akuntansi

13
1 | SMK Negeri 1 Bojonegoro BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini banyak masyarakat yang mengeluh karena harga barang- barang yanng melonjak naik, khususnya kebutuhan sehari-hari. Hal itu membuat semakin parah keadaan masyarakat yang sudah merasa pusing dengan pengangguran di negeri ini dan masyarakat harus menanggumg penderitaan dengan naiknya harga kebutuhan barang pokok. Harga barang yang naik tidak hanya daging, melainkan juga lauk- pauk yang merupakan makanan rakyat Indonesia yaitu tempe dan tahu. Hal ini dikarenakan harga kedelai yang terus naik. Saat ini diberbagai daerah mengalami kekeringan, sehingga banyak petani yang gagal memanen kedelai yang disebabkan oleh irigasi yang tidak memadai. Sawah-sawah mengalami kekeringan padahal untuk memperoleh hasil panen kedelai yang baik harus diimbangi dengan pengairan yang baik pula. Keadaan itu membuat masalah baru kepada produsen tempe. Pedagang tidak memiliki pilihan lain untuk mempertahankan usahanya kecuali menaikkan harga penjualan tempe atau mengurangi ukuran tempenya. Padahal sebagian masyarakat Indonesia mendapat asupan protein dari tahu dan tempe. Jika harga tahu dan tempe naik maka makanan itu akan ditinggalkan masyarakat. Masyarakat akan memilih lauk-pauk yang lebih murah atau makanan dengan harga yang sama namun kuantitasnya lebih banyak. Sehingga kebutuhan akan protein mereka kurang tercukupi. Setelah kami mengetahui kenyataan yang ada di masyarakat bahwa mereka membutuhkan bahan makanan alternatif yang dapat memenuhi kebutuhan mereka dengan harga yang relatif murah namun bergizi. Kami mencoba menemukan bahan tersebut dari lingkungan sekitar. Dan kami memutuskan untuk menggunakan biji labu kuning untuk mengganti

Upload: retno-ayu-wulandari-ari

Post on 31-Oct-2014

48 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

bagian isi

TRANSCRIPT

1 | SMK Negeri 1 Bojonegoro

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini banyak masyarakat yang mengeluh karena harga barang-

barang yanng melonjak naik, khususnya kebutuhan sehari-hari. Hal itu

membuat semakin parah keadaan masyarakat yang sudah merasa pusing

dengan pengangguran di negeri ini dan masyarakat harus menanggumg

penderitaan dengan naiknya harga kebutuhan barang pokok.

Harga barang yang naik tidak hanya daging, melainkan juga lauk-

pauk yang merupakan makanan rakyat Indonesia yaitu tempe dan tahu.

Hal ini dikarenakan harga kedelai yang terus naik. Saat ini diberbagai

daerah mengalami kekeringan, sehingga banyak petani yang gagal

memanen kedelai yang disebabkan oleh irigasi yang tidak memadai.

Sawah-sawah mengalami kekeringan padahal untuk memperoleh hasil

panen kedelai yang baik harus diimbangi dengan pengairan yang baik

pula.

Keadaan itu membuat masalah baru kepada produsen tempe.

Pedagang tidak memiliki pilihan lain untuk mempertahankan usahanya

kecuali menaikkan harga penjualan tempe atau mengurangi ukuran

tempenya. Padahal sebagian masyarakat Indonesia mendapat asupan

protein dari tahu dan tempe. Jika harga tahu dan tempe naik maka

makanan itu akan ditinggalkan masyarakat. Masyarakat akan memilih

lauk-pauk yang lebih murah atau makanan dengan harga yang sama

namun kuantitasnya lebih banyak. Sehingga kebutuhan akan protein

mereka kurang tercukupi.

Setelah kami mengetahui kenyataan yang ada di masyarakat bahwa

mereka membutuhkan bahan makanan alternatif yang dapat memenuhi

kebutuhan mereka dengan harga yang relatif murah namun bergizi. Kami

mencoba menemukan bahan tersebut dari lingkungan sekitar. Dan kami

memutuskan untuk menggunakan biji labu kuning untuk mengganti

2 | SMK Negeri 1 Bojonegoro

kedelai. Daerah tempat tinggal kami merupakan daerah yang dekat dengan

Bengawan Solo. Masyarakat disini biasa menggunakan lahan yang dekat

dengan Bengawan (giran) itu sebagai lahan pertanian untuk menanam labu

kuning. Kami sering melihat labu kuning dimanfaatkan sebagai sayur,

kue, dan sirup dengan menggunakan daging buahnya. Sedangkan bagian

bijinya sering dibuang karena dianggap tidak memiliki manfaat. Jadi biji

labu kuning dianggap sampah rumah tangga (sampah domestik).

Melihat peluang pada limbah biji labu kuning untuk dimanfaatkan

sebagai bahan baku pembuatan tempe. Biji labu kuning memiliki tekstur

yang menyerupai biji kedelai dan biji labu kuning juga memilki banyak

kandungan nutrisi. Dengan memanfaatkan biji labu kuning untuk bahan

baku pembuatan tempe maka secara tidak langsung kami melakukan

Green Action yaitu berupa pemanfaatan sampah yang sudah terbentuk.

Selain itu jika tempe biji labu kuning dikembanngkan di Bojonegoro akan

menjadi sebuah peluang besar bagi dunia usaha di Bojonegoro yaitu

dengan mengolah tempe dari biji labu kuning menjadi tempe yang

dimodifikasi menjadi kripik tempe. Kripik tempe tersebut dapat dijadikan

sebagai oleh-oleh khas dari daerah Bojonegoro dan dapat menjadi ikon

baru kota Bojonegoro selain sebagai kota ledre. Sehingga kita dapat

mengembangkan potensi pariwisata sebagai upaya pencapaian

pembangunan ekonomi daerah karena dapat dijadikan sebuah peluang

usaha yang dapat dikembangkan oleh masyarakat Bojonegoro dan dapat

membangun perekonomian daerah Bojonegoro.

Jadi kami mengangkat judul “Pemanfaatan Limbah Biji Labu

Kuning Sebagai Bahan Baku Pembuatan Tempe dalam Upaya Pencapaian

Pembangunan Ekonomi Daerah” sebab kami berharap penelitian ini dapat

dipraktekkan oleh masyarakat dan membangun perekonomian daerah

dengan mengembangkan usaha ini.

3 | SMK Negeri 1 Bojonegoro

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara mengurangi sampah biji labu kuning yang ada di

lingkungan ?

2. Bagaimana memanfaatkan limbah biji labu kuning sebagai upaya

pengembangan potensi pariwisata ?

3. Bagaimana memanfaatkan limbah biji labu kuning sebagai upaya

pencapaian pembangunan ekonomi daerah?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengurangi sampah biji labu kuning yang ada di lingkungan.

2. Untuk mengetahui cara memanfaatkan limbah biji labu kuning sebagai

upaya pengembangan potensi pariwisata.

3. Untuk mengetahui upaya pencapaian pembangunan ekonomi daerah

dengan memanfaatkan limbah biji labu kuning.

D. Manfaat Penelitian

1. Dapat mengurangi sampah yang terbentuk dengan memanfaatkan

sampah rumah tangga (domestik) sebagai barang yang berguna bagi

kehidupan.

2. Dapat memberi informasi kepada masyarakat bagaimana cara

memanfaatkan limbah biji labu kuning sebagai upaya pengembangan

potensi pariwisata.

3. Dapat memberi informasi kepada masyarakat bagaimana cara

memanfaatkan limbah biji labu kuning sebagai upaya pencapaian

pembangunan ekonomi daerah.

4 | SMK Negeri 1 Bojonegoro

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Mengenal Tanaman Labu Kuning

Waluh merupakan jenis tanaman sayuran. Selain enak dibuat aneka

makanan, labu kuning juga sarat gizi. Buah ini banyak mengandung

vitamin C, vitamin A, juga serat. Tak cuma kolak, labu kuning bisa diolah

menjadi aneka macam makanan, baik yang bercita rasa gurih atau manis.

(http://tipspetani.blogspot.com)

Keistimewaan lain dari tanaman waluh adalah dapat ditanam di lahan-

lahan yang kering atau tegalan yang masih tersedia luas di negara kita. Di

daerah pedesaan, umumnya waluh ditanam secara tumpangsari dengan

tanaman palawija atau padi yang dapat mendatangkan nilai tambah

tersendiri, bahkan dapat menjadi cadangan pangan di waktu paceklik

(Sudarto 2000 : 11).

Waluh (Cucurbita moschata, ex. Poir) termasuk jenis tanaman

menjalar dari famili Cucurbitaceae. Waluh dikenal pula dengan nama labu

Kuning karena daging buahnya berwarna kuning, Pumkin (Inggris), Labu

Parang (Jawa Barat), Labu Merah dan Labu Manis (Sudarto 2000 : 11).

B. Biji waluh

Biji waluh terletak di tengah-tengah daging buah, yakni pada bagian

yang kosong (rongga) yang diselimuti oleh lendir dan serat. Bentuk biji

pipih dan kedua ujungnya meruncing. Bagian yang lembaga berbentuk

lebih runcing yang akan menjadi tempat munculnya. Berat tiap 1000 biji

untuk jenis bokor dan kelenting rata-rata 180 gram.

Biji waluh mengandung lemak yang tinggi sehingga sering dijadikan

kuwaci atau digoreng begitu saja untuk makanan kecil. Biji waluh juga

mengandung bahan pencahar laksatif dan antelmintik yang dapat

digunakan untuk cacing (Sudarto 2000 : 14).

5 | SMK Negeri 1 Bojonegoro

Kwaci biji labu kuning memiliki khasiat untuk mengurangi gejala

inflamasi. Biji labu kuning juga meiliki kandungan Pitosterol, Pitosterol

adalah senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang strukturnya mirip

kolesterol, merupakan kolesterol baik dapat meningkatkan sistem imun

dan menurunkan resiko terkena kanker tertentu. Sebuah penelitian

menunjukan bahwa biji labu adalah makanan yang mampu meningkatkan

libido yang lebih efisien, biji labu juga mengandung Myosin yang penting

bagi kontraksi otot seksual wanita. sementara bagi pria, kandungan Zinc

pada biji labu adalah nutrisi utama untuk memproduksi sperma dan

meningkatkan jumlah sperma dan motitilat sperma tak ketinggalan juga

bermanfaat untuk mengurangi resiko kanker prostat. Selain itu, biji labu

juga mengansung citamin B, E, C, D, K serta Klasium, Kalium niasin dan

fosfor. (http://ferizkurniawan.com)

C. Limbah

Setiap kegiatan manusia selalu menghasilkan limbah atau sampah.

Ada dua macam limbah, yaitu limbah organik dan limbah anorganik.

Limbah organik merupakan jenis sampah yang bahan penyusunnya terdiri

dari bahan penyusun makhluk hidup yang diambil dari alam atau

dihasilkan dari kehidupan manusia. Limbah ini mudah diurai dalam proses

alami. (Hadisusanto, 2005:121).

Limbah rumah tangga dan pabrik mengandung bahan berharga yang

dapat didaur ulang. Rata-rata tempat sampah keluarga berisi jenis-jenis

sampah dengan persentase terbesar adalah kertas, karton, sampah sayur,

debu, kaca, logam, plastik, tekstil, dan bahan lain. Kurang lebih 60% dari

barang-barang tersebut dapat didaur ulang (Hadisusanto, 2005:121).

6 | SMK Negeri 1 Bojonegoro

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian, maka penelitian ini termasuk penelitian

kuantitatif, karena dalam penelitian ini menggunakan alat ukur yang tidak

hanya menggunakan alat indra tetapi juga diujicobakan.

B. Sasaran Penelitian

Sasaran Penelitian ini adalah tempe dengan bahan baku biji labu

kuning. Dikembangkan tempe yang terbuat limbah rumah tangga

(domestik) yang tidak terpakai atau biasa dibuang karena dianggap tidak

memiliki nilai ekonomi.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini antara lain adalah bidang pertanian, bidang

pariwisata yang kemudian dikaitkan dengan peningkatan perekonomian

masyarakat Bojonegoro. Penelitian ini hanya terbatas dilakukan pada biji

labu kuning, serta para konsumen yang berasal dari kota Bojonegoro.

D. Rancangan Penelitian

Agar penelitian ini dapat memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan,

maka diperlukan prosedur penelitian yang sistematis. Rancangan

penelitian adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Rancangan Penelitian

Pengambilan sampel yaitu

dengan menggunakan biji

asem dan biji labu kuning

(berupa limbah)

Uji coba

pembuatan

tempe

Membandingkan

hasil kedua tempe

Mengkaji

hasil hasil

penelitian

Menentukan bahan

baku yang paling

cocok (kandungan

gizi dan rasa)

Memilih biji labu kuning sebagai

bahan baku tempe (peluang besar

untuk dikembangkan menjadi

potensi pariwisata sebagai upaya

pencapaian pembangunan ekonomi

daerah.)

7 | SMK Negeri 1 Bojonegoro

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dalam proses penelitian ini langkah-langkah penelitian yang dilakukan

adalah :

Gambar 2. Hasil Penelitian

B. Pembahasan

Masyarakat saat ini mengalami kesulitan di bidang ekonomi yang

disebabkan naiknya harga kebutuhan pokok seperti lauk-pauk termasuk

tempe. Hal ini membuat kami prihatin terhadap nasib masyarakat yang

mengandalkan tempe sebagai sumber asupan gizi mereka oleh sebab itu

kami mencoba menemukan bahan alternatif yang berasal dari limbah di

lingkungan sekitar yang dapat digunakan untuk mengganti kedelai.

Setiap kegiatan manusia menimbulkan berbagai jenis limbah. Ada

yang berasal dari kegiatan rumah tangga, kegiatan industri, kegiatan

komersial dan lain-lain. Namun 80% limbah yang ada di lingkungan itu

berasal dari limbah rumah tangga. Jadi penanganan limbah rumah tangga

harus ditanggapi secara serius dan mendapat penanganan yang tepat.

Dalam karya ini kami memfokuskan untuk membahas limbah biji labu

kuning yang seringkali dibuang karena di anggap tidak punya nilai guna

dan nilai ekonomi. Menurut kajian pustaka yang kami dapat, biji waluh

Biji labu kuning yang

telah dibersihkan dan

direbus dua kali

ditambahkan ragi

Biji labu kuning yang

telah ditambahkan ragi

didiamkan semalaman

Tempe yang telah layak

konsumsi serta dikemas

menggunakan daun

pisang yang ramah

lingkungan

8 | SMK Negeri 1 Bojonegoro

mengandung lemak yang tinggi sehingga sering dijadikan kuwaci atau

digoreng begitu saja untuk makanan kecil. Biji waluh juga mengandung

bahan pencahar laksatif dan antelmintik yang dapat digunakan untuk

cacing (Sudarto 2000 : 11).

Kwaci atau biji labu kuning ini di klaim memiliki rasa yang gurih dan

memiliki harga yang cukup mahal. namun itu semua terbayar dengan

khasiat yang dimilikinya. Kwaci biji labu kuning memiliki khasiat untuk

mengurangi gejala inflamasi. Biji labu kuning juga meiliki kandungan

Pitosterol, Pitosterol adalah senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang

strukturnya mirip kolesterol, merupakan kolesterol baik dapat

meningkatkan sistem imun dan menurunkan resiko terkena kanker

tertentu. Sebuah penelitian menunjukan bahwa biji labu adalah makanan

yang mampu meningkatkan libido yang lebih efisien, biji labu juga

mengandung Myosin yang penting bagi kontraksi otot seksual wanita.

sementara bagi pria, kandungan Zinc pada biji labu adalah nutrisi utama

untuk memproduksi sperma dan meningkatkan jumlah sperma dan

motitilat sperma tak ketinggalan juga bermanfaat untuk mengurangi resiko

kanker prostat. Selain itu, biji labu juga mengansung citamin B, E, C, D, K

serta Klasium, Kalium niasin dan fosfor (http://ferizkurniawan.com). Jadi

kami berpikir bahwa biji labu kuning masih dapat digunakan untuk bahan

baku pembuatan tempe karena biji labu memiliki gizi yang baik dan

rasanya enak.

Limbah biji labu kuning juga dapat digunakan sebagai upaya

pengembangan potensi pariwisata artinya biji labu kuning yang sudah

diolah menjadi tempe dapat dimodifikasi menjadi kripik tempe yang bisa

dijadikan oleh-oleh khas Bojonegoro. Jadi wisatawan yang datang ke

Bojonegoro dapat membeli kripik tempe sebagai oleh-oleh untuk keluarga

di rumah. Masyarakat yang mengetahui bahan baku pembuatan tempe

tersebut pasti akan penasaran dan ingin merasakan rasanya jadi hal

tersebut akan mengembangkan potensi pariwisata dibidang kuliner.

9 | SMK Negeri 1 Bojonegoro

Tempe dari biji labu kuning dapat dimodifikasi menjadi kripik tempe

serta sebagai upaya pencapaian pembangunan ekonomi daerah artinya hal

tersebut memiliki peluang yang besar dibidang bisnis. Masyarakat harus

lebih kreatif dan berinovasi untuk mengembangkan usaha tersebut agar

dapat menarik minat pasar. Jika masyarakat mengembangkan usaha ini

sebagai usaha yang ditekuni maka dapat membangun perekonomian

daerah. Sehingga akan muncul usaha rumahan atau usaha kecil menengah

yang menyerap tenaga kerja dan meningkatkan potensi pariwisata

sehingga menimbulkan naiknya pendapatan daerah. Semua itu akan

menguntungkan semua pihak yaitu meningkatnya pendapatan daerah bagi

pemerintah daerah dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang

mengembangkan usaha itu.

10 | SMK Negeri 1 Bojonegoro

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Kita dapat mengembangan potensi pariwisata dan membangun

perekonomian daerah dengan memanfaatkan sampah atau benda yang tidak

memiliki nilai ekonomis atau limbah-limbah di sekitar kita. Kita dapat

menggunakan limbah tersebut dan menjadikan barang yang dapat diproduksi

dan bermanfaat yang merupakan green action kami. Biji labu kuning yang

selama ini dibuang oleh masyarakat ternyata dapat digunakan sebagai bahan

baku pembuatan tempe yang memiliki rasa yang enak dan bergizi tinggi.

Tempe tersebut dapat dimodifikasi menjadi kripik tempe yang dapat

dijadikan sebagai oleh-oleh khas Bojonegoro sehingga menciptakan peluang

usaha yang besar. Di lingkungan masyarakat akan muncul usaha rumahan

(home industry) yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan sehingga secara

tidak langsung kita dapat mengembangkan potensi pariwisata dan mencapai

pembangunan ekonomi daerah.

B. Saran

Untuk memaksimalkan pengembangan potensi pariwisata dan pencapaian

pembangunan ekonomi daerah perlu adanya kerjasama dari berbagai pihak.

Masyarakat diperkenalkan terlebih dahulu bagaimana cara membuat tempe

dari biji labu kuning. Kemudian pemerintah mempelopori masyarakat untuk

mendirikan usaha pembuatan tempe dari biji labu yang kemudian

dimodifikasi menjadi kripik tempe. Pemerintah harus menyediakan lahan

untuk pemasaran sedangkan masyarakat harus meningkatkan daya kreativitas

dan inovasi agar produk tersebut laku di pasaran dan menentukan alat

produksi yang canggih dan tepat agar proses produksi lebih efektif dan

efisiensi.

11 | SMK Negeri 1 Bojonegoro

DAFTAR PUSTAKA

Hadisusanto, Suwarno. dkk. 2005. Biologi Jilid 1b SMA. Jakarta: PT.

Sunda Kelapa Pustaka

Yudo, Sudarto. 2000. Budidaya Waluh. Yogyakarta: PT. KANISIUS

http://ferizkurniawan.com/tag/kuliner diakses tanggal 29 September 2012

http://tipspetani.blogspot.com/2011/06/aneka-manfaat-dan-kandungan-

labu-kuning.html diakses tanggal 29 September 2012

12 | SMK Negeri 1 Bojonegoro

13 | SMK Negeri 1 Bojonegoro

BIODATA PENULIS

1. Judul karya Tulis : Pemanfaatan Limbah Biji Labu Kuning

Sebagai Bahan Baku Pembuatan Tempe

Dalam Upaya Pencapaian Pembangunan

Ekonomi Daerah

2. Bidang Kegiatan : Sub Tema : Pengembangan Potensi

Pariwisata sebagai Upaya

Pencapaian Pembangunan

Ekonomi Daerah

3. Ketua Kelompok

a. Nama Lengkap : Fitria Dwi Rahayu

b. NIS : 9231/2039.119

c. Sekolah : SMK NEGERI I BOJONEGORO

d. No. Telp/Hp : 089675834265

e. Alamat e-mail : [email protected]

4. Anggota Kelompok 1

a. Nama Lengkap : Siti alfiyah

b. NIS : 9449/0109.120

c. Sekolah : SMK NEGERI I BOJONEGORO

d. No. Telp/Hp : 087856262431

e. Alamat e-mail :

5. Anggota Kelompok 2

a. Nama Lengkap : Sain Adi putra

b. NIS : 9182 / 0807.118

c. Sekolah : SMK NEGERI I BOJONEGORO

d. No. Telp/Hp : 089677842071

e. Alamat e-mail : [email protected]

6. Guru Pembimbing

a. Nama Lengkap dan Gelar : Siti Rohmatul Istiqomah S.Pd,

b. NIP : -

c. No. Telp/Hp : 085257685257