akuntan muda - mei 2011

49

Upload: akuntanmuda

Post on 04-Jul-2015

179 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Akuntan Muda edisi Mei 2011 ini berisi artikel-artikel berjudul:- Arah dan Peran Riset Akuntansi- (Kolom) Tanya Uni Hesty: Belajar Akuntansi Dasar – Tunai vs Kredit- Akuntansi dan Pengukuran- Mengetahui Lebih dalam Perubahan PSAK No. 16 (Revisi 2007) tentang Aset Tetap (Bagian 3)- Review Buku: Numbers Rule Your World

TRANSCRIPT

Page 1: Akuntan Muda - Mei 2011
Page 2: Akuntan Muda - Mei 2011

1

Daftar Isi

2 Arah dan Peran Riset Akuntansi

10 (Kolom) Tanya Uni Hesty: Belajar Akuntansi Dasar – Tunai

vs Kredit

21 Akuntansi dan Pengukuran

25 Mengetahui Lebih dalam Perubahan PSAK No. 16 (Revisi

2007) tentang Aset Tetap (Bagian 3)

40 Review Buku: Numbers Rule Your World

Penasihat

Prof. Dr. Zaki Baridwan, MSc.; Prof. Dr. Suwardjono, MSc.

Redaksi: Arie Rahayu, Arif Perdana, Hesty Wulandari, Yeni Januarsi

Blog: http://akuntanmuda.wordpress.com/

E-mail: [email protected] atau [email protected]

Page 3: Akuntan Muda - Mei 2011

2

Arah dan Peran Riset

Akuntansi

Seorang dosen saya pernah

menantang mahasiswanya untuk

menemukan artikel yang berisikan

penelitian akuntansi murni di

beberapa jurnal. Dengan gayanya

yang sedikit kocak, sang dosen yang

begitu digemari oleh mahasiswa-mahasiswanya itu berkata:

kalau seandainya ada salah satu dari kalian berhasil

mendapatkannya, saya akan mencukur rambut saya!

Sebagian mahasiswa ada yang menanggapinya dengan

senyuman dan sebagian lagi ada yang tertawa. Beliaupun

kemudian berkata, sepanjang dari apa yang beliau ketahui,

tidak ada satupun penelitian akuntansi saat ini yang benar-

benar murni. Semuanya bersifat multidisiplin.

Page 4: Akuntan Muda - Mei 2011

3

Dari obrolan-obrolan yang beredar di kalangan mahasiswa

pascasarjana akuntansi - khususnya yang bergelut di bidang

sains akuntansi - ketika ingin membuat thesis, salah satu

permasalahan penting yang mereka hadapi adalah, apakah

topik yang mereka angkat “terasa akuntansi” atau tidak.

Mereka yang mengambil konsentrasi akuntansi keuangan

dan auditing dengan percaya dirinya berkata bahwa semua

topik yang mereka teliti sangat akuntansi. Mereka yang dari

akuntansi sektor publik, perpajakan dan akuntansi

managemen juga masih memiliki kepercayaan diri meskipun

masih kalah dibandingkan dengan mereka yang dari

akuntansi keuangan. Bagaimana dengan sistem informasi

akuntansi, mereka yang mengambil konsentrasi ini

berdasarkan pengamatan, tidak begitu yakin apakah topik

yang mereka angkat terasa akuntansi atau tidak.

Arah Riset Akuntansi Masa Kini

Untuk mengurai permasalahan ini, mari kita telusuri lebih

lanjut tentang riset-riset akuntansi, apakah benar masih ada

penelitian akuntansi yang murni dan sangat terasa akuntansi.

Apakah memang penelitian akuntansi keuangan itu benar-

Page 5: Akuntan Muda - Mei 2011

4

benar ‘terasa akuntansi’ dibandingkan dengan bidang

akuntansi lainnya seperti akuntansi sektor publik,

perpajakan, akuntansi managemen, akuntansi keperilakuan,

dan sistem informasi akuntansi.

Penelitian akuntansi sebenarnya dapat dibagi kedalam dua

periode besar yaitu periode sebelum Ball & Brown (1968)

dan periode setelahnya. Artikel Ball & Brown memberikan

dampak yang luar biasa bagi penelitian akuntansi setelahnya.

Sebelum periode Ball and Brown, penelitian akuntansi lebih

bersifat normatif yaitu bagaimana seharusnya suatu kejadian

ekonomis dicatat dan dilaporkan. Setelah Ball & Brown

(1968) melakukan penelitian empiris mengenai dampak dari

angka laba terhadap harga saham, penelitian akuntansi mulai

bergeser kearah positif. Riset seperti ini lebih difokuskan

kepada prediksi bagaimana dampak dari informasi akuntansi

terhadap perekonomian.

Artikel-artikel yang diterbitkan oleh The Accounting Review

sejak tahun 1926 hingga tahun 1960-an lebih banyak fokus

kepada bagaimana kejadian-kejadian ekonomi dilaporkan

dan prinsip-prinsip apa saja yang mendasarinya. Tema-tema

normatif lebih fokus kepada sisi teknis dari akuntansi dan

Page 6: Akuntan Muda - Mei 2011

5

bagaimana hal tersebut harus diterapkan secara ideal. Pada

era tersebut, dapat dikatakan bahwa artikel yang diterbitkan

di jurnal tersebut masih terasa sangat akuntansi. Pada tahun

1940an bahkan terdapat buku yang membahas Matematika

Akuntansi. Buku yang membahas tentang seluk beluk teknis

akuntansi yang diturunkan dari ilmu mapan matematika.

Tema-tema seperti itu sangat jarang sekali kita jumpai lagi

pada artikel-artikel di jurnal-jurnal top akuntansi saat ini.

Penelitian positif masa kini lebih banyak meminjam teori-

teori dan kutipan-kutipan dari disiplin ilmu lain seperti

ekonomi, managemen, keuangan, psikologi dan statistika.

Sekarang mari kita tanyakan kepada mereka-mereka yang

mengambil konsentrasi akuntansi keuangan, teori-teori dari

siapa saja yang mereka kenal dengan baik? Teori-teori

tentang seperti hipotesis pasar efisien (Eugene F. Fama,

1970), teori keagenan (Michael Jansen & William Meckling,

1976) merupakan dua teori yang paling banyak dikutip dalam

penelitian-penelitian akuntansi keuangan. Kedua teori ini

ditemukan oleh pakar-pakar di bidang ekonomi keuangan,

bukan akuntansi! Jika kita membaca penelitian-penelitian

tentang akuntansi managemen, kita akan familiar dengan

nama-nama seperti Tversky dan Kahneman yang

Page 7: Akuntan Muda - Mei 2011

6

mencetuskan Prospect Theory, Albert Bandura dengan

Cognitive Theory-nya, Locke and Latham dengan Goal Setting

Theory-nya, Donald C. Hambrick dengan Upper Echelons

Theory, Dennise M Rosseau (Goal Contract Theory), Barry M

Staw (Escalation of Commitment) dan masih banyak lagi

nama-nama lainnya yang sesungguhnya bukan merupakan

pakar dalam bidang akuntansi, mereka pada umumnya

adalah ahli-ahli psikologi, tetapi teori-teori yang mereka

kemukakan banyak dikutip dalam penelitian akuntansi.

Artikel-artikel mengenai akuntansi keperilakuan juga

demikian, nama Rokeach ataupun Hofstede yang sejatinya

terkenal karena penelitiannya tentang sosiologi dan dimensi

budaya juga digunakan temuan empirisnya dalam penelitian

akuntansi keperilakuan. Bagaimana sistem informasi

akuntansi? Konsentrasi ini dianggap subyek yang paling

menyimpang. Penelitiannya kurang terasa akuntansi-nya dan

dianggap terlalu cenderung ke teknologi informasi. Nama-

nama seperti William H. DeLone & Ephraim R. McLean (IS

Success Model), Fred D. Davis (Technology Acceptance

Model), N. Venkatraman (Strategic Allignment), Magid

Igbaria (Motivational Model of Microcomputer Usage)

Page 8: Akuntan Muda - Mei 2011

7

merupakan contoh teori-teori yang sering dikutip dalam

penelitian sistem infromasi akuntansi.

Perdebatan antara masing-masing bidang keilmuan akuntansi

yang mengklaim paling akuntansi bukan merupakan suatu hal

yang penting. Riset yang dilakukan oleh masing-masing

bidang akuntansi sudah bersifat multidisipliner. Yang

terpenting untuk dibahas adalah bagaimanakah sebenarnya

dampak penelitian tersebut terhadap pengembangan

akuntansi secara praktis dan teoritis.

Peran Riset Akuntansi

Pada tahun 1924 Henry Rand Hatfield pernah

mempertanyakan, apakah akuntansi merupakan disiplin

akademis, 83 tahun kemudian, John C Fellingham melakukan

penelaahan kembali atas pernyataan tersebut. Secara

normatif, akuntansi sesungguhnya lebih dekat kepada

masalah teknis ataupun vokasi. Akuntansi terikat pada

aturan-aturan dan tutorial bagaimana seharusnya suatu

transaksi diperlakukan, namun demikian ketika berbicara

pada dampak yang ditimbulkan dari angka-angka yang

Page 9: Akuntan Muda - Mei 2011

8

dihasilkan dari teknik-teknik akuntansi, wilayah disiplin

akademis diperlukan. Teori-teori normatif akuntansi tidak

mampu menjelaskan bagaimana dampak dari informasi

akuntansi, oleh karena itu diperlukan teori-teori yang telah

lebih dahulu mapan dari disiplin ilmu-ilmu lainnya, untuk

memprediksi dampak tersebut.

Pertanyaan yang penting untuk dikemukakan saat ini,

bagaimanakah sebenarnya peran penelitian-penelitian

akuntansi bagi praktik akuntansi? Begitu banyak penelitian-

penelitian yang telah dilakukan baik secara normatif,

deskriptif, kritikal, dan positif, namun demikian kasus-kasus

seperti Enron, Arthur Anderson dan Worldcom yang sangat

menggemparkan dunia dan menciptakan krisis yang cukup

serius terhadap kredibilitas proses akuntansi, pelaporan, dan

tatakelola perusahaan tetap terjadi. Bagaimanakah

sebenarnya kontribusi riset-riset akuntansi terhadap krisis

keuangan global yang terjadi saat ini ? Pada tahun 1929 saat

terjadi kehancuran pasar modal di Amerika. Audit dan

pelaporan akuntansi datang bagaikan malaikat penyelamat

yang memberikan peran ideologi baru dalam memperbaiki

perekonomian Amerika. Praktik akuntansi di Amerika mulai

berubah, dari yang sebelumnya unregulated menjadi

Page 10: Akuntan Muda - Mei 2011

9

regulated. Hal ini ditandai dengan persetujuan awal yang

dilakukan olah AICPA dengan NYSE pada tahun 1930 untuk

menyiapkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan

kebijakan akuntansi. Apakah peran penelitian akuntansi

mampu memberikan solusi bagi krisi keuangan global saat

ini? Penelitian-penelitian positif akuntansi lebih berada pada

wilayah untuk mengurangi timbulnya informasi asimetri,

meningkatkan transparansi yang diperlukan agar pasar dapat

berfungsi dengan efisien. Namun demikian penelitian

akuntansi belum dikembangkan secara teoritis untuk

menganalisis, menginterpretasi hubungan antara akuntansi

dan makro ekonomi yang sesungguhnya amat penting

terutama dalam kaitannya dengan krisis keuangan global saat

ini.

(Arif Perdana)

Page 11: Akuntan Muda - Mei 2011

10

Tanya Uni Hesty Uni Hesty saat ini mengajar di jurusan

akuntansi Politeknik Caltex di kota

bertuah Pekanbaru dan akan segera

mengajar di Fakultas Ekonomi

Universitas Islam Negri Sutan Syarif

Kasim Pekanbaru. Uni menamatkan S1

di Universitas Andalas, Padang.

Setelah berkutat dengan kuliah selama

5,5 tahun dengan nilai ala kadarnya,

meneruskan kuliah profesi akuntan dan menamatkan studi S2

di kampus biru UGM, tempat yang kemudian mengubahnya

menjadi pencinta pembelajaran.

Silakan kirim pertanyaan apa saja seputaran akuntansi kepada

Uni Hesty melalui e-mail di : [email protected]

Tanya: Uni, saya kesulitan membedakan mana transaksi

yang melibatkan hutang, kas, dan piutang. Adakah cara yg

lebih mudah agar bias lebih paham?

Page 12: Akuntan Muda - Mei 2011

11

Belajar Akuntansi Dasar: Tunai vs Kredit

Bagi sebagian orang, transaksi

akuntansi bukanlah hal yang

mudah untuk dimengerti. Hal

itu terjadi karena sebagian

besar sulit berpikir dan

menempatkan diri dalam

posisi sebagai perusahaan sementara sebagian lagi

mungkin tidak memiliki imajinasi yang cukup ☺. Nah,

untuk membantu mereka yang kesulitan

mengidentifikasi suatu transaksi, kali ini kita akan mulai

belajar kembali akuntansi dasar, dimulai dari transaksi

yang sifatnya dasar sekali yaitu transaksi yang

melibatkan akun kas, hutang dan piutang

Tunai = Kas

Akun kas biasanya akan muncul pada transaksi yang

memuat kata kunci TUNAI atau KAS baik untuk

Page 13: Akuntan Muda - Mei 2011

12

membayar ataupun untuk menerima pembayaran,

seperti:

• dibayar secara tunai

• dengan membayar sejumlah uang tunai

• diterima kas

• menerima pembayaran secara tunai.

Contoh

1. Dibeli satu unit rumah seharga 150 juta tunai

2. Diterima pembayaran dari ibu Ani untuk

pesanan kue 10 kotak sebesar 100.000

Hutang = Beli Kredit

Piutang = Jual Kredit

Kebalikan dengan akun kas, akun hutang akan muncul

pada transaksi yang dilakukan kepada pihak/ orang lain

yang bersifat MEMBELI yang pembayarannya tidak

dilakukan secara langsung atau tertunda saat barang

kita terima. Transaksi yang akan memunculkan akun

hutang biasanya memuat kata-kata, seperti :

• dibayar secara kredit

Page 14: Akuntan Muda - Mei 2011

13

• dibayar satu minggu kemudian

• dibayar satu bulan kemudian atau

• dibayar pada saat barang diterima

Contoh 1 :

1. PT A membeli sebuah mobil angkutan barang

dengan secara kredit

2. Usaha Catering ABC membeli seperangkat

peralatan masak, pembayaran akan dilakukan

satu bulan kemudian

Jika akun hutang muncul akibat transaksi yang kita

lakukan pada orang lain, maka akun piutang akan

muncul jika perusahaan melakukan penjualan, atau ada

pihak lain yang melakukan pembelian (jika perusahaan

dagang), memakai suatu jasa ataupun memesan suatu

barang yang pembayarannya tidak langsung diterima

pada saat barang atau jasa tersebut diserahkan. Kata-

kata kunci yang digunakan umumnya juga serupa

Page 15: Akuntan Muda - Mei 2011

14

dengan yang ada pada transaksi yang melibatkan akun

hutang, seperti:

• dibayar secara kredit

• dibayar satu minggu kemudian

• dibayar satu bulan kemudian atau

• dibayar pada saat barang diterima.

Contoh 2 :

1. 10/5 Diterima pesanan 10 kotak kue dari ibu ani

untuk acara ulang tahun anaknya. Pembayaran

akan dilakukan seminggu kemudian

2. 11/7 Dibeli satu unit kulkas oleh Bapak Indra,

pembayaran dilakukan secara cicilan selama 12

bulan.

Ditaruh di Mana?

Untuk mengetahui apakah akun hutang, piutang atau

kas itu berada pada sisi debit atau kredit atas suatu

transaksi, maka yang pertama kali harus kita ketahui

adalah masuk kedalam kelompok apakah akun yang

Page 16: Akuntan Muda - Mei 2011

15

muncul tersebut. Apakah ia masuk kedalam golongan

akun aktiva, hutang, pendapatan, beban atau modal.

Setelah mengetahui kelompok dari akun yang muncul

tersebut, kita harus mengetahui posisi normal suatu

akun itu. Posisi normal ini akan memberikan panduan

tentang apakah suatu akun akan berada di debet atau

kredit dalam keadaan tidak terjadi apa-apa atau dalam

keadaan ia bertambah. Setelahnya kita harus

mengidentifikasikan apakah transaksi tersebut

menyebabkan suatu akun bertambah atau berkurang.

Akun kas dan piutang merupakan bagian dari kelompok

aktiva. Kedua-duanya termasuk ke dalam golongan

aktiva lancar dengan posisi normal disebelah debet.

Untuk kelompok aktiva, catatan penting yang harus

diingat adalah :

AKTIVA (+) = Debet

AKTIVA (-) = Kredit

Page 17: Akuntan Muda - Mei 2011

16

Contoh 3 :

Dibeli satu unit rumah seharga 150 juta tunai ----------�

rumah=aktiva, bertambah di posisi debit sedangkan

uang tunai = aktiva, berkurang di sebelah kredit.

Dengan demikian, maka jurnalnya adalah :

Rumah 150.000.000

Kas 150.000.000

Contoh 4 :

10/5 Diterima pesanan 10 kotak kue dari ibu ani untuk

acara ulang tahun anaknya sejumlah Rp. 100.000.

Pembayaran akan dilakukan seminggu kemudian. ----�

pemesanan kue = pendapatan, bertambah disebelah

kredit. Pembayaran dilakukan seminggu kemudian=

piutang, bertambah ada disebelah debet

Piutang usaha 100.000

Pendapatan 100.000

Sedangkan kelompok hutang memiliki posisi yang

berlawanan dengan kelompok aktiva. Untuk akun ini,

Page 18: Akuntan Muda - Mei 2011

17

posisi normalnya berada disebelah kredit. Untuk akun

hutang, catatan yang harus diingat adalah :

Hutang (+) = Kredit

Hutang (-) = Debet

Contoh 5 :

PT A membeli sebuah mobil angkutan barang senilai

125.000.000 dengan system pembayaran yang

dilakukan secara kredit. � mobil = aktiva, bertambah

disebelah debet. Pembelian secara kredit = hutang,

bertambah disebelah kredit. Maka dengan demikian

jurnalnya :

Mobil 125.000.000

Hutang 125.000.000

Separuh Tunai Separuh Kredit

Terkadang ada beberapa contoh soal yang

menggabungkan antara transaksi tunai dengan transaksi

kredit, baik itu piutang ataupun hutang. Jika

Page 19: Akuntan Muda - Mei 2011

18

menemukan soal seperti itu, bagaimana

penyelesaiannya?

Jika transaksi yang muncul dalam soal adalah transaksi

yang merupakan pembelian, yang sebagian dibayarkan

tunai dan sebagian laginya dibayarkan secara kredit,

maka akun hutang dan kas akan muncul bersamaan

dengan akun barang yang dibeli.

Contoh 6 :

Dibeli sebuah mesin pengemas produk senilai

120.000.000. dibayar DP (uang muka) 30% dan sisanya

dibayar secara angsuran 8 bulan. --� mesin = aktiva,

bertambah di sebelah debit. Pembayaran uang muka =

Kas berkurang, disebelah kredit. Sisanya dibayar secara

cicilan 8 kali pembayaran = hutang, bertambah

disebelah kredit.

Maka jurnalnya :

Mesin (perlengkapan) 120.000.000

Kas 40.000.000*

Hutang 80.000.000**

Page 20: Akuntan Muda - Mei 2011

19

*30%x120.000.000

** 120.000.000-40.000.000

Sebaliknya, jika transaksi yang dilakukan berupa

penjualan ataupun pemesanan jasa yang kita tawarkan

yang sebagian dibayar tunai dan sebagian lainnya

dilakukan secara kredit, maka akun kas dan piutang

akan muncul bersamaan dengan penjualan ataupun

akun pendapatan.

Contoh 7 :

PT ABC menjual satu unit mesin pembeku makanan

seharga 120.000.000 kepada PT XYZ. DP 30% sisanya

dicicil 8 kali. ---� menjual satu unit mesin =

pendapatan/ penjualan (kalau PT ABC adalah

perusahaan dagang), bertambah di sebelah kredit.

Dibayar DP oleh PT XYZ 30%= uang tunai= kas,

bertambah disebelah debet. Sisanya dibayar kredit 8

kali = piutang, bertambah disebelah debet.

Maka jurnal oleh PT ABC:

Page 21: Akuntan Muda - Mei 2011

20

Kas 40.000.000*

Piutang 80.000.000**

Penjualan 120.000.000

* 30%x120.000.000

** 120.000.000-40.000.000

Banyak hal-hal besar dimulai dari mengenali hal-hal

kecil. Belajar akuntansipun demikian, kita harus

memulai dulu dari memahami transaksi yang dasar

untuk bisa memahami transaksi yang kompleks.

Page 22: Akuntan Muda - Mei 2011

21

Akuntansi dan PengukuranAkuntansi dan PengukuranAkuntansi dan PengukuranAkuntansi dan Pengukuran

Fungsi laporan keuangan sebagai alat untuk pengambilan

keputusan telah memberikan konsekuensi bahwa laporan

keuangan harus menyajikan informasi yang berguna. Hal ini

sesuai dengan apa yang disebutkan oleh FASB Statement No.

1 berkaitan dengan tujuan dari laporan keuangan yang secara

umum dapat disimpulkan berkaitan dengan decision

usefulness (FASB 1980, paras. 32–54). Yang menjadi

pertanyaan sekarang adalah, pada tingkat seperti apakah

informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan itu

memiliki kegunaan bagi pihak-pihak yang memanfaatkan

informasi tersebut ? Kemampuan laporan keuangan untuk

memberikan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang

menggunakannya berkaitan erat dengan permasalahan

karakteristik kualitatif dari laporan keuangan itu sendiri.

Karakteristik kualitatif tersebut berkaitan dengan decision

usefulness yang memiliki dua kualitas utama sehingga

informasi keuangan bermanfaat dalam pembuatan atau

pengambilan keputusan. Dua kualitas utama yang dimaksud

adalah relevan dan reliabel (FASB 1980, para. 33).

Page 23: Akuntan Muda - Mei 2011

22

Pertimbangan atas kedua karakteristik kualitatif ini akan

sangat mempengaruhi atribut pengukuran yang akan

dipergunakan, apakah menggunakan historical cost,

replacement cost, exit value, net reliazable value atau

presented (discounted) cash flow (FASB 1984, para. 67) dan

fair value. Kelima atribut pengukuran diatas merupakan hal

yang sering dilakukan di dunia praktis dan juga dikemukakan

di dalam FASB Statement No. 5. Namun FASB Statement No.

5 juga tidak memberikan pernyataan yang tegas mengenai

atribut yang terbaik untuk digunakan dalam penilaian atau

pengukuran item-item pada laporan keuangan. Meskipun

istilah fair value tidak tercantum di dalam FASB Statement

No. 5, tetapi FASB Statement No. 7 menyatakan bahwa

beberapa istilah yang tercantum di dalam FASB Statement

No. 5 bersesuaian dengan fair value (FASB 2000, para. 7).

Informasi akuntansi yang disampaikan di dalam laporan

keuangan adalah berupa akun-akun dan angka dalam bentuk

satuan moneter. Pemrosesan informasi di dalam siklus

akuntansi harus melewati satu aktifitas yang dinamakan

dengan pengukuran (measurement). Pengukuran

didefinisikan sebagai pelekatan angka-angka sebagai atribut

Page 24: Akuntan Muda - Mei 2011

23

atau properti atas objek yang diukur (Wolk et al., 2008, p.6).

Dari pengertian tersebut, jika dihubungkan dengan siklus

akuntansi, pengukuran merupakan proses pemberian nilai

atau angka terhadap suatu kejadian (event) ekonomi yang

dilakukan oleh suatu entitas. Tujuannya adalah untuk

mengetahui seberapa besar kejadian tersebut memiliki

pengaruh terhadap posisi keuangan entitas tersebut. Proses

pengukuran memang terlihat sebagai suatu aktifitas yang

mudah dilakukan karena hanya berkaitan dengan pelekatan

angka-angka nominal yang disajikan dalam satuan moneter.

Namun demikian kesalahan atau ketidaktepatan dalam

pengukuran suatu kejadian ekonomis akan berdampak besar

bagi proses penyajian dan pemanfaatan informasi keuangan

di dalam akuntansi. Oleh karena itu pengukuran merupakan

suatu aktifitas inti dalam akuntansi.

Pengukuran telah menjadi tema sentral di dalam akuntansi.

Disamping itu aktifitas ini juga telah menimbulkan

perdebatan yang panjang, baik dalam tataran praktis

maupun teoritis. Wolk et al (2008, p.12) menyatakan bahwa

selama bertahun-tahun, perdebatan di dalam akuntansi

terpusat kepada isu mengenai penilaian atau pengukuran

Page 25: Akuntan Muda - Mei 2011

24

akun-akun yang ada di dalam neraca dan laporan laba rugi.

Hal ini dapat dipahami karena laporan keuangan tersebut

merepresentasikan penyajian informasi keuangan mengenai

suatu entitas. Perbedaan dalam penetapan angka-angka

moneter yang ada di dalam laporan keuangan tersebut jelas

akan mempengaruhi bagaimana informasi tersebut akan

dipergunakan dan dimanfaatkan dalam pengambilan

keputusan.

Referensi:

Statement of Financial Accounting Concepts No. 2,

Qualitative Characteristics of Accounting Information.

Statement of Financial Accounting Concepts No. 5,

Recognition and Measurement in Financial Statements of

Business Enterprises.

Statement of Financial Accounting Concepts No. 7, Using

Cash Flow Information and Present Value in Accounting

Measurements.

Accounting Theory : Conceptual Issues in a Political and

Economic Environment 7th edition (Harry I Wolk,. et al. 2008)

(Arif Perdana)

Page 26: Akuntan Muda - Mei 2011

25

BELAJAR IFRS

MENGETAHUI LEBIH DALAM

PERUBAHAN PSAK NO.16

(REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP

(Bagian 3)

Oleh: Yeni Januarsi

Pada edisi pertama Buletin Akuntan Muda, saya

telah memaparkan beberapa point yang terdapat dalam

perubahan PSAK 16 (revisi 2007) yang meliputi istilah

aset tetap dan definisi, pengakuan aset tetap,

pengukuran aset tetap, dan pengukuran setelah

pengakuan awal. Pada bagian ke dua (edisi April)

beberapa topik yang telah saya paparkan meliputi

pengeluaran setelah akuisisi, pertukaran aset tetap, dan

penurunan nilai aset. Pada bagian ke-3 ini (edisi Mei)

Page 27: Akuntan Muda - Mei 2011

26

akan khusus membahas tentang Pengukuran Setelah

Pengakuan Awal.

PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN

AWAL

Dalam PSAK no.16 paragraf 29 dinyatakan bahwa

suatu entitas harus memilih model biaya (cost model) atau

model revaluasian (revaluation model) sebagai kebijakan

akuntansinya dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap

seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama. Paragraf 29

ini mengandung arti bahwa entitas dapat memilih salah satu

model untuk melakukan pengukuran setelah pengakuan awal

dan model yang dipilih harus diaplikasikan pada seluruh kelas

aset tetap pada kelompok yang sama. Berarti jika kelompok

aset tetap berbeda, maka diperbolehkan menggunakan

model yang berbeda pula. Sebagai bahan acuan, yang

dimaksud kelompok aset yang sama adalah kelompok dari

aset yang memiliki sifat yang sama dan digunakan dalam

kegiatan operasi perusahaan. Berikut merupakan contoh dari

beberapa kelompok aset yang berbeda:

Page 28: Akuntan Muda - Mei 2011

27

(a) Land;

(b) Land and buildings;

(c) Machinery;

(d) Ships;

(e) Aircraft;

(f) Motor vehicles;

(g) Furniture and fixtures; and

(h) Office equipment.

Interpretasi dari paragraf 29 dapat dicontohkan

sebagai berikut. Misalkan PT. Rahayu memiliki 7 buah mesin

yang digunakan dalam kegiatan operasi bisnisnya. Dari 7

buah mesin tersebut, dapatkan PT. Rahayu menerapkan

model biaya untuk 3 mesin dan menerapkan model revaluasi

untuk 4 mesin lainnya??? Berdasarkan kondisi ini dan

merujuk pada paragraf 29 PSAK no.16 (revisi 2007) maka PT.

Rahayu tidak diperbolehkan menerapkan dua model yang

berbeda untuk kelompok aset tetap yang sama karena

standar tidak memperbolehkannya.

Selain itu, paragraf 34 menunjukkan bahwa revaluasi

yang dilakukan secara tahunan diperlukan bagi beberapa

aset tetap yang mengalami perubahan nilai wajar secara

signifikan dan fluktuatif. Aset tetap yang tidak memiliki

Page 29: Akuntan Muda - Mei 2011

28

perubahan signifikan dapat di nilai kembali (revalue) tiga atau

lima tahun sekali. Jadi, tidak setiap tahun perusahaan yang

memilih menggunakan model revaluasian ini harus

melakukan penilaian kembali terhadap aset tetapnya jika

memang tidak memiliki perubahan signifikan nilai wajar atau

jika nilai wajarnya tidak berfluktuatif

MODEL BIAYA (COST MODEL)

Berdasarkan model biaya, setelah diakui sebagai aset, suatu

aset dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi

penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset. Model

ini pada umumnya banyak digunakan oleh perusahaan.

Berdasarkan model ini. Penilaian kembali yang bersifar

upward tidak diperkenankan, namun penilaian kembali yang

bersifat dawnward diperkenankan jika aset mengalami

penurunan nilai (impairment).

MODEL REVALUASI (REVALUATION MODEL)

Sebelum menjelaskan lebih lanjut, perlu ditekankan bahwa

terdapat perbedaan antara revaluation model dengan fair

value model. Fair Value model berkaitan dengan Properti

Investasi yang terdapat dalam PSAK No. 13 atau berdasarkan

Page 30: Akuntan Muda - Mei 2011

29

IAS 40. Sedangkan Revaluation model berkaitan dengan

Aset tetap yang terdapat dalam PSAK 16 (revisi 2007).

Menurut model ini, setelah aset diakui sebagai aset, jika nilai

pasar wajar aset dapat diukur secara andal maka aset harus

dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada

tanggal revaluasian dikurangi akumulasi penyusutan dan

akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal

revaluasian. Nilai wajar dalam hal ini didefinisikan sebagai

jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset

antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki

pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar

(arm’s length transaction). Revaluasi ini dilakukan dengan

tujuan untuk memastikan bahwa jumlah tercatat aset tidak

berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan

menggunakan nilai wajar pada tanggal neraca.

Dalam kaitannya dengan akumulasi penyusutan untuk

menentukan jumlah revaluasian, paragraf 35 mengatur

bahwa jika suatu aset tetap direvaluasi, akumulasi

penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan dengan

salah satu cara berikut ini :

Page 31: Akuntan Muda - Mei 2011

30

1. disajikan kembali secara proporsional dengan

perubahan dalam jumlah tercatat bruto dari aset

sehingga jumlah tercatat aset setelah revaluasi sama

dengan jumlah revaluasian.

2. dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto dari aset

dan jumlah tercatat neto setelah eliminasi disajikan

kembali sebesar jumlah revaluasian dari aset

tersebut (standar menyatakan bahwa metode ini

sering digunakan untuk bangunan)

Cara yang pertama selanjutnya disebut dengan Metode

Proporsional, sedangkan cara yang ke dua disebut dengan

metode Eliminasi (yang selanjutnya akan dibahas kemudian).

REVALUASI AWAL (INITIAL REVALUATION)

Berdasarkan model revaluasi, pada saat tanggal awal (tanggal

pertama kali ) aset tetap direvaluasi, penyesuaian awal

terhadap revaluasi diperhitungkan sebagai berikut :

1. kenaikan nilai terbawa (carrying amount) aset akan

dikreditkan pada other comprehensive income (OCI)

dengan menggunakan rekening gain on revaluation.

Page 32: Akuntan Muda - Mei 2011

31

2. Penurunan nilai terbawa (carrying amount) aset akan

dibebankan pada OCI dengan menggunakan rekening

loss on revaluation pada laporan laba rugi komprehensif.

Sebagai contoh dapat PT. Rahayu memperoleh bangunan

dengan harga perolehan Rp 200.000. setelah satu tahun,

bangunan tersebut dinilai memiliki fair value sebesar Rp

250.000. Ayat Jurnal yang dibuat untuk mencatat kenaikan

carrying amount ke nilai wajar-nya adalah:

Building Rp50.000

Other comprehensive income-gain revaluation

Rp50.000

Pada akhir tahun fiskal, kenaikan yang terjadi pada nilai

terbawa bangunan akan diakumulasikan pada akun

“revaluation surplus” dalam seksi ekuitas pemegang saham

pada laporan posisi keuangan.

REVALUASI KEMUDIAN (SUBSEQUENT REVALUATION)

Pada periode berikutnya, penyesuaian terhadap

revaluasi diperhitungkan sebagai berikut:

Page 33: Akuntan Muda - Mei 2011

32

1. Kenaikan yang terjadi pada nilai carrying amount

(upward revaluation) harus diakui sebagai income dalam

laba atau rugi sebagai kelanjutan dari rugi revaluasi

tahun sebelumnya yang diakumulasikan dalam surplus

revaluasi, dan kelebihannya harus di kreditkan ke ekuitas.

2. Penurunan yang terjadi pada nilai carrying amount

(downward revaluation) harus dibebankan ke OCI

sebagai kelanjutan dari surplus revaluasi tahun

sebelumnya dan kelebihannya harus dikreditkan ke

ekuitas.

Sebagai contoh, anggaplah PT. Rahayu pada tahun

berikutnya memiliki bangunan dengan fair value sebesar $

180.000 dan bukan sebesar Rp250.000 seperti pada tahun

sebelumnya. Jurnal berikut akan dibuat oleh PT. Rahayu

untuk mencatat terjadinya downward revaluation:

Others comprehensive income-gain revaluation

Rp50.000

Loss on revaluation – Building (expense) 20.000

Building Rp70.000

Page 34: Akuntan Muda - Mei 2011

33

METODE UNTUK MENYESUAIKAN AKUMULASI

DEPRESIASI PADA TANGGAL REVALUASI

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, dalam

kaitannya dengan akumulasi penyusutan untuk menentukan

jumlah revaluasian, terdapat dua metode untuk

menyesuaikan akumulasi depresiasi yaitu:

1. Metode proporsional dan

2. Metode Eliminasi.

1. MOTODE PROPORSIONAL

Dengan menggunakan metode ini akumulasi depresiasi

akan dinyatakan kembali secara proporsional sesuai dengan

perubahan pada gross carrying amount aset sehingga nilai

carrying amount aset setelah revaluasi akan sama dengan

jumlah revaluasiannya. Untuk lebih jelasnya bisa disimak

contoh berikut.

Asumsikan PT Rahayu memiliki bangunan dengan harga

perolehan Rp200.000 dan diestimasi memiliki umur

ekonomis 5 tahun. Depresiasi berdasarkan informasi ini

adalah sebesar Rp40.000 per tahun. Setelah dua tahun

berlalu (pada akhir tahun ke-2), PT Rahayu memperoleh

Page 35: Akuntan Muda - Mei 2011

34

informasi bahwa nilai wajar bangunan sebesar Rp 300.000

dan memutuskan untuk menaikkan nilai bangunan ke nilai

wajarnya sebesar Rp300.000. Dari situasi ini, net carrying

amount (nilai buku atau kos depresiasi) sebelum revaluasi

adalah Rp120.000 {berasal dari Rp200.000 – (2xRp40.000)}.

Net upward revaluation/surplus revaluasi (atau bisa juga

disebut kenaikan carrying value aset) adalah sebesar

Rp180.000 (Rp300.000 –Rp120.000) atau sebesar perbedaan

antara fair value dengan net carrying value.

Jika PT Rahayu menggunakan metode proporsional (atau

disebut juga pendekatan “Gross Up”) maka terlebih dahulu

harus kita tentukan berapa nilai bangunan yang akan dicatat.

Untuk itu, terlebih dahulu kita cari nilai gross fair value.

Karena nilai fair value setelah 2 tahun dari 5 tahun umur

ekonomis sebesar Rp300.0001, maka jumlah gross fair value

seharusnya sebesar:

Gross fair value (Gross Carrying amount) = 5/3 x

Rp300.000 = Rp 500.000

1 Logikanya adalah total gross fair value adalah 5/1 * 300.000=

Rp1,500.000.

Page 36: Akuntan Muda - Mei 2011

35

Karena pada awalnya aset memiliki kos Rp200.000, maka

agar total nilai aset sama dengan gross fair value-nya yaitu

sebesar Rp500.000, maka dalam revaluasi ini aset akan

dicatat sebesar Rp300.000.

Untuk mendapatan nilai net carrying value sama dengan fair

value-nya setelah dua tahun maka saldo akumulasi depresiasi

harus menjadi Rp200.000 sehingga untuk pancatatan pada

tanggal revaluasi, saldo akumulasi depresiasi harus

ditambahkan sebesar Rp120.000 (sebelum revaluasi terdapat

saldo Rp80.000 sehingga total saldo akan menjadi

Rp200.000).

Penjelasan lain mengapa saldo akumulasi depresiasi harus

sebesar Rp200.000 adalah jika total gross fair value adalah

Rp500.000 (seperti yang telah dihitung diatas) maka untuk

periode sampai dengan akhir tahun kedua, total akumulasi

depresiasi adalah (Rp500.000/5thn) x 2 tahun = Rp200.000

sehingga untuk pancatatan pada tanggal revaluasi, saldo

akumulasi depresiasi harus ditambahkan sebesar Rp120.000

Page 37: Akuntan Muda - Mei 2011

36

Terakhir adalah akun gain on ravaluation2. Nilai akun ini

dicatat sebesar perbedaan antara nilai fair value yaitu

Rp300.000 dengan nilai carrying value aset yaitu Rp 120.000,

sehingga akun gain on ravaluation akan dicatat sebesar:

gain on ravaluation = Rp300.000 – Rp120.000 = Rp

180.000

Rangkuman dari perhitungan diatas dapat dilihat sebagai

berikut:

Keterangan Original

Cost

Revaluation Total

Gross Carrying

amount

Rp200.000 Rp300.000 Rp500.000

Accumulated

Depreciation

80.000 120.000 200.000

Net Carrying

Amount

Rp120.000 Rp 180.000 Rp300.000

Jurnal yang dibuat pada tanggal revaluasi dengan metode

proporsional adalah:

2 Akun ini dapat diganti dengan menggunakan akun “surplus

revaluasi”

Page 38: Akuntan Muda - Mei 2011

37

Buildings Rp300.000

Accumulated depreciation Rp120.000

Other Comprehensive Income-Gain On revaluation

180.000

Setalah revalusi, maka carrying value bangunan adalah

sebesar Rp300.000 (Rp500.000 –Rp200.000).

METODE ELIMINASI

Metode ini dapat disebut juga “netting approach”. Dengan

menggunakan metode ini, akumulasi depresiasi akan

dieliminasi terlebih dahulu baru kemudian nilai aset akan

dinaikkan dengan mendebet rekening aset tetap yang terkait

sebesar perbedaan antara fair value dengan carrying amount

dan mengkredit rekening Gain On revaluation (atau surplus

revaluasi) dengan jumlah yang sama dengan rekening

debetnya.

Sebagai contoh PT Rahayu memiliki bangunan dengan harga

perolehan Rp200.000 dan diestimasi memiliki umur

ekonomis 5 tahun. Depresiasi berdasarkan informasi ini

Page 39: Akuntan Muda - Mei 2011

38

adalah sebesar Rp40.000 per tahun. Setelah dua tahun

berlalu (pada akhir tahun ke-2), PT Rahayu memperoleh

informasi bahwa nilai wajar bangunan sebesar Rp 300.000

dan memutuskan untuk menaikkan nilai bangunan ke nilai

wajarnya sebesar Rp300.000.

Jika PT. Rahayu menggunakan metode eliminasi (atau

“netting approach”) maka nilai Gain On revaluation dihitung

sebagai berikut:

Gain On revaluation = fair value - carrying amount

= Rp300.000 – (Rp200.000 –

Rp80.000)

= Rp 300.000 – Rp 120.000

= Rp 180.000

Selanjutnya jurnal sekelengkapnya yang dapat dibuat oleh

PT. Rahayu bekaitan dengan model revaluasi ini adalah:

31/12/08 Accumulated Deprecation

Building

(untuk mencatat eliminasi

akumulasi depresiasi)

Rp80.000*

Rp80.000

Page 40: Akuntan Muda - Mei 2011

39

31/12/08 Buildings

Other Comprehensive

Income-Gain On revaluation

(mencatat revaluasi building)

Rp 180.000

Rp180.000

*= jumlah akumulasi depresiasi pada tanggal ini

adalah sebesar Rp80.000 yang merupakan

total akumulasi depresiasi selama 2 tahun

REFERENSI

1. http://www.gfsconsulting.ca/ifrs/ifrs-and-

canadian-gaap-%E2%80%93-ias-16-revaluation-

model

2. Epstein & Jermakowicz. IFRS : Interpretation and

Application of International Accounting and Financial

Reporting, John Wiley, 2010

3. Workshop dan Diskusi “Pengaruh IFRS terhadap

Silabus dan Materi Pengajaran Akuntansi serta

Workshop "PSAK Terbaru, UI, 2010

4. Standar Akuntansi keuangan per 1 juli 2009. Ikatan

Akuntan Indonesia. Salemba Empat. Jakarta

Page 41: Akuntan Muda - Mei 2011

40

Review Buku : Numbers Rule

Your World

Numbers Rule Your World

Kaiser Fung

McGraw-Hill, 1 edition, 2010

224 halaman

Hardcover: $15.61

If you know how to use numbers in making everyday

decisions, you rule your world.

(Kaiser Fung – Number s Rule Your World)

Adakah aktifitas kehidupan kita yang tidak terpengaruhi oleh

angka ? Tidak ada, semua aktifitas kehidupan kita selalu

dipengaruhi oleh angka, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Kehidupan kita dibatasi oleh usia dan waktu yang

diukur dalam angka. Kehidupan yang bahagia dan ideal mulai

Page 42: Akuntan Muda - Mei 2011

41

dari kekayaan hingga bentuk fisik tubuh seringkali dikaitkan

dengan angka. Kesuksesan di bidang akademis tak luput dari

angka-angka. Pertumbuhan ekonomi suatu negara tak lepas

dari ukuran angka-angka. Bahkan dalam beribadah kepada

Tuhan pun kita tak bisa melepaskan peran angka-angka.

Angka telah mempengaruhi kehidupan manusia mulai dari

yang sifatnya ilmiah, religius bahkan hingga mistis.

Pesona angka memang sangat luar biasa. Kemampuan

berhitung angka dengan cepat mengindikasikan sebagai salah

satu bentuk kejeniusan. Orang-orang yang berbicara dengan

angka-angka tampak memiliki intelektualitas yang baik.

Kebohongan akan tampak menjadi sebuah kebenaran yang

ilmiah apabila dibarengi dengan angka-angka yang memukau.

Bahkan sesuatu yang tidak rasional pun bisa diubah menjadi

rasional melalui angka-angka. Angka tidak pernah luput jadi

bumbu penyedap yang amat lezat dalam pembicaraan mulai

dari anak TK hingga mahasiswa doktoral, dari guru SD hingga

Professor, dari penjudi hingga peneliti, dan dari rohaniawan

hingga paranormal. Ada dua bahasan penting yang tak dapat

dilepaskan dengan angka yaitu mistik dan statistik. Tak jarang

pula kedua bidang ini bisa bersinergi. Mistik dapat berubah

Page 43: Akuntan Muda - Mei 2011

42

menjadi statistik, demikian pula sebaliknya. Semuanya

tergantung dari cara berpikir orang yang menggunakannya.

Mistifikasi Angka

Semua kebudayaan di dunia memiliki kepercayaan terhadap

angka-angka. Beberapa diantaranya adalah kepercayaan

mengenai angka 13 dan 666 di kebudayaan Barat dan angka

4 kebudayaan Timur. Kepercayaan terhadap angka-angka

tersebut ternyata masih sangat berpengaruh terhadap

kehidupan manusia masa kini. Lihat saja kursi-kursi di

pesawat terbang dan gedung-gedung bertingkat. Kita tidak

akan pernah menjumpai penggunaan angka 13 disana. Angka

13 yang muncul pertama kali dari ajaran kuno Kabbala ini

dianggap membawa kesialan oleh karena itu harus dihindari.

Begitu juga dengan angka 666. Angka ini selalu diidentikan

dengan keburukan dan satanisme. Dalam kebudayaan China,

angka 4 dipercaya merupakan angka sial karena dalam

bahasa China, angka ini berarti kematian. Di Indonesia,

beberapa waktu lalu, di mailing list dan blog muncul tulisan

yang mencoba menghubung-hubungkan angka 26 dengan

Page 44: Akuntan Muda - Mei 2011

43

sebagian besar musibah yang terjadi di Indonesia. Mistik

sudah mirip seperti statistik. Angka-angka di atas dicoba

dihubung-hubungkan dengan suatu kejadian buruk. Lebih

parahnya lagi tumbuh keyakinan bahwa angka –angka

tersebut yang menyebabkan terjadinya suatu kejadian buruk.

Sungguh suatu pembodohan yang luar biasa. Mistifikasi

angka-angka telah meracuni kehidupan manusia. Sesuatu

yang irrasional pun terlihat menjadi menarik karena

dibumbui oleh angka-angka.

Cara Berfikir Statistik

Statistik telah menjadi perangkat yang penting di semua

bidang ilmu pengetahuan. Berita-berita yang kita lihat di

media cetak dan elektronik hampir semuanya adalah angka-

angka statistik, baik yang sifatnya deskriptif maupun

inferensial. Pendapatan per kapita, persentase kemiskinan,

indeks harga saham, hasil survey dan polling, tingkat

pengangguran, ramalan cuaca dsb semuanya adalah angka-

angka statistik. Seberapa penting kah angka-angka tersebut?

Statistik jelas bermanfaat bagi kehidupan manusia. Suatu

permasalahan akan dapat dengan mudah dijelaskan dan

Page 45: Akuntan Muda - Mei 2011

44

diprediksi dengan memanfaatkan angka-angka karena

terukur dengan jelas. Namun demikian tidak semua

permasalahan dapat dikuantifikasi, dijelaskan dan diprediksi

hanya dengan angka-angka statistik dan probailitas semata.

Statistik identik dengan metode ilmiah. Orang yang berbicara

dengan angka-angka statistik terlihat lebih ilmiah

dibandingkan dengan yang tidak menggunakannya. Dalam

ilmu ekonomi, banyak ekonom yang memuja angka-angka

statistik. Kehidupan manusia yang kompleks dengan berbagai

pola perilaku dan aspek sosial yang menaunginya semuanya

dianggap dapat tergambarkan dalam distribusi normal.

Angka-angka statistik pun tak jarang digunakan untuk

mengilmiahkan suatu kebohongan. Angka dan statistik jelas

tidak bersalah, tetapi orang yang menggunakan dan

menyusunnya yang bermasalah. Orang-orang seperti ini jelas

telah melakukan apa yang disebut oleh Nassim Nicholas

Thaleb dalam bukunya yang fenomenal berjudul Black Swan

sebagai kecurangan intelektual yang luar biasa melalui

statistik.

Berbeda dengan Nassim Nicholas Thaleb yang mengkritisi

cara berfikir statistik, Kaiser Fung yang berprofesi sebagai

Page 46: Akuntan Muda - Mei 2011

45

statistikawan professional dalam bukunya yang berjudul

Numbers Rule Your World mencoba memberikan

pemahaman yang benar mengenai “cara berfikir statistik”.

Ada lima pemikiran penting yang dikemukakan oleh Fung,

namun demikian dari semua pemikiran tersebut ada satu

pemikiran yang patut dikritisi. Berikut ini adalah cara berfikir

statistik yang benar menurut Fung.

Jangan percaya angka rata-rata. Salah satu tema penting

yang dibahas adalah penyalahgunaan angka rata-rata.

Selama ini orang selalu terpesona dengan angka rata-rata.

Padahal, penggunaan angka ini, apalagi untuk kehidupan

sosial jelas akan menjadi pernyataan yang menyesatkan jika

tidak mempertimbangkan variabilitas dari angka tersebut.

Angka rata-rata sama sekali tak bermakna apa-apa jika tidak

disandingkan dengan variabilitasnya. Sebagai contoh.

Perhitungan GNP yang diukur berdasarkan jumlah rata-rata

barang dan jasa yang diproduksi jelas akan bias jika

variabilitasnya tidak diketahui. Jumlah rata-rata

mengasumsikan produksi setiap orang adalah sama, padahal

dalam realitasnya tidak demikian.

Page 47: Akuntan Muda - Mei 2011

46

Korelasi berbeda dengan kausasi. Kesalahan cara berpikir

lainnya dalam statistik adalah menyamakan korelasi dengan

penyebab. Sebagian akademisi ada yang secara gegabah

menyimpulkan suatu kondisi menyebabkan kondisi lainnya

karena adanya korelasi. Dalam korelasi kita tidak dapat

mengetahui mana yang menentukan dan mana yang

ditentukan. Perubahan lingkar leher memiliki korelasi

dengan perubahan lingkar pinggang, tetapi kita tidak dapat

mengatakan bahwa perubahan lingkar leher menyebabkan

perubahan lingkar pinggang atau sebaliknya.

Penggabungan (agregasi) dua kelompok yang berbeda itu

tidak bermanfaat. Jika ada dua kelompok mahasiswa pria

dan wanita yang mengikuti test TOEFL, kemudian dari hasil

test tersebut diperoleh nilai rata-rata mahasiswa pria adalah

550 dan wanita adalah 560. Melakukan agregasi atas nilai

rata-rata mahasiswa pria dan wanita sangat tidak tepat.

Karakteristik kedua kelompok tersebut jelas berbeda. Ketika

terjadi perbadaan dalam kelompok seperti jenis kelamin,

penghasilan, geografis, dsb , biarkanlah perbedaan itu tetap

terjadi.

Page 48: Akuntan Muda - Mei 2011

47

Perhatikan sampel dalam pengambilan keputusan. Pada

statistik inferensi dikenal ada dua tipe kesalahan yaitu

kesalahan dalam menyimpulkan adanya perbedaan, padahal

sesungguhnya tidak ada perbedaan (kesalahan tipe 1) dan

kesalahan dalam menyimpulkan tidak adanya perbedaan,

padahal sesungguhnya ada perbedaan (kesalahan tipe 2).

Pengambilan keputusan yang tidak memperhatikan jumlah

sampel yang dipergunakan akan mengakibatkan kesalahan

dalam melakukan generalisasi terhadap suatu permasalahan.

Jangan terlalu percaya atas sesuatu yang jarang terjadi. Pola

pikir statistik adalah pola pikir distribusi normal. Hampir

sebagian besar permasalahan dapat diprediksi dengan

menggunakan pola tersebut. Distribusi normal juga

menyebabkan kita harus mengenyampingkan sesuatu yang

bersifat outlier dan unpredictable.

Dari kelima pemikiran Fung di atas, yang patut dikritisi adalah

pemikirannya yang terakhir. Pola pikir distribusi normal inilah

yang sebenarnya dikritik keras oleh Nassim Nicholas Thaleb.

Banyak hal-hal yang terjadi di dalam kehidupan justru berasal

dari sesuatu yang sebelumnya tak dapat diprediksi dengan

Baik. Thaleb mencontohkan kejadian terorisme September

Page 49: Akuntan Muda - Mei 2011

48

2001, dan Novel Harry Potter yang menjadi best-seller. Lebih

jauh lagi, pemikiran statistik yang terlalu fokus kepada

distribusi normal sebenarnya telah mengenyampingkan

peran Tuhan di dunia ini. Tidak semua permasalahan di

dunia ini dapat diprediksi dengan baik dan dirasionalkan.

Kejadian-kejadian yang outlier dan unpredictable bisa saja

terjadi dan justru memiliki peluang besar mengubah dunia.

Hukum pareto juga bisa digunakan untuk mendukung

pernyataan ini. Sesuatu yang kecil itu justru mempengaruhi

yang besar. Mempercayai sesuatu yang outlier ataupun

unpredictable tidak berarti membuat statistik menjadi seperti

mistik. Bahkan terlalu mengagungkan pemikiran distribusi

normal itu yang dapat membuat statistik menjadi mistik. Jadi

jangan pernah mengenyampingkan sesuatu yang kecil dan

jarang terjadi, karena sesungguhnya kejadian seperti itulah

yang justru memiliki pengaruh yang amat besar bagi

kehidupan.

Kaiser Fung adalah statistikawan professional yang memiliki

pengalaman lebih dari satu dekade. Fung menyelesaikan

MBA-nya di Universitas Harvard.

(Arif Perdana)