akuntansi apakah sebuah ilmu

21
BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Pandangan konvensional atas akuntansi merupakan cara pandang yang paling lazim. Tak heran pandangan konvensional atas akuntansi menjadi ciri khas yang melekat pada diri seorang akuntan. dalam ilmu akuntasipun pandangan konvensional masih menjadi ciri khas yang tidak dapat dilepaskan, hal ini menimbulkan miskonsepsi di masyarakat seolah- olah pemahaman konvensional merupakan satu-satunya cara pandang atas akuntansi. tidak heran miskonsepsi tersebut sering ditemukan dikalangan akademisi dibidang akuntansi, sehingga munculnya sikap monolithic dalam perilaku ilmiahnya yakni dalam melihat, memahami dan menyikapi obyek-obyek kajian keilmuannya. Disamping itu pemahaman konvensional telah dianggap sebagai sesuatu yang taken for granted, maka inovasi-inovasi dalam bidang akuntansi yang dapat berlangsung di dunia akademik khususnya perguruan tinggi, kurang mendapat respon yang positif. dalam pemahaman konvensional, akuntansi masih dipahami seperti definisi American Accounting Association dalam A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) dimana akuntansi hanya sebagai “Proses mengidentifikasi, mengukur, dan mengkomunikasikan informasi ekonomis untuk memungkinkan dihasilkannya pertimbangan dan keputusan yang tepat dan rasional oleh para pengguna informasi ekonomi tersebut”. (Belkaoui, 1992,p.22; Roslender,1992,p.2). Akuntansi ditempatkan lebih dalam tataran praktis, yakni sebagai alat bantu pengambilan keputusan. pengdefinisian akuntansi seperti ini tidak berarti salah dan keliru karena rerangka konspetual terkait pengertian-pengertian akuntansi dan standar akuntansi didapat dari rujukannya, memang akuntansi harus diletakan dalam ranah praktis ini yaitu dengan memasukan decision usefulness sebagai kriteria penting dalam menyeleksi prinsip atau konsep yang akan

Upload: iwan-fitrah

Post on 05-Jan-2016

47 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Akuntansi berada dalam lingkaran (domain) interaksi kehidupan antara manusia atau kelompok manusia dalam kehidupan sehari-hari.

TRANSCRIPT

Page 1: Akuntansi Apakah Sebuah Ilmu

BAB IPENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG Pandangan konvensional atas akuntansi merupakan cara pandang

yang paling lazim. Tak heran pandangan konvensional atas akuntansi menjadi ciri khas yang melekat pada diri seorang akuntan. dalam ilmu akuntasipun pandangan konvensional masih menjadi ciri khas yang tidak dapat dilepaskan, hal ini menimbulkan miskonsepsi di masyarakat seolah-olah pemahaman konvensional merupakan satu-satunya cara pandang atas akuntansi. tidak heran miskonsepsi tersebut sering ditemukan dikalangan akademisi dibidang akuntansi, sehingga munculnya sikap monolithic dalam perilaku ilmiahnya yakni dalam melihat, memahami dan menyikapi obyek-obyek kajian keilmuannya. Disamping itu pemahaman konvensional telah dianggap sebagai sesuatu yang taken for granted, maka inovasi-inovasi dalam bidang akuntansi yang dapat berlangsung di dunia akademik khususnya perguruan tinggi, kurang mendapat respon yang positif. dalam pemahaman konvensional, akuntansi masih dipahami seperti definisi American Accounting Association dalam A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) dimana akuntansi hanya sebagai “Proses mengidentifikasi, mengukur, dan mengkomunikasikan informasi ekonomis untuk memungkinkan dihasilkannya pertimbangan dan keputusan yang tepat dan rasional oleh para pengguna informasi ekonomi tersebut”. (Belkaoui, 1992,p.22; Roslender,1992,p.2). Akuntansi ditempatkan lebih dalam tataran praktis, yakni sebagai alat bantu pengambilan keputusan. pengdefinisian akuntansi seperti ini tidak berarti salah dan keliru karena rerangka konspetual terkait pengertian-pengertian akuntansi dan standar akuntansi didapat dari rujukannya, memang akuntansi harus diletakan dalam ranah praktis ini yaitu dengan memasukan decision usefulness sebagai kriteria penting dalam menyeleksi prinsip atau konsep yang akan dipakai sebagai acuan dalam pengembangan standar akuntansi. namun jarang disadari bahwa penekanan yang berlebihan pada aspek praktis justru membuat akuntansi terkungkung dan semata-mata untuk pengambilan keputusan yang nalar (reasonable), sementara derajat tersebut merupakan “kepentingan” kreditur dan pemegang saham semata. kenyataan demikian justru mengabaikan adanya ukuran-ukuran keberhasilan lainnya. cara pandang kita mengenai akuntansi terbukti masih konvensional artinya kita masih menempatkan diri pada posisi dalam suatu konteks yang seakan-akan hanya ada satu cara pandang yang benar dan tidak ada lagi kemungkinan lain sebagai alternatifnya. hal ini membuat kita menerima apa adanya bahkan menyulitkan kita untuk melihat adanya kesalahan (anomali, kekeliruan) yang ditimbulkan dari cara pandang tersebut.

Padahal di sisi lain, jika ditelik lebih dalam mengenai akuntansi akan

ditemukan karakter-karakter keakuntansian yang dapat di sajikan dalam berbagai dimensi, sudut pandang, paradigma, atau apa lagi sebutannya yang preveren. Apakah akuntansi itu adalah suatu ilmu, atau mengandung ilmu, atau bagian dari ilmu, atau mungkin tak ada kaitannya sama sekali dengan ilmu? Hal itulah yang justru telah menimbulkan rasa penasaran bagi-(mungkin

Page 2: Akuntansi Apakah Sebuah Ilmu

sebagaian kecil)-dari orang-orang yang yang berkompeten membidanginya untuk melakukan suatu penelitian tentangnya. Lalu apakah akuntansi yang disinyalir memiliki kaitan yang erat dengan ilmu atau keilmuan telah memiliki posisi yang tetap untuk dinobatkan sebagai disiplin ilmu tertentu. melalui makalah ini kami berusaha untuk menjawabnya.

II. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan

dipecahkan melaui telaahan dan kajian-kajian dari hasil penelitian atau teori-teori yang sudah dibangun oleh para ilmuan/peneliti sebelumnya, adalah :1. Apakah Akuntansi Suatu ilmu ?2. Jika akuntansi suatu ilmu, apakah masuk sebagai ilmu alam ataukah

sebagai ilmu sosial ?

Page 3: Akuntansi Apakah Sebuah Ilmu

BAB IIPEMBAHASAN

I. LANDASAN TEORI .Pengetahuan Akuntansi dapat dilihat dari beberapa definisi akuntansi

sebagai berikut : Akuntansi menurut Accounting Principle Board (APB) dalam Statement No. 4 disebutkan: Akuntansi adalah sebuah kegiatan jasa (service activity) fungsinya adalah untuk memberikan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat finansial, tentang entitas-entitas ekonomi yang dianggap berguna dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi, dalam penentuan pilihan-pilihan logis di antara tindakan-tindakan alternatif. sedangkan American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Accounting Terminology  Bulletin No. 1, tahun 1953 menyatakan: Akuntansi adalah seni pencatatan, pengelompokkan dan pengikhtisaran dengan cara yang berarti, atas semua transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan, serta penafsiran hasil-hasilnya. sementara beberapa pakar menyebutkan defenisi Akuntansi sebagai berikut : Paul Grady dalam ARS No. 7, AICPA, 1965, mendefenisikan: Akuntansi merupakan suatu body of knowledge serta fungsi organisasi yang secara sistematik, orisinal dan autentik, mencatat, mengklasiflkasikan, memproses, mengikhtisarkan, menganalisis, menginterpretasikan seluruh transaksi dan kejadian serta karakter keuangan yang terjadi dalam operasi entitas akuntansi dalam rangka menyediakan informasi yang berarti yang dibutuhkan manajemen sebagai laporan dan pertanggungjawaban atas kepercayaan yang diterimanya. Kieso and Weygandt, menyatakan: Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat dan mengomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan.

Berdasarkan definisi Akuntansi diatas terdapat beberapa hal yang tersirat sebagai berikut :1. Akuntansi sebagai alat untuk penyedia informasi2. Akuntansi sebagai seni untuk mencatat, mengelompokan, nencatat,

mengelompokkan dan mengikhtisarkan, sampai pada seni menafsirkan hasil dari transaksi keuangan.

3. Akuntansi sebagai body of knowledge atau seperangkat pengetahuan yang dihasilkan dari suatu proses pemikiran yang menghasilkan konsep, prinsip, standar, prosedur, teknik dalam rangka menyediakan informasi yang berarti, sebagai pertanggungjawaban manajemen.

4. Akuntansi sebagai sebuah sistem yang mengolah input berupa kejadian-kejadian ekonomi atau transaksi-transaksi bisnis dari satu kesatuan usaha, sedemikian rupa melalui pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, pengikhtisaran, dan pengkomunikasian hasilnya (output) berupa informasi kepada pihak internal dan eksternal.

Jadi dapat disimpulkan Akuntansi adalah Seperangkat pengetahuan (body of knoweldge)

Page 4: Akuntansi Apakah Sebuah Ilmu

Sedangkan Sains(science) diambil dari kata latin scientia yang arti harifahnya adalah pengetahuan. Sund dan Trowbribge merumuskan sains sebagai kumpulan pengetahuan dan proses sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu dan Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan “Real science is both product and process, Inseparably joint” (Agus S.2003:11) berdasarkan beberapa definis diatas  Sains dapat diartika sebagai pengetahuan untuk menjelaskan dan meramalkan gejala alam dan sosial seperti apa adanya dengan metoda ilmiah, mengajukan dan menetapkan kebenaran penjelasan atau pernyataan tentang suatu masalah. tujuan dari sains untuk menghasilkan model yang dapat berguna tentang realitas. pada umumnya penyelidikan ilmiah menggunakan beberapa bentuk metode ilmiah. secara umum metode yang dipakai, yaitu: Observasi, Hipotesis, Prediksi, Penelitian dan Kesimpulan.

Karena sains merupakan pengetahuan untuk menjelaskan dan meramalkan gejala alam dan sosial, maka dikenal 2 (dua) jenis sains yakni SAINS ALAM (Ilmu Pengetahuan Alam) dan SAINS SOSIAL (Ilmu Pengetahuan Sosial). menurut Wikipedia Bahasa Indonesia; Sains alam atau ilmu pengetahuan alam (natural science) merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dan di mana pun. sedangkan Ilmu sosial (social science) atau ilmu pengetahuan sosial (social studies) adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Ilmu ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan penggunaan metode ilmiah dalam mempelajari manusia, termasuk metoda kuantitatif, dan kualitatif. Istilah ini juga termasuk menggambarkan penelitian dengan cakupan yang luas dalam berbagai lapangan meliputi perilaku, dan interaksi manusia pada masa kini, dan masa lalu.

II. KAJIAN HASIL PENELITIAN Apakah Akuntansi sebagai sains alam atau sains sosial ? Akuntansi

termasuk dalam kategori ilmu pengetahuan sosial, yaitu sebagai ilmu yang tumbuh dan berkembang dalam suatu lingkungan organisasi sosial yang bersifat terbuka. ini sesuai dengan definisi akuntansi menurut Mautz (1963) “Akuntansi berurusan dengan perusahan, yang merupakan kelompok sosial; akuntansi berkaitan dengan transaksi dan peristiwa ekonomik lain yang memiliki konsekuensi sosial dan mempengaruhi hubungan sosial; akuntansi menghasilkan pengetahuan yang berguna dan bermakna bagi manusia yang terlibat dalam aktivitas yang memiliki implikasi sosial; akuntansi terutama bersifat mental. atas dasar pedoman yang tersedia tersebut, akuntansi adalah sebuah sanis sosial”

Akuntansi berada dalam lingkaran (domain) interaksi kehidupan antara manusia atau kelompok manusia dalam kehidupan sehari-hari. oleh karena itu, ilmu akuntansi juga berkembang sejalan dengan perkembangan budaya manusia. interaksi diantara manusia atau kelompok manusia tercipta karena : (1) mekanisme tukar menukar kepentingan,(2) Kebutuhan adanya aturan main,(3) sikap dan perilaku individu ataupun kelompok, (4) sistem nilai sekelompok masyarakat dan (5) anomali perikehidupan sosial. kelima hal

Page 5: Akuntansi Apakah Sebuah Ilmu

tersebut membentuk berbagai ilmu pengetahuan diantaranya disiplin ekonomi, hukum, psychologi, sosial, filsafat, sastra dan kebudayaan. disiplin ilmu sosial tentu berbeda dengan disiplin lainnya, seperti disiplin ilmu matematika, fisika, teknologi, biologi dan kedokteran. disiplin tersebut menjelaskan gejala alam yang mempengaruhi kehidupan manusia serta bagaimana manusia berinteraksi dengan alam yang meliputinya. nilai (value) dari disiplin tersebut terbentuk dari seperangkat teori yang memang nyata-nyata dibentuk secara alami oleh alam semesta. hal ini justru berbeda dengan ilmu sosial yang terbentuk oleh interkasi antar manusia atau kelompok manusia yang justru tidak mengandung unsur kepastian tetapi hanya suatu keajegan. dengan demikian nilai (value) yang terkandung dalam disiplin ilmu-ilmu sosial adalah keajegan yang terbentuk dengan interaksi antar manusia atau kelompok manusia.

Berkembangnya praktek akuntansi tidak terlepas dari terus meningkatnya pemahaman atas ilmu akuntansi itu sendiri. Ghozali (2004) membagi pergeseran akuntansi kedalam 3 (tiga) dekade yaitu perkembangan teori akuntansi normatif, teori akuntansi positif serta pendekatan sosiology akuntansi. terjadinya perkembangan ini berkaitan erat dengan fenomena-fenomen sosial yang terjadi di masyarakat. pada awalnya akuntansi dianggap sebuah seni dan alat pencatatan suatu transaksi keuangan sehingga dikatakan sekedar alat pelaporan keuangan. munculnya riset gap antar toeri akuntansi yang diajarkan diberbagai perguruan tinggi dan secara empiris berbeda dengan apa yang seharusnya terjadi menurut perusahan, maka munculah pergeseran perkembangan akuntansi dari pendekatan teori akuntansi normative ke teori akuntansi positive. dapat dikatakan paham positif sampai sekarang ini masih mendominasi penelitian akuntansi. paham ini menyatakan akuntansi bebas nilai (free value) ini kemudian dikritik sehingga akuntansi bermetamorfosa dengan menggunakan pendekatan sosiology yang sarat dengan nilai.

Akuntansi sebagai Ilmu sosial dengan multiparadigmaIsitlah paradigma pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Kuhn

dalam bukunya The Structure of Scientific Revolution (1962). Ia, menyatakan paradigma merupakan terminologi kunci dalam perkembangan ilmu pengetahuan, walaupun dalam bukunya tersebut banyak mengundang kritik tentang perbedaan dan ketidak konsistenan pemakaian istilah paradigma, Khun memperbaiki dalam buku edisi kedua. Tujuan utama Kuhn adalah untuk menantang asumsi yang berlaku umum dikalangan ilmuwan mengenai perkembangan ilmu pengetahuan. kalangan ilmuwan umumnya berpendirian bahwa perkembangan atau kemajuan ilmu pengetahuan terjadi secara kumulatif. inti tesis Khun adalah perkembangan ilmu pengetahuan bukanlah terjadi secara kumulatif tetapi terjadi secara revolusi.

Akuntansi sebagai suatu multiparadigmatic science berasal dari buku teori yang ditulis oleh Ahmad Belkaoui (1992), sebuah buku yang jika diukur menggunakan ukuran perkembangan pemikiran alternatif dalam akuntansi. dengan adanya perbedaan cara pandang terhadap ilmu akuntansi sebagai ilmu yang bebas nilai atau sarat dengan nilai, maka munculah pandangan yang berbeda-beda terhadap hakekat ilmu itu sendiri yang sering disebut dengan paradigma. Triyuwono (2013) menyatakan bahwa banyaknya pemahaman

Page 6: Akuntansi Apakah Sebuah Ilmu

tersebut dikenal dengan istilah paradigma, yaitu sudut pandang seseorang atas suatu obyek.

Michael C. Jensen (1983) seorang ilmuwan terkenal dari Harvard Business School dalam tulisannya yang menarik di jurnal The Accounting Review, Volume LVIII, issue ke 2, thun 1983 dengan judul Organization Theory and Methodology berkeyakinan bahwa akuntansi merupakan bagian integral dari suatu organisasi, maka dengan perkembangan yang begitu pesat dalam teori akuntansi, sangat tidak tepat jika para akuntan membiarkan begitu saja hiruk perkembangan teori organisasi tersebut. menurut argumennya “Accounting is an integral part of the structure of every organization, and a fundamental understanding of why accounting parctices evolve as they do anh how to improve them requires a deeper understanding about organizations than now exists in the social sciences” (Jensen,1983). disamping itu Covaleski dan Aiken (1986) mereka berargumen bahwa memasukan teori akuntansi sebagai teori dasar dalam riset-riset akuntansi akan meningkatkan relevansi temuan-temuan riset akuntansi mengingat tempat dimana akuntansi dipraktekan, misalnya dalam bentuk sistem akuntansi atau control, adalah didalam organisasi. mereka juga menambahkan bahwa kajian organisasi adalah wilayah sosiologi juga sehingga mampu mengkaitkan aspek akuntansi dari level mikro, meso dan makro sekaligus, walaupun teori –teori sosiologi terkesan sedikit lebih jauh berhubungan dengan akuntansi dibandingkan dengan pengetahuan yang berada dalam domain kajian organisasi terapan (applied organization studies).

Berdasarkan beberapa pernyataan diatas, kita dapat memperoleh gambaran bahwa pertama; domain dimana akuntansi dipraktekan adalah organisasi, kedua; konstelasi kajian atas organisasi berada dalam wilayah ilmu-ilmu sosial maka maka kajian akuntansi yang bersifat monopradigmatic atau single perspective sulit untuk dapat diterima secara ilmiah. ketiga; pandangan bahwa kajian atas masalah – masalah akuntansi hanya dapat diselesaikan menggunakan ilmu ekonomi adalah “sempit” karena banyak masalah-masalah dalam organisasi yang tidak hanya diselesaikan dengan ilmu ekonomi tetapi dapat memanfaatkan ilmu psikologi dan sosiologi. kondisi seperti ini bukan sesuati yang luar biasa, dan hanya terjadi diwilayah keilmuan akuntansi, melainkan kondisi yang sangat lazim dalam perkembangan dunia keilmuan secara umum, yaitu saat induk dari suatu disiplin ilmu mengalami perubahan maka cabang-cabang disiplin tersebut atau teknologi yang mendasarkan pada disiplin tersebut akan turut mengalami perubahan. gagasan akuntansi sebagai multiparadigmatic science bukanlah gagasan baru bahkan mungkin bukan gagasan yang saat ini terbatas berada diranah sosiologi saja. bila dilihat pada artikel Anthony Hopwood yang muncul The Accounting Review Volume 85 Issue No.2 dengan judul Whither Accounting Research ? (Hopwood,2007), gagasan tersebut telah berkembang di Accounting Departement di Chicago University diakhir tahun 1960an. dimana karya-karya sederet nama akuntan terkemuka yang masih berstatus sebagai mahasiswa saat itu seperti Joel Demski, Philip Brown, Ray Ball, Ross Watts dan lainnya dimana upaya-upaya interdisiplinary studies telah dirasakan. fakta historis ini ingin mempertegas akuntansi adalah multipleparadigm science dan bukan single paradigm science.

Page 7: Akuntansi Apakah Sebuah Ilmu

Akuntansi Keperilakuan sebagai Interdisiplin pertama untuk Akuntansi.Upaya untuk melihat akuntansi melalui cara pandang psikologi

terutama sosial dan organisasi dibuktikan dengan munculnya penelitian akuntansi interdisipliner. salah satunya adalah akuntansi keperilakuan, yang bertujuan untuk meningkatkan praktik akuntansi yang “lebih baik” terutama dalam organisasi atau perusahan berskala besar. akuntansi keperilakuan juga mengajarkan setiap anggota organisasi tentang aspek-aspek non-teknis “kehidupan nyata” organisasi untuk pengembangan karir (Argyris, 1952)

Untuk menghasilkan informasi akuntansi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal organisasi, dibutuhkan motivasi dan perilaku dari pelaksana sistem informasi. muncul dan berkembangnya akuntansi keperilakuan lebih disebabkan karena akuntansi secara simultan dihadapkan dengan ilmu-ilmu sosial secara menyeluruh. Akuntansi keperilakuan menggunakan metodelogi ilmu pengetahuan perilaku untuk melengkapi gambaran informasi dengan mengukur dan melaporkan faktor manusia yang mempengaruhi keputusan bisnis dan hasil mereka. Akuntansi keperilakuan menyediakan suatu kerangka yang disusun berdasarkan teknik berikut ini:1. Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-

orang dan kinerja perusahaan2. Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat yang relevan

terhadap perencanaan strategis

Prespektif sosiology dalam akuntansiBurell & Morgan (1979) dapat dikatakan sebagai peletak dasar

kategorisasi secara sistematik atas prespektif sosiologis dalam pengkajian atas masalah-masalah organisasi termasuk akuntansi. kontribusi karya Burell & Morgan (1979) tidak hanya dalam bentuk cara yang mudah bagi para peneliti untuk melakukan pemetaan atas dasar prespektif sosiologis atau paradigma atas berbagai teori atau hasil penelitian keorganisasian (termasuk akuntansi) yang telah dilakukan, namum sekaligus memberikan pencerahan berupa ruang potensi penelitian ilmiah yang terbuka luas.

Roslender (1992) meneruskan apa yang dirintis oleh Burell & Morgan (1979) dengan menulis buku khusus membahas akuntansi modern dilihat dari sudut pandang sosiologi. meskipun berbeda dalam melakukan kategorisasi prespektif sosiologisnya namun bisa dikatakan kedua taksonomi tersebut juga serupa dalam hal-hal yang sama yakni menggunakan pendekatan bipolar continuum untuk dua hal yang ingin dijadikan dasar pengkategorian. Model Quadran Burell & Morgan (1979) dibangun diatas dua dimensi independen yang diletakan berdasarkan asumsi atas krakter hakikat dari ilmu pengetahuan sosial dan masyarakat. selanjutnya dimensi ilmu pengetahuan sosial tersebut dibagi kedalam empat elemen yang saling berhubungan satu sama lainnya yakni ontologi, epistemologi, hakikat dan krakter dasar manusia dan methodology. Pada tahun 1985 Hopper dan Powell mencoba mengembangkan pengklasifikasian prespektif sosiologis untuk mempelajari masalah organisasi. mereka mengenal tiga prespektif yakin positif, interpretif dan kritis.

Page 8: Akuntansi Apakah Sebuah Ilmu

Berdasarkan argumen-argumen yang disampaikan oleh para pakar akuntansi diatas dapat dikatakan mereka tidak berkeberatan atas saran yang disampaikan Jensen (1983), karena tempat dimana akuntansi diterapkan adalah organisasi sehingga pengabaian yang dilakukan oleh disiplin akuntansi atas relevensi toeri akuntansi dan perkembangannya merupakan sesuatu yang merugikan disiplin akuntansi sendiri.

Dalam akuntansi (Chua,1986) membaginya dalam tiga paradigma yaitu paradigma positif, interpretif dan kritis. dan saat ini dalam akuntansi telah berkembang pula apa yang dinamakan paradigma postmodern. paradigma yang dibangun oleh Chua (1986) merupakan ilmu pengetahuan yang berbasis multiparadigma. paradigma-paradigma diatas dapat diterapkan secara holistik tanpa memilah-milah mana yang terbaik diantara paradigma tersebut. ini berarti untuk dapat memahami realitas praktik akuntansi, kita dapat memandang dari berbagai sudut pandang (multiparadigma). dengan adanya ilmu pengetahuan yang berbasis multiparadigma maka segala masalah yang terdapat dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pengembangan praktek akuntansi dapat diselesaikan dengan berbagai pandangan, tidak hanya cukup dengan satu pandangan. suatu permasalahan dalam ilmu pengetahuan yang hanya diselesaikan dengan satu pandangan mungkin dianggap benar dalam pandangan tersebut, akan tetapi mungkin menurut pandangan orang lain permasalahan tersebut belum bisa dipecahkan. pentingnya pondasi utama dalam berpikir multiparadigma yaitu meyakini adanya kebenaran relatif. dengan pengembangan praktik akuntansi berbasis multiparadigma, maka paradigma-paradigma yang ada tidak akan saling menjegal atau menyatakan sayalah paradigma yang paling cocok dengan meniadakan paradigma yang lain. akan lebih bagus lagi semua paradigma saling berinteraksi atau bersinergi sehingga menghasilkan suatu kekuatan. Triyowono (2006) menyatakan sebagai oposisi biner.

Dalam makalah ini penulis mencoba memberikan gambaran atas paradigma-paradigma dalam akuntansi berdasarkan temuan (Chua,1986), dan jua paradigma postmodern namun tidak menjadi suatu bahan pembanding antara paradigma yang satu dengan lainnya.a. Paradigma positif

Paradigma Positif atau juga disebut sebagai paradigma fungsionalis (mainstream) bertujuan untuk menjelaskan dan memprediksi suatu kejadian.  Oleh karena itu paradigma ini bertumpu pada hubungan mekanistis (sebab/akibat) yang sangat kental.  Keilmiahan dimahkotai dengan obyektivitas.  Sifat manusia adalah deterministik (berbeda dengan paradigma kritis/interpretif yang cenderung voluntaristik). penelitian dalam paradigma ini selalu mencoba melakukan pengukuran-pengukuran yang akurat melalui suatu instrumen yang dinamakan questionaire terhadap realitas sosial yang ditelitinya. melihat realitas sebagai materi yang dapat diukur dan diinterpretasikan secara rasional, atau satu-satunya untuk membangun ilmu memakai Metode Ilmiah (Triyuwono 2000). bentuk metodologi yang sesuai dan banyak dipakai pada paradigma ini adalah metode kuantitatif dengan teknik statistiknya dan telah mendominasi sejak abad ke-18 sampai saat ini (Muhadjir 2000:11) yang berakar pada ilmu-ilmu alam (Hardiman 2003:57; Burell & Morgan 1979).

Page 9: Akuntansi Apakah Sebuah Ilmu

b. Paradigma interpretifParadigma Interpretivisme adalah cara pandang yang bertumpu

pada tujuan untuk memahami dan menjelaskan dunia sosial dari kacamata aktor yang terlibat di dalamnya.  Oleh karena itu keilmiahannya, sebagaimana yang dijelakan oleh Burrell dan Morgan (1979), terletak pada ontologi sifat manusia yang voluntaristik.  Subyektivitas justru memainkan peranan penting dibandingkan obyektivitas (sebagaimana yang ditemui pada paradigma fungsionalis/positivistik). riset akuntansi dengan menggunakan paradigma ini bertujuan memahami fenomena akuntansi/ praktik akuntansi dari sudut pandang pelaku (akuntan/auditor, dll).  Metode yang dipayungi paradigma ini cukup beragam: mulai dari fenomenologi, etnometodologi, etnografi, dan  hermeneutika. dijelaskan Muhadjir (2000:14) pendekata seperti ini merupakan penegasan mengenai pembangunan ilmu pengetahuan yang tidak hanya terjebak pada konteks empirisme saja, tetapi mengakomodasi kepentingan rasionalisme ilmu yang valid.

c. Paradigma kritisParadigma Kritis, berlawanan dengan positivism, dalam melihat

realitas. dalam paradigma positif, Fakih (2002) yang menatsir pemikiran Jurgen Habermas, bahwa realitas tertinggi bukan kenyataan lahir yang dapat dilihat indera, tetapi justru pada ruh atau gagasan, ilmu sosial lebih dipahami sebagai proses katalisasi untuk membebaskan manusia dari segenap ketidakadilan, tidak boleh dan tidak mungkin bersifat netral. paradigma kritis disisi lain memperjuangkan pendekatan yang bersifat holistik, serta menghindari cara berpikir deterministik dan reduksionistik. oleh sebab itu, mereka selalu melihat realitas sosial dalam prespektif kesejarahan. paradigma Kritis bertujuan untuk membebaskan/mengemansipasi dan merubah.  Paradigma ini bertumpu pada cara pandang bahwa masyarakat sedang dalam kondisi teralienasi.  Mereka hidup dalam suatu opresi ideologi yang dalam rangka pembebasannya diperlukan suatu pergerakan kesadaran.  Burrell dan Morgan (1979) membagi paradigma ini dalam Radikal Humanis dan Radikal Strukturalis. Radikal Humanis memandang perubahan dilakukan lewat consciousness/kesadaran, sedangkan Radical Structuralism memandang bahwa perubahan bisa dilakukan lewat perubahan structure atau sistem. riset akuntansi kritis menggunakan teori kritis untuk menurunkan metode riset.  Teori Kritis Barat yang dijadikan acuan umumnya berasal dari Frankfurt School: Horkheimer, Habermas, Althusser dan lain lain.  Teori Kritis Indonesia juga dapat digunakan, seperti: Marhaenisme, 4 pilar Tjokroaminoto, dan lain lain.

d. Paradigma postmodernParadigma postmodernis bertujuan melakukan dekonstruksi yaitu

memasukkan pemikiran/ide/konsep yang biasanya terpinggirkan ke dalam diskursus utama (logosentris) untuk menafikkan kebenaran tunggal.  menurut Rosenau (1992:15) terdapat dua aliran postmodernisme yaitu aliran skeptis dan aliran afirmatif.  Aliran skeptis dicirikan atas pesimistik, negatif, gloomy assesment, melihat abad postmodern telah terfragmentasi, terjadi disintegrasi, malaise, tak memiliki makna, hilangnya parameter, moral dan masyarakat chaos se biasanya menolak semua kebenaran karena kebenaran “dibentuk” dan secara mudah dapat digagalkan keabsahannya.  Sedangkan aliran afirmatif masih memiliki pandangan yang lebih konstruktif.  Kajian

Page 10: Akuntansi Apakah Sebuah Ilmu

akademis biasanya masuk aliran postmodernisme afirmatif. riset akuntansi postmodernis bisa berkutat pada pencitraan  akuntansi, misalnya pencitraan atas laba, dll.  Metode yang digunakan juga bervariasi yang mana hal ini sebetulnya tidak sepenuhnya membenarkan anything goes- yang tanpa batas.  Penggunaan teori dari Derrida (walau sebenarnya masuk pada ranah poststrukturalis), Foucault, Lyotard merupakan teori yang dalam riset akuntansi diturunkan menjadi metode penelitian.

Page 11: Akuntansi Apakah Sebuah Ilmu

BAB IIIPENUTUP

KESIMPULAN

Akuntansi dikategorikan sebagai Ilmu pengetahuan sosial, karena akuntansi tumbuh dan berkembang dalam suatu lingkungan organisasi sosial yang bersifat terbuka. karena akuntansi berinteraksi antar manusia atau kelompok manusia dalam kehidupan sehari-hari maka akuntansi juga berkembang sejalan dengan perkembangan budaya manusia. berkembangnya praktek akuntansi tidak terlepas dari terus meningkatnya pemahaman atas ilmu akuntansi itu sendiri. teori akuntansi positif yang masih mendominasi penelitian akuntansi mendapat kritik tajam karena menurut teori ini akuntansi dikatakan bebas nilai (value free). akuntansi tidak dapat dikatakan sebagai bebas nilai karena akuntansi tumbuh dan berkembang dalam organisasi dimana organisasi tersebut berada dalam masyarakat yang penuh dengan ketidakpastian. atas kritikan ini munculah pendekatan sosiologi yang syarat dengan nilai.

Ilmu pengetahuan yang terus berkembang, ternyata terus berpengaruh terhadap akuntansi dalam ilmu sosial dengan munculnya berbagai cara pandang tentang akuntansi yang dikenal dengan paradigma. prespektif interdisiplin dalam akuntansi dapat dilihat dengan munculnya Akuntansi keperilakukan yang bertujuan untuk meningkatkan praktik akuntansi yang “lebih baik” dan mengajarkan anggota organisasi tentang aspek-aspek non teknis “kehidupan nyata” organisasi untuk pengembangan karir mereka. disamping itu Sosiology sebagai salah satu interdisipliner akuntansi pun mengalami perkembangan dengan munculnya berbagai pandangan seperti pandangan fungsionalis, pandangan interpretif, critical theory (pandangan humansi radikal dan pandangan strukturalis radikal) serta postmodernism.

Page 12: Akuntansi Apakah Sebuah Ilmu

DAFTAR PUSTAKA

Roslender-Dillard,(2003) “ Reflections on the Interdiscilinary prespectives on accounting project” Critical Perspectives on Accounting (2003) 14, 325–351

Djamhuri Ali, (2011)”Ilmu pengetahuan sosial dan berbagai paradigma dalam kajian akuntansi”. Jurnal Akuntansi Multiparadigma,28-23.

Hery.2009.”Teori Akuntansi”,Jakarta: Kecana Perenada Media Group

Belkaoui, Riahi Ahmed.2000”Teori Akuntansi Buku1”,Jakarta: Salemba Empat.

Page 13: Akuntansi Apakah Sebuah Ilmu

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan. makalah ini akan membahas “Apakah Akuntansi sebagai Sains alam atau sains sosial ?”

Makalah ini dibuat untuk memperdalam pemahaman kita tentang posisi akuntansi dalam kehidupan sehari-hari, karena pengetahuan kita hanya sebatas akuntansi sebagai “praktek keuangan”tanpa kita sadari bahwa akuntansi ternyata sebagai ilmu pengetahuan sosial yang syarat dengan nilai (value) karena akuntansi berada didalam lingkungan sosial (masyarakat) dan mempengaruhi kehidupan manusia.

Pada Kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr.Ari Kamayanti yang telah memberi kami kesempatan untuk menyusun makalah ini sehingga kami dapat memahami akuntansi bukan hanya dari satu sudut pandang saja tetapi akuntansi merupakan ilmu pengetahuan sosial yang dapat dilihat dengan multiparadigma science.

Kami sadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu kritik, saran dan masukan yang bersifat membangun sangat diperlukan untuk menambah wawasan kita kedepan.

Malang September 2015.

Penulis.

Page 14: Akuntansi Apakah Sebuah Ilmu

MAKALAH “AKUNTANSI SEBAGAI SAINS ALAM ATAU SAINS SOSIAL”

Dosen :Dr. Ari Kamayanti,SE.,MM.,MSA.,Ak

OLEH :RONAL SEMUEL BLEGUR

NIM.156020304111010IWAN FITRAH

NIM.156020304111013DEDY SURYANTO

NIM.

MAGISTER SAINS AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA

Page 15: Akuntansi Apakah Sebuah Ilmu

UNIVERSITAS BRAWIJAYA2015.

DAFTAR ISI

Kata pengantar iDaftar isi iiBab I Pendahuluan 1

I. Latar Belakang 1II. Rumusan Masalah 2

Bab II Pembahasan 3I. Landasan teori 3II. Kajian hasil penelitian 4

Bab III Penutup 11Kesimpulan 11

Daftar pustaka iii