aldehida dan keton

50
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reaksi organik dengan kimia aldehida dan keton adalah senyawa yang sangat penting. Dua golongan senyawa ini mengandung gugus karbonil dengan atom hidrogen oksigen berikatan rangkap dengan karbon. Pada aldehida sedikitnya satu atom hidrogen terikat pada karbon dalam gugus karbonil, sdangkan pada keton atom karbon pada gugus karbonil terikat pada gugus hidrokarbon. Beberapa senyawa tersebut seperti aseton (CH 3 COCH 3 ) dan metal etil karbon (CHCOCH 2 CH 3 ) dipakai dalam sejumlah besar sebagai pelarut. Larutan pekat formaldehida (HCh 6 ) biasanya dibuat dan disimpan dalam air (untuk mengurangi kosentrasi). Cairan yang baunya agak tidak enak ini digunakan sebagai bahan dasar dalam penelitian biologi. Namun kebanyakan formaldehida dimanfaatkan dalam industri plastik. Keton biasanya kurang reaktif dibandingkan aldehida. Keton yang paling sederhana adalah aseton, suatu campuran berbau sedap dan dapat bercampur sempurna dengan air yang digunakan terutama sebagai pelarut untuk senyawa organik seperti cat, resin, zat warna, dan pembersih kuku.

Upload: amy-martinez

Post on 29-Nov-2015

128 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Aldehida Dan Keton

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Reaksi organik dengan kimia aldehida dan keton adalah senyawa yang

sangat penting. Dua golongan senyawa ini mengandung gugus karbonil dengan

atom hidrogen oksigen berikatan rangkap dengan karbon. Pada aldehida

sedikitnya satu atom hidrogen terikat pada karbon dalam gugus karbonil,

sdangkan pada keton atom karbon pada gugus karbonil terikat pada gugus

hidrokarbon.

Beberapa senyawa tersebut seperti aseton (CH3COCH3) dan metal etil

karbon (CHCOCH2CH3) dipakai dalam sejumlah besar sebagai pelarut. Larutan

pekat formaldehida (HCh6) biasanya dibuat dan disimpan dalam air (untuk

mengurangi kosentrasi). Cairan yang baunya agak tidak enak ini digunakan

sebagai bahan dasar dalam penelitian biologi. Namun kebanyakan formaldehida

dimanfaatkan dalam industri plastik. Keton biasanya kurang reaktif dibandingkan

aldehida. Keton yang paling sederhana adalah aseton, suatu campuran berbau

sedap dan dapat bercampur sempurna dengan air yang digunakan terutama

sebagai pelarut untuk senyawa organik seperti cat, resin, zat warna, dan pembersih

kuku.

Yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan ini yaitu untuk

mengetahui reaksi dari sampel glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa, aseton,

ekstrak mangga, ekstrak tebu, ekstrak pepaya, ekstrak pisang, ekstrak tebu,

ekstrak naga, bila direaksikan dengan fehling A+B dan pereaksi tollens

(NH4OH+AGNO3) serta mengetahui endapan yang terjadi bila larutan tersebut

dipanaskan. Selain itu, pratikan juga dapat mengetahui gugus yang terkandung

dalam sampel yang digunakan. Oleh karena itu pratikum ini dilaksanakan agar

dapat mengetahui senyawa atau sampel yang mengandung senyawa aldehid dan

keton dengan menggunakan larutan fehling dan tollens. Dan yang

melatarbelakangi percobaan ini yaitu untuk mengetahui apakah sampel yang

digunakan ini mengandung aldehid. Untuk mengetahuinya didalam percobaan

Page 2: Aldehida Dan Keton

yang akan dilakukan akan menggunakan reagen tollens dan fehling AB. Setelah

mereaksikan pratikan diharapkan dapat mengetahui apakah sampel yang diuji

mengandung aldehid atau tidak.

1.2 Tujuan Percobaan

- Mengetahui hasil reaksi antara fehling AB + Aseton

- Mengetahui sampel yang tidak bereaksi setelah ditambahkan tollens dan

fehling

- Mengetahui bahan-bahan yang mengandung gugus keton

Page 3: Aldehida Dan Keton

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Struktur Aldehida dan Keton

Aldehida adalah senyawa organik yang karbon-karbonilnya (karbon yang

terikat pada oksigen) selalu berikatan paling sedikit satu hidrogen. Rumus umum

aldehida yaitu :

Rumus ini sering disingkat RCOH

Keton adalah senyawa organik yang karbon-karbonilnya dihubungkan

dengan dua karbon lain. Rumus umum keton adalah sebagai berikut :

Rumus ini sering disingkat RCOR

Cara penamaan aldehida dan keton.

Sistem IUPAC dapat digunakan untuk menamai aldehida dan keton. Untuk

kedua golongan ini, mula-mula harus ditentukan rantai hidrokarbon terpanjang

yang mengandung karbonil. Akhiran -a dari hidrokarbon diganti dengan -al. untuk

menyatakan aldehida dengan sistem IUPAC, nama aldehida berantai harus lurus

ialah methanol, etanol, propanol, butanol, dan seterusnya.

Keton dinamai dengan mengubah akhiran nama rantai karbon terpanjang

yang mengandung gugus karbonil dari -a menjadi -on. Jika ada beberapa gugus

karbonil dalam rantai, kedudukannya dinyatakan dengan nomor terkecil. Misalnya

ada dua pentanon yang berbeda

Page 4: Aldehida Dan Keton

Kedua pentanon, C5H10O adalah isomer struktur.

Nama biasa aldehida dan keton sering digunakan. Nama biasa untuk

metanol adalah fermaldehida, sedangkan untuk etanol adalah asetil dehida. Nama

biasa untuk keton adalah dengan menamai kedua gugus alkyl yang melekat pada

karbon-karbonilnya ditambah kata keton. Satu-satunya kekecualian ialah dimetil

keton, yang sering disebut aseton. Suatu pelarut serba guna. (Antony C wibraham,

1992).

Aldehida dan keton karena mempunyai gugus fungsional (gugus karbonil)

yang sama, maka sifat kimianya hampir sama. Tetapi sifat fisikanya berlainan.

Formaldehida adalah suatu gas yang baunya sangat merangsang. Asetaldehida

berupa cairan yang baunya juga merangsang, tetapi aldehida dengan atom akrbon

lebih dari dua baunya sangat tidak enak, kebanyakan terdapat dalam bunga yang

Page 5: Aldehida Dan Keton

dikenal sebagai minyak aerates (minyak terbang atau minyak yang mudah

menguap).

Keton dengan atom karbon 13 kebawah berupa larutan yang baunya enak.

Sedangkan yang beratom karbon yang lebih dari 13 berupa zat padat yang tidak

berwarna dan tidak berbau hanya aldehida dan keton dengan rantai pendek sedikit

larut dalam air, sedangkan yang berantai karbon panjang larut dalam pelarut

organik (ismail berasi, 1982).

Aldehida dan keton tidak dapat membentuk ikatan hidrogen antar molekul

karena tidak adanya gugus hidroksil (-OH). Dengan demikian titik didihnya lebih

rendah disbanding alcohol, tetapi aldehida dan keton dapat saling tarik melalui

antaraksi polar-polar, sehingga titik didihnya lebih tinggi dibandingkan alkana

padanannya. Gaya tarik tersebut menjelaskan bahwa beberapa aldehida dan keton

berwujud cair atau padat pada suhu kamar. Kecuali formaldehida yaitu gas yang

berbau menyengat.

Aldehida dan keton dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air

yang polar. Anggota deret yang rendah yaitu, formaldehida, asetadehida, aseton,

bersifat larut dalam air dalam segala perbandingan. Semakin panjang rantai

karbon kelarutan dalam air semakin menurun, bila rantai karbon melebihi lima

atau enam karbon, kelarutan aldehida dan keton dalam air sangat rendah,

sebagaimana kita duga, aldehida dan keton dalam pelarut non polar.

(Ridwan.1989).

Oksidasi alkohol primer dengan oksidator lemah

Page 6: Aldehida Dan Keton

Uap alkohol dilakukan pada temperatur panas.

Nama aldehida berasal dari reaksi ini karena aldehida merupakan alkohol

yang kekurangan hidrogen.

Dari pemanasan kalsium asetal dan kalsium forsiat.

Secara industri diperoleh asetilena direaksikan dengan asam sulfat dan

katalisator merkuri sulfat.

Metanol (formaldehida) terbentuk pula sebagai hasil antara pada

pembentuk karbohidrat secara fotosintesa didalam eluen.

(Ismail Besari. 1982)

PEMBUATAN KETON

Keton dapat dibentuk seperti cara 1,2 dan 3 pada pembentukan aldehida:

Oksidasi alkohol sekunder

Page 7: Aldehida Dan Keton

- dari hasil pemanasan kalsium karbonat.

Reaksi-reaksi aldehida dan keton.

Senyawa aldehida dan keton mempunyai gugus fungsional yang sama,

dimana hanya berbeda pada aldehida gugus karbonilnya mengikat atom hidrogen,

sedang pada keton gugus karbonil sudah tidak mengikat atom hidrogen, maka

terdapat reaksi-reaksi yang sama yaitu :

1. oksidasi

- oksidasi aldehida, karena gugus karbonil masih mengikat atom hidrogen

maka dapat teroksidasi, misalnya oleh larutan tollen, larutan fehling (campuran

cupri sulfat, kalium, natrium tetrat dan basa kuat) atau larutan benedik (campuran

cupri sulfat, kalium titrat dan basa kuat) reaksi.

- oksidasi keton, karena gugus karbonil sudah tidak mengikat atom hidrogen

maka keton tidak atau sukar beroksidasi dengan larutan fehling, tollens maupun

benedik. Keton hanya dapat teroksidasi oleh oksidator kuat, akan membentuk

asam-asam karboksilat dengan rantai karbon lebih pendek dari rantai karbon keton

tersebut, misalnya :

Page 8: Aldehida Dan Keton

2. reduksi

Reduksi aldehida dan keton bergantug pada reduktor yang kita gunakan,

bila reduktor lemah, misalnya H2 katalisator Ni atau Li4IH4 dihasilkan alkohol,

misalnya :

Apabila dipergunakan reduktor kuat misalnya Zn (Mg) dalam asam halida

pekat akan terbentuk alkana misalnya

- Polimerisasi

Page 9: Aldehida Dan Keton

Baik pada aldehida maupun keton dapat mengadakan polimerisasi tetapi

tidak semua dilakukan polimerisasi. Salah satu contoh polimrisasi aldehida yaitu

berpolimerisasi dari 6 molekul formaldehida terbentuklah glukosa. Polimerisasi

ini terjadi pada daun (Ismail besari, 1982).

Proses yang menyebabkan berpindahnya sebuah atom hidrogen yang

terikat pada atom α-karbon sebuah senyawa karbonil ke atom oksigen - karbonil

dikenal sebagai pengenalan atau tautomerisasi ke-enol. Istilah keto-enol meskipun

sudah bisa dipakai. Tak tepat karena aldehid dan gugus lain mengandung gugus

karbonil dapat mengalami proses ini. Karbonil isomer dan struktur enol adalah

tautomerisasi. Reaksinya mencapai keadaan simbang. Dengan posisi yang

dinyatakan dengan tetapan keseimbangan untuk tautomerisasi, KT letak

kesetimbangan untuk tautomerisasi bergantung pada struktur molekul, biasanya

bentuk karbonil lebih disukai akan tetapi faktor struktur dengan nyata

mempengaruhi KT. senyawa 1,3 - dikarbonil nibsi mengandung bentuk enol dalam

konsentrasi besar pada keadaan seimbang 2,4 - sikloheksadienon hanya terdapat

dalam bentuk anol (fenol) karena kemantapan penting yang berkaitan dengan

sistem aromatik (keenan, 1996).

BAB 3

METODOLOGI PERCOBAAN

Page 10: Aldehida Dan Keton

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

- Gelas ukur

- Hotplate

- Rak Tabung

- Tabung Reaksi

- Penjepit Tabung

- Pipet Tetes

- Sikat Tabung

3.1.2 Bahan

- Fehling A

- Fehling B

- AgNO3

- NH4OH

- Glukosa

- Galaktosa

- Fruktosa

- Sukrosa

- Aseton

- Ekstrak Pepaya

- Ekstrak Pisang

- Ekstrak Mangga

- Ekstrak Apel

- Ekstrak Naga

- Ekstrak Tebu

- SabunCair

- Tissue

- Aquades

- Ekstrak Melon

3.2 Prosedur Percobaan

Page 11: Aldehida Dan Keton

3.2.1 Uji Fehling

3.2.1.1 Uji Fehling + Glukosa

- Dimasukan 5 tetes fehling A kedalam tabung reaksi

- Ditambahkan 5 tetes fehling B

- Ditambah 1 pipet glukosa

- Dikocok

- Dipanaskan selama 5 menit diatas hotplate

- Diamati perubahan yang terjadi

3.2.1.2 Uji Fehling + Fruktosa

- Dimasukan 5 tetes fehling A kedalam tabung reaksi

- Ditambahkan 5 tetes fehling B

- Ditambah 1 pipet Fruktosa

- Dikocok

- Dipanaskan selama 5 menit diatas hotplate

- Diamati perubahan yang terjadi

3.2.1.3 Uji Fehling + Galaktosa

- Dimasukan 5 tetes fehling A kedalam tabung reaksi

- Ditambahkan 5 tetes fehling B

- Ditambah 1 pipet galaktosa

- Dikocok

- Dipanaskan selama 5 menit diatas hotplate

- Diamati perubahan yang terjadi

3.2.1.4 Uji Fehling + Sukrosa

- Dimasukan 5 tetes fehling A kedalam tabung reaksi

- Ditambahkan 5 tetes fehling B

- Ditambah 1 pipet sukrosa

- Dikocok

- Dipanaskan selama 5 menit diatas hotplate

- Diamati perubahan yang terjadi

3.2.1.5 Uji Fehling + Aseton

- Dimasukan 5 tetes fehling A kedalam tabung reaksi

Page 12: Aldehida Dan Keton

- Ditambahkan 5 tetes fehling B

- Ditambah 1 pipet aseton

- Dikocok

- Dipanaskan selama 5 menit diatas hotplate

- Diamati perubahan yang terjadi

3.2.1.6 Uji Fehling + ekstrak mangga

- Dimasukan 5 tetes fehling A kedalam tabung reaksi

- Ditambahkan 5 tetes fehling B

- Ditambah 1 pipet ekstrak mangga

- Dikocok

- Dipanaskan selama 5 menit diatas hotplate

- Diamati perubahan yang terjadi

3.2.1.7 Uji Fehling + ekstrak pepaya

- Dimasukan 5 tetes fehling A kedalam tabung reaksi

- Ditambahkan 5 tetes fehling B

- Ditambah 1 pipet ekstrak pepaya

- Dikocok

- Dipanaskan selama 5 menit diatas hotplate

- Diamati perubahan yang terjadi

3.2.1.8 Uji Fehling + ekstrak melon

- Dimasukan 5 tetes fehling A kedalam tabung reaksi

- Ditambahkan 5 tetes fehling B

- Ditambah 1 pipet ekstrak melon

- Dikocok

- Dipanaskan selama 5 menit diatas hotplate

- Diamati perubahan yang terjadi

3.2.1.9 Uji Fehling + ekstrak tebu

- Dimasukan 5 tetes fehling A kedalam tabung reaksi

- Ditambahkan 5 tetes fehling B

- Ditambah 1 pipet ekstrak tebu

- Dikocok

Page 13: Aldehida Dan Keton

- Dipanaskan selama 5 menit diatas hotplate

- Diamati perubahan yang terjadi

3.2.1.10 Uji Fehling + ekstrak pisang

- Dimasukan 5 tetes fehling A kedalam tabung reaksi

- Ditambahkan 5 tetes fehling B

- Ditambah 1 pipet ekstrak pisang

- Dikocok

- Dipanaskan selama 5 menit diatas hotplate

- Diamati perubahan yang terjadi

3.2.1.11 Uji Fehling + ekstrak buah naga

- Dimasukan 5 tetes fehling A kedalam tabung reaksi

- Ditambahkan 5 tetes fehling B

- Ditambah 1 pipet ekstrak buah naga

- Dikocok

- Dipanaskan selama 5 menit diatas hotplate

- Diamati perubahan yang terjadi

3.2.2 Uji Tollens

3.2.2.1 Uji Tollens + Glukosa

- Dimasukkan 5 tetes CuSO4 kedalam tabung reaksi

- Ditambah 5 tetes NH4OH

- Ditambah 1 pipet Glukosa

- Dikocok

- Dipanaskan selama 5 menit diatas hotplate

- Diamati perubahan yang terjadi

3.2.2.2 Uji Tollens + fruktosa

- Dimasukkan 5 tetes CuSO4 kedalam tabung reaksi

- Ditambah 5 tetes NH4OH

- Ditambah 1 pipet fruktosa

- Dikocok

- Dipanaskan selama 5 menit diatas hotplate

- Diamati perubahan yang terjadi

Page 14: Aldehida Dan Keton

3.2.2.3 Uji Tollens + Galaktosa

- Dimasukkan 5 tetes CuSO4 kedalam tabung reaksi

- Ditambah 5 tetes NH4OH

- Ditambah 1 pipet Galaktosa

- Dikocok

- Dipanaskan selama 5 menit diatas hotplate

- Diamati perubahan yang terjadi

3.2.2.4 Uji Tollens + sukrosa

- Dimasukkan 5 tetes CuSO4 kedalam tabung reaksi

- Ditambah 5 tetes NH4OH

- Ditambah 1 pipet sukrosa

- Dikocok

- Dipanaskan selama 5 menit diatas hotplate

- Diamati perubahan yang terjadi

3.2.2.5 Uji Tollens + aseton

- Dimasukkan 5 tetes CuSO4 kedalam tabung reaksi

- Ditambah 5 tetes NH4OH

- Ditambah 1 pipet aseton

- Dikocok

- Dipanaskan selama 5 menit diatas hotplate

- Diamati perubahan yang terjadi

3.2.2.6 Uji Tollens + ekstrak mangga

- Dimasukkan 5 tetes CuSO4 kedalam tabung reaksi

- Ditambah 5 tetes NH4OH

- Ditambah 1 pipet ekstrak mangga

- Dikocok

- Dipanaskan selama 5 menit diatas hotplate

- Diamati perubahan yang terjadi

3.2.2.7 Uji Tollens + ekstrak pepaya

- Dimasukkan 5 tetes CuSO4 kedalam tabung reaksi

- Ditambah 5 tetes NH4OH

Page 15: Aldehida Dan Keton

- Ditambah 1 pipet ekstrak pepaya

- Dikocok

- Dipanaskan selama 5 menit diatas hotplate

- Diamati perubahan yang terjadi

3.2.2.8 Uji Tollens + ekstrak melon

- Dimasukkan 5 tetes CuSO4 kedalam tabung reaksi

- Ditambah 5 tetes NH4OH

- Ditambah 1 pipet ekstrak melon

- Dikocok

- Dipanaskan selama 5 menit diatas hotplate

- Diamati perubahan yang terjadi

3.2.2.9 Uji Tollens + ekstrak tebu

- Dimasukkan 5 tetes CuSO4 kedalam tabung reaksi

- Ditambah 5 tetes NH4OH

- Ditambah 1 pipet ekstrak tebu

- Dikocok

- Dipanaskan selama 5 menit diatas hotplate

- Diamati perubahan yang terjadi

3.2.2.10 Uji Tollens + ekstrak pisang

- Dimasukkan 5 tetes CuSO4 kedalam tabung reaksi

- Ditambah 5 tetes NH4OH

- Ditambah 1 pipet ekstrak pisang

- Dikocok

- Dipanaskan selama 5 menit diatas hotplate

- Diamati perubahan yang terjadi

3.2.2.11 Uji Tollens + ekstrak buah naga

- Dimasukkan 5 tetes CuSO4 kedalam tabung reaksi

- Ditambah 5 tetes NH4OH

- Ditambah 1 pipet ekstrak buah naga

- Dikocok

- Dipanaskan selama 5 menit diatas hotplate

Page 16: Aldehida Dan Keton

- Diamati perubahan yang terjadi

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 17: Aldehida Dan Keton

4.1 Hasil Pengamatan

Prosedur Hasil PengamatanUji Fehling

Fehling AB + Glukosa- Dimasukkan 5 tetes fehling A

kedalam tabung reaksi- Ditambah 5 tetes fehling B- Ditambah 1 pipet glukosa- Dikocok- Dipanaskan selama 5 menit diatas

hotplate- Diamati perubahan yang terjadi

- Larutan berwarna biru

- Larutan berwarna bening- Larutan membentuk 2 fasa, bening

dan biru- Larutan berwarna coklat tua

Uji Fehling + Fruktosa- Dimasukan 5 tetes fehling A

kedalam tabung reaksi- Ditambahkan 5 tetes fehling B- Ditambah 1 pipet Fruktosa- Dikocok- Dipanaskan selama 5 menit diatas

hotplate- Diamati perubahan yang terjadi

- Larutan berwarna biru

- Larutan berwarna bening- Larutan menjadi bening dan biru

- Larutan berwarna coklat dan bening

Uji Fehling + Galaktosa- Dimasukan 5 tetes fehling A

kedalam tabung reaksi- Ditambahkan 5 tetes fehling B- Ditambah 1 pipet galaktosa- Dikocok- Dipanaskan selama 5 menit diatas

hotplate- Diamati perubahan yang terjadi

- Larutan berwarna biru

- Larutan bewarna bening- Larutan membentuk 2 fase bening

dan biru- Larutan berwarna coklat

kemerahan

Uji Fehling + Sukrosa- Dimasukan 5 tetes fehling A

kedalam tabung reaksi- Ditambahkan 5 tetes fehling B- Ditambah 1 pipet sukrosa- Dikocok- Dipanaskan selama 5 menit diatas

hotplate- Diamati perubahan yang terjadi

- Larutan berwarna biru

- Larutan berwarna bening- Larutan membentuk 2 fase bening

dan biru- Larutan berwarna coklat dan keruh

Uji Fehling + ekstrak apel- Dimasukan 5 tetes fehling A

kedalam tabung reaksi- Larutan berwarna biru

Page 18: Aldehida Dan Keton

- Ditambahkan 5 tetes fehling B- Ditambah 1 pipet ekstrak apel- Dikocok- Dipanaskan selama 5 menit diatas

hotplate- Diamati perubahan yang terjadi

- Larutan berwarna bening- Larutan berwarna kuning keruh

- Larutan berubah menjadi warna coklat tua

Uji Fehling + Aseton- Dimasukan 5 tetes fehling A

kedalam tabung reaksi- Ditambahkan 5 tetes fehling B- Ditambah 1 pipet aseton- Dikocok- Dipanaskan selama 5 menit diatas

hotplate- Diamati perubahan yang terjadi

- Larutan berwarna biru-- Larutan berwarna bening- Larutan membentuk 2 fase bening

dan biru- Aseton menguap jadi yang tersisa

hanya fehling AB berwarna biru tua

Uji Fehling + ekstrak mangga- Dimasukan 5 tetes fehling A

kedalam tabung reaksi- Ditambahkan 5 tetes fehling B- Ditambah 1 pipet ekstrak mangga- Dikocok- Dipanaskan selama 5 menit diatas

hotplate- Diamati perubahan yang terjadi

- Larutan berwarna biru

- Larutan berwarna bening- Larutan berwarna hijau toska

keruh- Larutan berwarna kuning bata dan

keruh

Uji Fehling + ekstrak pepaya- Dimasukan 5 tetes fehling A

kedalam tabung reaksi- Ditambahkan 5 tetes fehling B- Ditambah 1 pipet ekstrak pepaya- Dikocok- Dipanaskan selama 5 menit diatas

hotplate- Diamati perubahan yang terjadi

- Larutan berwarna biru

- Larutan berwarna bening- Larutan berwarna kuning

kehijauan- Larutan berwarna coklat kehitam-

hitaman dan terdapat endapan

Uji Fehling + ekstrak melon- Dimasukan 5 tetes fehling A

kedalam tabung reaksi- Ditambahkan 5 tetes fehling B- Ditambah 1 pipet ekstrak melon- Dikocok- Dipanaskan selama 5 menit diatas

hotplate- Diamati perubahan yang terjadi

- Larutan berwarna biru

- Larutan berwarna bening- Larutan berwarna biru keruh

- Larutan berwarna coklat keruh

Uji Fehling + ekstrak tebu- Dimasukan 5 tetes fehling A

kedalam tabung reaksi- Larutan berwarna biru

Page 19: Aldehida Dan Keton

- Ditambahkan 5 tetes fehling B- Ditambah 1 pipet ekstrak tebu- Dikocok- Dipanaskan selama 5 menit diatas

hotplate- Diamati perubahan yang terjadi

- Larutan berwarna bening- Larutan berwarna hijau kebiruan

keruh- Larutan berwarna coklat

kehitaman keruh

Uji Fehling + ekstrak pisang- Dimasukan 5 tetes fehling A

kedalam tabung reaksi- Ditambahkan 5 tetes fehling B- Ditambah 1 pipet ekstrak pisang- Dikocok- Dipanaskan selama 5 menit diatas

hotplate- Diamati perubahan yang terjadi

- Larutan berwarna biru

- Larutan berwarna bening

- Larutan coklat endapan hijau

- Larutan berwarna kemerahan dan terdapat endapan

Uji Fehling + ekstrak buah naga- Dimasukan 5 tetes fehling A

kedalam tabung reaksi- Ditambahkan 5 tetes fehling B- Ditambah 1 pipet ekstrak buah

naga- Dikocok- Dipanaskan selama 5 menit diatas

hotplate- Diamati perubahan yang terjadi

- Larutan berwarna biru

- Larutan berwarna bening- Larutan hijau kecoklatan

berendapan

- Larutan berwarna coklat kemerahan berendapan

Uji Tollens + sampel

Uji Tollens + Glukosa- Dimasukkan 5 tetes CuSO4

kedalam tabung reaksi- Ditambah 5 tetes NH4OH- Ditambah 1 pipet Glukosa- Dikocok- Dipanaskan selama 5 menit diatas

hotplate- Diamati perubahan yang terjadi

- Larutan berwarna bening

- Larutan berwarna bening- Larutan berwarna bening

- Larutan berwarna keabu-abuan terdapat cermin perak

Uji Tollens + fruktosa- Dimasukkan 5 tetes CuSO4

kedalam tabung reaksi- Ditambah 5 tetes NH4OH- Ditambah 1 pipet fruktosa- Dikocok- Dipanaskan selama 5 menit diatas

hotplate- Diamati perubahan yang terjadi

- Larutan berwarna bening

- Larutan berwarna bening- Larutan berwarna bening

- Larutan berwarna putih kekuningan keruh terdapat cermin perak

Uji Tollens + Galaktosa

Page 20: Aldehida Dan Keton

- Dimasukkan 5 tetes CuSO4

kedalam tabung reaksi- Ditambah 5 tetes NH4OH- Ditambah 1 pipet Galaktosa- Dikocok- Dipanaskan selama 5 menit diatas

hotplate- Diamati perubahan yang terjadi

- Larutan berwarna bening

- Larutan berwarna bening- Larutan berwarna bening

- Larutan berwarna putih keruh terdapat cermin perak

Uji Tollens + sukrosa- Dimasukkan 5 tetes CuSO4

kedalam tabung reaksi- Ditambah 5 tetes NH4OH- Ditambah 1 pipet sukrosa- Dikocok- Dipanaskan selama 5 menit diatas

hotplate- Diamati perubahan yang terjadi

- Larutan berwarna bening

- Larutan berwarna bening- Larutan berwarna bening

- Larutan berwarna coklat tua keruh

Uji Tollens + aseton- Dimasukkan 5 tetes CuSO4

kedalam tabung reaksi- Ditambah 5 tetes NH4OH- Ditambah 1 pipet aseton- Dikocok- Dipanaskan selama 5 menit diatas

hotplate- Diamati perubahan yang terjadi

- Larutan berwarna bening

- Larutan berwarna bening- Larutan berwarna bening

- Larutan tetap berwarna bening

Uji Tollens + ekstrak mangga- Dimasukkan 5 tetes CuSO4

kedalam tabung reaksi- Ditambah 5 tetes NH4OH- Ditambah 1 pipet ekstrak mangga- Dikocok- Dipanaskan selama 5 menit diatas

hotplate- Diamati perubahan yang terjadi

- Larutan berwarna bening

- Larutan berwarna bening- Larutan berwarna kuning keruh

- Larutan berwarna coklat tua keruh

Uji Tollens + ekstrak pepaya- Dimasukkan 5 tetes CuSO4

kedalam tabung reaksi- Ditambah 5 tetes NH4OH- Ditambah 1 pipet ekstrak pepaya- Dikocok- Dipanaskan selama 5 menit diatas

hotplate- Diamati perubahan yang terjadi

- Larutan berwarna bening

- Larutan berwarna bening- Larutan berwarna coklat tua

kehitaman- Larutan berwarna hijau kehitaman

dan terbentuk cermin perak

Page 21: Aldehida Dan Keton

Uji Tollens + ekstrak melon- Dimasukkan 5 tetes CuSO4

kedalam tabung reaksi- Ditambah 5 tetes NH4OH- Ditambah 1 pipet ekstrak melon- Dikocok- Dipanaskan selama 5 menit diatas

hotplate- Diamati perubahan yang terjadi

- Larutan berwarna bening

- Larutan berwarna bening

- Larutan berwarna kuning muda

- Larutan berwarna merah kehitaman

Uji Tollens + ekstrak tebu- Dimasukkan 5 tetes CuSO4

kedalam tabung reaksi- Ditambah 5 tetes NH4OH- Ditambah 1 pipet ekstrak tebu- Dikocok- Dipanaskan selama 5 menit diatas

hotplate- Diamati perubahan yang terjadi

- Larutan berwarna bening

- Larutan berwarna bening

- Larutan berwarna kuning muda

- Larutan tetap berwarna kuning tapi agak pekat

Uji Tollens + ekstrak pisang- Dimasukkan 5 tetes CuSO4

kedalam tabung reaksi- Ditambah 5 tetes NH4OH- Ditambah 1 pipet ekstrak pisang- Dikocok- Dipanaskan selama 5 menit diatas

hotplate- Diamati perubahan yang terjadi

- Larutan berwarna bening

- Larutan berwarna bening- Larutan berwarna kuning

kecoklatan- Larutan berwarna kehitaman

terbentuk cermin perak

Uji Tollens + ekstrak buah naga- Dimasukkan 5 tetes CuSO4

kedalam tabung reaksi- Ditambah 5 tetes NH4OH- Ditambah 1 pipet ekstrak buah

naga- Dikocok- Dipanaskan selama 5 menit diatas

hotplate- Diamati perubahan yang terjadi

- Larutan berwarna bening

- Larutan berwarna bening- Larutan berwarna ungu

- Larutan berwarna kehitaman terbentuk cermin perak

Uji Tollens + ekstrak apel- Dimasukkan 5 tetes CuSO4

kedalam tabung reaksi- Ditambah 5 tetes NH4OH- Ditambah 1 pipet ekstrak apel- Dikocok- Dipanaskan selama 5 menit diatas

hotplate

- Larutan berwarna bening

- Larutan berwarna bening- Larutan berwarna hijau keruh

- Larutan berwarna abu-abu kehitaman keruh

Page 22: Aldehida Dan Keton

- Diamati perubahan yang terjadi

4.2 Reaksi

4.2.1 Reaksi fehling + sampel

- Reksi fehling A + fehling B

- Reaksi fehling AB + glukosa

- Reaksi fehling AB + fruktosa

Page 23: Aldehida Dan Keton

- Reaksi fehling AB + galaktosa

Page 24: Aldehida Dan Keton

- Reaksi fehling AB + sukrosa

- Reaksi fehling AB + ekstrak tebu

- Reaksi fehling AB + ekstrak pisang

Page 25: Aldehida Dan Keton

- Reaksi fehling AB + ekstrak apel

4.2.2 Reaks Tollens + sampel

- Reaksi Tollens + glukosa

Page 26: Aldehida Dan Keton

- Reaksi Tollens + fruktosa

- Reaksi Tollens + galaktosa

Page 27: Aldehida Dan Keton

- Reaksi Tollens + sukrosa

- AgNO3 + NH4OH

2AgNO3 + 2NH4OH → Ag2O +H2O + 2NH4NO3

Ag2O + 4NH3 + H2O 2[Ag(NH3)]OH

- Reaksi Tollens + ekstrak tebu

- Reaksi Tollens + ekstrak pisang

Page 28: Aldehida Dan Keton

- Reaksi Tollens + ekstrak apel

4.3 Pembahasan

Aldehida adalah senyawa organik yang karbonil-karbonilnya (karbon

yang terikat pada oksigen) selalu berikatan paling sedikit satu hidrogen. Rumus

Aldehida yaitu:

Page 29: Aldehida Dan Keton

Rumus ini sering disingkat RCOH

Keton adalah senyawa organik yang karbonil-karbonilnya dihubungkan

dengan dua karbon lain. Rumus umum keton adalah sebagai berikut:

Rumus ini sering disingkat dengan RCOR

Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi.

Hal ini dikarenakan gugus yang mempunyai aldehida dan keton bebas. Senyawa-

senyawa yang mengoksidasi atau sifat reduktor adalah logam-logam oksidator

yaitu seperti Cu. Contoh yang termasuk gula reduksi adalah glukosa, manosa,

fruktosa, laktosa dan maltosa.

Prinsip pecobaan aldehida adalah senyawa yang memiliki gugus (-CHO)

bebas yang dapat mereduksi fehling dan tollens yang merupakan oksidator lemah.

Prinsip percobaan keton adalah senyawa yang memiliki gugus (-CO) bebas yang

tidak bisa mereduksi fehling dan tollens yang merupakan oksidator lemah dan

pada akhirnya keton mengalami tautomerisasi seperti campuran fehling dan

fruktosa.

Pereaksi tollens merupakan larutan perak nitrat dalam amonia yang

dibuat dengan cara menetesi larutan sedikit demi sedikit. Pereaksi tollens

mengoksidasi ringan yang digunakan dalam mengenali aldehida adalah larutan

basa dari perak nitrat. Larutan jernih tak berwarna, aldehid dapat mereduksi

pereaksi tollens sehingga dibebaskan unsur perak Ag disebut cermin perak.

Fehling AB terdiri dari dua bagian, yaitu fehling A dan Fehling B.

Fehling A adalah CuSO4 yang dicampurkan dengan NaOH. Sedangkan fehling B

adalah campuran dari larutan NaOH dengan kalium natrium tetrat. Pereaksi

fehling A yang dicampurkan fehling B akan menghasilkan fehling AB yang dapat

digunakan untuk mendeteksi adanya gugus aldehida. Jika aldehida dioksidasi

dengan pereaksi fehling maka akan diperoleh endapan tembaga oksida (Cu2O)

yang berwarna merah bata.

Page 30: Aldehida Dan Keton

Tutomerisasi yaitu penyusunan kembali senyawa keton menjadi aldehida.

Salah satu contohnya adalah fruktosa. Secara teori fruktosa merupakan ketosa,

sehingga tidak dapat bereaksi dengan fehling AB. Hal ini dikarenakan fruktosa

dapat mengalami tautomerisasi membentuk enadiol lalu membentuk didosa

sehingga fruktosa dapat bereaksi dengan fehling AB dan membentuk endapan

merah bata.

Pembuatan senyawa aldehida, aldehida dapat dibuat melalui reaksi

oksidasi alkohol primer dengan pereaksi oksidator, seperti KMnO4 dan K2Cr2O7

dalam larutan asam. Dalam industri, aldehida dibuat menggunakan oksidator

dengan dibantu katalis Pt atau Cu. Reaksi oksidasi alkohol primer secara umum

sebagai berikut

Agar tidak terjadi reaksi oksidasi lanjutan menghasilkan asam

karboksilat, aldehida harus langsung didestilasi keluar dari larutan alkohol.

Terdapat beberapa metode untuk pembuatan keton dalam laboratorium:

a. Keton dapat dihasilkan dengan oksidasi alkohol sekunder. Proses ini

memerlukan oksidator kuat seperti kalium permanganat, kalium dikromat

atau senyawa lain yang mengandung Cr(VI) alkohol dioksidasi dengan

pemanasan refluks pada larutan asam sebagai contoh, 2-propanol

dioksidasi dengan aseton

b. Keton juga dihasilkan dari hidrolisis halida

c. Alkuna dapat diubah menjadi enol melalui reaksi hidrasi engan keberadaan

asam dan HgSO4. Tautomerisme enol-keto enol yang dihasilkan akan

menghasilkan keton. Reaksi ini akan selalu menghasilkan keton, bahkan

untuk alkuna termiral dan sia2BH diperlukan apabila diinginkan aldehida

d. Keton aromatik dapat dibuat dengan reaksi fridel-crafts, reaksi Houben-

Hoesch dan penataan ulang fries.

Page 31: Aldehida Dan Keton

e. Pda penataan ulang kambium. Delamare keton dibuat dari asam

dikarboksilat peroksida dan basa

f. Pada siklisasi ruzicka, keton sikuk dibuat dari asam dikarboksilat

g. Pada reaksi Nef, keton terbentuk dari hidrolisis garam dari senyawa nitro

h. Pada penggandengan fukuyama, keton terbentuk dari tioster dengan

sebuah senyawa organ seng

i. Keton yang dibuat dari reaksi asil klorida dengan senyawa organolitium

atau senyawa organotembaga.

Pada percobaan dengan menggunakan Fehling AB yang direaksikan

dengan sampel

- Percobaan fehling AB yang direaksikan dengan glukosa. Pada saat

memasukkan fehlingA, fehling B dan ditambah 1 pipet glukosa

menghasilkan larutan yang membentuk 2 fasa, bening dan biru. Dan

setelah dipanaskan larutan berwarna coklat tua.seharusnya larutan

berwarna merah bata dan berendapan. Dan dapat diketahui larutan

mengandung aldehida.

- Percobaan fehling AB yang direaksikan dengan fruktosa. Pada saat

memasukkan fehling A, fehling B dan ditambah 1 pipet fruktosa larutan

membentuk 2 fasa bening dan biru kemudian setelah dipanaskan larutan

menjadi warna coklat dan bening yang seharusnya berwarna merah bata

karena fruktosa mengandung aldehida.

- Percobaan fehling AB yang direaksikan dengan galaktosa. Pada saat

memasukkan fehling A, fehling B dan ditambah 1 pipet galaktosa, larutan

membentuk 2 fasa bening dan biru, kemudian setelah dipanaskan larutan

berwarna coklat kemerahan, seharusnya warna merah bata karena

galaktosa mengandung aldehida.

- Percobaan fehling AB yang direaksikan dengan sukrosa. Pada saat

memasukkan fehling A, fehling B dan ditambah 1 pipet sukrosa, larutan

membentuk 2 fasa bening dan biru. Kemudian setelah dipanaskan larutan

menjadi coklat dan keruh.

Page 32: Aldehida Dan Keton

- Percobaan fehling AB yang direaksikan dengan aseton. Pada saat

dimasukkan fehling A, fehling B, dan ditambah 1 pipet aseton larutan

membentuk 2 fasa bening dan biru. Setelah dipanaskan larutan aseton

menguap, jadi yang tersisa hanya fehling AB yang berwarna biru tua.

- Percobaan fehling AB yang direaksikan dengan ekstrak mangga. Pada saat

memasukkan fehling A, fehling B dan ekstrak mangga larutan menjadi

hijau toska dan keruh, setelah dipanaskan larutan menjadi warna kuning

kemerahan bata dan keruh. Berarti ekstrak mangga mengandung aldehida.

- Percobaan fehling AB yang direaksikan dengan ekstrak pepaya. Pada saat

memasukkan fehling A, fehling B dan ekstrak pepaya larutan menjadi

kuning kehijauan dan setelah dipanaskan larutan berubah menjadi coklat

kehitam-hitaman dan terdapat endapan merah bata. Jadi ekstrak pepaya

mengandung aldehida.

- Percobaan fehling AB yang direaksikan dengan ekstrak melon. Pada saat

memasukkan fehling A, fehling B dan ekstrak melon larutan yang

dihasilkan berwarna biru keruh. Dan setelah dipanaskan larutan menjadi

coklat keruh (merah bata) berarti larutan ini mengandung aldehida.

- Percobaan fehling AB yang direaksikan dengan ekstrak tebu. Pada saat

memasukkan fehling A, fehling B dan ekstrak tebu larutan berwarna hijau

kebiruan keruh dan setelah dipanaskan larutan berubah menjadi coklat

kehitaman keruh (merah bata) berarti larutan ini mengandung aldehida.

- Percobaan fehling AB yang direaksikan dengan ekstrak pisang. Pada saat

memasukkan fehling A, fehling B dan ekstrak pisang larutan yang

dihasilkan berwarna coklat endapan hijau. Setelah larutan dipanaskan,

larutan menjadi berwarna kemerahan dan terdapat endapan, berarti larutan

ini mengandung aldehida

- Percobaan fehling AB yang direaksikan dengan ekstrak buah naga. Pada

saat memasukkan fehling A, fehling B dan ekstrak buah naga larutan yang

dihasilkan hijau kecoklatan dan berendapan, setelah dipanaskan larutan

menjadi berwarna coklat kemerahan (merah bata) berendapan. Berarti

larutan ini mengandung aldehida.

Page 33: Aldehida Dan Keton

Pada percobaan dengan menggunakan tollens yang direaksikan dengan

sampel

- Percobaan dengan menggunakan tollens yang direaksikan dengan glukosa.

Setelah penambahan AgNO3, NH4OH dan 1 pipet glukosa larutan yang

dihasilkan larutan berwarna bening. Setelah dipanaskan larutan menjadi

berwarna keabu-abuan dan terdapat cermin perak. Berarti larutan ini

mengandung keton.

- Percobaan dengan menggunakan tollens yang direaksikan dengan fruktosa.

Setelah penambahan AgNO3, NH4OH dan 1 pipet fruktosa larutan yang

dihasilkan larutan berwarna bening. Setelah dipanaskan larutan berubah

manjadi berwarna putih kekuning-kuningan keruh, terdapat cermin perak.

Berarti larutan ini mengandung aldehid.

- Percobaan dengan menggunakan tollens yang direaksikan dengan

galaktosa. Setelah penambahan AgNO3, NH4OH dan 1 pipet galaktosa

larutan yang dihasilkan larutan berwarna bening. Setelah dipanaskan

larutan berubah menjadi larutan berwarna putih keruh terdapat cermin

perak. Berarti galaktosa mengandung aldehid.

- Percobaan dengan menggunakan tollens yang direaksikan dengan sukrosa.

Setelah penambahan AgNO3, NH4OH dan 1 pipet sukrosa larutan yang

dihasilkan larutan berwarna bening dan setelah dipanaskan larutan berubah

menjadi coklat tua keruh tidak terbentuk cermin perak. Berarti tidak

mengandung aldehida dan keton.

- Percobaan dengan menggunakan tollens yang direaksikan dengan aseton.

Setelah penambahan AgNO3, NH4OH dan 1 pipet aseton larutan yang

dihasilkan larutan berwarna bening dan setelah dipanaskan larutan tetap

berwara bening atau tidak bereaksi

- Percobaan dengan menggunakan tollens yang direaksikan dengan ekstrak

mangga. Setelah penambahan AgNO3, NH4OH dan 1 pipet ekstrak mangga

larutan yang dihasilkan larutan berwarna kuning keruh dan setelah

dipanaskan larutan berwarna coklat keruh.

Page 34: Aldehida Dan Keton

- Percobaan dengan menggunakan tollens yang direaksikan dengan ekstrak

pepaya. Setelah penambahan AgNO3, NH4OH dan 1 pipet ekstrak pepaya

larutan yang dihasilkan larutan berwarna coklat tua kehitaman dan setelah

dipanaskan larutan berwarna hijau kehitaman dan terbentuk cermin perak

berarti larutan ini mengandung aldehida.

- Percobaan dengan menggunakan tollens yang direaksikan dengan ekstrak

melon. Setelah penambahan AgNO3, NH4OH dan 1 pipet ekstrak melon

larutan yang dihasilkan larutan berwarna bening kekuning-kuningan dan

setelah dipanaskan larutan berwarna merah kehitaman.

- Percobaan dengan menggunakan tollens yang direaksikan dengan ekstrak

tebu. Setelah penambahan AgNO3, NH4OH dan 1 pipet ekstrak tebu

larutan yang dihasilkan larutan berwarna kuning muda dan setelah

dipanaskan larutan menjadi kunimg agak pekat.

- Percobaan dengan menggunakan tollens yang direaksikan dengan ekstrak

pisang. Setelah penambahan AgNO3, NH4OH dan 1 pipet ekstrak pisang

larutan yang dihasilkan larutan berwarna kuning kecoklatan dan setelah

dipanaskan larutan berwarna coklat kehitaman.

- Percobaan dengan menggunakan tollens yang direaksikan dengan ekstrak

buah naga. Setelah penambahan AgNO3, NH4OH dan 1 pipet ekstrak buah

naga larutan yang dihasilkan larutan berwarna ungu dan setelah

dipanaskan larutan berubah menjadi berwarna kehitaman dan terbentuk

cermin perak berarti larutan ini mengandung aldehid dan keton.

- Percobaan dengan menggunakan tollens yang direaksikan dengan ekstrak

apel. Setelah penambahan AgNO3, NH4OH dan 1 pipet ekstrak apel larutan

yang dihasilkan larutan berwarna hijau keruh dan setelah dipanaskan

larutan berwarna abu-abu kehitaman keruh.

Didalam pengamatan terdapat kesalahan yang dilakukan pratikan yaitu

pada saat mengamati perubahan warna dan endapan pada percobaan yang

menggunakan fehling AB dan begitu pula pada saat pengamatan cermin perak

pada percobaan yang menggunakan tollens. Seharusnya yang menghasilkan warna

merah bata pada larutan (menggunakan fehling AB) dan yang seharusnya

Page 35: Aldehida Dan Keton

menghasilkan cermin perak(yang menggunakan tollens) adalah semua sampel

kecuali sukrosa dan aseton. Karena semua sampel mengandung aldehda dan

sukrosa dan aseton tidak mengandung aldehida.

Adapun fungsi-fungsi perlakuan yang dilakukan adalah

- Pemanasan adalah untuk mempercepat reaksi pada sampel dan reagen

yang telah direaksikan

- Pengocokan adalah agar bahan-bahan atau reagen-reagen yang

dicampurkan dapat tercampur secara merata

- Pencucian tabung, agar tabung reaksi bersih sehingga pada saat digunakan

lagi reagen dan bahan yang dimasukkan tidak rusak

- Tabung dijepit agar memudahkan pada saat pengambilan tabung yang

sudah panas.

Faktor kesalahan yang mungkin terjadi adalah

- Pencucian tabung reaksi yang kurang bersih.

- Pemanasan yang kurang maksimal.

- Kurang teliti dalam pengamatan dari hasil atau perubahan yang terjadi

Fungsi reagen

- Fehling AB berfungsi sebagai oksidator lemah yang dapat mengoksidasi

sampel

- Tollens sebagai oksidator lemah yang dapat mengoksidasi sampel

- Fehling A dan fehling B digunakan untuk membuat fehling AB

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Page 36: Aldehida Dan Keton

- Pada saat dimasukkan fehling A, fehling B dan ditambah 1 pipet aseton,

larutan membentuk 2 fase yaitu bening dan biru. Setelah dipanaskan

larutan aseton menguap, sehingga yang tersisa hanya fehling AB yang

berwarna biru tua.

- Sampel yang direaksikan dengan tollens dan fehling AB, ada sampel yang

tidak bereaksi dengan kedua reagen tersebut. Sampel yang tidak bereaksi

yaitu tollns dan fehling AB

- Berdasarkan prinsip percobaan pada penambahan Fehling AB dan

penambahan tollens, maka bahan-bahan yang mengandung gugus keton

adalah aseton.

5.2 Saran

Sebaiknya pada pratikum selanjutnya digunakan sampel yang bebeda

dengan pratikum ini misalnya menggunakan ekstrak sayur-sayuran misalnya

tomat agar pratikan dapat mengetahui dan melakukan pebandingan hasilnya.

DAFTAR PUSTAKA

Besari, Ismail. 1982. Kimia Organik untuk Universitas. Bandung:

Armico

Page 37: Aldehida Dan Keton

Fessenden. 1991. Kimia Organik jilid 2. Jakarta: Erlangga

Keenan, dkk. 1996. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga

Matta, Michael. S, Antony, C. Wiloraham. 1992. Pengantar Kimia

Organik. Bandung: ITB

Ridwan, S. 1989. Kimia Organik. Jakarta: Bira Rupa Aksara