akuntansi manajemen revisi 1

147
MANAJEMEN AKUNTANSI Referensi : Managerial Accounting Edisi 14 by Garrison Noreen

Upload: rachmat-ramadhan

Post on 26-Jan-2016

242 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

materi kuliah

TRANSCRIPT

Page 1: Akuntansi Manajemen Revisi 1

MANAJEMEN AKUNTANSIReferensi : Managerial Accounting Edisi 14

by

Garrison Noreen

Page 2: Akuntansi Manajemen Revisi 1

POKOK BAHASAN

1. MANAJEMEN AKUNTANSI DAN LINGKUNGAN BISNIS

2. TERMINOLOGI KONSEP DAN KLASIFIKASI BIAYA

3. PERILAKU BIAYA, ANALISIS DAN PENGGUNAAN

4. PEMBIAYAAN VARIABEL – SUATU ALAT BANTU BAGI MANAJEMEN

5. HUBUNGAN BIAYA – VOLUME – LABA

6. ANALISIS TITIK IMPAS (BEP)

7. BIAYA RELEVAN UNTUK PEMBUATAN KEPUTUSAN

Page 3: Akuntansi Manajemen Revisi 1

TOPIK I : MANAJEMEN

AKUNTANSI & KLASIFIKASI

BIAYA

• Tujuan Belajar :

Setelah mempelajari topik pertama ini,Anda diharapkanmampu untuk:

1. Menggambarkan apa yang dikerjakan oleh manajerdan mengapa mereka memerlukan informasiakuntansi.

2. Mengidentifikasikan (menemu-kenali)perbedaanantara akuntansi keuangan dengan akuntansimanajemen

3. Memahami tentang Klasifikasi biaya

Page 4: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Beberapa definisi akuntansi

(secara umum)

1.Akuntansi adalah seni pencatatan,

pengelompokan, dan peringkasan

(pengikhtisaran) dengan cara yang berarti

dan dalam satuan uang, transaksi dan

peristiwa yang bersifat keuangan serta

penafsiran (interpretasi) atas hasilnya.

Page 5: Akuntansi Manajemen Revisi 1

2

Akuntansi adalah proses pengidentifikasian,

pengukuran dan pengkomunikasian

informasi ekonomi untuk menghasilkan

penilaian (judgement) dan pembuatan

keputusan yang terarah oleh para

pemakai informasi

Page 6: Akuntansi Manajemen Revisi 1

3

Akuntansi adalah kegiatan jasa (service).

Tugasnya adalah menyediakan informasi

kwantitatip, terutama yang bersifat

keuangan, tentang satuan/unit ekonomi

untuk digunakan dalam pembuatan

keputusan –keputusan ekonomi.

Page 7: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Definisi akuntansi manajemen

• Suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pengakumulasian, penganalisaan, penyiapan, penafsiran, dan pengkomunikasian informasi keuangan yang digunakan oleh manajemen untuk perencanaan, evaluasi dan pengendalian organisasi serta menjamin bahwa sumberdaya (resources) digunakan secara tepat dan bertanggungjawab.

Page 8: Akuntansi Manajemen Revisi 1

PERBEDAAN AKUNTANSI

KEUANGAN DAN AKUNTANSI

MANAJEMEN

Page 9: Akuntansi Manajemen Revisi 1

-Pencatatan

-Estimasi

-Pengorganisasian

-Pengikhtisaran

melapor kepada pihak-pihak di luar

organisasi :

Pemilik

Kreditur

Otoritas Pajak

Regulator

• Menekankan pada hasil aktivitas

keuangan di masa lalu

• Menekankan pada data yang objektif

dan dapat diverifikasi

• Menekankan pada akurasi dan presisi

• Menekankan pada pelaporan atas

keseluruhan organisasi

• Harus mengikuti prinsip-prinsip

akuntansi yang berlaku umum

• Bersifat wajib untuk pelaporan

eksternal

• Melapor kepada manajemen di

dalam organisasi untuk :

Perencanaan

Pengendalian

Pengambilan keputusan

• Menekankan pada pengambilan

keputusan yang mempengaruhi

masa depan

• Menekankan pada relevansi data

• Menekankan pada ketepatan waktu

• Menekankan pada pelaporan

segmen

• Tidak perlu mengikuti prinsip-

prinsip akuntansi yang berlaku

umum

• Tidak bersifat wajib

Akuntansi

Data keuangan

dan

operasional

Akuntansi keuangan Akuntansi Manajerial

Page 10: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Manfaat manajemen akuntansi :

Membantu manajemen dalam :

- perencanaan (Planning)

- Pengendalian (Controlling)

- Pengambilan Keputusan (Decision

Making)

Page 11: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Ilustrasi peranan manajemen Akuntansi pada 3 bidang

Studi Bisnis

Pemasaran Manajemen Operasi Manajemen SDM

Perencanaan

Pengendalian

Pengambilan

Keputusan

Berapa anggaran yang akan

kita siapkan untuk promosi di

TV, Media cetak dan internet?

Berapa banyak staf penjual

yang akan kita pekerjakan di

area baru?

Apakah penurunan harga

barang berhasil

meningkatkan penjualan?

Apakah kita memiliki

persediaan terlalu banyak

selama musim liburan?

Apakah kita akan menjual

jasa dalam satu paket atau

terpisah?

Apakah kita akan menjual

sendiri atau menggunakan

Berapa banyak barang yang

akan kita produksi di periode

mendatang?

Berapa anggaran yang akan

kita siapkan untuk biaya

utilitas periode mendatang?

Apakah kita mengeluarkan

biaya lebih atau kurang untuk

barang yang kita produksi?

Apakah kita mencapai tujuan

dalam pengurangan jumlah

barang produksi yang cacat?

Apakah kita akan membeli

peralatan baru atau

memperbaiki mesin-mesin

yang dimiliki?

Apakah kita akan menata

ulang proses manufaktur

Berapa uang yang akan

kita keluarkan untuk

pelatihan keselamatan

kerja?

Berapa uang yang akan

kita keluarkan untuk

promosi perekrutan

karyawan?

Apakah tingkat retensi

karyawan melampaui

tujuan kita?

Apakah kita mencapai

tujuan dalam pelaksanaan

penilaian kinerja secara

tepat waktu?

Apakah kita akan

mempekerjakan staf

medis sendiri untuk

mengurangi biaya

kesehatan?

Page 12: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Apakah Manajemen Akuntansi juga penting

untuk Karier Anda??

Page 13: Akuntansi Manajemen Revisi 1

TOPIK II :

TERMINOLOGI,KONSEP &

PENGGOLONGAN BIAYA

Tujuan Belajar :

1. Mengidentifikasi dan memberi contoh ketiga jenis biaya yang ada dalam proses produksi barang

2. Membedakan antara biaya produk dengan biaya periodik dan memberi contoh

3. Menyiapkan daftar harga pokok produksi

4. Menjelaskan aliran biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik (biaya produksi tidak langsung) mulai dari awal

sampai penjualan produk jadi

5. Mengidentifikasi dan memberi contoh biaya variabel dan biaya tetap, serta menjelaskan perbedaan perilakunya

6. Mendefinisikan dan memberi contoh biaya langsung dan biaya tidak langsung

7. Mendefinisikan dan memberi contoh klasifikasi biaya yang digunakan untuk mengambil keputusan : biaya diferensial, biaya kesempatan dan biaya tenggelam

Page 14: Akuntansi Manajemen Revisi 1

DEFINISI BIAYA (COST)

A. Dalam arti luas:

Pengorbanan sumber-sumber ekonomi yang diukur

dalam satuan uang – baik yang telah terjadi

maupun kemungkinan akan terjadi – untuk

mencapai tujuan tertentu

B. Dalam arti sempit :

Pengorbanan sumber-sumber ekonomi yang diukur

dalam satuan uang untuk memperoleh harta (aktiva)

Page 15: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Konsep dan istilah-istilah biaya

dikaitkan dengan penggolongan biaya

• Dalam hubungan dengan penggolongan

biaya ada adagium : Different Cost for

Different Purposes (Biaya akan berbeda

karena penggunaannya berbeda).

• Nama suatu biaya akan berubah ketika

konteks dan latar belakang timbulnya biaya

tersebut berubah

Page 16: Akuntansi Manajemen Revisi 1

A.Penggolongan biaya berdasarkan

penyajian pada laporan keuangan

untuk pemakai eksternal

1. Biaya Produk (Product Cost)

a. Biaya Bahan Mentah/Bahan Baku

(Raw Material Cost)

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct

Labor Cost)

c. Biaya Overhead Pabrik/Biaya

Produksi Tidak Langsung

(Manufacturing Overhead Cost)

Page 17: Akuntansi Manajemen Revisi 1

2. Biaya Periodik (Periodic Cost)

(disebut juga : Biaya Non-Produksi )

a. Biaya Pemasaran/Penjualan

(Marketing/Selling Cost)

b. Biaya Administrasi dan Umum (General

and Administrative Cost)

Page 18: Akuntansi Manajemen Revisi 1

BIAYA PRODUK

• Biaya Bahan Mentah/Bahan Baku:

Adalah bahan yang menjadi bagian tak

terpisahkan dari produk selesai (finished

goods), dan jejaknya dapat ditelusuri

secara fisik dan mudah ke produk tersebut

(Contoh : Kayu pada produk meja)

Page 19: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Biaya Tenaga Kerja langsung

• Biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri

dengan mudah ke produk selesai/produk

jadi (contohnya : tenaga kerja di bagian

perakitan).

• Biaya ini sering juga disebut „touch labor‟

Page 20: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Biaya Produksi Tidak

Langsung/Biaya Overhead Pabrik

• Seluruh biaya manufaktur (produksi) yang tidak

termasuk dalam biaya bahan mentah/bahan

baku dan biaya tenaga kerja langsung.

• Termasuk misalnya : bahan tidak langsung,

tenaga kerja tidak langsung, pemeliharaan dan

perbaikan peralatan produksi, listrik/penerangan

pabrik, pajak bumi-bangunan (PBB), asuransi

kerugian fasilitas-fasilitas produksi

Page 21: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Biaya Periodik

Biaya Pemasaran/Penjualan :

• Semua biaya yang diperlukan untuk menanganipesanan konsumen dan memperoleh produk (barangatau jasa) untuk disampaikan kepada konsumen.

• Biaya-biaya ini sering juga disebut „order getting and order filling cost‟ (biaya untuk memperoleh danmemenuhi pesanan)

• Contohnya : biaya iklan, biaya pengiriman, biayaperjalanan dalam rangka penjualan, komisi penjualan, gaji bagian penjualan, biaya untuk gudangpenyimpanan produk (barang) selesai/jadi

Page 22: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Biaya Administrasi dan Umum

• Meliputi biaya eksekutip, keorganisasian,

dan klerikal yang berkaitan dengan

manajemen umum organisasi.

• Contoh : gaji/kompensasi eksekutip,

akuntansi umum, kesekretariatan,

kehumasan (public relation) , biaya-biaya

lain yang berkaitan dengan administrasi

umum organisasi secara menyeluruh.

Page 23: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Format : Laporan Harga Pokok Produksi

Perusahaan……………………Laporan Harga Pokok Produksi

Untuk Periode yang berakhir ……(dalam Rupiah)

Biaya Bahan Baku :

Persediaan bahan baku awal ……………………Pembelian bahan baku …………………… (+)

Bahan baku tersedia ……………………Persediaan bahan baku akhir …………………… (-)

Bahan baku terpakai/biaya bahan baku ……………………Biaya tenaga kerja langsung ……………………Biaya Overhead pabrik …………………… (+)

Total Biaya Produksi ……………………Persediaan barang dalam proses awal …………………… (+)

Harga Pokok barang yang diproduksi ……………………Persediaan barang dalam proses akhir …………………… (-)

Harga Pokok Produksi …………………....

Biaya Overhead Pabrik :

Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang selain biaya bahan baku dan

tenaga kerja langsung.

Atau

Biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan pabrik selain biaya bahan baku dan

biaya tenaga kerja langsung.

Page 24: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Format : Laporan Laba Rugi

Perusahaan……………………Laporan Laba Rugi

Untuk Periode yang berakhir ……(dalam Rupiah)

Penjualan …………………..

Harga Pokok Penjualan

Persediaan barang jadi awal ……………….

Harga Pokok Produksi ………………. (+)

Harga Pokok Barang yang tersedia ……………….

Persediaan Barang jadi, Akhir (………………)

Harga Pokok Penjualan (…………………)

Laba kotor hasil penjualan …………………..

Beban Operasional :

Beban Penjualan / Pemasaran ………………..

Beban Administrasi & Umum ………………. (+)

Total Beban Operasional (…………………)

Laba Operasional …………………..

Pendapatan / Beban di luar usaha

Pendapatan ………………..

Beban ………………..

…………………..

Laba Bersih sebelum pajak ………………….

Page 25: Akuntansi Manajemen Revisi 1

B. Penggolongan Biaya berdasarkan perilaku

(respon) terhadap perubahan kegiatan

1. Biaya Tetap (Fixed cost)

2. Biaya Variabel (Variable Cost)

3. Biaya Campuran (Mixed Cost atau

Semi-Variable Cost ), akan diperjelas

dalam topik ke-3

Perilaku Biaya (Cost Behavior) : menunjukkan bagaimana suatu biaya bereaksi terhadap perubahan tingkat kegiatan/aktivitas

Page 26: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Biaya Tetap

Biaya yang jumlah totalnya tetap tanpa dipengaruhi olehtingkat kegiatan (dalam batas relevan)

Contoh : Biaya penyusutan mesin dengan metode garislurus.

Batas relevan adalah jumlah kapasitas produksi mesinpertahun

Biaya Tetap per satuan (unit) akan berbanding terbalikdengan jumlah unit . Semakin besar unit pembagi makasemakin kecil biaya tetap per unit, dan sebaliknya.

Page 27: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Biaya Variabel

• Biaya yang jumlah totalnya berubah-ubah

secara sebanding (proporsional) dengan

perubahan tingkat kegiatan.

• Contoh : biaya bahan baku

Biaya variabel per unit adalah tetap

Page 28: Akuntansi Manajemen Revisi 1

C. Penggolongan menurut hubungan biaya

dengan obyek biaya

• Biaya Langsung (Direct Cost)

• Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)

Obyek Biaya : Hal apa pun yang dapat

menyebabkan data biaya diperlukan,

seperti : Produk; Lini (kelompok) Produk;

Pelanggan ; Pekerjaan (job); Sub-unit

organisasi; dll.

Page 29: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Biaya Langsung

• Adalah Biaya yang dapat dengan mudahditelusuri jejaknya pada obyek biaya tertentuyang sedang diamati

Contoh : Dalam pembuatan produk seperti meja, maka kayu/papan yang digunakanadalah biaya langsung.

Dalam hal ini, meja adalah obyek biaya,sedangkanharga dari kayu/papan adalah biaya langsung.

Page 30: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Biaya Tidak Langsung

• Biaya yang tidak dapat dengan mudah ditelusuri

jejaknya pada obyek biaya tertentu yang sedang

diamati.

Contoh : Gaji manajer produksi untuk pabrik yang

menghasilkan berbagai jenis produk.

Dilihat dari produk yang dihasilkan gaji

manajer pabrik ini adalah biaya tidak

langsung karena biaya ini tidak

disebabkan oleh salah satu produk yang

dihasilkan.

Page 31: Akuntansi Manajemen Revisi 1

D.Penggolongan Biaya untuk

Pembuatan Keputusan

1. Biaya Diferensial

2. Biaya Kesempatan

3. Biaya Tengggelam

Page 32: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Biaya Diferensial (Differential Cost)

Nama Lain :

- Biaya Tambahan (Incremental Cost)

- Biaya Terhindarkan (Avoidable Cost)

Adalah biaya yang dapat dihilangkan (baik sebagian saja atau seluruhnya) sebagai akibat dipilihnya satu alternatip dari alternatip lain dalam situasi pembuatan keputusan.

Page 33: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Contoh Biaya Diferensial :

• Dalam situasi penggantian mesin, dari mesinlama yang memakai bahan bakar diesel kemesin baru yang menggunakan tenaga listrik.

Apabila manajemen memutuskan menggantimesin, maka biaya bahan bakar diesel tidak perlulagi dikeluarkan.

Berarti biaya bahan bakar diesel merupakanbiaya diferensial dalam situasi keputusantersebut, karena dapat dihilangkan sebagaikonsekwensi beralih ke mesin baru.

Page 34: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Biaya Kesempatan (Opportunity Cost)

Adalah peluang atau kesempatan untuk mendapatkan manfaat yang dilepaskan, ketika suatu alternatip dipilih dari alternatip yang lain.

Contoh : Mahasiswa Program MM di UBL yang berstatus pejabat struktural di sebuah instansi, dan mendapatkan tunjangan jabatan (misalnya 1 juta per bulan).

Pada saat minta ijin atasan untuk mengikuti kuliah S-2, atasan memberi ijin dengan syarat yang bersangkutan melepaskan jabatan, yang berarti juga dia kehilangan tunjangan jabatan.

Maka, hilangnya tunjangan jabatan merupakan „biaya kesempatan‟ dilihat dari sudut pandang ikutnya dia pada program S-2 tersebut.

Page 35: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Biaya Tenggelam (Sunk Cost)

Adalah biaya yang telah terjadi (dan akan terus terjadi), terlepas dari alternatip mana pun yang dipilih oleh manajer.

Contoh : Pembayaran biaya listrik di Rumah untuk calon mahasiswa MM. Biaya ini merupakan Sunk Cost karena keputusan apapun yang diambil oleh calon mahasiswa ini tidak berpengaruh terhadap keputusan yang diambil.

Artinya jadi atau tidak jadi calon mahasiswa tersebut kuliah di MM biaya listrik akan terjadi.

Page 36: Akuntansi Manajemen Revisi 1

TOPIK III : PERILAKU BIAYA –

ANALISIS & PENGGUNAANTujuan Belajar :

Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa dapat :

1.Menjelaskan pengaruh perubahan aktivitas terhadap biaya variabel per unit dan biaya variabel total.

2.Menjelaskan pengaruh perubahan aktivitas terhadap biaya tetap per unit dan biaya tetap total.

3.Menggunakan rumus biaya untuk memprediksi biaya pada tingkat aktivitas yang baru.

4.Melakukan analisis biaya campuran (mixed cost) menggunakan metode tertinggi-terendah (high-low method).

5.Melakukan analisis biaya campuran (mixed cost) menggunakan metode „scattergraph‟.

6.Menjelaskan metode regresi kwadrat terkecil (least-square regression method) untuk analisis biaya campuran

Page 37: Akuntansi Manajemen Revisi 1

A.Jenis Biaya Variabel

1. Biaya Variabel Murni (True Variable

Cost)

2. Biaya Variabel bertingkat (Step Variable

Cost)

Page 38: Akuntansi Manajemen Revisi 1

B. Jenis Biaya Tetap

1. Biaya Tetap Komitmen (Committed Fixed Cost)

adalah biaya tetap yang berhubungan dengan investasi

fasilitas, peralatan, dan struktur organisasi pokok dalam

perusahaan.

Contoh : Biaya penyusutan, biaya asuransi

2. Biaya Tetap Kebijakan (Discretionary Fixed Cost)

Yang terjadi karena keputusan yang dibuat manajer

untuk membelanjakan biaya tetap tersebut.

Contoh : biaya iklan dan riset.

Page 39: Akuntansi Manajemen Revisi 1

C. Biaya Campuran (Mixed Cost)

Adalah biaya yang mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel sekaligus.

Contoh : tagihan telepon rumah, yang didalamnya terdapat komponen „biaya abonemen‟ (yang jumlahnya tetap setiap bulan) dan ,biaya pulsa‟ (yang besar-kecilnya ditentukan oleh banyak-sedikitnya penggunaan telepon di masing-masing bulan tagihan).

Agar dapat dianalisis, maka biaya campuran ini harus lebih dulu dipisahkan antara unsur biaya tetap dengan unsur biaya variabelnya.

Page 40: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Pemisahan Komponen biaya Campuran

Tinggi-rendah (high-low method)

Metode Scatter Graph

Regresi (regression method)

Karena hubungan biaya dengan kegiatan dalam biaya

campuran umumnya bersifat korelatif bukan fungsional,

perlu metoda estimasi untuk memisahkan komponen

secara tepat.

Metoda pemisahan:

Page 41: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Metoda Tinggi-Rendah

biaya variabel per unit = = = Rp6.000

Tingkat kegiatan tertinggi

Tingkat kegiatan terendah

800

400

400

Rp6.900.000

4.500.000

Rp2.400.000

Banyaknya

Order

biaya

Pengantaran

Perubahan biaya

Perubahan kegiatan

Rp2.400.000

400

Komponen biaya tetap = biaya total - komponen biaya variabel total

= Rp4.500.000 - (400 X Rp6.000)

= Rp5.400.000 - Rp2.400.000

= Rp2.100.000

Dengan mengambil tingkat terendah:

Page 42: Akuntansi Manajemen Revisi 1

42

Metoda Scatter Graph

Metoda ini mengandalkan kemampuan visual.

Prinsipnya sama dengan metoda tinggi-rendah tetapi

semua titik dipertimbangkan untuk menemukan garis

estimasi.

Memerlukan kertas grafis (milimeter).

Metoda ini jarang digunakan karena tidak praktis dan

objektif. Ketelitian bergantung pada kemampuan dan

pengalaman seseorang.

Page 43: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Metoda Regresi

Mirip dengan pengepasan grafis tetapi dilakukan secara

ilmiah yaitu dengan mencari angka terkecil penjumlahan

kuadrat penyimpangan (galat) dari garis estimasi.

Meregresi: menghubungkan satu atau beberapa variabel

independen dengan variabel dependen untuk menentukan

apakah satu variabel independen atau lebih menjelaskan

variasi variabel dependen.

biaya overhead dipelakukan sebagai variabel dependen,

tingkat kegiatan diperlakukan sebagai variabel

independen.

Page 44: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Metoda Regresi dengan Excel

Isi sel C17

merefleksi

formula 13.2

Diisi dengan formula 13.1

Page 45: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Aplikasi Perilaku biaya

• Analisis margin kontribusi, untuk:keputusan beli atau buat sendiri

terima atau tolak order khusus

menutup atau meneruskan cabang/divisi

• Analisis biaya-voluma-laba

Page 46: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Analisis Margin Kontribusi

Margin kontribusi: sisa jumlah rupiah setelah penjualan

dikurangi dengan semua biaya variabel.

Analisis margin kontribusi mengandalkan laporan laba-

rugi dengan format margin kontribusi daripada format

konvensional.

Pengbiayaan variabel: penentuan biaya produk yang

hanya memperhitungkan biaya variabel (khususnya

overhead).

Pengbiayaan penuh: penentuan biaya produk yang

memperhitungkan semua komponen tetap dan variabel.

biaya tetap diperlakukan sebagai biaya yang

tersediaankan (inventoriable).

Page 47: Akuntansi Manajemen Revisi 1

TOPIK IV : PEMBIAYAAN

VARIABEL – SUATU ALAT BANTU

BAGI MANAJEMENTujuan Belajar:

Setelah mempelajari topik ke-4 ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk,

1.Menjelaskan perbedaan „Variable Costing‟ dan „Absorption Costing‟, dan menghitung biaya pr unit dengan menggunakan kedua metode tersebut.

2.Menggambarkan bagaimana biaya „overhead‟ ditunda dan dikeluarkan dari persediaan dalam metode „absorption costing‟.

3.Membuat Laporan Laba-Rugi dengan menggunakan „variable costing‟ dan „absorption costing‟, dan melakukan rekonsiliasi untuk perhitungan laba bersih dari kedua metode tersebut.

4.Menjelaskan perubahan produksi terhadap laba bersih yang dilaporkan dengan menggunakan variable dan absorption costing.

5.Menjelaskan keunggulan dan keterbatasan dari masing-masing metode tersebut.

6.Menjelaskan bagaimana penggunaan JIT (Just In-Time) dapat mengurangi perbedaan laba bersih yang dilaporkan dengan kedua metode ini.

Page 48: Akuntansi Manajemen Revisi 1

penentuan harga pokok variabel

PENENTUAN HARGA POKOK

VARIABELADALAH :

SUATU KONSEP PENENTUAN HARGA POKOK YANG HANYA MEMASUKKAN BIAYA PRODUKSI VARIABEL SEBAGAI ELEMEN HARGA POKOK PRODUK,

BIAYA PRODUKSI TETAP DIANGGAP SEBAGAI BIAYA BIAYA PERIODE (Period Cost) YANG LANGSUNG DIBEBANKAN KEPADA RUGI LABA PERIODE TERJADINYA DAN TIDAK DIPERLAKUKAN SEBAGAI BIAYA PRODUKSI

Page 49: Akuntansi Manajemen Revisi 1

penentuan harga pokok variabel

Elemen Harga Pokok

Produk

• BIAYA BAHAN

BAKU

• BIAYA TENAGA

KERJA LANGSUNG

• BIAYA OVERHEAD

PABRIK

Page 50: Akuntansi Manajemen Revisi 1

penentuan harga pokok variabel

BIAYA BAHAN BAKU

HP BAHAN BAKU+

BIAYA LAINNYAHP BAHAN BAKU

ELEMEN BI. VARIABEL

MELIPUTI BB + BI LAIN

VARIABEL

SEMUA MENJADI

ELEMEN BI VARIABEL

Page 51: Akuntansi Manajemen Revisi 1

BIAYA TENAGA KERJA

LANGSUNG

SISTEM UPAH PER

POTONG

SISTEM UPAH PER

JAM

SISTEM UPAH

TETAP

Elemen Biaya Produksi

Biaya Tetap Period Cost

Page 52: Akuntansi Manajemen Revisi 1

penentuan harga pokok variabel

BIAYA OVERHEAD PABRIK

BOP VARIABEL BOP TETAP

ELEMEN BIAYA

PRODUKSIBIAYA PERIODE

Page 53: Akuntansi Manajemen Revisi 1

penentuan harga pokok variabel

TUJUAN PENENTUAN HARGA

POKOK VARIABEL• MEMBANTU MANAJEMEN MENGETAHUI BATAS

KONTRIBUSI (CONTRIBUTION MARGIN) UTK PERENCANAAN LABA MELALUI ANALISA HUBUNGAN BIAYA VOLUME LABA UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN JANGKA PENDEK

• MEMUDAHKAN MANAJEMEN DALAM MENGENDALIKAN KONDISI-KONDISI OPERASIONAL YANG SEDANG BERJALAN SERTA MENETAPKAN PENILAIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPADA DEPARTEMEN ATAU DEVISI TERTENTU DI DALAM PERUSAHAAN

Page 54: Akuntansi Manajemen Revisi 1

penentuan harga pokok variabel

MANFAAT PENENTUAN

HARGA POKOK VARIABELPIHAK INTERNAL

• PERENCANAAN LABA

• PENENTUAN HARGA

JUAL

• PENGAMBILAN

KEPUTUSAN

• PENGENDALIAN BIAYA

PIHAK EKSTERNAL

• PENENTUAN

HARGA POKOK

PERSEDIAAN

• PENENTUAN LABA

Page 55: Akuntansi Manajemen Revisi 1

penentuan harga pokok variabel

PERBEDAAN VARIABEL DAN

FULL COSTING

PERBEDAAN DILIHAT DARI SEGI :

1. Penentuan Harga Pokok Produk

2. Penentuan Harga Pokok Persediaan

3. Pengakuan “Period Cost”

4. Pendekatan Pengelompokkan biaya

5. Penyajian Laporan Rugi / Laba

Page 56: Akuntansi Manajemen Revisi 1

penentuan harga pokok variabel

PERBEDAAN HARGA

POKOK PRODUK

ELEMEN HP PENUH HP PRODUK

VARIABEL

BIAYA BAHAN BAKU

BIAYA TENAGA

KERJA

BIAYA OVERHEAD

VARIABEL

BIAYA OVERHEAD

TETAP

Page 57: Akuntansi Manajemen Revisi 1

penentuan harga pokok variabel

PENENTUAN HP

PERSEDIAANFull Costing

Sebagian biaya

overhead pabrik tetap

MASIH MELEKAT

pada persediaan

sampai produk laku

terjual.

Variable Costing

Biaya overhead

pabrik tetap

DIBEBANKAN pada

Period Cost sehingga

TIDAK MELEKAT

pada persediaan

Page 58: Akuntansi Manajemen Revisi 1

penentuan harga pokok variabel

PENYAJIAN DLM LAP R/L

PERBEDAAN HP PENUH DAN HP

VARIABEL DPT DITINJAU DARI SEGI:

o PENGGOLONGAN BIAYA DI DALAM LAP

RUGI LABA

o STRUKTUR ATAU SUSUNAN PENYAJIAN

LAP RUGI LABA

o BESARNYA LABA BERSIH

Page 59: Akuntansi Manajemen Revisi 1

penentuan harga pokok variabel

PENGGOLONGAN BIAYA

Full Costing

Biaya digolongkan

dengan pendekatan

Fungsi Biaya

digolongkan menjadi

biaya produksi dan

biaya non produksi.

Variable Costing

Biaya digolongkan

dengan pendekatan

Variabelitas Biaya

digolongkan menjadi

biaya variabel dan

biaya tetap

Page 60: Akuntansi Manajemen Revisi 1

penentuan harga pokok variabel

Pendekatan Fungsi

BiayaProduksi

Non Produksi

Produksi tetap

Produksi variabel

Non Produksi tetap

Non Produksi variabel

Page 61: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Pendekatan Variabelitas

Biaya

Variabel

Tetap

Produksi Variabel

Non Produksi Variabel

Produksi Tetap

Non Produksi Tetap

Page 62: Akuntansi Manajemen Revisi 1

penentuan harga pokok variabel

Kelemahan Full Costing

1. Sebagian Biaya menempel pada

persediaan biaya dicatat terlalu sedikit

laba yang dihasilkan lebih tinggi

2. Jika produksi tidak mencapai kapasitas

normal biaya overhead tetap akan

kurang dibebankan dan sebaliknya

Page 63: Akuntansi Manajemen Revisi 1

penentuan harga pokok variabel

Kelemahan Variable

Costing

Satu-satunya kelemahan Varible

Costing :

Variable Costing tidak diterima oleh

Prinsip Akuntansi yang diterima secara

Umum Penyusunan Laporan dengan

Variable Costing harus di “ADJUST”

kembali ke dalam Full Costing

Page 64: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Tampilan Laporan Laba-Rugi

VARIABLE COSTINGPenjualan (Sales) …..…………….. XXXX

Biaya-Biaya Variabel :

- Beban Pokok Penjualan …. xxxx

- Biaya Pemasaran ………… xxxx

- Biaya Adm. & Umum …….. xxxx

--------- (XXX)

---------

Laba (Marjin) Kontribusi .………… XXXX

Biaya-Biaya Tetap (Biaya Periodik):

- Biaya Produksi Tidak Lang-

sung (BPTL) Tetap ..…….. xxxx

- Biaya Pemasaran ………… xxxx

- Biaya Administrasi & Umum xxxx

--------- (XXX)

-----------

Laba Bersih ………………………… XXX

Page 65: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Dalam metode/format „variable

costing‟, biaya - biaya

Dikelompokkan menurut perilaku (tahap

pertama), yang (apabila diperlukan )

dapat dikelompokkan lebih lanjut menurut

fungsi/tugas pokok

Page 66: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Tampilan Laporan Laba-Rugi

ABSORPTION COSTINGPenjualan (Sales)…………………… xxxx

(-)Beban Pokok Penjualan (Cost of

Goods Sold )…………….……….. (xxx)

--------

Laba Kotor (Gross Profit) …………. xxxx

Biaya-Biaya Usaha :

- Biaya Pemasaran/Penjualan..xxx

- Biaya Administrasi & Umum ..xxx

-------(xxxx)

---------

Laba Bersih (Net Income)…………. Xxxx

(Menurut format/metode ini, biaya-biaya dikelompokkan berdasarkan fungsi/tugas pokok yang umumnya digunakan pada organisasi perusahaan dagang/manufaktur, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran dan fungsi administrasi & umum)

Page 67: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Langkah menghitung Beban Pokok

Penjualan/Harga pokok Penjualan/Cost of

good sold

Persediaan Awal Produk Jadi ……… xxxx

(+) Biaya Produksi …………………... xxxx

-------

Produk tersedia dijual ……………… xxxx

(-) Persediaan Akhir Produk Jadi…. (xxx)

-------

Beban Pokok Penjualan …………… xxxx

Page 68: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Data untuk menghitung biaya

produk dan menyusun laporan

laba-rugi

Data Produk (Barang) :

Persediaan awal periode (tahun) 0 unit

Produksi (dalam satu tahun) …… 6.000 unit

Produk terjual (dalam satu tahun) 5.000 unit

Persediaan akhir periode ………. 1.000 unit

Data Biaya :

a. Biaya Variabel per unit produk

- Biaya Bahan …………………………………………..……………… Rp 2

- Biaya Tenaga Kerja ..........................................................……... 4

- Biaya Produksi Tidak Langsung (Biaya Overhead Pabrik) ……… 1

- Biaya Penjualan (Pemasaran) dan Administrasi ………… ……… 3

b. Biaya Tetap per periode (tahun)

- Biaya Produksi Tidak langsung (Biaya Overhead Pabrik ) Rp 30.000

- Biaya Penjualan (Pemasaran) dan Administrasi ………… 10.000

Harga jual Produk ………………………. Rp 20 per unit

Page 69: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Menghitung biaya produk per unit

Menurut Absorption Costing:

- Biaya Bahan …………………. Rp 2

- Biaya Tenaga Kerja ………… 4

- Biaya Produksi Tidak

Langsung-Variabel …………. 1

- Biaya Produksi Tidak

Langsung-Tetap

(Rp 30.000 : 6.000 unit ) …… 5

-------------

Jumlah Rp 12

Menurut Variable Costing

- Biaya Bahan ……………………………….. Rp 2

- Biaya Tenaga Kerja ………………………. 4

- Biaya Produksi Tidak Langsung –Variabel 1

----------------

Jumlah Rp 7

Page 70: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Menyajikan ke Laporan Laba-Rugi1.Dengan format Absorption Costing

Penjualan (5.000 unit x Rp 20) …………………………………………………………… Rp 100.000

Beban Pokok Penjualan:

Persediaan Awal ………………………………………………… Rp 0

Biaya Produksi (6.000 unit x Rp12) …………………………… 72.000

------------------

Tersedia dijual ………………………………………………….. Rp 72.000

Persediaan Akhir (1.000 unit x Rp 12) ……………………….. (12.000)

------------------

( Rp 60.000)

------------------

Laba Kotor ……………………..……………………………............................................ 40.000

Biaya-Biaya Usaha :

Biaya Penjualan dan Administrasi

- Variabel (5.000 unit x Rp 3) ……………………………… Rp 15.000

- Tetap ………………………………………………………… 10.000

--------------------

( 25.000)

--------------------

Laba Bersih ……………………………………………………………………………………. Rp 15.000

Page 71: Akuntansi Manajemen Revisi 1

2. Dengan format variable Costing

Penjualan (5.000 unit x Rp 20 )……………………………………………………………. Rp 100.000

Biaya-Biaya Variabel :

Beban Pokok Penjualan Variabel

- Persediaan Awal ……………… ……...... Rp 0

- Biaya Produksi (6.000 unit x Rp 7)…….. 42.000

------------

Produk tersedia dijual ……………………… 42.000

Persediaan Akhir (1.000 unit x Rp 7)…….. (7.000)

------------ Rp 35.000

Biaya Penjualan dan Administrasi Variabel (5.000 unit x Rp 3) 15.000

---------------

(50.000)

----------------

Laba (Marjin) Kontribusi ………………………………………………………………….. Rp 50.000

Biaya-Biaya Tetap:

Biaya Produksi Tidak Langsung Tetap …………………………………….. Rp 30.000

Biaya Penjualan dan Administrasi Tetap …………………………………. 10.000

--------------- (40.000)

-----------------

Laba bersih …………………………………………………………………………………… Rp 10.000

Page 72: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Rekonsiliasi (mencocokkan)

perbedaan Laba Bersih Absorption

Costing dengan Laba Bersih

Variable CostingPedoman melakukan :

Laba Bersih Variable Costing ………………… xxxxx

Ditambah : Biaya Produksi Tidak Langsung

- Tetap yang terbawa dalam

Produk persediaan akhir xxxx

----------

xxxxx

Dikurangi : Biaya Produksi Tidak Langsung

-Tetap yang dikeluarkan bersama

Produk persediaan awal (xxxx)

----------

Laba Bersih Absorption Costing xxxxx

Page 73: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Penerapan

Rekonsiliasi Laba-Bersih(Dari tampilan sebelumnya)

Laba Bersih Variable Costing Rp 10.000

Ditambah : BPTL-Tetap

persediaan akhir

1.000 unit x Rp 5 5.000

----------

15.000

Dikurangi: BPTL-Tetap

persediaan awal 0

----------

Laba Bersih Absorption Costing Rp 15.000

Page 74: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Pedoman menduga terjadinya

perbedaan laba bersihSituasi 1 : Apabila jumlah unit produksi sama dengan jumlah unit

penjualan, sehingga tidak ada perubahan pada persediaan,

maka laba bersih Absorption Costing (AC) akan sama

dengan laba bersih Variable Costing (VC)

Situasi 2 : Apabila jumlah unit produksi lebih besar daripada jumlah unit

penjualan sehingga persediaan produk bertambah, maka

laba bersih AC akan lebih besar daripada laba bersih VC

Situasi 3 : Apabila jumlah unit produksi lebih kecil daripada

jumlah unit penjualan sehingga persediaan produk

berkurang, maka laba bersih AC akan lebih kecil daripada

laba bersih VC

Page 75: Akuntansi Manajemen Revisi 1

TOPIK V : HUBUNGAN BIAYA –

VOLUME DAN LABATujuan Belajar :

Setelah mempelajari topik ini, Anda diharapkan dapat :

1. Menjelaskan bagaimana perubahan aktivitas mempengaruhi marjin (laba) kontribusi dan laba bersih.

2. Menghitung rasio marjin kontribusi dan menggunakannya untuk menghitung perubahan marjin kontribusi dan laba bersih.

3. Menunjukkan pengaruh perubahan biaya variabel, biaya tetap, harga jual dan volume terhadap marjin kontribusi.

Page 76: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Analisis Biaya-Volume-Laba adalah alat

yang sangat berguna bagi manajer untuk

menjalankan fungsi (tugas) nya

Alat ini membantu mereka memahami hubungan

antara biaya, volume dan laba organisasi dengan

memfokuskan pada hubungan berikut ini:

1. Harga produk

2. Volume atau tingkat aktivitas

3. Biaya Variabel per unit

4. Total Biaya Tetap

Page 77: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Rasio Marjin Kontribusi

Rumus :

Marjin Kontribusi

------------------------ x 100%

Penjualan

(dapat menggunakan nilai total atau nilai per unit)

Page 78: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Rasio Biaya Variabel

Rumus:

Biaya Variabel

--------------------- X 100%

Penjualan

(dapat menggunakan nilai total atau nilai per unit)

Page 79: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Beberapa Aplikasi Konsep Biaya-

Volume-LabaData awal

Total Per Persen

unit tase

------------- ------ ----------

Penjualan(400unit) $100.000 $250 100

Biaya Variabel 60.000 150 60

------------ ------ ------

Marjin kontribusi 40.000 100 40

Biaya tetap 35.000 -

------------

Laba Bersih 5.000

Page 80: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Skenario Pertama

Dari data awal, akan dilakukan rencana ke depanyang tujuan akhirnya adalah menaikkan laba bersih

Manajer penjualan berkeyakinan (berdasar hasilsurvey pasar) yaitu apabila belanja iklan dinaikkan$10.000 per bulan maka nilai penjualan total bulananakan naik sebesar $30.000 dari kondisi saat ini

Apakah rencana ini layak dijalankan ?

Page 81: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Pendekatan Parsial

Alternatip solusi

1.(Dengan memanfaatkan konsep rasio marjin kontribusi)

Total marjin kontribusi yang diharapkan

$130.000 x 40% = $52.000

Total marjin kontribusi saat ini

$100.000 x 40% = 40.000

---------------

Peningkatan marjin kontribusi $12.000

Dikurangi: Peningkatan biaya iklan = 10.000

--------------

Peningkatan laba bersih = $ 2.000

Page 82: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Pendekatan Parsial

2. (Konsep marginal cost versus marginal revenue atau MR = MC)

Peningkatan marjin kontribusi

40% x $30.000 = $12.000

Dikurangi : Peningkatan Biaya

iklan = 10.000

--------------

Peningkatan Laba Bersih = $ 2.000

Page 83: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Skenario 1 – Pendekatan Total

Saat ini Rencana Selisih

------------ --------------- ------------

Penjualan $100.000 $130.000 $30.000

B.Variabel (60.000) (78.000) (18.000)

------------ --------------- ------------

Marjin Kntrbsi 40.000 52.000 12.000

B.Tetap (35.000) (45.000) (10.000)

------------- --------------- -------------

Laba Bersih 5.000 7.000 2.000

Kenaikan laba bersih sebesar $2.000 terbukti !

Page 84: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Skenario Kedua

Manajemen bermaksud mengganti salah

satu komponen speaker dengan yan lebih

berkwalitas sehingga biaya variabel per

unit akan bertambah $10. Tetapi

dampaknya berdasarkan survey pasar

penjualan akan meningkat menjadi 480

unit per bulan.

Apakah rencana ini layak ?

Page 85: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Pendekatan Parsial

Dengan kenaikan biaya variabel per unit, sedangkan harga jual tidak berubah, marjin kontribusi per unit akan turun menjadi $90.

Total marjin kontribusi dengan

komponen yang lebih baik

480 speaker x $90 $43.200

Marjin kontribusi saat ini

400 speaker x $100 40.000

Peningkatan marjin kontribusi $ 3.200

Karena biaya tetap tidak ada perubahan, maka laba bersih juga akan naik sebesar $3.200.

Page 86: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Skenario 2 – Pendekatan Total

Saat ini Rencana Selisih

------------ ------------- -----------

Penjualan $100.000 $120.000 $20.000

B.Variabel (60.000) (76.800) (16.800)

------------- -------------- ------------

Marjin Kntrbsi 40.000 43.200 3.200

B.Tetap (35.000) (35.000) 0

------------- --------------- -------------

Laba Bersih 5.000 8.200 3.200

Terbukti bahwa laba bersih mengalami kenaikan sebesar $3.200

Page 87: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Skenario Ketiga

Manajemen berniat melakukan pemotongan

(diskon) harga jual sebesar $20 per unit, sehingga

nantinya akan menjadi $230 per unit. Di sisi lain,

belanja iklan (yang termasuk dalam biaya tetap)

akan ditambah $15.000 per bulan .

Berdasarkan survey pasar, unit penjualan masih

dapat ditingkatkan sebesar 50% menjadi 600

unit per bulan.

Apakah usulan ini layak ?

Page 88: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Pendekatan Parsial

Marjin kontribusi akan turun menjadi $80 per unit.

Marjin kontribusi yang diharapkan:

600 speaker x $80 $48.000

Marjin kontribusi saat ini:

400 speaker x $100 40.000

Tambahan marjin kontribusi 8.000

Dikurangi :

Tambahan biaya tetap (iklan) 15.000

Penurunan Laba Bersih ($7.000)

Dari perhitungan ini, dapat disimpulkan skenario 3 tidak layak dilaksanakan karena justru akan menimbulkan kerugian bersih sebesar $2.000

Page 89: Akuntansi Manajemen Revisi 1

PENDEKATAN TOTAL

Saat Ini Rencana Selisih

------------- ------------- -----------

Penjualan $100.000 $138.000 $ 38.000

B.Variabel (60.000) (90.000) (30.000)

-------------- -------------- -------------

M.Kontribusi 40.000 48.000 8.000

B. Tetap (35.000) (50.000) (15.000)

-------------- -------------- -------------

Laba Bersih 5.000 -2.000 -7.000

Terbukti bahwa skenario ketiga ini tidak layak karena keadaan berbalik, dari semula mendapat laba bersih $5.000 menjadi mengalami kerugian $2.000 per bulan

Page 90: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Skenario Keempat

Manajer Penjualan mengusulkan agar para salesman (tenaga penjualan) diberikan komisi penjualan sebesar $15 per unit speaker, tetapi gaji tetap bulanan yang selama ini mereka peroleh akan dikurangi, sehingga secara keseluruhan akan ada penghematan biaya tetap bulanan sebesar $6.000. Ia optimistis dengan cara ini para salesman akan lebih termotivasi untuk menjual sebanyak-banyaknya. Berdasarkan survey potensi pasar, volume penjualan masih dapat ditingkatkan sebesar 15%, menjadi 460 unit sebulan.

Apakah program ini layak dilakukan ?

Page 91: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Pendekatan Parsial

Dengan harga jual per unit tetap pada $250, maka kenaikan biaya variabel $15 per unit dalam bentuk komisi penjualan akan berakibat mengurangi marjin (laba) kontribusi dari semula $100 menjadi $85.

Marjin kontribusi total dengan volume yang baru :

460 unit x $85………………………………………………. $39.100

Marjin kontribusi total saat ini:

400 unit x $100 ………………………….…………………. (40.000)

-----------------

Penurunan marjin kontribusi ……………………………….. (900)

Penghematan biaya tetap …………………………………… 6.000

-----------------

Kenaikan Laba Bersih ………………………………………. 5.100

Dari perhitungan di atas, nampak bahwa usulan manajer penjualan layak dilaksanakan.

Page 92: Akuntansi Manajemen Revisi 1

PENDEKATAN TOTAL

Sekarang Rencana Selisih

--------------- ------------- ----------

Penjualan $ 100.000 $115.000 $15.000

B.Variabel (60.000) (75.900) (15.900)

--------------- -------------- -----------

Mrjn Kntrbsi 40.000 39.100 (900)

B .Tetap (35.000) (29.000) 6.000

--------------- -------------- -----------

Laba Bersih 5.000 10.100 5.100

Page 93: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Skenario Kelima

Ada permintaan dari penyalur yang sudah lama

berbisnis dengan perusahaan, untuk memesan

150 unit speaker (diluar penjualan reguler 400

unit per bulan), dengan syarat harus diberi

harga khusus (lebih rendah dari harga jual

normal $250 per unit). Berapa harga jual khusus

harus ditetapkan, apabila direksi menghendaki

keuntungan bersih $3.000 dari pesanan khusus

ini (diluar laba normal bulanan $5.000) ?

Page 94: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Pendekatan Parsial

Biaya variabel per unit speaker……. $ 150

Laba ekstra yang diinginkan, per

unit speaker = $3.000 : 150 unit .. 20

-----------

Harga khusus yang ditawarkan …… $ 170

Page 95: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Pendekatan Total

Sekarang Rencana Selisih

-------------------- ------------------------- --------------

Penjualan $100.000 $100.000+25.500 $25.500

B.Variabel (60.000) (82.500) (22.500)

-------------------- ------------------------- --------------

M.Kontribusi 40.000 43.000 3.000

B.Tetap (35.000) (35.000) 0

-------------------- -------------------------- --------------

Laba Bersih 5.000 8.000 3.000

Terbukti, memenuhi pesanan ekstra dengan harga khusus masih dapat meningkatkan laba bersih secara keseluruhan.

Kondisi seperti ini mungkin terjadi apabila perusahaan masih menyisakan kapasitas luang (kapasitas yang belum terpakai), sehingga tambahan volume hanya menambah biaya variabel, sedangkan biaya tetap tidak berubah.

Dalam situasi seperti itu, berapa pun harga khusus yang ditawarkan, selama masih diatas biaya variabel, akan menambah keuntungan total.

Page 96: Akuntansi Manajemen Revisi 1

TOPIK VI : ANALISIS TITIK

IMPAS (BEP)1. Menghitung titik impas (Break-Even Point = BEP) dengan metode

persamaan dan metode marjin kontribusi.

2. Menyiapkan grafik biaya-volume-laba dan menjelaskan signifikansi darimasing-masing komponennya.

3. Menggunakan Biaya-Volume-Laba untuk menentukan tingkat aktivitasyang dibutuhkan guna mencapai target laba yang diharapkan.

4. Menghitung ‟Margin of Safety‟ dan menjelaskan signifikansinya.

5. Menghitung komposisi „operating leverage‟ (pengungkitan operasional) pada tingkat penjualan tertentu dan menjelaskan bagaimana komposisipengungkitan operasional untuk memperkirakan perubahan laba bersih.

6. Menghitung titik impas untuk perusahaan yang memiliki berbagai macamproduk dan menjelaskan pengaruh perubahan bauran penjualanterhadap marjin kontribusi dan titik impas.

Page 97: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Pulang-Pokok (Break-Even)

Berguna untuk mengetahui batas toleransi minimum penurunan penjualan (yang apabila terlewati maka akan timbul kerugian).

Ada tiga metode atau teknik untuk menentukan pulang-pokok:

1. Metode Persamaan (Equation Method)

2. Metode Marjin (Laba) Kontribusi (Contribution Margin Method)

3. Metode Grafik

Page 98: Akuntansi Manajemen Revisi 1

1.Metode Persamaan

Berdasarkan persamaan di bawah :

Laba = Penjualan – (Biaya Variabel + BiayaTetap)

Atau, disusun ulang menjadi :

Penjualan = Biaya Variabel + Biaya Tetap + Laba

Dalam posisi pulang-pokok, laba akan = 0 , sehingga

Penjualan = Biaya Variabel + Biaya Tetap

Page 99: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Penjualan = Harga Jual x Unit

terjual

Biaya Variabel (total) = Biaya Variabel per unit x Unit terjual

Unit terjual dilambangkan dengan „Q‟

Dengan memakai data yang lalu, dapat disusun persamaan pulang-pokok

sebagai berikut :

$250Q = $150Q + $35.000

$250Q - $150Q = $35.000

$100Q = $35.000

Q = 350 unit

Ini adalah pulang –pokok dalam satuan produk

Page 100: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Pulang-Pokok dalam nilai uang

Pulang-pokok dalam unit dikalikan harga jual per unit :

350 unit x $250 = $ 87.500

Atau, cara lain dengan memanfaatkan rasio biaya variabel, sebagai berikut :

Q = 0,60 Q + $ 35.000

Q - 0,60Q = $ 35.000

0,40Q = $ 35.000

Q = $ 35.000 : 0,40

= $87.500

Page 101: Akuntansi Manajemen Revisi 1

2.Metode Marjin (Laba) Kontribusi

Menggunakan rumus sebagai berikut :

1. Pulang-pokok dalam unit

Biaya Tetap

---------------------------------

Marjin Kontribusi per unit

2. Pulang-pokok dalam rupiah penjualan

Biaya Tetap

---------------------------------

Rasio Marjin Kontribusi

Page 102: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Dari data yang sama,diperoleh :

1.Pulang-pokok dalam unit : 2.Pulang-pokok dalam nilai uang

$ 35.000 $ 35.000

-------------------- ----------------------

$250 - $150 40%

$35.000

= -------------------- = $ 87.500

$100

= 350 unit

Page 103: Akuntansi Manajemen Revisi 1

3.Metode Grafik

(Lihat transparan OHP)

Page 104: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Memanfaatkan Pulang-Pokok

sebagai basis perencanaan laba

Seandainya manajemen dari toko speaker

menghendaki laba bersih $40.000 per

bulan, berapa unit speaker harus dapat

dijual dan berapa nilai penjualannya ?

Page 105: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Dengan Metode Persamaan

Jumlah speaker yang harus (dapat) dijual

Penjualan = (Biaya Variabel + Biaya Tetap)

+ Laba yang diinginkan

$250Q = $150Q + $35.000 + $40.000

$100Q = $75.000

Q = 750 unit speaker

Page 106: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Nilai Penjualan yang harus dicapai

Q = 0,60Q + $35.000 + $40.000

0,40Q = $ 75.000

Q = $ 75.000 : 0.40

= $ 187.500

Page 107: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Dengan Metode Marjin Kontribusi

Laba yang dikehendaki ditambahkan ke biaya tetap pada bagian pembilang dari rumus yng digunakan, sebagai berikut:

1.Unit speaker yang harus (dapat) dijual 2. NilaiPenjualan yang harus dicapai

Biaya Tetap + Laba yg diinginkan Biaya Tetap + Laba yg diinginkan

------------------------------------------------ -------------------------------------------------

Marjin Kontribusi per unit Rasio Marjin Kontribusi

$35.000 + $40.000 $35.000 + $40.000

= ------------------------------ = -------------------------------

$100 0,40

$75.000 $75.000

= ---------------- = ----------------

$100 0,40

= 750 unit speaker = $187.500

Page 108: Akuntansi Manajemen Revisi 1

The Margin of Safety (Batas Aman)

Adalah kelebihan nilai penjualan target (atau penjualan sesungguhnya) di atas penjualan pulang pokok.

Batas ini memberitahukan berapa nilai maksimum kegagalan mencapai target yang ditetapkan, yang tidak menimbulkan kerugian

Rumus :

Margin of Safety = Penjualan Target - Penjualan Pulang

-Pokok

Page 109: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Contoh:

Misalkan penjualan yang ditargetkan sebesar Rp 100.000.000 , sedangkan penjualan pulang-pokok diketahui sebesar

Rp 60.000.000

Berarti batas aman adalah

Rp100.000.000 - Rp 60.000.000

= Rp 40.000.000

Page 110: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Dapat juga dinyatakan sebagai

persentase terhadap penjualan

target

Rumus :

Margin of Safety

------------------------- x 100%

Penjualan Target

Rp 40.000.000

= ----------------------- x 100%

Rp 100.000.000

= 40%

Page 111: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Struktur Biaya & Stabilitas Laba

Struktur Biaya adalah perbandingan antara

unsur biaya variabel dengan unsur biaya

tetap dalam biaya total

Mana kah yang lebih “baik”, Biaya Variabel

tinggi – Biaya Tetap rendah, atau Biaya

Variabel rendah – Biaya Tetap tinggi

Page 112: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Contoh

Ada dua perusahaan dengan keadaan sebagai berikut :

Bogside Farm Sterling Farm

----------------------- ----------------------

Jumlah % Jumlah %

------------ ------ -------------- -----

Penjualan $100.000 100 $100.000 100

B.Variabel 60.000 60 30.000 30

------------- ----- -------------- -----

M.Kntrbsi 40.000 40 70.000 70

B.Tetap 30.000 - 60.000 -

--------------- ---------------

Laba Bersih 10.000 10.000

Page 113: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Apabila nilai penjualan naik 10%,

kondisinya akan tampak seperti ini:

Bogside Farm Sterling Farm

--------------------- ----------------------

Jumlah % Jumlah %

------------ ----- ------------- -----

Penjualan $110.000 100 $110.000 100

B Variabel 66.000 60 33.000 30

-------------- ------ -------------- -----

M.Kntrbsi 44.000 44 77.000 70

B.Tetap 30.000 - 60.000 -

--------------- ---------------

Laba bersih 14.000 17.000

Page 114: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Sebaliknya, apabila nilai penjualan

turun 10%, akan nampak seperti

ini:

Bogside Farm Sterling Farm

---------------------- ----------------------

Jumlah % Jumlah %

------------ ----- ------------- ------

Penjualan $90.000 100 $90.000 100

B.Variabel 54.000 60 27.000 30

-------------- ------ -------------- ------

M.Kntrbsi 36.000 40 63.000 70

B.Tetap 30.000 - 60.000 -

---------------- ---------------

Laba Bersih 6.000 3.000

Page 115: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Mana kah yang „lebih baik‟ ?

Dari perbandingan tadi, nampak bahwa Bogside Farm relatip lebih stabil nilai laba-nya.

Pertimbangan lebih lanjut:

Bogside Farm Sterling Farm

--------------------------------------------------------------------------------------------------------

Biaya Tetap $30.000 $60.000

Rasio Marjin Kntrbsi 40% 70%

Pulang-pokok dlm nilai penjualan $75.000 $85.714

Nilai penjualan saat ini $100.000 $100.000

Pulang-pokok 75.000 85.714

----------------------- ---------------------

Margin of safety 25.000 14.286

Persentase Margin of Safety 25% 14,3%

Page 116: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Penjelasan

Laba Bogside Farm relatip lebih stabil dalam merespon perubahan situasi karena :

- Porsi Biaya Tetap lebih kecil, sehingga

nilai pulang-pokok lebih rendah

(dg kata lain akan lebih cepat mem-

peroleh laba).

- Margin of Safety (batas aman) lebih besar,

sehingga kalau target penjualan „meleset‟ tidak

akan terlalu cepat mengalami kerugian

Page 117: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Perusahaan dengan porsi biaya variabel

lebih dominan seperti Bogside Farm

sering disebut „Padat Karya‟ (Labor

Intensive).

Sebaliknya, perusahaan dengan biaya tetap

lebih dominan seperti Sterling Farm sering

disebut “Padat Modal‟ (Capital Intensive).

Page 118: Akuntansi Manajemen Revisi 1

„Operating Leverage‟

(Pengungkitan Operasi)

Adalah alat pengukur kepekaan (sensitivitas) laba

bersih terhadap persentase perubahan

penjualan

Rumus :

Marjin (Laba) Kontribusi

-------------------------------------------

Laba Bersih

Page 119: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Dari data Bogside Farm dan

Sterling Farm

$40.000

Bogside Farm = ----------------- = 4

$10.000

$70.000

Sterling Farm = ----------------- = 7

$10.000

Page 120: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Dengan skor OL = 4, laba bersih Bogside farm akan tumbuh 4 kali lebih cepat dari pertumbuhan penjualannya.

Sedangkan Sterling Farm, dengan OL = 7,

maka laba bersih-nya akan tumbuh 7 kali lebih cepat dari pertumbuhan penjualan

Jadi, OL berfungsi sebagai pelipat-ganda (multiplier).

Perusahaan yang memiliki struktur biaya „dominan biaya tetap‟ (Padat Modal) akan memiliki skor OL yang lebih besar daripada perusahaan dengan struktur biaya „dominan biaya variabel‟ (Padat Karya)

Page 121: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Strategi Bisnis ditinjau dari Struktur

Biaya

Perusahaan yang tergolong „Padat Modal‟,

dengan skor OL „besar‟ dan porsi biaya tetap lebih dominan, akan lebih cocok untuk menerapkan strategi “Outward Looking”.

Artinya berusaha meningkatkan nilai penjualan (pendapatan) dengan cara memperluas „pasar‟.

Contoh : Perusahaan telekomunikasi (spt PT.Telkom), Jasa Hotel (berbintang)

Page 122: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Sebaliknya, perusahaan yang cenderung „Padat Karya‟, dengan skor OL „kecil‟ dan

porsi biaya variabel lebih dominan, akan

lebih ‟cocok‟ untuk memakai strategi “Inward Looking”

Artinya, upaya lebih diarahkan ke „pembenahan internal‟ seperti dengan melakukan penghematan biaya variabel.

Contoh : perusahaan yang banyak mempekerjakan tenaga

buruh dan material, seperti perusahaan konveksi,

catering

Page 123: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Bauran Penjualan (Sales Mix)

Pada perusahaan yang menjual berbagai macam

produk (lebih dari satu jenis), maka bauran atau

komposisi dari masing-masing produk akan

sangat mempengaruhi perolehan laba.

Pergeseran proporsi dari produk „Higher Margin‟

ke produk „Lower Margin‟ dapat menyebabkan

turunnya laba, dan sebaliknya.

Page 124: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Perusahaan Aneka menjual 2 macam produk yaitu produk

A dengan harga jual per unit Rp 40.000,- dan produk B

dengan harga jual per unit Rp. 80.000,-. Departemen

pemasaran merasa yakin bahwa untuk tahun depan

mampu menjual produk A sebagai 1200 unit dan produk B

sebanyak 800 unit. Biaya variabel per unit untuk produk A

adalah Rp. 32.500 dan Produk B Rp. 60.000,-. Total biaya

tetap adalah Rp. 9.625.000,-. Hitunglah BEP dalam unit

dan dalam rupiah.

Page 125: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Penyelesaian

Langkah-langkah

1. Siapkan tabel product CM

2. Hitunglah titik impas Gabungan

Titik impas = (F)/Total Produk CM

= 9.625.000 / 62.500

= 154 unit

3. Titik Impas Produk A = titik impas gabungan x bauran penjualan

= 154 x 3 = 462 unit

Produk B = 154 x 2 = 308 unit

Produk P V P-V Mix Produk CM

A

B

40.000

80.000

32.500

60.000

7.500

20.000

3

2

22.500

40.000

Total Produk CM 62.500

Page 126: Akuntansi Manajemen Revisi 1

TOPIK VII :BIAYA RELEVAN UNTUK

PEMBUATAN KEPUTUSAN

Tujuan PengajaranSetelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu :

1. Membedakan antara biaya relevan dan tidak relevan dalam pembuatankeputusan.

2. Membuat analisis yang menunjukkan apakah akan mempertahankanatau mengganti peralatan lama.

3. Membuat analisis yang menunjukkan apakah lini produk atau segmenorganisasi akan dipertahankan atau dihentikan.

4. Membuat analisis membeli atau membuat sendiri dengan format yangbaik.

5. Membuat analisis yang menunjukkan apakah pesanan khusus akanditerima atau ditolak.

6. Menentukan penggunaan sumber daya terbatas untuk kegiatan yangpaling menguntungkan.

7. Membuat analisis yang menunjukkan apakah produk bersama, akandijual pada titik split off atau diproses lebih lanjut.

Page 127: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Konsep Biaya Relevan

1. Berhubungan dengan masa yang

akan datang

2. Berbeda diantara alternatif yang

tersedia untuk dipilih.

3. Dalam pemilihan alternatif, hanya

biaya relevan saja yang harus

dipertimbangkan.

Page 128: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Biaya-Biaya Relevan Untuk Pembuatan

Keputusan

• Biaya Differensial (Differential Cost)

• Biaya Tambahan ( In Cremental Cost)

• Biaya Kesempatan (Opportunity Cost )

• Biaya Masa Lalu (Biaya Terbenam) Sunk

Cost

Page 129: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Biaya Relevan : Biaya yang berhubungan dengan suatu

keputusan tertentu (dalam pengertian biaya

tersebut akan menjadi penentu keputusan

yang mana yang akan diambil manajer)

Biaya Kesempatan : Potensi manfaat/ keuntungan yang

dilepaskan ketika suatu alternatif dipilih dari

alternatif-alternatif yang lain.

Biaya Terbenam : Biaya yang sudah terjadi dan tidak dapat

dihindarkan terlepas dari alternatif manapun

yang dipilih.

Opportunity Cost

SUNK COST

Page 130: Akuntansi Manajemen Revisi 1

PROSES PEMBUATAN KEPUTUSAN :

1. Mengidentifikasi dan mendefinisikan persoalan yang timbul

2. Mengidentifikasi alternatif penyelesaian persoalan dan mengeliminasikan

alternatif yang jelas tidak feasible.

3. Mengidentifikasi manfaat dan pengorbanan untuk setiap alternatif yang

feasible. Klasifikasi manfaat dan biaya tersebut ke dalam kelompok

relevan atau tidak relevan, dan eliminasi data yang tidak relevan.

4. Mengumpulkan data tentang seluruh biaya dan manfaat yang relevan,

dan pastikan data tersebut terjadi pada periode atau rentang waktu yang

sama.

5. Jumlahkan seluruh biaya relevan dan manfaat relevan untuk setiap

alternatif.

6. Pilih alternatif yang menghasilkan manfaat terbesar dan cost terkecil

Page 131: Akuntansi Manajemen Revisi 1

APLIKASI ANALISIS BIAYA RELEVAN

• Membuat sendiri atau membeli sebuah komponen

• Tetap membuat atau menghentikan sebuah lini Produk

• Menerima atau menolak Pesanan Khusus.

• Mengolah lebih lanjut produk bersama atau menjualnya

pada titik split off.

Page 132: Akuntansi Manajemen Revisi 1

MEMBELI ATAU MEMBUAT PRODUK SENDIRI

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP ALTERNATIF

MEMBELI ATAU MEMBUAT SENDIRI SUATU PRODUK.

DENGAN PERTIMBANGAN:

□ TERDAPAT KAPASITAS YANG MASIH NGANGGUR

□ MEMILIKI KEMAMPUAN UNTUK MEMBUAT SENDIRI

□ BIAYA TETAP MASIH BELUM TERSERAP SECARA PENU

□ ADA TAWARAN PRODUK YANG SAMA DI PASAR

CONTOH-1:

PERUSAHAAN INGIN MEMBUAT SUKU CADANG SESUAI DENGANKEBUTUHAN SEBANYAK 100.000 UNIT.HARGA YANG DITAWARKAN OLEH PASAR SEBESAR Rp 250/UNIT

Page 133: Akuntansi Manajemen Revisi 1

KETERANGAN TARIF TOTAL BIAYA

KOMPONEN:

BAHAN BAKU 50 5.000.000

TENAGA KERJA (V) 100 10.000.000

BIAYA OVERHEAD (V) 30 3.0O0.000

BIAYA OVERHEAD (T) TERHINDAR 40 4.000.000

BIAYA OVERHEAD (T) BERSAMA 50 5.000.000

TOTAL BIAYA PRODUKSI 270 27.000.000

KOMPONEN BIAYA:

BAHAN BAKU 50 5.000.000

TENAGA KERJA (V) 100 10.000.000

BIAYA OVERHEAD (V) 30 3.0O0.000

BIAYA OVERHEAD (T) TERHINDAR 40 4.000.000

TOTAL BIAYA PRODUKSI 220 22.000.000

HARGA YANG DITAWARKAN (MEMBELI) 250 25.000.000

SELISIH BIAYA YANG TERJADI 30 3.000.000

Page 134: Akuntansi Manajemen Revisi 1

KETERANGAN TARIF TOTAL BIAYA

KOMPONEN:

BAHAN BAKU 50 5.000.000

TENAGA KERJA (V) 100 10.000.000

BIAYA OVERHEAD (V) 30 3.0O0.000

BIAYA OVERHEAD (T) TERHINDAR 90 9.000.000

TOTAL BIAYA PRODUKSI 270 27.000.000

CONTOH-2:PERUSAHAAN INGIN MEMBUAT SUKU CADANG SESUAI KEBUTUHANSEBANYAK 100.000 UNIT, HARGA YANG DITAWARKAN OLEH PASARSEBESAR RP 350/UNIT. DATA BIAYA PRODUKSI SBB:

PENGHITUNGAN MANFAAT BIAYA:

□ HARGA BELI (350 x 100.000) : Rp 35.000.000□ TAKSIRAN BIAYA PRODUKSI : Rp 27.000.000□ PENGHEMATAN BIAYA YANG DIPEROLEH : Rp 12.000.000

Page 135: Akuntansi Manajemen Revisi 1

BAGAIMANA JIKA MEMBUAT PRODUK SENDIRI DIPERLUKAN INVES

TASI SEBESAR RP 25.000.000, TAKSIRAN UMUR EKONOMIS 3 THN

TINGKAT PENGEMBALIAN INVESTASI (ROI) SEBESAR 20%

INFORMASI AKUNTANSI UNTUK KEPUTUSAN

Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3

PENGHEMATAN BIAYA 12.000.000 12.000.000 12.000.000

DISCOUNT FACTOR 20% 0.833 0,694 0,579

PRESENT VALUE 9.9996.000 8.328.000 6.948.000

TOTAL PRESENT VALUE : RP 25.272.000INVESTASI FASILITAS : Rp 25.000.000NET PRESENT VALUE : Rp 272.000

KESIMPULAN:NILAI TUNAI DARI PENGHEMATAN BIAYA SEBESAR RP 25.272.00 LEBIHBESAR DARI INVESTASI. MEMPRODUKSI SENDIRI DITERIMA (NPV +)

Page 136: Akuntansi Manajemen Revisi 1

MENJUAL ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP ALTERNATIF

MENJUAL ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT SUATU PRODUK

DENGAN PERTIMBANGAN:

□ ADA PENDAPATAN DAN BIAYA DIFFERENSIAL

□ MEMILIKI KEMAMPUAN UNTUK MEMPROSES LEBIH LANJUT

□ ADA PELUANG PASAR YANG LEBIH BAIK ATAS PRODUK YG

DIBUAT

INFORMASI BIAYA PRODUK “A”

KETERANGAN TARIF TOTAL BIAYA

BAHAN BAKU 2.000 20.000.000

TENAGA KERJA (V) 1.000 10.000.000

BIAYA OVERHEAD PABRIK (V) 1.500 15.000.000

BIAYA OVERHEAD PABRIK (T) 1.300 13.000.000

BIAYA ADMINISTRASI & UMUM (T) 500 5.000.000

BIAYA PEMASARAN (T) 750 7.500.000

TOTAL BIAYA PENUH PRODUK “A” 7.050 70.500.000

Page 137: Akuntansi Manajemen Revisi 1

DATA TAMBAHAN SAAT INI:

a. UNIT YANG TERJUAL 10.000, HARGA Rp 10.000/UNIT

b. TOTAL KOS YANG DIPERHITUNGKAN RP 70.500.000

c. LABA BERSIH YANG DIPERHITUNGKAN RP 29.500.000

d. DIPROSES MENJADI PRODUK A-1 TIDAK MEMERLUKAN

INVESTASI BARU,

e. TAMBAHAN BIAYA RP 5.000/UNIT, HARGA JUAL BARU

RP 18.500

INFORMASI AKUNTANSI UNTUK KEPUTUSAN

KETERANGAN JUMLAH

PENDAPATAN DIFFERENSIAL 85.000.000

BIAYA DIFFERENSIAL 50.000.000

LABA DIFFERENSIAL 35.000.000

KESIMPULAN:MEMPROSES LEBIH LANJUT PRODUK “A” MENJADI “A-1” MEMBERI TAMBAHAN LABA SEBESAR Rp 35.000.000 (PROSES LANJUT DITERIMA)

Page 138: Akuntansi Manajemen Revisi 1

CONTOH LANJUTAN:

UNTUK MEMPROSES LEBIH LANJUT DIPERLUKAN TAMBAHAN

INVESTASI Rp 100.000.000 (PRODUK “A” MENJADI “A-1”)

MANFAAT EKONOMIS TIGA TAHUN, ROI 20%.

INFORMASI AKUNTANSI UNTUK KEPUTUSAN

KETERANGAN JUMLAH

PENDAPATAN DIFFERENSIAL 85.000.000

BIAYA DIFFERENSIAL 50.000.000

LABA DIFFERENSIAL 35.000.000

KETERANGAN JUMLAH

PRESENT VALUE:

TAHUN 1 : 0,833 x 35.000.000

TAHUN 2 : 0,694 x 35.000.000

TAHUN 3 : 0,579 x 35.000.000

TOTAL NILAI PRESENT VALUE

TAMBAHAN INVESTASI

29.155.000

24.290.000

20.265.000

73.710.000

100.000.000

NILAI TUNAI BERSIH 26.290.000

Page 139: Akuntansi Manajemen Revisi 1

Kesimpulan

Nilai tunai dari tambahan Laba selama 3

tahun sebesar Rp.73.710.000 lebih kecil dari

tambahan investasi. Perusahaan sebaiknya

tidak memproses lebih lanjut produk A

menjadi A-1

Page 140: Akuntansi Manajemen Revisi 1

MENGHENTIKAN ATAU MEMPERTAHANKAN PRODUK

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP ALTERNATIF MENGHENTIKAN ATAU MELANJUTKAN PRODUK ATAU KEGIATAN TERTENTU. JIKA PERUSAHAAN MEMILIKI LINI PRODUK, MEMILIKI DIVISI YANG BERPOTENSIAL MENYUMBANGKAN KERUGIAN.

DENGAN PERTIMBANGAN:□ PENDAPATAN DIFFERENSIAL DAN BIAYA DIFFERENSIAL

YANG HILANG□ MANFAAT BIAYA TERHINDAR YANG DIPEROLEH

JIKA LINI PRODUK HENDAK DITUTUP, MAKA HARUS DIPER TIMBANGKAN BERBAGAI KEMUNGKINAN YANG TERJADI:□ KONTRIBUSI PENDAPATAN YANG DIKORBANKAN□ MANFAAT BIAYA YANG DAPAT DIHINDARKAN□ BIAYA YANG TIDAK DAPAT DIHINDARKAN □ TOTAL MANFAAT YANG DIPEROLEH

Page 141: Akuntansi Manajemen Revisi 1

PT. WIRAYUDA

LAPORAN LABA-RUGI PER LINI PRODUK

PERIODE TAHUN 2009

(DALAM RIBUAN RUPIAH)

LABA TOTAL (A + B + C)

KETERANGAN PRODUK A PRODUK B PRODUK C

PENJUALAN 500.000.000 250.000.000 250.000.000

BIAYA VARIABEL 260.000.000 105.000.000 115.000.000

LABA KONTRIBUSI 240.000.000 145.000.000 135.000.000

BIAYA TETAP TERHINDARKAN 120.000.000 80.000.000 110.000.000

BIAYA TETAP TAK TERHINDAR 30.000.000 30.000.000 30.000.000

TOTAL BIAYA TETAP 150.000.000 110.000.000 140.000.000

LABA BERSIH 90.000.000 35.000.000 (5.000.000)

120.000.000

Page 142: Akuntansi Manajemen Revisi 1

INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PRODUK “C”

KESIMPULAN:

JIKA PRODUK “C” DIBERHENTIKAN POTENSI KERUGIAN AKAN

BERTAMBAH SEBESAR RP 25.000.000.

SOLUSINYA PERLU MELAKUKAN REENGINEERING DALAM PEM

BEBANAN BIAYA TETAP BERDASARKAN PADA PERBANDINGAN

KEMAMPUAN PRODUK (LABA KONTRIBUSI), BUKAN DIDASAR

KAN PADA PERBANDINGAN PENJUALAN

KETERANGAN JUMLAH

MANFAAT BIAYA:

BIAYA VARIABEL

BIAYA TETAP YANG TERHINDARKAN

TOTAL MANFAAT

115.000.000

110.000.000

225.000.000

PENGORBANAN/PENDAPATAN YANG HILANG) 250.000.000

MANFAAT BERSIH -25.000.000

Page 143: Akuntansi Manajemen Revisi 1

PT. WIRAYUDA

LAPORAN LABA-RUGI PER LINI PRODUK

PERIODE TAHUN 2009

(DALAM RIBUAN RUPIAH)

LABA TOTAL (A + B)

KETERANGAN PRODUK A PRODUK B (A+B)

PENJUALAN 500.000.000 250.000.000 750.000.000

BIAYA VARIABEL 260.000.000 105.000.000 365.000.000

LABA KONTRIBUSI 240.000.000 145.000.000 385.000.000

BIAYA TETAP TERHINDARKAN 120.000.000 80.000.000 200.000.000

BIAYA TETAP TAK TERHINDAR - - 90.000.000

TOTAL BIAYA TETAP - - 290.000.000

LABA BERSIH - - 95.000.000

120.000.00095.000.00025.000.000

Page 144: Akuntansi Manajemen Revisi 1

PT. WIRAYUDA

LAPORAN LABA-RUGI PER LINI PRODUK

PERIODE TAHUN 2009

(DALAM JUTAAN RUPIAH)

KETERANGAN A B C (A+B+C)

PENJUALAN 500.000 250.000 250.000 1.000.000

BIAYA VARIABEL 260.000 105.000 115.000 480.000

LABA KONTRIBUSI 240.000 145.000 135.000 520.000

BIAYA TETAP TERHINDAR 120.000 80.000 110.000 310.000

BIAYA TETAP TAK TERHIDAR - - - 90.000

TOTAL BIAYA TETAP - - - 400.000

LABA BERSIH - - - 120.000

BAGAIMANA CARA MENGALOKASIKAN BIAYA TETAP TAKTERHINDARKAN, SESUAI DENGAN KEMAMPUAN MASINGMASING PRODUK, YAITU PERBANDINGAN KONTRIBUSIMARGINNYA

PILIH

Page 145: Akuntansi Manajemen Revisi 1

PT. WIRAYUDA

LAPORAN LABA-RUGI PER LINI PRODUK

PERIODE TAHUN 2009

(DALAM RIBUAN RUPIAH)

LABA TOTAL (A + B + C)

KETERANGAN PRODUK A PRODUK B PRODUK C

PENJUALAN 500.000.000 250.000.000 250.000.000

BIAYA VARIABEL 260.000.000 105.000.000 115.000.000

LABA KONTRIBUSI 240.000.000 145.000.000 135.000.000

BIAYA TETAP TERHINDARKAN 120.000.000 80.000.000 110.000.000

BIAYA TETAP TAK TERHINDAR 41.538.000 25.096.000 23.366.000

TOTAL BIAYA TETAP 161.538.000 105.096.000 133.366.000

LABA BERSIH 78.462.000 39.904.000 1.634.000

120.000.000

Page 146: Akuntansi Manajemen Revisi 1

MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP ALTERNATIF

MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS, ATAS DASAR

PERTIMBANGAN:

□ ADANYA KAPASITAS NGANGGUR

□ TIDAK MERUSAK HARGA PASAR

□ PENGGUNAAN PESANAN DAPAT DIAWASI

CONTOH:PT. WIRAYUDA MEMILIKI KAPASISTAS PRODUKSI SEBESAR 200.000UNIT, KAPASITAS YANG TERPAKAI BARU 150.000 UNIT (75%), HARGA JUAL PRODUK RP 1.250/UNIT. ANGGARAN BIAYA TAHUN 2009:

BIAYA VARIABEL:

□ BIAYA PRODUKSI RP 400 RP 60.000.000

□ BIAYA KOMERSIAL RP 120 RP 18.000.000

BIAYA TETAP:

□ BIAYA OVERHEAD RP 300 RP 45.000.000

□ BIAYA OPERASIONAL RP 150 RP 22.500.000

TOTAL BIAYA PRODUK “A” RP 970 RP 145.000.000

Page 147: Akuntansi Manajemen Revisi 1

JIKA TERJADI PESANAN KHUSUS SEBANYAK 30.000 UNIT, DE

NGAN HARGA RP 750/UNIT (DIBAWAH BIAYA PRODUKSI)

APAKAH PESANAN KHUSUS DITERIMA…….?

INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PRODUK “C”

KESIMPULAN:

PESANAN KHUSUS DITERIMA, KARENA MENAMBAH KONTRIBUSI

MARGIN SEBESAR RP 6.900.000

KETERANGAN JUMLAH

PENDAPATAN DIFFERENSIAL:

(30.000 UNIT x RP 750)

BIAYA DIFFERENSIAL:

□ BIAYA PRODUKSI (V)

□ BIAYA KOMERSIAL (V)

TOTAL BIAYA

22.500.000

12.000.000

3.600.000

15.600.000

LABA DIFFERENSIAL (TAMBAHAN LABA) 6.900.000