agorafobia

7
Pasien dengan agorafobia secara kaku menghindari situasi yang dalam situasi tersebut akan sulit untuk didapatkan bantuan. Mereka lebih memilih ditemani anggota keluarga atau teman dijalan yang ramai, toko yang ramai, ruang tertutup ( seperti terowongan , jembatan dan lift), serta kendaraan tertutup (seperti kereta api bawah tanah, bus dan pesawat). Pasien dapat bersikeras untuk ditemanai setiap waktu saat mereka meninggalkan rumah. Perilaku ini dapat mengakibatkan masalah perkawinan, yang dapat disalah dagnosiskan sebagai masalah utama. Sebagian besar kasusu agorafobia disebabkan oleh gangguan panik. Ketika gangguan panik diobati, agorafobia sering membaik seiring waktu. Untuk perbaikan agorafobia yang cepat dan sempurna, kadang diindikasikan terapi perilaku. Agorafobia tanpa riwayat gangguan panik sering menimbulkan ketidakmampuan dan bersifat kronis, serta gangguan depresif dan ketergantungan alkohol sering mempersulit perjalanan gangguan. Kriteria diagnostik DSM-IV-TR Gangguan Panik dengan Agorafobia A. Baik 1 dan 2 1. berulangnya (rekuren) serangan panik 2. sekurangnya satu serangan yang diikuti oleh sekurangnya satu bulan (atau lebih) gejala berikut ini:

Upload: reni-susianti

Post on 25-Sep-2015

5 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

kriteria DSM

TRANSCRIPT

Pasien dengan agorafobia secara kaku menghindari situasi yang dalam situasi tersebut akan sulit untuk didapatkan bantuan. Mereka lebih memilih ditemani anggota keluarga atau teman dijalan yang ramai, toko yang ramai, ruang tertutup ( seperti terowongan , jembatan dan lift), serta kendaraan tertutup (seperti kereta api bawah tanah, bus dan pesawat). Pasien dapat bersikeras untuk ditemanai setiap waktu saat mereka meninggalkan rumah. Perilaku ini dapat mengakibatkan masalah perkawinan, yang dapat disalah dagnosiskan sebagai masalah utama.Sebagian besar kasusu agorafobia disebabkan oleh gangguan panik. Ketika gangguan panik diobati, agorafobia sering membaik seiring waktu. Untuk perbaikan agorafobia yang cepat dan sempurna, kadang diindikasikan terapi perilaku. Agorafobia tanpa riwayat gangguan panik sering menimbulkan ketidakmampuan dan bersifat kronis, serta gangguan depresif dan ketergantungan alkohol sering mempersulit perjalanan gangguan.

Kriteria diagnostik DSM-IV-TR Gangguan Panik dengan AgorafobiaA. Baik 1 dan 21. berulangnya (rekuren) serangan panik2. sekurangnya satu serangan yang diikuti oleh sekurangnya satu bulan (atau lebih) gejala berikut ini:a. kekhawatiran yang menetap akan mengalami serangan berulangb. ketakutan tentang arti serangan atau akibatnya (misalnya, kehilangan kendali, menderita serangan jantung, atau menjadi gila)c. perubahan perilaku bermakna berhubungan dengan seranganB. Adanya agorafobiaC. Serangan panik tidak disebabkan efek fisiologi langsung zat (misalnya, penyalahgunaan zat, medikasi) atau suatu kondisi medik umum (misalnya, hipertiroidisme)D. Serangan panik bukan disebabkan oleh gangguan mental lainnya misalnya, fobia sosial (terjadi saat mengalami situasi sosial yang ditakuti), fobia spesifik (misalnya, mengalami situasi fobik tertentu), gangguan obsesif-kompulsif (misalnya, terpapar kotoran pada seseorang dengan obsesi tentang kontaminasi), gangguan stress pasca traumatik (misalnya , sebagai respon terhadap stimuli yang berhubungan degan stressor katastrofik), atau gangguan ansietas perpisahan (misalnya, sebagai respon jauh dari rumah atau sanak saudara dekat).

Kriteria diagnostik DSM-IV-TR Gangguan Panik Tanpa AgorafobiaA. Baik 1 dan 21. berulangnya (rekuren) serangan panik2. sekurangnya satu serangan yang diikuti oleh sekurangnya satu bulan (atau lebih) gejala berikut ini:a. kekhawatiran yang menetap akan mengalami serangan berulangb. ketakutan tentang arti serangan atau akibatnya (misalnya, kehilangan kendali, menderita serangan jantung, atau menjadi gila)c. perubahan perilaku bermakna berhubungan dengan seranganB. Tidak terdapat agorafobiaC. Serangan panik tidak disebabkan efek fisiologi langsung zat (misalnya, penyalahgunaan zat, medikasi) atau suatu kondisi medik umum (misalnya, hipertiroidisme)D. Serangan panik bukan disebabkan oleh gangguan mental lainnya misalnya, fobia sosial (terjadi saat mengalami situasi sosial yang ditakuti), fobia spesifik (misalnya, mengalami situasi fobik tertentu), gangguan obsesif-kompulsif (misalnya, terpapar kotoran pada seseorang dengan obsesi tentang kontaminasi), gangguan stress pasca traumatik (misalnya , sebagai respon terhadap stimuli yang berhubungan degan stressor katastrofik), atau gangguan ansietas perpisahan (misalnya, sebagai respon jauh dari rumah atau sanak saudara dekat).

Kriteria diagnostik DSM-IV-TR Agorafobia

Catatan: Agorafobia bukan merupakan gangguan yang dapat dituliskan. Tuliskan diagnosis spesifik di mana agorafobia panik terjadi (misalnya, gangguan panik dengan agorafobia atau agorafobia tanpa riwayat gangguan panik).A. Kecemasan berada di dalam suatu tempat atau situasi dari mana kemungkinan sulit meloloskan diri (atau merasa malu) atau di mana mungkin tidak terdapat pertolongan jika mendapatkan serangan panik atau gejala mirip panik yang tidak diharapkan atau disebabkan oleh situasi. Rasa takut agorafobik biasanya mengenai kumpulan situasi karakteristik seperti di luar rumah sendirian; berada di tempat ramai atau berdiri di sebuah barisan; berada di atas jembatan; atau bepergian dengan bis, kereta, atau mobil.Catatan: Pertimbangkan diagnosis fobia spesifik jika penghindaran adalah terbatas pada satu atau hanya beberapa situasi spesifik, atau fobia sosial jika penghindaran terbatas pada situasi sosial.B. Situasi dihindari (misalnya, jarang bepergian) atau jika dilakukan adalah dilakukan dengan penderitaan yang jelas atau dengan kecemasan akan mendapatkan serangan panik atau gejala mirip panik, atau perlu didampingi teman.C. Kecemasan atau penghindaran fobik tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain, seperti fobia sosial (misalnya, penghindaran terbatas pada situasi sosial karena rasa takut terhadap situasi tertentu seperti di elevator), gangguan obsesif-kompulsif (misalnya, menghindari kotoran pada seseorang dengan obsesi tentang kontaminasi), gangguan stres pascatraumatik (misalnya, menghindari stimulusyang berhubungan dengan stresor yang berat), atau gangguan cemas perpisahan (misalnya, menghindari meninggalkan rumah atau sanak saudara).

Kriteria diagnostik DSM-IV-TR Agorafobia tanpa Gangguan Panik A. Keberadaan agorafobia dikaitkan dengan rasa takut akan terjadinya gejala seperti panik (misalnya, pusing atau diare)B. Tidak pernah memenuhi gangguan panikC. Gangguan tidak disebabkan efek fisiologi langsung zat (misalnya, penyalahgunaan zat, medikasi) atau suatu kondisi medik umum (misalnya, hipertiroidisme)D. Jika terdapat kondisi medik umum yang berhubungan, rasa takut yang digambarkan dalam kriteria A jelas melebihi yang biasanya berhubungan dengan kondisi tersebut.

ETIOLOGIA. Faktor biologisRiset mengenai dasar biologis gangguan panik menghasilkan hipotesis bahwa patofisiologi gangguan panik terkait dengan disregulasi sistem saraf pusat dan perifer. Sistem saraf otonom pada sejumlah pasien dengan gangguan panik menunjukkan penigkatan tonus simpatik, beradaptasi lambat pada stimulus berulang, dan berespons berlebihan terhadap stimulus sedang. Sistem neurotransmitter utama yang terlibat adalah serotonin, norepinefrin dan asam -aminobiturat (GABA). Disfungsi serotonergik terlihat pada gangguan panik dan berbagai studi dengan obat campuran agonis-antagonis serotonin menunjukkan peningkatan angka ansietas. Respon tersebut disebabkan oleh hipersensivitas serotonin pascasinaps pada gangguan panik.Terdapat bukti praklinis bahwa melemahnya transmisi inhibisi lokal GABAnergik di amigdala basolateral, otak tengah, dan hipotalamus dapat mencetuskan respon fisiologi mirip ansietas.Sistem noradrenergik juga memegang peran yang signifikan dalam gangguan panik, terutama reseptor 2- prasinaps. Reseptor ini diidentifikasi melalui percobaan farmakologis dengan agonis reseptor- 2 klonidin dan antagonis reseptor 2 yohimbin yang merangsang letupan pada lokus ceruleus dan meningkatkan aktivitas mirip panik yang tinggi pada pasien dengan gangguan panik. Keseluruhan data biologis mengarahkan pada suatu fokus dibatang otak (terutama neuron adrenergik pada lokus ceruleus, neuron serotonergik pada raphe nucleus media), sistem limbik (mungkin bertanggung jawab dalam pembentukan ansietas antisipatorik) dan korteks prafrontal (mungkin bertanggung jawab dalam pembentukan penghindaran fobik).

FAKTOR GENETIKSejumlah data menunjukkan bahwa gangguan panik dengan agorafobia adalah bentuk parah gangguan panik sehingga lebih mudah diturunkan. Berbagai penelitian menemukan peningkatan resiko gangguan panik 4-8 kali ipat pada keturunan pertama. Penelitian pada anak kembar menunjukkan bahwa kedua kembar monozigot lebih muda terkena bersamaan daripada kembar dizigot.