akhlak terpuji

Upload: reikha-warda-najihi

Post on 07-Jul-2015

2.190 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

MAKALAH AKHLAK TERPUJI TERHADAP LINGKUNGAN SESAMA

UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS MATA KULIAH TELAAH AKIDAH AKHLAK MTS/MA DOSEN : DRA. HAMDANAH M.AG

DISUSUN OLEH : SRI WAHYUNI 10.42.12260

N I M :

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PROGRAM KELAS KHUSUS TAHUN 2010

PENDAHULUANBahwa sesuai dengan bahan yang telah dipersiapkan dan selanjutnya dijadikan tugas bagi mahasiswa tentang materi kuliah telaah materi aqiadah akhlak MTs/MA dengan materi akhlak terpuji terhadap lingkungan dan sesama. Bahan materi ini menarik untuk ditelaah karena menjadi pembelajaran pada MTs/MA sebagai pengayaan atas ilmu pembentuk kepribadiaan dan menambah pengetahuan. Penelaahan ini juga penting sebagai evaluasi atas kesesuaian antara materi pembelajaran dengan silabus serta memberi masukan dan jalan keluar serta kritikan seperlunya terhadap hal-hal yang dipandang belum mencapai tingkat memadai. Penelaahan atas materi pembelajaran seperti ini sebagi bentuk penajaman analisis akademik atas sebuah pembelajaran sehingga mempunyai peran ganda disamping sebagai kegiatan pendalaman ilmu juga diharapkan menjadi masukan terhadap evaluasi peningkatan materi pembelajaran. Materi pembelajaran yang ditelaah adalah akhlak terpuji ternyata ruang lingkup dan aspek-aspek pembelajarannya tidaklah sederhana, muncul pertanyaan apakah ada kesesuaian cara, metoda, dalam mencapai pemahaman yang lengkap dari pengertian dan ruang lingkup pokok bahasan tersebut dengan ketersediaan waktu dan media yang ada. Hal tersebut menjadi menarik untuk ditelaah guna mencapai menelaahan sebagimana diuraikan di atas.

Akhlak terpuji terhadap lingkungan dan sesamaA.Pengertian Akhlak.Perkataan akhlak dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Arab, akhlaq. Jamaknya adalah khuluq atau al-khuluq, jadi menurut bahasa, kata khuluq atau al khuluk berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Didalam kamus Al-Kautsar, ilmu akhlak diartikan sebagai ilmu tata krama. Jadi ilmu akhlak ialah ilmu yang berusaha untuk mengenal tingkah laku manusia, kemudian memberi hukum/nilai kepada perbuatan itu bahwa ia baik atau buruk sesuai dengan norma-norma akhlak dan tata susila. Sedangkan ilmu akhlak dalam The Encyclopedia of Islam dirumuskan bahwa ilmu akhlak adalah ilmu tentang kebaikan dan cara mengikutinya, dan ilmu tentang kejahatan dan cara menghindarinya. Menurut Imam al-Gazali,akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang dapat menimbulkan perbuatan dengan gampang dan mudah serta tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Menurut Abdul Karim Zaidan, akhlak adalah nilai dan sifat yang tertanam dalam jiwa sehingga seseorang dapat menilai perbuatan baik dan buruk, kemudian memilih melakukan atau meninggalkan perbuatan itu. Menurut Ahmad Amin,akhlak ialah membiasakan kehendak.Ini berarti jika kehendak itu dibiasakan,dapat membentuk akhlak.Misalnya,jika membiasakan kehendak untuk memberi,akan melahirkan akhlak dermawan Baik menurut akhlak adalah segala sesuatu yang berguna, yang sesuai dengan nilai dan norma agama, nilai serta norma yang terdapatdalam masyarakat, bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Adapun yang menentukan baik buruk suatu sikap ( akhlak ) yang melahirkan perilaku atau manusia perbuatan manusia adalah Al-Quran yang dijelaskan dan dikembangkan oleh Rasulullah saw dengan sunahnya.

Akhlak islamiah adalah keadaan yang melekat pada jiwa manusia. Oleh karena itu, hasil dari suatu perbuatan merupakan pencerminan akhlak, jika memenuhi beberapa syarat. Dan syarat syarat itu adalah sebagai berikut : 1. Dilakukan secara terus menerus dan berulang ulang. Jika dilakukan sekali saja atau jarang, tidak dapat dikatakan akhlak, misalnya memberikan uang dengan alasan tertentu 2. Timbul dengan sendirinya. Perbuatan tanpa dipikir pikir atau ditimbang ulang akan menjadi suatu kebiasaan yang membentuk diri sebagai perangai akhlak.

B. Akhlak Terpuji terhadap LingkunganSebagai salah satu unsur yang membentuk dirinya, alam semesta menjadi bagian dari manusia. Manusia diharapkan dapat menciptakan kemakmuran di bumi, allah berfirman sebagai berikut: Artinya: Dia telah menciptakan kamu dari Bumi ( tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan padaNya, kemudian bertobatlah kepadanya, sesungguhnya tuhanku sangat dekat (rahmatNya) dan memperkenankan (doa hambaNya) Q.S al Hud 61. Alam atau lingkungan hidup yang ditempati manusia memberi manfaat kepadanya. Air, udara, api tumbuh-tumbuhan, binatang ternak dan sinar matahari telah memberikan sumbangan yang besar dalam menopang kebutuhan hidup manusia. Akan tetapi semua itu juga dapat membahayakan kelangsungan hidup manusia, Jika ia tidak bersikap ramah terhadap lingkungan. Ketidak ramahan manusia menyebabkan rusaknya lingkungan yang menimbulkan bencana seperti banjir, kebakaran, kekeringan dan wabah penyakit. Berdasarkan pemahaman tersebut diatas, tampak jelas bahwa ruang lingkup akhlak sangat luas. Jadi akhlak pengertiannya mencakup seluruh aspek kehidupan, baik berhubungan dengan Allah maupun dengan sesama makhluk ciptaanya, manusia dan alam lingkungannya.

C. Akhlak Terpuji Terhadap Sesama Manusia.Akhlak terpuji terhadap sesama manusia amat banyak macamnya, antara lain husnuzan, tawaduk, tasamuh, dan taawun.

Husnuzan1.Pengertian dan Pentingnya HusnuzanKata husnuzan berasal dari lafal (Baik) dan (Prasangka). Dengan demikian, husnuzan berarti prasangka, perkiraan, dugaan baik. Dalam kehidupan masyarakat, mutlak memerlukan hubungan baik dengan sesama anggota masyarakat. Hubungan baik dengan sesama anggota masyarakat menjada syarat bagi terwujudnya gotong royong agar dapat memenuhi kebutuhan masing-masing pihak. Salah satu cara untuk menjalin hubungan baik dengan sesama anggota masyarakat ialah husnuzan. Lawan kata husnuzan ialah suuzan, yakni berprasangka buruk terhadap seseorang. Sudah tentu suuzan berakibat buruk terhadap hubungan persaudaraan dalam bermasyarakat.

2.Bentuk -bentuk Husnuzan.Orang yang mengaku beragama Islam wajib melaksanakan ajaran Islam dalam perilaku kehidupannya sehari-hari. Jika tidak demikian, tidaklah berarti keislaman orang tersebut. Adapun perilaku yang mencerminkan sikap husnuzan antara lain ; a.Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua perintah agama untuk kebaikan manusia sendiri(jika diataati) b.Meyakini bahwa semua larangan agama demi kebaikanmanusia sendiri. c.Mengembangkan sikap baik dalam kehidupan bertetangga dan bermasyarakat. d.Memberi kepercayaan kepadasesama manusia tentang suatu urusan dengan kepercayaan bahwa ia dapat melaksanakan tugasnya. e.Menjauhi terhadap prasangka buruk terhadap siapapun apabila tidak ada bukti bukti nyata.

3.Membiasakan Berperilaku Hunuzan.a.Tidak mudah menerima suatu berita yang tidak jelas sumber serta kebenarannya. b.Berusaha untuk sering bertemu dengan sesama teman atau anggota masyarakat . c.Dengan sering bertemu, dapat mengantisipasi munculnya gosip yang sering merusak hubungan persaudaraan.

Tawadhu1.Pengertian dan Pentingnya TawadhuSikap merendah tanpa menghinakan diri- merupakan sifat yang sangat terpuji di hadapan Allah dan seluruh makhluk-Nya. Sudahka h kita memilikinya?

Merendahkan diri (tawadhu) adalah sifat yang sangat terpuji di hadapan Allah dan juga di hadapan seluruh makhluk-Nya. Setiap orang mencintai sifat ini sebagaimana Allah dan RasulNya mencintainya.

Sifat terpuji ini mencakup dan mengandung banyak sifat terpuji lainnya.Tawadhu adalah ketundukan kepada kebenaran dan menerimanya dari siapapun datangnya baik ketika suka atau dalam keadaan marah. Artinya, janganlah kamu memandang dirimu berada di atas semua orang. Atau engkau menganggap semua orang membutuhkan dirimu.

Lawan dari sifat tawadhu adalah takabbur (sombong), sifat yang sangat dibenci Allah dan Rasul-Nya.Rasulullah mendefinisikan sombong dengan sabdanya : Kesombongan adalah menolak kebenaran dan menganggap remeh orang lain. ( Shahih, HR. Muslim no. 91 dari hadits Abdullah bin Masudz )

Jika anda mengangkat kepala di hadapan kebenaran baik dalam rangka menolaknya, atau mengingkarinya berarti anda belum tawadhu dan anda memiliki benih sifat

sombong.

Tahukah anda apa yang diperbuat Allah subhanahu wa taala terhadap Iblis yang terkutuk? Dan apa yang diperbuat Allah kepada Firaun dan tentara-tentaranya? Kepada Qarun dengan semua anak buah dan hartanya? Dan kepada seluruh penentang para Rasul Allah? Mereka semua dibinasakan Allah subhanahu wa taala karena tidak memiliki sikap tawadhu dan sebaliknya justru menyombongkan dirinya.

2. Tawadhu di Hadapan KebenaranMenerima dan tunduk di hadapan kebenaran sebagai perwujudan tawadhu adalah sifat terpuji yang akan mengangkat derajat seseorang bahkan mengangkat derajat suatu kaum dan akan menyelamatkan mereka di dunia dan akhirat. Allah subhanahu wa taala berfirman: Negeri akhirat itu Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di muka bumi dan kesudahan yang baik bagi orang-orang yang bertakwa. (Al-Qashash: 83)

Fudhail bin Iyadh t (seorang ulama generasi tabiin) ditanya tentang tawadhu, beliau menjawab: Ketundukan kepada kebenaran dan memasrahkan diri kepadanya serta menerima dari siapapun yang mengucapkannya. (Madarijus Salikin, 2/329). Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Tidak akan berkurang harta yang dishadaqahkan dan Allah tidak akan menambah bagi seorang hamba yang pemaaf melainkan kemuliaan dan tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah melainkan akan Allah angkat derajatnya. (Shahih, HR. Muslim no. 556 dari shahabat Abu Hurairah z)

Ibnul Qayyim t dalam kitab Madarijus Salikin (2/333) berkata: Barangsiapa yang angkuh untuk tunduk kepada kebenaran walaupun datang dari anak kecil atau orang yang dimarahinya atau yang dimusuhinya maka kesombongan orang tersebut hanyalah kesombongan kepada Allah karena Allah adalah Al-Haq, ucapannya haq, agamanya haq. Al-Haq datangnya dari Allah dan kepada-Nya akan kembali.

Barangsiapa menyombongkan diri untuk menerima kebenaran berarti dia menolak segala yang datang dari Allah dan menyombongkan diri di hadapan-Nya.

3. Perintah untuk TawadhuDalam pembahasan masalah akhlak, kita selalu terkait dan bersandar kepada firman Allah subhanahu wa taala: Sungguh telah ada bagi kalian pada diri Rasul teladan yang baik. (Al-Ahzab: 21)

Dalam hal ini banyak ayat yang memerintahkan kepada beliau untuk tawadhu, tentu juga perintah tersebut untuk umatnya dalam rangka meneladani beliau. Allah subhanahu wa taala berfirman: Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu yaitu orangorang yang beriman. (Asy-Syuara: 215). Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian merendahkan diri sehingga seseorang tidak menyombongkan diri atas yang lain dan tidak berbuat zhalim atas yang lain. (Shahih, HR Muslim no. 2588).

Demikianlah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengingatkan kepada kita bahwa tawadhu itu sebagai sebab tersebarnya persatuan dan persamaan derajat, keadilan dan kebaikan di tengah-tengah manusia sebagaimana sifat sombong akan melahirkan keangkuhan yang mengakibatkan memperlakukan orang lain dengan kesombongan.

4. Macam-macam TawadhuTelah dibahas oleh para ulama sifat tawadhu ini dalam karya-karya mereka, baik dalam bentuk penggabungan dengan pembahasan yang lain atau menyendirikan pembahasannya. Di antara mereka ada yang membagi tawadhu menjadi dua:

1. Tawadhu yang terpuji yaitu ke-tawadhu-an seseorang kepada Allah dan tidak mengangkat diri di hadapan hamba-hamba Allah.

2. Tawadhu yang dibenci yaitu tawadhu-nya seseorang kepada pemilik dunia karena menginginkan dunia yang ada di sisinya. (Bahjatun Nazhirin, 1/657). Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam adalah seorang yang sangat elok akhlaknya dan sangat agung wibawanya. Akhlak beliau adalah Al-Quran sebagaimana yang dituturkan Aisyah Radhiallahuanha, ia berkata, yang artinya: Akhlak Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam adalah Al-Quran. (HR: Muslim). Beliau juga pernah bersabda, yang artinya: Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. (HR. Ahmad) Salah satu bentuk ketawadhuan Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam adalah beliau tidak suka dipuji dan disanjung secara berlebihan. Dari Umar bin Kaththab Radhiallaahu anhu ia berkata: Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam pernah bersabda, yang artinya: Janganlah kamu sanjung aku (secara berlebihan) sebagaimana kaum Nasrani menyanjung Isa bin Maryam alaihis Salam secara berlebihan. Aku hanyalah seorang hamba Alloh, maka panggillah aku dengan sebutan: hamba Alloh dan Rasul-Nya. (HR: Abu Daud) Dari Anas bin Malik Radhiallaahu anhu ia berkata, yang artinya: Ada beberapa orang memanggil Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam sambil berkata: Wahai Rasululloh, wahai orang yang terbaik dan anak orang yang terbaik di antara kami, wahai junjungan kami dan anak dari junju ngan kami. Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam segera menyanggah seraya berkata: Wahai sekalian manusia, katakanlah sewajarnya saja! Jangan sampai kamu digelincirkan setan. Aku adalah Muhammad hamba Alloh dan rasul-Nya. Aku tidak sudi kamu angkat di atas kedudukan yang dianugrahkan Alloh Subhannahu wa Taala kepadaku. (HR: AnNasai) Sebagian orang ada yang menyanjung Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam secara berlebihan. Sampai-sampai ia meyakini bahwa Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam mengetahui ilmu ghaib atau meyakini bahwa beliau memiliki hak untuk memberikan manfaat dan menurunkan mudharat, bahwa beliau dapat mengabulkan segala permintaan dan menyembuhkan segala penyakit. Padahal Alloh Subhannahu wa Taala telah menyanggah keyakinan seperti itu. Alloh Subhannahu wa Taala berfirman, yang artinya: Katakanlah: Aku tidak berkuasa menarik keman-faatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah.

Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. (QS: Al-Araf: 188) Demikianlah akhlak Nabi yang mulia, seorang utusan Alloh Subhannahu wa Taala, sebaik-baik manusia di muka bumi dan seutama-utama makhluk di kolong langit. Beliau senan-tiasa tunduk patuh dan bertaubat kepada Rabbnya. Beliau tidak menyukai kesombongan, bahkan beliau adalah pemimpin kaum yang tawadhu dan penghulu kaum yang tunduk patuh kepada Rabb Subhannahu wa Taala. Anas bin Malik Radhiallaahu anhu mengungkapkan, yang artinya: Tidak ada seorangpun yang lebih mereka cintai daripada Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam . Walaupun begitu, apabila mereka melihat beliau, mereka tidak berdiri untuk menyambut beliau. karena mereka mengetahui bahwa beliau Shalallaahu alaihi wasalam tidak menyukai cara seperti itu. (HR: Ahmad) Layangkanlah pandanganmu kepada Nabi umat ini Shalallaahu alaihi wasalam. Saksikan sikap tawadhu beliau yang sangat mengagumkan dan keelokan akhlak yang langka ditemukan. Beliau tetap bersikap tawadhu terhadap seorang wanita miskin. Beliau luangkan waktu untuk melayaninya, padahal waktu beliau penuh dengan amal ibadah! Dari Anas bin Malik Radhiallaahu anhu ia berkata, yang artinya: Suatu hari seorang wanita datang menemui Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam ia mengadu kepada beliau sambil berkata: Wahai Rasululloh, saya membutuhkan sesuatu dari Anda. Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam berkata kepadanya: Pilihlah di jalan mana yang kamu kehendaki di kota Madinah ini, tunggulah aku di sana, niscaya aku akan menemuimu (melayani keperluan-mu). (HR: Abu Daud) Beliau hadir dengan segenap jiwa yang terpuji lagi elok. Menjulang tinggi ke tempat yang terpuji dengannya. Bila disingkap kesturi dari cincinnya kepada jagad raya niscaya setiap orang akan merasakan harumnya baik yang di gunung maupun di lembah.

Sungguh, beliau adalah pemimpin segenap ahli tawadhu baik dalam ilmu ataupun amal. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu dari Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam beliau bersabda, yang artinya: Andaikata aku diundang makan paha atau kaki binatang, niscaya aku kabulkan undangannya. Andaikata kepadaku hanya dihadiahkan kaki atau paha binatang, tentu akan aku terima hadiah itu. (HR: AlBukhari) Semoga hadits Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam tadi menjadi pelajaran sekaligus peringatan bagi orang-orang yang takabbur dari sifat sombong dan angkuh. Abdullah bin Masud Radhiallaahu anhu meriwayatkan bahwa beliau Shallallahualaihi wasallam bersabda, yang artinya: Tidak akan masuk Surga orang yang di dalam hatinya terdapat sebesar biji zarrah kesombongan. (HR: Muslim) Sifat sombong merupakan jalan menuju Neraka, wal iyaadzubillah, meskipun hanya sebesar biji zarrah. Cobalah lihat hukuman yang ditimpakan terhadap orang yang sombong dan angkuh cara berjalannya. Betapa besar kemurkaan dan kemarahan yang diturunkan Alloh Taala atasnya. Dan betapa pedih siksa yang dideritanya. Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu dari Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam beliau bersabda, yang artinya: Ketika seorang lelaki berjalan dengan mengenakan pakaiannya, takjub dengan kehebatan dirinya sendiri, rambutnya tersisir rapi, berjalan dengan angkuh. Namun tiba -tiba Alloh Taala menenggelamkannya. Dia terus terbenam ke dasar bumi sampai hari Kiamat. (Muttafaq alaih) (Sumber Rujukan: Sehari Di Kediaman Rasululloh Shallallahualaihi Wasallam, Asy-Syaikh Abdul Malik bin Muhammad bin Abdurrahman Al-Qasim)

Tasamuh1.Pengertian Tasamuh

Tasamuh atau toleransi adalah sikap menghormati orang lain untuk melaksanakan hak-haknya. Kita wajib menghormati, karena manusia dapat merasakan bahagia apabila ia hidup bersama manusia lainnya. Manusia tidak dapat hidu sendiri di masyarakat tanpa bantuan dan kerjasama dengan manusia lain. Kodrat manusia sebagai makhluk Allah SWT memiliki dua dimensi, yaitu sebagai mahkluk individu dan sebagai mahkluk sosial. Tasamuh hanya sebatas hubungan manusia dan tidak boleh melebihi aturan-aturan agama, misalnya memakai jilbab dan baju lengan panjang bagi peserta senam dianggao tidak toleran karena yang lain memakai celana pendek dan kaos oblong mini yang dianggap ngetren tetapi bertentangan dengan aturan agama karena membuka aurat

2. Fungsi TasamuhNorma agama mengajarkan kepada manusia untuk berbuat kebajikan kepada sesama karena manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang memiliki harkat dan martabat yang sama, serta memiliki akaldan budi mulia. Dengan akal dan budinya,manusia wajib menjalin hubungan yang baikdengan lingkungan sekitarnya dan bersikap saling menghorati dan saling mengasihi sesamanya. Setiap manusia dikaruniai hak-hak asasi yang harus dihormati leh orang lain sehinga toleransi berfungsi sebagai pengikat persatuan dan kerukunan.

3. Praktek Toleransi Islam.Ajaran Islam tentang toleransi ini bukan hanya merupakan teori belaka, tapi juga terbukti dalam praktek, sebagaimana tercatat dalam sejarah Islam dan diakui oleh para ahli non-muslim. Sejak agama Islam berkembang, Rasulullah SAW sendiri memberi contoh betapa toleransi merupakan keharusan. Jauh sebelum PBB mencanangkan Declaration of Human Rights, agama Islam telah mengajarkan jaminan kebebasan beragama. Melalui "Piagam Madinah" tahun 622 Masehi, Rasulullah SAW telah meletakkan dasar-dasar bagi keragaman hidup antar ummat agama diantara warga negara yang berlainan agama, serta mengakui eksistensi kaum non muslim dan menghormati peribadatan mereka.

Ketika ummat Islam berkuasa di Spanyol selama hampir 700 tahun, soal toleransi ini pun menjadi acuan dalam memperlakukan penduduk asli, baik yang beragama Nasrani maupun Yahudi. Toleransi Islam ini juga nyata di India, waktu Islam memerintah India, terutama pada masa Sultan Akbar, Kesultanan Humayun Kabir, di mana kaum Hindu juga mendapat keleluasaan.

4. Batas ToleransiSudah tentu sikap toleransi ini pun bukannya tanpa batas, sebab toleransi yang tanpa batas bukanlah toleransi namanya, melainkan "luntur iman." Batas toleransi itu ialah, pertama : apabila toleransi kita tidak lagi disambut baik atau ibarat "bertepuk sebelah tangan," di mana pihak lain itu tetap memusuhi apalagi memerangi Islam. Kalau sudah sampai "batas" ini, kita dilarang menjadikan mereka sebagai teman kepercayaan.

Firman Allah SWT, "Sesungguhnya Allah hanya melarang kalian menjadikan sebagai kawan kalian orang-orang yang memerangi kalian karena agama dan mengusir kalian dari negeri kalian, dan membantu (orang lain) untuk mengusir kalian. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang zhalim." (Q.S. Al-Mumtahanah : 9).

Akan tetapi hal ini tidak lantas berarti bahwa kita boleh langsung membalas, melainkan lebih dulu menghadapinya dengan pendekatan untuk "memanggil" atau menyadarkan. Bukankah Islam mengajarkan ummatnya agar menolak kejahatan dengan cara yang baik?

"Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan) dengan cara

yang lebih baik, sehingga orang yang antaramu dengannya ada permusuhan itu seolah-olah menjadi teman yang setia." (Q.S. Al-Fushshilat : 34).

Apalagi kalau yang "memusuhi" aqidah kita adalah orang tua kita sendiri, maka penolakannya harus dengan cara yang lebih baik lagi dengan cara yang lembut , hati hati dan pelan pelan dan tidak boleh dengan kata kata kasar apalagi membentak.

Taawun1. Pengetian dan Pentingnya TaawunTolong menolong atau taawun adalah kebutuhan hidup manusia yang tidak dapat dipungkiri. Kenyataan membuktikan, bahwa suatu pekerjaan atau apa saja yang membutuhkan pihak lain, pasti tidak akan dapat dilakukan sendirian oleh seseorang meski dia memiliki kemampuan dan pengetahuan tentang hal itu. Ini menunjukkan, bahwa tolong-menolong dan saling membantu adalah keharusan dalam hidup manusia.Allah Taala telah berfirman,Dan tolong-menoolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran (QS. Al-Maidah: 2).

2. Klasifikasi Manusia dalam Taawun.Ada empat klasifikasi manusia di dalam tolong-menolong, yaitu:

1. Al-muin wal Mustain. Yaitu orang yang memberi pertolongan dan juga minta tolong. Orang ini memiliki sikap timbal balik dan inshaf (seimbang). Ia laksanakan kewajibannya dan ia juga mengambil apa yang menjadi haknya. Ia seperti orang yang berutang ketika sangat butuh, dan mengutangi orang lain ketika sedang dalam kecukupan.

2. La Yuin wa la Yastain. Yaitu orang yang tidak mau menolong dan juga tidak minta tolong. Ia ibarat orang yang hidup sendirian dan terasing, tidak mendapatkan kebaikan, namun juga tidak mendapat kejelekan orang. Dia tidak dicela karena tidak pernah mengganggu, namun tidak pernah mendapatkan kebaikan dan ucapan terima kasih karena tidak melakukan

sesuatu untuk orang lain. Namun posisinya lebih dekat pada posisi tercela.

3.Yastain wa la Yuin. Yaitu orang yang maunya minta tolong saja, namun tidak pernah mau menolong. Ia adalah orang yang paling tercela, terhina dan terendah. Ia sama sekali tidak punya semangat berbuat baik dan tidak punya perasaan khawatir mengganggu orang. Tidak ada kebaikan yang diharapkan dari orang bertipe ini, maka cukuplah seseorang dianggap hina jika ketidakberadaannya membuat orang lain lega dan merdeka. Ia tidak mendapatkan loyalitas dan ukhuwah. Dan di masyarakat, ia bahkan sering menjadi penyakit dan racun yang mengganggu.

4. Yuin wa la Yastain Yaitu orang yang selalu menolong orang lain, namun dia tidak meminta balasan pertolongan mereka. Ini merupakan orang yang paling mulia dan berhak mendapatkan pujian. Dia telah melakukan dua kebaikan dalam hal ini, yaitu memberi pertolongan dan menahan diri dari mengganggu orang. Tidak pernah merasa berat di dalam memberi bantuan dan tidak pernah mau berpangku tangan ketika ada orang lain butuh pertolongan.

3.Beberapa Faedah TaawunDalam taawun ada banyak sekali manfaat yang dapat diambil, di antaranya :

1. Dengan tolong-menolong, pekerjaan akan dapat terselesaikan dengan lebih sempurna. Sehingga jika di satu sisi ada kekurangan, maka yang lain dapat menutupinya.

2. Dengan taawun dakwah akan lebih sempurna dan tersebar.

3. Taawun dan berpegang teguh kepada al-jamaah adalah perkara ushul (pokok) dalam ahlus sunnah wal jamaah. Dengan tolong-menolong, maka telah terealisasi salah satu pokok ajaran Islam.

4. Dengan saling menolong dan kerja sama, maka akan memperlancar pelaksanaan

perintah Allah, membantu terlaksananya amar maruf dan nahi munkar. Saling merangkul dan bergandeng tangan akan menguatkan antara satu dengan yang lain, sebagaimana yang diperintahkan oleh Rasulullah Sallallahu alahi wasallam.

5. Taawun melahirkan cinta dan belas kasih antara orang yang saling menolong dan menepis berbagai macam fitnah.

6. Taawun mempercepat tercapainya target pekerjaan, dengannya pula waktu dapat dihemat. Sebab waktu amat berharga bagi kehidupan seorang muslim.

7.Taawun akan memudahkan pekerjaan, memperbanyak orang yang berbuat baik, menampakkan persatuan dan saling membantu. Jika dibiasakan, maka itu akan menjadi modal kehidupan sebuah ummat.

4.Bagaimana Mewujudkan Taawun

Agar taawun dapat terwujud dengan baik, maka harus diperhatikan kiat-kiat berikut ini:

1. Mengerti Masalah Khilaf. Perbedaan pendapat itu ada dua macam, yaitu perbedaan tanawwu(variatif) dan perbedaan tadhad (kontradiktif). Perbedaan tanawwu adalah perbedaan yang hanya menyangkut jenis dan macam amalan dan bukan masalah yang prinsip sehingga tidak diperbolehkan mengingkari pelakunya. Orang yang tidak faham masalah ini akan menganggap, bahwa setiap perbedaan adalah berlawanan (tadhad) dan bertentangan, sehingga siapa saja yang tidak sama dengannya dianggap sebagai lawan atau musuh. Masuk dalam perbedaan tanawwu yaitu perbedaan bidang kerja dan spesialisasi orang perorang. Ada yang memiliki kemampuan dalam bidang tulis-menulis, ada yang pandai berorasi, ada yang mampu berinfaq membangun masjid atau sekolah dan ada yang menangani bidang sosial kemanusiaan dst. Maka dalam hal ini, seseorang tidak boleh mencela yang lainnya, saling mengejek dan menganggap apa yang ia kerjakan adalah yang paling baik.

2. Menjauhi Penyakit Hati. Kerja sama dan saling menolong tidak akan terealisasi, jika masing-masing elemen terkena penyakit hati, seperti hasad (dengki), benci dan dendam, amarah dan saling buang muka. Semua itu akan menyebabkan perpecahan serta menjadi penghalang dari terjalinnya taawun.

3. Mensosialisasikan Hadits Nabi Sallallahu alahi wasallam, yang menjelaskan, bahwa orang-orang mukmin di dalam saling cinta, bergandengan dan berkasih sayang, seperti satu tubuh. Jika satu anggota sakit, maka bagian tubuh yang lain juga akan merasakan sakit.

4. Memperbaiki Hubungan Sesama Muslim. Memperbaiki hubungan sesama muslim sangat mendukung terlaksananya taawun. Dengan hubungan yang baik, akan mencegah permusuhan dan menyambung tali taawun dan ukhuwah. Allah Taala berfirman, Sebab itu bertaqwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan di antara saudaramu. (al-Hujurat:10).

5. Menyatukan Barisan dan Meminimalisir Perbedaan. Dengan anjuran agar saling mempererat hubungan dan tolong-menolong serta menjauhi perpecahan umat, maka persatuan sangat mungkin diraih. Kita sadar, bahwa di antara tipu daya orang-orang kafir dan munafik adalah dengan mencerai beraikan persatuan dan melemahkan semangat taawun.

6. Membudayakan Sikap Ringan Tangan.Yaitu membiasakan diri agar mudah memberi bantuan kepada sesamamuslim, dan merasa senang dengannya. Merasa berat, dan enggan jika dimintai bantuan.

7. Menyadari Bahwa Taawun adalah Sebuah Keharusan di Setiap Tempat. Baik dengan anggota keluarga, sesama muslim dan tetangga, maka kapan seseorang merasa bahwa taawun adalah sebuah keharusan, maka dengan sendirinya ia akan cepat terealisasi.

8. Membiasakan Tepat Waktu. Disiplin dan tepat waktu ketika melakukan pekerjaan bersama akan menumbuhkan

semangat taawun. Karena ini menunjukkan adanya perhatian dan anggapan penting akan pekerjaan tersebut.

9. Pembagian Kerja. Membagi pekerjaan sesuai kemampuan dan keahlian masing-masing , sangat membantu proses taawun. Sebab seseorang yang melakukan pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya akan merasa senang dan menjadikan kerja sama lebih kuat dan membuahkan hasil yang efisien dan optimal .

10. Menyadari Pentingnya Dawah. Dengan mengetahui pentingnya dawah dan tujuan yang akan dicapai, maka akan mempererat jalinan taawun. Sebab seorang dai pasti membutuhkan pihak-pihak yang membantu dan mendukungnya.

11. Menyadari bahwa salah satu sebab kemunduran dan lemahnya umat Islam adalah karena sikap saling menjauh antara mereka.

Sumber: Kutaib At-Taawun wa Atsaruhu fi at-Taghyir Abdullah bin Sulaim alQurasyi.

TELAAH MATERI AKIDAH AKHLAK MTS / MA

SILABUS

Materi Pokok : Akhlak Terpuji terhadap lingkungan dan Sesama ( M Ts dan MA )

Standar Kompetensi :

Menerapkan akhlak terpuji kepada sesama manusia ( M Ts). Memahami masalah akhlak ( M A )

Kompetensi Dasar

:

Menjelaskan pengertian dan pentingnya husnuzan, tawadu, tasamuh, dan taawun.( M Ts). Menjelaskan pengertian akhlak. ( M A )

Indikator

:

Untuk Madrasah Tsanawiyah : Menjelaskan pengertian husnuzan dan tawadu. Menjelaskan pengertian Tasamuh dan Taawwun. Menjelaskan pentingnya husnuzan dan tawadu Menjelaskan pentingnya Tasamuh dan Taawun.

Untuk Madrasah Aliyah adalah : Mengidentifikasi pengertian akhlak Menjelaskan ruang lingkup akhlak Menunjukkan persamaan antara akhlak, etika, moral dan budi pekerti. Menunjukkan contoh orang yang memiliki akhlak terpuji.

Telaah Materi MTs Setelah dilakukan penelaahan atas materi pembelajaran aqidah akhlak dengan pokok materi akhlak terpuji dengen memperhatikan silabus untuk tingkat MTs maka dapat disampaikan beberapa telaahan sebagai berikut : -Terdapatnya kesesuaian antara materi dengan silabus yang telah direncakan -Pokok materi yang di urai dalam pembelajaran telah memberi pengertian yang cukup sekalipun terkadang menggunakan istilah yang sering kurang dipahami, contohnya pada pengertian antara akhlak mulia dengan macam-macam perilaku mulia kurang menjelaskan hubungan antara keduanya sehingga menggukan istilah seolah-olah akhlak mulia adalah empat hal tersebut saja. -Pada uraian dalam arti penting dalam penjelasannya sering tidak menggambarkan terapan yang mudah dipahami, tetapi lebih kepada pemahaman teori untuk pemahaman bagi seusia MTs tentu lah tidak mudah untuk memahaminya. -Ruang lingkup dari pada akhlak terpuji adalah sangatlah luas, karena hakekat dari akhlak terpuji adalah aplikasi dan perwujudan dari sifat-sifat orang bertakwa. Sehingga materi pembelajaran pada tingkatan ini haruslah lebih banyak pada contohcontoh perilaku manusia yang berakhlak terpuji, dan pada akhirnya anak didik mampu memperoleh makna penting dari pelaksanaan akhlak terpuji yang dikembangankan terhadap sesama dan lingkungan.

Telaah Materi MA -Telaah pertama menyangkut materi pembelajaran yang ruang lingkup nya meliputi pengertian akhlak persamaannya dengan etika, moral, dan budi pekerti serta contoh orang yang memilki akhlak terpuji merupakan materi yang luas dan kaya dengan ilmu, karenanya materi seperti ini sangat memenuhi buat pembelajaran setingkat madrasah aliyah. Tinggal bagaimana pengembangan dan mentransformasikannya kepada siswa.

-Terhadap telaahan kegiatan pembelajaran juga telah memberi pembelajaran yang luas dan memadai, karena telah di ajarkan pada kegiatan ini bagaimana mendiskusikan pengertian akhlak melalui buku-buku referensi yang beragam. Serta dituntun bagaimana anak mampu mempresentasikan penguasaan pamahamannya terhadap pengertian akhlak, etika, moral, dan budi pekerti dengan menyertakan cerita-cerita sebagai contoh orang yang berperilaku akhlak terpuji. Pembelajaran materi seperti ini diberi alokasi waktu dua jam tentu saja pengaolkasian yang kurang memadai, karena bisa dibayangkan bagaimana seorang siswa akan bisa meraih sedemikian luas target yang ingin dicapai dari sejak memahamkan sampai mampu mempresentasikannya. -Belum lagi sampai kepada tingkat kriteria orang yang berakhlak dengan ciri sebagai perilaku yang terus menerus dan muncul sebagai perilaku spontan, maka akan menjadi sekedar dimengerti belum sampai kepada taraf berperilaku. Akan memungkinkan muncul dari konsekuensi tidak sesuai dengan alokasi waktu dengan materi adalah justru target utama dari kegiatan pembelajaran tidak tercapai kecuali hanya sebatas pengertian-pengertian belaka dari akhlak terpuji, tidak didukung tentang pemahaman tentang identifikasinya serta pemahaman pengertian akhlak dengan etika,moral dan budi pekerti.

PENUTUP

A. Kesimpulan Setelah melakukan penelaahan objek materi pembelajaran aqidah akhlak dengan pokok bahasan akhlak terpuji, maka dapat disariakan kesimpulan sebagai berikut: a. Bahwa materi pembelajaran akhlak terpuji baik yang diajarkan pada MTs maupun MA adalah materi penting dalam kerangka membentuk dan mewujudkan siswa ajar yang pengetahuan yang memadai. b. Ternyata, bahwa antara bahan pengajaran dengan alokasi waktu masih kurang memadai minimal 3 jam pelajaran untuk bisa tercapainya tujuan target yang direncanakan tersebut.

B. Daftar Pustaka

Al-Quran dan Hadis Buku Aqidah Akhlak kelas VIII Mts Buku paket 3 serangkai Buku Aqidah Akhlak kelas X MA Silabus Mts 2007 Google.com