agama islam

12
Bertamu adalah datang berkunjung (melawat,dsb) ke tempat orang lain. Dalam perg bermasyarakat bertamu dan menerima tamu merupakan hal yang lazim dilakukan. Dan ol karena itu agama Islam memberikan tuntunan sesuai dengan Al Quran dan hadist. Adab bertamu : . meminta ijin dan mengu!apkan salam meminta ijin dapat dengan kata"kata dapat dengan ketuka pintu atau tekan tombol bel atau !ara"!ara lain yang dikenal ba masyarakat setempat. #enurut $asulullah %A& meminta ijin maksimal boleh dilak tiga kali. Apabila idak ada jawabanya seyogyanya yang akan bertamu pulang. 'a sekali kali masuk rumah orang lain tanpa ijin. . hendaklah memakai pakaian yang pantas, sederhana sesuai dengan kedudukan oran yang kita tamui. . 'angan bertamu sembarang waktu. Bertamulah pada saat yang tepat, saat mana tu rumah diperkirakan tidak akan terganggu. *. +alau diterima bertamu, jangan terlalu lama sehingga merepotkan tuan rumah. % urusan selesai segeralah pulang. .'angan melakukan kegiatan yang menyebabka tuan rumah terganggu. -. +alau disuguhi minuman atau makanan hormatilah jamuan itu dengan penuh gembir . Bila ingi bermalam alangkah baiknya kalau melihat dahulu kemungkinan" kemungkinanya. Apakah tuan rumah mempunyai tempat untuk bermalam atau tidak. /. 0endaklah pamit waktu mau pulang. Adab menerima tamu : . 1amu yag datang hendaklah diterima2 disambut dengan penuh rasa gembira, muka dan sikap ramah . jawablah salam dan u!apkanlah selamat datang kemudian persilahkan duduk ditem yang baik . bila diwaktu tamu datang kita sedang mengerjakan saesuatu dan tidak dapat kit tinggalkan maka kita mita ijin untuk menyelesaikanya. *. Berpakaian yang pantas, sopan sesuai kedudukan tamu terhadap kita .1amu yang datang tidak usah didesak dengan pertanyaan apa maksud kunjungannya tetapi nantikan saja sampai tamu itu menyatakan dengan kemauanya sendiri. -. #emberikan jamuan tamu sesuai dengan kemampuan. . +alau tamu itu berasal dari luar daerah dan akan bermalam, kita tawari bermal dirumah kita bila tempat memungkinkan tetapi apabila tidak lebih baik kita di /. 0indari suatu desakan agar tamu itu segera meninggalkan rumah kita.

Upload: anggun-apriliani

Post on 05-Oct-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mata pelajaran agama

TRANSCRIPT

Bertamu adalah datang berkunjung (melawat,dsb) ke tempat orang lain. Dalam pergaulan bermasyarakat bertamu dan menerima tamu merupakan hal yang lazim dilakukan. Dan oleh karena itu agama Islam memberikan tuntunan sesuai dengan Al Quran dan hadist.

Adab bertamu :1. meminta ijin dan mengucapkan salam meminta ijin dapat dengan kata-kata dapat pula dengan ketuka pintu atau tekan tombol bel atau cara-cara lain yang dikenal baik oleh masyarakat setempat. Menurut Rasulullah SAW meminta ijin maksimal boleh dilakukan tiga kali. Apabila idak ada jawabanya seyogyanya yang akan bertamu pulang. Jangan sekali kali masuk rumah orang lain tanpa ijin.

2. hendaklah memakai pakaian yang pantas, sederhana sesuai dengan kedudukan orang yang kita tamui.

3. Jangan bertamu sembarang waktu. Bertamulah pada saat yang tepat, saat mana tuan rumah diperkirakan tidak akan terganggu.

4. Kalau diterima bertamu, jangan terlalu lama sehingga merepotkan tuan rumah. Setelah urusan selesai segeralah pulang.

5. Jangan melakukan kegiatan yang menyebabka tuan rumah terganggu.

6. Kalau disuguhi minuman atau makanan hormatilah jamuan itu dengan penuh gembira.

7. Bila ingi bermalam alangkah baiknya kalau melihat dahulu kemungkinan-kemungkinanya. Apakah tuan rumah mempunyai tempat untuk bermalam atau tidak.

8. Hendaklah pamit waktu mau pulang.

Adab menerima tamu :1. Tamu yag datang hendaklah diterima/ disambut dengan penuh rasa gembira, muka manis dan sikap ramah

2. jawablah salam dan ucapkanlah selamat datang kemudian persilahkan duduk ditempat yang baik

3. bila diwaktu tamu datang kita sedang mengerjakan saesuatu dan tidak dapat kita tinggalkan maka kita mita ijin untuk menyelesaikanya.

4. Berpakaian yang pantas, sopan sesuai kedudukan tamu terhadap kita

5. Tamu yang datang tidak usah didesak dengan pertanyaan apa maksud kunjungannya, tetapi nantikan saja sampai tamu itu menyatakan dengan kemauanya sendiri.

6. Memberikan jamuan tamu sesuai dengan kemampuan.

7. Kalau tamu itu berasal dari luar daerah dan akan bermalam, kita tawari bermalam dirumah kita bila tempat memungkinkan tetapi apabila tidak lebih baik kita diam.

8. Hindari suatu desakan agar tamu itu segera meninggalkan rumah kita.

9. Bila tamu telah meminta ijin pulang kita ucapkan terimakasih disertai ucapan selamat jalan.

Adab BertamuSiapapun kita, tentu pernah bersilaturrahmi ke rumah teman, walau sekadar bercakap-cakap atau karena ada kepentingan bisnis.Sebab manusia selalu membutuhkan orang lain, siapapun dia tua-muda, pria maupun wanita. Islam sebagai agama yang sempurna tidak membiarkan masalah ini begitu saja, namun Islam mengajarkan adab-adab bertamu, sehingga tujuan bersilaturrahmi bisa terlaksana dengan baik. Berikut adalah beberapa adab bertamu yang diajarkan agama Islam yang mulia ini. 1. Mengucapkan Salam Ucapkanlah salam dengan suara yang sekiranya didengar tuan rumah, tidak terlalu pelan dan tidak pula terlalu keras. Dengan salam berarti sang tamu berdo'a semoga tuan rumah memperoleh keberkahan dan keselamatan. Demikianlah perintah Allah dalam Alquran. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memasuki rumah yang bukan rumah kalian sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya." (QS.An-Nur ayat 27). Dalam riwayat Turmudzi dikisahkan bahwa Kaldah bin Hanbal disuruh Shafwan bin Umaiyah untuk mengantarkan susu dan makanan kepada Rasulullah yang sedang berada di atas lembah Kaldah langsung menemui Rasulullah tanpa mengucapkan salam dan tidak minta izin. Rasulullah lalu menyuruhnya keluar kembali dan mengucapkan, Assalamualaikum, apakah aku boleh masuk ?" Inilah ajaran Rasulullah yang seharusnya dilakukan setiap muslim. 2. Mengucapkan Salam Tiga Kali Bila salam belum terdengar ulangi kembali hingga tiga kali. Tentunya, dengan rentang waktu yang tidak terlalu rapat. Imam Muslim meriwayatkan bahwa Abu Musa al-Asyari menemui Umar bin Khathab, lalu ia berkata: "Assalaamu alaikum, ini Abdullah bin Qais. Namun, Umar tidak mengizinkannya masuk. Lalu Abu Musa al-Asyari mengucapkan salam kembali seraya mengatakan ini Abu Musa, lalu ia mengucapkan salam (ketiga kalinya) sambil mengatakan ini Al-Asyari kemudian ia pun pulang. Abu Musa berkata: "Jawablah salamku, jawablah salamku." Tak lama setelah itu, datanglah Umar bin Khathab: "Wahai Abu Musa, kami tidak menjawab salammu karena kami sedang sibuk." Abu Musa berkata: "Saya mendengar Rasulullah bersabda: "Minta idzin itu hanya tiga kali, bila diizinkan (silahkan masuk) dan bila tidak diizinkan pulanglah kembali." (HR Muslim). 3. Meminta Izin Masuk Langsung masuk ke rumah orang lain tanpa izin bukanlah kebiasaan terpuji. Sebaliknya kebiasaan yang terlarang dalam Islam. Meskipun hal ini sering kita jumpai di masyarakat bukan berarti kebiasaan itu diperbolehkan sebab tidak semua kebiasaan itu dibenarkan agama dan etika. Barangkali saat itu tuan rumah sedang beristirahat, atau tidak mau diganggu atau mungkin berpakaian yang tidak layak dilihat orang lain. Dengan minta izin berarti sang tamu member! kesempatan tuan rumah berbenah diri lalu menyambutnya. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memasuki rumah yang bukan rumah kalian sebelum meminta izin dan member! salam kepada penghuninya." (QS. M-Nur ayat 27) 4. Membelakangi Pintu Janganlah berdiri menghadap ke dalam rumah melalui pintu yang terbuka atau mengintip dari balik jendela, ketika anda mengetuk pintu atau mengucapkan salam. Tapi, berdirilah membelakangi pintu. Hal ini untuk lebih menjaga pandangan dari hal-hal yang tidak diinginkan. Saad berkata: "Seseorang berdiri di depan pintu Rasulullah sambil menghadap ke dalam rumah, ia bermaksud minta izin. Kemudian Rasutullah berkata: Seharusnya kamu begini atau begitu, sesungguhnya disunahkannya minta izin hanyalah untuk menjaga pandangan. (HR Abu Dawud.) 5. Bertamu Tidak Lebih dan Tiga Hari Boleh saja seorang tamu menginap, namun sebaiknya tidak melebihi tiga hari. cukuplah kiranya tiga han untuk melayani sang tamu. Janganlah menunggu hingga diusir tuan rumah. Rasulullah bersabda, Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya. Kewajiban menenima tamu selama tiga hari bila lebih dan itu maka ini adalah shadaqah. (HR Bukhari Muslim). 6.Kembali Pulang bila Tuan Rumah Tidak Mengizinkan Masuk Tak jarang tenjadi tuan rumah tidak suka diganggu dan tidak mau menenima tamu. Karena itu, pilihlah waktu yang tepat untuk bertamu. Dan bila anda mengalami ha! mi, pulangtah dan jangan memaksakan din untuk menemuinya. Sebab seandainya bisa bertemu pun suasana nya tentu tidak kondusif dan mungkin serba canggung dan kaku. Allah berfirman: Dan jika dikatakan kepadamu.Kembali (saja) lah. Maka hendaklah k.amu kembali. (QS. An-Nur ayat 28). 7.Tidak Memandang Sekeliling Ruangan Penuh Selidik. Bila telah diizinkan masuk, jagalah mata dan hal-hal yang tidak boleh dilihat. Jangan biarkan mengikuti nafsu penasaran yang serba ingan tahu dan menyelidiki sekitan. lnilah alasan mengapa disyariatkan minta izin. Rasulullah bersabda, Sesungguhnyo disyanatkan minta izin tidak lain untuk menjaga pandangan. (HR Turmudzi) 8.Bersikap Tawadlu dalam Majlis Tuan Rumah Hal ini, sudah menjadi hal biasa, bahwa siapapun yang menjadi tuan rumah tentu ia tidak ingin melihat tamunya berlaku tidak sopan. Misalnya dengan mencari-cari majalah untuk dibaca tanpa izin. Demikianlah adab-adab dalam bertamu Dengan memperhatkan adab-adab tersebut. sebuah kunjungan tidak saja sesuai syaniat Islam, tapi juga bisa menjadi ajang silaturahmi yang mudah-mudahan mendatangkan berkah.Beberapa Adab Pergaulan Dalam Islam

Beberapa Adab Pergaulan Dalam Islam1. Menundukkan pandangan ALLAH memerintahkan kaum lelaki untukmenundukkan pandangannya, sebagaimana firman- NYA; Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya.(an-Nuur: 30) Sebagaimana hal ini juga diperintahkan kepada kaum wanita beriman, ALLAH berfirman; Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. (an- Nuur: 31)2. Menutup Aurat; ALLAH berfirman dan jangan lah mereka mennampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka melabuhkan kain tudung ke dadanya. (an-Nuur: 31) Juga Firman-NYA; Hai nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri- isteri orang mukmin: Hendaklah mereka melabuhkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenali, kerana itu mereka tidak diganggu. Dan ALLAH adalah Maha Pengampun lagi Mah Penyayang. (an-Nuur: 59) Perintah menutup aurat juga berlaku bagi semua jenis. Dari Abu Daud Said al-Khudri .a. berkata: Rasulullah SAW bersabda: Janganlah seseoranglelaki memandang aurat lelaki, begitu juga dengan wanita jangan melihat aurat wanita.3. Adanya pembatas antara lelaki dengan wanita; Kalau ada sebuah keperluan terhadap kaum yang berbeza jenis, harus disampaikan dari balik tabir pembatas. Sebagaimana firman-NYA: Dan apabila kalian meminta sesuatu kepada mereka (para wanita) maka mintalah dari balik hijab. (al-Ahzaab: 53)4. Tidak berdua-duaan Di Antara Lelaki Dan Perempuan;Dari Ibnu Abbas .a. berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Janganlah seoranglelaki berdua-duaan (khalwat) dengan wanita kecuali bersama mahramnya. (Hadis Riwayat Bukhari & Muslim) Dari Jabir bin Samurah berkata; Rasulullah SAW bersabda: Janganlah salah seorang dari kalian berdua-duan dengan seorang wanita, kerana syaitan akan menjadi ketiganya. (Hadis Riwayat Ahmad & Tirmidzi dengan sanad yang sahih)5. Tidak Melunakkan Ucapan (Percakapan): Seorang wanita dilarang melunakkan ucapannya ketika berbicara selain kepada suaminya. Firman ALLAH SWT; Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamubertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara (berkata-kata yang menggoda) sehingga berkeinginan orang yang ada penyakit di dalam hatinya tetapi ucapkanlah perkataan-perkataan yang baikMacam Macam Pergaulan Dalam Islam1. Pergaulan Seorang Muslim dengan Non MuslimDalam perkara-perkara umum (sosial) kita tetap menjalin hubungan yang baik dengan non muslim sekalipun. Contoh baik: Nabi berdiri ketika iring-iringan jenazah non muslim melewati beliau. Kita perlu tahu bahwa ada tiga jenis non muslim: 1) kafir harbi, 2) kafir dzimmi, dan 3) kafir muaahad. Masing-masing mendapat perlakuan yang berbeda.Dalam masalah aqidah dan ubudiyah, kita tegas terhadap non muslim. Seperti: kita tidak mengucapkan dan menjawab salam kepada mereka, tidak mengikuti ritual ibadah mereka, dan semacamnya.2. Pergaulan Sesama MuslimSesama muslim adalah bersaudara, seperti tubuh yang satu dan seperti satu bangunan yang kokoh dan saling mendukung antar bagiannya. Pergaulan sesama muslim dibalut dengan ukhuwah islamiyah. Derajat-derajat ukhuwah islamiyah adalah: 1) salamatus shadr wal lisan wal yad, 2) yuhibbu liakhihi maa yuhibbu linafsih, dan 3) iitsaar.Ada banyak hak saudara kita atas diri kita, diantaranya sebagaimana dalam hadits Nabi: 1) jika diberi salam hendaknya menjawab, 2) jika ada yang bersin hendaknya kita doakan, 3) jika diundang hendaknya menghadirinya, 4) jika ada yang sakit hendaknya kita jenguk, 5) jika ada yang meninggal hendaknya kita sholatkan dan kita antar ke pemakamannya, 6) jika dimintai nasihat hendaknya kita memberikannya. Juga: tidak meng-ghibah saudara kita, tidak memfitnahnya, tidak menyebarkan aibnya, berusaha membantu dan meringankan bebannya, dan sebagainya. Jika kamu mencintai saudaramu, ungkapkan. Hadiah juga bisa menumbuhkan rasa cinta diantara kita. Jangan mudah mengkafirkan sesama muslim kecuali jika ada sebab yang benar-benar jelas dan jelas.3. Pergaulan Antar GenerasiYang tua menyayangi yang lebih muda. Yang muda menghormati yang lebih tua.4. Pergaulan dengan Orang yang DihormatiHormatilah orang yang dihormati oleh kaumnya. Bagi orang-orang yang biasa dihormati, jangan gila hormat. Juga, penghormatan harus tetap dalam bingkai syariat Islam. Contoh orang-orang yang biasa dihormati: tokoh masyarakat, pejabat atau penguasa, orang-orang yang mengajari kita, dan sebagainya.5. Pergaulan dengan Ortu dan KeluargaBersikap santun dan lemah lembut kepada ibu dan bapak, terutama jika telah lanjut usianya. Jangan berkata uff kepada keduanya. Terhadap keluarga, hendaknya kita senantiasa saling mengingatkan untuk tetap taat kepada ajaran Islam. Sebagaimana Nabi telah melakukannya kepada Ahlu Bait. Dan Allah berfirman: Quu anfusakum wa ahliikum naara.6. Pergaulan dengan TetanggaTetangga harus kita hormati. Misalnya dengan tidak menzhalimi, menyakiti dan mengganggunya, dengan membantunya, dengan meminjaminya sesuatu yang dibutuhkan, memberinya bagian jika kita sedang masak-masak.7. Pergaulan Antar JenisSudah menjadi fithrah, laki-laki tertarik kepada wanita dan demikian pula sebaliknya. Islam telah mengatur bagaimana rasa tertarik dan rasa cinta diantara dua jenis manusia itu dapat disalurkan. Bukan dengan pacaran dan pergaulan bebas. Tetapi dengan ikatan yang kuat (mitsaq ghaalizh): pernikahan.Jadi, ada batasan-batasan pergaulan antara laki-laki dan perempuan diluar pernikahan. Terutama diantara muda-mudi karena sedang berada dalam puncak emosi, hasrat dan gelora. Ini semua untuk mencegah terjadinya perbuatan yang keji. Boleh saling mengenal antara laki-laki dan perempuan, Boleh berkomunikasi antara laki-laki dan perempuan, tapi ada batas-batasnya. Wanita muslimah boleh bersuara diantara kaum laki-laki, tapi Hendaknya masing-masing berbusana sesuai syariat: 1) menutup aurat, 2) tidak transparan, 3) tidak ketat dan memperlihatkan lekuk-lekuk tubuh, 4) tidak tabarruj, 5) pakaian laki-laki tidak menyerupai pakaian wanita, begitu pula sebaliknya, 6) tidak menunjukkan perhiasan secara berlebihan, 7) tidak berpakaian dengan sombong, 8) sopan dan tidak memunculkan fitnah. Tidak berkhalwat, tidak ikhtilath, menundukkan pandangan.Tidak melakukan hal-hal yang bisa memunculkan fitnah diantara kedua jenis, seperti: 1) bersuara merayu, atau seorang wanita bernyanyi atau berucap dengan suara yang dimerdukan, dilemahlembutkan, mendesah, penuh harap dan semacamnya. 2) bercanda yang berlebihan dan tidak perlu, misalnya saat syura ataupun pada kesempatan-kesempatan yang lain. 3) membuka pintu-pintu fitnah seperti: sms-an yang tidak perlu, telepon terlalu lama atau terlalu sering diluar kadar kebutuhan, chatting yang mengarah keluar batas, memberikan cinderamata yang penuh makna dan kepentingan khusus, pembicaraan yang nyerempet-nyerempet, dan sebagainya.1.4 Etika Dalam IslamSikap sikap yang disukai manusia :1. Manusia Suka Kepada Orang Yang Memberi Perhatian Kepada Orang Lain.Diantara bentuk perhatian kepada orang lain, ialah mengucapkan salam, menanyakan kabarnya, menengoknya ketika sakit, memberi hadiah dan sebagainya. Manusia itu membutuhkan perhatian orang lain. Maka, selama tidak melewati batas-batas syari, hendaknya kita menampakkan perhatian kepada orang lain. seorang anak kecil bisa berprilaku nakal, karena mau mendapat perhatian orang dewasa. orang tua kadang lupa bahwa anak itu tidak cukup hanya diberi materi saja. Merekapun membutuhkan untuk diperhatikan, ditanya dan mendapat kasih sayang dari orang tuanya. Apabila kasih sayang tidak didapatkan dari orang tuanya, maka anak akan mencarinya dari orang lain.2. Manusia Suka Kepada Orang Yang Mau Mendengar Ucapan Mereka.Kita jangan ingin hanya ucapan kita saja yang didengar tanpa bersedia mendengar ucapan orang lain. kita harus memberi waktu kepada orang lain untuk berbicara. Seorang suami misalnya-ketika pulang ke rumah dan bertemu istrinya, walaupun masih terasa lelah, harus mencoba menyediakan waktu untuk mendengar istrinya bercerita. Istrinya yang ditinggal sendiri di rumah tentu tak bisa berbicara dengan orang lain. Sehingga ketika sang suami pulang, ia merasa senang karena ada teman untuk berbincang-bincang. Oleh karena itu, suami harus mendengarkan dahulu perkataan istri. Jika belum siap untuk mendengarkannya, jelaskanlah dengan baik kepadanya, bahwa dia perlu istirahat dulu dan nanti ceritanya dilanjutkan lagi.3. Manusia Suka Kepada Orang Yang Menjauhi Debat Kusir.Allah berfirman. "Artinya: Serulah kepada jalan Rabbmu dengan hikmah, dan nasehat yang baik, dan debatlah mereka dengan cara yang baik, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah dalam kasetnya, menerangkan tentang ayat : "Serulah kepada jalan Rabbmu dengan hikmah". Beliau berkata, manusia tidak suka kepada orang yang berdiskusi dengan hararah (dengan panas). Karena umumnya orang hidup dengan latar belakang dan pemahaman yang berbeda dengan kita dan itu sudah mendarah daging sehinnga para penuntut ilmu, jika akan berdiskusi dengan orang yang fanatik terhadap madzhabnya, (maka) sebelum berdiskusi dia harus mengadakan pendahuluan untuk menciptakan suasana kondusif antara dia dengan dirinya. target pertama yang kita inginkan ialah agar orang itu mengikuti apa yang kita yakini kebenarannya, tetapi hal itu tidaklah mudah. Umumnya disebabkan fanatik madzhab, mereka tidak siap mengikuti kebenaran. target kedua, minimalnya dia tidak menjadi musuh bagi kita. Karena sebelumnya tercipta suasana yang kondusif antara kita dengan dirinya. Sehingga ketika kita menyampaikan yang haq, dia tidak akan memusuhi kita disebabkan ucapan yang haq tersebut. Sedangkan apabila ada orang lain yang ada yang berdiskusi dalam permasalahan yang sama, namun belum tercipta suasana kondusif antara dia dengan dirinya, tentu akan berbeda tanggapannya.4. Manusia Suka Kepada Orang Yang Memberikan Penghargaan Dan Penghormatan Kepada Orang Lain.Nabi mengatakan, bahwa orang yang lebih muda harus menghormati orang yang lebih tua, dan yang lebih tua harus menyayangi yang lebih muda. Permasalahan ini kelihatannya sepele. Ketika kita shalat di masjid namun menjadikan seseorang tersinggung karena dibelakangi. Hal ini kadang tidak sengaja kita lakukan. Oleh karena itu, dari pengalaman kita dan orang lain, kita harus belajar dan mengambil faidah. Sehingga bisa memperbaiki diri dalam hal menghormati orang lain. Hal-hal yang membuat diri kita tersinggung, jangan kita lakukan kepada orang lain. Bentuk-bentuk sikap tidak hormat dan pelecehan, harus kita kenali dan hindarkan.5. Manusia Suka Kepada Orang Yang Memberi Kesempatan Kepada Orang Lain Untuk Maju.Sebagai seorang muslim, seharusnya senang jika saudara kita maju, berhasil atau mendapatkan kenikmatan, walaupun secara naluri manusia itu tidak suka, jika ada orang lain yang melebihi dirinya. Naluri seperti ini harus kita kekang dan dikikis sedikit demi sedikit. Misalnya, bagi mahasiswa. Jika di kampus ada teman muslim yang lebih pandai daripada kita. Maka kita harus senang. Jika kita ingin seperti dia, maka harus berikhtiar dengan rajin belajar dan tidak bermalas-malasan. Berbeda dengan orang yang dengki, tidak suka jika temannya lebih pandai dari dirinya. Malahan karena dengkinya itu dia bisa-bisa memboikot temannya dengan mencuri catatan pelajarannya dan sebagainya.6. Manusia Suka Kepada Orang Yang Tahu Berterima Kasih Atau Suka Membalas Kebaikan.Hal ini bukan berarti dibolehkan mengharapkan ucapan terima kasih atau balasan dari manusia jika kita berbuat kebaikan terhadap mereka. Akan tetapi hendaklah tidak segan-segan untuk mengucapkan terima kasih dan membalas kebaikan yang diberikan orang lain kepada kita.7. Manusia Suka Kepada Orang Yang Memperbaiki Kesalahan Orang Lain Tanpa Melukai Perasaannya.Kita perlu melatih diri untuk menyampaikan ungkapan kata-kata yamg tidak menyakiti perasaan orang lain dan tetapSampai kepada tujuan yang diinginkan. Dalam sebuah buku diceritakan, ada seorang suami yang memberikan ceramah dalam suatu majelis dengan bahasa yang cukup tinggi, sehingga tidak bisa dipahami oleh yang mengikuti majelis tersebut. Ketika pulang, dia menanyakan pendapat istrinya tentang ceramahnya. Istrinya menjawab dengan mengatakan, bahwa jika ceramah tersebut disampaikan di hadapan para dosen, maka tentunya akan tepat sekali.Sikap sikap yang tidak disukai manusia :Kita mempelajari sikap-sikap yang tidak disukai manusia agar terhindar dari sikap seperti itu. Maksud dari sikap yang tidak disukai manusia, ialah sikap yang menyelisihi syariat. berkaitan dengan sikap-sikap yang tidak disukai manusia, tetapi Allah ridho, maka harus kita utamakan. Dan sebaliknya, terhadap sikap-sikap yang dibenci oleh Allah, maka harus kita jauhi.Adapun perbuatan-perbuatan yang tidak disukai manusia ialah sebagai berikut.1. Memberi Nasehat Kepadanya Di Hadapan Orang Lain.Al Imam Asy Syafii berkata dalam syairnya yang berbunyi.Sengajalah engkau memberi nasehat kepadaku ketika aku sendirianJauhkanlah memberi nasehat kepadaku dihadapan orang banyakKarena sesungguhnya nasehat yang dilakukan dihadapan manusiaAdalah salah satu bentuk menjelek jelekkanAku tidak ridho mendengarnyaApabila engkau menyelisihiku dan tidak mengikuti ucapankuMaka janganlah jengkel apabila nasehatmu tidak ditaatiKata nasehat itu sendiri berasal dari kata nashala, yang memiliki arti khalasa, yaitu murni. Maksudnya, hendaklah jika ingin memberikan nasehat itu memurnikan niatnya semata mata karena Allah. Selain itu, kata nasehat juga bermakna khaththa, yang artinya menjahit. Maksudnya, ingin memperbaiki kekurangan orang lain. maka secara istilah, nasehat itu artinya keinginan seseorang yang memberi nasehat agar orang yang diberi nasehat itu menjadi baik.2. Manusia Tidak Suka Diberi Nasehat Secara Langsung.Hal ini dijelaskan Al Imam Ibn Hazm dalam kitab Al Akhlaq Was Siyar Fi Mudawatin Nufus, hendaklah nasehat yang kita berikan itu disampaikan secara tidak langsung. Tetapi, jika orang yang diberi nasehat itu tidak mengerti juga, maka dapatlah diberikan secara langsung.Ada suatu metoda dalam pendidikan, yang dinamakan metoda bimbingan secara tidak langsung. Misalnya sebuah buku yang ditulis oleh Syaikh Shalih bin Humaid, imam masjidil Haram, berjudul At Taujihu Ghairul Mubasyir (bimbingan secara tidak langsung).Metoda ini perlu dipraktekkan, walaupun tidak mutlak. Misalnya, ketika melihat banyak kebidahan yang dilakukan oleh seorang ustadz di suatu pengajian, maka kita tanyakan pendapatnya dengan menyodorkan buku yang menerangkan kebidahan-kebidahan yang dilakukannya.3. Manusia Tidak Suka Kepada Orang Yang Selalu Memojokkannya Dengan Kesalahan Kesalahannya.Yang dimaksud dengan kesalahan-kesalahan disini, yaitu kesalahan yang tidak fatal; bukan kesalahan yang besar semisal penyimpangan dalam aqidah. Karena manusia adalah makhluk yang banyak memiliki kekurangan-kekurangan pada dirinya. Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alus Syaikh menjelaskan dalam ceramahnya, bahwa ada empat fenomena yang mengotori dakwah Ahlu Sunnah Wal Jamaah. Memandang sesuatu hanya dari satu sisi, yaitu hanya dalam masalah-masalah ijtihadiyah. Istijal atau terburu-buru. Taashub atau fanatik. Thalabul kamal atau menuntut kesempurnaan.Syaikh Shalih menjelaskan, selama seseorang berada di atas aqidah yang benar, maka kita seharusnya saling nasehat-menasehati, saling mengingati antara satu dengan yang lain. bukan saling memusuhi. Rasulullah bersabda yang artinya, janganlah seorang mukmin membenci istrinya, karena jika dia tidak suka dengan satu akhlaknya yang buruk, dia akan suka dengan akhlaqnya yang baik. Imam Ibn Qudamah menjelaskan dalam kitabMukhtasar Minhajul Qashidin, bahwa ada empat kriteria yang patut menjadi pedoman dalam memilih teman. Aqidahnya benar. Akhlaqnya baik. Bukan dengan orang yang tolol atau cerdik sungguh. dalam hal berprilaku. Karena dapat menimbulkan mudharat. Bukan dengan orang yang ambisius terhadap dunia atau bukan orang yang materialistis.4. Manusia Tidak Suka Kepada Orang Yang Tidak Pernah Melupakan Kesalahan Orang Lain.Sebagai seorang muslim, kita harus bisa memafkan dan melupakan kesalahan orang lain atas diri kita. tidak secara terus-menerus mengungkit-ungkit, apalagi menyebut-nyebutnya di depan orang lain. terkadang pada kondisi tertentu, membalas kejahatan itu bisa menjadi suatu keharusan atau lebih utama. Syaikh Utsaimin dalam kitab Syarh Riyadush Shalihin menjelaskan, bahwa memaafkan dilakukan bila terjadi perbaikan atau ishlah dengan pemberian maaf itu. Jika tidak demikian, maka tidak memberi maaf lalu membalas kejahatannya.5. Manusia Tidak Suka Kepada Orang Yang Sombong. Nabi Shalallahu alaihi wa sallam bersabda, Tidak akan masuk surga, barang siapa yang di dalam hatinya ada sifat sombong, walau sedikit saja.. " sombong itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain. ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan manusia menjadi sombong. Harta atau uang . Ilmu Nasab atau keturunan.6. Manusia Tidak Suka Kepada Orang Yang Terburu-Buru Memvonis Orang Lain.Dr. Abdullah Al Khatir rahimahullah menjelaskan, bahwa di masyarakat ada fenomena yang tidak baik. Yaitu sebagian manusia menyangka, jika menemukan orang yang melakukan kesalahan, mereka menganggap, bahwa cara yang benar untuk memperbaikinya, ialah dengan mencela atau menegur dengan keras. Padahal para ulama memilik kaedah, bahwa hukum seseorang atas sesuatu, merupakan cabang persepsinya atas sesuatu tersebut.7. Manusia Tidak Suka Kepada Orang Yang Mempertahankan Kesalahannya, Atau Orang Yang Berat Untuk Rujuk Kepada Kebenaran Setelah Dia Meyakini Kebenaran Tersebut.Syaikh Abdurrahman bin Yahya Al Muallimi rahimahullah berkata, pintu hawa nafsu itu tidak terhitung banyaknya. oleh karena itu, kita harus berusaha menahan hawa nafsu dan menundukkannya kepada kebenaran. Sehingga lebih mencintai kebenaran daripada hawa nafsu kita sendiri.8. Manusia Tidak Suka Kepada Orang Yang Menisbatkan Kebaikan Kepada Dirinya Dan Menisbatkan Kejelekan Kepada Orang Lain.Syaikh Utsaimin rahimahullah dalam kasetnya yang menjelaskan syarh Hilyatul ilm, tentang adab ilmu. Beliau menjelaskan, bahwa jika kita mendapati atsar dari salaf yang menisbatkan kebaikan kepada dirinya, maka kita harus husnudzan. Bahwa hal itu diungkapkan bukan karena kesombongan, tetapi untuk memberikan nasehat kepada kita.Dalam kitab Ighasatul Lahfan, Al Imam Ibn Qayyim menjelaskan, bahwa manusia diberi naluri untuk mencintai dirinya sendiri. Sehingga apabila terjadi perselisihan dengan orang lain, maka akan menganggap dirinya yang berada di pihak yang benar, tidak punya kesalahan sama sekali. sedangkan lawannya, berada di pihak yang salah. Dia merasa dirinya yang didhalimi dan lawannyalah yang berbuat dhalim kepadanya. Tetapi, jika dia memperhatikan secara mendalam, kenyataannya tidaklah demikian. Oleh karena itu, kita harus terus introspeksi diri dan hati-hati dalam berbuat. Agar bisa menilai apakah langkah kita sudah benar. Wallahu alam.Tips Tips Pergaulan Yang Untuk DipraktikkanTips yang mungkin bermanfaat untuk dikongsikan dalam amalan pergaulan supaya disenangi adalah :a. Bersangka baik elakkan bersangka buruk kerana ia menhjadi punca permusuhanb. Murah dengan senyuman tidak memerlukan modal dan dari aspek kesihatan, kajian mendapati kita hanya menggunakan 17 otot muka sewaktu senyum berbanding 43 otot sewaktu mengerutkan dahi (rahasia awet muda)c. Lahirkan simpati dan empati turut berdukacita dengan musibah yang menimpa kawan-kawan dan cuba meletakkan diri di tempat mereka.d. Sebarkan salam tidak terbatas kepada orang yangdikenali sahja tetapi kepada semuae. Pamerkan kasih sayang saling membantu, mengambil berat dsbf. Latih diri ingat nama kawan - insan lain akan merasa dihargaig. Hormati pandangan pihak lain sekalipun tidak bersetuju, cuba raikan atau bangkang dengan cara yang penuh berhikmahh. Minta maaf dan sedia memaafkan meminta maaf dan mengakui kesalahan tidak akan menjadikan diri kita hina malah kita menjadi lebih mulia. Bersedia memaafkan orang lain pada bila-bila masa sahaja. Siapa kita untuk tidak memaafkan kesalahan orang lain sedangkan Allah itu maha Pemaaf (AlAfuwwu) dan Nabi juga sentiasa memafkan kesalahan umatnya.i. Tepati janji salah satu tanda orang munafiq ; apabila berjanji tidak menepatij. Doakan kebahagiaan sahabat dan doakan semoga persahabatan dipelihara Allah antara amalan doa yang boleh diamalkan adalah Doa Rabitah (di dalam Al-Mathurat). Ketika membaca doa tersebut, bayangkan wajah insan-insan yang disayangi, mudah-mudahan Allah akan sentiasa mempertautkan hati antara kita.Hindarkankan :a. Menyakiti hati orang lainb. Gurauan melampaui batasc. Memperkecilkan orang laind. Bercakap kasar (sekalipun bergurau)e. Mempamerkan riak wajah tidak selesa atau tidak suka