al-khidmah 2 (2019) 6-12 al-khidmah

7
Peternakan Terpadu Berbasis Azolla Bagi Warga Desa Kalikesur Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas 1. Pendahuluan Perkembangan dan perubahan baik lamban maupun cepat merupakan suatu keniscayaan yang terjadi dan dijumpai pada sistem kehidupan masyarakat sebagai sebuah respon atas perubahan dan kemajuan zaman. Sesuatu yang memiliki kekuatan akan senantiasa dipertahankan dan sebaliknya suatu yang dianggap lemah akan ditinggalkan dengan berupaya untuk memperbaiki dan menyempurnakannya. Kondisi demikian adalah sebuah karakteristik kehidupan berbangsa, berkeluarga maupun bermasyarakat (Agus, 2016: 447-448). Masyarakat dalam arti sempit adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu; aspek teritorial, golongan, bangsa dan lain sebagainya. Salah satu bentuk masyarakat adalah masyarakat pedesaan, yaitu sekelompok manusia yang hidup di Prodi Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto, Indonesia. a I N F O A R T I K E L ABSTRAK Kata kunci: Budidaya; Azolla; Ikan; unggas. *Kontak penulis E-mail: [email protected] (M. Misbah) http://dx.doi.org/10.29406/al-khidmah.v2i1.1415 Al-Khidmah 2019 Artikel ini akan menguraikan hasil pengabdian kepada masyarakat tentang peternakan terpadu berbasis Azolla bagi masyarakat desa Kalikesur, Banyumas Jawa Tengah. Kegiatan ini dilatarbelakangi adanya problematika yang dihadapi masyarakat pedesaan ketika mereka melakukan usaha budidaya ikan atau unggas. Salah satu problem yang sering dihadapi adalah tingginya biaya dalam pakan ternaknya. Azolla sebagai pakan ternak alternatif merupakan terobosan solusi atas masalah yang ada. Tanaman ini bisa digunakan sebagai pupuk hijau untuk padi karena kemampuannya mengikat langsung nitrogen di udara sehingga Azolla mempunyai kandungan hara yang tinggi, mudah dan cepat berkembangbiak dan sangat baik digunakan sebagai pakan utama atau alternatif ternak dan ikan. Dari permasalahan tersebut maka diadakan kegiatan workshop ini. Kegiatan ini dilakukan dalam 2 sesi. Pada sesi pertama pemateri memfokuskan pada pemberian informasi mengenai Azolla, manfaatnya dan cara budidayanya, hingga bagaimana cara pemanfaatannya. Sesi berikutnya, fokus pada demonstrasi dan praktek budidaya Azolla. Akhir kegiatan di dalam ruang adalah tanya jawab. Sementara untuk kegiatan di luar ruangan sesudah pelaksanaan praktik budidaya Azolla, ikan dan unggas. Dengan adanya budidaya Azolla menjadikan masyarakat dapat melakukan peternakan secara terpadu, artinya di satu sisi ia budidaya Azolla, di sisi lain Azolla dapat digunakan untuk pakan ternaknya. AL-KHIDMAH 2 (2019) 6-12 AL-KHIDMAH Vol. 2, No. 1 Juli 2019 LEMBAGA PENERBITAN DAN PUBLIKASI ILMIAH (LPPI) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php/alkhidmah AL-KHIDMAH Muhammad Misbah a, *

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: AL-KHIDMAH 2 (2019) 6-12 AL-KHIDMAH

Peternakan Terpadu Berbasis Azolla Bagi Warga Desa KalikesurKecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas

1. Pendahuluan Perkembangan dan perubahan baik lamban maupun cepat merupakan suatu keniscayaan yang terjadi dan dijumpai pada sistem kehidupan masyarakat sebagai sebuah respon atas perubahan dan kemajuan zaman. Sesuatu yang memiliki kekuatan akan senantiasa dipertahankan dan sebaliknya suatu yang dianggap lemah akan ditinggalkan dengan berupaya untuk memperbaiki dan menyempurnakannya. Kondisi demikian adalah sebuah karakteristik kehidupan berbangsa, berkeluarga maupun bermasyarakat (Agus, 2016: 447-448). Masyarakat dalam arti sempit adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu; aspek teritorial, golongan, bangsa dan lain sebagainya. Salah satu bentuk masyarakat adalah masyarakat pedesaan, yaitu sekelompok manusia yang hidup di

Prodi Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto, Indonesia.a

I N F O A R T I K E L A B S T R A K

Kata kunci:

Budidaya;

Azolla;

Ikan;

unggas.

*Kontak penulisE-mail: [email protected] (M. Misbah)

http://dx.doi.org/10.29406/al-khidmah.v2i1.1415

Al-Khidmah 2019

Artikel ini akan menguraikan hasil pengabdian kepada masyarakat tentang peternakan terpadu berbasis Azolla bagi masyarakat desa Kalikesur, Banyumas Jawa Tengah. Kegiatan ini dilatarbelakangi adanya problematika yang dihadapi masyarakat pedesaan ketika mereka melakukan usaha budidaya ikan atau unggas. Salah satu problem yang sering dihadapi adalah tingginya biaya dalam pakan ternaknya. Azolla sebagai pakan ternak alternatif merupakan terobosan solusi atas masalah yang ada. Tanaman ini bisa digunakan sebagai pupuk hijau untuk padi karena kemampuannya mengikat langsung nitrogen di udara sehingga Azolla mempunyai kandungan hara yang tinggi, mudah dan cepat berkembangbiak dan sangat baik digunakan sebagai pakan utama atau alternatif ternak dan ikan. Dari permasalahan tersebut maka diadakan kegiatan workshop ini. Kegiatan ini dilakukan dalam 2 sesi. Pada sesi pertama pemateri memfokuskan pada pemberian informasi mengenai Azolla, manfaatnya dan cara budidayanya, hingga bagaimana cara pemanfaatannya. Sesi berikutnya, fokus pada demonstrasi dan praktek budidaya Azolla. Akhir kegiatan di dalam ruang adalah tanya jawab. Sementara untuk kegiatan di luar ruangan sesudah pelaksanaan praktik budidaya Azolla, ikan dan unggas. Dengan adanya budidaya Azolla menjadikan masyarakat dapat melakukan peternakan secara terpadu, artinya di satu sisi ia budidaya Azolla, di sisi lain Azolla dapat digunakan untuk pakan ternaknya.

AL-KHIDMAH 2 (2019) 6-12

AL-KHIDMAH

Vol. 2, No. 1 Juli 2019

LEMBAGA PENERBITAN DAN PUBLIKASI ILMIAH (LPPI)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php/alkhidmah

AL-KHIDMAH

Muhammad Misbaha,*

Page 2: AL-KHIDMAH 2 (2019) 6-12 AL-KHIDMAH

M. Misbah. AL-KHIDMAH 2 (2019) 6-12

desa dengan karakteristiknya yang khas. Di antara karakteristiknya adalah; di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas teritorialnya; memiliki sistem kehidupan yang umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan; sumber pendapatan utama sebagian besar warganya adalah dari pertanian; masyarakatnya lebih homogen dalam mata pencaharian, agama, adat istiadat dan sebagainya (Achmad Saugi, 2009). Selain usaha pertanian, masyarakat pedesaan juga sebagian ada yang menggeluti peternakan, perikanan, jasa dan UMKM. Peternakan sebagai salah satu usaha yang digeluti oleh masyarakat pedesaan dalam praktiknya banyak kendala yang dihadapi. Salah satu problem yang sering dihadapi oleh masyarakat pedesaan dalam budidaya ternak adalah tingginya biaya dalam pakan ternaknya. Hal ini menjadikan beternak hanyalah sebuah kegiatan sampingan yang tidak bisa diharapkan hasil yang maksimal darinya. Tidak adanya hasil yang maksimal karena biaya yang dikeluarkan untuk membeli pakan ternak cukup mahal. Oleh karena itu, perlu adanya solusi bagi masyarakat yang beternak khususnya warga desa Kalikesur Kecamatan Kedungbanteng Banyumas tentang pakan ternak alternatif yang sehat untuk ternak, mudah didapatkan dan biayanya relatif murah. Solusi yang bisa ditawarkan kepada masyarakat desa Kalikesur adalah budidaya Azolla sebagai pakan ternak alternatif. Azolla adalah macrophyte mengambang di permukaan air yang termasuk keluarga Azollaceae. Tanaman ini termasuk salah satu jenis tanaman paku yang sering dijumpai di area perairan yang tergenang seperti rawa-rawa dan persawahan. Tanaman ini bisa digunakan sebagai pupuk hijau untuk padi karena kemampuannya mengikat langsung nitrogen di udara sehingga Azolla mempunyai kandungan hara yang tinggi. Dari beberapa jenis Azolla, Azolla microphylla diketahui paling cocok untuk iklim tropis dan pakan ternak (Olukayode dan Emmanuel, 2012: 15-18). Tanaman Azolla memiliki daun yang berukuran kecil sekitar 3-4 cm, tumpang tindih dengan ketebalan 1-3 cm, permukaan daunnya lunak dengan warna hijau cerah serta memiliki jumlah spora yang cukup banyak. Ia juga mudah dan cepat berkembangbiak ketika dibudidayakan dalam media yang mendukung. Selain cocok sebagai pupuk hijau tanaman padi, Azolla sangat baik digunakan sebagai pakan utama atau alternatif ternak dan ikan. Hal ini dikarenakan pada daun Azolla mengandung antara lain; protein sampai dengan 30%, nitrogen 5%, magnesium 0.6%, kalium 4.5%, kalsium 1%, fosfor 0.9%, klorofil 0.5%, gula 3.5%, mangaan 0.16%, lemak 7.5%, serat kasar 15-17%, vitamin B, b12 serta beta karoten (http://bibitazolla.com/manfaat-azolla-untuk-pakan-ternak/). Selain kandungan Azolla yang bagus untuk pakan ternak alternatif, Azolla juga menjadi pilihan solusi atas masalah pakan ternak yang dihadapi masyarakat karena Azolla bisa menggantikan pakan ayam 30%-40%, untuk bebek dan entog bisa menggantikan pakan sampai 50%, mudah dibudidayakan, produksi biomassanya tinggi dan cepat (20 kali lipat dalam 24 hari semisal menanam Azolla 1 kg maka dalam waktu awal 24 hari akan panen 20 kg), bisa menggunakan media sederhana (dengan catatan ia mendapatkan sinar matahari yang cukup) dan bisa menjadi penjernih air limbah. Atas dasar pemikiran di atas, maka diadakanlah suatu kegiatan dalam rangka pengabdian kepada masyarakat dengan Workshop Peternakan Terpadu Berbasis Azolla bagi warga desa Kalikesur sebagai salah satu solusi atas kegelisahan masyarakat terkait dengan pakan ternak yang ada saat ini. 2. Metode

2.1. Tempat dan Waktu

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini dilaksanakan di desa Kalikesur, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas. Jawa Tengah. Kegiatan penyampaian materi dilaksanakan di Balai desa Kalikesur oleh nara sumber dan praktek dilakukan di wilayah pinggir desa. Pelaksanaan kegiatan selama 1 hari, pada hari Kamis, 20 April 2017, dimulai sejak pukul 08.00 WIB sampai selesai dan dilanjutkan dengan kegiatan monitoring.

2.2. Prosedur Kegiatan

Adapun alur pelaksanaan kegiatan PKM Peternakan Terpadu Berbasis Azolla dapat dilihat pada gambar 1 berikut.

Gambar 1. Alur Pelaksanaan Kegiatan PKM

7

Page 3: AL-KHIDMAH 2 (2019) 6-12 AL-KHIDMAH

Prosedur yang pertama kali dilakukan adalah menentukan sasaran kegiatan pengabdian yaitu desa yang jauh dari pusat kota tetapi dekat dengan destinasi wisata, yang masyarakatnya sebagian besar petani, agamis, dan banyak yang beternak ikan dan unggas sebagai penghasilan sampingan tetapi memiliki banyak kendala dalam hal pemenuhan pakan ternaknya. Berdasarkan sasaran kegiatan tersebut maka kegiatan pengabdian yang sesuai untuk diterapkan adalah Workshop Peternakan Terpadu Berbasis Azolla. Kemudian dilakukan FGD bersama beberapa desa dan survey untuk menentukan lokasi kegiatan pengabdian. Hasil survey desa yang memenuhi kriteria untuk pengabdian adalah desa Kalikesur, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas. Peserta yang ditargetkan untuk ikut serta yaitu 10 orang perangkat desa dan 30 orang warga desa. Tahapan berikutnya adalah tahap persiapan yaitu koordinasi dengan kepala desa Kalikesur untuk memastikan kesiapan sebagai tempat pengabdian. Setelah mendapatkan informasi mengenai kesiapan pihak desa, tahap selanjutnya adalah membuat surat keputusan Rektor IAIN untuk menetapkan desa tersebut sebagai desa pengabdian. Setelah urusan administrasi selesai kemudian ditindaklanjuti dengan menghubungi nara sumber, mempersiapkan tempat workshop dan praktik bekerja sama dengan pihak desa. Tempat workshop yang akan digunakan adalah Balai desa Kalikesur dan tempat praktik adalah lahan pinggir desa sebelah Barat balai desa. Sarana prasarana yang dipersiapkan untuk workshop di antaranya adalah Laptop, koneksi internet, Infokus, layar infokus, microphone, dan speaker. Kemudian dilakukan tahap penyusunan Materi dan Modul Workshop yang dibuat dalam bentuk powerpoint dan handout modul. Sementara sarana prasarana yang dipersiapkan untuk praktik adalah terpal, bibit Azolla, bibit ikan Nila dan Lele, Bebek anakan.

2.3. Metode Kegiatan

Kegiatan pengabdian masyarakat dengan tema “Peternakan Terpadu Berbasis Azolla” ini merupakan kerjasama LPPM IAIN Purwokerto Tahun 2017 dengan Pemerintah Desa Kalikesur, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas dengan model kemitraan di bawah Dosen Pendamping Lapangan (DPL) M. Misbah. Sedangkan metode kegiatan yang dilakukan adalah dalam bentuk presentasi materi dari Nara Sumber, ceramah interaktif dan diskusi, serta demonstrasi dan praktik. Kegiatan ini dilakukan dalam 2 sesi. Pada sesi pertama pemateri memfokuskan pada pemberian informasi mengenai Azolla dan manfaatnya bagi peternakan unggas dan perikanan, cara budidayanya, hingga bagaimana cara pemberian pakan ternak dan ikan menggunakan Azzola. Sesi berikutnya, adalah fokus pada demonstrasi dan praktek budidaya Azolla, dari mulai pembuatan media, penyiapan bibit Azolla serta penyiapan bibit ternak unggas (Bebek) dan ikan (Nila dan Lele). Akhir kegiatan di dalam ruang adalah tanya jawab. Sementara untuk kegiatan di luar ruangan sesudah pelaksanaan praktik budidaya Azolla, maka dilakukan monitoring selama seminggu pertama untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan Azolla, kemudian pengunaannya untuk pakan ternak dan ikan.

3. Hasil dan Pembahasan

3.1. Persiapan Kegiatan

Persiapan workshop dan praktik meliputi persiapan ruang workshop dan tempat praktek. Persiapan ruang workshop dilakukan sehari sebelum hari pelaksanaan dibantu oleh beberapa pegawai desa dan beberapa mahasiswa. Sedangkan persiapan prasarana dan sarana praktek dilakukan beberapa hari sebelumnya. Persiapan workshop yang dilakukan diantaranya adalah penggandaan modul dan powerpoint pelatihan untuk dibagikan kepada peserta, memasang spanduk, melakukan pengecekan laptop, LCD, layar infocus, dan mempersiapkan konsumsi yang akan diberikan kepada peserta pelatihan. Sedangkan persiapan praktek meliputi lahan tempat untuk pembuatan kolam Azolla yang banyak mendapatkan sinar Matahari, terpal atau plastik tebal, pupuk kandang, probiotik (Em4), air serta bibit Azolla, bebek, ikan lele dan ikan nila. Kendala yang muncul dalam persiapan di antaranya adalah tidak semua peserta memiliki lahan yang cukup memadai serta memenuhi persyaratan untuk pembuatan kolam Azolla, namun kendala tersebut dapat diatasi dengan baik membuat kolam terpal.

3.2. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan workshop dan pelatihan peternakan terpadu berbasis Azolla kepada warga desa Kalikesur ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat yang berbasis kemitraan dengan program Desa Mitra. Kegiatan PKM ini dilaksanakan di bawah tanggung jawab LPPM IAIN Purwokerto yang dilakukan oleh dosen pendamping lapangan (DPL) Desa Mitra dan beberapa mahasiswa. Seluruh rangkaian kegiatan dilakukan selama 1 hari yaitu pada hari Kamis, 20 April 2017, dimulai sejak pukul 08.00 WIB dan selesai pada pukul 16.00 WIB. Kegiatan diawali dengan proses registrasi peserta pada pukul 08.00 WIB. Peserta yang melakukan proses registrasi berjumlah 30 orang warga, dan 10 orang perangkat desa. Setelah registrasi dilakukan dilanjutkan dengan pembukaan kegiatan yang bertempat di Aula balai desa Kalikesur. Pembukaan kegiatan dimulai dengan kata sambutan oleh Ketua LPPM IAIN Purwokerto (Drs. Amat Nuri, M.Pd.I) dilanjutkan dengan sambutan oleh pihak desa yang diwakili oleh Kepala desa Kalikesur. Ada beberapa hal yang disampaikan oleh ketua LPPM dalam pembukaan acara tersebut, yaitu penyampaian peran serta perguruan tinggi dalam pengabdian kepada masyarakat yang merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, alasan tentang perlunya pelaksanaan kegiatan tersebut, serta harapan yang ingin dicapainya.

8

M. Misbah. AL-KHIDMAH 2 (2019) 6-12

Page 4: AL-KHIDMAH 2 (2019) 6-12 AL-KHIDMAH

Gambar 2. Pembukaan kegiatan yang diisi dengan pemberiansambutan oleh Ketua LPPM dan Kepala Desa Kalikesur

Gambar 3. Penyampaian materi workshop tentang budidaya Azollasebagai pakan ternak alternatif oleh nara sumber

Gambar 4. Pengenalan dan Penyerahan bibit Azolla kepada para peserta Workshop

Kegiatan dilanjutkan dengan praktek pembuatan kolam budidaya Azolla terpadu yang dipandu oleh instruktur (narsum) berpedoman pada modul yang telah diberikan sebelumnya. Para aparat desa dan warga didampingi oleh mahasiswa sebagai asisten instruktur untuk memperlancar kegiatan pelatihan. Materi pelatihan yang diberikan di antaranya adalah pengenalan tentang Azolla dan berbagai hal terkait, cara budidaya Azolla dan perawatannya, cara penggunaan Azolla sebagai pakan ternak dan cara beternak unggas dan ikan secara terpadu dengan Azolla. Peserta sangat antusias dan dan aktif ketika mengikuti kegiatan workshop yang dibuktikan banyaknya muncul pertanyaan dari para peserta dan dilanjutkan dengan kesiapan untuk mengikuti praktik pembuatan budidaya Azolla. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kolam budidaya Azolla adalah; pilih lokasi yang banyak mendapat sinar matahari (pukul 07.00 – 15.00 WIB); siapkan kolam (terpal atau tanah); tambahkan pupuk kandang 2-3 kg/m2; isikan air setinggi + 30-40 cm; tambahkan Probiotik (EM4) sekitar 200cc; tanam Azolla 200g/m2; tunggu Azolla penuh (sekitar 10 hari); panen Azolla ¼ kolam perhari (1/8 pagi, 1/8 sore); jika warna Azolla menguning maka tambahkan POC (pupuk organik cair) 10 hari sekali.

9

M. Misbah. AL-KHIDMAH 2 (2019) 6-12

Page 5: AL-KHIDMAH 2 (2019) 6-12 AL-KHIDMAH

Gambar 5. Pengambilan pupuk kandang (kotoran sapi)

Gambar 6. Meletakkan pupuk kandang ke dalam kolamdan mengaduknya hingga rata

Gambar 7. Merangkai jaring sekat Lele / Nila dengan Azollabisa ditaruh di tengah kolam sebagai pemisah antara Azolla

dan ikan, bisa juga ditaruh dengan model Azolla di atas Jaringdan ikan di bawahnya

Gambar 8. Penuangan EM4

10

M. Misbah. AL-KHIDMAH 2 (2019) 6-12

Page 6: AL-KHIDMAH 2 (2019) 6-12 AL-KHIDMAH

Gambar 9. Penanaman Azolla

Gambar 10. Usia Azolla 7 hari

Gambar 11. Usia Azolla 10 hari, siap dipanen dan tetap dalam perawatan

Gambar 12. Penebaran bibit ikan Lele/Nila di sisi kolam Azolla yang dibatasi jaringdan siap diberi makan pakai Azolla

Gambar 13. Pemberian Bebek yang siap diberikan tambahan pakan Azolla

M. Misbah. AL-KHIDMAH 2 (2019) 6-12

11

Page 7: AL-KHIDMAH 2 (2019) 6-12 AL-KHIDMAH

3.3. Pasca Kegiatan

Setelah kegiatan workshop dan praktik pembuatan dan budidaya Azolla selesai dilaksanakan maka tahap selanjutnya adalah monitoring dan perawatan pertumbuhan Azolla dan monitoring pertumbuhan dan perawatan ikan Lele/Nila dan Bebek yang diberi pakan Azolla. Satu bulan berikutnya setelah Azolla dan ternak ikan dan Bebek tumbuh dengan baik maka perawatan dan pemeliharaannya dialihkan secara total ke warga masyarakat desa Kalikesur. Tahap berikutnya yang merupakan tahap akhir adalah pembuatan laporan akhir Pengabdian Kepada Masyarakat yang diserahkan ke LPPM IAIN Purwokerto sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan PKM telah selesai dilaksanakan.

4. Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan

Dari rangkaian kegiatan program pengabdian kepada masyarakat (PKM) yang telah dilaksanakan secara keseluruhan ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa Azolla dapat dijadikan sebagai tambahan pakan alternatif untuk ternak, baik ternak ikan maupun ternak unggas yang ada pada masyarakat desa Kalikesur. Penggunaan Azolla ini dapat menjadi solusi terhadap problematika yang dihadapi masyarakat khususnya problematika atas mahalnya pakan ternak yang dihadapi selama ini. Azolla menjadi alternatif solusi masalah yang dihadapi masyarakat karena Azolla mudah untuk dikembangbiakkan, dipelihara dan memiliki daya perkembangbiakan yang relatif cepat sehingga setiap hari dapat dipanen untuk digunakan sesuai kebutuhan. Dengan adanya budidaya Azolla menjadikan masyarakat dapat melakukan peternakan secara terpadu, artinya di satu sisi ia budidaya Azolla, di sisi lain Azolla dapat digunakan untuk pakan ternaknya.

4.2 Saran

Sebagai hasil dari sebuah kegiatan tentang peternakan terpadu berbasis Azolla yang telah dilakukan oleh LPPM IAIN Purwokerto terhadap masyarakat desa Kalikesur, hendaknya pihak pemerintah desa tetap memantau kegiatan peternakan terpadu warga desanya yang sudah berjalan dan mensosialisasikan ke seluruh warganya tentang manfaat kegiatan tersebut. Hal ini seyogyanya dilakukan agar nilai dan manfaat dari kegiatan tersebut dapat dinikmati oleh seluruh warga dan mampu meningkatkan penghasilan ekonomi warga.

Daftar Pustaka

Agus, A. Aco. (2016). Keluarga Masyarakat Pedesaan Dalam kondisi Transisi Kehidupan Masyarakat Tradisional Menuju Masyarakat Modern dalam Proceeding Seminar Nasional “Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial Membentuk Karakter Bangsa Dalam Rangka Daya Saing Global”, Kerjasama Fakultas Ilmu Sosial UN Makassar dan Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial Indonesia.

http://bibitazolla.com/manfaat-azolla-untuk-pakan-ternak/Kristiawan, Rory Ade., dkk.,(2017) Pemanfaatam Azolla microphylla Sebagai Pakan Substitusi Untuk Ikan Sidat (Anguilla

bicolor) dalam Seminar Nasional Pendidikan Sains, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 26 Ontober.Olukayode, A. M., dan Emmanuel, B. S. (2012). The potential of two vegetable-carried blood meals as protein sources in African

catfish (Clarias gariepinus Burchell) juvenile diet. Open Journal of Animal Sciences, vol. 2, no. 1.Saugi, Achmad. Masarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan, https://achmadsaugi.wordpress.com/2009/12/11/masyarakat-

perkotaan-dan-pedesaan/, diunduh 8 April 2017.

M. Misbah. AL-KHIDMAH 2 (2019) 6-12

12