alat hitung konsumsi listrik berbasis...

20
ALAT HITUNG KONSUMSI LISTRIK BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 Naskah Publikasi diajukan oleh Nur Fajri Maryono 06.12.1719 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011

Upload: duongcong

Post on 06-Mar-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ALAT HITUNG KONSUMSI LISTRIK BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16

Naskah Publikasi

diajukan oleh

Nur Fajri Maryono

06.12.1719

kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM YOGYAKARTA

2011

APPLICATION THE ELECTICS CONSUMPTION BASE ON THE MIKROKONTROLER ATMEGA16

ALAT HITUNG KONSUMSI LISTRIK BERBASIS

MIKROKONTROLER ATMEGA16

Nur Fajri Maryono Jurusan Sistem Informasi

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

Government policies that raise the basic rate of electricity and basic telephone rates and was followed also by the price of fuel oil (BBM) which resulted in high society increasingly burdened. The increase in prices was caused by the crisis that hit the Indonesian people since a few years ago. Of the increase, increase, increase in electricity tariff is a burden on society, because most of the people of Indonesia have regarded electricity as a primary need in addition to food, clothing and shelter.. The electric power installed in the customer PLN quite diverse, ranging from 450 VA, 900 VA to 1300 VA or more. The difference would be the use of electrical power resulted in the base rate applicable to different customers. Of course, payment will use electricity differently. From a variety of basic electricity tariff and price increases in electricity tariffs, PT. PLN is required to improve services to users. Society in general does not know the process of calculating the cost of electricity consumption per day or per month conducted by PLN, this usually makes people not know or estimate exactly how much it cost in a month. This includes one of the causes of consumer difficulties in electricity savings, which it has advised the government to make savings listrik.Untuk overcome these circumstances, the Registrar made Tools & Data Storage Stand End at KWH Meter automatically completed with the use of cost calculation tool electricity per day and per month. We make this tool customers can monitor the amount of electrical energy consumption in real time so that customers can take measures efficiency (savings of electrical energy consumption house).

Key word: KWH meter, Registrar & Storage Equipment Data Last Stand

1. Pendahuluan

Kebijakan pemerintah yang menaikkan tarif dasar listrik dan tarif dasar telepon

dan disusul pula dengan harga bahan bakar minyak (BBM) yang tinggi mengakibatkan

masyarakat semakin terbebani. Kenaikan harga-harga tersebut diakibatkan oleh krisis

yang melanda bangsa Indonesia sejak beberapa tahun yang lalu. Dari kenaikan-kenaikan

tersebut, kenaikan tarif dasar listrik cukup membebani masyarakat, karena sebagian

besar masyarakat Indonesia telah menganggap listrik sebagai kebutuhan primer selain

pangan, sandang dan papan. Oleh karena itu listrik tidak dapat dipisahkan dari sebagian

besar kehidupan manusia.

Daya listrik yang terpasang pada pelanggan PLN cukup beragam, mulai dari 450

VA, 900 VA hingga 1300 VA atau lebih. Perbedaan akan penggunaan daya listrik

tersebut mengakibatkan tarif dasar yang berlaku bagi pelanggan berbeda pula. Tentunya

pembayaran akan penggunaan listriknya berbeda pula. Dari bermacam-macam tarif

dasar listrik serta kenaikan harga tarif dasar listrik tersebut PT. PLN dituntut untuk

meningkatkan pelayanannya kepada pemakai.

Masyarakat pada umumnya tidak mengetahui proses perhitungan biaya

konsumsi listriknya perhari maupun perbulan yang dilakukan oleh PLN, hal ini biasanya

membuat masyarakat tidak mengetahui secara perkiraan atau secara pasti berapa biaya

yang harus dikeluarkan dalam sebulan. Ini termasuk salah satu penyebab konsumen

kesulitan dalam melakukan penghematan listrik, yang hal ini telah diimbau pemerintah

untuk melakukan penghematan listrik.Untuk mengatasi keadaan-keadaan tersebut maka

dibuat Alat Pencatat & Penyimpan Data Stand Akhir pada KWH Meter secara otomatis

yang dilengkapi dengan alat penghitung biaya penggunaan listrik perhari dan perbulan.

Dengan dibuatnya alat ini pelanggan dapat memantau jumlah pemakaian energi listrik

secara real time sehingga pelanggan dapat mengambil langkah-langkah efisiensi

(Penghematan terhadap pemakaian energi listrik rumahnya).

2. Landasan teori

2.1 KWH meter

KWH (Kilo VA Hour) meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur

besarnya pemakaian energi listrik yang terpakai pada setiap pelanggan listrik. Daya listrik

yang terpasang pada pelanggan PLN cukup beragam, mulai dari 450 VA, 900 VA hingga

1300 VA atau lebih. Setiap bulan petugas PLN akan mencatat jumlah pemakaian energi

listrik tersebut. Pemakaian energi listrik tersebut akan ditagihkan dalam rekening listrik

pelanggan setiap bulannya.

2.2 Sensor optocoupler

Sensor adalah alat untuk mendeteksi atau meraba sesuatu yang berbentuk

stimulus (mekanis, magnetis, panas, sinar atau kimiawi) dan mengubah stimulus tersebut

menjadi tegangan dan arus listrik.

2.3 Microcontroller

Mikrokontroler adalah suatu device semi konduktor yang dapat diprogram sesuai

dengan kebutuhan. Piranti ini merupakan hasil perkembangan dari teknologi IC yang

ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang semakin kompleks sehingga

menuntut spesifikasi yang berbeda pada setiap kasusnya. Penggunaan piranti yang

dapat diprogram memiliki banyak keuntungan, terutama dalam hal penekanan biaya,

penghematan ruang dan fleksibilitas yang tinggi. Melalui manipulasi pada software,

programmable device dapat meminimumkan penggunaan piranti fisik dan

mengoptimalkan unjuk kerja sistem.

2.4 Blok RTC (Real Time Clock)

RTC adalah modul penghitung waktu dan penyimpan data waktu, dengan

adanya komponen ini unit pengendali dapat melakukan pengendalian kerja sistem

dengan waktu yang akurat. RTC memiliki kemampuan untuk menghitung waktu dengan

tepat. Keunggulan – keunggulan yang dimiliki oleh RTC diantaranya :

1) Menghitung waktu mulai detik, menit, jam, tanggal, bulan, tahun, hari dalam

minggu dengan kompensasi tahun kabisat sampai tahun 2100.

2) Kemampuan untuk selalu up to date meskipun sumber utama terputus

1) Mudah dalam pengaturan (setting) jam dan tanggal.

2.5 Penampil LCD

LCD adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi menampilkan suatu

informasi pada suatu layar yang berbahan kristal cair (Liquid Crystal Display). Fungsi

LCD ini sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan 7segment tetapi LCD memiliki

kelebihan diantaranya lebih informatif dan konsumsi arusnya relatif kecil, ada

kelemahannya yaitu dari sisi harga relatif lebih mahal dari pada 7seg. Tetapi itu semua

tergantung kebutuhan pada aplikasi, apakah lebih tepat menggunakan LCD ataukah

7seg. LCD paling sering dipakai dalam aplikasi mikrokontroler ini adalah LCD 16x2

karakter dengan berbagai macam warna backlight.

2.6 Catu Daya

Catu daya adalah sebuah peralatan penyedia tegangan atau sumber daya

untuk peralatan elektronika dengan prinsip mengubah tegangan listrik yang

tersedia dari jaringan distribusi transmisi listrik ke level yang diinginkan sehingga

berimplikasi pada pengubahan daya listrik. Dalam implementasinya yang

kemudian berkembang pesat dan luas yaitu sistem pengubahan AC ke DC (DC

power supply) dan DC ke DC (DC-DC converter). Metoda penyediaan sumber

daya DC sendiri selalu berkembang mulai dari tipe Linier hingga tipe swiching.

2.7 Resistor

Resistor adalah komponen elektronika yang selalu digunakan dalam setiap

rangkaian elektronika karena resistor berfungsi sebagai pengatur arus listrik. Dengan

resistor listrik dapat didistribusikan sesuai dengan kebutuhan.

2.8 Software Pendukung

2.8.1. Bahasa Pemrograman C

Bahasa pemrograman C merupakan salah satu bahasa pemrograman tingkat

tinggi. Bahasa tingkat tinggi mempunyai banyak keuntungan. Bahasa tingkat tinggi

mudah untuk dipelajari, mudah ditulis, mudah dibaca dan mudah untuk mencari

kesalahan di dalamnya. Selain itu, bahasa pemrograman juga mudah diubah dan

portabel untuk disesuaikan dengan mesin yang menjalankannya.

3. Analisis

3.1. Analisis Kebutuhan Sistem

Analisis kebutuhan merupakan batasan masalah pada tujuan yang diharapkan

dari sistem yang di bangun yaitu alat pencatat dan penyimpan data stand KWHmeter.

Analisis kebutuhan dari alat yang akan di bangun adalah sebagai berikut:

a. Alat ini menggunakan sensor optocoupler dimana sensor ini berfungsi

membaca putaran piringan yang terkena induksi elektromagnetik pada KWH

meter.

b. Sistem alat ukur mampu menampilkan informasi pemakaian energi listrik

dalam satuan KWh, biaya komulatif yang dikeluarkan dalam rupiah dan biaya

perbulan, serta jam dan tanggal

c. Sistem alat ini dapat menyimpan data stand awal dan akhir pada waktu

pengambilan data tersebut.

d. Sistem dapat dioperasikan dengan mudah dan merupakan alat yang

portable, kecil serta ringan..

3.2. Kebutuhan Perangkat Keras

a. Alat

1. Solder

2. Timah, Pelarut PCB ( Fe Cl3)

3. Papan PCB

4. Tang kombinasi, Obeng

5. Spidol water proof

6. Gunting, Cutter

b. Bahan

1. Transformator

2. Komponen pendukung (transistor, resistor, dioda, kapasitor, dll)

3. ATMega 16

4. Kabel Penghubung, Stop Kontak, Steker

5. LCD (penampil)

6. Regulator LM 7805

7. Kotak bok

8. KWH meter

9. PCB

10. Lampu 3 buah 100 VA

11. Vatting (piting)

12. Saklar

13. Sensor ouptocoupler

3.3. Kebutuhan Perangkat Lunak

1. Komputer Pentium 4 DDR 512

2. Compiler AVRCodevision 2.59

3. Eagle 5.07

3.4. Perancangan Sistem

Tahapan berikut setelah analisis dan spesifikasi adalah perancangan sistem.

Perancangan dalam sistem ini terbagi atas dua tahapan:

1. Perancangan perangkat keras

2. Perancangan Perangkat Lunak

3.4.1. Perancangan perangkat keras

Perangkat keras meliputi rangkaian sensor, rangkaian mikrokontroler

sebagai pengolah input dari rangkaian sensor, rangkaian RTC sebagai driver jam

dan tanggal, penampil LCD serta tombol kyepad. Dalam perancangan alat ini

menggunakan sensor optokopler yang menghitung putaran piringan yang terkena

induksi elektromagnetik.

Hubungan antar komponen dan sistem digambarkan dalam sebuah blok diagram

pada Gambar 3.1 sebagai berikut :

Gambar 3.1 Blok Diagram Hubungan Antar Perangkat Keras

Dari blok diagram diatas di rancang menjadi skema keseluruhan terlihat

pada gambar 3.2

Gambar 3.2 Gambar rangkaian keseluruhan

3.4.1.1. Langkah – langkah dalam perancangan perangkat keras

1. Membuat gambar skema rangkaian dengan program eagle 5.07.

Gambar 3.9 Skema rangkaian dengan EAGLE

2. Mengkonversi gambar rangkaian kedalam PCB, kemudian dikonversi

kedalam bentuk PCB untuk dilakukan pelarutan dengan Ferry Clorida (

F3Cl3).

Gambar 3.3 Layout PCB

Gambar 3.4 Layout PCB yang telah jadi

3. Pengeboran papan PCB

Pengeboran papan PCB dilakukan pada titik-titik yang telah digambar.

Gambar 3.5 Pengeboran papan PCB

4. Penyolderan

Masalah yang sering ditemukan dalam penyolderan, yaitu sering

terkelupasnya lapisan tembaga karena panas yang berlebihan

Gambar 3.6 Hasil dari penyolderan

3.4.2. Perancangan Perangkat Lunak

3.4.2.1. Langkah – langkah dalam perancangan software.

1. Membuat flowcart program yang akan dibuat.

2. Menulis program mikrokontroler bahasa C dengan menggunakan Code

Vision AVR.

4. HASIL DAN PENGUJIAN

4.1 Perangkat Keras

Setelah alat ukur melewati semua tahap perancangan maka dilakukan berbagai

pangamatan dan pengujian pada perangkat keras yang hasilnya adalah sebagai berikut :

1. Alat ukur mampu mengukur besar pemakaian energi listrik KWh beban.

2. Alat dapat menampilkan jumlah pemakaian energi listrik perbulan (KWH ),

jumlah biaya kumulatif perbulan dan biaya perbulan secara akurat sesuai

dengan TDL yang ditetapkan pemerintah.

3. Mampu menampilkan informasi jam dan tanggal

Gambar 4.1. Hasil Rancangan KWH meter digital

Pengamatan dilakukan untuk menguji hasil perancangan dan implementasi alat,

sehingga dapat diketahui sejauh mana alat dapat bekerja. Pengamatan yang terpenting

adalah bagian yang cukup kritis. Dengan mendapatkan parameter hasil pengujian

tersebut dapat disimpulkan rangkaian secara keseluruhan dan cara kerja alat dapat

diketahui. Pengujian pada perangkat keras dilakukan dengan menguji bagian perbloknya

dan rancangan keseluruhan.

Gambar 4.2. Rancangan perangkat keras

4.2 Perangkat Lunak

4.2.1 Pemrograman AVR C untuk mikrokontroler ATMega16

Untuk memulai pemrograman C dengan AVR ,Buka program

CodeVisionAVR caranya klik Start- AllPrograms- CodeVisionAVR-

CodeVisionAVR C Compiler.

Gambar 4.3. Jendela CodevisonAVR

Untuk memulai membuat project baru klik File-New maka akan keluar 2

pilihan yaitu source atau project. Karena kita akan membuat project maka pilih

Project. Setelah itu akan keluar kotak konfirmasi apakah kita akan menggunakan

fasilitas CodeWizartAVR atau tidak. Pilih Yes.

Pilih chip yang digunakan yaitu ATMega16 dan clock yang digunakan 4MHz.

Gambar 4.4. Setting Chip yang digunakan

Pilih tab Port|Port D atur semua pin (Bit 0-bit 7) pada port D dengan cara

klik tiap bit pada Data Direction

Gambar 4.5 Seting Port yang digunakan

Pilih tab Timer|Timer1 atur beri chek list pada interupt on dan beri nilai db pada

Value.

Gambar 4.6. Setting Timer yang digunakan

Pilih tab LCD pilih Port C

Gambar 4.7. Setting LCD

Pilih tab USART ceklist pada bagian Transmitter

Gambar 4.8. Setting USART

Setelah semua konfigurasi/ Setting Klik File- Generate and Save and Exit.

Simpan Project pada folder yang telah di tentukan

Gambar 4.9. Tampilan Project Setelah Setting

Setting yang kita berikan di awal tadi akan secara otomatis dituliskan pada code

pemrograman C pada CodevisionAVR kita tinggal menambahkan saja code yang

diperlukan untuk pemrograman mikrokontroler ATMega16 sesuai dengan

flowcart yang dibuat.

Setelah selesai menuliskan code maka lakukan kompilasi dengan menekan [shift

+ F9], jika terjadi kesalahan kita dapat mengetahuinya dengan membaca

keterangan jendela messages atau di Navigator. Lakukan koreksi dan Kompilasi

lagi.

Gambar 4.10. Jendela Massage Kompilasi

Setelah melakukan proses kompilasi maka klik Project – Configure-Tab After

Make, beri cheklish pada Program the chip

Gambar 4.11. Jendela Configurasi Project

Lalu Klik Ok

Gambar 4.12. Jendela Massage Kompilasi

Masukkan mikrokontroler ATMega16 pada downloader dan koneksikan dengan

PC, tekan Program the chip maka code tersebut akan dituliskan ke

mikrokontroler ATMega16. Untuk menyelaraskan antara mikrokontroler dengan

kristal yg digunakan agar timer sesuai dengan yg diinginkan maka harus

dikonfigurasi bitnya dengan software PonyProg (Security and Configuration bits).

Gambar 4.13. Jendela Konfigurasi Security Bits

Beri Cheklist seperti pada gambar di atas lalu Klik Write untuk menuliskan program

ke mikrokontroler ATMega16.

4.3 Analisis Perhitungan dan Pengukuran Alat

Pengujian keseluruhan merupakan pengujian yang melibatkan semua bagian

blok rangkaian yaitu dari mulai input sampai dengan penampilnya atau dengan kata lain

pengujian alat secara keseluruhan sesuai dengan fungsinya. Pengujian dilakukan dengan

menghubungkan alat ukur dengan tegangan jala-jala PLN dan melalui alat ini

dihubungkan dengan beban.

Prosedur dari pengujian fungsional adalah sebagai berikut :

1. Menguji fungsi alat dan mengambil data pengukuran beban yang

terhubung.

2. Analisis data yang diambil.

Gambar 4.14. Pengujian keseluruhan alat

Data yang akan dianalisis adalah data hasil percobaan pada beban 500W yang

penulis anggap mewakili analisis pada data hasil percobaan pada nilai beban yang lain.

Pada analisis ini penulis akan membandingkan data hasil pengukuran dengan data hasil

perhitungan menggunakan rumus yaitu:

KWH = P x t dimana P : Daya beban t: waktu

1. Diketahui t = 1 menit = 0.0167 jam

P= 500 W = 0,5 KW

KWH = P x t

= 0,5 KW x 0,0167 jam

= 0.0084 KWH

2. Diketahui t = 2 menit = 0.0333 jam

P= 500 W = 0,5 KW

KWH = P x t

= 0,5 KW x 0,0333 jam

= 0.0167 KWH

3. Diketahui t = 3 menit = 0.05 jam

P= 500 W = 0,5 KW

KWH = P x t

= 0,5 KW x 0.05 jam

= 0.0250 KWH

4. Diketahui t = 4 menit = 0.0667 jam

P= 500 W = 0,5 KW

KWH = P x t

= 0,5 KW x 0.0667 jam

= 0.0334KWH

5. Diketahui t = 5 menit = 0.0833 jam

P= 500 W = 0,5 KW

KWH = P x t

= 0,5 KW x 0.0833 jam

= 0.0417 KWH

6. Diketahui t = 6 menit = 0.1 jam

P= 500 W = 0,5 KW

KWH = P x t

= 0,5KW x 0.1 jam

= 0.0500 KWH

7. Diketahui t = 7 menit = 0.1167 jam

P= 500 W = 0,5 KW

KWH = P x t

= 0,5 KW x 0.1167 jam

= 0.0586 KWH

8. Diketahui t = 8 menit = 0.1333 jam

P= 500 W = 0,5 KW

KWH = P x t

= 0,5 KW x 0.1333 jam

= 0.0667 KWH

9. Diketahui t = 9 menit = 0.15 jam

P= 500 W = 0,5 KW

KWH = P x t

= 0,5 KW x 0.15 jam

= 0.0750 KWH

10. Diketahui t = 10 menit = 0.1667 jam

P= 500 W = 0,5 KW

KWH = P x t

= 0,5 KW x 0.1667 jam

= 0.0834 KWH

Tabel 4.1 Perbandingan Data Hasil Pengukuran dengan Data Hasil Perhitungan

Waktu

(Menit)

KWH Hasil Pengukuran

(KWH)

KWH Hasil Perhitungan

(KWH)

Error

( % )

1 0,0082 0.0084 2.38

2 0,0164 0.0167 1.79

3 0,0244 0.0250 2.40

4 0,0322 0,0344 2.09

5 0,0411 0.0417 1.44

6 0,0493 0,0500 1.40

7 0,0578 0.0584 1.03

8 0,0656 0,0667 1.65

9 0,0733 0.0750 2.27

10 0,0822 0,0834 1.44

Rata – rata error 1.78

Dari perbandingan data terukur dan data terhitung maka dapat diketahui prosentase

kesalahan dan nilai rerata kesalahan dengan rumus:

nilai terhitung – nilai terukur

% kesalahan = -----------------------------------

nilai terhitung

∑ % kesalahan

% rerata kesalahan = -------------------- x 100%

∑ pengukuran

Jadi pengujian diatas diperoleh rata-rata error sebesar 1.78 % sehingga dapat

disimpulkan alat tersebut layak digunakan.

Tabel 4.2 Perbandingan Biaya komulatif Alat dengan Biaya perhitungan beban

1300VA

No

Jenis

Beban Pemakaian

(KWH)

Biaya

Komulatif

Alat

( Rp )

Biaya

Komulatif

Perhitungan

( Rp)

Error (%)

1 1300 5.0132 44366 44366,4 0

2 1300 20.3540 44366 44366,4 0

3 1300 30.0231 44366 44366,4 0

4 1300 40.4320 44366 44366,4 0

5 1300 60.3420 51192 51192 0

*) Rekening Minimum (RM):RM1 : 40 (jam nyala) x Daya Tersambung (kVA) x Biaya

Pemakaian. Jam nyala = KWH perbulan dibagi KVA tersambung

40 (jam nyala = 52 KWH)

1. 52 KWH x Rp790 = Rp.41.080,-

PPJU 8/100x 41.080 = Rp. 3286,4 +

Total Rp. 44366,4

2. 52 KWH x Rp790 = Rp.41.080,-

PPJU 8/100x 41.080 = Rp. 3286,4 +

Total Rp. 44366,4

3. 52 KWH x Rp790 = Rp.41.080,-

PPJU 8/100x 41.080 = Rp. 3286,4 +

Total Rp. 44366,4

4. 52 KWH x Rp790 = Rp.41.080,-

PPJU 8/100x 41.080 = Rp. 3286,4 +

Total Rp. 44366,4

5. 60 KWH x Rp790 = Rp.47.400,-

PPJU 8/100x 47.400 = Rp. 3792 +

Total Rp. 51192

Dari hasil perbandingan antara data hasil pengukuran dengan alat dan data hasil

pengukuran diperoleh bahwa selisih antara pengukuran alat dengan perhitungan memiliki

selisih yang sangat kecil, sehingga dapat disimpulkan alat telah bekerja dengan baik.

Dari uraian serta pembahasan keseluruhan materi pada bab-bab

sebelumnya dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Mikrokontroler ATMega16 dapat digunakan sebagai pengendali alat hitung

konsumsi listrik secara digital

2. Sistem alat ukur dapat menampilkan informasi pemakaian energi listrik dalam

satuan KWh, biaya komulatif yang dikeluarkan dalam rupiah dan biaya

perbulan sesuai dengan Tarif Dasar Listrik (TDL)2010

3. Alat ini dapat menghitung konsumsi listrik pada daya 450VA , 900VA,

1300VA dan 2200VA

4. Alat hitung konsumsi listrik dapat mengukur beban dengan baik dan akurat

dalam pemakaian energi listrik, sehingga dapat dimanfaatkan untuk

pemantauan penggunaan pemakaian energi listrik secara real time.

5. PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Dari uraian serta pembahasan keseluruhan materi pada bab-bab

sebelumnya dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :

5. Mikrokontroler ATMega16 dapat digunakan sebagai pengendali alat hitung

konsumsi listrik secara digital

6. Sistem alat ukur dapat menampilkan informasi pemakaian energi listrik dalam

satuan KWh, biaya komulatif yang dikeluarkan dalam rupiah dan biaya

perbulan sesuai dengan Tarif Dasar Listrik (TDL)2010

7. Alat ini dapat menghitung konsumsi listrik pada daya 450VA , 900VA,

1300VA dan 2200VA

8. Alat hitung konsumsi listrik dapat mengukur beban dengan baik dan akurat

dalam pemakaian energi listrik, sehingga dapat dimanfaatkan untuk

pemantauan penggunaan pemakaian energi listrik secara real time.

5.2 SARAN

Kedepan alat ini dapat dikembangkan dengan menambahkan wireless atau sinar

inframerah untuk mempermudah petugas PLN mencatat pemakaian listrik pelanggan

dengan jarak jauh dari KWH

DAFTAR PUSTAKA

Budiarto Widodo, 2007.Panduan Praktikum Mikrokontroler AVR Atmega16, Elex Media

Komputindo Jakarta

M.Ary Heryanto,ST. Ir.Wisnu Adi P 2008 Pemrograman Bahasa C untuk Mikrokontroler

Atmega8535, Andi Yogyakarta.

Suhata, 2004, VB Sebagai Pusat Kendali Elektronik, Elex Media Komputindo Jakarta

S Wasito. 1986, Vademekum Elektronika, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Totok Budioko, “Belajar Dengan Mudah Dan Cepat Pemrograman Bahasa Dengan SDCC pada

Mikrokontroler AT89X051/AT89C51/52 Teori, Simulasi dan Aplikasi “ Cetakan

Pertama GAVA MEDIA, Yogyakarta, 2005.

Wardhana, Lingga, Belajar Sendiri Mikrokontroller AVR Seri ATMega8535 Simulasi, Hardware,

dan Aplikasi, ANDI Yogyakarta 2006

Tarif Dasar Listrik 2010 www.pln.co.id