akselerasi pelayanan kesehatan20sept

32
AKSELERASI PELAYANAN AKSELERASI PELAYANAN KESEHATAN KESEHATAN PERAN PENELITIAN KESEHATAN PERAN PENELITIAN KESEHATAN BADAN PENELITIAN DAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN PENGEMBANGAN KESEHATAN Pertemuan Perencanaan Kesehatan Pertemuan Perencanaan Kesehatan Nasional, JCC, 20 September 2006 Nasional, JCC, 20 September 2006

Upload: trianidaisya

Post on 26-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pelkes

TRANSCRIPT

Page 1: AKSELERASI PELAYANAN KESEHATAN20Sept

AKSELERASI PELAYANAN AKSELERASI PELAYANAN KESEHATANKESEHATAN

PERAN PENELITIAN PERAN PENELITIAN KESEHATANKESEHATAN

BADAN PENELITIAN DAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATANPENGEMBANGAN KESEHATANPertemuan Perencanaan Kesehatan Pertemuan Perencanaan Kesehatan Nasional, JCC, 20 September 2006Nasional, JCC, 20 September 2006

Page 2: AKSELERASI PELAYANAN KESEHATAN20Sept

Hasil Penelitian dan Hasil Penelitian dan Pengembangan 2005-2006 Pengembangan 2005-2006 Sebagai Masukan Untuk Sebagai Masukan Untuk Akselerasi Pelayanan Akselerasi Pelayanan KesehatanKesehatan

Hasil LitBang ~ program prioritas Hasil LitBang ~ program prioritas DepKes:DepKes:

A.A. Program AsKesKinProgram AsKesKin

B.B. Percepatan penurunan AKI dan Percepatan penurunan AKI dan AKBAKB

C.C. PenanggulanganPenanggulangan Penyakit Penyakit

Page 3: AKSELERASI PELAYANAN KESEHATAN20Sept

A. Program AsKesKin A. Program AsKesKin

Dilakukan oleh Dilakukan oleh 4 Universitas (UI, UGM, 4 Universitas (UI, UGM, UNAIR, UNHAS) dan PusLitBang Sistem & UNAIR, UNHAS) dan PusLitBang Sistem & Kebijakan di SumBar, Banten, JaBar, JaTeng, Kebijakan di SumBar, Banten, JaBar, JaTeng, JaTim,, Bali, NTB, NTT, SulSel, SulUt, JaTim,, Bali, NTB, NTT, SulSel, SulUt, Maluku, KalTim, KalSel Maluku, KalTim, KalSel

Temuan: Temuan: telah terjadi perbaikan kuantitas telah terjadi perbaikan kuantitas dan kualitas pelayanan AsKesKin secara dan kualitas pelayanan AsKesKin secara menyeluruh dan bermaknamenyeluruh dan bermakna

Studi ”PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN Studi ”PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN (ASKESKIN) DALAM RANGKA MASYARAKAT MISKIN (ASKESKIN) DALAM RANGKA IMPLEMENTASI JAMINAN KES - SJSN” 2005-2006IMPLEMENTASI JAMINAN KES - SJSN” 2005-2006

Page 4: AKSELERASI PELAYANAN KESEHATAN20Sept

Untuk lebih meningkatkan pelaksanaan Untuk lebih meningkatkan pelaksanaan program AsKesKin, telah direkomendasikan program AsKesKin, telah direkomendasikan hal-hal berikut:hal-hal berikut: Optimalisasi kualitas dan strategi Optimalisasi kualitas dan strategi

kegiatan sosialisasi, perlu dilakukan kegiatan sosialisasi, perlu dilakukan secara lebih sistimatis dan secara lebih sistimatis dan berkesinambungan dengan penyediaan berkesinambungan dengan penyediaan biaya yang memadai; serta melibatkan biaya yang memadai; serta melibatkan seluruh ’seluruh ’stakeholderstakeholder’ terkait’ terkait

Sosialisasi mengenai tata cara Sosialisasi mengenai tata cara penyelenggaraan program (prosedur, penyelenggaraan program (prosedur, penggunaan pelayanan dan penggunaan pelayanan dan penyelesaian administrasi/keuangan) penyelesaian administrasi/keuangan) perlu diintensifkan kepada Petugas perlu diintensifkan kepada Petugas Kesehatan dan Auditor/Aparat Kesehatan dan Auditor/Aparat pengawas fungsionalpengawas fungsional

Page 5: AKSELERASI PELAYANAN KESEHATAN20Sept

Sosialisasi program AsKesKin Sosialisasi program AsKesKin kepada peserta dan stakeholder kepada peserta dan stakeholder masih perlu ditingkatkanmasih perlu ditingkatkan

Perlu penataan ulang kriteria Perlu penataan ulang kriteria keluarga miskin dengan keluarga miskin dengan memasukkan kriteria spesifik memasukkan kriteria spesifik daerahdaerah

Kegiatan validasi peserta AsKesKin Kegiatan validasi peserta AsKesKin perlu dilakukan secara periodik perlu dilakukan secara periodik setiap tahun, untuk mendapatkan setiap tahun, untuk mendapatkan data peserta yang akurat & data peserta yang akurat & dinamis. dinamis.

Page 6: AKSELERASI PELAYANAN KESEHATAN20Sept

Akselerasi penyusunan dan Akselerasi penyusunan dan pemberlakuan Standar Pelayanan pemberlakuan Standar Pelayanan Medis (berikut kompetensinya) Medis (berikut kompetensinya) yang berlaku secara nasionalyang berlaku secara nasional

Peningkatan kontribusi Pemerintah Peningkatan kontribusi Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota untuk Jaminan Kesehatan Keluarga untuk Jaminan Kesehatan Keluarga Miskin agar tetap dilakukanMiskin agar tetap dilakukan

Diperlukan penataan pola tarip Diperlukan penataan pola tarip pelayanan Puskesmas dan RSUDpelayanan Puskesmas dan RSUD

Page 7: AKSELERASI PELAYANAN KESEHATAN20Sept

Advokasi kepada PEMDA untuk Advokasi kepada PEMDA untuk peningkatan penyediaan peningkatan penyediaan fasilitas pelayanan AsKesKinfasilitas pelayanan AsKesKin

Perlu dikembangkan monitoring Perlu dikembangkan monitoring dan evaluasi program AsKesKin dan evaluasi program AsKesKin secara berkala melalui: secara berkala melalui: – Studi-studi khusus tentang Studi-studi khusus tentang

kepuasan pelanggan, kendali kepuasan pelanggan, kendali mutu, kendali biaya, dan paket mutu, kendali biaya, dan paket manfaat yang dijaminmanfaat yang dijamin

Page 8: AKSELERASI PELAYANAN KESEHATAN20Sept

B. Percepatan Penurunan AKI & B. Percepatan Penurunan AKI & AKBAKB1. Studi kematian neonatal di Kab. 1. Studi kematian neonatal di Kab.

Cirebon (2006)Cirebon (2006) Proporsi lahir mati: 48% kematian Proporsi lahir mati: 48% kematian

perinatalperinatal Proporsi kematian neonatal dini (0-7 Proporsi kematian neonatal dini (0-7

hari):hari): 80% (<1 hari:39% & 1 hari: 9%) 80% (<1 hari:39% & 1 hari: 9%) Pola penyakit penyebab kematian Pola penyakit penyebab kematian

Neonatal Dini:Neonatal Dini:– Gangguan pernapasan (50%): Asfiksia bayi Gangguan pernapasan (50%): Asfiksia bayi

baru lahir (P21) 38%; Respiratory Distress baru lahir (P21) 38%; Respiratory Distress Syndrome neonatus (P22) 4%; Sindroma Syndrome neonatus (P22) 4%; Sindroma aspirasi neonatal (P24) 8%aspirasi neonatal (P24) 8%

– Hipotermia: 21%Hipotermia: 21%– Infeksi perinatal: 11%Infeksi perinatal: 11%– Kelainan kongenital: 7% Kelainan kongenital: 7%

Page 9: AKSELERASI PELAYANAN KESEHATAN20Sept

Pola penyakit penyebab kematian Pola penyakit penyebab kematian Neonatal Lanjut (7-30hari):Neonatal Lanjut (7-30hari):

– Perdarahan intra-kranial & ikterus Perdarahan intra-kranial & ikterus neonatal: 27%neonatal: 27%

– Infeksi perinatal: 19%Infeksi perinatal: 19%– BBLR: 19%BBLR: 19%– Prematuritas: 19%Prematuritas: 19%– Gangguan sistem digestif (obstruksi Gangguan sistem digestif (obstruksi

usus): 12%usus): 12%

Page 10: AKSELERASI PELAYANAN KESEHATAN20Sept

Kontribusi faktor ibu Kontribusi faktor ibu terhadap kematian neonatal terhadap kematian neonatal dinidini 90% kasus (101 dari 112 kasus) 90% kasus (101 dari 112 kasus)

mempunyai faktor ibumempunyai faktor ibu Jenis:Jenis:

– Gangguan gizi ibu: 17%Gangguan gizi ibu: 17%– KPD: 16,1%KPD: 16,1%– Partus macet: 9.8%Partus macet: 9.8%– Kelahiran lintang: 8 %Kelahiran lintang: 8 %– Gemelli: 7,1 %Gemelli: 7,1 %– Perdarahan ante-partum: 6,3 %Perdarahan ante-partum: 6,3 %– Hipertensi Ibu: 5,4 %Hipertensi Ibu: 5,4 %

Page 11: AKSELERASI PELAYANAN KESEHATAN20Sept

Kematian Maternal (12 Kematian Maternal (12 kasus)kasus)

INTERVENSI yang dilakukan INTERVENSI yang dilakukan DinKes Kab. Cirebon:DinKes Kab. Cirebon:

• Pelatihan manajemen asfiksia neonatal untuk Pelatihan manajemen asfiksia neonatal untuk bidan desa, dengan menggunakan alat resusitasi bidan desa, dengan menggunakan alat resusitasi tepat guna (dikembangkan oleh Prof. Dr. Anna tepat guna (dikembangkan oleh Prof. Dr. Anna Alisyahbana)Alisyahbana)

• Mobilisasi masyarakatMobilisasi masyarakat• Supervisi bidan desa oleh PuskesmasSupervisi bidan desa oleh Puskesmas

Pre-eklamsia berat/eklamsia: 50%Pre-eklamsia berat/eklamsia: 50% Perdarahan post partum: 42%Perdarahan post partum: 42% Emboli paru: 8 %Emboli paru: 8 %

Page 12: AKSELERASI PELAYANAN KESEHATAN20Sept

Temuan Temuan

Kasus rujukan kedaruratan BuMil risiko Kasus rujukan kedaruratan BuMil risiko tinggi dan neonatal risiko tinggi masih tinggi dan neonatal risiko tinggi masih melalui UGD-RS; sebaiknya langsung melalui UGD-RS; sebaiknya langsung ke Bagian Kebidanan & Perinatologike Bagian Kebidanan & Perinatologi

Masih kurangnya ketrampilan petugas Masih kurangnya ketrampilan petugas & kesiapan UGD-RS dalam menangani & kesiapan UGD-RS dalam menangani asfiksia neonatal asfiksia neonatal

Hambatan finansial dan transportasiHambatan finansial dan transportasi

Page 13: AKSELERASI PELAYANAN KESEHATAN20Sept

Kematian neonatal menurun dari: Kematian neonatal menurun dari: 15/1000 KH menjadi 9/1000 KH15/1000 KH menjadi 9/1000 KH

Kematian perinatal menurun dari Kematian perinatal menurun dari 21/1000 KH menjadi 15/100021/1000 KH menjadi 15/1000

Kematian neonatal karena asfiksia Kematian neonatal karena asfiksia menurun dari 5,1/1000 KH menjadi menurun dari 5,1/1000 KH menjadi 2,7/1000 KH2,7/1000 KH

Kematian neonatal karena infeksi Kematian neonatal karena infeksi menurun dari 2,8/1000 KH menjadi menurun dari 2,8/1000 KH menjadi 1/1000 KH 1/1000 KH

Dampak setelah 12 bulan Dampak setelah 12 bulan intervensi:intervensi:

Page 14: AKSELERASI PELAYANAN KESEHATAN20Sept

RekomendasiRekomendasi

Peningkatan kesiapan RS dalam Peningkatan kesiapan RS dalam menangani kasus rujukan menangani kasus rujukan kedaruratan BuMil & neonatal risiko kedaruratan BuMil & neonatal risiko tinggitinggi

Mempercepat penggunaan alat Mempercepat penggunaan alat resusitasi bayi tepat guna (telah resusitasi bayi tepat guna (telah teruji) oleh bidan desateruji) oleh bidan desa

Mengidentifikasi & menurunkan Mengidentifikasi & menurunkan faktor risiko dari Ibu hamilfaktor risiko dari Ibu hamil

Page 15: AKSELERASI PELAYANAN KESEHATAN20Sept

2. Kajian Upaya Kesehatan 2. Kajian Upaya Kesehatan Reproduksi untuk Percepatan Reproduksi untuk Percepatan Penurunan AKI – AKB (2006)Penurunan AKI – AKB (2006)

Page 16: AKSELERASI PELAYANAN KESEHATAN20Sept

Beberapa Program Inovatif untuk Beberapa Program Inovatif untuk mempercepat penurunan AKI dan mempercepat penurunan AKI dan AKB yang pernah dilaksanakanAKB yang pernah dilaksanakan

1.1. Tahun 1994 sd sekarang:Tahun 1994 sd sekarang:Gerakan Sayang Ibu Gerakan Sayang Ibu //GSIGSI (Depkes-Depdagri) (Depkes-Depdagri)

2.2. Tahun 1994 sd sekarang: Buku KIA (JICA)Tahun 1994 sd sekarang: Buku KIA (JICA)3.3. Tahun 1996 sd sekarang: Kangoro Mother Care /KMC Tahun 1996 sd sekarang: Kangoro Mother Care /KMC

(PERINASIA) (PERINASIA) 4.4. Tahun 1998-2004: Safe Motherhood:Partnership Tahun 1998-2004: Safe Motherhood:Partnership

Family Approach (World Bank) Family Approach (World Bank) 5.5. Tahun 2000-2003: Awal Sehat untuk Hidup Sehat Tahun 2000-2003: Awal Sehat untuk Hidup Sehat

/ASUH (/ASUH (PATHPATH-USAID) -USAID) 6.6. Tahun 2002-Juni 2006:Women Health and Family Tahun 2002-Juni 2006:Women Health and Family

Welfare (AusAid) Welfare (AusAid) 7.7. Tahun 2004 sd sekarang :Tahun 2004 sd sekarang :PPusat usat IInformasi dan nformasi dan

Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja /PIKonseling Kesehatan Reproduksi Remaja /PIKK--KRR KRR ((BKKBNBKKBN) )

Page 17: AKSELERASI PELAYANAN KESEHATAN20Sept

10 MASALAH PRIORITAS UNTUK 10 MASALAH PRIORITAS UNTUK PENINGKATAN KELANGSUNGAN PROGRAMPENINGKATAN KELANGSUNGAN PROGRAM

1.1. KURANGNYA KERJASAMA LINTAS PROGRAM KURANGNYA KERJASAMA LINTAS PROGRAM 2.2. BELUM ADA KOMITMEN ALOKASI DANA PASCA BELUM ADA KOMITMEN ALOKASI DANA PASCA

PROYEKPROYEK3.3. TERLAMBAT PENANGANAN RUJUKAN DI RS TERLAMBAT PENANGANAN RUJUKAN DI RS 4.4. BELUM ADA ”PAYUNG HUKUM” UNTUK BELUM ADA ”PAYUNG HUKUM” UNTUK

PELAKSAAN PONEDPELAKSAAN PONED5.5. ASI EKSKLUSIF 6 BULAN SULIT DILAKUKANASI EKSKLUSIF 6 BULAN SULIT DILAKUKAN6.6. KURANGNYA KERJASAMA LINTAS SEKTOR DAN KURANGNYA KERJASAMA LINTAS SEKTOR DAN

LSMLSM7.7. FASILITATOR MASYARAKAT BELUM OPTIMALFASILITATOR MASYARAKAT BELUM OPTIMAL8.8. KELUARGA TERLAMBAT MEMUTUSKAN UNTUK KELUARGA TERLAMBAT MEMUTUSKAN UNTUK

MERUJUK IBU HAMIL RESIKO TINGGIMERUJUK IBU HAMIL RESIKO TINGGI9.9. PERAN SUAMI DALAM MENJAMIN KESEHATAN PERAN SUAMI DALAM MENJAMIN KESEHATAN

REPRODUKSI PEREMPUAN KURANGREPRODUKSI PEREMPUAN KURANG10.10. EVALUASI TERHADAP MANFAAT PROGRAM DAN EVALUASI TERHADAP MANFAAT PROGRAM DAN

KEPUASAN BAGI MASYARAKAT BELUM KEPUASAN BAGI MASYARAKAT BELUM DILAKUKANDILAKUKAN

Page 18: AKSELERASI PELAYANAN KESEHATAN20Sept

SARANSARAN INTERVENSI YANG TERBUKTI BERMANFAAT PERLU INTERVENSI YANG TERBUKTI BERMANFAAT PERLU

TERUS DILANJUTKAN DAN DIKEMBANGKAN KE TERUS DILANJUTKAN DAN DIKEMBANGKAN KE DAERAH YANG LEBIH LUASDAERAH YANG LEBIH LUAS

INTERVENSI PROGRAM SEBAIKNYA DIFOKUSKAN INTERVENSI PROGRAM SEBAIKNYA DIFOKUSKAN PADA PEMBERDAYAAN MASYARAKATPADA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PERLU DIKEMBANGKAN PEDOMAN DAN PERLU DIKEMBANGKAN PEDOMAN DAN PENYEGARAN PENGGUNAAN BUKU KIA SECARA PENYEGARAN PENGGUNAAN BUKU KIA SECARA LEBIH BERKUALITASLEBIH BERKUALITAS

SEYOGYANYA SETIAP PROGRAM PERLU DIIKUTI SEYOGYANYA SETIAP PROGRAM PERLU DIIKUTI DENGAN PENELITIAN TENTANG MANFAAT, DENGAN PENELITIAN TENTANG MANFAAT, KEPUASAN PROVIDER DAN MASYARARAKAT, KEPUASAN PROVIDER DAN MASYARARAKAT, AGAR BERBAGAI KEKURANGN DAPAT SEGERA DI AGAR BERBAGAI KEKURANGN DAPAT SEGERA DI PEBAIKI PEBAIKI

Page 19: AKSELERASI PELAYANAN KESEHATAN20Sept

3. Upaya Peningkatan Fungsi PONED dan PONEK 3. Upaya Peningkatan Fungsi PONED dan PONEK Dalam Rangka Akselerasi penurunan AKB dan AKI Dalam Rangka Akselerasi penurunan AKB dan AKI

(2006)(2006)

LOKASI : Jawa Timur, Jawa Barat, Bali dan Sulawesi Utara.LOKASI : Jawa Timur, Jawa Barat, Bali dan Sulawesi Utara.

HASIL PENELITIAN : HASIL PENELITIAN : Di Sulawesi utara belum terdapat program PONEDDi Sulawesi utara belum terdapat program PONED Sumber-daya manusia menjadi kendala dalam Sumber-daya manusia menjadi kendala dalam

pelaksanaan PONED dan PONEK: sering terjadi mutasi pelaksanaan PONED dan PONEK: sering terjadi mutasi karena pindah ke Puskemas lain / Dinas Kesehatan, habis karena pindah ke Puskemas lain / Dinas Kesehatan, habis masa kerja (dr. PTT), bekerja sebagai tenaga administrasi masa kerja (dr. PTT), bekerja sebagai tenaga administrasi dll. dll.

Fasilitas ruang perawatan di Puskesmas masih kurang Fasilitas ruang perawatan di Puskesmas masih kurang (kamar perawatan, ruang neonatal, UGD). Obat-obatan (kamar perawatan, ruang neonatal, UGD). Obat-obatan untuk PONED masih sangat terbatas baik dalam jumlah untuk PONED masih sangat terbatas baik dalam jumlah dan macamnya. Pelaksanaan PONED di Puskesmas dan macamnya. Pelaksanaan PONED di Puskesmas masih bervariasi.masih bervariasi.

Page 20: AKSELERASI PELAYANAN KESEHATAN20Sept

Kendala dalam pelaksanaan Kendala dalam pelaksanaan PONED di Puskesmas meliputi:PONED di Puskesmas meliputi:

a.a. keterbatasan SDM, Fasilitas, sarana keterbatasan SDM, Fasilitas, sarana dan obat-obatan, dan obat-obatan,

b.b. keterbatasan koordinasi antara keterbatasan koordinasi antara Dinas kesehatan dan Rumah sakit Dinas kesehatan dan Rumah sakit terutama untuk kabupaten yang terutama untuk kabupaten yang mempunyai dr. spesialis mempunyai dr. spesialis KandunganKandungan

c.c. Adanya UU Praktek Kedokteran Adanya UU Praktek Kedokteran yang dianggap kontradiksi dengan yang dianggap kontradiksi dengan SK Puskesmas PONEDSK Puskesmas PONED

d.d. Terbatasnya ketersediaan darah di Terbatasnya ketersediaan darah di RS.RS.

Page 21: AKSELERASI PELAYANAN KESEHATAN20Sept

REKOMENDASI :REKOMENDASI :a. a. Diperlukan pDiperlukan pelatihan elatihan

berkesinambunganberkesinambunganb. Memaksimalkan Program b. Memaksimalkan Program

Pelayanan Emergensi NeonatalPelayanan Emergensi Neonatalc. c. Meningkatkan Meningkatkan

koordinasi antara Dinas koordinasi antara Dinas Kesehatan Kab/Kota dan Rumah Kesehatan Kab/Kota dan Rumah SakitSakit

d. Meningkatkan koordinasi upaya d. Meningkatkan koordinasi upaya penyediaan darah dengan PMI penyediaan darah dengan PMI setempatsetempat

Page 22: AKSELERASI PELAYANAN KESEHATAN20Sept

Lokasi:Lokasi:Prop. Jawa TimurProp. Jawa Timur a. Kab. Bangkalan : pusk Tongguh & Arosbayaa. Kab. Bangkalan : pusk Tongguh & Arosbaya b. Kab. Tuban : pusk Jenu & Tambakboyob. Kab. Tuban : pusk Jenu & TambakboyoProp. Kalimantan Selatan Prop. Kalimantan Selatan a. Kab. Tanah Laut : pusk Sungai Alang & Tb a. Kab. Tanah Laut : pusk Sungai Alang & Tb

UlangUlang b. Kab. Banjar : pusk Bati-bati & Banjarb. Kab. Banjar : pusk Bati-bati & BanjarProp. Sulawesi SelatanProp. Sulawesi Selatan a. Kab. Barru : pusk Padongko & Pekkaea. Kab. Barru : pusk Padongko & Pekkae b. Kab. Gowa : pusk Bontomarranu & b. Kab. Gowa : pusk Bontomarranu &

BontonompoBontonompo

4. Studi UPAYA PENINGKATAN RUJUKAN PERSALINAN 4. Studi UPAYA PENINGKATAN RUJUKAN PERSALINAN OLEH TENAGA NON PROFESIONAL DALAM RANGKA OLEH TENAGA NON PROFESIONAL DALAM RANGKA PERCEPATAN PENURUNAN AKI DAN AKB (2006)PERCEPATAN PENURUNAN AKI DAN AKB (2006)

Page 23: AKSELERASI PELAYANAN KESEHATAN20Sept

KESIMPULAN STUDIKESIMPULAN STUDI

1. Kemampuan tenaga Non 1. Kemampuan tenaga Non Profesional/dukun bersalin masih kurang, Profesional/dukun bersalin masih kurang, khususnya yang berkaitan dengan tanda-khususnya yang berkaitan dengan tanda-tanda bahaya, risiko kehamilan dan tanda bahaya, risiko kehamilan dan persalinan serta rujukannyapersalinan serta rujukannya

2. Pembagian tugas bidan-dukun-keluarga 2. Pembagian tugas bidan-dukun-keluarga dlm pertolongan persalinan sudah dlm pertolongan persalinan sudah proporsional; tugas persiapan dilakukan proporsional; tugas persiapan dilakukan dukun dan keluarga, pertolongan dukun dan keluarga, pertolongan persalinan oleh bidan, perawatan tali persalinan oleh bidan, perawatan tali pusat oleh bidan dan perawatan ibu dan pusat oleh bidan dan perawatan ibu dan bayi oleh dukun & bidanbayi oleh dukun & bidan

Page 24: AKSELERASI PELAYANAN KESEHATAN20Sept

3.3. Sebagian besar dukun masih menolong Sebagian besar dukun masih menolong persalinan, dan dukun setuju persalinan, dan dukun setuju pertolongan dilakukan oleh bidan pertolongan dilakukan oleh bidan asalkan dukun diberi kompensasi, dan asalkan dukun diberi kompensasi, dan akan merujuk ke bidan bila juga ada akan merujuk ke bidan bila juga ada kompensasi (jasa dukun) atau dilibatkan kompensasi (jasa dukun) atau dilibatkan dalam kegiatan non medis seperti dalam kegiatan non medis seperti persiapan & perawatan pasca persalinanpersiapan & perawatan pasca persalinan

4. Sebanyak 58,1% desa menyiapkan 4. Sebanyak 58,1% desa menyiapkan transportasi untuk rujukan persalinan, transportasi untuk rujukan persalinan, dengan ambulans puskesmas, dan dengan ambulans puskesmas, dan ambulans desa yang berbentuk tanduambulans desa yang berbentuk tandu

Page 25: AKSELERASI PELAYANAN KESEHATAN20Sept

5. Sebanyak 15,8% desa telah 5. Sebanyak 15,8% desa telah menyelenggarakan Bank Darah Desa, dan menyelenggarakan Bank Darah Desa, dan 6,6% desa mempunyai kelompok donor yang 6,6% desa mempunyai kelompok donor yang terkoordinirterkoordinir

6. Sebanyak 64,5% mempunyai catatan lokasi 6. Sebanyak 64,5% mempunyai catatan lokasi ibu hamil berisiko, yang dilakukan oleh bidan ibu hamil berisiko, yang dilakukan oleh bidan di desa , dan keberadaan ibu hamil dengan di desa , dan keberadaan ibu hamil dengan risiko diinformasikan ke warga desa risiko diinformasikan ke warga desa

7. Komunikasi kader- bidan di desa dilakukan 7. Komunikasi kader- bidan di desa dilakukan melalui kegiatan posyandu, dukun - bidan melalui kegiatan posyandu, dukun - bidan melalui kemitraan, dan bidan - keluarga melalui kemitraan, dan bidan - keluarga melalui penyuluhan kesehatan / promkesmelalui penyuluhan kesehatan / promkes

Page 26: AKSELERASI PELAYANAN KESEHATAN20Sept

REKOMENDASIREKOMENDASI

Bidan sering mengajak dukun melakukan Bidan sering mengajak dukun melakukan pertolongan persalinan, dan diberi imbalan pertolongan persalinan, dan diberi imbalan maka akan terjadi sinergi sikap dari dukun maka akan terjadi sinergi sikap dari dukun untuk selalu merujuk bila ada persalinanuntuk selalu merujuk bila ada persalinan

Memberikan pelatihan kepada dukun, Memberikan pelatihan kepada dukun, kader dan keluarga dalam hal tanda-tanda kader dan keluarga dalam hal tanda-tanda persalinan dan merujuk persalinan ke persalinan dan merujuk persalinan ke bidan atau puskesmasbidan atau puskesmas

Mobilisasi dana masyarakat dialihkan Mobilisasi dana masyarakat dialihkan peruntukannya, dari untuk biaya peruntukannya, dari untuk biaya persalinan dialihkan ke biaya rujukan persalinan dialihkan ke biaya rujukan termasuk transport dan darah bila termasuk transport dan darah bila diperlukandiperlukan

Sosialisasi Buku Pedoman Pengenalan Sosialisasi Buku Pedoman Pengenalan Tanda Bahaya pada Kehamilan, Persalinan Tanda Bahaya pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas ketenagaan Non Profesionaldan Nifas ketenagaan Non Profesional

Page 27: AKSELERASI PELAYANAN KESEHATAN20Sept

C. Penanggulangan PenyakitC. Penanggulangan Penyakit

Lokasi: DKI Jakarta dan BandungLokasi: DKI Jakarta dan Bandung Dari 286 responden yang diteliti sebesar 60% Dari 286 responden yang diteliti sebesar 60%

BTA positif pada bulan kedua, dan 48,2% masih BTA positif pada bulan kedua, dan 48,2% masih positif pada bulan ketiga. Kultur sputum pada positif pada bulan ketiga. Kultur sputum pada bulan pertama menunjukkan sebesar 51,6 % bulan pertama menunjukkan sebesar 51,6 % tumbuh, 26,6% pada bulan kedua dan 13,8 % tumbuh, 26,6% pada bulan kedua dan 13,8 % pada bulan ketiga. Persentase dari resisten pada bulan ketiga. Persentase dari resisten tunggal terhadap INH 31,5%; rifampicyn 42%; tunggal terhadap INH 31,5%; rifampicyn 42%; PZA 37,6; streptomisin 15,7%; dan kanamicyn PZA 37,6; streptomisin 15,7%; dan kanamicyn 94,7%. Satu-satunya obat tunggal yang masih 94,7%. Satu-satunya obat tunggal yang masih sensitif adalah ethambutol (100%). Seluruh sensitif adalah ethambutol (100%). Seluruh responden telah mengalami resistensi ganda. responden telah mengalami resistensi ganda. Responden yang mengalami resisten thd tiga Responden yang mengalami resisten thd tiga OAT atau lebih sebesar 68,4%.OAT atau lebih sebesar 68,4%.

1. Studi Resistensi Kuman Terhadap OAT 1. Studi Resistensi Kuman Terhadap OAT Pada Penderita TBC Paru di Puskesmas Pada Penderita TBC Paru di Puskesmas Rujukan Mikroskopis (2005)Rujukan Mikroskopis (2005)

Page 28: AKSELERASI PELAYANAN KESEHATAN20Sept

Mengingat tingginya kasus MDR TB, Mengingat tingginya kasus MDR TB, perlu dilakukan pengawasan yang perlu dilakukan pengawasan yang lebih intensif serta lebih intensif serta meminimalisasikan kasus ”drop-out” meminimalisasikan kasus ”drop-out” sehingga kasus resistensi kuman sehingga kasus resistensi kuman tidak bertambah dan menyulitkan tidak bertambah dan menyulitkan program pemberantasan penyakit ini. program pemberantasan penyakit ini.

Perlu dilakukan uji resistensi didaerah Perlu dilakukan uji resistensi didaerah lain untuk memberi data MDR TB di lain untuk memberi data MDR TB di Indonesia.Indonesia.

Page 29: AKSELERASI PELAYANAN KESEHATAN20Sept

Lokasi: provinsi DKI JakartaLokasi: provinsi DKI Jakarta Angka kesembuhan TB 2003 DKI Jakarta masih di Angka kesembuhan TB 2003 DKI Jakarta masih di

bawah target nasional (<85%)bawah target nasional (<85%) Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat sekitar 4.021 Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat sekitar 4.021

kasus TB paru (BTA positif) pada tahun 2002. Para kasus TB paru (BTA positif) pada tahun 2002. Para penderita ini sebenarnya pernah menerima penderita ini sebenarnya pernah menerima pengobatan dari Puskesmas, rumah sakit, dan pusat pengobatan dari Puskesmas, rumah sakit, dan pusat pengobatan lain di Jakarta, akan tetapi baru sekitar pengobatan lain di Jakarta, akan tetapi baru sekitar 71% yang berhasil disembuhkan.71% yang berhasil disembuhkan.

Penelitian ini telah mendeteksi faktor-faktor yang Penelitian ini telah mendeteksi faktor-faktor yang mempunyai hubungan bermakna dengan mempunyai hubungan bermakna dengan kesembuhan/ketidaksembuhan orang yang berobat kesembuhan/ketidaksembuhan orang yang berobat TB paru di Poli Paru Rumah Sakit Persahabatan TB paru di Poli Paru Rumah Sakit Persahabatan Jakarta pada bulan Februari sampai dengan Jakarta pada bulan Februari sampai dengan Desember tahun 2005.Desember tahun 2005.

2. Studi Aspek Epidemiologi Pengobatan 2. Studi Aspek Epidemiologi Pengobatan Penderita Tuberkulosis Paru (2005)Penderita Tuberkulosis Paru (2005)

Page 30: AKSELERASI PELAYANAN KESEHATAN20Sept

Faktor-faktor yang mempunyai Faktor-faktor yang mempunyai hubungan bermakna dengan hubungan bermakna dengan kesembuhan/ketidak sembuhan orang kesembuhan/ketidak sembuhan orang yang sedang berobat TB paru tersebutyang sedang berobat TB paru tersebut adalah merokok (OR=7,78%), penghasilan adalah merokok (OR=7,78%), penghasilan (OR=7,56%), pengetahuan tentang TB paru (OR=7,56%), pengetahuan tentang TB paru (OR=5,51%), sikap terhadap proses (OR=5,51%), sikap terhadap proses pengobatan TB paru (OR=6,27%), perilaku pengobatan TB paru (OR=6,27%), perilaku (OR=6,83%), jarak ke fasilitas kesehatan (OR=6,83%), jarak ke fasilitas kesehatan (OR=6,86%), program OAT gratis dari (OR=6,86%), program OAT gratis dari Pemerintah (OR=4,159%), PMO Pemerintah (OR=4,159%), PMO (OR=4,52%), dan keadaan gizi (OR=9,59%)(OR=4,52%), dan keadaan gizi (OR=9,59%)

RekomendasiRekomendasi::– diperlukan peningkatan promosi kesehatan dan diperlukan peningkatan promosi kesehatan dan

peningkatan akses pelayananpeningkatan akses pelayanan

Page 31: AKSELERASI PELAYANAN KESEHATAN20Sept

BILA MEMBUTUHKAN BILA MEMBUTUHKAN INFORMASI LEBIH LANJUT INFORMASI LEBIH LANJUT DAPAT MENGHUBUNGI:DAPAT MENGHUBUNGI:

PusLitBang Sistem & Kebijakan PusLitBang Sistem & Kebijakan Kesehatan – Badan Penelitian dan Kesehatan – Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan DepKes:Pengembangan Kesehatan DepKes:

– www.p3skk.litbang.depkes.go.idwww.p3skk.litbang.depkes.go.id

– e-mail-1: e-mail-1: [email protected][email protected]

– e-mail-2: [email protected]: [email protected]

Page 32: AKSELERASI PELAYANAN KESEHATAN20Sept