alat pelindung diri

9
 ALAT PELINDUNG DIRI (K3) ALAT PELINDUNG DIRI (APD)  Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja,  perusahaan, lingkungan hidup, dan ma-syarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai  bentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang. Bagaimana K3 dalam perspektif hukum? Ada tiga aspek utama hukum K3 yaitu norma keselamatan, kesehatan kerja, dan kerja nyata. Norma keselamatan kerja merupakan sarana atau alat untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang tidak diduga yang disebabkan oleh kelalaian kerja serta lingkungan kerja yang tidak kondusif. Konsep ini diharapkan mampu menihilkan kecelakaan kerja sehingga mencegah terjadinya cacat atau kematian terhadap  pekerja, kemudian mencegah terjadinya kerusakan tempat dan peralatan kerja. Konsep ini juga mencegah pencemaran lingkungan hidup dan masyarakat sekitar tempat kerja.Norma kesehatan kerja diharapkan menjadi instrumen yang mampu menciptakan dan memelihara derajat kesehatan kerja setinggi-tingginya.  K3 dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan penyakit akibat kerja, misalnya kebisingan, pencahayaan (sinar), getaran, kelembaban udara, dan lain-lain yang dapat menyebabkan kerusakan pada alat pendengaran, gangguan pernapasan, kerusakan paru-paru, kebutaan, kerusakan jaringan tubuh akibat sinar ultraviolet, kanker kulit, kemandulan, dan lain- lain. Norma kerja berkaitan dengan manajemen perusahaan. K3 dalam konteks ini berkaitan dengan masalah pengaturan jam kerja, shift, kerja wanita, tenaga kerja kaum muda, pengaturan  jam lembur, analisis dan pengelolaan lingkungan hidup, dan lain-lain. Hal-hal tersebut mempunyai korelasi yang erat terhadap peristiwa kecelakaan kerja.  Eksistensi K3 sebenarnya muncul bersamaan dengan revolusi industri di Eropa, terutama Inggris, Jerman dan Prancis serta revolusi industri di Amerika Serikat. Era ini ditandai adanya  pergeseran besar-besaran dalam penggunaan mesin-mesin produksi menggantikan tenaga kerja manusia. Pekerja hanya berperan sebagai operator. Penggunaan mesin-mesin menghasilkan  barang-barang dalam jumlah berlipat ganda dibandingkan dengan yang dikerjakan pekerja sebelumnya. Revolusi IndustriNamun, dampak penggunaan mesin-mesin adalah pengangguran serta risiko kecelakaan dalam lingkungan kerja. Ini dapat menyebabkan cacat fisik dan kematian  bagi pekerja. Juga dapat menimbulkan kerugian material yang besar bagi perusahaan. Revolusi industri juga ditandai oleh semakin banyak ditemukan senyawa-senyawa kimia yang dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan fisik dan jiwa pekerja (occupational accident) serta masyarakat dan lingkungan hidup.  Pada awal revolusi industri, K3 belum menjadi bagian integral dalam perusahaan. Pada era in kecelakaan kerja hanya dianggap sebagai kecelakaan atau resiko kerja (personal risk),  bukan tanggung jawab perusahaan. Pandangan ini diperkuat dengan konsep common law defence (CLD) yang terdiri atas contributing negligence (kontribusi kelalaian), fellow servant rule (ketentuan kepegawaian), dan risk assumption (asumsi resiko) (Tono, Muhammad: 2002). Kemudian konsep ini berkembang menjadi employers liability yaitu K3 menjadi tanggung jawab  pengusaha, buruh/pekerja, dan masyarakat umum yang berada di luar lingkungan kerja.Dalam

Upload: yudhairawan

Post on 18-Oct-2015

25 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

alat pelindung diri k3

TRANSCRIPT

  • 5/28/2018 ALAT PELINDUNG DIRI

    1/9

    ALAT PELINDUNG DIRI (K3)

    ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

    Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja,

    perusahaan, lingkungan hidup, dan ma-syarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja.

    Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuanmencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan

    konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat

    kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagaibentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan

    datang.

    Bagaimana K3 dalam perspektif hukum? Ada tiga aspek utama hukum K3 yaitu norma

    keselamatan, kesehatan kerja, dan kerja nyata. Norma keselamatan kerja merupakan sarana ataualat untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang tidak diduga yang disebabkan oleh

    kelalaian kerja serta lingkungan kerja yang tidak kondusif. Konsep ini diharapkan mampu

    menihilkan kecelakaan kerja sehingga mencegah terjadinya cacat atau kematian terhadap

    pekerja, kemudian mencegah terjadinya kerusakan tempat dan peralatan kerja. Konsep ini jugamencegah pencemaran lingkungan hidup dan masyarakat sekitar tempat kerja.Norma kesehatan

    kerja diharapkan menjadi instrumen yang mampu menciptakan dan memelihara derajatkesehatan kerja setinggi-tingginya.

    K3 dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan penyakit akibat kerja, misalnya

    kebisingan, pencahayaan (sinar), getaran, kelembaban udara, dan lain-lain yang dapat

    menyebabkan kerusakan pada alat pendengaran, gangguan pernapasan, kerusakan paru-paru,kebutaan, kerusakan jaringan tubuh akibat sinar ultraviolet, kanker kulit, kemandulan, dan lain-

    lain. Norma kerja berkaitan dengan manajemen perusahaan. K3 dalam konteks ini berkaitan

    dengan masalah pengaturan jam kerja, shift, kerja wanita, tenaga kerja kaum muda, pengaturanjam lembur, analisis dan pengelolaan lingkungan hidup, dan lain-lain. Hal-hal tersebut

    mempunyai korelasi yang erat terhadap peristiwa kecelakaan kerja.Eksistensi K3 sebenarnya muncul bersamaan dengan revolusi industri di Eropa, terutama

    Inggris, Jerman dan Prancis serta revolusi industri di Amerika Serikat. Era ini ditandai adanyapergeseran besar-besaran dalam penggunaan mesin-mesin produksi menggantikan tenaga kerja

    manusia. Pekerja hanya berperan sebagai operator. Penggunaan mesin-mesin menghasilkan

    barang-barang dalam jumlah berlipat ganda dibandingkan dengan yang dikerjakan pekerjasebelumnya. Revolusi IndustriNamun, dampak penggunaan mesin-mesin adalah pengangguran

    serta risiko kecelakaan dalam lingkungan kerja. Ini dapat menyebabkan cacat fisik dan kematian

    bagi pekerja. Juga dapat menimbulkan kerugian material yang besar bagi perusahaan. Revolusi

    industri juga ditandai oleh semakin banyak ditemukan senyawa-senyawa kimia yang dapatmembahayakan keselamatan dan kesehatan fisik dan jiwa pekerja (occupational accident) serta

    masyarakat dan lingkungan hidup.Pada awal revolusi industri, K3 belum menjadi bagian integral dalam perusahaan. Pada

    era in kecelakaan kerja hanya dianggap sebagai kecelakaan atau resiko kerja (personal risk),bukan tanggung jawab perusahaan. Pandangan ini diperkuat dengan konsep common law

    defence (CLD) yang terdiri atas contributing negligence (kontribusi kelalaian), fellow servant

    rule (ketentuan kepegawaian), dan risk assumption (asumsi resiko) (Tono, Muhammad: 2002).Kemudian konsep ini berkembang menjadi employers liability yaitu K3 menjadi tanggung jawab

    pengusaha, buruh/pekerja, dan masyarakat umum yang berada di luar lingkungan kerja.Dalam

  • 5/28/2018 ALAT PELINDUNG DIRI

    2/9

    konteks bangsa Indonesia, kesadaran K3 sebenarnya sudah ada sejak pemerintahan

    kolonial Belanda. Misalnya, pada 1908 parlemen Belanda mendesak Pemerintah Belanda

    memberlakukan K3 di Hindia Belanda yang ditandai dengan penerbitan Veiligheids Reglement,Staatsblad No. 406 Tahun 1910. Selanjutnya, pemerintah kolonial Belanda menerbitkan

    beberapa produk hukum yang memberikan perlindungan bagi keselamatan dan kesehatan kerja

    yang diatur secara terpisah berdasarkan masing-masing sektor ekonomi. Beberapa di antaranyayang menyangkut sektor perhubungan yang mengatur lalu lintas perketaapian seperti tertuangdalam Algemene Regelen Betreffende de Aanleg en de Exploitate van Spoor en Tramwegen

    Bestmend voor Algemene Verkeer in Indonesia (Peraturan umum tentang pendirian dan

    perusahaan Kereta Api dan Trem untuk lalu lintas umum Indonesia) dan Staatblad 1926 No. 334,Schepelingen Ongevallen Regeling 1940 (Ordonansi Kecelakaan Pelaut), Staatsblad 1930 No.

    225, Veiligheids Reglement (Peraturan Keamanan Kerja di Pabrik dan Tempat Kerja), dan

    sebagainya. Kepedulian Tinggi Pada awal zaman kemerdekaan, aspek K3 belum menjadi isu

    strategis dan menjadi bagian dari masalah kemanusiaan dan keadilan. Hal ini dapat dipahamikarena Pemerintahan Indonesia masih dalam masa transisi penataan kehidupan politik dan

    keamanan nasional. Sementara itu, pergerakan roda ekonomi nasional baru mulai dirintis oleh

    pemerintah dan swasta nasional.K3 baru menjadi perhatian utama pada tahun 70-an searah dengan semakin ramainya

    investasi modal dan pengadopsian teknologi industri nasional (manufaktur). Perkembangan

    tersebut mendorong pemerintah melakukan regulasi dalam bidang ketenagakerjaan, termasuk

    pengaturan masalah K3. Hal ini tertuang dalam UU No. 1 Tahun 1070 tentang KeselamatanKerja, sedangkan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan sebelumnya seperti UU

    Nomor 12 Tahun 1948 tentang Kerja, UU No. 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan

    Pokok Mengenai Tenaga Kerja tidak menyatakan secara eksplisit konsep K3 yangdikelompokkan sebagai norma kerja.Setiap tempat kerja atau perusahaan harus melaksanakan

    program K3. Tempat kerja dimaksud berdimensi sangat luas mencakup segala tempat kerja, baik

    di darat, di dalam tanah, di permukaan tanah, dalam air, di udara maupun di ruang angkasa.

    Pengaturan hukum K3 dalam konteks di atas adalah sesuai dengan sektor/bidang usaha.Misalnya, UU No. 13 Tahun 1992 tentang Perkerataapian, UU No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu

    Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ), UU No. 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan beserta

    peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya. Selain sekor perhubungan di atas, regulasi yangberkaitan dengan K3 juga dijumpai dalam sektor-sektor lain seperti pertambangan, konstruksi,

    pertanian, industri manufaktur (pabrik), perikanan, dan lain-lain.Di era globalisasi saat ini,

    pembangunan nasional sangat erat dengan perkembangan isu-isu global seperti hak-hak asasimanusia (HAM), lingkungan hidup, kemiskinan, dan buruh. Persaingan global tidak hanya

    sebatas kualitas barang tetapi juga mencakup kualitas pelayanan dan jasa. Banyak perusahaan

    multinasional hanya mau berinvestasi di suatu negara jika negara bersangkutan memiliki

    kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan hidup. Juga kepekaan terhadap kaum pekerja dan

    masyarakat miskin. Karena itu bukan mustahil jika ada perusahaan yang peduli terhadap K3,menempatkan ini pada urutan pertama sebagai syarat investasi.

    Berikut ini adalah peralatan pelindung diri dalam bekerja :

    1. Alat pelindung mata

    Mata harus terlindung dari panas, sinar yang menyilaukan dan debu. Berbagai jeniskacamata pengaman mempunyai kegunaan yang berbeda. Kacamata debu berguna melindungi

    mata dari bahaya debu, bram (tatal) pada saat menggerinda, memahat dan mengebor. Kacamata

  • 5/28/2018 ALAT PELINDUNG DIRI

    3/9

    las berguna melindungi mata dari bahaya sinar yang menyilaukan (kerusakan retina mata) pada

    saat melaksanakan pengelasan. Kacamata las dapat dibedakan terutama pada kacanya, antara

    pekerjaan las asetilin dan las listrik. Kacamata las listrik lebih gelap dibandingkan dengankacamata las asetilin. Selain kacamata las terdapat juga kedok yang lazim disebut helm las atau

    kacamata las yang dipadukan dengan topi.

    2. Alat pelindung kepala

    Topi adalah alat pelindung kepala secara umum, bila kita bekerja pada mesin-mesin yang

    berputar, topi melindungi terpuntirnya rambut oleh putaran mesin bor atau rambut terkena

    percikan api pada saat mengelas.

    3. Alat pelindung telinga/Ear plug

    Alat pelindung telinga ialah alat yang melindungi telinga dari gemuruhnya mesin yang bising,

    juga penahan bising dari letupan / letusan.

    http://3.bp.blogspot.com/-Bpmn1A1rtNA/UHwJ6MGwifI/AAAAAAAAADQ/fPk-t7OHQZw/s1600/safety_helmet.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-P2WDhX6V95M/UHwJXXMthRI/AAAAAAAAAB4/5LPhhkwjtVM/s1600/Alat-Pelindung-Mata-dan-Wajah.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-Bpmn1A1rtNA/UHwJ6MGwifI/AAAAAAAAADQ/fPk-t7OHQZw/s1600/safety_helmet.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-P2WDhX6V95M/UHwJXXMthRI/AAAAAAAAAB4/5LPhhkwjtVM/s1600/Alat-Pelindung-Mata-dan-Wajah.jpg
  • 5/28/2018 ALAT PELINDUNG DIRI

    4/9

    4. Pelindung hidung dan mulut

    Ditempat- tempat tertentu dari bagian bengkel, udara sering dikotori terutama akibatkimiawi, akibat gas yang terjadi, akibat semprotan cairan, akibat debu dan partikel lainnya yang

    lebih kecil. Misalnya pengotoran pada pernafasan akibat debu kasar dari gerinda, kabut dari

    proses pengecatan, asap yang timbul ketika pahat sedang digerinda dan asap ketika mengelasadalah salah satu contoh pengotoran udara yang terjadi. Pemakaian alat pelindung pernafasan

    ditentukan oleh jenis bahaya pengotoran udara.

    a. Penahan debu

    Penahan debu memberi perlindungan pernafasan dari debu, debu metalik yang kasar atau

    partikel lainnya yang bercampur dengan udara. Yakinlah bahwa pemakaian pelindung ini

    sudah rapat betul, sehingga udara yang dihirup melalui saringan (filter).

    b. Saringan Cartridge

    Pemakaian saringan cartridge bila jalannya pernafasan mendapat pengotoran dari embun cairan

    berracun yang berukuran 0,5 mikron. Saringan cartridge diberi tanda oleh pabrik gunamenerangkan kegunaannya. Bila terasa pernafasan sangat sesak segera saringan diganti.

    Yakinlah bahwa melekatnya alat ini pada bagian kulit muka benar-benar melekat dengan baik.

    Agar tidak meragukan cobalah dengan melekatkan lembaran kertas atau ditutup telapak tanganpada lubang udara, kemudian dihirup. Jika penghirupan terasa sesak, berarti tidak ada kebocoran,

    ini menunjukkan perlekatan pada bagian kulit muka baik.

    http://3.bp.blogspot.com/-MmzHEA7OCXE/UHwJrNyFdFI/AAAAAAAAACY/yN7arE6CNF4/s1600/NEWS-52.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-TBEBTgjJXXQ/UHwJp-FwQGI/AAAAAAAAACQ/RDKZxUklWh8/s1600/5785.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-MmzHEA7OCXE/UHwJrNyFdFI/AAAAAAAAACY/yN7arE6CNF4/s1600/NEWS-52.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-TBEBTgjJXXQ/UHwJp-FwQGI/AAAAAAAAACQ/RDKZxUklWh8/s1600/5785.jpg
  • 5/28/2018 ALAT PELINDUNG DIRI

    5/9

    5. Alat pelindung tangan

    Alat pelindung tangan (sarung tangan) terbuat dari bermacam-macam bahan disesuaikan

    kebutuhan. Yang sering dijumpai adalah :

    a. Sarung tangan kain

    Digunakan untuk memperkuat pegangan. Hendaknya dibiasakan bila memegang benda

    yang berminyak, bagian-bagian mesin atau bahan logam lainnya

    b. Sarung tangan asbes

    Sarung tangan asbes digunakan terutama untuk melindungi tangan terhadap bahaya pembakaran

    api. Sarung tangan ini digunakan bila setiap memegang benda yang panas, seperti pada pekerjaan

    mengelas dan pekerjaan menempa (pande besi).

    http://3.bp.blogspot.com/-ycjVpOQIvmw/UHwJoXJ9UiI/AAAAAAAAACI/ppooZLuyeV0/s1600/2753149_sarung-tangan-kain.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-PMwD6t48gO0/UHwLw-G8-nI/AAAAAAAAADg/QWYxPhPbwEU/s1600/80bbd160d6051b926027db5abe863b1a_500_500.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-ycjVpOQIvmw/UHwJoXJ9UiI/AAAAAAAAACI/ppooZLuyeV0/s1600/2753149_sarung-tangan-kain.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-PMwD6t48gO0/UHwLw-G8-nI/AAAAAAAAADg/QWYxPhPbwEU/s1600/80bbd160d6051b926027db5abe863b1a_500_500.jpg
  • 5/28/2018 ALAT PELINDUNG DIRI

    6/9

    c. Sarung tangan kulit

    Sarung tangan kulit digunakan untuk memberi perlindungan dari ketajaman sudut pada pekerjaanpengecoran. Perlengkapan ini dipakai pada saat harus mengangkat atau memegang bahan tsb.

    d. Sarung tangan karet

    Terutama pada pekerjaan pelapisan logam seperti pernikel, perkhrom dsb. Sarung tangan

    menjaga tangan dari bahaya pembakaran asam atau melindungi dari kepedasan cairan pada bakatau panic dimana pekerjaan tersebut berlangsung. Sarung tangan karet digunakan pula untuk

    melindungi kerusakan kulit tangan karena hembusan udara pada saat membersihkan bagian-

    bagian mesin dengan menggunakan kompresor.

    http://1.bp.blogspot.com/-Uxk1nfliSF4/UHwJzdwLg8I/AAAAAAAAAC4/Ei0F984u0fE/s1600/imageskulit.jpghttp://1.bp.blogspot.com/--oFGI9yFW48/UHwJlm4JjMI/AAAAAAAAACA/IAGtNw136VI/s1600/013.gifhttp://1.bp.blogspot.com/-Uxk1nfliSF4/UHwJzdwLg8I/AAAAAAAAAC4/Ei0F984u0fE/s1600/imageskulit.jpghttp://1.bp.blogspot.com/--oFGI9yFW48/UHwJlm4JjMI/AAAAAAAAACA/IAGtNw136VI/s1600/013.gif
  • 5/28/2018 ALAT PELINDUNG DIRI

    7/9

    6. Alat pelindung kaki

    Untuk menghindarkan kerusakan kaki dari tusukan benda tajam, tertimpa benda yang berat,

    terbakar oleh zat kimia, maka sebagai pelindung digunakan sepatu. Sepatu ini harus terbuat dari

    bahan yang disesuaikan dengan jenis pekerjaan.

    http://4.bp.blogspot.com/-N2QHRdHYd_o/UHwJ4F8_ruI/AAAAAAAAADI/6Mr-yHsxdoA/s1600/safety_Shoes.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-4ZAZjAWbPVI/UHwJu08VWeI/AAAAAAAAACg/MiCJ2DYs18c/s1600/SarungTanganLatex.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-N2QHRdHYd_o/UHwJ4F8_ruI/AAAAAAAAADI/6Mr-yHsxdoA/s1600/safety_Shoes.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-4ZAZjAWbPVI/UHwJu08VWeI/AAAAAAAAACg/MiCJ2DYs18c/s1600/SarungTanganLatex.jpg
  • 5/28/2018 ALAT PELINDUNG DIRI

    8/9

    7. Alat pelindung badan

    a. Apron

    Ketentuan memakai sebuah apron pelindung harus dibiasakan diluar baju kerja. Apron kulitdipakai untuk perlindungan dari rambatan panas nyala api.

    b. Pakaian pelindung

    Dengan menggunakan pakaian pelindung yang dibuat dari kulit, maka pakaian biasa akan

    terhindar dari percikan api terutama pada waktu mengelas dan menempa. Lengan baju jangandigulung, sebab lengan baju akan melindungi tangan dari sinar api.

    http://1.bp.blogspot.com/-gGze0rAdFuw/UHwPJ05kzWI/AAAAAAAAAEA/n9llrL_hSo4/s1600/pakaian+pelindung.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-qbwsY6HdWzg/UHwJx84fttI/AAAAAAAAACw/_AfYII7eBlY/s1600/apron_las_100912100918_ll.jpg.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-gGze0rAdFuw/UHwPJ05kzWI/AAAAAAAAAEA/n9llrL_hSo4/s1600/pakaian+pelindung.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-qbwsY6HdWzg/UHwJx84fttI/AAAAAAAAACw/_AfYII7eBlY/s1600/apron_las_100912100918_ll.jpg.jpg
  • 5/28/2018 ALAT PELINDUNG DIRI

    9/9

    9. Pakaian dan cara berpakaian

    Pada umumnya pakaian yang patut dipakai ketika bekerja adalah baju kerja yang dalamkeadaan rapi dan baik. Bagian pakaian yang sobek dapat menyebabkan tersangkutnya pada

    bagian-bagian mesin yang bergerak. Menggunakan dasi samahalnya dengan menggunakan

    pakaian sobek yang dapat mengakibatkan tersangkutnya pada mesin yang berputar. Melipatlengan baju adalah salah satu cara menghindarkan tersangkutnya lengan baju atau lebih baik

    lengan baju dibuat pendek diatas siku.

    Sumber :

    http://ppnisardjito.blogspot.com/2012/06/dasar-hukum-k3.html

    Modul Alat Pelindung diri SMK Probolinggo

    http://3.bp.blogspot.com/-y4h5An9gPv8/UHwPL4xiB1I/AAAAAAAAAEI/MsGqXmBfHcU/s1600/safety_work_wear_work_coverall_uniform_A03.jpg