agama islam sarana&prasarana

17
http://gaumabaji.kemsos.go.id/modules.php? name=News&file=article&sid=49 Proses Perawatan Jenazah Manusia sebagai makhluk hidup akan memiliki masanya saat ruh berpisah dari tubuhnya, sehingga tubuhnya tidak lagi memiliki nyawa, pada saat itulah manusia dikatakan mati. Setelah mengalami kematian, tentu saja tubuh seorang muslim muslimah tidak begitu saja dikuburkan. Sebagai umat nabi Muhammad SAW, ada tata cara dalam melakukan perawatan tubuh seorang muslim muslimah yang telah mati. Dimulai dengan (1) Memandikan Jenazah, (2) Mengkafani Jenazah, (3) Menshalatkan Jenazah, (4) Mengusung dan memakamkan Jenazah 1. Memandikan Jenazah Dalam memandikan jenazah yang pertama adalah syarat orang yang memandikan jenazah yakni : Islam Berakal Dipercaya dan menjaga amanah Mengetahui ilmu syariat yang berkaitan dengan memandikan jenazah Merahasiakan keadaan jenazah Kemudian yang perlu diperhatikan dalam memandikan jenazah: Yang lebih utama memandikan jenazah adalah orang yang mendapatkan wasiat ketika masih hidup. Hendaknya orang yang memandikan jenazah tidak lebih dari tiga orang. Orang yang memandikan jenazah diutamakan 2 orang yang mengerti tentang hukum-hukum penyelenggaraan jenazah, dan orang yang ketiga adalah kerabat jenazah - untuk orang ketiga perlu diperhatikan bahwa orang yang dipilih adalah orang yang memiliki tanda-tanda orang yang lalai terhadap datangnya kematian dan suka berbuat maksiat, dengan ini diharapkan ia dapat mengambil pelajaran. Orang yang memandikan jenazah tidak disyaratkan dalam keadaan suci.

Upload: nitameliandari

Post on 18-Nov-2015

288 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

agama islam sarana dan prasarana

TRANSCRIPT

http://gaumabaji.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=49Proses Perawatan JenazahManusia sebagai makhluk hidup akan memiliki masanya saat ruh berpisah dari tubuhnya, sehingga tubuhnya tidak lagi memiliki nyawa, pada saat itulah manusia dikatakan mati. Setelah mengalami kematian, tentu saja tubuh seorang muslim muslimah tidak begitu saja dikuburkan. Sebagai umat nabi Muhammad SAW, ada tata cara dalam melakukan perawatan tubuh seorang muslim muslimah yang telah mati.Dimulai dengan(1) Memandikan Jenazah, (2) Mengkafani Jenazah, (3) Menshalatkan Jenazah, (4) Mengusung dan memakamkan Jenazah1. Memandikan Jenazah Dalam memandikan jenazah yang pertama adalah syarat orang yang memandikan jenazah yakni : Islam Berakal Dipercaya dan menjaga amanah Mengetahui ilmu syariat yang berkaitan dengan memandikan jenazah Merahasiakan keadaan jenazahKemudian yang perlu diperhatikan dalam memandikan jenazah: Yang lebih utama memandikan jenazah adalah orang yang mendapatkan wasiat ketika masih hidup. Hendaknya orang yang memandikan jenazah tidak lebih dari tiga orang. Orang yang memandikan jenazah diutamakan 2 orang yang mengerti tentang hukum-hukum penyelenggaraan jenazah, dan orang yang ketiga adalah kerabat jenazah - untuk orang ketiga perlu diperhatikan bahwa orang yang dipilih adalah orang yang memiliki tanda-tanda orang yang lalai terhadap datangnya kematian dan suka berbuat maksiat, dengan ini diharapkan ia dapat mengambil pelajaran. Orang yang memandikan jenazah tidak disyaratkan dalam keadaan suci. Memandikan jenazah tidak merusak wudhu, kecuali jika menyentuh aurat jenazah itu tanpa penghalang.Syarat-syarat tempat untuk memandikan jenazah : Tempat yang digunakan hendaknya bersih dan suci - jangan memandikan jenazah dikamar mandi, karena tempat ini kotor. Tempat harus tertutup dan beratap - ada sebuah riwayat bahwasanya Ibnu Sairin menginginkan ada ruangan khusus dan tertutup untuk memandikan jenazah, supaya aurat jenazah tidak menghadap langsung ke langit dan tidak dihadiri oleh orang yang tidak memiliki kepentingan untuk memandikannya. Tidak ada gambar dan patung yang memiliki nyawa - karena malaikat tidak memasuki sebuah rumah yang didalamnya terdapat gambar dan anjing (hadits Bukhari (10/380) dan Muslim (2106)Syarat air yang digunakan adalah air yang suci dengan temperatur yang disesuaikan agar tidak merusak jenazah.

http://gaumabaji.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=54Tata Cara Memandikan Jenazah dalam IslamPertama - Meletakkan jenazah ditempat pemandian jenazah.Setelah jenazah diletakkan di atas ranjang yang biasa digunakan untuk memandikan jenazah, dan setelah pakaiannya ditanggalkan dan ditutupi auratnya ditutupi dengan kain mulailah dengan : Membengkokkan tubuh mayat secara perlahan dan mendudukkannya sampai posisi hampir duduk kemudian Letakkan tangan kanan pada perut jenazah lalu tekan secara perlahan sebanyak tiga atau lima kali supaya sisa-sisa kotoran dapat dikeluarkan.Tujuan menekan perut secara perlahan bukanlah untuk memaksa isi perut keluar namun untuk mengeluarkan sisa kotoran yang memang sudah mau keluar. Jika tidak dikeluarkan terlebih dahulu terkadang ia keluar ketika proses pemandian sedang berlangsung atau sedang dikafani,jika hal tersebut terjadi maka jenazah harus dimandikan dan diwudhukan kembali.Dalil yang mendasari adalah hadits yang diriwayatkan dari Ummu Sulaim RA, bahwa Rasulullah bersabda :[Jika seorang wanita meninggal, maka orang yang ingin memandikannya harus terlebih dahulu menekan perutnya secara perlahan-lahan, jika ia tidak sedang mengandung, jika sedang mengandung maka janganlah menggerak-gerakan perutnya][HR Baihaqi]Kedua - Menggunakan sarung tangan.Jika yang memandikan tidak memperoleh sarung tangan, maka lapisi tangan kirinya dengan kain, untuk membersihkan tubuh jenazah. Bersihkan tubuh jenazah dari bawah kain penutupnya dan berusaha sebisa mungkin untuk melebarkan telapak tangannya ketika membersihkan kemaluan jenazah. Jangan berlama-lama didaerah itu hingga bisa mengetahui ukurannya, untuk menghormati jenazah. Untuk bagian dubur, maka gerak-gerakan tangan di daerah itu sampai sekira-kiranya bersih. Ketika sedang membersihkan orang yang mendampinginya menyiramkan air ke bagian yang sedang dibersihkan tersebut.Ketiga - Mengganti Sarung tangan.Hendaklah mengganti sarung tangan atau kain pelapis yang sudah digunakan untuk membersihkan tadi dengan yang baru jika memungkinkan untuk menjaga kebersihan.Keempat - Mewudhukan Jenazah.Jenazah diwudhukan seperti wudhunya orang yang hendak melaksanakan shalat. Pertama bacalah basmalah. Cuci kedua telapak tangannya. Ambil sedikit kapas yang telah dibasahi air setelah itu gosoklah mulutnya, gigi serta gusinya, lakukan sebanyak tiga kali, dengan mengganti kapas setiap membersihkan. Ambil kapas lagi yang telah dibasahi air untuk membersihkan bagian dalam hidungnya sebanyak tiga kali. Basuhlah wajahnya sebanyak tiga kali dengan menekan bagian hidung dan mulutnya untuk menghindari air masuk. Basuhlah kedua tangannya sampai siku sebanyak tiga kali. Usaplah kepalanya dilanjutkan dengan kedua telinganya. Basuhlah kedua kakinya hingga kedua mata kaki.Jangan mewudhukan jenazah lebih dari sekali jika tidak diperlukan (seperti keluarnya kotoran dari dubur).Penggunaan kapas untuk membersihkan gigi dan hidung adalah jalan untuk mengganti kumur-kumur yang biasa dilakukan untuk membersihkan mulut pada saat kita berwudhu.Menutup hidung dan mulut saat membasuh wajah dilakukan agar air tidak masuk ke dalam perut yang dapat mengubah isi perut yang bisa menyebabkan lambungnya busuk dan terkadang bisa keluar sesuatu dari dalam perutnya.Kelima - Memandikan Jenazah.Bidara adalah sejenis pohon teratai, dimana daunnya diambil dan dikeringkan kemudian ditumbuk dengan halus. Fungsinya adalah alat pembersih. Pada zaman sekarang sama dengan sabun.Proses pemandian pertama (campuran air dan sabun/bidara)Siapkan air yang telah dicampur dengan sabun/bidara.Ambillah busa sabun/bidara untuk mencuci kepala, muka, dan ketiak. Sirami kepala jenazah dengan air yang sudah dicampur dengan sabun/bidara sebanyak tiga kali. Mandikan bagian kanan mulai dari (dengan posisi jenazah terlentang) : tangan kanan yakni dari pundak hingga telapak tangan. bagian kanan leher separuh yang kanan dari dada, perut, paha, hingga betis Miringkan jenazah ke kiri untuk memandikan bagian punggung sebelah kanan dengan tidak menyiram wajahnya, masih dalam posisi miring siram bagian pangkal paha, paha hingga betis, kemudian kembalikan posisi semula. Lanjutkan pada bagian yang kiri dengan langkah-langkah yang sama seperti memandikan bagian kanan, begitu pula untuk memandikan bagian punggung sebelah kiri dengan memiringkannya ke kanan. Ratakan tubuhnya dengan air, dari kepala hingga ujung kaki dengan posisi terlentang namun jangan sampai menyiram wajah dengan air.Proses Pemandian Kedua (Campuran air dan Sabun/bidara)Memiliki proses dan langkah yang sama dengan proses pemandian pertama. Pada dasarnya proses pemandian pertama dan kedua sama dengan mandi jinabat pada orang yang masih hidup, namun bedanya membalikkan bagian kiri jenazah untuk memandikan bagian punggung sebelah kanan, begitu pula sebaliknya.Dalil yang mendasari proses pemandian ini adalah[Ummu Athiyah berkata Beliau (nabi Muhammad) memerintahkah kami, Siramlah tubuhnya mulai dari bagian kanan dan tempat tempat wudhunya][Bukhari (167) Muslim (939)Proses Pemandian Ketiga (Campuran Air dan Kamper)Kamper digunakan dalam campuran karena memiliki fungsi sebagai pengharum, dapat mendinginkan tubuh, mencegah darah mengalir serta menjauhkan dari serangga atas seizin Allah swt. Aduk kamper yang sudah dihaluskan dan dicampur dengan air. Siramkan ke kepala jenazah sebanyak tiga kali. Siramkan kepada bagian tubuhnya yang kanan lalu kiri, bagian depan dahulu kemudian bagian belakang. Ratakan seluruh tubuhnya dengan air campuran tadi seperti proses pemandian sebelumnya.Tidak perlu mengulangi wudhu atau menggosok gosok tubunya, karena kamper berfungsi sebagai pewangi bukan pembersih. Proses pemandian ketiga ini dapat membersihkan sabun/bidara yang masih menempel pada tubuh jenazah.Jika jenazah tampak belum bersih dapat dilakukan pemandian sebanyak 5 atau 7 kali, dan penggunaan campuran air dengan kamper dilakukan pada proses pemandian terakhir yakni pemandian kelima atau ketujuh.Dalil yang mendasari adalah hadits yang diriwayatkan dari Ummu Athiyah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda[Mandikanlah ia sebanyak tiga kali atau lima kali (atau tujuh kali) atau lebih dari itu jika kalian anggap perlu. Aku bertanya apakah harus ganjil? benar jawab Rasulullah SAW setelah itu campurkan kamper pada siraman terakhir][Bukhari dan Muslim]Keenam - Mengeringkan jenazah.Gunakan lap untuk mengeringkan jenazah agar kain kafan tidak basah, sesuai dengan dalil,[Apabila telah selesai memandikannya maka berilah kain yang bersih][Bukhari (1254) dan Muslim (939)]Ketujuh - Mengganti kain penutup.Kain penutup pada saat proses pemandian harus diganti karena basah dan mengandung bidara dan kamper. Caranya dengan membentangkan kain penutup yang baru diatas kain yang lama yang menutupi aurat jenazah kemudian tarik kain yang lama secara perlahan agar aurat tidak terlihat.Kedelapan - Memindahkan jenazah.Pindahkan jenazah dengan keranda ke tempat pengkafanan untuk proses mengkafani."

https://rawatjenazah.wordpress.com/category/perawatan-jenazah/pemandian-jenazah/Banyak rujukan bagi kita untuk memahami cara perawatan jenazah, diantaranya adalah buku yang akan kita sebutkan di bawah ini:Al Mayyitu, Taghsiluhu Wa Takfinuhu Waah Shalatu `alihi Wa DafnuhuCetakan:Al Maktabu At Ta`awuni Lid Da`wati Wal Irsyadi Wa Tau`aiyatil Jaliyati Fii Sulthanah. Di Bawah Bimbingan Wizaratu Asy Syuuni Al Islamiyati Wal Auqafi Wad Da`wati Wal Irsyadi (Departemen Agama Islam, Urusan Waqaf, Dakwah Dan Pengajaran) Riyadh, Kerajaan Saudi Arabia.Untuk kenyamanan Anda, maka kami haturkan beberapa foto terkait perawatan jenazah yang kami ambil dari buku tersebut, semoga dapat memudahkan untuk memahami.1.Pemandangan ruangan dalam pemandian jenazah.

2. Alat-alat yang dipergunakan untuk memandikan jenazah,adalah sebagai berikut:

- Kapas secukupnya.- Dua buah sarung tangan untuk petugas yang memandikan- Sebuah spon penggosok- Alat penggerus untuk menggerus dan menghaluskan kapur barus- Spon-spon plastik- Shampho- Sidrin (daun bidara)- Kapur barus- Masker penutup hidung bagi petugas- Gunting untuk memotong pakaian jenazah sebelum dimandikan- Air- Pengusir bau busuk- Minyak wangiJangan lupakan (tambahan dari kami):- 3 buah ember untuk tempat airnya (1 untuk tempat melarutkan daun bidara serbuk, 1 untuk air bersih sisanya untuk air kamper/kapur barus).- 2 buah gayung (1 untuk ember daun bidara dan 1 lagi untuk ember air bersih dan ember kamper) .- Terpal/celemek untuk menutup aurat mayat- Handuk lebar .- Kain untuk penutup saat tubuh mayat telah dikeringkan dari sisa air pemandian.- Plester kedap air (bila dibutuhkan untuk menutupi luka yang ada pada mayat).3. Mempersiapkan Kafan pada mejaKafan-kafan mesti sudah disiapkan sebelummemulai memandikan jenazah

Serta menaburinya dengan bubuk kamfer maupun bubuk wewangian.

4. Membersihkan Mayat/JenazahMemulai dengan melunakkan persendian jenazah tersebut. Apabila kuku-kuku jenazah itu panjang, maka dipotongi. Demikian pula bulu ketiaknya. Adapun bulu kelamin, maka jangan mendekatinya, karena itu merupakan aurat besar.

Kemudian petugas mengangkat kepala jenazah hingga hampir mendekati posisi duduk. Lalu ia menjalankan tangannya (lengan bawah seperti pada gambar di atas) ke atas perut jenazah sambil menekannya dengan halus agar keluar darinya apa-apa yang siap untuk keluar.

5. MewudlukannyaSetelah selesai membersihkan mayat maka dilanjutkan dengan me-wudlu-kan jenazah tersebut sebagaimana wudlu untuk shalat, kecuali pada kumur-kumur dan istinsyaq (memasukkan air ke dalam hidung). Maka cukup dengan petugas mengusap gigi-gigi jenazah serta kedua lubang hidungnya dengan dua jari yang sudah dibasahi air. Atau bisa juga dengan secarik kain yang dibasahi air. Dan jangan memasukkan air ke dalam mulut maupun hidungnya. Mulailah dengna membaca Bismillah.6. MemandikannyaSelanjutnya petugas membasuh kepala dan janggutnya dengan air buih sidrin (daun bidara) atau dengan busa sabun. Kemudian membasuh anggota tubuhnya yang bagian kanan. Dimulai dari sisi kanan tengkuknya, kemudian tangan kanannya dan bahu kanannya, kemudian belahan dadanya yang sebelah kanan, kemudian sisi tubuhnya yang sebelah kanan, kemudian paha, betis dan telapak kaki yang sebelah kanan.

Selanjutnya petugas membalik sisi tubuhnya hingga miring ke sebelah kiri, kemudian membasuh belahan punggungnya yang sebelah kanan. Kemudian dengan cara yang sama petugas membasuh anggota tubuh jenazah yang sebelah kanan, lalu membalikkannya hingga miring ke sebelah kanan dan membasuh belahan punggung yang sebelah kiri.

Apabila sudah bisa bersih, maka yang wajib adalah memandikannya satu kali dan mustahabb (disukai / sunnah) tiga kali. Adapun jika belum bisa bersih, maka ditambah lagi memandikannya sampai bersih atau sampai tujuh kali. Dan disukai untuk menambahkan kapur barus pada pemandian yang terakhir, karena bisa mewangikan jenazah dan menyejukkannya. Oleh karena itulah ditambahkannya kapur barus ini pada pemandian yang terakhir agar baunya tidak hilangSetelah selesai dari memandikan jenazah ini petugas mengelapnya (menghandukinya) dengan kain atau yang semisalnya.7. Kemudian mulai mengkafaninya.Kemudian didatangkan jenazah yang sudah dimandikan lalu diletakkan di atas lembaran-lembaran kain kafan itu dengan posisi terlentang. Kemudian didatangkan hanuth yaitu minyak wangi (parfum) dan kapas. Lalu kapas tersebut dibubuhi parfum dan diletakkan di antara kedua pantat jenazah, serta dikencangkan dengan secarik kain di atasnya. Kemudian sisa kapas yang lain yang sudah diberi parfum diletakkan di atas kedua matanya, kedua lubang hidungnya, mulutnya, kedua telinganya dan di atas tempat-tempat sujudnya, yaitu dahinya, hidungnya, kedua telapak tangannya, kedua lututnya, ujung-ujung jari kedua telapak kakinya, dan juga pada kedua lipatan ketiaknya, kedua lipatan lututnya, serta pusarnya. Dan diberi parfum pula antara kafan-kafan tersebut, juga kepala jenazah.

Selanjutnya ujung kain kafan yang paling atas yang sebelah kiri dilipatkan (diselimutkan) ke sisi tubuhnya yang sebelah kanan. Dan ujung yang sebelah kanan diselimutkan ke sisi tubuhnya yang sebelah kiri. Berikutnya lembaran kafan yang kedua juga seperti itu, demikian pula lembaran yang ketiga. Dan hendaknya lebihan panjang kain kafan yang ada di bagian kepala lebih panjang dari pada lebihan yang ada di bagian kedua kakinya. Kemudian lebihan kain kafan yang ada pada bagian kepala di himpun dan dilipat ke atas wajahnya, sedangkan lebihan kain kafan yang ada pada bagian kaki dihimpun dan ke atas kakinya (ke arah atas). Kemudian kain-kain kafan itu diikat agar tidak berlepasan dan (nantinya) ikatan-ikatan ini dilepas di dalam kubur (kecuali bagian kepala dan kaki).

Semoga dapat bermanfaat. Wallahualam0.000000 0.000000 29 Mei 2012 Posted by Abah Fajar | Pandangan Syariat, Pemandian Jenazah, Pengkafanan Jenazah, Perawatan Jenazah | adab saat merawat jenazah, alat dan perlengkapan untuk memandikan jenazah, cara memandikan jenazah, cara mengkafani jenazah, merawat jenazah, pengkafanan jenazah, perawatan jenazah, rukti jenazah, tatacara memandikan, tatacara mengkafani | 1 Komentar Persiapan sebelum MemandikanJenazahBerikut hal hal yang harus dipersiapkan sebelum memandikan jenazah :1. Tempat memandikan2. Ember, gayung, dan Air3. Kapas4. Kapur barus atau kamfer5. Daun Bidara/ Sidr6. Kaos tangan karet 7-8 buah dan sarung tangan kain sesuai dengan jumlah petugas yang memandikan.7. Kain penutup mayat 5-68. Handuk dan waslap9. Bila dibutuhkan sebagai tambahan: Sabun (lebih baik cair), Shampoo, Cutton buds.10. Gunting11. Minyak wangi.12. Masker/penutup hidung13. Tempat sampah untuk membuang kotoran atau sampah.14. Kafan menyesuaikan keadaan dan jenis kelamin jenazah.0.000000 0.000000 31 Mei 2010 Posted by Abah Fajar | Pelatihan Rawat Jenazah, Pemandian Jenazah, Pengkafanan Jenazah, Perawatan Jenazah | alat dan perlengkapan untuk memandikan jenazah, cara memandikan jenazah, cara mengkafani jenazah, perawatan jenazah, perlengkapan memandikan jenazah, Persiapkan sebelum Memandikan Jenazah, rukti jenazah | 1 Komentar Pemulasaraan Jenazah Penderita InfeksiHIVPemulasaraan JenazahPerawatan jenazah penderita penyakit menular dilaksanakan dengan selalu menerapkan kewaspadaan universal tanpa mengakibatkan tradisi budaya dan agama yang dianut keluarganya. Setiap petugas kesehatan terutama perawat harus dapat menasehati keluarga jenazah dan mengambil tindakan yang sesuai agar penanganan jenazah tidak menambah risiko penularan penyakit seperti halnya hepatitis-B, AIDS, kolera dsb. Tradisi yang berkaitan dengan perlakuan terhadap jenazah tersebut dapat diizinkan dengan memperhatikan hal yang telah disebut di atas, seperti misalnya mencium jenazah sebagai bagian dari upacara penguburan. Perlu diingat bahwa virus HIV hanya dapat hidup dan berkembang dalam tubuh manusia hidup, maka beberapa waktu setelah penderita infeksi-HIV meninggal, virus pun akan mati.Beberapa pedoman perawatan jenazah adalah seperti berikut:A. Tindakan di Luar Kamar Jenazah1. Mencuci tangan sebelum memakai sarung tangan2. Memakai pelindung wajah dan jubah3. Luruskan tubuh jenazah dan letakkan dalam posisi terlentang dengan tangan di sisi atau terlipat di dada4. Tutup kelopak mata dan/atau ditutup dengan kapas atau kasa; begitu pula mulut, hidung dan telinga5. Beri alas kepala dengan kain handuk untuk menampung bila ada rembesan darah atau cairan tubuh lainnya6. Tutup anus dengan kasa dan plester kedap air7. Lepaskan semua alat kesehatan dan letakkan alat bekas tersebut dalam wadah yang aman sesuai dengan kaidah kewaspadaan universal8. Tutup setiap luka yang ada dengan plester kedap air9. Bersihkan tubuh jenazah dan tutup dengan kain bersih untuk disaksikan oleh keluarga10. Pasang label identitias pada kaki11. Bertahu petugas kamar jenazah bahwa jenazah adalah penderita penyakit menular12. Cuci tangan setelah melepas sarung tanganB. Tindakan di Kamar Jenazah1. Lakukan prosedur baku kewaspadaan universal yaitu cuci tangan sebelum memakai sarung tangan2. Petugas memakai alat pelindung:* Sarung tangan karet yang panjang (sampai ke siku)* Sebaiknya memakai sepatu bot sampai lutut* Pelindung wajah (masker dan kaca mata)* Jubah atau celemek, sebaiknya yang kedap air3. Jenazah dimandikan oleh petugas kamar jenazah yang telah memahami cara membersihkan/memandikan jenazah penderita penyakit menular4. Bungkus jenazah dengan kain kaifan atau kain pembungkus lain sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianut5. Cuci tangan dengan sabun sebelum memakai sarung tangan dan sesudah melepas sarung tangan6. Jenazah yang telah dibungkus tidak boleh dibuka lagi7. Jenazah tidak boleh dibalsem atau disuntik untuk pengawetan kecuali oleh petugas khusus yang telah mahir dalam hal tersebut8. Jenazah tidak boleh diotopsi. Dalam hal tertentu otopsi dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pimpinan rumah sakit dan dilaksanakan oleh petugas yang telah mahir dalam hal tersebut9. Beberapa hal lain yang perlu diperhatikan adalah:* Segera mencuci kulit dan permukaan lain dengan air mengalir bila terkena darah atau cairan tubuh lain* Dilarang memanipulasi alat suntik atau menyarumkan jarum suntik ke tutupnya. Buang semua alat/benda tajam dalam wadah yang tahan tusukan* Semua permukaan yang terkena percikan atau tumpahan darah dan/atau cairan tubuh lain segera dibersihkan dengan larutan klorin 0,5%* Semua peralatan yang akan digunakan kembali harus diproses dengan urutan: dekontaminasi, pembersihan, disinfeksi atau sterilisasi* Sampah dan bahan terkontaminasi lainnya ditempatkan dalam kantong plastik* Pembuangan sampah dan bahan yang tercemar sesuai cara pengelolaan sampah medisDiambil dari Pedoman Tatalaksanaan Klinis Infeksi HIV di Sarana Pelayanan Kesehatan halaman 198-199, terbitan PPM & PL Depkes 2001Edit terakhir: 7 Juli 2006