akdr
DESCRIPTION
alat kontrasepsi dalam rahimTRANSCRIPT
AKDR (ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM)
Disusun Oleh:
Nurul Muzammila
P27824110089
Non Reguler/ Semester V
KELAS NON REGULER (SEMESTER IV)
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI KEBIDANAN
KAMPUS SUTOMO SURABAYA
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ Pelayanan KB (AKDR)”.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah Pelayanan KB. Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu
dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada :
1. Ibu Dwi Purwanti, S.KP., M.Kes, selaku dosen mata kuliah Pelayanan KB.
2. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah
memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, baik
selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini
3. Dan juga penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang
lebih kepada pembaca, dan kami mohon maaf apabila ada kesalahan dalam pembuatan
makalah ini.
Surabaya, 24 April 2011
Penulis
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari
mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera(NKKBS) menjadi visi untuk
mewujudkan”keluarga berkualitas tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas adalah yang
sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan,
bertanggung jawab, harmonis dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa(Saefuddin,
2003).
Berdasarkan visi dan misi tersebut, program eluarga berencana nasional mempunyai
kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Dalam kontribusi tersebut
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional(BKKBN) telah mewujudkan
keberhasilannya selain berhasil menurunkan angka kelahiran dan pertumbuhan penduduk,
juga terpenting adalah keberhasilan mengubah sikap mental dasn perilaku masyarakat
dalamupaya membangun keluarga berkualitas
Dewasa ini diperkirakan lebih dari 100 juta wanita yang memakai AKDR, sebagian
besar penggunanya (± 0%) terdapat di Cina. Di negara maju angka penggunaan AKDR hanya
6% dan di Afrika bahkan hanya 0,5%. Sementara di Indonesia sendiri pemakai AKDR adalah
22,6% dari semua pemakai metoda kontrasepsi. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
sekarang ini diyakini sebagai salah satu alat yang secara efektif mampu menghindari
terjadinya kehamilan dalam rentang waktu yang cukup panjang (2-6 tahun). Sebenarnya
penggunaan kontrasepsi ini bukan merupakan sesuatu hal yang baru, tetapi perkembangan
dan aplikasinyalah yang terus mengalami pembaruan.
Angka kegagalan hanya satu dalam 125-170 kehamilan, Akseptor tidak perlu
mengingat-ingat kapan dia harus berKB. Tidak ada pengaruh terhadap lingkungan sexual,
meningkatkan kenyamanan tanpa takut hamil.
Adapun berbagai pertimbangan yang harus diperhatikan oleh akseptor KB agar tidak
terjadi ialah persepsi setelah pemasangan yaitu pengetahuan akseptor KB tentang persyaratan
dan keamanan metode kontrasepsi, status kesehatan klien sebelum berKB, tahu efek samping,
konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan, besarnya keluarga yang
direncanakan, persetujuan pasangan, bahkan norma budaya lingkungan dan orang lain.
3
Namun begitu tidak semua klien berminat terhadap alat kontrasepsi AKDR
dikarenakan berbagai alasan yang berbeda-beda seperti takut efek samping, takut proses
pemasangan , dilarang oleh suami, dan kurang mengetahui tentang KB AKDR.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui gambaran umum pelayanan kontrasepsi KB terutama
AKDR.
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.2.1 Mahasiswa dapat menjelaskan sejarah AKDR
1.2.2.2 Mahasiswa dapat menjelaskan definisi AKDR
1.2.2.3 Mahasiswa dapat menjelaskan macam-macam AKDR
1.2.2.4 Mahasiswa dapat menjelaskan keuntungan dan kerugian masing-masing
AKDR
1.2.2.5 Mahasiswa dapat menjelaskan komplikasi dari pemasangan AKDR
1.2.2.6 Mahasiswa dapat menjelaskan penanganan efek samping AKDR
1.3 Manfaat
1.3.1 Memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai sejarah AKDR
1.3.2 Memberikan pengetahuan pada mahasiswa mengenai pengertian AKDR
1.3.3 Memberikan pengetahuan pada mahasiswa macam-macam AKDR
1.3.4 Memberikan pengetahuan pada mahasiswa mengenai keuntungan dan
kerugian memakai metode kontrasepsi AKDR.
1.3.5 Memberikan pengetahuan pada mahasiswa mengenai komplikasi AKDR
1.3.6 Memberikan pengetahuan pada mahasiswa mengenai penanggulangan efek
samping AKDR
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Sejarah AKDR
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau IUD mempunyai sejarah
perkembangan yang sangat panjang sebelum generasi III dengan keamanan, efektivitas,
dan penyulit yang tidak terlalu besar. Hipocrates telah membuat alat untuk memasukkan
batu-batu kecil ke dalam rahim, sehingga tidak terjadi kehamilan pada onta. Richter dari
Polandia 1909 membuat AKDR dari benang sutra tebal yang dimasukkan ke dalam rahim.
Pada tahun 1930 Grafenberg dari Jerman membuat cincin dari benang sutra dan perak
untuk menghindari kehamilan dengan hasil memuaskan. Dan seterusnya alat kontrasepsi
dalam rahim berkembang hingga sekarang. (Manuaba, 1998)
AKDR mempunyai sejarah yang panjang sebelum generasi ketiga dengan
keamanan, efektivitas, dan penyulit yang tidak terlalu besar. Hipocrates telah
mencanangkan agar pranata ekonomi dan penduduk berjalan seiring, jumlah penduduk
harus dikendalikan. Hipocrates telah membuat alat untuk memasukkan batu-batu kecil
kedalam rahim, sehingga tidak terjadi kehamilan pada onta. (Manuaba: 1999)
Tulisan ilmiah tentang AKDR untuk pertama kali dibuat oleh Richtaer di Polandia
pada tahun 1909. Pada waktu itu ia mempergunakan bahan yang dibuat dari bahan sutera.
Graverbreng pada tahun 1928 melaporkan pengalamannya dengan AKDR yang dibuat dari
5
benang sutera yang diikat satu sama lain, sehingga berbentuk bintang segi enam. Oleh
karena itu AKDR yang berbentuk segi enam ini mudah sekali keluar, maka kemudian ia
membuatnya dalam bentuk cincin dari perak. Ia melaporkan angka kehamilan AKDR dari
cincin perak ini hanya 1,6% diantara 2000 kasus. (Sarwono : 2005)
Ota dari jepang pada tahun 1934 untuk pertama kalinya membuat AKDR dari
plastik yang berbentuk cincin. Mula-mula ia membentuk AKDR dari cincin yang dibuat
dari benang sutera yang dipilin dan dari logam yang mudah dibengkokkan. Oleh karena
sukar memasang cincin dari logam ini maka ia kemudian membuat cincin dari plastik.
Oppenhimer dari Israel dan Ishihama dari Jepang pada tahun 1959 menerbitkan
tulisan-tulisan tentang pengalaman mereka dengan AKDR. Sejak saat itu dan dengan
ditemukannya antibiotika yang mengecilkan risiko infeksi, penerimaan AKDR makin
meningkat. Antara tahun 1955-1964 bermacam-macam AKDR diciptakan. AKDR telah
dipergunakan secara umum dalam program KB. AKDR yang mula-mula dipakai adalah
jenis lippes loop, yang pada waktu itu diseponsori oleh Perkumpulan Keluaga Berencana
Indonesia (PKBI). Pada tahun 60-an mulai dilakukan penyelidikan terhadap AKDR yang
mengandung bahan-bahan seperti tembaga, seng, magnesium, timah, progesterone, dan
lain-lain. (Sarwono: 2005)
Perkembangan seterusnya pada tahun 1960 melahirkan AKDR berbentuk
“Loop”hasil karya Jack Lippes. Kemudian berturut-turut tahun 1968-1969, Zipper
menambahkan Cu (tembaga) dan Doye dan Clewe (Amerika) menggunakan
progestinsebagai bahan anti fertilitas. Penelitian untuk mendapatkan jenis AKDR yang
paling efektif, dan aman dipakai masih terus berlangsung hingga sekarang.
2.2 Pengertian AKDR
IUD (Intra Uterine Device) adalah alat kontrasepsi yang disisipkan ke dalam
rahim, terbuat dari bahan semacam plastik, ada pula yang dililit tembaga, dan bentuknya
bermacam-macam. Bentuk yang umum dan mungkin banyak dikenal oleh masyarakat
adalah bentuk spiral. Spiral tersebut dimasukkan ke dalam rahim oleh tenaga kesehatan
(dokter / bidan terlatih). Sebelum spiral dipasang, kesehatan ibu harus diperiksa dahulu
untuk memastikan kecocokannya. Sebaiknya IUD ini dipasang pada saat haid atau segera
40 hari setelah melahirkan.(Subrata,2000:33).
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) merupakan suatu alat yang dimasukkan
kedalam rahim yang bentuknya macam-macam, Alat ini berfungsi untuk mencegah
6
bersemainya sel telur yang telah dibuahi rahim. Alat ini sangat efektif dengan kemampuan
sampai 97-98% dalam mencegah kehamilan, Lama pemakaiannya dapat mencapai 4-5
tahun. Selama pemakaian akan diajarkan bagaimana memeriksa sendiri apakah alat
kontrasepsi tersebut masih ada didalam rahim dengan cara meraba rahim didalam meraba
benang AKDR/IUD tersebut dengan vagina. (Rustam :1998).
AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan
ke dalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang,dapat dipakai oleh
semua perempuan usia reproduktip (Saefuddin,2003)
AKDR atau IUD atau Sepiral adalah suatu alat yang dimasukan ke dalam rahimwanita
untuk tujuan kontrasepsi (Mochtar, 1998)AKDR adalah suatau usaha pencegahan kehamilan
dengan menggulung secarik kertas, diikat dengan benang lalu dimasukkan ke dalam rongga
rahim (Prawirohardjo,2005)
AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang
lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkanke dalam
rahim melalui vagina dan mempunyai benang (BKKBN,2003)
2.3 Jenis – jenis AKDR
2.3.1 AKDR Non-hormonal
Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4. karena itu berpuluh-puluh macam
AKDR telah dikembangkan. Mulai dari genersi pertama yang terbuat dari benang sutra
dan logam sampai generasi plastik(polietilen) baik yang diambah obat maupun tidak.
2.3.1.1 Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi :
1. Bentuk terbuka (oven device)
Misalnya: LippesLoop, CUT, Cu-7. Marguiles, Spring Coil, Multiload,Nova-T
7
2. Bentuk tertutup(closed device)
Misalnya: Ota-Ring, Atigon, dan Graten Berg Ring.
2.3.1.2 Menurut Tambahan atau Metal:
1. Medicated IUD
Misalnya: Cu T 200, Cu T 220, Cu T 300, Cu T 380 A, Cu-7, Nova T, ML-Cu 375
2. Un Medicated IUD
Misalnya: Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon.
IUD yang banyak dipakai di Indonesia dewasa ini arijenis Un Medicated yaitu Lippes
Loop dan yang dari jenisMedicated Cu T, Cu-7, Multiload dan Nova-T. Pada jenis Medicated
IUD angka yang tertera dibelakang IUD menunjukkan luasnya kawat halus tembaga yang
ditambahkan, misalnya Cu T 220 berarti tembaga adalah 200mm2. Menurut Hanafi (2003,
hal: 216-23) IUD yang mengandung hormonal :
1. Progestasert-T = Alza T
Panjang 36mm, lebar 32mm, dengan 2 lembar benang ekor warna hitam.
Mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat, melepaskan 65mcgprogesteron
per hari
Tabung insersinya berbentuk lengkung
Daya kerja :18 bulan
Tehnik insersi: plunging?(modified withdrawal)
2. LNG-20
Mengandung 46-60mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20mcg per hari
Sedang diteliti di Finlandia
Angka kegagalan /kehamilan sangat rendah: ‹0,5 per 100wanita per tahun
Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan ternyata lebih
tinggi dibandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalami amenore atau perdarahan
hait yang sangat sedikit.
Dalam Program KB Nasional, terdapat beberapa macam Alat kontrasepsi Dalam
8
Rahim (AKDR), antara lain :
Lippes Loop yang terbuat dari plastic dan berbentuk spiral
Multi Load C 250, yang berbentuk jangkar dan dililiti logam tembaga
Copper T 200 B, yang terbuat dari plastic halus , berbentuk T, dan dililiti logam
tembaga
Copper 7, yang berbentuk angka 7, terbuat dari bahan plastic yang batangnya dililiti
dengan logam tembaga.
(Martosewojo, samiarti. [et al ]. 1992. Pedoman KB IBI. Jakarta:PengurusPusat ikatan Bidan Indonesia)
Menurut (Speroff, Leon. 2003) tipe – tipe IUD dibagi menjadi beberapa macam,diantaranya
adalah :
IUD yang Tidak Mengandung Obat
Lippes Loop, yang terbuat dari plastic dan diisi dengan barium sulfat masih digunakan
di seluruh dunia (kecuali di Amerika Serikat). Cincin baja tahan karat yang fleksibel
digunakan secara luas di Cina, tetapi tidak di tempat lain.
Nova T serupa dengan TCu-200, mengandung 200 mm2 tembaga; meskipun demikian
Nova T mempunyai inti perak pada kawat tembaganya, lengan yang fleksibel, dan
sebuah lengkung besar yang juga fleksibel pada ujung bawah guna menhindari cedera
jaringan serviks. Ada sejumlah kekhawatiran bahwa kemajuan Nova T akan menurun
setelah tiga tahun berdasarkan data WHO; namun, dari data Finlandia dan
Skandinavia menunjukkan angka kehamilan yang rendah dan stabil setelah lima tahun
penggunaan.
IUD Pelepas-Hormon
Progestasert (satu – satunya alat yang melepaskan hormone yang dipasarkan di
Amerika Serikat sejak tahun 1976) adalah IUD berbentuk T yang terbuat dari
etilen/vinil asetat kopoliner yang mengandung titanium dioksida. Batang vertikalnya
9
mengandung suatu reservoir progesterone 38 mg bersama dengan barium sulfat yang
terdispersi dalam cairan silicon. Lengan horizontal berstruktur padat dan terbuat dari
kopolimer yang sama.Dua kawat monofilament berwarna biru-hitam melekat pada
lubang di dasar batang. Progesterone dilepas pada kecepatan 65 μg per hari.
LNG-20, yang dibuat oleh Leiras di finlandia, melepas secara in vitro 20 μg
levonorgestrel setiap hari. Alat ini sudah dipasarkan di Eropa. Alat berbentuk T ini
mempunyai kerah yang melekat pada lengan vertical, yang mengandung 52 mg
levonogestrel yang terdispersi dalam polidimetilsiloksan dan dilepas pada kecepatan
15 μg setiap hari in vivo. IUD levonogestrel bertahan hingga 10 tahun dan mengurangi
jumlah perdarahan haid serta angka infeksi panggul.
IUD Masa Depan
Modifikasi IUD tembaga sedang diteliti di seluruh dunia. Ombrelle-250 dan
Ombrelle-380, yang dirancang lebih fleksibel untuk mengurangi ekspulsi dan efek
samping telah dipasarkan di perancis. IUD tanpa kerangka, flexiGard (juga dikenal
sebagai Cu-Fix), terdiri dari 6 bungkus-lengan tembaga (330 mm2 tembaga),yang
terangkai pada benang nilon bedah (polipropilen) dan disimpul pada satu ujung. Pada
saat penyisipan, simpul tersebut didorong ke dalam miometrium menggunakan jarum
yang ditarikkan, yang bekerja seperti tombak harpoon miniature. Karena tidak memiliki
kerangka, alat ini diharapkan mempunyai angka keharusan pengangkatan karena
perdarahan atau nyeri yang rendah, tetapi karena penyisipan lebih sulit dilakukan
terdapat angka ekspulsi yang juga lebih rendah.
Macam – Macam AKDR
a. Un-Medicated AKDR
Lippes Loop – AKDR yang terbuat dari polyethylene (suatu plastik inert secara biologik)
ditambah Barium Sulfat.
b. Medicated AKDR
Cooper AKDR – AKDR dengan penambahan selubung Cu yang padat, dimaksudkan untuk
memperbesar luas permukaan Cu di dalam uterus dan untuk lebih mendekatkan Cu pada
fundus uteri.(Hartanto, 2004)
Saifuddin, Ab., dkk (2003) menyebutkan jenis AKDR sebagai berikut :
a) AKDR CuT-380A
10
Kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel, berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat
halus yang terbuat dari tembaga (Cu), tersedia di Indonesia dan terdapat dimana-mana.
b) AKDR lain yang beredar di Indonesia adalah NOVA T (Schering). Pembagian macam
AKDR menurut Maryani, H (2003) adalah sebagai berikut :
Copper-T
AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di
mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga
halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek
antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk
T yang baru. IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan
konsentrasi yang rendah selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian
menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak
direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan
terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea.
Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk
memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran
diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan
kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200
mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Coper-T.
Multi Load
AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua
tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya
dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat
tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk
menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.
Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti
spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol,
dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis
yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A
berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam),
11
tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D.
Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian
spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus,
sebab terbuat dari bahan plastik. Jenis dari IUD ini bermacam-macam, paling umum dulu
dikenal dengan nama spiral.
Jenis-jenis dari IUD
tersebut dapat terlihat pada
gambar di bawah ini
a. Lippes-Loop
b. Saf-T-Coil
c. Dana-Super
d. Copper-T (Gyne-T)
e. Copper-7 (Gravigard)
f. Multiload
g. Progesterone IUD
Dari berbagai jenis IUD di atas, saat ini yang umum beredar dipakai di Indonesia ada
3 macam jenis yaitu :
IUD Copper T, terbentuk dari rangka plastik yang lentur dan tembaga yang berada
pada kedua lengan IUD dan batang IUD. Bentuk IUD Copper T sebagai berikut :
IUD Nova T, terbentuk dari rangka plastik dan tembaga. Pada ujung lengan IUD
bentuknya agak melengkung tanpa ada tembaga, tembaga hanya ada pada batang IUD.
Gambar IUD Nova T :
12
IUD Mirena, terbentuk dari rangka plastik yang dikelilingi oleh silinder pelepas hormon
Levonolgestrel (hormon progesteron) sehingga IUD ini dapat dipakai oleh ibu
menyusui karena tidak menghambat ASI. Bentuknya seperti ini :
2.4 Keuntungan dan kerugian AKDR
2.4.1 Keuntungan Penggunaan AKDR
Menurut Saefuddin (2004), hal MK 73. Keuntungan AKDR Non hormonal (Cu T
380A):
a. Sebagai kontrasepsi efektivitasnya tinggi. Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan per 100
perempuan dalam1 tahun pertama(1kegagalan dalan 125-170 kehamilan).
b. AKDR dapat efektf seger setelah pemasangan
c. Metode jangka panjang
d. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
e. Tidak mempengaruhi hubungan sexual
f. Meningkatkan kenyamanan sexual karena tidak perlu takut untuk hamil.
g. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR(Cu T-380A)
h. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
i. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus
j. Dapat digunakan sampai menopause
k. Tidak ada intraksidengan obat-obat.
l. Membantu mencegah kehamilan ektopik.
13
Menurut Hanafi(2003). Keuntungan IUD hormonal adalah:
a. Mengurangi volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe
b. Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh synechiae(Asherman’s Syndrome)
Keuntungan Kontraseptif
Efektivitasnya tinggi: 0,6-0,81 kehamilan per 100 wanita dalam tahun pertama
penggunaan (Tembaga T 380A)
Segera efektif dan efek sampingnya sedikit
Metode jangka-panjang (perlindungan sampai 10 tahun jika menggunakan Tembaga T
380A)
Tidak mengganggu proses sanggama
Kesuburan cepat pulih setelah AKDR dilepas
Tidak mengganggu produksi ASI
Bila tak ada masalah setelah kunjungan ulang awal, tidak perlu kembali ke klinik jika
tak ada masalah
Dapat disediakan oleh petugas kesehatan terlatih
Tidak mahal (CuT380A)
Keuntungan Non Kontraseptif
Mengurangi kram akibat menstruasi (hanya yang mengandung progestin)
Mengurangi darah menstruasi (hanya yang mengandung progestin)
Mengurangi insidensi kehamilan ektopik (kecuali Progestasert)
2.4.2 Kerugian penggunaan AKDR
Menurut Saefuddin(2004). Kerugian AKDR (Cu T-380A) Non hormonal:
a. Efek samping yang umum terjadi:
Perubahan siklus haid
Haid lebih lama dan banyak
Perdarahan(spotting) antar menstruasi
Disaat haid lebih sakit
b. Komplikasi lain :
Merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan
Perforasi dinding uterus(sangat jarang apabila pemasangan benar)
14
Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
Tidak baik digunaka pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering
berganti pasangan
Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri
Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah
kehamilan normal.
(Saifuddin, Abdul Bari., dkk. 2006. Buku Panduan Praktis PelayananKontrasepsi. Edisi 2,
Cetakan 2. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo)
Menurut Hanafi(2003). Kerugian IUD hormonal:
Jauh lebih mahal dari pada Cu IUD
Harus diganti setelah 18 bulan
Lebih sering menimbulkan perdarahan mid-siklus dan perdarahan bercak(spotting)
Insidens kehamilan ektopik lebih tinggi
2.5 Komplikasi AKDR
Menurut (Sarwono. 2006),
1. Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan
2. Perdarahan berat pada waktu haid atau di antaranya yang memungkinkan penyebab
anemia.
3. Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar)
Komplikasi pemakaian AKDR yang sering muncul yaitu AKDR tertanam dalam-
dalam di endometrium atau miometrium (embedding, displacement) dan infeksi (Hartanto,
2004).
2.6 Persyaratan Pemakaian AKDR atau IUD(Menurut Saefuddin,2004)
1. Yang dapat menggunakan AKDR/IUD dan Progestasert
a. Usia reproduktif
b. Keadan nullipara
c. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
d. Menyusui yang menginginkan menggunakan alat kontrasepsi
e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
f. Resiko rendah dari IMS
g. Tidak menghendaki metode hormonal
15
h. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
AKDR dapat digunakan pada ibu selama segala kemungkinan keadaan misalnya:
Perokok
Sedang memakai antibiotika atau anti kejang
Gemuk ataupun yang kurus
Sedang menyusui
Begitu juga ibu dalam keadaan seperti di bawah ini dapat menggunakan AKDR (Cu
T-380A):
Penderita tumor jinak payudara
Epilepsi
Malaria
Tekanan darah tinggi
Penyakit tiroid
Setelah kehamilan ektopik
Penderita DM
2. Yang tidak diperkenankan menggunakan AKDR atau Progestasert
Sedang hamil
Perdarahan vagina yang tidak diketaui
Sedang menderita infeksi genetalia
Penyakit trifoblas yang ganas
Diketahui menderita TBC velvik
Kanker alat genital
Ukuran rongga rahim kurang dari 5.
2.7 Indikasi
Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga rahim
(cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan masih
terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir
haid. Yang boleh menggunakan IUD adalah:
16
Usia reproduktif
Keadaan nulipara
Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
Setelah melahirkan dan tidak menyusui
Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
Risiko rendah dari IMS
Tidak menghendaki metoda hormonal
Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama
Perokok
Gemuk ataupun kurus
Pemasangan IUD dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara
khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan satu minggu, lalu
setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap enam
bulan sekali.
2.8 Kontra Indikasi pemakaian AKDR
Menurut (Martosewojo, samiarti. 1992) diantaranya adalah :
1. Adanya tanda-tanda kehamilan.
2. Infeksi panggul bagian dalam.
3. Erosi pada cervix uteri.
4. Diperkirakan adanya tumor, tumor rahim, myoma uteri cavum uteri kurang dari 5 cm.
5. Adanya perdarahan pervagina yang belum jelas penyebabnya, perdarahan pada saluran
kencing/ infeksi panggul.
6. Perdarahan haid yang hebat.
7. Alergi terhadap logam / tembaga.
8. Adanya kelainan bentuk rahim.
9. Adanya keganasan kanker.
2.9 Waktu pemasangan AKDR yang tepat.
Menurut (Martosewojo, samiarti. 1992) diantaranya adalah :
1. Waktu haid mulai hari ke 3
2. Dua sampai empat hari setelah persalinan atau setelah abortus komplit.
17
3. Empat puluh satu hari setelah melahirkan
2.10 Prosedur Insersi AKDR
2.10.1 Pemberian analgetika dan sedative bila diperlukan.
2.10.2 Pasangan speculum dalam vagina dan perhatikan serviks serta dinding-dinding
vagina.
2.10.3 Bila mungkin terjadi, kerjakan papanicolauo smear dan pemeriksaan bakteriologis
terhadap Gonorrhoe.
2.10.4 Lakukan pemeriksaan dalam bimanual untuk menentukan besar, bentuk, posisi dan
mobilitas uterus, serta untuk menyingkirkan kemungkinan-kemungkinan adanya
infeksi atau keganasan dari organ-organ sekitarnya.
2.10.5 Pasang kembali speculum dalam vagina, dan lakukan desinfeksi endoserviks dan
dinding vagina.
2.10.6 Pasang tenakulum pada bibir serviks atas, lakukan tarikan ringan padanya untuk
meluruskan dan menstabilkan uterus. Ini akan mengurangi perdarahan dan resiko
perforasi.
2.10.7 Lakukan sondage uterus.
2.10.8 Masukkan AKDR sesuai dengan macam alatnya. Lepaskan AKDR dalam bidang
transverse dari cavum uteri pada posisi setinggi mungkin di fundus uteri. Bila terasa
ada tahanan sebelum mencapai fundus, jangan dipaksakan, keluarkan alatnya dan
lakukan re-insersi.
2.10.9 Keluarkan tabung inserternya.
2.10.10 Periksa dan gunting benang ekor AKDR sampai 2-3 cm dari ostium uteri
eksternum.
2.10.11 Keluarkan tenakulum dan spekulum AKDR jangan dibiarkan lebih lama dari
2 menit di dalam tabung insersinya, karena ia akan kehilangan bentuknya (terutama
untuk lipess loop). (Saifuddin, et. al., 2003).
Alat-alat untuk pemasangan AKDR
1. Bak steril berisi :
a. Duk.
b. Sarung tangan
c. Kapas basah lysol / sublimat
18
d. Spekulum
e. Tenakulum
f. AKDR dan inserter
g. Gunting
h. Lidi berkapas
i. Pinset panjang
j. Sonde rahim
k. Kateter.
2. Neerbekken
3. Bethaden
4. Lampu kepala ( head lamp)
Pemeriksaan sebelum pemasangan AKDR
1. Pemeriksaan perut.( pemeriksaan luar )
2. Pemeriksaan dalam ( Bimanual ), pemeriksaan melalui Vagina
2.11 Efek samping AKDR
Menurut (Sarwono. 2006), antara lain :
Perubahan siklus haid ( siklus haid umunya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang
setelah 3 bulan )
Haid lebih lam dan banyak
Perdarahan (spotting) antar menstruasi
Saat haid lebih sakit
Menurut (Martosewojo, samiarti. 1992) efek samping yang ada diantaranya adalah :
1. Perdarahan
a. Waktu menstruasi relatif lebih banyak
b. Sedikit-sedikit ( spoting ) di luar masa haid.
c. Diluar haid yang banyak.
2. Eksplusi.
3. Nyeri.
4. Keluhan suami
Menurut (Hartanto, 2004) :
a. Saat Insersi
Rasa sakit/nyeri, muntah, keringat dingin dan syncope, serta perforasi uterus.
b. Setelah Insersi
19
Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3
bulan), haid lebih lama dan banyak, dan perdarahan (spotting) antar menstruasi dan saat haid
lebih sakit.
Efek Samping AKDR antara lain :
1. Spoting
Keluarnya bercak-bercak darah diantara siklus menstruasi, spoting akan muncul jika
capek dan stress. Perempuan yang aktif sering mengalami spotting jika menggunakan
kontrasepsi AKDR (Republika, 2007).
2. Perubahan Siklus Menstruasi
Setelah pemasangan AKDR siklus menstruasi menjadi lebih pendek. Siklus
menstruasi yang muncul lebih cepat dari siklus normal rata-rata yaitu 28 hari dengan lama
haid 3 – 7 hari, biasanya siklus haid berubah menjadi 21 hari.
3. Amenore
Tidak didapat tanda haid selama 3 bulan atau lebih. Penanganan efek samping
amenore adalah memeriksa apakah sedang hamil, apabila tidak, AKDR tidak dilepas,
memberi konseling dan menyelidiki penyebab amenorea apabila dikehendaki. Apabila hamil,
dijelaskan dan disarankan untuk melepas AKDR apabila talinya terlihat dan kehamilan
kurang dari 13 minggu. Apabila benang tidak terlihat, atau kehamilan lebih dari 13 minggu,
AKDR tidak dilepas. Apabila klien sedang hamil dan ingin mempertahankan kehamilan tanpa
melepas AKDR maka dijelaskan adanya resiko kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan
dan infeksi serta perkembangan kehamilan harus lebih diamati dan diperhatikan.
4. Dismenorhea
Munculnya rasa sakit menstruasi tanpa penyebab organik. Untuk penanganan
dismenorhe adalah memastikan dan menegaskan adanya penyakit radang panggul (PRP) dan
penyebab lain dari kekejangan. Menaggulangi penyebabnya apabila ditemukan. Apabila tidak
ditemukan penyebabnya diberi analgesik untuk sedikit meringankan. Apabila klien
mengalami kejang yang berat, AKDR dilepas dan membantu klien menentukan metode
kontrasepsi yang lain.
5. Menorrhagea
Perdarahan berat secara eksesif selama masa haid atau menstruasi. Memastikan dan
menegaskan adanya infeksi pelvik dan kehamilan ektopik. Apabila tidak ada
kelainan patologis, perdarahan bekelanjutan serta perdarahan hebat, melakukan konseling dan
pemantauan. Memberi Ibuprofen (800mg, 3 x sehari selama 1 minggu) untuk mengurangi
20
perdarahan dan memberikan tablet besi (1 tablet setiap hari selama 1-3 bulan). AKDR
memungkinkan dilepas apabila klien menghendaki. Apabila klien telah memakai AKDR
selama lebh dari 3 bulan dan diketahui menderita anemi (Hb <7g/%) dianjurkan untuk
melepas AKDR dan membantu memilih metode lain yang sesuai.
6. Fluor Albus
Penggunaan AKDR akan memicu rekurensi vaginosis bacterial yaitu keadaan
abnormal pada ekosistem vagina yang disebabkan bertambahnya pertumbuhan flora vagina
bakteri anaerob menggantikan Lactobacillus yang mempunyai konsentrasi tinggi sebagai
flora normal vagina.
7. Pendarahan Post Seksual
Pendarahan post seksual ini disebabkan karena posisi benang AKDR yang menggesek
mulut rahim atau dinding vagina sehingga menimbulkan pendarahan, akan tetapi pendarahan
yang muncul ini jumlahnya hanya sedikit, pada beberapa kasus efek samping ini menjadi
pembenar bagi akseptor untuk melakukan drop out, terutama disebabkan dorongan yang salah
dari suami.
Efek samping semu oleh AKDR diantaranya adalah :
1. AKDR tidak menyebabkan kanker
2. AKDR bukanlah alat untuk menggugurkan kandungan
3. AKDR tidak menyebabkan bayi cacat
4. AKDR tidak berjalan – jalan di dalam tubuh
5. AKDR tidak merintangi hubungan kelamin
6. AKDR tidak menyebabkan turunya berat badan
2.12 Penanganan efek samping dan masalahnya (Menurut POGI dan BKKBN)
Dengan penampisan pasien yang efektif serta tehnik penyisipan yang baik, IUD tembaga dan yang mengandung obat tidak disertai dengan peningkatan resiko infertilitas setelah pengangkatannya. Bahkan jika IUD diangkat karena suatu masalah, angka fertilitas sesudahnya akan tetap normal.
21
MenurutSaefuddin ( 2004 ). Penanganan efek samping AKDR ( Cu T-380A ) adalah:
EFEK SAMPING PEMERIKSAAN PENANGANAN
Amenorhea
Tidak haid dengan
masih memakai IUD
Tanyakan kepada klien
kapan haid terakhir
Bila kehamilan kurang dari 13 minggu
dan benang IUD kelihatan anjurkan
untuk dicabut agar tidak terjadi infeksi
panggul.
Jangan berusaha mencabut IUD bila :
Benang tidak kelihatan.
Kehamilan lebih dari 13 minggu
Nyeri perut Lakukan pemeriksaan
speculum dan bimanual
untuk mengetahui adanya
infeksi panggul atau
penyebab nyeri lainnya,
seperti ekspulsi sebagian,
perforasi serviks / uterus
atau kehamilan ektopik.
Klien memakai IUD kurang dari 3
bulan :
Bila tidak ditemukan penyebabnya
dan rasa nyeri tidak terlalu hebat,
beri aspirin atau analgesic ringan
lainnya dan periksa ulang.
Bila tidak ditemukan penyebabnya
dan rasa nyeri sangat hebat, cabut
IUD . Ganti dengan IUD baru atau
anjurkan untuk memilih metode
kontrasepsi yang lain.
Klien telah memakai IUD lebih dari 3
bulan :
Bila tidak ditemukan penyebabnya,
cabut IUD. Bila tidak ada infeksi,
ganti dengan IUD yang baru atau
anjurkan klien untuk memilih
metoda kontrasepsi yang lain.
Kehamilan ektopik Perdarahan yang teratur
dengan atau tanpa gejala
hamil, infeksi nyeri
panggul atau adanya masa
pada adneksa.
Rujuk untuk mendapatkan pemeriksaan
lengkap.
Perdarahan banyak Lakuakn pemeriksaan Klien memakai IUD kurang dari 3
22
atau tidak teratur spekulum dan bimanual
untuk memastikan tidak
ada kelainan pada serviks,
hamil, hamil ektopik atau
aborsi spontan.
Berapa banyak
perdarahannya?
Periksa tanda-tanda
anemia (conjungtivae
atua ujung jari pucat,
bulan :
Bila pemeriksaan normal, beri tablet
zat besi (1 tablet sehari untuk 1-3
bulan). Minta klien kembali lagi
setelah 3 bulan untuk pemeriksaan
ulang selama perdarahan beri obat
ibuprofin atau sejenisnya.
Bila pada pemeriksaan ditemukan
kelainan uterus misalnya myoma
katakan kepada klien apa
masalahnya. Cabut IUD bila anemia
atau bila kliean minta dicabut dan
bantu klien memilih metoda
kontrasepsi yang lain.
Klien telah memakai IUD lebih dari 3
bulan :
Bila tidak ditemukan penyebabnya
dan perdarahan tidak berlangsung
lama (kurang dari 3 minggu)
mungkin tidak ada ovulasi. Bila
perdarahan lama (lebih dari 6
minggu) mungkin ovulasi yang
terlambat atau bila ada keluhan hot
flashes mungkin menopause (umur
lebih dari 35 tahun) atau curiga
masalah hormonal lainnya, rujuk ke
spesialis.
Cabut IUD bila anemia berat
(hemoglobin < 9gr% atau hematokrit
<30) dan bantu klien memilih metoda
kontrasepsi lain. Bila pakai Lippes
Loop dank lien ingin memakai terus
ganti dengan yang baru. Beri tablet besi
23
hemoglobin atau
hematokrit rendah )
selama 3 bulan. Bila klien pakai IUD
tembaga, cabut dan sarankan ganti
metoda kontrasepsi lain.
Benang hilang Tanyakan kepada klien
apakah mengetahui bahwa
IUD telah keluar.
Bila klien tidak tahu IUD
telah keluar , tanyakan :
Kapan haid terakhir
Kapan terakhir
merasakan benangnya
Apakah klien merasakan
tanda-tanda hamil
Apakah klien
menggunakan metoda
kontrasepsi lain
(missalnya kondom)
setelah mengetahui
benangnya hilang.
Lakukan pemeriksaaan
speculum dan bimanual
untuk mengetahui adanya
kehamilan.
Bila klien datang pada
waktu haid lakukan
pemeriksaan dengan
speculum.
Bila benang tetap tidak
kelihatan, kemungkijnan
Bila klien tahu IUD telah keluar,
periksa kehamilan , anjurkan untuk
sementara memakai kontrasepsi
penghalang dan pasang IUD baru pada
haid berikutnya bila klien
menginginkan.
Benang mungkin ditemukan pada
bagian atas vagina :
Bila curiga hamil, rujuk untuk
pemeriksaan lengkap.
Bila benang tidak kelihatan pada
vagina kemungkinan ekspulsi atau
benang masuk ke dalam saluran
serviks.
Bila benang tidak ada pada saluran
serviks, klien harus menggunakan
kontrasepsi yang tidak
berkandungan hormone dan minta
datang kembali pada waktu haid
atau dalam 4 minggu, bila tidak
mendapat haid
Benang mungkin akan terlihat pada
saat haid. Bila benang tampak ,
beritahukan kepada klien supaya tidak
cemas.
.
Rujuk untuk pemeriksaan IUD dengan
24
perforasi
Bila klien datang dengan
terlambat haid (lebih dari
4 minggu), periksa
kehamilan.
sonde, foto rontgen atau ultrasonografi
Bila IUD tidak tampak pada
pemeriksaan tersebut diatas,
kemungkinan telah keluar tanpa
diketahui. Pasang IUD yang baru
atau anjurkan menggunakan metoda
kontrasepsi yang lain.
Bila hamil, lihat pada amenorrhea yang
telah dibahas sebelumnya.
Suami mengeluh
tentang benang
Periksa apakah IUD ada
pada tempatnya (tidak
ekspulsi sebagian)
Lakukan konseling, salah satu pilihan
adalah memotong benang bahkan dapat
dipotong habis (Beritahu klien bahwa
dengan dipotong habis, tidak dapat lagi
merasakan adanya benang dan buat
pada catatan medic bahwa benang
dipotong habis untuk tidak menjadi
masalah pada pencabutannya nanti)
Infeksi panggul
Nyeri perut diikuti
dengan demam,
gejala seperti flu,
sakit kepala,
menggigil , mual atau
muntah, rasa sakit
waktu senggama,
keluar cairan vaginia,
teraba masa di
adneksa
Lakuakn pemeriksaan
panggul (dengan speculum
dan bimanual) dan
pemeriksaan mikroskopik
untuk ISK bila
memungkinkan
Bila infeksi pada uretra
atau serviks (cairan
purulen atau serviks
berwarna kemerahan
seperti daging) lakukan
pengecatan Gram dari
cairan serviks
Bila pemeriksaan panggul mendukung
adanya infeksi panggul :
Cabut IUD
Beri antibiotika
Bila pemeriksaan panggul tidak jelas
adanya infeksi panggul, beri antibiotika
tanpa mencabut IUD
25
Curiga perforasi
uterus
Saat memasukkan sonde :
Hentikan tindakan. Amati tanda-
tanda perdarahan dari rongga perut
(tekanan darah menurun, denyut
nadi meningkat, nyeri hebat pada
bagian perut, dinding perut keras)
Periksa tekanan darah dan denyut
nadi setiap 15 menit selama 90
menit. Amati kemungkinan pingsan
(syncope) atau denyut nadi
meningkat lebih dari 120 per menit.
Bila setelah 2 jam tidak terjadi apa-
apa, pulangkan dengan segera
kembali bila merasa sesuatu
anjurkan datang kembali setelah
satu minggu untuk pemeriksaan.
Saat pemasangan IUD :
Hentikan tindakan. Keluarkan IUD
dan ikuti petunjuk seperti tersebut
diatas.
Pingsan , bradycardia,
reflex vagus pada saat
pemasangan atau
pencabutan IUD.
Apakah klien gelisah ?
Apakah klien memiliki
uterus kecil ?
(karakteristik ini
meningkatkan resiko
pingsan atau reaksi
vasovagal)
Setiap pemasangan dan pencabutan
IUD harus dilakukan dengan hati-hati
dan cermat.
Berusahalah tenang, tidak kasar dan
hati-hati dalm menghadapi klien.
Bila pada awal menunjukkan tanda-
tanda akan pingsan, hentikan
pemasangan.
Taruhlah handuk basah pada dahi
klien.
Bila timbul rasa sakit pada waktu
pemasangan IUD saat melalui
saluran serviks keluarkan IUD,
26
suruh klien tenang dengan posisi
tetap telentang, kepala agak
kebawah dan kai keatas agar aliran
darah adekuat.
Usahakan cukup udara untuk
pernapasan. Leher jangan terlalu
ekstensi. Kendorkan pakaian klien
terutama disekitar leher.
Hindari penanganan yang
berlebihan. Amati dan bantulah agar
semua lancar. Pergunakan analgesic
(aspirin atau ibuprofin) untuk
mengurangi rasa sakit dibagian
perut atau kejang.
Cabut IUD bila klien merasa sakit
dan pemberian analgesic tidak
berpengaruh atau klien
menginginkan dicabut. Anjurkan
untuk menggunakan metoda yang
lain.
Cairan vagina Periksa ISK atau PHS
lainnya dan periksa adanya
infeksi Vagina atau serviks
Lakukan pemeriksaan
mikroskopis untuk
trichomonas, candida,
gardnerella.
Lakukan pemeriksaan
mikroskopis untuk Gram
negative diplokokus
intraseluler dan sel
Beri pengobatan sesuai dengan hasil
pemeriksaan
Bila cairan serviks purulen dan tidak
didapatkan Gram negative diplokokus
intraseluler beri pengobatan untuk
Chlamydia
27
leukosit (PMN)
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di Indonesia pemerintah
telah merencanakan dan mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) yang diadakan
untuk membina akseptor sekaligus mencapai sasaran/fungsi yang telah ditetapkan untuk
memberi konstribusi bag tercapainya upaya mewujudkan keluarga berkualitas.
28
Adapun pengertian dari KB yaitu tindakan yang membantu individu atau pasngan
untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval kelahiran, mengontrol
kartu keturunan dalam hubungan dengan umur pasanngan suami istri dan menentukan jumlah
anak dalam keluarga(Hartanto, 2003). Dalam pelaksanaan program KB biasanya digunakan
alat kontrasepsi yang digunakan untuk mengatur /mengendalikan pertumbuhan penduduk
khususnya di Indonesia.
Pengertian dari kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi yaitu
bertemunya sel sperme dan ovum. Dalam pelayanan KB ada berbagaimacam cara untuk
mencegah konsepsi salah satunya dengan menggunakan AKDR. Dalam penggunaan AKDR
juga terdapat manfaat, keuntungan serta kerugian dari penggunaan AKDR tersebut. Masalah
yang timbul dari penggunaan AKDR tersebut juga diharapkan bisa teratasi dengan beberapa
cara antara lain dengan memperhatikan cara pemakaian yang bena, efek samping serta
konseling bagi pengguna oleh tenaga kesehatan.
3.2 Saran
1. Bagi pengguna alat kontrasepsi AKDR
Pengguna hendaknya mengetahui terlebih dahulu alat kontrasepsi yang akan di pakai
dengan cara bertanya hal yang ingin diketahui ke tenaga kesehatan.
2. Bagi tenaga kesehatan
Sebagai tenaga kesehatan hendakna meningkatkan keterampilannya memasang
AKDR yang baik dan sesuai prosedur.
Sebelum memasang AKDR pada klien jangan lupa untuk melakukan infomconsent
pada klien.
DAFTAR PUSTAKA
Pedoman KB IBI, Pengurus pusat Ikatan Bidan indonesia, Jakarta 1992.
Buku Pedoman Petugas Fasilitas Pelayanan KB, Departeman Kesehatan RI, Direktorat
Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Kesehatan
Keluarga , Jakarta 1993
BKKBN Pusat, 2005, Upaya Peningkatan Pengguna Kontrasepsi IUD
BKKBN, 2005, Kebijakan Nasional Penyediaan Alat dan Obat Kontrasepsi Dalam
29
Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Jakarta.
Prawirohardjo, Sarwono. (2003). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta: YBP-SP
http://www.google.co.id/AKDR/
http://www.google.co.id/IUD/
30