aktivitas dakwah h. sanusi dengan komunikasi...

134
AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF DI PERGURUAN PENCAK SILAT PUSAKA DJAKARTA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Disusun Oleh: Achmad Faizal Riwanto NIM: 1112051000155 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437H/2016M

Upload: dangxuyen

Post on 12-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI

PERSUASIF DI PERGURUAN PENCAK SILAT PUSAKA DJAKARTA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh:

Achmad Faizal Riwanto

NIM: 1112051000155

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437H/2016M

Page 2: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF
Page 3: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF
Page 4: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF
Page 5: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

i

ABSTRAK

Achmad Faizal Riwanto

Komunikasi Persuasif Dalam Aktivitas Dakwah di Perguruan Pencak Silat

Pusaka Djakarta

Dakwah dapat menggunakan media apa saja tanpa terkecuali seni beladiri

pencak silat. Pada perakteknya seni beladiri pencak silat mengandung nilai-nilai

luhur yang merujuk pada ajaran Islam. Perguruan pencak silat Pusaka Djakarta

merupakan perguruan silat beraliran gerak cepat yang berasal dari Betawi.

Perguruan ini selalu menerapkan nilai-nilai dakwah islam dalam setiap gerakan,

visi, misi, dan sebagai pedoman perguruan silat tersebut. Cara paling tepat dalam

penyampaian materi dakwah agar terlihat menarik adalah dengan menggunakan

komunikasi persuasif, karena ia merupakan sarana dalam penyampaian pesan yang

dilakukan dengan suatu ajakan atau seruan tanpa merasa dipaksa. Metode

komunikasi persuasif inilah yang digunakan H. Sanusi (babe Uci) dalam aktivitas

dakwahnya di Perguruan pencak silat Pusaka Djakarta.

Hasil Penelitian ini menampilkan aktivitas-aktivitas dakwah yang ada di

Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta (PSPD). Dalam dakwahnya Perguruan

Silat ini menggunakan metode dakwah bil lisan dan bil hal. Dari hasil pengamatan

peneliti, babe Uci selain sebagai pendiri PSPD juga sering memberikan pesan

dakwah secara persuasif kepada muridnya. Hal inilah yang membedakan Perguruan

Silat Pusaka Djakarta dengan Perguruan Silat lainnya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan masuk kedalam jenis

penelitian deskriptif. Dimana penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran

mengenai suatu fenomena secara detil.

Teori yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah teori komunikasi

persuasif dari Jalaludin Rahmat, yaitu Komunikasi Persuasif didefinisikan sebagai

proses mempengaruhi dan mengendalikan pendapat, perilaku, dan tindakan orang

lain melalui pendekatan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak

seperti atas kehendaknya sendiri. Proses itu sendiri adalah setiap gejala atau

fenomena yang menunjukan suatu perubahan yang terus menerus dalam konteks

waktu, setiap pelaksanaa atau perlakuan secara terus-menerus.

Adapun pertanyaan dalam penelitian ini yaitu, aktivitas dakwah apa saja

yang terdapat di Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta?,bagaimana bentuk

komunikasi persuasif H. Sanusi dalam aktivitas dakwah di perguruan pencak silat

Pusaka Djakarta?, apa faktor pendukung dan penghambat aktivitas dakwah H.

Sanusi dengan komunikasi persuasif di Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta?

Kata kunci: Dakwah, H. Sanusi, Komunikasi Persuasif, Pencak Silat,

Pusaka Djakarta.

Page 6: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah

SWT, yang selalu mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga pada akhirnya

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Aktivitas Dakwah H. Sanusi

dengan Komunikasi Persuasif di Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta”.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah bagi junjungan besar nabi Muhammad

SAW, yang telah membawa umat manusia kepada jalan kebenaran.

Adapun skripsi ini merupakan tugas akhir yang disusun guna memenuhi

salah satu persyaratan yang telah ditentukan dalam menempuh program studi Strata

Satu (S1) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam hal

ini, penulis tentu menyadari bahwa skripsi ini tidak akan mampu terselesaikan tanpa

bantuan dari pihak lain yang telah memberikan bimbingan, nasihat, serta motivasi

baik secara moral maupun material. Oleh karenanya, penulis hendak

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Dr. H. Arief Subhan, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi.

2. Drs. Masran, M.A, Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

3. Fita Fathurokhmah SS, M.Si, Sekertaris Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam.

Page 7: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

iii

4. Artiarini Puspita Arwan, M.Psi, Dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktunya guna memberikan bimbingan, arahan serta

inspirasi yang amat berharga bagi penulis.

5. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

memberikan berbagai pengarahan, pengalaman, serta bimbingan kepada

penulis selama dalam masa perkuliahan.

6. Segenap Pimpinan serta Karyawan Perpustakaan Utama dan

Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

melayani penulis dalam menggunakan buku-buku serta literatur yang

penulis butuhkan selama penyusunan skripsi ini.

7. Kedua orangtua tercinta, Suyanto dan Hj. Badriah, yang selalu menjadi

inspirasi serta memberikan dukungan baik secara moral maupun

material kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Adik saya Mochammad Raihan Budiman yang selalu memberikan

dukungan serta motivasi kepada penulis.

9. Tante saya Lia Hilalia yang sudah saya anggap seperti ibu sendiri.

Beliau juga yang selalu mengingatkan saya untuk segera menyelesaikan

skripsi dan cepat lulus.

10. H. Sanusi, Guru Besar di Perguruan Silat Pusaka Djakarta, narasumber

yang sudah mau memberikan banyak pencerahan kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

11. Para sahabat Coeg Brotherhood, Soniatul Fallah, Mulla Sadra, Zulfikar

Alfariz, Putra Sanubari, Fajry Ferdiawan, dan Muhammad Ridho

Page 8: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

iv

Sastrawijaya yang dengan candaan dan bantuan mereka bisa

menenangkan pikiran dan hati penulis dikala sulit mengerjakan skripsi

ini.

12. Ahmad Sauqi dan Muhammad Soleh yang selalu siap membantu

kapanpun dan di manapun, sehingga skripsi ini bisa selesai.

13. Para Dewan pelatih di Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta yang

sudah banyak memberikan masukan maupun kritiknya agar skripsi ini

bisa dipakai sebagaimana mestinya.

14. Ridho Falah Adli, Arif Faturrahman, Taufik Abdullah, Muhammad

Aidillah Putra, Dityan Zahra Pranisa, dan Annisah Bilqis sahabat

perkuliahan super, yang selalu memberikan motivasi serta suka duka

selama 4 tahun masa kuliah.

15. Para pemain futsal anti kejuaraan, Akbar Ramadhan, Giovanni, Ahmad

Fikri, Arif Syahrizal, Fahmi Syamsi, Ridho Andriansyah, Ferdy Rizki,

Rahmat Agung, Trisaka Octarian, Indra Ramadhan, dan Asep

Hermawan tetaplah mencari keceriaan dalam setiap permainan.

16. Kawan senasib sejak semester awal, Milki Amirussaleh, Hilman

Zulfahmi, Hidayatul Munir, Nirma Sugiarti, dan Imas hayati Nufus yang

selalu berbagi kesulitan maupun kebahagiaan.

17. Para keluarga kecil KPI E angkatan 2012 terimakasih sudah mengisi

warna kehidupan penulis 4 tahun terakhir, tanpa kalian kuliah mungkin

tidak akan semenyenangkan ini.

Page 9: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

v

18. Keluarga Besar KPI angkatan 2012 serta kakak-kakak senior dan adik-

adik junior yang sudah memberikan inspirasi kepada peneliti.

19. Keluarga besar KKN Share 2015 serta Keluarga Besar Desa Pasir

Gintung, semoga tali silaturahmi tetap tersambung di antara kita.

20. Keluarga besar Teras KPI, yang selalu menjadi tempat bagi penulis

dalam menyalurkan hobi sekaligus mengasah kempuan penulis.

21. Orang-orang yang telah memberikan dukungan dan membaca skripsi ini

yang mohon maaf belum dapat saya cantumkan namanya.

Penulis berharap semoga skripsi ini mampu memberikan manfaat bagi para

pembaca khususnya mahasiswa Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam,

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikianlah pengantar yang dapat penulis sampaikan, akhir kata penulis mohon

maaf jika terdapat kesalahan penulisan dalam skripsi ini.

Jakarta, Desember 2016

Penulis

Page 10: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..............................................................................................................i

KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii

DAFTAR ISI .........................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ........................................................................................... 6

C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................. 7

1. Tujuan penelitian ...................................................................................... 7

2. Manfaat penelitian .................................................................................... 8

E. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 8

F. Metodologi Penelitian ................................................................................ 10

1. Metode Penelitian ................................................................................... 10

2. Lokasi Penelitian .................................................................................... 12

3. Sumber Data ........................................................................................... 12

4. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 13

5. Teknik Analisis Data .............................................................................. 14

G. Sistematika Penulisan ............................................................................. 16

BAB II LANDASAN TEORI

A. Ilmu Komunikasi ........................................................................................ 17

1. Pengertian Komunikasi .......................................................................... 17

2. Fungsi dan Tujuan Komunikasi ............................................................. 19

3. Jenis-Jenis Komunikasi .......................................................................... 23

B. Komunikasi Persuasif ................................................................................ 26

1. Pengertian Komunikasi Persuasif ........................................................... 26

2. Metode Komunikasi Persuasif ................................................................ 27

3. Unsur-unsur Komunikasi Persuasif ........................................................ 30

4. Strategi Komunikasi Persuasif ............................................................... 32

C. Aktivitas Dakwah ....................................................................................... 33

1. Pengertian Aktivitas ............................................................................... 33

Page 11: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

vii

2. Pengertian Dakwah ................................................................................. 34

3. Unsur-unsur dakwah ............................................................................... 36

c. Materi dakwah ........................................................................................ 38

d. Metode dakwah ...................................................................................... 39

D. Pencak Silat ................................................................................................ 40

1. Pengertian Pencak Silat .......................................................................... 40

2. Manfaat pencak Silat .............................................................................. 42

3. Silat sebagai dakwah dan mental spritual ............................................... 43

BAB III GAMBARAN UMUM PERGURUAN PENCAK SILAT

PUSAKA DJAKARTA

A. Sejarah Pencak silat Betawi ....................................................................... 45

B. Sejarah Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta ...................................... 47

C. Makna Logo Pusaka Djakarta .................................................................... 51

D. Visi dan Misi Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta ............................ 51

E. Tujuan Perguruan Silat Pusaka Djakarta.................................................... 52

F. Profil Guru Besar dan Struktur Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta . 54

BAB IV HASIL ANALISIS DATA

A. Data Narasumber Penelitian ....................................................................... 61

B. Aktivitas Dakwah di Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta ................. 62

a. Dakwah Bil Lisan (Menggunakan Perkataan) ........................................ 64

b. Dakwah Bil Hal (Dakwah Menggunakan Kegiatan) .............................. 66

C. Aktivitas Dakwah H. Sanusi Dengan Komunikasi Persuasif di Perguruan

Pencak Silat Pusaka Djakarta ............................................................................ 70

D. Faktor Pendukung Dan Penghambat Komunikasi Persuasif Dalam

Aktivitas Dakwah di Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta ........................ 82

1. Faktor Pendukung ................................................................................... 82

2. Faktor Penghambat ................................................................................. 86

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................ 90

B. Saran ........................................................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 93

LAMPIRAN

Page 12: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dakwah dapat menggunakan media apa saja tanpa terkecuali seni

beladiri pencak silat. Olahraga seni beladiri pencak silat adalah khasanah

budaya dan budaya bangsa. Pencak silat mengandung banyak nilai-nilai

luhur di dalamnya, di antaranya dengan banyak memasukan nilai-nilai Islam

dalam perjalanannya. Misalnya, selalu berwudhu dan berdoa sebelum

melakukan latihan silat.

Di dalam silat mereka menemukan nilai spiritual yang lebih

mendekatkan diri kepada Allah Swt, dapat pula melatih kepekaan indrawi,

mengolah kelebihan dan kelenturan anatomi tubuh dan mempelajari

sebanyak-banyaknya pertanda alam yang ada di sekeliling.

Banyak hal postif yang didapat dari pencak silat, pembentukan

mental yang kuat dengan kepribadian yang baik menjadi tujuan utama. Pada

dasarnya pencak silat merupakan sebuah seni, yang banyak mengajarkan

kepada kita tentang hidup yang seimbang dan sederhana. Ada beberapa

kegiatan yang memiliki nilai spiritual dalam pencak silat, diantaranya:

pengajian seriap malam jum’at yang menjadi jadwal rutin setiap

minggunya.

Page 13: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

2

Hal yang positif inilah yang membuat masyarakat umumnya dan

anak-anak usia dini khususnya merasa harus mendalami pencak silat. Selain

untuk melindungi diri dari tindakan kejahatan, juga menjaga jiwa dari

perbuatan yang dilarang agama.

Perguruan pencak silat Pusaka Djakarta merupakan perguruan

pencak silat beraliran gerak cepat yang berasal dari betawi, selalu

menerapkan nilai-nilai dakwah Islam dalam setiap gerakan, visi, misi, dan

sebagai pedoman dalam perguruan silat tersebut. Sesuai dengan motto

perguruan “belajar untuk ibadah, istiqomah untuk jaga amanah”, selain

untuk belajar ilmu bela diri, pencak silat Pusaka Djakarta juga selalu

mengajarkan ajaran-ajaran Islam dalam setiap latihannya, seperti berwudhu

dan salat sunnah dua rakaat serta berdoa sebelum memulai latihan rutin.

Menurut H. Sanusi (babe Uci), pendiri dan guru besar Pusaka

Djakarta, berwudhu, solat sunnah dua rakaat, serta berdoa sebelum latihan

silat bertujuan agar pesilat selalu ingat dalam batin dan pikiran mereka

bahwa berlatih silat bukan untuk menjadi jagoan dan mencari musuh.

Berlatih silat bertujuan untuk membela diri dan mendekatkan diri kepada

Allah Swt serta menjain silaturahmi antara pesilat lainnya. Hal tersebut

sudah H. Sanusi atau babe Uci terapkan semenjak beliau pertama kali

mendirikan perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta.

Perguruan pencak silat Pusaka Djakarta menggunakan beberapa

metode dalam aktivitas dakwahnya, diantaranya adalah dakwah bil lisan

(menggunakan lisan atau secara verbal) dan dakwah bil hal (menggunakan

Page 14: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

3

beberapa kegiatan yang berhubungan dengan dakwah islam). Kedua metode

tersebut digunakan H. Sanusi atau babe Uci dalam menyampaikan

dakwahnya kepada murid-murid di perguruan pencak silat Pusaka Djakarta.

Penjelasan di atas sangat jelas bahwa penyampaian dakwah Islam

tak selalu harus lewat majelis atau pengajian tetapi juga bisa melalui pencak

silat. Karena sesungguhnya Islam telah memberi kemudahan bagi seluruh

pemeluknya yang ingin menyebarluaskan seluruh perintah dan larangan

Allah SWT khususnya, bagi para juru dakwah. Allah memberikan

kebebasan dalam menyampaikan pesan dakwah dengan berbagai metode

dakwah, serta saluran yang dipergunakan dalam menyampaikan pesan-

pesan agama. Dalam Surat An-Nahl ayat 125, Allah berfirman:

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah

dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara

yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih

mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan

Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat

petunjuk (Q.S. An-Nahl: 125)

Page 15: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

4

Seiring perkembangan zaman, da’i-da’i harus semakin kreatif untuk

menyampaikan pesan dakwah di masyarakat. Kehadiran dakwah dalam

kehidupan sehari-hari kini memiliki porsi yang besar, terlebih ketika media

elektronik mulai menayangkan beberapa acara yang bersifat dakwah, seperti

sinetron maupun pengajian yang tidak hanya ditayangkan ketika bulan

Ramadhan saja. Walaupun demikian, bukan berarti dakwah dengan

menggunakan metode tradisional ditinggalkan. Justru dakwah dengan

menggunakan metode tradisional memiliki porsi tersendiri di dalamnya.

Metode tradisional dalam berdakwah di antaranya dengan mengadakan

pengajian dari rumah-kerumah maupun menggunakan media masjid atau

majelis sebagai tempat berdakwah. Para ulama terdahulu menggunakan

metode dakwah dengan mendatangi tempat-tempat yang yang dapat

digunakan untuk berdakwah sehingga dapat langsung berhadapan dengan

mad’unya.

Cara paling tepat dalam penyampaian materi dakwah agar terlihat

menarik adalah dengan menggunakan komunikasi persuasif, karena ia

merupakan sarana dalam penyampaian pesan dapat dilakukan dengan suatu

ajakan atau seruan tanpa merasa dipaksa. Karena sesunguhnya dakwah

bukanlah propaganda yang memaksakan kehendak orang lain. Dengan

demikian, kegiatan dakwah pada dasarnya sebagai suatu proses komunikasi

antara seorang komunikator dan komunikan dalam mengupayakan

Page 16: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

5

perubahan perilaku seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya, karena

dengan komunikasi seseorang dapat menyampaikan apa yang ada dalam

pikiran dan perasaannya kepada orang lain dan dapat memberikan hiburan,

memberikan inspirasi, meyakinkan atau mengajak untuk berbuat sesuatu.

Kegiatan komunikasi dapat diterima dengan baik dan mendatangkan

hasil yang diinginkan, baik secara verbal atau nonverbal pesan dirumuskan

dalam bentuk yang tepat, disesuaikan, dipertimbangkan berdasarkan

keadaan penerima, hubungan pengirim dan penerima dan dengan situasi

waktu komunikasi dilakukan.

Secara spesifik, kebersamaan dalam komunikasi mengandung sifat

persuasif, yang artinya bahwa komunikasi merupakan upaya mempengaruhi

orang lain dalam usaha mengubah perilaku seseorang yang hendak kita

inginkan, karena bujukan, rayuan merupakan ciri khas yang menandai pada

tingkatan paling mendasar.1

Situasi komunikasi yang harus dilakukan adalah upaya seseorang

untuk mengubah tingkah laku orang lain atau sekelompok orang lain

melalui penyampaian beberapa pesan. Komunikasi persuasif disini sangat

erat hubungannya dengan pengontrolan tingkah laku. Dengan kata lain

mengubah tingkah laku seseorang dengan cara memberi penjelasan-

penjelasan yang memungkinkan orang lain atau komunikan dapat

mengikutinya dengan sadar tanpa paksaan.

1 Richard, Johansen, Etika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosadakarya, 1996), h. 50.

Page 17: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

6

Komunikasi persuasif selain sebagai sarana penyampaian pesan, ia

pun merupakan sarana penyampaian materi dakwah agar selalu menarik,

aktual, dan mempunyai efek pesan terhadap komunikator maupun

komunikannya. Sehingga secara cara penyampaian dakwah melalui

komunikasi persuasif dapat dilakukan dimanapun tanpa terkecuali di

perguruan pencak silat. Sehingga komunikasi persuasif tersebut mempunyai

ciri khas tersendiri.

Berdasarkan uraian latar belakang dan uraian pokok pikiran diatas,

penulis tertarik untuk melakukan pengkajian dan penelitian secara

mendalam dan selanjutnya dijadikan sebagai pembahasan skripsi dengan

judul: “Aktivitas Dakwah H. Sanusi dengan Komunikasi Persuasif di

Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta”.

B. Fokus Penelitian

Dilihat dari latar belakang diatas, maka penelitian ini fokus pada

segala macam bentuk aktivitas dakwah H. Sanusi dengan komunikasi

persuasif di Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta. Adapun sub fokusnya

adalah metode dan cara penyampaian dakwah kepada para anggota yang

dilakukan oleh H. Sanusi pencak silat Pusaka Djakarta.

Page 18: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

7

C. Rumusan Masalah

Perumusan masalah diambil dari latar belakang diatas maka dibuat

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Aktivitas dakwah apa saja yang dilakukan H. Sanusi di

Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta?

2. Bagaimana komunikasi persuasif dalam aktivitas dakwah H.

Sanusi di Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta?

3. Apa faktor pendukung dan penghambat komunikasi persuasif

dalam aktivitas dakwah H. Sanusi di Perguruan Pencak Silat

Pusaka Djakarta?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Sesuai dengan pembatasan dan perumusan yang sudah dipaparkan

di atas maka tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dari penelitian skripsi

ini sebagai berikut:

1. Tujuan penelitian

a. Untuk mengetahui dan menggambarkan komunikasi persuasif

seperti apa dalam aktivitas dakwah yang dilakukan H. Sanusi di

Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta.

b. Untuk mengetahui dan mendapatkan informasi yang objektif

mengenai hambatan dan kendala terhadap komunikasi persuasif

dalam aktivitas dakwah yang dilakukan H. Sanusi di Perguruan

Pencak Silat Pusaka Djakarta.

Page 19: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

8

2. Manfaat penelitian

a. Manfaat akademis, hasil penelitian diharpakan mampu memberikan

kontribusi positif dalam menunjang berbagai analisis studi-studi

kesenian dan bela diri dalam era sekarang ini, yang mana studi dan

analisis itu dikaitkan dengan komunikasi persuasif dalam aktivitas

dakwah pada masyarakat.

b. Secara praktis, dengan adanya penelitian ini semoga dapat

meningkatkan mutu dan kualitas dalam kegiatan dakwah di

Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta.

Selain itu, hasil penelitian ini diharakan dapat memberikan

sumbangan teoritis bagi pengembangan dakwah melalui seni bela diri.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan skiripsi ini, penulis telah mengkaji beberapa

penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul peneliti yaitu, komunikasi

persuasif dalam aktivitas dakwah di perguruan pencak silat pusaka djakarta.

Dari situ penulis menemukan beberapa skripsi yang memiliki kesamaan dan

perbedaan dengan judul yang penulis ambil, berikut adalah tinjauan

pustakanya:

Skripsi karya Yusra, terdapat kesamaan subjek dan metode

penelitian yaitu komunikasi persuasif dan metode kualitatif deksriptif. Yang

Page 20: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

9

membedakan adalah objek penelitiannya yaitu komunikasi persuasif

Geuchik dalam pembinaan taraf hidup masyarakat Gampong Bili Sa,

Kecamatan Bireum Bayeun.2

Skripsi karya Muhammad Farhan, terdapat kesamaan subjek dan

metode penelitian yaitu komunikasi persuasif dan metode kualitatif

deksriptif. Yang membedakan adalah objek penelitiannya yaitu komunikasi

persuasif pada rubrik “perjalanan menjadi Kyai” di surat kabar Minggu

pagi.3

Pada skirpsi karya Afifah, terdapat kesamaan konsep dan

metodologi yang dipilih. Affifah disini menggunakan konsep tentang

aktivitas dakwah dengan menggunakan metode kualitatif. Perbedaan

dengan skripsi penulis adalah dari objek penelitiannya, Afifah fokus pada

aktivitas dakwah perguran pencak silat beksi Ciganjur.4

Selanjutnya pada skripsi karya A. Samsul Anwar, terdapat

kesamaan pada konsep dan metodologi yang dipilih, yaitu aktivitas dakwah

dengan menggunakan metode kualitatif. Perbedaan dengan skripsi penulis

2 Yusra, Komunikasi Persuasif Geuchik dalam Peningkatan Taraf Hidup Masyarakat

Gampong Paya Bili Sa, Kecamatan Bireum Bayeun, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah, Sekolah Tinggi Islam Agama Islam (STAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa, 2013.

3 Muhamad Farhan, Komunikasi Persuasif Pada Rubrik “Perjalanan Menjadi Kyai” di Surat Kabar Minggu Pagi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010.

4 Afifah, Aktivitas Dakwah Perguruan Pencak Silat Beksi Betawi Ciganjur, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2007.

Page 21: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

10

adalah dari objek penelitiannya, Samsul fokus pada aktivitas dakwah Hizbut

Tahrir Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Bogor.5

F. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif,

yakni penelitian yang dilalui dengan proses observasi, pengumpulan data

yang akurat berdasarkan fakta dilapangan disertai wawancara dengan

narasumber. “Penelitian kualitatif dilakukan dama situasi yang wajar

(natural setting) dan data yang dikumpulkan umumnya bersifat kualitatif.6

Sementara metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif hanyalah

memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau

menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesa atau membuat prediksi. Ciri

dari metode deskriptif ini ialah titik berat pada observasi dan suasana

alamiah (naturalis setting).7

5 Samsul Anwar, Aktivitas Dakwah Hizbut Tahrir Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Bogor,

Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2010. 6Jumroni dan Suhaimi, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, (Ciputat: UIN Jakarta

press, 2006), hal. 41. 7Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung. PT. Remaja Rosdakarya,

2007), hal. 35.

Page 22: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

11

Metode ini digunakan untuk menghimpun data yang aktual.

Keinginan yang dilakukan dalam pengumpulan data dengan

menggambarkan keadaan yang sebenarnya terjadi dalam perguruan pencak

silat tersebut. Keadaan yang peneliti gambarkan sesuai dengan judul yang

diangkat. Penelitian ini mengunnakan analisis kualitatif bersifat deskriptif.

Data yang dihasilkan berupa data dan apa yang didapat bedasarkan hasil

penelitian.

Dalam hal ini peneliti membuat deskriptif tentang bagaimana

penyampaian dakwah H. Sanusi dapat diaplikasikan dalam proses pelatihan

pencak silat di Perguran Pencak Silat Pusaka Djakarta. Metode penelitian

deskrtiptif kualitatif dipilih karena peneliti mengidentifikasi serta

mendeskripsikan masalah-masalah yang berkenaan dengan segala bentuk

aktifitas dakwah H. Sanusi dengan komunikasi persuasif di Perguruan

Pencak Silat Pusaka Djakarta.

Adapun dalam penelitian ini juga menggunakan tradisi fenomologi.

Dalam tradisi ini, fenomologi berpandangan bahwa manusia secara aktif

menginterpretasikan pengalaman mereka, sehingga mereka dapat

memahami lingkungan.

Tradisi fenomologi memberikan penekanan sangat kuat pada

persepsi dan interpretasi dari pengalaman subjektif manusia. Pendukung

teori ini berpandangan bahwa cerita atau pengalaman individu adalah lebih

Page 23: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

12

penting dan memiliki otoritas lebih besar daripada hipotesa penelitian

sekalipun.8

Dengan menggunakan tradisi fenomenologi peneliti ingin menggali

lebih dalam bagaiamana pengalaman H. Sanusi (babe Uci) mendirikan

perguruan pencak silat sejak 1957 hingga sekarang dan memiliki ratusan

murid. Selain itu juga untuk menambah refrensi dalam penulisan skripsi

komunikasi persuasif dalam aktifitas dakwah di Perguruan pencak silat

Pusaka Djakarta.

2. Lokasi Penelitian

Bedasarkan latar belakang Penelitian ini di sanggar pusat Perguruan

Pencak Silat Pusaka Jakarta, yang beralamat di Jln. Swadaya III,

Manggarai, Jakarta Selatan.

3. Sumber Data

Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini berasal dari

berbagai sumber yaitu:

a. Data premier adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti.

Untuk itu data premier dilakukan dengan mengadakan wawancara,

8 Morissan, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa (Jakarta: KENCANA, 2013), h. 38.

Page 24: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

13

observasi dan penelusuran dokumen yang dilakukan peneliti di

Sanggar Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta.

b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh penulis dari buku-buku,

artikel, dan bahan informasi lain yang berkaitan dengan masalah

penelitian.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan oleh

peneliti adalah:

a. Observasi

Observasi adalah melakukan pengumpulan langsung untuk

memperoleh data yang diperlukan.9 Peneliti mengawasi dengan

cermat setiap perkembangan yang berkaitan dengan penelitian ini.

Data yang akan diperoleh adalah segala bentuk aktifitas dakwah H.

Sanusi dengan komunikasi persuasif di perguruan pencak silat

Pusaka Djakarta. Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan

pengamatan pada bagaimana metode dakwah dan cara-cara

penyampaiannya guna memberikan siraman rohani kepada para

anggota pencak silat Pusaka Djakarta.

9Lexy Meleong. M.A. Metedologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda

Karya, 2004), hal. 157

Page 25: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

14

b. Wawancara

Dalam wawancara ini peneliti akan melakukan wawancara

dengan sejumlah pihak yang berkaitan dengan penelitian ini.

Peneliti akan melakukan wawancara terhadap pendiri sekaligus

pimpinan, guru besar, ustadz/ pelatih, dan anggota Perguruan

Pencak Silat Pusaka Djakarta. Peneliti akan melakukan wawancara

dengan Bapak H. Sanusi selaku pendiri sekaligus guru besar pencak

silat Pusaka Djakarta, dan Soniatul Fallah sebagai pelatih Pencak

Silat Pusaka Djakarta cabang Buncit Pulo. Dalam proses

wawancara, peneliti menggunakan beberapa media pendukung yaitu

tape recorder, alat tulis, camera digital, handphone.

c. Dokumentasi

Pada tahap dokumentasi, peneliti mengumpulkan buku-

buku, majalah, berkas-berkas, dan juga artikel-artikel dari internet

yang berkaitan dengan Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta.

5. Teknik Analisis Data

Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dalam

penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat

analisis deskriptif yaitu metode penelitian yang menghasilkan data

Page 26: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

15

deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari subjek yang

dapat diamati.

Pada tahapan ini penafsiran temuan melalui kerangka konsep

merupakan upaya memperoleh arti dan makna yang lebih mendalam dan

luas terhadap hasil penelitian yang sedang dilakukan. Pembahasan hasil

penelitian dilakukan dengan cara meninjau hasil penelitian secara kritis

dengan teori yang relevan dan informasi yang diperoleh dari lapangan.

Analisis data dalam penelitian kualitatif merupakan proses yang

terus menerus dilakukan seiring dilakukannya pengumpulan data.

Analisis data dilakukan untuk menarik kesimpulan. Analisis data

menurut Moleong (2004) adalah proses mengorganisasikan data dan

mengurutkan data ke dalam pola katergori dan satuan uraian dasar

sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan menjadi hipotesis

kerja sesuai dengan pengolahan data.

Analisis data dalam penelitian ini deskriptif kualitatif, yaitu

setelah data diklasifikasikan sesuai aspek data yang terkumpul lalu

ditafsirkan kembali secara logis. Dengan demikian akan tergambar

sejauh manakah komunikasi persuasif dalam aktifitas dakwah dalam

perguran pencak silat Pusaka Djakarta. dengan melihat data-data yang

diperoleh penulis melalui observasi dan wawancara, setelah itu

dianalisis dan disusun dalam laporan penelitian.

Page 27: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

16

G. Sistematika Penulisan

1. Pendahuluan

Pada bab ini memaparkan latar belakang masalah ,batasan

masalah dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metodelogi penelitian, dan sistematika penulisan.

2. Kajian teoritis

Dalam bab ini memuat ruang lingkup teori tentang

pengertian komunikasi, pengertian persuasif, pengertian komunikasi

persuasif dan metode komunikasi persuasif, dakwah dan metode

dakwah, dan pencak silat.

3. Gambaran umum Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta

Bab ini berisi profil Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta

(PSPD), Profil itu sendiri terdiri atas sejarah singkat PSPD, Visi dan

Misi, serta struktur PSPD.

4. Temuan dan hasil analisis data

Pada bab ini memuat deskripsi tentang aktivitas dakwah H.

Sanusi dengan komunikasi persuasif di Perguruan Pencak Silat

Pusaka Djakarta (PSPD).

5. Penutup

Pada bab ini meliputi kesimpulan dari hasil penelitian yang

penulis lakukan dan saran-saran.

Page 28: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

17

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Ilmu Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi

Pengertian Komunikasi secara etimologis berasal dari bahasa latin,

yaitu communicatio. Istilah tersebut bersumber dari perkataan communis

yang artinya sama makna atau sama arti.10

Everet M. Rogers (1985) mengemukakan bahwa komunikasi adalah

proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau

lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.11

Secara terminologi, istilah komunikasi adalah suatu tingkah laku,

perbuatan, atau kegiatan penyampaian atau pengoperan lambang-lambang,

yang mengandung arti atau makna, atau lebih jelasnya, suatu pemindahan

atau penyampaian informasi, mengenai pikiran, dan perasaan-perasaan.12

Menurut Hovlan, komunikasi dapat didefinisikan “as the process by

which an individuals the communicator-transmitastimuli (ussualy verbal

symbols) to modify the behavior of other individuals communicateest.”

Dengan mengkomunikasikan rangsangan dalam bentuk kata-kata terltulis

10 Suryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Bandung: Pustaka Setia, 2015), h. 14. 11 H. Hafied Cangara, Perencanaan & Strategi Komunikasi (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2013), h. 33. 12 James G. Robbins dan Barbara S. Jones, Komunikasi yang Efektif, (Jakarta: CV.

Pedoman Ilmu Jaya, 1995), h. 1.

Page 29: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

18

atau lisan, komunikaor mampu mengubah perilaku individu atau

komunikan lainnya.13

Menurut Onong Uchayana, komunikasi berarti suatu proses

penyampaian suatu pesan seseorang kepada orang lain.14

Harold Laswell juga mendifinisikan komunikasi yang dituangkan di

dalam kata-kata “who says what to whom in what channel in what effect”,

dengan pengertian sebagai berikut:

Who: merupakan sumber dari mana gagasan berkomunikasi itu dimulai dan

juga who disini dapat pula bermakna sebagai komunikator.

What: maksud says what di sini tak lain adalah pesan (message) yang

disampaikan, dapat berubah buah pikiran, keterangan atau pernyataan

sebuah sikap.

Channel: adalah saluran yang menjadi medium (jamak dari media) dari

penyampain pesan tersebut sehingga dapat diterima oleh komunikan.

Whom: whom disini adalah komunikan, yaitu sasaran yang dituju oleh

seorang komunikator untuk menyampaikan pesaanya.

Effect: adalah hasil dari komunikasi yang dilancarkan tersebut, diterimakah

atau ditolak.15

Dari beberapa pengertian diatas, penulis berkesimpulan bahwa

komunikasi merupakan proses transformasi pesan antara dua individu atau

lebih yang memiliki makna berupa simbol dalam bentuk kata(verbal),

13 Dr. M. Budayatna, MA, Dra. Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribadi, (Jakarta:

Universitas Terbuka, 2002), h. 23. 14 Onong Uchayana, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), h. 4. 15 H. Toto Asmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), h. 30.

Page 30: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

19

gerakan (non-verbal) dengan efektif sehingga bisa dipahami dengan mudah

untuk tujuan tertentu.

2. Fungsi dan Tujuan Komunikasi

Komunikasi tidak hanya berkutat pada persoalan pertukaran berita

dan pesan, tetapi juga melingkupi kegiatan individu dan kelompok berkaitan

dengan tukar menukar data, fakta, dan ide. Menurut Onong Uchyana (1996),

ada beberapa fungsi yang melekat dalam proses komunikasi, yaitu sebagai

berikut:

a. Informasi, pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan,

penyebaran berita, data, gambar, pesan, opini, dan komentar

yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan beraksi secara jelas

terhadap kondisi lingkungan dan orang lainsehingga mengambil

keputusan yang tepat.

b. Sosialisasi (pemasyarakatan), penyediaan sumber ilmu

pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak

sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga sadar akan

fungsi sosialnya dan dapat aktif dalam masyarakat.

c. Motivasi, menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek

ataupun jangka panjang, mendorong orang untuk menentukan

pilihan dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan

kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.

Page 31: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

20

d. Debat dan diskusi, menyediakan dan saling menukar fakta yang

diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyeleaikan

perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan

bukti-bukti relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum

agar masyarakat lebih melibatkan diri dengan masalah yang

menyangkut kepentingan bersama.

e. Pendidikan, pengalihan ilmu pengetahuan dapat mendorong

perkembangan intelektual, pembentukan watak, serta

pembentukan keterampilan dan kemahiran yang diperlukan

dalam semua bidang kehidupan.

f. Memajukan kehidupan, menyebarkan hasil kebudayaan dan seni

dengan tujuan melestarikan warisan masa lalu, mengembangkan

kebudayaan dengan memperluas horizon seseorang serta

membangun imajinasi dan mendorong kreativitas dan kebutuhan

estetikanya.

g. Hiburan, penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan imaji dari

tari, drama, kesenian, kesusastraan, musik, olahraga,

kesenangan, kelompok, dan individu.

h. Integrasi menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu

kesempatan untuk memperoleh berbagai pesan yang diperlukan

agar saling mengenal, mengerti, serta menghargai kondisi

pandangan dan keinginan orang lain.16

16 Suryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Bandung: Pustaka Setia, 2015), h. 28-29.

Page 32: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

21

Pendapat lain mengatakan, bahwa komunikasi mempunyai tiga

fungsi sosial, yaitu:

a. Fungsi pengawasan, menunjukan pada upaya pengumpulan,

pengolahan, produksi dan penyebarluasan informasi mengenai

peristiwa-peristiwa yang terjadi baik di dalam maupun di luar

lingkungan suatu masyarakat. Upaya ini selanjutnya diarahkan

pada tujuan untuk mengendalikan apa yang terjadi di lingkungan

masyarakat. Misalnya, mencegah kekerasan, memlihara

ketrtiban dan keamanan.

b. Fungsi korelasi, menunjukan pada upaya memberitakan

interpretasi atau penafsiran informasi mengenai peristiwa-

peristiwa yang terjadi. Atas dasar interpretasi informasi ini

diharapkan berbagai kalangan atau sebagian masyarakat

mempunyai pemahaman, tindakan atau reaksi yang sama atas

peristiwa-peristiwa yang terjadi. Dengan kata lain, melalui

fungsi korelasi ini komunikasi diarahkan pada upaya pencapaian

konsesus (kesepakatan). Kegiatan yang demikian, lazim disebut

sebagai kegiatan propaganda. Misalnya pemberitaan surat kabar

yang isinya menyarankan agar warga masyarakat mau menerima

dan melaksanakan program Keluarga Berencana (KB).

c. Fungsi sosialisasi merujuk pada upaya pendidikan dan warisan

nilai-nilai, norma-norma, dan prinsip-prinsip dari satu generasi

ke genarasi lainnya atau dari anggota/ kelompok masyarakat

Page 33: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

22

lainnya. Misalnya pendidikan dan pewarisan mengenai

kemampuan berbahasa kepada anak-anak dan cucunya, kegiatan

pendidikan yang dilakukan oleh guru kepada murid-muridnya,

penyuluhan program KB kepada masyarakat.17

Dari berbagai penjelasan fungsi diatas, penulis menyimpulkan

bahwa komunikasi berfungsi sebagai instrumen untuk mencapai tujuan-

tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek ataupun jangka

panjang. Tujuan jabgka pendek, misalnya memperoleh pujian,

menumbuhkan kesan yang baik, memperoleh simpati dan sebagainya.

Adapun jangka panjang dapat diraih melalui keahlian komunikasi, misalnya

keahlian berpidato, berunding, berbahasa asing, ataupun keahlian menulis.

Kedua tujuan tersebut berkaitan dalam arti bahwa berbagai pengelolaan

kesan itu secara kumulatif dapat digunakan untuk mencapai tujuan jangka

panjang berupa keberhasilan dalam karir, misalnya memperoleh jabatan,

kekuasaan, penghormatan sosial dan kekayaan.

R. Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnent, dalam

buku beliau yang berjudul “Teaching for Effective Communication” bahwa

tujuan sentral komunikasi terdiri atas tiga tujuan, yaitu:

a. To secure understanding (untuk menyamakan pemahaman).

b. To estasblish acceptance (membangun penerimaan).

c. To motivate action (memotivasi tindakan).18

17 Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), h.

44-45. 18 H.A. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Bandung: Bumi Aksara, 1997),

cet ke-3, hal. 10.

Page 34: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

23

Tujuan pertama dari komunikasi adalah to secure understanding

yaitu memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya.

Setelah komunikan mengerti dan menerima maka penerimanya itu harus

dibina (to establish acceptance). Pada akhirnya kegiatan dimotivasikan (to

motive action). Jadi, tujuan komunikasi bagimana suatu pesan dapat sampai

dan diterima oleh komunikan sehingga menimbulkan efek tertentu.

Secara singkat dapat ditegaskan bahwa komunikasi bertujuan

mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan, dan tindakan. Setiap akan

mengadakan komunikasi, komunikator perlu mempertanyakan tujuannya.19

3. Jenis-Jenis Komunikasi

Pengelempokan jenis-jenis komunikasi bertujuan untuk

membedakan antara bentuk satu komunikasi dan komunikasi yang lainnya

dengan tujuan efektifitas pesan komunikasi, terutama pada sasaran dan

media yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan agar sesuai dengan

tujuan komunikasi.

Jenis komunikasi dapat dibedakan menjadi:

1. Komunikasi personal, terdiri atas:

a. Komunikasi intrapersonal;

b. Komunikasi interpersonal;

2. Komuniaksi publik.

3. Komunikasi massa.

19 Suryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Bandung: Pustaka Setia, 2015), h. 27.

Page 35: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

24

a. Komunikasi intrapersonal

Komunikasi intrapribadi atau komunikasi intrapersonal adalah

proses penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi dalam diri komunikator,

antara diri sendiri. Jenis komunikasi ini merupakan keterlibatan internal

secara aktif dari individu dalam pemrosesan simbolis dari pesan-pesan yang

diproduksi melalui proses pemikiran internal individu.20

Aktivitas dari dari komunikasi intrapribadi yang dilakukan sehari-

hari dalam upaya memahami diri pribadi, diantaranya berdoa, bersyukur,

intropeksi diri dengan meninjau perbuatan, seperti melamun, merencanakan

aktivitas yang akan dilakukan, dan berimajinasi secara kreatif.

b. Komunikasi interpersonal

Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah

komunikasi antarindividu yang lain atau kurang lebih secara tatap muka

(face to face). Sebagaimana dinyatakan oleh R. Wayne Pace yang dikutip

oleh Hafied Changara, “international communication involving to more

people in face to face setting.”21

Menurut sifatnya komunikasi antar pribadi dapat dibedakan menjadi

dua macam, yaitu komunikasi diadik dan komunikasi kelompok-kelompok

kecil. Adapaun yang dimaksud dengan komunikasi diadik adalah

komunikasi yang berlangsung dua orang secara tatap muka.

20 Suryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, h. 102. 21 Hafied Changara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2000), cet ke-2, h. 31.

Page 36: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

25

Sedangkan komunikasi kelompok kecil adalah komunikasi yang

berlangsung anatara tiga orang atau lebih secara tatap muka yang

anggotanya antara satu sama lain saling berinteraksi.22

c. Komunikasi publik

Komunikasi publik adalah prsoes komunikasi yang terjadi antara

satu individu dengan khalayak yang banyak secara tatap muka seperti acara

pidato presiden, ceramah agama, khutbah jumat, dan pengajian majelis

ta’lim.

Dalam komunikasi publik penyampaian pesan berlangsung secara

kontinu dengan pembicara dan yang dapat diidentifikasi. Interaksi antara

narasumber dengan penerima pesaan sangat terbata. Hal ini karena waktu

yang digunakan sangat terbatas.23

d. Komunikasi massa

Komunikasi massa adalah jenis komunikasi dimana pesan yang

disampaikan secara langsung oleh komunikan, tapi melalui sebuah media

massa, seperti, radio, televisi, media cetak, dan internet.

Perbedaan komunikasi massa dengan komunikasi lain intinya adalah

sifat pesan dan komunikasi massa yang terbuka dengan khalayak yang

variatif baik dilihat dari segi agama, suku, pekerjaan, dan sebagainya.24

22 Hafied Changara, Pengantar Ilmu Komunikasi, h. 32. 23 Hafied Changara, Pengantar Imu komunikasi, h. 33. 24 Hafied Changara, Pengantar Imu Komunikasi, h. 35-37.

Page 37: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

26

B. Komunikasi Persuasif

1. Pengertian Komunikasi Persuasif

Secara etimologi, persuasi adalah “meyakinkan, lunak, tanpa

kekerasan”. Sedangkan secara istilah persuasif dapat diartikan “sebuah

pendekatan untuk dapat meyakinkan, membujuk, dengan sebuah argumen

yang menguraikan suatu masalah atau keadaan yang dibuktikan dengan

data-data dan fakta-fakta yang bertujuan untuk memengaruhi dan agar

mereka mau mengikuti atau melakukan sebagaimana yang diharapkan.25

Jalaludin Rahmat dalam bukunya yang berjudul Psikologi

Komunikasi mengatakan bahwa komunikasi persuasif dapat didefinisikan

juga sebagai proses memengaruhi dan mengendalikan pendapat, perilaku,

dan tindakan orang lain melalui pendekatan manipulasi psikologis sehingga

orang tersebut bertindak seperti atas kehendaknya sendiri.26

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi

persuasif adalah sebuah proses mempengaruhi sikap, pendapat, dan perilaku

orang lain, baik secara verbal maunpun non verbal. Proses itu sendiri adalah

setiap gejala atau fenomena yang menunjukan suatu perubahan yang terus

menerus dalam konteks waktu, setiap pelaksanaa atau perlakuan secara

terus-menerus. Ada dua persoalan yang berkaitan dengan pengunaan proses,

yakni persoalan dinamika objek, dan persoalan penggunaan bahasa.

25 Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Penerbit

Arkola, 1994), h. 593. 26 Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h.

14.

Page 38: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

27

Komunikasi persuasif dapat dilakukan secara rasional dan secara

emosional. Dengan cara rasional, komponen kognitif pada diri seseorang

dapat dipengaruhi. Aspek yang dipengaruhi berupa ide ataupun konsep.

Sementara komunikasi persuasi secara emosional, biasanya menyentuh

aspek afeksi, yaitu hal yang berkaitan dengan kehidupan emosional

seseorang. Melalui cara emosional, aspek simpati dan empati seseorang

dapat digugah.27

Maksud komunikasi persuasif dalam kerangka dakwah adalah

komunikasi yang senantiasa berorientasi pada segi-segi psikologis mad’u

dalam rangka membangitkan kesadaran mereka untuk menerima dan

melaksanakan ajaran Islam.

2. Metode Komunikasi Persuasif

Seorang komunikator hendaknya membekali diri mereka dengan

teori-teori persuasif agar ia dapat menjadi komunikator yang efektif.

Sehubungan dengan proses komunikasi persuasif, terdapat beberapa teori

yang dapat digunakan sebagai dasar kegiatan yang dalam pelaksanaanya

bisa dikembangkan menjadi beberapa metode, anatara lain:28

a) Metode asosiasi: adalah penyajian pesan komunikasi

dengan jalan menumpangkan pada suatu peristiwa yang

aktual, atau sedang menarik perhatian dan minat massa.

Metode ini secara umum sering dilakukan oleh kalangan

27 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif (Universitas Terbuka, 2007) h. 4-5. 28 Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 125-

126.

Page 39: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

28

pebisnis atau para politikus. Popularitas figur-figur tertentu

dimanfaatkan dalam kerangka pencapaian tujuan-tujuan

tertentu.

b) Metode integrasi: kemampuan untuk menyatukan diri

dengan komunikan dalam arti menyatukan diri secara

komunikatif, sehingga tampak menjadi satu, atau

mengandung arti kebersamaan dan senasib serta

sepenanggungan dengan komunikan, baik dilakukan secara

verbal maupun nonverbal. Contoh pada penggunaan kata

kita bukan kata saya atau kami. Kata kita berarti saya dan

anda. Hal ini mengandung makna bahwa yang

diperjuangkan komunikator bukan kepentingan diri sendiri

melainkan juga kepentingan komunikan.

c) Metode pay-off dan fear-arousing: yakni kegiatan

mempengaruhi orang lain dengan jalan melukiskan hal-hal

yang menggembirakan dan menyenangkan perasaannya

atau memberi harapan (iming-iming), dan sebaliknya

dengan menggambarkan hal-hal yang menakutkan atau

menyajikan konsekuensi yang buruk dan tidak

menyenangkan perasaan.

d) Metode Icing: yaitu upaya menyusun pesan komunikasi

sedemikian rupa sehingga enak didengar, atau enak dilihat

atau enak dibaca dan orang memiliki kecenderungan untuk

Page 40: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

29

mengikuti apa yang disarankan oleh pesan tersebut. Metode

Icing dalam kegiatan komunikasi persuasif adalah seni

menata pesan dengan imbauan-imbauan sedemikian rupa

sehingga menarik.

.

Wilbur Schramm di dalam bukunya “The Process and Effect of Mass

Communication,” mengemukakan bahwa berhasilnya komunikasi persuasif

perlu dilaksanakan suatu persuasif yang biasa disebut AIDDA.29 Formula

AIDDA merupakan kesatuan dari tahapan-tahapan komunikasi persuasif, di

antara penjelasannya sebagai berikut:

a. Attention (perhatian)

b. Interest (ketertarikan)

c. Desire (keinginan)

d. Action (kegiatan)

Formulasi AIDDA diatas didahului dengan upaya membangkitkan

perhatian. Apabila perhatian sudah terbangkit kini menyusul upaya

menumbuhkan rasa tertarik atau “minat” dalam mengutarakan hal-hal yang

menyangkut kepentingan komunikan, oleh karenanya seorang komunikator

terlebih dahulu harus mengenal siapa komunikan yang dihadapinya.

Selanjutnya memunculkan hasrat keinginan pada komunikasi untuk ajakan,

bujukan, dan rayuan. Di sini himbauan emosional perlu ditampilkan oleh

29 Oemi Abdurrahman, Dasar-Dasar Public Relations, (Bandung: Pt. Citra Aditya Bakti,

2001), cet ke-12, h. 61-62.

Page 41: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

30

komunikator sehingga selanjutnya komunikan dapat mengambil keputusan

untuk melakukan suatu keinginan “kegiatan”, sebagaimana diharapkan oleh

komunikator.

3. Unsur-unsur Komunikasi Persuasif

Menurut Aristoteles, komunikasi dibangun oleh tiga usur yang

fundamental, yakni, orang yang berbicara, materi pembicarannya, dan orang

yang mendengarkannya. Aspek pertama yang disebut persuader atau

komunikator, yang merupakan sumber komunikasi; aspek kedua adalah

pesan; aspek ketiga adalah persuadee atau komunikan, yang merupakan

penerima komunikasi.

Persuader adalah sekelompok orang atau individu yang

menyampaikan pesan dengan tujuan untuk mempengaruhi sikap, pendapat,

dan perilaku orang lain baik secara verbal maupun non- verbal. Oleh karena

itu seorang persuader harus memiliki nilai etos yang tinggi. Selain itu

seorang komunikator juga harus memiliki sifat reseptif, yaitu bersedia

menerima gagasan dari orang lain, selektif dalam menerima berbagai

informasi, digestif, yaitu mampu menerima berbagai gagasan, asimilatif

yaitu mampu menciptakan gagasan-gagasan baru yang orisinal sebagai

bahan untuk komunikasi, transitif, yaitu memiliki kemampuan meilih kata-

kata yang funsional, mampu menyusun kata secara logis, memilih waktu

yang tepat untuk komunikasinya dan lain-lain.

Dengan semikian tugas seorang komunikator dalam komunikasi

persuasif sangatlah berat, karena ia harus mempunyai berbagai kemampuan

Page 42: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

31

untuk meyampaikan pesannya agar dapat diterima oleh komunikan dengan

baik yang kemudian ia mampu melakukan saran yang diajukan oleh

komunikator.

Persuadee adalah orang/ sekelompok orang yang menjadi tujuan

pesan itu disampaikan dan disalurkan oleh persuader baik secara verbal

maupun non verbal. Kepribadian dan ego merupakan dua faktor yang

berpengaruh terhadap penerimaan komunikan terhadap komunikasi,

termasuk di dalamnya faktor persepsi dan pengalaman.

Pesan adalah segala sesuatu yang memberikan pengertian kepada

penerima. Pesan bisa berbentuk verbal maupun non verbal, baik disengaja

maupun tidak disengaja.

Efek komunikasi persuasif adalah perubahan yang terjadi pada diri

persuader sebagai akibat dan diterimanya pesan melalui proses komunikasi,

efek yang bisa terjadi berbentuk perubahan sikap, pendapat, dan tingkah

laku. Lingkungan komunikasi persuasif adalah konteks situaisonal dimana

proses komunikasi persuasif ini terjadi. Hal itu bisa berupa konteks historis,

konteks fisik temporal, kejadian-kejadian kontemporer, impending events

dan norma-norma sosiokultural.30

30 Herdiyan Maulana & Gumgum Gumelar, Pesikologi Komunikasi dan Persuasi, (Jakarta:

Akademia Permata, 2013), h. 11-12.

Page 43: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

32

4. Strategi Komunikasi Persuasif

Strategi adalah rencana terpilih yang bersifat teliti dan hati-hati atau

serangkaian manuver yang teah dirancang untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Dalam mempertimbangkan strategi komunikasi persuasif yang

akan diterapkan, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a) Spesifikasi tujuan persuasif;

b) Identfikasi kategori sasaran;

c) Perumusan strategi persuasif;

d) Pemilihan metode persuasif yang akan diterapkan.31

Dalam komunikasi persuasif paling tidak memiliki tiga tujuan, yakni

membentuk tanggapan, memperkuat tanggapan, dan mengubah tanggapan.

Secara umum, sasaran persuasif dapat diidentifikasi berdasarkan umur, jenis

kelamin, pendidikan, pekerjaan, keanggotaan dalam kelompok primer, dan

minat khusus sasaran. Selain itu, dapat dilihat dari aspek sasaran pedestrian,

sasaran pasif dan kelompok diskusi, sasarn terpilih, sasaran kesepakatan,

dan sasaran terorganisasi.

Dalam memilih metode persuasif, ada tiga pendekatan yang bisa

dilakukan, yakni pendekatan berdasarkan media yang digunakan, sifat

hbungan antara persuader dan sasarannya, serta pendekatan psikososial.

31 Herdiyan Maulana & Gumgum Gumelar, Pesikologi Komunikasi dan Persuasi, h. 13.

Page 44: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

33

C. Aktivitas Dakwah

Aktivitas dakwah dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan yang

mengarah pada perubahan terhadap sesuatu yang belum baik agar menjadi lebih

baik lagi.

1. Pengertian Aktivitas

Aktivitas menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah keaktifan,

kegiatan, atau kesibukan atau bisa juga salah satu kegiatan kerja yang

dilaksanakan dalam tiap bagian sesuatu organisasi.32

Banyak sekali aktivitas yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-

hari, namun berarti atau tidaknya kegiatan bergantung pada individu

tersebut. Karena menurut Samuel Sahoe sebenarnya aktivitas bukan hanya

sekedar kegiatan, beliau mengatakan bahwa aktivitas dipandang sebagai

usaha mencapai atau memenuhi kebutuhan.

Salah satu kebutuhan manusia adalah menuntut ilmu untuk menjadi

pintar atau pandai. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka manusia

harus belajar dengan cara membaca buku atau mengeyam pendidikan di

sekolah, berdiskusi dalam suatu organisasi atau komunitas, atau tempat-

tempat menimba ilmu.

Seseorang yang ingin mendalami ilmu agama dan ingin membangun

atau berinteraksi dengan masyarakat yang islami misalnya, tentu ia harus

32 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1990), cet ke-3, h.17.

Page 45: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

34

melakukan aktivitas yang membantu tercapainya keinginan tersebut. Seperti

membaca buku-buku keagamaan, mengikuti pengajian, atau melakukan

diskusi-diskusi tentang keagamaan dan kemasyarakatan. Mengkaji norma-

norma ajaran Islam tentang hubungan sesama manusia dan tak kalah

pentingnya adalah mengadaptasikannya atau menerapkan ilmu yang telah

diperoleh ke dalam kehidupan yang nyata.

2. Pengertian Dakwah

Pengertian dakwah dalam bahasa Arab merupakan bentuk masdar

dari kata kerja (fi’il) da’a, yad’u, da’watan yang berarti menyeru,

memanggil, dan mengajak.33 Dakwah dalam bahasa Indonesia dipahami

sebagai “ajakan, seruan, panggilan, dan undangan kepada ajaran Tuhan”.34

Secara terminologi (istilah), pengertian dakwah akan dikemukakan

oleh beberpa pendapat para tokoh yang memberikan pengertian menurut

sudut pandang masing-masing, yaitu sebagai berikut:

a. Prof. Toha Yahya Omar mendefinisikan dakwah sebagai usaha

mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang

benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan

kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat.35

b. Drs. Hamzah Yakub dalam bukunya publistik Islam,

memberikan pengertian dakwah sebagai usaha mengajak

33 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1989), h. 127. 34 Toha Yahya Omar, Ilmu Dakwah (Jakarta: Widjaya,1992), h. 1 35 Toha Yahya Omar, Ilmu Dakwah, h. 1.

Page 46: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

35

manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti

petunjuk Allah Swt dan Rasul-Nya.36

c. Drs. Arifin M.Ed mendefinisikan dakwah sebagai sesuatu

kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku

yang dilakukan secara sadar dan terencana dalam usaha

mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun

kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian,

kesadaran, sikap, penghayatan, serta pengamalan terhadap

ajaran agama sebagai massage yang disampaikan padanya tanpa

adanya unsur paksaan.37

d. Syeikh Ali Mahfudh mendefinisikan bahwa inti dari dakwah

adalah mengajak manusia ke jalan Allah agar mereka berbahagia

di dunia dan di akhirat.38

e. Prof. Dr. Quraisy Shihab mendifinisikan dakwah sebagai seruan

atau ajakan kepada keinsyafan, atau usaha mengubah situasi

tertentu kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik

terhadap pribadi maupun masyarakat dan dakwah seharusnya

berperan dalam pelaksanaan ajaran Islam secara lebih

menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan.39

36 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h. 19. 37 H. M. Arifin, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), cet ke-3, h. 6. 38 Syeikh Ali Mahfudh, Hidayah Al-Mursyidin, (Beirut: Daar Al-Ma’rif), h. 17. 39 Quraisy Shihab, Membumikan Al-Quran: Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan

Mayarakat, (Bandung: Mizan, 1998), cet ke17, h. 194.

Page 47: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

36

Bila dipahami dari berbagai sudut pandang terlihat bahwa esensi

dakwah Islam sesungguhnya kegiatan dan upaya mengajak manusia atau

orang lain agar kembali kepada kesucian, agar menjalankan perintah Allah

dan menjauhi larangan-Nya secara utuh dan menyeluruh.

3. Unsur-unsur dakwah

Unsur-unsur dakwah merupakan pembagian penting dalam

berdakwah. Disini, terdapat banyak kesamaan yang amat sangat mendasar

antara teori yang digunakan para ulama atau pun para cendikiawan muslim

dengan teori Laswell S-M-C-R=Ef, maka dalam dakwah ada istilah da’i

(pelaku dakwah), mad;u (sasaran dakwah), maddah (maeri dakwah),

wasilah (media dakwah), thariqah (pesan dakwah), dan atsar (efek).

a. Da’i (pelaku dakwah)

Da’i adalah individu atau sekelompok muslim dan muslimah yang

mempunyai keteladanan yang baik dalam mengemban misi Islam dalam

upaya menyeru kepada yang ma’ruf dan menegah dari perbuatan

munkar.40 Pada prinsipnya setiap seorang muslim mempunyai

kewajiban untuk menyampaikan dakwah islamiyah, paling tidak untuk

dirinya dan keluarga. Sebagaimana diamanatkan oleh Allah SWT dalam

Al-Quran yang berbunyi:

40 K.H. Didin Hafidhuddin, Dakwah Aktual, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), cet ke-1,

h. 78.

Page 48: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

37

ها يأ ين ي هليكم نارا وقودها ٱلذ

نفسكم وأ

عليها ٱلجارة و ٱنلذاس ءامنوا قوا أ

ملئكة غلظ شداد لذ يعصون مرهم ويفعلون ما يؤمرون ٱللذ ٦ما أ

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah

manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,

keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang

diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan

apa yang diperintahkan (Q.S. At-Tahrim: 6)

Dengan demikian dapat dipahami bahwa setiap seorang yang

menyatakan beragama Islam, maka secara otomatis ia memikul suatu

kewajiban untuk meaksanakan dakwah Islam.

b. Mad’u (sasaran dakwah)

Mad’u merupakan target yang menjadi objek utama dalam

berdakwah. A.H. Hasanuddin berpendapat bahwa “Orang yang diseru,

dipanggil, atau diundang”.41 Berdasarkan pengertian tersebut dapat

dipahami, bahwa yang dinamakan dengan mad’u memiliki berbagai

kelas yang terbagi dalam sosial, ekonomi, geografis, profesi, bahkan

sampai kepada tingkatan usia dan pengetahuan. H.M. Arifin dalam

bukunya yang berjudul Psikologi Dakwah, menjabarkan tingkatan yang

ada, yaitu:

41 A.H. Hasanuddin, Rethorika Dakwah dan Publistik Dalam Kepemimpinan, (Surabaya:

Usaha Nasional, 1982), cet ke-1, h. 33.

Page 49: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

38

1. Sosiologis, meliputi berbagai lapisan masyarakat, yaitu masyarakat

terasing, pedesaan, perkotaan, Kota kecil, serta masyarakat marjinal

di Kota besar.

2. Struktur kelembagaan, biasanya dikenal dengan istilah priyai,

abangan, dan santri. Hal ini banyak ditemukan di daerah masyarakat

jawa.

3. Tingkatan usia, mulai dari yang muda hingga yang tua. Hal ini

terjadi karena dipengaruhi tingkat kedewasaan yang seiring dengan

usia.

4. Profesi, tingkatan ini biasanya mencakup petani hingga eksekutif.

5. Ekonomi, struktur antara yang kaya hingga yang miskin.

6. Jenis kelamin (baik pria maupun wanita).

7. Masyarakat khusus, tunasusila, tunawisma, tunakarya, narapidana

dan sebagainya.42

c. Materi dakwah

Materi dakwah yang disampaikan oleh da’i tidak lain adalah sesuai

dengan Islam yang bersumber dari Al-Quran dan Hadis sebagai sumber

utama yang meliputi aqidah, syariah, dan akhlak.43

Seorang da’i dituntut untuk memilih dan menentukan topik tertentu

yang akan disampaikan kepada mad’u yang mendengarkannya dengan

memperhatikan kondisi serta kebutuhan mad’u yang menjadi objek

42 H.M. Arifin, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977), h. 13-14. 43 Wahdi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997), h. 33.

Page 50: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

39

dakwah tersebut, dengan harapan da’unya dapat memahami betul apa

yang disampaikan da’i sehingga mad’u tidak mengalami kesulitan untuk

memahami dan mencernanya.

d. Metode dakwah

Abdul Kadir Munsyi, mengartikan metode sebagai cara untuk

menyampaikan sesuatu.44 Sedangkan dalam metodologi pengajaran

ajaran agama Islam disebutkan bahwa metode adalah “suatu cara yang

sistematis dan umum terutama dalam mencari kebenaran ilmiah”.45

Metode adalah cara kerja yang sistematis dan teratur untuk pelaksanaan

suatu cara kerja.46

Dari banyaknya pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

metode adalah sebuah cara yang digunakan dalam menyampaikan

sesuatu kepada orang lain dengan tujuan agar tercapainya kesepahaman

tentang apa yang disampaikan. Rafiffuddin dan M. Abdul Djalil,

menguraikan beberapa metode dalam berdakwah, yaitu sebagai berikut:

1) Qoulan Ma’rufan, bakwah bil lisan atau dengan bicara

dalam pergaulannya sehari-hari yang disertai dengan misi

agama seperti penyebarluasan salam.

2) Dakwah bil qalam dengan menggunakan keterampilan tulis

menulis berupa artikel.

44 Abd. Kadir Munsyi, Metode Diskusi dalam Dakwah, (Surabaya: al-Ikhlas, 1983), cet ke-

1, h. 29. 45 Soeleiman Yusuf, Slamet Susanto, Pengantar Pendidian Sosial, (Surabaya: Usaha

Nasional, 1981), h. 38. 46 Paus A. Partanto, M. Dahlan al-Bahri, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Usaha

Nasional, 1994), h. 461.

Page 51: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

40

3) Dakwah bil hal dengan menggunakan berbagai kegiatan

yang langsung menyentuh kepada masyarakat.

4) Dakwah dengan alat-alat elektronik seperti radio, televisi,

komputer, dan alat lainnya yang dapat menunjang

berdakwah.47

D. Pencak Silat

1. Pengertian Pencak Silat

Menurut kamus besar bahasa indonesia, silat berarti “permainan”

(keahlian) dalam mempertahankan diri dengan kepandaian menangkis,

menyerang, dan membela diri, baik dengan maupun tanpa senjata.

Menurut Ali Sabeni, pencak dapat diartikan jurus-jurus. Silat dapat

diartikan Shalat, sebelum Shalat didahului dengan wudhu. Di dalam proses

wudhu, tangan kiri dan tangan kana saling membersihkan dari hal-hal yang

kotor. Jadi pencak silat itu bukan untuk mencari permusuhan atau berkelahi,

namun untuk sarana pergaulan seperti layaknya tangan kiri dan tangan

kanan tadi.48 Sebab itulah orang-orang yang pandai silat janganlah sombong

dan takabur. Dia harus ramah-tamah, dan jangan sekali-kali berbuat

keonaran.

47 Raffifuddin, M. Abd. Djalil, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Pustaka Setia, 1997), cet ke-

1, h. 25. 48 Pemerintahan Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Pencak Silat, (Jakarta: Dinas

Kebudayaan DKI Jakarta, 1992/1993), h. 37.

Page 52: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

41

Selain itu Ali Sabeni menyatakan bahwa Silat itu kependekan dari

Silaturahmi. Jadi orang-orang yang belajar silat dapat diartikan dididik

untuk bersilaturahmi dengan sesama umat.

Ada juga tentang kode menghormat kepada para tamu dengan cara

kepalan tangan kanan ditutup oleh telapak tangan kiri diletakkan di muka

dada. Ini mengandung arti bahwa kekuatan yang dimiliki oleh tangan kanan

jangan sampai ditonjolkan (sombong), karena itu tandanya harus ditutup

dengan telapak tangan kiri. Jelasnya gerakan tersebut melambangkan

jangan sampai memperlihatkan kekuatan pada siapapun, jangan sombog,

dan takabur.

Dengan demikian yang disebut pencak silat itu adalah jurus-jurus

serta kembangannya yang berupa tarian baik mempergunakan senjata

maupun tangan kosong yang berfungsi sebagai silaturahmi, olahraga,

pendidikan mental spiritual, sarana pergaulan serta untuk membela diri.

Ada banyak sekali aliran pencak silat di tanah air Indonesia, salah

satunya adalah pencak silat khas Betawi. Pencak silat Betawi atau maen

pukulan, memiliki peranan sangat penting dalam kancah penccak silat

nasional. Mengingat hampir separuh dari sekitar 600-800 aliran atau

perguruan yang ada di Indonesia berasal dari Jakarta. Ada sekitar 317 aliran

maen pukulan di tanah Betawi, yang merupakan pengembangan dari sekitar

100-200 pecahan aliran dari aliran inti. Jumlah 317 aliran tersebut

merupakan data yang dimiliki PPS (Perguruan Pencak Silat) Putra Betawi,

namun perlu penelitian lebih lanjut untuk memastikannya. Keempat aliran

Page 53: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

42

inti itu didasarkan atas karakter dan bentuk maen pukulan, yang terdiri dari

gerak cepat, gerak rasa, gerak kuat, gerak teguh, dan gerak rasa.49

2. Manfaat pencak Silat

Pencak silat merupakan bagian dari budaya bangsa Indonesia yang

bernilai luhur. Nilai-nilai luhur pencak silat terkandung dalam jati diri yang

meliputi 3 hal pokok sebagai satu kesatuan, yaitu budaya Indonesia sebagai

jiwa dan sumber motivasi penggunaannya, pembinaan mental spiritual/ budi

pekerti, bela diri, seni, dan olahraga sebagai aspek integral dan

substansinya.

R. Asikin mengatakan bahwa fungsi atau manfaat pencak silat bukan

untuk berkelahi semata, tetapi untuk:

a. olahraga, di dalam pencak silat terdapat unsur-unsur olahraga untuk

menyehatkan badan. Tidak sedikit para atlet silat yang memiliki badan

sehat, dikarenakan dengan silat kita dapat merenggangkan otot-otot

yang tegang, sehingga otot-otot tersebut menjadi kuat. Jadi, jelas disini

bahwa pencak silat itu mengandung unsur olahraga.

b. Kesenian, dalam gerakan pencak silat banyak sekali mengandung

gerakan-gerakan tarian. Tiap aliran pun memiliki gerakan atau tarian

yang berbeda-beda, tergantung asal aliran pencak silat tersebut. Jadi

49 O’ong Maryono, Maen Pukulan: Pencak Silat Khas Betawi, (Jakarta: Pustaka Obor

Indonesia, 2016), cet ke-1, h. 7.

Page 54: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

43

dengan kita berlatih silat, secara tidak langsung kita melestarikan

kesenian bangsa Indonesia.

c. Pendidikan, di dalam pelatiahn pencak silat terdapat proses latih-melatih

jurus silat. Ada orang yang melatih dan ada juga orang yang dilatih.

Dalam penyampaiannya, materi pelatihan sangat beragam, tergantung

kepada pengalaman dan pengetahuan si pelatih itu sendiri.

d. Membela diri, suda sangat jelas bahwa silat bukan untuk berkelahi tetapi

untuk membela diri. Ali Sabeni mengatakan bahwa pencak silat bukan

untuk berkelahi atau mencari musuh, melainkan untuk membela diri jika

ada yang menyerang.50

3. Silat sebagai dakwah dan mental spritual

Silat sebagai seni budaya yang sudah ada sejak dahulu memberikan

cerita tersendiri, di antaranya adalah silat sebagai media dakwah oleh para

ulama dalam menyebarkan ajaran Islam di bumi Nusantara. Untuk menarik

minat masyarakat, dalam silat yang diajarkan oleh para ulama umumnya

memiliki muatan nilai keislaman.

Namun, tidak semua perguruan pencak silat memiliki dan

mengajarkan pencak silat mental spritual. Perguran pencak silat yang

menajarkan pencak silat mental spiritual tidak ditampilkan secara tersendiri,

tetapi bersama-sama atau terpadu dengan cabang pencak silat lain yang

50 Pemerintahan Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Pencak Silat, (Jakarta: Dinas

Kebudayaan DKI Jakarta, 1992/1993), h. 43-44.

Page 55: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

44

diajarkan oleh perguruan pencak silat tersebut sebagai bagian yang terpadu.

Dalam hal ini, pencak silat merupakan pelengkap tetapi sangat penting dari

cabang pencak silat lain yang tampilannya merupakan pencak silat pokok.51

Disebutkan pula bahwa kata silat berasal dari kata salat, dan sebelum

salat kita diwajibkan untuk berwudhu. Dalam berwudhu tangan kiri dan

tangan kanan saling membersihkan dari kotoran-kotoran. Demikian pula

dalam pencak silat, harus silih asah, silih asih, dan silih asuh. Informasi

lain, silat juga kependekan dari kata silaturahmi. Dengan demikian pencak

silat itu adalah untuk bersilaturahmi bukan untuk bermusuhan atau

berkelahi.52

51 Mulyana, Pendidikan Pencak Silat: Membangun Jati Diri dan Karakter Bangsa,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), cet ke-2, h. 89-90. 52 Pemerintahan Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Pencak Silat, (Jakarta: Dinas

Kebudayaan DKI Jakarta, 1992/1993), h. 44.

Page 56: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

45

BAB III

GAMBARAN UMUM PERGURUAN PENCAK SILAT PUSAKA

DJAKARTA

A. Sejarah Pencak silat Betawi

Sejarah silat betawi secara pasti masih belum jelas dan belum

penulis temui. Namun, proses lahirnya pencak silat betawi sebagai produk

akulturasi dan etnis-etnis yang dominan mempengaruhi, serta peranan

pencak silat betawi dimasa kolonial barat dan masa pendudukan Jepang.

Leluhur masyarakat Betawi mengenal asal muasal pencak silat bukan

sebagai kegiatan ilmu bela diri murni, karena lahir dari tradisi masyarakat

yang mengutamakan mental spriritual. Pencak silat merupakan unsur

kebudayaan yang paling umum dilakukan saat itu, dengan nuansa

keagamaan sebagai ruh utamanya. Selain untuk mempertahankan diri dari

serangan bangsa asing, kala itu pencak silat diciptakan sebagai sebagai

penunjang ritual tradisi.53 Hal yang terpenting ketika ketika membicara

pencak silat dalam khasanah budaya adalah kekuatan dalam diri manusia

maupun di luar manusia, yaitu kekuatan alam.

Sekitar pertengahan abad 19, berangsur-angsur muncul nama atau

aliran-aliran maupun gaya pencak silat yang ada di batavia (Jakarta),

menyusul kemunculan sosok pendekar, jawara, dan jagoan yang piawai

ilmu bela diri. Pada masyarakat Betawi, istilah jawara ditujukan untuk guru

53 O’ong Maryono, Maen Pukulan: Pencak Silat Khas Betawi, (Jakarta: Pustaka Obor

Indonesia, 2016), cet ke-1, h. 16.

Page 57: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

46

pencak silat atau orang yang pandai ilmu bela diri, dan melindungi

masyarakat. Seorrang jawara Betawi dilarang untuk berjudi, merampok,

memperkosa, minum minuman keras, dan melakukan perbuatan tercela

lainnya. Gejolak sosial yang dipelopori para jawara betawi, membuat

pemerintah Belanda saat itu ketat mengawasi kegiatan terkait pencak silat

dan menghambat perkembangannya, terutama pada daerah yang meiliki

tingkat kerawanan dan perlawanan cukup tinggi.

Berbeda dengan masa kolonial Belanda, pencak silat betawi dan

indonesia sangat berkembang pesat pada zaman pemerintahan Jepang. Pada

masa itu pencak silat digunakan sebagai sarana propaganda dan alat untuk

mengusir kolonial Belanda serta beberapa kepentingan Jepang dalam

menghadapi sekutu. Namun, tetap saja pencak silat saat itu hanya

dimanfaatkan dan digunakan sebagai alat untuk memperkuat penjajah.

Setelah berakhirnya penjajahan baik dari kolonial Belanda maupun Jepang,

pencak silat dapat bangkit dengan seutuhnya.

Pada tahun 1948, sepuluh perguruan aliran pencak silat Betawi

mendirikan suatu organisasi untuk mewadahi semua aliran pencak silat

betawi, yaitu Persatuan Pencak Silat Putera Betawi. Persatuan Pencak Silat

Putera Betawi yang disingkat PPS. Betawi adalah organisasi yang pertama

kali mewadahi perguruan-perguruan pencak silat Betawi. Kiprah PPS

putera Betawi dalam perjalanan pencak silat Indonesia tidak bisa

dikesampingkan. PPS Putra Betawi merupakan salah satu top organisasi

yang berada di dalam kelembagaan Ikatan Pencak Silat seluruh Indonesia

Page 58: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

47

(IPSI). Tujuan berdirinya PPS Putera Beatwi karena ingin anak-anak Betawi

dapat berkiprah dalam pentas pencak silat nasional, terutama karena pada

PON VIII 1973, pencak silat akan menjadi cabang olahrga yang akan di

pertandingkan. Pada saat pertama kali berdiri, PPS Putera Betawi

beranggotakan kurang lebih 50 perguruan pencak silat betawi. Sampai saat

ini kurang lebih ada 300 perguruan pencak silat Betawi di bawah naungan

PPS Putera Betawi. Salah satu perguruan yang berada di bawah naungan

PPS Putera Betawi adalah Perguruan pencak silat Pusak Djakarta.

B. Sejarah Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta

Perguruan pencak silat Pusaka Djakarta merupakan salah satu

perguruan pencak silat beraliran gerak cepat yang beasal dari betawi.

Perguran pencak silat ini didirikan oleh H. Sanusi atau babe Uci dan para

rekannya pada tahun 1957. Pada pertama kali didirikan perguruan ini

bernama Pencak Silat Pusaka Putera Djakarta (PSPPD). Namun, atas saran

Mursadi (Guru babe Uci), nama perguruan ini berubah menjadi Pencak Silat

Pusaka Djakarta hingga saat ini. babe Uci mengatakan nama Pusaka Djkarta

diambil karena kita sebagai orang Jakarta harus memiliki pusakanya sendiri,

makanya diberi nama Pusaka Djakarta.

Dalam setiap gerakan jurus PSPD berasal dari Pangeran Pakpak,

beliau merupakan cucu dari Sunan Gunung Jati. Pangeran Pakpak

mengajarkan ilmu beladirinya secara turun temurun kepada muridnya

hingga sampai pada babe Uci. Dilihat dari latar belakangnya yang berasal

Page 59: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

48

dari Sunan Gunung Jati yang merupakan sosok yang memiliki ilmu

keagamaan, baik spiritual maupun jasmani. Maka tidak heran dalam setiap

gerakan pencak silat Pusak Djakarta mengandung kaidah-kaidah ajaran

Islam.

Pusaka Djakarta selalu menerapkan nilai-nilai dakwah Islam dalam

setiap gerakan, visi, misi, dan pedoman dalam perguran silat tersebut. Selain

untuk belajar ilmu bela diri, pencak silat Pusaka Djakarta juga selalu

mengajarkan ajaran-ajaran Islam dalam setiap latihannya. Seperti berwudhu

dan salat sunnah dua rakaat serta berdoa sebelum memulai latihan rutin.

Metode pelatihan dan pengajian yang ada di Perguruan PSPD membuat

setiap anggota memiliki unsur mora dan agama. babe Uci juga selalu

memberikan nasehat-nasehat setelah selesai latihan. Nasehat yang selalu

diingatkan adalah untuk selalu menjaga akhlak, menjaga solat, dan selalu

hormati yang lebih tua serta hargai yang lebih muda.

Dalam pelatihannya Perguruan PSPD tidak memungut biaya sepeser

pun kepada muridnya. Karena babe Uci selalu melarang berlatih silat untuk

memperkaya diri. Karena ketika babe Uci belajar silat dari guru-guru

terdahulu pun tidak dipungut biaya, hal itu pun sudah menjadi peraturan

yang terus berlaku turun temurun. Bagi babe Uci, solat dan doa nya para

murid sudah menjadi imbalan dan ladang pahala baginya untuk bekal di

akhirat kelak.

Page 60: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

49

“saya ga minta bayaran buat latian, yang penting kalian solat! Silat

juga bukan untuk jadi sok jagoan dan mencari keributan, tapi untuk

bersilaturahmi dengan sesama” pesan babe Uci.54

Pencak Silat Pusaka djakarta sebagai sosial budaya kedaerahan yang

sudah ada sejak dahulu hadir sebagai pemererat persaudaraan dan tolong

menolong sesama manusia, selain itu PSPD menciptakan pemuda penerus

geneasi bangsa yang kuat baik secara mental maupun spiritual agar

terhindar dari pengaruh budaya asing dan perbuatan yang menjurus pada

hal-hal negatif.

PSPD sebagai alat pemersatu di masyarakat, banyak mengikuti

kegitan sosial di wilayah setempat sebagai wujud kepedulian sosial. Dengan

gerakan yang cepat dan menyerang titik vital, PSPD mulai naik keatas

pentas setiap acara kelurahan, kecamatan, provinsi, bahkan tingkat nasional

sebagai bentuk promosi pencak silat Pusaka Djakarta ke masyarakat.

Perguruan PSPD memiliki jadwal latihan rutin dalam setiap

minggunya. Hari Jumat malam Ba’da Isya dipilih sebagai jadwal rutin untuk

berlatih silat. Biasanya anak-anak usia dini terlebih dahulu yang memulai

latihan sampai dengan pukul sembilan malam, setelah anak-anak barlah

orang-orang dewasa yang berlatih dikarenakan seusai mereka

menyelesaikan aktivitas masing masing diluar latihan silat, biasanya mereka

berlatih sampai pukul 12 malam dini hari.

54 Pesan Babe Uci dalam pengajian setelah latihan silat, Kamis 8 September 2016, pukul

20.30 WIB.

Page 61: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

50

Hingga saat ini, PSPD memiliki ratusan murid yang terbagi dalam

13 ranting dan tersebar di wilayah Jabodetabek. 13 ranting tersebut adalah:

1) Ranting Mangggarai

2) Ranting Menteng Dalem

3) Ranting Rawajati

4) Ranting Batu Merah

5) Ranting Kalibata

6) Ranting Pulo

7) Ranting Ketapang

8) Ranting Tambun

9) Ranting Fatahillah

10) Ranting Al Ikhlas

11) Ranting Al Hikmah

12) Ranting Pekojan

13) Ranting Cimanggis

Page 62: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

51

C. Makna Logo Pusaka Djakarta

1) Lima Jari bermakna, Pancasila, rukun Islam dan sumpah perguruan.

2) Obor bermakna, penerang atau petunjuk pada bidang seni budaya

Indonesia khususnya bidang pencak silat.

D. Visi dan Misi Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta

Seperti organisasi pada umumnya, Perguruan Pencak Silat Pusaka

Djakata memiliki visi dan misi sebagai tujuan dan prinsip dasar perguruan.

Visi:

Gambar:

Logo Perguruan silat Pusaka Jakarta

Page 63: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

52

a. Memelihara dan mendorong tumbuh kembangnya seni pencak silat khas

budaya Betawi Jakarta.

b. Menjalin hubungan yang erat dan produktif dengan sesama organisasi

pencak silat yang tergabung dalam IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia).

c. Menjadi mediator dan fasilitator bagi semua anggota perguruan pencak

silat pusaka djakarta dalam berhubungan dengan Pemerintah Daerah

Khusus Ibukota Jakarta (PEMDA DKI) pada khususnya dan Pemerintah

Pusat umumnya.

Misi:

a. Membina kepedulian, kemandirian, dan kemajuan seluruh anggota

perguruan pencak silat pusaka djakarta dalam kehidupan sehari-hari

mereka.

b. Mempererat tali persaudaraan sesama anggota perguruan pencak silat

pusaka djakarta dengan masyarakat umum.

c. Menjadi konseptor, inisiator serta motor pendorong bagi masyarakat

jakarta dalam menciptakan suasana kota jakarta yang bersih, aman, dan

nyaman.

E. Tujuan Perguruan Silat Pusaka Djakarta

Tujuan umum dari perguruan silat Pusaka Jakarta terkandung di

dalam lima pilar pendidikan karakter dalam pencak silat yakni:

Page 64: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

53

1) Takwa

Takwa berarti beriman teguh kepada pemilik alam semesta, yakni

Allah Swt. Bertakwa artinya meyakini akan kebesaran Allah Swt

dan menjalankan seluruh ajaran-Nya secara Kaffah atau total.

2) Tanggap

Tanggap berarti peka, peduli, antisipatif, proaktif, dan mempunyai

kesiapan diri terhadap perubahan dan perkembangan yang terjadi

berikut semua kecenderungan, tunturan, dan tantangan yang

menyertainya berdasarkan sikap berani, mawas diri, dan terus

meningkatkan kualitas diri.

3) Tangguh

Tangguh berarti bersikap ulet dan sanggup mengembangkan

kemampuan diri dalam menghadapi dan menjawab setiap tantangan

serta dapat mengatasi setiap persoalan, hambatan, dan gangguan

dengan baik.

4) Tanggon

Tanggon berasal dari bahasa Jawa yang artinya teguh, tegar,

konsisten, dan konsekuen dalam memegang prinsip menegakkan

keadilan, kejujuran, dan kebenaran.

5) Trengginas

Trengginas dalam bahasa Jawa berarti enerjik, aktif, kreatif, dan

inovatif, berpikir luas serta sanggup bekerja keras untuk mengejar

kemajuan yang bermutu dan bermanfaat bagi diri sendiri dan

Page 65: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

54

masyarakat berdasarkan sikap kesediaan untuk membangun diri

sendiri dan sikap bertanggung jawab atas pembangunan

masyarakatnya.

Selain lima pilar pendidikan karakter dalam pencak silat di atas,

tujuan dari perguruan silat Pusaka Jakarta secara khusus terkandung di

dalam sumpah perguruan atau Undang-undang perguruan silat Pusaka

Jakarta, diantaranya adalah:

1) Kami akan taat pada perintah Allah Swt dan Rasul-Nya, dan akan

mengerjakan apa yang diperintahkan, serta akan meninggalkan apa

yang dilarang Allah dan Rasul-Nya.

2) Kami akan mentaati Undang-undang Negara Republik Indonesia

yang berasarkan Pancasila.

3) Kami akan patuh dan hormat pada kedua orang tua, Ibu dan Bapak.

4) Kami akan taat dan patuh pada guru-guru selama guru itu benar, dan

akan selalu mematuhi segala peraturan-peraturan perguruan.

5) Kami akan memperbanyak silaturahmi, menyantuni anak yatim

piatu, serta fakir miskin dan akan selalu menghindari segala

keributan-keributan atau perkelahian-perkelahian yang tidak ada

gunanya.

F. Profil Guru Besar dan Struktur Perguruan Pencak Silat Pusaka

Djakarta

Ringkasan Biografi H. Sanusi (babe Uci)

Page 66: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

55

Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta tidak mungkin bertahan dan

berkembang menjadi perguruan pencak silat yang besar sampai saat ini

tanpa sosok pendiri yang kuat dan guru yang berjiwa besar. H. Sanusi atau

yang lebih sering disapa babe Uci merupakan pendiri dan Guru Besar

Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta. Meskipun sudah tidak muda lagi,

semangat dan tekad beliau untuk melestarikan kebudayaan pencak silat

betawi patut diacungi jempol. Beliau selalu menjaga pola makan dan waktu

aktivitasnya sehari hari dengan benar, maka tak ayal babe Uci masih segar

bugar di kala usianya ke 84 tahun saat ini.

“Sejak muda, saya hanya makan sekali sehari. Saya hanya makan

siang sekitar pukul 14.00,” kata pria yang akrab dipanggil babe Uci

ini dirumahnya di Manggarai Selatan, Jakarta Selatan.55

Hanya ketika sangat lapar dan harus pergi beliau makan dua keping

biskuit sebagai pengganjal perut. Kebiasaan itu bermula ketika babe Uci

tinggal di pesantren yang berada di daerah Tasikmalaya, Jawa Barat, saat

usianya 15 tahun. Disana, para santri membiasakan diri makan secukupnya

dan seadanya. Mereka tak pernah berlebihan dan selalu makan bersama.

Menurut Sang guru, makan banyak akan menutupi hati.

“Betul ajaran beliau (Guru babe Uci), banyak makan bukan hanya

membuat hati tertutup lemak, melainkan juga membuat orang

menjadi tamak, serakah, dan rela berbuat apa saja demi memuaskan

nafsu” kata babe Uci.

55 http://pencaksilat-pusakadjakarta-babeuci.blogspot.co.id/ diakses pada tanggal 6 September 2016.

Page 67: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

56

Babe Uci mulai berlatih pencak silat saat berusia 12 tahun di

kawasan Sawah Besar. Beliau belajar ilmu silat dengan gurunya yang

bernama Mursadi bin Rabidun. Kendati demikian, Anak pertama dari enam

bersaudara ini selalu ingat, sang guru silat tak sembarangan melatih dan tak

semua anak terpilih ikut latihan. Hanya mereka yang rajin shalat dan

mengaji yang boleh ikut berlatih. Dulu, mereka biasa berlatih setelah shalat

isya dan mengaji. Latihan silat biasa dimulai dari pukul 20.00 hingga dini

hari dan dibimbing langsung oleh sang pelatih, Murasdi bin Rabidun.

Beliau mengenang, kala itu kawasan Sawah Besar berupa kampung

dengan kebon penuh pepohonan dan tanpa listrik. Dia menjelaskan, mereka

yang belajar pencak silat harus harus rajin shalat dan mengaji karena harus

pandai meredam keinginan berkelahi yang sering timbul ketika orang

belajar bela diri. Sebagai pesilat, mereka harus lebih pandai menahan diri

karena silat bukan untuk pamer diri. Sang guru juga sering membawa Uci

kecil berkeliling ke perguruan silat disejumlah daerah. Tidak hanya

menyambangi kampung-kampung di seputar Jakarta, seperti Kwitang,

Rawa Belong, Menteng Dalam, dan Pasar Minggu, tetapi mereka juga ke

kota lain seperti Bekasi, Bogor, dan Garut.

Selain mempelajari aliran gerak silat lain, tujuan berkeliling juga

untuk menjaga dan menjalin silaturahmi dengan para guru perguruan silat

lain. Hal yang istimewa adalah setiap kampung Jakarta memiliki aliran silat

sendiri. Tak kurang dari 300 aliran silat dikenal dari Jakarta, sementara Babe

Uci menguasai tujuh aliran.

Page 68: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

57

Babe Uci mulai merintis kepelatihan silat saat dirinya masih

menimba ilmu di Pesantren, tepatnya saat berusia 17 tahun. Beliau merasa

prihatin melihat banyak kawan yang bengong kala senggang dan tak punya

kegiatan lain setelah pelajaran usai dan semua kewajiban dilaksanakan. Dia

lalu menawarkan diri mengajar silat dan semua temannya antusias. Kegiatan

mengajar silat itu pun di lakukan tanpa sepengetahuan guru dipesantren.

Mereka diam-diam berlatih pada malam hari.

“Ketika kami lulus, tak hanya ilmu agama yang kami dapat. Kami

semua pandai silat dan guru-guru pun bingung dari mana kami

belajar silat dan kapan menekuninya. Saya diam saja, tak

membocorkan rahasia bersama” jelas Babe Uci

Setelah merantau mencari ilmu di Pondok Pesantren selama 10

tahun, Babe Uci kembali ke Jakarta. Beliau akhirnya mendirikan Perguruan

Pencak Silat Pusaka Djakarta yang beraliran gerak cepat pada tahun 1957.

Tujuan utama babe Uci mendirikan Perguruan Pencak Silat adalah untuk

melestarikan Budaya Betawi yang semakin hilang ditinggal minat generasi

muda Jakarta.

Profil (H. Sanusi) babe Uci

Page 69: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

58

Bapak H. Sanusi Pendiri Pencak Silat Pusaka Djakarta

Nama : H. Sanusi

Tempat dan Tanggal lahir : Jakarta, 4 September 1931

Pasangan : Nani

Pendidikan : Pesantren di Tasikmalaya selama 10 tahun

Prestasi :

1) Mendirikan dan mengelola Perguruan Pencak Silat Pusaka

Djakarta dari 1957 sampai kini.

2) Koreografer film laga pertama “Djampang Mentjari Naga

Hitam” pada tahun 1969.

3) Menjadi koreografer 28 film laga Indonesia.

4) Memperoleh penghargaan dari Lembaga Kebudayaan

Betawi atas peran serta dalam acara Kibar Budaya Untuk

Negeri “CINTE BETAWI 3” tahun 2014

5) Memperoleh penghargaan “Anugrah Budaya” dari

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tahun 2013.

Page 70: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

59

6) Memperoleh penghargaan Anugerah Budaya Tahun 2013

dari Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

7) Memperoleh gelar “Maestro Seni Tradisi” dari Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh,

DEA pada tahun 2014.

8) Dewan Juri dalam event Internasional “TAFISA Games

2016” pada cabang festival seni pencak silat.

Struktur Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta

Penasehat : H. Sanusi

Pembina : Fauzi

Memed

Pembina latihan : Suharyono

Agus

Sudirman

Dadang Kurnia

Ricky Denny Kurnnia

Ahmad Sholeh

Ketua : Sudirgo

Wakil ketua : Bayu Adji Saputra

Page 71: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

60

Sekretaris : Rahma Novia

Bendahara : Dwi Prabowo

Gusti Rahma S

Humas : Lina Salmah

Laela

Zahra Nurjannah

Pelatih harian : Soniatul Falah

Riswandi

Panji

Yoga

Perlengkapan : Ahmad Sauqi

Try Prasetyo

Donny

Page 72: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

61

BAB IV

HASIL ANALISIS DATA

A. Data Narasumber Penelitian

1. Nama : H. Sanusi

Usia : 85 tahun

TTL Lahir : Jakarta, 4 September 1931

Status : Pendiri dan Guru Besar Perguruan Pencak Silat

Pusaka Djakarta

2. Nama : Muhammad Soleh

Usia : 41 tahun

TTL Lahir : Jakarta, 25 Oktober 1975

Status : Mantan Preman yang sudah taubat dan murid Babe

Uci di PSPD

3. Nama : Soniatul Fallah

Usia : 29 tahun

TTL Lahir : Jakarta, 22 April 1987

Status : Murid terdekat Babe Uci dan Ketua PSPD ranting

Pulo Jati

Page 73: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

62

B. Aktivitas Dakwah di Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta

Pada hakikatnya dakwah adalah realisasi dari amar ma’ruf nahi munkar,

yakni mengajak manusia pada kebajikan dan mencegah manusia dari

kemunkaran. Bila demikian maka dakwah Islam merupakan kewajiban bagi

setiap muslim. Dakwah berjalan tanpa mengenal kurun waktu, selama di dunia

masih ada manusia, maka dakwah Islam tetap diperlukan.

Dakwah dapat menggunakan media apa saja tanpa terkecuali seni

beladiri pencak silat. Oleh karenanya olahraga seni beladiri pencak silat adalah

khasanah budaya dan merupakan budaya bangsa. Pada pengaplikasiannya seni

beladiri pencak silat mengandung nilai-nilai luhur yang merujuk pada ajaran

Islam. Misalnya, selalu berwudhu dan berdoa sebelum melakukan latihan silat.

Melalui silat mereka mendapatkan hidayah untuk lebih mendekatkan diri

kepada Sang Pencipta, selain itu dapat pula melatih kepekaan indrawi, mengolah

kelebihan dan kelenturan anatomi tubuh, dan dapat mempelajari sebanyak-

banyaknya pertanda alam yang ada di sekeliling mereka.

Hal positif inilah yang membuat masyarakat umumnya dan anak-anak

usia dini khususnya harus mendalami pencak silat. Selain untuk melindungi diri

dari kemungkinan terburuk, juga menjaga jiwa dari perbuatan yang dilarang

agama.

Perguruan pencak silat Pusaka Djakarta merupakan salah satu perguruan

pencak silat beraliran gerak cepat yang beasal dari betawi selalu menerapkan

Page 74: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

63

nilai-nilai dakwah Islam dalam setiap gerakan, visi, misi, dan sebagai pedoman

dalam perguran silat tersebut. Selain untuk belajar ilmu bela diri, pencak silat

Pusaka Djakarta juga selalu mengajarkan ajaran-ajaran Islam dalam setiap

latihannya. Seperti berwudhu dan salat sunnah dua rakaat serta berdoa sebelum

memulai latihan rutin.

Menurut Babe Uci, pendiri dan guru besar Pusaka Djakarta, berwudhu,

solat sunnah dua rakaat, serta berdoa sebelum latihan silat bertujuan agar pesilat

selalu ingat dalam batin dan pikiran mereka bahwa berlatih silat bukan untuk

menjadi jagoan dan mencari musuh. Berlatih silat bertujuan untuk membela diri

khususnya, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta menjain silaturahmi

antar pesilat lainnya umumnya. Hal tersebut sudah H. Sanusi terapkan semenjak

beliau pertama kali mendirikan perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta.

Pada bab I, dijelaskan bahwa terdapat beberapa metode dalam

berdakwah, tujuannya adalah agar dakwah menjadi lebih sistematis dan dapat

sampai ke pendengar atau mad’unya lewat berbagai cara. Berikut adalah

beberapa metode dalam berdakwah:

1) Qoulan Ma’rufan, bakwah bil lisan atau dengan bicara

dalam pergaulannya sehari-hari yang disertai dengan misi

agama seperti penyebarluasan salam.

2) Dakwah bil qalam dengan menggunakan keterampilan tulis

menulis berupa artikel.

Page 75: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

64

3) Dakwah bil hal dengan menggunakan berbagai kegiatan

yang langsung menyentuh kepada masyarakat.

4) Dakwah dengan alat-alat elektronik seperti radio, televisi,

komputer, dan alat lainnya yang dapat menunjang

berdakwah.56

Perguruan pencak silat Pusaka Djakarta menggunakan beberapa metode

diatas dalam aktivitas dakwahnya, diantaranya adalah dakwah bil lisan

(menggunakan lisan atau secara verbal) dan dakwah bil hal (menggunakan

beberapa kegiatan yang berhubungan dengan dakwah Islam). Kedua metode

tersebut digunakan H. Sanusi atau Babe Uci dalam menyampaikan dakwahnya

kepada murid murid di perguruan Pusaka Djakarta.

a. Dakwah Bil Lisan (Menggunakan Perkataan)

Dari hasil pengamatan peneliti, dakwah bil lisan yang dilakukan Babe

Uci di perguruan Pusaka Djakarta adalah sebagai berikut:

1. Pengajian Malam Jumat

Pengajian ini rutin dilakukan di perguruan Pusaka Djakarta dengan Babe

Uci sendiri sebagai penceramah. Pengajian rutinan ini biasa dilakukan ba’da Isya

bertempat di rumah Babe Uci. Target atau sasaran pengajian ini adalah remaja

56 Raffifuddin, M. Abd. Djalil, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Pustaka Setia, 1997), cet ke-

1, h. 25.

Page 76: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

65

dan dewasa. Tujuan diadakan pengajian ini adalah agar para murid silat di PSPD

selain bisa membentengi diri dari serangan penjahat juga bisa membentengi jiwa

dari godaan dan perbuatan maksiat.

Pemilihan malam jumat sebagai malam pengajian bukan diputuskan

begitu saja, tetapi banyak aspek yang teah dipertimbangkan secara matang,

diantaranya malam jumat merupakan malam dimana apabila seseorang

beribadah maka pahala yang diterima akan lebih besar dari hari biasa,

pertimbangan lainnya adalah malam jumat waktu yang tepat untuk tawasullan.

Materi dalam pengajian ini membahas atau mengkaji Al quran. Babe Uci

biasanya meminta muridnnya untuk membacakan beberapa ayat dari al quran

kemudian beliaulah yang menjelaskan atau mengkaji maksud dari ayat tersebut.

Ayat-ayat yang diambil pun biasanya yang berhubungan dengan rutinitas

maupun permasalahan sehari-hari. Jadi, murid murid yang menghadiri pengajian

tersebut pun bisa meresapi pesan yang Babe Uci sampaikan dengan baik.

2. Berdoa Sebelum dan Sesudah Latihan Silat

Segala bentuk kegiatan yang baik harus dimulai dengan berdoa, tanpa

terkecuali berlatih silat. Berlatih silat mempunyai tujuan untuk membekali diri

sendiri dari gangguan orang jahat. Berdoa sebelum memulai latihan silat

mempunyai tujuan agar selama kita berlatih silat dapt terhindar dari hal-hal yang

tak diinginkan selaain itu juga untuk mendoakan atau tawasul para guru-guru

yang telah wafat. Berdoa sesudah latihan mempunyai tujuan supaya ilmu yang

telah kita pelajari dapat bermanfaat dan ilmu yang telah kita pelajari dapat

Page 77: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

66

menjadi amal jariyah bagi guru yang telah mengajarkannya, karena menuntut

ilmu apapun di dunia ini pasti akan berujung Allah SWT yang maha kuasa.

3. Nasehat Atau Wejangan Setelah Selesai Latihan

Setelah selesai latihan dan berdoa biasanya pesilat di PSPD akan

beristirahat terlebih dahulu sebelum pulang ke rumah masing-masing. Di waktu

inilah Babe Uci dan guru-guru silat di PSPD gunakan untuk memasukkan nilai

keislaman dengan memberikan pengertian kepada setiap murid bahwa “silat

adalah persaudaraan dan sarana untuk berbuat baik kepada sesama”. Pengertian

itu sangat seimbang dengan ajaran Islam tentang berbuat baik dan

bersilaturahmi.

Selain itu pesan yang selalu daimapikan adalah ilmu silat yang telah

dipelajari dilarang untuk mencari musuh dengan orang lain tetapi dianjurkan

untuk membela diri sendiri dan menolong orang lain dari gangguan orang jahat.

Selain itu, setiap jurus yang diajarkan ada beberapa gerakan yang berasal dari

Al-quran dan hadist. Hal tersebut dilakukan sebagai ungkapan syukur karena

pada dasarnya bacaan tersebut bersifat doa.

b. Dakwah Bil Hal (Dakwah Menggunakan Kegiatan)

Selain dakwah bil lisan (menggunakan lisan), babe Uci juga

menerapkan metode dakwah bil hal (menggunakan kegiatan), diantaranya

adalah sebagai berikut:

Page 78: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

67

1. Peringatan Maulid nabi Muhammad SAW

Kegiatan ini rutin dilakukan perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta

setiaap tahunnya. Acara ini biasanya berupa pembacaan doa doa, ratib, dan

solawat kepada nabi Muhammad SAW. Tujuan diadakan acara ini adalah untuk

memperingati maulid nabi Muhammad SAW

Dalam kegiatan ini bukan hanya dari anggota PSPD saja yang hadir

melainkan juga dari beberapa perguruan silat undangan dan warga sekitar Gg.

Bedeng. Babe Uci juga sering memberikan tausiyah dan arahan-arahan kepada

murid dan tamu undangan agar selalu mengikuti sunnah rasul dan ajarannya,

agar kelak semua yang hadir pada acara tersebut termasuk umat yang mendapat

syafaat Rasulullah SAW di hari akhir kelak.

2. Tradisi Kenaikan Sabuk

Tradisi kenaikan sabuk merupakan kegiatan rutin tahunan perguruan

pencak silat Pusaka Djakarta. Kegiatan ini diadakan setahun tahun dua kali dan

bertempat di bumi perkemahan Ragunan. Perlu diketahui dalam pencak silat

warna sabuk merupakan simbol tingkat kemahiran seseorang dalam bersilat. Di

PSPD terdapat enam warna sabuk, yaitu warna hijau sebagai pemula, kemudian

naik menjadi warna biru, lalu naik lagi menjadi warna merah, kemudian warna

merah kuning, setelah itu kuning, dan warna putih sebagai tingkatan akhir.

Untuk mencapai tingkatan-tingkatan sabuk tersebut, ditentukan oleh guru yang

diukur melalui kemampuan dan kematangan dalam menguasai jurus.

Page 79: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

68

Semakin naik warna tingkatan sabuk, semakin tinggi juga tanggung jawab

pemakainya, yaitu tanggung jawab sebagai pesilat yang harus mencerminkan

sikap ksatria dan tidak semena mena dan tanggung jawab sebagai warga

indonesia yang terkenal dengan tradisi kesopanan dan kental dengan norma

agama Islam.

Kenaikan sabuk disini hanyalah simbol semakin banyaknya materi jurus

yang dikuasai, tetapi pada prakteknya mereka tetap terdapat pendidikan

karakter yang mencakup kedisiplinan, tanggung jawab, konsentrasi, mampu

mengendalikan emosi, dan semakin dewasa pola pikir pemakainya.

3. Tradisi Bakar Sabuk

Dalam PSPD setelah kenaikan biasanya ada tradisi bakar sabuk. Tradisi

bakar sabuk biasanya dilaksanakan setelah kegiatan kenaikan sabuk, dan

bertempat di tempat latihan silat. Bakar sabuk disini merupakan bentuk simbol

bahwa dengan dibakarnya sabuk harus berbarengan juga dengan dibuangnya

sifat-sifat buruk mereka. Intinya acara bakar sabuk disini merupakan proses

menuju pendewasaan dan bentuk peningkatan kualitas diri.

Acara ini biasanya dihadiri oleh babe Uci beserta para pelatih dan murid,

kemudian acara dimulai dengan potong tumpeng kemudian pembakaran sabuk,

setelah itu barulah ada nasehat maupun dakwah dari Babe Uci dan pelatih

kepada pemegang sabuk yang baru. Isi dari pesan yang disampaikan biasanya

adalah nasehat agar selalu tetap merendah diri dan dengan naiknya tingkatan

sabuk menjadi pemacu semangat untuk lebih berprestasi di bidang pencak silat.

Page 80: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

69

4. Silaturahmi Antar Ranting PSPD dan Perguruan Silat Lainnya

Selain ibadah wajib banyak lagi ibadah yang mendapat penilaian baik dari

Allah salah satunya dalam Islam menyuruh umatnya memperbanyak

silaturrahmi dengan siapapun dan dimanapun. Sebab dalam kehidupan

keseharian, setiap individu selalu membutuhkan orang lain dan tidak bisa hidup

sendiri. Maka, setiap muslim diwajibkan oleh Islam untuk menjaga dan

mempererat tali silaturahmi dan melarang untuk memutus tali silaturahmi

dengan sesama. Bagi orang-orang yang memutuskan tali silaturahmi maka

mereka akan dijauhkan dari rahmat Allah SWT dan api neraka sebagai

ganjarannya.

Maka dari itu Babe Uci selalu menganjurkan kepada semua muridnya

untuk menjalin dan menjaga tali silaturahmi baik sesama pesilat PSPD maupun

pesilat dari perguruan lainnya. Menurut beliau, banyak faedah yang didapatkan

ketika kita menjalin tali silaturahmi, diantaranya dimanapun dan kemanapun

berada kita banyak memiliki kenalan, dimudahkan rezeki oleh Allah SWT,

dijauhkan dari bahaya maupun masalah, dan menambah umur. Intinya adalah

dengan bersilaturahmi kita mengamalkan perintah untuk menjaga hubungan

“hablum minallah wa hablum minannas” dengan Allah dan dengan manusia.

Menjaga hubungan dengan Allah agar selamat di Akhirat dan menjaga hubungan

dengan manusia agar selamat di dunia.

Page 81: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

70

C. Aktivitas Dakwah H. Sanusi Dengan Komunikasi Persuasif di Perguruan

Pencak Silat Pusaka Djakarta

Aktivitas dakwah sebagai proses komunikasi penyampaian ajaran ideal

Islam selama ini tidak mempunyai kekuasaan untuk membawa masyarakat

kepada perubahan ke arah yang lebih baik. Ada banyak faktor yang menjadi

penyebabnya, salah satunya karena dakwah yang selama ini dilakukan

cenderung kering, impersonal, dan hanya bersifat informatif belaka, belum

menggunakan teknik-teknik komunikasi yang efektif. Fenomena ini

mengindikasikan masih teralienasinya dakwah dari realitas sosial masyarakat di

sekitarnya.

Salah satu cara paling tepat dalam penyampaian materi dakwah agar

terlihat menarik adalah dengan menggunakan komunikasi persuasif, karena ia

merupakan sarana dalam penyampaian pesan dapat dilakukan dengan suatu

ajakan atau seruan tanpa merasa dipaksa. Karena sesunguhnya dakwah bukanlah

propaganda yang memaksakan kehendak orang lain. Dengan demikian, kegiatan

dakwah pada dasarnya sebagai suatu proses komunikasi antara seorang

komunikator dan komunikan dalam mengupayakan perubahan perilaku

seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya, karena dengan komunikasi

seseorang dapat menyampaikan apa yang ada dalam pikiran dan perasaannya

kepada orang lain dan dapat memberikan hiburan, memberikan inspirasi,

meyakinkan atau mengajak untuk berbuat sesuatu.

Komunikasi persuasif selain sebagai sarana penyampaian pesan, ia pun

merupakan sarana penyampaian materi dakwah agar selalu menarik, aktual, dan

Page 82: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

71

mempunyai efek pesan terhadap persuader maupun persuadee nya. Sehingga

cara penyampaian dakwah melalui komunikasi persuasif dapat dilakukan

dimanapun tanpa terkecuali di perguruan pencak silat. Sehingga komunikasi

persuasif tersebut mempunyai ciri khas tersendiri.

Komunikasi persuasif dilakukan untuk mempengaruhi sikap, pendapat,

dan perilaku orang lain dalam upaya mewujudkan suatu perubahan sikap dan

biasanya persuasif akan tercapai karena karakteristik pembicara, yang pada

analisis penelitian ini dilakukan oleh H. Sanusi atau Babe Uci dengan

menggunakan media pencak silat sebagai daya tarik terhadap persuadee, dan

terbukti pencak silat merupakan alat persuasif yang paling efektif yang

dimilikinya.

Dari hasil pengamatan peneliti, Babe Uci menggunakan pendekatan

komunikasi persuasif metode icing, yaitu upaya menyusun atau menata pesan

komunikasi sedemikian rupa sehingga enak didengar, dilihat, atau dibaca dan

orang memiliki kecenderungan untuk mengikuti apa yang disarankan oleh pesan

tersebut. Pada perakteknya kegiatan persuasif ini adalah seni menata pesan yang

dilakukan secara terus berulang hingga menarik minat persuadee untuk

mengikuti imbauan-imbauan persuader.

Melalui pendekatan persuasif inilah yang Babe Uci gunakan untuk

menarik minat pemuda pemuda di kawasan Gg. Bedeng, Manggarai, Jakarta

Selatan agar berlatih silat dan membuat pemuda pemuda tersebut menjadi

pribadi yang lebih baik lagi. Bahkan, tak jarang murid babe Uci merupakan

Page 83: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

72

mantan preman dan narapidana. Menurut beliau mengajak silat dan ingin

merubah sifat preman bukanlah hal yang mudah, perlu pendekatan-pendekatan

yang dilakukan secara terus menerus dan membutuhkan waktu yang lama untuk

membimbing mereka.

“Jadi saya membimbing preman preman itu melalui pendekatan-

pendekatan yang saya lakukan terus menerus, rutin lah istilahnya. Jadi

itu ga cukup waktu sehari dua hari, itu butuh waktu lima sampe enam

bulan buat merubah mereka. Panjang itu waktunya, gabisa kaya kita

makan sambel langsung dapet pedesnye. Itu berubahnya sangat lama

sekali butuh melalui proses proses”.57

Babe Uci selalu menunjukan kepada murid-muridnya bahwa apa yang

beliau ajarkan adalah kebenaran. Jadi, murid yang berlatih di PSPD pasti akan

mengikuti nasihat gurunya. Hal tersebut sesuai dengan undang-undang

perguruan poin keempat yang berbunyi “Kami akan taat dan patuh pada guru-

guru selama guru itu benar, dan akan selalu mematuhi segala peraturan-

peraturan perguruan”.

Hal tersebut dibenarkan oleh muhammad Soleh murid Babe Uci yang juga

merupakan mantan preman. Menurut Bang Ole (sapaan Muhamad Soleh) awal

dirinya ingin berlatih silat di PSPD memang untuk membekali diri dengan ilmu

beladiri karena dalam aktivitas kesehariannya beliau sering berhadapan dengan

preman-preman juga di pasar. Namun, dengan kesabaran Babe Uci dalam

membimbing muridnya untuk kembali ke jalan kebenaran sembari berlatih silat,

seiring berjalannya waktu banyak perubahan dan yang dialami oleh Bang Ole,

57 hasil wawancara pribadi dengan bapak H. Sanusi, Kamis 20 Oktober 2016, pada pukul

16.00 WIB.

Page 84: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

73

dirinya perlahan sadar bahwa apa yang dilakukannya selama ini adalah

kesalahan.

“Awal –awal bergabung dengan PSPD, awalnya saya ini kan bandel

(preman), mabok. Terus saya tertarik nih ada yang mau ngajarin silat dah

tuh. Awalnya saya sih cuma ikut ikutan terus ngilang, ampe akhirnya

ngikut lagi dan mulai dari situ tuh nekunin dah nih silat, ternyata enak

juga nih kita silat. Satu buat olahraga terus ada juga wejangan-wejangan

atau nasehat dari Babe (H. Sanusi). Nah dasehat-nasehat itu tuh yang buat

saya jadi makin baik dah ya, makanya saya tetep silat ampe sekarang.”58

Banyak sekali nasehat maupun wejangan-wejangan yang Babe Uci

sampaikan kepada muridnya di PSPD. Biasanya nasehat yang diberikan berasal

dari Alquran dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, hal ini lah yang

membuat perguruan silat PSPD berbeda dengan perguruan silat lainnya.

Diantara banyaknya nasehat yang sering Babe Uci sampaikan, ada empat

nasehat yang selalu Beliau sampaikan kepada murid-muridnya. Empat nasehat

tersebut adalah tentang pendidikan akhlaq, tentang solat, pentingnya budaya

malu, dan kewajiban muslim untuk menjaga diri serta keluarganya.

1. Pentingnya Pendidikan Akhlaq

Pendidikan akhlaq sangatlah penting pada saat ini, terutama bagi remaja

generasi-generasi muda penerus bangsa. Hal tersebut dinilai sangat penting

karena semakin merosotnya etika dan moral generasi muda Indonesia saat ini.

Trend dan figur artis barat yang selalu hidup bebas mereka jadikan sebagai

58 Hasil Wawancara pribadi dengan Muhammad Soleh, 5 Oktober 2016 pada pukul 19.00

WIB.

Page 85: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

74

kiblat mode, akhirnya budaya Indonesia yang terkenal sopan dan penuh tata

krama semakin punah karena ditinggal oleh pemuda-pemudi bangsa.

Hal tersebutlah yang sangat membuat Babe Uci miris, beliau sangat

menyangkan semakin bobroknya akhlaq remaja masa kini, karena ada ungkapan

yang berbunyi “maju bangsa karena akhlak, akhlak rusak hancurlah bangsa”.

Sukses tidaknya suatu bangsa mencapai tujuan hidupnya tergantung atas

berkomitmen atau tidaknya bangsa itu terhadap nilai-nilai akhlak. Jika bangsa

tersebut sangat memperhatikan akhlak maka bangsa itu akan sukses, dan

sebaliknya jika ia mengabaikan maka bangsa itu pun akan hancur.

Maka dari itu dengan mendirikan PSPD, beliau mencoba mengajak

remaja-remaja melestarikan budaya bangsa yaitu pencak silat. Mendirikan

perguruan silat bukan hanya untuk membuat remaja remajanya melestarikan

budaya betawi tetapi juga untuk menanamkan pendidikan akhlak di dalamnya.

Karena pada dasarnya banyak ajaran silat yang memiliki unsur-unsur spiritual

dan mengajarkan pada etika bermasyarakat. Babe Uci mengatakan bahwa kita

sebagai muslim harus menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang penuh

kelembutan, adab (tata krama), etika, dan moral kepada setiap sesama manusia,

karena pada intinya agama Islam turun ke dunia ini untuk memperbaiki akhlak

manusia pada masa itu (jahiliyah).

Sesuai dengan ayat Alquran yang berbunyi “Innama bu'itstu liutammima

makarima al akhlaq, yang artinya sesungguhnya Islam itu turun untuk

memperbaiki akhlaq manusia”. Inti dari ajaran Islam sesungguhnya adalah

kemuliaan akhlak, perbaikan akhlak, dan budi pekerti. Babe Uci menungkapkan

Page 86: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

75

jika kita mau berprilaku dengan akhlaq yang mulia dan sempurna, maka

berpeganglah pada Alquran dan pahami makna yang terkandung di dalamnnya.

“Jadi mereka (remaja sat ini) itu menghayati Islam hanya sekedarnya aja.

Karna intinya Islam turun ke dunia kan buat perbaiki akhlaq manusia

Innama bu'itstu liutammima makarima al akhlaq, yang artinya

sesungguhnya Islam itu turun untuk memperbaiki akhlaq manusia”. Kalo

akhlaqnya ga baik ya semuanya jadi ga akan baik. Akhlaq dan perilaku

adalah cerminan pertama diri kita di mata orang lain. itu”.59

Dalam dakwahnya Babe Uci berpesan bahwa kita sebagai manusia

memang tidak ada yang sempurna dan tidak akan luput dari kesalahan. Namun,

kita tidak boleh pasrah begitu saja, Allah mengutus nabi Muhammad SAW

dengan tujuan sebagai prototipe atau panutan umat manusia untuk berakhlak

mulia. Maka dari itu, kita sebagai umat Rasulullah SAW wajib menjadikan

beliau sebagai uswatun hasanah (teladan yang baik) dalam sesgala segi

kehidupan, karena dengan demikian aspek kehidupan kita sudah berislam secara

kaffah (total).

2. Keutamaan Shalat

Shalat merupakan kewajiban yang paling utama bagi setiap muslim. Shalat

juga amalan pertama umat manusia yang akan dihisab pada hari kiamat nanti.

Maka dari itu kita sebagai umat Islam sangat dilarang untuk meninggalkan

shalat, karena sesungguhnya dengan shalat dapat menjauhkan manusia dari

perbuatan keji dan munkar. Hal tersebut sesuai dengan surat Al-ankabut ayat

45, yang berbunyi:

59 Dakwah H. Sanusi pada pengajian malam Jumat, Kamis 20 Oktober 2016, pada pukul

20.00 WIB.

Page 87: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

76

وح إلك من ٱتل قم ٱلكتب ما أ

ة وأ لو لوة إنذ ٱلصذ ر ٱلمنك و ٱلفحشاء تنه عن ٱلصذ

ولكر و ٱللذ كب أ ٤٥يعلم ما تصنعون ٱللذ

Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab

(Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari

(perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat

Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang

lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Ayat tersebut memberikan penjelasan kepada kita bahwasanya sholat

merupakan salah satu dari rukun Islam atau pembeda antara yang muslim dan

kafir, antara yang haq dan bathil benar-benar memiliki peranan penting dalam

kehidupan kita. Maksud dari kalimat “mencegah dari perbuatan yang keji dan

munkar” adalah bagi setiap muslim yang melaksanakan sholat dengan ikhlas

dan memang niat lillahi ta’ala maka sudah pasti mereka akan berhati-hati dalam

bertindak apalagi sampai bebuat keji dan munkar.

Menurut Babe Uci, umat Islam di Indonesia saat ini hanya identitas saja,

banyak dari mereka yang mengaku Islam tetapi tidak melaksanakan

kewajibannya sebagai muslim, salah satunya adalah melaksanakan sholat

fardhu. Akhirnya banyak umat muslim Indonesia saat ini cenderung hanya

mencari keuntungan materi dunia saja, mereka rela menghalalkan berbagai

macam cara untuk pentingan pribadi, sekali pun harus merugikan orang lain..

Padahal dengan sholat bisa mengotrol perbuatan kita dalam kehidupan sehari-

hari.

“Sekarang banyak orang ngaku Islam tapi korupsi, nyuap, pokonya halalin

macem cara buat diri sendiri dan ga bersyukur, Itu bukan ajaran Islam.

Kalo pun mereka emang ngaku Islam, mereka ga memahmi Islam dan

melaksanakan ajaran islam seutuhnya. Mereka ga menghayati agama

Page 88: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

77

Islam, kan di alquran ada ayat yang berbunyi “Inna sholata tanha 'anil

fahsa iwal munkar” yang artinya solat itu mencegah manusia dari

perbuatan yang keji dan munkar. Kalo solat mereka baik mereka ga akan

melakukan hal hal keji dan munkar, kalo solat mereka ga baik boro boro

hal keji dan munkar yang ada mereka bakal hajr sono hajar sini. Ada adzan

berkumandang mereka jalan terus. Jadi mereka tidak menghayati Islam

secara seutuhnya.”60

Hal inilah yang selalu Babe Uci tanamkan kepada muridnya di Perguruan

silat Pusaka Djakarta. Seperti diketahui sebelumnya, PSPD tidak memungut

biaya untuk berlatih silat kepada muridnya. Bukan uang yang Babe Uci

inginkan dari muridnya, yang beliau inginkan adalah muridnya tidak

meninggalkan shalat lima waktu. karena dengan sholat tentu akan menghindari

murid-murid di PSPD dari perbuatan keji dan munkar.

“saya gak pernah memungut biaya latihan kepada murid saya, mereka

shalat ga bolong-bolong aja itu udah cukup buat saya. Biar itu menjadi

amal jariyah dari murid-murid buat saya”.61

3. Budayakan Malu

Malu adalah akhlak (perangai) yang mendorong seseorang untuk

meninggalkan perbuatan-perbuatan yang buruk dan tercela, sehingga mampu

menghalangi seseorang untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang buruk

dan tercela, sehingga dapat menghalangi seseorang dari melakukan dosa dan

maksiat serta mencegah sikap melalaikan hak orang lain. Malu merupakan sifat

nabi Muhammad SAW, selain itu malu juga merupakan cabang dari iman

60 Dakwah Bapak H. Sanusi pada pengajian malam jumat, Kamis, 8 September 2016,

pada pukul 20.00 WIB. 61 Hasil wawancara pribadi dengan H. Sanusi, Kamis 20 Oktober 2016, pada pukul 16.00

WIB.

Page 89: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

78

seorang muslim, maka dari itu malu tidak akan mendatangkan sesuatu kecuali

kebaikan. Seperti sabda Rasulullah SAW yang berbunyi:

“Iman memiliki lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang. Cabang

yang paling tinggi adalah perkataan ‘Lâ ilâha illallâh, dan yang paling

rendah adalah menyingkirkan duri (gangguan) dari jalan. Dan malu adalah

salah satu cabang Iman.” (Shahîh: HR.al-Bukhâri).

Budaya malu inilah yang ingin ditanamkan Babe Uci kepada setiap

muridnya di PSPD. Menurut beliau, budaya malu di Indonesia saat ini sudah

tidak ada. Hal tersebut dibuktikan dengan semakin banyaknya tindak kejahatan

saat ini, perempuan-perempuan remaja keluar rumah dengan pakaian yang

terbuka, banyak anak sekolah hamil diluar nikah, semakin merosotnya etika dan

moral anak remaja masa kini, dan masih banyak lagi. Fenomena yang

disebutkan tadi adalah bukti bahwa budaya malu di Indonesia saat ini memang

sudah hilang.

Dalam prakteknya Babe Uci mengambil contoh negara Maju Jepang,

negara berjuluk sakura itu sangat menjunjung tinggi nilai nilai ketimuran, salah

satunya budaya disiplin dan malu. Orang-orang di negara tersebut sangat

menghargai waktu, mereka berdisiplin dalam mengatur waktunya dan sangat

malu apabila melakukan sebuah kesalahan, maka dari itu Negara tersebut bisa

jauh lebih maju dari Indonesia saat ini. Di PSPD, Babe Uci menanamkan

budaya malu dan disipin kepada murid-muridnya. Beliau memulai ha tersebut

dari hal-hal yang kecil dalam kehidupan sehari-hari, seperti malu jika terlambat

menunaikan shalat lima waktu, malu jika berbuat kesalahan, malu jika terlambat

ke sekolah, malu jika menyusahkan orang lain. Menurut kakek berusia 85 tahun

ini, Negara Indonesia memang mayoritas muslim, namun kebanyakan dari

Page 90: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

79

mereka kurang memahami Islam seutuhnya. Berbeda dengan Jepang, walaupun

mereka bukan negara dengan penduduk mayoritas muslim, mereka selalu

menerapkan ajaran-ajaran Islam dalam kesehariannya, dimulai dari disiplinnya,

tanggung jawabnya, etikanya, bahkan kebersihannya. Hal itulah yang menurut

Babe Uci bisa membuat Jepang bisa lebih maju dari Indonesia.

“Kita harus contoh negara Jepang. Tahun 45 mereka hancur sama kaya

kita tapi mereka bisa sangat sekarang, kenapa? Karena mereka

menanamkan budaya disiplin dan budaya malu ke setiap penduduknya

makanya bisa maju. Kalo kita? kita ga ada budaya disiplin ama budaya

malu. “al haya’u minal iman artinya malu itu sebagian dari iman”.

Makanya orng kalo ga punya malu ya ga beriman, Islam itu besar

ajarannya bagi orang yang mau mengerti dan memahami. Ya tapi kalo

yang gamau ngerti ya yang ada mereka pusing dengerin ayat dengerin

hadis, tapi kalo kita pelan pelan mempelajarinya insyallah kita paham

seutuhnya.”62

4. Jagalah Diri Sendiri Dan Keluarga

Pesan terakhir yang selalu Babe Uci dakwahkan kepada muridnya adalah

kewajiban untuk menjaga diri sendiri dan keluarganya. Pesan ini merupakan

kutipan ayat dari surat At Tahrim ayat 6, yang berbunyi:

ها يأ ين ي ٱلذ

نفسكم وأ

عليها ٱلجارة و ٱنلذاس هليكم نارا وقودها ءامنوا قوا أ

ملئكة غلظ شداد لذ يعصون مرهم ويفعلون ما يؤمرون ٱللذ ٦ما أ

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari

api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya

malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah

terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu

mengerjakan apa yang diperintahkan.”

62 Dakwah H. Sanusi, pada pengajian malam Jumat, Kamis, 20 Oktober 2016, pada pukul

20.00 WIB.

Page 91: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

80

Maksud dari ayat diatas adalah kita sebagi muslim diwajibkan untuk

menjaga diri sendiri dan keluarganya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang

agama dan menimbulkan dosa agar terhindar dari panasnya api neraka. Dari

uraian tersebut dapat memberi makna bahwa, tiap tiap diri di tengah tengah

keluarga harus/ wajib untuk saling menyelamatkan dalam menjalankan amanah

Allah dan Rasul. Maka dari itu, dalam keuarga sebaiknya saling mengingatkan

tentang mana yang haq dan mana yang batil, tentunya dengan penyampaian

yang tegas tetapi menggunakan pendekatan-pendekatan yang lembut layaknya

dalam keluarga.

Dalam dakwahnya, Babe Uci menyampaikan bahwa maksud dari kata

“melindungi diri sendiri dan keluarga” disini bukan hanya melindungi dari

siksaan api neraka saja, tetapi juga dari gangguan orang-orang jahat yang ingin

mencelakai kita. Beliau menambahkan sebagai pesilat, kita memang tidak boleh

menggunakan ilmu silat yang telah dipelajari untuk kekerasan, namun dalam

pengecualian apabila terpaksa maka kita harus menggunakannya. Maksud

“terpaksa” disini adalah misalnya kita atau keluarga dalam keadaan ingin

dirampok, maka ilmu silat disini memang harus digunakan untuk membela diri.

Jadi dengan berlatih silat, kita usdah mengamalkan surah At Tahrim ayat 6

untuk melindungi diri sendiri dan keluarga dari api neraka maupun dari

gangguan orang jahat yang mengganggu kita.

“ini poin yang paling utama setelah tiga poin sebelumnya, Ya ayyuhalazi

na amanu quu anfusakum wa ahlikum naroo yang artinya hai orang yang

beriman, jagalah diri kamu dan keluarga kamu dari api neraka. Dari ayat

itu kan udah jelas kita muslim bisa silat juga wajib untuk menjaga diri

sendiri dan keluarga. Jaga dari apa? Dari perbuatan dosa dan menjaga dari

gangguan orang jahat, misal kita lagi naek motor ama istri, atau abang/

Page 92: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

81

adik, terus ada orang mau rampok ya kita gabisa diem aja dong, harus kita

beresin itu orang jahat. Jadi jaga dari perbuatan dosa supaya selamat di

akhirat dan jaga dari orang jahat supaya selamat di dunia, gitu.... dunia

akhirat kita selamat insyaallah.”63

Selain dari keempat poin yang Babe Uci jelaskan tadi, masih banyak lagi

nasehat maupun dakwah yang beliau sampaikan kepada muridnya di Perguruan

Silat Pusaka Djakarta. Menurut beliau menjadi pelatih silat sambil

menyebarkan dakwah kepada mantan-mantan preman agar bertaubat dan

kembali ke jaan yang benar bukanlah hal yang mudah. Untuk membimbing

preman tersebut membutuhkan proses dan memakan waktu yang sangat lama.

Penyampaian dakwah ke para preman-preman tersebut harus tegas namun

menggunakan pendekatan-pendekatan yang persuasif atau lembut. Karena,

menurut babe Uci kita tidak bisa menyamakan mendidik murid silat yang

masih sekolah dengan murid silat yang mantan preman.

“Kita sebagai guru ini kan kaya bengkel, ada murid rusak yang masuk ya

harus kita benerin lagi mereka. Tapi kan untuk benerin mereka semua

butuh proses. Prosesnya juga butuh waktu yang sangat lama sekali itu,

gabisa kita samain kaya makan sambel langsung dapet pedesnya. Intinya

dakwah kita ke mereka harus tegas tapi penyampaiannya harus lembut atau

secara persuasif.”64

63 Dakwah H. Sanusi, pada pengajian malam Jumat, Kamis, 20 Oktober 2016, pada pukul

20.00 WIB. 64 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak H. Sanusi, kamis, 20 Oktober 2016, pada pukul

16.00 WIB.

Page 93: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

82

D. Faktor Pendukung Dan Penghambat Komunikasi Persuasif Dalam

Aktivitas Dakwah di Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta

Banyak suka dan duka yang dihadapi selama merintis perguruan silat

Pusaka Djakarta agar bisa bertahan sampai saat ini. Banyak faktor pendukung

dan penghambat dalam mendirikan maupun berdakwah di Perguruan silat

Pusaka Djakarta, seperti dijelaskan dibawha ini:

1. Faktor Pendukung

a. Sosok Kharismatik Babe Uci

Semua murid di PSPD sangat menghormati Babe Uci, hal tersebut

karena beliau memiliki jiwa kharismatik seorang pemimpin. Sejak tahun

1957 beliau tidak pernah letih membimbing dan mengayomi murid-

muridnya yang berlatih silat. Karena faktor itulah semua murid di Pusaka

Djakarta yang menghormati babe Uci.

Sebagai seorang pemimpin, Babe Uci memiliki Power Of Leader

atau kekuatan seorang pemimpin. Meskipun sudah berumur 85 tahun,

beliau tetap turun langsung untuk mebimbing dan mengayomi murid-

muridnya di PSPD. Selain itu, menurut Soniatul Fallah, murid babe Uci,

beliau tidak pernah merasa sombong dengan semua prestasi yang telah

diraih selama mengabdikan diri untuk pencak silat.

“Satu hal yang menurut saya paling menonjol dalam diri Babe, low

profile. Ada kalimat yang saya tanam dalam hati saya, yang sempat

di ucapkan Babe ketika menjadi pembicara dalam salah satu acara

seminar kebudayaan silat betawi, kalimat ini terlontar dari Babe

ketika pembawa acara memanggil babe dengan sebutan “Guru

Besar”, ketika itu babe menjawab “Saya bukan guru besar, semua

Page 94: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

83

kecil, yang besar Cuma Allah”. Selain itu Babe juga dikenal sebagai

maestro silat, namun masih mau mengajari atau melatih mayarakat

biasa, yang jelas-jelas secara ekonomi menengah kebawah.”65

b. Panggilan Hati

Seperti dijelaskan sebelumnya, banyak diantara murid di PSPD yang

berasal dari para preman-preman. Awalnya memang banyak dari mereka

yang ingin belajar ilmu beladiri di perguruan Pusaka Djakarta, namun

dengan bimbingan babe Uci dan semakin sering berlatih silat, banyak

dari mereka yang mulai sadar bahwa apa yang telah mereka lakukan dan

jalani selama ini adalah kesalahan. Akhirnya banyak dari preman-

preman tersebut yang terpanggil hatinya untuk bertaubat di jalan Allah

SWT. Hal tersebut dibenarkan oleh Muhammad Soleh, murid Babe Uci

yang juga mantan preman, dirinya mengakui bahwa awal berlatih silat di

PSPD hanya untuk belajar ilmu beladiri atau ilmu kebal agar selamat

ketika berkelahi di jalan. Namun, dengan pendekatan dan banyak sekali

dakwah yang diberikan oleh babe Uci membuat dirinya sadar bahwa

hidup ini hanya sementara dan juga membuat dirinya sadar bahwa apa

yang dilakukan selama ini salah, hingga akhirnya membuat dirinya

bertaubat. Hal ini bukan terjadi pada Muhammad Soleh saja, menurut

Babe Uci memang banyak muridnya yang berasal dari kalangan preman

65 Hasil wawancara pribadi dengan Soniatul Fallah, Kamis, 6 Oktober 2016, pada pukul

19.00 WIB.

Page 95: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

84

dengan alasan untuk memperkuat diri, sama dengan Muhammad Soleh

banyak dari mereka yang akhirnya bertaubat.

“Ada banyak, dari dulu sampe sekarang ada. Yang udah meninggal

juga banyak. Ya mereka dateng ke saya minta diajarin ilmu silat

katanya, ya saya ajarin mereka tapi dengan syarat mereka harus

solat. Setelah lama mereka berlatih saya kasih siraman rohani ke

mereka, saya langsung buka mata hati mereka buat keluar dari jalan

mereka dan bertaubat. Setelah memakan waktu yang lama ya banyak

akhirnya dari mereka yang insyaf dan taubat. Memang sudah jalan

takdirnya mungkin mereka bertemu saya dan panggilan hati mereka

yang akhirnya menyadarkan.”66

c. Masyarakat

Dukungan masyarakat kepada Babe Uci untuk mendirikan PSPD

sangat berpengaruh agar perguruan silat ini bisa bertahan sampai saat ini.

Banyak masyarakat sekitar Gg. Bedeng mempercayakan anak-anak

mereka untuk berlatih silat di Perguruan Pusaka Djakarta. Dengan

mempercayakan anaknya untuk berlatih silat di PSPD merupakan bentuk

dukungan nyata yang diberikan masyarakat. Karena, suatu perguruan

ataupun lembaga pendidikan apapun tanpa adanya murid untuk dididik

bukanlah apa-apa.

Bukan hanya itu saja, menurut hasil pengamatan peneliti ketika

PSPD sedang melaksanakan acara entah itu besar atau kecil, banyak

masyarakat sekitar yang mendukung atau membantu untuk

menyukseskan acara tersebut. Misalnya, ketika sedang merayakan hari

66 Hasil wwawancara pribadi dengan Bapak H. Sanusi, kamis, 27 Oktober 2016, pada

pukul 19.00 WIB.

Page 96: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

85

Maulid nabi Muhammad SAW dan terpaksa menutup jalan, tidak satu

warga pun yang tidak setuju dengan acara tersebut, bahkan sebagian dari

mereka ada yang ikut membantu untuk menjadikan halaman rumah

sebagai tempat parkir dan tak sedikit juga yang ikut berpartisipasi dalam

acara tersebut.

d. Pemerintah

Sebagai salah satu cagar budaya nusantara, pencak silat memiliki

keunikan kebudayaan yang seharusnya dapat dilestarikan dan

diperhatikan. Salah satu yang seharusnya dilakukan pemerintah adalah

dengan mengenalkan kepada masyarakat umum maupun luar negeri

sebagai wisata kebudayaan. Dukungan Pemerintah sangat dibutuhkan

agar kebudayaan Indonesia bisa bertahan dan tidak diambil negara lain.

Tanpa terkecuali Perguruan silat Pusaka Djakarta, perguruan silat

beraliran gerak cepat khas Betawi ini sangat membutuhkan dukungan

Pemerintah untuk bisa bertahan. Semenjak pertama kali beridiri,

perguruan silat maupun Babe Uci sangat sering mendapatkan

penghargaan, piagam, atau dipercaya untuk mengisi acara Nasional

maupun Internasional. Penghargaan seperti itu merupakan bentuk

dukungan Pemerintah kepada pewaris kebudayaan-kebudayaan bangsa,

juga dengan penghargaan tersebut bisa memacu semangat penerus

generasi bangsa untuk terus berkarya dan terus berprestasi dibidang

pencak silat. Terakhir, Perguruan Silat Pusaka Djakarta dipercaya oleh

Pemerintahan Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sebagai wakil kontingen

Page 97: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

86

DKI Jakarta dalam pegelaran “TAFISA Games 2016” cabang seni

pencak silat di Jakarta Oktober lalu.

2. Faktor Penghambat

a. Manusia Yang Tidak Bersyukur

Nikmat yang diberikan Allah SWT kepada manusia di dunia ini

sungguh sangat besar dan tak ada satu pun manusia yang bisa

menggantinya. Namun, terkadang banyak manusia yang kurang

bersyukur atas nikmat yang telah diberikan, hingga akhirnya terjerumus

ke dalam lingkaran syeitan.

Hal inilah yang membuat proses komunikasi persuasif dalam

aktivitas dakwah di Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta sedikit

terhambat. Terkadang, dakwah ataupun pesan yang Babe Uci sampaikan

hanya sebatas masuk kuping kanan keluar kuping kiri bagi sebagian

murid di PSPD, sehingga intisari dari dakwah tersebut tidak meresap di

hati nurani mereka. Kendati demikian, Babe Uci tetap selalu

membimbing mereka sampai pikiran dan hati nurani mereka

mendapatkan hidayah dari Alah SWT.

Dalam penyampaian dakwah Babe Uci kepada muridnya yang

mantan preman memang ada yang sukses ada juga yang tidak. Ada

beberapa mantan preman tersebut yang ternyata kembali memalak warga

dan pedagang-pedagang di pasar. Alasan mereka kembali pun seragam

karena dengan mencari nafkah dengan cara halal tak sebanyak hasil dari

Page 98: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

87

memalak. Hal tersebutlah yang dikatakan Babe Uci adalah manusianya

yang tidak beryukur.

“saya juga membuat mereka keluar biar ga malak lagi juga ga gitu

aja, saya kasih mereka pekerjaan lewat kenalan beberapa temen

saya. Ya memang pekerjaannya paling hanya sebagai satpam, sopir,

atau office boy. Tapi pekerjaan itu kan lebih halal dibanding mereka

malakin warga ama pedagang. Ya cuman itu tadi, ada beberapa dari

mereka yang malak lagi, negeresahin warga lagi, nyusahin warga

lagi. Awalnya saya kira faktor ekonomi yang membuat mereka

malak, tapi bukan, mereka itu ga bersyukur atas nikmat yang Allah

berikan. Tapi saya ingatkan lagi ke mereka bahwa hidup di diunia

ini cuma sementara jadi jangan berbuat yang macem macemlah.

Inget istri ama anak di rumah, buat apa harta hasil malak? Ga berkah.

Itu yang selalu saya ucapkan ke mereka.”67

b. Kurangnya Pelatih Silat Yang Memahami Ilmu Agama Selain Babe Uci

Sebagai seorang pendidik atau guru harus bisa memberikan contoh

yang baik kepada setiap muridnya, tanpa terkecuali di dunia pendidikan

pencak silat. Sebagai untuk ilmu beladiri, perlu juga dibarengi dengan

ilmu agama, tujuannya agar tetap membumi dan tidak mempergunakan

ilmu silat untuk kejahatan.

Dengan demikian sudah sewajarnya guru-guru silat di PSPD harus

memberikan wejangan, nasehat, juga pencerahan kepada setiap

muridnya. Nasehat itu diberikan dengan tujuan agar murid-murid di

PSPD bisa menggunakan ilmu beladiri yang dipelajari untuk membela

diri sendiri dan menolong orang lain. Namun, permasalahannya adalah

jarangnya pelatih silat di PSPD yang memahami agama selain Babe Uci.

67 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak H. Sanusi, kamis, 27 Oktober 2016, pada pukul

19.00 WIB.

Page 99: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

88

Seharusnya setiap pelatih juga memahami ilmu agama yang mumpuni

agar dapat memberikan pencerahan, wejangan, dan contoh perilaku

bijaksana yang baik kepada setiap murid-muridnya. Faktor belum adanya

regenerasi yang mumpuni di bidang ilmu agama inilah yang menurut

peneliti dapat menghambat komunikasi persuasif dalam aktivitas dakwah

di Perguruan Silat Pusaka Djakarta.

c. Kurangnya Informasi Tentang Pencak Silat Sebagai Media Dakwah

Di zaman era digital sekarang, sangat mudah untuk mencari

informasi apapun. Sudah banyak media online yang dapat menyebar

informasi secepat mungkin. Handphone pun sudah multifungsi bukan

hanya untuk telepon dan sms saja, melainkan untuk browsing internet

dan mengirim e-mail dengan bentuk yang semakin minimalis. Namun

dari sekian banyak kemajuan dan perkembangan teknologi yang ada

informasi akan seni pencak silat sangat susah ditemui baik di media cetak

ataupun di media online. Kurangnya minat media massa untuk mem-

publish seni pencak silat membuat masyarakat kurang informasi akan

seni pencak silat Indonesia.

Terutama informasi akan pencak sebagai media untuk menyebarkan

dakwah, sangat jarang ditemui. Karena memang media massa selama ini

hanya mem-publish pencak silat sebagai seni beladiri budaya Indonesia.

Sudut pandang yang mereka pilih selalu seninya saja, sehingga

masyarakat hanya tahu pencak silat sebagai seni bukan sebagai media

dakwah. Padahal dalam pencak silat sangat kental akan nilai spritualnya

Page 100: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

89

dengan prinsip-prinsip keagamaan sebagai ruh nya. Jika saja, banyak

tulisan ataupun artikel tentang silat sebagai media untuk berdakwah,

mungkin silat bisa menjadi alternatif para da’i, ulama, ataupun kyai-kyai

di Indonesia untuk berdakwah dan menyebarkan syiar Islam.

Page 101: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

90

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan, didapatkan beberapa kesimpulan yang

berkenaan dengan aktivitas dakwah H. Sanusi dengan komunikasi persuasif

di Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta. Dari kesimpulan tersebut,

penulis dapat melihat benuk komunikasi persuasif seperti apa yang

dilakukan dalam aktivitas dakwah H. Sanusi di Perguruan Pencak silat

Pusaka Djakarta dan media apa saja yang digunakan dalam menyampaikan

dakwah. Diantaranya sebagai berikut:

1. Dakwah yang diberikan Oleh Bapak H. Sanusi atau Babe Uci di

Perguruan silat Pusaka Djakarta menggunakan dakwah bil lisan dan

bil hal, yaitu dakwah dengan ucapan dan dengan perbuatan nyata.

Dakwah dengan ucapan diantaranya berdoa sebelum dan selesai

latihan, pengajian rutin malam jumat, dan pemberian nasehat atau

dakwah setelah selesai latihan. Adapaun dakwah menggunakan

perbuatan nyata diantaranya tradisi kenaikan sabuk, tradisi bakar

sabuk, peringatan acara hari besar agama Islam seperti Maulid nabi

Muhammad SAW, dan silaturahmi antar ranting serta perguruan silat

tetangga.

2. Agar penyampaian dakwah lebih effisien dan intensif Babe Uci

menggunakan strategi komunikasi antar pribadi dengan teori

Page 102: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

91

komunikasi persuasif dan menggunakan metode icing, yaitu upaya

menyusun atau menata pesan komunikasi sedemikian rupa sehingga

enak didengar, dilihat, atau dibaca dan orang memiliki

kecenderungan untuk mengikuti apa yang disarankan oleh pesan

tersebut.

3. Adapun pesan yang selalu Babe Uci berikan kepada muridnya

selalama proses komunikasi persuasif dalam aktivitas dakwah di

PSPD ada empat yaitu:

a. Pentingnya pendidikan dan menjaga akhlaq

b. Keutamaan sholat

c. Budayakan disiplin dan malu

d. Jagalah diri sendiri dan keluarga

B. Saran

1. Harus Lebih Banyak Lagi Informasi Tentang Pencak Silat dan Pencak

Silat Sebagai Media Dakwah

Seharusnya informasi tentang pencak silat lebih banyak dimuat lagi

baik di media massa maupun di artikel maupun di blog. Terutama

informasi akan pencak sebagai media untuk menyebarkan dakwah,

sangat jarang ditemui. Karena memang media massa selama ini hanya

mem-publish pencak silat sebagai seni beladiri budaya Indonesia. Sudut

pandang yang mereka pilih selalu seninya saja, sehingga masyarakat

hanya tahu pencak silat sebagai seni bukan sebagai media dakwah.

Page 103: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

92

Padahal dalam pencak silat sangat kental akan nilai spritualnya

dengan prinsip-prinsip keagamaan sebagai ruh nya. Jika saja, banyak

tulisan ataupun artikel tentang silat sebagai media untuk berdakwah,

mungkin silat bisa menjadi alternatif para da’i, ulama, ataupun kyai-kyai

di Indonesia untuk berdakwah dan menyebarkan syiar Islam.

2. Regenerasi Dalam Berdakwah Melalui Pencak Silat Harus Berjalan

Pencak silat sebagai warisan budaya Bangsa Indonesia banyak

mengandung unsur spiritual di dalamnya. Pada masa penjajahan

terdahulu, para pesilat pada masa itu juga membekali diri mereka ilmu

agama dengan cara berguru pada kyai-kyai masa itu, contohnya Si

Pitung.

Maka dari itu, setiap guru ataupun pelatih silat harus memahami

lebih dalam ilmu agama. Tujuannya adalah agar ilmu ilmu agama yang

mumpuni agar dapat memberikan pencerahan, wejangan, dan contoh

perilaku bijaksana yang baik kepada setiap murid-muridnya.

Selain itu, juga bertujuan agar ilmu agama yang diberikan bisa

diturunkan secara turun temurun layaknya jurus dalam silat dan tidak

terputus begitu saja.

Page 104: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

93

DAFTAR PUSTAKA

A.H. Hasanuddin. 1982. Rethorika Dakwah dan Publistik Dalam

Kepemimpinan. Surabaya: Usaha Nasional.

Abdurrahman, Oemi. 2001. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: Pt.

Citra Aditya Bakti.

Asmara, H. Toto. 1997. Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaya Media Pratama.

Bachtiar, Wahdi. 1997. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta:

Logos.

Cangara, H. Hafied. 2013. Perencanaan & Strategi Komunikasi. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada.

Changara, Hafied. 2000. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Dr. M. Budayatna, MA, dan Dra. Nina Mutmainah. 2002. Komunikasi

Antarpribadi. Jakarta: Universitas Terbuka.

G. Robbins, James dan Barbara S. Jones. 1995. Komunikasi yang Efektif.

Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya.

H. M. Arifin. 1994. Psikologi Dakwah. Jakarta: Bumi Aksara.

H.A. Widjaja. 1997. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Bandung:

Bumi Aksara.

http://pencaksilat-pusakadjakarta-babeuci.blogspot.co.id/

Ilaihi, Wahyu. 2013. Komunikasi Dakwah. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Ilaihi, Wahyu. 2013. Komunikasi Dakwah. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Jumroni dan Suhaimi. 2006. Metode-Metode Penelitian Komunikasi.

Ciputat: UIN Jakarta press.

Mahfudh, Syeikh Ali. Hidayah Al-Mursyidin. Beirut: Daar Al-Ma’rif.

Maryono, O’ong. 2016. Maen Pukulan: Pencak Silat Khas Betawi. Jakarta:

Pustaka Obor Indonesia.

Meleong. M.A, Lexy. 2004. Metedologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT

Remaja Rosda Karya.

Mulyana. 2014. Pendidikan Pencak Silat: Membangun Jati Diri dan

Karakter Bangsa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Munsyi, Abd. Kadir. 1983. Metode Diskusi dalam Dakwah. Surabaya: al-

Ikhlas.

Omar, Toha Yahya. 1992. Ilmu Dakwah. Jakarta: Widjaya.

Page 105: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

94

Partanto, Pius A. dan M. Dahlan Al Barry. 1994. Kamus Ilmiah Populer.

Surabaya: Penerbit Arkola.

Pemerintahan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 1992/1993. Pencak Silat.

Jakarta: Dinas Kebudayaan DKI Jakarta.

Pratiko, Riyono. 1987. Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja

Karya.

Rafifuddin, Muhammad Abdul Djalil. 1997. Prinsip dan Strategi Dakwah.

Jakarta: Pustaka Setia.

Rahmat, Jalaludin. 1998. Retorika Modern Pendekatan Praktis. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Rahmat, jalaludin. 2007. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Rahmat, Jalaludin. 2007. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Rahmat, Jalaludin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Richard, Johansen. 1996. Etika Komunikasi. Bandung: Remaja

Rosadakarya.

Roudhonah. 2002. Komunikasi Persuasif Dalam Dakwah. Jurnal Dakwah

Vol 4, no 1, Agustus.

Sendjaja, Sasa Djuarsa. 1999. Pengantar Komunikasi. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Shihab, Quraisy. 1998. Membumikan Al-Quran: Fungsi dan Peran Wahyu

Dalam Kehidupan Mayarakat. Bandung: Mizan.

Soemirat, Soleh, dkk. 2007. Komunikasi Persuasif. Universitas Terbuka.

Suryanto. 2015. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: Pustaka Setia.

Susanto, Astrid S. 1986. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek. Jakarta:

Indah.

Syukir, Asmuni. 1983. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-

Ikhlas.

Toha, Yahya Oemar. 1992. Ilmu Dakwah, Jakarta: Widjaya.

Uchayana, Onong. 1992. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Yunus, Mahmud. 1989. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: PT. Hidakarya

Agung.

Yunus, Mahmud.1989. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: PT. Hidakarya

Agung, 1989.

Yusuf, Soeleiman dan Slamet Susanto. 1981. Pengantar Pendidian Sosial.

Surabaya: Usaha Nasional.

Page 106: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

SURAT KETERANGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa :

Nama : Achmad Faizal Riwanto

NIM : 1112051000155

Jurusan : Komunikasi Penyiaran Islam

Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Perguruan Tinggi : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Telah melakukan wawancara pada pihak H. Sanusi selaku Pendiri dan Guru Besar

Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta (PSPD), untuk penulisan skripsi yang

berjudul “Komunikasi Persuasif Dalam Aktivitas Dakwah di Perguruan Pencak

Silat Pusaka Djakarta”.

Demikian surat ini diberikan agar dapat digunakan sesuai dengan keperluan, kami

ucapkan terima kasih.

Jakarta, 3 Desember 2016

H. Sanusi

Pendiri dan Guru Besar Perguruan Pencak

Silat Pusaka Djakarta

Page 107: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

HASIL WAWANCARA

Nama : H. Sanusi (Babe Uci)

Jabatan : Pendiri sekaligus Guru Besar Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta

(PSPD)

Tempat : Rumah H. Sanusi

Tanggal : 19 Oktober 2016

Waktu : 16.00 s/d 17.30 WIB

Keterangan : Wawancara untuk penelitian skripsi Komunikasi Persuasif Dalam Aktivitas

Dakwah di Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta

I. PSPD

1. Bagaimana awal mula bapak mendirikan PSPD?

Saya mendirikan pusaka djakarta sudang sangat lama sekali, sekitar tahun 1957

tepatnya. Waktu itu saya baru menyelesaikan pendidikan saya di pesantren wilayah

Tasikmalaya selama 10 tahun. Memang dari kecil saya sudah mendalami ilmu bela

diri bersama guru saya H. Mursadi. Bersama beliau saya berkeliling wilayah-wilayah

jabodetabek untuk mempelajari macam-macam aliran pencak silat. Setelah beranjak

dewasa barulah saya mendirikan perguruan pencak silat Pusaka Djakarta yang masih

bertahan sampai saat ini.

2. Motivasi apa yang membuat bapak mendirikan PSPD?

Saya miris melihat anak-anak atau remaja yang pada ga ada kegiatan di lingkungan

sini, daripada mereka akhirnya nanti berbuat sesuatu yang bisa meresahkan warga

mendingan mereka saya ajarin mereka silat. Dari latian silatlah nanti mereka saya

Page 108: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

tanamkan pendidikan akhlaq biar mereka tetep berada di jalan Allah dan jadi generasi

bangsa bermutu yang bisa melestarikan budaya bagsa Indonesia pencak silat.

3. Apa tujuan bapak ketika mendirikan PSPD?

Tujuan saya yang paling utama adalah melestarikan budaya betawi yang semakin

lama ini semakin ditinggal oleh generasi mudanya. Soalnya kalo bukan kita yang

ngejaga budaya kita ya siapa lagi? Ntar udah diambil ama negara tetangga baru

komplen. Yang kedua tentunya untuk menjalankan “amal ma’ruf nahi munkar”

menjalankan kebaikan dan menjauhi keburukan.

4. Bagaimana cara bapak mengajak masyarakat untuk bergabung dalam PSPD?

Sebenernya bukan saya yang mengajak masyarakat buat bergabung PSPD, tapi

memang mereka sendiri yang datang kepada saya buat ikut berlatih silat. Ya saya sih

selama tujuan mereka berlatih silat itu baik ya saya persilahkan aja, kan ini maenan

bangsa kita, budaya bangsa kita.

5. Bagaimana respon masyarakat ketika bapak pertama kali mendirikan PSPD?

Mendukung atau menolak

selama saya mendirikan PSPD alhamdulillah respon masyarakat baik baik aja, malah

cenderung mendukung.

6. Jika mendukung, dukungan berbentuk apa yang diberikan masyarakat?

Ada banyak dukungannya dan bukan hanya dari warga setempat aja. Dari awal saya

ngediriin nih perguruan beloum ada warga yg nentang, mereka semua ngedukung dan

ngebantu. Mereka nyuruh anak-anaknya buat latian silat aja itu udah dukungan, terus

kadang kalo kita mau bikin acara di permudah ama mereka buat tempat,dan lain-lain.

Selain itu Pemerintah DKI juga banyak memberikan dukungan buat perguruan ini,

misalnya ada event-event nasional maupun internasional di Jakarta kita udah beberapa

kali dipercaya buat nampil. Terus kalo ada pergelaran seni kita juga sering dipercaya

Page 109: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

nampil berupa seni silat, perguruan ini juga udah sering dapet piagam piagam

penghargaan dari Pemerintah, ya itu kan berati semua warga ngedukung, disini juga

kita kan ngajarin yang bener, kecuali kita ajarin murid buat yang ga bener pasti pada

nolak. Selain itu, PSPD ini kan ada beberapa ranting daerah. Kadang juga tiap ranting

suka ngebantu kita di pusat dan pusat juga ngebantu rannting gitu.

7. Apakah bapak pernah terlibat konflik dengan msayarakat sekitar ketika

mendirikan PSPD?

Alhamdulillah selama ini belum pernah.

8. Bagaimana cara bapak agar PSPD bisa bertahan sampai sekarang?

Kuncinya ada tiga, ikhtiar, istiqomah, dan ikhlas. Ikhtiar berati kita berusaha, karena

berdoa tanpa usaha ya ga ada hasilnya. Istiqomah berati kita harus konsisten harus

tetep berusaha walaupun dalam prakteknya emang banyak godaan dan hambatan.

Yang terakhir ini yg paling penting, ikhlas, ikhlas apapun yang Allah berikan kita

yakinin aja itu yang terbaik. Kalo kita ikhlas sesulit apapun, sepahit apapun, kita bakal

enak ngejalaninnya. Kalo kita kita ikhlas kan artinya kita bersyukur kalo kita

bersyukur pasti Allah akan lipat gandakan nikmatNya kepada kita. Kan ada dalilnya

di Alquran yang bunyinya “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan

menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),maka pasti

azab-Ku sangat berat.”(Surah Ibrahim ayat 7).

9. Apakah bapak memungut biaya kepada murid untuk berlatih silat? Kenapa?

(jelaskan)

Nggak, saya gak pernah meminta duit atau bantuan biaya dari murid yang ikut

berlatih. Ya solanya itu pesan dari guru saya H. Mursadi. Rejeki udah diatur ama yang

diatas (Allah SWT). Pesan itu juga yang selalu saya sampaikan ke murid saya yang

ingin mengajarkan silat yaitu agar mereka tidak memungut biaya untuk berlatih silat.

Page 110: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

II. Aktivitas Dakwah

1. Aktivitas Dakwah apa saja yang terdapat di PSPD?

Segala sesuatu yang ada di PSPD ini berhubungan dengan dakwah. Misalnya sebelum

mulai latian dan setelah latian kita salam salaman dengan pelatih dan murid. Sebelum

mulai latian kita baca bismillah selesai latian kita baca alhamdulillah. Jadi sehat

jasmani dapet sehat rohaninnya juga dapet. Gausah yang ribet ribet itu aja simpel.

Karena prinsip perguruan kita adalah solat, silat, dan silaturahmi.

2. Bagaimana cara bapak menanamkan nilai spiritual kepada para pelatih dan

murid silat di PSPD?

Saya selalu memberikan pendidikan karakter dan akhlaq kepada semua murid saya,

karena itu sangat penting. Sekolah-sekolah jaman sekarang hanya mengajarkan

pelajaran yan dibuku saja tetapi tidak dengan pendidikan karakter makanya banyak

sekali anak jaman sekarang yang masih ingusan udah berurusan ama polisi. Saya

selalu bilang ke murid saya jaga solat kalian, jangan sombong, hormati yang lebih tua,

dan mengayomi yang lebih muda, disiplin dan budayakan malu, dan masih banyak

lagi.

Berlatih silat bukan hanya sembarangan berlatih, setiap memulai latihan kita mulai

dengan berdoa, doa untuk guru-guru yang telah wafat, keluarga, dan keselamatan diri

ketika berlatih nanti. Selesai latian kita berdoa lagi suapaya apa apa yang telah kita

pelajari berkah ilmunya dan menjadi amal jariyah bagi orang yang telah mengajarkan.

“Man arofa nafsaha faqod arofa robbahu, siapa yang kenal dirinya maka di kenl

tuhannya, jadi kita menuntut ilmu apa pun di dunia ini ujung-ujungnya pasti ke Allah

SWT maka dari itu selalu saya tanamkan nilai spritual ke semua murid saya.

3. Menurut bapak, seberapa besarkah peran pencak silat sebagai media dakwah?

Page 111: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

bagi saya silat dengan agama itu tak dapat dipisahkan. Silat iu kan bela diri dan

beladiri merupakan sunnah rasul. Rasulullah SAW pun menyebarkan agama islam

lewat dakwah, maka dari itu silat pun juga bisa menjadi sarana untuk menyampaikan

dakwah. Dalam silat pun banyak ajaran ajaran etika dan akhlaq, seperrti tidak boleh

sombong dan hormati orang yang lebih tua, islam kan juga mengajarkan hal demikian.

Silat memang bukan media utama dalam berdakwah, namun dalam prakteknya silat

sangat efektif bagi saya untuk menyampaikan dakwah.

4. Apakah ada dukungan dari murid ketika bapak berdakwah lewat silat? Seperti

apa?

Ya murid pasti mendukung semua perintah gurunya selama perintah itu benar, itu aja

kuncinya. Murid saya kan rata-rata sudah remaja dan dewasa pasti mereka paham

mana yang ajaran benar dan mana yang ajaran salah. Mereka hadir dan mendengarkan

nasehat saya ketika pengajian malam jumat aja itukan udah bentuk dukungan. Jadi

intinya itu, selama kita ajarin mereka yang benar, pasti mereka akan mendukung.

5. Apakah ada hambatan ketika bapak berdakwah lewat silat? Seperti apa?

Hambatannya ya ada di orang yang saya ajarin itu sendiri, murid saya kan tadinya

banyak yang preman, dan rata rata mereka menjadi preman karena ga ada pekerjaan.

Setelah berlatih silat dan saya terus bimbing dengan waktu yang lama saya kasih

mereka pekerjaan, namun setelah dapet pekerjaan mereka kadang masih suka malak

warga dengan alasan gaji mereka bekerja kurang. Kalo seperti itu kan bukan dari

faktor ekonomi tapi emang faktor orangnya aja yang ga bersyukur.

Selain itu hati manusia itu kan dapat berubah ubah juga iman mereka kadang naik

kadang turun, ya paling itu aja sih hambatannya, saya juga berdakwah lewat silat ini

butuh proses dan butuh waktu yang sangat lama. Saya melakukan pendekatan-

Page 112: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

pendekatan ke mereka saya lakukan secara terus menerus hingga akhirnya mereka

bisa berubah menjadi lebih baik.

6. Apakah semua pelatih dan murid bapak setuju dan mengikuti setiap dakwah

serta nasehat yang diberikan?

Ya pastinya selama apa yang diajarkan guru bener ke muridnya pasti akan diikutin

muridnya. Itu udah ada kok di undang-undang perguruan “Kami akan taat dan patuh

pada guru-guru selama guru itu benar, dan akan selalu mematuhi segala peraturan-

peraturan perguruan”.

7. Seberapa besar pengaruh dakwah yang bapak ajarkan dalam kehidupan sehari-

hari?

Kalo pastinya seberapa besar Allahualam. Tapi, yang pasti selama sesi latian saya

selalu berikan nasehat maupun pesan-pesan kepada murid saya agar selalu menjaga

sikap, etika, dan akhlaq di keseharian mereka. Yang paling sering saya sampaikan

adalah “silat, solat dan silaturahmi”. Kita silat jangan lupa solat, soalnya kalo kita silat

tapi kaga solat maenan silat kita kosong ga ada isinya. Dari silat kita juga

bersilaturahmi, contohnya sebelum mulai latian kita salaman ama guru dan murid

selesai latian salaman lagi, itu kan silaturahmi namanya. Kita solat juga

bersilaturahmi, silaturahmi kepada Allah. Kalo berjamaah itu lebih baik silaturahmi

hablum mina Allah wa hablum min annas hubungan dengan Allah berjalan ama

sesama juga terjalin. Jadi ketiganya itu selalu berhubungan.

8. Disamping mengajarkan ilmu bela diri, apakah bapak juga mengajarkan ilmu

etika dan akhlak ke murid di PSPD?

“Innama bu'itstu liutammima makarima al akhlaq, yang artinya sesungguhnya islam

itu turun untuk memperbaiki akhlaq manusia. Kalo akhlaq lu ga baik lu bukan orangi

Page 113: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

slam.” Itu yang selalu sampaikan ke murid-murid saya. Kalo mereka islam buktiin

akhlaq ama etika mereka sesuai ajaran islam dan sunnah rasul.

III. Komunikasi persuasif

1. Selama bapak mendirikan dan melatih PSPD, apakah ada murid bapak yang

berasal dari kalangan preman?

Ada tujuh orang kalo ga salah jagoan jagoan, serem orangnya, badanya gede gede,

matanya merah, ente kalo ketemu juga takut kayanya. Tapi udah pada almarhum

semua itu, kalo saya suruh duduk ya duduk orangnya.

2. Jika YA, bagaimana cara bapak membuat para preman tersebut ikut berlatih

PSPD?

Ikut berlatih di PSPD merupakan cara awal saya biar mereka pada ga jadi preman,

biar mereka ga ngeresahin warga lagi. Ya saya bilang aja lu preman haru bisa beladiri

buat ngadepin musuh, setelah saya kasih liat kemampuan ilmu beladiri saya ke

mereka akhirnya mereka ikut dah berlatih di PSPD

3. Faktor pendukung apa yang membuat preman-preman tersebut ikut ajakan

bapak untuk berlatih PSPD?

Ya itu tadi mungkin disatu sisi mereka butuh juga ilmu beladiri buat jaga diri mereka

dari serangan musuh. Ya namanya juga preman pasti ada aja senggolan senggolan di

jalan. Kalo dia gak punya ilmu beladiri bisa abis udah. Ya itu mungkin faktor

pendukungnya.

4. Apakah dengan ikut berlatih PSPD dapat mengubah sifat premanisme mereka?

Page 114: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

Ya alhamdulillah melalui proses yang panjang dan melalui beberapa pendekatan

akhirnya mereka bisa berubah.

5. Jika YA, bagaimana cara bapak merubah mereka (preman) menjadi seorang

individu yang lebih baik?

Jadi saya membimbing preman preman itu melalui pendekatan-pendekatan yang saya

lakukan terus menerus, rutin lah istilahnya. Jadi itu ga cukup waktu sehari dua hari,

itu butuh waktu lima sampe enam bulan buat merubah mereka. Panjang itu waktunya,

gabisa kaya kita makan sambel langsung dapet pedesnye. Itu berubahnya sangat lama

sekali butuh melalui proses proses. Kita juga ga langsung to the point ke agama, kita

ini pendekatannya dengan langsung tusuk hati nurani mereka. “Kenapa sih jadi

preman? Apa untungnya? Nyusahin orang buat uang sepuluh dua puluh ribu”. Mereka

selalu berkesimpulan daripada ga ada kerjaan mendingan mereka jadi preman dengan

memalak orang gitu. Ya akhirnya saya dapet tarik kesimulan mereka malak orang

kana gada penghasilan buat makan. Makanya setelah saya liat mereka udah bener

bener tobat saya kasih kerjaan ke beberapa kenalan saya. Ada yang jadi satpam, office

boy, ya pokonya kerjaan halal lah. Soalnya kalo mereka ada penghasila tetep

insyaalah mereka ga bakal malak dan ngeresahin orang di jalan lagi kan.

6. Menurut pandangan bapak, apakah perubahan sifat mereka hanya di depan

bapak saja atau memang karena mereka sudah berkomitmen untuk taubat?

Ya Allahualam, itu mah urusan mereka ama Allah. Tugas saya membimbing mereka

ke jalan yang bener. Saya selalu bilangin ke mereka untuk selalu jaga solatnya, karena

kalo solat mereka udeh pada bener insyaallah mereka bakal selalu inget Allah dan

pastinya ga bakal ngelakuin hal-hal yang dilarang agama. Kan ada dalilnya “inna

sholata tanha ‘anil fahsa iwal munkar artinya sesungguhnya solat itu menjaga sifat

kita dari perbuatan keji dan munkar”. Itu aja sih yang selalu saya ingetin ke mereka

Page 115: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

yaitu jaga sholatnya, udah titik. Kalo pun nantinya mereka belok lagi ya itu udah

tanggungan mereka, udah pada punya keluarga rata-rata juga, harusnya mereka mikir

ada anak ama bini itu aja sih.

7. Bagaimana sikap bapak apabila dari mantan preman itu kembali berbuat hal

yang tidak baik?

Memang ada sih beberapa yang udah kerja sempet balik lagi jadi preman, ya

alesannya macem macem. Sebenarnya bukan hanya faktor ekonomi sih, itu juga bisa

dari faktor manusianya juga. Mereka ngerasa kerja gini gini aja penghasilan ga cukup,

gaji kurang gede terus berhenti, akhirnya balik jadi preman lagi. Ga bersyukur

mereka. Jadi, mereka itu menghayati islam hanya sekedarnya aja. Karna intinya islam

turun ke dunia kan buat perbaiki akhlaq manusia “Innama bu'itstu liutammima

makarima al akhlaq, yang artinya sesungguhnya islam itu turun untuk memperbaiki

akhlaq manusia”. Kalo akhlaqnya ga baik lu bukan orangi slam. Kalo pun mereka

emang ngaku islam, mereka ga memahmi islam dan melaksanakan ajaran islam

seutuhnya. Mereka ga menghayati agama islam, kan di alquran ada ayat yang

berbunyi “Inna sholata tanha 'anil fahsa iwal munkar, yang artinya solat itu

mencegah manusia dari perbuatan yang keji dan munkar”. Kalo solat mereka baik

mereka ga akan melakukan hal hal keji dan munkar, kalo solat mereka ga baik boro

boro hal keji dan munkar yang ada mereka bakal hajr sono hajar sini. Ada adzan

berkumandang mereka jalan terus. Jadi mereka tidak menghayati islam secara

seutuhnya.

8. Wejangan atau nasehat apa yang sering bapak sampaikan kepada preman-

preman tersebut ketika berdakwah?

Ada 5 poin yang selalu saya sampaikan ke mereka:

Page 116: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

a. Innama bu'itstu liutammima makarima al akhlaq, artinya sesungguhnya islam itu

turun untuk memperbaiki akhlaq manusia, jadi kalo mereka islam maka jagalah

akhlaqnya selayaknya ajaran agama islam. Islam itu agama yang selalu

mengajarkan etika dalam berakhlaq seperti kesopanan, tanggung jawab,

kedisiplinan, dan kelembutan. jadi, dengan saya bacakan ayat ini bertujuan agar

mereka selalu menjaga etika dan akhlaqnya dimanapun berada dan kepada

siapapun.

b. Inna sholata tanha 'anil fahsa iwal munkar, yang artinya solat itu mencegah

manusia dari perbuatan yang keji dan munkar”. Kalo solat mereka baik mereka ga

akan melakukan hal hal keji dan munkar, kalo solat mereka ga baik boro boro hal

keji dan munkar yang ada mereka bakal hajar sono hajar sini. Ada adzan

berkumandang mereka jalan terus.

c. Ya ayyuhalazi na amanu quu anfusakum wa ahlikum naroo, yang artinya Hai

orang yang beriman, jagalah diri kamu dan keluarga kamu dari api neraka”. Kalo

mereka udah bisa jaga diri mereka sendiri baik dari diri sendiri maupun orang lain

barulah mereka diwajibkan untuk jaga keluarga mereka. Jaga dari apa? Semuanya.

Jaga keluarga mereka dari perbuatan tercela dan jaga keluarganya dari serangan

orang jahat, makanya saya berdakwah lewat silat biar itu manfaatnya.

d. Al haya’u minal iman, malu sebagian dari iman. Ini yang hampir punah di negara

kita Indonesia, budaya malu. Tahun ’45 Jepang ama Indonesia sama sama hancur

sama-sama baru merdeka, tapi kenapa mereka bisa jauh lebih maju? Ya itu tadi,

mereka menanamkan budaya malu sejak dini ke anak cucunya. Bukan Cuma malu

aja tapi disiplin juga. Jadi saya selalu pesen ke murid saya untuk selalu disiplin

dalam segala hal dan malu apabila melakukan kesalahan, itu aja titik.

Page 117: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

e. Yang terakhir pesen saya adalah “silat, solat dan silaturahmi”. Kita silat jangan

lupa solat, soalnya kalo kita silat tapi kaga solat maenan silat kita kosong ga ada

isinya. Dari silat kita juga bersilaturahmi, contohnya sebelum mulai latian kita

salaman ama guru dan murid selesai latian salaman lagi, itu kan silaturahmi

namanya. Kita solat juga bersilaturahmi, silaturahmi kepada Allah. Kalo

berjamaah itu lebih baik silaturahmi hablum mina Allah wa hablum min annas

hubungan dengan Allah berjalan ama sesama juga terjalin. Jadi ketiganya itu

selalu berhubungan.

Pewawancara Narasumber

Achmad Faizal Riwanto H. Sanusi

Page 118: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

SURAT KETERANGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa :

Nama : Achmad Faizal Riwanto

NIM : 1112051000155

Jurusan : Komunikasi Penyiaran Islam

Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Perguruan Tinggi : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Telah melakukan wawancara pada pihak Muhammad Soleh selaku Murid H.

Sanusi dan Ketua Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta (PSPD) ranting

Mangga Besar, untuk penulisan skripsi yang berjudul “Komunikasi Persuasif

Dalam Aktivitas Dakwah di Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta”.

Demikian surat ini diberikan agar dapat digunakan sesuai dengan keperluan, kami

ucapkan terima kasih.

Jakarta, 3 Desember 2016

Muhamad Soleh

Ketua PSPD Ranting Mangga Besar

Page 119: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

HASIL WAWANCARA

Nama : Muhamad Soleh

Jabatan : Murid Babe Uci di Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta (PSPD)

Tempat : Rumah Narasumber

Tanggal : 5 Oktober 2016

Waktu : 19.00 s/d 20.30 WIB

Keterangan : Wawancara untuk penelitian skripsi Komunikasi Persuasif Dalam Aktivitas

Dakwah di Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta

I. Komunikasi Persuasif

1. Kenapa anda tertarik bergabung PSPD?

Awal –awal bergabung dengan PSPD, awalnya saya ini kan bandel (preman), mabok.

Terus saya tertarik nih ada yang mau ngajarin silat dah tuh. Awalnya saya sih cuma

ikut ikutan terus ngilang, ampe akhirnya ngikut lagi dan mulai dari situ tuh nekunin

dah nih silat, ternyata enak juga nih kita silat. Satu buat olahraga terus ada juga

wejangan-wejangan atau nasehat dari Babe (H. Sanusi). Nah dasehat-nasehat itu tuh

yang buat saya jadi makin baik dah ya, makanya saya tetep silat ampe sekarang.

2. Apa yang anda cari di PSPD?

Yang saya cari di PSPD nih satu, ya buat jaga diri kita aje nih. Ya namanya kite laki

nih sering dimana aja jadi kita gak takut. Jadi sih intinya satu buat jaga diri, kedua ya

buat kesehatan kita dah, masa iya kita anak laki ga bisa bela diri. Apalagi nih maenan

silat silat budaya Betawi.

Page 120: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

3. Bagaimana cara Babe Uci membuat anda tertarik ikut silat di PSPD?

Kaya yang saya bilang tadi tuh, awalnya kan saya ini bandel nih, sering mabok lah,

dan lain lain. Terus saya sadar nih butuh ilmu beladiri buat jaga-jaga, dikenalin lah

saya ama Babe lewat temen. Disitu saya minta dilatih silat ama babe, beliau mau

ngajarin saya. Terus saya tanya berapa bayaran buat setiap latihan silat ke babe kan,

beliau Cuma jawab “saya ga minta bayaran buat kamu latian silat, yang penting kamu

salat itu udah cukup”. Dan itulah yang membuat saya tertarik ikut silat ama babe.

4. Apa yang anda dapat dan rasakan ketika bergabung di PSPD?

Yang dirasakan sih manfaatnya banyak ya kita gabung di PSPD. Satu, kita bisa

meredam amarah, solanya nih kita punya ego kan tinggi. Jadinya kita gak cepet

emosi, dengan kita punya silat jadi nih kita merendah diri gitu. Selain itu setelah kenal

Babe dan berlatih di PSPD saya merasa nih hidup saya makin bener dan makin deket

ama Allah dah. Soalnya babe sering juga ngasih wejangan-wejangan atau nesahat

dakwah selama sesi latihan silat. Jadi, manfaat jasmani dapet buat kesehatan, rohani

juga dapet buat menjadi invidual yang lebih baik dan deket ama Allah.

5. Menurut pandangan anda, bagaimana cara Babe Uci mengajak para preman

ikut berlatih PSPD?

Menurut pandangan saya nih ya, jadi Babe (H. Sanusi) itu gak pandang bulu atau

milih-milih, mau dia orang susah kek, kaya kek, bandel, mabok, dll tetep diajarin,

Babe tetep mau nerima. Jadi Babe tuh ga pernah liat latar belakang orang ntu kaya

gimana buat diajarin silat. Yang penting tuh kata Babe, dia ngikut silat dia mau solat

gitu sih intinya.

6. Bagaimana pandangan anda tentang Babe Uci?

Pandangan Bang ole tentang Babe Uci itu, alhamdulillah ya, dimana mana saya

nemuin sekian banyak guru silat, alhamdulillah babe ini gak sombong dan ga takabur,

Page 121: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

jadi beliau ini orangnya merendah. Beliau adalah seorang guru besar tapi merasa sama

kita nih para muridnya. Kebanyakan guru besar silat yang sering saya temuin nih

sering minta bayaran sekian.... sekian ke muridnya. Tapi, kalo babe nggak, beliau itu

ngajar ya seikhlas ikhlasnya, supaya murid itu jadi dan bermanfaat di lingkungan dia,

keluarga dia, dan buat dia sendiri gitu. Dalam melatih silat Babe itu selalu total, beliau

ikhlas melatih silat dari muda ampe sekarang tuh buat lestariin budaya, terutama

budaya betawi, supaya anak-anak generasi sekarang tetep melestarikan budaya

betawi.

II. Aktivitas Dakwah

1. bentuk dakwah seperti apa yang sering Babe Uci sampaikan kepada anda dan

murid lainnya?

Babe ini waktu itu selalu ada pengajian tiap malem jumat tepatnya ba’da isya.

Pertama kita latihan jurus dasar silat dulu tuh, karena tempatnya ga luas, biasanya

salah satu murid dipanggil tuh buat praktekin jurus, setelah babe nyuruh kita ngaji

baca Al quran, setelah ngaji baca Al quran baru tuh Babe bedah kaedah-kaedah yang

ada di Al quran ama setiap gerakan jurus yang tadi kita latihan. Jadi nih setiap

gerakan jurus PSPD tuh sumbernya ada di Al quran dan setiap nasehat dan dakwah

yang Babe kasih ke kita nih ya dari Al quran juga. Itu biasanya malem jumat kita

sebutnya ngaji kuping, jadi babe yang buka kitab (Al quran) terus beliau yang jelasin

nih kaedah kaedah atau makna dalam setiap ayat gitu.

2. Bagaimana cara babe Uci memberikan nasihat atau dakwah ketika berlatih

silat?

Page 122: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

kalo bentuk dakwah Babe (H. Sanusi) ntu ya melalui media silat, jadi silat itu satu

bikin orang supaya gak sombong, yang tadinya orang ntu angkuh, sombong, mabok

yang kaya bang Ole alamin sendiri, jadi jauh dari semua sifat ntu. Dari dakwahnya itu

dari silat kita dilatih buat sabar, terus nyambung lagi ke silaturahmi, misalnya kita

ketemu orang dari daerah mana aja gitu, kita belajar dan kita saling kenal gitu. Jadi

dakwahnya PSPD tuh kita silat jangan lupa kita tuh solat ama silaturahmi, jadi itu

yang sering Babe kasih ke kita nih muridnya. Juga semua yang babe sampein

nasehatnya ke kita nih sumbernya dari Al quran.

3. nasehat atau wajangan apa yang sering babe Uci berikan kepada muridnya

termasuk anda?

ya ntu yang saya bilang tadi, babe selalu bilang dalem setiap nasehatnya ke kita nih

murid-muridnya kita silat jangan lupa solat ama silaturahmi gitu. Jadi kalo kita udah

bisa silat nih jangan lupa solatnya, yang tadi masih bolong-bolong diusahain jangan

ampe bolong lagi solatnya, kalo udeh ga bolong solatnya usaha istiqomah biar tetep

lanjut full solatnya, kalo bisa berjmaah di masjid biar dapet silaturahmi tadi tuh, gitu

sih pesen Babe.

4. Apakah anda setuju, sependapat, dan mematuhi nasehat babe Uci? Kenapa?

Ya pasti setuju dan pasti saya laksanain amanat atau perintah babe. Karena nih pada

dasarnya kan apa yang guru kita ajarin pasti yang bener ga mungkin ajarannya atau

nasehatnya buat kita malah jadi ga bener gitu. Selain itu, kalo kita misalnya

ngelanggar nasehat Babe nih pasti hati kecil kita kaya ngerasa bersalah dan malu ama

Allah dan malu juga ama babe pastinya solanya kita kan murid beliau.

5. Apa yang anda rasakan ketika melaksanakan nasehat Babe Uci?

yang saya rasakan ya itu banyak manyak mafaatnya, jadi kita banyak dikenal orang,

terus wawasan kita tentang silat dan agama juga bertambah, jadi banyak juga yang

Page 123: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

minta saya buat ngajar silat juga. Karena babe selalu mesen gini, kalo kita punya ilmu

jangan didemin aje buat diri sendiri tapi disebarin lagi ke orang biar bermanfaat.

6. Apa yang anda rasakan ketika melanggar nasehat Babe Uci?

Dulu sih masih awal-awal masuk masih jarang latihan silat mah pernah ngelanggar

nasehat babe gitu, tapi pas kita udeh mulai tekun latihan nih sering denger ceramah

babe juga pasti otomatis kita ngikutin nasehat babe. Yang pasti pas saya ngelanggar

nasehat babe pasti ada rasa bersalah ye, solanya apa yang guru kita ajarin pasti yang

bener ga mungkin ajarannya atau nasehatnya buat kita malah jadi ga bener gitu. Jadi

pas kita berbuat salah langsung inget nasehat babe tuh, seumpamanya solat kita

bolong satu nih terus kita latihan silat, sama juga nih kita punya maenan tapi maenan

kosong, percuma lu silat tapi lu gak solat gitu.

Pewawancara Narasumber

Achmad Faizal Riwanto Muhamad Soleh

Page 124: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

SURAT KETERANGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa :

Nama : Achmad Faizal Riwanto

NIM : 1112051000155

Jurusan : Komunikasi Penyiaran Islam

Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Perguruan Tinggi : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Telah melakukan wawancara pada pihak Soniatul Fallah selaku Murid H. Sanusi

dan Ketua ranting Buncit Pulo Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta (PSPD),

untuk penulisan skripsi yang berjudul “Komunikasi Persuasif Dalam Aktivitas

Dakwah di Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta”.

Demikian surat ini diberikan agar dapat digunakan sesuai dengan keperluan, kami

ucapkan terima kasih.

Jakarta, 3 Desember 2016

Soniatul Fallah

Ketua PSPD Ranting Buncit Pulo

Page 125: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

HASIL WAWANCARA

Nama : Soniatul Fallah

Jabatan : Murid Babe Uci di Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta (PSPD)

Tempat : Rumah Narasumber

Tanggal : 6 Oktober 2016

Waktu : 19.00 s/d 20.30 WIB

Keterangan : Wawancara untuk penelitian skripsi Komunikasi Persuasif Dalam Aktivitas

Dakwah di Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta

I. Komunikasi Persuasif

1. Kenapa anda tertarik bergabung PSPD?

“Keturunan”, karena sebelumnya ayah saya merupakan pendiri sekaligus pelatih

ranting Kalibata dan ranting Pulo. Sejak kecil saya telah melihat ayah saya piaway

dalam ilmu beladiri, mampu mengalahkan dua sampai tiga orang sekaligus dalam sesi

latihan dan bahkan mampu memecahkan benda benda keras seperti genteng dan bata

dengan tangan kosong. Hal inilah yang memacu saya untuk ikut berlatih di perguruan

silat PSPD.

2. Apa yang anda cari di PSPD?

Ilmu beladiri. Teknik berkelahi yang kuat dan cepat namun memiliki nilai seni yang

tinggi. Namun seiring bertambahnya pengalaman ternyata ada hal lain yang dimiliki

perguruan ini, nilai-nilai agama yang dalam. Hal ini saya temui dalam diri Babe.

Nilai-nilai agama yang tinggi di perlihatkan Babe pada ucapan (nasehat) dan sikap

Beliau, serta kebiasaan sehari-hari Beliau.

3. Bagaimana cara Babe Uci membuat anda tertarik ikut silat di PSPD?

Page 126: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

Learning by Doing atau praktek secara langsung. Kadang dalam sesi latihan Babe

sering kali mempraktekan jurus secara langsung kepada murid murid Beliau, hal ini

menarik perhatian para penonton yang mayoritas bukan anggota silat PSPD untuk ikut

mempelajari jurus-jurus yang Babe praktekan atau dengan kata lain Babe Show Up

secara langsung untuk menarik minat masyarakat sekitar. Hal ini lah yang membuat

saya tertarik bergabung di PSPD.

4. Apa yang anda dapat dan rasakan ketika bergabung di PSPD?

Yang saya dapat ketika bergabung di PSPD jelas sekali, Kesehatan dan kekuatan

jasmani serta pengetahuan agama dan keberanian (percaya diri). Selain merasa sehat

saya juga merasa unggul dalam segi kekuatan fisik dibanding rekan-rekan saya. Dari

segi agama, saya mendapatkan banyak pengetahuan di bidang tasawuf, bukan hanya

pengetahuan teori namun juga praktek yang di tunjukan langsung lewat sifat dan sikap

Babe.

5. Menurut pandangan anda, bagaimana cara Babe Uci mengajak para preman

ikut berlatih PSPD?

Menawarkan kepada mereka untuk di latih silat hingga mereka bisa menjadi jawara

yang di segani. Awalnya Babe mengiming-imingi para preman kekuatan beladiri yang

tinggi, namun ketika mereka mulai merasa haus dengan jurus-jurus PSPD, Babe mulai

menyarankan atau bahkan memberi syarat kepada mereka untuk meninggalkan

kebiasaan buruk seperti minum minuman keras, judi dll. Karena rasa haus akan jurus-

jurus silat mereka lebih tinggi dibanding kegemaran mereka melakukan hal-hal buruk,

perlahan-lahan mereka pun meninggalkan kebiasaan buruk tsb.

6. Bagaimana pandangan anda tentang Babe Uci?

Satu hal yang menurut saya paling menonjol dalam diri Babe, low profile. Ada

kalimat yang saya tanam dalam hati saya, yang sempat di ucapkan Babe ketika

Page 127: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

menjadi pembicara dalam salah satu acara seminar kebudayaan silat betawi, kalimat

ini terlontar dari Babe ketika pembawa acara memanggil babe dengan sebutan “Guru

Besar”, ketika itu babe menjawab “Saya bukan guru besar, semua kecil, yang besar

Cuma Allah”. Selain itu Babe juga dikenal sebagai maestro silat, namun masih mau

mengajari atau melatih mayarakat biasa, yang jelas-jelas secara ekonomi menengah

kebawah.

II. Aktivitas Dakwah

1. bentuk dakwah seperti apa yang sering Babe Uci sampaikan kepada anda dan

murid lainnya?

Babe berdakwah lewat media silat, yang saya tidak lihat ketika guru silat lain

mengajarkan silat adalah menjelaskan kaedah atau manfaat gerakan jurus kepada

muridnya. Hal tersebut lah yang dilakukan Babe, beliau selalu menjelaskan nilai-nilai

agama pada setiap kaedah atau fungsi-fungsi jurus kepada setiap muridnya dalam sesi

latihan. Contohnya, jurus titik, dalam memulai setiap gerakan jurus dasar, itu artinya

membiasakan diri untuk meminta maaf atau lebih memilih untuk menghindari

perkelahian.

2. Bagaimana cara babe Uci memberikan nasihat atau dakwah ketika berlatih

silat?

Babe selalu memberikan wejangan atau nasehat sebelum menutup sesi latihan. Selain

itu babe juga sering mempraktekan langsung rasa sakit yang diterima apabila kita

menyakiti orang lain, tentunya hanya sebagai contoh. Tujuannya adalah agar kita

tidak semena-mena menggunakan ilmu silat yang telah dipelajari untuk menyakiti

orang lain, karena kita tahu rasa sakitnya.

Page 128: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

3. Nasehat atau wajangan apa yang sering babe Uci berikan kepada muridnya

termasuk anda?

“Silat, solat silaturahmi”. Jadi gini kita sebagai manusia mempunyai dua hubungan

yaitu, hablum minal Allah dan hablum minan Nas. Hablum minal Allah adalah

hubungan antara manusia dengan Allah selaku penciptanya, sedangkan hablum minan

Nas adalah hubungan antara manusia dengan manusia. Babe selalu bilang Alquran

dimulai dengan Bismillah dan diakhiri dengan minal Jin wan nas, artinya dengan

memohon perlindungan Allah kita belajar silat, untuk menjaga diri dari gangguan jin

dan manusia.

4. Apakah anda setuju, sependapat, dan mematuhi nasehat babe Uci? Kenapa?

Ya setuju, sependapat, dan selalu berusaha mematuhi setiap nasehat Babe. Karena

kebenaran dan keselarasan ucapan beliau dengan pendapat ulama serta akibat yang

saya dapat ketika melanggar perintah Babe Uci. Yang kedua, dilihat dari posisi atau

pencapaian yang telah beliau raih, membuktikan bahwa beliau adalah seorang panutan

yang patut kita tiru jejaknya, tentunya dalam hal baiknya.

5. Apa yang anda rasakan ketika melaksanakan nasehat Babe Uci?

Saya merasakan mafaat kebenaran dari ucapan beliau, dan telah terbukti secara nyata.

Misalnya nasehat untuk melakukan suatu hal postif dan menghindari suatu hal negatif.

Misalnya kaitannya dalam persoalan kehidupan pribadi. Contohnya, babe

mengajurkan saya untuk selalu berzikir setiap malam. Setelah saya melakukan

anjuran babe banyak kemudahan-kemudahan yang saya terima dalam sehari-hari,

seperti naik jabatan, best employe (karyawan terbaik), karyawan termuda dalam

jabatan, dan berkurangnya emosi dalam berucap.

6. Apa yang anda rasakan ketika melanggar nasehat Babe Uci?

Page 129: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

Jadi gini, dalam setiap dakwahnya babe selalu menjelaskan manfaat dan akibat yang

didapat apabila kita menjalankan atau melanggar nasehat yang beliau sampaikan.

Contohnya, ketika saya mengambil keuntungan materi dari mengajarkan silat, padahal

babe sangat melarang setiap muridnya untuk mengambil keuntungan materi dari

berlatih silat. Akibatnya waktu itu murid saya semakin hari semakin berkurang

bahkan tidak tersisa satupun. Setelah itu saya teringat pesan babe agar tidak

mengambil keuntungan materi dari mengajarkan silat, sejak saat itu saya

meninggalkan kebiasaan saya untuk mengambil keuntungan materi dari mengajarkan

silat serta mulai untuk belajar ikhlas dalam segala hal.

Pewawancara Narasumber

Achmad Faizal Riwanto Soniatul Fallah

Page 130: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

Acara buka puasa bersama Pencak Silat Pusaka Djakarta

Pengajian malam Jumat Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta

Page 131: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

Kenaikan sabuk peserta silat Pusaka Djakarta di bumi perkemahan Ragunan

Tradisi bakar sabuk murid silat Pusaka Djakarta

Page 132: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

Bapak H. Sanusi (Babe Uci) sedang memberikan tausiyah pada pengajian malam Jumat

Pusaka Djakarta bersama Perguruan Silat Betawi lainnya di acara lebaran Betawi sebagai

bentuk silaturahmi

Page 133: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

Latihan rutinan silat Perguruan Pusaka Djakarta

Perguruan Pusaka Djakarta dalam acara IPSI “Festival Pencak Silat” di Istora Senayan

Page 134: AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703... · 2017-08-18 · AKTIVITAS DAKWAH H. SANUSI DENGAN KOMUNIKASI PERSUASIF

Bapak H. Sanusi (Babe Uci) bersama para pelatih dalam acara ulang tahun Perguruan Pencak

Silat Pusaka Djakarta

Keluarga besar Perguruan Pencak Silat Pusaka Djakarta