agraria perairan berdasarkan uu no 27 tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau...

7
NAMA : MUHAMMAD NUR UDPA NIM : B111 07 173 MATA KULIAH : HUKUM AGRARIA PERAIRAN 1. Pada masa reformasi telah dikeluarkan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan daerah yang mengatur desentralisasi penguasaan wilayah perairan. UU ini kemudian diganti dengan UU No.32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah. Tugas saudara adalah mencari ketentuan dalam UU No.32 tahun 2004 tentang desentralisasi pengaturan pengelolaan wilayah perairan dan bagaimana posisi hak-hak masyarakat hukum adat atas pengeuasaan wilayah perairan. Jawab: Undang-undang No.32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah secara tegas dan jelas mengakui keberadaan masyarakat hukum adat. Dalam pasal 2 ayat (9) disebutkan: “Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.” Sebagai perwujudan dari pasal 2 ayat (9) di atas, dalam pasal 203 ayat (3) disebutkan 1

Upload: muhammad-nur-udpa

Post on 27-Jul-2015

623 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

pada tulisan kali ini penulis memaparkan mengenai pengaturan penguasaan wilayah perairan dan bagaimana pengakuan hak-hak masyarakat menurut hukum adat atas penguasaan dan pemanfaatan wilayah perairan.berdasarkan UU No. 27 tahun 2007 pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dan UU No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

TRANSCRIPT

Page 1: AGRARIA PERAIRAN BERDASARKAN UU NO 27 TAHUN 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil

NAMA : MUHAMMAD NUR UDPA

NIM : B111 07 173

MATA KULIAH : HUKUM AGRARIA PERAIRAN

1. Pada masa reformasi telah dikeluarkan UU No.22 Tahun 1999 tentang

Pemerintahan daerah yang mengatur desentralisasi penguasaan wilayah perairan.

UU ini kemudian diganti dengan UU No.32 Tahun 2004 tentang pemerintahan

daerah. Tugas saudara adalah mencari ketentuan dalam UU No.32 tahun 2004

tentang desentralisasi pengaturan pengelolaan wilayah perairan dan bagaimana

posisi hak-hak masyarakat hukum adat atas pengeuasaan wilayah perairan.

Jawab:

Undang-undang No.32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah secara tegas dan jelas

mengakui keberadaan masyarakat hukum adat. Dalam pasal 2 ayat (9) disebutkan:

“Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta

hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat

dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.”

Sebagai perwujudan dari pasal 2 ayat (9) di atas, dalam pasal 203 ayat (3) disebutkan

“Pemilihan kepala desa dalam kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisonalnya

sepanjang masih hidup dan yang diakui keberadaannya berlaku ketentuan hukum adat

setempat yang ditetapkan dalam Perda dengan berpedoman pada peraturan pemerintah”.

Pada pasal 216 juga disebutkan

“Pengaturan lebih lanjut mengenai desa ditetapkan dalam Perda dengan berpedoman pada

Peraturan Pemerintah. Sedangkan Perda wajib mengakui dan menghormati hak, asal-usul,

dan adat istiadat desa.

1

Page 2: AGRARIA PERAIRAN BERDASARKAN UU NO 27 TAHUN 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil

Pasal 1 ayat 7 memaparkan pula mengenai desentralisasi pada pemerintah daerah:

Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada

daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Selanjutnya pada pasal 18 pemerintah daerah diberikan kewenangan dalam hal pengaturan

pengelolaan wilayah pesisiran:

(1) Daerah yang memiliki wilayah laut diberikan kewenangan untuk mengelola sumber

daya di wilayah laut

(2) Daerah mendapatkan bagi hasil atas pengelolaan sumber daya alam di bawah dasar

dan/atau di dasar laut sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(3) Kewenangan daerah untuk mengelola sumber daya di wilayah laut sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan

laut;

b. pengaturan administratif;

c. pengaturan tata ruang;

d. penegakan hukum terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh

daerah atau yang dilimpahkan kewenangannya oleh Pemerintah;

e. ikut serta dalam pemeliharaan keamanan; dan

f. ikut serta dalam pertahanan kedaulatan negara.

(4) Kewenangan untuk mengelola sumber daya di wilayah laut sebagaimana dimaksud

pada ayat

(3) paling jauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau

ke arah perairan kepulauan untuk provinsi dan 1/3 (sepertiga) dari wilayah kewenangan

provinsi untuk kabupaten/kota.

(5) Apabila wilayah laut antara 2 (dua) provinsi kurang dari 24 (dua puluh empat) mil,

kewenangan untuk mengelola sumber daya. Di wilayah laut dibagi sama jarak atau

diukur sesuai prinsip garis tengah dari wilayah antar 2 (dua) provinsi tersebut, dan untuk

kabupaten/kota memperoleh 1/3 (sepertiga) dari wilayah kewenangan provinsi dimaksud.

2

Page 3: AGRARIA PERAIRAN BERDASARKAN UU NO 27 TAHUN 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil

2. Selain UU No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah tersebut telah

diundangkan UU No. 27 tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-

pulau kecil. Tugas saudara adalah menganalisis UU tersebut kemudian menarik

kesimpulan tentang pengaturan penguasaan wilayah perairan dan bagaimana

pengakuan hak-hak masyarakat menurut hukum adat atas penguasaan dan

pemanfaatan wilayah perairan.

Jawab:

Menurut Undang-Undang No. 27 tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-

pulau kecil pasal 1 point 32:

“Masyarakat adalah masyarakat yang terdiri dari masyarakat adat dan masyarakat lokal

yang bermukim di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. “

Sedangkan masyarakat adat itu sendiri, berdasarkan UU No. 27 tahun 2007 tentang pengelolaan

wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil pasal 1 point 33:

“Masyarakat Adat adalah kelompok Masyarakat Pesisir yang secara turun temurun

bermukim di wilayah geografis tertentu karena adanya ikatan pada asal-usul leluhur,

adanya hubungan yang kuat dengan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau kecil serta

adanya sistem nilai yang menentukan pranata ekonomi, politik, sosial dan hukum.”

Undang-undang No. 27 tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil

memberikan jaminan bagi pelestarian Masyarakat Adat dalam pemberian Hak Pengusahaan

Perairan Pesisir (HP-3). Pasal 17 pasal (2), dijelaskan Pemberian HP-3 wajib

mempertimbangkan kepentingan kelestarian Ekosistem Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil,

Masyarakat Adat, dan Kepentingan nasional serta hak lintas damai bagi kapal asing. Selain itu,

menegenai HP-3, dalam pasal 18 juga dijelaskan bahwa HP-3 dapat pula diberikan kepada

Masyarakat Adat selain pada perorangan warga negara Indonesia dan badan hukum. Selanjutnya

dalam pasal 21 ayat (4) dejelaskan mengenai persyaratan operasional yang menjadi kewajban

pemegang HP-3 salah satunya adalah mengakui, menghormati, dan melindungi hak-hak

Masyarakat Adat dan /atau masyarakat lokal

3

Page 4: AGRARIA PERAIRAN BERDASARKAN UU NO 27 TAHUN 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil

Pengakuan adat juga diterapkan pada kawasan konservasi. Kawasan konservasi mempunyai ciri

khas sebagai suatu kesatuan ekosistem yang diselenggarakan untuk melindungi salah satunya

wilayah yang diatur oleh adat tertentu, seperti sasi, mane’e, panglima laot, awig-awig, dan /atau

istilah lain adat tertentu. Selain itu, dalam melakukan kegiatan pengelolaan Sumber Daya Pesisir

dan Pulau-Pulau kecil masyarakat harus berdasar hukum adat yang berlaku dan tidak

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Pengakuan hak-hak Masyarakat Adat,

Masyarakat Tradisional, dan kearifan lokal dijadikan acuan dalam pengelolaan Wilayah Pesisir

dan Pulau-Pulau Kecil yang berkelanjutan

Penyelesaian sengketa dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau kecil ditempuh

melalui pengadilan dan /atau di luar pengadilan. Hal ini terdapat dalam pasal 64. Dalam

penjelasannya penyelesaian sengketa di luar pengadilan dilakukan para pihak dengan cara

konsultasi, penilaian ahli, negosiasi, mediasi, konsiliasi, arbitrase, atau melalui adat istiadat/

kebiasaan/ kearifan lokal. Pasal ini mengakui penyelesaian sengketa dengan menggunakan

hukum adat.

3. Telesuri peraturan pelaksanaan UU No. 27 tahun 2007 berupa peraturan

pemerintah dan/atau peraturan menteri yang mengatur mengenai penguasaan

wilayah perairan pesisir.

Jawab:

- PP No. 69 tahun 1996, tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban, Serta Bentuk dan Tata Cara

Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang.

- Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian

Alam (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 8132, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3776);

- Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan atau

Perusakan Laut  (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 155, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 3816);

- Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan 

(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3838);

4

Page 5: AGRARIA PERAIRAN BERDASARKAN UU NO 27 TAHUN 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil

- Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000, tentang Kewenangan Pemerintah dan

Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);

- Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2002, tentang Daftar Koordinat Geografis Titik-titik

Garis Pangkal Kepulauan Indonesia (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 72, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4211);

- Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;

- Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2002 tentang Pengendalian dan Pengawasan

Pengusahaan Pasir Laut (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 61);

- Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130-67/Tahun 2002 tentang Pengakuan Wewenang

Kabupaten dan Kota;

- Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 41 Tahun 2000 tentang Pedoman Umum

Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil yang Berkelanjutan dan Berbasis Masyarakat;

- Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Kep.34/Men/2002  tentang Pedoman

Umum Perencanaan Pengelolaan Pesisir Terpadu.

 

5