akuntansi kas dan piutang.docx

35
AKUNTANSI KAS PENGERTIAN KAS DAN SETARA KAS Kas merupakan aktiva atau sumberdaya ekonomi perusahaan yang paling cepat dapat ditukarkan (likuid) dengan sumberdaya atau aktiva lainnya dan tidak dibatasi penggunaannya. Yang termasuk kas adalah uang koin, uang kertas, cek, uang yang disimpan di bank yang penggunaannya tidak dibatasi. Aktiva yang setara dengan kas (atau: setara kas) adalah aktiva lancar perusahaan yang segera dapat dikonversikan menjadi kas. Yang termasuk aktiva setara kas adalah deposito berumur kurang dari 3 bulan, investasi dalam surat hutang (obligasi) atau surat berharga ekuitas (saham) yang dimaksudkan untuk spekulasi dan sewaktu-waktu dapat dijual (marketable securities/available on sale securities). MASALAH-MASALAH DALAM PELAPORAN KAS: 1. Kas yang dibatasi penggunaannya untuk tujuan tertentu (dana). Termasuk dalam pengertian dana adalah: Kas kecil (Petty Cash) yaitu dana yang disisihkan untuk membayar pengeluaran- pengeluaran rutin perusahaan yang jumlahnya tidak terlampau besar (material) atau tidak memerlukan cek. Biasanya jumlah kas kecil tidak terlampau besar atau material, sehingga dana kas kecil digabungkan pelaporannya dengan kas. Penyisihan kas untuk membayar obligasi (sinking fund) atau untuk membayar pembangunan, pembelian atau renovasi aktiva tetap. Kas yang dicadangkan untuk hal-hal tertentu apabila jumlahnya tidak material tetap dilaporkan sebagai kas namun harus dicantumkan atau 1

Upload: husnul-rahmad-din

Post on 14-Aug-2015

209 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

bla bla test 4 jam gk bisa download2 nie file...mata sudah ngantuk x nie plis helpsss...ampun dj hahhahahahahaha

TRANSCRIPT

Page 1: AKUNTANSI KAS dan PIUTANG.docx

AKUNTANSI KAS

PENGERTIAN KAS DAN SETARA KASKas merupakan aktiva atau sumberdaya

ekonomi perusahaan yang paling cepat dapat

ditukarkan (likuid) dengan sumberdaya atau aktiva

lainnya dan tidak dibatasi penggunaannya. Yang

termasuk kas adalah uang koin, uang kertas, cek,

uang yang disimpan di bank yang penggunaannya

tidak dibatasi. Aktiva yang setara dengan kas (atau:

setara kas) adalah aktiva lancar perusahaan yang

segera dapat dikonversikan menjadi kas. Yang

termasuk aktiva setara kas adalah deposito

berumur kurang dari 3 bulan, investasi dalam surat

hutang (obligasi) atau surat berharga ekuitas

(saham) yang dimaksudkan untuk spekulasi dan

sewaktu-waktu dapat dijual (marketable

securities/available on sale securities).

MASALAH-MASALAH DALAM PELAPORAN KAS:1. Kas yang dibatasi penggunaannya untuk

tujuan tertentu (dana). Termasuk dalam

pengertian dana adalah:

Kas kecil (Petty Cash) yaitu dana yang

disisihkan untuk membayar pengeluaran-

pengeluaran rutin perusahaan yang

jumlahnya tidak terlampau besar (material)

atau tidak memerlukan cek. Biasanya

jumlah kas kecil tidak terlampau besar atau

material, sehingga dana kas kecil

digabungkan pelaporannya dengan kas.

Penyisihan kas untuk membayar obligasi

(sinking fund) atau untuk membayar

pembangunan, pembelian atau renovasi

aktiva tetap. Kas yang dicadangkan untuk

hal-hal tertentu apabila jumlahnya tidak

material tetap dilaporkan sebagai kas

namun harus dicantumkan atau dijelaskan

dalam Catatan Atas Laporan Keuangan

(Notes to Financial Statement). Apabila

jumlahnya material, maka dana ini harus

dipisahkan pelaporannya dengan kas,

apakah sebagai aktiva lancar lainnya atau

sebagai investasi.

Penyisihan kas yang diwajibkan bank

sebagai syarat pinjaman. Kas ini

diklasifikasi sebagai investasi jangka

panjang atau aktiva lain-lain.

2. Bank Overdraft (cerukan)

Cerukan terjadi karena saldo kas di bank

tidak mencukupi membayar cek yang ditulis

perusahaan tetapi bank tetap

membayarkannya dan akibatnya saldo di

bank menjadi minus. Cerukan atau Bank

Overdraft harus direklasifikasi (dipindahkan)

menjadi hutang lancar.

Contoh: Saldo bank PT. A per 31/12-

2005 menunjukkan saldo (500). PT. A

harus membuat reklasifikasi:

1

Page 2: AKUNTANSI KAS dan PIUTANG.docx

Cash 500 Bank Overdraft 500

PENGENDALIAN ATAS KASKarena Kas memiliki risiko kehilangan dan

kecurangan yang tinggi, maka perusahaan

sebaiknya menetapkan pengendalian internal yang

baik untuk kas. Beberapa pengendalian internal

yang dapat diterapkan terhadap akun kas adalah:

1. Memisahkan fungsi penyimpan, pencatat dan

otorisasi kas untuk menghindari

penyalahgunaan kas. Kecurangan kas

potensial terjadi apabila fungsi-fungsi itu

disatukan.

2. Menggunakan sistem Imprest (dana tetap)

untuk dana kas kecil. Sistem Imprest

menghasilkan pengendalian internal yang

lebih baik daripada sistem dana berfluktuasi.

3. Melakukan perhitungan kas (Cash Opname)

secara mendadak pada waktu tertentu

4. Menyetorkan penerimaan kas ke bank setiap

hari.

5. Menyimpan kas yang belum sempat

disetorkan ke bank di wadah penyimpanan

yang aman dari pencurian dan kebakaran

(Misalnya: menyediakan brankas).

6. Melakukan Rekonsiliasi Bank

DANA KAS KECIL (Petty Cash)Dana kas kecil adalah kas yang disisihkan untuk

pengeluaran-pengeluaran harian yang relatif kecil

yang tidak memerlukan cek. Dalam

mengoperasikan system dana kas kecil, dilakukan

pemisahan antara kasir pemegang kas kecil dengan

kasir utama. Secara periodik kasir utama atau

bendahara mengisi kas di kasir kas kecil. Ada dua

pendekatan atau kebijakan dalam system dana

kas kecil:

Sistem Dana Berfluktuasi (Fluctuating

system), yaitu sistem kas kecil dimana

pengisian kas kecil dilakukan dalam jumlah

yang tidak teratur dan tidak didasarkan

bukti kas keluar. Setiap pengeluaran kas

kecil yang terjadi langsung dicatat dengan

mengkreditkan akun kas kecil. Dalam

sistem ini tidak ada pertanggungjawaban

terhadap pengeluaran kas kecil.

Sistem Dana Tetap (Imprest System), yaitu

sistem kas kecil dimana pengisian kas kecil

didasarkan pada jumlah pengeluaran di

bukti kas keluar kas kecil. Pada saat

transaksi terjadi tidak dilakukan

pencatatan atas bukti-bukti transaksi.

Kasir kas kecil hanya mengumpulkan bukti-

bukti pengeluaran kas. Pencatatan

transaksi pengeluaran dilakukan setelah

dilakukan pengisian kas kecil. Kas kecil diisi

hanya sejumlah pengeluaran yang terjadi

sehingga dana kas kecil tetap, kecuali

dilakukan kebijakan perubahan saldo kas

kecil.

Contoh:

2

Page 3: AKUNTANSI KAS dan PIUTANG.docx

Pada tanggal 5/1-2006 PT. A membentuk dana kas kecil sebesar Rp.400.000 dan diisi setiap minggu.

Pengeluaran yang terjadi selama satu minggu adalah:

6/1-2006 Dibayar biaya perjalanan dinas Rp.125.000

7/1-2006 Dibayar biaya bensin Rp.20.000

9/1-2006 Pembelian alat tulis kantor Rp.50.000

10/1-2006 Dibayar pembelian materai Rp.18.000

11/1-2006 Dibayar biaya bnsin Rp.15.000

Tanggal 12/1-2006 kas kecil diisi. Catat transaksi diatas dengan menggunakan:

A. Sistem imprest, dimana sewaktu penghitungan ditemukan jumlah kas kecil tersisa Rp.169.500

B. Sistem berfluktuasi. Pengisian kas kecil Rp. 350.000. Berapa sisa kas kecil seharusnya?

Jawaban:

Transaksi Imprest Fluctuating

Dibentuk dana kas kecil Rp.

400.000

Petty Cash 400.000

Cash 400.000

Petty Cash 400.000

Cash 400.000

6/1-06 Biaya perjalanan dinas Tidak dicatat Traveling expense 125.000

Petty Cash 125.000

7/1-06 Biaya Bensin Rp. 200.000 Tidak dicatat Fuel & Oil Expense 20.000

Petty Cash 20.000

9/1-06 Pembelian alat tulis

Rp.50.000

Tidak dicatat Supplies Expense 50.000

Petty Cash 50.000

10/1-06 Pembelian Materai Tidak dicatat Supplies Expense 18.000

Petty Cash 18.000

11/1-06 Pembelian Bensin Rp.

15.000

Tidak dicatat Fuel & Oil Expense 15.000

Petty Cash 15.000

12/1-06 Pengisian kas kecil Travelling Expense 125.000

Fuel & Oil Expense 35.000

Supplies Expense 68.000

Cash sort & Over 2.500

Cash 230.500

Petty Cash 350.000

Cash 350.000

Saldo kas kecil setelah pengisian Rp.169.500+ Rp. 230.500 = Rp.400.000 Rp. 172.000+350.000 = Rp. 522.000

3

Page 4: AKUNTANSI KAS dan PIUTANG.docx

REKONSILIASI BANKRekonsiliasi bank dibuat untuk

menyesuaikan akun kas di bank menurut catatan

perusahaan dan menurut catatan bank (rekening

Koran). Apabila perusahaan memiliki rekening giro

di bank, maka bank mengeluarkan rekening Koran

bank secara teratur setiap bulan. Rekening Koran

tersebut biasanya berbeda dengan akun kas di

bank menurut catatan perusahaan. Rekonsiliasi

bank dibuat untuk mengetahui penyebab

perbedaan itu. Perbedaan ini biasanya disebabkan

oleh:

1. Perusahaan telah mencatat penerimaan kas

dalam akun kas dibank, namun sampai

rekening Koran diterima, penerimaan kas

tersebut belum tercantum. Contoh: Setoran

dalam perjalanan (Deposit in transit), yaitu

setoran yang sudah dicatat menambah saldo

akun kas di bank di buku besar perusahaan

namun sampai rekening Koran diterbitkan

belum tercantum di Rekening Koran.

2. Perusahaan telah mencatat pengeluaran cek

(pengeluaran kas) di register cek, namun

sampai rekening Koran diterima perusahaan,

cek-cek (pengeluaran kas) itu belum ada di

rekening Koran karena cek belum ditukarkan

pelanggan. Pengeluaran ini disebut Cek yang

belum dicairkan (Outstanding Cheque) yaitu

Cek yang sudah ditulis perusahaan dan

diserahkan serta telah dicatat sebagai

pengeluaran, namun sampai rekening Koran

dikeluarkan oleh bank belum dicairkan oleh si

pemegang cek. Karena belum diuangkan oleh

si penerima cek, maka bank belum

mengurangkan dari saldo bank.

3. Bank telah mencatat penerimaan kas dalam

rekening Koran bank, namun perusahaan

tidak mengetahui adanya penerimaan kas

atau penagihan yang dilakukan bank sampai

rekening Koran diterima. Contoh: Setoran

pelanggan yang langsung ke rekening

perusahaan atau penagihan bank kepada

pelanggan (Collected by Bank)

4. Bank telah mendebitkan/ membebankan

perusahaan, namun perusahaan belum

mengetahui samapi menerima rekening

Koran. Pembebanan bank (Bank Charges)

biasanya terdiri dari:

Biaya administrasi, yaitu biaya pengurusan

rekening perusahaan

Cek kosong (Not Sufficient Fund/NSF),

yaitu cek-cek yang diterima perusahaan

dari pelanggan namun ketika dicairkan

dana pelanggan tidak memadai.

5. Kesalahan- kesalahan Bank atau

perusahaan. Kesalahan-kesalahan yang sering

terjadi adalah kesalahan mencatat jumlah cek

atau penerimaan atau kesalahan pendebitan

atau pengkreditan yang dilakukan oleh bank.

Ada beberapa pendekatan atau cara

membuat rekonsiliasi bank:

1. Rekonsiliasi bank 1 kolom

menyesuaikan saldo rekening Koran bank

agar sesuai dengan saldo kas di bank di

buku besar atau sebaliknya, menyesuaikan

4

Page 5: AKUNTANSI KAS dan PIUTANG.docx

saldo kas di bank di akun Buku besar

perusahaan agar sesuai dengan saldo di

rekening Koran.

2. Rekonsiliasi bank 2 kolom

menyesuaikan saldo rekening Koran Bank

dan catatan saldo kas di bank di buku

besar perusahaan sehingga diperoleh

saldo kas di bank yang sebenarnya.

3. Rekonsiliasi bank 4 kolom (Proof of

Cash) biasanya digunakan oleh auditor

untuk memeriksa mutasi bank perusahaan

dan meguji saldo bank. Dilakukan dengan

menyesuaikan saldo bank awal,

penerimaan bank, pengeluaran bank dan

saldo akhir.

Contoh:

PT. AYALA SUKSES

REKONSILIASI BANK

PER 30 Juni 2004

Balance per bank statement (Saldo menurut rekening Koran) Rp. 7.000.000

Add: - Deposit in transit 1.540.000

Less: - Outstanding cheque Rp. (2.000.000)

Balance per book Rp. 6.540.000

Catatan Kas di Bank bulan Juli: Rekening Koran Buku

Saldo 31 Juli 2004 8.650.000 9.250.000

Setoran Juli 5.000.000 5.810.000

Cek bulan juli 4.000.000 3.100.000

Penagihan wesel tagih 1.000.000 0

Biaya bank 15.000 0

NSF Cheque 335.000 0

Diminta:

Buat Rekonsiliasi bank dengan bentuk 1 kolom, 2 kolom dan 4 kolom.

1. Rekonsiliasi Bank 1 kolom (menyesuaikan saldo kas di bank menurut rekening Koran bank menuju

saldo kas di buku besar perusahaan, atau sebaliknya).

Dalam membuat rekonsiliasi bank model ini,

harus diasumsikan salah satu saldo salah dan perlu

disesuaikan menuju saldo yang dianggap benar.

Apabila saldo kas di bank menurut rekening Koran

bank diasumsikan salah, maka perlu disesuaikan ke

saldo kas di bank menurut buku besar yang

diasumsikan benar. Sebaliknya, apabila saldo kas di

bank menurut buku besar diasumsikan salah, maka

perlu disesuaikan ke saldo kas di bank menurut

rekening koran yang diasumsikan benar.

Model 1 kolom untuk rekonsiliasi bank PT.

Ayala Sukses dapat dibuat sebagai berikut:

5

Page 6: AKUNTANSI KAS dan PIUTANG.docx

6

Page 7: AKUNTANSI KAS dan PIUTANG.docx

PT. AYALA SUKSES

REKONSILIASI BANK

(Saldo di rekening Koran menuju saldo di buku besar)

Per 31 Juli 2009

Saldo kas di bank menurut rekening koran 8.650.000

Menambah:

Deposit in transit 2.350.000

Bank Charge 15.000

NSF Cheque 335.000

Mengurangi:

Outstanding Checks (1.100.000)

Notes Receivable (1.000.000)

Saldo Kas di Bank menurut Buku Besar 9.250.000

Keterangan:

1. Pos- pos yang menambah saldo rekening

Koran adalah penerimaan-penerimaan yang

belum terlihat dalam rekening Koran, namun

sudah dicatat oleh perusahaan di buku besar

(yaitu deposit in transit). Pembebanan oleh

Bank (biaya administrasi, NSF Cheque) dan

pendapatan bunga atas simpanan

(pendapatan jasa giro) belum dicatat oleh

perusahaan sebagai pengeluaran dan

penerimaan sehingga harus ditambahkan ke

saldo rekening Koran.

2. Pos-pos yang mengurangi saldo rekening

Koran adalah pengeluaran-pengeluaran yang

sudah dicatat di buku besar namun tidak

terlihat di rekening Koran (contoh:

Outstanding Cheque). Penagihan-penagihan

bank kepada pelanggan atau setoran

pelanggan ke rekening perusahaan yang

belum dicatat perusahaan ke buku besar

(dalam kasus itu adalah Note Receivable)

harus dikurangkan dari rekening Koran.

2. Rekonsiliasi Bank 2 kolom (menyesuaikan masing-masing saldo kas di bank untuk mencari saldo

yang sebenarnya)

Rekening Koran ini dibuat dengan

menyesuaikan kedua saldo kas di bank, baik

menurut buku besar ataupun menurut rekening

Koran. Tujuannya adalah mencari saldo kas di bank

yang sebenarnya.

Model 2 kolom untuk kasus PT. AYALA SUKSES

dapat dibuat sebagai berikut:

7

Page 8: AKUNTANSI KAS dan PIUTANG.docx

PT. AYALA SUKSES

REKONSILIASI BANK

Per 31 Juli 2004

Saldo kas di bank menurut

rekening koran

8.650.000 Saldo kas di bank menurut

Buku Besar

9.250.000

Menambah: Menambah:

Deposit in transit 2.350.000 Notes Receivable 1.000.000

Mengurangi: Mengurangi:

Outstanding Checks (1.100.000) Bank Charge (15.000)

NSF Cheque (335.000)

Saldo seharusnya Kas di Bank 9.900.000 Saldo seharusnya Kas di

Bank

9.900.000

Keterangan:

1. Perhitungan setoran dalam perjalanan ( Deposit in transit) bulan juli:

Setoran bulan juli menurut buku Rp.5.810.000

Setoran bulan juli menurut rekening koran (Rp.5.000.000)

Selisih setoran Rp. 810.000

Setoran dalam perjalanan bulan juni Rp. 1.540.000

Setoran dalam perjalanan bulan juli Rp. 2.350.000

2. Perhitungan Cek-cek yang masih beredar ( Oustanding Cheques) bulan juli:

Cek-cek bulan juli dikeluarkan perusahaan Rp. 3.100.000

Cek bulan juli menurut Rekening Koran (termasuk cek

bulan juni) Rp. 4.000.000

Cek-Cek beredar bulan juni (Rp. 2.000.000)

Cek bulan juli yang sebenarnya diterima bank (Rp.2.000.000)

Cek-Cek yang beredar bulan juli Rp. 1.100.000

3. Unsur-unsur yang menambah atau mengurangi saldo akun kas di bank menurut buku besar

adalah unsur yang belum dicatat di buku besar sampai rekening Koran diterima.

4. Unsur-unsur yang menambah atau mengurangi saldo rekening Koran adalah unsure yang belum

dicatat oleh bank sebagai penerimaan atau pengeluaran samapi rekening Koran dikirimkan.

Rekonsiliasi Bank 4 kolom

8

Page 9: AKUNTANSI KAS dan PIUTANG.docx

Ada 3 cara melakukan rekonsiliasi bank 4 kolom:

1. Saldo rekening koran dan saldo kas di

bank menurut buku besar disesuaikan

untuk mencari saldo yang benar

2. Saldo bank disesuaikan (dicari

perbedaannya) terhadap saldo buku

perusahaan

3. Saldo buku besar disesuaikan terhadap

saldo rekening koran.

Penyesuaian dibuat terhadap saldo awal, saldo

penerimaan dan saldo pengeluaran pada bulan

dilakukannya rekonsiliasi bank, dan saldo akhir.

1. Saldo rekening koran dan saldo kas di bank menurut buku besar disesuaikan untuk mencari

saldo yang benar

Untuk kasus PT. AYALA SUKSES dibuat rekonsiliasi bank 4 kolom berikut ini:

PT. AYALA SUKSESREKONSILIASI BANK 4 KOLOM (PROOF OF CASH)

PER 31 Juli 2007

KeteranganSaldo per Juli Saldo per

30-Jun-04 Penerimaan Pengeluaran 31/07/2007Saldo rekening koran Rp 7.000.000 Rp 6.000.000 Rp 4.350.000 Rp 8.650.000 Setroran dalam perjalanan a. Per 31 Juni 2007 Rp 1.540.000 Rp(1.540.000) Rp - b, Per 31 Juli 2007 Rp 2.350.000 Rp 2.350.000 Outstanding Cheque: a. Per 31 Juni 2007 Rp(2.000.000) Rp(2.000.000) b, Per 31 Juli 2007 Rp 1.100.000 Rp(1.100.000)Saldo kas di bank yang benar Rp 6.540.000 Rp 6.810.000 Rp 3.450.000 Rp 9.900.000 Saldo Kas di Bank menurut buku besar Rp 6.540.000 Rp - Rp - Rp 9.250.000 Penagihan wesel tagih Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Biaya jasa bank Rp 15.000 Rp (15.000)NSF Cheque Rp 335.000 Rp (335.000)Saldo kas di bank yang benar Rp 6.540.000 Rp 1.000.000 Rp 350.000 Rp 9.900.000

2. Saldo bank disesuaikan (dicari perbedaannya) terhadap saldo buku perusahaan

Untuk kasus PT. AYALA SUKSES dibuat rekonsiliasi bank 4 kolom berikut ini:

PT. AYALA SUKSES

REKONSILIASI BANK 4 KOLOM (PROOF OF CASH)PER 31 Juli 2007

KeteranganSaldo per Juli Saldo per

30-Jun-04 Penerimaan Pengeluaran 31/07/2007Saldo rekening koran Rp 7.000.000 Rp 6.000.000 Rp 4.350.000 Rp 8.650.000 Setroran dalam perjalanan a. Per 31 Juni 2007 Rp 1.540.000 Rp(1.540.000) Rp - b, Per 31 Juli 2007 Rp 2.350.000 Rp 2.350.000 Outstanding Cheque: a. Per 31 Juni 2007 Rp(2.000.000) Rp(2.000.000)

9

Page 10: AKUNTANSI KAS dan PIUTANG.docx

b, Per 31 Juli 2007 Rp 1.100.000 Rp(1.100.000)Penagihan wesel Rp(1.000.000) Rp(1.000.000)Biaya Jasa Bank Rp (15.000) Rp 15.000 NSF Cheque Rp (335.000) Rp 335.000 Saldo kas di bank menurut buku besar Rp 6.540.000 Rp 5.810.000 Rp 3.100.000 Rp 9.250.000

3. Saldo buku besar disesuaikan terhadap saldo rekening koran.

Untuk kasus PT. AYALA SUKSES dibuat rekonsiliasi bank 4 kolom berikut ini:

PT. AYALA SUKSESREKONSILIASI BANK 4 KOLOM (PROOF OF CASH)

PER 31 Juli 2007

KeteranganSaldo per Juli Saldo per

30-Jun-04 Penerimaan Pengeluaran 31/07/2007Saldo menurut buku besar Rp 6.540.000 Rp 5.810.000 Rp 3.100.000 Rp 9.250.000 Setroran dalam perjalanan a. Per 31 Juni 2007 Rp(1.540.000) Rp 1.540.000 Rp - b, Per 31 Juli 2007 Rp(2.350.000) Rp(2.350.000)Outstanding Cheque: a. Per 31 Juni 2007 Rp 2.000.000 Rp 2.000.000 b, Per 31 Juli 2007 Rp(1.100.000) Rp 1.100.000 Penagihan wesel Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Biaya Jasa Bank Rp 15.000 Rp (15.000)NSF Cheque Rp 335.000 Rp (335.000)Saldo kas di bank menurut buku besar Rp 7.000.000 Rp 6.000.000 Rp 4.350.000 Rp 8.650.000

Membuat Pencatatan Penyesuaian Saldo Kas di Bank di buku besar

Penyesuaian dilakukan untuk unsur- unsur yang belum dicatat di buku besar sampai rekening

Koran diterima. Untuk kasus PT. Ayala Sukses, penyesuaian dicatat sebagai berikut:

1. Menyesuaikan penerimaan kas

Cash 1.000.000

Note Receivable 1.000.000

2. Menyesuaikan Pengeluaran kas

Bank charge expense 15.000

Account Receivable 335.000

Cash 350.000

10

Page 11: AKUNTANSI KAS dan PIUTANG.docx

AKUNTANSI PIUTANG (Receivable)

Piutang (Receivable) merupakan klaim

suatu entitas terhadap pelanggan atau pihak lain

atas uang, jasa atau barang. Untuk tujuan

pelaporan keuangan piutang dapat diklasifikasikan

atas piutang jangka panjang dan piutang jangka

pendek. Piutang Jangka Panjang adalah klaim

kepada pihak lain yang diharapkan tertagih lebih

dari satu periode akuntansi atau lebih dari satu

siklus operasi. Piutang Jangka Pendek merupakan

klaim kepada pelanggan atau pihak lain yang

diharapkan tertagih dalam satu tahun atau satu

siklus operasi normal.

Selanjutnya, piutang dapat juga

digolongkan di neraca atas Piutang Dagang dan

Piutang Non Dagang. Piutang Dagang terdiri atas

Piutang wesel (Notes Receivable) dan Piutang

Usaha (Account Receivable). Piutang wesel

merupakan janji tertulis dari pelanggan atau pihak

lain kepada perusahaan untuk membayar sejumlah

uang tertentu pada suatu tanggal di masa depan.

Piutang Usaha merupakan janji lisan dari pelanggan

untuk membayar sejumlah uang tertentu pada

suatu tanggal di masa depan. Piutang wesel bisa

berjangka panjang dan berjangka pendek,

tergantung perjanjian antara peminjam/pembeli

dengan yang memberi pinjaman/penjual.

Sedangkan Piutang Usaha biasanya berjangka

pendek dan diharapkan ditagih dalam 30 hari, 45

hari atau 60 hari tergantung syarat-syarat

penjualan (term). Piutang Non Dagang timbul dari

berbagai jenis transaksi yang bukan dari kegiatan

perdagangan, misalnya piutang karyawan, piutang

kepada pemegang saham, uang muka

PIUTANG USAHA (ACCOUNT RECEIVABLE)

PENGAKUAN PIUTANG USAHAPiutang usaha diakui/dicatat sebesar nilai

pertukaran atau nilai faktur yang telah disepakati

oleh pihak penjual dan pembeli. Dalam pengakuan

atas piutang usaha, terdapat dua faktor yang

memengaruhi pencatatan nilai piutang usaha,

yaitu:

1. Diskun Dagang (Trade discount).

Diskun dagang adalah diskun yang

diberikan oleh penjual kepada pembeli atas dasar

daftar harga yang diberikan penjual. Diskun ini

biasanya diberikan karena pembeli membeli

barang/jasa dalam volume/jumlah tertentu atau

kebijakan perusahaan memberikan diskun untuk

mencegah terjadinya perubahan harga berulang-

ulang (harga tetap sesuai katalog, namun diberikan

diskun). Apabila terdapat diskun dagang maka

piutang usaha diakui senilai jumlah neto (setelah

dikurangi diskun). Misalnya, PT. Aris memberikan

diskun 30% untuk setiap pembelian barang.

11

Page 12: AKUNTANSI KAS dan PIUTANG.docx

Apabila pada tanggal tersebut daftar harga

menunjukkan harga perunit Rp. 20.000, maka PT.

Aris mencatat penjualan 100 unit barang yang

dijual secara kredit sebagai berikut:

2. Diskun Tunai (Cash Discount).

Berbeda dengan diskun dagang, diskun

tunai diberikan apabila pembeli barang membayar

sesuai dengan periode diskun yang tercantum

dalam syarat-syarat pembayaran. Apabila pembeli

membayar dalam periode yang disebutkan dalam

syarat-syarat pembelian (term), maka diskun

diberikan sebesar persentase tertentu. Misalnya,

syarat 2/10, net 30 maka diskun 2% diberikan

apabila membayar dalam 10 hari sejak tanggal

penagihan/faktur dan jatuh tempo dalam masa 30

hari sejak tanggal penjualan, atau 2/10 EOM

(Ending of Month) maka diskun 2% diberikan

apabila membayar dalam 10 hari sejak akhir bulan.

Pengakuan terhadap diskun tunai dan piutang

dapat dilakukan dengan dua pendekatan:

a. Metode Neto ( Net Method).

Piutang diakui sebesar jumlah penjualan

setelah dikurangi dengan diskun. Metode ini

mengasumsikan pembeli akan mengambil

kesempatan untuk memanfaatkan diskun yang

diberikan. Apabila diskun tidak diambil

(pembayaran melebihi periode diskun) maka

manajemen pembeli tidak efisien. Diskun yang

tidak diambil akan diakui sebagai keuntungan

karena diskun penjualan dibatalkan (Sales Discount

Forfeited).

Transaksi Nama Akun D K1. Penjualan kredit Rp. 25.000.000. Syarat 2/10, n/30 Account receivable 24,500,000

Sales 24,500,000 2. Diterima pengembalian barang (retur) Rp.500.000 Sales return 490,000

Account receivable 490,000 Cash 14,700,000

Account receivable 14,700,000 Cash 9,500,000

Account receivable 9,310,000 Sales discount forfeited 190,000

3. Diterima cicilan piutang usaha dalam periode diskun, jumlah piutang Rp. 15.000.000

4. Diterima pelunasan piutang usaha Rp.9.500.000 setelah periode diskun

b. Metode bruto (Gross Method).

Piutang dicatat sebesar nilai yang ada

pada faktur dan diskun dicatat dalam akun “Diskun

Penjualan” apabila perusahaan menerima

pembayaran pada periode diskun. Metode ini

merupakan metode yang paling mudah diterapkan

dan paling banyak digunakan. Diskun penjualan

disajikan di laporan rugi-laba (Income Statement)

sebagai pengurang dari akun Penjualan.

12

Page 13: AKUNTANSI KAS dan PIUTANG.docx

Dibandingkan metode bruto, metode neto

menghasilkan praktik yang lebih baik karena

piutang disajikan dekat dengan nilai realisasinya.

Dalam kenyataan, metode neto sulit diterapkan

karena membutuhkan analisa tambahan dan

pencatatan penyesuaian diakhir perode untuk

diskun tunai yang tidak diambil (Sales Discount

Forfeited).

PENILAIAN PIUTANG USAHAPiutang Usaha dinilai sebesar nilai realisasi

neto (Net Realizable Value), yaitu nilai yang

diperkirakan bisa dikonversi menjadi kas. Untuk

menilai Piutang Usaha pada nilai realisasinya, maka

perlu mengestimasi piutang usaha yang tak

tertagih dan penaksiran atas retur dan penyisihan

penjualan yang akan terjadi. Untuk menaksir

jumlah piutang yang tak tertagih terdapat dua

metode yang biasa digunakan:

1. Metode Penghapusan Langsung (Direct

Write-Off Method)

2. Metode Penyisihan (Allowance Method)

Metode Penghapusan Langsung

Metode ini digunakan hanya bila piutang

yang tidak tertagih tidak material. Secara teoretis,

metode ini tidak cocok karena tidak memadankan

biaya dan pendapatan periode. Metode

Penghapusan Langsung mencatat biaya piutang tak

tertagih (Bad debt Expense) pada periode ketika

piutang usaha tidak bisa ditagih. Piutang yang

benar-benar tidak bisa ditagih dicatat dengan

mendebit akun biaya piutang tak tertagih dan

mengkreditkan akun piutang usaha. Apabila setelah

dihapus, pelanggan membayar kembali setelah

periode penghapusan piutang usaha, maka

penerimaan itu dicatat sebagai keuntungan (Gain

from Uncollectible Amount Recovery). Metode ini

merupakan metode yang diwajibkan dalam

Undang-Undang Perpajakan.

Metode Penyisihan (Allowance Method)

Dalam metode penyisihan, setiap akhir

periode akuntansi ditaksir/ diestimasi jumlah biaya

piutang tidak tertagih. Hasil taksiran biaya piutang

tak tertagih (Bad debt Expense) dicatat ke jurnal

dengan mendebit akun biaya piutang tak tertagih

dan mengkredit akun penyisihan untuk piutang tak

tertagih (Allowance For Doubtful Account).

Apabila pelanggan benar-benar tidak bisa

13

Page 14: AKUNTANSI KAS dan PIUTANG.docx

membayar, dengan demikian piutang usaha harus

dihapus, maka penghapusan itu dicatat dengan

mendebit akun Penyisihan Piutang Tak Tertagih

(Allowance For Doubtful Account) dan mengkredit

akun Piutang Usaha. Pembayaran kembali setelah

piutang dihapus dilakukan dengan mendebit

Piutang Usaha yang sudah dihapus dan mengkredit

kembali akun Penyisihan Piutang Yang Tak Tertagih

(Allowance For Doubtful Account). Metode

penyisihan menilai piutang dalam jumlah yang

dapat direalisasikan. Metode ini cocok dengan

Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)/Standar

Akuntansi Keuangan (SAK).

Misalnya, total penjualan PT. A selama

Tahun 2006 Rp. 250.000.000. berdasarkan

pengalaman sebelumnya, 2% dari total penjualan

akan sulit ditagih. Pada tanggal 1/5-2007 salah

seorang pelanggan PT. A jatuh pailit, sehingga

Piutang Usaha sebesar Rp. 500.000 atas nama

pelanggan itu diputuskan oleh manajemen harus

dihapus. Tanggal 28/1-2008 pelanggan itu

memberitahukan akan membayar seluruh

kewajibannya pada tanggal 5 maret 2008. Transaksi

Piutang PT. A dapat dicatat dengan kedua metode

seperti ilustrasi dalam tabel berikut ini:

Menaksir Jumlah Biaya Piutang Tak Tertagih

Biaya piutang yang tak tertagih ditaksir

berdasarkan pertimbangan dan pengalaman

masa- masa sebelumnya terkait dengan Piutang

Usaha dan transaksi penjualan. Pertimbangan

yang cermat dan wajar harus dilakukan agar

mencerminkan nilai realisasi dari Piutang Usaha

pada tanggal penyusunan laporan keuangan.

Untuk membantu dalam membuat

pertimbangan, ada dua pendekatan yang bisa

dipakai:

1. Pendekatan Laporan Rugi-Laba (Income

Statement Approach)

2. Pendekatan Neraca (Balance Sheet

Approach)

Pendekatan Rugi Laba dalam menaksir Biaya Piutang Tak Tertagih

14

Page 15: AKUNTANSI KAS dan PIUTANG.docx

Penaksiran didasarkan jumlah penjualan

kredit yang terjadi dalam periode itu dan

manajemen suatu entitas mempertimbangkan

jumlah piutang yang tidak tertagih dari penjualan

kredit yang terjadi dalam periode itu. Persentase

ketidaktertagihan piutang berdasarkan

pertimbangan manajemen itu dikalikan dengan

total penjualan kredit dalam periode itu. Misalnya

dalam tahun 2006 penjualan kredit yang dilakukan

sebesar Rp. 650.000.000 dan berdasarkan

pengalaman tahun sebelumnya piutang yang sulit

ditagih 0,5% dari penjualan. Maka, tahun 2006

jumlah piutang tak tertagih adalah 0,5% x Rp.

650.000.000= Rp. 3.250.000. Biaya piutang tak

tertagih dan Penyisihan piutang dicatat sebagai

berikut:

Pendekatan Neraca dalam menaksir Biaya Piutang Tak Tertagih

Pendekatan neraca dilakukan dengan

membuat suatu bagan atau skedul Analisa Atas

Umur Piutang Usaha (Aging Schedule). Piutang

usaha diklasifikasikan berdasarkan umur piutang

usaha sejak tanggal penagihan atau faktur

dikeluarkan sampai tanggal penyusunan laporan

keuangan. Piutang usaha masing-masing pelanggan

(Customer) dikelompokkan berdasarkan umur

piutang masing- masing pelanggan. Biasanya

pengelompokkan didasarkan kelipatan dari hari

jatuh tempo ( misalnya, piutang usaha jatuh tempo

30 hari, maka piutang pelanggan dikelompokkan

dalam kelipatan 30, yaitu 60 hari, 90 hari atau 120

hari). Setelah pengelompokan dilakukan maka

manajemen menaksir, berdasarkan pengalaman

periode-perode sebelumnya, ketidaktertagihan

dalam setiap kelompok piutang pelanggan.

Total taksiran jumlah piutang usaha tak

tertagih merupakan jumlah Akun Penyisihan

Piutang Tak Tertagih yang akan disajikan di neraca.

Selisih antara jumlah Akun Penyisihan Piutang Tak

Tertagih sebelum dilakukan penyesuaian dengan

jumlah akun penyisihan Piutang Tak Tertagih hasil

perhitungan merupakan jumlah Akun Biaya Piutang

tak tertagih pada periode itu.

Misalnya, dari akun Piutang Usaha di Buku

Besar PT. A per 31 Desember 2007 saldo akhir

Piutang Usaha sebesar Rp. 207.160.000. Jumlah

Piutang Usaha tersebar pada pelanggan berikut

(data diambil dari buku pembantu/kartu Piutang

Usaha):

15

Page 16: AKUNTANSI KAS dan PIUTANG.docx

Piutang Usaha dan Penyisihan untuk Piutang yang

tak tertagih sebelum disesuaikan menunjukkan

saldo piutang usaha Rp. 207.160.000 dan

Penyisihan untuk Piutang yang tak tertagih Rp.

7.456.000. Kebijakan Piutang perusahaan untuk

penyisihan adalah:

- Piutang usaha jatuh tempo 30 hari

- Umur 31-60 hari, persentase ketertagihan

90%

- Umur 61-90 hari, persentase ketertagihan

85%

- Umur 91-120 hari persentase ketertagihan

80%

- > 120 hari, persentase ketertagihan Piutang

75%

Analisa atas Umur Piutang Usaha dapat dibuat

seperti tabel dibawah ini:

Biaya Piutang tak tertagih (Bad debt Expense) per 31 Desember 2007 dapat dihitung sebagai berikut:

-- Allowance for Doubtful Account setelah penyesuaian Rp. 14.755.000

16

Page 17: AKUNTANSI KAS dan PIUTANG.docx

-- Allowance for Doubtful Account sebelum penyesuaian Rp. 7.456.000

Bad Debt expense Rp. 7.299.000

Biaya Piutang Tak Tertagih dicatat ke jurnal umum dengan cara sebagai berikut:

WESEL TAGIH (PROMISORY NOTE)Di Indonesia, wesel memiliki dua bentuk yaitu

wesel aksep (Bank Draft) dan promes (Promisory

Note). Wesel Aksep (Bank draft) merupakan surat

berharga yang berisi perintah tak bersyarat dari

bank penerbit draft kepada pihak lainnya (tertarik)

untuk membayar sejumlah uang kepada seseorang

tertentu atau orang yang ditunjuknya pada waktu

yang telah ditentukan. Bank draft ini adalah

merupakan cek namun sumber dana

pembayarannya adalah berasal dari rekening bank

penerbit bukan dari rekening nasabah perorangan.

Sedangkan Promes dalam akuntansi dapat juga

disebut "nota yang dapat diuangkan" adalah

merupakan suatu kontrak yang berisi janji secara

terinci dari suatu pihak ( pembayar) untuk

membayarkan sejumlah uang kepada pihak lainnya

(pihak yang dibayar). Kewajiban ini dapat timbul

dari adanya suatu kewajiban pelunasan suatu

hutang. Misalnya, dalam suatu transaksi penjualan

barang dimana pembayarannya mungkin saja

dilakukan sebagian secara tunai dan sisanya

dibayar dengan menggunakan satu atau beberapa

promes. Dalam promes disebutkan jumlah pokok

hutang serta bunga (apabila ada) dan tanggal jatuh

17

Page 18: AKUNTANSI KAS dan PIUTANG.docx

PENGAKUAN WESEL Wesel biasanya dibebani bunga dan direalisasikan

sesuai dengan kondisi suku bunga pasar untuk

instrumen yang sesuai dengan wesel itu. Namun

untuk wesel berjangka waktu pendek, bunga pasar

tidak memengaruhi nilai realisasi wesel.

WESEL JANGKA PENDEK BERBUNGAMisalnya, Pada tanggal 15 Januari 2007 PT. A

melakukan penjualan barang kepada PT. B dan

menerima wesel (promes) 3 bulan berbunga

10%/tahun. Nilai wesel Rp. 10.000.000. PT. A

mencatat wesel itu dijurnal sebagai berikut:

Wesel jangka pendek diklasifikasikan sebagai aktiva lancar dan disajikan sama dengan piutang usaha.

Wesel jangka panjang berbunga; suku bunga nominal berbeda dengan suku bunga pasar (efektif)

Nilai realisasi wesel jangka panjang berbunga

biasanya memperhitungkan pengaruh dari suku

bunga pasar wesel yang berisiko sama dengan

wesel itu. Untuk mengetahui jumlah nilai realisasi

dari wesel, maka harus dicari nilai sekarang dari

wesel dan nilai sekarang dari anuitas penerimaan

bunga wesel itu. Misalnya, pada awal januari 2007

Bank X memberi pinjaman Rp. 10.000.000 kepada

PT.A dan menerima wesel jangka panjang berbunga

10%. Wesel jatuh tempo selama 3 tahun dan suku

bunga pasar untuk wesel yang berisiko sama

adalah 12%, maka nilai sekarang wesel dapat

dihitung sebagai berikut:

18

Page 19: AKUNTANSI KAS dan PIUTANG.docx

Nilai Jatuh tempo wesel Rp10.000.000Nilai sekarang dari nilai jatuh tempo:

Rp7.117.802

Nilai sekarang dari anuitas penerimaan bunga

Rp2.401.831

Nilai Sekarang dari wesel Rp9.519.633Perbedaan (diskun) Rp480.367

tempojatuhNilair n

)1(

1

000.000.10.)12,01(

13

Rp

weselbungaPendapar

r n

tan)1(

11

000.000.1.12,0

)12,01(

11

3

Rp

Pemasukan ke jurnal pada awal januari 2007 dilakukan sebagai berikut:

Diskun yang dihasilkan diamortisasi selama periode

jatuh tempo wesel. Skedul Amortisasi dengan

metode bunga efektif dapat dilakukan sebagai

berikut:

Pemasukan ke jurnal untuk amortisasi diskun dan penerimaan pendapatan bunga pada tahun pertama

dibuat:

19

Page 20: AKUNTANSI KAS dan PIUTANG.docx

WESEL JANGKA PANJANG BERBUNGA; SUKU BUNGA NOMINAL WESEL SAMA DENGAN SUKU BUNGA PASAR (EFEKTIF)

Misalnya, PT. B meminjamkan sejumlah uang

Rp.65.000.000 kepada PT. X dan menerima

wesel 3 tahun berbunga 10%. Suku bunga wesel

dan suku bunga pasar untuk wesel yang

memiliki resiko yang sama adalah 10%. Ini

berarti wesel diterbitkan sama dengan nilai

nominal, sehingga tidak ada diskun yang dicatat.

PT. B mencatat wesel itu sebagai berikut:

WESEL BERBUNGA NOL (ZERO-INTEREST BEARING NOTE)

Wesel berbunga nol merupakan wesel yang tidak

mencantumkan tingkat suku bunga nominal pada

wesel namun nilai realisasi wesel lebih kecil dari

nilai nominal wesel. Perbedaan antara nilai nominal

dan nilai realisasi dicatat sebagai diskun dan

daimortisasi pada saat penutupan buku sebagai

pendapatan bunga sebesar suku bunga yang

menyamakan dengan nilai sekarang dari wesel.

Pada saat wesel dilunaskan maka pihak peminjam

harus membayar sebesar nilai nominal dari wesel

itu.

Misal, PT. X meminjam Rp. 100 juta dari

PT.A dan memberi wesel 3 tahun berbunga nol,

dimana nilai sekarang dari wesel Rp. 77.218.000.

Tingkat suku bunga implisit yang menyamakan nilai

nominal dan nilai sekarang adalah 9 % (lihat tabel

nilai sekarang pada periode 3 dan suku bunga 9%,

nilai sekarang Rp1 untuk periode 3 tahun dan suku

bunga 9% adalah Rp. 0,77218). Untuk mencatat

transaksi itu di jurnal PT. A adalah sebagai berikut:

Diskun wesel diamortisasi pada akhir periode dengan menggunakan metode bunga efektif:

20

Page 21: AKUNTANSI KAS dan PIUTANG.docx

Pencatatan ke jurnal untuk amortisasi pada periode pertama adalah:

PENILAIAN WESEL TAGIHSama seperti Piutang Usaha, wesel juga

disajiakan sebesar nilai realisasi neto (Net

Realizable Value), yaitu nilai yang diestimasi bisa

direalisasi setelah dikurangi penyisihan-penyisihan

piutang wesel. Estimasi atas Wesel tagih yang tidak

tertagih bisa juga dilakukan dengan pendekatan

neraca atau pendekatan rugi laba, sama seperti

pada Piutang Usaha.

PELEPASAN PIUTANG USAHA DAN WESELDalam peristiwa bisnis normal, piutang

usaha dan wesel ditagih ketika jatuh tempo dan

dikeluarkan dari pembukuan. Namun, terdapat

peristiwa dimana perusahaan pemilik piutang dan

wesel membutuhkan kas dalam waktu singkat

sehingga melakukan transfer piutang ke

perusahaan lain. Alasan lainnya dilakukan

pelepasan piutang adalah:

1. Memberikan fasilitas kepada pembeli

karena hampir seluruhnya perusahaan

dalam industri itu melakukan penjualan

secara kredit/cicilan. Apabila tidak

dilakukan, maka perusahaan tidak dapat

bersaing. Biasanya perusahaan dalam

industri jenis (misalnya perusahaan

penjual mobil atau sepeda motor) ini

bekerjasama dengan suatu perusahaan

pendanaan ( Finance Company) atau Bank.

2. Perusahaan sulit atau tidak memiliki akses

melakukan pinjaman ke pihak lain atau

untuk menghindari penyimpangan dari

persetujuan pinjaman.

3. Penagihan piutang akan memakan waktu

yang panjang dan mahal sehingga

mengalihkan ke pihak lain penagihan

piutang.

Transfer piutang usaha dan wesel ke pihak

lain untuk memperoleh kas dapat dilakukan

dengan:

1. Menggadaikan Piutang Usaha

2. Mentransfer piutang usaha

dengan perjanjian tanggung

renteng atau non tanggung

renteng (Factoring).

21

Page 22: AKUNTANSI KAS dan PIUTANG.docx

MENGGADAIKAN PIUTANG USAHAPiutang Usaha dan wesel bisa menjadi

jaminan atas pinjaman. Dalam perjanjian biasanya

perusahaan pemilik piutang tetap melakukan

penagihan kepada debiturnya dan menyetorkan

hasil penagihan kepada pihak yang memberinya

pinjaman. Biasanya, perusahaan pemberi pinjaman

(bank atau perusahaan pembiayaan) akan

membebankan suatu beban keuangan (Finance

charge). Setiap penagihan digunakan untuk

melunasi pinjaman. Apabila pinjaman tidak dilunasi

maka pemberi pinjaman memiliki hak melakukan

penagihan atas jaminan. Akun Piutang Usaha tetap

dipegang dan dicatat oleh perusahaan yang

menggadaikan piutang usaha.

Misalkan, 1 Mei 2007 PT. A menjaminkan

Piutang Usaha senilai Rp. 100.000.000 kepada Bank

untuk pinjaman Rp. 80 Juta. Bank membebankan

suatu beban keuangan 2% dan bunga wesel

pinjaman 12%. Cicilan PT. A dilakukan setiap bulan

atas penerimaan Piutang usaha. Transaksi yang

terjadi atas piutang usaha:

1. Bulan Mei PT. A menagih piutang senilai

Rp. 30.000.000, diskun tunai Rp. 600.000

dan retur penjualan Rp. 2.000.000.

2. Pada bulan Juni PT. A melakukan

pembayaran kepada Bank X atas

penagihan Piutang Usaha.

3. Seluruh Piutang Usaha berhasil ditagih

Bulan Juni dan terdapat penghapusan

piutang Rp. 5 Juta.

4. Pada bulan Juli dilunaskan seluruh

pinjaman kepada Bank X

Pencatatan ke jurnal yang harus dilakukan

kedua belah pihak adalah:

22

Page 23: AKUNTANSI KAS dan PIUTANG.docx

TRANSFER (ANJAK) PIUTANGPiutang Usaha juga bisa ditransfer (dijual

atau dijaminkan) untuk memperoleh kas. Piutang

usaha biasanya dijual ke perusahaan pendanaan

(Finance Company) . Dalam Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 84/PMK. 012/2006 tentang

perusahaan pembiayaan disebutkan Anjak Piutang

(Factoring) adalah kegiatan pembiayaan dalam

bentuk pembelian piutang dagang jangka pendek

suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang

itu. Transfer piutang dilakukan dengan tanggung

renteng/dengan jaminan (with recourse) maupun

tanpa tanggung renteng/tanpa jaminan (Without

Recourse). Transfer Piutang usaha biasanya

dilakukan dengan pemberitahuan atau notifikasi

kepada pelanggan agar melakukan pembayaran

kepada Faktor (pihak yang menerima transfer

piutang usaha/Transferee)

Transfer Piutang tanpa Tanggung Renteng/tanpa

jaminan

Transfer piutang usaha tanpa tanggung

renteng dianggap sebagai penjualan piutang usaha.

Dalam transfer piutang tanpa tanggung renteng,

pihak pembeli piutang (Faktor) menanggung

seluruh Risiko ketidaktertagihan piutang.

Pengendalian terhadap piutang usaha berpindah

23

Page 24: AKUNTANSI KAS dan PIUTANG.docx

kepada Faktor. Faktor akan mengenakan beban

pendanaan (Finance Charge) dan menahan

persentase tertentu dari piutang usaha sebagai

jaminan (retensi) apabila ada klaim dari pelanggan

terhadap barang rusak atau ada pengembalian

(retur) atau ada piutang yang tidak tertagih. Dalam

transaksi ini, pihak penjual piutang mengakui

keuntungan atau kerugian dari penjualan piutang.

Keuntungan atau kerugian penjualan piutang dapat

dihitung dengan cara:

- Nilai Buku Piutang Usaha xxx

- Nilai Realisasi Penjualan Piutang Usaha xxx

- Nilai yang ditahan factor

(Retensi Kepada Faktor) xxx+ (xxx)

Keuntungan (Kerugian) Penjualan Piutang usaha xxx

TRANSFER PIUTANG SECARA TANGGUNG RENTENG/DENGAN JAMINANTransfer Piutang Usaha secara tanggung

renteng dapat dipandang sbagai transaksi

penjualan atau transaksi pinjam meminjam dengan

jaminan Piutang Usaha. PSAK No. 43 menjelaskan

bahwa Transfer Piutang Usaha dapat dipandang

sebagai penjualan apabila keadaan-keadaan

berikut semuanya terpenuhi:

1. Klien (Pihak yang mentransfer) tidak lagi

memiliki manfaat ekonomi masa depan

dari piutang dan tidak menanggung risiko

kolektibilitas yang terkandung dalam

piutang;

2. Kewajiban klien dalam perjanjian recourse

(tanggung renteng) dapat

diestimasi/ditaksir secara andal; dan

3. Klien tidak memiliki kewajiban atau opsi

untuk membeli kembali piutang itu.

Apabila ketiga ketentuan itu tidak

terpenuhi, maka transfer piutang usaha harus

dipandang sebagai pinjaman, bukan sebagai

penjualan.

Perbedaan antara penjualan piutang dengan

tanggung renteng dan tanpa tanggung renteng

adalah pihak pemilik piutang usaha mentransfer

piutang usaha dan menjamin pembayaran piutang

usaha sebesar kewajiban tanggung renteng yang

disepakati apabila pelanggan gagal membayar

piutang usaha. Kewajiban tanggung renteng

(Recourse Liability) dianggap pihak penjual piutang

(Transferor) sebagai kerugian penjualan Piutang.

Apabila estimasi ketidaktertagihan piutang usaha

tidak terjadi, maka Pihak Penjual (Tranferor) akan

mencatat kembali kewajiban tanggung renteng ini

sebagai pendapatan. Namun, apabila pelanggan

gagal membayar piutang, maka akun kewajiban

tanggung renteng dibebankan ke akun Retensi

pada Faktor.

Contoh transaksi dan pencatatan

untuk membedakan kedua model penjualan

piutang itu dapat diilustrasikan sebagai berikut:

1. Tanggal 1/5-2008 PT. A mentransfer

Piutang Usaha Jangka Pendek kepada

suatu perusahaan pembiayaan. Piutang

Usaha yang ditransfer sebesar Rp. 150

juta. Perusahaan pembiayaan

mengenakan beban pendanaan (Finance

24

Page 25: AKUNTANSI KAS dan PIUTANG.docx

Charge) 5% dari piutang dan menahan 10

% sebagai jaminan atas retur atau diskun

penjualan. Ditaksir, Rp. 3juta dari piutang

usaha itu akan sulit ditagih.

2. Selama bulan Mei dan Juni, Pihak Faktor

melakukan penagihan Piutang

Rp.138.250.000. Retur Rp. 5.000.000,

diskun yang diberikan Rp. 5.750.000 dan

tak tertagih Rp.3.000.000.

25

Page 26: AKUNTANSI KAS dan PIUTANG.docx

26

Page 27: AKUNTANSI KAS dan PIUTANG.docx

27