agus tri cahyono_ proposal skripsi desain faktorial 2x2
DESCRIPTION
Agus Tri Cahyono_ Proposal Skripsi Desain Faktorial 2x2TRANSCRIPT
-
5/30/2015 AgusTriCahyono:PROPOSALSKRIPSIDESAINFAKTORIAL2x2
http://agustricahyono.blogspot.com/2014/11/proposalskripsidesainfaktorial2x2.html 1/42
Agus Tri Cahyono
S e l a s a , 0 4 N o v e m b e r 2 0 1 4
PROPOSAL SKRIPSI DESAIN FAKTORIAL 2x2
BABI
PENDAHULUAN
A.LatarBelakang
Aedy (2009) mengatakan bahwa pendidikan adalah sebuah proses yang
melibatkanbanyaksumberdaya,baiksumberdayamanusia,sumberdanamaupun
sumberdayasaranadanprasarana.Setiapsumberdayatersebutmelibatkanbanyak
variabeldansetiapvariabelmasihmelibatkanbanyakunsurpula.
Tujuanpembelajaranyangdilakukandi sekolahsecaraumumadalahuntuk
mentransfer ilmu dalam bentuk pengetahuan, sikap, maupun keterampilan kepada
siswamelaluiberbagaiproses.Prosespembelajaranyangdilakukandenganberbagai
model untuk mencapai tujuan tersebut tidak selalu cocok pada semua siswa.
Penyebabnya bisa saja karena latar belakang pendidikan siswa, kebiasaan belajar,
motivasi,minat,sarana,lingkunganbelajar,modelpembelajaran,dansebagainya.
Dalam menelaah peningkatan mutu pendidikan ada salah satu pendekatan
yangharusdilaluidengansukses,yaitupendekatansubstansialpendidikan(content
approach).Pendekataniniberkaitanlangsungdenganmutupendidikandantingkah
laku yang harus dimiliki oleh siswa, karena proses belajar mengajar ditentukan
dengan orientasi pendidikan yang tidak didominasi oleh guru (teacher centered),
melainkandidominasi oleh siswa (student centered).Dengandemikiandiharapkan
prestasisiswaakanmenjadiasliatautidakartifisialbelaka.Prestasiyangdiperoleh
siswahendaknyadariprosespembelajaranmaupunbelajardantidakhanyamelalui
transferinfomasibegitusaja.
Pembelajaran merupakan proses interaksi baik antara guru dengan siswa,
siswadengan siswa,maupun siswadengan lingkungannyayangdapatmerangsang
siswauntukbelajar.Melaluiproses interaksi, kemampuan siswaakanberkembang
baikmentalmaupunintelektualnya(Sanjaya,2008:133).Dalamkeseluruhanproses
pendidikan di sekolah berbasis kelas, kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan
yangpalingpokok.Keberhasilanpencapaiantujuanpendidikanterutamaditentukan
olehprosespembelajaranyangdialami siswa.Siswayangbelajarakanmengalami
perubahanbaikdalampengetahuan,pemahaman,ketrampilan,nilai,dansikap.
Menurut Slameto (2010: 54), pembelajaran dipengaruhi oleh dua faktor,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktorfaktor
yang berasal dari dalam diri individu contohnya niat, motivasi berprestasi, sikap,
motivasibelajar.Sedangkanfaktoreksternalmerupakanfaktoryangberasaldariluar
blog agus
Lihat profil lengkapku
Mengenai Saya
2014 (3)November (3)
RPP SMKRangkaianParalel RLC dalamArus Bolakb...
BUKU SISWADASAR DANPENGUKURAN LISTRIKX TITL/TI...
PROPOSALSKRIPSIDESAINFAKTORIAL2x2
2013 (1)
2012 (1)
2010 (3)
2009 (11)
2008 (6)
Arsip Blog
JointhissitewithGoogleFriendConnect
Therearenomembersyet.Bethefirst!
Alreadyamember?Signin
Pengikut
0 Lainnya BlogBerikut BuatBlog Masuk
-
5/30/2015 AgusTriCahyono:PROPOSALSKRIPSIDESAINFAKTORIAL2x2
http://agustricahyono.blogspot.com/2014/11/proposalskripsidesainfaktorial2x2.html 2/42
diriindividusalahsatucontohnya,yaitumodelpembelajaran.
Berdasarkanhasilwawancara terhadapgurumatapelajarandasar dan
pengukuran listrik pada tanggal 18 Februari 2014 di Sekolah Menengah
Keujuruan Negeri 7 Surabaya atau selanjutnya disingkat SMK Negeri 7
Surabaya. Model pembelajaran yang sering digunakan oleh guru mata
pelajarandasardanpengukuranlistrikketikamengajardikelasadalahmodel
pembelajaran konvensional. Adapun model pembelajaran konvensional
tersebutmenggunakanmetodeceramahdanmencatatsehinggasiswakurang
aktif dalam kegiatan belajarmengajar. Pembelajaran konvensional terpusat
pada guru sehingga menyebabkan siswa cenderung selalu menunggu
pengetahuandatangdariguru.Siswayangdiajarpunakancepatmengalami
kebosanan, mengingat dasar dan pengukuran listrik merupakan mata
pelajaran produktif yang memiliki jumlah 10 jam pelajaran dalam satu
minggu.
Berdasarkan hasil wawancara pula, hasil belajar siswa belum
menunjukkan peningkatan dari nilai ulangan siswa sebelum remedial pada
matapelajarandasar danpengukuran listrik.Nilai hasil belajar siswa yang
telah tuntasmasihmencapai 65%dari seluruh siswa kelas X TIPTL yang
berjumlah 98 siswa dan terbagi menjadi tiga kelas dengan nilai Kriteria
KelulusanMinimum(KKM)>76.Didasarkanhaltersebut,adabeberapahal
yangmenjadi faktoryangbelumbisamenunjanghasil belajar siswa secara
maksimal. Mengingat kondisi tersebut dan semakin majunya ilmu
pengetahuan,makadalamprosespembelajaranharuslahmenngunakanmodel
pembelajaran yang dapatmenarik respon siswa danmembantu guru dalam
menjelaskanmateripembelajaran.
Melihat kondisi tersebut, tentunya akanmenimbulkanmasalahpada
saatprosespembelajaranpadamatapelajarandasar danpengukuran listrik.
Masalahmunculdiantaranya:(1)kurangefektifnyaprosespembelajaran,(2)
kurangnyaperhatianpadasaatprosespembelajaran,(3)kurangnyakeaktifan
siswapada saatmengikutipembelajaran sehinggaketikadiberikesempatan
untuk bertanya hanya sedikit siswa yang melakukannya, (4) proses
pembelajaran yang sering di lakukan oleh guru menggunakan model satu
arah, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran langsung dengan
metodeceramahdanmencatat,(5)karenawaktuyangterbatassehinggasulit
untuk menyesuaikan penggunaan model pembelajaran dengan tingkat
motivasi beprestasi siswa yang beragam, dan (6) pencapaian tujuan
pembelajaranpadamatapelajaranmengaplikasikan rangkaian listrik belum
sepenuhnyamaksimal,halinidapatdilihatdarinilairataratasiswakelasX
TeknikInstalasiPemanfaatanTenagaListrik(TIPTL).
Mata pelajaran dasar dan pengukuran listrik merupakan materi
hitungan dan praktik padaKurikulum2013. Dengan melaksanakan belajar
secara praktik, siswa dibimbing untuk dapat terampil dan mempersiapkan
bekaluntukmenghadapiduniakerja.Dalamprosesnyasiswadituntutuntuk
-
5/30/2015 AgusTriCahyono:PROPOSALSKRIPSIDESAINFAKTORIAL2x2
http://agustricahyono.blogspot.com/2014/11/proposalskripsidesainfaktorial2x2.html 3/42
mampumemahamimatapelajarandasardanpengukuranlistrik.
Dari uraian di atas,makauntukmengetahui pengaruhmodel pembelajaran
dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar siswa maka penulis melakukan
penelitian tentang Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Siswa
Ditinjau dari Motivasi Berprestasi pada Mata Pelajaran Dasar dan Pengukuran
Listrik.
B.RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
rumusanmasalahdalampenelitianinisebagaiberikut:
1.Apakahadaperbedaanhasilbelajarsiswapadamatapelajarandasardan
pengukuran listrik yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
langsungdanmodelpembelajarankooperatiftipeTAI?
2.Apakahadaperbedaanhasilbelajarsiswapadamatapelajarandasardan
pengukuranlistrikditinjaudarimotivasiberprestasitinggidanrendah?
3.Apakahadainteraksiantaramodelpembelajarandanmotivasiberprestasi
terhadap hasil belajar siswa padamata pelajaran dasar dan pengukuran
listrik?
C.BatasanMasalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka batasan
masalahpenelitianiniadalahsebagaiberikut:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah Model Pembelajaran
Langsung (MPL) danMdel PembelajaranKooperatif (MPK) tipeTeam
AssistedIndividualization(TAI).
2. Pengukuran hasil belajar siswa pada mata pelajaran dasar dan
pengukuranlistrikpadakompetensidasarmenganalisis rangkaian listrik
arusbolakbalik.
3.KurikulumyangdigunakanadalahKurikulum2013.
4. Pengukuran hasil belajar siswa pada mata pelajaran dasar dan
pengukuran listrik kompetensi dasarmenganalisis rangkaian listrik arus
bolakbalik.
5. Sampel yang digunakan adalah siswa SMK program studi keahlian
TeknikInstalasiPemanfaatanTenagaListrik kelasXdiSMKNegeri 7
Surabaya.
6.Hasilbelajarsiswaakandiukuradalahhasilbelajarkognitif,afektifdan
psikomotor.
D.TujuanPenelitian
Tujuanpenelitianiniadalahsebagaiberikut:
1. Mengetahui adanyaperbedaanhasil belajar siswapadamatapelajaran
dasar dan pengukuran listrik yang dibelajarkan dengan model
pembelajaranlangsungdanmodelpembelajarankooperatiftipeTAI.
2. Mengetahui adanyaperbedaanhasil belajar siswapadamatapelajaran
dasardanpengukuranlistrikditinjaudarimotivasiberprestasi.
3. Mengetahui adanya interaksi antaramodel pembelajarandanmotivasi
-
5/30/2015 AgusTriCahyono:PROPOSALSKRIPSIDESAINFAKTORIAL2x2
http://agustricahyono.blogspot.com/2014/11/proposalskripsidesainfaktorial2x2.html 4/42
berprestasi terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran dasar dan
pengukuranlistrik.
E.ManfaatPenelitian
Penelitiberharaphasilpenelitianinidapatmemberikanmanfaatbaik
bagi siswa maupun guru. Adapun manfaat penelitian ini adaalah sebagai
berikut:
1. Bagi penulis, dalam penelitian ini diharapkan dapat memperoleh
informasi tentang perbandingan hasil belajar siswa antara yang
menggunakan model pembelajaran langsung dan model pembelajaran
kooperatiftipeTAIpadasiswayangmemilikimotivasiberprestasitinggi
danrendah.
2.Bagiguru,penelitianinidiharapkanmenjadibahanpertimbangandalam
memilih model pembelajaran yang tepat dengan mempertimbangkan
motivasi berprestasi siswa sebagai upaya meningkatkan hasil belajar
siswa.
3. Siswa diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar pada mata
pelajarandasardanpengukuranlistrik.
4.DapatmenjadipilihanyangefektifbagisekolahsekolahSMKdidalam
membelajarkan model pembelajaran mata pelajaran dasar dan
pengukuran listrik di kelas serta dapat menjadi jawaban untuk
meningkatkanhasilbelajarsiswaSMK.
BABII
KAJIANPUSTAKA
A.DeskripsiTeoritik
1.MotivasiBerprestasi
a.Pengertianmotivasiberprestasi
Motivasi dalam bahasa Inggris adalah motive berasal dari kata
motion yang berarti gerak atau sesuatu yang bergerak. Berawal dari
kata motif itu motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak aktif.
Motivasi dapat menjadi aktif pada saatsaat tertentu terutama bila
kebutuhanuntukmencapaitujuansangatdiperlukan.
Purwanto (2000: 7071) berpendapat, bahwa setiapmotivasi itu
bertalianeratdengansuatutujuandancitacita.Makinberhargatujuanitu
bagiyangbersangkutan,makinkuatpulamotivasinya,sehinggamotivasi
itusangatbergunabagitindakanatauperbuatanseseorang.
Menurut Mc. Donald yang dikutip oleh Sardiman (2011: 198),
motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
denganmunculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini
mengandung tiga elemen penting, yaitu: (1) motivasi itu mengawali
terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia, (2)
-
5/30/2015 AgusTriCahyono:PROPOSALSKRIPSIDESAINFAKTORIAL2x2
http://agustricahyono.blogspot.com/2014/11/proposalskripsidesainfaktorial2x2.html 5/42
motivasi ditandai denganmunculnya rasadan afeksi seseorang, dan (3)
motivasiakandirangsangkarenaadanyatujuan.
Dalam kegiatan belajar, Fathurrohman dan Sutikno
(2007:19) mengatakan bahwa motivasi dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah
kegiatan belajar, sehingga diharapkan dapat mencapai tujuan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi
berprestasi merupakan dorongan untuk berbuat sebaik mungkin,
agar memperoleh hasil yang terbaik dengan kondisi yang
diharapkan. Motivasi berprestasi merupakan pendorong bagi
siswa untuk berbuat sebaikbaiknya dengan tujuan mencapai
hasil belajar yang setinggitingginya.
b.Ciriciridanindikatormotivasiberprestasi
Motivasiyangadapadadirisiswasangatpentingdalamkegiatan
belajar. Ada tidaknyamotivasi seseorang individu untuk belajar sangat
berpengaruh dalam proses aktivitas belajar itu sendiri. Seperti
dikemukakan oleh Sardiman (2011: 83) motivasi berprestasi memiliki
ciricirisebagaiberikut:
1)Tekunmenghadapitugas(dapatbekerjaterusmenerusdalamwaktu
yanglama,tidakpernahberhentisebelumselesai).
2)Uletmenghadapikesulitan(tidaklekasputusasa).Tidakmemerlukan
dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat
puasdenganprestasiyangtelahdicapai).
3)Mewujudkanminatterhadapbermacammacammasalahuntukorang
dewasa. (misalnyamasalah pembangunan, agama, politik, ekonomi,
keadilan,pemberantasankorupsi,penentanganterhadapsetiaptindak
kriminal,amoraldansebagainya).
4)Lebihsenangbekerjamandiri.
5) Cepat bosan pada tugastugas yang rutin (halhal yang bersifat
mekanis,berulangulangbegitusaja,sehinggakurangkreatif).
6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan
sesuatu).
7)Tidakmudahmelepaskanhalyangdiyakiniitu.
8)Senangmencaridanmemecahkanmasalahsoalsoal.
Jika ciriciri tersebut terdapat pada seorang siswa berarti siswa
tersebutmemilikimotivasiberprestasiyangcukupkuatyangdibutuhkan
dalamaktifitasbelajarnya.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa yang
memiliki motivasi tinggi dalam berprestasi akan menunjukkan halhal
seperti1)keinginanmendalamimateri,2)ketekunandalammengerjakan
tugas,3)keinginanberprestasi,dan4)keinginanuntukmaju.
c.Jenisjenismotivasiberprestasi
-
5/30/2015 AgusTriCahyono:PROPOSALSKRIPSIDESAINFAKTORIAL2x2
http://agustricahyono.blogspot.com/2014/11/proposalskripsidesainfaktorial2x2.html 6/42
Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah merupakan hal yang
pentingsetidaknyaparasiswamemilikimotivasiuntukberprestasikarena
kegiatanakanberhasilbaikapabilaanakyangbersangkutanmempunyai
motivasiyangkuat.Hapsari(2005:74)membagimotivasimembagidua
jenis, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik dengan
mendefinisikankeduajenismotivasi tersebut.Motivasi instrinsikadalah
bentukdoronganbelajaryangdatangdaridalamdiriseseorangdantidak
perlu rangsangan dari luar. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah
doronganbelajaryangdatangnyadariluardiriseseorang.
Daripendapattersebutdapatdisimpulkanbahwamotivasiterdiri
dari dua macam, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Berkenaan dengan kegiatan belajarmotivasi instrinsikmempunyai sifat
yang lebih penting karena daya penggerak yang mendorong seseorang
dalambelajardaripadamotivasiekstrinsik.Keinginandanusahabelajar
atas dasar inisiatif dirinya sendiri akanmembuahkan hasil belajar yang
maksimal, sedang motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang mendorong
belajaritutimbuldariluardirinya.Apabilakeinginanuntukbelajarhanya
dilandasi oleh dorongan dari luar dirinyamaka keinginan untuk belajar
tersebutakanmudahhilang.
1)Motivasiintrinsik
Santrock (2003: 476)mengatakanmotivasi intrinsik adalah
keinginan dari dalam diri seseorang untuk menjadi kompeten, dan
melakukan sesuatu demi usaha itu sendiri. Thursan (2008: 28)
mengemukakan motif intrinsik adalah motif yang mendorong
seseoranguntukmelakukansesuatukegiatan.
MenurutHapsari(2005:74)motivasiintrinsikpadaumumnya
terkaitdenganbakatdanfaktorintelegensidalamdirisiswa.Motivasi
intrinsik dapat muncul sebagai suatu karakter yang telah ada sejak
seseorang dilahirkan, sehingga motifasi tersebut merupakan bagian
darisifatyangdidorongolehfaktorendogen,faktorduniadalam,dan
sesuatubawaan(Gunarsa,2008:50).
SedangkanmenurutThursan (2008: 29), seorang siswayang
memiliki motivasi intrinsik akan aktif belajar sendiri tanpa disuruh
gurumaupunorangtua.Motivasiintrinsikyangdimilikisiswadalam
belajarakanlebikkuatlagiapabilamemilikimotivasieksrtrinsik.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan
motivasi intrinsik adalahmotivasi yangkuat berasal dari dalamdiri
individutanpaadanyapengaruhdariluaryangmendorongseseorang
untukmelakukansesuatukegiatan.
Menurut Hapsari (2005: 74) faktor yang mempengaruhi
motivasi intrinsik pada umumnya terkait dengan faktor intelegensi
danbakat dalamdiri siswa.Gunarsa (2008: 5051),mengemukakan
bahwa motivasi intrinsik dipengaruhi oleh faktor endogen, faktor
-
5/30/2015 AgusTriCahyono:PROPOSALSKRIPSIDESAINFAKTORIAL2x2
http://agustricahyono.blogspot.com/2014/11/proposalskripsidesainfaktorial2x2.html 7/42
konstitusi, faktor dunia dalam, sesuatu bawaan, sesuatu yang telah
ada yang diperoleh sejak dilahirkan. Selain itu, motivasi intrinsik
dapat diperoleh dari proses belajar. Seseoran yang meniru tingkah
orang lain, yang menghasilkan sesuatu yang menyenangkan secara
bertahap, maka dari proses tersebut terjadi proses internalisasi dari
tingkah laku yang ditiru tersebut sehinggamenjadi kepribadian dari
dirinya.
Dari berbagai pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa faktor yangmempengaruhimotivasi intrinsik antara lain: (1)
keinginandiri,(2)kepuasan,(3)kebiasaanbaik,dan(4)kesadaran.
2)Motivasiekstrinsik
Menurut Supandi (2011: 61), motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang timbul manakala terdapat rangsangan dari luar
individu. Adapun Santrock (2003: 476) berpendapat, motivasi
ekstrinsik adalah keinginan mencapai sesuatu dengan tujuan untuk
mendapatkan tujuan eksternal atau mendapat hukuman eksternal.
Lebih lanjut menurut Santrock (2003: 476), motivasi ekstrinsik
adalah keinginan untuk mencapai sesuatu didorong karena ingin
mendapatkan penghargaan eksternal atau menghindari hukuman
eksternal.Motivasiekstrinsikadalahdoronganuntukberprestasiyang
diberikanolehorang lainsepertisemangat,pujiandannasehatguru,
orangtua,danoranglainyangdicintai.
Dari berbagai pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa motivasi ektrinsik dipengaruhi atau dirangsang dari luar
individu. Faktorfaktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik
antara lain (1) pujian, (2) nasehat, (3) semangat, (4) hadiah, (5)
hukuman,dan(6)meniru.
d.Fungsimotivasiberprestasi
Motivasi berhubungan erat dengan suatu tujuan. Dengan
demikian motivasi dapat mempengaruhi adanya kegiatan. Kaitannya
dengan belajar, motivasi merupakan daya penggerak untuk melakukan
belajar.MenurutSardiman(2011:85)bahwamotivasimempunyaifungsi
sebagaiberikut:
1)Mendorongmanusiauntukberbuat.Jadimotivasisebagaipenggerak
ataumotoryangmelepaskanenergimotivasidalamhalinimerupakan
motorpenggerakyangakandigerakkan.
2) Menentukanarahperbuatanyaknikearahtujuanyangakandicapai.
Jadi motivasi dapat memberi arah kegiatan yang harus dikerjakan
agarsesuaidengantujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan yang harus
dikerjakan yang sesuai untukmencapai tujuan denganmenyisihkan
perbuatanyangtidakbermanfaatbagitujuantersebut.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya
-
5/30/2015 AgusTriCahyono:PROPOSALSKRIPSIDESAINFAKTORIAL2x2
http://agustricahyono.blogspot.com/2014/11/proposalskripsidesainfaktorial2x2.html 8/42
fungsi motivasi dalam belajar adalah sebagai pendorong dan pengarah
seseorang atau siswa pada aktifitas mereka dalam pencapaian tujuan
belajar.
e.Indikatormotivasiberprestasi
Adapun indikatormotivasi berprestasi yang dapat ditarik adalah
sebagaiberikut:
1) Keinginan mencapai hasil yang optimal, yaitu: a) dorongan
untuk selalu maju dalam menekuni mata pelajarn dasar dan
pengukuran listrik, b) dorongan untuk selalu mendapat nilai
baik, c) dorongan untuk menyelesaikan tugastugas, dan d)
kesungguhan siswa dalam merespon.
2) Keinginan untuk meningkatkan pengetahuan, yaitu: a)
dorongan untuk membaca dan mengerjakan soalsoal, b)
dorongan untuk mengajukan pertanyaan tentang halhal yang
belum jelas, dan c) dorongan untuk membaca buku baru.
3) Rasa percaya diri dan kepuasan, yaitu: a) dorongan untuk
menguasai materi materi pembelajaran secara mandiri, b)
memiliki kepuasan dalam mengikuti proses pembelajaran, dan
c) adanya keinginan umpan balik dalam pembelajaran.
2.ModelPembelajaran
Menurut Suprijono (2010: 46), model pembelajaran adalah pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas maupun
tutorial.Modelpembelajaranberfungsipula sebagaipedomanbagiparaperancang
pembelajarandanparagurudalammerencanakanaktivitasbelajarmengajar.Melalui
model pembelajaran guru dapat membantu siswa mendapatkan informasi, ide,
keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran
berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru
dalammerencanakanaktivitasbelajarmengajar.Dalampenelitian inidikemukakan
duamodel pembelajaran yang digunakan, yaitumodel pembelajaran langsung dan
modelpembelajarankooperatiftipeTeamAssistedIndividualization(TAI).
a.ModelPembelajaranLangsung(MPL)
1)PengertianModelPembelajaranLangsung
Model pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan
mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar
siswayangberkaitandenganpengetahuandeklaratifdanpegetahuan
proseduralyangterstrukturdenganbaikyangdapatdiajarkandengan
polabertahap,selangkahdemiselangkah(KardidanNur(2005:5).
Adapun ciriciri Model Pembelajaran Langsung (MPL)
menurutKardi&Nur(2005:3)adalahsebagaiberikut:
a) Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruhmodel pada siswa
termasukprosedurpenilaianbelajar.
b)Sintaksataupolakeseluruhandanalurkegiatanpembelajaran
c) Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang
-
5/30/2015 AgusTriCahyono:PROPOSALSKRIPSIDESAINFAKTORIAL2x2
http://agustricahyono.blogspot.com/2014/11/proposalskripsidesainfaktorial2x2.html 9/42
diperlukanagarpembelajaran tertentudapatberlangsungdengan
berhasil.
2)Tujuanmodelpembelajaranlangsung
Para pakar teori belajar pada umumnya membedakan dua
macampengetahuan, yakni pengetahuan deklaratif dan pengetahuan
prosedural.Pengetahuandeklaratif (dapatdiungkapkandengankata
kata) adalah pengetahuan tentang sesuatu, sedangkan pengetahuan
proseduraladalahpengetahuantentangbagaimanamelakukansesuatu
(Kardi&Nur, 2005: 4).Suatu contohpengetahuandeklaratif, yaitu
besarnyahambatanmerupakanhasilbagiantarategangandenganarus
listrik (R=V/I). Pengetahuan prosedural yang berkaitan dengan
pengetahuandeklaratifdiatasadalahbagaimanamemperolehrumus
ataupersamaanhambatan.
Sering kali pengetahuan prosedural memerlukan penguasaan
prasyarat yang berupa pengetahuan deklaratif. Para guru selalu
menghendaki agar siswasiswa memperoleh kedua macam
pengetahuantersebut,supayamerekadapatmelakukansuatukegiatan
danmelakukansegalasesuatdenganberhasil.
Dari penjelasan beberapa teori tersebut bahwa tujuan
dibelajarkannya model pembelajaran langsung adalah siswa
memperoleh dua macam pengetahuan, yaitu pengetahuan deklaratif
danpengetahuanprosedural.Penguasaanpengetahuantersebutsaling
berhubungandemitercapainyahasilbelajaryangmaksimal.
3)Sintaksataupolamodelpengajaranlangsung
Pada model pengajaran langsung terdapat lima fase yang
sangatpenting.Gurumengawalipelajarandenganpenjelasantentang
tujuan dan latar belakang pembelajaran, sertamempersiapkan siswa
untukmenerimapenjelasanguru.
Pengajaran langsung, menurut Kardi (2005: 3) dapat
berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktek, dan kerja
kelompok. Pengajaran langsung digunakan untuk menyampaikan
pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa.
Penyusunan waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran harus seefisien mungkin, sehingga guru dapat
merancangdengantepatwaktuyangdigunakan.
Sintaksmodelpengajaranlangsungtersebutdisajikandalam5
tahapsepertiditunjukkanTabel2.1.
Tabel2.1.SintaksModelPengajaranLangsungFase PeranGuru
Fase1Menyampaikantujuandan
GurumenjelaskanTPK, informasi latarbelakang pelajaran, pentingnya
-
5/30/2015 AgusTriCahyono:PROPOSALSKRIPSIDESAINFAKTORIAL2x2
http://agustricahyono.blogspot.com/2014/11/proposalskripsidesainfaktorial2x2.html 10/42
mempersiapkansiswa pelajaran, mempersiapkan siswa untukbelajar.
Fase2Mendemonstrasikanpengetahuandanketerampilan
Gurumendemonstrasikan keterampilandengan benar, atau menyampaikaninformasitahapdemitahap
Fase3Membimbingpelatihan
Guru merencanakan dan memberibimbinganpelatihanawal
Fase4Mengecekpemahamandanmemberikanumpanbalik
Mengecek apakah siswa telah berhasilmelakukantugasdenganbaik,memberiumpanbalik
Fase5Memberikankesempatanpelatihanlanjutandanpenerapan
Guru mempersiapkan kesempatanmelakukan pelatihan lanjutan, denganperhatian khusus pada penerapankepada situasi lebih kompleks dankehidupanseharihari.
Sumber:Kardi&Nur(2005:8)
Dari teori tersebutdiatasdapatdisimpulkanbahwapada fase
persiapan, guru memotivasi siswa agar siap menerima presentasi
materi pelajaran yang dilakukan melalui demonstrasi tentang
keterampilan tertentu. Pembelajaran diakhiri dengan pemberian
kesempatan pada siswa untuk melakukan pelatihan dan pemberian
umpan balik terhadap keberhasilan siswa. Pada fase pelatihan dan
pemberian umpan balik tersebut, guru perlu selalu mencoba
memberikankesempatanpadasiswauntukmenerapkanpengetahuan
atauketerampilanyangdipelajarikedalamsituasikehidupannyata.
4)Kelebihandankekuranganmodelpembelajaranlangsung
Model pembelajaran langsung memilki kekurangan dan
kebelebihan dalam penerapannya. Adapun keunggulan Menurut
Sanjaya (2008: 189) yaitu: (a). guru bisa mengontrol urutan dan
mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, (b) efektif
utuuk materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas,
sementara ituwaktu yang dimiliki untuk belajar terbatas, (c) selain
siswadapatmendengarmelalui tentang suatumateri pelajaran, juga
sekaligussiswadapatmelihat(melaluipelaksanaandemonstrasi),dan
(d)bisadigunakanuntukjumlahsiswadanukurankelasbesar.
Namun lebih lanjut Sanjaya (2008: 189) menjelaskan
beberapakekuranganmodelpembelajaranlangsung,yaitu:(a)
hanya untuk kemampuanmendengar dan menyimak yang baik, (b)
tidak dapatmelayani perbedaan kemampuan siswa, dan (c)
hanya menekankan pada komunikasi satu arah (oneway
communication).
b.ModelPembelajaranKoopeatifTipeTeamAssistedIndividualization
(TAI)
1) Dasar model pembelajaran koopeatif tipe Team Assisted
Individualization(TAI)
Team Assisted Individualization (TAI) merupakan bagian
dalammodelpembelajarankoopeatif.Modelpembelajarankooperatif
belum banyak diterapkan dalam pendidikan. Kebanyakan pengajar
enggan menerapkan sistem kerja sama di dalam kelas karena
-
5/30/2015 AgusTriCahyono:PROPOSALSKRIPSIDESAINFAKTORIAL2x2
http://agustricahyono.blogspot.com/2014/11/proposalskripsidesainfaktorial2x2.html 11/42
beberapaalasan.
MenurutLie (2002: 27) alasan pengajar engganmenerapkan
sistem kerjasama di dalam kelas adalah khawatir akan terjadi
kekacauan di dalam kelas dan siswa tidak belajar jika mereka
diterapkandidalamgrup.Selainitu,banyakorangmempunyaikesan
negatif mengenai kegiatan kerja sama atau belajar di dalam
kelompok.
Model pembelajaran koopeatif tidak sama dengan proses
pembelajaran yang hanya sekedar belajar menggunakan kelompok.
Namun terdapat beberapa unsurunsur dasar yang mendasari
perbedaan model pembelajaran kooperatif dengan model
pembelajaransecaraberkelompokyangdilakukansecaraasalasalan.
Pelaksanaanprosedurmodelkoopeatifyangdi lakukansecarabenar
akanmemungkinkangurumengelolakelasdenganlebihefektif.
Menurut Roger dan Johnson dalam Lie (2002: 30), bahwa
tidak semua kerja kelompok bisa dianggap pembelajaran koopeatif.
Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur pembelajaran
gotongroyongharusditerapkan.Kelimaunsur tersebutmeliputi a)
saling ketergantungan positif, b) tanggung jawab perseorangan, c)
tatap muka, d) komunikasi antar anggota, dan e) evaluasi proses
kelompok.
Selain unsurunsur dan penjabaran secara singkat mengenai
model pembelajaran kooperatif, terdapat teknikteknik atau metode
yang ada pada model pembelajaran kooperatif ini. Menurut Lie
(2002:54)Metodemetode tersebut,yaitu: a )mencari pasangan, b)
bertukarpasangan,c)berpikirberpasanganberempat, d)
berkirim salam dan soal, e) kepala bernomor, f) kepala bernomor
terstruktur, g) dua tinggal dua tamu, h) keliling berkelompok, i)
kancing gemrincing, j) keliling kelas, k) lingkaran kecil lingkaran
besar,l)taribambu,m)jigsaw,dann)berceritaberpasangan.
Metode yang terdapat dalammodel pembelajaran kooperatif
tersebut bervariasi dan banyak pilihanya, mulai dari mencari
pasangan sampaikeberceritaberpasangan.Apabilametode tersebut
di terapkan pada proses pembelajaran tidak menutup kemungkinan
siswa akan menjadi aktif dan merasa senang dengan pembelajaran
yangdisajikanolehguru.
Guru yang baik tidak hanya terpaku pada satu metode atau
satustrategisaja,namunguruyanginginmajudanberkembang,perlu
mempunyai cadangan atau persediaan strategi dan metode
pembelajaranyangpastiakanselalubermanfaatbagisiswadandalam
keseluruhanprosesbelajarmengajar.
Model pembelajaran kooperatif mempunyai kelebihan dan
kekurangan(Sanjaya,2008:248251).Kelebihanmodelpembelajaran
-
5/30/2015 AgusTriCahyono:PROPOSALSKRIPSIDESAINFAKTORIAL2x2
http://agustricahyono.blogspot.com/2014/11/proposalskripsidesainfaktorial2x2.html 12/42
kooperatif antara lain: a)menumbuhkan sikap kooperatif atau kerja
sama antar siswa, b)menumbuhkan jiwa kompetitif pada siswa, c)
menumbuhkan motivasi berprestasi pada siswa, d) memupuk sikap
gotong royong, toleransi, kepekaan sosial, sikap demokratis, saling
menghargai, memupuk ketrampilan berinteraksi sosial, dan e)
menumbuhkan rasa tanggung jawab dan keberanian dalam proses
pembelajaran.
Sedangkan kekurangan atau kelemahan model pembelajaran
kooperatif, yaitu: a) kesulitan dalam memahami kemampuan
individual siswa yang sebenarnya, b) siswa yang kemampuannya
rendah merasa minder dan mengalami kesulitan dalam proses
pembelajaran, c)munculnya sikap bergantung pada orang lain pada
siswayangkemampuannyarendah,dand)siswayangpandaimerasa
harusbekerjamelebihisiswayanglain.
Pelaksanaan pembelajaran kooperatif terdiri dari beberapa
fase,yaitu:a)menyampaikantujuandanestablishingset,b)
mempresentasikan informasi, c)mengorganisasikan siswa ke dalam
timtim belajar, d) membantu kerja tim dan belajar, e) mengujikan
berbagaimateri, dan f)memberikanpenghargaan.Tabel 2.2 berikut
inimerupakanfasefasepadamodelpembelajarankooperatifmenurut
(Arends,2008:21).
Tabel2.2.FasefasepadaPembelajaranKooperatifFaseFase Kegiatan Guru
Fase 1. Menyampaikantujuan dane stablishing set
Guru menyampaikan tujuantujuanpelajaran dan establishing set
Fase 2. Mempresentasikaninformasi
Guru mempresentasikan informasi kepadasiswa secara verbal atau dengan teks.
Fase 3. Mengorganisasikansiswa ke dalam timtimbelajar
Guru menjelaskan kepada siswa tata caramembentuk timtim belajar danmembantu kelompok untuk melakukantransisi yang efisien.
Fase 4. Membantu kerja timdanbelajar
Guru membantu timtim belajar selamamereka mengerjakan tugasnya
Fase 5. Mengujikanberbagai materi
Guru menguji pengetahuan siswa tentangberbagai materi belajar atau kelompokkelompok mempresentasikan hasilnya
Fase 6. Memberikanpenghargaan
Guru mencari cara untuk mengakui usahadan prestasi individual maupun kelompok
Sumber:Arends(2008)
2)PengertianModelPembelajaranKooperatiftipeTeamAssisted
Individualization(TAI)
Model Pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI) ini dikembangkan oleh Slavin. Menurut
Slavin (2005) tipe inimengkombinasikan keunggulan pembelajaran
kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk
mengatasi kesulitanbelajar siswa secara individual.Olehkarena itu
kegiatanpembelajarannyalebihbanyakdigunakanuntukpemecahan
masalah, ciri khas pada model pembelajaran TAI ini adalah setiap
siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah
dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual selanjutnya
-
5/30/2015 AgusTriCahyono:PROPOSALSKRIPSIDESAINFAKTORIAL2x2
http://agustricahyono.blogspot.com/2014/11/proposalskripsidesainfaktorial2x2.html 13/42
didiskusikan ke kelompokkelompok untuk didiskusikan dan saling
dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok
bertanggungjawabataskeseluruhanjawabansebagaitanggungjawab
bersama.
Model Pembelajaran tipe Team Assisted Individualization
termasukdalampembelajarankooperatif.Dalammodelpembelajaran
kooperatif tipe TAI, siswa ditempatkan dalam kelompokkelompok
kecil (3 sampai 4 siswa) yang heterogen dan selanjutnya diikuti
dengan pemberian bantuan secara individu bagi siswa yang
memerlukannya. Sebelum dibentuk kelompok, siswa diajarkan
bagaimana bekerja sama dalam suatu kelompok. Siswa diajari
menjadipendengaryangbaik,dapatmemberikanpenjelasankepada
temansekelompok,berdiskusi,mendorong teman lainuntukbekerja
sama, menghargai pendapat teman lain, dan sebagainya. Masing
masinganggotadalamkelompokmemilikitugasyangsetara.Karena
pada pembelajaran kooperatif keberhasilan kelompok sangat
diperhatikan, maka siswa yang pandai ikut bertanggung jawab
membantu temannya yang lemah dalam kelompoknya. Dengan
demikian,siswayangpandaidapatmengembangkankemampuandan
ketrampilannya, sedangkan siswa yang lemah akan terbantu dalam
memahamipermasalahanyangdiselesaikandalamkelompok.
3)KomponenkomponenmodelpembelajarankooperatifTipeTAI
Model pembelajaran kooperatif TAI memiliki delapan
komponen (Slavin, 1995:101104) Kedelapan komponen tersebut
adalahsebagaiberikut:
1)teams,yaitupembentukankelompokheterogenyangterdiriatas
3sampai4siswa,
2) placement test, yakni pemberian pretest kepada siswa atau
melihat ratarata nilai harian siswa agar guru mengetahui
kelemahansiswapadabidangtertentu,
3)studentcreative,yaitumelaksanakantugasdalamsuatukelompok
dengan menciptakan situasi di mana keberhasilan individu
ditentukanataudipengaruhiolehkeberhasilankelompoknya,
4) team study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus
dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan
secaraindividualkepadasiswayangmembutuhkannya,
5)teamscoresandteamrecognition,yaitupemberianskorterhadap
hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan
terhadap kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam
menyelesaikantugas,
6)teachinggroup,yaknipemberianmaterisecarasingkatdariguru
menjelangpemberiantugaskelompok,
7)factstest,yaitupelaksanaantesteskecilbardasarkanfaktayang
-
5/30/2015 AgusTriCahyono:PROPOSALSKRIPSIDESAINFAKTORIAL2x2
http://agustricahyono.blogspot.com/2014/11/proposalskripsidesainfaktorial2x2.html 14/42
diperolehsiswa,
8) wholeclassunits,yaitupemberianmateriolehgurukembalidi
akhirwaktupembelajarandenganstrategipemecahanmasalah.
3.HasilBelajar
a.Pengertianhasilbelajar
Hasil belajar merupakan variabel dari teori belajar di sekolah.
Selainvariabel lainnya,yaitukarakteristik individu (siswa)dankualitas
pengajaran. Hal ini dinyatakan oleh Bloom dalam Theory of School
Learning, bahwaada tigavariabelutamadalam teoribelajardi sekolah
yakni:karakteristikindividu,kualitaspengajaran,danhasilbelajarsiswa
(Sudjana, 2005: 40). Hasil belajar yang dimaksud disini adalah
kemampuankemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia
menerimaperlakukandaripengajar(guru)dimanahasilbelajarmemiliki
hubungan erat dengan proses belajar. Menurut Whittaker (dalam
Aunurrahman, 2009: 35) mengemukakan bahwa belajar adalah proses
dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman. Djamarah dan Zain (2010: 38) mengemukakan bahwa
belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi dalam diri
seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar. Sedangkan
pendapat lain dari Abdillah (dalam Aunurrahman, 2009: 35)
mengemukakanbahwabelajar adalah suatuusaha sadaryangdilakukan
oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik memalui latihan
ataupunpengalamanyangmenyangkutaspekaspekkognitif,afektif,dan
psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu.Maka proses belajar itu
adalah proses kegiatan siswa untukmemperoleh sejumlah pengetahuan
danpengalamanbelajardalammencapaitujuanpembelajaran.Sedangkan
hasil belajar merupakan gambaran kemampuan yang ditunjukan oleh
adanyaperubahantingkahlakusetelahsiswamengikutiprosesbelajar.
Daribeberapapenjelasanteori tersebut, jelasbahwahasilbelajar
sangattergantungpadaprosesbelajar.Hasilbelajarakanterlihatsetelah
diberi perlakuan pada proses balajar yang dianggap sebagai proses
pemberian pengalaman belajar. Hasil belajar mengharapkan terjadinya
perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri siswa. Maka yang
dimaksud dengan hasil belajar adalah kemampuan siswa setelah
memperoleh pengalaman belajar dalam proses belajar agar terjadi
perubahan tingkah laku pada diri siswa dalam bentuk penguasaan dan
pemahamanpelajaranyangdipelajarinya.
Arikunto (2001: 26), mengukur hasil belajar dalam dua teknik,
yaitutekniktesdannontes.Padapenelitianinimenggunakantekniktes,
danpengamatan.MenurutHasan (2006: 95)mengemukakan bahwa tes
adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru disekolah dalam rangka
kegiatanevaluasi(mengukur,menilai,assessment).SedangkanArikunto
(2001:53)mengemukakanbahwatesmerupakanalatatauproseduryang
-
5/30/2015 AgusTriCahyono:PROPOSALSKRIPSIDESAINFAKTORIAL2x2
http://agustricahyono.blogspot.com/2014/11/proposalskripsidesainfaktorial2x2.html 15/42
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana,
dengan cara dan aturanaturan yang sudah ditentukan. Tes menurut
Sudjana (2005: 113) adalah alat ukur yang diberikan kepada individu
untuk mendapatkan jawabanjawaban yang diharapkan baik secara
tertulisatausecaralisanatausecaraperbuatan.Adaduamacamteshasil
belajaryakni:tesyangtelahdistandarisasikan(standardizedtest)dantes
buatan guru sendiri (teachermade test). Tes hasil belajar yang dibuat
olehguruitudapatdibagiduamacam,yakniteslisan(oraltest)dantes
tulisan (written test). Tes tertulis dapat dibagi atas tes essay (essay
examination)dantesobjektif.Tesobjektifyangdisusundapatberbentuk
pilihan ganda, benarsalah, menjodohkan isian pendek, saat ini banyak
digunakan dalam penelitian pendidikan. Sedangkan tes essay jarang
digunakan sebab kurang praktis dan terlalu subjektif. Persyaratan dari
sebuah tes yang baik menurut Arikunto (2001: 57) diantaranya yaitu
sebagaiberikut:
a)validitas(secaratepatmengukuryangseharusnyadiukur),
b) reliabilitas (menunjukkan hasil yang dapat dipercaya dan tidak
berubahjikadiadakanteskembali),
c)objektifitas(tidakdipengaruhiunsurunsurpribadi),
d)praktikabilitas(praktisdanmudahdalamadministrasinya),dan
e) ekonomis (tidakmemerlukanbiayayangmahal, tenagadanwaktu
yangbanyak).
Dalam penelitian ini, hasil belajar yang dimaksud adalah hasil
belajarkognitif,afektifdanpsikomotor.Instrumenyangdigunakanuntuk
mengukur hasil belajar kognitif adalah tes yang digunakan, yaitu tes
buatan peneliti yang berbentuk tes tertulis objektif pilihan. Sedangkan
instrumen yang digunakan untk mengkur hasil belajar afektif dan
psikomotoradalahlembarpengamatan.Agarmemenuhisyaratvaliditas,
reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran maka tes buatan
peneliti ini akan di uji coba terlebih dahulu kepada siswasiswa yang
telahmempelajarimatapelajaranyangakanditeliti.
b.Klasifikasihasilbelajar
Kingsley (dalamSudjana,2005:22),membagi tigamacamhasil
belajaradalahketerampilandankebiasaan,pengetahuandanpengertian,
dan sikap dan citacita. Dalam Sistem Pendidikan Nasional rumusan
tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun instruksional,
menggunakan klasifikasi hasil belajar Benyamin S. Bloom yang secara
garisbesarmembaginyamenjadi tiga ranah,yaitu ranahkognitif, ranah
afektifdanranahpsikomotor.
Bloom (dalam Rochmad, 2012) membagi ranah masingmasing
ranahkedalamtingkatantingkatankategoriyangdikenaldenganistilah
taksonomisepertiberikut:
-
5/30/2015 AgusTriCahyono:PROPOSALSKRIPSIDESAINFAKTORIAL2x2
http://agustricahyono.blogspot.com/2014/11/proposalskripsidesainfaktorial2x2.html 16/42
1)Ranahkognitif
Ranah kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali
konsepatauprinsipyangtelahdipelajaridankemampuanintelektual.
Bloom membagi ranah kognitif ke dalam 6 jenjang kemampuan,
yaitu:
a)Mengingat(C1)
Mengingat kembali pengetahuanyangdiperolehdari ingatan
jangkapanjang.Adapunprosesdalamranahkognitifiniadalah:
(1)Mengenali(recognizing)ataumengidentifikasi:menemukan
pengetahuandariingatanjangkapanjangyangsesuaidengan
materi yang disajikan (misalnya:mengenali tanggaltanggal
pentingdalamsejarahAmerika).
(2) Mengingat (recalling) atau menemukan kembali:
menemukan hubungan atau kaitan antara pengetahuan dari
ingatan jangka panjang (misalnya:mengingat kembali hari
haripentingdalamsejarahAmerika).
b)Memahami(C2)
Membangun pengertian atau makna dari pesan berupa
perintah atau instruksi, termasuk secara lisan, tertulis dan
hubungan dengan kejadian yang sebenarnya atau dalam bentuk
gambar.Adapunprosesdalamranahkognitiftingkatinimeliputi:
(1) Menafsirkan (interpreting) atau mengartikan/
menggambarkanulang:mengubahdarisatubentukgambaran
(misal:angka)kebentuklain(misal:kalimat).
(2) Memberi contoh (exampliying) atau mengilustrasikan:
menemukan contoh yang sesuai dan cocok atau
mengilustrasikansuatukonsep.
(3) Mengklasifikasi (classifying) atau mengelompokkan:
menentukankonsepyangadapadasuatumateriataukategori.
(4) Meringkas (summarizing): meringkas suatu bagian yang
umumataupoinpoinutamadarisuatutema.
(5) Menduga (inferring) atau mengambil kesimpulan atau
memprediksi: menggambarkan kesimpulan secara nyata dari
informasiyangdisajikan.
(6) Membandingkan (compairing) atau memetakan dan
mencocokkan:mendeteksiataumencarikesesuaianantaradua
ide,objekdanhalhalyangserupa.
(7) Menjelaskan (explaining) atau membangun suatu model:
membangunhubungansebabakibatdarisuatusystem.
c)Mengaplikasikan(C3)
Menerapkanataumenggunakansuatutatacarayangtelah
diberikanpadasuatukeadaan.Proseskognitifyangdilaluiadalah:
-
5/30/2015 AgusTriCahyono:PROPOSALSKRIPSIDESAINFAKTORIAL2x2
http://agustricahyono.blogspot.com/2014/11/proposalskripsidesainfaktorial2x2.html 17/42
(1) Menjalankan(executing):menerapkansuatucarayang telah
dikenaluntuktugasyangtelahbiasadijumpai.
(2) Mengimplementasikan (implementing): menggunakan cara
yangtelahadauntukmenyelesaikantugasyangbelumdikenal
sebelumnya
d)Menganalisis(C4)
Memutuskan suatumaterial ke dalamunsurunsur pokok
dan menentukan bagaimana hubungan/kaitan dari satu unsur
tersebutdenganunsuryanglaindankedalamtujuanataustruktur
umumdarisuatumateri.Proseskognitifyangdilaluiadalah:
(1) Membedakan (diffrentiating) atau memilih: membedakan
bagian yang memiliki hubungan dengan bagian yang tidak
memiliki hubungan atau memisahkan bagian yang penting
dengan bagian yang tidak penting dari materi yang telah
disajikan
(2) Mengorganisir (organizing) atau menemukan hubungan,
mengintegrasi, garis besar, uraian dan menyusun secara
struktur: menentukan bagaimana suatu unsur atau fungsi
sesuaidengan
(3) Menemukanmakna tersirat (attributing): menetukan pokok
permasalahan,bias,nilaiataumaksudtersembunyidarimateri
yangada
e)Evaluasi(C5)
Membuat penilaian atau keputusan berdasarkan kriteria atau
standar.Prosesinimeliputi:
(1) Memeriksa (checking) atau mengkoordinasi, menemukan,
mengawasi dan menguji: menemukan ketidaksesuaian atau
kesalahanantaraprosesdanhasilmenentukanbahwaproses
dan hasil memiliki kesesuaian mengawasi ketidakefektifan
suatucaradalampenerapan.
(2) Mengritik (critiquing) atau memutuskan: menemukan
ketidaksesuaianantarahasildankriteriadariluar,menentukan
bahwa hasil sesuai atau tidak, menemukan kesalahan dari
suatucarayangmenyebabkansuatumasalah.
f)Mencipta(C6)
Mengambil semua unsur pokok untuk membuat sesuatu
yang memiliki fungsi atau mengorganisasikan kembali element
yang ada ke dalam stuktur atau pola yang baru. proses ini
meliputi:
(1) Merumuskan (generating): membuat hipotesis atau dugaan
sebagai alternatif berdasarkan kriteria yang ada (misal:
menyusun hipotesis untuk laporan dari fenomena yang telah
diamati).
-
5/30/2015 AgusTriCahyono:PROPOSALSKRIPSIDESAINFAKTORIAL2x2
http://agustricahyono.blogspot.com/2014/11/proposalskripsidesainfaktorial2x2.html 18/42
(2)Merencanakan(planning)ataumendesain:merencanakancara
untuk menyelesaikan tugas (misal: rencana penelitian
dengantelaah pustaka ditulis berdasarkan topik sejarah yang
ada).
(3) Memproduksi (producing):menemukan ataumenghasilkan
suatu produk ( menciptakan suatu lingkungan atau keadaan
untuktujuantertentu).
Untuk dapat membuat suatu penilaian, seseorang harus
memahami,dapatmenerapkan,menganalisisdanmensintesisterlebih
dahulu. Contoh kata kerja yang digunakan, yaitu menilai,
menafsirkan, menaksir, memutuskan. Peneliti hanya menggunakan
penilaian dalam ranah kognitif dengan jenjang pengetahuan (C1),
pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), evaluasi (C5), dan
mencipta(C6).
2)Ranahafektif
Ranah afektif terdiri dari lima perilaku, yaitu
penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap,
organisasi, dan pembentukan pola hidup. Lima perilaku ranah
afektif selanjutnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal
tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut,
misalnya kemampuan mengakui perbedaan pendapat.
b) Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesediaan
memperhatikan, dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan,
misalnya mematuhi aturan, dan berpartisipasi dalam
suatu kegiatan.
c)Penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup menerima
suatu nilai, menghargai, mengakui, dan menetukan sikap.
Misalnya menerima suatu pendapat orang lain.
d)Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk suatu
sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup.
Misalnya menempatkan nilai dalam suatu skala nilai dan
dijadikan pedoman bertindak secara bertanggung jawab.
e) Pembentukan pola hidup, yang mencakup kemampuan
menghayati nilai dan membentuknya menjadi pola nilai
kehidupan pribadi. Misalnya kemampuan
mempertimbangkan dan menunjukkan tindakan yang
berdisiplin.
Kelima jenis perilaku tersebut tampak mengandung
tumpang tindih dan juga berisi kemampuan kognitif. Kelima
jenis perilaku tersebut bersifat hierarkis. Perilaku penerimaan
merupakan jenis perilaku perilaku terendah dan perilaku
pembentukan pola hidup merupakan jenis perilaku tertinggi.
-
5/30/2015 AgusTriCahyono:PROPOSALSKRIPSIDESAINFAKTORIAL2x2
http://agustricahyono.blogspot.com/2014/11/proposalskripsidesainfaktorial2x2.html 19/42
3)Ranahpsikomotor
Menurut Simpson dalam Dimyati dan Mudjiono
(2006: 2930) membagi ranah psikomotor menjadi tujuh jenis
perilaku, yaitu: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing,
gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola
gerakan, dan kreativitas. Tujuh perilaku dalam ranah
psikomotor selanjutnya dijelaskan sebagai berikut:
a) Persepsi, yang mencakup kemampuan memilahmilahkan
(mendeskriminasikan) halhal secara khas, dan menyadari
adanya perbedaan yang khas tersebut, misalnya pemilahan
warna, angka 6 (enam) dan 9 (sembilan).
b) Kesiapan, yang mencakup kemampuan penempatan diri
dalam keadaan di mana akan terjadi suatu gerakan atau
rangkaian gerakan. Kemampuan ini mencakup jasmani dan
rohani, misalnya posisi start lomba lari.
c) Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan
gerakan sesuai contoh, atau gerakan peniruan, misalnya
meniru gerak tari, membuat lingkaran di atas pola.
d)Gerakan yang terbiasa, mencakup kemampuan melakukan
gerakan gerakan tanpa contoh, misalnya melakukan
lompat tinggi dengan tepat.
e) Gerakan kompleks, yang mencakup kemampuan
melakukan gerakan atau ketrampilan yang terdiri dari
banyak tahap, secara lancar, efisien, dan tepat, misalnya
bongkar pasang peralatan secara tepat.
f) Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan
mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerakgerik
dengan persyaratan khusus yang berlaku, misalnya
bertanding.
g)Kreativitas, mencakup kemampuan melahirkan pola gerak
gerak yang baru atas dasar prakarsa sendiri, misalnya
kemampuan membuat tari kreasi baru.
Ketujuh jenis perilaku tersebut mengandung urutan
taraf ketrampilan yang berangkaian. Kemampuankemampuan
tersebut merupakan urutan fasefase dalam proses belajar
motorik yang bersifat hierarkikal. Belajar berbagai
kemampuan gerak dapat dimulai dengan kepekaan memilah
milah sampai dengan kreativitas pola gerak baru. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan psikomotor mencakup
kemampuan fisik dan mental.
Dalampenelitian ini hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar
kognitif, afektif, dan psikomotor. Adapun penilaian dalam hasil belajar
-
5/30/2015 AgusTriCahyono:PROPOSALSKRIPSIDESAINFAKTORIAL2x2
http://agustricahyono.blogspot.com/2014/11/proposalskripsidesainfaktorial2x2.html 20/42
kognitif dengan jenjang pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan
(C3), analisis (C4), evaluasi (C5), mencipta (C6). Hasil belajar afektif
diperoleh dari hasil pengamatan sikap siswa selama proses pembelajaran.
Sikap yang diamati meliputi: bekerjasama, saling menghargai, jujur, dan
bertanggungjawab. Sedangkan hasil belajar psikomotor diperoleh dari hasil
pengamatanselamaprosespraktikumdanmerupakanpenilaiankinerjasiswa.
Kinerja yang diamati meliputi: mengaktifkan program PheT, membuat
rangkaian sesuai dengan gambar, memasang sebuah Amperemeter untuk
mengukur besar arus yang mengalir, menjalankan simulasi rangkaian,
menambah jumlah variabel manipulasi kemudianmengamati danmencatat
penunjukkan Amperemeter, dan mengulangi langkah sebelumnya dengan
menggantinilaivariabelmanipulasisebanyak5kali.
4. Pengaruh Model Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil
Belajar
Trianto (2007: 1) menyatakan bahwa model pembelajaran
adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada
pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan
tujuan pembelajaran, tahaptahap dalam kegiatan pembelajaran,
lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Afifuddin (2009: 34) mengatakan bahwa dalam mengajarkan suatu
konsep atau materi tertentu, tidak ada satu model pembelajaran yang lebih
baikdaripadamodelpembelajaranlainnya).Dengandemikianberartibahwa
untuksetiapmodelpembelajaranharusdisesuaikandengankonsepyanglebih
cocok dan dapat dipadukan dengan model pembelajaran yang lain untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dalam memilih suatu
model pembelajaran harus memiliki pertimbangan pertimbangan seperti
materi pelajaran, jam pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa,
lingkungan belajar, dan fasilitas penunjang yang tersedia sehingga tujuan
pembelajaranyangtelahditetapkandapattercapai.
Hasil belajar merupakan tujuan yang hendak dicapai dalam
proses pembelajaran. Dalam mencapai suatu tujuan seseorang akan
berusaha semaksimal mungkin. Adanya tujuan yang jelas akan
mempengaruhi timbulnya kebutuhan kebutuhan, dan ini akan
mendorong timbulnya motivasi dalam diri siswa. Terkait dengan
pencapaian prestasi, adanya motivasi berprestasi dalam diri siswa
dalam diri siswa akan merangsang dirinya meraih prestasi secara
optimal. Terkait motivasi, menurut McClelland dalam Afifuddin
(2008) mengemukakan bahwa seseorang mempunyai motivasi untuk
bekerja karena adanya kebutuhan untuk berprestasi. Motivasi di sini
merupakan fungsi dari tiga variabel, yaitu: a) harapan untuk
melakukan tugas dengan berhasil, b) persepsi tentang nilai tugas
-
5/30/2015 AgusTriCahyono:PROPOSALSKRIPSIDESAINFAKTORIAL2x2
http://agustricahyono.blogspot.com/2014/11/proposalskripsidesainfaktorial2x2.html 21/42
tersebut, dan c) kebutuhan untuk keberhasilan atau sukses.
Kebutuhan untuk berprestasi bersifat intrinsik dan relatif
stabil. Orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi ingin
menyelesaikan tugas dan meningkatkan keterampilan mereka.
Mereka ini berorientasi kepada tugas dan masalahmasalah yang
memberikan tantangan, dimana penampilan mereka dapat dinilai dan
dibandingkan dengan suatu patokan atau dengan penampilan orang
lain. Orang seperti ini menginginkan adanya umpan balik mengenai
penampilannya.
Siswa dengan motivasi berprestasi tinggi selalu memilih
bekerja untuk tugastugas yang mempunyai derajat tantangan yang
sedangsedang karena mereka menginginkan adanya keberhasilan.
Mereka tidak menyenangi tugas yang mudah dan tidak memberikan
tantangan. Sebaliknya untuk melakukan tugastugas yang sangat sulit
mereka tidak mau apabila mereka yakin bahwa tugas tersebut sulit
untuk dilaksanakan. Dengan demikian terlihat bahwa di dalam
bekerja mereka tidak bersifat untunguntungan, dan semua tujuan
mereka adalah realistis. Apabila berhasil, mereka akan meningkatkan
aspirasinya sehingga dapat meningkat ke tugas yang lebih sulit. Siswa
dengan motivasi berprestasi rendah sebaliknya mau memilih tugas
tugas yang sangat mudah atau sangat sulit. Apabila tugas sangat
mudah dengan sendirinya mereka akan dapat melakukannya dengan
baik, sebaliknya kegagalan di dalam melaksanakan tugas yang sangat
sulitpun tidak mempunyai arti apaapa bagi mereka karena sejak
semua mereka telah tahu akan gagal. Di sini terlihat bahwa di dalam
menentukan tujuan mereka tidak realistis.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi
berprestasi merupakan dorongan untuk berbuat sebaik mungkin, agar
memperoleh hasil yang terbaik dengan kondisi yang diharapkan.
Motivasi berprestasi merupakan pendorong bagi siswa untuk berbuat
sebaikbaiknya dengan tujuan mencapai hasil belajar yang setinggi
tingginya.
5.TinjauanUmumMatapelajaranDasardanPengukuranListrik
Mata pelajaran dasar dan pengukuran listrikmerupakan salah satu
programkompetensikejuruanyangwajibdiikutiolehsiswakelasXdiSMK
Negeri 7 Surabaya, Program Keahlian Teknik Ketenagalistrikan. sub
kompetensi yang akan dibahas yaitu menganalisis rangkaian listrik arus
bolakbalikdiantaranyarangkaianRL,RC,RLC.
Gambaranmateriatausilabusmatapelajarandasardanpengukuran
listrik yaitu: (a) dasar dan pengukuran listrik arus bolakbalik. (b)
Menganalisis rangkaian kemagnetan. Pokok bahasan yang diambil: (a)
RangkaianseriRL,RC,danRLC.(b)RangkaianparalelRL,RC,danRLC.
Materiyangakandisampaikanadalahsebagaiberikut:
-
5/30/2015 AgusTriCahyono:PROPOSALSKRIPSIDESAINFAKTORIAL2x2
http://agustricahyono.blogspot.com/2014/11/proposalskripsidesainfaktorial2x2.html 22/42
a.RangkaianSeriRL
1)PengertianrangkaianRL
2)Rumusmencaritegangan
3)Rumusmencariarus
4)Rumusmencariimpedansi
5)Rumusreaktansiinduktor
6)Segitigadaya
b.RangkaianSeriRC
1)PengertianrangkaianRC
2)Rumusmencaritegangan
3)Rumusmencariarus
4)Rumusmencariimpedansi
5)Rumusreaktansikapasitor
6)Segitigadaya
c.RangkaianSeriRLC
1)PengertianrangkaianseriRLC
2)SifatsifatpadarangkangaianseriRLC
3)Rumustegangan,arusdanimpedansi,dan
4)Segitigatahanan
B.PenelitianyangRelevan
Di bawah ini akan disajikan beberapa hasil penelitian yang
relevan dengan penelitian ini. Hasil penelitian pendukung yang
dimaksud yaitu hasil penelitian penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI.
1. Hasil penelitian yang dilakukan Hafid (2012) yang membandingkan
perbedaan hasil belajar menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI dan model pembelajaran langsung dengan hasil
pelaksanaan pembelajaran dengan model kooperatif hasilnya lebih
baik dibandingkan model pembelajaran langsung.
2. Hasil penelitian yang dilakukan Farikah (2011) yang membandingkan
pengaruh hasil belajar matematika pada materi faktorisasi suku
aljabar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan
pembelajaran konvensional dengan hasil pelaksanaan pembelajaran
dengan model kooperatif tipe TAI hasilnya lebih baik dibandingkan
pembelajaran konvensional.
3. Hasil penelitian yang dilakukan Ratri (2012) yang membandingkan
perbedaan hasil belajar menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI dan model pembelajaran langsung pada standar
kompetensi merawat peralatan rumah tangga listrik dengan hasil
pelaksanaan pembelajaran dengan model kooperatif hasilnya lebih
baik dibandingkan model pembelajaran langsung.
-
5/30/2015 AgusTriCahyono:PROPOSALSKRIPSIDESAINFAKTORIAL2x2
http://agustricahyono.blogspot.com/2014/11/proposalskripsidesainfaktorial2x2.html 23/42
C.KerangkaBerpikir
Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori dan kerangka berpikir
penelitiandiatasmakaterdapattigakerangkaberpikiryangdiajukan,yaitu:
1.Pengaruh penggunaan model pembelajaran langsung dan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI terhadap hasil belajar dasar
dan pengukuran listrik
Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team
Assisted Individualization (TAI), setiap anggota kelompok
bertanggung jawab untuk mempelajari bagian yang telah diberikan
kepadanya. Setiap anggota kelompok diberi tugas untuk menjadi
seorang pakar dalam beberapa aspek yang bersumber dari bahan
bacaan tersebut. Dari masingmasing pakar berusaha mendiskusikan
bahan bacaan tersebut kemudian mengajarkan kepada anggota
kelompoknya. Satusatunya cara siswa dapat belajar subbab lain
selain dari subbab yang mereka pelajari adalah dengan
mendengarkan secara sungguhsungguh terhadap penjelasan teman
satu kelompok mereka. Keberhasilan kelompok diyakini bergantung
pada adanya saling ketergantungan anggota kelompok dan
pembagian tugas. Setelah selesai pertemuan dan diskusi kelompok
asal, siswa dikenai kuis secara individu tentang materi pelajaran.
Adapun kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe TAI,
yaitu: (a) Setiap anggota dapat saling melengkapi dan membantu
menyelesaikan setiap materi yang diterima, (b) anggota kelompok
memiliki pemikiran yang berbedabeda sehingga pemikirannya
menjadi luas dan mampu melihat dari sudut pandang lain untuk
melengkapi jawaban yang lain, (c) Peseta didik dapat lebih mudah
memahami materi yang disampaikan karena bekerja sama dengan
temantemannya, (d) memupuk rasa pertemanan dan solidaritas
sehinnga diantara anggotanya akan terjadi hubunganyang positif,
(e) setiap kelompok merasa memiliki tanggung jawab bersama
untuk membuat anggota lain memahami materi.
Sedangkan kekurangan dari model pembelajaran kooperatif
tipe TAI, yaitu: (a) Terdapat anggota yang lebih mendominasi
kelompok dan aday yang hanya diam, sehingga pembagian tugas
tidak merata, (b) apabila kelompoknya tidak dapat bekerja sama
dengan baik maka akan terjadi perselisihan karena adanya berbagai
perbedaan yang dapat menyebabkan perselisihan, (c) sebagian
pengetahuan didapat dari teman dan yang menerangkan, maka
terkadang sulit untuk dimengerti, (d) pembelajaran
memerlukanwaktu yang cukup lama sebab harus saling berdiskusi
bersama temanteman lain untuk menyatukan pendapat dan
pandangan yang dianggap benar.
-
5/30/2015 AgusTriCahyono:PROPOSALSKRIPSIDESAINFAKTORIAL2x2
http://agustricahyono.blogspot.com/2014/11/proposalskripsidesainfaktorial2x2.html 24/42
Pada model pembelajaran lain yang digunakan peneliti
dalam penelitian ini adalah model pembelajaran langsung. Model
pembelajaran langsung merupakan suatu pendekatan mengajar
yang dapat membatu siswa mempelajari keterampilan dasar dan
memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi
selangkah. Adapun beberapa kelebihan dalam model pembelajaran
langsung, yaitu: (a) guru menguasai kelas, (b) dapat diikuti oleh
jumlah siswa yang besar, (c) mudah mempersiapkan dan
melaksanakannya, (d) mudah mengorganisasikan tempat
duduk/kelas.
Namun kekurangan model pembelajaran langsung, yaitu: (a)
membosankan bagi peserta didik, (b) menyebabkan siswa menjadi
pasif, (c) mudah/cepat lupa, (d) kurang merangsang kreativitas
siswa, (e) sulit mengetahui apakah siswa mengerti/tidak, (f)
bersifat verbalisme.
Berdasarkan kelebihan dan kekurangan masingmasing model
pembelajaran, apabila dihubungkan dengan mata pelajaran Dasar
dan Pengukuran Listrik, maka diduga model pembelajaran
kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) lebih tepat
digunakan pada mata pelajaran tersebut karena mata pelajaran
Dasar dan Pengukuran Listrik merupakan pelajaran Produktif.
Hal tersebut dikarenakan adanya tanggung awab bersama
yang diemban oleh setiap kelompok agar seluruh anggota kelompok
tersebut dapat memahami matei ajar. Sehingga komunikasi antar
siswa lebih intensif dan materi lebih mudah dampai pada siswa
yang dianggap memiliki kemampuan rendah. Untuk mengatasi
kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini guru harus
mengarahkan setiap kelompok agar dapat berkordinasi dengan baik.
2. Pengaruh antara motivasi berprestasi siswa terhadap hasil
belajar dasar dan pengukuran listrik
Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa
adalah motivasi. Dengan adanya motivasi, siswa akan belajar lebih
keras, ulet, tekun dan memiliki dan memiliki konsentrasi penuh
dalam proses belajar pembelajaran. Sedangkan motivasi berprestasi
merupakan dorongan yang berhubungan dengan prestasi, yaitu: 1)
menguasai, 2) memanipulasi atau mengorganisir lingkungan sosial
maupun fisik, 3) mengatasi rintanganrintangan dan memelihara
kualitas kerja yang tinggi, dan 4) bersaing dengan ukuran
keunggulan. Motivasi berprestasi yang dimiliki siswa dalam setiap
kegiatan pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa. Siswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar
memungkinkan akan memperoleh hasil belajar yang tinggi pula,
artinya semakin tinggi motivasinya, semakin intensitas usaha dan
-
5/30/2015 AgusTriCahyono:PROPOSALSKRIPSIDESAINFAKTORIAL2x2
http://agustricahyono.blogspot.com/2014/11/proposalskripsidesainfaktorial2x2.html 25/42
upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi prestasi belajar yang
diperolehnya, sebaliknya apabila motivasi belajar rendah atau
tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan, sehingga
memungkinkan hasil belajar akan rendah pula.
Berdasarkan uraian tersebut, diduga hasil belajar siswa yang
bermotivasi tinggi lebih tinggi daripada hasil belajar siswa
yangbermotivasi rendah.
3.Interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan motivasi
berprestasi siswa terhadap hasil belajar.
Motivasi berprestasi siswa yang tinggi akan lebih siap dan
sanggup untuk mengikuti pelajaran berikutnya dan diharapkan akan
mencapai hasil belajar yang lebih tinggi. Namun jika pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI serta
motivasi berprestasi siswa disertakan dalam mendesain proses
pembelajaran, ada dugaan bahwa terdapat interaksi pengaruh
terhadap pencapaian hasil belajar siswa.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan
mempertimbangkan motivasi berprestasi siswa akan dapat
mengoptimalkan siswa dalam mencapai prestasi. Dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI siswa lebih
prospektif tentang belajar dan perspektif tentang kerja sama.
Siswa dapat mengembangkan pemahaman dan penghayatan akan
prinsipprinsip dan nilainilai ilmiah dalam rangka menumbuhkan
daya nalar, cara berfikir logis, sistematis dan kreatif, kecerdasan
serta sikap kritis, terbuka dan rasa ingin tahu.
Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe TAI disertai motivasi berprestasi siswa yang tinggi akan lebih
memudahkan siswa belajar dan berinteraksi lebih positif sehingga
akan mampu meningkatkan hasil belajarnya. Sedangkan pada siswa
yang memiliki motivasi berprestasi rendah akan terbantu dengan
siswa lain yang memiliki motivasi berprestasi tinggi untuk mencapai
hasil belajar yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI mengandalkan kerja sama tim
sehingga mampu menciptakan kegiatan belajar yang
menyenangkan.
Penggunaan model pembelajaran langsung pada siswa
dengan motivasi berprestasi tinggi diduga akan menghasilkan hasil
belajar tinggi. Hal ini disebabkan karena siswa yang memiliki
motivasi berprestasi tinggi akan memiliki semangat dan kemauan
yang lebih dari pada siswa yang memiliki motivasi berprestasi
rendah. Sedangkan model pembelajaran langsung yang diterapakan
pada siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah diduga hasil
belajarnya lebih rendah. Hal ini disebakan siswa yang memiliki
-
5/30/2015 AgusTriCahyono:PROPOSALSKRIPSIDESAINFAKTORIAL2x2
http://agustricahyono.blogspot.com/2014/11/proposalskripsidesainfaktorial2x2.html 26/42
motivasi berprestasi rendah cenderung untuk mengalami kebosanan
dan membutuhkan suntikan motivasi lain yang dapat meningkatkan
semangat dan motivasi belajarnya.
D.RumusanHipotesis
1.Hasilbelajarsiswayangdibelajarkandenganmodelpembelajarankooperatif
tipeTAI lebih tinggidaripadahasilbelajar siswayangdibelajarkandengan
model pembelajaran langsung pada mata pelajaran dasar dan pengukuran
listrik
2. Hasil belajar siswayangmemilikimotivasi berprestasi tinggi lebih tinggi
daripadahasilbelajarsiswayangmemilikimotivasiberprestasi rendahpada
matapelajarandasardanpengukuranlistrik
3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dan motivasi berprestasi
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran dasar dan pengukuran
listrik?
BABIII
METODEPENELITIAN
A.RancanganPenelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode quasi eksperimen dengan
harapan banyak memberikan manfaat terutama untuk menentukan model
pembelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Alasan penggunaan metode
quasieksperimendalamkelompoktersebutadalahmasihbanyakvariabeldalam
kelompok yang belum bisa dikontrol oleh peneliti. Kelompok dalam sampel
penelitian adalah kelompok kelas yang sudah terbentuk sesuai dengan
pembagian menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen
adalah kelas yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
langsung, sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang dibelajarkan dengan
menggunakanmodelpembelajarankooperatiftipeTAI.
Rancangan eksperimen yang digunakan penelitian ini dengan desain
faktorial2x2,mempunyaiduavariabelbebasdansatuvariabelterikat.Variabel
bebaspertama(variabelperlakuan)adalahmodelpembelajaran,variabelbebas
kedua (variabel atribut) adalah motivasi berprestasi, sedang variabel terikat
adalahhasilbelajar.
Variabel bebas terdiri dariModelPembelajaranLangsung (MPL) (A1)
danmodelpembelajarankooperatif tipeTeamAssistedIndividualization(TAI)
(A2). Variabel moderator terdiri dari motivasi berprestasi rendah (B1) dan
motivasiberprestasitinggi(B2).Tabel3.1menunjukkanrancanganeksperimen
dengandesainfaktorial2x2.
Tabel3.2.DesainFaktorial2x2Modelpembelajaran
MPL(A1)
TAI(A2)
Motivasi Rendah(B1) 16 16
-
5/30/2015 AgusTriCahyono:PROPOSALSKRIPSIDESAINFAKTORIAL2x2
http://agustricahyono.blogspot.com/2014/11/proposalskripsidesainfaktorial2x2.html 27/42
berprestasi Tinggi(B2) 16 16TOTAL 32 32
Sumber:Dantes(2012:100)
B.VariabelVariabelPenelitiandanDefinisiOperasional
1.VariabelPenelitian
Penelitian ini melibatkan bebarapa variabel yang dapat
dikelompokkansebagaiberikut.
a.Variabelbebas
Variabelbebasmerupakanvariabelyangdalampenelitian ini tidak
tergantungpadanilaivariabellain.Variabelbebasdalampenelitianini
adala model pembelajaran yang diterapkan kepada siswa. Model
pembelajaranyangpertamaadalahmodelpembelajarankooperatiftipe
TAI yang diterapkan pada kelompok kelas eksperimen. Model
pembelajan yang kedua adalah model pembelajaran langsung yang
diterapkanpadakelompokkelaskontrol.
b.Variabelterikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat,karenaadanyavariabelbebas.Variabelterikatdalampenelitian
iniadalahhasilbelajarsiswa.
c.Variabelmoderator
Variabelmoderatormerupakanvariabelyangdianggapberpengaruh
terhadapvariabel terikat, tetapi dianggap tidak mempunyai pengaruh
utama. Variabel moderator dalam penelitian ini adalah motivasi
berprestasi.
2.DefinisiOperasionalVariabel
a.Definisioperasionalvariabelbebas
1)Modelpembelajaranlangsungakanditerapkanpadakelaskontrol.
Model langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang
dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang
berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pegetahuan
prosedural yang terstruktur dengan baik. Adapun fase dalam
pembelajaran langsung, yaitu: a) menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan siswa, b) mendemonstrasikan pengetahuan dan
keterampilan,c)membimbingpelatihan,d)mengecekpemahaman
dan memberikan umpan balik, dan e) memberikan kesempatan
pelatihan lanjutan dan penerapan memberikan kesempatan
pelatihanlanjutandanpenerapan.
2) Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI)diterapkanpadakelaseksperimen.Model
pembelajaran ini merupakan pengembangan kodel pembelajaran
kooperatif yang mengombinasikan keunggulan pembelajaran
kooperatif dan individual. Dalam model ini terdapat komponen
penting, yaitu: teams, yaitu teams, placement test, creative, team
study,teamscoresandteamrecognition,teachinggroup,factstest,
-
5/30/2015 AgusTriCahyono:PROPOSALSKRIPSIDESAINFAKTORIAL2x2
http://agustricahyono.blogspot.com/2014/11/proposalskripsidesainfaktorial2x2.html 28/42
whole class units. Adapun sintaks dalam model pembelajajaran
kooperatif tipe TAI, yaitu: a) menyampaikan tujuan dan
establishing set, b) mempresentasikan informasi, c)
mengorganisasikan siswakedalam timtimbelajar, d)membantu
kerjatimdanbelajar,e)mengujikanberbagaimateri,danf)
memberikanpenghargaan.
b.Definisioperasionalvariabelterikat
Definisi operasional hasil belajar padapenelitian ini adalah hasil
yangdicapaiolehsiswamelaluiprosespembelajaranyangdapatdiukur
melalui posttest (kognitif) dan pengamatan (afektif dan psikomotor).
Adapunpencapaian hasil belajar yang diukur yaitumencakup bidang
kognitif, yaitu meliputi: aspek pengetahuan (C1), aspek pemahaman
(C2),aspekpenerapan (C3),aspekanalisis (C4),aspekevaluasi (C5),
dan aspek penciptaan (C6). Hasil belajar afektif diperoleh dari hasil
pengamatan sikap siswa selama proses pembelajaran. Sikap yang
diamati meliputi: bekerjasama, saling menghargai, jujur, dan
bertanggungjawab.Sedangkanhasil belajar psikomotor diperolehdari
hasilpengamatanpadasiswaselamaprosespraktikumdanmerupakan
penilaian kinerja siswa selama mengikuti praktikum. Kinerja yang
diamatimeliputi: : mengaktifkan program PheT, membuat rangkaian
sesuai dengan gambar, memasang sebuah Amperemeter untuk
mengukurbesararusyangmengalir,menjalankan simulasi rangkaian,
menambah jumlah variabel manipulasi kemudian mengamati dan
mencatat penunjukkan Amperemeter, dan mengulangi langkah
sebelumnya dengan mengganti nilai variabel manipulasi sebanyak 5
kali.
c.Definisioperasionalvariabelmoderator
Definisi motivasi berprestasi siswa pada penelitian ini
adalah diukur dengan menggunakan angket motivasi
berprestasi. Setelah itu dikelompokkan menjadi dua macam
yaitu motivasi berprestasi tinggi dan motivasi rendah, tidak
dimanipulasi secara eksperimental, tetapi dimasukkan dalam
desain penelitian. Motivasi berprestasi merupakan dorongan
siswa untuk bersaing dalam upaya mencapai standar
keunggulan, mencapai hasil yang sebaik baiknya dalam
mencapai tujuan. Beberapa indikator motivasi berprestasi
adalah keinginan mencapai hasil yang optimal, yaitu: a)
dorongan untuk selalu maju dalam menekuni pelajaran dasar
dan pengukuran listrik, b) dorongan untuk selalu mendapat
nilai baik, c) dorongan untuk menyelesaikan tugastugas
pelajaran dasar dan pengukuran listrik, dan d) kesungguhan
siswa dalam merespon mata pelajaran dasar dan pengukuran
listrik. Indikator yang kedua adalah keinginan untuk
-
5/30/2015 AgusTriCahyono:PROPOSALSKRIPSIDESAINFAKTORIAL2x2
http://agustricahyono.blogspot.com/2014/11/proposalskripsidesainfaktorial2x2.html 29/42
meningkatkan pengetahuan, yaitu: a) dorongan untuk membaca
dan mengerjakan soalsoal, b) dorongan untuk mengajukan
pertanyaan tentang halhal yang belum jelas, dan c) dorongan
untuk membaca buku baru. Sedangkan indikator yang ketiga
adalah rasa percaya diri dan kepuasan, yaitu: a) dorongan
untuk menguasai materi materi pembelajaran secara mandiri,
b) memiliki kepuasan dalam mengikuti proses pembelajaran, c)
adanya keinginan umpan balik dalam pembelajaran.
C.TempatdanWaktuPenelitian
PenelitianinidilaksanakandiSMKNegeri7Surabayapadasiswakelas
X Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik (TIPTL) tahun ajaran
2013/2014.Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran
2013/2014.
D.ProsedurPenelitian
Prosedurpenelitianyangdirencanakanmeliputi:
1.Tahappersiapanpembelajaranmeliputi:
a.Surveidanwawancara.
b.Menyusunproposalpenelitian,menyusuninstrumenpenelitian.
c.Menyusunperangkatpembelajaran.
d.Validasiperangkatdaninstrumen
2.Tahappelaksanaanpembelajaranmeliputi:
a.Mengukurmotivasiberprestasisiswasebelumprosespembelajaran.
b. Kegiatan pembelajaran denganmenggunakan model pembelajaran
kooperatiftipeTAIdanmodelpembelajaranlangsung(MPL).
c. Eksperimen dilaksanakan selama 4 kali pertemuan atau 8 jam
pelajaran. Pada model pembelajaran kooperatif tipe TAI meliputi
langkahlangkah apersepsi dan motivasi, penjelasan materi,
pembentukan kelompok, pembentukan kelompok ahli, diskusi
kelompok ahli, diskusi kelompok asal, presentasi kelompok, kuis.
Sedangkan pada Model Pembelajaran Langsung (MPL) siswa diajar
dengan metode ceramah yang meliputi penjelasan materi dan tanya
jawab.
d.Tahappascaeksperimenmerupakanlangkahterakhirsetelahdiberikan
perlakuanmakakeduakelompokdiberitesakhir.
3.Tahappenyajianhasilpenelitian.
Padatahapiniyangdilakukanpenelitiadalahmenganalisisdatayang
diperolehdarihasilpenelitiandanmenyusunlaporanpenelitian.
E.PopulasidanSampel
4.PopulasipenelitianiniadalasiswaTIPTLSMKNegeri7Surabaya
5. SampelkelasyangdigunakandalampenelitianiniadalahkelasXTIPTL
SMK. Dalam penelitian ini menggunakan 2 kelas, yaitu kelas pertama
-
5/30/2015 AgusTriCahyono:PROPOSALSKRIPSIDESAINFAKTORIAL2x2
http://agustricahyono.blogspot.com/2014/11/proposalskripsidesainfaktorial2x2.html 30/42
adalahkelaskontroldankelaskeduaadalahkelas eksperimen.Dalamhal
ini kelas diambil secara acak dari jumlah 3 kelas yaitu X TIPTL1, X
TIPTL2 dan X TIPTL3. Teknik pengambilan sampel dilakukan
menggunakantekniksimplerandomsampling.
F.InstrumenPenelitian
Penyusunan instrumendalampenelitian inimengacupadadimensidan
indikator hasil belajar siswa kelas X TIPTL SMK Negeri 7 Surabaya.
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalamarti lebih cermat, lengkapdan sistematis sehingga lebihmudahdiolah
(Arikunto, 2010: 203). Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam
penelitianiniada3buahinstrumenyangdigunakanyaitu:(1)lembarvalidasi
(2) lembarangketmotivasiberprestasidan(3) lembarpenilaianhasil belajar
afektif, dan psikomotor. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data
dalampenelitianiniada3macam,yaitu:
1.Lembarvalidasi
Lembar validasi digunakan untuk mengukur efektivitas atau
ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian (Sugiyono,
2008: 129).Dalampenelitian ini yang instrumenyang divalidasi sebelum
diujicobakan adalah perangkat pembelajaran dan soal posttest. Adapun
perangkatpembelajaranpenelitianiniadalahsilabus,RencanaPelaksanaan
Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), buku siswa. Adapun
perangkat pembelajaran yang divalidasi ahli adalahRPP dan buku siswa.
Sedangkanuntuksoalposttestdivalidasiolehahlimateri.Dalampenelitian
ini uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana perangkat
pembelajaran yang dikembangkan dapat digunakan sebagai salah satu
media pembelajaran, sehingga dapat diketahui tingkat kebenaran dan
ketepatan penggunaan perangkat pembelajaran tersebut Kisikisi yang
digunakan untuk uji validitas yangmeliputi lembar lembar validasi RPP,
lembarvalidasibukusiswa,danlembarvalidasisoalposttest.
a.LembarvalidasiRencanaPelaksanaanPembelajaran(RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran, yaitu panduan langkah
langkahyang akan dilakukan oleh guru dalamkegiatan pembelajaran
yang disusun dalam skenario kegiatan. Pada penelitian ini peneliti
membuat RPP pada setiap tatap muka dengan tujuan agar kegiatan
pembelajaran bersifat sistematis sehingga perlu adanya validasi oleh
ahli perangkat pembelajaran. Tabel 3.3 merupakan lembar validasi
rencanapelaksanaanpembelajaran.
Tabel3.3.Lembarvalidasirencanapelaksanaanpembelajaran
Faktor/Aspek IndikatorJumlah
pertanyaanNomor
Pertanyaan
1.KompetensiDasar
Kesesuaianrumusankompetensidasardengansilabusyangsudahada.
1 1a
Kesesuaiankompetensidasardenganperkembangansiswa 1 1b
-
5/30/2015 AgusTriCahyono:PROPOSALSKRIPSIDESAINFAKTORIAL2x2
http://agustricahyono.blogspot.com/2014/11/proposalskripsidesainfaktorial2x2.html 31/42
2.Indikator Kesesuaianindikatordengankompetensidasaryangsudahada.
1 2a
Kesesuaianrumusanpencapaianhasilbelajar 1 2b
3.TujuanPembelajaran
Tujuanpembelajaransesuaidenganindikatoryangada. 1 3
4.Materipembelajaran
Relevansimateridengankompetensidasarpembelajaran.
1 4a
Urutanpenyajianmateridikelompokkandalambagianbagianyanglogis(keterkaitantopik,subtopik,danpenyajiansistematis).
1 4b
Kesesuaiantugas/latihansoalyangmendukungkonsep. 1 4c
5.AlokasiWaktu
Kesesuaianalokasiwaktudengancakupanmateri. 1 5
6.Sumber&saranabelajar
Kesesuaiandengankompetensiyangingindicapai.
1 6a
KesesuaianLP1dengantujuanpembelajaran. 1 6b
KesesuaianLP2dengantujuanpembelajaran. 1 6c
KesesuaianLP3dengantujuanpembelajaran. 1 6d
KesesuaianLP4dengantujuanpembelajaran. 1 6e
KesesuaianLP5dengantujuanpembelajaran. 1 6f
Kesesuaianformatpenilaiandengantujuanpembelajaran. 1 6g
7.KegiatanBelajarMengajar
Kesesuaianlangkahpembelajarandenganmetodepembelajaran.
1 7a
KetepatanmetodepembelajarandenganKD. 1 7b
8.Bahasa Kebenarantatabahasayangdigunakan,sesuaidengankaidahbahasaIndonesiayangbaku.
1 8a
BahasasesuaiEYD. 1 8bKesederhanaanstrukturkalimat. 1 8c
Sifatkomunikatifbahasayangdigunakan. 1 8d
9.Format Kejelasanpembagianmateri. 1 9aKesesuaianjenisdanukuranhurufyangdigunakan. 1 9b
Catatan:InstrumeninidiadaptasikandariArif,2012.
b.Lembarvalidasibukusiswa
Buku iniberisiuraianmateriyangmendukung lembarkegiatan
siswa tentang menganalisis rangkaian listrik arus bolak balik. Buku
siswa perlu divalidasi oleh ahli materi rangkaian listrik karena
kesesuaianmateri tersebut akanmempengaruhi asil belajar.Tabel3.4
berikutmerupakanlembarvalidasibukusiswa.
Tabel3.4.Lembarvalidasibukusiswa
Faktor/Aspek Indikator JumlahPertanyaanNomor
Pertanyaan1.Perwajahan
dantataletakWajahsampulbukusiswamemilikidayatarik. 1 1a
Gambarsampulmenggambarkanisimodul. 1 1b
Hurufdangambarditatadenganbaikdanrapi. 1 1c
2.Materibukusiswa
Teksbukusiswadapatterbaca. 1 2a
Materiyangdisajikansesuaidengantingkatpikirsiswa.
1 2b
Tingkatkebenarankonsepmateridalambukusiswa. 1 2c
Teksdangambarsalingterkait. 1 2d
-
5/30/2015 AgusTriCahyono:PROPOSALSKRIPSIDESAINFAKTORIAL2x2
http://agustricahyono.blogspot.com/2014/11/proposalskripsidesainfaktorial2x2.html 32/42
Obyekgambarsesuaimateri.
1 2e
Obyekgambarjelasatautidakkabur. 1 2f
Informasipadabukusiswacukupmemadai. 1 2g
3.Bahasa Bahasamudahdipahami. 1 3aBahasasesuaiEYD. 1 3bSifatkomunikatifbahasayangdigunakan 1 3c
Catatan:InstrumeninidiadaptasikandariArif,2012.
c.Lembarvalidasisoalposttest
Soalposttestmerpakanbagianpentingdalampenelitianinikarena
sebagai instrumen untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa
sehingga, soal tersebut sebelum diujikan perlu di validasi oleh ahli
evaluasi.AdapunlembarvalidasisoalposttestditunjukkanpadaTabel
3.5berikutini.Tabel3.5.Lembarvalidasisoalposttest
Faktor/Aspek Indikator JumlahpertanyaanNomor
pertanyaan
1.Materi Soalsesuaidenganindikatoryangada 1 1a
Materiyangditanyakansesuaidengankompetensi
1 1b
Hurufdangambarditatadenganbaikdanrapi. 1 1c
Tingkatkesulitansoal 1 1d2.Konstruksi Soaldirumuskandengan
singkat,jelas,dantegas. 1 2a
Rumusanpokoksoaldanpilihanjawabanmerupakanpernyataanyangdiperlukansaja.
1 2b
Soaltidakmemberipetunjukkuncijawaban. 1 2c
Pilihanjawabanhomogendanlogisditinjaudarisegimateri.
1 2d
Gambarjelasdanberfungsi. 1 2e
Panjangpilihanjawabanrelatifsama. 1 2f
3.Bahasa MenggunakanbahasayangsesuaidengankaidahbahasaIndonesia
1 3a
Menggunakanbahasayangkomutatif. 1 3b
Catatan:InstrumeninidiadaptasikandariArif,2012.
2.Instrumenvariabelmotivasiberprestasi
Instrumen variabelmotivasi berprestasi merupakan instrumen yang
diguanakan untuk mengetahi tingkat motivasi berprestasi siswa terhadap
mata pelajaran dasar dan pengukuran listrik. Pengumpulan data yang
motivasi berprestasi menggunakan teknik angket, yaitu angket motivasi
berprestasi pada mata pelajaran dasar dan pengukuran listrik. Instrumen
angket berbentuk skala karena skala merupakan seperangkat nilai angka
yang telah ditetapkan kepada tingkah laku untuk mengukur motivasi
berprestasisiswapadamatapelajarandasardanpengukuranlistrik.
-
5/30/2015 AgusTriCahyono:PROPOSALSKRIPSIDESAINFAKTORIAL2x2
http://agustricahyono.blogspot.com/2014/11/proposalskripsidesainfaktorial2x2.html 33/42
Motivasi berprestasi siswa terhadap mata pelajaran dasar dan
pengukuran listrik merupakan skor yang diperoleh siswa setelah siswa
mengisiangketmotivasiberprestasiyangberbentukskaladenganrentangan
angka1sampai5.
Untukkisikisiangketmotivasiberprestasisiswapadamatapelajaran
dasar danpengukuran listrik disusunberdasarkan indikatorindikator pada
kajian teori. Tabel 3.6 merupakan Kisikisi penyusunan angket motivasi
berprestasi.
Tabel 3.6. Kisikisi penyusunan angket motivasi berprestasiNo Aspek yangdiukur Indikator Motivasi
Komponen sikap Total(%)Positif Negatif
1 Keinginanmencapaihasil yangoptimal
1.Dorongan untukselalu maju dalammenekuni pelajaran.
2.Dorongan untukselalu mendapatkannilai baik.
3.Dorongan untukmenyelesaikan tugastugas dasar danpengukuran listrik.
4.Kesanggupan siswadalam meresponmata pelajaran dasardan pengukuranlistrik.
2 Keinginanuntukmeningkatkanpengetahuan
1.Dorongan untukmembaca danmengerjakan soalsoal dasar danpengukuran listrik.
2.Dorongan untukmengajukanpertanyaan tentanghalhal yang belumjelas.
3.Dorongan untukmembaca buku baru.
3 Rasa percayadiri dankepuasan
1.Dorongan untukmenguasai materipembelajaran secaramandiri.
2.Mengikuti kepuasandalam mengikutiproses pembelajaran.
3.Adanya keinginanumpan balik dalampembelajaran.
Total(%)
25(50%)
25(50%)
50(100%)
Catatan:InstrumeninidiadaptasikandariAfifuddin,2012.
3.Lembarpenilaianhasilbelajar
Lembar instrumen penilaian hasil belajar digunakan untuk
mengetahuihasilbelajar siswapadamatapelajarandasar danpengukuran
listrik.Adapun lembar penilaian hasil belajar yang dibutuhkanmencakup
tigaranahhasilbelajar,yaitu:
a.Lembarteshasilbelajarkognitif
Metode yang digunakan untuk pengumpulan data pada hasil
belajar kognitif adalah metode tes. Metode tes digunakan untuk
mengumpulkan data dan mengukur penguasaan materi menganalisis
-
5/30/2015 AgusTriCahyono:PROPOSALSKRIPSIDESAINFAKTORIAL2x2
http://agustricahyono.blogspot.com/2014/11/proposalskripsidesainfaktorial2x2.html 34/42
rangkaian listrik arus bolak balik. Tes disusun sesuai dengan mata
pelajaran dasar dan pengukuran listrik pada kurikulum 2013 yang
dibelajarkan pada siswa kelas X program studi kea