akhlak terpuji
TRANSCRIPT
Akhlak Terpuji
Qana’ah dan Tasamuh
A. Qana’ah
1. Pengertian Qana’ah
Qana’ah adalah sikap rela menerima dan merasa cukup atas hasil yang
diusahakannya serta menjauhkan diri dari dari rasa tidakpuas dan perasaan kurang.
Orang yang memiliki sifat qana’ah memiliki pendirian bahwa apa yang diperoleh
atau yang adadidirinya adalah kehendak Allah SWT.
Menurut istilah dalam ilmu tasawuf, qana’ah adalah sifat seseorang yang
ikhlas menerima apa yang diberikan Allah SWT kepadanya sesuai dengan usaha
yang telah dilakukakannya dan mensyukuri apa yang diterimanya itu.
Allah SWT berfirman dalam surta Al-Hajj yang berbunyi,
Artinya:
“Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamu
memperoleh kebaikan yang banyak padanya, Maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu
menyembelihnya dalam Keadaan berdiri (dan telah terikat). kemudian apabila telah roboh (mati),
Maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya
(yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan untua-
unta itu kepada kamu, Mudah-mudahan kamu bersyukur.” (Q.S. Al Hajj:36)
2. Fungsi Qana’ah
a. Stabilisator : seorang muslim yang memiliki sifat qana’ah akan selalu berlapang
dada, berhati tenteram, merasa kaya dan berkecukupan dan bebas dari
keserakahan.
b. Dinamisator : kekuatan batin yang mendorong seseorang untuk meraih
kemenangan hidup berdasarkan kemandirian dengan tetap bergantung kepada
karunia Allah SWT.
3. Contoh Perilaku Qana’ah
Gambaran orang yang mempunyai sifat qana’ah yaitu menerima apa adanya atas
pemberian Allah SWT sesuai dengan usaha yang telah ia lakukan. Ia tidak berambisi
untuk memperoleh kemewahan dunia, tetapi ia selalu menyadari bahwa apa yang
diperolehnya itu ia sudah merasa cukup dan ia senantiasa mensyukurinya. Kebalikan
dari sifat qana’ah adalah “Thama” atau “Rakus”. Dimana orang yang Thama’ pasti
selalu merasa kurang atas nikmat yang telah diberikan Allah, ia berambisi untuk
menguasai dunia.
4. Perilaku Qana’ah dalam Kehidupan Sehari-hari
Seseorang yang selalu membiasakan diri berperilaku qana’ah maka
kehidupannya akan tenang dan tenteram serta akan mulia dalam pandangan Allah.
Bagaimana caranya membiasakan diri berperilaku qana’ah? Diantara cara
membiasakan diri berperilaku qana’ah adalah:
a. Pandai-pandailah mencukupkan apa yang kita miliki (yang ada),
b. Menerima pemberian dari Allah SWT dengan sukarela (senang hati),
c. Menerima dengan sabar akan ketentuan Allah SWT,
d. Tidak berambisi menguasai dunia, karena dunia merupakan kehidupan
sementara.
B. Tasamuh
1. Pengertian
Tasamuh artinya toleransi. Maksudnya adalah sifat atau sikap menghargai
pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan, dan kebiasaan yang bertentangan
dengan pendirian atau pendapatnya.
Toleransi adalah sikap menghor mati orang lain untuk melakukan hak-haknya.
Toleransi hanya sebatas hubungan manusia dengan manusia dan tidak boleh
melebihi aturan-aturan agama. Toleransi tidak boleh dilakukan dalam hal
peribadatan.
Setidak-tidaknya ada dua macam tasamuh. Pertama, tasamuh antar sesama
manusia muslim yang berupa sikap dan perilaku tolong menolong saling
menghargai, saling menyayangi, saling menasehati, dan tidak curiga mencurigai.
Kedua, tasamuh terhadap manusia non muslim, seperti menghargai hak-hak mereka
selaku manusia dan anggota masyarakat dalam satu negara. Dengan kata lain,
toleransi didasarkan atas prinsip-prinsip :
a. bertetangga baik;
b. saling membantu dalam menghadapi musuh bersama;
c. membela mereka yang teraniaya;
d. Saling menasehati,
e. Menghormati kebebasan beragama.
Ajaran Islam tentang toleransi beragama atau hubungan antar ummat beragama
ini meliputi lima ketentuan, yakni :
a. Tidak ada paksaan dalam agama, seperti dalam surat Al-Baqarah ayat 256, yang
berbunyi:
Artinya:
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan
yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan
beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat
kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mende ngar lagi Maha mengetahui.” (Q.S. Al-
Baqarah:256)
b. Mengakui eksistensi agama lain serta menjamin adanya kebebasan beragama, seperti dalam
surat Al-Kafirun ayat 1-6, yang berbunyi:
Artinya:
“Katakanlah: "Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu
sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi
penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan
yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." (Q.S. Al-Kafirun:1-6)
c. Tidak boleh mencela atau memaki sesembahan mereka. Seperti dalam surat Al- An'am
ayat 108, yang berbunyi:
Artinya:
“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah,
karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan.
Demikianlah Kami jadikan Setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. kemudian
kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang
dahulu mereka kerjakan.”(Q.S. Al- An'am:108)
d. Tetap berbuat baik dan berlaku adil selama mereka tidak memusuhi. Seperti
dalam surat Al-Mumtahanah ayat 8-9, yang berbunyi:
Artinya:
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-orang y
ang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya
melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama
dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. dan
Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, Maka mereka Itulah orang-orang yang
zalim.”(Q.S. Al-Mumtahanah:8-9)
e. Memberi perlindungan atau jaminan keselamatan. Pesan Nabi SAW, "Barangsiapa menyakiti
orang dzimmi berarti ia menyakiti diriku!"
Jelaslah bahwa toleransi yang diajarkan Islam bukanlah toleransi yang pasif yang sekedar
"menenggang, lapang dada dan hidup berdampingan secara damai "tapi lebih luas lagi; bersifat aktif
dan positif, yakni untuk berbuat baik dan berlaku adil. Agama Islam juga mengakui adanya orang-
orang ahli kitab yang baik dan perlunya perlindungan tempat-tempat ibadah agama lain. Seperti
dalam surat Al-Ma'idah ayat 82, yang berbunyi:
Artinya:
“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-
orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. dan Sesungguhnya kamu
dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang
berkata: "Sesungguhnya Kami ini orang Nasrani". yang demikian itu disebabkan karena di antara
mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena
Sesungguhnya mereka tidak menymbongkan diri.”(Q.S. Al-Ma'idah:82)
2. Fungsi Tasamuh
Norma agama mengajarkan kepada manusia untuk berbuat kebajika kepada
sesama karena manusia adalah makhluk ciptaan manusia yang memiliki harkat dan
martabat yang sama, serta memiliki akal dan budi mulia. Dengan akal dan budinya,
manusia wajib menjalin hubungan yang baik dengan lingkungan sekitarnya dan
bersikap saling menghormati dan saling mengasihi dengan sesamanya. Setiap
manusia dikaruniahi hak-hak asasi yang harus dihormati oleh orang lain sehingga
toleransi berfungsi sebagai pengikat persatuan dan hukum.
Fungsi tasamuh dalam kehidupan bermasyarakat:
1) Mendorong manusia agar saling tolong-menolong karena pada hakikatnya
manusia tidak dapat hidup sendiri
2) Menumbuhkan sifat jujur dalam masyarakat
3) Menumbuhkan sifat hormat-menghormati
4) Menjauhkan sifat sombong karena sombong adalah awal kerusakan
5) Mempererat persatuan dan kesatuan sesama umat manusia
6) Menjaga norma-norma agama,social dan adat istiadat yang berlaku
3. Contoh Perilaku Tasamuh
Islam adalah agama yang penuh toleransi terhadap agama-agama lain, buktinya
jika penduduk dalam suatu negara mayoritas muslim, maka islam tetap memberikan
kebebasan kepada yang lain untuk memeluk agama yang berbeda. Ini artinya bahwa
dalam islam tidak ada pemaksaan terhadap yang lain untuk memeliuk agama islam.
Islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk saling menghargai keyakinan yang
dimiliki orang lain.
Toleransi yang ditunjukkan oleh islam adalah tidak melihat bangsa mana, apa warna
kulitnya, berasal dari sukum mana dan bagaimana balasannya, apakah ia bekas
musuh atau bukan. Yang penting mau hidup damai, tidak saling menghina, dan tidak
saling menyakiti.
a) Ami beragama Islam, Ami berteman dengan Indah yang beragama Hindu.
Walaupun berbeda Agama mereka tetap menmghargai satu sama lain. Ami tidak
pernah memaksakan Indah untuk masuk ke Agamanya, begitupun Indah.
b) Vino selalu ramah kepada semua orang, tidak hanya sesame muslim, dengan
yang beragama lain jugatetap ramah, sopan, dan bersahabat. Dia juga saling
bekerjasama tentang pelajarannya di Sekolah.
c) Meski berbeda, Adin tetap menghargai Asyita yang berbeda agama. Dan tetap
lapang dada menerima perbedaan diantara mereka.
d) Sebagai muslim yang baik, Aldi selalu menerima perbedaan antara Aldi dan
Mochtar. Walau aldi sering diejek, dia tidak pernah membalas mencela
Mochtar.
e) Shendy dan Nitya adalah pemain Bulutangkis yang hebat. Mereka selalu
bekerjasama dalam permainan bulutangkis disetiap turnamen. Walaupun mereka
berbeda agama, mereka tetap kompak dan saling menyemangati satu sama lain,
maka mereka dapat menjuarai turnamen-turnament yang mereka ikuti.
4. Perilaku Tasamuh dalam Kehidupan Sehari-hari
Di tengah-tengah suasana kehidupan agama yang plural (banyak) di negara kita,
toleransi merupakan suatu kondisi yang harus diciptakan besama-sama. Kondisi
tersebut dicerminkan dalam suasana damai, rukun dan saling menghargai. Tekad kita
untuk menegakkan kebebasan beragama haruslah disertai dengan tanggung jawab
untuk menciptakan toleransi dan menghindarkan ketegangan atau konflik.
Membiasakan perilaku Tasamuh dalam kehidupan sehari-hari misalnya tidak
mencela pendapat orang lain, tetapi menghargai pendapat orang lain dan
mendengarkan orang lain yang sedang berpendapat atau berbicara.