alat pelindung diri

9
Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri (APD) adalah peralatan keselamatan yang harus digunakan oleh personil apabila berada pada suatu tempat kerja yang berbahaya. Semua tempat yang dipergunakan untuk menyimpan ,memproses, dan pembuangan limbah bahan kimia dapat dikategorikan sebagai tempat kerja yang berbahaya. APD merupakan peralatan yang harus disediakan oleh pengusaha oleh karyawan. Kewajiban menggunakan APD itu sendiri telah disepakati oleh pemerintah melalui departement tenaga kerja Republik Indonesia . Adapun bentuk APD standar untuk bahan kimia berbahaya adalah pelindung kepala (Helm), pelindung mata, pelindung wajah, pelindung tangan, dan pelindung kaki, Pelindung Telinga, Tali Keselamatan, Jas Laboratorium (Bagi pekerja di Industri yang banyak bekerja di Laboratorium). 1.Pelindung kepala Pelindung kepala dikenal sebagai safety helmet.pelindung kepala yang dikenal ada 4 jenis,yaitu Hard hat kelas A , kelas B , kelas C dan bump cap .klasifikasi masing –masing jenis adalah sebagai berikut: a. Kelas A Hard hat kelas A dirancan untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh dan melindungi dari arus listrik sampai 2.200 volt. b. Kelas B Hard hat kelas B dirancang untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh dan melindungi dari arus listrik sampai 20.000 volt. c. Kelas C Hard hat kelas C melindungi kepala dari benda yang jatuh,tetapi tidak melindungi dari kejutan listrik dan tidak melindungi dari bahan korosif. d. .Bump cap Bump cap dibuat dari plastic dengan berat yang ringan untuk melindungi kepala dari tabrakan dengan benda yang menonjol .bump cap tidak menggunakan system suspensi,tidak melindungi dari benda yang jatuh ,dan tidak melindungi dari kejutan listrik.karenanya bump cap tidak boleh digunakan untuk menggantikan hard hat tipe apapun. 2.Pelindung mata Pelindung mata disebut dengan Safety Glasses. Safety Glasses berbeda dengan kaca mata biasa, baik normal maupun kir (Prescription glasses), karena pada bagian atas kanan dan kiri frame terdapat

Upload: nicole-lopez

Post on 04-Jul-2015

448 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Alat Pelindung Diri

Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri (APD) adalah peralatan keselamatan yang harus digunakan oleh personil apabila berada pada suatu tempat kerja yang berbahaya. Semua tempat yang dipergunakan untuk menyimpan ,memproses, dan pembuangan limbah bahan kimia dapat dikategorikan sebagai tempat kerja yang berbahaya.

APD merupakan peralatan yang harus disediakan oleh pengusaha oleh karyawan. Kewajiban

menggunakan APD itu sendiri telah disepakati oleh pemerintah melalui departement tenaga kerja Republik

Indonesia .

Adapun bentuk APD standar untuk bahan kimia berbahaya adalah pelindung kepala (Helm),

pelindung mata, pelindung wajah, pelindung tangan, dan pelindung kaki, Pelindung Telinga, Tali

Keselamatan, Jas Laboratorium (Bagi pekerja di Industri yang banyak bekerja di Laboratorium).

1.Pelindung kepala

Pelindung kepala dikenal sebagai safety helmet.pelindung kepala yang dikenal ada 4 jenis,yaitu

Hard hat kelas A , kelas B , kelas C dan bump cap .klasifikasi masing –masing jenis adalah sebagai

berikut:

a. Kelas A Hard hat kelas A dirancan untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh dan melindungi dari arus listrik sampai 2.200 volt. b. Kelas B Hard hat kelas B dirancang untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh dan melindungi dari arus listrik sampai 20.000 volt. c. Kelas C Hard hat kelas C melindungi kepala dari benda yang jatuh,tetapi tidak melindungi dari kejutan listrik dan tidak melindungi dari bahan korosif. d. .Bump cap

Bump cap dibuat dari plastic dengan berat yang ringan untuk melindungi kepala dari tabrakan dengan

benda yang menonjol .bump cap tidak menggunakan system suspensi,tidak melindungi dari benda yang

jatuh ,dan tidak melindungi dari kejutan listrik.karenanya bump cap tidak boleh digunakan untuk

menggantikan hard hat tipe apapun.

2.Pelindung mata

Pelindung mata disebut dengan Safety Glasses. Safety Glasses berbeda dengan kaca mata biasa,

baik normal maupun kir (Prescription glasses), karena pada bagian atas kanan dan kiri frame terdapat

pelindung dan jenis kacanya yang dapat menahan jenis sinar UV (Ultra Violet) sampai persentase tertentu.

Sinar ultaraviolet muncul karena lapisan ozon yang terbuka pada lapisan atmosfer bumi, UV dapat

mengakibatkan pembakaran kepada kulit dan bahkan Kanker kulit.

3. Pelindung wajah Pelindung wajah yang dikenal adalah ; a.Goggles.

Page 2: Alat Pelindung Diri

Goggles memberikan pelindungan lebih baik dari pada safety glasses karena goggles terpasang dekat

wajah.karena goggles mengitari area mata,maka goggles melindungi lebih baik pada situasi yang mungkin

tejadi percikan cairan,uap logam,uap,serbuk,debu,dan kabut.

b. face shield.

face shield memberikan perlindungan wajah menyeluruh dan sering digunakan pada operasi peleburan

logam,percikan bahan kimia ,atau partikel yang melayang.Banyak Face shield yang dapat digunakan

bersamaan dengan pemakaian Hard Hat. Walaupun Facae Shield melindungi wajah, tetapi Face Shield

bukan pelindung mata yang memadai, sehingga pemakaian safety glasses harus dilakukan dengan

pemakaian Face Shield.

c.Welding Helmets

Jenis Pelindung Wajah yang lain adalah Welding Helmets (Topeng Las). Topeng las memberikan

perlindungan pada wajah danmata. Topeng las memakai lensa absorpsi khusus yang menyaring cahaya

yang terang dan energi radiasi yang dihasilkan selama operasi pengelasan. Sebagaimana Face Shield,

Safety Glasses atau Goggles harus dipakai saat menggunakan Helm Las.

d.Masker wajah Masker berfungsi untuk melindungi hidung dari zat zat berbau menyengat dan dari debu yang merugikan. 4. Pelindung Tangan

Diperkirakan hampir 20% dari seluruh kecelakaan yang menyebabkan cacat adalah tangan. Tanpa

jari atau tangan, kemampuan bekerja akan sangat berkurang. Tangan manusia sangat unik. Tidak ada

bentuk lain di dunia yang dapat mencengkram, memegang, bergerak dan memanipulasi benda seperti

tangan manusia. Karenanya tangan harus dilindungi dan disayangi.

Kontak dengan bahan kimia Kaustik atau beracun, bahan-bahan biologis, sumber listrik, atau

benda dengan suhu yang sangat dingin atau sangat panas dapat menyebabkan iritasi atau membakar

tangan.

Bahan beracun dapat terabsorbsi melalui kulit dan masuk ke badan.

APD tangan dikenal dengan Safety Glove dengan berbagai jenis penggunaanya. Berikut ini

adalah jenis-jenis sarung tangan dengan penggunaan yang tidak terbatas hanya untuk melindungi dari

bahan kimia.

Jenis-Jenis Safety Glove; a.Sarung Tangan Metak Mesh Sarung metal mesh tahan terhadap ujung yang lancip dan menjaga terpotong. b. Sarung tangan Kulit Sarung tangan yang terbuat dari kulit ini akan Melindungi tangan dari permukaan kasar. c. Sarung tangan Vinyl dan neoprene Melindungi tangan terhadap bahan kimia beracun d. Sarung tangan Padded Cloth

Page 3: Alat Pelindung Diri

Melindungi tangan dari ujung yang tajam, pecahan gelas, kotoran dan Vibrasi. e. Sarung tangan Heat resistant Mencegah terkena panas dan api f. Sarung tangan karet Melindungi saat bekerja disekitar arus listrik karena karet merupakan isolator (bukan penghantar listrik) g. Sarung tangan Latex disposable Melindungi tangan dari Germ dan bakteri, sarung tangan ini hanya untuk sekali pakai h. Sarung tangan lead lined Digunakan untuk melindungi tangan dari sumber radiasi.

Page 4: Alat Pelindung Diri

Pengertian Kesehatan dan Keselatan KerjaMenurut Mangkunegara (2002, p.163) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.Menurut Suma’mur (2001, p.104), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja .Mathis dan Jackson (2002, p. 245), menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000, p.6), mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.Jackson (1999, p. 222), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.

Menurut Mangkunegara (2002, p.170), bahwa indikator penyebab keselamatan kerja adalah:a) Keadaan tempat lingkungan kerja, yang meliputi:1. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang kurang diperhitungkan keamanannya.2. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak3. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.b) Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi:1. Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.2. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik Pengaturan penerangan.

Tujuan Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja :Secara umum, kecelakaan selalu diartikan sebagai kejadian yang tidak dapat diduga. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena kondisi yang tidak membawa keselamatan kerja, atau perbuatan yang tidak selamat. Kecelakaan kerja dapat didefinisikan sebagai setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Berdasarkan definisi kecelakaan kerja maka lahirlah keselamatan dan kesehatan kerja yang mengatakan bahwa cara menanggulangi kecelakaan kerja adalah dengan meniadakan unsur penyebab kecelakaan dan atau mengadakan pengawasan yang ketat. (Silalahi, 1995)Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan mengungkapkan kelemahan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. Fungsi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengungkapkan sebab-akibat suatu kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian secara cermat dilakukan atau tidak.

Page 5: Alat Pelindung Diri

Menurut Mangkunegara (2002, p.165) bahwa tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut:a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis.b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selektif mungkin.c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja.g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja

Labels: Manajemen Sumber Daya Manusia

Teknologi Pengolahan limbah

Terdapat banyak metode pengolahan limbah B3 di industri, tiga metode yang paling populer di antaranya ialah chemical conditioning, solidification/Stabilization, dan incineration.

1. Chemical ConditioningSalah satu teknologi pengolahan limbah B3 ialah chemical conditioning. TUjuan utama dari chemical conditioning ialah:

o menstabilkan senyawa-senyawa organik yang terkandung di dalam lumpuro mereduksi volume dengan mengurangi kandungan air dalam lumpuro mendestruksi organisme patogeno memanfaatkan hasil samping proses chemical conditioning yang masih

memiliki nilai ekonomi seperti gas methane yang dihasilkan pada proses digestion

o mengkondisikan agar lumpur yang dilepas ke lingkungan dalam keadaan aman dan dapat diterima lingkungan

Chemical conditioning terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:

6. Concentration thickeningTahapan ini bertujuan untuk mengurangi volume lumpur yang akan diolah dengan cara meningkatkan kandungan padatan. Alat yang umumnya digunakan pada tahapan ini ialah gravity thickener dan solid bowl centrifuge. Tahapan ini pada dasarnya merupakan tahapan awal sebelum limbah dikurangi kadar airnya pada tahapan de-watering selanjutnya. Walaupun tidak sepopuler gravity thickener dan centrifuge, beberapa unit pengolahan limbah menggunakan proses flotation pada tahapan awal ini.

7. Treatment, stabilization, and conditioningTahapan kedua ini bertujuan untuk menstabilkan senyawa organik dan menghancurkan patogen. Proses stabilisasi dapat dilakukan melalui proses pengkondisian secara kimia, fisika, dan biologi. Pengkondisian secara kimia

Page 6: Alat Pelindung Diri

berlangsung dengan adanya proses pembentukan ikatan bahan-bahan kimia dengan partikel koloid. Pengkondisian secara fisika berlangsung dengan jalan memisahkan bahan-bahan kimia dan koloid dengan cara pencucian dan destruksi. Pengkondisian secara biologi berlangsung dengan adanya proses destruksi dengan bantuan enzim dan reaksi oksidasi. Proses-proses yang terlibat pada tahapan ini ialah lagooning, anaerobic digestion, aerobic digestion, heat treatment, polyelectrolite flocculation, chemical conditioning, dan elutriation.

8. De-watering and dryingDe-watering and drying bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi kandungan air dan sekaligus mengurangi volume lumpur. Proses yang terlibat pada tahapan ini umumnya ialah pengeringan dan filtrasi. Alat yang biasa digunakan adalah drying bed, filter press, centrifuge, vacuum filter, dan belt press.

9. DisposalDisposal ialah proses pembuangan akhir limbah B3. Beberapa proses yang terjadi sebelum limbah B3 dibuang ialah pyrolysis, wet air oxidation, dan composting. Tempat pembuangan akhir limbah B3 umumnya ialah sanitary landfill, crop land, atau injection well.

2. Solidification/StabilizationDi samping chemical conditiong, teknologi solidification/stabilization juga dapat diterapkan untuk mengolah limbah B3. Secara umum stabilisasi dapat didefinisikan sebagai proses pencapuran limbah dengan bahan tambahan (aditif) dengan tujuan menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbah serta untuk mengurangi toksisitas limbah tersebut. Sedangkan solidifikasi didefinisikan sebagai proses pemadatan suatu bahan berbahaya dengan penambahan aditif. Kedua proses tersebut seringkali terkait sehingga sering dianggap mempunyai arti yang sama. Proses solidifikasi/stabilisasi berdasarkan mekanismenya dapat dibagi menjadi 6 golongan, yaitu:

1. Macroencapsulation, yaitu proses dimana bahan berbahaya dalam limbah dibungkus dalam matriks struktur yang besar

2. Microencapsulation, yaitu proses yang mirip macroencapsulation tetapi bahan pencemar terbungkus secara fisik dalam struktur kristal pada tingkat mikroskopik

3. Precipitation4. Adsorpsi, yaitu proses dimana bahan pencemar diikat secara elektrokimia pada

bahan pemadat melalui mekanisme adsorpsi.5. Absorbsi, yaitu proses solidifikasi bahan pencemar dengan menyerapkannya

ke bahan padat6. Detoxification, yaitu proses mengubah suatu senyawa beracun menjadi

senyawa lain yang tingkat toksisitasnya lebih rendah atau bahkan hilang sama sekali

Teknologi solidikasi/stabilisasi umumnya menggunakan semen, kapur (CaOH2), dan bahan termoplastik. Metoda yang diterapkan di lapangan ialah metoda in-drum mixing, in-situ mixing, dan plant mixing. Peraturan mengenai solidifikasi/stabilitasi diatur oleh BAPEDAL berdasarkan Kep-03/BAPEDAL/09/1995 dan Kep-04/BAPEDAL/09/1995.

Page 7: Alat Pelindung Diri

3. IncinerationTeknologi pembakaran (incineration ) adalah alternatif yang menarik dalam teknologi pengolahan limbah. Insinerasi mengurangi volume dan massa limbah hingga sekitar 90% (volume) dan 75% (berat). Teknologi ini sebenarnya bukan solusi final dari sistem pengolahan limbah padat karena pada dasarnya hanya memindahkan limbah dari bentuk padat yang kasat mata ke bentuk gas yang tidak kasat mata. Proses insinerasi menghasilkan energi dalam bentuk panas. Namun, insinerasi memiliki beberapa kelebihan di mana sebagian besar dari komponen limbah B3 dapat dihancurkan dan limbah berkurang dengan cepat. Selain itu, insinerasi memerlukan lahan yang relatif kecil.

Aspek penting dalam sistem insinerasi adalah nilai kandungan energi (heating value) limbah. Selain menentukan kemampuan dalam mempertahankan berlangsungnya proses pembakaran, heating value juga menentukan banyaknya energi yang dapat diperoleh dari sistem insinerasi. Jenis insinerator yang paling umum diterapkan untuk membakar limbah padat B3 ialah rotary kiln, multiple hearth, fluidized bed, open pit, single chamber, multiple chamber, aqueous waste injection, dan starved air unit. Dari semua jenis insinerator tersebut, rotary kiln mempunyai kelebihan karena alat tersebut dapat mengolah limbah padat, cair, dan gas secara simultan.