alat pelindung diri
DESCRIPTION
APDTRANSCRIPT
-
Jurnal Gambaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Ruang CSSD di Putra Specialist Hospital Melaka & RSUD Solok
Mecy Seftina [111000213461015] Page 1
aaaaaaaaaggg
Gambaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
Ruang CSSD (Central Sterile Supply Department) Di Putra
Specialist Hospital Melaka dan Rumah Sakit Umum
Daerah Solok Tahun 2014
Mecy Seftina
111000213461015
Program Studi D-III Administrasi Rumah Sakit
Fakultas Kesehatan dan MIPA UMSB
Abstrak : Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah upaya untuk memberikan jaminan
kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh dengan cara pencegahan
kecelakan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi
kesehatan pengobatan dan rehabilitasi. Potensi bahaya di rumah sakit cukup tinggi, selain
penyakit-penyakit infeksi juga ada bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan
kondisi di rumah sakit, yaitu kecelakaan kerja, cairan berbahaya, terpaparnya dengan
kuman dan bakteri yang dapat menimbulkan penyakit salah satunya di ruang CSSD.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Petugas di Putra Specialist Hospital Melaka dan Rumah
Sakit Umum Daerah Padang Panjang Tahun 2014.
Kata Kunci : Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Abstract : Occupational Health and Safety is an effort to provide health insurance
and improve the health of the workers / laborers by way of prevention of accidents
and occupational diseases, control of hazards in the workplace, health promotion
and rehabilitation treatment. Potential hazards in hospitals is quite high, in addition
to infectious diseases, there are also other hazards that affect the situation and the
conditions in the hospital, the work accident, dangerous liquids, exposure to germs
and bacteria that can cause disease in the CSSD one. Occupational Health and
Safety officer Putra Specialist Hospital Melaka and Hospital Solok.
Keywords: Occupational Health and Safety
Keywords: Occupational Health and Safety
-
Jurnal Gambaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Ruang CSSD di Putra Specialist Hospital Melaka & RSUD Solok
Mecy Seftina [111000213461015] Page 2
1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Upaya Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) harus
diselenggarakan di semua tempat, salah
satunya di ruang CSSD (Central Sterile
Supply Department). CSSD adalah unit
yang bertanggung jawab atas pencucian
dan distribusi alat yang telah disterilkan
di rumah sakit (Dari Wikipedia bahasa
Indonesia pada 00.43, 16 Agustus 2013).
Instalasi CSSD mempunyai fungsi
menerima,memproses,memproduksi,me
nsterilkan menyimpan serta
mendistribusikan instrumen medis yang
telah disterilkan ke berbagai ruangan di
rumah sakit untuk kepentingan
perawatan dan pengobatan pasien.
Instalasi CSSD merupakan instalasi
yang sangat berperan untuk mencegah
terjadinya infeksi dan infeksi
nosokomial di rumah sakit
(Depkes,Jakarta 2009 Pedoman Pusat
Sterilisasi Rumah Sakit). Alat yang
digunakan untuk
mensterilkan/mengurangi inferksi pada
peralatan dan bahan-bahan di rumah
sakit disebut autoclave. Autoclave
adalah suatu alat/mesin yang digunakan
untuk sterilisasi dengan menggunakan
uap bertekanan. Maka peralatan yang
digunakan harus steril atau bersih
sehingga tercapai Patient Safety
(Keamanan dan Keselamatan Pasien)
dapat diwujudkan, serta keselamatan
dan kesehatan petugas/pekerja di rumah
sakit dalam keadaan bersih dan steril
setiap bekerja.
Ketua PIPSI Pusat Jakarta Drs.
H.E. Taufik Hidayat, SH.MH dalam
sambutannya mengatakan bahwa CSSD
kurang mendapat perhatian dari rumah
sakit, padahal sterilisasi peralatan di
rumah sakit itu sangat penting. Ada 4
orang pasien post operasi di sebuah
rumah sakit di Jawa Tengah dilaporkan
meninggal dunia semuanya, diduga
penyebabnya karena peralatan yang
tidak steril. Untuk itu petugas CSSD
harus mampu dan mempunyai
pengetahuan melaksanakan cara
sterilisasi dengan baik dan benar.
Salah satu indikator keberhasilan dalam
pelayanan adalah rendahnya angka
infeksi nosokomial di rumah sakit dan
meningkatkan mutu pelayanan
sterilisasi. Oleh karena Instalasi CSSD
sangat penting di rumah sakit (Depkes,
Jakarta 2009 Pedoman pusat sterilisasi
rs). Berdasarkan uraian diatas, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian
lebih lanjut yang akan di tuangkan
dalam bentuk karya tulis ilmiah yang
berjudul Gambaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Ruang CSSD
(Central Sterile Supply Department) di
Putra Specialist Hospital Melaka dan
RSUD Solok Tahun 2014
1.2 Batasan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar
belakang di atas, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah Bagaimana
Gambaran Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Karyawan/Petugas di Ruang CSSD
(Central Sterile Supply Department) pada
Putra Spesialist Hospital Melaka dan
RSUD Solok tahun 2014.
1.3 Tujuan Masalah Karena CSSD (Central Sterile
Supply Department) memiliki cakupan
yang luas, maka agar lebih terarah penulis
membatasi pada Gambaran Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Karyawan/Petugas
yang sedang terjadi di CSSD di Putra
Spesialist Hospital Melaka dan RSUD
Solok
1.4 Metodologi Penelitian 1.4.1 Jenis Peneltian
-
Jurnal Gambaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Ruang CSSD di Putra Specialist Hospital Melaka & RSUD Solok
Mecy Seftina [111000213461015] Page 3
Jenis penelitian yang penulis
gunakan bersifat Deskriptif yaitu: suatu
metode penelitian yang dilakukan
dengan tujuan untuk membuat gambaran
tentang sesuatu keadaan secara obyektif,
dimana penulis ingin melihat gambaran
pelaksanaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada Ruang CSSD
(Central Sterile Supply Department) di
Putra Spesialist Hospital Melaka dan
RSUD Solok.
2. Landasan Teori 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2.1.1 Definisi Kesehatan adalah keadaan sejahtera
dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis (Dari
Wikipedia bahasa Indonesia pada 00.43,
16 Agustus 2013). Menurut John Ridley,
2006 kesehatan kerja adalah peningkatan
dan memelihara derajat kesehatan tenaga
kerja setinggi-tingginya, baik fisik, mental
maupun sosial, mencegah dan melindungi
tenaga kerja terhadap gangguan kesehatan
akibat lingkungan kerja dan faktor-faktor
lain yang berbahaya, menempatkan tenaga
kerja dalam suatu lingkungan yang sesuai
dengan fisik dan jiwa serta pendidikannya,
meningkatkan efisiensi kerja dan
produktivitas, serta mengusahakan agar
masyarakat lingkungan sekitar perusahaan
terhindar dari bahaya pencemaran akibat
proses produksi, bahan bangunan, dan sisa
produksi.
Menurut John Ridley, 2006
menerangkan bahwa keselamatan kerja
yang mempunyai ruang lingkup
berhubungan dengan mesin, landasan
tempat kerja dan lingkungan kerja, serta
cara mencegah terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja, memberikan
perlindungan sumber-sumber produksi
sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan
produktifitas. Pada hakekatnya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
merupakan suatu keilmuwan multi disiplin
yang menerapkan upaya pemeliharaan dan
peningkatan kondisi lingkungan kerja,
keamanan kerja, keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja, serta melindungi
tenaga kerja terhadap resiko bahaya dalam
melakukan pekerjaan serta mencegah
terjadinya kerugian akibat kecelakaan
kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran,
peledakan atau pencemaran lingkungan
kerja (Menurut John Ridley, 2006).
Kegiatan proses sterilisasi
dilakukan oleh instalasi sterilisasi atau unit
yang terkait dengan pelayanan disebut
CSSD (Central Sterile Supply
Department). CSSD adalah unit yang
bertanggung jawab atas pencucian dan
distribusi alat yang telah disterilkan di
rumah sakit (Dari Wikipedia bahasa
Indonesia pada 00.43, 16 Agustus 2013).
CSSD atau pusat sterilisasi merupakan
salah satu dari mata rantai yang penting
agar dapat mengendalikan infeksi dan
mempunyai peran dalam upaya menekan
kejadian infeksi terutama infeksi
nosokomial, hal ini dikarenakan CSSD
adalah bagian di institusi pelayanan
kesehatan rumah sakit yang mengurus
suplai dan peralatan bersih atau steril.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi
sterilisasi. Pusat sterilisasi sangat
bergantung pada unit penunjang lain
seperti unsur pelayanan medik, unsur
penunjang medik maupun instalasi antara
lain perlengkapan, rumah tangga,
pemeliharaan sarana rumah sakit, sanitasi
dan lain-lain. Apabila terjadi hambatan
pada salah satu sub unit di atas maka pada
akhirnya akan terganggu proses dan hasil
sterilisasi.
Secara ideal CSSD adalah
satu departemen yang independen dengan
fasilitas untuk menerima, mendesinfektan,
membersihkan, mengemas, mensteril,
menyimpan dan mendistribusikan alat-alat
(baik yang dapat dipakai berulang kali dan
alat sekali pakai) sesuai dengan standar
-
Jurnal Gambaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Ruang CSSD di Putra Specialist Hospital Melaka & RSUD Solok
Mecy Seftina [111000213461015] Page 4
prosedur. Bila ditinjau dari volume alat
dan bahan yang harus disterilkan di rumah
sakit demikian besar, maka rumah sakit
dianjurkan untuk mempunyai suatu
instalasi pusat sterilisasi/CSSD tersendiri
dan mandiri, yang merupakan salah satu
instalasi yang berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada
Direktur/Wakil Direktur rumah sakit.
Instalasi pusat steril ini bertugas untuk
memberikan pelayanan terhadap semua
kebutuhan kondisi steril atau bebas dari
semua mikroorganisme (termasuk
endospora) secara tepat dan cepat, untuk
melaksanakan tugas sterilisasi alat atau
bahan.
Dengan CSSD dan
independent yang terpisah, kita dapat
menghemat pengeluaran pembelian alat
sterilisasi dengan memusat alat-alat di satu
departemen. Hal ini juga memastikan
bahwa proses steril akan diawasi oleh staf
khusus dan berjalan sesuai dengan standar
prosedur operasi (SOP) (Depkes, Jakarta
2009 Pedoman pusat sterilisasi rs).
2.1.2 Ruang CSSD Instalasi Sterilisasi Pusat (CSSD)
mempunyai fungsi menerima,
memproses, memproduksi, mensterilkan
menyimpan serta mendistribusikan
instrumen medis yang telah disterilkan
ke berbagai ruangan di rumah sakit
untuk kepentingan perawatan dan
pengobatan pasien. Salah satu indikator
keberhasilan dalam pelayanan rumah
sakit adalah rendahnya angka infeksi
nosokomial di rumah sakit.
Sistem ini merupakan salah satu upaya
atau program pengendalian infeksi di
rumah sakit, dimana merupakan suatu
keharusan untuk melindungi petugas dan
pasien dari kejangkitan infeksi. Maka di
butuhkan alat dan bahan steril di rumah
sakit.
2.1.2.1 Alat dan Bahan 1. Peralatan non medik
Peralatan non medik pada
instalasi sterilisasi meliputi komputer,
mesin tik, telepon, mengisi cabinet
(filling cabinet), meja, kursi, lemari,
alat pelindung diri, wastafel (sink),
ember, baskom, tromol, keranjang,
sealer, penguji ketajaman alat, bahan pengemas, alat pengering, alat pencuci,
alat pemandam kebakaran, jam dinding,
termometer dan higrometer, meja yang
dilengkapi dengan kaca pembesar, tisu
untuk lap tangan.
2. Peralatan medik
Peralatan medik pada instalasi
sterilisasi meliputi mesin cuci, troli
autoklaf, mesin sterilisasi suhu tinggi
dan rendah, troli pengangkut, lemari
penyimpanan barang steril.
Bahan-bahan di ruang instalasi
sterilisasi sebagai berikut :
a. Bahan-bahan yang dipakai di ruang sterilisasi berupa Instrumen
kedokteran, sarung tangan, kasa,
pembalut, linen, kapas ( Depkes,
Jakarta 2009. Pedoman pusat
sterilisasi rs ).
b. Bahan/zat kimia di ruang sterilisasi
berupa detergen, desinfektan, larutan
enzim, air deionisasi, pembersih lantai.
2.1.2.2 Prosedur CSSD Yang Benar a. Lingkup Sarana Pelayanan
Kegiatan dalam instalasi CSSD
adalah sebagai berikut :
1) Menerima bahan, terdiri dari : a. Barang/linen/bahan perbekalan
baru dari instalasi-instalasi ruang
lain yang perlu disterilisasi.
b. Instrumen dan linen yang akan digunakan ulang.
2) Mensortir, menghitung dan mencatat volume serta jenis bahan, barang dan
instrumen yang diserahkan oleh
ruang/unit instalasi rumah sakit.
-
Jurnal Gambaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Ruang CSSD di Putra Specialist Hospital Melaka & RSUD Solok
Mecy Seftina [111000213461015] Page 5
3) Melaksanakan proses Dekontaminasi meliputi :
a) Perendaman. b) Pencucian. c) Pengeringan. d) Pengemasan. Membungkus, mengemas dan
menampung alat-alat yang
dipakai untuk sterilisasi,
penyimpanan dan pemakaian.
Tujuan pengemasan adalah
mnjaga keamanan bahan agar
tetap dalam kondisi steril.
e) e) Sterilisasi. 4) Distribusi adalah menyerahkan dan
mencatat pengambilan barang steril
oleh ruang/unit/instalasi rumah sakit
yang membutuhkan.
b. Kebutuhan Ruang di CSSD 1. Ruang Administrasi, Loket
Penerimaan & Pencatatan
2. Ruang Dekontaminasi
3. Ruang Pengemasan Alat
4.Ruang Prosesing/Produksi
5.Ruang Sterilisasi
6.Gudang Steril
7.Gudang Barang/Linen/Bahan
Perbekalan Baru
8.Ruang Dekontaminasi
Kereta/Troli
a. Area Cuci b. Area Pengeringan
9. Ruang Penyimpanan
10. Ruang pencucian perlengkapan 11. Ruang Kepala Instalasi CSSD 12. Ruang Ganti Petugas (Loker) 13. Ruang Staf/ Petugas 14. Dapur Kecil (Pantry). 15. Kamar Mandi/WC petugas
c. Prosedur di ruang CSSD sebelum disterilkan:
1.Instrument yang berasal dari
instalasi rumah sakit : dibersihkan
dan dimasukan dalam kain hijau
atau dalam package, sesuai daftar
isi tiap set instrument.
2. Disterilkan dengan cara :
a. Perebusan dengan suhu 100 C , lamanya : 15 -30 menit ( untuk
sterilisasi jarum / spuit atau alat-
alat operasi ) akan lebih baik jika
ditambahkan 1 3 % Na 2 CO3 untuk menghancurkan dinding
spora.
b. Pemanasan ( autoclave ) dengan
suhu 121 C, lamanya : 10 20 menit dapat membunuh sampai
ke spora.
c. Dengan pemanasan dapat merubah warna pada bahan
/Penyinaran sinar Gamma ( sinar alat yang disterilkan dan
hanya mematikan mikroba yang
terdapat pada permukaan saja).
3. Sesudah disterilkan :
Instrument dikirim ke ruang
penyimpanan alat, selanjutnya
petugas CSSD akan meletakan set
instrument ke ruang persiapan.
4.Sebelum dipergunakan ke pasien :
Alat Instrument steril diletakan di
meja Trolley dan dilengkapi alat
lain sesuai dengan kebutuhannya.
Alat tersebut dipergunakan pada
saat memulai dialysis.
2.1.3 Tujuan, Fungsi dan Manfaat
CSSD
a. CSSD (Central Sterile Supply Departement) di rumah sakit
bertujuan:
1) Mengurangi infeksi nosokomial dengan menyediakan
peralatan yang telah mengalami
pensortiran, pencucian dan
sterilisasi dengan sempurna.
2) Memutuskan mata rantai penyebaran kuman di lingkungan
rumah sakit.
3) Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap
produk yang dihasilkan.
-
Jurnal Gambaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Ruang CSSD di Putra Specialist Hospital Melaka & RSUD Solok
Mecy Seftina [111000213461015] Page 6
b. Fungsi CSSD (Central Sterile
Supply Departement) adalah
sebagai berikut:
1) Menyiapkan alat-alat bersih dan steril untuk keperluan
perawatan pasien dirumah sakit.
2) Menerima, memproses, mensterilkan, menyimpan serta
mendistribusikan peralatan
medis ke berbagai ruangan di
rumah sakit untuk kepentingan
perawatan pasien (Hidayat,
2003).
c. Manfaat CSSD (Central Sterile Supply Departement) adalah
sebagai berikut :
1) Pusat efisiensi dalam penggunaan sarana dan
peralatan, sehingga mampu
menghemat biaya investasi
operasional serta pemeliharaan.
2) Efisiensi tenaga peramedis, artinya tenaga paramedis yang
berada di masing-masing unit
kerja tidak perlu lagi menangani
kegiatan sterilisasi.
3) Adanya standarisasi prosedur kerja dan adanya jaminan mutu
hasil sterilisasi (Darmadi, 2008).
2.1.4 Peralatan K3
Alat Pelindung Diri adalah
peralatan keselamatan yang harus
digunakan oleh personil apabila
berada pada suatu tempat kerja
yang berbahaya (Cahyono, 2004).
Menurut Sumamur (2009) alat pelindung diri adalah suatu alat
yang dipakai untuk melindungi diri
terhadap bahaya-bahaya kecelakaan
kerja. Alat Pelindung Diri (APD)
yang terdapat di ruang CSSD
adalah sebagai berikut:
a. Sarung Tangan Sarung tangan terbuat dari
bahan karet yang dipakai pada saat
melakukan aktifitas. Sarung tangan
yang sudah selesai digunakan
dibuang dan tidak boleh digunakan
kembali, karena diasumsikan
bahwa kuman atau bakteri telah
menempel disarung tangan
tersebut, oleh sebab itu sarung
tangan boleh digunakan sekali
pakai saja.
b. Masker Menurut teori masker
digunakan untuk melindungi
pernafasan dari debu, baun gas,
kuman yang akan terhirup.
c. Sepatu Bot/Sendal Menurut teori sepatu bot
digunakan untuk melindungi kaki
dari benda tajam, cairan
berbahaya, dan dapat juga
menghindarkan petugas dari
kecelakaan kerja.
d. Penutup Kepala ( Topi ) Penutup kepala diatas
digunakan untuk melindungi
kepala dari cahaya, cairan
berbahaya, dan hal membahayakan
lainnya yang mungkin akan
membahayakan bagi petugas.
e. Apron ( Pakaian pelindung ) Pakaian pelindung dapat
berbentuk apron yang menutupi
sebagian dari tubuh yaitu mulai
dari dada sampai lutut dan overalla
yang menutup seluruh badan.
Pakaian pelindung digunakan
untuk melindungi pemakainya dari
percikan cairan, api, larutan bahan
kimia korosif dan oli, cuaca kerja
(panas, dingin, dan kelembapan).
Apron dapat dibuat dari kain, kulit,
plastik, karet, asbes atau kain yang
dilapisi aluminium. Perlu diingat
bahwa apron tidak boleh dipakai di
tempat-tempat kerja yang terdapat
mesin berputar (Sumamur (2009).
Pemakaian alat pelindung
diri bertujuan untuk melindungi
-
Jurnal Gambaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Ruang CSSD di Putra Specialist Hospital Melaka & RSUD Solok
Mecy Seftina [111000213461015] Page 7
tenaga kerja dan juga merupakan
salah satu upaya mencegah
terjadinya kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja oleh bahaya
potensial pada suatu perusahaan
yang tidak dapat dihilangkan atau
dikendalikan (Menurut Sumamur, 2009).
Peralatan K3 dalam UU
nomor 28 tahun 2000 tentang
bangunan gedung wajib memiliki
instalasi alat proteksi pemadam
kebakaran. Pemadam kebakaran
sering disebut dengan racun
api/Alat Pemadam Api Ringan
(APAR). APAR (Alat Pemadam
Api Ringan) adalah alat pemadam
api portable yang mudah dibawa,
cepat dan tepat di dalam
penggunaan untuk awal kebakaran,
selain itu pula karena bentuknya
yang portable dan ringan sehingga
mudah mendekati daerah
kebakaran. Dikarenakan fungsinya
untuk penanganan dini, peletakan
APAR-pun harus ditempatkan di
tempat-tempat tertentu sehingga
memudahkan didalam
penggunaannya.
Berikut tempat yang
direkomendasikan untuk
diletakkannya APAR (Alat
Pemadam Api Ringan) sebagai
berikut :
a. Diletakkan pada jalur jalan keluar.
b. Dekat dengan pintu dan diberi label yang mudah dibaca serta
terlihat dengan dengan jelas.
c. Cukup dekat dengan daerah yang berbahaya.
d. Bila diletakkan pada gantungan (hanger), tinggi handle
(pegangan) dari lantai = 120 cm
e. Pada gedung bertingkat usahakan posisi diletakkannya
APAR (Alat Pemadam Api
Ringan) adalah pada posisi yang
sama, diletakkan pada sudut-
sudut gang (koridor) atau dekat
pintu tangga.
2.1.5 Potensi Resiko di Ruang
CSSD
Potensi bahaya/resiko adalah
suatu keadaan yang memungkinkan
atau berpotensi terhadap terjadinya
kecelakaan berupa cedera, penyakit,
kematian, kerusakan atau kemampuan
melaksanakan fungsi operasional
yang telah ditetapkan. Potensi resiko
yang dihadapinya adalah terpaparnya
berbagai kuman atau bakteri yang
dapat menimbulkan penyakit, terkena
cairan alat-alat yang sudah dipakai,
bising, terjepit, tertimpa barang,
panas, terpeleset atau jatuh dan
tersengat.
Salah satu upaya perlindungan
diri adalah dengan menerapkan
kewaspadaan melalui penggunaan
alat pelindung diri dan mencegah
tusukan alat atau benda tajam. Oleh
karena itu di dalam bekerja harus
memperhatikan betapa penting alat
pelindung diri bagi petugas di ruang
CSSD (menurut standar kesehatan
dan keselamatan kerja di RS).
2.1.6 Penyakit yang didapat
petugas di CSSD
Gas etilen oksida sering
digunakan sebagai gas sterilisasi alat
medis. Menjadi berbahaya bila
sistem pembuangan sterilisasi
rusak/macet, sehingga uap gas ini
terhirup petugas. Etilen oksida
merupakan gas tidak berwarna,
mudah terbakar dan meledak bila
mencapai konsentrasi 3% di udara.
Efek etilen oksida bersifat
mutagenik, sitogenik, karsinogenik
pada hewan percobaan. Efek toksik
-
Jurnal Gambaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Ruang CSSD di Putra Specialist Hospital Melaka & RSUD Solok
Mecy Seftina [111000213461015] Page 8
utama jadilah pada traktus
respiratorius dan saran pada pajanan
dosis tinggi, dapat menyebabkan
katarak. Petugas hamil dilarang
bekerja di ruangan ini dan penyakit
yang terjangkit berupa : flu, batuk,
kepanasan, luka. Ruangan sebaiknya
dibuka setelah selesai sterilisasi alat
dan peralatan harus tetap steril
(National Safety Council, 2003).
3. Hasil & Pembahasan
3.1 Hasil Putra Specialist Hospital Melaka
Berdasarkan hasil penelitian dan
wawancara yang penulis lakukan
dengan petugas ruang CSSD (Central
Sterile Supply Department) di Putra
Specialist Hospital Melaka dan
RSUD Solok, maka hasil yang
penulis dapat yaitu :
a. Ruangan CSSD CSSD (Central Sterile Supply
Department) di Putra Specialist
Hospital Melaka sudah terlaksana
dengan baik dan sesuai dengan SOP
(Standar Operasional Prosedur). Hal
ini terlihat dari ruangan yang bersih,
pencahayaan yang cukup, sarana dan
prasarana yang sudah lengkap, dan
Alat Pelindung Diri (APD) yang
sudah lengkap dan memadai. Sesuai
dengan teori yang menyebutkan
bahwa kegiatan utama CSSD adalah
dekontaminasi instrument dan linen
baik yang bekas pakai maupun yang
baru serta bahan pembekalan baru.
Proses dekontaminasi meliputi proses
perendaman, pencucian, pengeringan
sampai dengan proses sterilisasi
sendiri. Proses sterilisasi merupakan
salah satu upaya pengendalian Infeksi
di rumah sakit. Oleh karena itu
petugas harus memakai alat
pelindung diri untuk keselamatan dan
kesehatan kerja.
1.Alat dan Bahan
Dalam teori peralatan non
medik dan medik pada ruangan
CSSD yang harus ada untuk
penunjang kegiatan yang dilakukan
diantaranya adalah meja, kursi,
lemari, mesin autoclave, troli
pengangkut dan lain-lain. Dari hasil
observasi penulis melihat peralatan
non medik dan medik sudah lengkap
dan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan oleh rumah sakit.
Bahan-bahan di ruang sterilisasi
dalam teori meliputi Instrumen
Kedokteran, sarung tangan, kasa,
pembalut, linen, kapas dan lain-lain.
Dari hasil penelitiani yang penulis
lakukan ditemukan bahwa bahan-
bahan di ruangan sterilisasi sudah
sesuai dengan teori.
2. Prosedur CSSD
a) Lingkup Sarana Pelayanan
Jumlah karyawan di CSSD
(Central Sterile Supply Department)
sebanyak 7 orang, mulai dari
penerimaan bahan dan alat
kedokteran dari ruang instalasi lain
yang akan dilakukan sterilisasi,
mensortir jenis bahan dan alat,
melakukan proses dekontaminasi
mulai dari perendaman, pencucian,
pengeringan, pengemasan, dan proses
sterilisasi dengan menggunakan
mesin autoclave, serta penyimpanan
dan pendistribusian bahan dan alat ke
instalai-instalasi di rumah sakit.
Di CSSD (Central Sterile
Supply Department), semua proses
sterilisasi dilakukan dengan hati-hati
dan sesuai dengan standar operasional
prosedur (SOP) yang ada. Kegiatan
di Instalasi CSSD sebagai berikut :
1. Menerima bahan dari petugas ruang
instalasi lain ke petugas ruang CSSD
-
Jurnal Gambaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Ruang CSSD di Putra Specialist Hospital Melaka & RSUD Solok
Mecy Seftina [111000213461015] Page 9
untuk dilakukan sterilisasi bahan dan
alat yang telah dipakai.
2. Mensortir bahan dan alat ke ruang
pencucian untuk membersihkan
kuman dan bakteri yang sudah
digunakan.
3. Melakukan proses dekontaminasi
meliputi :
a. Perendaman Alat yang diterima oleh
petugas di ruang pencucian
kemudian dipisahkan kedalam
wadah/stainless, lalu disterilisasi
dengan cara direndam dengan
diberi cairan/surgistain kedalam
alat-alat kedokteran tersebut guna
menghilangk/membunuh kuman-
kuman dan darah yang melekat
pada alat.
b. Pencucian Setelah direndam petugas
melakukan pencucian di dalam
satu ruangan yang sama.
Kemudian alat dibilas
menggunakan air dengan penuh
ketelitian, kesabaran serta dengan
menggunakan alat pelindung diri.
Alat pelindung diri digunakan
karena alat instrument kedokteran
yang disterilkan terdiri dari alat
yang berbenda tajam dan runcing.
Alat yang telah disterilkan
diletakkan diatas troli yang
beralaskan kain.
c. Pengeringan Troli yang sudah berisikan
peralatan dibawa ke ruang
pengeringan/ pengelapan alat-alat
secara satu persatu sesuai dengan
jenisjenis alat dalam satu paket. d. Pengemasan
Setelah pelabelan, petugas
melakukan pengemasan alat-alat
dan bahan di CSSD (Central
Sterile Supply Department).
Langkah-langkah pengemasan alat-
alat dan bahan sebagai berikut :
1) Bentangkan kain di atas meja lalu alat diletakkan pada bagian tengah
kain.
2) Lipat bagian bawah kemudian libat lagi bagian yang berlebih.
3) Ulangi prosedur yang sama sampai akhir.
4) Mitra kiri akhir lipat rapi dan di atas.
5) Selesai pembungkusan pertama, kemudian bentangkan kain untuk
pengemasan kembali, karena
pembungkusan 2 kali.
6) Cara sama dengan pembungkusan pertama yang dilakukan.
Setelah itu diberi kode tanggal
mensterilan alat tersebut dan nama
alat.
e. Sterilisasi Setelah pemberian label
pada bahan dan alat kedokteran
kemudian, bahan dan alat
kedokteran diletakkan diatas troli
untuk dilakukan pensterilan
dengan mesin Autoclave.
b. Peralatan K3 di ruang CSSD
Dalam teori alat pelindung diri
yang harus ada diruang CSSD yaitu
sarung tangan, masker, sepatu
bot/sandal, penutup kepala, Apron
(pakaian pelindung) dan alat
pemadam kebakaran ringan/racun
api.
Dari hasil penelitian yang
penulis lakukan peralatan K3 di
ruang CSSD sudah lengkap namun
petugas masih ditemukan tidak
menggunakan alat pelindung diri.
Alat pelindung diri yang terdapat di
CSSD (Central Sterile Supply
Department) di Putra Specialist
Hospital Melaka sebagai berikut :
a. Sarung Tangan Dalam teori sarung tangan
terbuat dari bahan karet, yang
-
Jurnal Gambaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Ruang CSSD di Putra Specialist Hospital Melaka & RSUD Solok
Mecy Seftina [111000213461015] Page 10
dipakai pada saat melakukan
aktifitas, sarung tangan yang sudah
selesai digunakan tidak boleh
digunakan kembali.
Dari hasil penelitian yang
penulis lakukan, penulis
menemukan adanya petugas yang
tidak menggunakan sarung tangan
dalam melakukan aktifitasnya,
b.Masker
Menurut teori masker
digunakan untuk melindungi
pernafasan dari debu, bau gas, dan
kuman yang akan terhirup. Dalam
melakukan aktivitas masih
menemukan petugas yang belum
mengunakan APD. Hal ini terbukti
dengan ditemukannya petugas yang
mengalami demam, flu dan batuk,
karena tidak memakai APD.
Petugas yangn tidak memakai
masker pada saat pengecekan alat
selesai pencucian.
c. Sepatu bot/Sendal
Menurut teori sepatu
bot/Sendal digunakan untuk
melindungi kaki dari benda tajam,
cairan berbahaya, dan dapat juga
menghindari petugas dari kecelakaan
kerja seperti : terpeleset, terjatuh
akibat lantai yang licin. Saat
melakukan penelitian, penulis tidak
menemukannya petugas yang tidak
memakai sandal. Hasil penelitian
penulis sesuai denga teori.
d. Penutup kepala
Menurut teori, penutup
kepala digunakan untuk melindungi
kepala dari cahaya, cairan berbahaya,
dan hal membahayakan lainnya yang
mungkin akan membahayakan bagi
petugas. Dalam penelitian yang
penulis lakukan, penulis masih
menemukan petugas yang tidak
memakai alat pelindung kepala.
Padahal APD sangat berguna untuk
keselamatan dan kesehatan kerja pada
petugas.
e. Apron Dalam teori Apron digunakan
menutupi sebagian dari tubuh yaitu
mulai dari dada sampai lutut dan
overalla yang menutup seluruh badan.
Dalam penulis melakukan penelitian
menemukan masih banyak sekali
petugas tidak menggunakan hanya
beberapa orang salah satu gambar
yang diatas.
c. Faktor Resiko Di Ruang CSSD Dalam teori faktor resiko yang
dihadapi dalam bekerja di ruang
CSSD. Potensi resiko yang
dihadapinya adalah terpaparnya
berbagai kuman atau bakteri yang
dapat menimbulkan penyakit, terkena
cairan alat-alat yang sudah dipakai,
bising, terjepit, tertimpa barang,
panas, terpeleset atau jatuh dan
tersengat. Salah satu upaya
perlindungan diri adalah dengan
menerapkan kewaspadaan melalui
penggunaan alat pelindung diri dan
mencegah tusukan alat atau benda
tajam.
Dalam melakukan penelitian
menemukan adanya di ruang CSSD
petugas mengalami terpeleset dan
kebisingan. Kebisingan ini berasal
dari bunyi mesin autoclave.
d. Penyakit yang didapat petugas ruang CSSD
Dalam teori, penyakit yang di
dapat petugas dalam bekerja
terjangkit berupa : flu, batuk,
kepanasan, luka dan dilarang kepada
petugas hamil memasuki ruang
CSSD. Karena bisa menimbulkan
katarak akibat efek toksik.
-
Jurnal Gambaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Ruang CSSD di Putra Specialist Hospital Melaka & RSUD Solok
Mecy Seftina [111000213461015] Page 11
Dalam melakukan penelitian
menemukan petugas terjamgkit
penyakit yang mengalami demam,
flu, batuk dan terkena panas
besi/nampan yang digunakan untuk
alas dari alat dan bahan yang masuk
ke dalam mesin autoclave.
Dari hasil penelitian dan
wawancara maka pembahasan diatas
sama dengan teori yang penulis
pelajari bahwa petugas lah yang
paling beresiko dalam ruangan ini.
Oleh karena itu petugas harus
menjaga keselamatan dan kesehatan
kerja sangat berperan penting dalam
beraktifitas. Serta tertip dalam
pemakaian alat pelindung diri mulai
dari melakukan kerja sampai keluar
dari ruang tersebut.
3.2 Hasil Rumah Sakit Umum Daerah Padang Panjang
CSSD (Central Sterile Supply
Departement) di RSUD Solok sampai
sekarang dalam proses pembangunan,
itu karena anggaran dana belum
mencukupi. Tapi RSUD Solok
mengusahakan untuk mendirikan
ruang Instalasi CSSD sendiri. Selama
ini RSUD Solok memakai alat mesin
autoclave sederhana dan dalam
ukuran kecil. Proses sentralisasi
dilakukan dalam ruangan masing-
masing. Ruang yang menggunakan
mesin autoclave seperti ruang
OK/operasi, ruang Bedah, IGD, ruang
Interne. Ini terlihat dari salah satu
ruangan yang memakai mesin
autoclave yaitu ruang OK/ruang
operasi.
Tempat penempatan alat
mesin autoclave di bagian ruang
penyimpanan alat-alat yang
digunakan untuk melakukan tindakan
pada pasien. Proses sterilisasi di
lakukan dalam ruangan ini. Setiap
melakukan kegiatan tindakan operasi,
proses pemakaian alat-alat instrument
kedokteran di lakukan pencucian
sampai ke pemanasan alat ke dalam
mesin autoclave
4. Penutup a. Kesimpulan
1) Putra Specialist Hospital Melaka.
a. Semua Petugas yang bekerja memiliki panduan kerja masing-
masing dan melaksanakan tugas
sesuai dengan panduan kerja.
Seluruh petugas bekerja sama
untuk memberikan kualitas steril
yang baik.
b. Potensi resiko di CSSD petugas didapat dalam bekerja berupa
terpeleset dan kebisingan, bunyi
ini berasal dari mesin autoclave.
c. Alat pelindung diri di Putra Specialist Hospital Melaka sudah
lengkap, namun masih ada
petugas yang belum
menggunakan peralatan K3.
Pada saat proses pengeringan,
pengecekan, dan pengelapan.
Petugas yang tidak
menggunakan salah satu alat
pelindung diri dalam bekerja,
beberapa hari kemudian petugas
mengalami penyakit flu, demam,
dan batuk.
2) RSUD Solok a. Ruang CSSD di Solok belum
mempunyai ruang sterilisasi
sendiri, sterilisasi dilakukan di
masing-masing ruangan.
b. Di RSUD Solok mempunyai autoclave sebanyak 4 buah yang
terletak pada ruang OK, ruang
Bedah, IGD, ruang Interne.
c. Mesin autoclave yang digunakan di RSUD Solok masih sederhana
dan belum mampu mensterilkan
bahan dan alat dalam jumlah
yang banyak.
-
Jurnal Gambaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Ruang CSSD di Putra Specialist Hospital Melaka & RSUD Solok
Mecy Seftina [111000213461015] Page 12
d. Tidak adanya sterilisasi secara terpusat sehingga membuat biaya
yang dikeluarkan menjadi lebih
besar.
e. Persediaan alat pelindung diri masih kurang lengkap.
b. Saran 1. Putra Specialist Hospital
Melaka. a. Sebaiknya petugas yang tidak
memakai peralatan K3 secara
lengkap saat melakukan aktifitas
CSSD harus memakai alat
pelindung diri, guna mencegah
potensi resiko yang akan terjadi
pada petugas dan melindungi
petugas dari kuman atau bakteri
yang ada diruang CSSD serta
keselamatan dan kesehatan kerja
petugas terwujud.
b. Kebisingan yang terjadi dalam ruang CSSD sebaiknya
menggunakan earmuff ,
earphone dan cotton
2. RSUD Solok a. Sebaiknya ruang CSSD memiliki
ruang tersendiri agar lebih
efektif dan menghasilkan
sterilisasi yang baik.
b. Adanya petugas atau pegawai khusus untuk ruang CSSD,
sehingga petugas lain tidak
turun tangan dalam melakukan
proses sterilisasi.
c. Persedian K3 dalam ruangan lebih lengkap.
Daftar Pustaka Ridley, John. 2006. Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. Jakarta:
Erlangga.
Notoatmodjo, Soekidjo, Dr. Prof.
2012 Metodologi Penelitian
Kesehatan, Jakarta : nnhhhPT
RINEKA CIPTA
Ramli, Soehatnan, 2009. Sistem
Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan cn nn Kerja.
Jakarta: Erlangga.
Departemen Kesehatan RI, Ditjen
Bina Pelayanan Medik,
Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan
di Rumah Sakit, 2007.
Kusyati, Eni, S.Kep, Ns, Dkk.
Keterampilan dan Prosedur
Laboratorium Keperawatan
Dasar, Ed. 2. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC 2011.
American Society of Heating,
Refrigerating and Air Conditioni
Engineers, HVAC cghjjhDesign
Manual for Hospitals and Clinics,
2003 edition, ASHRAE.
Departement Kesehatan RI, 2009.
Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasai
Rumah sakit,
Central Sterile Supply
Department (CSSD), Jakarta :
Direktorat Jendral Bina
Pelayanan Medik.
Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No.
432/MENKES/SK/IV/2007
Tentang Pedoman Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) Di
Rumah Sakit, Jakarta.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2000 Tentang Pencegahan dan
Penanggulangan
Bahaya Kebakaran (APAR).
-
Jurnal Gambaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Ruang CSSD di Putra Specialist Hospital Melaka & RSUD Solok
Mecy Seftina [111000213461015] Page 13
Peraturan Menteri Kesehatan No. 147
Tahun 2010 Tentang Rumah Sakit.
Putra Specialist Hospital, 2013,
Standar Prosedur Operasional CSSD
(Central Sterile
Supply Department, Melaka.
Rumah Sakit Umum Daerah Solok,
2013, Standar Prosedur Operasional
CSSD
(Central Sterile Supply
Department, Solok.