ah dengan premium yang anda gunakan

Upload: dharma-aan

Post on 09-Jul-2015

295 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Waspadalah dengan Premium yang Anda Gunakan! abdul chadir Kalau Anda biasa mengisi bahan bakar mobil Anda dengan Bensin Premium, harap waspada. Karena saat ini bahan bakar produk Pertamina ini dicurigai dengan sengaja diturunkan kualitasnya, dalam rangka taktik pemerintah untuk memaksa Anda beralih ke Bensin Pertamax! Pernyatan tersebut dinyatakan oleh pihak YLKI berkiatan dengan ditemukan cukup banyak mobil yang tiba-tiba mengalami kerusakan pada fuel pumpnya, dan hal tersebut hanya terjadi pada mobil-mobil yang menggunakan Premium. Apabila hal ini benar, kita kembali menjadi korban dari ketidakbecusan pemerintah dalam mengurus negara ini. Ini tak lepas dari rencana pemerintah untuk mengurangi subsidi BBM, dengan cara membuat ketentuan bahwa hanya kendaraan roda dua, angkutan umum, dan kendaraan pribadi produk di bawah tahun 2005 saja yang boleh menggunakan Premium. Bagaimana implementasinya nanti di lapangan? Misalnya, bagaimana caranya petugas SPBU bisa membedakan mana mobil pribadi produk di bawah tahun 2005 dan sesudahnya? Apakah setiap kali mengisi BBM wajib menunjukkan STNK yang mencantumkan tahun pembuatan mobilnya, ataukah mesti semua petugas SPBU ditraining teknik mengenal mobil mana produk di bawah tahun 2005, mana yang sesudahnya? Ada-ada saja, bukan? Bagaimana caranya mengontrol dan mengetahui bahwa semua proses pengisian BBM di sana sudah sesuai dengan prosedur dan peruntukannyanya masing-masing kendaraan? Bahwa benar sejumlah mobil produk di bawah tahun 2005 diisi dengan Premium, dan sesudahnya diisi dengan Pertamax saja. Bagaimana caranya ketentuan tersebut? untuk mengantisipasi pelanggaran-pelanggaran

Sangat terbuka kemungkinan terjadinya manipulasi-manipulasi di lapangan. Misalnya, mobil pribadi di atas tahun 2005, tetap saja akan dilayani pengisian Premium-nya oleh petugas, setelah pengemudinya memberi uang sogok. Atau yang lebih serius lagi terjadi praktek jual-beli Premium di pasar gelap. Apakah pemerintah yang punya rencana itu sudah punya rumusan atau mekanismenya? Ternyata belum. Pemerintah sendiri ternyata masih bingung

bagaimana caranya melaksanakan rencananya tersebut secara efektif dan efesien. Ketika ditanya wartawan, Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh, mengaku belum punya rumusan tentang pelaksanaan rencana tersebut. Kembali ke soal kualitas Premium yang dapat merusak mobil. Apakah benar demikian? Pihak Pertamina telah membantahnya. Tetapi kita tentu tidak harus percaya dengan mereka. Yang penting adalah bagaimana pengalaman pribadi kita. Jauh sebelum beredarnya isu tentang kualitas Premium yang sengaja diturunkan ini, pengalaman pribadi saya dengan Premium sudahlah buruk (di tahun 2000). Ketika itu mobil saya sering mengalami kerusakan. Oleh pihak bengkel, saya dijelaskan bahwa kualitas Premium produk Pertamina jelek. Saya disarankan utnuk menggunakan Pertamax. Saran itu saya ikuti, dan sejak itu mobil saya tidak pernah lagi rewel. Sejak itu saya tidak pernah lagi menggunakan Premium. Berkaitan dengan isu tentang kualitas Premium saat ini, pihak Pertamina membantah, dengan mengatakan bahwa semua isu itu tidak benar. Bahwa kualitas Premium tetap di bawah kontrol yang sangat ketat, mulai dari pengilangannya sampai di SPBU-SPBU. Di SPBU kami juga melakukan cek visualisasi. Jadi BBM yang dijual termasuk Premium sesuai dengan spesifikasi Dirjen Migas dan telah melalui proses quality control sesuai prosedur yang ada, terang Vice President Communication Pertamina, Basuki Trikora Putra (detik.com, Selasa, 20 Juli 2010) Tetapi kelanjutan penjelasannya malah bikin bingung, seperti dikutip detik.com. Ia menduga jika ada kerusakan pada fuel pump mobil bisa jadi disebabkan karena pengguna mobil menggunakan bahan bakar yang tidak sesuai dengan spesifikasi mesin mobil tersebut. Ketidaksesuaian antara mesin mobil dengan jenis BBM yang digunakan itu mungkin saja merusak mesin. Mobil produksi di atas tahun 2005 itu kan harusnya pakai Ron 92 (Pertamax), kalau pakai Ron 88 (Premium) akan ada persoalan dalam kinerja mesin, ungkapnya. Pertanyaannya, kenapa baru sekarang hal ini dijelaskan? Bukankah ini berarti ada masalah dengan kualitas Premium, atau kalau memang ada

ketidaksesuaian seperti yang dijelaskan ini, kenapa Pertamina tidak memberi peringatan sejak tahun 2005 lalu? Anda akan semakin bingung kalau membaca penjelasan dari Ketua Umum Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi selaku wadah pengusaha SPBU, yang menyatakan bahwa kualitas Premium di bawah kontrol ketat Pertamina, dan tidak ada masalah untuk semua jenis kendaraan. Dia malah menenggarai bahwa isu tersebut merupakan bentuk black campaign dari kompetitor Pertamina. Katanya, para pengguna Premium tidak bisa menyalahkan kerusakan pada fuel pump mobil mereka, karena kualitas Premium, karena kualitasnya tidak bermasalah Jangan begitu saja menyalahkan kualitas BBM-nya. Fuel pump itu kan tidak bisa langsung rusak begitu saja, ada prosesnya. Bisa saja kualitas fuel pumpnya yang bermasalah, tambahnya. Lain lagi versi Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh. Pernyataannya kelihatannya mulia buat para pemilik mobil, karena begitu besar perhatiannya kepada mereka. Dia menyatakan pembatasan penggunaan BBM bersubsidi untuk mobil pribadi produksi tahun 2005 ke atas dilakukan untuk membantu mengurangi pengeluaran bulanan yang dikeluarkan masyarakat untuk menservis mobil. Jangan gunakan Premium tapi pakai Pertamax agar mesin tidak cepat rusak. Itu kan juga bisa menghemat pengeluaran bulanan mereka, kata sang Menteri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (19/7/2010). Jadi, kelihatannya memang sebenarnya adalah masalah dengan Premium ini, bukan? Jadi, bagaimana, Anda, khususnya pemilik mobil di atas tahun 2005, masih mau menggunakan Premium? Kalau masih, kemudian mesin mobil Anda rusak, jangan salahkan pemerintah, ya, yang sebenarnya sudah berniat tulus ini? Apapun dalih pihak Pemerintah, sudah merupakan rahasia umum bahwa kualitas Premium produk Pertamina meskipun diklaim seagai termasuk baik dan di bawah pengawasan ketat Dirjen Migas, tetap saja fakta berbicara bahwa kualitasnya masih di bawah kualitas standar internasional.*** sumber: http://teknologi.kompasiana.com/group/otomotif/2010/07/21/waspadalahdengan-premium-yang-anda-gunakan/-12

BPH Migas: Kualitas Premium Takkan Diturunkan Demi Pertamax Jakarta - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH MIgas) menyatakan Pertamina tidak mungkin menurunkan kualitas premium yang dijual untuk mendorong agar masyarakat untuk beralih menggunakan pertamax. "Pemerintah tidak akan lakukan hal itu. Kalau lakukan itu, pasti akan terbuka dan Pertamina juga tidak mungkin melakukannya," ujar Kepala BPH Migas Tubagus Haryono saat berbincang dengan detikFinance, Rabu (21/7/2010). Tubagus mengaku, hingga kini BPH Migas masih belum mendapatkan laporan dari konsumen pengguna premium soal adanya penurunan kualitas tersebut. "Kalau misalnya itu terjadi karena penyalahgunaan atau penyimpangan, tolong lapor ke BPH Migas. Kita tidak dapat laporan masyarakat , kita punya SMS center nomornya 3477. Kalau sudah ada laporan kami akan turunkan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) untuk cek dengan mobil lab," jelasnya. Sementara itu, Vice President Communication Pertamina, Basuki Trikora juga membantah jika BUMN Migas tersebut telah menurunkan kualitas premium agar masyarakat beralih ke Pertamax. "Nggaklah, Pertamina tidak berkepentingan untuk itu. Kalau itu dilakukan, berarti yang diuntungkan justru bukan Pertamina tapi perusahaan lain yang juga menjual BBM non subsidi. Lagipula kami jual Pertamax dan Pertamax Plus itu kan supaya masyarakat punya banyak pilihan," paparnya. Ia memastikan BBM yang dijual dari depot BBM Pertamina sudah sesuai dengan spesfikasi yang ditetapkan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas). Kualitas BBM bersubsidi yang dijual juga telah dikontrol oleh pemerintah untuk menjaga mutu BBM Pertamina melalui rangkaian quality control dengan melakukan completed test mulai dari kilang sampai ke instalasi atau depot BBM. Sementara di instalasi atau depot daily dilakukan short test dan penerimaan di SPBU juga dilakukan short test. Pertamina patuh terhadap quality control yang harus dilakukan sebagai bagian pelaksanaan standard operating prosedur. "Keluhan konsumen agar dicermati dari aspek teknis material/spare part yang ada dan tidak menjadi domain Pertamina," jelasnya. Seperti diketahui, sejumlah mobil diketahui mengalami kerusakan fuel pump. Hal itupun lantas memicu kekhawatiran Pertamina telah menurunkan kualitas premium sehingga masyarakat akhirnya terdorong menggunakan Pertamax. Pemerintah sendiri sejauh ini mulai khawatir karena konsumsi BBM bersubsidi termasuk premium dan solar terus meningkat sehingga bisa mengakibatkan tambahan subsidi.

BPH Migas memperkirakan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium dan solar pada tahun 2011, akan melonjak 3-4 persen dari proyeksi konsumsi pada tahun 2010, jika konsumsi BBM bersubsidi tidak dibatasi. "Untuk premium dan solar naik sekitar 3-4 persen pada tahun depan karena ekonomi terus tumbuh," ujar Tubagus. Sebelumnya, BPH Migas memperkirakan konsumsi BBM di tanah air pada tahun 2010 akan membengkak sebesar 40,1 juta KL, di mana konsumsi pemium diperkirakan mencapai 3,3 juta KL, konsumsi solar sekitar 13,1 juta KL pada tahun ini. Namun kalau dilihat dari kuota keseluruhan, bisa saja turun karena konsumsi minyak tanah juga turun seiring dengan keberhasilan program konversi minyak tanah ke elpiji 3 Kg. Hal ini terlihat dari perkiraan dari BPH mengenai konsumsi minyak tanah yang akan turun 17,28% dari realisasi konsumsi minyak tanah pada tahun 2009 sebesar 4.593.579 KL menjadi 3,8 juta KL di tahun ini. "Kalau kuota keseluruhan bisa saja turun karena minyah tanah konsumsinya juga turun," jelasnya. sumber: http://www.detikfinance.com/read/2010/07/22/073857/1404252/4/bph-migaskualitas-premium-takkan-diturunkan-demi-pertamax ma2ithink . Berita ini kok seperti pembodohan ya ???? emang apakah kualitas dari premium turun akan menyebabkan pompa rusak? dan kenapa juga yang rusak hanya di area jakarta saja ? bagaimana dengan daerah lain ????? Sekedar berbagi pengalaman dengan kerusakan fuel pump pada avanza 2 tahun lalu, sehingga mobil harus di tarik ratusan kilo sampai ketemu bengkel yg sdh menyiapkan pompa pengganti. Krn pada saat itu suasana tahun baru, dan mobil juga rental, ya sudah ikhlas saja ganti pompa yg lebih mahal dari rental mobilnya. Kemudian, tahun lalu mobil Innova thn 97 juga tak bisa di start padahal baru saja di bawa jalan. alhasil dipanggillah mekanik toyota dan setelah cek sanasini, kesimpulan fuel pump rusak, dan tarik lagi dong ke bengkel toyota. Namun setelah di cek ternyata sambungan kabel ke pompa (solder) ada yang lepas. Dan sampai saat ini masih lancar saja. Sidiq K.

Dear all, Kenapa yg rusak adalah fuel pump? bagaimana dengan fuel filter? Jangan2 fuel filternya tidak dipasang.. Imho, buruknya kualitas bahan bakar normalnya berdampak langsung terhadap kualitas pembakaran. Sebelum menjatuhkan vonis bahan bakarnya bermasalah, coba dilakukan pemeriksaan pada ruang bakar, injektor, dan asap pembakaran. Atau uji laboratorium. Motor bakar dgn perbandingan kompresi 9:1 keatas, memang tidak cocok menggunakan bahan bakar dgn angka oktan 88. Bisa saja dipaksa menggunakan RON 88 namun harus dilakukan penyesuaian terhadap timing pembakaran. CMIIW. Frank Dear All Rekan2, Sebenarnya pihak Pertamina tidak bisa disalahkan. Pengajuran pemakaian OCTANE 92/95 bagi mobil2 produksi buatan tahun 2000 keatas sudah diterapkan oleh si pembuatan mobil (manufacturer). Pertamina sifatnya hanya menyarankan agar mempergunakan sesuai dengan apa yang dianjurkan si pembuat mobil. Rekan2 yang budiman, bila anda membeli mobil baru atau buatan tahun 2000 keatas, mohon di cek pada MANUAL BOOK dari mobil tersebut dan lihat bahan bakar apa yang dianjurkan oleh sipembuat mobil tersebut. Didalam Manual Book akan nampak anjuran Octane 92 atau Oactane 95. Saya tidak tau persis apakah anjuran pengunaan octane 92/95 ada hubungannya dengan After Sale Service dari si pembuat mobil. Mudah2an mobil keluaran tahun 2009/2010 yang mempergunakan Premium Octane 88 tidak terkena sangsi pengahapusan After Sales Service. Seharusnya Pertamina sudah menyetop produksi Premium Octane 88 sejak tahun 2001, ini sesuai janji Pertamina tahun 2001 lalu, tapi kenapa hingga sekarang masih memproduksi ya???.... yose ma'ruf Pertamina memang tidak bisa disalahkan, jika yang jadi terkena gangguan fuel pump adalah satu dua mobil saja dalam seminggi atau sebulan. Kendaraan yang saya gunakan (edisi thn 2000) di tutup tanki nya tertulis bahwa minimum octane yang digunakan adalah 85. Yang jadi pertanyaan, kenapa octane yang diributkan ? Fuel pump tidak tergantung berapa octane nya, tapi bersih atau tidak BBM yang mengalir. Jika zat yang datang bersama BBM ternyata bisa bereaksi dengan tanki kendaraan dan membuat semacam pasir atau gumpalan yang menyebabkan aliran ke pompa terhambat, BBM dengan octane 98 hingga 120 pun akan tetap merusak fuel pump. Ini yang belum ada penjelasan dari pihak manapun.

Jadi inti nya, bukan masalah beralih dari Premium ke Pertamax. Tapi ada apa dengan kandungan Premium sehingga terjadi penggantian fuel dalam kapasitas besar. Frank Ya mungkin karena mau pake barang yang murah, jadilah membeli fuel pump buatan China. Akibatnya dalam setahun 3 kali ganti fuel pump. hehehehe....Membiasakanlah memakai original spartpart. Octane tidak ada hubungannya dengan Fuel Pump. OCTANE itu adalah ANTI KNOCKING (anti ngelitik mesin). Kalau mobil design dengan mempergunakan Octane diatas 90, lalu kita memakai Octane dibawah 90, maka yang terjadi mesin mobil akan ngelitik,...dan mesin cepat panas.... salam. arnold.soetrisnanto Saya pakai mobil toyota fortuner diesel... keluaran 2009 baru...ttp supir saya ngeluh suka macet...mesin mobil mati sendiri pada gas rendah...diamkan sebentar...distart lagi hidup lagi...bhn bakarnya saya pakai biodiesel pertamina......ada apa ya...?? Gejalanya sama dng mobil premium... Amal Ashardian Kalau fortuner harus pakai Pertamina Dex Pak. Common rail injection system mengharuskan solar yang bebas sulfur. haditomo_irawan Rekan2 KMI, Saya harapkan jangan kita berpraduga sebelum dilakukan check dan cross check namun dari pengalaman menggunakan Premium memang ada perbedaan dari sisi power engine.Namun saya menggunakan kendaraan Daihatsu dgn kosumsi Premium insya Alloh tidak ada keluhan. Bahkan Kendaraan tsb saya gunakan 4 tahun dan kini saya gunakan merk yg sama namun belum ada keluhan. benyamin_sitompul Sial..., Mobil saya hyundai tahun 2006 dan belum 1 bulan ini saya ganti fuel pump. Di jalan tol jagorawi tepatnya di pintu masuk tol cibubur ada nissan serena yang mogok, karena membaca millis ini, saya kira itu mobil mogok karena bahan bakar premium. Akhirnya saya sampai di client saya, Eh.... pas mau pulang, mobil saya ikutan mogok, panggil bengkel, katanya bensin tidak ngalir, cek punya cek, katanya fuel pumpnya ga jalan..,

Ampun.... Tuh fuel pump kan harganya mahal... Siapa yang mau tanggungjawab nih??? Bengkel awal ga mau tanggung jawab, alasannya bensin pertamina jelek, kadar garamnya tinggi....

Zhan Dear Teman KMI, Perlu saya informasikan bahwa rekan2 pengguna kendaraan R4, banyak mengeluhkan hal ini dimana tiba2 kendaraan tidak bisa di laju dengan kecepatan yg diinginkan alias tersendat-sendat, meskipun gas sudah ditekan maksimal, kendaraan seolah2 tidak punya tenaga dan akhirnya mesin mati, kemudian kendaraan distart lagi dan berhasil jalan dan akhirnya kejadian lagi seperti awal tadi, kendaraan tidak punya tenaga dan akhirnya tidak bisa diapa2kan lagi alias mati total. Kita bisa bayangkan kalau seandainya hal ini terjadi pada diri kita, kendaraan mogok dijalan tol atau ditempat2 lainnya : mending kalau kita mengerti permasalahan yang ada, atau kita mempunyai contact person bengkel langganan, lah kalau kita tidak memilikinya bisa tress kita dibuatnya....??? Kejadian bermula di awal2 bulan juli kemaren, teman2 di milis otomotof banyak mengeluh karena kendaraannya mogok yang disebabkan oleh Fuel Pump, dan pada saat dibawa kebengkel ditemukan Fuel Pump yang rusak/ meleleh, kondisi bensin yg keruh atau bau bensin yang menyengat, perlu diketahui bahwa kendaraan dengan teknologi Injection sebagian besar Fuel Pumpnya berada didalam tanki ( submersible ), berbeda dengan kendaraan yang masih menggunakan Carburator. Adapun penyebab kerusakan pada Fuel Pump adalah : 1. Kemungkinan Filternya Mampat yg disebabkan karena kotoran, berakibat distribusi bensin didalam pompa kosong dan karena gas ditekan maksimal agar laju kendaraan sesuai dgn yang diinginkan, maka menyebabkan Fuel Pump ada yang terbakar/ meleleh. 2. Bensin menyebabkan karat pada spring carbon Brush, atau permukanan carbon brush tertutup oleh kotoran sehingga aliran arus untuk memutar rotor tidak bekerja maksimal, dan karena kerja FP di paksa maka menyebabkan kerusakan pada coil stator. Kerusakan pada Fuel Pump ini, bukan terjadi pada satu Brand saja...menyeluruh hampir pada semua, dan itu terjadi pada waktu yang bersamaan...akibatnya teman2 di otomotif kesulitan dalam mencari spare part pengganti, karena Fuel pump ini bukan termasuk fast moving.

Jadi supaya, permasalahan mogok dijalan tidak terjadi pada kita, maka sebaiknya kendaraan anda di service di bengkel umum ataupun di bengkel resmi, dimana periksa filter/ cleaning kalau perlu ganti, periksa carbon brush dan yang terakhir kuras tanki bensin andapastikan bahwa semuanya dalam kondisi baik, dan selanjutnya isi bensin di tempat2 yang anda yakini kualitas dan kuantitasnya. Soal peruntukan Bahan Bakar berdasarkan Compression Ratio, maka sebaiknnya memang menggunakan sesuai peruntukannya berdasarkan RON 88 : 5 tahun) mostly pernah ganti fuel pump. Lalu, apakah dengan kondisi ini mau menyalahkan kualitas spare part fuel pump? Okelah kalo hanya terjadi di satu merek, tapi kalau berbagai merek?? Kok sptnya mengada-ada. Menurut informasi tidak resmi dari montir dealer yg saya tahu, kasus ini "katanya" sudah diketahui oleh pertamina, dan sudah dilakukan pengecekan langsung ke dealer (karena hal ini sangat merugikan dealer, karena mereka wajib mengganti fuel pump secara gratis untuk mobil bergaransi). "Katanya" lagi, confirm kualitas bensin (premium => karena tidak ada pilihan lain di kota saya) jelek, dan mereka lakukan monitoring ketat di masing2 SPBU. AJAibnya, "katanya" montir ini, selama periode inspeksi ketat tersebut, kasus fuel pump menurun drastis, dan kembali melonjak setelah inspeksi berakhir....sekali lagi ini katanya montir, yg menurut hemat saya tidak punya keuntungan untuk mengarang2 cerita ini. Back to topic, menurut hemat saya, saya tidak menemukan rasionalisasi antara oktan tinggi vs rendah terhadap ketahanan fuel pump/rotax. Karena fuel pump tetaplah sejatinya sebuah pompa yg digerakan oleh motor, dimana konsumsi energi/daya/arus lebih dipengaruhi oleh viscositas dan SG dari fluida --> dimana ini paling mungkin berubah akibat kontaminasi premium kotoran/fluida lain yg tidak sejenis. Jadi ibaratnya Mercy E Class masih menggunakan premium, sptnya tidak akan merusak fuel pump, "mungkin" mesinnya batuk2 dan kurang spontan tarikannya. Itu menurut saya, soalnya belum pernah punya mercy. Sekarang mari kita tunggu itikad baik dari masing2 pihak yg berkepentingan, dan ingat, tidak semua SPBU itu pasti pas. Karena sepanjang ingatan saya, semua komentar dari HUmas pertamina, beliau menekankan bahwa sampling sudah dilakukan dan hasil OK, tetapi itu untuk SPBU pastipas. benyamin_sitompul

Benar seperti apa yang bapak martin sampaikan, Pihak supplier sudah menanggung penggantian, dan pihan bengkel juga menanggung pemasangan fuel pump kembali. Kita sebagai konsumen, menunggu hasil investigasi dari pihak pertamina, yang seharusnya memang sudah menjadi bagian dari service produsen ke konsumen. Bambang Cahyono Duh pusing Pak.... wong dengan mudahnya mengatakan pemerintah mengatakan "kemungkinan penurunan itu ada".....berarti pemerintah menganggap wajar seperti halnya koropsi, apalagi monopoli tidak ada saingan, bablas dah....sekarang masalah bagi kita sejauh apa penurunan kwalitasnya? Ya kalau ala kadar habislah kendaraan kita..... mungkin sudah resiko kita terlahi di indonesia..... Oksi Permadi Knapa mesti pusing pak?Gampang kok...ada shell, total, petronas kl mau bangsa untung beli pertamax atau pertamax plus buatan dalam negri. Kita mampu beli mobil ( bahkan ada yang sampai ratusan juta dan lebih dari satu ) tapi bahan bakar masih disubsidi. Pertamina hanya monopoli premium kok...kita masih banyak pilihan utk menggunakan bahan bakar lain utk "makanan" mobil kita. shelly shelly Saya pribadi setuju dengan pendapat Pak Oksi,yg bisa punya mobil harap sadar diri dgn kejadian ini, jgn langsung "merasa" miskin (seharusnya). Pun kalo memang kualitas premium menurun krn sengaja demi mengurangi konsumsi bahan bakar ber-subsidi untuk "kalangan yg tidak yg membutuhkan" yah yg punya mobil jgn langsung emosi krn ingatlah masih banyak sodara2 kita yg masih makan nasi aking (katakanlah kasarnya seperti itu). Mari kita ber-positif thinking dulu bahwasanya keadaan saat ini adalah suatu "proses" yg bisa "memaksa" org untuk berubah menjadi lebih baik. Mulai dari beralih memakai bahan bakar non subsidi, nge-cek atau service mobil secara berkala..dll.PASTI ADA HIKMAHNYA :) Joko joko_sosiawan_trikukuh

Mas MWS, Tentu-nya anda tahu, bahwa SPBU itu ada yg milik/di kelola pribadi, dan ada yg milik/di kelola Pertamina, kelihatan jelas kok kalo mau di perhatikan, seperti SPBU-SPBU di sepanjang jalan tol cikampek-padalarang, semua-nya adalah di kelola Pertamina, standar tinggi, pengawasan tinggi. Itu aja komen saya mengenai SPBU. Ridho Irwansyah Dear Mas Joko apakah akan ada perbedaan jika SPBU yg sama - sama menjual produk Pertamina dikelola langsung oleh pertamina atau dikelola oleh perseorangan ? kalau berprinsip seperti waralaba, bukankah sudah seharusnya ada standar - standar nilai yang harus dipenuhi oleh perseorangan yang ingin membuka SPBU dan mencamtumkan logo perushaan tersebut, jika tidak apa bedanya SPBU dengan penjual BBM eceran dipinggir jalan. oksihartiko Kalo pengusaha perorangan atau badan usaha perorangan yang diberikan mandat oleh pertamina untuk mengelola spbu menerepkan semua standart2 yang telah ditentukan oleh pertamina,pasti tidak ada perbedaan antara pengelolaan pertamina dan perorangan. Masalahnya kadang2 pengusaha perorangan tdk menerapkan standart2 yg ditentukan alias berlaku curang. Joko joko_sosiawan_trikukuh Beda-nya adalah dalam hal control-nya Mas, bisa saja pada saat pengajuan semua-nya bagus, begitu jalan, jelek lagi :) itu saja komennya :) http://my.linkedin.com/in/jokotrikukuh Novri Copas dari forum sebelah semoga bermanfaat.. Ciri2 FuelPump bermasalah : 1. 2. 3. 4. Mobil serasa seperti kehabisan bensin, Pedal gas diinjak tidak ada respons dari mesin, ngempos. Mobil ndut-ndutan, seperti aliran bensin tersendat. Mobil kadang mati-mati, tapi kadang masih bisa dihidupkan kembali.

Penyebab Fuel Pump Game Over ada 3: - Fuel Pump Kepanasan

- Fuel Pump Kotor - Faktor Umur Perawatan Harian adalah: Jangan biarkan BBM di tangki sampai dibawah garis indicator 1/4 atau 1/5 (atau 1 garis sebelum garis E) Pertanyaan yg ada di benak kita, kenapa musti begitu? Makin rendah jumlah BBM di dalam tangki, makin besar kemungkinan kotoran ikut tersedot oleh Fuel Pump dan FP menjadi kotor. Makin banyak kotoran, beban kerja FP jadi lebih berat. Makin banyak kotoran makin berat dan lama2 melemah dan akhirnya Game Over FP perlu di rendam oleh BBM untuk mendinginkan. FP adalah kombinasi electric dan motor. Selagi masih hidup FP bekerja terus. Kalau electric motor muter, lama2 jadi panas. Kalau panas atau overheat terus, lama2 rusak dan game over. Maka dari itu langkah ideal adalah menjaga jumlah BBM di dalam tangki diatas 1/4 atau 1/5 tadi. Perawatan rutin 1 tahun setiap 20.000-30.000km Jika hal diatas dilakukan dengan baik, hal selanjutnya adalah minimal setiap kelipatan 20.000km, gantilah filter bensin secara rutin. Filter bensin yang kotor, menambah beban pada FP... Makin berat dorongan yg harus dikeluarkan oleh FP. Lama2 ya FP bisa Game Over juga... Perawatan rutin 2 tahun sekali, Dari hal2 yang diatas, ditambahkan dengan ritual menguras dan mencuci tangki BBM dan mengganti saringan bensin di dalam tangki BBM. Hal ini supaya tangki BBM bersih kembali. Spt hal diatas, penyebab FP Game Over salah satu faktor adalah kotoran. Jika kendaraan akan ditinggal untuk waktu yang agak lama (diatas 3 hari) biasakan mengisi BBM sampai penuh. Hal ini untuk menghindari terjadinya karat di bagian tangki yg kosong. Bensin dan Solar adalah cairan pembersih. Solar biasa dipakai untuk membersihkan mesin2 dan bagian dalamnya saat turun mesin / mesin di bongkar. Kotoran rontok loh. Bensin juga melakukan hal yang sama bahkan lebih tajam lagi. Jika ada karat di dalam tangki bensin, maka karat ini akan rontok oleh BBM, dan hasil rontok nya manjadi kotoran di dalam tangki. Oleh karena itu mengisi BBM FULL TANK secara rutin dan saat kendaraan akan ditinggal liburan, adalah salah satu bentuk perawatan yg paling simple.

Jilka hal2 diatas dilakukan, maka Fuel Pump dijamin awet minimal 5 tahun, bahkan bisa mencapai 10tahun lebih... Semoga membantu... Frank ahahaha... ternyata Taxi Gamya boong!!... makanya jangan pake fuel pump buatan cina. harus ada Class 1 Division 1, explosion proof Certified. Artinya ada bisnis rabu, semua fuel pump automotif harus ada certified yang dikeluarkan oleh badan pemeriksaan khusus, yang mana harus sesuai Migas. Biar supplier fuel pump automotif nga seenaknya jual barang yang cepat rusak.... BP Migas: Kualitas Premium Gamya Sesuai Spesifikasi Rabu, 28 Juli 2010 | 08:42 WIB Besar Kecil Normal Dok. TEMPO/Puspa Perwitasar TEMPO Interaktif, Jakarta -Kualitas premium di pool taksi Gamya masih dinyatakan sesuai spesifikasi. Meski, pada sampel yang diambil dari tangki mobil yang mogok berwarna lebih hitam dibandingkan sampel lainnya. "Sampel premium dari saringan fuel pump mobil yang mogok mengandung angka oktan riset (RON) 88,1 dan berwarna hitam gelap," kata Kepala Badan Pengatur Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) Tubagus Haryono lewat pesan singkat hari ini. Kesimpulan sementara tersebut diperoleh dari hasil uji petik premium yang dilakukan BPH Migas di stasiun pengisian bahan bakar pool Taksi Gamya di Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur kemarin. Berdasarkan penghitungan cepat, kata Tubagus, sampel premium yang diambil dari tangki timbun pool taksi secara merata mulai bagian dasar hingga permukaan (buttom to top) mengandung RON 89,9 dan berwarna kuning keruh; premium dari nozzle dispenser mengandung RON 90,3 dan berwarna kuning jernih. Sementara itu, RON yang disyaratkan pemerintah yakni 88. "Dari pemeriksaan RON ternyata masih memenuhi spec," ujarnya. Selain melakukan pengecekan premium di pool Taksi Gamya, kata Tubagus, BPH Migas kemarin juga melakukan pemeriksaan secara acak premium dari stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang terdapat di Condet. Hasil penelitian lebih lanjut mengenai kemurnian premium (impurities) premium yang dilakukan Lemigas akan diketahui minggu depan. Enver K Ardhaliwa

Kutipan berita dari Tempo di bawah tersebut belum secara explisit menjelaskan hasil uji mengenai kadar Sulfur dalam premium yang justru menjadi tersangka utama penyebab kerusakan fuel pump. ma2ithink Tergelitik lagi dgn beragam pendapat dan pandangan. Salah satunya pernyataan dgn bangganya menyatakan "makanya jangan pake pump buatan cina" Apakah ada fuel pump buatan indonesia?????? Semuanya menyedihkan, kita memang tak bisa apa apa kecuali saling menyalahkan.

Novri Bung, sebelumnya anda minta jangan cepat2 menyalahkan pertamina. Tapi kenapa anda sendiri tidak konsisten dan mengeluarkan pernyataan "Taksi Gamya boong?" Jelas2 di artikel tersebut hasil tes kemurnian bensin nya belum diketahui. Frank Persoalannya Direktris Taxi Gamya memberikan statement terbuka di media TV tentang Premium Pertamina yang kata mengandung sulphur tinggi atas testnya di negara Thailand. Kenapa mesti memakai test nun-jauh disana di negeri Thailand?..apakah di Indonesia tidak memiliki badan tester?... garis merah menyatakan sesuai spesifikasi. Ini adalah statement BPH Migas. Salam. FT TEMPO Interaktif, Jakarta -Kualitas premium di pool taksi Gamya masih dinyatakan sesuai spesifikasi. Meski, pada sampel yang diambil dari tangki mobil yang mogok berwarna lebih hitam dibandingkan sampel lainnya. "Sampel premium dari saringan fuel pump mobil yang mogok mengandung angka oktan riset (RON) 88,1 dan berwarna hitam gelap," kata Kepala Badan Pengatur Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) Tubagus Haryono lewat pesan singkat hari ini. Arthur Silalahi Mas Frank, Ya betul pernyataan yg ada merahi itu.

Tapi anda sendiri harus sadar wartawan yg menulis itu apakah punya background teknik atau nggak. Bisa saja dia ambil mentah2 dari rekaman wawancaranya. Tanpa sebelumnya menanyakan....yg dimaksud spesifikasi premium itu apa ya pak ? Lagipula pernyataan paling penting ada di bawah kenapa ga anda merahi. Yg menyatakan bahwa impurities dari premium akan diteliti lebih lanjut oleh lemigas. Pernyataan direktris Gamya itu apa yang salah ? dia meng-klaim bahwa sulphur test premium pertamina di thailand tinggi. Kalau dia mau test di negara yg dia percaya apa itu salah ? mungkin dia pikir kalau tes di sini maka diragukan objektivitasnya. Itu hak dia toh...tinggal nanti Pertamina or BPH Migas counter deh itu pernyataan. Tapi belum bisa di counter kan soalnya belum ada hasil tes impuritiesnya. Dan kesannya kok anda meremehkan negara cina dgn pernyataan anda hehehe.... Jgn segitunya ah mas frank. Anda tampaknya sangat2 mengerti tentang bahan bakar....atau expert malah. Saya liat dari kiriman2 anda. Harusnya kita2 yg lebih mengerti dari pemilik mobil yg fuel pump nya rusak itu mengarahkan diskusi dgn jernih. Saya rasa ga ada yg secara tajam menyerang pertamina kok. Cuma minta supya kalau memang terbukti penyebabnya dari premium pertamina. Maka sebaiknya pertamina memperbaiki kualitasnya supaya tidak terulang lagi. Ga ada toh yg minta pertamina supaya ditutup J Itu perusahaan migas kebanggaan kita rakyat indonesia mas. Jgn sampe punya sifat pengecut kalau memang salah. Saya pribadi akan lebih respek jika pertamina bisa lebih bijak bersikap. Bukan seperti pernyataan konyol salah satu petingginya yg bilang bahwa kerusakan pompa karena pemilik mobil tidak pake bensin dgn oktan yg sesuai (lebih tinggi) hehehe... Kalaupun petinggi itu lulusan ekonomi, yah setidaknya dgn jabatan dia skrg pastinya sudah harus hafal luar dalam produk yg dia jual sendiri.

Gitu loh mas frank... Frank Ok mohon maaf rekan2 bila ada kata2 yang kurang berkenan dalam penulisan saya. sekali mohon maaf. Mari kita saling mengkoreksi agar kinerja kita lebih professional.