akdr

44
AKDR (ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM) Disusun Oleh: Nurul Muzammila P27824110089 Non Reguler/ Semester V KELAS NON REGULER (SEMESTER IV) POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI KEBIDANAN KAMPUS SUTOMO SURABAYA 2012

Upload: mielazahranacmulan

Post on 16-Feb-2015

115 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

alat kontrasepsi dalam rahim

TRANSCRIPT

Page 1: AKDR

AKDR (ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM)

Disusun Oleh:

Nurul Muzammila

P27824110089

Non Reguler/ Semester V

KELAS NON REGULER (SEMESTER IV)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI KEBIDANAN

KAMPUS SUTOMO SURABAYA

2012

Page 2: AKDR

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis

dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ Pelayanan KB (AKDR)”.

Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan

tugas mata kuliah Pelayanan KB. Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak

kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang

dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi

penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu

dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada :

1. Ibu Dwi Purwanti, S.KP., M.Kes, selaku dosen mata kuliah Pelayanan KB.

2. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah

memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, baik

selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini

3. Dan juga penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat

disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang

lebih kepada pembaca, dan kami mohon maaf apabila ada kesalahan dalam pembuatan

makalah ini.

Surabaya, 24 April 2011

Penulis

2

Page 3: AKDR

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang  

Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari

mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera(NKKBS) menjadi visi untuk

mewujudkan”keluarga berkualitas tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas adalah yang

sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan,

bertanggung jawab, harmonis dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa(Saefuddin,

2003).

Berdasarkan visi dan misi tersebut, program eluarga berencana nasional mempunyai

kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Dalam kontribusi tersebut

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional(BKKBN) telah mewujudkan

keberhasilannya selain berhasil menurunkan angka kelahiran dan pertumbuhan penduduk,

juga terpenting adalah keberhasilan mengubah sikap mental dasn perilaku masyarakat

dalamupaya membangun keluarga berkualitas

Dewasa ini diperkirakan lebih dari 100 juta wanita yang memakai AKDR, sebagian

besar penggunanya (± 0%) terdapat di Cina. Di negara maju angka penggunaan AKDR hanya

6% dan di Afrika bahkan hanya 0,5%. Sementara di Indonesia sendiri pemakai AKDR adalah

22,6% dari semua pemakai metoda kontrasepsi. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)

sekarang ini diyakini sebagai salah satu alat yang secara efektif mampu menghindari

terjadinya kehamilan dalam rentang waktu yang cukup panjang (2-6 tahun). Sebenarnya

penggunaan kontrasepsi ini bukan merupakan sesuatu hal yang baru, tetapi perkembangan

dan aplikasinyalah yang terus mengalami pembaruan.

Angka kegagalan hanya satu dalam 125-170 kehamilan, Akseptor tidak perlu

mengingat-ingat kapan dia harus berKB. Tidak ada pengaruh terhadap lingkungan sexual,

meningkatkan kenyamanan tanpa takut hamil.

Adapun berbagai pertimbangan yang harus diperhatikan oleh akseptor KB agar tidak

terjadi ialah persepsi setelah pemasangan yaitu pengetahuan akseptor KB tentang persyaratan

dan keamanan metode kontrasepsi, status kesehatan klien sebelum berKB, tahu efek samping,

konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan, besarnya keluarga yang

direncanakan, persetujuan pasangan, bahkan norma budaya lingkungan dan orang lain.

3

Page 4: AKDR

Namun begitu tidak semua klien berminat terhadap alat kontrasepsi AKDR

dikarenakan berbagai alasan yang berbeda-beda seperti takut efek samping, takut proses

pemasangan , dilarang oleh suami, dan kurang mengetahui tentang KB AKDR.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa dapat mengetahui gambaran umum pelayanan kontrasepsi KB terutama

AKDR.

1.2.2 Tujuan Khusus

1.2.2.1 Mahasiswa dapat menjelaskan sejarah AKDR  

1.2.2.2 Mahasiswa dapat menjelaskan definisi AKDR 

1.2.2.3 Mahasiswa dapat menjelaskan macam-macam AKDR 

1.2.2.4 Mahasiswa dapat menjelaskan keuntungan dan kerugian masing-masing

AKDR 

1.2.2.5 Mahasiswa dapat menjelaskan komplikasi dari pemasangan AKDR 

1.2.2.6 Mahasiswa dapat menjelaskan penanganan efek samping AKDR

1.3 Manfaat

1.3.1 Memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai sejarah AKDR

1.3.2 Memberikan pengetahuan pada mahasiswa mengenai pengertian AKDR

1.3.3 Memberikan pengetahuan pada mahasiswa macam-macam AKDR

1.3.4 Memberikan pengetahuan pada mahasiswa mengenai keuntungan dan

kerugian memakai metode kontrasepsi AKDR.

1.3.5 Memberikan pengetahuan pada mahasiswa mengenai komplikasi AKDR

1.3.6 Memberikan pengetahuan pada mahasiswa mengenai penanggulangan efek

samping AKDR

4

Page 5: AKDR

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Sejarah AKDR

Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau IUD mempunyai sejarah

perkembangan yang sangat panjang sebelum generasi III dengan keamanan, efektivitas,

dan penyulit yang tidak terlalu besar. Hipocrates telah membuat alat untuk memasukkan

batu-batu kecil ke dalam rahim, sehingga tidak terjadi kehamilan pada onta. Richter dari

Polandia 1909 membuat AKDR dari benang sutra tebal yang dimasukkan ke dalam rahim.

Pada tahun 1930 Grafenberg dari Jerman membuat cincin dari benang sutra dan perak

untuk menghindari kehamilan dengan hasil memuaskan. Dan seterusnya alat kontrasepsi

dalam rahim berkembang hingga sekarang. (Manuaba, 1998)

AKDR mempunyai sejarah yang panjang sebelum generasi ketiga dengan

keamanan, efektivitas, dan penyulit yang tidak terlalu besar. Hipocrates telah

mencanangkan agar pranata ekonomi dan penduduk berjalan seiring, jumlah penduduk

harus dikendalikan. Hipocrates telah membuat alat untuk memasukkan batu-batu kecil

kedalam rahim, sehingga tidak terjadi kehamilan pada onta. (Manuaba: 1999)

Tulisan ilmiah tentang AKDR untuk pertama kali dibuat oleh Richtaer di Polandia

pada tahun 1909. Pada waktu itu ia mempergunakan bahan yang dibuat dari bahan sutera.

Graverbreng pada tahun 1928 melaporkan pengalamannya dengan AKDR yang dibuat dari

5

Page 6: AKDR

benang sutera yang diikat satu sama lain, sehingga berbentuk bintang segi enam. Oleh

karena itu AKDR yang berbentuk segi enam ini mudah sekali keluar, maka kemudian ia

membuatnya dalam bentuk cincin dari perak. Ia melaporkan angka kehamilan AKDR dari

cincin perak ini hanya 1,6% diantara 2000 kasus. (Sarwono : 2005)

Ota dari jepang pada tahun 1934 untuk pertama kalinya membuat AKDR dari

plastik yang berbentuk cincin. Mula-mula ia membentuk AKDR dari cincin yang dibuat

dari benang sutera yang dipilin dan dari logam yang mudah dibengkokkan. Oleh karena

sukar memasang cincin dari logam ini maka ia kemudian membuat cincin dari plastik.

Oppenhimer dari Israel dan Ishihama dari Jepang pada tahun 1959 menerbitkan

tulisan-tulisan tentang pengalaman mereka dengan AKDR. Sejak saat itu dan dengan

ditemukannya antibiotika yang mengecilkan risiko infeksi, penerimaan AKDR makin

meningkat. Antara tahun 1955-1964 bermacam-macam AKDR diciptakan. AKDR telah

dipergunakan secara umum dalam program KB. AKDR yang mula-mula dipakai adalah

jenis lippes loop, yang pada waktu itu diseponsori oleh Perkumpulan Keluaga Berencana

Indonesia (PKBI). Pada tahun 60-an mulai dilakukan penyelidikan terhadap AKDR yang

mengandung bahan-bahan seperti tembaga, seng, magnesium, timah, progesterone, dan

lain-lain. (Sarwono: 2005)

Perkembangan seterusnya pada tahun 1960 melahirkan AKDR berbentuk

“Loop”hasil karya Jack Lippes. Kemudian berturut-turut tahun 1968-1969, Zipper

menambahkan Cu (tembaga) dan Doye dan Clewe (Amerika) menggunakan

progestinsebagai bahan anti fertilitas. Penelitian untuk mendapatkan jenis AKDR yang

paling efektif, dan aman dipakai masih terus berlangsung hingga sekarang.

2.2 Pengertian AKDR

IUD (Intra Uterine Device) adalah alat kontrasepsi yang disisipkan ke dalam

rahim, terbuat dari bahan semacam plastik, ada pula yang dililit tembaga, dan bentuknya

bermacam-macam. Bentuk yang umum dan mungkin banyak dikenal oleh masyarakat

adalah bentuk spiral. Spiral tersebut dimasukkan ke dalam rahim oleh tenaga kesehatan

(dokter / bidan terlatih). Sebelum spiral dipasang, kesehatan ibu harus diperiksa dahulu

untuk memastikan kecocokannya. Sebaiknya IUD ini dipasang pada saat haid atau segera

40 hari setelah melahirkan.(Subrata,2000:33).

Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) merupakan suatu alat yang dimasukkan

kedalam rahim yang bentuknya macam-macam, Alat ini berfungsi untuk mencegah

6

Page 7: AKDR

bersemainya sel telur yang telah dibuahi rahim. Alat ini sangat efektif dengan kemampuan

sampai 97-98% dalam mencegah kehamilan, Lama pemakaiannya dapat mencapai 4-5

tahun. Selama pemakaian akan diajarkan bagaimana memeriksa sendiri apakah alat

kontrasepsi tersebut masih ada didalam rahim dengan cara meraba rahim didalam meraba

benang AKDR/IUD tersebut dengan vagina. (Rustam :1998).

AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan

ke dalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang,dapat dipakai oleh

semua perempuan usia reproduktip (Saefuddin,2003)

AKDR atau IUD atau Sepiral adalah suatu alat yang dimasukan ke dalam rahimwanita

untuk tujuan kontrasepsi (Mochtar, 1998)AKDR adalah suatau usaha pencegahan kehamilan

dengan menggulung secarik kertas, diikat dengan benang lalu dimasukkan ke dalam rongga

rahim (Prawirohardjo,2005)

AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang

lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkanke dalam

rahim melalui vagina dan mempunyai benang (BKKBN,2003)

2.3 Jenis – jenis AKDR

2.3.1 AKDR Non-hormonal

Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4. karena itu berpuluh-puluh macam

AKDR telah dikembangkan. Mulai dari genersi pertama yang terbuat dari benang sutra

dan logam sampai generasi plastik(polietilen) baik yang diambah obat maupun tidak.

2.3.1.1 Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi :

1. Bentuk terbuka (oven device)

Misalnya: LippesLoop, CUT, Cu-7. Marguiles, Spring Coil, Multiload,Nova-T

7

Page 8: AKDR

2. Bentuk tertutup(closed device)

Misalnya: Ota-Ring, Atigon, dan Graten Berg Ring.

2.3.1.2 Menurut Tambahan atau Metal:

1. Medicated IUD

Misalnya: Cu T 200, Cu T 220, Cu T 300, Cu T 380 A, Cu-7, Nova T, ML-Cu 375

2. Un Medicated IUD

Misalnya: Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon.

IUD yang banyak dipakai di Indonesia dewasa ini arijenis Un Medicated yaitu Lippes

Loop dan yang dari jenisMedicated Cu T, Cu-7, Multiload dan Nova-T. Pada jenis Medicated

IUD angka yang tertera dibelakang IUD menunjukkan luasnya kawat halus tembaga yang

ditambahkan, misalnya Cu T 220 berarti tembaga adalah 200mm2. Menurut Hanafi (2003,

hal: 216-23) IUD yang mengandung hormonal :

1. Progestasert-T = Alza T

Panjang 36mm, lebar 32mm, dengan 2 lembar benang ekor warna hitam.

Mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat, melepaskan 65mcgprogesteron

per hari

Tabung insersinya berbentuk lengkung

Daya kerja :18 bulan

Tehnik insersi: plunging?(modified withdrawal)

2. LNG-20

Mengandung 46-60mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20mcg per hari

Sedang diteliti di Finlandia

Angka kegagalan /kehamilan sangat rendah: ‹0,5 per 100wanita per tahun

Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan ternyata lebih

tinggi dibandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalami amenore atau perdarahan

hait yang sangat sedikit.

Dalam Program KB Nasional, terdapat beberapa macam Alat kontrasepsi Dalam

8

Page 9: AKDR

Rahim (AKDR), antara lain :

Lippes Loop yang terbuat dari plastic dan berbentuk spiral

Multi Load C 250, yang berbentuk jangkar dan dililiti logam tembaga

Copper T 200 B, yang terbuat dari plastic halus , berbentuk T, dan dililiti logam

tembaga

Copper 7, yang berbentuk angka 7, terbuat dari bahan plastic yang batangnya dililiti

dengan logam tembaga.

(Martosewojo, samiarti. [et al ]. 1992. Pedoman KB IBI. Jakarta:PengurusPusat ikatan Bidan Indonesia)

Menurut (Speroff, Leon. 2003) tipe – tipe IUD dibagi menjadi beberapa macam,diantaranya

adalah :

IUD yang Tidak Mengandung Obat

Lippes Loop, yang terbuat dari plastic dan diisi dengan barium sulfat masih digunakan

di seluruh dunia (kecuali di Amerika Serikat). Cincin baja tahan karat yang fleksibel

digunakan secara luas di Cina, tetapi tidak di tempat lain.

Nova T serupa dengan TCu-200, mengandung 200 mm2 tembaga; meskipun demikian

Nova T mempunyai inti perak pada kawat tembaganya, lengan yang fleksibel, dan

sebuah lengkung besar yang juga fleksibel pada ujung bawah guna menhindari cedera

jaringan serviks. Ada sejumlah kekhawatiran bahwa kemajuan Nova T akan menurun

setelah tiga tahun berdasarkan data WHO; namun, dari data Finlandia dan

Skandinavia menunjukkan angka kehamilan yang rendah dan stabil setelah lima tahun

penggunaan.

IUD Pelepas-Hormon

Progestasert (satu – satunya alat yang melepaskan hormone yang dipasarkan di

Amerika Serikat sejak tahun 1976) adalah IUD berbentuk T yang terbuat dari

etilen/vinil asetat kopoliner yang mengandung titanium dioksida. Batang vertikalnya

9

Page 10: AKDR

mengandung suatu reservoir progesterone 38 mg bersama dengan barium sulfat yang

terdispersi dalam cairan silicon. Lengan horizontal berstruktur padat dan terbuat dari

kopolimer yang sama.Dua kawat monofilament berwarna biru-hitam melekat pada

lubang di dasar batang. Progesterone dilepas pada kecepatan 65 μg per hari.

LNG-20, yang dibuat oleh Leiras di finlandia, melepas secara in vitro 20 μg

levonorgestrel setiap hari. Alat ini sudah dipasarkan di Eropa. Alat berbentuk T ini

mempunyai kerah yang melekat pada lengan vertical, yang mengandung 52 mg

levonogestrel yang terdispersi dalam polidimetilsiloksan dan dilepas pada kecepatan

15 μg setiap hari in vivo. IUD levonogestrel bertahan hingga 10 tahun dan mengurangi

jumlah perdarahan haid serta angka infeksi panggul.

IUD Masa Depan

Modifikasi IUD tembaga sedang diteliti di seluruh dunia. Ombrelle-250 dan

Ombrelle-380, yang dirancang lebih fleksibel untuk mengurangi ekspulsi dan efek

samping telah dipasarkan di perancis. IUD tanpa kerangka, flexiGard (juga dikenal

sebagai Cu-Fix), terdiri dari 6 bungkus-lengan tembaga (330 mm2 tembaga),yang

terangkai pada benang nilon bedah (polipropilen) dan disimpul pada satu ujung. Pada

saat penyisipan, simpul tersebut didorong ke dalam miometrium menggunakan jarum

yang ditarikkan, yang bekerja seperti tombak harpoon miniature. Karena tidak memiliki

kerangka, alat ini diharapkan mempunyai angka keharusan pengangkatan karena

perdarahan atau nyeri yang rendah, tetapi karena penyisipan lebih sulit dilakukan

terdapat angka ekspulsi yang juga lebih rendah.

Macam – Macam AKDR

a. Un-Medicated AKDR

Lippes Loop – AKDR yang terbuat dari polyethylene (suatu plastik inert secara biologik)

ditambah Barium Sulfat.

b. Medicated AKDR

Cooper AKDR – AKDR dengan penambahan selubung Cu yang padat, dimaksudkan untuk

memperbesar luas permukaan Cu di dalam uterus dan untuk lebih mendekatkan Cu pada

fundus uteri.(Hartanto, 2004)

Saifuddin, Ab., dkk (2003) menyebutkan jenis AKDR sebagai berikut :

a) AKDR CuT-380A

10

Page 11: AKDR

Kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel, berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat

halus yang terbuat dari tembaga (Cu), tersedia di Indonesia dan terdapat dimana-mana.

b) AKDR lain yang beredar di Indonesia adalah NOVA T (Schering). Pembagian macam

AKDR menurut Maryani, H (2003) adalah sebagai berikut :

Copper-T

AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di

mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga

halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek

antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk

T yang baru. IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan

konsentrasi yang rendah selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian

menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak

direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan

terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea.

Copper-7

AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk

memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran

diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan

kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200

mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Coper-T.

Multi Load

AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua

tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya

dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat

tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk

menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.

Lippes Loop

AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti

spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol,

dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis

yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A

berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam),

11

Page 12: AKDR

tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D.

Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian

spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus,

sebab terbuat dari bahan plastik. Jenis dari IUD ini bermacam-macam, paling umum dulu

dikenal dengan nama spiral.

Jenis-jenis dari IUD

tersebut dapat terlihat pada

gambar di bawah ini

a. Lippes-Loop

b. Saf-T-Coil

c. Dana-Super

d. Copper-T (Gyne-T)

e. Copper-7 (Gravigard)

f. Multiload

g. Progesterone IUD

Dari berbagai jenis IUD di atas, saat ini yang umum beredar dipakai di Indonesia ada

3 macam jenis yaitu :

IUD Copper T, terbentuk dari rangka plastik yang lentur dan tembaga yang berada

pada kedua lengan IUD dan batang IUD. Bentuk IUD Copper T sebagai berikut :

IUD Nova T, terbentuk dari rangka plastik dan tembaga. Pada ujung lengan IUD

bentuknya agak melengkung tanpa ada tembaga, tembaga hanya ada pada batang IUD.

Gambar IUD Nova T :

12

Page 13: AKDR

IUD Mirena, terbentuk dari rangka plastik yang dikelilingi oleh silinder pelepas hormon

Levonolgestrel (hormon progesteron) sehingga IUD ini dapat dipakai oleh ibu

menyusui karena tidak menghambat ASI. Bentuknya seperti ini :

2.4 Keuntungan dan kerugian AKDR

2.4.1 Keuntungan Penggunaan AKDR

Menurut Saefuddin (2004), hal MK 73. Keuntungan AKDR Non hormonal (Cu T

380A):

a. Sebagai kontrasepsi efektivitasnya tinggi. Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan per 100

perempuan dalam1 tahun pertama(1kegagalan dalan 125-170 kehamilan).

b. AKDR dapat efektf seger setelah pemasangan

c. Metode jangka panjang

d. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat

e. Tidak mempengaruhi hubungan sexual

f. Meningkatkan kenyamanan sexual karena tidak perlu takut untuk hamil.

g. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR(Cu T-380A)

h. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

i. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus

j. Dapat digunakan sampai menopause

k. Tidak ada intraksidengan obat-obat.

l. Membantu mencegah kehamilan ektopik.

13

Page 14: AKDR

Menurut Hanafi(2003). Keuntungan IUD hormonal adalah:

a. Mengurangi volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe

b. Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh synechiae(Asherman’s Syndrome)

Keuntungan Kontraseptif

Efektivitasnya tinggi: 0,6-0,81 kehamilan per 100 wanita dalam tahun pertama

penggunaan (Tembaga T 380A)

Segera efektif dan efek sampingnya sedikit

Metode jangka-panjang (perlindungan sampai 10 tahun jika menggunakan Tembaga T

380A)

Tidak mengganggu proses sanggama

Kesuburan cepat pulih setelah AKDR dilepas

Tidak mengganggu produksi ASI

Bila tak ada masalah setelah kunjungan ulang awal, tidak perlu kembali ke klinik jika

tak ada masalah

Dapat disediakan oleh petugas kesehatan terlatih

Tidak mahal (CuT380A)

Keuntungan Non Kontraseptif

Mengurangi kram akibat menstruasi (hanya yang mengandung progestin)

Mengurangi darah menstruasi (hanya yang mengandung progestin)

Mengurangi insidensi kehamilan ektopik (kecuali Progestasert)

2.4.2 Kerugian penggunaan AKDR

Menurut Saefuddin(2004). Kerugian AKDR (Cu T-380A) Non hormonal:

a. Efek samping yang umum terjadi:

Perubahan siklus haid

Haid lebih lama dan banyak

Perdarahan(spotting) antar menstruasi

Disaat haid lebih sakit

b. Komplikasi lain :

Merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan

Perforasi dinding uterus(sangat jarang apabila pemasangan benar)

14

Page 15: AKDR

Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS

Tidak baik digunaka pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering

berganti pasangan

Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri

Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah

kehamilan normal.

(Saifuddin, Abdul Bari., dkk. 2006. Buku Panduan Praktis PelayananKontrasepsi. Edisi 2,

Cetakan 2. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo)

Menurut Hanafi(2003). Kerugian IUD hormonal:

Jauh lebih mahal dari pada Cu IUD

Harus diganti setelah 18 bulan

Lebih sering menimbulkan perdarahan mid-siklus dan perdarahan bercak(spotting)

Insidens kehamilan ektopik lebih tinggi

2.5 Komplikasi AKDR

Menurut (Sarwono. 2006),

1. Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan

2. Perdarahan berat pada waktu haid atau di antaranya yang memungkinkan penyebab

anemia.

3. Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar)

Komplikasi pemakaian AKDR yang sering muncul yaitu AKDR tertanam dalam-

dalam di endometrium atau miometrium (embedding, displacement) dan infeksi (Hartanto,

2004).

2.6 Persyaratan Pemakaian AKDR atau IUD(Menurut Saefuddin,2004)

1. Yang dapat menggunakan AKDR/IUD dan Progestasert

a. Usia reproduktif

b. Keadan nullipara

c. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang

d. Menyusui yang menginginkan menggunakan alat kontrasepsi

e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya

f. Resiko rendah dari IMS

g. Tidak menghendaki metode hormonal

15

Page 16: AKDR

h. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari

AKDR dapat digunakan pada ibu selama segala kemungkinan keadaan misalnya:

Perokok

Sedang memakai antibiotika atau anti kejang

Gemuk ataupun yang kurus

Sedang menyusui

Begitu juga ibu dalam keadaan seperti di bawah ini dapat menggunakan AKDR (Cu

T-380A):

Penderita tumor jinak payudara

Epilepsi

Malaria

Tekanan darah tinggi

Penyakit tiroid

Setelah kehamilan ektopik

Penderita DM

2. Yang tidak diperkenankan menggunakan AKDR atau Progestasert

Sedang hamil

Perdarahan vagina yang tidak diketaui

Sedang menderita infeksi genetalia

Penyakit trifoblas yang ganas

Diketahui menderita TBC velvik

Kanker alat genital

Ukuran rongga rahim kurang dari 5.

2.7 Indikasi

Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga rahim

(cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan masih

terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir

haid. Yang boleh menggunakan IUD adalah:

16

Page 17: AKDR

Usia reproduktif

Keadaan nulipara

Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang

Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi

Setelah melahirkan dan tidak menyusui

Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi

Risiko rendah dari IMS

Tidak menghendaki metoda hormonal

Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari

Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama

Perokok

Gemuk ataupun kurus

Pemasangan IUD dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara

khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan satu minggu, lalu

setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap enam

bulan sekali.

2.8 Kontra Indikasi pemakaian AKDR

Menurut (Martosewojo, samiarti. 1992) diantaranya adalah :

1. Adanya tanda-tanda kehamilan.

2. Infeksi panggul bagian dalam.

3. Erosi pada cervix uteri.

4. Diperkirakan adanya tumor, tumor rahim, myoma uteri cavum uteri kurang dari 5 cm.

5. Adanya perdarahan pervagina yang belum jelas penyebabnya, perdarahan pada saluran

kencing/ infeksi panggul.

6. Perdarahan haid yang hebat.

7. Alergi terhadap logam / tembaga.

8. Adanya kelainan bentuk rahim.

9. Adanya keganasan kanker.

2.9 Waktu pemasangan AKDR yang tepat.

Menurut (Martosewojo, samiarti. 1992) diantaranya adalah :

1. Waktu haid mulai hari ke 3

2. Dua sampai empat hari setelah persalinan atau setelah abortus komplit.

17

Page 18: AKDR

3. Empat puluh satu hari setelah melahirkan

2.10 Prosedur Insersi AKDR

2.10.1 Pemberian analgetika dan sedative bila diperlukan.

2.10.2 Pasangan speculum dalam vagina dan perhatikan serviks serta dinding-dinding

vagina.

2.10.3 Bila mungkin terjadi, kerjakan papanicolauo smear dan pemeriksaan bakteriologis

terhadap Gonorrhoe.

2.10.4 Lakukan pemeriksaan dalam bimanual untuk menentukan besar, bentuk, posisi dan

mobilitas uterus, serta untuk menyingkirkan kemungkinan-kemungkinan adanya

infeksi atau keganasan dari organ-organ sekitarnya.

2.10.5 Pasang kembali speculum dalam vagina, dan lakukan desinfeksi endoserviks dan

dinding vagina.

2.10.6 Pasang tenakulum pada bibir serviks atas, lakukan tarikan ringan padanya untuk

meluruskan dan menstabilkan uterus. Ini akan mengurangi perdarahan dan resiko

perforasi.

2.10.7 Lakukan sondage uterus.

2.10.8 Masukkan AKDR sesuai dengan macam alatnya. Lepaskan AKDR dalam bidang

transverse dari cavum uteri pada posisi setinggi mungkin di fundus uteri. Bila terasa

ada tahanan sebelum mencapai fundus, jangan dipaksakan, keluarkan alatnya dan

lakukan re-insersi.

2.10.9 Keluarkan tabung inserternya.

2.10.10 Periksa dan gunting benang ekor AKDR sampai 2-3 cm dari ostium uteri

eksternum.

2.10.11 Keluarkan tenakulum dan spekulum AKDR jangan dibiarkan lebih lama dari

2 menit di dalam tabung insersinya, karena ia akan kehilangan bentuknya (terutama

untuk lipess loop). (Saifuddin, et. al., 2003).

Alat-alat untuk pemasangan AKDR

1. Bak steril berisi :

a. Duk.

b. Sarung tangan

c. Kapas basah lysol / sublimat

18

Page 19: AKDR

d. Spekulum

e. Tenakulum

f. AKDR dan inserter

g. Gunting

h. Lidi berkapas

i. Pinset panjang

j. Sonde rahim

k. Kateter.

2. Neerbekken

3. Bethaden

4. Lampu kepala ( head lamp)

Pemeriksaan sebelum pemasangan AKDR

1. Pemeriksaan perut.( pemeriksaan luar )

2. Pemeriksaan dalam ( Bimanual ), pemeriksaan melalui Vagina

2.11 Efek samping AKDR

Menurut (Sarwono. 2006), antara lain :

Perubahan siklus haid ( siklus haid umunya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang

setelah 3 bulan )

Haid lebih lam dan banyak

Perdarahan (spotting) antar menstruasi

Saat haid lebih sakit

Menurut (Martosewojo, samiarti. 1992) efek samping yang ada diantaranya adalah :

1. Perdarahan

a. Waktu menstruasi relatif lebih banyak

b. Sedikit-sedikit ( spoting ) di luar masa haid.

c. Diluar haid yang banyak.

2. Eksplusi.

3. Nyeri.

4. Keluhan suami

Menurut (Hartanto, 2004) :

a. Saat Insersi

Rasa sakit/nyeri, muntah, keringat dingin dan syncope, serta perforasi uterus.

b. Setelah Insersi

19

Page 20: AKDR

Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3

bulan), haid lebih lama dan banyak, dan perdarahan (spotting) antar menstruasi dan saat haid

lebih sakit.

Efek Samping AKDR antara lain :

1. Spoting

Keluarnya bercak-bercak darah diantara siklus menstruasi, spoting akan muncul jika

capek dan stress. Perempuan yang aktif sering mengalami spotting jika menggunakan

kontrasepsi AKDR (Republika, 2007).

2. Perubahan Siklus Menstruasi

Setelah pemasangan AKDR siklus menstruasi menjadi lebih pendek. Siklus

menstruasi yang muncul lebih cepat dari siklus normal rata-rata yaitu 28 hari dengan lama

haid 3 – 7 hari, biasanya siklus haid berubah menjadi 21 hari.

3. Amenore

Tidak didapat tanda haid selama 3 bulan atau lebih. Penanganan efek samping

amenore adalah memeriksa apakah sedang hamil, apabila tidak, AKDR tidak dilepas,

memberi konseling dan menyelidiki penyebab amenorea apabila dikehendaki. Apabila hamil,

dijelaskan dan disarankan untuk melepas AKDR apabila talinya terlihat dan kehamilan

kurang dari 13 minggu. Apabila benang tidak terlihat, atau kehamilan lebih dari 13 minggu,

AKDR tidak dilepas. Apabila klien sedang hamil dan ingin mempertahankan kehamilan tanpa

melepas AKDR maka dijelaskan adanya resiko kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan

dan infeksi serta perkembangan kehamilan harus lebih diamati dan diperhatikan.

4. Dismenorhea

Munculnya rasa sakit menstruasi tanpa penyebab organik. Untuk penanganan

dismenorhe adalah memastikan dan menegaskan adanya penyakit radang panggul (PRP) dan

penyebab lain dari kekejangan. Menaggulangi penyebabnya apabila ditemukan. Apabila tidak

ditemukan penyebabnya diberi analgesik untuk sedikit meringankan. Apabila klien

mengalami kejang yang berat, AKDR dilepas dan membantu klien menentukan metode

kontrasepsi yang lain.

5. Menorrhagea

Perdarahan berat secara eksesif selama masa haid atau menstruasi. Memastikan dan

menegaskan adanya infeksi pelvik dan kehamilan ektopik. Apabila tidak ada

kelainan patologis, perdarahan bekelanjutan serta perdarahan hebat, melakukan konseling dan

pemantauan. Memberi Ibuprofen (800mg, 3 x sehari selama 1 minggu) untuk mengurangi

20

Page 21: AKDR

perdarahan dan memberikan tablet besi (1 tablet setiap hari selama 1-3 bulan). AKDR

memungkinkan dilepas apabila klien menghendaki. Apabila klien telah memakai AKDR

selama lebh dari 3 bulan dan diketahui menderita anemi (Hb <7g/%) dianjurkan untuk

melepas AKDR dan membantu memilih metode lain yang sesuai.

6. Fluor Albus

Penggunaan AKDR akan memicu rekurensi vaginosis bacterial yaitu keadaan

abnormal pada ekosistem vagina yang disebabkan bertambahnya pertumbuhan flora vagina

bakteri anaerob menggantikan Lactobacillus yang mempunyai konsentrasi tinggi sebagai

flora normal vagina.

7. Pendarahan Post Seksual

Pendarahan post seksual ini disebabkan karena posisi benang AKDR yang menggesek

mulut rahim atau dinding vagina sehingga menimbulkan pendarahan, akan tetapi pendarahan

yang muncul ini jumlahnya hanya sedikit, pada beberapa kasus efek samping ini menjadi

pembenar bagi akseptor untuk melakukan drop out, terutama disebabkan dorongan yang salah

dari suami.

Efek samping semu oleh AKDR diantaranya adalah :

1. AKDR tidak menyebabkan kanker

2. AKDR bukanlah alat untuk menggugurkan kandungan

3. AKDR tidak menyebabkan bayi cacat

4. AKDR tidak berjalan – jalan di dalam tubuh

5. AKDR tidak merintangi hubungan kelamin

6. AKDR tidak menyebabkan turunya berat badan

2.12 Penanganan efek samping dan masalahnya (Menurut POGI dan BKKBN)

Dengan penampisan pasien yang efektif serta tehnik penyisipan yang baik, IUD tembaga dan yang mengandung obat tidak disertai dengan peningkatan resiko infertilitas setelah pengangkatannya. Bahkan jika IUD diangkat karena suatu masalah, angka fertilitas sesudahnya akan tetap normal.

21

Page 22: AKDR

MenurutSaefuddin ( 2004 ). Penanganan efek samping AKDR ( Cu T-380A ) adalah:

EFEK SAMPING PEMERIKSAAN PENANGANAN

Amenorhea

Tidak haid dengan

masih memakai IUD

Tanyakan kepada klien

kapan haid terakhir

Bila kehamilan kurang dari 13 minggu

dan benang IUD kelihatan anjurkan

untuk dicabut agar tidak terjadi infeksi

panggul.

Jangan berusaha mencabut IUD bila :

Benang tidak kelihatan.

Kehamilan lebih dari 13 minggu

Nyeri perut Lakukan pemeriksaan

speculum dan bimanual

untuk mengetahui adanya

infeksi panggul atau

penyebab nyeri lainnya,

seperti ekspulsi sebagian,

perforasi serviks / uterus

atau kehamilan ektopik.

Klien memakai IUD kurang dari 3

bulan :

Bila tidak ditemukan penyebabnya

dan rasa nyeri tidak terlalu hebat,

beri aspirin atau analgesic ringan

lainnya dan periksa ulang.

Bila tidak ditemukan penyebabnya

dan rasa nyeri sangat hebat, cabut

IUD . Ganti dengan IUD baru atau

anjurkan untuk memilih metode

kontrasepsi yang lain.

Klien telah memakai IUD lebih dari 3

bulan :

Bila tidak ditemukan penyebabnya,

cabut IUD. Bila tidak ada infeksi,

ganti dengan IUD yang baru atau

anjurkan klien untuk memilih

metoda kontrasepsi yang lain.

Kehamilan ektopik Perdarahan yang teratur

dengan atau tanpa gejala

hamil, infeksi nyeri

panggul atau adanya masa

pada adneksa.

Rujuk untuk mendapatkan pemeriksaan

lengkap.

Perdarahan banyak Lakuakn pemeriksaan Klien memakai IUD kurang dari 3

22

Page 23: AKDR

atau tidak teratur spekulum dan bimanual

untuk memastikan tidak

ada kelainan pada serviks,

hamil, hamil ektopik atau

aborsi spontan.

Berapa banyak

perdarahannya?

Periksa tanda-tanda

anemia (conjungtivae

atua ujung jari pucat,

bulan :

Bila pemeriksaan normal, beri tablet

zat besi (1 tablet sehari untuk 1-3

bulan). Minta klien kembali lagi

setelah 3 bulan untuk pemeriksaan

ulang selama perdarahan beri obat

ibuprofin atau sejenisnya.

Bila pada pemeriksaan ditemukan

kelainan uterus misalnya myoma

katakan kepada klien apa

masalahnya. Cabut IUD bila anemia

atau bila kliean minta dicabut dan

bantu klien memilih metoda

kontrasepsi yang lain.

Klien telah memakai IUD lebih dari 3

bulan :

Bila tidak ditemukan penyebabnya

dan perdarahan tidak berlangsung

lama (kurang dari 3 minggu)

mungkin tidak ada ovulasi. Bila

perdarahan lama (lebih dari 6

minggu) mungkin ovulasi yang

terlambat atau bila ada keluhan hot

flashes mungkin menopause (umur

lebih dari 35 tahun) atau curiga

masalah hormonal lainnya, rujuk ke

spesialis.

Cabut IUD bila anemia berat

(hemoglobin < 9gr% atau hematokrit

<30) dan bantu klien memilih metoda

kontrasepsi lain. Bila pakai Lippes

Loop dank lien ingin memakai terus

ganti dengan yang baru. Beri tablet besi

23

Page 24: AKDR

hemoglobin atau

hematokrit rendah )

selama 3 bulan. Bila klien pakai IUD

tembaga, cabut dan sarankan ganti

metoda kontrasepsi lain.

Benang hilang Tanyakan kepada klien

apakah mengetahui bahwa

IUD telah keluar.

Bila klien tidak tahu IUD

telah keluar , tanyakan :

Kapan haid terakhir

Kapan terakhir

merasakan benangnya

Apakah klien merasakan

tanda-tanda hamil

Apakah klien

menggunakan metoda

kontrasepsi lain

(missalnya kondom)

setelah mengetahui

benangnya hilang.

Lakukan pemeriksaaan

speculum dan bimanual

untuk mengetahui adanya

kehamilan.

Bila klien datang pada

waktu haid lakukan

pemeriksaan dengan

speculum.

Bila benang tetap tidak

kelihatan, kemungkijnan

Bila klien tahu IUD telah keluar,

periksa kehamilan , anjurkan untuk

sementara memakai kontrasepsi

penghalang dan pasang IUD baru pada

haid berikutnya bila klien

menginginkan.

Benang mungkin ditemukan pada

bagian atas vagina :

Bila curiga hamil, rujuk untuk

pemeriksaan lengkap.

Bila benang tidak kelihatan pada

vagina kemungkinan ekspulsi atau

benang masuk ke dalam saluran

serviks.

Bila benang tidak ada pada saluran

serviks, klien harus menggunakan

kontrasepsi yang tidak

berkandungan hormone dan minta

datang kembali pada waktu haid

atau dalam 4 minggu, bila tidak

mendapat haid

Benang mungkin akan terlihat pada

saat haid. Bila benang tampak ,

beritahukan kepada klien supaya tidak

cemas.

.

Rujuk untuk pemeriksaan IUD dengan

24

Page 25: AKDR

perforasi

Bila klien datang dengan

terlambat haid (lebih dari

4 minggu), periksa

kehamilan.

sonde, foto rontgen atau ultrasonografi

Bila IUD tidak tampak pada

pemeriksaan tersebut diatas,

kemungkinan telah keluar tanpa

diketahui. Pasang IUD yang baru

atau anjurkan menggunakan metoda

kontrasepsi yang lain.

Bila hamil, lihat pada amenorrhea yang

telah dibahas sebelumnya.

Suami mengeluh

tentang benang

Periksa apakah IUD ada

pada tempatnya (tidak

ekspulsi sebagian)

Lakukan konseling, salah satu pilihan

adalah memotong benang bahkan dapat

dipotong habis (Beritahu klien bahwa

dengan dipotong habis, tidak dapat lagi

merasakan adanya benang dan buat

pada catatan medic bahwa benang

dipotong habis untuk tidak menjadi

masalah pada pencabutannya nanti)

Infeksi panggul

Nyeri perut diikuti

dengan demam,

gejala seperti flu,

sakit kepala,

menggigil , mual atau

muntah, rasa sakit

waktu senggama,

keluar cairan vaginia,

teraba masa di

adneksa

Lakuakn pemeriksaan

panggul (dengan speculum

dan bimanual) dan

pemeriksaan mikroskopik

untuk ISK bila

memungkinkan

Bila infeksi pada uretra

atau serviks (cairan

purulen atau serviks

berwarna kemerahan

seperti daging) lakukan

pengecatan Gram dari

cairan serviks

Bila pemeriksaan panggul mendukung

adanya infeksi panggul :

Cabut IUD

Beri antibiotika

Bila pemeriksaan panggul tidak jelas

adanya infeksi panggul, beri antibiotika

tanpa mencabut IUD

25

Page 26: AKDR

Curiga perforasi

uterus

Saat memasukkan sonde :

Hentikan tindakan. Amati tanda-

tanda perdarahan dari rongga perut

(tekanan darah menurun, denyut

nadi meningkat, nyeri hebat pada

bagian perut, dinding perut keras)

Periksa tekanan darah dan denyut

nadi setiap 15 menit selama 90

menit. Amati kemungkinan pingsan

(syncope) atau denyut nadi

meningkat lebih dari 120 per menit.

Bila setelah 2 jam tidak terjadi apa-

apa, pulangkan dengan segera

kembali bila merasa sesuatu

anjurkan datang kembali setelah

satu minggu untuk pemeriksaan.

Saat pemasangan IUD :

Hentikan tindakan. Keluarkan IUD

dan ikuti petunjuk seperti tersebut

diatas.

Pingsan , bradycardia,

reflex vagus pada saat

pemasangan atau

pencabutan IUD.

Apakah klien gelisah ?

Apakah klien memiliki

uterus kecil ?

(karakteristik ini

meningkatkan resiko

pingsan atau reaksi

vasovagal)

Setiap pemasangan dan pencabutan

IUD harus dilakukan dengan hati-hati

dan cermat.

Berusahalah tenang, tidak kasar dan

hati-hati dalm menghadapi klien.

Bila pada awal menunjukkan tanda-

tanda akan pingsan, hentikan

pemasangan.

Taruhlah handuk basah pada dahi

klien.

Bila timbul rasa sakit pada waktu

pemasangan IUD saat melalui

saluran serviks keluarkan IUD,

26

Page 27: AKDR

suruh klien tenang dengan posisi

tetap telentang, kepala agak

kebawah dan kai keatas agar aliran

darah adekuat.

Usahakan cukup udara untuk

pernapasan. Leher jangan terlalu

ekstensi. Kendorkan pakaian klien

terutama disekitar leher.

Hindari penanganan yang

berlebihan. Amati dan bantulah agar

semua lancar. Pergunakan analgesic

(aspirin atau ibuprofin) untuk

mengurangi rasa sakit dibagian

perut atau kejang.

Cabut IUD bila klien merasa sakit

dan pemberian analgesic tidak

berpengaruh atau klien

menginginkan dicabut. Anjurkan

untuk menggunakan metoda yang

lain.

Cairan vagina Periksa ISK atau PHS

lainnya dan periksa adanya

infeksi Vagina atau serviks

Lakukan pemeriksaan

mikroskopis untuk

trichomonas, candida,

gardnerella.

Lakukan pemeriksaan

mikroskopis untuk Gram

negative diplokokus

intraseluler dan sel

Beri pengobatan sesuai dengan hasil

pemeriksaan

Bila cairan serviks purulen dan tidak

didapatkan Gram negative diplokokus

intraseluler beri pengobatan untuk

Chlamydia

27

Page 28: AKDR

leukosit (PMN)

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di Indonesia pemerintah

telah merencanakan dan mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) yang diadakan

untuk membina akseptor sekaligus mencapai sasaran/fungsi yang telah ditetapkan untuk

memberi konstribusi bag tercapainya upaya mewujudkan keluarga berkualitas.

28

Page 29: AKDR

Adapun pengertian dari KB yaitu tindakan yang membantu individu atau pasngan

untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval kelahiran, mengontrol

kartu keturunan dalam hubungan dengan umur pasanngan suami istri dan menentukan jumlah

anak dalam keluarga(Hartanto, 2003). Dalam pelaksanaan program KB biasanya digunakan

alat kontrasepsi yang digunakan untuk mengatur /mengendalikan pertumbuhan penduduk

khususnya di Indonesia.

Pengertian dari kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi yaitu

bertemunya sel sperme dan ovum. Dalam pelayanan KB ada berbagaimacam cara untuk

mencegah konsepsi salah satunya dengan menggunakan AKDR. Dalam penggunaan AKDR

juga terdapat manfaat, keuntungan serta kerugian dari penggunaan AKDR tersebut. Masalah

yang timbul dari penggunaan AKDR tersebut juga diharapkan bisa teratasi dengan beberapa

cara antara lain dengan memperhatikan cara pemakaian yang bena, efek samping serta

konseling bagi pengguna oleh tenaga kesehatan.

3.2 Saran

1. Bagi pengguna alat kontrasepsi AKDR

Pengguna hendaknya mengetahui terlebih dahulu alat kontrasepsi yang akan di pakai

dengan cara bertanya hal yang ingin diketahui ke tenaga kesehatan.

2. Bagi tenaga kesehatan

Sebagai tenaga kesehatan hendakna meningkatkan keterampilannya memasang

AKDR yang baik dan sesuai prosedur.

Sebelum memasang AKDR pada klien jangan lupa untuk melakukan infomconsent

pada klien.

DAFTAR PUSTAKA

Pedoman KB IBI, Pengurus pusat Ikatan Bidan indonesia, Jakarta 1992.

Buku Pedoman Petugas Fasilitas Pelayanan KB, Departeman Kesehatan RI, Direktorat

Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Kesehatan

Keluarga , Jakarta 1993

BKKBN Pusat, 2005, Upaya Peningkatan Pengguna Kontrasepsi IUD

BKKBN, 2005, Kebijakan Nasional Penyediaan Alat dan Obat Kontrasepsi Dalam

29

Page 30: AKDR

Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Jakarta.

Prawirohardjo, Sarwono. (2003). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.

Jakarta: YBP-SP

http://www.google.co.id/AKDR/

http://www.google.co.id/IUD/

30