agama islam

8
BAB VII MASYARAKAT MADANI DAN KESEJAHTERAAN UMAT a. Konsep Masyarakat Madani Konsep “masyarakat madani” merupakan penerjemahan atau pengislaman konsep “civil society” orang yang pertama kali mengungkapkan istilah ini adalah Anwar Ibrahim dan dikembangkan di Indonesia nurcolish madjid. Pemaknaan civil society sebagai masyarakat madani merujuk pada konsep dan bentuk masyarakat Madinah yang dibangus nabi Muhammad saw. Perbedaan antara civil society dan masyarakat madani adalah civil society mempunyai moral transcendental yang rapuh meninggalkan tuhan. Sedangkan masyarakat madani lahir dalam buaian dan asuhan petunjuk tuhan. Dari alasan ini maarif mendefinisikan masyarakat madani sebagai sebuah masyarakat yang terbuka, egalitar dan toleran atas landasan nilai-nilai etik moral trasendental yang bersumber dari wahyu allah. 1. Pengertian masyarakat madani Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, yang maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara etimologis, masyarakat madani berarti masyarakat kota (mujtama’al madani) atau masyarakat utama (mujtama al-fadhilah/ khaira ummah). a. Istilah mujtama’al madani digunakan oleh seorang ahli sejarah dan peradaban islam dari Malaysia, naquib al-attas. Kemudian diperkenalkan oleh anwar Ibrahim kepada masyarakat Indonesia dalam ceramah symposium nasional dalam rangka festival istiqlal, 26 september 1995. Ia merumuskan masyarakat madani adalah suatu system social yang subur yang didasarkan pada prinsip moral yang menjamin keseimbangan

Upload: sherina-putri

Post on 09-Jul-2016

2 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB VII

MASYARAKAT MADANI DAN

KESEJAHTERAAN UMAT

a. Konsep Masyarakat Madani

Konsep “masyarakat madani” merupakan penerjemahan atau pengislaman konsep “civil society” orang yang pertama kali mengungkapkan istilah ini adalah Anwar Ibrahim dan dikembangkan di Indonesia nurcolish madjid. Pemaknaan civil society sebagai masyarakat madani merujuk pada konsep dan bentuk masyarakat Madinah yang dibangus nabi Muhammad saw.

Perbedaan antara civil society dan masyarakat madani adalah civil society mempunyai moral transcendental yang rapuh meninggalkan tuhan. Sedangkan masyarakat madani lahir dalam buaian dan asuhan petunjuk tuhan. Dari alasan ini maarif mendefinisikan masyarakat madani sebagai sebuah masyarakat yang terbuka, egalitar dan toleran atas landasan nilai-nilai etik moral trasendental yang bersumber dari wahyu allah.

1. Pengertian masyarakat madani

Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, yang maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Secara etimologis, masyarakat madani berarti masyarakat kota (mujtama’al madani) atau masyarakat utama (mujtama al-fadhilah/ khaira ummah).

a. Istilah mujtama’al madani digunakan oleh seorang ahli sejarah dan peradaban islam dari Malaysia, naquib al-attas. Kemudian diperkenalkan oleh anwar Ibrahim kepada masyarakat Indonesia dalam ceramah symposium nasional dalam rangka festival istiqlal, 26 september 1995. Ia merumuskan masyarakat madani adalah suatu system social yang subur yang didasarkan pada prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan perorangan dengan kestabilan masyarakat, serta masyarakat mendorong daya usaha dan inisiatif individu, baik dari segi pemikiran seni, ekonomi, maupun teknologi.

b. Menurut komaruddin hidayat, istilah antara masyarakat agama dan madani memiliki akar normative dan keagamaan sebagaimana yang diwujudkan oleh Muhammad saw, yang berarti kota “peradaban”

c. Menurut mufid, menyatakan bahwa masyarakat madani terdiri dari berbagai warga yang beraneka “warna”, bakat, dan potensi. Masyarakat madani disebut sebagai masyarakat “multi-kuota”

2. Masayarakat madani dalam sejarah

Ada dua masyarakat dalam sejarah yang terdokumentasi sebagai masyarakat madani, yaitu:

1. Masyarakat saba’. Yaitu masyarakat dimasa nabi sulaiman. Keadaan masyarakat saba’ yang dikisahkan dalam al-quran itu mendiami negeri yang baik, subur dan nyaman. Negeri yang indah itu adalah wujud dari kasih sayang allah yang disediakan bagi masyarakat madani. Karena itu allah memerintahkan masyarakat saba’ untuk bersyukur kepada allah yang telah menyediakan kebutuhan hidup mereka. Kisah kehidupan masyarakat saba’ ini sangat popular dengan ungkapan al-quran : baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur

2. Masyarakat Madinah setelah terjadi traktat, perjanjian dengan penduduk Madinah yang beragama yahudi dan beragama watsani dari kaum aus dan kharaj. Perjanjian Madinah berisi kesepakatan ketiga unsur masyarakat untuk saling tolong- menolong, menciptakan kedamaian dalam kehidupan social, menjadikan al-quran sebagai konstitusi, menjadikan rasulullah saw sebagai pemimpin dengan ketaatan penuh terhadap keputusan- keputusannya dan memberikan kebebasan bagi penduduknya untuk memeluk agama serta beribadah sesuai ajaran agama yang dianutnya.

3. Karakteristik masyarakat madani

Masyarakat madani sebagai masyarakat ideal memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Bertuhan, artinya bahwa masyarakat tersebut adalah masyarakat yang beragaama, yang mengakui adanya tuhan dan menempatkan hukum tuhan sebagai landasan yang mengatur kehidupan social.

b. Damai, artinya masing- masing elemen masyarakat, baik secara kelompok menghormati pihak lain secara adil.

c. Tolong- menolong tanpa mencampuri urusan internal individu lain yang dapat mengurangi kebebasannya

d. Toleran, artinya tidak mencampuri urusan pribadi pihak lainyang telah diberikan oleh allah swt sebagai kebebasan manusia dan tidak merasa terganggu oleh aktivitas pihak lain yang berbeda tersebut.

e. Keseimbangan antara hak dan kewajiban social. Setiap anggota masyarakat memiliki hak dan kewajiban yang seimbang untuk menciptakan kedamaian, kesejahteraan dan keutuhan masyarakatnya sesuai dengan kondisi masing- masing. Konsep zakat, infak, sedekah dan hibah bagi umat islam serta “jizyah” dan “kharaj” bagi non muslim, merupakan salah satu wujud keseimbangan yang adil dalam masalah tersebut.

f. Berperadaban tinggi, artinya bahwa masyarakat tersebut memiliki kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan untuk kemaslahatan hidup umat manusia.

g. Berakhlak mulia. Konsep akhlak tidak boleh dipisahkan dengan nilai- nilai ketuhanan, sehingga substansi dan aplikasinya tidak terjadinya penyimpangan. Aspek ketuhanan dalam aplikasi akhlak memotivasi manusia untuk berbuat tanpa menggantungkan reaksi serupa dari pihak lain.

Ada tiga karakteristik dasar dalam masyarakat madani. Pertama, diakuinya semangat pluralism. Artinya, pluralitas sudah menjadi sebuah keniscayaan yang tidak dapat dielakkan sehingga mau tidak mau telah menjadi suatu kaidah yang abadi didalam al-quran. Pluralitas juga pada dasarnya ketentuan allah swt (sunnatullah), sebagaimana tertuang dalam al-quran surat al-hujurat (49) ayat 13, dengan kata lain pluralitas merupakan sesuatu yang kodrati (given) dalam kehidupan. Dalam ajaran islam, pluralism merupakan karunia allah yang bertujuan mencerdaskan umat manusia melalui perbedaan konstruktif dan dinamis.

Kedua, adalah tingginya sikap toleransi (tasamuh). Baik terhadap sesama muslim maupun terhadap non- muslim. Secara sederhana toleransi dapat diartikan sebagai sikap suka mendengar dan menghargai pendapat dan pendirian orang lain. Senada dengan hal itu, quraish shihab menyatakan bahwa tujuan islam tidak semata- mata mempertahankan kelastariannya sebagai sebuah agama. Namun juga mengakui eksistensi agama lain dengan memberinya hak hidup, berdampingan seiring dan saling mengormati satu sama lain.

Ketiga, adalah tegaknya prinsip demokrasi atau dalam dunia islam lebih dikenal dengan istilah musyawarah. Terlepas dari perdebatan mengenai perbedaan konsep demokrasi dengan musyawarah, saya memandang dalam arti membatasi hanya pada wilayah terminology saja, tidak lebih. Mengingat didalam al- quran juga terdapat nila- nilai demokrasi (surat as- sura: 38, surat al- mujadilah: 11).

4. Peran utama islam dalam mewujudkan masyarakat madani

Dalam sejarah islam, realisasi keunggulan normative atau potensial umat islam terjadi pada masa abbassiyah. Umat islam menjadi kelompok umat terdepan dan terunggul. Nama- nama ilmuwan besar dunia lahir pada masa itu, seperti ibnu sina, rusyd, imam al- ghazali, al- farabi, dan yang lain. Kualitas SDM umat islam dalam Q.S ali Imran ayat 110: artinya: kamu adalah umat yang terbaikyang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, diantara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang- orang yang fasik.

Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa allah menyatakan bahwa umat islam adalah umat yang terbaik dari semua kelompok manusia yang allah ciptakan. Di antara aspek kebaikan umat islam adalah keunggulan kualitas SDMnya disbanding umat non islam. Keunggulan kualitas umat yang dimaksud dalam al- quran itu sifatnya normative, potensial.

b. Ekonomi Islam Dan Kesejahteraan Umat

1. System Ekonomi Islam

Pada saat sekarang ini, dapat diketahui bahwa hampir semua negara islam, ekonominya tidak dikelola secara islam. Pengelolaan ekonomi cenderung memakai system ekonomi kapitalis dengan mengikuti pola pengembangan ekonomi negara yang terlibat pada organisasi APEC, AFTA, NAFTA, IMF dan bank dunia. Realitas ini berakibat pada kesenjangan segi kemakmuran

dan kedamaian karena hanya dinikmati oleh kelompok minoritas saja sedangkan banyak rakyat miskin semakin sulit kondisi ekonomi mereka.

2. Prinsip Ekonomi Islam

Prinsip ekonomi islam adalah kegiatan ekonomi ditetapkan berdasarkan aturan allah dalam al- quran sebagaimana yang dicontohkan rasulullah saw, diantara prinsip- prinsip tersebut adalah:

a. Alam mutlak milik allah

Hal ini dijelaskan dalam firman allah swt surat thaha (20:6) “kepunyaan nya lah semua yang ada dilangit, semua yang dibumi, semua yang diantara keduanya dan semua yang dibawah tanah” dalam surat al- maidah (5:120) “kepunyaan allah lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada didalamnya dan dia maha kuasa atas segala sesuatu”

b. Alam merupakan karunia allat swt yang diperuntukkan bagi manusia. Berdasarkan firman allah swt dalam surat luqman (31:20)“tidaklah kamu perhatikan sesungguhnya allah swt telah menundukkan untuk (kepentingan) mu apa yang ada dilangit dan apa yang ada dibumi dan menyempurnakan untuk mu nikmat nya lahir dan bathin. Dan diantara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) allah swt tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk tanpa kitab yang memberi penerangan”

c. Alam merupakan karunia allah swt untuk dinikmati dan dimanfaatkan manusia. Dalam surat al- a’raf (7:31) allah swt menjelaskan tentang pemanfaatan alam bagi manusia haruslah secara baik serta tidak melampaui batas- batas ketentuan “hai anak adam, kenakanlah pakaian kamu yang indah disetiap (memasuki) masjid, serta makan dan minumlah dan jangan berlebih- lebihan. Sesungguhnya allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih- lebihan”

d. Hak milik perorangan diakui sebagai hasil jerih payah dengan usaha yang halal dan hanya boleh dipergunakan untuk hal- hal yang halal pula. Hal ini dijelaskan dalam surat al- baqarah (2:267) “hai orang- orang yang beriman, nafkahkanlah (dijalan allah) sebagian dari hasil usaha mu yang baik- baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk- buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa allah yang maha terpuji”

e. Allah swt melarang menimbun kekayaan tanpa ada manfaat bagi sesama manusia. Larangan menimbulkan kekayaan ini dijelaskan oleh allah swt dalam surat al- baqarah (2:200) “apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah dengan menyebut nama allah swt sebagaimana kamu menyebut- menyebut (membangga- banggakan) nenek moyangmu, atau ada orang yang mendoa “ya tuhan kami, berilah kami (kebaikan) didunia”. Dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) diaakhirat”

f. Di dalam harta orang kaya itu terdapat hak orang miskin, fakir dan lain sebagainya. Penjelasnya tentang hal tersebut dikemukakan oleh alaah swt dalam surat al- isra’ (17:26) “dan berikanlah kepada keluarga- keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskindan orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur- hamburkan (hartamu) secara boros”

Unsur- Unsur Dan Masalah Pokok Ekonomi

Menurut endang saefuddin anshari (1982:172) bahwa unsur- unsur ekonomi meliputi:

1. Kekayaan alam yang terdiri dari air, tanah dan kekayaan didalamnya, keadaan iklim dan hutan

2. Modal yaitu barang- barang yang di pergunakan dalam proses produksi seperti peralatan, mesin, gedung, pabrik, alat pengangkutan, alat pengolahan dan tempat penjualan

3. Tenaga kerja4. Skill yaitu kepandaian, keahlian, untuk mengerjakan usaha- usaha ekonomi

Menurut kamaruddin hidayat dkk, (2000:35-41) masalah ekonomi pada umumnya mencakup:

a. Jenis barang dan jasa yang dihasilkanb. System organisasi produksi barang dan jasac. System distribusi yang dipakaid. Pencapaian tingkat efisiensi dan pencegahan inflasie. Ikhtiar pencegahan in- efisiensi

3. Perdagangan Dalam Ekonomi Islam

Dalam perdagangan islam terdapat hal- hal yang harus diperhatikan:

a. Didasari atas suka sama suka, dan tidak ada unsur paksaanb. Memberi peluang untuk meneruskan atau membatalkan transaksic. Menyempurnakan takaran dan timbangand. Tidak boleh menyembunyikan cacat barange. Dilarang jual beli tipuan (jual beli gharar)f. Dilarang menimbun barangg. Dilarang menjual barang yang haramh. Dilarang menjual barang dengan dua aqadi. Dilarang menjual barang dengan manipulasi kualitas/ hargaj. Dilarang jual beli barang yang sedang proses aqadk. Dianjurkan perikatan itu secara tertulis dan pakai saksi

Menurut imam al- ghazali yang dikutip muslim nurdin, dkk (1995:177), menjelaskan tentang beberapa perilaku terpuji dalam perdagangan menurut islam yaitu:

a. Tidak mengambil laba lebih banyak, seperti yang lazim dalam dunia dagangb. Membayar harga agak lebih mahal kepada penjualyang miskin, ini adalah amal yang baik

daripada sedekah biasac. Memurahkan harga atau memberi korting kepada pembeli yang miskin, ini memiliki

pahala berlipat gandad. Bila membayar utang, pembayarannya dipercepat dari waktu yang telah ditentukane. Menggunakan prinsip khiyar, yaitu adanya peluang untuk melangsungkan atau

membatalkan aqad jual beli. Dalam ekonomi islam dikenal tiga jenis khiyar, yaitu: 1) ikhiyar majlis (peluang untuk melangsungkan aqad atau membatalkan selama dilokasi transaksi), 2) khiyar syarat (peluang untuk melangsungkan aqad atau membatalkannya yang diiawali dengan persyaratan atau kesepakatan antara penjual dan pembeli), 3) khiyar aib (peluang untuk melangsungkan aqad membatalkannya disebabkan terdapat cacat pada benda yang dibeli)