bahasa Pascal dan C Edisi 3. Bandung: Informatika.Rahardjo, Budi. 2005. Teknik Pemrograman Pascal. Bandung:InformatikaBAB IIR E C O R D

A. PendahuluanDeskripsi Singkat

Bab ini akan mengemukakan bahasan tentang definisi record, deklarasi record, mengakses field, penugasan antar record, record dalam record, pernyataan with, array record.RelevansiPembahasan pada bab ini sangat penting dipahami, karena materi record ini memberikan manfaat bagi pemrogram untuk membuat program yang menggunakan data yang terdiri dari beberapa data den berlainan tipe. Materi record sangat berkaitan dengan materi lainnya dalam sebuah pemrograman terstruktur, terutama dengan materi array.Tujuan Instruksional KhususMahasiswa mampu membuat program aplikasi dengan menggunakan record.B. Penyajian1) Definisi RecordRecord adalah jenis tipe data terstruktur yang berisi beberapa data, yang masing-masing dapat berlainan tipe.

2) Mendeklarasikan RecordSuatu tipe record dideklarasikan dengan bentuk sebagai berikut :

RECORDGambar 2.1 Pendeklarasian RecordDaftar_field_1 : tipe_1;(sumber:Kadir)Daftar_field_2 : tipe_2;

. . .

daftar_field_n : tipe_n;

END

Masing-masing daftar_field dapat berupa satu atau beberapa nama pengenal dan masing-masing dinamakan field. Bila daftar_field berisi lebih dari satu field , antar field perlu dipisahkan dengan koma. Masing-masing tipe dapat berupa tipe data apa saja termasuk array.

Berikut contoh pendeklarasian record :

Type

RecBarang = Record

Nama: String;

Kualitas: Char;

Harga: LongInt

End;

Var

Barang : RecBarang;

Dengan mendeklarasikan seperti di atas, Barang akan mengandung tiga buah field, yaitu :

Nama,

Kualitas,

Harga.

3) Cara Mengakses FieldField dari suatu record diakses dengan bentuk :

Variabel.field

Gambar 2.2 Mengakses Field(sumber:Kadir)Sebagai contoh :

Barang.Nama

Berarti field Nama dari variabel record bernama Barang.

Contoh penugasan nilai ke field tersebut :

Barang.Nama := Ubin TISKA 20x20;

Dengan cara seperti di atas, field Nama dari record Barang berisi string Ubin TISKA 20x20.

Isi dari suatu field ditampilkan dengan menggunakan Write atau Writeln. Contoh :

Writeln (Barang.Nama);

Merupakan perintah untuk menampilkan isi field Nama dari record Barang.

Contoh program yang memberikan gambaran pendeklarasian record, pengisian terhadap field-field serta menampilkan isi masing-masing field dapat dilihat di bawah ini.

Program Rec1;

Uses crt;

Type

RecBarang = Record

Nama: String[25];

Kualitas: Char;

Harga: LongInt

End;

Var

Barang : RecBarang;{variabel bertipe record}Begin

Clrscr;

{Penugasan nilai terhadap field-field}Barang.Nama := Ubin TISKA 20x20;

Barang.Kualitas := A;

Barang.Harga := 14000;

{menampilkan isi field}writeln (Nama Barang: , Barang.Nama);

writeln (Kualitas

: , Barang.Kualitas);

writeln (Harga

: , Barang.Harga);

Readln

End.

Hasil program :Nama Barang: Ubin TISKA 20x20

Kualitas: A

Harga: 14000

4) Penugasan Antar RecordJika record R1 dan R2 bertipe sama dan masing-masing memiliki F1, F2, dan F3, maka penugasan :

R1 := R2;

diperkenankan. Pernyataan di atas merupakan penyederhanaan dari sederetan pernyataan berikut :

R1.F1 := R2.F1;

R1.F2 := R2.F2;

R1.F3 := R2.F3;

Untuk lebih jelasnya, tulislah program berikut dan cobalah menjalankannya.

Program Rec2;

Uses crt;

Type

RecBarang = Record

Nama: string[25];

Kualitas: car;

Harga: longInt

End;

Var

Barang1, Barang2 : RecBarang;{variabel bertipe record}Begin

Clrscr;

{penugasan nilai terhadap field-field}

Barang1.Nama := Ubin TISKA 20x20;

Barang1.Kualitas := A;

Barang1.Harga := 14000;

{menyalin record}Barang2 := Barang1;

Menampilkan isi field}Writeln (Nama Barang: , Barang2.Nama);

Writeln (Kualitas: , Barang.Kualitas);

Writeln (Harga

: , Barang.Harga);

Readln

End.

Dengan adanya penugasan

Barang2 := Barang1;

maka semua field pada record Barang2 akan berisi recrod Barang1. Hasil dari program di atas :

Nama Barang: Ubin TISKA 20x20

Kualitas: A

Harga: 14000

5) Record Di Dalam RecordMungkin saja sebuah record berisi record. Sebagai gambaran hal ini, perhatikan deklarasi berikut :

RecTanggal = Record

Tanggal,

Bulan,

Tahun:Integer

End;

RecPegawai = Record

Nomor: LongInt;

Nama: String [35];

TglLahir: RecTanggal;

Gaji: LongInt

End;

Tampak bahwa tipe record bernama RecPegawai berisi record yang lain (RecTanggal).

Hal yang menarik yang perlu diperhatikan adalah cara mengakses field seperti Tanggal, Bulan dan Tahun. Notasi yang diperlukan adalah sebagai berikut.

Nama_variabel.TglLahir.Tanggal

Nama_variabel.TglLahir.Bulan

Nama_variabel.TglLahir.TahunPraktekkan program berikut, untuk mencoba pembuatan record dengan bentuk sepert di atas.

Program Rec3;

Uses crt;

Type

RecTanggal = Record

Tanggal,

Bulan,

Tahun: Integer

End;

RecPegawai = Record

Nomor: LongInt;

Nama: string [35];

TglLahir: RecTanggal;

Gaji: longInt

End;

Var

DataPeg : RecPegawai;{variabel betipe record}Begin Clrscr;

Penugasan nilai terhadap field-fiedl}DataPeg.Nomor := 56789;

DataPeg.Nama := Badu;

DataPeg.TglLahir.Tanggal := 24;

DataPeg.TglLahir.Bulan := 12;

DataPeg.TglLahir.Tahun := 1972;

DataPeg.Gaji := 750000;

{menampilkan isi field}Writeln (Nama Pegawai : , DataPeg.Nama);

Writeln (Tanggal Lahir : , DataPeg.TglLahir.Tanggal,

/, DataPeg.TglLahir.Bulan,

/, DataPeg.TglLahir.Tahun);

Readln

End.

Hasil dari program di atas adalah sebagai berikut :Nama Pegawai: Badu

Tanggal Lahir: 24 / 12 / 1972

6) Pernyataan WithUntuk menyederhanakan notasi seperti :

DataPeg.TglLahir.Tanggal

Turbo Pascal menyediakan pernyataan WITH. Bentuk pernyataan ini adalah sebagai berikut :

With nama_record do

pernyataan

Gambar 2.3 Bentuk Umum Pernyataan With(sumber:Kadir)Pada bentuk ini, field-field yang terletak pada bagian pernyataan dapat disebutkan tanpa perlu menyertakan lagi nama record dan tanda titik. Untuk lebih jelasnya, perhatikan program berikut yang merupakan alternatif lain dari program di atas.

Program Rec4;

Uses crt;

Type

RecBarang = Record

Nama : String [25];

Kualitas: Char;

Harga: LongInt

End;

Var

Barang : RecBarang;{variabel bertipe record}Begin

Clrscr;

{penugasan nilai terhadap field-field}With Barang do

Begin

Nama := Ubin TISKA 20x20;

Writeln (Nama Barang: , Nama);

Writeln (Kualitas:, Kualitas);

Writeln (Harga

:, Harga);

End;

Readln

End.

Bila suatu record memiliki record lain, pernyataan With dapat diikuti dengan with yang lain. Sebagai contoh, program di atas ditulis menjadi :

Program Rec5;

Uses crt;

Type

RecTanggal = Record

Tanggal,

Bulan,

Tahun: Integer

End;

RecPegawai = Record

Nomor: LongInt;

Nama: string [35];

TglLahir: RecTanggal;

Gaji: LongInt

End;

Var

DataPeg : RecPegawai; {variabel bertipe record}Begin

Clrscr;

{Penugasan nilai terhadap field-field}

With DataPeg do

With TglLahir do

Begin

Nomor:= 56789;

Nama:= Badu;

Tanggal:= 24;

Bulan:= 12;

Tahun:= 1972;

Gaji:= 750000;

End;

{menampilkan isi field}With DataPeg do

With TglLahir do

Begin

Writeln (Nama Pegawai:, DataPeg.Nama);

Writeln (Tanggal lahir:, DataPeg.TglLahir.Tanggal,

/, DataPeg.TglLahir.Bulan

/, DataPeg.TglLahir.Tahun)

End;

Readln

End.

Pernyataan seperti :

With DataPeg do

With TglLahir doDapat ditulis menjadi :

With DataPeg, TglLahir do

dengan antar nama record dipisahkan oleh tanda koma.

Contoh program :

Program Rec6;

Uses crt;

Type

RecTanggal = Record

Tanggal,

Bulan,

Tahun: Integer

End;

RecPegawai = Record

Nomor: LongInt;

Nama: string [35];

TglLahir: RecTanggal;

Gaji: LongInt

End;

Var

DataPeg : RecPegawai; {variabel bertipe record}Begin

Clrscr;

{Penugasan nilai terhadap field-field}

With DataPeg, TglLahir do

Begin

Nomor:= 56789;

Nama:= Badu;

Tanggal:= 24;

Bulan:= 12;

Tahun:= 1972;

Gaji:= 750000;

End;

{menampilkan isi field}With DataPeg, TglLahir do

Begin

Writeln (Nama Pegawai:, DataPeg.Nama);

Writeln (Tanggal lahir:, DataPeg.TglLahir.Tanggal,

/, DataPeg.TglLahir.Bulan

/, DataPeg.TglLahir.Tahun)

End;

Readln

End.

7) Array RecordElemen suatu array juga bisa berupa record. Sebagai contoh dapat dilihat di bawah ini.

Const

Jum_Maks = 20;

Type

RecBarang = Record

Nama: String [25];

Kualitas: Char;

Harga: LongInt

End;

TabelBarang = Array [ 1 . . Jum_Maks] of RecBarang;

Var

DafBarang : TabelBarang; {array record}Pada contoh di atas, DafBarang adalah array yang maksimum berisi 20 buah elemen bertipe record.

Untuk mengakses suatu field, kita perlu menggunakan notasi :

DafBarang [indeks].NamaField

Berikut contoh program Array Record.

Program Rec7;

Uses Crt;

Const

Jum_Maks = 20;

{jumlah maksimal jenis baramg}Type

RecBarang = Record

Nama: string [25];

Kualitas: char;

Harga: longInt

End;

TabelBarang = Array [ 1 . . Jum_Maks] of RecBarang;

Var

DafBarang : TabelBarang; {array record}

JumBarang : Integer;

{memasukkan data barang je array DafBarang}Procedure EntriBarang (Var DafBarang : TabelBarang;

Var JumBarang : Integer);

Var

Indeks : Integer;

Begin

Clrscr;

Write (Jumlah Barang (Maksimum = 20) :); Readln (JumBarang);

For Indeks := 1 to JumBarang do

With Dafbarang [indeks] do

Begin

Clrscr;

Writeln (Data Barang , Indeks, :);

Write (Nama:); Readln (Nama);

Write (Kualitas:); Readln (Kualitas);

Write (Harga:); Readln (Harga);

Writeln;

End;

End; {akhir EntriBarang}{menampilkan isi array DafBarang}

Procedure InfoBarang (Var DafBarang : Tabelbarang;

JumBarang : Integer);

Var

Indeks : Integer;

Begin

Clrscr;

Writeln (NAMA BARANG:25, KUALITAS:10, HARGA:10);

For Indeks := 1 to JumBarang do

With Dafbarang [Indeks] do

Writeln (Nama : 25, Kualitas : 10, Harga : 8);

End;{Akhir InfoBarang}Begin

Entribarang (DafBarang, JumBarang);

InfoBarang (DafBarang, JumBarang);

Readln

End.

C.Penutup

Record adalah salah satu tipe data terstuktur bentukan yang digunakan untuk mempresntasikan sebuah objek yang tidak dapat dipresentasikan menggunakan tipe data dasar, seperti integer, real, boolean, character. Setiap record terdiri dari beberapa elemen yang disebut field. Setiap field menggambarkan informasi tertentu, dan tipe setiap field sudah dikenal, baik itu tipe dasar atau tipe bentukan lainnya.Operasi atau manipulasi terhadap record hanya dapat dilakukan terhadap field-field pembentuknya. Pengacuan pada setiap field dilakukan dengan record selector. Operasi yang dapat dilakukan terhadap field-field tersebut sama dengan operasi yang dapat dikenakan terhadap tipe pembentuknya. 1) Pertanyaan

(a) Buat program untuk menginput dan menampilkan data nilai mahasiswa dengan menggunakan array record

(b) Buat program mengakses record di dalam record2) Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Untuk menguasai materi ini, sebaiknya anda membuat ringkasan materi tentang record dan membuat sendiri beberapa program dengan menggunakan record.

Jawab pertanyaan di atas dengan langsung membuat program di komputer. Jalankan program tersebut sampai benar. Hapus kembali listing program yang sudah benar dan buat kembali program tersebut, dan jalankan. Kalau tingkat kesalahan pada pembuatan program sudah kecil, anda dapat melanjutkan materi berikutnya. Kalau program belum jalan, perbaiki terus sampai program tersebut benar dan jalan.3) Kunci JawabanJawaban bprogram arrayrecord;

const max=100;

type

tsiswa=record

NIM :STRING[9];

Nama : string[25];

Nilai : real;

end;

tkumpulansiswa = array[1..max] of tsiswa;

var

a:tkumpulansiswa;

i,n:integer;

begin

write('masukkan jumlah siswa yang akan diisikan :');readln(n);

writeln;

writeln('memasukkan data');

writeln('-------------------------------');

for i:= 1 to n do

begin

writeln('Data siswa ke-',i);

write('NIM : ');readln(a[i].NIM);

write('Nama : ');readln(a[i].Nama);

write(Nilai : );readln(a[i].Nilai);writeln;

end;

writeln;

writeln('DAFTAR SISWA');

writeln('---------------------------------------------');

writeln('NIM ',' ' , 'NAMA'),NILAI;

writeln('---------------------------------------------');

for i:=1 to n do

begin

with a[i] do

begin

writeln(NIM:9,' ' ,Nama, Nilai);

end;

end;

readln

end.Jawaban bProgram Record_dalam_record;

Uses crt;

Type

RecTanggal = Record

Tanggal,

Bulan,

Tahun: Integer

End;

RecPegawai = Record

Nomor: LongInt;

Nama: string [35];

TglLahir: RecTanggal;

Gaji: LongInt

End;

Var

DataPeg : RecPegawai; {variabel bertipe record}Begin

Clrscr;

{Penugasan nilai terhadap field-field}

With DataPeg, TglLahir do

Begin

Nomor:= 56789;

Nama:= Badu;

Tanggal:= 24;

Bulan:= 12;

Tahun:= 1972;

Gaji:= 750000;

End;

{menampilkan isi field}With DataPeg, TglLahir do

Begin

Writeln (Nama Pegawai:, DataPeg.Nama);

Writeln (Tanggal lahir:, DataPeg.TglLahir.Tanggal,

/, DataPeg.TglLahir.Bulan

/, DataPeg.TglLahir.Tahun)

End;

Readln

End.

Daftar PustakaJurusan Informatika. 2006. Bahan Ajar Pemrograman 2. Hibah Pengajaran PHK A1 Universitas Negeri GorontaloKadir, Abdul. 2002. Pemrograman Pascal Buku 1. Yogyakarta: Andi Offset.

Munir, Rinaldi. 2002. Algoritma dan Pemrograman dalam bahasa Pascal dan C Edisi 2. Bandung: Informatika.

Rahardjo, Budi. 2005. Teknik Pemrograman Pascal. Bandung:InformatikaBAB III

P R O S E D U R

A. PendahuluanDeskripsi Singkat

Bab ini akan mengemukakan bahasan tentang pemrograman moduler, definisi prosedur, pendefinisian prosedur, pemanggilan prosedur.RelevansiPembahasan pada bab ini sangat penting dipahami, karena materi prosedur ini memberikan manfaat bagi pemrogram untuk membuat program yang menggunakan prosedur. Materi prosedur sangat berkaitan dengan materi lainnya dalam sebuah pemrograman terstruktur, terutama pemrograman moduler.Tujuan Instruksional KhususMahasiswa mampu membuat program aplikasi dengan menggunakan prosedur

B. Penyajian1) Konsep Pemrograman ModulerDalam membuat program besar dan kompleks, si pemrogram perlu memecah program menjadi beberapa sub program yang lebih kecil. Tiap sub program kadangkala cukup independen dari program utama sehingga programnya dapat dirancang tanpa mempertimbangkan konteks tempat di mana sub program tersebut digunakan. Tiap sub program, yang disebut modul dapat dirancang oleh pemrogram selain dari orang yang mengembangkan program utama. Modul yang sudah ditulis dapat dipasang ke program lain yang membutuhkannya. Teknik pemrograman seperti ini dinamakan teknik pemrograman modular. Beberapa bahasa pemrograman termasuk Pascal menamakan modul dengan sebutan rutin, prosedur atau fungsi.

Modularisasi program memberikan 2 (dua) keuntungan. Pertama, untuk aktivitas yang harus dilakukan lebih dari satu kali, modularisasi menghindari penulisan teks program yang sama secara berulangkali.Di sini, modul program cukup ditulis sekali saja, lalu modul tersebut dapat diakses dari bagian lain di dalam program.Di sini, penggunaan modul program dapat mengurangi panjang program.

Keuntungan kedua dari modularisasi adalah kemudahan menulis dan menemukan kesalahan program. Kemudahan menulis akan sangat berguna pada masalah besar yang dikerjakan oleh satu tim pemrogram yang beranggotakan beberapa orang. Masalah yang akan diprogram dipecah menjadi beberapa masalah yang lebih keil. Setiap masalah yang lebih kecl tersebut ditulis ke dalam modul individual yang spesifik dan dikerjakan oleh orang yang berbeda. Seluruh modul diintegrasikan menjadi satu buah program yang lengkap. Program modular menjai lebih mudah untuk dibaca dan dimengerti. Program yang tidak modular sulit dipahami, khususnya kalau program tersebut panjang atau terdiri dari puluhan, ratusan atau ribuan baris intruksi.

Karena setiap modul melakukan aktivitas specsifik, maka apabila terdapat kesalahan di dalam program, kesalahan tersebut dapat dilokalisisr pada modul yang bersangkutan. Kebanyakan program komputer dapat ditulis modular, meskipun program tersebut tidak melibatkan eksekusi yang berulang dari aktivitas yang sama. Pemecahan program menjadi modul-modul individul umumnya dianggap sebagai praktek pemrograman yang baik.

Terdapat dua jenis modul program, pertama prosedur (procedure) dan kedua fungsi (function). Struktur setiap modul tersebut pada hakikatnya sama dengan struktur algoritma biasa, yaitu ada bagian judul (header) yang berisi nama modul, bagian deklarasi, dan bagian badan (body) program yang berisi instruksi yang akan dilaksanakan.

2) Definisi ProsedurProsedur adalah modul program yang mengerjakan tugas/aktivitas yang spesifik dan menghasilkan suatu efek netto . Suatu efek netto diketahui dengan membandingkan keadaan awal dan keadaan akhir pada pelaksanaan prosedur. Oleh karena itu, pada prosedur kita harus mendefinisikan keadaan awal sebelum rangkaian instruksi di dalam prosedur dilaksanakan dan keadaan akhir yang diharapkan setelah rangkaian instruksi dilaksanakan.

3) Pendefinisian ProsedurPada dasarnya, struktur prosedur sama dengan struktur algoritma yang sudah dikenal, yaitu : bagian judul yang terdiri atas nama prosedur dan komentar yang menjelaskan yang menjelaskan spesifikasi prosedur tersebut, bagian deklarasi dan badan prosedur. Setiap prosedur memiliki nama yang unik. Nama prosedur sebaiknya diawali dengan kata kerja karena prosedur berisi suatu aktivitas, misalnya HitungLuas, Tukar, CariMaks, Inisialisasi, AktifkanMenu dan lain sebagainya.

Notasi Algoritma yang digunakan untuk mendefinisikan struktur prosedur adalah :

Procedure NamaProsedur

{Spesifikasi prosedur, berisi penjelasan tentang apa yang dilakukan prosedur ini}

{K. Awal : keadaan sebelum prosedur dilaksanakan}

{K. Akhir : keadaan setelah prosedur dilaksanakan}

Deklarasi

{semua nama yang dipakai dalam prosedur dan hanya berlaku lokal di dalam prosedur yang didefinisikan di sini}

Deskripsi

{badan prosedur, berisi kumpulan instruksi}

Gambar 3.1 Bentuk Umum Pendefinisian Prosedur(sumber:Rahardjo)Contoh 3.1Tuliskan prosedur mencetak string Hello World!.

PenyelesaianProcedure CetakHalo

{mencetak string Hello World! ke piranti keluaran}

{K. Awal : sembarang}

{K. Akhir : string Hello World! tercetak}

Deklarasi

{tidak ada}

Deskripsi

Write ([Hello World!)

Contoh 3.2Tuliskan prosedur untuk menghitung luas segitiga dengan rumus L=(alas x tinggi)/2. Panjang alas dan tinggi segitiga dibaca dari dalam prosedur. Luas segitiga dicetak ke piranti keluaran.

PenyelesaianProcedure HitungLuasSegitiga

{menghitung luas segitiga dengan rumus L=(alas x tinggi)/2

{K. Awal : sembarang}

{K. Akhir : L berisi luas segitiga. Nilai L dicetak ke piranti keluaran}

Deklarasi

Alas, tinggi, luas : real

Deskripsi

Read (alas, tinggi)

Luas ( (alas*tinggi)/2

Write (L)

4) Pemanggilan ProsedurProsedur bukan program yang berdiri sendiri, jadi tidak dapat dieksekusi secara langsung. Ini berarti, instruksi-instruksi di dalam prosedur baru dapat dilaksanakan hanya bila prosedur tersebut diakses/dipanggil. Prosedur diakses dengan cara m,emanggil namanya dan program pemanggil (program utama atau modul program lain) :

NamaProsedur

Gambar 2.2 Pemanggilan Prosedur(sumber:Rahardjo)

Ketika NamaProsedur dipanggil, kendali program berpindah secara otomatis ke prosedur tersebut. Instruksi di dalam badan prosedur dilaksanakan. Setelah semua instruksi selesai dilaksanakan, kendali program berpindah secara otomatis ke instruksi sesudah pemanggilan prosedur.

Di dalam program pemanggil, kita harus mendeklarasikan prototype prosedur di dalam bagian deklarasi. Prototype prosedur hanya berisi bagian judul prosedur. Tujuan pendeklarasian prototype program adalah supaya program pemanggil mengenal nama prosedur tersebut serta cara mengaksesnya.

Contoh 3.3Tuliskan contoh program utama untuk memanggil prosedur CetakHalo

Penyelesaian

Algoritma Halo

{program utama untuk mencetak string Halo!}

Deklarasi

Procedure CetakHalo

{mencetak string Halo! ke piranti keluaran}

Deskripsi

CetakHalo {panggil prosedur CetakHalo}Contoh 3.4Tuliskan contoh program utama untuk memanggil prosedur HitungLuasSegitiga.

PenyelesaianAlgoritma Luas_Segitiga

{program uatama untuk menghitung luas segitiga}

Deklarasi

Prcedure HitungLuasSegitiga

{menghitung luas segitiga dengan rumus L=(alas x tinggi)/2}

Deskripsi

Write(Menghitung Luas Segitiga)

HitungLuasSegitiga

Write (Selesai)

C.Penutup

Kata prosedur sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Seorang mahasiswa pada setiap awal semester selalu melakukan penaftaran ulang (registrasi). Langkah-langkah pendaftaran ulang lazim dinyatakan dalam sebuah prosedur yang dinamakan prosedur daftar ulang. Ketika sebuah prosedur dilakukan, maka instruksi-instruksi di dalamnya dikerjakan satu per satu. Dalam dunia pemrograman, prosedur adalah modul program yang mengerjakan tugas/aktivitas yang spesifik dan menghasilkan suatu efek netto. Suatu efek netto diketahui dengan membandingkan keadaan awal dan keadaan akhir pada pelaksanaan sebuah prosedur. Oleh sebab itu, pada setiap prosedur kita perlu mendefinisikan keadaan awal sebelum rangkaian instruksi di dalam prosedur dilaksanakan dan keadaan akhir yang diharapkan setelah rangkaian instruksi di dalam prosedur dilaksanakan. 1) PertanyaanBuat program perhitungan luas segitiga menggunakan prosedur.

2)Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Untuk menguasai materi ini, sebaiknya anda membuat ringkasan materi tentang prosedur dan membuat sendiri beberapa program dengan menggunakan prosedur.

Jawab pertanyaan di atas dengan langsung membuat program di komputer. Jalankan program tersebut sampai benar. Hapus kembali listing program yang sudah benar dan buat kembali program tersebut, dan jalankan. Kalau tingkat kesalahan pada pembuatan program sudah kecil, anda dapat melanjutkan materi berikutnya. Kalau program belum jalan, perbaiki terus sampai benar.3) Kunci Jawabanprogram luas_segitiga;procedure hitungluas;varalas,tinggi,luas : real;beginwrite('alas :');readln(alas);write('tinggi:');readln(tinggi);luas:=(alas*tinggi)/2;write('luas segitiga :',luas:2:0);end;beginwriteln('menghitung luas segitiga');hitungluas;readlnend.Daftar PustakaJogiyanto, 1989. Turbo Pascal. Yogyakarta : Andi Ofset.Jurusan Informatika. 2006. Bahan Ajar Pemrograman 2. Hibah Pengajaran PHK A1 Universitas Negeri GorontaloKadir, Abdul. 2002. Pemrograman Pascal Buku 1. Yogyakarta: Andi Offset.

Munir, Rinaldi. 2005. Algoritma dan Pemrograman dalam bahasa Pascal dan C Edisi 3. Bandung: Informatika.Rahardjo, Budi. 2005. Teknik Pemrograman Pascal. Bandung:InformatikaBAB IV

F U N G S I

A.PendahuluanDeskripsi Singkat

Bab ini akan mengemukakan bahasan tentang definisi fungsi, cara mendefinisikan fungsi, cara pemanggilan fungsi dan parameter.RelevansiPembahasan pada bab ini sangat penting dipahami, karena materi fungsi ini memberikan manfaat bagi pemrogram untuk membuat program yang menggunakan fungsi. Materi fungsi sangat berkaitan dengan materi lainnya dalam sebuah pemrograman terstruktur, terutama pemrograman moduler.

Tujuan Instruksional KhususMahasiswa mampu membuat program dengan menggunakan fungsi.

B. Penyajian

1) Definisi FungsiDefinisi fungsi sebenarnya sama dengan sebuah prosedur. Perbedaannya, pada fungsi terdapat pengembalian nilai, sehingga pada saat pemanggilan, fungsi dapat langsung digunakan untuk mengisikan sebuah ekspresi. 2) Pendefinisian Fungsi

Berbeda dengan prosedur yang didefinisikan dengan kata kunci function. Berikut ini bentuk umum dari pendefinisian sebuah fungsi.

Function NamaFungsi (parameter1 : tipe_data,

paraneter2: tipe_data, . . .) : tipe_data;

const

{daftar konstanta lokal}

Var

{daftar pendeklarasian variabel lokal}

Begin

{kode program yang akan ditulis}

. . .

NamaFungsi := nilai_kembalian;{ingat baris ini}

End;

Gambar 4.1 Bentuk Umum Pendefinisian FungsiBerikut ini contoh pendefinisian fungsi sederhana yang akan mengalikan dua buah bilangan bulat.

Function Kali (x, y : integer) : longint;

Begin

Kali := x * y;

End;

Kita juga dapat mendeklarasikan variabel lokal untuk menyimpan nilai sebelum akhirnya dikembalikan lagi ke fungsi, misalnya seperti kode di bawah ini.

Function Kali (x, y : integer) : longint;

Var

Hasil : longint;

Begin

Hasil := x * y;

Kali := Hasil;

End;

3) Pemanggilan fungsi

Fungsi diakses dengan cara memanggil namanya dari program pemanggil, diikuti dengan daftar parameter aktual (bila ada). Oleh karena fungsi menghasilkan sebuah nilai maka pada saat pemanggilannya juga dapat ditampung ke dalam suatu variabel. Berikut ini contoh pemanggilan fungsi di atas.

Var

A : longint;

Begin

{memanggil fungsi Kali dan menyimpan nilainya ke dalam variabel A)

A := Kali (10, 5);

. . .

End.

4) ParameterParameter merupakan suatu nilai atau referensi yang dilewatkan ke dalam rutin tertentu dan kehadirannya akan mempengaruhi proses maupun nilai yang terdapat di dalam rutin itu sendiri. Parameter ditempatkan di dalam tanda kurung setelah nama rutin bersangkutan.

Suatu fungsi umumnya mempunyai parameter. Namun bisa saja suatu fungsi tidak memiliki paramater.

Setiap parameter yang dilewatkan harus memiliki tipe data tersendiri yang dapat berupa dari tipe dasar maupun bentukan seperti array, record atau pointer. Untuk mengetahui arti parameter, perhatikan fungsi matematika di bawah ini.

f (x) = 2x2 + 5x 3

Bila x=1, maka f akan mengembalikan nilai 4, yang berasal dari

f (1) = 2(1)2 + 5(1) 3 = 2 + 5 3 = 4

Bila x=2, maka f akan mengembalikan nilai 15, yang berasal dari

f (2) = 2(2)2 + 5(2) 3 = 8 + 10 3 = 15

Dari ilustrasi tersebut terlihat jelas bahwa hasil nilai dari fungsi f ditentukan oleh besarnya nilai x, sehingga x disebut sebagai parameter dari fungsi f.

C.Penutup

Seperti halnya prosedur, fungsi juga merupakan sub program yang mempunyai tujuan spesifik. Pertanyaan sering muncul dalam pemrograman moduler adalah : apakah sebuah modul program akan dibuat sebagai prosedur atau fungsi ? Fungsi digunakan apabila modul program mengembalikan sebuah nilai, sementara prosedur digunakan apabila modul menghasilkan efek netto dari satu atau sekumpulan aksi. Pemilihan apakah sebuah modul direalisasikan sebagai fungsi atau prosedur bergantung pada kebutuhan dan seni memprogram.1) PertanyaanBuat program perhitungan nilai faktorial menggunakan fungsi.

2)Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Untuk menguasai materi ini, sebaiknya anda membuat ringkasan materi tentang fungsi dan membuat sendiri beberapa program dengan menggunakan fungsi.

Jawab pertanyaan di atas dengan langsung membuat program di komputer. Jalankan program tersebut sampai benar. Hapus kembali listing program yang sudah benar dan buat kembali program tersebut, dan jalankan. Kalau tingkat kesalahan pada pembuatan program sudah kecil, anda dapat melanjutkan materi berikutnya. Kalau program belum jalan, perbaiki terus sampai benar.

3) Kunci JawabanProgram faktorial;

Var

n : integer;function f(n:integer);integer;

var

i, f : integer;

begin

f:=1;

for i:=1 to n do

f:=f +1;

end;

begin

write (jumlah faktorial :);readln(n);

writeln(f);end.Daftar Pustaka

Jurusan Informatika. 2006. Bahan Ajar Pemrograman 2. Hibah Pengajaran PHK A1 Universitas Negeri GorontaloKadir, Abdul. 2002. Pemrograman Pascal Buku 1. Yogyakarta: Andi Offset.

Munir, Rinaldi. 2005. Algoritma dan Pemrograman dalam bahasa Pascal dan C Edisi 3. Bandung: Informatika.Rahardjo, Budi. 2005. Teknik Pemrograman Pascal. Bandung:InformatikaBAB VS O R T I N G

A.PendahuluanDeskripsi Singkat

Bab ini akan membahas definisi pengurutan, pengurutan gelembung, pengurutan maksimum/minimum, pengurutan seleksi.RelevansiPengurutan akan memudahkan kita dalam mencari data dalam sebuah program. Pengurutan sangat erat kaitannya dengan pencarian.Tujuan Instruksional KhususMahasiswa mampu membuat program dengan menggunakan perintah sorting.

B. Penyajian1) Definisi Pengurutan (Sorting)Selain pencarian, pengurutan data merupakan salah satu permasalahan umum yang juga sering dijumpai dalam pemrograman. Sebagai bukti nyata, tinjaulah metode pencarian bagi dua di atas yang menuntut kita untuk melakukan pengurutan terlebih dahulu sebelum kita melakukan pencarian.

Dalam pemrograman, terdapat beberapa metode untuk melakukan pengurutan data. Namun terdapat 8 (delapan) metode yang umumnya banyak digunakan, yaitu :

1. Bubble Sort

2. Maximum/Minimum Sort

3. Selection Sort

4. Insertion Sort

5. Heap Sort

6. Quick Sort

7. Merge Sort

8. Shell SortPada pembahasan ini, hanya 3 (tiga) metode yang akan dibahas yaitu metode pengurutan gelembung (bubble sort), pengurutan maksimum/minimum (maximum/minium sort) dan pengurutan seleksi (selestion sort).

2) Pengurutan Gelembung (Bubble sort)Menurut sumber yang ada, metode ini diinspirasi oleh adanya gelembung sabun yang mengapung di atas permukaan air. Hal ini tentunya disebabkan karena berat jenis gelembung sabun lebih kecil dari berat jenis air. Konsep dari fenomena tersebut kemudian diterapkan sebagai metode pengurutan data di dalam array. Dalam metode ini data dengan nilai terkecil akan diapungkan ke posisi teratas, dan sebaliknya data dengan nilai terbesar akan berada pada posisi terbawah. Sebagai contoh, asumsikan bahwa kita memiliki array A yang berisi lima buah elemen data, seperti yang tampak di bawah ini.

2522182015

A[1]A[2]A[3]A[4]A[5]

Gambar 5.1 Array A sebelum diurutkan dengan metode gelembungDi sini kita akan mengurutkan array tersebut secara menaik, yaitu dengan mengapungkan nilai terkecil ke posisi teratas (paling kiri). Proses ini tentu akan dilakukan dengan menggunakan pertukaran antar elemen array. Tahapan-tahapan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.

Tahap 1Mulai dari A[5] sampai A[2], lakukan perbandingan nilai antara A[k] dan A[k-1] dimana variabel k mewakili indeks array yang sedang aktif. Apabila nilai A[k] lebih kecil, maka tukarkan nilai A[k] dengan A[k-1]. Sampai di sini, array tersebut akan menjadi seperti berikut.

1525221820

A[1]A[2]A[3]A[4]A[5]

Gambar 5.2 Hasil Pengurutan Array A tahap 1Tahap 2Mulai dari A[5] sampai A[3], lakukan proses seperti pada tahap 1 sehingga array akan menjadi seperti berikut.

1518252220

A[1]A[2]A[3]A[4]A[5]

Gambar 5.3 Hasil Pengurutan Array A tahap 2Tahap 3Mulai dari A[5] sampai A[4], lakukan proses seperti pada tahap 1 dan 2 sehingga array akan menjadi seperti berikut.

1518202522

A[1]A[2]A[3]A[4]A[5]

Gambar 5.4 Hasil Pengurutan Array A tahap 3Tahap 4Tahap ini merupakan tahap terakhir dimana kita akan melakukan perbandingan terhadap nilai dari elemen terakhir (A5]) dengan elemen terakhir-1 (A[4]). Apabila nilai A[5] lebih kecil maka tukarkan nilainya dengan A[4] sehingga array A di atas akan terurut secara menaik seperti yang tampak di baeah ini.

1518202225

A[1]A[2]A[3]A[4]A[5]

Gambar 5.5 Hasil Pengurutan Array A tahap 4Pada proses yang terjadi di atas tampak jelas bahwa untuk melakukan pengurutan data dengan lima buah elemen, kita harus melakukan empat tahapan. Sekarang, apabila proses di atas kita translasikan ke dalam bahasa pascal, maka hasilnya adalah sebagai berikut.

Var

n,{banyaknya elemen array}

j, k{variabel bantu untuk indeks pengulangan}

temp : integer;{variabel bantu untuk melakukan pertukarannilai}begin

for j:= 1 to N-1 do begin

for k:= N downto j+1 do begin

if A[k] < A[k-1] then begin

temp := A[k];

A[k] := A[k-1];

A[k-1] := temp;

End;

End;

End;

End;

Untuk lebih memperjelas, coba perhatikan implementasinya di dalam program berikut.

Program UrutGelembung;

Uses crt;

Const

n = 5;

A : array [1 . . n] of integer = (25, 22, 18, 20, 15);

Var

j, k, temp : integer;

begin

clrscr;

{menampilkan data sebelum proses pengurutan}

Writeln(Data sebelum diurutkan);

For j := 1 to n do begin

Writeln(A[, j,] = , A[j];

End;

Melakukan proses pengurutan data}For j:= 1 to n-1 do begin

For k:= n downto j+1 do begin

If A[k] < A[k-1] then begin

Temp :=A[k];

A[k] := A[k-1];

Ak-1] := temp;

End;

End;

End;

{Menampilkan data setelah proses pengurutan}

Writeln;

Writeln (Data setelah diurutkan);

For j:= 1 to n do begin

Writeln(A[, j, ] = , A[j]);

End;

Readln;

End.

Hasil yang akan diberikan oleh program di atas adalah sebagaii beriku.

Data sebelum diurutkan

25

22

18

20

15

Data setelah diurutkan

15

18

20

22

25

3) Pengurutan Maksimum/MinimumDengan metode ini, elemen array dengan nilai maksimum/minimum akan disimpan ke bagian ujung array (elemen pertama maupun terakshir). Selanjutnya nilai tersebut akan diisolasi atau diikat dan tidak diikutkan lagi dalam proses selanjutnya. Di sini, kita hanya akan menggunakan metode maksimum saja dan tidak akan membahas mengenai metode minimum. Hal ini disebabkan karena konsep yang terdapat pada metode minimum sama persis dengan metode maksimum. Untuk mempermudah pembahasan, coba perhatikan kembali array A yang terdapat pada bahasan sebelumnya.

2522182015

A[1]A[2]A[3]A[4]A[5]

Gambar 5.6 Array A sebelum diurutkan dengan metode Maksimum/MinimumPada bagian ini kita akan melakukan pengurutan data di dalam array tersebut dengan menggunakan metode maksimum, di mana kita akan melempar nilai maksimum ke bagian paling kanan array. Adapun tahapan-tahapan yang perlu dilalui untuk melakukan hal tersebut adalah sebagai berikut.

Tahap 1

Mulai dari A[1] sampai A[5], cari nilai maksimum dan tukarkan nilainya dengan elemen terakhir (A[5]) sehingga array akan akan berubah menjadi seperti di bawah ini.

1522182025

A[1]A[2]A[3]A[4]A[5]

Gambar 5.7 Hasil Pengurutan Array A tahap 1Sampai di sini, elemen terakhir (A[5]) tidak akan diikutkan lagi ke dalam proses atau tahap selanjutnya.

Tahap 2

Mulai dari A[1] sampai A[4], cari nilai maksimum dan tukarkan nilainya dengan elemen terakhir saat ini (A[4]) sehingga array akan akan berubah menjadi seperti di bawah ini.

152018225

A[1]A[2]A[3]A[4]A[5]

Gambar 5.8 Hasil Pengurutan Array A tahap 2Sampai di sini, elemen ke-4 (A[4]) juga tidak akan diikutkan lagi ke dalam proses atau tahap selanjutnya.

Tahap 3

Mulai dari A[1] sampai A[3], cari nilai maksimum dan tukarkan nilainya dengan elemen terakhir saat ini (A[3]) sehingga array akan tampak seperti di bawah ini.

1518202225

A[1]A[2]A[3]A[4]A[5]

Gambar 5.9 Hasil Pengurutan Array A tahap 3Sampai di sini, elemen ke-3 (A[3]) juga tidak akan diikutkan lagi ke dalam proses selanjutnya.

Tahap 4

Tahap terakhir, cari nilai maksimum antara A[1] sampai A[2] dan tukarkan nilainya dengan elemen A[2]. Untuk kasus ini nilai maksimum terdapat pada A[2] sehingga di sini benarnya terjadi proses yang seharusnya tidak perlu dilakukan, yaitu menukarkan nilai A[2] dengan A[2]. Berikut ini bentuk translasi metode di atas ke dalam bahasa Pascal.

Var

n, {banyaknya elemen array keseluruhan}

x,{banyaknya elemen array yang belum terurut}

j, k,{untuk indeks pengulangan}

maks,{untuk menyimpan nilai maksimal}

imaks,{untuk menyimpan indeks dari elemen yang menyimpan nilai maksimal}

temp : integer;{variabel bantu untuk proses pertukaran}

begin

x:= n; {mula-mula semua belum terurut}

for j:= 1 to n-1 do begin

maks := A[1];

imaks := 1;

for k:= 2 to x do begin

if(A[k] > maks) then begin

maks := A[k];

imaks := k;

end;

end;

{tukarkan maks dengan A[x]}

Temp := A[x];

A[x] := A[imaks];

A[imaks] := temp;

{ikat elemen terakshir dengan menurunkan nilai x}

x := x 1;

end;

end;

4) Pengurutan SeleksiPengurutan dengan metode seleksi ini bekerja dengan cara memilih salah satu elemen serta menganggapnya sebagai nilai terkecil. Kemudian nilai tersebut aan dibandingkan dengan elemen-elemen pada posisi berikutnya. Apabila nilai yang dipilih pertama kali lebih besar dari nilai elemen pembanding maka tukarkan kedua buah nilai tersebut. Untuk memperjels pembahasan ini, marilah kita perhatikan kembali array A seperti pembahasan sebelumnya. Berikut gambarannya.

2522182015

A[1]A[2]A[3]A[4]A[5]

Gambar 5.10 Array A sebelum diurutkan dengan metode SeleksiTahap 1Mula-mula, A[1] akan dianggap sebagai nilai terkecil, yaitu dengan cara memasukkan nilai 1 ke dalam variabel, misalnya dengan nama min. Mulai dari j = min + 1 sampai n (jumlah elemen array), lakukan perbandingan antara A[j] dengan nilai A[min]. Apabila nilai dari A[min] > A[j], isikan min = j. Setelah pengulangan selesai, tukarkan nilai A[min] dan A[1]. Untuk kasus ini, nilai min adalah 5 karena nilai terkecil tersimpan pada indeks ke-5. hal tersebut akan menyebabkan array A tampak menjadi seperti berikut.

1522182015

A[1]A[2]A[3]A[4]A[5]

Gambar 5.11 Hasil Pengurutan Array A tahap 1Tahap 2 Mula-mula, A[2] akan dianggap sebagai nilai terkecil, yaitu dengan cara memasukkan nilai 2 ke dalam variabel, misalnya dengan nama min. Kemudian sama seperti di atas, lakukan pengulangan mulai dari j = min + 1 sampai n dan bandingkan setiap nilainya. Setelah didapatkan nilai min, maka tukarkan A[min] dengan A[2]. Untuk kasus ini, nilai minimum ditemukan pada indeks ke-3 sehingga min = 3. Tukarkan A[min] dengan A[2] sehingga array A akan tampak seperti berikut.

1518222025

A[1]A[2]A[3]A[4]A[5]

Gambar 5.12 Hasil Pengurutan Array A tahap 2Tahap 3 Mula-mula, A[3] akan dianggap sebagai nilai terkecil, yaitu dengan cara memasukkan nilai 3 ke dalam variabel min. Kemudian sama seperti di atas, lakukan pengulangan mulai dari j = min + 1 sampai n dan bandingkan setiap nilainya. Setelah didapatkan nilai min, maka tukarkan A[min] dengan A[3]. Untuk kasus ini, nilai minimum ditemukan pada indeks ke-4 sehingga min = 4. Tukarkan A[min] dengan A[4] sehingga array A akan tampak seperti berikut.

1518202225

A[1]A[2]A[3]A[4]A[5]

Gambar 5.13 Hasil Pengurutan Array A tahap 3Tahap 4 Mula-mula, A[4] akan dianggap sebagai nilai terkecil, yaitu dengan cara memasukkan nilai 4 ke dalam variabel min. Kemudian sama seperti di atas, lakukan pengulangan mulai dari j = min + 1 sampai n dan bandingkan setiap nilainya. Setelah didapatkan nilai min, maka tukarkan A[min] dengan A[4]. Untuk kasus ini, nilai minimum ditemukan pada indeks ke-4 sehingga min = 4. Tukarkan A[min] dengan A[4] sehingga array A akan tampak seperti berikut.

1518202225

A[1]A[2]A[3]A[4]A[5]

Gambar 5.14 Hasil Pengurutan Array A tahap 4C. Penutup1) PertanyaanBuat program untuk mengurutkan data mahasiswa dengan metode seleksi.2)Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Untuk menguasai materi ini, sebaiknya anda membuat ringkasan materi tentang sorting (pengurutan) dan membuat sendiri beberapa program dengan sorting.

Jawab pertanyaan di atas dengan langsung membuat program di komputer. Jalankan program tersebut sampai benar. Hapus kembali listing program yang sudah benar dan buat kembali program tersebut, dan jalankan. Kalau tingkat kesalahan pada pembuatan program sudah kecil, anda dapat melanjutkan materi berikutnya. Kalau program belum jalan, perbaiki terus sampai benar.

3) Kunci JawabanProcedure selectionsort;Var

i, j, temp, imax : integer;

begin

for i:= 1 to n-1 do

begin

imax := i;

for j := i+1 to n do

if TabInt[j] < TabInt[max] then

imax := j;

temp := TabInt[imax];

TabInt[imax] := TabInt[i];

TabInt[i] := temp;

End;

End.

Daftar Pustaka

Jurusan Informatika. 2006. Bahan Ajar Pemrograman 2. Hibah Pengajaran PHK A1 Universitas Negeri GorontaloKadir, Abdul. 2002. Pemrograman Pascal Buku 1. Yogyakarta: Andi Offset.

Munir, Rinaldi. 2005. Algoritma dan Pemrograman dalam bahasa Pascal dan C Edisi 3. Bandung: Informatika.Rahardjo, Budi. 2005. Teknik Pemrograman Pascal. Bandung:InformatikaBAB VI

SEARCHING

A.PendahuluanDeskripsi Singkat

Bab ini akan membahas definisi pencarian (searching), metode pencarian beruntun, metode pencarian bagi dua.RelevansiPencarian dalam sebuah program akan sangat menguntungkan bagi pemrogram apabila akan membuat sebuah program yang mengharuskan adanya pencarian data tertentu. Dengan pencarian, akan membat program lebih efektif.Tujuan Instruksional KhususMahasiswa mampu membuat program dengan menggunakan perintah searching.

B. Penyajian(1) Definisi Pencarian (Searching)Pencarian (searching) data tertentu yang terkandung di dalam array merupakan hal yang banyak ditemukan dalam kasus-kasus pemrograman. Maka dari itu, pada bagian ini kita akan membahas mengenai cara yang seharusnya digunakan untuk melakukan hal tersebut serte pengimplementasiannya di dalam bahasa Pascal. Dalam ilmu algoritma, metode pencarian data di dalam array diklasifikasikan menjadi dua, yaitu metode pencarian beruntun (sequential search) dan metode pencarian bagi dua/pencarian biner (binary search). Berikut ini penjelasannya dari kedua metode tersebut.

2) Metode Pencarian BeruntunMetode ini banyak digunakan karena efektif untuk melakukan pencarian dari sekumpulan data, baik data sudah terurut maupun yang belum terurut atau masih acak. Bila dibandingkan dengan yang lainnya, metode ini memiliki cara kerja yang relatif mudah untuk dipahami. Dalam metode ini, data yang dicari akan dibandingkandengan seluruh elemen array yang ada. Sebagai contoh, apabila kita memiliki array A yang memiliki indeks 1 sampai n dan kita akan mencari nilai x di dalam array tersebut, maka nilai x tersebut akan dibandingkan dengan nilai A[1] sampai A[n]. Dalam metode ini juga diterapkan bahwa apabila data ditemukan pada indeks tertentu, maka proses pencarian akan dihentikan. Hal ini bertujuan agar proses pembandingan nilai tidak dilakukan sampai indeks terakhir karena nilai yang dicari telah ditemukan.Agar lebih memperjelas, perhatikan gambar proses pencarian data berikut.

Array A

175

273

378

481

580

Hentikan pencarian

Nilai yg akan dicari

Gambar 6.1. Pencarian Data dengan Metode Pencarian Beruntun(sumber:Rahardjo)

Pada gambar di atas, nilai 1, 2, 5 merupakan indeks array sedangkan nilai 75, 73, 80 merupakan nilai yang terkandung dalam elemen-elemen array. Sekarang misalkan kita akan melakukan pencarian data 78 di dalam array tersebut, maka salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan membandingkan nilai 78 tersebut dengan seluruh elemen array (dari A[1] sampai A[5]). Mula-mula kita akan membandingkan nilai 78 dengan elemen pertama (A[1]), karena nilainya tidak sama maka pencarian akan dialnjutkan ke elemen berikutnya (A[2]), begitu seterusnya. Pada saat elemen ketiga, nilai A[3] sama dengan nilai yang dicari pencarian akan dihentikan.

Berikut ini contoh program yang akan menunjukkan implementasi dari pencarian array dengan menggunakan metode di atas. Apabila data yang dicari ditemukan dalam array, maka program akan menampilkan indeks dimana data tersebut berada. Sebaliknya, apabila data tidak ditemukan maka program akan mengembalikan indeks nol.

Program CariBeruntun;

Uses crt;

Const

A : array [1 . . 5] of integer = (75, 73, 78, 81, 80);

Var

i, x, indeks : integer;

begin

clrscr;

write (Masukkan nilai yang akan dicari : ); readln(x);

indeks := 0;

for i := 1 to 5 do begin

if A[i] = x then begin

indeks := I;

break;

end;

end;

writeln (x, ditemukan pada indeks ke-, indeks);

readln;

end.

Adapun contoh hasil yang akan diberikan oleh program di atas adalah sebagai berikut .

Masukkan nilai yang akan dicari : 78

78 ditemukan pada indeks ke-3

Sekarang tinjaulah kasus apabila ternyat data yang dicari dalam array tidak ditemukan. Sebagai contoh apabila kita memiliki array dengan n buah elemen, maka dengan metode runtunan ini, program akan melakukan pembandingan nilai sebanyak n kali, yaitu dari indeks pertama sampai indeks ke-n. Hal ini tentu dapat dikatakan sebagai sebuah kelemahan dari metode tersebut.

3) Metode Pencarian Bagi Dua Berbeda dengan metode pencarian beruntun yang dapat digunakan untuk data belum terurut, metode pencarian bagi dua ini hanya dapat digunakan untuk data-data yang telah terurut, baik secara menaik maupun menurun.

Dalam metode ini elemen array akan dibagi menjadi dua, sehingga banyaknya proses pembandingan nilai dapat dikurangi. Sebagai contoh, apabila terdapat array A yang memiliki n buah elemen dengan indeks 1 sampai n dan datanya telah terurut secara menaik, maka array tersebut akan dipenggal pada indeks ke-k, dimana k = n + 1 div 2. hal tersebut mengakibatkan array A terbagi menjadi dua bagian, yaitu dari A[1] . . A[k-1] dan A[k+1] . . A[n], sedangkan a[k] menjadi pemenggal atau pembatas antara dua bagian tersebut. Apabila x (nilai yang dicari) sama dengan nilai A[k] maka hentikan pencarian, sedangkan bila tidak, periksa apakah nilai A[k] > x ataukah A[k] < x. Bila A[k] lebih besar dari x, maka ulangi metode pencarian tersebut untuk A[1] sampai A[k-1]. Sebaliknya, apabila A[k] lebih kecil dari x, maka ulangi metode pencarian tersebut untuk A[k+1] sampai A[n]. Perhatikan gambar berikut.

Nilai yang dicari

Keadaan pertama

1012141516181920222425262829

k1 = 7

Keadaan kedua

20222425262829

K2 = 11

Keadaan ketiga

Hentikan pencarian

202224

K3 = 11

Gambar 6.2. Pencarian Data dengan Metode Pencarian Bagi Dua(sumber:Rahardjo)Pada gambar di atas, array terdiri dari 14 buah elemen yang sudah terurut secara menaik dengan indeks 1 sampai 14. Mula-mula (keadaan pertama), array akan dibagi menjadi dua bagian. Pembatasnya adalah indeks ke-7. Nilai 7 didapat dari (1+14) div 2. Karena nilai pada indeks ke-7 (nilai 19) lebih kecil dari nilai yang dicari (nilai 22), maka proses pencarian akan diulang untuk indeks ke-8 sampai ke-14. Pada keadaan kedua ini array tersebut juga akan dibagi menjadi dua. Kali ini pembatasnya adalah indeks ke-11, yang berasal dari (8+4) div 2. Karena nilai pada indeks ke-11 (nilai 25) lebih besar dari nilai yang dicari (niali 22), maka proses pencarian akan dilakukan lagi untuk indeks ke-8 sampai ke-10. Pada keadaan ini (keadaan ketiga), array akan dibagi menjadi dua pada indeks ke-9, yang berasal dari (8+10) div 2. Karena nilai pada indeks ke-9 sama dengan nilai yang dicari, maka proses pencarian pun dihentikan. Untuk lebih memperjelas pembahasan serta menunjukkan implementasinya, perhatikan contoh program di bawah ini.

Program CariBagiDua;

Uses crt;

Const

A : array [1 . . 14] of integer = (10,12,14,15,16,18,19,20,22,24,25,26,28,29);

Var

idxAwal,{indeks array awal}idxAkhir,{indeks array akhir}k,{indeks pemenggal/pembatas}x : integer;{nilai yang dicari}ketemu : boolean;{variabel status, ditemukan atau tdak ?}begin

clrscr;

write (masukkan nilai yang akan dicari : ); readln(x);

{melakukan pencarian}

idxAwal := 1;

idxAkhir := 14;{14 adalah jumlah elemen array A}

ketemu := false;

while (not ketemu) and (idxAwal