al qur'an dusturuna

30
Bismillah…. TARGET Peserta mengetahui definisi Al-Qur'an secara bahasa dan istilah Peseta mengetahui nama-nama dan karakteristik Al-Qur'an Peserta memahami fungsi Al-Qur'an dan adab – adab terhadap Qur’an Peserta memahami prinsip pentingnya Al-Qur'an untuk dibaca, dipelajari, diamalkan METODE PENYAMPAIAN Ceramah, diskusi APERSEPSI (PENDAHULUAN) Mengasosiasikan phonecell sebagai manusia. ”Nah, tentunya kalian semua punya Handphone kan?” Inget ga, pertama kali beli..selain beli handphone pasti dapet buku petunjuk penggunaannya juga..iya kan? Nah, kalo benda mati seperti handphone aja punya buku petunjuk apalagi kita sebagai makhluk hidup...pastilah punya buku petunjuk...ya Al-Qur’an itulah dia....RINCIAN BAHASAN Definisi Al-Qur'an Secara bahasa berarti "Bacaan" Secara istilah ialah : "Firman Allah SWT yang menjadi mukjizat abadi kepada Nabi Muhammad SAW yang tidak mungkin bisa ditandingi oleh manusia, diturunkan ke dalam hati Rasulullah SAW, diturunkan ke generasi berikutnya Al-Qur’an Dusturuna

Upload: fitria-s

Post on 05-Aug-2015

82 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Materi mentoring agama islam

TRANSCRIPT

Page 1: Al Qur'an Dusturuna

Bismillah….

TARGET

Peserta mengetahui definisi Al-Qur'an secara bahasa dan istilah

Peseta mengetahui nama-nama dan karakteristik Al-Qur'an

Peserta memahami fungsi Al-Qur'an dan adab – adab terhadap Qur’an

Peserta memahami prinsip pentingnya Al-Qur'an untuk dibaca, dipelajari, diamalkan

METODE PENYAMPAIAN

Ceramah, diskusi

APERSEPSI (PENDAHULUAN)

Mengasosiasikan phonecell sebagai manusia.

”Nah, tentunya kalian semua punya Handphone kan?” Inget ga, pertama kali beli..selain beli

handphone pasti dapet buku petunjuk penggunaannya juga..iya kan? Nah, kalo benda mati

seperti handphone aja punya buku petunjuk apalagi kita sebagai makhluk hidup...pastilah

punya buku petunjuk...ya Al-Qur’an itulah dia....”

RINCIAN BAHASAN

Definisi Al-Qur'an

Secara bahasa berarti "Bacaan"

Secara istilah ialah : "Firman Allah SWT yang menjadi mukjizat abadi kepada Nabi

Muhammad SAW yang tidak mungkin bisa ditandingi oleh manusia, diturunkan ke

dalam hati Rasulullah SAW, diturunkan ke generasi berikutnya secara mutawatir,

ketika dibaca bernilai ibadah da berpahala besar" . Dari definisi di atas terdapat lima

bagian penting :

Al-Qur’an adalah firman Alloh SWT (QS 53:4), wahyu yang datang dari

Alloh Yang Maha Mulia dan Maha Agung. Maka firman-Nya (al-qur’an) pun

menjadi mulia dan agung juga, yang harus diperlakukan dengan layak, pantas

dimuliakan dan dihormati.

Al-Qur’an adalah mu’jizat. Manusia tak akan sanggup membuat yang senilai

dengan Al-Qur’an, baik satu mushaf maupun hanya satu ayat.

Al-Qur’an diturunkan ke dalam hati Nabi SAW melalui malaikat Jibril AS

(QS 26:192). Hikmahnya kepada kita adalah hendaknya al-Qur’an masuk ke

dalam hati kita. Perubahan perilaku manusia sangat ditentukan oleh hatinya.

Jika hati terisi dengan Al-Qur’an, maka Al-Qur’an akan mendorong kita

Al-Qur’an Dusturuna by :فس

Page 2: Al Qur'an Dusturuna

untuk menerapkannya dan memasyarakatkannya. Hal tersebut terjadi pada

diri Rasulullah SAW, ketika Al-Qur’an diturunkan kepada beliau. Ketika

Aisyah ditanya tentang akhlak Nabi SAW, beliau menjawab: Kaana

khuluquhul qur’an; akhlak Nabi adalah al-Qur’an.

Al-Quran disampaikan secara mutawatir. Al-Qur’an dihafalkan dan ditulis

oleh banyak sahabat. Secara turun- temurun al-Qur’an itu diajarkan kepada

generasi berikutnya, dari orang banyak ke orang banyak. Dengan cara seperti

itu, keaslian al-Qur’an terpelihara, sebagai wujud jaminan Alloh terhadap

kepribadian al-Qur’an (QS 15:9)

Membaca al-Qur’an bernilai ibadah, berpahala besar di sisi Alloh SWT. Nabi

bersabda: “Aku tidak mengatakan alif laam miim satu huruf, tetapi Alif satu

huruf, laam satu huruf, miim satu huruf dan satu kebaikan nilainya 10 kali

lipat” (al-hadist)

Fungsi Diturunkannya al-Qur'an

Sesungguhnya merupakan nikmat Allah yang terbesar adalah diutusnya Nabi

Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam dan diturunkannya al-Qur'an kepadanya

untuk memberi petunjuk kepada manusia, mengajari dan mengingatkan mereka

tentang segala yang bermanfaat bagi mereka di dunia dan di akhirat. Atas dasar inilah

Allah memuliakan ummat ini.

Al-Qur'an adalah kalam (firman) Allah Ta'ala, baik huruf maupun maknanya, dia

bukan makhluk. Dari Allah al-Qur'an berasal dan kepada-Nya dia akan kembali.

Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman yang artinya,

”Dan sesungguhnya al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Rabb semesta alam,

dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar

kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan

bahasa Arab yang jelas” (QS. Asy Syu'araa:195)

Al-Qur'an merupakan kitab yang universal untuk seluruh manusia, bahkan untuk

bangsa jin, untuk memberikan kabar gembira dan peringatan kepada mereka. (periksa

QS. al-Jin:2)

Al-Qur’an diturunkan kepada manusia dengan memiliki fungsi yang amat banyak. Di

antara fungsi diturunkannya al-Qur'an adalah sebagai berikut:

Sebagai Petunjuk (Huda)

Allah Ta'ala telah berfirman yang artinya, ”Alif laam miim. Kitab (al-Qur'an)

ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” (QS.

al- Baqarah:1-2). Dan di pertengahan surat al-Baqarah Allah juga berfirman,

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di

Page 3: Al Qur'an Dusturuna

dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia

dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang

hak dan yang bathil)” (QS.al- Baqarah:185).

Di awal surat al-Baqarah tersebut Allah Ta'ala menyebut al-Qur'an sebagai

petunjuk bagi orang yang bertakwa sedangkan di pertengahannya disebutkan

sebagai petunjuk bagi manusia, dan ini sifatnya umum baik bagi yang

bertakwa maupun yang tidak bertakwa. Adapun petunjuk bagi orang

bertakwa, mempunyai arti bahwa mereka mampu mengambil manfaat dan

mengambil faidah dari al-Qur'an itu, serta mereka mampu manjadikan cahaya

al-Qur'an sebagai penerang bagi mereka. Sedangkan petunjuk bagi manusia,

artinya al-Qur'an memberi penjelasan bagi mereka mana jalan yang lurus

terbimbing, jika mereka menghendaki jalan lurus tersebut bagi diri mereka.

Jadi al-Qur'an merupakan petunjuk dilalah dan irsyad (penjelasan dan

bimbingan) bagi seluruh manusia, dan petunjuk taufiq bagi orang yang

bertakwa, khususnya mereka yang memenuhi panggilan al-Qur'an.

Jadi hidayah itu ada dua macam, yaitu hidayah taufiq wa 'amal (respon dan

aksi). Ini khusus bagi orang yang beriman, dan hidayah dilalah wa irsyad

(bimbingan dan penjelasan) yang bersifat informatif untuk seluruh umat

manusia. Allah Ta'ala juga berfirman menyifati al Qur'an,artinya,

”Sesungguhnya al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih

lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang

mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar, dan

sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada hari akhirat, Kami

sediakan bagi mereka azab yang pedih” (QS. Al Israa':9-10)

Allah Ta'ala menyebutkan al-Qur'an sebagai petunjuk yang paling lurus

(aqwam), yaitu kepada jalan yang paling lurus dan adil yang mengantarkan

kepada Allah Ta'ala. Jika anda menghendaki untuk sampai kepada Allah

Azza wa Jalla dan surga Nya maka anda harus beramal dengan al-Qur'anul

Karim.

Al Qur'an sebagai Ruh.

Di dalam ayat yang lain Allah menyebut al-Qur'an dengan ruh, dan salah satu

makna ruh di sini adalah segala yang menjadikan hati hidup penuh dengan

makna. Sebagaimana halnnya tubuh, jika di dalamnya ada ruh maka dia akan

hidup dan jika ruh keluar dari badan maka dia akan mati. Allah berfirman,

artinya,

”Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (wahyu/al-Qur'an) dengan

perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (al-

Page 4: Al Qur'an Dusturuna

Qur'an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan

al-Qur'an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami

kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-

benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus”(QS. Asy Syura:52)

Al-Qur'an adalah ruh bagi hati, dan ruh hati lebih khusus daripada ruh badan.

Allah menamainya dengan ruh karena dengan al-Qur'an itu hati menjadi

hidup. Maka apabila al-Qur'an telah bertemu dengan hati pasti dia akan hidup

dan bercahaya. Dia akan mengenal Rabbnya, menyembah Allah di atas dasar

bashirah (ilmu), takut kepada-Nya, bertakwa, mencintai-Nya, meninggikan

serta mengagungkan-Nya. Ini dikarenakan al-Qur'an merupakan ruh yang

menggerakkkan hati sebagaimana ruh (nyawa) yang menggerakkan badan.

Jika nyawa masuk ke dalam badan maka dia akan menggerakkan badan itu

serta menjadikannya hidup. Demikian pula al-Qur'an, jika masuk ke dalam

hati maka akan menghidupkan serta menggerakkan hati untuk takut kepada

Allah serta mencintai-Nya. Sebaliknya jika hati tidak dimasuki al-Qur'an

maka akan mati, sebagaimana badan yang tidak punya ruh.

Maka di sini ada dua kehidupan dan dua kematian. Dua kematian adalah

matinya jasmani dan matinya hati sedang dua kehiduan adalah hidupnya

jasmani dan hidupnya hati. Hidupnya badan berlaku bagi mukmin dan kafir,

orang takwa dan orang fasik, bahkan seluruh manusia dan hewan tidak ada

bedanya. Yang membedakan adalah hidupnya hati, dan ini tidak didapati

kecuali pada hamba Allah yang mukmin dan muttaqin. Adapun orang kafir

dan binatang ternak maka mereka kehilangan hidupnya hati, meskipun badan

dan jasmani mereka hidup.

Al Qur'an sebagai Cahaya

Allah menamai al-Qur'an dengan Nur (cahaya), yaitu sesuatu yang

menerangai jalan yang terbentang di hadapan manusia sehingga tampak

segala yang ada di hadapannya. Apakah ada lobang, ataukah duri lalu

menghindarinya, dan kelihatan pula jalan yang selamat sehingga dia

manempuh jalan itu. Orang yang tidak mempunyai cahaya maka dia berada

di dalam kegelapan, tidak bisa melihat lobang serta duri, tidak mengetahui

adanya bahaya karena memang tidak mampu untuk melihat.

Kita semua tahu adanya cahaya yang mampu kita lihat, seperti cahaya

matahari, lampu,lentera dan cahaya yang lain. Dengan adanya cahaya inilah

kita tahu bagaimana sebaiknya berjalan di jalanan, di pasar, din rumah dan

kita tahu dengan cahaya itu apa yang perlu untuk kita jauhi dan waspadai.

Akan tetapi cahaya al Qur'an adalah cahaya maknawi yang memperlihatkan

Page 5: Al Qur'an Dusturuna

kepada Anda apa yang bermanfaat bagi Anda dalam urusan agama maupun

dunia, menjelaskan kepada Anda yang hak dan yang batil, menunjukkan jalan

menuju surga sehingga Anda menempuhnya berdasarkan cahaya dan

bimbingan Allah Subhannahu wa Ta'ala .

Al-Qur'an adalah nur maknawi yang dengannya anda dapat membedakan

jalan yang terang dari jalan yang gelap, membedakan jalan surga dari jalan

neraka. Dengannya engkau akan tahu mana yang bermanfaat dan mana yang

berbahaya, engkau tahu kebaikan dan keburukan. Maka al-Qur'an adalah

cahaya semesta alam untuk menuju jalan kesuksesan, kebahagiaan dan

kemenangan di dunia dan di akhirat.

Al Qur'an sebagai Pembeda

Allah Ta'ala juga menyifati al Qur'an sebagai Furqaan (pembeda) sebagai

mana firman-Nya, artinya,

”Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (yaitu al-Qur'an)

kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh

alam”(QS. Al Furqaan:1)

Artinya al-Qur'an membedakan antara yang haq dengan yang batil, antara

yang lurus dengan yang sesat, yang bermanfaaat dan yang berbahaya. Dia

menyuruh kita semua mengerjakan kebaikan dan melarang kita dari

perbuatan buruk dan dia memperlihat kan segala apa yang kita perlukan

untuk urusan dunia dan akhirat, maka dia adalah furqan dalam arti

membedakan antara yang hak dengan yang batil.

Al Qur'an sebagai Obat Penawar

Allah Subhannahu wa Ta'ala juga menyebut al-Qur'an ini sebagai syifa' (obat

penawar), Dia berfirman, artinya,

”Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabbmu

dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan

petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”(QS. Yunus:57)

Dia merupakan obat bagi penyakit yang bersifat hakiki (yang menimpa

badan) dan penyakit yang sifatnya maknawi (yang menimpa hati).

Merupakan obat bagi penyakit badan, dengan cara membacakannya untuk

orang yang sakit atau terkena ain (hipnotis), kesurupan jin dan semisalnya.

Dengan izin Allah Subhannahu wa Ta'ala orang yang sakit akan menjadi

sembuh jika bacaan tersebut berasal dari hati seorang mukmin yang yakin

kepada-Nya. Apabila keyakinan yang kuat berkumpul antara orang yang

membacakannya dengan yang di bacakan untuknya maka Allah akan

memberikan kesembuhan bagi si sakit.

Page 6: Al Qur'an Dusturuna

Al-Qur'an juga merupakan obat bagi penyakit maknawi, seperti penyakit

ragu-ragu (syak), syubhat (kerancuan), kufur dan nifak. Penyakit-penyakit ini

jauh lebih berbahaya daripada penyakit badan.

Penyakit hati lebih berbahaya daripada penyakit badan karena penyakit badan

ujung penghabisannya adalah mati sedangkan mati itu pasti terjadi dan tidak

mungkin dapat ditolak. Penyakit hati jika dibiarkan terus menerus maka akan

menyebabkan matinya hati, rusak secara total sehingga si empunya hati

menjadi seorang kafir, condong kepada kaburukan, fasik. Dan tidak ada obat

baginya selain daripada al-Qur'an yang telah diturunkan oleh Allah sebagai

obat.

Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman, artinya,

”Dan Kami turunkan dari al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat

bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada

orang-orang yang zalim selain kerugian” (QS. Al Israa':82)

Allah Subhannahu wa Ta'ala menjadikan al-Qur'an sebagai obat bagi orang

mukmin dan mengkhususkan itu untuk mereka karena hanya orang mukmin

saja yang mampu mengambil manfaat dan mengambil petunjuk dengan al-

Qur'an itu sehingga hilang dari mereka segala was-was, keraguan dan syubhat

dari dalam hati mereka. Sedang orang-orang munafik dan orang-orang kafir

serta pelaku kemusyrikan maka mereka tidak dapat mengambil faedah dari al

Qur’an selagi mereka masih terus menerus berada di atas kemusyrikan,

kemunafikan dan kekufuran mereka. Kecuali jika mau behenti dari semua itu

dan bertobat kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala.

Al-Qur’an Merupakan Kabar Gembira bagi Orang-Orang Beriman,

bahwa Mereka Memperoleh Pahala yang Besar.

“Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang

lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang

mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”. (QS.

17:9)

Al-Qur’an Merupakan Peringatan dan Pelajaran.

“Maka beri peringatanlah dengan Al-Qur’an orang yang takut kepada

ancaman-Ku”. (QS. 50:45)

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabbmu

dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan

petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (QS. 10:57)

Al-Qur’an Merupakan Samudra Ilmu Pengetahuan dan Penjelasan

“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang

Page 7: Al Qur'an Dusturuna

terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu.

Tiadalah Kami alpakan sesuatu apapun di dalam Al-Kitab, kemudian kepada

Rabblah mereka dihimpunkan”. (QS. 6:38)

"Dan sesungguhnya Kami telah meng-ulang-ulangi bagi manusia dalam Al-

Qur’an ini bermacam-macam perumpa-maan. Dan manusia adalah makhluk

yang paling banyak membantah.” (QS. 18:54)

“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) untuk menjelaskan

segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berserah

diri.” (QS. 16:89)

Allah Telah Bersumpah dengan Al-Qur’an dan Menyifatinya dengan

Kemuliaan.

“Qaaf Demi Al-Qur’an yang sangat mulia”. (QS. 50:1)

Selanjutnya Allah memerintahkan hambaNya untuk mempelajari Al-Qur’an,

dan Dia menyifati orang yang tidak mau mempelajari Al-Qur’an sebagai

orang yang gelap hatinya dan buta nuraninya.

“Maka apakah mereka tidak memper-hatikan Al-Qur’an ataukah hati mereka

terkunci” (QS. 47:24)

Apa yang telah disebutkan di atas merupakan penjelasan tentang betapa

agung dan mulianya keberadaan Al-Qur’an, serta besarnya keutamaan orang

yang menaruh perhatian terha-dapnya, baik itu dengan membaca, menghafal,

mempelajari, memahami serta mengamalkan serta mengajar-kannya.

Adab Terhadab Al-Quran

Setiap muslim harus meyakini kesucian Kalam Allah, keagungannya, dan

keutamaannya di atas seluruh kalam (ucapan). Al-Qur'anul Karim itu Kalam Allah

yang di dalamnya tidak ada kebatilan. Al-Qur'an memberi petunjuk jalan yang lurus

dan memberi bimbingan kepada umat manusia di dalam menempuh perjalanan

hidupnya, agar selamat di dunia dan di akhirat, dan dimasukkan dalam golongan

orang-orang yang mendapatkan rahmat dari Allah Ta'ala.

Untuk itulah tiada ilmu yang lebih utama dipelajari oleh seorang muslim melebihi

keutamaan mempelajari Al-Qur'an. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa

sallam: "Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al-Qur'an dan

mengajarkan-nya." (HR. Bukhari).

Dalam riwayat Imam Muslim dijelaskan: "Bacalah Al-Qur'an, sesungguhnya Al-

Qur'an itu akan menjadi syafa'at di hari Qiyamat bagi yang membacanya (ahlinya)."

(HR. Muslim).

Page 8: Al Qur'an Dusturuna

Wajib bagi kita menghalalkan apa yang dihalalkan Al-Qur'an dan meng-haramkan

apa yang diharamkannya. Diwajibkan pula beradab dengannya dan berakhlaq

terhadapnya. Di saat membaca Al-Qur'an seorang muslim perlu memperhatikan adab-

adab berikut ini untuk mendapatkan kesempurnaan pahala dalam membaca Al-

Qur'an:

Agar membacanya dalam keadaan yang sempurna, suci dari najis, dan

dengan duduk yang sopan dan tenang. Dalam membaca Al-Qur'an dianjurkan

dalam keadaan suci. Namun apabila dia membaca dalam keadaan najis,

diperbolehkan dengan Ijma' umat Islam. Imam Haromain berkata; orang yang

membaca Al-Qur'an dalam keadaan najis, dia tidak dikatakan mengerjakan

hal yang makruh, akan tetapi dia meninggalkan sesuatu yang utama. (At-

Tibyan, hal.58-59).

Membacanya dengan pelan (tartil) dan tidak cepat, agar dapat menghayati

ayat yang dibaca. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Siapa saja yang membaca Al-Qur'an (khatam) kurang dari tiga hari, berarti

dia tidak memahami" (HR. Ahmad dan para penyusun Kitab-Kitab Sunan).

Dan sebagian kelompok dari generasi pertama membenci pengkhataman Al-

Qur'an sehari semalam, dengan dasar hadits di atas. Rasulullah telah

memerintahkan Abdullah Ibnu Umar untuk mengkhatamkan Al-Qur'an setiap

satu minggu (7 hari). (Muttafaq Alaih). Sebagaimana yang dilakukan

Abdullah bin Mas'ud, Utsman bin Affan, Zaid bin Tsabit , mereka

mengkhatamkan Al-Qur'an sekali dalam seminggu.

Membaca Al-Qur'an dengan khusyu'. Dengan memeperlihatkan duka cita

atau menangis, karena sentuhan pengaruh ayat yang dibaca bisa menyentuh

jiwa dan perasaan. Rasulullah n bersabda:

"Bacalah Al-Qur'an dan menangislah, apabila kamu tidak menangis maka

usahakan seakan-akan menangis (karena ayat yang engkau baca). (HR. Al-

Bazzar).

Di dalam sebuah ayat Al-Qur'an, Allah Ta'ala menjelaskan sebagian dari

sifat-sifat hambaNya yang shalih:

" Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka

bertambah khusyu' (Al-Isra': 109).

Agar membaguskan suara di dalam membacanya, sebagaimana sabda

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam :

"Hiasilah Al-Qur'an dengan suaramu" (HR Ahmad, Ibnu Majah dan Al-

Hakim).

Di dalam hadits lain dijelaskan:

Page 9: Al Qur'an Dusturuna

"Tidak termasuk umatku orang yang tidak melagukan Al-Qur'an" (HR. Al-

Bukhari dan Muslim).

Maksud hadits di atas, membaca Al-Qur'an dengan susunan bacaan yang jelas

dan terang makhroj hurufnya, panjang pendeknya bacaan, tidak sampai

keluar dari ketentuan kaidah Tajwid.

Membaca Al-Qur'an dimulai dengan Isti'adzah.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Dan bila kamu akan membaca Al-Qur'an, maka mintalah perlindungan

kepada Allah dari (godaan-godaan) syaithan yang terkutuk" (An-Nahl: 98).

Apabila ayat yang dibaca dimulai adri awal surat, setelah isti'adzah terus

membaca Basmalah, dan apabila tidak di awal surat cukup membaca

isti'adzah. Khusus surat At-Taubah walaupun dibaca mulai awal surat tidak

usah membaca Basmalah, cukup dengan membaca isti'adzah saja.

Membaca Al-Qur'an dengan berusaha mengetahui artinya dan memahami inti

dari ayat yang dibaca dengan beberapa kandungan ilmu yang ada di

dalamnya. Firman Allah Ta'ala:

"Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur'an, ataukah hati mereka

terkunci? (Muhammad: 24).

Membaca Al-Qur'an dengan tidak mengganggu orang yang sedang shalat,

dan tidak perlu membacanya dengan suara yang terlalu keras atau di tempat

yang banyak orang. Bacalah dengan suara yang lirih atau dalam hati secara

khusyu'. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Orang yang terang-terangan (di tempat orang banyak) membaca Al-Qur'an,

sama dengan orang yang terang-terangan dalam shadaqah" (HR. Tirmidzi,

Nasa'i, dan Ahmad).

Dalam hadits lain dijelaskan:

"Ingatlah bahwasanya setiap hari dari kamu munajat kepada Rabbnya, maka

janganlah salah satu dari kamu mengganggu yang lain, dan salah satu dari

kamu tidak boleh mengangkat suara atas yang lain di dalam membaca (Al-

Qur'an)" (HR. Abu Dawud, Nasa'i, Baihaqi dan Hakim), ini hadits shahih

dengan syarat Shaikhani (Bukhari-Muslim).

Jadi jangan sampai ibadah yang kita lakukan tersebut sia-sia karena kita tidak

mengindahkan sunnah Rasulullah dalam melaksanakan ibadah membaca Al-

Qur'an. Misalnya, dengan suara yang keras pada larut malam, yang akhirnya

mengganggu orang yang istirahat dan orang yang shalat malam.

Dengarkan bacaan Al-Qur'an

Jika ada yang membaca Al-Qur'an, maka dengarkanlah bacaannya itu dengan

Page 10: Al Qur'an Dusturuna

tenang, Allah Ta'ala berfirman:

"Dan tatkala dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah dan diamlah, semoga

kamu diberi rahmat" (Al-A'raaf: 204).

Membaca Al-Qur'an dengan saling bergantian.

Apabila ada yang membaca Al-Qur'an, boleh dilakukan membacanya itu

secara bergantian, dan yang mendengarkannya harus dengan khusyu' dan

tenang. Rasulullah bersabda:

"Tidaklah berkumpul suatu kaum di dalam rumah-rumah Allah, mereka

membaca Al-Qur'an dan saling mempelajarinya kecuali akan turun atas

mereka ketenangan, dan mereka diliputi oleh rahmat (Allah), para malaikat

menyertai mereka, dan Allah membang-ga-banggakan mereka di kalangan

(malaikat) yang ada di sisiNya." (HR. Abu Dawud).

Berdo'a setelah membaca Al-Qur'an. Dalam sebuah riwayat dijelas-kan,

bahwa para sahabat apabila setelah khatam membaca Al-Qur'an, mereka

berkumpul untuk berdo'a dan mengucapkan: 'Semoga rahmat turun atas

selesainya membaca Al-Qur'an'. Dan sebuah hadits dijelaskan, diriwayatkan

dari Anas bin Malik radhiyallah 'anhu bahwasanya apabila ia telah khatam

membaca Al-Qur'an, ia mengumpulkan keluarganya dan berdo'a. (HR Abu

Dawud)

Keunggulan Al-Qur'an Al-Qur'an adalah mukjizat yang abadi (QS.4 : 174)

Allah menghendaki agar Al-Qur'an berlaku secara umum (mencangkup

permasalahan) dan bersifat universal. Maka disusun dan dikumpulkan Al-Qur'an itu

dengan sistematis yang memperlihatkan universalitas dan kekekalannya dan

dijauhkan dari susunan yang bersifat temporer, yang hanya memperlihatkan urgensi

suatu masa saja, yaitu ketika diturunkannya Al-Qur'an.

Keunggulan Al-Qur'an secara ilmiah

Pemikiran modern dalam berbagai bidang disiplin ilmu dewasa ini telah menetapkan

bahwa Al-Qur'an merupakkan kitab ilmiah yang menghimpun segala disiplin ilmu

dan filsafah. Ilmu itu datang dari Allah SWT sebagai tanda kemuliaan dan ketinggian

ilmu-Nya (QS.96 : 1-5)

Jaminan Kemurnian Al-Qur'an

Allah sendiri yang menjamin kemurnian Al-Qur'an (QS.6 : 115,15 : 9)

Al-Qur'an bersifat umum dan universal

Umum : mencakup seluruh bidang / permasalahan manusia (QS.6 : 38)

Universal : berlaku selamanya dan untuk seluruh kaum (QS.25 : 1)

Page 11: Al Qur'an Dusturuna

Al-Qur’an Mendahului Ilmu Pengetahuan

BENTUK BULAT PLANET BUMI

"Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam

atas siang dan menutupkan siang atas malam..." (Al Qur'an, 39:5).

Dalam Al Qur'an, kata-kata yang digunakan untuk menjelaskan tentang alam semesta

sungguh sangat penting. Kata Arab yang diterjemahkan sebagai "menutupkan" dalam ayat

di atas adalah "takwir". Dalam kamus bahasa Arab, misalnya, kata ini digunakan untuk

menggambarkan pekerjaan membungkus atau menutup sesuatu di atas yang lain secara

melingkar, sebagaimana surban dipakaikan pada kepala.

Keterangan yang disebut dalam ayat tersebut tentang siang dan malam yang saling

menutup satu sama lain berisi keterangan yang tepat mengenai bentuk bumi. Pernyataan

ini hanya benar jika bumi berbentuk bulat. Ini berarti bahwa dalam Al Qur'an, yang telah

diturunkan di abad ke-7, telah diisyaratkan tentang bentuk planet bumi yang bulat.

Namun perlu diingat bahwa ilmu astronomi kala itu memahami bumi secara berbeda. Di

masa itu, bumi diyakini berbentuk bidang datar, dan semua perhitungan serta penjelasan

ilmiah didasarkan pada keyakinan ini. Sebaliknya, ayat-ayat Al Qur'an berisi informasi

yang hanya mampu kita pahami dalam satu abad terakhir. Oleh karena Al Qur'an adalah

firman Allah, maka tidak mengherankan jika kata-kata yang tepat digunakan dalam ayat-

ayatnya ketika menjelaskan jagat raya.

GARIS EDAR (ORBIT)

Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur'an, ditegaskan bahwa

masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.

"Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-

masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya." (Al Qur'an, 21:33)

Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak

dalam garis edar tertentu:

"Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha

Perkasa lagi Maha Mengetahui." (Al Qur'an, 36:38)

Fakta-fakta yang disampaikan dalam Al Qur'an ini telah ditemukan melalui pengamatan

astronomis di zaman kita. Menurut perhitungan para ahli astronomi, matahari bergerak

dengan kecepatan luar biasa yang mencapai 720 ribu km per jam ke arah bintang Vega

dalam sebuah garis edar yang disebut Solar Apex. Ini berarti matahari bergerak sejauh

kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari. Bersama matahari, semua planet dan

satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya,

semua bintang di alam semesta berada dalam suatu gerakan serupa yang terencana.

Page 12: Al Qur'an Dusturuna

Keseluruhan alam semesta yang dipenuhi oleh lintasan dan garis edar seperti ini,

dinyatakan dalam Al Qur'an sebagai berikut:

"Demi langit yang mempunyai jalan-jalan." (Al Qur'an, 51:7)

Terdapat sekitar 200 milyar galaksi di alam semesta yang masing-masing terdiri dari

hampir 200 bintang. Sebagian besar bintang-bintang ini mempunyai planet, dan sebagian

besar planet-planet ini mempunyai bulan. Semua benda langit tersebut bergerak dalam

garis peredaran yang diperhitungkan dengan sangat teliti. Selama jutaan tahun, masing-

masing seolah "berenang" sepanjang garis edarnya dalam keserasian dan keteraturan yang

sempurna bersama dengan yang lain. Selain itu, sejumlah komet juga bergerak bersama

sepanjang garis edar yang ditetapkan baginya. Semua benda langit termasuk planet, satelit

yang mengiringi planet, bintang, dan bahkan galaksi, memiliki orbit atau garis edar

mereka masing-masing. Semua orbit ini telah ditetapkan berdasarkan perhitungan yang

sangat teliti dengan cermat. Yang membangun dan memelihara tatanan sempurna ini

adalah Allah, Pencipta seluruh sekalian alam.

Garis edar di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda-benda angkasa. Galaksi-

galaksi pun berjalan pada kecepatan luar biasa dalam suatu garis peredaran yang terhitung

dan terencana. Selama pergerakan ini, tak satupun dari benda-benda angkasa ini

memotong lintasan yang lain, atau bertabrakan dengan lainnya. Bahkan, telah teramati

bahwa sejumlah galaksi berpapasan satu sama lain tanpa satu pun dari bagian-bagiannya

saling bersentuhan.

Dapat dipastikan bahwa pada saat Al Qur'an diturunkan, manusia tidak memiliki teleskop

masa kini ataupun teknologi canggih untuk mengamati ruang angkasa berjarak jutaan

kilometer, tidak pula pengetahuan fisika ataupun astronomi modern. Karenanya, saat itu

tidaklah mungkin untuk mengatakan secara ilmiah bahwa ruang angkasa "dipenuhi

lintasan dan garis edar" sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Akan tetapi, hal ini

dinyatakan secara terbuka kepada kita dalam Al Qur'an yang diturunkan pada saat itu:

karena Al Qur'an adalah firman Allah.

SESAKNYA DADA

Penemuan para pilot tentang semakin sesaknya dada mereka setiap kali mereka

menambah ketinggian di udara sampai-sampai mereka merasa tercekik karena tak mampu

bernafas akibat berkurangnya kadar oksigen. Realita ini belum diketahui sebelumnya,

orang menganggap bahwa udara tersedia ke planet-planet dan bintang-bintang yang ada

di langit. Sedangkan Al-qur;an telah menganggap hakikat ini sejak empat belas abad

lebih. Alloh swt. berfirman:

”Barangsiapa yang Alloh kehendaki akan memberi petunjuk, niscaya Dia melapangkan

dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Alloh

Page 13: Al Qur'an Dusturuna

kesesatannya niscaya Alloh menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang

mendaki langit. Begitulah Alloh menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak

beriman.” (Al-An’am : 125)

Maksudnya : Barangsiapa berhak disesatkan Alloh swt. karena amal-amalnya yang buruk

dan permusuhannya terhadap Islam, maka Alloh swt. menjadikan dadanya sempit bila

mendengar mauziah (nasihat) yang mengingatkannya tentang kebenaran islam seperti

sempitnya dada orang yang naik ke langit . Hal ini tidak diketahui manusia yang tidak

beriman sebelum mereka menggunakan pesawat terbang. Lalu apakah Nabi Muhammad

saw memiliki pesawat khusus untutk menyampaikan informasi ini??

INFORMASI TENTANG PUSAT PERASA DI KULIT

Dulu orang percaya bahwa saraf perasa terdapat di seluruh tubuh dengan kepekaaan yang

sama. Namun, ilmu pengetahuan modern mengungkap kekeliruan ini, ternyata pusat

kepekaan terhadap rasa sakit dan lainnya terletak pada kulit dimana jarum suntik hanya

terasa sakit pada kulit. Al-Qur’an menyebutkan hakikat ini sebelum penemuan para ahli :

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak Kami akan

masukan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit

mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Alloh

Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (An-Nisa:56)

Maksudnya : Perasaan sakit menerima azab terpusat pada kulit mereka dan apabila kulit

mereka itu telah hangus matang mereka tidak ,merasakan sakitnya azab lagi. Oleh karena

nya, Alloh swt.Yang Maha Mengetahui ciptaan-Nya menggantinya dengan kulit yang

baru agar mereka tetap merasakan azab.

Apakah Muhammad mempunyai alat – alat bedah khusus untuk mengetahui informasi

ini? Atau apakah ini hanyalah bukti bahwa AL-Qur’an adalah firman Alloh yang

diturunkan dengan ilmu-Nya?

TIGA TAHAPAN BAYI DALAM RAHIM

Dalam ayat ke-6 surat Az Zumar, disebutkan bahwa manusia diciptakan dalam rahim ibu

dalam tiga kegelapan. Embriologi modern telah mengungkap bahwa perkembangan

ebriologi bayi terjadi pada tiga daerah yang berbeda dalam rahim ibu.

"... Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga

kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang

mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka

bagaimana kamu dapat dipalingkan?" (Al Qur'an, 39:6)

Sebagaimana yang akan dipahami, dalam ayat ini ditunjukkan bahwa seorang manusia

diciptakan dalam tubuh ibunya dalam tiga tahapan yang berbeda. Sungguh, biologi

Page 14: Al Qur'an Dusturuna

modern telah mengungkap bahwa pembentukan embrio pada bayi terjadi dalam tiga

tempat yang berbeda dalam rahim ibu. Sekarang, di semua buku pelajaran embriologi

yang dipakai di berbagai fakultas kedokteran, hal ini dijadikan sebagai pengetahuan

dasar. Misalnya, dalam buku Basic Human Embryology, sebuah buku referensi utama

dalam bidang embriologi, fakta ini diuraikan sebagai berikut:

"Kehidupan dalam rahim memiliki tiga tahapan: pre-embrionik; dua setengah minggu

pertama, embrionik; sampai akhir minggu ke delapan, dan janin; dari minggu ke delapan

sampai kelahiran." (Williams P., Basic Human Embryology, 3. edition, 1984, s. 64.)

Fase-fase ini mengacu pada tahap-tahap yang berbeda dari perkembangan seorang bayi.

Ringkasnya, ciri-ciri tahap perkembangan bayi dalam rahim adalah sebagaimana berikut:

- Tahap Pre-embrionik

Pada tahap pertama, zigot tumbuh membesar melalui pembelahan sel, dan terbentuklah

segumpalan sel yang kemudian membenamkan diri pada dinding rahim. Seiring

pertumbuhan zigot yang semakin membesar, sel-sel penyusunnya pun mengatur diri

mereka sendiri guna membentuk tiga lapisan.

- Tahap Embrionik

Tahap kedua ini berlangsung selama lima setengah minggu. Pada masa ini bayi disebut

sebagai "embrio". Pada tahap ini, organ dan sistem tubuh bayi mulai terbentuk dari

lapisan- lapisan sel tersebut.

- Tahap fetus

Dimulai dari tahap ini dan seterusnya, bayi disebut sebagai "fetus". Tahap ini dimulai

sejak kehamilan bulan kedelapan dan berakhir hingga masa kelahiran. Ciri khusus

tahapan ini adalah terlihatnya fetus menyerupai manusia, dengan wajah, kedua tangan dan

kakinya. Meskipun pada awalnya memiliki panjang 3 cm, kesemua organnya telah

nampak. Tahap ini berlangsung selama kurang lebih 30 minggu, dan perkembangan

berlanjut hingga minggu kelahiran.

Informasi mengenai perkembangan yang terjadi dalam rahim ibu, baru didapatkan setelah

serangkaian pengamatan dengan menggunakan peralatan modern. Namun sebagaimana

sejumlah fakta ilmiah lainnya, informasi-informasi ini disampaikan dalam ayat-ayat Al

Qur'an dengan cara yang ajaib. Fakta bahwa informasi yang sedemikian rinci dan akurat

diberikan dalam Al Qur'an pada saat orang memiliki sedikit sekali informasi di bidang

kedokteran, merupakan bukti nyata bahwa Al Qur'an bukanlah ucapan manusia tetapi

Firman Allah.

TANDA PENGENAL MANUSIA PADA SIDIK JARI

Setiap orang, termasuk mereka yang terlahir kembar identik, memiliki pola sidik jari yang

khas untuk diri mereka masing-masing, dan berbeda satu sama lain. Dengan kata lain,

Page 15: Al Qur'an Dusturuna

tanda pengenal manusia tertera pada ujung jari mereka. Sistem pengkodean ini dapat

disamakan dengan sistem kode garis (barcode) sebagaimana yang digunakan saat ini.

Saat dikatakan dalam Al Qur'an bahwa adalah mudah bagi Allah untuk menghidupkan

manusia setelah kematiannya, pernyataan tentang sidik jari manusia secara khusus

ditekankan:

"Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang-

belulangnya? Ya, bahkan Kami mampu menyusun (kembali) ujung jari-jarinya dengan

sempurna." (Al Qur'an, 75:3-4)

Penekanan pada sidik jari memiliki makna sangat khusus. Ini dikarenakan sidik jari setiap

orang adalah khas bagi dirinya sendiri. Setiap orang yang hidup atau pernah hidup di

dunia ini memiliki serangkaian sidik jari yang unik dan berbeda dari orang lain.

Itulah mengapa sidik jari dipakai sebagai kartu identitas yang sangat penting bagi

pemiliknya dan digunakan untuk tujuan ini di seluruh penjuru dunia.

Akan tetapi, yang penting adalah bahwa keunikan sidik jari ini baru ditemukan di akhir

abad ke-19. Sebelumnya, orang menghargai sidik jari sebagai lengkungan-lengkungan

biasa tanpa makna khusus. Namun dalam Al Qur'an, Allah merujuk kepada sidik jari,

yang sedikitpun tak menarik perhatian orang waktu itu, dan mengarahkan perhatian kita

pada arti penting sidik jari, yang baru mampu dipahami di zaman sekarang.

Bagian Otak yang Mengendalikan Gerak Kita

"Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-

ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka." (Al Qur'an, 96:15-

16)

Ungkapan "ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka" dalam ayat di atas sungguh

menarik. Penelitian yang dilakukan di tahun-tahun belakangan mengungkapkan bahwa

bagian prefrontal, yang bertugas mengatur fungsi-fungsi khusus otak, terletak pada bagian

depan tulang tengkorak. Para ilmuwan hanya mampu menemukan fungsi bagian ini

selama kurun waktu 60 tahun terakhir, sedangkan Al Qur'an telah menyebutkannya 1400

tahun lalu. Jika kita lihat bagian dalam tulang tengkorak, di bagian depan kepala, akan

kita temukan daerah frontal cerebrum (otak besar). Buku berjudul Essentials of Anatomy

and Physiology, yang berisi temuan-temuan terakhir hasil penelitian tentang fungsi

bagian ini, menyatakan:

Dorongan dan hasrat untuk merencanakan dan memulai gerakan terjadi di bagian depan

lobi frontal, dan bagian prefrontal. Ini adalah daerah korteks asosiasi…(Seeley, Rod R.;

Trent D. Stephens; and Philip Tate, 1996, Essentials of Anatomy & Physiology, 2.

edition, St. Louis, Mosby-Year Book Inc., s. 211; Noback, Charles R.; N. L. Strominger;

Page 16: Al Qur'an Dusturuna

and R. J. Demarest, 1991, The Human Nervous System, Introduction and Review, 4.

edition, Philadelphia, Lea & Febiger , s. 410-411)

Buku tersebut juga mengatakan:

Berkaitan dengan keterlibatannya dalam membangkitkan dorongan, daerah prefrontal

juga diyakini sebagai pusat fungsional bagi perilaku menyerang…(Seeley, Rod R.; Trent

D. Stephens; and Philip Tate, 1996, Essentials of Anatomy & Physiology, 2. edition, St.

Louis, Mosby-Year Book Inc., s. 211)

Jadi, daerah cerebrum ini juga bertugas merencanakan, memberi dorongan, dan memulai

perilaku baik dan buruk, dan bertanggung jawab atas perkataan benar dan dusta.

Jelas bahwa ungkapan "ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka" benar-benar

merujuk pada penjelasan di atas. Fakta yang hanya dapat diketahui para ilmuwan selama

60 tahun terakhir ini, telah dinyatakan Allah dalam Al Qur'an sejak dulu.

Maha Benar Alloh swt. Yang telah beriman:

”Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala

wilayah bumi dan pada diri mereka sendirir, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an

itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas

segala sesuatu?” (Fushilat:53)

Keutamaan Membaca Al-Qur’an

Dari Utsman bin Affan radhiyallah 'anhu , beliau berkata: Rasulullah Shallallahu

'alaihi wa sallam bersabda: "Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur'an

dan mengajarkannya." (HR. Al-Bukhari).

Al-Qur’an akan menjadi penolong di hari kiamat. Rasulullah bersabda : “Bacalah Al-

Qur’an sesungguhnya ia akan menjadi penolong pembacanya di hari kiamat” HR

Muslim dari Abu Umamah

Dari Aisyah radhiallahu ‘anhu, katanya : Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

“Orang yang membaca Al-Qur’an dan dia lancar membacanya akan bersama para

malaikat yang mulia dan baik. Dan orang yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-

bata, ia mendapatkan dua pahala”(Muttafaq alaih). Dua pahala yakni pahala membaca

dan pahala susah payahnya.

Aroma orang beriman. Sabda Nabi : “Perumpamaan orang beriman yang membaca

Al-Qur’an adalah bagaikan buah utrujah, aromanya harum dan rasanya nikmat

Bukti hati yang terjaga

Dari Ibn Abbas ra berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Sesunggunya orang yang di

hatinya tidak ada sesuatupun dari Al-Qur’an, maka bagaikan rumah kosong dan

rusak. HR At Tirmidzi

Page 17: Al Qur'an Dusturuna

Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash radhiallahu’anhuma, bahwa Nabi

shallallahu’alaihi wasallam bersabda : “Dikatakan kepada pembaca Al-Qur’an :

“Bacalah, naiklah dan bacalah dengan pelan sebagaimana yang telah kamu lakukan di

dunia, karena kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang kamu baca.” (HR Abu

Dawud dan At Tirmidzi dengan mengatakan hadist hasan shahih)

Tingkatan surga seorang mukmin ditentukan dari hafalan Qur’annya. Serta secara

medis, orang yang menghafal Al-Qur’an senantiasa dihindarkan dari kepikunan di

masa tua nanti.

Turunnya rahmah dan sakinah

Sabda Nabi : Tidak ada satu kaum yang mereka sedang berdzikir kepada Alloh,

kecuali para malaikat akan mengitarinya, dan rahmat Alloh akan tercurah kepadanya,

dan sakinah (kedamaian) akan turun di atasnya, dan Alloh akan sebutkan mereka

pada malaikat yang ada di sisi-Nya. HR At Tirmidzi dan Ibn Majah dari Abu

Hurairah dan Abu Said

Wallahu a’lam

Evaluasi

Diskusi

Temanmu, Ibnu sangat senang membaca Al-Qur'an. Tetapi ia juga memiliki kegemaran

menuliskan ayat-ayat Al-Qur'an di secarik kertas kecil yang dipergunakannya untuk

berbagai keperluan. Misalnya : menolak bahaya yang mungkin akan menimpanya, atau

agar ia banyak disenangi orang lain. Bagaimana pendapatmu mengenai perilaku Ibnu

tersebut ?

Selain itu bisa juga dengan metode review materi

Sumber Materi Men

toring Agama Islam yang Disusun dari FORUM MAHASISWA DAN PEMUDA PA

RIAMAN (FASPAR)

Buku Super Mentoring Panduan Keislaman Untuk Remaja ILNA Youth

fajargeograf.blogspot.com

www.ALSOFWAH.or.id

Penekanan Penyampaian:

Keutamaan membaca Al-Qur’an

Keajaiban Al-Qur’an mentee tertarik sekali

Page 18: Al Qur'an Dusturuna

Kumpulan Materi Tarbiyah Tsaqofiyah (TTS), Ma’had Madani Yogyakarta Kelas 1

Al-Qur’an dan terjemahan ”Al-Qur’an digital” versi 2.1

“Wahai orang-orang yang beriman,

kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?

Amat besar kebencian di sisi Allah

bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”

(Ash Shaff : 2 dan 3)

Fitria Susilowati

[email protected]

Page 19: Al Qur'an Dusturuna