aktivator kompos

Upload: ratih-afandi

Post on 14-Jul-2015

603 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Aktivator KomposProses pembuatan kompos yang dilakukan mempergunakan larutan effective microorganisme yang disingkat EM. EM pertama kali ditemukan oleh Prof. Teruo Higa dari Universitas Ryukyus. Jepang, dengan EM4 nya. Dalam EM ini terdapat sekitar 80 genus microorganisme fermentor. Microorganisme ini dipilih yang dapat bekerja secara efektif dalam memfermentasikan bahan organik. Secara global terdapat 5 golongan yang pokok yaitu: Bakteri fotosintetik Lactobacillus sp Streptomycetes sp Ragi (yeast) Actinomycetes

Bakteri fotosintetik Bakteri ini merupakan bakteri bebas yang dapat mensintesis senyawa nitrogen, gula, dan substansi bioaktif lainnya. Hasil metabolir yang diproduksi dapat diserap secara langsung oleh tanaman dan tersedia sebagai substrat untuk perkembangbiakan mikroorganisme yang menguntungkan. Lactobacillus sp.

Bakteri yang memproduksi asam laktat sebagai hasil penguaraian gula dan karbohidrat lain yang bekerjasama dengan bakteri fotosintesis dan ragi. Asam laktat ini merupakan bahan sterilisasi yang kuat yang dapat menekan mikroorganisme berbahaya dan dapat menguraikan bahan organik dengan cepat. Streptomycetes sp. Streptomycetes sp. mengeluarkan enzim streptomisin yang bersifat racun terhadap hama dan penyakit yang merugikan. Ragi (yeast)

Ragi memproduksi substansi yang berguna bagi tanaman dengan cara fermentasi. Substansi bioaktif yang dihasilkan oleh ragi berguna untuk pertumbuhan sel dan pembelahan akar. Ragi ini juga berperan dalam perkembangan atau pembelahan mikroorganisme menguntungkan lain seperti Actinomycetes dan bacteri asam laktat. Actinomycetes Actinomycetes merupakan organisme peralihan antara bakteri dan jamur yang mengambil asam amino dan zat serupa yang diproduksi bakteri fotosintesis dan merubahnya menjadi antibiotik untuk mengendalikan patogen, menekan jamur dan bakteri berbahaya dengan cara menghancurkan khitin yaitu zat esential untuk pertumbuhannya. Actinomycetes juga dapat menciptakan kondisi yang baik bagi perkembangan mikroorganisme lain.

Pembuatan Aktivator Kompos Bahan baku Induk akteri ( EM) 1 liter Air Kelapa 1 liter Molase atau air gula 1 liter Ditambahkan air 7 liter Cara Pembuatan Campurkan ke empat bahan Masukkan dalam tempat tertutup seperti botol air mineral, jerigen atau drum Diamkan sampai keluar gas Setiap hari gas yang dihasilkan dibuang Setelah 14 hari bahan siap dipakai. Cara Pemakaian Aktivator yang telah dibuat dengan cara diatas ditambah 10 liter air kelapa Ditambah 10 liter air gula/molase Ditambah 70 liter air Diamkan selama 1 hari 1 malam

Campurkan ke kompos yang akan dibuat Larutan 100 liter EM-4 dapat dipakai untuk campuran 2.000 kg bahan baku kompos.

Membuat bakteri pemroses pupukMembuat pupuk Effective Microorganisme atau EM Pupuk EM adalah pupuk organik yang dibuat melalui proses fermentasi menggunakan bakteri (microorganisme). Sampah organik dengan proses EM dapat menjadi pupuk organik yang bermanfaat meningkatkan kualitas tanah.

Beriikut langkah-langkah pembuatan pupuk menggunakan EM :

Pembuatan bakteri penghancur (EM).

Bahan-bahan :

Susu sapi atau susu kambing murni. Isi usus (ayam/kambing), yang dibutuhkan adalah bakteri di dalam usus. Seperempat kilogram terasi (terbuat dari kepala/kulit udang, kepala ikan) + 1 kg Gula pasir (perasan tebu) + 1 kg bekatul + 1 buah nanas + 10 liter air bersih. Alat-alat yang diperlukan :

Panci, kompor dan blender/parutan untuk menghaluskan nanas.

Cara pembuatan :

Trasi, gula pasir, bekatul, nanas (yang dihaluskan dengan blender) dimasak agar bakteri lain yang tidak diperlukan mati. Setelah mendidih, hasil adonannya didinginkan. Tambahkan susu, isi usus ayam atau kambing. Ditutup rapat. Setelah 12 jam timbul gelembung-gelembung. Bila sudah siap jadi akan menjadi kental/lengket. Perlu diperhatikan susu jangan yang sudah basi karena kemampuan bakteri sudah berkurang. Sedangkan kegunaan nanas adalah untuk menghilangkan bau hasil proses bakteri.

Mengembangbiakan Bakteri KomposUntuk menghemat biaya, bibit bakteri EM4 yang dibeli di toko atau koperasi Saprotan dapat dikembangbiakkan sendiri, sehingga kebutuhan pupuk organik untuk luas lahan yang ada dapat dipenuhi. Adapun prosedur pembiakan bakteri EM4 adalah sebagai berikut:

Bahan dan Komposisi:

1 liter bakteri 3 kg bekatul (minimal) kg gula merah/gula pasir/tetes tebu (pilih salah satu) kg terasi 5 liter air Alat dan Sarana: Ember Pengaduk Panci pemasak air Botol penyimpan Saringan (dari kain atau kawat kasa)

Cara Pembiakan:

Panaskan 5 liter air sampai mendidih. Masukkan terasi, bekatul dan tetes tebu/gula (jika memakai gula merah harus dihancurkan dulu), lalu aduk hingga rata. Setelah campuran rata, dinginkan sampai betul-betul dingin! (karena kalau tidak betul-betul dingin, adonan justru dapat membunuh bakteri yang akan dibiakkan). Masukkan bakteri dan aduk sampai rata. Kemudian ditutup rapat selama 2 hari. Pada hari ketiga dan selanjutnya tutup jangan terlalu rapat dan diaduk setiap hari kurang lebih 10 menit. Setelah 3-4 hari bakteri sudah dapat diambil dengan disaring, kemudian disimpan dalam botol yang terbuka atau ditutup jangan terlalu rapat (agar bakteri tetap mendapatkan oksigend ari udara). Selanjutnya, botol-botol bakteri tersebut siap digunakan untuk membuat kompos, pupuk cair maupun pupuk hijau dengan komposisi campuran seperti yang akan diuraikan dibawah ini. Catatan: Ampas hasil saringan dapat untuk membiakkan lagi dengan menyiapkan air kurang lebih 1 liter dan menambahkan air matang dingin dan gula saja.

Pembuatan Inokulan/bakteri kompos1. Bakteri dari sari buah-buahan Bahan : - Buah-buahan yang sudah masak sebanyak 1 Kg berbagai macam buah bisa digunakan sebagai bahan - Tetes tebu / nira / legen /air gula 1 liter Cara pembuatan : Buah yang sudah tua dan masak diblender lalu disaring diambil airnya.Sari buah kemudian dicampur dengan tetes/legen/nira/air gula dengan perbandingan 1 : 1 .Simpan larutan atau bahan tersebut pada tempat terbuat dari gerabah di tempat sejuk.diamkan selama 15 hari atau dua minggu.Setelah 15 hari disimpan mempunyai khasiat yang sama dengan EM atau M-bio.Keuntungan lainnya adalah bebas dari kimia dan dapat digunakan sebagai pupuk cair dan juga mempercepat pengomposan jerami. Pemakaian :

Untuk pupuk cair setiap 1 liter dicampur dengan 10 liter air. Gunakan untuk menyiram tanaman. Larutan tersebut sudah berfungsi sebagai pestisida alami dan pupuk cair bagi tanaman, bisa juga untuk mempercepat pembuatan kompos.

2. Bakteri dari Cucian Beras : Bahan : - Air leri (air cucian beras) yang kental 1 liter - Stater bakteri 10 sendok makan - Alkohol kadar 40 % 10 sendok (bila tidak ada bisa diganti dengan air tape 30 sendok) - Cuka 10 sendok makan - Gula pasir 1 ons Cara pembuatan : Semua bahan dicampur jadi satu dalam tempat atau wadah tertutup selama 15 hari.Kocok setiap pagi dan sore.Setelah 15 hari larutan tersebut sudah dapat digunakan dan sudah menjadi EM-lestari 2 Kegunaan : dapat digunakan sebagai pupuk cair dan mengendalikan hama dan penyakit tanaman

3. Pembuatan Inokulan Bakteri dari Rumen Ternak Bahan : Kg terasi 3 5 Kg Bekatul 1 Kg gula merah/gula pasir 1 lt rumen ternak 5 10 lt air (Komposisi disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan petani)

Cara pengembangbiakan : Terasi, bekatul, gula pasir/jawa dimasak sampai mendidih / matang Setelah mendidih turunkan dari api dan biarkan adoan sampai betul-betul dingin baru kemudian masukkan bakteri ke dalam adonan, aduk rata Tutup rapat selama 2 hari (48 jam) setelah itu dibuka dan diaduk hingga rata.Pengadukan diulang pada hari ke tiga dan ke empat larutan bakteri dapat diambil dengan atau tanpa disaring - Sebut saja cairan ini sebagai inokulan Formula I (F I) atau bibit atau biang dan formula I dapat dikembangkan dengan sampai 3 kali(F 3) Catatan : Jika bakteri akan disimpan dalam jangka waktu lama , adonan bekatul , gula, dan terasi disaring/diperas untuk diambil sarinya,setelah dingin masukkan bakteri, aduk hingga rata. Jika tidak ada rumen untuk membuat FI , maka inokulan yang sudah menjadi F3 harus diaktifkan lagi menjadi F I

Pengaktifan Bakteri Rumen F3 menjadi formula I Bakteri yang sudah mengalami beberapa kali pengembangan akan menjadi bakteri lemah,sehingga perlu diaktifkan lagi. Bahan : 5 buah Nanas muda 5 liter sari buah 2 liter susu murni (mentah) 3 kg bekatul 1 kg gula pasir kg terasi 20 liter air 1 liter bakteri rumen

Cara pembuatan : Nanas muda dikupas dan diblender / diparut dan diperas untuk diambil airnya Sari buah dapat diambilkan dari buah-buahan matang yang diblender/diparut untuk diambil airnya (sari buahnya) Sari buah nanas muda dan sari buah lainnya direbus hingga matang,kemudian dinginkan Bekatul,gula pasir,dan terasi dimasukkan dalam panci kemudian direbus sambil diaduk hingga matang kemudian dinginkan Adonan no. 3 dan 4 dicampur , kemudian masukkan inokulan dan susu murni ke dalamnya,tutup rapat selama 2 hari. Pada hari ke 3 buka tutupnya dan aduk hingga rata,inokulan siap digunakan.

Bakteri Moretan Mikroorganisme Rekan Petani

CARA MEMBUAT/MEMPERBANYAK BIANG MORETANo Bahan: Moretan 0,5 liter Gula merah 0,5 kg Air bersih ( lebih bagus lagi kalau air leri = air cucian beras ) 20 liter o 1. 2. 3. 4. 5. o Cara: Gula dilarutkan dalam 1 liter air Campur larutan gula dengan 20 liter air dan aduk merata Masukan 0,5 liter Moretan dan aduk merata Simpan dalam jurigen/wadah, buka tutup wadah 2 hari sekali dan aduk ringan Moretan jadi dalam 7 9 hari, berbau masam dan dapat dijadikan biang Penyimpanan biang:

Untuk penyimpanan lama, sebaiknya biang diberi makan buah-buahan setiap 2-4 minggu sekali.

PESTISIDA ORGANIKPengendalian Hama dan Penyakit dengan Pestisida OrganikDampak Negatif dari Penggunaan Pestisida Kimia Petani selama ini tergantung pada penggunaan pestisida kimia untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Selain yang harganya mahal, pestisida kimia juga banyak memiliki dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia antara lain adalah: Hama menjadi kebal (resisten) Peledakan hama baru (resurjensi) Penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen Terbunuhnya musuh alami Pencemaran lingkungan oleh residu bahan kimia Kecelakaan bagi pengguna Kira-kira sudah berapa lama petani menggunakan pestisida kimia ini? Jadi bisa dibayangkan sendiri akibatnya bagi tanah pertanian di Indonesia. Fungsi dari Pestisida Organik Pestisida Organik memiliki beberapa fungsi, antara lain: Repelan, yaitu menolak kehadiran serangga. Misal: dengan bau yang menyengat Antifidan, mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot. Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa Menghambat reproduksi serangga betina Racun syaraf Mengacaukan sistem hormone di dalam tubuh serangga Atraktan, pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga Mengendalikan pertumbuhan jamur/bakteri

Bahan dan Cara Umum Pengolahan Pestisida Organik Bahan mentah berbentuk tepung (nimbi, kunyit, dll) Ekstrak tanaman/resin dengan mengambil cairan metabolit sekunder dari bagian tanaman tertentu Bagian tanaman dibakar untuk diambil abunya dan dipakai sebagai insektisida (serai, tembelekan/Lantana camara) Contoh beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida Organik : MIMBA (Azadirachta indica) Bahan Pestisida Organik ini mengandung senyawa aktif azadirachtin, meliantriol, dan salanin. Berbentuk tepung dari daun atau cairan minyak dari biji/buah. Efektif mencegah makan (antifeedant) bagi serangga dan mencegah serangga mendekati tanaman (repellent) dan bersifat sistemik. Mimba dapat membuat serangga mandul, karena dapat mengganggu produksi hormone dan pertumbuhan serangga. Mimba mempunyai spectrum yang luas, efektif untuk mengendalikan serangga bertubuh lunak (200 spesies) antara lainL belalang, thrips, ulat, kupu-kupu putih, dll. Disamping itu dapat juga untuk mengendalikan jamur (fungisida) pada tahap preventif, menyebabkan spora jamur gagal berkecambah. Jamur yang dikendalikan antara lain penyebab: embun tepung, penyakit busuk, cacar daun/kudis, karat daun dan bercak daun. Dan mencegah bakteri pada embun tepung (powdery mildew). Ekstrak mimba sebaiknya disemprotkan pada tahap awal dari perkembangan serangga, disemprotkan pada dun, disiramkan pada akar agar bisa diserap tanaman dan untuk mengendalikan serangga di dalam tanah. AKAR TUBA (Deris eliptica) Senyawa yang telah ditemukan antara lain adalah retenon. Retenon dapat diekstrak menggunakan eter/aseton menghasilkan 2 4 % resin rotenone, dibuat menjadi konsentrat air. Rotenon bekerja sebagai racun sel yang sangat kuat (insektisida) dan sebagai antifeedant yang menyebabkan serangga berhenti makan. Kematian serangga terjadi beberapa jam sampai beberapa hari setelah terkenal rotenone. Rotenon dapat dicampur dengan piretrin/belerang. Rotenon adalah racun kontak (tidak sistemik) berpspektrum luas dan sebagai racun perut. Rotenon dapat digunakan sebagai moluskisida (untuk moluska), insektisida (untuk serangga) dan akarisida (tungau). TEMBAKAU Tembakau sebagai Pestisida Organik karena senyawa yang dikandung adalah nikotin. Ternyata nikotin ini tidak hanya racun untuk manusia, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk racun serangga Daun tembakau kering mengandung 2 8 % nikotin. Nikotin merupakan racun syaraf yang bereaksi cepat. Nikotin berperan sebagai racun kontak bagi serangga seperti: ulat perusak daun, aphids, triphs, dan pengendali jamur (fungisida).

INSEKTISIDA ORGANIK ATAU PESTISIDA NABATISeperti halnya dengan manusia, tanaman juga akan mengalami sakit atau terserang hama maupun penyakit, bila kondisi fisiknya tidak baik. Dikarenakan adanya perubahan iklim /cuaca atau memang sejak awal menggunakan benih /bibit yang tidak baik jadi mudah terserang , bisa juga dari kondisi tanahnya, dan lain-lain. Banyak kendala-kendala yang mempengaruhinya. Untuk mengatasinya tentu saja dapat menggunakan obat-obatan yang pilihannya banyak di pasaran. Tergantung dari tanamannya menderita apa dan kejelian serta kecerdasan kita untuk dapat memulihkan tanaman agar dapat sehat kembali. Bila kita menghendaki hidup sehat dan ramah lingkungan ada pilihan atau opsi yang ditawarkan yaitu menggunakan BAHAN-BAHAN ALAMI untuk mengusir atau menghalau musuh-musuh alami yang menyerang tanaman , tanpa harus mematikannya, sehingga siklus EKOSISTEM masih tetap terjaga. Adapun bahan-bahan INSEKTISIDA ALAMI itu adalah sebagai berikut: Tembakau, Kenikir, Pandan, Kemangi, Cabe Rawit, Kunyit , Bawang Putih, Gadung , Sereh dan masih banyak lagi yang dapat di pakai sebagai bahan-bahan pembuat insektisida alami . Bila melihat bahan-bahan tersebut , semua ada di lingkungan kita, mudah di dapat dan murah, yang pasti juga aman karena tidak beracun. Berikut Tabel yang menunjukan jenis tanaman yang dapat dipakai sebagai Insektisida Alami atau Pestisida Nabati :

Berikut RESEP pembuatan Insektisida Alami untuk menghilangkan hama kutu dan ulat pada tanaman.: Bahan: Tembakau 100gr Kenikir 100gr Pandan 100gr Kemangi 100gr Cabe rawit 100gr Kunyit 100 gr Bawang Putih 100gr Aquadestilata 1 lt

Decomposer BSA (mikro organisme pengurai) 1-2 cc Gula pasir 2 sendok makan.

Cara Pembuatan : Semua bahan di blender dan di tambah 1lt air suling Masukkan ke dalam botol yang steril Tambahkan gula pasir 2 sdm Tambahkan Decomposer BSA 1-2 cc Tutup dan biarkan 1 minggu supaya terjadi fermentasi Kemudian di saring. Siap dipergunakan

Pengaplikasian /dosis pemakaian: 60 cc untuk 1 lt air Disemprotkan ke tanaman yang terkena hama pada daun dan batangnya 1 minggu 1 kali Pencairan 1lt harus habis 1kali pemakaian. Untuk tanaman padi, hama yang terkenal menyerang tanaman padi adalah HAMA KRESEK, HAMA PENGGEREK BATANG, HAMA WERENG. Masyarakat Paguyuban Petani Organik Purwakarta untuk mengatasi ini mereka membuat bakteri CORYNE BACTERIUM dengan cara merebus AIR KENTANG sebanyak 20 liter ditambah GULA dan DECOMPOSER BSA. Bakteri Coryne bacterium dapat melawan Xanthomonas campestris pv oryzae (bakteri penyebab penyakit kresek). Bakteri Coryne ini mempunyai sifat Pathogen , dapat menekan serangan , dan mengurangi kerusakan lebih dari 80%. Untuk menumpas hama penggerek batang yang diperlukan adalah bakteri Tryclogramma spp(agen hayati parasitoid). Dan untuk jamur tumbuhan di pakai bakteri Trychoderma sp. Sedangkan untuk menekan populasi hama wereng batang coklat laba-laba dan kumbang dibiarkan hidup untuk menjaga keseimbangan ekosistem.

Usir Pengganggu dengan Bahan Alam

Tanaman itu ibarat manusia. Ia bisa hidup sehat alias subur, bisa juga sakit akibat terserang penyakit. Banyak penyakit pada tanaman. Salah satunya adalah ulat. Si ulat merupakan bagian dari biang keladi pengrusak tanaman. Bagaimana menghindarinya? Kehadiran si ulat dan teman-temannya memang membawa kerisauan sendiri bagi pemilik tanaman jenis hortikultura. Mahkluk kecil pengacau ini bisa jadi merusak tampilan dan kesehatan tanaman, sehingga tak sedikit yang menggunakan alternatif semprotan racun pestisida untuk melindungi tanaman dari hama, penyakit, dan binatang. Saat ini, penggunaan pestisida berbahan dasar zat kimia sudah mulai banyak ditinggalkan karena sudah banyak diketahui bahwa memakai bahan kimia itu bisa membahayakan, apalagi dengan takaran yang berlebihan. Kesuburan tanah jadi berkurang, serta pestisida kimia berbentuk cair itu bisa meresap di permukaan daun atau buah. Bahkan serangga-serangga pemakan ulat dan telur, ikut pula binasa. Untuk mencegah pengaruh itu, sebaiknya menggunakan bahan alami yang tidak berbahaya. Bentuk ini adalah pemberantasan hama yang ramah lingkungan. Pestisida alami itu adalah bahan-bahan yang berasal dari alam. Ia memanfaatkan jenis tumbuhan yang memiliki kelebihan mengusir hama, penyakit, dan binatang. Membuat Pestisida Organik, Pestisida Hayati Ramuan Insektisida Organik Serba Guna Bahan 1. Air cucian beras (leri0 sebanyak 1 liter. 2. Alkohol 10 sendok makan atau dapat diganti dengan 2 butir ragi. 3. Cuka 10 sendok makan. 4. Gula pasir 1kg 5. Perasan umbi gadung 10 sendok makan. 6. Bakteri 10 sendok makan. 7. Daun klekeh, daun sirih, daun kecubung, daun mahoni, daun sirsak masing-masing satu genggam dan ditumbuk halus.

Pembuatan 1. Seluruh bahan dicampur dan diaduk menjadi satu dan didiamkan selama

3 hari 2. Bahan siap digunakan dengan cara mencampurkan air sebanyak 10-15 liter untuk 1 gelas 3. Sebelum digunakan tambahkan larutan air tumbukan bawang putih atau cabai. Baca selengkapnya...

Ramuan Mengatasi Ulat Bahan 1. Daun gamal 1 kg 2. Air 5 liter 3. Tembakau 2 gram

Cara Pembuatan 1. Daun gamal ditumbuk sampai halus dan dimasak dengan 5 liter air, lalu dinginkan. 2. Tambahkan tembakau sambil diaduk-aduk. 3. Didiamkan selama satu malam. 4. Air sarinya siap digunakan dengan perbandingan liter untuk 10 liter air. Baca selengkapnya...

Ramuan Pengendali Kupu-kupu dan Ngengat Bahan 1. Bawang putih atau bawang merah 1 kg 2. Air secukupnya

Cara Pembuatan Baca selengkapnya...

Ramuan Pengendali Ulat, Wereng dan Jamur Bahan 1. Lengkuas/laos 1 kg 2. Jahe 1 kg 3. Kunyit/kunir 1 kg 4. Umbi gadung 1 kg 5. Akar jenu/tuba 1 kg

Cara pembuatan 1. Seluruh bahan ditumbuk atau diparut 2. Peras airnya dan dicampur satu sama lainnya 3. Bahan disimpan dalam botol selama 1 minggu dan siap digunakan 4. Satu sendok bahan dapat dicampur dengan 1 liter air Ramuan Pemberantas Keriting Pada Cabai Bahan 1. Abu dapur 2 kg 2. Tembakau kg 3. Bubuk belerang 3 ons

Cara Pembuatan 1. Semua bahan dilarutkan kedalam air selama 3 5 hari

2. Bahan siap digunakan dengan mencampurkan air 10 liter untuk 1 gelas Baca selengkapnya...

Fungsida organik untuk Memberantas Jamur Bahan 1. Lengkuas/laos 1 kg 2. Kunyit/kunir 1kg 3. Jahe 1 kg

Cara Pembuatan 1. Ketiga bahan ditumbuk atau diparut 2. Ambil sarinya dengan cara diperas 3. Bahan siap digunakan untuk 2 sendok makan dicampur dengan air 10 15 liter Selanjutnya >>>

Pembuatan Pestisida organik Pembuatan Pestisida Alami Penggunaan pestisida kimia memang berbahaya bagi Manusia. Kita sering merasa waswas bila anak kita akan bisa menjangkaunya. Nah, semoga artikel tentang pembuatan pestisida alami ini dapat membantu memecahkan Persoalan Anda (petani) dalam melindungi kebun (lahan pertanian) sekaligus keluarga.

Mimba (Azadiracta indica) Cara pembuatannya dapat dilakukan dengan mengambil 2 genggam bijinya, kemudian ditumbuk. Campur dengan 1 liter air, kemudian diaduk sampai rata. Biarkan selama 12 jam, kemudian disaring. Bahan saringan tersebut merupakan bahan aktif yang penggunaannya harus ditambah dengan air sebagai pengencer. Cara lainnya adalah dengan menggunakan daunnya sebanyak 1 kg yang direbus dengan 5 liter air. Rebusan ini diamkan selama 12 jam, kemudian saring.

Air saringannya merupakan bahan pestisida alami yang dapat digunakan sebagai pengendali berbagai hama tanaman.

Tembakau (Nicotium tabacum) Tembakau diambil batang atau daunnya untuk digunakan sebagai bahan pestisida alami. Caranya rendam batang atau daun tembakau selama 3 - 4 hari, atau bisa juga dengan direbus selama 15 menit. Kemudian biarkan dingin lalu saring.Air hasil saringan ini bisa digunakan untuk mengusir berbagai jenis hama tanaman.

Tuba, Jenu (Derriseleptica) Bahan yang digunakan bisa dari akar dan kulit kayu. Caranya dengan menumbuk bahan tersebut sampai betul-betul hancur. Kemudian campur dengan air untuk dibuat ekstrak. Campur setiap 6 (enam) sendok makan ekstrak tersebut dengan 3 liter air. Campuran ini bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman.

Temu-temuan (Temu Hitam, Kencur, Kunyit) Bahan diambil dari rimpangnya, yang kemudian ditumbuk halus dengan dicampur urine (air kencing) sapi. Campuran ini diencerkan dengan air dengan perbandingan 1 : 2 - 6 liter. Gunakan untuk mengendalikan berbagai jenis serangga penyerang tanaman.

Baca selengkapnya...

Membuat Pestisida Organik Dengan semakin mahalnya bisaya pestisida, maka kita petani kita mulai melirik pestisida organic. Disamping harganya murah, bahan-bahannya banyak tersedia di sekitar kita. Namun sayangnya kita enggan untuk membuatnya, karena umumnya kita tidak tahu bagaimana cara membuatnya. gb.gadung

Pestisida adalah zat pengendali hama (seperti: ulat, wereng dan kepik). Pestisida Organik: adalah pengendali hama yang dibuat dengan memanfaatkan zat racun dari gadung dan tembakau. Karena

bahan-bahan ini mudah didapat oleh petani, maka pestisida organik dapat dibuat sendiri oleh petani sehingga menekan biaya produksi dan akrab dengan lingkungan. Penggunaan pestisida organik juga harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan kesabaran serta ketelitian. Banyaknya pestisida organik yang disemprotkan ke tanaman harus disesuaikan dengan hama. Waktu penyemprotan juga harus diperhatikan petani sesuai dengan siklus perkembangan hama. Pestisida organik dapat menjamin keamanan ekosistem. Dengan pestisida organik hama hanya terusir dari tanaman petani tanpa membunuh. Selain itu penggunaan pestisida organik dapat mencegah lahan pertanian menjadi keras dan menghindari ketergantungan pada pestisida kimia. Untuk pencegahan adanya hama, penyemprotan dapat dilakukan secara periodik pada tanaman sayuran. Sebaiknya dalam waktu satu minggu sekali atau disesuaikan dengan ada tidaknya hama karena hama selalu berpindah.

Bahan baku Pestisida organik dapat diperoleh dari biji mahoni, kunyit, jahe, serai dan cabe. Pembuatannya dengan dihaluskan, diberi air, diperas dan disaring . Untuk cabe saat penyemprotan harus hati-hati jangan sampai berbalik arah mengenai manusia.

Pestisida dari mahoni untuk mengatasi hama tanaman terong dan pare. Kunyit, jahe, serai untuk mengatasi jamur tanaman dan buah. Cabe untuk mengatasi semua jenis hama kecuali hama di dalam tanah.

Selain dengan pestisida organik buatan, pengusiran hama lalat buah juga dapat dilakukan dengan pengalihan perhatian hama pada warna-warna yang disukainya. Caranya dengan memasang warna tertentu yang bisa menarik lalat buah di sekitar tanaman. Pertanian secara tumpang sari juga bisa menjadi alternatif mengurangi hama tanaman tertentu. Berikut beberapa cara untuk membuat pestisida organik yang dapat dibuat sendiri: Membuat Pestisida Organik untuk Hama dan penyakit tanaman Bahan dan Alat: 2 kg gadung. 1 kg tembakau. 2 ons terasi. kg jaringao (dringo).

4 liter air. 1 sendok makan minyak kelapa. Parutan kelapa. Saringan kelapa (kain tipis). Ember plastik. Nampan plastik.

Cara Pembuatan: Minyak kelapa dioleskan pada kulit tangan dan kaki (sebagai perisai dari getah gadung). Gadung dikupas kulitnya dan diparut. Tembakau digodok atau dapat juga direndam dengan 3 liter air panas Jaringao ditumbuk kemudian direndam dengan liter air panas Tembakau, jaringao, dan terasi direndam sendiri-sendiri selama 24 jam. Kemudian dilakukan penyaringan satu per satu dan dijadikan satu wadah sehingga hasil perasan ramuan tersebut menjadi 5 liter larutan.

Dosis: 1 gelas larutan dicampur 5-10 liter air. 2 gelas larutan dicampur 10-14 liter air.

Kegunaan: Dapat menekan populasi serangan hama dan penyakit. Dapat menolak hama dan penyakit. Dapat mengundang makanan tambahan musuh alami.

Sasaran : Wereng Batang Coklat, Lembing Batu, Ulat Grayak, Ulat Hama Putih Palsu

1. a. 1. 2. 3. 4. b. 1.

Pestisida Organik NIKURAK (mahoni, tembakau dan daun jarak) Bahan-bahan Biji mahoni : 300 gram Tembakau Daun jarak Air : 6 ltr : 100 gram : 1 kg

Cara membuatnya Biji mahoni digiling/ditumbuk halus.

2. Daun jarak dan tembakau direbus dengan air sampai mendidih, angkat dan dinginkan. Campurkan mahoni yang sudah ditumbuk halus aduk hingga rata, kemudian diamkan selama 24 jam, lalu saring. 3. Jika larutan pestisida organik ingin disimpan, maka pencampuran dilakukan pada saat akan digunakan. c. Dosis :

30 cc larutan pestisida organik ini bias digunakan untuk satu tangki sprayer (+/- 15 liter). Semprotkan ke lahan yang terkena hama pada waktu pagi atau sore hari. Ulangi tiap 4 hari sekali. d. Sasaran OPT (Organisme Pengganggu Tanaman)

Ulat grayak : pada tanaman bawang merah, bawang putih, kedelai, jagung, kacang tanah, kacang panjang, kubis dan sawi Ulat penggulung daun dan perusak daun pada tanaman padi. e. Hasil pencapaian

1. Pestisida Organik NIKORAK bersifat racun kontak, dan hama yang terkena secara langsung , tingka kematiannya tinggi. 2. 3. Populasi hama turun drastic dan timbulnya lama Keluhan sampingan tidak ditemui, pada waktu setelah penyemprotan.

2.

GACASI (gadung, cabe merah dan daun sirih)

a. 1. 2. 3. 4. b. 1. 2.

Bahan-bahan Gadung : 4 kg Cabai merah Daunsirih Air : 15 ltr : 2 on : 2 kg

Cara membuatnya Gadung, cabai dan daun sirih digiling halus dan campurkan dengan rata Tambahkan air, aduk sampai rata dan disaring, air ramuan merupakan induk pestisida.

c.

Penggunaan

14 liter air dicampur dengan pestisida 250 cc (1 gelas), semprotkan ke lahan pada waktu pagi/sore hari, ulangi 4-5 hari sekali. d. Sasaran OPT

Penggerek batang, wereng, walang sangit, thrip, aphia, serangga kecil lainnya. Pembuatan Pestisida organik 2 Penggunaan pestisida buatan yang memakai bahan kimia memang berbahaya bagi manusia. Kita sering merasa waswas bila anak kita akan bisa menjangkaunya. Nah, semoga artikel tentang pembuatan pestisida alami ini dapat membantu memecahkan persoalan Anda (petani) dalam melindungi kebun (lahan pertanian) sekaligus keluarga. Mimba (Azadiracta indica) Cara pembuatannya dapat dilakukan dengan mengambil 2 genggam bijinya, kemudian ditumbuk. Campur dengan 1 liter air, kemudian diaduk sampai rata. Biarkan selama 12 jam, kemudian disaring. Bahan saringan tersebut merupakan bahan aktif yang penggunaannya harus ditambah dengan air sebagai pengencer.

Cara lainnya adalah dengan menggunakan daunnya sebanyak 1 kg yang direbus dengan 5 liter air. Rebusan ini diamkan selama 12 jam, kemudian saring. Air saringannya merupakan bahan pestisida alami yang dapat digunakan sebagai pengendali berbagai hama tanaman.

Tembakau (Nicotium tabacum) Tembakau diambil batang atau daunnya untuk digunakan sebagai bahan pestisida alami. Caranya rendam batang atau daun tembakau selama 3 - 4 hari, atau bisa juga dengan direbus selama 15 menit. Kemudian biarkan dingin lalu saring. Air hasil saringan ini bias digunakan untuk mengusir berbagai jenis hama tanaman.

Tuba, Jenu (Derriseleptica) Bahan yang digunakan bisa dari akar dan kulit kayu. Caranya dengan menumbuk bahan tersebut sampai betul-betul hancur. Kemudian campur dengan air untuk dibuat ekstrak. Campur setiap 6 (enam) sendok makan ekstrak tersebut dengan 3 liter air. Campuran ini bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman.

Temu-temuan (Temu Hitam, Kencur, Kunyit) Bahan diambil dari rimpangnya, yang kemudian ditumbuk halus dengan dicampur urine (air kencing) sapi. Campuran ini diencerkan dengan air dengan perbandingan 1 : 2 - 6 liter. Gunakan untuk mengendalikan berbagai jenis serangga penyerang tanaman.

Kucai (Allium schonaoresum) Kalau menggunakan kucai, cara meramunya adalah dengan menyeduhnya, yang kemudian didinginkan. Kemudian saring. Air saringannya ini mampu untuk memberantas hama yang biasanya menyerang tanaman mentimun.

Bunga Camomil (Chamaemelum spp) Bunga yang sudah kering diseduh, kemudian dinginkan dan saring. Gunakan air saringan tersebut untuk mencegah damping off atau penyakit rebah.

Bawang Putih (Allium sativum) Bawang putih, begitu juga dengan bawang bombai dan cabai, digiling, tambahkan air sedikit, dan kemudian diamkan sekitar 1 jam. Lalu berikan 1 sendok makan deterjen, aduk sampai rata, dan kemudian ditutup. Simpan di tempat yang dingin selama 7 - 10 hari. Bila ingin menggunakannya, campur ekstrak tersebut dengan air. Campuran ini berguna untuk membasmi berbagai hama tanaman, khususnya hortikultura.

Abu Kayu Abu sisa bakaran kayu ditaburkan di sekeliling perakaran tanaman bawang bombay, kol atau lobak dengan tujuan untuk mengendalikan root maggot. Abu kayu ini bisa juga untuk mengendalikan serangan siput dan ulat grayak. Caranya, taburkan di sekeliling parit tanaman.

Mint (Menta spp) Daun mint dicampur dengan cabai, bawang daun dan tembakau. Kemudian giling sampai halus untuk diambil ekstraknya. Ekstrak ini dicampur dengan air secukupnya. Dari ekstrak tersebut bisa digunakan untuk memberantas berbagai hama yang menyerang tanaman.

Kembang Kenikir (Tagetes spp) Ambil daunnya 2 genggam, kemudian campur dengan 3 siung bawang putih, 2 cabai kecil dan 3 bawang bombay. Dari ketiga bahan tersebut dimasak dengan air lalu didinginkan. Kemudian tambahkan 4 - 5 bagian air, aduk kemudian saring. Air saringan tersebut dapat digunakan untuk membasmi berbagai hama tanaman.

Cabai Merah (Capsium annum) Cara pembuatannya dengan mengeringkan cabai yang basah dulu. Kemudian giling sampai menjadi tepung. Tepung cabai tersebut kalau dicampur dengan air dapat digunakan untuk membasmi hama tanaman.

Sedudu Sedudu (sejenis tanaman patah tulang) diambil getahnya. Getah ini bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan berbagai hama tanaman.

Kemanggi (Ocimum sanetu) Cara pembuatannya: kumpulkan daun kemangi segar, kemudian keringkan. Setelah kering, baru direbus sampai mendidih, lalu didinginkan dan disaring. Hasil saringan ini bisa digunakan sebagai pestisida alami.

Dringgo (Acarus calamus) Akar dringgo dihancurkan sampai halus (menjadi tepung), kemudian dicampur dengan air secukupnya. Campuran antara tepung dan air tersebut dapat digunakan sebagai bahan pembasmi serangga.

Tembelekan (Lantara camara) daun dan cabang tembelekan dikeringkan lalu dibakar. Abunya dicampur air dan dipercikkan ke tanaman yang terserang hama, baik yang berupa kumbang maupun pengerek daun.

Rumput Mala (Artimista vulgaris) Caranya bakar tangkai yang kering dari rumput tersebut. Kemudian manfaatkan asap ini untuk mengendalikan hama yang menyerang suatu tanaman.

Tomat (Lycopersicum eskulentum) Gunakan batang dan daun tomat, dan dididihkan. Kemudian biarkan dingin lalu saring. Air dari saringan ini bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai hama tanaman.

Gamal (Gliricidia sepium) Daun dan batang gamal ditumbuk, beri sedikit air lalu ambil ekstraknya. Ekstrak daun segar ini dan batang gamal ini dapat digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman, khususnya jenis serangga.

Bunga Mentega (Nerium indicum) Gunakan daun dan kulit kayu mentega dan rendamlah dalam air biasa selama kurang lebih 1 jam, kemudian disaring. Dari hasil saringan tadi dapat digunakan untuk mengusir semut.