alat pengukur lingkungan
DESCRIPTION
kimiaTRANSCRIPT
Dalam pemantauan lingkungan kerja terhadap faktor-faktor bahaya, baik
faktor fisik, kimia, biologis, fisiologis, ergonomis dan mental-psikologis yang
dapat menyebabkan penyakit akibat kerja (PAK), diperlukan instrumentasi atau
alat ukur untuk menetukan nilai atau kadar dari faktor bahaya tersebut. Dengan
didapatkannya nilai atau kadar dari pengukuran yang dilakukan dengan
instrumentasi di dalam lingkungan kerja dapat dibandingkan dengan NAB atau
standar yang berlaku. Sehingga dapat dilakukan perbaikan dalam lingkungan kerja
jika hasil dari pengukuran melebihi NAB atau standar yang berlaku. Oleh karena
itu instrumentasi sangat penting untuk menunjang keselamatan dan kesehatan
kerja bagi pekerja sehingga produktivitas pekerja dapat meningkat.
Di bawah ini beberapa instrumentasi yang digunakan untuk pemantauan
faktor bahaya di lingkungan kerja, seperti Sound Level Meter, Lux Meter, alat
pengukur ISBB, alat pengukur debu (HVS dan LVS) serta instrumentasi yang
digunakan untuk mengukur kelelahan umum dan tingkat pendengaran.
1. Alat Pengukur Intensitas Kebisingan
Gambar. Sound Level Meter
Sound Level Meter adalah suatu alat yang digunakan untuk pengukuran suatu
intensitas suara.
1
Fungsi
Sound Level Meter digunakan untuk untuk mengukur kebisingan antara 30-130
dB dalam satuan dBA dari frekuensi antara 20-20.000Hz.
Aplikasi
Aplikasi Sound Level Meter biasanya dipakai dipabrik, untuk menganalisi
kebisingan peralatan dipabrik tersebut misalnya pada pabrik pupuk, alat yang
berpotensi menimbulkan kebisingan seperti turbin, compressor, condenser, pompa
drum dan lain-lain.
Bagian-bagian Sound Level Meter
Sound Level Meter ini terdiri atas mikropon dan sebuah sirkuit elektronik
termasuk attenuator, 3 jaringan perespon frekuensi, skala indikator dan amplifier.
Tiga jaringan tersebut distandarisasi sesuai standar Sound Level Meter, yang
bertujuan untuk memberikan pendekatan yang terbaik dalam pengukuran tingkat
kebisingan total. Respon manusia terhadap suara bermacam macam sesuai dengan
frekuensi dan intensitasnya. Sound Level Meter ini memiliki sebuah panel LCD,
yang merupakan perangkat yang berdiri sendiri dan digunakan untuk pembacaan
pada alat ini.
Prinsip kerja Sound Level Meter
Bekerja didasarkan pada getaran yang terjadi. Apabila ada sebuah objek atau
benda yang bergetar, maka akan menyebabkan terjadinya perubahan tekanan
udara yang akan ditangkap oleh sistem peralatan, kemudian selanjutnya jarum
analog akan menunjukkan angka jumlah tingkat kebisingan yang dinyatakan
dengan nilai dB.
Pada umumnya SLM diarahkan ke sumber suara, setinggi telinga, agar dapat
menangkap kebisingan yang tercipta. Untuk keperluan mengukur kebisingan di
suatu ruangan kerja, pencatatan dilaksanakan satu shift kerja penuh dengan
beberapa kali pencatatan dari SLM.
Cara penggunaan Sound Level Meter
Sound Level Meter termasuk alat elektronik, sehingga pertama kali nyalakan alat
ini terlebih dahulu. Sebelum menggunakan alat ini, perlu dilakukan pengecekan
kalibrasi alat ini untuk memastikan akurasi alat ini dalam pengukuran nanti.
2
Kalibrasi yang ideal adalah 90% ke atas. Kalibrasikan alat dengan 114 dB (A)
menggunakan alat kalibrasi yang dimasukkan ke microphone. Tahap selanjutnya
menentukan range dan satuan yang akan digunakan. Pada umumnya, digunakan
satuan dB (decibel). Setelah itu, pasang wind screen pada microphone agar suara
angin tidak ikut masuk dalam Sound Level Meter dan mencegah debu bila
mengukur di tempat kerja yang terdapat debu-debu kimia korosif agar tidak
merusak microphone. Arahkan microphone ke arah sumber suara yang akan
diukur. Selanjutnya amati angka yang tertera pada layar Sound Level Meter.
2. Alat Pengukur Intensitas Penerangan
Gambar. Lux Meter
Lux Meter adalah alat untuk mengukur tingkat pencahayaan ruangan. Dengan alat
ini, kita dapat mencegah pemborosan ketika akan memilih lampu. Dengan alat ini
pula kita memiliki alasan yang tepat untuk mengganti lampu yang terlalu terang
atau terlalu redup.
Fungsi
Untuk mengetahui intensitas cahaya yang ada di suatu tempat, baik pada ruang
terbuka maupun ruang tertutup.
Aplikasi
Dalam aplikasi penggunaannya dilapangan alat ini lebih sering digunakan pada
bidang arsitektur, industri, dan lain-lain. Prisip kerja alat ini pun banyak
3
digunakan pada alat yang biasa digunakan pada fotografi, sebagai contoh pada
alat available light, reflected lightmeter, dan incident lightmeter. Selain itu
didalam penelitian-penelitian mengenai tingkat keanekaragaman dan lain- lain
yang senantiasa diperlukan data mengenai tingkat pencahayaan alat ini pun dapat
digunakan.
Bagian-bagian Lux Meter
Lux Meter ini terdiri atas Layar panel yang berfungsi untuk menampilkan hasil
pengukuran; Tombol Off/On yang berfungsi sebagai tombol untuk menyalakan
atau mematikan alat; Tombol Range yang berfungsi sebagai tombol kisaran
ukuran; Zero Adjust VR yang berfungsi sebagai pengkalibrasi alat (bila terjadi
error) serta Sensor cahaya yang berfungsi sebagai alat untuk
mengkoreksi/mengukur cahaya.
Prinsip kerja Lux Meter
Luxmeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat penerangan
(tingkat penerangan) pada suatu area atau daerah tertentu. Alat ini didalam
memperlihatkan hasil pengukurannya menggunakan format digital. Alat ini terdiri
dari rangka, sebuah sensor dengan sel foto dan layar panel. Sensor tersebut
diletakan pada sumber cahaya yang akan diukur intenstasnya. Cahaya akan
menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus
listrik. Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang dihasilkan pun
semakin besar.
Sensor yang digunakan pada alat ini adalah photo diode. Sensor ini termasuk
kedalam jenis sensor cahaya atau optic. Sensor cahaya atau optic adalah sensor
yang mendeteksi perubahan cahaya dari sumber cahaya, pantulan cahaya ataupun
bias cahaya yang mengenai suatu daerah tertentu. Kemudian dari hasil dari
pengukuran yang dilakukan akan ditampilkan pada layar panel.
Berbagai jenis cahaya yang masuk pada Lux Meter baik itu cahaya alami atapun
buatan akan mendapatkan respon yang berbeda dari sensor. Berbagai warna yang
diukur akan menghasilkan suhu warna yang berbeda,dan panjang gelombang yang
berbeda pula. Oleh karena itu pembacaan yang ditampilkan hasil yang
4
ditampilkan oleh layar panel adalah kombinasi dari efek panjang gelombang yang
ditangkap oleh sensor photo diode.
Pembacaan hasil pada Lux Meter dibaca pada layar panel LCD (liquid crystal
digital) yang format pembacaannya pun memakai format digital. Format digital
sendiri didalam penampilannya menyerupai angka 8 yang terputus-putus. LCD
pun mempunyai karakteristik yaitu Menggunakan molekul asimetrik dalam cairan
organic transparan dan orientasi molekul diatur dengan medan listrik eksternal.
Cara penggunaan Lux Meter
Dalam mengoperasikan atau menjalankan Lux Meter amat sederhana. Tidak
serumit alat ukur lainnya, dalam penggunaannya yang harus benar-benar
diperhatikan adalah alat sensornya, karena sensornyalah yang akan mengukur
kekuatan penerangan suatu cahaya. Oleh karena itu sensor harus ditempatkan pada
daerah yang akan diukur tingkat kekuatan cahayanya (iluminasi) secara tepat agar
hasil yang ditampilkan pun akuarat. Adapun prosedur penggunaan alat ini adalah
sebagai berikut :
1. Geser tombol ”off/on” kearah On.
2. Kemudian lakukan terlebih dahulu kalibrasi untuk memastikan apakah alat ini
masih berfungsi dengan baik atau tidak.
3. Pilih kisaran range yang akan diukur ( 2.000 lux, 20.000 lux atau 50.000 lux)
pada tombol Range.
4. Pegang alat ini setinggi 75 cm dari atas permukaan lantai.
5. Arahkan sensor cahaya dengan menggunakan tangan pada permukaan daerah
yang akan diukur kuat penerangannya.
6. Lihat hasil pengukuran pada layar panel.
5
Gambar. Alat Pengukur ISBB
Fungsi :
Untuk mengetahui temperature, humidity, suhu basah, kering dan global WBGT/
ISBB ( Indeks Suhu Bola Basah) di lingkungan kerja.
Aplikasi
Alat ini biasa diaplikasikan untuk manajemen Heat Stress bagi pekerja,
pengawasan untuk kualitas udara dalam ruangan ( IAQ), pemantauan Thermal
Comfort, analisa resiko dari pekerjaan atau aktivitas pekerja dilapangan,
pengontrolan Heat Stress di ruang produksi, oil & gas, mining, industri,
HIPERKES, laboratorium K3 dan lingkungan serta universitas / perguruan tinggi.
Bagian-bagian dari alat pengukur ISBB
Alat pengukur ISBB terdiri dari termometer suhu kering, Arsmann psychrometer
untuk mengukur suhu basah, termometer bola untuk mengukur suhu radiasi,
termometer kata untuk mengukur kecepatan udara, erlenmeyer 125 ml diisi air
suling, kain kasa dan bola tembaga.
Prinsip kerja alat pengukur ISBB
Alat diletakkan pada titik pengukuran sesuai dengan waktu yang ditentukan, suhu
basah alami, suhu kering dan suhu bola dibaca pada alat ukur, dan indeks suhu
basah dan bola diperhitungkan dengan rumus.
Cara penggunaan alat pengukur ISBB
Alat-alat yang dipakai harus telah dikalibrasi oleh laboratorium yang terakreditasi
untuk melakukan kalibrasi, minimal 1 tahun sekali. Alat-alat yang digunakan
terdiri dari:
Termometer suhu basah alami yang mempunyai kisaran –5ºC sampai dengan
50ºC dan bergraduasi maksimal 0,5ºC.
Termometer suhu kering yang mempunyai kisaran –5ºC sampai dengan 50ºC
dan bergraduasi maksimal 0,5ºC.
Termometer suhu bola yang mempunyai kisaran –5ºC sampai dengan 100ºC
dan bergraduasi maksimal 0,5ºC.
Langkah-langkah prosedur kerja adalah sebagai berikut :
7
Rendam kain kasa putih pada termometer suhu basah alami dengan air suling,
jarak antara dasar lambung termometer dan permukaan tempat air 1 inci.
Rangkaikan alat pada statif dan paparkan selama 30 menit - 60 menit.
Rangkaikan termometer suhu kering pada statif dan paparkan selama 30
menit - 60 menit.
Pasangkan termometer suhu bola pada bola tembaga warna hitam (diameter
15 cm, kecuali alat yang sudah dirakit dalam satu unit) lambung termometer
tepat pada titik pusat bola tembaga. Rangkaikan alat pada statif dan paparkan
selama 20 menit - 30 menit.
Letakkan alat-alat tersebut di atas pada titik pengukuran dengan lambung
termometer setinggi 1 meter – 1,25 meter dari lantai.
Waktu pengukuran dilakukan 3 kali dalam 8 jam kerja yaitu pada awal shift
kerja, pertengahan shift kerja dan akhir shift kerja.
Letak titik pengukuran ditentukan pada lokasi tempat tenaga kerja melakukan
pekerjaan.
Perhitungan
Rumus dasar ISBB
Ada 2 (dua) jenis rumus perhitungan ISBB, yaitu:
Rumus untuk pengukuran dengan memperhitungkan radiasi sinar matahari,
yaitu tempat kerja yang terkena radiasi sinar matahari secara langsung:
ISBB = 0,7 SBA + 0,2 SB + 0,1 SK
Rumus untuk pengukuran tempat kerja tanpa pengaruh radiasi sinar matahari:
ISBB = 0,7 SBA + 0,3 SB
8
4. Alat Pengukur Kelelahan Umum
Gambar. Reaction Timer
Reaction Timer adalah alat yang digunakan dalam pengukuran kelelahan.
Fungsi
Suatu alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan reaksi yang diberikan oleh
tenaga kerja terhadap rangsangan yang diberikan.
Bagian-bagian dari Reaction Timer
1. Pada tenaga kerja atau probandus terdapat sebuah saklar untuk menghentikan
rangsangan yang diberikan.
2. Terdapat rangsangan berupa cahaya dari sebuah bola lampu kecil yang
diletakan di hadapan tenaga kerja. Rangsangan cahaya dan suara diatur
melalui sambungan kabel ke operator.
3. Pada operator terdapat suatu alat yang memiliki kemampuan :
a. Tombol on-off berfungsi untuk menghidupkan dan mematika alat
b. Saklar untuk mengatur saat pemberian rangsangan.
c. Tombol reset untuk mengatur angka menjadi nol
9
d. Tombol pemilihan rangsangan. Kanan untuk rangsangan cahaya dan kiri
untuk rangsangan bunyi.
Prinsip kerja Reaction Timer
Reaction timer adalah suatu alat yang digunkan untuk mengukur kecepatan reaksi
yang diberikan oleh tenaga kerja terhadap rangsangan yang diberikan. Bentuk
rangsangan yang diberikan berupa rangsangan cahaya dan rangsangan bunyi.
Kelemahan dari metode ini adalah penempatan bola lampu atau rangsangan
cahaya serta frekwensi dan intensitas rangsangan bunyi yang diberikan mungkin
tidak sesuai dengan intensitas dan frekwensi yang mungkin masih dapat didengar
oleh tenaga kerja. Serta ada periode dimana tenaga kerja belum begitu mengenal
cara penggunaan alat dan pada akhir pemeriksaan ada kesiagaan yang
berlebihan dari tenaga kerja sehingga akan mempengaruhi kecepatanya bereaksi
terhadap rangsangan, hal ini dikoreksi dengan mengabaikan hasil pengukuran
pada lima kali pengukuran di awal dan lima pengukuran di akhir.
Cara penggunaan Reaction Timer
1. Hidupkan alat dengan menekan tombol on/off pada on (hidup)
2. Reset angka penampil sehingga menunjukkan angka nol (00.00) dengan
menekan tombol reset.
3. Pilih rangsangan suara atau cahaya yang dikehendaki dengan menekan
tombol suara atau cahaya.
4. Tenaga kerja/probandus yang akan diperiksa diberitahukan untuk menekan
tombol setelah mendengar rangsangan suara atau melihat rangsangan berupa
cahaya dari sumber rangsangan.
5. Setelah tenaga kerja/probandus menekan tombol, pada display langsung
menunjukkan angka waktu reaksi dengan satuan milidetik.
6. Operator mencatat waktu yang ditunjukan oleh display yang merupakan
kecepatan waktu rangsangan di terima oleh tenaga kerja.
7. Setiap tenaga kerja/probandus diukur sebanyak 20 kali pengulangan dengan
jenis rangsangan yang berbeda dan tidak menentu, dari hasil pengukuran
kemudian diambil 10 kali pengukuran yaitu mulai pengukuran keenam
sampai dengan kelima belas, selanjutnya dicari rata-rata waktunya.
10
Cara menilai berdasarkan standar yang telah dibakukan yaitu waktu reaksi :
a. 240 – 410 mS : pekerja mengalami kelelahan ringan.
b. 410 – 580 mS : pekerja mengalami kelelahan sedang.
c. > 580 mS : pekerja mengalami kelelahan berat.
5. Alat Pengukur Intensitas Pendengaran
Gambar. Audiometer
Audiometer adalah alat untuk mengukur tingkat pendengaran telinga seseorang
secara umum. Frekuensi yang diukur terbatas hanya frekuensi 125/250 Hz,
500Hz,1000Hz, 2000Hz, 3000Hz, 4000Hz, 6000Hz, 8000Hz.
Fungsi
Untuk mengetahui level pendengaran seseorang. Dengan alat ini maka derajat
ketajaman pendengaran seseorang dapat dinilai.
Aplikasi
Tes audiometri diperlukan bagi seseorang yang merasa memiliki gangguan
pendengaran atau seseorang yang akan bekerja pada suatu bidang yang
memerlukan ketajaman pendengaran. Untuk mendapatkan tingkat pendengaran
dengan cara merekam respon dari pasien setelah memberikan pasien tersebut
rangsangan auditory dengan berbagai intensitas level.
11
Bagian-bagian Audiometer
Pada bagian muka audiometer terdapat berbagai tombol dan skala yang berfungsi sebagai
berikut
Tombol 1 (T) : tombol utama (gunanya untuk menghidupkan atau mematikan alat)
Tombol2 (T2) : tombol frekuensi nada. Dengan menggunakan T2 ini kita memilih
frekuensi nada yang dapat dibangkitkan oleh alat. Frekuensi tersebut dapat dibaca pada
skala (82) yang dinyatakan dalam satuan hertz.
Tombol 3 (T3) : tombol kekuatan nada. Dengan tombol ini kita dapat mengatur kekuatan
nada, kekuatan nada dapat dibaca pada skala (5) yang dinyatakan dalam decibel.
Tombol 4 (T4) : tombol pemilih telepon telinga
Tombol 5 (T5) : tombol penghubung nada. Dengan memutar tombol ini ke kiri, nada akan
terdengar di telepon, bila tombol dilepas nada tidak terdengar lagi.
Headphone warna merah untuk telinga kanan, headphone warna biru untuk telinga kiri.
Prinsip kerja Audiometer
Prinsip kerja audiometer ini adalah menghasilkan nada murni (pure tone) sebagai
sinyal uji dan white noise sebagai sinyal masking yang akan direspon oleh pasien
(nara coba) pada frekuensi-frekuensi 125 Hz hingga 8000 Hz dalam pita satu
oktaf. Pada audiometer, intensitas suara dapat dirubah-ubah sesuai dengan
prosedur dan kebutuhan pengujian dalam rentang pendengaran -10dBHL s.d
110dBHL. Pada test pendengaran, audiogram menunjukkan grafik frekuensi
terhadap dBHL (desibel Hearing Level) yang menyatakan ambang dengar dari
pasien. Dengan ambang dengar ini maka pemeriksa dapat menentukan jenis,
derajat, dan lokasi gangguan pendengaran pada penderita gangguan pendengaran.
Cara penggunaan Audiometer
1. Diberikan instruksi yang jelas dan tepat, yaitu dengan memberikan
pengetahuan kepada probandus apa yang harus didengar dan respon apa yang
harus diberikan jika mendengar nada. Oleh karena itu perlu melakukan
pengenalan nada pada probandus, kemudian meminta probandus untuk
menekan tombol bila mendengar nada.
2. Headphone dipasang dengan posisi warna merah untuk telinga kanan dan
warna biru untuk telinga kiri.
12
3. Pemeriksaan dimulai pada telinga kanan dimulai pada frekuensi 1000 Hz
dengan intensitas 40-50 dB, bila orang yang diperiksa mendengar maka ia
akan menekan tombol sinyal dan petunjuk lampu akan menyala.
4. Secara bertahap intensitas suara sebesar 10 dB sampai tidak mendengar,
intensitas suara dinaikkan lagi dengan setiap kenaikan sebesar 5 dB sampai
orang yang diperiksa mendengar lagi. Memberikan rangsangan sampai 3 kali,
bila responden hanya 1 kali dari 3 kali test maka menaikkan lagi 5 dB dan
memberikan rangsangan 3 kali. Bila telah didapat respon yang tetap maka
perpaduan antara penurunan dan penambahan merupakan batas ambang
dengar.
5. Hasil dicatat dalam lembar data pemeriksaan dan pada audiochart.
6. Untuk pemeriksaan frekuensi berikutnya, dimulai pada tingkat 15 dB lebih
rendah dari ambang dengar pada frekuensi 1000 Hz (misalnya bila pada
frekuensi 1000 Hz dimulai intensitas 50 dB, maka pada frekuensi 2000 Hz
dimulai dengan intensitas 30-35 dB).
7. Pemeriksaan dilakukan untuk frekuensi di atas 1000 Hz dengan cara yang
sama, dan terakhir pemeriksaan pada frekuensi 500 Hz.
Cara menginterpretasi hasil test
Apabila tes sudah dilakukan, maka tugas selanjutnya menginterpretasikan
hasil tes dengan cara menjumlah hasil skor tes.
Kemudian membagi dengan jumlah kali tes pada jenis yang sama.
Hasil rata-rata itulah sebagai tingkat pendengaran atau kehilangan dB
seseorang.
Berikan rekomendasi untuk penanganan selanjutnya.
13
6. Alat Pengukur Debu
Gambar. High Volume Air Sampler (HVS)
High Volume Air Sampler (HVS) adalah alat untuk mengambil sampel SPM
(Suspended Particel Matter).
Fungsi
Untuk pemantauan debu total di udara luar (out door) dengan ukuran 10 µm.
Aplikasi
Alat ini digunakan pada industri, pemerintahan lingkungan hidup, rumah sakit,
balai riset, bandara, dll.
Prinsip kerja High Volume Air Sampler (HVS)
Udara yang mengandung partikel debu dihisap mengalir melalui kertas filter
dengan menggunakan motor putaran kecepatan tinggi. Debu akan menempel pada
kertas filter yang nantinya akan diukur konsentrasinya dengan cara kertas filter
14
tersebut ditimbang sebelum dan sesudah sampling. Di samping itu dicatat flowrate
dan waktu lamanya sampling sehingga didapat konsentrasi debu tersebut.
Cara penggunaan High Volume Air Sampler (HVS)
1. Panaskan kertas saring pada suhu 105ºC selama 30 menit.
2. Timbang kertas saring, dengan neraca analitik pada suhu 105ºC dengan
menggunakan vinset (hati-hati jangan sampai banyak tersentuh tangan).
3. Pasangkan pada alat TSP, dengan membuka atap alat TSP. Kemudian
dipasangkan kembali atapnya.
4. Simpan alat HVS tersebut pada tempat yang sudah ditentukan sebelumnya.
5. Operasikan alat dengan cara, menghidupkan (pada posisi ON) pompa hisap
dan mencatat angka flow ratenya (laju aliran udaranya).
6. Matikan alat sampai batas waktu yang telah ditetapkan.
7. Ambil kertasnya, panaskan pada oven listrik pada suhu 105ºC. Timbang
kertas saringnya.
8. Hitung kadar TSP nya sebagai mg/Nm³.
7. Alat Pengukur Debu
Gambar. Low Volume Air Sampler (LVS)
Low Volume Air Sampler (LVS) adalah alat untuk mengambil sampel SPM
(Suspended Particel Matter).
Fungsi
Untuk pemantauan debu total di udara dalam ruangan (in door).
15
Aplikasi
Alat ini digunakan pada industri, pemerintahan lingkungan hidup, rumah sakit,
balai riset, bandara, dll.
Prinsip kerja Low Volume Air Sampler
1. Udara dihisap melalui filter fiber glass dengan kecepatan aliran uadara (flow
rate) 20 L/mnt. Dengan rentang kecepatan aliran udara tersebut, partikulat
yang berukuran < 10 µm (diameter aerodinamik) akan tertahan dan menempel
pada permukaan filter;
2. Partikulat yang berukuran besar dari 10 µm akan mengendap pada sekat-sekat
elutriator, sehingga partikulat yang akan tertahan pada permukaan filter
hanya yang berukuran 10 µm;
3. Metode ini digunakan untuk mengukur pm10 di udara ambient dengan satuan
10 µg/m3, dengan cara menimbang berat partikel yang tertahan di permukaan
filter dan menghitung volume udara yang terhisap;
4. Selain menentukan konsentrasi partikulat, filter hasil sampling juga dapat
digunakan untuk mengetahui komposisi kimia yang terkandung dalam
partikulat tersebut. Misal: sulfat, nitrat, ammonium, Cl, dan elemen logam.
Cara penggunaan Low Volume Air Sampler
Persiapan alat :
1) Kalibrasi alat lakukan uji fungsi alat.
2) Persiapkan kertas filter dengan cara sebagai berikut :
a) Ambil kertas filter dari kemasannya
b) Kertas filter yang akan dipakai diperiksa dahulu dari kemungkinanadanya
lubang/kerusakan.
c) Panaskan di dalam oven pada temperatur 100ºC selama ± 60 menit
d) Keluarkan kertas filter dari dalam oven kemudian masukkan ke dalam
desicator ( ± 10 menit ).
e) Setelah dingin keluarkan dari desicator dan segera lakukan penimbangan,
catat berat kertasfilter (berat awal).
f) Kertas filter disimpan pada amplop/map, setelah itu siap untuk digunakan.
Pengoperasian :
16
1) Letak alat
Letakkan alat pada ruangan dengan menggunakan meja atau tripod.
2) Pelaksanaan pengukuran :
a) Siapkan alat
b) Letakan kertas filter yang telah ditimbang pada filter holder.
c) Hidupkan alat sampai waktu yang ditentukan
d) Atur flow meter dungeon kecepatan aliran udara.
e) Setelah selesai pengukuran, ambil kertas filter, lipat dan masukan dalam
amplop.
3) Lama pengukuran Flowmeter diatur sesuai kecepatan aliran udara yang
diinginkan, amati setiap 15 menit dan catat.
Metode analisis
a. Panaskan kertas filter hasil sampel dalam oven dengan suhu 100ºC selama ±
60 menit.
b. Dinginkan didalam desicator ± 10 menit.
c. Lakukan penimbangan dan catat beratnya (berat akhir).
d. Lakukan perhitungan.
Referensi
Admin. 2012. Sound Level Meter. http://laboratoriumcore.blogspot.com [serial
online]. (1 Juli 2013)
Admin. 2013. Arti Lux Meter. http://www.indo-digital.com [serial online]. (1 Juli
2013)
Admin. 2013. Audiometer And Hearing Aids Solution.
http://www.bantudengar.com [serial online]. (1 Juli 2013)
Admin. 2013. Portable Heat Stress Monitor. http://www.indonetwork.co.id [serial
online]. (1 Juli 2013)
Anonim. 2011. Lux Meter. http://semutitempro.blogspot.com [serial online]. (1
Juli 2013)
Anonim. 2012. Penyehatan Udara. http://freeandshared.files.wordpress.com
[serial online]. (1 Juli 2013)
17
Badan Standardisasi Nasional. 2004. Pengukuran Iklim Kerja (Panas) Dengan
Parameter Indeks Suhu Basah Dan Bola. http://www.xa.yimg.com [serial
online]. (1 Juli 2013)
Hermanto. 2012. Pelatihan Penggunaan Audiometer. http://staff.uny.ac.id [serial
online]. (1 Juli 2013)
Hudang, Aselmus. 2013. Pengukuran Kelelahan Kerja.
http://kesehatanpribadi.blogspot.com [serial online]. (1 Juli 2013)
Kepmenkes RI No. 1335/Menkes/SK/X/2002 Tentang Standar Operasional
Pengambilan Dan Pengukuran Sampel Kualitas Udara Ruangan Rumah
Sakit.
Nurhuda, Wilda Utami. 2011. Laboratorium Udara.
http://laboratoriumlingkunganbywildat132.blogspot.com [serial online].
(1 Juli 2013)
18