al quran sebagai sumber hukum pertama dalam islam 1

27
Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama dalam Islam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam penetapan hukum dalam agama Islam harus dilandasi dengan pijakan atau alasan yang disebut sumber hukum, sumber hukum yang dimaksud adalah Al Quran namun adakalanya timbul permasalahan-permasalahan baru akibat berkembangnya zaman, oleh karena itu dibutuhkan sesuatu yang dapat dijadikan pijakan untuk menetapkan suatu perkara. Al-Quran adalah wahyu yang diturunkan dari langit oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril as. Sejarah penurunannya selama 23 tahun secara berangsur-angsur telah memberi kesan yang sangat besar dalam kehidupan seluruh manusia. Di dalamnya terkandung pelbagai ilmu, hikmah dan pengajaran yang tersurat maupun tersirat. Sebagai umat Islam, kita haruslah berpegang kepada Al-Quran dengan membaca, memahami dan mengamalkan serta menyebarluas ajarannya. Bagi mereka yang mencintai dan mendalaminya akan mengambil iktibar serta pengajaran, lalu menjadikannya sebagai panduan dalam meniti kehidupan dunia menuju akhirat yang kekal abadi. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah terbentuknya Al – Qur’ an? 2. Bagaimanakah Al – Qur’an itu dikumpulkan dan dibukukan? 3. Apa fungsi Al – Qur’an bagi umat Islam? Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama dalam Islam 2

Upload: devy-noer-khadisyah

Post on 06-Aug-2015

151 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama Dalam Islam 1

Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama dalam Islam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dalam penetapan hukum dalam agama Islam harus dilandasi dengan pijakan atau alasan yang disebut sumber hukum, sumber hukum yang dimaksud adalah Al Quran namun adakalanya timbul permasalahan-permasalahan baru akibat berkembangnya zaman, oleh karena itu dibutuhkan sesuatu yang dapat dijadikan pijakan untuk menetapkan suatu perkara. Al-Quran adalah wahyu yang diturunkan dari langit oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril as. Sejarah penurunannya selama 23 tahun secara berangsur-angsur telah memberi kesan yang sangat besar dalam kehidupan seluruh manusia. Di dalamnya terkandung pelbagai ilmu, hikmah dan pengajaran yang tersurat maupun tersirat. Sebagai umat Islam, kita haruslah berpegang kepada Al-Quran dengan membaca, memahami dan mengamalkan serta menyebarluas ajarannya. Bagi mereka yang mencintai dan mendalaminya akan mengambil iktibar serta pengajaran, lalu menjadikannya sebagai panduan dalam meniti kehidupan dunia menuju akhirat yang kekal abadi. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah terbentuknya Al – Qur’ an? 2. Bagaimanakah Al – Qur’an itu dikumpulkan dan dibukukan? 3. Apa fungsi Al – Qur’an bagi umat Islam? Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama dalam Islam 2

Page 2: Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama Dalam Islam 1

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan laporan ini adalah : Untuk mengetahui sejarah Al – Qur”an Untuk mengetahui bagaimana pengumpulan dan pembukuan Al – Qur’an Untuk mengetahui bahwa Al – Qur’an berfungsi sebagai pedoman sekaligus sumber hukum pertama umat Islam Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama dalam Islam 3

Page 3: Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama Dalam Islam 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 . Sejarah Al Quran "Quran" menurut pendapat yang paling kuat seperti yang dikemukakan Dr. Subhi Al Salih bererti "bacaan", asal kata qara’a. Kata Al Qur’an itu berbentuk masdar dengan arti isim maf’ul yaitu maqru’ (dibaca). Di dalam Al Qur’an sendiri ada pemakaian kata "Qur’an" dalam arti demikian sebagal tersebut dalam ayat 17, 18 surah (75) Al Qiyaamah: Artinya: ‘Sesungguhnya mengumpulkan Al Qur’an (didalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggunggan kami. kerana itu jika kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikut bacaannya". Adapun definisi Al Qur’an ialah: "Kalam Allah s.w.t. yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad dan yang ditulis di mushaf dan diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah" Dengan definisi ini, kalam Allah yang diturunkan kepada nabi-nabi selain Nabi Muhammad s.a.w. tidak dinamakan Al Qur’an seperti Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s. atau Injil yang diturun kepada Nabi Isa a.s. Dengan demikian pula Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama dalam Islam 4

Page 4: Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama Dalam Islam 1

yang membacanya tidak dianggap sebagai ibadah, seperti Hadis Qudsi, tidak pula dinamakan Al Qur’an. 2.2 Turunnya Al Quran Nabi Muhammad s.a.w. dalam hal menerima wahyu mengalami bermacam-macam cara dan keadaan. di antaranya: 1, Malaikat memasukkan wahyu itu ke dalam hatinya. Dalam hal ini Nabi s.a.w. tidak melihat sesuatu apapun, hanya beliau merasa bahwa itu sudah berada saja dalam kalbunya. Mengenai hal ini Nabi mengatakan: "Ruhul qudus mewahyukan ke dalam kalbuku" 2. Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi berupa seorang laki-laki yang mengucapkan kata-kata kepadanya sehingga beliau mengetahui dan hafal benar akan kata-kata itu. 3. Wahyu datang kepadanya seperti gemerincingnya loceng. Cara inilah yang amat berat dirasakan oleh Nabi. Kadang-kadang pada keningnya berpancaran keringat, meskipun turunnya wahyu itu di musim dingin yang sangat. Kadang-kadang unta beliau terpaksa berhenti dan duduk karena merasa amat berat, bila wahyu itu turun ketika beliau sedang mengendarai unta. Diriwayatka n oleh Zaid bin Tsabit: "Aku adalah penulis wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah. Aku lihat Rasulullah ketika turunnya wahyu itu seakan-akan diserang oleh demam yang keras dan keringatnya bercucuran seperti permata. Kemudian setelah selesai turunnya wahyu, barulah beliau kembali seperti biasa". 4. Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi, tidak berupa seorang laki-laki seperti keadaan no. 2, tetapi benar-benar seperti rupanya yang asli. Hal ini tersebut dalam Al Qur’an surah (53) An Najm ayat 13 dan 14. Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama dalam Islam 5

Page 5: Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama Dalam Islam 1

Artinya: Sesungguhnya Muhammad telah melihatnya pada kali yang lain (kedua). Ketika ia berada di Sidratulmuntaha. 2.3 Hikmah Diturunkanya Al-quaran Secara Berangsur-angsur. Al Qur’an diturunkan secara beransur-ansur dalam masa 22 tahun 2 bulan 22 hari atau 23 tahun, 13 tahun di Mekkah dan 10 tahun di Madinah. Hikmah Al Qur’an diturunkan secara beransur-ansur itu ialah: 1. Agar lebih mudah difahami dan dilaksanakan. Orang tidak akan melaksanakan suruhan, dan larangan sekiranya suruhan dan larangan itu diturunkan sekaligus banyak. Hal ini disebutkan oleh Bukhari dan riwayat ‘Aisyah r.a. 2. Di antara ayat-ayat itu ada yang nasikh dan ada yang mansukh, sesuai dengan permasalahan pada waktu itu. Ini tidak dapat dilakukan sekiranya Al Qur’an diturunkan sekaligus. (ini menurut pendapat yang mengatakan adanya nasikh dan mansukh). 3. Turunnya sesuatu ayat sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi akan lebih mengesankan dan lebih berpengaruh di hati. 4. Memudahkan penghafalan. Orang-orang musyrik yang telah menayakan mengapa Al Qur’an tidak diturunkan sekaligus. sebagaimana tersebut dalam Al Qur’an ayat (25) Al Furqaan ayat 32, yaitu: mengapakah Al Qur’an tidak diturunkan kepadanya sekaligus

Kemudian dijawab di dalam ayat itu sendiri: demikianlah, dengan (cara) begitu Kami hendak menetapkan hatimu 5. Di antara ayat-ayat ada yang merupakan jawaban daripada pertanyaan atau penolakan suatu pendapat atau perbuatan, sebagai dikatakan oleh lbnu ‘Abbas r.a. Hal ini tidak dapat terlaksana kalau Al Qur’an diturunkan sekaligus. Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama dalam Islam 6

Page 6: Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama Dalam Islam 1

2.4 Penggolongan Al Quran Ditinjau dari segi masa turunnya, maka Al Qur’an itu dibahagi atas dua golongan: 1. Ayat-ayat yang diturunkan di Mekah atau sebelum Nabi Muhammad s.a.w. hijrah ke Madinah dinamakan ayat-ayat Makkiyyah.

2. Ayat-ayat yang diturunkan di Madinah atau sesudah Nabi Muhammad s.a.w. hijrah ke Madinah dinamakan ayat-ayat Madaniyyah.

3. Ayat-ayat Makkiyyah meliputi 19/30 dari isi Al Qur’an terdiri atas 86 surah, sedang ayat-ayat Madaniyyah meliputi 11/30 dari isi Al Qur’an terdiri atas 28 surat.

Perbedaan ayat-ayat Makiyyah dengan ayat-ayat Madaniyyah ialah: 1. Ayat-ayat Makkiyyah pada umumnya pendek-pendek sedang ayat-ayat Madaniyyah panjang-panjang; surat Madaniyyah yang merupakan 11/30 dari isi Al Qur’an ayat-ayatnya berjumlah 1,456, sedang ayat Makkiyyah yang merupakan 19/30 dari isi Al Qur’an jumlah ayat-ayatnya 4,780 ayat. 2. Juz 28 seluruhnya Madaniyyah kecuali ayat (60) Mumtahinah, ayat-ayatnya berjumlah 137; sedang juz 29 ialah Makkiyyah kecuali ayat (76) Addahr, ayat-ayatnya berjumlah 431. Surat Al Anfaal dan surat Asy Syu’araa masing-masing merupakan setengah juz tetapi yang pertama Madaniyyah dengan bilangan ayat sebanyak 75, sedang yang kedua Makiyyah dengan ayatnya yang berjumlah 227. 3. Dalam ayat-ayat Madaniyyah terdapat perkataan "Ya ayyuhalladzi na aamanu" dan sedikit sekali terdapat perkataan ‘Yaa ayyuhannaas’, sedang dalam ayat ayat Makiyyah adalah sebaliknya. 4. Ayat-ayat Makkiyyah pada umumnya mengandung hal-hal yang berhubungan dengan keimanan, ancaman dan pahala, kisah-kisah umat yang terdahulu yang mengandung pengajaran dan budi pekerti; sedang Madaniyyah mengandung hukum-hukum, baik yang berhubungan dengan hukum adat Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama dalam Islam 7

Page 7: Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama Dalam Islam 1

atau hukum-hukum duniawi, seperti hukum kemasyarakatan, hukum ketata negaraan, hukum perang, hukum internasional, hukum antara agama dan lain-lain.

2.5 Pengumpulan Al Quran Yang dimaksud dengan pengumpulan Qur'an ( Jam'ul Qur'an ) oleh para ulama adalah salah satu dari dua pengertian berikut : 1. Pengumpulan dalam arti menghafalkan Hifdzuhu ( menghafalkannya dalam hati) Jumma'ul Quran artinya huffazuhu ( penghafal-penghafalnya, orang yang menghafalkannya didalam hati). Inilah makna yang dimaksudkan dalam firman Allah kepada Nabi-Nabi senantiasa menggerak-gerakkan kedua bibir dan lidahnya untuk membaca Qur'an ketika itu turun kepadanya sebelum jibril selesai membacakannya, karena ingin menghafalkannya: Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama dalam Islam 8

Page 8: Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama Dalam Islam 1

"Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk Al Qur'an karena hendak cepat-cepat nya . Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya dan membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya." (al-Qiyamah:16-19 ). 2. Pengumpulan dalam arti kitabatuhu ( penulisan Qur'an) Yaitu menuliskannyan baik dengan memisah-misahkan ayat-ayat dan surah-surahnya, atau menertibkan ayat-ayat semata dan setiap surah ditulis dalam satu lembaran secara terpisah, atau menertibkan ayat-ayat dan surah-surahnya dalam lembaran-lembaran yang terkumpul yang menghimpun semua surah, sebagiannya ditulis sesudah bagian yang lain. 2.5.1 Pengumpulan Al-qur’an Pada Masa Nabi Realitas penghimpunan Al-Quran pada masa nabi dapat dijelaskan dengan point-point sebagai berikut : a. Pengumpulan Al-Quran dalam Penghafalan di masa Nabi. Para sahabat telah dikenal dengan kecintaan mereka dan semangat mereka dalam menghafal Al-Quran. Dalam kitab sahihnya Bukhari telah mengemukakan adanya tujuh huffadzh di masa sahabat, melalui tiga riwayat. Mereka adalah: Abdullah bin Mas'ud Salim bin Ma'qal bekas budak Abu Huzaifah Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama dalam Islam 9

Page 9: Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama Dalam Islam 1

Muaz bin Jabal Ubai bin Kaab Zaid bin Sabit Abu Zaid bin Sakan dan Abu Darda' Penyebutan para hafiz yang tujuh atau delapan ini tidak berarti pembatasan, karena beberapa keterangan dalam kitab-kitab sejarah dan sunan menunjukkan bahwa para sahabat berlomba menghafalkan Qur'an dan mereka memerintahkan anak-anak dan ister-isteri mereka untuk menghafalkannya. b. Pengumpulan Qur'an dalam Arti Penulisannya pada Masa Nabi Beberapa penjelasan terkait penulisan al-Quran dimasa nabi adalah sebagai berikut : 1. Rasulullah meminta beberapa sahabat untuk menuliskan wahyu Rasullullah telah mengangkat para penulis wahyu Qur'an dari sahabat- sahabat terkemuka, seperti Ali, Muawiyah, 'Ubai bin K'ab dan Zaid bin Sabit, bila ayat turun ia memerintahkan mereka menulisnya dan menunjukkan tempat ayat tersebut dalam surah, sehingga penulisan pada lembar itu membantu penghafalan didalam hati. 2) Beberapa sahabat berinisiatif menuliskan secara sendiri-sendiri. Sebagian sahabat menuliskan Qur'an yang turun itu atas kemauan mereka sendiri, tanpa diperintah oleh nabi; mereka menuliskannya pada pelepah kurma , lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana, potongan tulang belulang binatang. Zaid bin Sabit mengatakan : " Kami menyusun Qur'an dihadapan Rasulullah pada kulit binatang " 3) Para sahabat senantiasa menyodorkan Qur'an kepada Rasulullah baik dalam bentuk hafalan maupun tulisan, Tulisan-tulisan Qur'an pada masa Nabi tidak terkumpul dalam satu mushaf ; yang ada pada seseorang belum tentu dimiliki orang lain. Rasulullah berpulang kerahmatullah disaat Qur'an telah dihafal dan tertulis dalam mushaf dengan susunan seperti disebutkan diatas; ayat-ayat dan surah-surah dipisah-pisahkan, atau diterbitkan ayat-ayatnya saja dan setiap surah berada dalam satu lembar Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama dalam Islam 10

Page 10: Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama Dalam Islam 1

secara terpisah dalam tujuh huruf. Tetapi Qur'an belum dikumpulkan dalam satu mushaf yang menyuruh (lengkap). 2.5.2 Pengumpulan Qur’an Pada Masa Abu Bakar. a. Latar Belakang Pengumpulan Quran : Abu Bakar menjalankan pemerintahan Islam sesudah Rasulullah. Ia dihadapkan kepada peristiwa-peristiwa besar berkenaan dengan kemurtadan sebagian orang arab. Karena itu ia segera menyiapkan pasukan dan mengirimkannya untuk memerangi orang-orang yang murtad itu. Peperangan Yamamah yang terjadi pada tahun 12 H melibatkan sejumlah besar sahabat yang hafal Qur'an. Dalam peperangan ini tujuh puluh qari dari para sahabat gugur. Umar bin Khatab merasa sangat kuatir melihat kenyataan ini, lalu ia menghadap Abu Bakar dan mengajukan usul kepadanya agar mengumpulkan dan membukukan Qur'an karena dikhawatirkan akan musnah, sebab peperangan Yamamah telah banyak membunuh para qarri'. Disegi lain Umar merasa khawatir juga kalau-kalau peperangan ditempat-tempat lain akan membunuh banyak qari' pula sehingga Qur'an akan hilang dan musnah, Abu Bakar menolak usulan itu dan berkeberatan melakukan apa yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah. Tetapi Umar tetap membujuknya, sehingga Allah membukakan hati Abu Bakar untuk menerima usulan Umar tersebut b.Pemilihan Zaid bin Tsabit Abu Bakar memerintahkan Zaid bin Sabit, mengingat beberapa hal : kedudukannya dalam qiraat dan penulisan al-quran pemahaman dan kecerdasannya, serta kehadirannya pada pembacaan yang terakhir kali. Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama dalam Islam 11

Page 11: Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama Dalam Islam 1

Abu Bakar menceritakan kepadanya kekhawatiran dan usulan Umar. Pada mulanya Zaid menolak seperti halnya Abu Bakar sebelum itu. Keduanya lalu bertukar pendapat, sampai akhirnya Zaid dapat menerima dengan lapang dada perintah penulisan Qur'an itu. Zaid bin Sabit melalui tugasnya yang berat ini dengan bersadar pada hafalan yang ada dalam hati para qurra dan catatan yang ada pada para penulis. Kemudian lembaran-lembaran ( kumpulan) itu disimpan ditangan Abu Bakar. Setelah ia wafat pada tahun 13 H, lembaran-lembaran itu berpindah ke tangan Umar dan tetap berada ditangannya hingga ia wafat. Kemudian mushaf itu berpindah ketangan Hafsah putri Umar. Pada permulaan kekalifahan Usman, Usman memintanya dari tangan Hafsah. c. Metode Zaid bin Tsabit & Ketelitiannya dalam Pengumpulan Al-Quran Dalam usaha pengumpulan Al-Qur'an Zaid bin Tsabit telah mengambil langkah yang tepat, teliti dan mantap. Langkah tersebut adalah suatu jaminan (yang pantas) dalam penulisan Al-Qur'an dengan mantap dan penuh ketelitian. Zaid bin Tsabit tidak menganggap cukup menurut yang dihafal dalam hati dan yang ditulis dengan tangannya serta hasil pendengaran, tetapi ia bertitik-tolak pada penyelidikan yang mendalam dari dua sumber: 1) Sumber hafalan yang tersimpan dalam hati para sahabat; dan 2) Sumber tulisan yang ditulis pada zaman Rasulullah SAW. Dua hal tersebut yaitu hafalan dan tulisan harus terpenuhi. Karena sangat bersungguh-sungguh dan berhati-hatinya ia tidak menerima data berupa tulisan sebelum disaksikan oleh dua orang yang adil bahwa tulisan tersebut ditulis di hadapan Rasulullah SAW. Hal ini dikemukakan oleh sebuah hadits yang diriwayatkan oleb Abu Daud dalam kitab sunnahnya; dimana ia berkata: Umar datang seraya mengatakan: "Siapa yang menerima Al-Qur'an dari Rasulullah SAW maka cobalah datangkan, mereka menulisnya dalam lembaran-lembaran kertas, papan kayu dan pelepah kurma". Sekalipun demikian ia (Umar) tidak mau menerimanya begitu saja sebelum disaksikan oleh dua orang saksi. Hadits ini didukung pula oleh hadits lain yang juga Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama dalam Islam 12

Page 12: Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama Dalam Islam 1

diriwayatkan oleb Abu Daud; bahwa Abu Bakar mengatakan kepada Umar dan Zaid: "Duduklah anda berdua di pintu masjid. Bila ada orang yang mendatangimu perihal Al-Qur'an (Kitabullah) dengan membawa dua orang saksi, maka tulislah!" Ibnu Hajar mengatakan: "Yang dimaksud dengan dua orang saksi adalah hafalan dan tulisan, sedangkan as-Sakhawy mengatakan bahwa yang dimaksud, adalah mereka berdua menyaksikan tulisan tersebut di hadapan Rasulullah SAW itu karena benar-benarnya usaha pemantapan, ketelitian dan kesungguhan yang digariskan oleb Abu Bakar Shiddiq kepada Zaid bin Tsabit. d. Beberapa Keistimewaan Mushaf Abu Bakar Lembaran-lembaran yang dikumpulkan dalam satu mushhaf pada masa Abu Bakar memiliki beberapa keistimewaan yang terpenting: 1) Diperoleh dari hasil penelitian yang sangat mendetail dan kemantapan yang sempurna. 2) Yang tercatat dalam mushhaf banyalah bacaan yang pasti, tidak ada nasakh bacaannya. 3) Ijma' ummat terhadap mushhaf tersebut secara mutawatir bahwa yang tercatat adalah ayat-ayat Al-Qur'an. 4) Mushhaf mencakup huruf sab'ah (tujuh huruf) yang dinukil berdasarkan riwayat yang benar-benar shahih. Keistimewaan-keistimewaan tersebut membuat para sahabat kagum dan terpesona terhadap usaha Abu Bakar, dimana ia memelihara Al-Qur'an dari bahaya kemusnahan, dan itu berkat taufiq serta hidayah dari Allah Azza wa Jalla.Ali berkata: "Orang yang paling berjasa dalam hal Al-Qur'an ialah Abu Bakar r.a. ia adalah orang yang pertama mengumpulkan Al-Qur'an/Kitabullah. 2.5.3 Pengumpulan Al-qur’an Pada Masa Ustman bin Affan a. Latar Belakang Pengumpulan Penyebaran Islam bertambah dan para Qurra pun tersebar di berbagai wilayah, Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama dalam Islam 13

Page 13: Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama Dalam Islam 1

dan penduduk disetiap wilayah itu mempelajari qira'at (bacaan) dari qari yang dikirim kepada mereka. Cara-cara pembacaan (qiraat) Qur'an yang mereka bawakan berbeda-beda sejalan dengan perbedaan 'huruf ' yang dengannya Qur'an diturunkan. Apa bila mereka berkumpul disuatu pertemuan atau disuatu medan peperangan, sebagian mereka merasa heran dengan adanya perbedaan qiraat ini. Sebagian mereka menganggapnya wahar, karena mengetahui bahwa perbedaan-perbedaan itu semuanya disandarkan kepada Rasulullah. Ketika terjadi perang Armenia dan Azarbaijan dengan penduduk Iraq, diantara orang yang ikut menyerbu kedua tempat itu ialah Huzaifah bin al-Yaman. Ia banyak melihat perbedaan dalam cara-cara membaca Quran. Sebagian bacaan itu bercampur dengan kesalahan; tetapi masing-masing mempertahankan dan berpegang pada bacaannya, serta menentang setiap orang yang menyalahi bacaannya dan bahkan mereka saling mengkafirkan. Melihat kenyataan demikian Huzaifah segara menghadap Usman dan melaporkan kepadanya apa yang telah dilihatnya. Usman juga memberitahukan kepada Huzaifah bahwa sebagian perbedaan itu pun akan terjadi pada orang-orang yang mengajarkan Qiraat pada anak-anak. Anak-anak itu akan tumbuh, sedang diantara mereka terdapat perbedaan dalam qiraat. Para sahabat amat memprihatinkan kenyataan ini karena takut kalau-kalau perbedaan itu akan menimbulkan penyimpangan dan perubahan. Mereka bersepakat untuk menyalin lembaran-lembaran yang pertama yang ada pada Abu Bakar dan menyatukan umat islam pada lembaran-lembaran itu dengan bacaan tetap pada satu huruf. b. Metode Pengumpulan Al-Quran masa Utsman Utsman kemudian mengirimkan utusan kepada Hafsah (untuk meminjamkan mushaf Abu Bakar yang ada padanya) dan Hafsah pun mengirimkan lembaran-lembaran itu kepadanya. Kemudian Usman memmanggil : Zaid bin Sabit al-Ansari Abdullah bin Zubair Said bin 'As Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama dalam Islam 14

Page 14: Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama Dalam Islam 1

Abdurrahman bin Haris bin Hisyam Ketiga orang terkahir ini adalah orang quraisy, lalu Ustman memerintahkan mereka agar menyalin dan memperbanyak mushaf, serta memerintahkan pula agar apa yang diperselisihkan Zaid dengan ketiga orang quraisy itu ditulis dalam bahasa quraisy, karena Qur'an turun dengan logat mereka. Mushaf-mushaf itu ditulis dengan satu huruf (dialek) dari tujuh huruf Qur'an seperti yang diturunkan agar orang bersatu dalam satu qiraat. Dan Usman telah mengembalikan lembaran-lembaran yang asli kepada Hafsah, lalu dikirimkannya pula pada setiap wilayah yaitu masing-masing satu mushaf. Dan ditahannya satu mushaf untuk dimadinah, yaitu mushafnya sendiri yang dikenal dengan nama "mushaf Imam". Kemudian ia memerintahkan untuk membakar mushaf yang selain itu. Umatpun menerima perintah dengan patuh, sedang qiraat dengan enam huruf lainnya ditingalkan. c. Permasalahan seputar penyatuan huruf al-quran dalam Mushaf Ustman Utsman ra memutuskan untuk menghilangkan enam huruf yang lain. Keputusan ini tidak salah, sebab qiraat dengan tujuh huruf itu tidak wajib. Seandainya Rasulullah mewajibkan qiraat dengan tujuh huruf itu semua, tentu setiap huruf harus disampaikan secara mutawatir sehingga menjadi hujjah. Tetapi mereka tidak melakukannya. Ini menunjukkan bahwa qiraat dengan tujuh huruf itu termasuk dalam katergori keringanan (rukhsoh). Apa bila sebagian orang lemah pengetahuan berkata : Bagaimana mereka boleh meninggalkan qiraat yang telah dibacakan oleh Rasulullah dan diperintahkan pula membaca dengan cara itu ? maka Jawabnya ialah : 'Sesungguhnya perintah Rasulullah kepada mereka untuk membacanya itu bukanlah perintah yang menunjukkan wajib dan fardu, tetapi menunjukkan kebolehan dan keringanan (rukshah). Sebab andaikata qiraat dengan tujuh huruf itu diwajibkan kepada mereka, tentulah pengetahuan tentang setiap huruf dari ketujuh huruf itu wajib pula bagi orang yang mempunyai hujjah untuk menyampaikannya, bertianya harus pasti dan keraguan harus dihilangkan dari para qari. Dan karena mereka tidak menyampaikan hal Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama dalam Islam 15

Page 15: Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama Dalam Islam 1

tersebut, maka ini merupakan bukti bahwa dalam masalah qiraat mereka boleh memilih, sesudah adanya orang yang menyampaikan Qur'an dikalangan umat yang penyampaiannya menjadi hujjah bagi sebagian ketujuh huruf itu. 2.5.4 Perbedaan Antara Pengumpulan Abu Bakar dengan Ustman Dari teks-teks diatas jelaslah bahwa pengumpulan (mushaf oleh) Abu Bakar berbeda dengan pengumpulam yang dilakukan Usman dalam motif dan caranya. Diantaranya sebagai berikut : 1) Motif Abu Bakar adalah kekhawatiran beliau akan hilangnya Qur'an karena banyaknya para huffaz yang gugur dalam peperangan yang banyak menelan korban dari para qari. Sedang motif Usman dalam mengumpulkan Qur'an ialah karena banyaknya perbedaan dalam cara-cara membaca Qur'an yang disaksikannnya sendiri didaerah-daerah dan mereka saling menyalahkan antara satu dengan yang lain. 2) Pengumpulan Qur'an yang dilakukan Abu Bakar ialah memindahkan satu tulisan atau catatan Qur'an yang semula bertebaran dikulit-kulit binatang, tulang, dan pelepah kurma, kemudian dikumpulkan dalam satu mushaf, dengan ayat-ayat dan surah-surahnya yang tersusun serta terbatas dalam satu mushaf, dengan ayat-ayat dan surah-surahnya serta terbatas dengan bacaan yang tidak dimansukh dan tidak mencakup ketujuh huruf sebagaimana ketika Qur'an itu diturunkan. Sedangkan pengumpulan yang dilakukan Usman adalah menyalinnya menjadi satu huruf diantar ketujuh huruf itu, untuk mempersatukan kaum muslimin dalam satu mushaf dan satu huruf yang mereka baca tanpa keenam huruf lainnya. 2.6 Pembukuan Alquran 2.6.1 Pembukuan Mushaf AI Qur'an pada Masa Rasulullah Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama dalam Islam 16

Page 16: Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama Dalam Islam 1

Kita telah mengetahui Al-Qur'an itu diturunkan secara berangsur-angsur. Rasulullah menerima A1-Qur'an melalui malaikat Jibril kemudian beliau ,mem-bacakan serta. mendiktekannya kepada para sahabat yang mendengarkannya. Pada priode pertama sejarah pembukuan Al-Qur'an dapat dikatakan bahwa setiap ayat yang diturunkan kepada Rasulullah selain beliau hafal sendiri juga dihafal dan dicatat oleh para sahabat. Dengan cara tersebut Al-Qur'an terpelihara di dalam dada dan ingatan Rasulullah SAW beserta para sahabatnya. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Al-Qiyamah 17 : Artinya : Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai,) membacanya. Ayat di atas memebrikan petunjuk kepada kita bahwa al-qur’an itu dijamin kemurniannya dan terpelihara serta terkumpul dengan baik sejak saat turunnya sampai sekarang ini. Pengumpulan ayat Al-Qur’an ini dibantu oleh para sahabat, setiap ayat turun langsung dicatat pada plepah kurma, kulit binatang, bahkan pada tulang-belulang hewan. Kelompok pencatat Al-Qur’an ini cukup banyak, sebagaimana diriwayatkan sebuah hadis : Ambillah (pelajarilah) Al-Qur’an itu dari tempat orang (sahabatku): Abdullah ibnu Mas’ud, Salim, Muadz ibnu Jabal dan Ubay bin Kaab. (H.R Bukhari). Tugas mencatat wahyu itu telah selesai semuanya menjelang wafatnya Rasulullah SAW. Semua naskah yang berserakan itu telah terkumpul dan terpelihara dengan baik, akan tetapi belum disusun dalam satu mushaf. Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama dalam Islam 17

Page 17: Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama Dalam Islam 1

2.6.2 Pembukuan Al-Qur’an masa Khulafaur Rasyidin Pada waktu Abu Bakar diangkat menjadi khalifah beliau segera memerintahkan agar naskah yang tersimpan di rumah Rasulullah disalin dan disusun kembali. Pekerjaan ini dilakukan setelah terjadi perang Yamamah yang mengakibatkan meninggalnya 70 orang penghafal Al-Qur’an, dan setelah musailamah Al-Kazzab sebagai Nabi palsu dihancurkan. Gagasan mengumpulkan Al-Qur’an pada masa itu adalah dari sahabat Umar ibnu Khattab. Umar merasa khawatir akan hilangnya sebagian Al-Qur’an dari penghafalnya yang telah gugur dalam pertempuran. Demikianlah khalifah Abu Bakar memerintahkan Zaid bin Tsabit, penulis suhuf-suhuf di zaman Rasulullah untuk mengumpulkan suhuf-suhuf Al-Qur'an baik yang terdapat pada pelepah kurma, tulang hewan maupun dari para penghafal Al-Qur'an yang masih hidup. Dengan demikian kaum muslimin pada saat itu sepakat meyakini, bahwa mushaf Abu Bakar adalah mushaf Al-Qur'an yang sahih yang diakui oleh semua sahabat tanpa ada yang membantah. Pada masa Urnar bin Khattab tidak ada lagi kegiatan dalam rangka mengumpulkan A1-Qur'an oleh karena itu pada masa ini Khalifah Umar menitik beratkan kegiatannya pada penyiaran agama Islam. Pada masa Khalifah Usman bin Affan wilayah kekuasaan Islam sudah semakin luas, oleh sebab itu semakin beraneka ragam pula bangsa-bangsa bukan Arab yang memeluk Agama Islam. Maka timbul lagi persoalan yang berhubungan dengan kitab suci Al-Qur'an Salah seorang sahabat yang bernama Hudzaifah ibnu Yaman yang baru pulang dari pertempuran. melaporkan kepada Khalifah Usman bahwa timbul perbedaan pendapat tentang qiraat (bacaan) Al-Qur'an di kalangan kaum muslimin, bahwa setiap kabilah mengaku bacaannya adalah Yang paling baik dibanding bacaan kabilah yang lain. Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama dalam Islam 18

Page 18: Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama Dalam Islam 1

Hudzaifah mengusulkan kepada khalifah agar segera diambil kebijaksanaan untuk mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut, sebelum terjadi pertengkaran tentang kitab suci Al Qur'an di antara mereka seperti yang terjadi pada orana Yahudi dan Nasrani tentang Taurat dan Injil. Usul itu segera diterima Khalifah Usman segera mengirim utusan untuk meminta mushaf kepada Hafsah yang disimpan di rumahnya untuk disalin (diperbanyak). Untuk memperbanyak mushaf ini kembli khalifah Usman menunjuk Zaid sebagai ketuanya dengan anggota-anggotanya Abdullah bin Zubair. Said ibnu Ash dan Abdurahman bin Harits. Setelah selesai memperbanyak mushaf, maka Usman menyerahkan kembali mushaf yang asli kepada Hafsah. Kemudian lima mushaf lainnya dikirim kepada penguasa di Mekah, Kuffah, Basrah dan Suriah, dan salah satunya dipegang oleh Khalifah Usman bin Affan sendiri. Demikianlah sejak saat itu mushaf Al Qur'an ter"ebut dinamai mushaf al Imam atau lebih dikenal dengan mushhaf Usmany, karena disalin pada masa khalifah Usman bin Affan. BAB III PEMBAHASAN 3.1 Al Quran Sebagai Sumber Hukum Islam Pertama Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama dalam Islam 19

Page 19: Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama Dalam Islam 1

Sumber hukum Islam terbagi atas dua bagian, yaitu yang dipakai dan yang tidak disepakati. Sumber yang disepakati adalah: al-Qur'an, al-Hadis, Ijma' dan Qiyas. Sedangkan sumber yang disepakati (diperselisihkan) ialah istihhab, istishan, muskholih, urf, hadzhab sahabat, suddudz zar'i. syarat qablana (sebelum kita). Dalalah ikhtisran, ra'yun nabi. Sumber hukum Islam selain nash, ijma' dan qiyas, disebut istidlal. 3.1.1 Pembagian Hukum Al-Qur'an Hukum Al Quran bibagi menjadi : a. hukum-hukum istiqadiah (hukum-hukum yang dikenal dengan keimanan). b. Hukum-hukum khuluqiah (hukum-hukum yang berkenaan dengan akhlak). c. Hukum amaliyah (hukum-hukum yang berkenaan dengan pelaksanaan syariat dan pengertian khusus). Hukum amliyah pada garis besarnya dibagi dua: 1. hukum yang mengantar hubungan manusia dengan khalliknya yang dikenal sebagai istilah ibadah, baik berrupa ibadah khusus kepada Allah swt seperti shalat, maupun mengandung unsur kemasyarakatan seperti zakat. 2. hukum yang mengantar hubungan antara sesama manusia, yang dikenal sebagai muamalah, seperti munakahah, mawaris, jual beli, sewa menyewa, utang piutang dan sebagainya. 3.2 Kedukukan dan Fungsi al-Qur'an 3.2.1 Kedudukan Al-Qur'an Al-Qur'an berrkedudukan sebagai sumber hukum yang utama dan yang pertama, tak ada satu jenis hukumpun yang tidak terdapat dasarr-dasarnya. Sebagai firman Allah swt: Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama dalam Islam 20

Page 20: Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama Dalam Islam 1

artinya: tidak kami alpakan sesuatu dalam kitab (Q. S. al-Anam:38) kedudukan al-Qur'an itu sumber utama dan pertama bagi tasyri Islam, maka seegala sesuatu ketetapan supaya berpegang kepada al-Qur'an dan peembuatannya sebgai furman Allah swt: artinya: maka berpegang teguhlah pada apa yang diwahyukan Allah swt kepadaamu (Q. S. al-Zukhruf: 43) betapa tingginya kedudukan al-Qur'an sebagai dasaaar hukum yang penuh berkat raahmat dari Allah swt. Karena itulah seebagai syarat bertakwa kepadaa Allah swt. Manusia diwajibkan mengikuti hukum-hukum al-Qur'an sebagaimana firman Allah swt: artinya: dan al-Qur'an itu adalah kitab yang kami turunkan yang diberkati, maka itulah dan bertakwalah agar kamu diberi raahmat (Q. S. al-Anam: 155) demikian kedudukan al-Qur'an sebagai sumber Islam yang pertama dan utama. 3.2.2 Fungsi al-Qur'an a. Penegas bidang akidah. Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama dalam Islam 21

Page 21: Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama Dalam Islam 1

Dalam bidang akidah penegasan al-Qur'an merupakan khulasah (intisari) yang diprioritaskan, di antara mengenal iman kepada yang waajib. b. Penegas bidang ibadah ibadah sebagai realitas dari pada akidah dapat dijadikan ukuran kualitas iman seseorang. Iman menurut istilah menyangkut keyakinan ucapan dan perbuatan. c. Memberikan pengajaran kepada kita dengan pengalaman kisah-kisah masa silam. Sejarah masa lalu dinyatakan dalam kisa-kisah yang diterangkan dalam al-Qur'an, baik yang bersifat positif dengan meemikul resiko yang menyenangkan ataupun yang bersifat negatif dengan memikull resiko yang tidak menyenangkan merupakan pedoman bagi umat manusia. d. Membawa kabar gembira (menyeddiakan pahala) bagi yang beramal shalih dan memberikan peringatan (mengancam dengan siksa) bagi yang durhaka firman Allah swt dalam al-Qur'an: artinya: yang memberikan kabar gembira dan memberikan peringatan, tetapi kebanyakan mereka berrpaling, maka tidak mau mendengarnya. (Q. S. al-Fushilat: 4) e. menjadi pedoman khidup bagi setiap mukmin. Firman Allah swt: Artinya: Dan sesungguhnya al-Qur'an itu benar-benar menjadi petunjuk bagi orang-orangyang Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama dalam Islam 22

Page 22: Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama Dalam Islam 1

beriman. (Q. S. an-Naml: 77) f. seeebagai obat bagi segala penyakit rohani. Firman Allah swt: Artinya: Dan kami turunkan dari al-Qur'an sesuatu yang menjadi peenawar dan rahmat bagi orang-orang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (Q. S. al-Isra': 82) g. memberikan motifasi/dorongan untuk kemajuan teknologi. Al-Qur'an diturunkan untuk memberikan peetunjuk sehingga menjadi rahmat sebelum dirasakan seebagai rahmat. Tentu dengan melalui pproses tertentu dengan bantuan ilmu pengetahuan. Firman Allah swt: Artinya: Hai jamaah jin manusia jika kamu sanggup menghembus (melihat) menjuru ke langit maka lintasilah, kamu tidak dapat menembuskan dengan kekuatan. (Q. S. ar-Rahman: 33) 3.3 Garis-Garis Besar Isi Al Qur'an pokok-pokok isi al-Qur'an ada lima, yaitu : a. tauhid kepercayaan kepada Allah swt, malaikat-malaikattnmya, kitab-kitabnya, Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama dalam Islam 23

Page 23: Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama Dalam Islam 1

para rasul, hari kiamat/kemudian, dan qada dan qadar yang baik dan buruk. b. Tuntunan ibadah sebagai perubahan yang menghidupkan jiwa tauhid. c. Janji dan ancaman: al-Qur'an menjanjikan pahala bagi orang yang meneerima dan mengamalkan isi al-Qur'an dan mengancam mereka yang mengingkarinya dengan siksa. d. Hukum yang dihajati pergaulan hidup untuk keeebahagiaan dunia akhirat. e. Inti seejarah orang-orang yang tunduk kepada Allah swt, yaaitu orang-orang yang shalil seeperti nabi-nabi, dan rasul-rasul juga sejarah mereka yang mengingkaari agama Allah swt dan hukum-hukumnya. Maksud sejarah ialah sebagai tuntunan dan tauladan bagi orang-orang yang hendak mencari kebahagiaan dan meliputi tuntunan akhlak. 3.4. Dasar-Dasar Al Qur'an dalam Membuat Hukum Al Qur'an diturunkan Allah swt kepada Naabi Muhammad saw untuk dijadikan petunjuk dan pengajaran bagi seluruh umat manusia, dalam mengadakan perrintah dan larangan. Al-Qur'an selalu berpedoman kepada dua hal yaitu: 1. Tidak membedakan. Firman Allah dalam Al-Qur'an; Artiya; Allah swt tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama dalam Islam 24

Page 24: Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama Dalam Islam 1

kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Q,S. Al Baqorah;286.) Allah swt menghendaki kelonggaran bagi dan tidak menghendaki ke sulitan bagi mu.(Q,S,Al-Baqorah;185.) Dengan dasar itulah,Kita boleh; a. Mengqasar shalat(dari empat menjadi dua rakat)dan menjama '(mengumpulkan shalat)yang masing-masing apabila berpegian sesui dengan syarat-syaratnya. b. Boleh titik berpuasa bila berpegian . c. Boleh bertayamum sebagi wudu'. d. Boleh memakan-makan yang haramkan,Jika keadan memaksa. 2.Berangur-angsur Al-Qur'an telah membuat Hukum yang berangsur angsur.Hal ini dapat di ketahui sebagai berikut; a. Mengharamkan sesuatu secaraberangsur-angsur seperti larangan-larangan minum minuman keras dan penjudi,sebagaimana Firman Allah swt : Mereka bertaya kepadamu tentang minuman yang memabukan dan tentang penjudian,Katakan oleh mu bahwa minuman yang memabukan dan penjudi itu dosa besar dan ada manfatkannya bagi manusia,tetapi dosanya lebih besar dari manpatnya. (Q,S,Al-baqarah;219) Lalu datanglah fase yang ke dua dari fase mengharamkannya sesat sebelum shalat bahwa bekas-bekasnya harus lenyap sebelm shalat,yaitudengan fiman Allah swt : Waihai orang-orang yang beriman, Janganlah mendekati shalat jika kamu dalam keadan mabuk. (Q. S. An-nisa; 43.) Kemudian datanglah fase terakhir yaitu larangan keras terhadap arak dan judi. Setelah banyak orang-orang menninggalkan kebiasaan itu dan sesudah turun ayat yang pertama dan yang kedua, yaitu fiman Allah swt: Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya arak, judi dan bertenung adalah Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama dalam Islam 25

Page 25: Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama Dalam Islam 1

pekerjaan keji termasuk perbuatan syetan, maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu, agar kamu memperoleh kebahagiaan. (Q. S. al-Qur'an-Maidah: 90) Demikianlah Allah swt membuat larangan secara berangsur-angsur pula, misalnya pengumuman dasar peperangan dan jihad dimasa permulaan Islam. Di kota Mekkah dan Maddinah. Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama dalam Islam 26

Page 26: Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama Dalam Islam 1

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dari uraian yang telah penulis paparkan dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa Al Quran merupakan pedoman hidup manusia dan sekaligus merupakan sumber hukum pertama dalam Islam. Setiap perbuatan atau pengambilan keputusan, hendaknya berdasarkan Al Quran agar segala bentuk kesalahan dapat diminimalisasikan.

Dan apa yang telah dilakukan para sahabat yaitu dengan mengumpulkan AL Qur’an adalah sesungguhnya suatu perbuatan yang sangat mulia karena dengan nama Allah mereka berusaha menjaga kelestarian dari ayat – ayat Al Qur’an yang telah diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad saw secara mutawatir melalui perantara Malaikat Jibril adalah suatu kemukjizatan yang tak pernah terbandingi nilainya. Al Qur’an merupakan pedoman dasar menuju jalan yang diridhoi oleh Allah SWT. Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama dalam Islam 27

Page 27: Al Quran Sebagai Sumber Hukum Pertama Dalam Islam 1

DAFTAR PUSTAKA http://joerzack.tripod.com/SEJARAH_AL_QURAN.htm

http://sirohcenter.blogspot.com/2009/03/9-pengumpulan-al-quran.html

http://one.indoskripsi.com/content/pembukuan-al-%E2%80%93-qur%E2%80%99-pada-masa-khulafaur-rasyidin

http://dinulislami.blogspot.com/2009/08/sejarah-pembukuan-al-quran.html

http://www.docstoc.com/docs/7664189/Hukum-Islam

http://nayie.blogspot.com/2009/03/sejarah-pengumpulan-al-quran.html