aktivitas public relations bens radio 106,2 fm dalam ...isip.usni.ac.id/jurnal/z5. rialdo...
TRANSCRIPT
57
AKTIVITAS PUBLIC RELATIONS BENS RADIO 106,2 FM
DALAM MENJARING PENDENGAR MUDA
Rialdo Rezeky M. L Toruan1
Isanty Maina2
Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)
Jalan Hang Lekir I, Jakarta Pusat
Fakultas Ilmu Komunikasi
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana aktivitas Public
Relations yang di gunakan Bens Radio 106,2 FM dalam mempertahankan eksistensi
pendengarnya serta untuk mengetahui acara program-program Public Relations off air
dan on air. Paradigma penelitian ini menggunkan positivisme sebab peneliti berupaya
mengungkap kebenaran realitas yang ada, dan bagaimana realitas tersebut senyatanya berjalan.
Pendekatan penelitian deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus. Menggunakan konsep
public relations dan model four steps dari Cultip & Center. Hasil penelitian Keberhasilan
Ben’s Radio dalam memelihara citra perusahaan yakni dengan terjalinnya hubungan
kerjasama Ben’s Radio dengan pihak lain seperti pengiklan, sponsor, maupun lembaga,
Ben’s Radio mendapatkan citra yang baik dimata client nya. aktivitas Public Relations
yang dilakukan Ben’s Radio 106,2 FM dalam mempertahankan eksistensi para
pendengar nya di jaman sekarang yang era digital nya sudah canggih yaitu dengan
menggunakan strategi Four-Step Public Relations.
Kata Kunci: Aktivitas Public Relations, Ben’s Radio, Four Steps, Pendengar Muda
PENDAHULUAN
Radio dapat diperuntukkan
sebagai media massa elektronik tertua
dan sangat luwes. Radio telah
beradaptasi dengan perubahan dunia
dengan mengembangkan hubungan
saling menguntungkan dan melengkapi
dengan media lain (Ardianto,
2007:123). Sebagai unsur dari proses
komunikasi massa, radio siaran
mempunyai ciri dan sifat yang berbeda
dengan media massa lainnya yaitu
bersifat audial. Selain itu keunggulan
radio siaran adalah murah, merakyat,
dan bisa dibawa atau didengarkan
dimana-mana.
Definisi Radio adalah teknologi
yang digunakan untuk pengiriman
sinyal dengan cara modulasi dan radiasi
elektromagnetik (gelombang
elektromagnetik). Gelombang ini
melintas dan merambat lewat udara dan
bisa juga merambat lewat ruang
angkasa yang hampa udara, karena
gelombang ini tidak memerlukan
medium pengangkut (seperti molekul
udara).
Perkembangan teknologi
informasi pada saat ini mengalami
kemajuan sangat signifikan. Sejak
bergulirnya UU No. 32 Tahun 2002
tentang penyiaran, dunia penyiaran di
Indonesia mengalami perubahan yang
berarti, hingga kemudian munculah
radio-radio swasta yang mampu
menyiarkan informasi kepada
masyarakat Indonesia dengan cara-cara
yang lebih variatif. Beragam cara
digunakan oleh radio-radio swasta
untuk menjaring pendengar, dari mulai
58
menyajikan konten hiburan,
menjadikan artis sebagai penyiar pada
waktu “prime time”, hingga bekerja
sama dengan beberapa label rekaman
untuk membagikan tiket konser atau
promo-promo menarik. Media
penyiaran merupakan organisasi yang
menyebarkan informasi yang berupa
produk budaya atau pesan yang
mempengaruhi dan mencerminkan
budaya dalam masyarakat
(Morissan,2008:14)
Di Ben’s Radio 106,2 FM
sendiri penulis meneliti mengenai apa
saja yang harus dibenahi agar tujuan
yang diinginkan dapat tercapai dan
beberapa diantaranya adalah program
siaran yang kurang mencapai rating
bagus, perbaikan program kerja bagian
Humas dalam membentuk citra positif
dan promosi yang dilakukan dirasa
kurang menarik minat target
pendengarnya.
Salah satu radio yang masih
eksis namun sudah tidak didengar oleh
anak-anak muda jaman sekarang atau di
jaman milenial ini yaitu Ben’s Radio
106,2 FM sebuah badan berbentuk
Perseroan Terbatas atau PT dipilih agar
PT. Radio Bergaya Nyanyian Irama
Sejati dapat menjalankan fungsinya
secara komersial. Tetap eksis dan hidup
dengan layak bahkan sejahtera dalam
berbagai sisi, disamping tetap
mengembangkan tujuan sebagai
pelestari dan pengembang budaya
Betawi.
Upaya menunjukkan bahwa
Bens Radio 106,2 FM memang radio
Betawi, program siaran sekaligus acara
off air yang selalu digelarnya, acara off
air Public Relations yaitu misalnya
terjun langsung kelapangan senantiasa
menghadirkan nuansa kebetawian,
mengadakan seminar dari kampus ke
kampus untuk mengenalkan Bens
Radio 106,2 FM, membuka booth
dalam acara kampus. Bens Radio 106,2
FM, identik dengan bahasa betawinya
dalam komunikasi sehari-hari,
termasuk dalam menyapa
pendengarnya. Agar senantiasa lekat di
hati seluruh lapisan mulai dari Ncang,
Ncing, Nyak, Babe, Mpok, Abang, dan
juga None (yang sekaligus menjadi
sapaan khas Bens Radio untuk
pendengarnya, Se-Jabodetabek dan
Sekenanye), sebagai istilah khas
penyebutan jangkauan siar (coverage
area) nya.
Di tahun 2018 ini, Bens Radio
106.2 FM masih mengusung tagline
“Bens Radio – Betawi Punye Gaye”
sebagai positioning bahwa Bens Radio
adalah radio Betawi atu-atunye di
Jakarta. Yang menggambarkan kepada
siapapun bahwa BEN’S RADIO 106,2
FM termasuk kebudayaan betawi kagak
bakal ade matinye, sehingga pendengar
akan semakin bangga dan mantap
menyimak juga mengikuti setiap
program Bens Radio dengan balutan
yang kreatif. Mitra kerja pun
diharapkan semakin mengakui dan
memanfaatkan eksistensi Bens Radio
sebagai media radio paling tepat untuk
mengkomunikasikan produk mereka.
Hal ini lah yang menjadikan penulis
ingin mencari tahu dan menggali lebih
dalam lagi mengenai strategi Public
Relations Bens Radio 106,2 FM di
tengah gempuran kemajuan teknologi
yang memudahkan masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan informasi dan
hiburan.
Peneliti yakin ada hal baru dan
inovatif yang dilakukan PR Bens Radio
106 FM dalam membuat strategi
mempertahankan eksistensinya. Hal ini
sejalan dengan pemikiran Morissan,
Public Relations bertanggung jawab
menjelaskan tindakan perusahaan
kepada khalayak yang berkepentingan
dengan organisasi perusahaan.
Khalayak yang berkepentingan akan
selalu tertarik dengan apa saja yang
dilakukan perusahaan. Public Relations
harus memberikan perhatian terhadap
pikiran dan perasaan khalayak terhadap
organisasi. (Morissan:2008)
59
Para pendengar menggunakan
radio tidak hanya sebagai music player
tetapi juga dipengaruhi oleh preferensi
terhadap program dan juga karakter
presenter. Kedua hal tersebut menjadi
kekuatan unik radio yaitu
kemampuannya untuk berinteraksi
dengan pendengar. Untuk itu peneliti
tertarik melakukan penelitian radio
dengan judul Aktivitas Public Relations
Ben’s Radio Dalam Menjaring
Pendengar Muda.
Hingga pendengar akhirnya,
kini radio kembali mendapatkan atensi
yang tinggi dari masyarakat berkat
adanya penggabungan antara media
radio dengan internet. Selain membuat
fitur streaming, radio masa kini juga
menyajikan informasi-informasi yang
di masukan kedalam website mereka.
Demikian hal nya, dengan Bens Radio
mengintegrasikan radio konvensional
sehingga program radio yang secara
spesifik memutarkan lagu-lagu
kesukaan pendengar. Dengan internet
dan kemuadian menjadi bens streaming
radio. Kedua bentuk radio dari Bens
Radio konvensional dan radio
streaming secara bersama-sama
mengudara dengan menggunakan
frekuensi masing-masing. Dan ini pula
yang kemudian menjadi riset Public
Relations Bens Radio untuk tujuan
mengetahui program-program
unggulan yang menjadi perhatian
pendengar.
LANDASAN TEORITIS
Bens Radio 106.2 FM
Indonesia sebagai yang terdiri
dari beragam etnis dan suku, memiliki
beragam budaya daerah yang unik dan
harus dijaga kelestariannya. Namun
derasnya arus globalisasi, perlahan
mulai mengikis budaya asli Indonesia
dan berganti dengan budaya modern
yang cendrung kebarat-baratan.
Berangkat dari panggilan hati
seorang seniman dan keinginan untuk
melestarikan kebudayaan tanah
kelahirannya, Alm.H. Benyamin Suaeb
menuangkan ide dan mengembangkan
kebudayaan betawi dengan mendirikan
sebuah radio pada 5 Maret 1990.
Sesuai dengan motto nya,
“Radio Betawi Atu-atunye Selera Siape
Aje”, Bens Radio tidak memiliki target
pendengar khusus seperti kebanyakan
radio lain. Hal ini mempengaruhi
komposisi musik yang diputar, yaitu
40% Dangdut, 40% Pop Indonesia,
15% Gambang, musik religi dan musik
India sebesar 5%.
Sebagai radio dengan format
etnik, informasi yang disampaikan pun
dikemas dengan ciri khas Betawi,
misalnya dari segi bahasa yang
digunakan.
Public Relations
Public Relations adalah salah satu
manajemen dalam perusahaan yang
bertugas untuk membentuk dan
menjaga hubungan dengan pihak
internal dan eksternal perusahaan.
Public Relations juga memiliki andil
yang besar dalam membentuk persepsi
publik terhadap perusahaan.
Public Relations merupakan
salah satu bidang ilmu komunikasi,
yaitu penerapan ilmu komunikasi pada
suatu organisasi/perusahaan dalam
melaksanakan fungsi manajemen.
Public Relations pada hakekatnya
adalah kegiatan komunikasi, ciri dari
komunikasi Public Relations adalah
two-way communication. Arus
komunikasi timbal balik ini yang harus
dilakukan dalam kegiatan Public
Relations ehingga terciptanya umpan
balik yang merupakan prinsip pokok
dalam Public Relations (Soemirat dan
Ardianto, 2008:11).
Menurut Betrand R. Canfield,
Public Relations adalah falsafah dan
fungsi manajemen yang diekspresikan
melalui kebijaksanaan dan kegiatan-
kegiatan untuk melayani kepentingan
publik, melakukan kegiatan
komunikasi bagi publiknya untuk
60
menciptakan pengertian dan goodwill
bagi publiknya (Hairunnisa, 2015:18)
Sementara menurut Denny
Griswold, Public Relations adalah
suatu fungsi manajemen yang menilai
sikap publik, menunjukkan
kebijaksanaan dan prosedur dari
seorang individu atau sebuah lembaga
atas dasar kepentingan publik,
merencanakan, dan menjalankan
rencana kerja untuk memperoleh
pengertian dan dapat diterima dengan
baik oleh publik (Danandjaja, 2011:16)
Dari komunikasi timbal balik
tersebut pihak suatu instansi yakni Bens
Radio, ditujukan untuk menciptakan
saling pengertian dan dukungan bagi
terciptanya tujuan, kebijakan dan
tindakan instansi tersebut.
Pengertian “ Publik “ dalam
Public Relations adalah kelompok
orang yang menjadi sasaran kegiatan
Public Relations. Artinya, kelompok
yang harus senantiasa dihubungi dalam
rangka pelaksanaan fungsi Public
Relations. Seorang praktisi Public
Relations harus memperhatikan prinsip
komunikasi yang efektif, yaitu jenis
public, susunan pesan, serta saluran apa
yang paling sesuai sehingga
pelaksanaan komunikasi berjalan
dengan sukses.
Dengan demikian Humas
adalah suatu bentuk bagian dari metode
komunikasi yang berlaku terhadap
semua jenis orang, baik yang bersifat
komersial maupun yang non komersial,
disektor public (pemerintah) maupun
privat (swasta).
Peranan Humas pada suatu
perusahaan / orang sangatlah penting
guna menyebarluaskan informasi
kepada khalayak / public (baik internal
maupun eksternal).
Bila dikaitkan dengan penelitian
ini maka Humas Bens Radio Jakarta
harus dapat melakukan kegiatan
komunikasi dengan baik dan
berkelanjutan, dengan tujuan untuk
menumbuhkan rasa percaya publik-
publiknya terhadap kebutuhan yang
dibutuhkan bagi pendengarnya serta
mempengaruhi publik / pendengar
dalam hal ini publik eksternal yaitu
pegawai agar dapat bekerja sama dalam
mencapai tujuan organisasi atau
perusahaan.
Seorang Humas harus lebih
peka terhadap keadaan di sekitarnya,
terlebih dengan pendapat umum yang
dapat mempengaruhi keadaan
sekitarnya, terlebih dengan pendapat
umum yang dapat mempengaruhi citra
(image) organisasinya. Pendapat itu
bersifat luas, namun Humas organisasi
harus terus menerus berusaha
mempertahankan opini positif itu
berubah menjadi positif.
Sasaran hubungan masyarakat
adalah sasaran komunikasi. Dalam
usaha mencapai tujuan manajemen
secara efektif, orang-orang yang
menjadi sasarannya dibagi menjadi dua,
yaitu khalayak dalam (publik internal)
dan khalayak luar (public eksternal).
Dimana dalam penelitian ini, penulis
meneliti mengenai khalayak dalam
(publik internal).
Proses Kerja Public Relations
Scott M Cutlip dan Allen H
(Center, 2006) mengibaratkan proses
kegiatan Public Relations sebagai
gunung es yang tampak dari jauh
muncul dipermukaan air, orang
menyangkayang tampak adalah
keseluruhan gunung es tersebut.
Padahal jika dicermati yang tampak
hanya seperempatnya sedangkan
bagian yang banyak tidak tampak
karena ada didalam air atau di bawah
permukaannya. Begitulah proses public
relations. Kegiatan yang tampak oleh
masyarakat hanya sebagian kecil,
sedangkan kegiatan sebagian besar
justru tidak tampak. Adapun proses
Public Relations adalah sebagai
berikut:
61
Defining Problem (mendefinisikan
masalah) Dalam tahap ini penelitian yang
berkaitan dengan opini, sikap, dan
reaksi dari mereka yang berkepentingan
dengan aksi dan kebijakan-kebijakan
organisasi. Kemudian melakukan
pendataan dari fakta-fakta dan
informasi yang berkaitan langsung
dengan kepentingan organisasi, yaitu:
“What is our Problem?”
Planning (Perencaan), yaitu proses
untuk menginventarisasi masalah dan
mengkorelasi aspek yang satu dengan
aspek yang lain berdasarkan data dan
fakta yang diperoleh pada penelitian.
Communicating atau Pelaksanaan atau
Penggiatan, yaitu proses pelaksanaan
kegiatan secara aktif berdasarkan
rencana yang telah disusun. Tugas –
tugas tersebut tidak harus dilaksanakan
satu-persatu berurutan, akan tetapi
tugas humas kadang-kadang harus
dilaksanakan secara serentak. Perlu
diperhatikan pada tahap ini juga ada
tugas atau kegiatan yang sifatnya
darurat atau mendadak sehingga tidak
ada dalam perencanaan, misalnya
musibah yang menimpa organisasi.
Petugas public relation (PR) harus
secepatnya mengadakan komunikasi
pada pihak yang berkaitan jika terjadi
musibah untuk secepatnya dapat
menyelesaikan masalahnya.
Evaluating atau Pengawasan atau
Penilaian, yaitu proses untuk mengkaji
pelaksanaan suatu rencana yang tediri
atas program-program, pada tahap ini
ditelaah apakah rencana yang telah
dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Penilaian ini dimaksudkan agar
dikemudian hari tidak terjadi lagi
hambatan yang sama dalam
pelaksanaan kegiatan. Berdasarkan
hasil penilaian petugas Public Relations
dapat mengambil kebijaksanaan
tertentu untuk menyusun kembali
penilaian yang perlu diadakan untuk
kemudian membuat perencanaan
kegiatan dan melaksanakan kegiatan
tersebut tanpa hambatan. Tahap
penilaina ini sering diabaikan padahal
tahap ini sangat penting untuk membina
kegiatan Public Relations secara
dinamis spiralistis.
METODELOGI PENELITIAN
Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian ini
positivisme sebab peneliti berupaya
mengungkap kebenaran realitas yang
ada, dan bagaimana realitas tersebut
senyatanya berjalan. Akan tetapi oleh
periset dalam penelitian, informasi
kebenaran itu dinyatakan kepada
individu yang dijadikan responden
penelitian. Untuk mencapai kebenaran
ini, periset sebagai seorang pencari
kebenaran harus menanyakan secara
langsung kepada objek yang diteliti,
dan sang objek dapat memberikan
jawaban langsung kepada periset yang
bersangkutan.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian
ini adalah studi kasus. Peneliti
menggunakan studi kasus berarti
penelitian ini melakukan eksplorasi
secara mendalam terhadap sebuah
program dan aktivitas terhadap Public
Relations Bens Radio dalam menjaring
pendengar muda yang program-
program agar bisa diterima oleh
masyarakat.
HASIL PENELITIAN
Pada tahap ini, peneliti
melakukan pemaparan yang bersifat
deskriptif tujuannya adalah untuk
mendapatkan gambaran dan informasi
tentang Aktivitas Public Relations
Ben’s Radio dalam Menjaring
Pendengar Muda. Penelitian ini utama
nya menekankan untuk memperoleh
gambaran tentang menjaring pendengar
muda Ben’s Radio, selanjutnya hasil
62
studi awal ini akan digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam pembuatan
rencana penyiaran dan penerapan
program siaran Bens Radio.
Berdasarkan wawancara dengan
informan-informan yang bergerak
dibidang radio, diketahui bahwa untuk
menjaring pendengar muda diperlukan
keahlian dalam berkomunikasi apa
yang di inginkan oleh pendengar muda.
Saat ini, proses penyiaran program
untuk menjaring pendengar muda
dilakukan melalui program siaran
BETAWI yaitu Bebas Ketawa Ketiwi
dan BEGAYA, Betawi Punya Gaya.
Pada tahap observasi yang
peneliti lakukan di lapangan untuk
mengetahui program siaran yang
banyak menjaring pendengar muda
banyak diminati Ben’s Radio dari hasil
wawancara pendengar diperoleh
informasi bahwa yang paling banyak
diminati oleh kalangan muda yaitu
program siaran yang membahas tentang
penyampaian pesan yang di sampaikan
dengan penuh keceriaan dan motivasi.
Aktivitas Humas Public Relations Ben’s
Radio
a. Ben’s Radio melakukan kegiatan
on air dan off air untuk pendengar
secara langsung yaitu melakukan
promosi memberikan penawaran
melalu iklan/media, yang
dilakukan oleh Humas Ben’s
Radio dengan terjun langsung ke
lapangan bertemu komunitas dan
ke kampus-kampus.
b. Ben’s Radio
mengimplementasikan aktivitas
Humas dalam melakukan promosi
program nya, hal ini dilakukan
karena Bens Radio ingin tetap
menjaga citra positive kepada para
pendengar nya mengingat Bens
Radio adalah salah satu radio
pertama di JABODETABEK
dengan ciri khas sapaan Betawi
nya.
Aktivitas Program On Air dan Off Air
Bens Radio
a. Ben’s Radio mengadakan event
3-4 kali dalam setahun, hal ini
dilakukan untuk menunjukan
eksistensi nya untuk menjalin
dan menyapa kepada para
pendengar nya. Event ini
dilakukan tiap 3 bulan sekali
dengan menunjukkan program
baru setiap tahun.
b. Ben’s Radio mengadakan
community gathering secara
rutin. Gathering ini ditujukan
agar para pendengar Bens Radio
dapat saling kenal dan bertukar
informasi, juga untuk menjaga
pendengar agar tetap setia
terhadap Ben’s Radio. Dan dari
sini Ben’s Radio juga dapat
mengevaluasi apa kekurangan-
kekurangan yang masih harus di
perbaiki karena di rasa kurang
oleh pendengar.
c. Ben’s Radio mengirimkan
hampers kepada customer untuk
perayaan hari spesial, sebagai
bentuk apresiasi Ben’s Radio
kepada pendengar setianya.
Karena dengan kita mengadakan
event, seperti anniversary, ulang
tahun Ben’s Radio, ataupun hari-
hari raya besar lainnya akan
membuat para pendengar merasa
di perhatikan.
Perencanaan Program Bens Radio
untuk Menjaring Pendengar Muda
Dalam tahap ini, seorang public
relation melakukan penyusunan
perencanaan siaran Ben’s Radio untuk
jangka panjang dan jangka pendek.
Kemudian perencanaan jangka panjang
dan jangka pendek di break down
kedalam program-program siaran
meliputi: off air dan on air. Adapun
yang masuk dalam kategori program off
air berupa event dengan melakukan
kunjungan ke kampus-kampus, jalan
sehat. Sedangkan yang masuk dalam
63
program on air: program Begaya (
Betawi Punya Gaya ) yang ditayangkan
setiap hari Senin-Jumat jam 06.00-
10.00 WIB, Betawi ( Bebas Ketawa
Ketiwi ) yang ditayangkan setiap hari
Senin-Jumat jam 16.00-20.00. Dalam
acara off air Ben’s Radio, yang
dipaparkan oleh informan #2 Bapak
Abdul Aziz selaku Divisi Humas:
“Terakhir tuh kita bikin
acara jalan sehat itu
tahun 2017, banyak juga
yang ikut. 2018 kita
tidak bikin acara jalan
sehat. Makanya 2019
nanti belum tau nih
rencana nya ada wacana
mau bikin acara kegiatan
lagi atau engga, Karena
banyak pertimbangan
dari manajemen. Cuman
respon dari pendengar,
kapan nih bens radio
ngadain acara lagi… jadi
banyak yang nanyain.”
Sedangkan dalam acara
on air, seperti yang
dikemukakan oleh informan #1
yaitu Bapak Muhamad Subuh
selaku Station Manager:
“Kalau sesuai dengan
keseharian nya
pendengar itu waktu
orang mendengarkan
Bens Radio itu lebih
banyak pagi dan sore,
makanya pagi dan sore
itu hampir semua radio-
radio itu menyebutnya
prime time. Jadi waktu
dimana kebanyakan
orang mendengarkan
radio. Acara yang
banyak diminati oleh
pendengar itu acara
Begaya ( Betawi punya
gaya ) jam 07.00 – 10.00
dan Betawi ( bebas
ketawa ketiwi ) jam
16.00-20.00.”
Pembahasan
Dari analisis data tersebut, maka
peneliti menghubungkan antara fokus
masalah yang diangkat dengan hasil
pengamatan di Ben’s Radio, peneliti
berusaha mengamati semua kegiatan
yang dilakukan oleh Humas Ben’s
Radio berlandaskan teori Four Step
Public Relations.
Dalam mempertahankan
eksistensi nya Public Relations
memadukan media radio dengan
konsep media baru. Strategi tersebut
mereka rumuskan menggunakan
konsep 4 Step PR milik Cutlip &
Center. Pada konsep ini, kegiatan yang
dilakukan antara lain melakukan
Research, Planning, Actuating &
Communication, dan Evaluating.
Tahap-tahap tersebut mereka gunakan
guna mempertahankan eksistensi dan
meningkatkan jumlah angka pendengar
muda radio mereka. Berikut merupakan
penjabaran konsep kegiatan 4 Step
Public Relations yang dilakukan oleh
Ben’s Radio 106,2 FM:
Research
Dalam setiap mengembangkan
perencanaan, Ben’s Radio 106,2 FM
terlebih dahulu melakukan sebuah riset.
Dimana hal tersebut sangatlah baik
untuk mengetahui gambaran umum
pendengar mereka, angka kuantitas
pendengar mereka atau digunakan
untuk mengevaluasi suatu perencanaan
yang dilakukan sebelumnya. Data riset
yang mereka miliki merupakan hasil
dari olah data PT.Nielsen Media
Research Indonesia yang merupakan
perusahaan jasa yang bergerak dibidang
riset. Ben’s Radio mendapatkan hasil
riset tersebut secara berkala, yaitu
dalam jangka waktu setiap 3 bulan.
Ben’s Radio sendiri telah memiliki
segmentasi pendengarnya, yaitu
64
kategori dewasa muda dan orang tua.
Dimana konsep-konsep yang
diterapkan dalam perencanaan Ben’s
Radio akan mengacu ke arah
segmentasi tersebut. Berdasarkan hasil
riset yang mereka lakukan, mereka
menilai di zaman sekarang ini, segala
sesuatu akan sangatlah mudah apabila
dilakukan melalui internet atau dengan
menggunakan media baru, hal ini lah
yang menjadi penyebab mereka
melakukan perubahan pada website
yang mereka miliki.
Perubahan website yang mereka
lakukan ialah berupa penambahan
sajian konten berita, dan juga
penambahan fitur streaming. Hal ini
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
akan informasi para pendengarnya,
selain itu mereka juga menambahkan
bahwa mereka ingin menciptakan
suasana fresh pada website yang
mereka miliki. Mereka berasumsi pada
website mereka, bahwa kini para
pendengar Ben’s Radio bisa
mendengarkan radio serta membaca
berita online secara bersamaan.
Berdasarkan hasil riset tersebut
juga, Ben’s Radio mengetahui bahwa
radio nya berhasil menjadi radio
pertama JABODETABEK. Hal
tersebut lah yang memotivasi mereka
untuk terus mengembangkan strategi-
strategi agar tetap memiliki eksistensi
yang tinggi.
Hasil riset ini ternyata juga di
buktikan oleh salah satu pendengar
radio yang mengetahui Ben’s Radio
106,2 Fm. Pendengar ini mengatakan
bahwa dirinya masih membutuhkan
sebuah media radio meskipun hanya
didalam perjalanan saja. Beliau juga
menambahkan bahwa informasi-
informasi yang di kemas oleh radio
sangatlah membantu, selain itu laporan
situasi lalu lintas terkini juga sangat ia
nantikan pada suatu program siaran
radio.
Planning
Perumusan perencanaan
merupakan tahap selanjutnya yang
harus dilakukan oleh Ben’s Radio 106,2
FM dalam mempertahankan para
pendengar mudanya agar terus untuk
meningkatkan eksistensinya.
Perencanaan-perencanaan tersebut
haruslah mengacu pada hasil riset.
Public Relations Ben’s Radio
106,2 Fm terkait merancang sebuah
rencana untuk memadukan media radio
dengan media baru, dimana
kecanggihan media baru, akan sangat
sulit ditandingi oleh media
konvensional seperti radio. Maka dari
itu, mereka bertujuan untuk mengganti
media radio mereka menjadi media
multiplatform.
Dalam konsep media multiplatform
yang mereka setujui, kegiatan kegiatan
yang biasa dilakukan radio seperti
request lagu, publikasi mengenai event
atau berinteraksi dengan para
pendengar kini tidak lagi
dipublikasikan melalui siaran mereka,
tetapi mereka juga akan akan
menggunakan media sosial mereka
seperti Whatsapp, facebook, dan
instagram sebagai media mereka
menyampaikan informasi-informasi
tersebut.
Secara keseluruhan, strategi-
strategi yang mereka rencakan
bukanlah hasil jerih payah seorang
Public Relations seorang melainkan
hasil dari peran divisi Brand Manager,
Brand Activation. 3 divisi inilah yang
berperan penting menjaga citra dan
eksistensi Ben’s Radio 106,2 FM.
Hal-hal yang peneliti temukan
dari Ben’s Radio 106,2 Fm juga
disetujui oleh salah satu pendengar
radio, dimana beliau mengatakan
kebiasaan masyarakat kini sudah
berbeda, kebutuhan akan music sudah
lebih mudah terpenuhi dengan media
lain seperti aplikasi Joox, Spotify, atau
bahkan youtube sekalipun. Namun
dengan adanya perubahan media radio
menjadi media multiplatform inilah
65
yang dinilai bisa kembali menarik para
pendengar yang mulai meninggalkan
radio, kembali mendengarkan radio
dengan cara yang lebih modern.
Actuating & Communication
Merupakan tahap dimana Ben’s
Radio 106,2 Fm selaku radio yang
sedang mempertahankan eksistensinya
kepada pendengar muda,
mengaplikasikan perencanaan-
perencaanaan yang telah dirumuskan
berdasarkan hasil riset dan temuan
temuan yang mereka dapatkan.
Contoh pengaplikasian tersebut
ialah dengan membuat sebuah aplikasi.
Mereka menamakannya aplikasi Ben’s
Radio. Dimana aplikasi tersebut ini
merupakan pengembangan dari fitur
radio streaming, yang menggunakan
kecanggihan sebuah internet untuk
mendengarkan sebuah radio.
Keunggulan dari aplikasi ini ialah, di
dalam aplikasi Ben’s Radio tersendiri,
terdapat beberapa program dan
informasi yang ada dan masih banyak
lagi. Hal ini dimaksudkan agar para
pengguna aplikasi tersebut bisa
memilih lagu, program dan informasi
sesuai dengan selera mereka. Selain
dapat digunakan untuk mendengarkan
radio, aplikasi Ben’s Radio tersendiri
ini tentunya penambahan konten baru
ini diharapkan mampu memberikan
kesan fresh terhadap aplikasi tersebut.
Selain membuat aplikasi, tentunya
masih banyak lagi strategi yang
dilakukan Ben’s Radio 106,2 FM
seperti melakukan perubahan besar
pada website mereka seperti yang sudah
dijelaskan. Mereka menyadari bahwa
radio nya merupakan radio nomor 1 di
JABODETABEK kalangan dewasa
muda,terutama orang tua.
Ben’s Radio 106,2 Fm juga
memiliki sebuah special event yang
mereka buat setiap tahun. Event
tersebut adalah berupa ulang tahun
Ben’s Radio, konser yang bertemakan
musik-musik era 90’an. Tentunya
alasan mereka memilih tema era 90’an
juga karena mereka ingin
menyesuaikan dengan segmentasi
pendengar mereka. Tujuan dari konser
tersebut adalah untuk mempertahankan
eksistensi mereka di kalangan dewasa
muda. Meskipun sasaran mereka adalah
dewasa muda, tapi tidak menutup
kemungkinan juga konser ini juga turut
dihadiri oleh para generasi milenial.
Secara, konser ini akan menarik para
penggemar band favorit masyarakat
yang segmentasinya sangat beragam.
Ben’s Radio sangat memanfaatkan
fungsi media sosial sebagai alat
publikasi mereka. Melalui media sosial
seperti instagram, Whatsapp, dan
facebook mereka sering mengadakan
event seperti membagi-bagikan
voucher pulsa dan voucher belanja,
membagikan hadiah, atau sekedar
menyebarkan informasi-informasi
terkini seputar infotainment, info
lalulintas, atau hanya sekedar menyapa
para pendengarnya. Special event yang
mereka lakukan juga akan selalu
mereka publikasikan melalui media
sosial mereka. Hal tersebut dilakukan
tentunya untuk mengikuti kebiasaan
dari para pendengarnya, yang kini lebih
sering menggunakan media sosial.
Namun sayangnya, pengaplikasian
strategi mereka kurang didukung oleh
fakta yang peneliti temukan dilapangan.
Salah satu pendengar radio menyatakan
bahwa, aplikasi tersebut dinilai tidak
terlalu penting untuk diunduh, karena
beliau hanya mendengarkan sebuah
radio jika dalam perjalanan saja. Dan
pendengar ini menilai bahwa, minat
untuk mendengarkan radio ini ketika
tidak dalam perjalanan sangatlah
minim, bahkan media-media lain
seperti aplikasi music dan youtube
diyakini lebih memuaskan dibanding
radio. Beliau bahkan mengakui bahwa
sangat jarang ia membuka akun sosial
media ataupun website Ben’s Radio
meskipun beliau mendengarkan radio
Ben’s.
66
Evaluating
Tahap evaluating sangatlah
dibutuhkan dalam suatu perencanaan.
Karena pada dasarnya, tahap ini
sangatlah berguna untuk mengetahui
seberapa berhasilnya perencanaan
tersebut. Dari hasil evaluasi, biasanya
akan muncul solusi-solusi untuk
memperbaiki perencanaan selanjutnya.
Begitu juga dengan Ben’s Radio 106,2
Fm, tahap ini pun juga dikerjakan oleh
Ben’s Radio untuk mengevaluasi hasil-
hasil dari perencanaan mereka yaitu
mengubah keinginan para pendengar
untuk mendengarkan radio di jaman
media baru menjadi media
multiplatform. Proses mereka
menetapkan media nya sebagai media
multiplatform tidaklah singkat, dimulai
dari tahap riset yang mereka lakukan
dan melihat bahwa kini kebiasaan
masyarakat sudah berubah karena
adanya teknologi canggih, lalu mereka
mulai merancang sebuah strategi agar
radionya bisa tetap eksis dikalangan
masyarakat. Kesuksesan Ben’s Radio
106,2 fm sebagai radio nomor 1
JABODETABEK yang di didirikan
oleh Benyamin Suaeb (Alm.) yang
dikenal sebagai public figure
Legendaris Betawi dimana masyarakat
mengetahui legendaris tersebut.
Langkah awal yang mereka tempuh
ialah dengan menambahkan fitur
streaming pada radio mereka, kemudian
mulailah mereka membuat aplikasi
radio yang kini berbasis aplikasi
internet yang bisa di download di
telepon genggam masyarakat. namun
mereka mengakui untuk perihal aplikasi
Ben’s Radio tersendiri, mereka belum
mengadakan evaluasi besar, melainkan
hanya melakukan maintenance yang di
kontrol setiap harinya. Berdasarkan
hasil maintenance tersebut mereka saat
ini bisa mengetahui sejauh mana
aplikasi mereka diketahui oleh
masyarakat. Dengan angka 10 ribu
pengunduh dalam kurun waktu 2tahun
tidak membuat Ben’s Radio 106,2 FM
patah semangat, semakin percaya diri
untuk mempertahankan atau bahkan
meningkatkan eksistensi pendengarnya,
terutama pendengar muda di jaman
teknologi yang semakin berkembang
ini.
Selain itu, evaluasi juga
merupakan titik tumpu mengapa
mereka menetapkan diri untuk
menjadikan media radio mereka
sebagai media multiplatform.
Karena mereka menilai,
bahwasanya media radio akan
sangat sulit bertahan apabila
mereka tidak mengikuti
perkembangan jaman.
Kecanggihan teknologi seperti
televisi, website berbagi video ,
atau aplikasi musik streaming
perlahan-lahan akan membuat
media radio semakin ditinggalkan
oleh para pendengarnya. Maka dari
itu Ben’s Radio 106,2 FM bersama
rekanan nya memutuskan
menjadikan media radio mereka
media multiplatform.
Namun yang perlu
diperhatikan adalah, Ben’s Radio
perlu melakukan evaluasi terhadap
seberapa besar outcome yang
ditimbulkan dari strategi-strategi
aktivitas atau kegiatan humas nya
yang mereka aplikasikan. Karena
melihat respon dari salah satu
pendengar yang dinilai hanya
mengetahui Ben’s Radio sebagai
suatu radio saja bukan suatu media
multiplatform. Mereka perlu
melihat seberapa jauh radionya
dikenal oleh pendengarnya, lalu
sejauh mana konten-konten dari
mereka mempengaruhi
pendengarnya, dengan begitu
barulah tahap evaluasi ini dapat
dikatakan sempurna. Publikasi
mengenai digitalisasi radio mereka
pun juga harus di lakukan lebih
gencar lagi, melihat salah satu
pendengar mereka yang masih
67
tidak terlalu mengetahui perihal
aplikasi dan perubahan media radio
Ben’s Radio 106,2 FM menjadi
media Multiplatform.
PENUTUP
Keberhasilan Ben’s Radio
dalam memelihara citra perusahaan
yakni dengan terjalinnya hubungan
kerja sama Ben’s Radio dengan pihak
lain seperti pengiklan, sponsor, maupun
lembaga, Ben’s Radio mendapatkan
citra yang baik dimata client nya.
Seperti banyaknya events dari sponsor-
sponsor, banyaknya talent untuk
mempromosikan diri di Ben’s Radio
dan iklan-iklan yang hadir ditengah-
tengah siarannya. Bahwa aktivitas
Public Relations yang dilakukan Ben’s
Radio 106,2 FM dalam
mempertahankan eksistensi para
pendengar nya di jaman sekarang yang
era digital nya sudah canggih yaitu
dengan menggunakan strategi Four-
Step Public Relations. Secara garis
besar, Strategi four-step PR yang
digunakan oleh Ben’s Radio.
Humas Ben’s Radio sangatlah
berperan dalam setiap rencana-rencana
yang di keluarkan oleh Ben’s Radio.
Karena, Humas Ben’s Radio
mengerjakan mulai dari melihat situasi
dan melihat kebiasaan masyarakat agar
bisa tahu strategi apa yang harus di
kerjakan, kemudian merumuskan hal
tersebut kepada divisi lain untuk
dibicarakan bersama-sama, hingga
merancang dan melaksanakan strategi
bersama dengan team atau divisi lain
untuk bertahan di jaman era digital ini
yang semakin berkembang luas. Ben’s
Radio mengadakan event 3-4 kali
dalam setahun, hal ini dilakukan untuk
menunjukan eksistensi nya menjalin
dan menyapa kepada para pendengar
nya. Event ini dilakukan tiap 3 bulan
sekali dengan menunjukkan program
baru setiap tahun. Ben’s Radio
mengadakan community gathering
secara rutin. Gathering ini ditujukan
agar para pendengar Bens Radio dapat
saling kenal dan bertukar informasi,
juga untuk menjaga pendengar agar
tetap setia terhadap Ben’s Radio. Dan
dari sini Ben’s Radio juga dapat
mengevaluasi apa kekurangan-
kekurangan yang masih harus di
perbaiki karena di rasa kurang oleh
pendengar.
DAFTAR PUSTAKA
Ardian, Bagus, 2007. Teori
Pertumbuhan Kota. Jakarta:
Urban Planner.
Danandjaja. 2011. Peranan Humas
dalam perusahaan. Cetakan
pertama. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Cultip, Scott M., Allen. H. Center &
Glen M. Broom. 2005. Effective
Public Relations (8thedition).
Jakarta: PT Indeks Kelompok
Gramedia
Dominick, Joseph R. 2001. The
Dynamic Of Mass
Communication. New York:
Random House.
Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu
Komunikasi, Teori dan Praktek.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Kasali, Rhenald, 2005. Manajemen
Public Relations, Konsep dan
Aplikasinya di Indonesia.
Jakarta: PT. Pustaka Grafiti.
Masduki, 2004. Menjadi Broadcaster
Profesional. Yogyakarta:
Pustaka Populer.
Moleong, J, Lexy. 2006. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Morissan. 2008. Manajemen Media
Penyiaran. Jakarta: Prenada
Media Group.
Morissan, 2005. Media Penyiaran
Strategi Mengelola Radio dan
Televisi. Tangerang: Ramdina
Prakasa,.
Rahanatha, Bayu. 2008. Skema
Pembentukan Positioning
Terhadap Pendengar Dari
68
Sebuah Stasiun Radio. Jakarta:
Visuo.
Romli, M. 2009. Basic Announcing:
Dasar-Dasar Siaran Radio.
Bandung: Penerbit Nuansa,.
Severin, W.J dan J.W Tankard. 2008.
Teori Komunikasi: Sejarah,
Metode, Terapan. Edisi ke-lima.
Prenada Media Kencana.
Jakarta.
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
CV. Alfabeta, Bandung.
Theaker, Alison. 2001, The Public
Relations Handbook. London
dan New York: Roultledge