agus saefudin_makalah kepemimpinan kewirausahaan
DESCRIPTION
Kepala sekolah adalah pemimpin yang menjalankan perannya dalam memimpin sekolah sebagai lembaga pendidikan. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan dalam organisasi sekolah mempunyai posisi yang penting bagi kemajuan sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah diartikan sebagai model atau macam-macam kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dalam rangka mempengaruhi, mengarahkan, membimbing bawahan dengan cara memperkuat keyakinan, dukungan, dorongan dan kerja sama dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan lembaga pendidikan.TRANSCRIPT
MAKALAH
KEPEMIMPINAN KEWIRAUSAHAAN (ENTREPRENEURIAL LEADERSHIP) KEPALA SEKOLAH DALAM MEWUJUDKAN WIRAUSAHAWAN
LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Individual Akhir Semester Gasal
Mata Kuliah Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan
Dosen Pengampu Dr. Cahyo Budi Utomo, M.Pd.
Oleh :
AGUS SAEFUDIN
0102514057
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEDIDIKAN
KONSENTRASI KEPENGAWASAN SEKOLAH
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
DESEMBER
2014
1
KEPEMIMPINAN KEWIRAUSAHAAN (ENTREPRENEURIAL LEADERSHIP) KEPALA SEKOLAH DALAM MEWUJUDKAN WIRAUSAHAWAN LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Oleh: Agus Saefudin / NIM. 0102514057 A. PENDAHULUAN
Kepala sekolah adalah pemimpinan yang yang menjalankan perannya dalam memimpin
sekolah sebagai lembaga pendidikan, kepala sekolah berperan sebagai pemimpin pendidikan.
Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan dalam organisasi sekolah mempunyai posisi yang
penting bagi kemajuan sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah diartikan sebagai model atau
macam-macam kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dalam rangka mempengaruhi,
mengarahkan, membimbing bawahan dengan cara memperkuat keyakinan, dukungan, dorongan
dan kerja sama dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan lembaga pendidikan.
Sekolah Menengah Kejuruan sebagai bagian dari sistem pendidikan menengah
sebagaimana dijabarkan oleh Dikmenjur (2003) mempunyai tujuan umum, yaitu: (1) menyiapkan
peserta didik agar dapat menjalani kehidupan secara layak, (2) meningkatkan keimanan dan
ketakwaan peserta didik, (3) menyiapkan peserta didik agar menjadi warga negara yang mandiri
dan bertanggung jawab, (4) menyiapkan peserta didik agar memahami dan menghargai
keanekaragaman budaya bangsa Indonesia, dan (5) menyiapkan peserta didik agar menerapkan
dan memelihara hidup sehat, memiliki wawasan lingkungan, pengetahuan dan seni. Lebih lanjut
tujuan khusus SMK, adalah: (1) menyiapkan peserta didik agar dapat bekerja, baik secara mandiri
atau mengisi lapangan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan industri sebagai tenaga kerja tingkat
menengah, sesuai dengan bidang dan program keahlian yang diminati, (2) membekali peserta
didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetensi dan mampu
mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminati, dan (3) membekali
peserta didik dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) agar mampu mengembangkan diri
sendiri melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Dengan memperhatikan tujuan SMK sebagaimana uraian di atas maka Kepala Sekolah
Menengah Kejuruan dituntut bukan hanya sekedar menjadi pemimpin sekolah yang memiliki
kompetensi manajerial dan supervisi semata tetapi juga harus memiliki kemampuan untuk
mengantisipasi perubahan yang terjadi pada pasar kerja, dunia usaha/industri termasuk
mewujudkan lulusan yang mampu menciptakan lapangan kerja secara mandiri dengan wirausaha.
Kepala SMK diharapkan menerapkan kepemimpinan yang mengedepankan kreativitas dan inovasi
dalam menggerakkan dan mengarahkan organisasi sekolah menuju pencapaian optimal mutu
pendidikan yang handal dan kompetitif bagi kemajuan masyarakat dan bangsa secara gradual dan
2
terus menerus (continous improvement). Secara umum kepemimpinan pendidikan dapat diartikan
sebagai kepemimpinan yang diterapkan dalam bidang pendidikan. Secara lebih khusus bila
diterapkan pada organisasi pendidikan seperti sekolah, maka kepemimpinan pendidikan dalam
tataran organisasi sekolah akan berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah (school
leader/principal), hal ini disebabkan kepala sekolah merupakan orang yang punya otoritas dalam
mengelola sekolah guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Kepemimpinan pendidikan perlu terus mengembangkan diri agar dapat berperan efektif
dalam membawa organisasi sekolah kearah yang lebih baik dan berkualitas. Menurut Barth (1990)
Kepala Sekolah merupakan kunci sekolah yang baik dan berkualitas, faktor potensial penentu iklim
sekolah, serta sebagai pendorong bagi pertumbuhan para Guru. Sementara itu berkaitan dengan
pemimpin sekolah yang efektif memahami bahwa mereka berada dalam posisi untuk
menggerakan orang lain melalui :
1. Mengartikulasikan dan memodelkan nilaI-nilai inti yang mendukung pendidikan yang
menantang dan sukses bagi semua (articulating and modeling core values that support a
challenging and successful education for all);
2. Memapankan fokus publik secara konsisten atas pembelajaran pada tingkatan sekolah, kelas,
masyarakat dan individu (establishing a persistent, public focus on learning at the school,
classroom, community, and individual levels);
3. Bekerja dengan yang lain untuk menentukan standar pembelajaran yang tinggi (working with
others to set ambitious standards for learning); dan
4. Menunjukkan dan memberi inspirasi tanggungjawab dan akuntabilitas bersama atau peran
lulusan di masyarakat (demonstrating and inspiring shared responsibility and accountability
for student outcomes).
Kemampuan kepala sekolah yang memiliki jiwa kewirausahaan dalam berinovasi sangat
menentukan keberhasilan sekolah karena mampu menyikapi kebutuhan, keinginan dan harapan
masyarakat akan jasa pendidikan bagi anak-anaknya. Produktivitas sekolah bergantung kepada
kualitas kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan karena faktor yang sangat penting dalam
proses pendidikan adalah lembaga pendidikanyang berkualitas yang dapat mencetak lulusan yang
berkualitas. Kualitas lulusan pendidikan menengah kejuruan akan dilihat terutama pada
keterserapan lulusan pada dunia kerja baik sebagai tenaga kerja level teknisi menengah yang
bekerja pada dunia usaha/industri maupun yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri
dengan berwirausaha. Winarno (2009) menyatakan bahwa pembelajaran pada pendidikan
kejuruan akan lebih bermakna jika diajarkan dengan berbasis kewirausahaan karena dapat
menginternalisasikan jiwa dan mental kewirausahaan kepada peserta didik. Pendidikan berbasis
3
kewirausahaan akan membentuk kurikulum berbasis kewirausahaan yang sangat sesuai dengan
karakter Sekolah Menengah Kejuruan yang lulusannya dipersiapkan memasuki dunia kerja.
Pembelajaran berbasis kewirausahaan dalam praktiknya memerukan dukungan dari kepala
sekolah, sehingga kepemimpinan kewirausahaan sangat diperlukan dalam menanamkan nilai-nilai
dan jiwa kewirausahaan pada peserta didik yang dapat dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip
berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya dengan cara mengintegrasikan pendidikan kewirausahaan dalam proses
pembelajaran. Melalui integrasi ini diharapkan peserta didik akan memperoleh kesadaran betapa
pentingnya nilai-nilai kewirausahaan. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran bukan lagi
sekedar menjadikan peserta didik menguasai kompetensi yang ditargetkan tetapi juga mengenal,
menyadari dan peduli, serta menginternalisasi nilai-nilai kewirausahaan dan menjadikannya
perilaku dalam kehidupannya.
Hasil penelitian Suhartatik (2012) menyatakan bahwa kepemimpinan kewirausahaan
dapat meningkatkan produktivitas sekolah dilihat dari prestasi belajar peserta didik dan
meningkatnya kualitas manajemen sekolah karena dalam lingkungan sekolah diterapkan
komunikasi dan kerja sama dalam menjalankan tugas untuk memberikan layanan prima dalam
pembelajaran. Kepemimpinan kewirausahaan (enterpreneurial leadership) menjadi salah satu
model kepemimpinan yang dapat mengantisipasi perkembangan jaman yang selalu berubah
sebagai dampak pembangunan dan gobalisasi.
Dengan memperhatikan uraian di atas, makalah ini akan mengkaji kepemimpinan
kewirausahaan (entrepreneurial leadership) kepala sekolah dalam mewujudkan wirausahawan
lulusan Sekolah Menengah kejuruan. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas meliputi:
1. Bagaimana konsep kepemimpinan kewirausahaan (entrepreneurial leadership) ?
2. Bagaimana kepemimpinan kewirausahaan Kepala Sekolah Menengah Kejuruan ?
3. Bagaimana implementasi kepemimpinan kewirausahaan kepala sekolah dalam mewujudkan
wirausahawan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan ?
B. KONSEP KEPEMIMPINAN KEWIRAUSAHAAN (ENTREPRENEURIAL LEADERSHIP)
Kepemimpinan kewirausahaan (entrepreneurial leadership) merupakan kepemimpinan
yang menerapkan jiwa kewirausahaan dalam menjalankan peran kepemimpinannya. Penerapan
prinsip kewirausahaan dalam mempengaruhi anggota organisasi akan memberi dampak pada
kinerja mereka sejalan dengan prinsip dan nilai seorang entrepreneur. Kotelnikov (2005) telah
memasukkan entrepreneur sebagai salah satu decisional role, dimana manager mencari peluang
untuk kemudian berinisiatif terhadap sesuatu untuk melaksanakan perubahan. Hal ini bermakna
4
bahwa salah satu sikap kunci dari entrepreneur adalah inovatif yang diperlukan dalam berbagai
bidang kehidupan, termasuk dalam bidang manajemen dan kepemimpinan apalagi jika mengingat
bahwa dewasa ini tingkat perubahan yang terjadi sangat cepat dalam berbagai bidang kehidupan.
Berkaitan dengan penerapan kepemimpinan kewirausahaan, Ingraham dan Taylor (2004)
menyatakan bahwa model kepemimpinan kewirausahaan denagn berbagai karakteristiknya telah
banyak dipergunakan pada sektor publik yang dimaksudkan untuk meningkatkan keefektifan dan
peningkatan kualitas layanan sektor publik. Kepemimpinan kewirausahaan merupakan
kepemimpinan yang mempunyai kemampuan untuk mengantisipasi berbagai perubahan dengan
visi masa depamyang jelas serta berupaya mendorong suatu kerja sama dalam melakukan
perubahan melalui fleksibilitas menjalankan perannya dalam mengelola organisasi.
Kepemimpinan kewirausahaan dalam menjalankan tugas dan perannya berusaha menggunakan
pengaruhnya untuk menjadikan kegiatan organisasi mempunyai posisi yang berbeda melalui
berbagai kebijakan yang dapat merubah organisasi meskipun hal itu akan berbeda dengan yang
lain.
Kepemimpinan kewirausahaan mempunyai motivasi yang kuat untuk membuat
perbedaan dan bekerja dengan penuh keyakinan dan optimisme. Kepemimpinan kewirausahaan
selalu mencari peluang dalam menjalankan organisasi ke arah yang makin meningkat sehingga
diperlukan keberanian untuk berubah. Kepemimpina kewirausahaan membangun tujuan dan visi
yang dapat mendorong bawahan berupaya bekerja ke tingat kinerja yang tinggi serta menentukan
strategi yang inovatif dalam mencapai tujuan organisasi. Vipin Gupta, et. Al. (2004) menyatakan
bahwa kepemimpinan kewirausahaan memiliki tiga karakter kunci, yaitu: (1) being inclined to take
more business related risk; (2) favoring cange and innovation to obtain competitiveadvantage; dan
(3) competing aggresively with other firms.
Kepemimpinan kewirausahaan menggambarkan kepemimpinan yang mempunyai visi
yang dengan visi tersebut mengelola dan mempertahankan kompetensi serta mengembangkan
kualitas sumber daya manusia, di samping itu pemimpin kewirausahaan juga membangun budaya
organisasi yang efektif secara inovatif, etis, dan melakukan pengawasan organisasi secara
seimbang. Mengambil inisiatif, menunjukkan kreativitas kewirausahaan, keberanian mengambil
resiko, serta bertanggung jawab atas kegagalan dan mengambil pelajaran darinya menjadi hal
yang menggambarkan kepemimpinn kewirausahaan, dan semua itu melibatkan penguatan
kepercayaan dalam berfikir dan bertindak dalam merealisasikan tujuan organisasi bagi
kemanfaatan pemangku kepentingan (Kotelnikov, 2005).
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan kewirausahaan
(entrepeneurial leadership) adalah kepemimpinan yang proaktif dalam mencari dan
5
memanfaatkan peluang untuk mencapai kesuksesan sehingga akan membawa perubahan dalam
organisasi ke arah yang lebih adaptif dalam menghadapi berbagai perubahan lingkungan, dan hal
ini juga menunjukan orientasi ke masa depan menjadi dominan.
C. KEPEMIMPINAN KEWIRAUSAHAAN KEPALA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Dengan memperhatikan tantangan perubahan serta karakteristik kepemimpinan
kewirausahaan, serta peran yang harus dimainkan kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan,
nampak bahwa dunia pendidikan dalam hal ini sekolah memerlukan kepemimpinan yang dapat
menghadapi berbagai tantangan perubahan dan kepemimpinan kewirausahaan akan dapat
memberikan kontribusi signifikan bagi organisasi sekolah dalam menyikapi hal tersebut
sebagaimana dikemukakan oleh Caldwell dan Spinks (1992:79), dalam konteks organisasi sekolah
dewasa ini, yang berpandangan bahwa sekolah memerlukan kepemimpinan kewirausahaan yang
menekankan pada kreativitas, kepercayaan, dan kontribusi yang terus menerus bagi masyarakat.
Dengan kepemimpinan kewirausahaan seorang kepala sekolah akan mampu mengembangkan
organisasi ke arah yang lebih inovatif melalui peningkatan kreativitas, kepercayaan dan kerja sama
dengan masyarakat. Kepemimpinan kewirausahaan adalah pemimpin yang proaktif dalam
mencari dan memanfaatkan peluang untuk mencapai kesuksesan, dan hal ini menunjukan bahwa
pemimpin yang demikian akan membawa perubahan dalam organisasi ke arah yang lebih adaptif
dalam menghadapi berbagai perubahan lingkungan serta menunjukan orientasi ke masa depan
yang lebih baik dari waktu ke waktu.
Kondisi yang demikian sejalan dengan pendapat Lavinsky (2005) yang menyatakan bahwa
kepemimpinan pendidikan mencakup beberapa kemampuan, yaitu: mempunyai visi masa depan,
memahami maksud fihak lain, dan mengambil tindakan yang efektif. Kemampuan-kemampuan
tersebut akan menjadikan organisasi sekolah mampu memperkuat integrasi internal serta
adaptasi eksternal, sehingga daya hidup organisasi sekolah akan dapat bertahan dan mampu
bersaing di era global dewasa ini. Secara umum kepemimpinan wirausaha merupakan
kepemimpinan yang dapat mendorong organisasi dinamis, inovatif serta memberdayakan melalui
pembelajaran yang terjadi dari mulai tahapan individu, kelompok sampai organisasi, semua itu
hanya dapat dilakukan apabila kepala sekolah sebagai faktor kunci (key factor) dari keberhasilan
pendidikan di sekolah dapat berperan optimal serta dapat menerapkan prinsip kewirausahaan
dalam mengelola organisasi sekolah.
Tedjasutisna (2004) menyatakan bahwa ciri-ciri kepala sekolah yang menerapkan
kepemimpinan wirausaha ditunjukkan oleh tabel 1 berikut. Ciri-ciri tersebut, baik ciri generik
maupun spesifik pada dasarnya melihat kepemimpinan dan pemimpin entrepreneur/wirausaha
6
pada apa yang dikerjakannya atau pada performance (actual performance), sehingga arahnya
lebih menekankan pada best practices dari kerakter kinerja pemimpin wirausaha dan dalam
konteknya dengan dunia pendidikan. Kepala Sekolah Menengah Kejuruan harus memiliki
kompetensi kewirausahaan yang unggul sehubungan dengan karakteristik pendidikan kejuruan.
Tabel 1. Ciri-ciri Kepala Sekolah dengan Kepemimpinan Kewirausahaan
Ciri Generik
Berinisiatif untuk melakukan sesuatu bagi kepentingan organisasi
Inovatif kreatif dalam menjalankan tugas
Visioner dengan orientasi yang kuat ke masa depan
Berfikir strategis
Mempunyai motivasi berprestasi yang kuat
Mandiri dan optimis
Berani mengambil resiko dalam melakukan sesuatu
Bertanggung jawab atas apa yang dilakukan, tidak menyalahkan orang lain
Mampu berubah dan mengelola perubahan/manajemen perubahan
Berani melakukan sesuatu meskipun berbeda dari yang lain dan dari kebiasaan
Menjadi model dalam menjalankan tugas secara baik
Belajar dan membelajarkan bawahan secara terus menerus untuk meningkatkan
kompetensi/kemampuan organisasi
Mencari dan memanfaatkan peluang secara efektif
Mendorong kreativitas pegawai/bawahan
Komunikatif dan memberdayakan pegawai/bawahan
Ciri Spesifik
Memperkuat dan mengembangkan hubungan dengan masyarakat serta Memberdayakan komite
sekolah
Mentransformasikan aspirasi siswa, guru, tenaga kependidikan serta komite sekolah ke dalam visi
sekolah, serta mensosialisasikannya kepada seluruh pemangku kepentingan pendidikan
Memfasilitasi Guru dan Tenaga Kependidikan untuk meningkatkan kompetensi melalui diskusi,
pelatihan dan sekolah lanjut
Menjadi mitra Guru dalam mengembangkan mutu proses pembelajaran
Aktif mencari informasi tentang perkembangan ilmu khususnya ilmu di bidang kependidikan serta
menerapkan kebijakan dari superstruktur pendidikan secara kreatif
Memperkuat dan mentransformasikan proses pembelajaran dengan menggunakan pengetahuan yang
terus berkembang
Berfokus pada memperbaiki proses pendidikan/pembelajaran ketimbang menunggu hasil
pendidikan/pembelajaran
Demikian juga halnya dengan peran kepemimpinan kepala sekolah sebagaimana
tercantum dalam Permendiknas No 19 tahun 2007 tentang standar pengelolaan pendidikan,
dimana dalam bidang kepemimpinan, kinerja kepala sekolah dirinci sebagai berikut
1. Menjabarkan visi ke dalam misi target mutu;
2. Merumuskan tujuan dan target mutu yang akan dicapai;
3. Menganalisis tantangan, peluang, kekuatan, dan kelemahan sekolah/madrasah;
4. Membuat rencana kerja strategis dan rencana kerja tahunan untuk pelaksanaan peningkatan
mutu;
5. Bertanggung jawab dalam membuat keputusan anggaran sekolah/madrasah;
7
6. Melibatkan guru, komite sekolah dalam pengambilan keputusan penting sekolah/madrasah.
Dalam hal sekolah/madrasah swasta, pengambilan keputusan tersebut harus melibatkan
penyelenggara sekolah/madrasah;
7. Berkomunikasi untuk menciptakan dukungan intensif dari orang tua peserta didik dan
masyarakat;
8. Menjaga dan meningkatkan motivasi kerja pendidik dan tenaga kependidikan dengan
menggunakan sistem pemberian penghargaan atas prestasi dan sangsi atas pelanggaran
peraturan dan kode etik;
9. Menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif bagi peserta didik;
10. Bertanggung jawab atas perencanaan partisipatif mengenai pelaksanaan kurikulum;
11. Melaksanakan dan merumuskan program supervisi, serta memanfaatkan hasil supervisi untuk
meningkatkan kinerja sekolah/madrasah;
12. Meningkatkan mutu pendidikan;
13. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan
kepercayaan yang diberikan kepadanya;
14. Memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, dan pelaksanaan visi pembelajaran yang
dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh komunitas sekolah/madrasah;
15. Membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan sekolah/madrasah dan program
pembelajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik dan pertumbuhan profesional
para guru dan tenaga kependidikan;
16. Menjamin manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya sekolah/madrasah untuk
menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, efisien, dan efektif;
17. Menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat, dan komite
sekolah/madrasah menanggapi kepentingan dan kebutuhan komunitas yang beragam, dan
memobilisasi sumber daya masyarakat;
18. Memberi contoh/teladan/tindakan yang bertanggung jawab.
Dari 18 (delapan belas) aspek kepemimpinan kepala sekolah seperti dikemukakan di atas nampak
bahwa hampir semuanya menunjukan apa yang harus dikerjakan oleh kepala sekolah dalam
memerankan sebagai pemimpin sekolah. Dengan demikian bagaimana kepala sekolah
mengerjakan atau melaksanakan peran sebagai pemimpin sekolah akan ditentukan oleh
kemampuan atau kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing kepala sekolah, sehingga variasi
kinerja kepala sekolah akan tetap terlihat dalam aktualisasi pelaksanaan peran dan tugas yang
dilaksanakan kepala sekolah, bukan karena apa yang dikerjakannya tapi oleh bagaimana
dikerjakannya.
8
D. KEPEMIMPINAN KEWIRAUSAHAAN MEWUJUDKAN WIRAUSAHAWAN LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagai sub sistem pendidikan nasional mempunyai
peluang yang cukup besar untuk ikut serta dalam pembangunan sistem perekonomian yang
bertumpu pada kekuatan rakyat, yang tetap tumbuh dalam situasi krisis sekalipun. Untuk
mencapai hasil tersebut, sistem perekonomian nasional perlu ditopang oleh pelaku-pelaku bisnis
yang kreatif, inovatif dan mempunyai daya tahan terhadap perubahan. Dalam konteks ini,
kegiatan pembelajaran di SMK sejatinya memiliki potensi yang besar didesain sebagai wahana
untuk mengembangkan calon pelaku wirausaha yang kreatif, inovatif, serta mempunyai daya
tahan terhadap perubahan.
Berdasarkan karakteristik khas Sekolah Menengah Kejuruan yang menekankan
pembelajaran pada penguasaan kompetensi lulusan untuk memasuki dunia kerja, baik sebagai
teknisi menengah maupun wirausaha. Dengan memperhatikan bahwa tantangan perkembangan
jaman dan globalisasi yang sangat kompetitif dan keterbatasan jumlah lowongan pekerjaan yang
tersedia untuk menampung angkatan kerja fresh graduate lulusan pendidikan maka
kewirausahaan menjadi hal yang penting untuk dikembangkan. Dewasa ini masyarakat
memandang bahwa nilai lebih suatu Sekolah Menengah Kejuruan bukan hanya pada prestasi
akademik dan non akademik yang diperoleh oleh peserta didik maupun sekolah tetapi lebih pada
kemampuan sekolah menghasilkan wirausahawan muda yang mampu menciptakan lapangan
kerja bagi dirinya dan lebih luas bagi orang lain. SMK mempunyai peran yang strategis dalam
menghasilkan wirausahawan muda karena kompetensi lulusan yang memungkinkan untuk itu.
Pembelajaran pada SMK bukan hanya menekankan penguasaan kompetensi dalam ranah kognitif
semata tetapi juga pada keterampilan baik hard skill maupun soft skill serta attitude yang
mendukung lulusan untuk tidak tergantung pada lapangan kerja yang tersedia tetapi dapat
membuka usaha secara mandiri.
Upaya internalisasi nilai-nilai dam jiwa kewirausahaan pada siswa SMk sehingga pada
akhirnya lulusan diharapan memiliki minat yang kuat untuk menjadi wirausahawan membutuhkan
dukungan dari kepala sekolah yang memiliki kompetensi kewirausahaan. Hal ini sesuai dengan
Permendiknas Nomor 13 tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah yang di dalamnya memuat
berbagai kompetensi yang harus dimiliki oleh Kepala Sekolah dalam menjalankan perannya
sebagai manajer dan pemimpin pendidikan pada suatu satuan pendidikan. Adapun kompetensi-
kompetensi tersebut mencakup kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi
dan sosial. Berkaitan dengan kepemimpinan kewirausahaan kepala Sekolah Menengah Kejuruan
maka harus dikuasai kompetensi kewirausahaan, meliputi: (1) Menciptakan inovasi yang berguna
9
bagi pengembangan sekolah/madrasah; (2) Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan
sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efektif; (3) Memiliki motivasi yang kuat
untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin
sekolah/madrasah; (4) Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi
kendala yang dihadapi sekolah/madrasah; dan (5) Memiliki naluri kewirausahaan dalam
mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.
Dengan memperhatikan kompetensi-kompetensi kepala sekolah, maka terdapat dua
unsur yang penting untuk dicermati, yaitu unsur yang melekat dalam karakteristik individu dalam
konteks kehidupan sosial yang menuntut internalisasi dan sosialisasi, serta unsur yang berkaitan
dengan kemampuan yang menuntut pada pendidikan dan latihan. Kepemimpinan kewirausahaan
kepala SMK berdasarkan kelima kompetensi kepala sekolah mempunyai peran penting dalam
meningkatkan mutu pembelajaran dengan mengacu pada layanan prima yang memenuhi standar
nasional pendidikan bahkan melebihinya akan menghasilkan lulusan (output) yang berkualitas.
Lulusan yang berkualitas pada SMK dilihat dari keterserapan dalam dunia kerja baik bekerja
sebagai teknisi tingkat menengah maupun bekerja secara mandiri dengan wirausaha.
Gambar 1. Kepemimpinan Kewirausahaan Kepala SMK dalam Meningkatkan Mutu Lulusan
10
Model Kepemimpinan Kepala Sekolah sebagaimana terlihat dalam gambar 1 di atas
menjadikan Kepemimpinan kewirausahaan (entrepreneural leadership) sebagai transformer dari
dari berbagai kompetensi Kepala Sekolah, baik yang bersifat individu (kompetensi kepribadian
dan kompetensi sosial), yang bersifat pendidikan dan Latihan (kompetensi manajerial dan
kompetensi supervisi), maupun yang bersifat gabungan dari Individu dan sosial serta pendidikan
dan latihan (kompetensi kewirausahaan). Kepemimpinan kewirausahaan akan menjadikan
berbagai kompetensi dalam diri kepala sekolah terpadu dalam suatu konteks kinerja
kepemimpinan kepala sekolah yang efektif. Keterpaduan menjadikan keseimbangan antara
peran pemimpin dan manajer bertemu serta berpadu dalam dimensi individu dan dimensi
organisasi (sekolah), sehingga perkembangan individu baik karena kuatnya sifat individu melalui
internalisasi serta sosial melalui sosialisasi dengan lingkungan historis masing-masing maupun
karena proses pendidikan dan pelatihan akan menjadikan kepala sekolah berpotensi berkembang
dan mengembangkan organisasi sekolah ke arah memelihara kinerja organisasi yang stabil
sekaligus melakukan berbagai inovasi yang diperlukan sesuai dengan tuntutan konsumen primer
sekolah (siswa dan guru) maupun tuntutan konsumen sekunder (pemerintah dan masyarakat).
Kepala Sekolah Menengah Kejuruan yang memiliki kompetensi kewirausahaan yang
unggul dan mampu mengimplementasikan dalam pelaksanaan kegiatan sekolah dan layanan
pendidikan kejuruan bermuatan nilai-nilai dan jiwa kewirausahaan akan menghasilkan nilai lebih
pada lulusannya. Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan yang unggul adalah yang mampu terserap
dalam dunia kerja sebagai teknisi menengah maupun berwirausaha. SMK jika dipimpin kepala
sekolah dengan pendekatan kepemimpinan kewirausahaan maka lulusannya akan memiliki nilai
lebih, yaitu mampu menciptakan lapangan pekerjaan minimal bagi dirinya sendiri bahkan pada
tataran yang lebih luas dapat membuka lowongan pekerjaan untuk orang lain. Dengan demikian
nilai-nilai dan jiwa kewirausahaan dapat ditanamkan sejak awal menempuh pendidikan kejuruan.
Dengan demikian progra-program sekolah dan leyanan dalam kegiatan pembelajaran pada SMK
dilakukan dengan berbasis kewirausahaan..
E. SIMPULAN DAN SARAN
1. SIMPULAN
a. Kepemimpinan kewirausahaan (entrepreneurial leadership) adalah kepemimpinan yang
proaktif dalam mencari dan memanfaatkan peluang untuk mencapai kesuksesan sehingga
akan membawa perubahan dalam organisasi ke arah yang lebih adaptif dalam
menghadapi berbagai perubahan lingkungan, dan hal ini juga menunjukan orientasi ke
masa depan menjadi dominan.
11
b. Ciri generik maupun spesifik Kepemimpinan kewirausahaan (entrepreneurial leadership)
kepala sekolah pada dasarnya melihat kepemimpinan pada apa yang dikerjakannya
(actual performance) sehingga arahnya lebih menekankan pada best practices dari
kerakter kinerja kepemimpinan kewirausahaan dalam dunia pendidikan. Kepala Sekolah
Menengah Kejuruan harus memiliki kompetensi kewirausahaan yang unggul untuk
mencapai tujuan pendidikan menengah kejuruan.
c. Kepala Sekolah Menengah Kejuruan yang memiliki kompetensi kewirausahaan yang
unggul dan mampu mengimplementasikan dalam pelaksanaan kegiatan sekolah dan
layanan pendidikan kejuruan bermuatan nilai-nilai dan jiwa kewirausahaan akan
menghasilkan nilai lebih pada lulusannya. Lulusan SMK yang unggul akan mampu
menciptakan lapangan pekerjaan bagi dirinya dan orang lain dengan wirausaha.
2. SARAN
a. Kepala Sekolah Menengah Kejuruan hendaknya mengimplementasikan kepemimpinan
kewirausahaan (entrepreneurial leadership) dalam kegiatan nyata persekolahan dan
layanan pendidikan sehingga sejak awal siswa sudah ditanamkan nilai-nilai dan jiwa
kewirausahaan sehingga lulusan yang dihasilkan memiliki nilai lebih, yaitu tidak hanya
memiliki kompetensi kejuruan yang dapat diterima di dunia kerja tetapi lebih utama
mampu menciptakan lapangan kerja sendiri dengan berwirausaha sehingga dapat
membuka lowongan kerja bagi orang lain.
b. Guru selaku agent of change yang berada pada garda paling depan karena bersentuhan
secara langsung dengan siswa diharapkan dapat memberikan layanan prima dalam
kegiatan pembelajaran dengan memberikan ilmu yang bermanfaat serta menanamkan
nilai-nilai dan jiwa kewirausahaan pada siswa. Guru mempunyai peran yang strategis
dalam membangun lulusan berkualitas yang akan menjadi generasi penerus bangsa
sehingga diharapkan guru dapat memberikan dedikasi yang tinggi dalam melaksanakan
tugas dan amanah mencerdaskan kehidupan bangsa demi kemajuan peradaban dan
kualitas sumber daya manusia yang akan melanjutkan pembangunan bangsa dan negara.
c. Perlu dilakukan kajian dan penelitian yang lebih mendalam dengan pendekatan research
and development agar dapat dihasilkan model kepemimpinan kewirausahaan
(entrepreneurial leadership) yang efektif yang dapat diterapkan pada Sekolah Menengah
Kejuruan sehingga pendidikan menengah kejuruan dapat menghasilkan wirausahawan-
wirausahawan muda yang dapat meningkatkan kesejahteraan diri, keluarga dan
masyarakat.
12
DAFTAR PUSTAKA
Barth, Roland S. 1990. Improving School from Within. San Francisco: Jossey-Bass.
Bush, Tony. and Coleman, marianne. 2006. Leadership and Strategic Management in Education. London: IRCISoD.
Cadwell, Brian J. Dan Spink, Jim M. 1992. Leading th Self managing School. Wasgington DC: The falmer Press.
Gupta, Vipin., MacMillan, Ian C., dan Surie, Gita. 2004. Entrepreneurial Leadership: Developing and measuring a Croos Cultural Construct. Journal of Bussiness Venturing. Elsevier Inc., 19 (241-260). www.leadershipreview.org. diunduh 21 Desember 2014.
Ingraham, Patricia W. dan Taylor, Heather Getha. 2004. Leadership in the Public Sector: Model and Assumptions for Leadership Deveopment.
Katzenbach, John R. 2000. Peak Performance, a Lighning the Hearts and Minds of Your Employees. Boston: Harvard Business School Press.
Keith, Sherry. dan Girling, Robert H. 1991. Education, management, and participation. Boston: Allyn and Bacom.
Kelley, Tom. 2005. The Learning Person, The Ten Faces of Innovation. www.thetenfaces.com. diunduh 21 Desember 2014.
Kotelnikov, Vadim. 2005. Entrepreneurial Leadership, New managerial Task in the Era of Rampant Change. www.1000ventures.com. diunduh 21 Desember 2014.
Kuratko, Donald F. 2007. Entrrepreneurial Leadership in the 21st Century: Guest Editor’s Perspective. Journal of leadership and Organizational Studies. www.ezinearticle.com. diunduh 21 Desember 2014.
Lavinsky, Dave. Entrepreneurial Leadership. www.ezinearticle.com. diunduh 21 Desember 2014.
Lynn G, Beck. dan Murphy, Joseph. 2000. The Four Imperatives of Successful Scool. California: Corwin Press Inc.
Suhartatik. 2012. Implementasi kepemimpinan dan Kewirausahaan Kepala SMK Yadika bangil dalam Meningkatka Produktivitas Sekolah. Tugas Akhir. Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial. Fakultas Tarbiyah.UIN Malang.
Tedjasutisna, Ating. 2004. Memahami Kewirausahaan SMK. Bandung: CV. Armico
Winarno, Agung. 2009. Pengembangan Model Pembelajaran Internalisasi Nilai-Nilai Kewirausahaan pada SMK di Kota Malang. Jurnal Ekonomi Bisnis, Tahun 14, Nomor 2, Juli 2009.