alat pelindung diri

13
Jurnal Gambaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Ruang CSSD di Putra Specialist Hospital Melaka & RSUD Solok Mecy Seftina [111000213461015] Page 1 Gambaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Ruang CSSD (Central Sterile Supply Department) Di Putra Specialist Hospital Melaka dan Rumah Sakit Umum Daerah Solok Tahun 2014 Mecy Seftina 111000213461015 Program Studi D-III Administrasi Rumah Sakit Fakultas Kesehatan dan MIPA UMSB Abstrak : Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah upaya untuk memberikan jaminan kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh dengan cara pencegahan kecelakan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan pengobatan dan rehabilitasi. Potensi bahaya di rumah sakit cukup tinggi, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di rumah sakit, yaitu kecelakaan kerja, cairan berbahaya, terpaparnya dengan kuman dan bakteri yang dapat menimbulkan penyakit salah satunya di ruang CSSD. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Petugas di Putra Specialist Hospital Melaka dan Rumah Sakit Umum Daerah Padang Panjang Tahun 2014. Kata Kunci : Keselamatan dan Kesehatan Kerja Abstract : Occupational Health and Safety is an effort to provide health insurance and improve the health of the workers / laborers by way of prevention of accidents and occupational diseases, control of hazards in the workplace, health promotion and rehabilitation treatment. Potential hazards in hospitals is quite high, in addition to infectious diseases, there are also other hazards that affect the situation and the conditions in the hospital, the work accident, dangerous liquids, exposure to germs and bacteria that can cause disease in the CSSD one. Occupational Health and Safety officer Putra Specialist Hospital Melaka and Hospital Solok. Keywords: Occupational Health and Safety

Upload: kavitha-sree-kanayya

Post on 03-Oct-2015

246 views

Category:

Documents


31 download

DESCRIPTION

APD

TRANSCRIPT

  • Jurnal Gambaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Ruang CSSD di Putra Specialist Hospital Melaka & RSUD Solok

    Mecy Seftina [111000213461015] Page 1

    aaaaaaaaaggg

    Gambaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada

    Ruang CSSD (Central Sterile Supply Department) Di Putra

    Specialist Hospital Melaka dan Rumah Sakit Umum

    Daerah Solok Tahun 2014

    Mecy Seftina

    111000213461015

    Program Studi D-III Administrasi Rumah Sakit

    Fakultas Kesehatan dan MIPA UMSB

    Abstrak : Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah upaya untuk memberikan jaminan

    kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh dengan cara pencegahan

    kecelakan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi

    kesehatan pengobatan dan rehabilitasi. Potensi bahaya di rumah sakit cukup tinggi, selain

    penyakit-penyakit infeksi juga ada bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan

    kondisi di rumah sakit, yaitu kecelakaan kerja, cairan berbahaya, terpaparnya dengan

    kuman dan bakteri yang dapat menimbulkan penyakit salah satunya di ruang CSSD.

    Keselamatan dan Kesehatan Kerja Petugas di Putra Specialist Hospital Melaka dan Rumah

    Sakit Umum Daerah Padang Panjang Tahun 2014.

    Kata Kunci : Keselamatan dan Kesehatan Kerja

    Abstract : Occupational Health and Safety is an effort to provide health insurance

    and improve the health of the workers / laborers by way of prevention of accidents

    and occupational diseases, control of hazards in the workplace, health promotion

    and rehabilitation treatment. Potential hazards in hospitals is quite high, in addition

    to infectious diseases, there are also other hazards that affect the situation and the

    conditions in the hospital, the work accident, dangerous liquids, exposure to germs

    and bacteria that can cause disease in the CSSD one. Occupational Health and

    Safety officer Putra Specialist Hospital Melaka and Hospital Solok.

    Keywords: Occupational Health and Safety

    Keywords: Occupational Health and Safety

  • Jurnal Gambaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Ruang CSSD di Putra Specialist Hospital Melaka & RSUD Solok

    Mecy Seftina [111000213461015] Page 2

    1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Upaya Keselamatan dan

    Kesehatan Kerja (K3) harus

    diselenggarakan di semua tempat, salah

    satunya di ruang CSSD (Central Sterile

    Supply Department). CSSD adalah unit

    yang bertanggung jawab atas pencucian

    dan distribusi alat yang telah disterilkan

    di rumah sakit (Dari Wikipedia bahasa

    Indonesia pada 00.43, 16 Agustus 2013).

    Instalasi CSSD mempunyai fungsi

    menerima,memproses,memproduksi,me

    nsterilkan menyimpan serta

    mendistribusikan instrumen medis yang

    telah disterilkan ke berbagai ruangan di

    rumah sakit untuk kepentingan

    perawatan dan pengobatan pasien.

    Instalasi CSSD merupakan instalasi

    yang sangat berperan untuk mencegah

    terjadinya infeksi dan infeksi

    nosokomial di rumah sakit

    (Depkes,Jakarta 2009 Pedoman Pusat

    Sterilisasi Rumah Sakit). Alat yang

    digunakan untuk

    mensterilkan/mengurangi inferksi pada

    peralatan dan bahan-bahan di rumah

    sakit disebut autoclave. Autoclave

    adalah suatu alat/mesin yang digunakan

    untuk sterilisasi dengan menggunakan

    uap bertekanan. Maka peralatan yang

    digunakan harus steril atau bersih

    sehingga tercapai Patient Safety

    (Keamanan dan Keselamatan Pasien)

    dapat diwujudkan, serta keselamatan

    dan kesehatan petugas/pekerja di rumah

    sakit dalam keadaan bersih dan steril

    setiap bekerja.

    Ketua PIPSI Pusat Jakarta Drs.

    H.E. Taufik Hidayat, SH.MH dalam

    sambutannya mengatakan bahwa CSSD

    kurang mendapat perhatian dari rumah

    sakit, padahal sterilisasi peralatan di

    rumah sakit itu sangat penting. Ada 4

    orang pasien post operasi di sebuah

    rumah sakit di Jawa Tengah dilaporkan

    meninggal dunia semuanya, diduga

    penyebabnya karena peralatan yang

    tidak steril. Untuk itu petugas CSSD

    harus mampu dan mempunyai

    pengetahuan melaksanakan cara

    sterilisasi dengan baik dan benar.

    Salah satu indikator keberhasilan dalam

    pelayanan adalah rendahnya angka

    infeksi nosokomial di rumah sakit dan

    meningkatkan mutu pelayanan

    sterilisasi. Oleh karena Instalasi CSSD

    sangat penting di rumah sakit (Depkes,

    Jakarta 2009 Pedoman pusat sterilisasi

    rs). Berdasarkan uraian diatas, penulis

    tertarik untuk melakukan penelitian

    lebih lanjut yang akan di tuangkan

    dalam bentuk karya tulis ilmiah yang

    berjudul Gambaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Ruang CSSD

    (Central Sterile Supply Department) di

    Putra Specialist Hospital Melaka dan

    RSUD Solok Tahun 2014

    1.2 Batasan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar

    belakang di atas, maka rumusan masalah

    penelitian ini adalah Bagaimana

    Gambaran Keselamatan dan Kesehatan

    Kerja Karyawan/Petugas di Ruang CSSD

    (Central Sterile Supply Department) pada

    Putra Spesialist Hospital Melaka dan

    RSUD Solok tahun 2014.

    1.3 Tujuan Masalah Karena CSSD (Central Sterile

    Supply Department) memiliki cakupan

    yang luas, maka agar lebih terarah penulis

    membatasi pada Gambaran Keselamatan

    dan Kesehatan Kerja Karyawan/Petugas

    yang sedang terjadi di CSSD di Putra

    Spesialist Hospital Melaka dan RSUD

    Solok

    1.4 Metodologi Penelitian 1.4.1 Jenis Peneltian

  • Jurnal Gambaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Ruang CSSD di Putra Specialist Hospital Melaka & RSUD Solok

    Mecy Seftina [111000213461015] Page 3

    Jenis penelitian yang penulis

    gunakan bersifat Deskriptif yaitu: suatu

    metode penelitian yang dilakukan

    dengan tujuan untuk membuat gambaran

    tentang sesuatu keadaan secara obyektif,

    dimana penulis ingin melihat gambaran

    pelaksanaan Keselamatan dan

    Kesehatan Kerja pada Ruang CSSD

    (Central Sterile Supply Department) di

    Putra Spesialist Hospital Melaka dan

    RSUD Solok.

    2. Landasan Teori 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

    2.1.1 Definisi Kesehatan adalah keadaan sejahtera

    dari badan, jiwa, dan sosial yang

    memungkinkan setiap orang hidup

    produktif secara sosial dan ekonomis (Dari

    Wikipedia bahasa Indonesia pada 00.43,

    16 Agustus 2013). Menurut John Ridley,

    2006 kesehatan kerja adalah peningkatan

    dan memelihara derajat kesehatan tenaga

    kerja setinggi-tingginya, baik fisik, mental

    maupun sosial, mencegah dan melindungi

    tenaga kerja terhadap gangguan kesehatan

    akibat lingkungan kerja dan faktor-faktor

    lain yang berbahaya, menempatkan tenaga

    kerja dalam suatu lingkungan yang sesuai

    dengan fisik dan jiwa serta pendidikannya,

    meningkatkan efisiensi kerja dan

    produktivitas, serta mengusahakan agar

    masyarakat lingkungan sekitar perusahaan

    terhindar dari bahaya pencemaran akibat

    proses produksi, bahan bangunan, dan sisa

    produksi.

    Menurut John Ridley, 2006

    menerangkan bahwa keselamatan kerja

    yang mempunyai ruang lingkup

    berhubungan dengan mesin, landasan

    tempat kerja dan lingkungan kerja, serta

    cara mencegah terjadinya kecelakaan dan

    penyakit akibat kerja, memberikan

    perlindungan sumber-sumber produksi

    sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan

    produktifitas. Pada hakekatnya

    Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    merupakan suatu keilmuwan multi disiplin

    yang menerapkan upaya pemeliharaan dan

    peningkatan kondisi lingkungan kerja,

    keamanan kerja, keselamatan dan

    kesehatan tenaga kerja, serta melindungi

    tenaga kerja terhadap resiko bahaya dalam

    melakukan pekerjaan serta mencegah

    terjadinya kerugian akibat kecelakaan

    kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran,

    peledakan atau pencemaran lingkungan

    kerja (Menurut John Ridley, 2006).

    Kegiatan proses sterilisasi

    dilakukan oleh instalasi sterilisasi atau unit

    yang terkait dengan pelayanan disebut

    CSSD (Central Sterile Supply

    Department). CSSD adalah unit yang

    bertanggung jawab atas pencucian dan

    distribusi alat yang telah disterilkan di

    rumah sakit (Dari Wikipedia bahasa

    Indonesia pada 00.43, 16 Agustus 2013).

    CSSD atau pusat sterilisasi merupakan

    salah satu dari mata rantai yang penting

    agar dapat mengendalikan infeksi dan

    mempunyai peran dalam upaya menekan

    kejadian infeksi terutama infeksi

    nosokomial, hal ini dikarenakan CSSD

    adalah bagian di institusi pelayanan

    kesehatan rumah sakit yang mengurus

    suplai dan peralatan bersih atau steril.

    Untuk melaksanakan tugas dan fungsi

    sterilisasi. Pusat sterilisasi sangat

    bergantung pada unit penunjang lain

    seperti unsur pelayanan medik, unsur

    penunjang medik maupun instalasi antara

    lain perlengkapan, rumah tangga,

    pemeliharaan sarana rumah sakit, sanitasi

    dan lain-lain. Apabila terjadi hambatan

    pada salah satu sub unit di atas maka pada

    akhirnya akan terganggu proses dan hasil

    sterilisasi.

    Secara ideal CSSD adalah

    satu departemen yang independen dengan

    fasilitas untuk menerima, mendesinfektan,

    membersihkan, mengemas, mensteril,

    menyimpan dan mendistribusikan alat-alat

    (baik yang dapat dipakai berulang kali dan

    alat sekali pakai) sesuai dengan standar

  • Jurnal Gambaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Ruang CSSD di Putra Specialist Hospital Melaka & RSUD Solok

    Mecy Seftina [111000213461015] Page 4

    prosedur. Bila ditinjau dari volume alat

    dan bahan yang harus disterilkan di rumah

    sakit demikian besar, maka rumah sakit

    dianjurkan untuk mempunyai suatu

    instalasi pusat sterilisasi/CSSD tersendiri

    dan mandiri, yang merupakan salah satu

    instalasi yang berada di bawah dan

    bertanggung jawab langsung kepada

    Direktur/Wakil Direktur rumah sakit.

    Instalasi pusat steril ini bertugas untuk

    memberikan pelayanan terhadap semua

    kebutuhan kondisi steril atau bebas dari

    semua mikroorganisme (termasuk

    endospora) secara tepat dan cepat, untuk

    melaksanakan tugas sterilisasi alat atau

    bahan.

    Dengan CSSD dan

    independent yang terpisah, kita dapat

    menghemat pengeluaran pembelian alat

    sterilisasi dengan memusat alat-alat di satu

    departemen. Hal ini juga memastikan

    bahwa proses steril akan diawasi oleh staf

    khusus dan berjalan sesuai dengan standar

    prosedur operasi (SOP) (Depkes, Jakarta

    2009 Pedoman pusat sterilisasi rs).

    2.1.2 Ruang CSSD Instalasi Sterilisasi Pusat (CSSD)

    mempunyai fungsi menerima,

    memproses, memproduksi, mensterilkan

    menyimpan serta mendistribusikan

    instrumen medis yang telah disterilkan

    ke berbagai ruangan di rumah sakit

    untuk kepentingan perawatan dan

    pengobatan pasien. Salah satu indikator

    keberhasilan dalam pelayanan rumah

    sakit adalah rendahnya angka infeksi

    nosokomial di rumah sakit.

    Sistem ini merupakan salah satu upaya

    atau program pengendalian infeksi di

    rumah sakit, dimana merupakan suatu

    keharusan untuk melindungi petugas dan

    pasien dari kejangkitan infeksi. Maka di

    butuhkan alat dan bahan steril di rumah

    sakit.

    2.1.2.1 Alat dan Bahan 1. Peralatan non medik

    Peralatan non medik pada

    instalasi sterilisasi meliputi komputer,

    mesin tik, telepon, mengisi cabinet

    (filling cabinet), meja, kursi, lemari,

    alat pelindung diri, wastafel (sink),

    ember, baskom, tromol, keranjang,

    sealer, penguji ketajaman alat, bahan pengemas, alat pengering, alat pencuci,

    alat pemandam kebakaran, jam dinding,

    termometer dan higrometer, meja yang

    dilengkapi dengan kaca pembesar, tisu

    untuk lap tangan.

    2. Peralatan medik

    Peralatan medik pada instalasi

    sterilisasi meliputi mesin cuci, troli

    autoklaf, mesin sterilisasi suhu tinggi

    dan rendah, troli pengangkut, lemari

    penyimpanan barang steril.

    Bahan-bahan di ruang instalasi

    sterilisasi sebagai berikut :

    a. Bahan-bahan yang dipakai di ruang sterilisasi berupa Instrumen

    kedokteran, sarung tangan, kasa,

    pembalut, linen, kapas ( Depkes,

    Jakarta 2009. Pedoman pusat

    sterilisasi rs ).

    b. Bahan/zat kimia di ruang sterilisasi

    berupa detergen, desinfektan, larutan

    enzim, air deionisasi, pembersih lantai.

    2.1.2.2 Prosedur CSSD Yang Benar a. Lingkup Sarana Pelayanan

    Kegiatan dalam instalasi CSSD

    adalah sebagai berikut :

    1) Menerima bahan, terdiri dari : a. Barang/linen/bahan perbekalan

    baru dari instalasi-instalasi ruang

    lain yang perlu disterilisasi.

    b. Instrumen dan linen yang akan digunakan ulang.

    2) Mensortir, menghitung dan mencatat volume serta jenis bahan, barang dan

    instrumen yang diserahkan oleh

    ruang/unit instalasi rumah sakit.

  • Jurnal Gambaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Ruang CSSD di Putra Specialist Hospital Melaka & RSUD Solok

    Mecy Seftina [111000213461015] Page 5

    3) Melaksanakan proses Dekontaminasi meliputi :

    a) Perendaman. b) Pencucian. c) Pengeringan. d) Pengemasan. Membungkus, mengemas dan

    menampung alat-alat yang

    dipakai untuk sterilisasi,

    penyimpanan dan pemakaian.

    Tujuan pengemasan adalah

    mnjaga keamanan bahan agar

    tetap dalam kondisi steril.

    e) e) Sterilisasi. 4) Distribusi adalah menyerahkan dan

    mencatat pengambilan barang steril

    oleh ruang/unit/instalasi rumah sakit

    yang membutuhkan.

    b. Kebutuhan Ruang di CSSD 1. Ruang Administrasi, Loket

    Penerimaan & Pencatatan

    2. Ruang Dekontaminasi

    3. Ruang Pengemasan Alat

    4.Ruang Prosesing/Produksi

    5.Ruang Sterilisasi

    6.Gudang Steril

    7.Gudang Barang/Linen/Bahan

    Perbekalan Baru

    8.Ruang Dekontaminasi

    Kereta/Troli

    a. Area Cuci b. Area Pengeringan

    9. Ruang Penyimpanan

    10. Ruang pencucian perlengkapan 11. Ruang Kepala Instalasi CSSD 12. Ruang Ganti Petugas (Loker) 13. Ruang Staf/ Petugas 14. Dapur Kecil (Pantry). 15. Kamar Mandi/WC petugas

    c. Prosedur di ruang CSSD sebelum disterilkan:

    1.Instrument yang berasal dari

    instalasi rumah sakit : dibersihkan

    dan dimasukan dalam kain hijau

    atau dalam package, sesuai daftar

    isi tiap set instrument.

    2. Disterilkan dengan cara :

    a. Perebusan dengan suhu 100 C , lamanya : 15 -30 menit ( untuk

    sterilisasi jarum / spuit atau alat-

    alat operasi ) akan lebih baik jika

    ditambahkan 1 3 % Na 2 CO3 untuk menghancurkan dinding

    spora.

    b. Pemanasan ( autoclave ) dengan

    suhu 121 C, lamanya : 10 20 menit dapat membunuh sampai

    ke spora.

    c. Dengan pemanasan dapat merubah warna pada bahan

    /Penyinaran sinar Gamma ( sinar alat yang disterilkan dan

    hanya mematikan mikroba yang

    terdapat pada permukaan saja).

    3. Sesudah disterilkan :

    Instrument dikirim ke ruang

    penyimpanan alat, selanjutnya

    petugas CSSD akan meletakan set

    instrument ke ruang persiapan.

    4.Sebelum dipergunakan ke pasien :

    Alat Instrument steril diletakan di

    meja Trolley dan dilengkapi alat

    lain sesuai dengan kebutuhannya.

    Alat tersebut dipergunakan pada

    saat memulai dialysis.

    2.1.3 Tujuan, Fungsi dan Manfaat

    CSSD

    a. CSSD (Central Sterile Supply Departement) di rumah sakit

    bertujuan:

    1) Mengurangi infeksi nosokomial dengan menyediakan

    peralatan yang telah mengalami

    pensortiran, pencucian dan

    sterilisasi dengan sempurna.

    2) Memutuskan mata rantai penyebaran kuman di lingkungan

    rumah sakit.

    3) Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap

    produk yang dihasilkan.

  • Jurnal Gambaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Ruang CSSD di Putra Specialist Hospital Melaka & RSUD Solok

    Mecy Seftina [111000213461015] Page 6

    b. Fungsi CSSD (Central Sterile

    Supply Departement) adalah

    sebagai berikut:

    1) Menyiapkan alat-alat bersih dan steril untuk keperluan

    perawatan pasien dirumah sakit.

    2) Menerima, memproses, mensterilkan, menyimpan serta

    mendistribusikan peralatan

    medis ke berbagai ruangan di

    rumah sakit untuk kepentingan

    perawatan pasien (Hidayat,

    2003).

    c. Manfaat CSSD (Central Sterile Supply Departement) adalah

    sebagai berikut :

    1) Pusat efisiensi dalam penggunaan sarana dan

    peralatan, sehingga mampu

    menghemat biaya investasi

    operasional serta pemeliharaan.

    2) Efisiensi tenaga peramedis, artinya tenaga paramedis yang

    berada di masing-masing unit

    kerja tidak perlu lagi menangani

    kegiatan sterilisasi.

    3) Adanya standarisasi prosedur kerja dan adanya jaminan mutu

    hasil sterilisasi (Darmadi, 2008).

    2.1.4 Peralatan K3

    Alat Pelindung Diri adalah

    peralatan keselamatan yang harus

    digunakan oleh personil apabila

    berada pada suatu tempat kerja

    yang berbahaya (Cahyono, 2004).

    Menurut Sumamur (2009) alat pelindung diri adalah suatu alat

    yang dipakai untuk melindungi diri

    terhadap bahaya-bahaya kecelakaan

    kerja. Alat Pelindung Diri (APD)

    yang terdapat di ruang CSSD

    adalah sebagai berikut:

    a. Sarung Tangan Sarung tangan terbuat dari

    bahan karet yang dipakai pada saat

    melakukan aktifitas. Sarung tangan

    yang sudah selesai digunakan

    dibuang dan tidak boleh digunakan

    kembali, karena diasumsikan

    bahwa kuman atau bakteri telah

    menempel disarung tangan

    tersebut, oleh sebab itu sarung

    tangan boleh digunakan sekali

    pakai saja.

    b. Masker Menurut teori masker

    digunakan untuk melindungi

    pernafasan dari debu, baun gas,

    kuman yang akan terhirup.

    c. Sepatu Bot/Sendal Menurut teori sepatu bot

    digunakan untuk melindungi kaki

    dari benda tajam, cairan

    berbahaya, dan dapat juga

    menghindarkan petugas dari

    kecelakaan kerja.

    d. Penutup Kepala ( Topi ) Penutup kepala diatas

    digunakan untuk melindungi

    kepala dari cahaya, cairan

    berbahaya, dan hal membahayakan

    lainnya yang mungkin akan

    membahayakan bagi petugas.

    e. Apron ( Pakaian pelindung ) Pakaian pelindung dapat

    berbentuk apron yang menutupi

    sebagian dari tubuh yaitu mulai

    dari dada sampai lutut dan overalla

    yang menutup seluruh badan.

    Pakaian pelindung digunakan

    untuk melindungi pemakainya dari

    percikan cairan, api, larutan bahan

    kimia korosif dan oli, cuaca kerja

    (panas, dingin, dan kelembapan).

    Apron dapat dibuat dari kain, kulit,

    plastik, karet, asbes atau kain yang

    dilapisi aluminium. Perlu diingat

    bahwa apron tidak boleh dipakai di

    tempat-tempat kerja yang terdapat

    mesin berputar (Sumamur (2009).

    Pemakaian alat pelindung

    diri bertujuan untuk melindungi

  • Jurnal Gambaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Ruang CSSD di Putra Specialist Hospital Melaka & RSUD Solok

    Mecy Seftina [111000213461015] Page 7

    tenaga kerja dan juga merupakan

    salah satu upaya mencegah

    terjadinya kecelakaan kerja dan

    penyakit akibat kerja oleh bahaya

    potensial pada suatu perusahaan

    yang tidak dapat dihilangkan atau

    dikendalikan (Menurut Sumamur, 2009).

    Peralatan K3 dalam UU

    nomor 28 tahun 2000 tentang

    bangunan gedung wajib memiliki

    instalasi alat proteksi pemadam

    kebakaran. Pemadam kebakaran

    sering disebut dengan racun

    api/Alat Pemadam Api Ringan

    (APAR). APAR (Alat Pemadam

    Api Ringan) adalah alat pemadam

    api portable yang mudah dibawa,

    cepat dan tepat di dalam

    penggunaan untuk awal kebakaran,

    selain itu pula karena bentuknya

    yang portable dan ringan sehingga

    mudah mendekati daerah

    kebakaran. Dikarenakan fungsinya

    untuk penanganan dini, peletakan

    APAR-pun harus ditempatkan di

    tempat-tempat tertentu sehingga

    memudahkan didalam

    penggunaannya.

    Berikut tempat yang

    direkomendasikan untuk

    diletakkannya APAR (Alat

    Pemadam Api Ringan) sebagai

    berikut :

    a. Diletakkan pada jalur jalan keluar.

    b. Dekat dengan pintu dan diberi label yang mudah dibaca serta

    terlihat dengan dengan jelas.

    c. Cukup dekat dengan daerah yang berbahaya.

    d. Bila diletakkan pada gantungan (hanger), tinggi handle

    (pegangan) dari lantai = 120 cm

    e. Pada gedung bertingkat usahakan posisi diletakkannya

    APAR (Alat Pemadam Api

    Ringan) adalah pada posisi yang

    sama, diletakkan pada sudut-

    sudut gang (koridor) atau dekat

    pintu tangga.

    2.1.5 Potensi Resiko di Ruang

    CSSD

    Potensi bahaya/resiko adalah

    suatu keadaan yang memungkinkan

    atau berpotensi terhadap terjadinya

    kecelakaan berupa cedera, penyakit,

    kematian, kerusakan atau kemampuan

    melaksanakan fungsi operasional

    yang telah ditetapkan. Potensi resiko

    yang dihadapinya adalah terpaparnya

    berbagai kuman atau bakteri yang

    dapat menimbulkan penyakit, terkena

    cairan alat-alat yang sudah dipakai,

    bising, terjepit, tertimpa barang,

    panas, terpeleset atau jatuh dan

    tersengat.

    Salah satu upaya perlindungan

    diri adalah dengan menerapkan

    kewaspadaan melalui penggunaan

    alat pelindung diri dan mencegah

    tusukan alat atau benda tajam. Oleh

    karena itu di dalam bekerja harus

    memperhatikan betapa penting alat

    pelindung diri bagi petugas di ruang

    CSSD (menurut standar kesehatan

    dan keselamatan kerja di RS).

    2.1.6 Penyakit yang didapat

    petugas di CSSD

    Gas etilen oksida sering

    digunakan sebagai gas sterilisasi alat

    medis. Menjadi berbahaya bila

    sistem pembuangan sterilisasi

    rusak/macet, sehingga uap gas ini

    terhirup petugas. Etilen oksida

    merupakan gas tidak berwarna,

    mudah terbakar dan meledak bila

    mencapai konsentrasi 3% di udara.

    Efek etilen oksida bersifat

    mutagenik, sitogenik, karsinogenik

    pada hewan percobaan. Efek toksik

  • Jurnal Gambaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Ruang CSSD di Putra Specialist Hospital Melaka & RSUD Solok

    Mecy Seftina [111000213461015] Page 8

    utama jadilah pada traktus

    respiratorius dan saran pada pajanan

    dosis tinggi, dapat menyebabkan

    katarak. Petugas hamil dilarang

    bekerja di ruangan ini dan penyakit

    yang terjangkit berupa : flu, batuk,

    kepanasan, luka. Ruangan sebaiknya

    dibuka setelah selesai sterilisasi alat

    dan peralatan harus tetap steril

    (National Safety Council, 2003).

    3. Hasil & Pembahasan

    3.1 Hasil Putra Specialist Hospital Melaka

    Berdasarkan hasil penelitian dan

    wawancara yang penulis lakukan

    dengan petugas ruang CSSD (Central

    Sterile Supply Department) di Putra

    Specialist Hospital Melaka dan

    RSUD Solok, maka hasil yang

    penulis dapat yaitu :

    a. Ruangan CSSD CSSD (Central Sterile Supply

    Department) di Putra Specialist

    Hospital Melaka sudah terlaksana

    dengan baik dan sesuai dengan SOP

    (Standar Operasional Prosedur). Hal

    ini terlihat dari ruangan yang bersih,

    pencahayaan yang cukup, sarana dan

    prasarana yang sudah lengkap, dan

    Alat Pelindung Diri (APD) yang

    sudah lengkap dan memadai. Sesuai

    dengan teori yang menyebutkan

    bahwa kegiatan utama CSSD adalah

    dekontaminasi instrument dan linen

    baik yang bekas pakai maupun yang

    baru serta bahan pembekalan baru.

    Proses dekontaminasi meliputi proses

    perendaman, pencucian, pengeringan

    sampai dengan proses sterilisasi

    sendiri. Proses sterilisasi merupakan

    salah satu upaya pengendalian Infeksi

    di rumah sakit. Oleh karena itu

    petugas harus memakai alat

    pelindung diri untuk keselamatan dan

    kesehatan kerja.

    1.Alat dan Bahan

    Dalam teori peralatan non

    medik dan medik pada ruangan

    CSSD yang harus ada untuk

    penunjang kegiatan yang dilakukan

    diantaranya adalah meja, kursi,

    lemari, mesin autoclave, troli

    pengangkut dan lain-lain. Dari hasil

    observasi penulis melihat peralatan

    non medik dan medik sudah lengkap

    dan sesuai dengan standar yang telah

    ditetapkan oleh rumah sakit.

    Bahan-bahan di ruang sterilisasi

    dalam teori meliputi Instrumen

    Kedokteran, sarung tangan, kasa,

    pembalut, linen, kapas dan lain-lain.

    Dari hasil penelitiani yang penulis

    lakukan ditemukan bahwa bahan-

    bahan di ruangan sterilisasi sudah

    sesuai dengan teori.

    2. Prosedur CSSD

    a) Lingkup Sarana Pelayanan

    Jumlah karyawan di CSSD

    (Central Sterile Supply Department)

    sebanyak 7 orang, mulai dari

    penerimaan bahan dan alat

    kedokteran dari ruang instalasi lain

    yang akan dilakukan sterilisasi,

    mensortir jenis bahan dan alat,

    melakukan proses dekontaminasi

    mulai dari perendaman, pencucian,

    pengeringan, pengemasan, dan proses

    sterilisasi dengan menggunakan

    mesin autoclave, serta penyimpanan

    dan pendistribusian bahan dan alat ke

    instalai-instalasi di rumah sakit.

    Di CSSD (Central Sterile

    Supply Department), semua proses

    sterilisasi dilakukan dengan hati-hati

    dan sesuai dengan standar operasional

    prosedur (SOP) yang ada. Kegiatan

    di Instalasi CSSD sebagai berikut :

    1. Menerima bahan dari petugas ruang

    instalasi lain ke petugas ruang CSSD

  • Jurnal Gambaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Ruang CSSD di Putra Specialist Hospital Melaka & RSUD Solok

    Mecy Seftina [111000213461015] Page 9

    untuk dilakukan sterilisasi bahan dan

    alat yang telah dipakai.

    2. Mensortir bahan dan alat ke ruang

    pencucian untuk membersihkan

    kuman dan bakteri yang sudah

    digunakan.

    3. Melakukan proses dekontaminasi

    meliputi :

    a. Perendaman Alat yang diterima oleh

    petugas di ruang pencucian

    kemudian dipisahkan kedalam

    wadah/stainless, lalu disterilisasi

    dengan cara direndam dengan

    diberi cairan/surgistain kedalam

    alat-alat kedokteran tersebut guna

    menghilangk/membunuh kuman-

    kuman dan darah yang melekat

    pada alat.

    b. Pencucian Setelah direndam petugas

    melakukan pencucian di dalam

    satu ruangan yang sama.

    Kemudian alat dibilas

    menggunakan air dengan penuh

    ketelitian, kesabaran serta dengan

    menggunakan alat pelindung diri.

    Alat pelindung diri digunakan

    karena alat instrument kedokteran

    yang disterilkan terdiri dari alat

    yang berbenda tajam dan runcing.

    Alat yang telah disterilkan

    diletakkan diatas troli yang

    beralaskan kain.

    c. Pengeringan Troli yang sudah berisikan

    peralatan dibawa ke ruang

    pengeringan/ pengelapan alat-alat

    secara satu persatu sesuai dengan

    jenisjenis alat dalam satu paket. d. Pengemasan

    Setelah pelabelan, petugas

    melakukan pengemasan alat-alat

    dan bahan di CSSD (Central

    Sterile Supply Department).

    Langkah-langkah pengemasan alat-

    alat dan bahan sebagai berikut :

    1) Bentangkan kain di atas meja lalu alat diletakkan pada bagian tengah

    kain.

    2) Lipat bagian bawah kemudian libat lagi bagian yang berlebih.

    3) Ulangi prosedur yang sama sampai akhir.

    4) Mitra kiri akhir lipat rapi dan di atas.

    5) Selesai pembungkusan pertama, kemudian bentangkan kain untuk

    pengemasan kembali, karena

    pembungkusan 2 kali.

    6) Cara sama dengan pembungkusan pertama yang dilakukan.

    Setelah itu diberi kode tanggal

    mensterilan alat tersebut dan nama

    alat.

    e. Sterilisasi Setelah pemberian label

    pada bahan dan alat kedokteran

    kemudian, bahan dan alat

    kedokteran diletakkan diatas troli

    untuk dilakukan pensterilan

    dengan mesin Autoclave.

    b. Peralatan K3 di ruang CSSD

    Dalam teori alat pelindung diri

    yang harus ada diruang CSSD yaitu

    sarung tangan, masker, sepatu

    bot/sandal, penutup kepala, Apron

    (pakaian pelindung) dan alat

    pemadam kebakaran ringan/racun

    api.

    Dari hasil penelitian yang

    penulis lakukan peralatan K3 di

    ruang CSSD sudah lengkap namun

    petugas masih ditemukan tidak

    menggunakan alat pelindung diri.

    Alat pelindung diri yang terdapat di

    CSSD (Central Sterile Supply

    Department) di Putra Specialist

    Hospital Melaka sebagai berikut :

    a. Sarung Tangan Dalam teori sarung tangan

    terbuat dari bahan karet, yang

  • Jurnal Gambaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Ruang CSSD di Putra Specialist Hospital Melaka & RSUD Solok

    Mecy Seftina [111000213461015] Page 10

    dipakai pada saat melakukan

    aktifitas, sarung tangan yang sudah

    selesai digunakan tidak boleh

    digunakan kembali.

    Dari hasil penelitian yang

    penulis lakukan, penulis

    menemukan adanya petugas yang

    tidak menggunakan sarung tangan

    dalam melakukan aktifitasnya,

    b.Masker

    Menurut teori masker

    digunakan untuk melindungi

    pernafasan dari debu, bau gas, dan

    kuman yang akan terhirup. Dalam

    melakukan aktivitas masih

    menemukan petugas yang belum

    mengunakan APD. Hal ini terbukti

    dengan ditemukannya petugas yang

    mengalami demam, flu dan batuk,

    karena tidak memakai APD.

    Petugas yangn tidak memakai

    masker pada saat pengecekan alat

    selesai pencucian.

    c. Sepatu bot/Sendal

    Menurut teori sepatu

    bot/Sendal digunakan untuk

    melindungi kaki dari benda tajam,

    cairan berbahaya, dan dapat juga

    menghindari petugas dari kecelakaan

    kerja seperti : terpeleset, terjatuh

    akibat lantai yang licin. Saat

    melakukan penelitian, penulis tidak

    menemukannya petugas yang tidak

    memakai sandal. Hasil penelitian

    penulis sesuai denga teori.

    d. Penutup kepala

    Menurut teori, penutup

    kepala digunakan untuk melindungi

    kepala dari cahaya, cairan berbahaya,

    dan hal membahayakan lainnya yang

    mungkin akan membahayakan bagi

    petugas. Dalam penelitian yang

    penulis lakukan, penulis masih

    menemukan petugas yang tidak

    memakai alat pelindung kepala.

    Padahal APD sangat berguna untuk

    keselamatan dan kesehatan kerja pada

    petugas.

    e. Apron Dalam teori Apron digunakan

    menutupi sebagian dari tubuh yaitu

    mulai dari dada sampai lutut dan

    overalla yang menutup seluruh badan.

    Dalam penulis melakukan penelitian

    menemukan masih banyak sekali

    petugas tidak menggunakan hanya

    beberapa orang salah satu gambar

    yang diatas.

    c. Faktor Resiko Di Ruang CSSD Dalam teori faktor resiko yang

    dihadapi dalam bekerja di ruang

    CSSD. Potensi resiko yang

    dihadapinya adalah terpaparnya

    berbagai kuman atau bakteri yang

    dapat menimbulkan penyakit, terkena

    cairan alat-alat yang sudah dipakai,

    bising, terjepit, tertimpa barang,

    panas, terpeleset atau jatuh dan

    tersengat. Salah satu upaya

    perlindungan diri adalah dengan

    menerapkan kewaspadaan melalui

    penggunaan alat pelindung diri dan

    mencegah tusukan alat atau benda

    tajam.

    Dalam melakukan penelitian

    menemukan adanya di ruang CSSD

    petugas mengalami terpeleset dan

    kebisingan. Kebisingan ini berasal

    dari bunyi mesin autoclave.

    d. Penyakit yang didapat petugas ruang CSSD

    Dalam teori, penyakit yang di

    dapat petugas dalam bekerja

    terjangkit berupa : flu, batuk,

    kepanasan, luka dan dilarang kepada

    petugas hamil memasuki ruang

    CSSD. Karena bisa menimbulkan

    katarak akibat efek toksik.

  • Jurnal Gambaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Ruang CSSD di Putra Specialist Hospital Melaka & RSUD Solok

    Mecy Seftina [111000213461015] Page 11

    Dalam melakukan penelitian

    menemukan petugas terjamgkit

    penyakit yang mengalami demam,

    flu, batuk dan terkena panas

    besi/nampan yang digunakan untuk

    alas dari alat dan bahan yang masuk

    ke dalam mesin autoclave.

    Dari hasil penelitian dan

    wawancara maka pembahasan diatas

    sama dengan teori yang penulis

    pelajari bahwa petugas lah yang

    paling beresiko dalam ruangan ini.

    Oleh karena itu petugas harus

    menjaga keselamatan dan kesehatan

    kerja sangat berperan penting dalam

    beraktifitas. Serta tertip dalam

    pemakaian alat pelindung diri mulai

    dari melakukan kerja sampai keluar

    dari ruang tersebut.

    3.2 Hasil Rumah Sakit Umum Daerah Padang Panjang

    CSSD (Central Sterile Supply

    Departement) di RSUD Solok sampai

    sekarang dalam proses pembangunan,

    itu karena anggaran dana belum

    mencukupi. Tapi RSUD Solok

    mengusahakan untuk mendirikan

    ruang Instalasi CSSD sendiri. Selama

    ini RSUD Solok memakai alat mesin

    autoclave sederhana dan dalam

    ukuran kecil. Proses sentralisasi

    dilakukan dalam ruangan masing-

    masing. Ruang yang menggunakan

    mesin autoclave seperti ruang

    OK/operasi, ruang Bedah, IGD, ruang

    Interne. Ini terlihat dari salah satu

    ruangan yang memakai mesin

    autoclave yaitu ruang OK/ruang

    operasi.

    Tempat penempatan alat

    mesin autoclave di bagian ruang

    penyimpanan alat-alat yang

    digunakan untuk melakukan tindakan

    pada pasien. Proses sterilisasi di

    lakukan dalam ruangan ini. Setiap

    melakukan kegiatan tindakan operasi,

    proses pemakaian alat-alat instrument

    kedokteran di lakukan pencucian

    sampai ke pemanasan alat ke dalam

    mesin autoclave

    4. Penutup a. Kesimpulan

    1) Putra Specialist Hospital Melaka.

    a. Semua Petugas yang bekerja memiliki panduan kerja masing-

    masing dan melaksanakan tugas

    sesuai dengan panduan kerja.

    Seluruh petugas bekerja sama

    untuk memberikan kualitas steril

    yang baik.

    b. Potensi resiko di CSSD petugas didapat dalam bekerja berupa

    terpeleset dan kebisingan, bunyi

    ini berasal dari mesin autoclave.

    c. Alat pelindung diri di Putra Specialist Hospital Melaka sudah

    lengkap, namun masih ada

    petugas yang belum

    menggunakan peralatan K3.

    Pada saat proses pengeringan,

    pengecekan, dan pengelapan.

    Petugas yang tidak

    menggunakan salah satu alat

    pelindung diri dalam bekerja,

    beberapa hari kemudian petugas

    mengalami penyakit flu, demam,

    dan batuk.

    2) RSUD Solok a. Ruang CSSD di Solok belum

    mempunyai ruang sterilisasi

    sendiri, sterilisasi dilakukan di

    masing-masing ruangan.

    b. Di RSUD Solok mempunyai autoclave sebanyak 4 buah yang

    terletak pada ruang OK, ruang

    Bedah, IGD, ruang Interne.

    c. Mesin autoclave yang digunakan di RSUD Solok masih sederhana

    dan belum mampu mensterilkan

    bahan dan alat dalam jumlah

    yang banyak.

  • Jurnal Gambaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Ruang CSSD di Putra Specialist Hospital Melaka & RSUD Solok

    Mecy Seftina [111000213461015] Page 12

    d. Tidak adanya sterilisasi secara terpusat sehingga membuat biaya

    yang dikeluarkan menjadi lebih

    besar.

    e. Persediaan alat pelindung diri masih kurang lengkap.

    b. Saran 1. Putra Specialist Hospital

    Melaka. a. Sebaiknya petugas yang tidak

    memakai peralatan K3 secara

    lengkap saat melakukan aktifitas

    CSSD harus memakai alat

    pelindung diri, guna mencegah

    potensi resiko yang akan terjadi

    pada petugas dan melindungi

    petugas dari kuman atau bakteri

    yang ada diruang CSSD serta

    keselamatan dan kesehatan kerja

    petugas terwujud.

    b. Kebisingan yang terjadi dalam ruang CSSD sebaiknya

    menggunakan earmuff ,

    earphone dan cotton

    2. RSUD Solok a. Sebaiknya ruang CSSD memiliki

    ruang tersendiri agar lebih

    efektif dan menghasilkan

    sterilisasi yang baik.

    b. Adanya petugas atau pegawai khusus untuk ruang CSSD,

    sehingga petugas lain tidak

    turun tangan dalam melakukan

    proses sterilisasi.

    c. Persedian K3 dalam ruangan lebih lengkap.

    Daftar Pustaka Ridley, John. 2006. Kesehatan dan

    Keselamatan Kerja. Jakarta:

    Erlangga.

    Notoatmodjo, Soekidjo, Dr. Prof.

    2012 Metodologi Penelitian

    Kesehatan, Jakarta : nnhhhPT

    RINEKA CIPTA

    Ramli, Soehatnan, 2009. Sistem

    Manajemen Keselamatan dan

    Kesehatan cn nn Kerja.

    Jakarta: Erlangga.

    Departemen Kesehatan RI, Ditjen

    Bina Pelayanan Medik,

    Pedoman

    Penyelenggaraan Pelayanan

    di Rumah Sakit, 2007.

    Kusyati, Eni, S.Kep, Ns, Dkk.

    Keterampilan dan Prosedur

    Laboratorium Keperawatan

    Dasar, Ed. 2. Jakarta : Penerbit

    Buku Kedokteran EGC 2011.

    American Society of Heating,

    Refrigerating and Air Conditioni

    Engineers, HVAC cghjjhDesign

    Manual for Hospitals and Clinics,

    2003 edition, ASHRAE.

    Departement Kesehatan RI, 2009.

    Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasai

    Rumah sakit,

    Central Sterile Supply

    Department (CSSD), Jakarta :

    Direktorat Jendral Bina

    Pelayanan Medik.

    Keputusan Menteri Kesehatan

    Republik Indonesia No.

    432/MENKES/SK/IV/2007

    Tentang Pedoman Manajemen

    Kesehatan dan Keselamatan Kerja

    (K3) Di

    Rumah Sakit, Jakarta.

    Undang-Undang Nomor 28 Tahun

    2000 Tentang Pencegahan dan

    Penanggulangan

    Bahaya Kebakaran (APAR).

  • Jurnal Gambaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Ruang CSSD di Putra Specialist Hospital Melaka & RSUD Solok

    Mecy Seftina [111000213461015] Page 13

    Peraturan Menteri Kesehatan No. 147

    Tahun 2010 Tentang Rumah Sakit.

    Putra Specialist Hospital, 2013,

    Standar Prosedur Operasional CSSD

    (Central Sterile

    Supply Department, Melaka.

    Rumah Sakit Umum Daerah Solok,

    2013, Standar Prosedur Operasional

    CSSD

    (Central Sterile Supply

    Department, Solok.