agama hindu

33
Moksa Adalah Pembebasan Atma dalam Agama Hindu Di era Reformasi ini kalau kita lihat perkembangan di masyarakat semua orang ingin bicara, setiap orang diberikan berbicara pasti mengeluarkan konsep macam2, kadang2 agak ektrim dan tidak ada relevansinya dengan reformasi, para pengamat politik, ekonomi, hukum, militer semua berbicara sesuai dengan bidangnya. Permasalahan yang timbul adalah semua konsep2 tidak dapat diakomudir oleh pemerintah akibat adanya perbedaan interprestasi, ada yang ingin dalam mengatasi krisis ini melalui pertahap, ada yang menginginkan secara total sehingga dalam implementasinya masih Trail And Error mencoba coba melakukan terapi kira2 mana yang lebih sesuai.Pemerintahan Habibie sudah memberikan kelonggaran2 dalam berbicara karena pada saat orde baru kebebasan berbicara sangat dikekang sampai2 ada semacam anekdot kalau sakit gigi sebaiknya berobat di Singapura, akibat orang tidak boleh buka mulut. Setelah tumbangnya orde baru masalah kebebasan ini mulai dilakukan oleh pemerintah tahanan2 politik mulai dibebaskan, daerah operasi militer (DOM) mulai dicabut, masalah HAM mulai dipulihkan, kebebasan berserikat mulai dilaksanakan dengan berdirinya banyak partai. Kebebasan adalah hak azasi manusia yang perlu dihormati bagi setiap bangsa, untuk mencapai kebebasan membutuhkan pengorbanan yang tidak sedikit. Untuk membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda membutuhkan banyak pengorbanan baik material maupun moril dan membutuhkan waktu yang agak lama, tidak bisa dalam waktu yang singkat dan sejarah mencatat baru tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia dapat memproklamirkan kemerdekaannya pada hal perjuangan pembebasan bangsa dari penjajah sudah dilakukan bertahun tahun lamanya dari perjuangan Sultan Agung sampai Budi Utomo.

Upload: de-rob-bean

Post on 02-Dec-2015

63 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

AGAMA HINDU

TRANSCRIPT

Page 1: Agama Hindu

Moksa Adalah Pembebasan Atma dalam Agama Hindu

Di era Reformasi ini kalau kita lihat perkembangan di masyarakat semua orang ingin bicara, setiap orang diberikan berbicara pasti mengeluarkan konsep macam2, kadang2 agak ektrim dan tidak ada relevansinya dengan reformasi, para pengamat politik, ekonomi, hukum, militer semua berbicara sesuai dengan bidangnya.

Permasalahan yang timbul adalah semua konsep2 tidak dapat diakomudir oleh pemerintah akibat adanya perbedaan interprestasi, ada yang ingin dalam mengatasi krisis ini melalui pertahap, ada yang menginginkan secara total sehingga dalam implementasinya masih Trail And Error mencoba coba melakukan terapi kira2 mana yang lebih sesuai.Pemerintahan Habibie sudah memberikan kelonggaran2 dalam berbicara karena pada saat orde baru kebebasan berbicara sangat dikekang sampai2 ada semacam anekdot kalau sakit gigi sebaiknya berobat di Singapura, akibat orang tidak boleh buka mulut.

Setelah tumbangnya orde baru masalah kebebasan ini mulai dilakukan oleh pemerintah tahanan2 politik mulai dibebaskan, daerah operasi militer (DOM) mulai dicabut, masalah HAM mulai dipulihkan, kebebasan berserikat mulai dilaksanakan dengan berdirinya banyak partai. Kebebasan adalah hak azasi manusia yang perlu dihormati bagi setiap bangsa, untuk mencapai kebebasan membutuhkan pengorbanan yang tidak sedikit.

Untuk membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda membutuhkan banyak pengorbanan baik material maupun moril dan membutuhkan waktu yang agak lama, tidak bisa dalam waktu yang singkat dan sejarah mencatat baru tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia dapat memproklamirkan kemerdekaannya pada hal perjuangan pembebasan bangsa dari penjajah sudah dilakukan bertahun tahun lamanya dari perjuangan Sultan Agung sampai Budi Utomo.

Kebebasan bagi umat manusia selalu didambakan oleh semua agama dan didalam agama Hindu kebebasan bukan dalam arti pisik saja tetapi kebebasan dalam lahir maupun batin. Kebebasan dalam agama Hindu adalah kebebasan dalam kehidupan terlepas dari keterikatan2 duniawian, bebas dari hukum karma, bebas dari penjelmaan kembali (reinkarnasi), sehingga umat hindu dalam mencapai kebebasan membutuhkan proses yang cukup panjang selama hidupnya dan kemungkinan setelah reinkarnasi beberapa kali. Untuk membebaskan diri dari keduniawian ini saja membutuhkan pengorbanan2, setiap langkah gerak kehidupan harus berdasarkan Dharma yaitu kebenaran dan tidak mengikatkan diri dengan materi. Saat sekarang pada kali yuga orang2 berlomba lomba untuk mengumpulkan harta, tujuan hidup mereka mencari kesempatan untuk mengumpulkan harta se banyak2nya bila mana perlu sampai tujuh turunan, sehingga menggunakan dengan segala cara. Dalam mengumpulkan harta mereka menggunakan praktek2 KKN (korupsi, kolusi, nepotisme), dengan cara yang tidak halal yang mengakibatkan negara banyak dirugikan sehingga negara kita saat ini banyak utangnya sulit dibayangkan bagaimana anak cucu kita yang akan membayarnya disamping sumber daya alam hutan, pertambangan sudah hampir habis dikuras, minyak bumi cadangannya hanya 18 tahun lagi mungkin beberapa

Page 2: Agama Hindu

tahun kita sebagai Negara yang net importir bahan bakar minyak(BBM).

Pengaruh kali yuga ini sangat besar dalam kehidupan masyarakat dewasa ini, sebab kali yuga ini orang selalu bersifat meterialistis , hanya 25 % orang menjalankan dharma yaitu kebenaran tidak seperti yuga2 yang lain yaitu Kerta Yuga, Traita Yuga dan Dwapara Yuga. Apabila saat sekarang kali yuga ini dalam kehidupan kita selalu melaksanakan kebenaran yaitu dharma maka hasilnya akan berlipat ganda, seperti kalau kita sembahyang pada hari2 raya Hindu atau Purnama Tilem hasilnya jauh lebih besar dari hari2 biasa. Maka kesempatan kali yuga ini umat Hindu sebaiknya setiap melakukan tindakan harus berdasarkan kebenaran, bebaskan diri dari adharma, bebaskan diri dari keterikatan2 bebaskan diri dari materialistis dan keduniawian sehingga kita tercapai tujuan yaitu kebebasan abadi yaitu moksa.

Pengertian Moksa.

Dalam agama Hindu kita percaya adanya Panca Srada yaitu lima keyakinan yang terdiri dari, Brahman, Atman, Karma Pala, Reinkarnasi, dan Moksa. Moksa berasal dari bahasa sansekreta dari akar kata "MUC" yang artinya bebas atau membebaskan. Moksa dapat juga disebut dengan Mukti artinya mencapai kebebasan jiwatman atau kebahagian rohani yang langgeng. Jagaditha dapat juga disebut dengan Bukti artinya membina kebahagiaan, kemakmuran kehidupan masyarakat dan negara.

Jadi Moksa adalah suatu kepercayaan adanya kebebasan yaitu bersatunya antara atman dengan brahman. Kalau orang sudah mengalami moksa dia akan bebas dari ikatan keduniawian, bebas dari hukum karma dan bebas dari penjelmaan kembali (reinkarnasi) dan akan mengalami Sat, Cit, Ananda (kebenaran, kesadaran, kebahagian).

Dalam kehidupan kita saat ini juga dapat untuk mencapai moksa yang disebut dengan Jiwan Mukti (Moksa semasih hidup), bukan berarti moksa hanya dapat dicapai dan dirasakan setelah meninggal dunia, dalam kehidupan sekarangpun kita dapat merasakan moksa yaitu kebebesan asal persyaratan2 moksa dilakukan, jadi kita mencapai moksa tidak menunggu waktu sampai meninggal.

Mencapai Moksa.

Untuk mencapai moksa seseorang harus mempunyai persyaratan2 tertentu sehingga proses mencapai moksa dapat berjalan sesuai dengan norma2 ajaran agama Hindu. Dalam mencapai Moksa dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :

1. Dharma.

Dalam ajaran agama Hindu yang terdapat dalam Catur Parusanta dijelaskan bahwa tujuan dari kehidupan adalah bagaimana untuk menegakkan Dharma, setiap tindakan harus berdasarkan kebenaran tidak ada dharma yang lebih tinggi dari kebenaran. Dalam Bagawad Gita disebutkan bahwa Dharma dan Kebenaran adalah nafas kehidupan. Krisna dalam wejangannya kepada Arjuna mengatakan bahwa dimana ada Dharma, disana ada Kebajikan dan Kesucian, dimana

Page 3: Agama Hindu

Kewajiban dan Kebenaran dipatuhi disana ada kemenangan. Orang yang melindungi dharma akan dilindungi oleh dharma maka selalu tempuhlah kehidupan yang suci dan terhormat.

Dalam zaman edan saat ini semua orang mengabaikan kebenaran, orang sudah menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan, krisis moral sudah meraja lela dimana mana, kebenaran dan keadilan sudah langka, orang sudah tidak mengenal budaya malu, semua perbuatannya dianggap sudah benar dan normal. Sebenarnya Dharma tidak pernah berubah, Dharma telah ada pada zaman dahulu, zaman sekarang dan zaman yang akan datang, ada sepanjang zaman tetapi setiap zaman mempunyai karateristik lain2 dalam melakukan latihan kerohanian (spiritual). Untuk Kerta Yuga latihan kerohanian yang baik adalah melakukan Meditasi, untuk Treta Yuga latihan kerochanian yang baik adalah dengan melakukan Yadnya atau kurban, untuk Dwapara latihan kerochanian yang baik adalah dengan melakukan Yoga yaitu upacara pemujaan dan untuk Kali Yuga latihan kerochanian yang baik adalah dengan melakukan Nama Smarana yaitu mengulang ngulang atau menyebut nama Tuhan yang suci.

2. Pendekatan kepada Yang Widhi Wasa

Untuk mendekatkan diri kehadapan Yang Widhi Wasa ada beberapa cara yang dilakukan Umat Hindu yaitu cara Darana (menetapkan cipta), Dhyana (memusatkan cipta), dan Semadi (mengheningkan cipta). Dengan melakukan latihan rochani , terutama dengan penyelidikan bathin, akan dapat menyadari kesatuan dan menikmati sifat Tuhan yang selalu ada dalam diri kita. Apabila sifat2 Tuhan sudah melekat dalam diri kita maka kita sudah dekat dengan Tuhan Yang Maha Esa sehingga segala permohonan kita akan dikabulkan dan kita selalu dapat perlindungan dan keselamatan.

3. Kesucian.

Untuk memperoleh pengetahuan suci, dan menghayati Yang Widhi Wasa dalam keberagaman dinyatakan dalam doa Upanishad yang termasyur : Asatoma Satgamaya, Tamasoma Jyothir Gamaya, Mrityorma Amritan Gamaya yang artinya, Tuntunanlah kami dari yang palsu ke yang sejati, tuntunlah kami dari yang gelap ke yang terang, tuntunlah kami dari kematian ke kekekalan.

Setiap kita melakukan kegiatan2, kita biasakan untuk memohon tuntunan kehadapan Yang Widhi Wasa agar kita selamat dan selalu dilindungi. Pekerjaan apapun kita lakukan, apabila kita bekerja demi Tuhan dan dipersembahkan kehadapan Yang Widhi Wasa, maka pekerjaan tersebut mempunyai nilai yang sangat tinggi. Dengan menghubungkan pekerjaan tersebut dengan Yang Widhi Wasa, maka ia menjadi suci dan mempunyai kemampuan dan nilai yang tinggi.

Tujuan dari kehidupan kita adalah agar atman terbebas dari triguna dan menyatu dengan Para atman. Didalam Weda disebut yaitu Moksartham Jaga Dhitaya Ca Iti Dharmah yang artinya adalah tujuan agama (Dharma) kita adalah untuk mencapai moksa (moksa artham) dan kesejahteraan umat manusia (jagadhita).

Ciri2 orang yang telah mencapai jiwatman mukti adalah.

Page 4: Agama Hindu

1. Selalu mendapat ketenangan lahir maupun bathin.2. Tidak terpengaruh dengan suasana suka maupun duka.3. Tidak terikat dengan keduniawian.4. Tidak mementingkan diri sendiri, selalu mementingkan orang lain (masyarakat banyak).

Untuk mencapai moksa juga mempunyai tingkatan2 tergantung dari karma (perbuatannya) selama hidupnya apakah sudah sesuai dengan ajaran2 agama Hindu. Tingkatan2 seseorang yang telah mencapai moksa dapat dikatagorikan sebagai berikut.

1. Apabila seorang yang sudah mencapai kebebasan rochani dengan meninggalkan mayat disebut Moksa.

2. Apabila seorang yang sudah mencapai kebebasan rochani dengan tidak meninggalkan mayat tetapi meninggalkan bekas2 misalnya abu, tulang disebut Adi Moksa.

3. Apabila seorang yang telah mencapi kebebasan rochani yang tidak meninggalkan mayat serta tidak membekas disebut Parana Moksa.

Catur Marga.

Untuk mencapai Moksa beberapa cara yang dapat ditempuh sesuai dengan bakat dan bidang yang digeluti saat ini yang disebut dengan Catur Marga ada juga yang menyebutkan dengan Catur Yoga yaitu empat jalan yang ditempuh untuk mencapai Moksa. Adapun keempat Catur Marga terdiri dari :

1. Jnana Marga Yoga.

Pada saat sekarang peranan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangat menentukan dalam pembangunan nasional disamping ilmu pengetahuan lainnya. Setiap negara akan berusaha sekuat tenaga dengan menggunakan resource yang ada untuk berkompetisi dalam bidang IPTEK, siapa yang menguasai IPTEK maka merekalah yang menguasai dunia ini. Kata Jnana artinya adalah kebijaksanaan filsafat atau pengetahuan, Yoga berasal dari urat kata YUJ yang artinya menghubungkan diri.

Jadi Janana Marga Yoga artinyga jalan untuk mencapai persatuan atau pertemuan antara Atman dengan Paramatman (Tuhan) berdasarkan atas pengetahuan (kebijaksanaan filsafat) terutama mengenai kebenaran dan pembebasan diri dari ikatan duniawi (maya). Dalam kehidupan ini kita memilih profesi pekerjaan kita sesuai dengan bakat yang diberikan oleh Sangyang Widhi Wasa dan latar belakang pendidikan kita atau pekerjaan yang sangat menarik yang kita geluti saat ini, sebab bakat yang diberikan oleh Tuhan adalah anugrah yang sangat tinggi nilainya yang merupakan hasil Karma kita dahulu sebelum kita Reinkarnasi sebagai manusia. Apabila kita ingin mengabdi kan diri dibidang ilmu pengetahuan, perlu diperhatikan adalah ilmu pengetahuan yang dapat membantu umat manusia dalam mengatasi kehidupan ini.

Page 5: Agama Hindu

Sebagai ilustrasi dapat disampaikan sebagai berikut.

Pada zaman sekarang banyak manusia mengalami kesulitan dalam mengatasi penyakit, banyak penyakit yang belum diketemukan obatnya seperti AID, lever hati, tumor, kanker dan lain lainnya. Perkembangan ilmu kedokteran tidak dapat mengejar penyakit 2 yang timbul dalam masyarakat, peralatan rumah sakit masih menggunakan peralatan tradisional sehingga angka kematian di negara kita sampai sekarang masih cukup tinggi.

Para dokter yang bergerak dibidang kesehatan harus terus menerus melakukan penelitian atau Research And Development (R&D) sehingga semua kesulitan masyarakat dapat diatasi dengan baik dan murah dengan diketemukan obat2 yang mujarab. Seseorang yang mempunyai profesi dalam bidang kedokteran ini disebut dengan Jnana Marga Yoga dimana ilmu yang diabdikan demi kepentingan umat manusia.

2. Karma Marga Yoga.

Cara atau jalan untuk mencapai moksa (bersatunya Atman dengan Brahman), dengan selalu berbuat baik, tetapi tidak mengharapkan balasan atau hasilnya untuk kepentingan diri sendiri (amerih sukaning awah) disebut Karma Marga Yoga. Dalam Karma Marga Yoga, kita sebagai umat Hindu setiap tindak tanduk kita melakukan karya harus demi kepentingan masyarakat banyak dan jangan ada suatu keinginan untuk menikmati hasilnya, sebab kalau kita selalu berpikir hasilnya akan timbul keterikatan2, kalau keterikatan2 telah tumbuh dalam jiwa kita, maka ketenangan akan menjauh dari kenyataan, sehingga jiwa kita akan diracuni oleh Sad Ripu yaitu enam musuh utama manusia yang terdiri dari Kama, Lobha, Mada, Moha,Kroda, Matsarya (napsu, loba, kemarahan, kemabukan, kebingungan,iri hati). Didalam Bhagawad Gita disebutkan bahwa berulang kali Krisna berkata kepada Arjuna, lakukan tugasmu, lakukanlah pekerjaan yang benar tetapi jangan ingin menikmati hasil pekerjaan itu. Tujuan Krisna memberikan wejangan kepada Arjuna agar jangan melihat hasil nya adalah, kita sebagai pelaku benar2 dalam bekerja semua perbuatan kita yaitu karma diubah menjadi Yoga sehingga kegiatan tersebut membawa kita menuju persatuan dengan Tuhan maka ini disebut dengan Karma Marga Yoga. Apabila seseorang sudah dapat melakukan pekerjaan tanpa melihat hasilnya maka ia akan menjadi orang yang benar2 bijaksana (Stithaprajna), yang tidak terpengaruh dengan keadaan suka dan duka atau gembira dan sedih.

Perbuatan adalah karma , setiap orang lahir dari karma, hidup dalam karma dan mati dalam karma, karma sumber dari baik dan buruk dosa atau kebajikan, laba atau rugi, kebahagiaan atau kesedihan, sebenarnya karmalah penyebab kelahiran, maka karma dalam kehidupan merupakan masalah yang sangat penting.

Sebagai ilustrasi dapat diceritrakan sebagai berikut.

Diumpamakan badan kita adalah sebuah jam dinding, dan nafas kita adalah pegasnya yang menyebabkan jarum jam dapat berputar, dan baterynya adalah tenaga manusia. Tanpa nafas dan tenaga, manusia tidak dapat berbuat apa apa yaitu berkarma, maka perbuatan (karma) sangat tergantung dengan nafas (pegas) dan tenaga (batery). Dengan kekuatan batery (tenaga) maka

Page 6: Agama Hindu

jarum jam yang terdiri dari tiga jarum yaitu jarum yang paling panjang disebut jarum detik, jarum yang menengah disebut dengan jarum menit dan jarum yang paling pendek disebut jarum jam. Ketiga jarum akan berputar dengan kecepatan yang berbeda beda dan saling ketergantungan satu sama lainnya, tetapi masing2 jarum akan berputar sesuai dengan fungsinya.

Apabila jarum detik telah berputar 60 kali maka jarum menit akan mengikuti berputar hanya sekali, demikian saat jarum menit telah berputar 60 kali maka jarum jam akan berputar sekali demikian seterusnya dengan menggunakan kelipatan 60. Setiap gerakan jarum detik kita umpakan adalah karma (perbuatan), untuk gerakan jarum menit kita umpamakan adalah perasaan dan untuk gerakan jarum jam kita umpamakan adalah kebahagiaan. Untuk mencapai suatu kebahagiaan yang terus menerus kita harus selalu berbuat (berkarma) baik, setiap tindakan kita selalu tanamkan kebaikan yang menyebabkan perasaan kita mendapat rangsangan kebaikan tersebut sehingga kita merasa senang.

Apabila perasaan kita telah mencapai kesenangan terus menerus akibat kita selalu berbuat (karma) baik terhadap seseorang, maka menyebabkan kita akan mencapai kebahagiaan, sebab karma (perbuatan), perasaan, dan kebahagian saling keterkaitan seperti ketiga jarum jam berputar saling ketergantungan satu sama lainnya.

Makin banyak kita ber karma baik maka perasaan dan kebahagian akan selalu mengikuti seperti perputaran jarum jam, apabila jarum detik tidak bergerak jangan harap jarum menit bergerak apalagi jarum jam Kebahagian akan dicapai dalam kehidupan ini apabila kita selalu berkarma baik

3. Bakti Marga Yoga.

Jalan atau cara untuk mencapai moksa atau kebebasan, yaitu bersatunya Atman dengan Tuhan dengan melakukan sujud bakti kehadapan Yang Widhi Wasa. Bakti adalah cinta yang mendalam kepada Tuhan, bersifat tanpa pamerih sedikitpun dan tanpa keinginan duniawi apapun juga. Bagi umat Hindu untuk melakukan Bakti Marga Yoga dengan menyanyikan nama2 Tuhan secara ber ulang2, bergaul dengan orang2 Suci yang mempunyai bakti, konsentrasi pikiran setiap saat kepada Tuhan, dan jalan Bakti ini adalah yang paling mudah dilakukan. Seperti setiap hari kita melakukan Trisandya dengan mengucapkan Gayatri Mantra tiga kali sehari.

Untuk menanamkan rasa Bakti kehadapan Yang Widhi Wasa , sebaiknya anak mulai kecil dididik mengucapkan Mantra Gayatri dengan memberi penjelasan makna dan arti masing2 bait, sehingga meresap dalam pikiran mereka dan dapat menuntun ajaran2 kebenaran (Dharma). Kalau belum hafal sebaiknya dibaca saja dan usahakan dengan suara yang lembut sehingga benar2 meresap dalam hati sanubari kita dan bayangkan Brahman ada dalam pikiran dan renungkan secara terus menerus selama melagukan Gayatri Mantra Dengan selalu melantunkan Gayatri Mantra terus menerus , maka kita seolah olah menyatu dengan Tuhan atau bersatunya Atman dengan Tuhan., sehingga kita mendapat ketenangan, kedamaian, keselamatan dan kesejahteraan.Dalam melakukan Bakti Marga Yoga terutama upacara piodalan di Pura2 diseluruh Indonesia, masyarakat Hindu sudah mempunyai cara upacara bakti (persembahyangan) secara baku, dimanapun kita melakukan persembahyangan sudah tersusun sama, dan Mantra

Page 7: Agama Hindu

Gayatri selalu dilantunkan sebelum persembahyangan dimulai.

Pada saat Pendeta melakukan upacara piodalan juga dinyanyikan lagu2 warga sari sebagai pemujaan kehadapan Yang Widhi Wasa yang mempunya makna adalah agar sebelum persembahyangan dimulai kita sudah mulai rasakan menyatunya Atman dengan Brahman.

4. Raja Marga Yoga.

Jalan untuk mencapai moksa menurut agama Hindu dapat dilakukan melalui Tapa, Brata, Yoga, dan Semadi. Untuk mengendalikan diri dengan melakukan latihan2 untuk mengatasi Sadripu disebut dengan Tapa, Brata, sebab apabila Sadripu kita sudah dapat kendalikan maka jalan mencapai moksa lebih mudah. Disamping mengendalikan Sad Ripu, kita juga melakukan latihan2 untuk dapat menyatukan Atman dengan Tuhan yang disebut dengan Yoga dan Semadi, dengan melakukan konsentrasi yang setepat tepatnya dalam ketenangan dan suasana syandu sempurna sehingga kita dapat menyatu dengan Tuhan.

Sebagai ilustrasi dapat diceritrakan sebagai berikut.

Didalam suatu pesraman di Hutan rimba ada seorang resi yang bernama Resi Suka yang memberikan dharma wecana kepada murid2nya yaitu yoga, semadi diantara murid2 nya ada seorang raja bernama raja Jenaka.Raja Jenaka disamping mempunyai kerajaan yang sangat besar dan kaya juga berkeinginan belajar spiritual (Yoga,semadi) kepada Resi Suka yang sangat terkenal ilmu spiritualnya. Banyak ujian2 yang diberikan kepada para siswanya agar dapat mencapai moksa dalam kehidupan ini dengan meninggalkan keduniawian dengan melepaskan semua keterikatan2 sehingga Atman menyatu dengan Brahman.Pada suatu hari Resi Suka agak terlambat memberikan dharma wecana sehubungan Raja Jenaka ada keperluan kerajaan yang sangat mendesak yang tidak boleh diwakili. Resi Suka dengan sengaja menunggu Raja Jenaka, ingin menguji kesabaran para muridnya apakah dapat mengekang sad ripu sebagai dasar pelajaran Yoga.

Dari pengamatan Resi Suka banyak para muridnya gelisah dan gusar dan kadang2 timbul marah tidak sabar menunggu sampai ada yang protes bahwa pelajaran dimulai saja, mengapa kita di beda2kan orang biasa dengan raja Setelah raja datang dharma wecana baru dimulai dan resi Suka memberikan wejangan, kita harus dapat mengendalikan sad ripu sehingga kita dapat ketenangan bathin. Setelah dharma wecana selesai maka pelajaran dilanjutkan dengan yoga, semadi, dan pelajaran ini harus dilakukan dengan konsentrasi pikiran secara penuh.

Dengan suasana hening sepi hanya suara jengkrik yang kedengaran, para muridnya sedang asyik melakukan yoga semadi, tiba2 Resi dengan berteriak bahwa sedang ada kebakaran di kota kerajaan, murid2nya pada bubar berlari lari pergi ke kota kerajaan ingin menyelamatkan harta dan rumahnya yang kebakaran. Tetapi raja Jenata tidak bergeming sedikitpun, dia telah masuk dalam keadaan Semadi, beliau berbahagia dalam Atman.

Resi mengamati wajah raja dengan perasaan sangat gembira. Setelah beberapa murid2 yang lari kembali bahwa dikota tidak ada kebakaran dan resipun memberikan penjelasan arti dari

Page 8: Agama Hindu

peristiwa tersebut. Penundaan mulainya dharma wecana adalah untuk menghormati raja, karena beliau telah menghapuskan keakuannnya kebanggaannya dan mempunyai kerendahan hati dan melatih mengendalikan sadripu dan berhasil dengan baik dan ini perlu dicontoh oleh semua muridnya. Dan peristiwa kebakaran di kota kerajaan sebenarnya tidak pernah terjadi, peristiwa kebakaran adalah rekayasa Resi dan ini merupakan ujian dari Resi Suka.Kalau mau berhasil sebagai seorang spiritual (Yogi) harus berani melepaskan semua keduniawian yaitu keterikatan2, tanpa ada kemauan untuk menghilangkan keterikatan2 ini tidak mungkin tercapai tujuannya yaitu sebagai seorang Yogi.

Semua latihan2 ini membutuhkan ketekunan, tulus iklas, kesujudan iman dan tanpa pamerih. Pada akhir2 ini banyak generasi muda sudah melakukan latihan2 Yoga dan Semadi, dan buku2 penuntun untuk yang baru memulai belajar Yoga dan Semadi sudah cukup banyak beredar di toko2 buku, dan suasana ini sangat membantu bagi umat hindu untuk belajar masalah spiritual melalui Raja Marga Yoga.

Diantara keempat Marga Yoga tersebut diatas semuanya adalah sama tidak ada yang lebih tinggi kedudukannya, umat Hindu dapat memilih dari keempat Marga Yoga tersebut tergantung dari bakat masing2 dan jalan yang satu akan berhubungan dengan yang lain semuanya akan mencapai tujuan yang sama yaitu Moksa.

Penutup.

Menjalankan Spiritual dalam kehidupan sehari hari sering mengalami kendala, banyak pertanyaan2 yang timbul terutama generasi muda, apakah kita melakukan kegiatan spiritual harus mengurangi kegiatan untuk mencari harta yaitu bekerja (karma). Ada juga yang berpendapat bahwa melakukan kegiatan spiritual sebaiknya dilakukan setelah MPP (masa persiapan pensiun) disamping banyak waktu juga tanggung jawab atau kewajiban sudah berkurang. Pada saat bekerja aktif dimana ada suatu jabatan tidak memungkinkan untuk melakukan kegiatan spiritual karena disibukkan dengan pekerjaan2 yang kadang menyimpang dari Dharma akibat tugas yang membutuhkan untuk mengambil keputusan sesuai dengan kebutuhan atasan (manajemen. Pada hal pada saat menjabatlah memanfaatkan kesempatan untuk menegakkan Dharma yaitu kebenaran2, setiap keputusan yang diambil harus menguntungkan masyarakat banyak. Kadang2 banyak orang yang tidak sabar dalam mengumpulkan harta dalam bidang pekerjaannya dengan mengambil jalan pintas yaitu KKN (korupsi, kolusi, nepotisme), pada hal dalam mengumpulkan harta tidak harus ber KKN banyak jalan atau cara yang ditempuh asal mau sabar dan tetap berlandaskan Dharma. Banyak orang kaya tanpa KKN tetapi mereka berhasil dalam bidang profesinya dan hasil kekayaannya mereka manfaatkan untuk orang banyak dengan mendirikan Yayasan untuk orang yang tidak mampu (fakir miskin) atau mendirikan Sekolah2 yang dapat menunjang Pendidikan bangsa demi masa depan rakyat Indonesia.

Untuk mencapai moksa dapat memilih diantara Catur Marga Yoga apakah melalui Jnana Marga Yoga, Karma Marga Yoga, Bakti Marga Yoga dan Raja Marga Yoga sesuai dengan kemampuan serta bidang yang digeluti saat ini Pada saat perang Berata Yuda selesai dimana kemenangan berada dipihak Pandawa, semua musuh2 sudah kalah perang tinggal Pendawa yang hidup.

Page 9: Agama Hindu

Yudistira sebagai pemimpin Pandawa memutuskan pergi kehutan untuk mengasingkan diri dengan maksud mendekatkan diri kehadapan Yang Widhi Wasa dengan Raja Marga Yoga salah satu Catur Marga Yoga. Arjuna sebagai orang yang bijaksana yang mempunyai Visi dan Misi jauh kedepan menganjurkan kepada Prabu Yudistira agar kembali untuk memimpin kerajaan, siapa yang akan memimpin kerajaan, seandai nya semua keluarga Pandawa pergi kehutan, padahal untuk mencapai kemenangan perang Brata Yuda dalam menegakkan Dharma sudah banyak pengorbanan baik jiwa maupun raga, banyak pahlawan2 yang telah berguguran dalam perang.

Untuk mencapai moksa tidak harus pergi kehutan melakukan Semadi, Yoga, didalam kerajaanpun dengan berbuat dan menegakkan kebenaran yaitu Dharma dapat mencapai Moksa.Keterikatan adalah Moha, kebebasan adalah Moksa, selama kita masih menderita keterikatan, Moksa tidak mungkin dapat dicapai. Kadang2 kita agak sulit melepaskan keterikatan2, dan ini memerlukan latihan2 secara rutin. Untuk mengendalikan Sad Ripu saja tidak mudah, membutuhkan kesabaran dan ketekunan dan kita selalu melakukan introspeksi terhadap diri kita sendiri sampai dimana kita telah melakukan latihan2. Apalagi kita akan melakuan Catur Marga Yoga memang membutuhkan mental yang tangguh tidak mudah menyerah dan kita harus tahu kemampuan kita terutama bakat yang dikarunia oleh Yang Widhi Wasa sehingga dalam melaksanakan salah satu Catur Marga kita tidak mendapat halangan atau kendala sehingga dengan waktu yang relatif singkat kita sudah dapat melakukan dengan sempurna walaupun belum mencapai Moksa tetapi kita sudah rasakan hasilnya.

T.G. Putra

Moksha : Kebahagiaan Sejati

Dalam pembahasan sebelumnya disebut tentang adanya surga, neraka dan moksha. Dalam ceramah-ceramah agama, surga dan neraka ini banyak sekali disebut-sebut, tapi paling sedikit dijelaskan. Orang-orang yang rajin beribadat serta berbuat baik dalam hidupnya di dunia ini nanti setelah mati akan mendapat surga. Sebaliknya, orang-orang yang mengabaikan ibadat dan berbuat buruk di dunia ini kelak setelah mati akan masuk neraka.

Dalam percakapan sehari-hari sering kita dengar orang berkata "seperti di surga rasanya" atau "seperti di neraka rasanya" Tapi dan bagaimana surga itu? Dimanakah neraka? dan apakah Moksha? Kalau kita membeli rumah, kita harus tahu dimana letaknya, berapa luasnya, bahan bangunannya dari apa serta apa isinya. Tentu saja kita tidak mungkin ke surga sebelum kita mati. Tapi paling sedikit kita harus tahu "denah dan gambarannya", melalui apa yang dikatakan agama-agama tentangnya.

Surga menurut Agama Yahudi.

Tujuan akhir kehidupan menurut agama Yahudi adalah pembaharuan pemerintahan Yahweh (Tuhan Yahudi) atas kerajaan duniawi dengan seorang Mesias duniawi (utusan Tuhan yang akan datang ke bumi) sebagai kepala kerajaan. Di dalam kerajaan duniawi yang dipimpin oleh Mesias itu, orang Yahudi dan orang kafir (non-Yahudi) akan memelihara Torah (kitab suci agama

Page 10: Agama Hindu

Yahudi). Barang siapa didunia memelihara Torah akan masuk surga, ke Taman Eden. Barang siapa di sini tidak memelihara Torah, ia menuju tempat hukuman yang disebut Gehinom (neraka) 1)

Surga menurut Agama Kristen.

Tujuan akhir kehidupan menurut agama Kristen hampir mirip dengan tujuan hidup agama Yahudi, yaitu adanya Kerajaan Allah di bumi ini. Yesus Kristus adalah kepala Kerajaan itu. Dewasa ini kerajaan itu masih tersembunyi. Raja kerajaan itu juga masih tersembunyi. Rakyat kerajaan itu sekarang masih dalam pergumulan antara Kerajaan Allah dengan Kerajaan Kegelapan (setan?). Nanti Kepala Kerajaan yang tersembunyi itu akan nampak. Yesus Kristus datang kembali ke dunia ini. Waktu itu akan terjadi kiamat dan hari Pengadilan terakhir. Dunia ini akan hancur/ binasa terbakar. Dan setelah itu akan muncul satu dunia baru, langit baru, dan bumi baru, kota Yerusalem baru yang turun dari surga. Kota ini dikelilingi oleh tembok besar dan tinggi. Pintu gerbangnya dua belas buah dan di atas pintu gerbang itu tertulis nama kedua belas suku Israel.

Namun sebelum turunnya kota Yerusalem baru ini terjadi peperangan antara Mikhael melawan naga berkepala sepuluh dan bertanduk tujuh. Masing-masing pihak dibantu oleh malaikat- malaikatnya. Ada peperangan antara orang-orang kudus melawan seekor binatang yang keluar dari laut, seperti macan tutul bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh. Binatang ini diberikan kekuatan, tahta dan kekuasaan oleh naga yang telah siuman. Dari bumi keluar binatang bertanduk dua dan berbicara seperti naga yang menyesatkan seluruh penghuni bumi.

Siapakah yang masuk surga? Pintu surga akan terbuka lebar bagi orang-orang buta, lumpuh, orang-orang sakit kusta (Lukas 14:13-21). Dan orang-orang kaya sulit masuk surga, lebih sulit dari seekor unta masuk lubang jarum. 2)

Surga menurut agama Islam.

Islam memberikan keterangan yang sangat rinci tentang surga. Dalam agama Islam surga digambarkan memiliki 8 pintu. Surga terdiri dari 100 tingkat. Di surga mengalir sungai yang jernih airnya, sungai madu, sungai susu dan sungai arak (khamar atau alkohol). Ada pohon buah-buahan yang mengikuti kemana penghuni surga pergi. Mereka dilayani oleh laki-laki muda yang memberikan mereka minuman yang dicampur dengan jahe. Para penghuni surga itu memiliki tempat barang dan sisir yang terbuat dari emas. Mereka juga memiliki pendupaan yang dibuat dari kayu gaharu.

Para penghuni surga makan dan minum. Tapi mereka tidak pernah buang air besar atau kecil. Keringat mereka berupa semacam minyak wangi. Hidangan pertama yang disajikan ketika pertama kali masuk surga adalah sup sirip ikan hiu. Para lelaki muslim yang masuk surga diberikan istri-istri (beberapa istri) yang diciptakan dari bidadari yang masih perawan yang belum pernah disentuh sebelumnya bahkan oleh malaikat. Surga Islam itu tampaknya memang surga untuk kaum lelaki. Tapi para wanita Islam tentu juga mendapat surga. Hanya saja para wanita muslim ini tidak diberikan pasangan laki-laki. Tidak ada

Page 11: Agama Hindu

penjelasan tentang hal ini.

Siapakah Masuk Surga? Dalam satu hadis disebutkan, ketika Nabi Muhammad, nabi orang Islam itu melihat ke surga, penghuninya kebanyakan orang-orang fakir (miskin). Orang miskin yang pasrah lebih cepat 500 tahun sampai di surga dibandingkan dengan orang Islam yang kaya. 3). Dan melihat ke neraka kebanyakan penghuninya adalah wanita. Kenapa penghuni neraka kebanyakan wanita? Karena wanita lebih tertarik kepada perhiasan duniawi. 4)

Surga tak ubahnya sebuah kampung di bumi ini di mana para penghuninya hidup bersantai-santai sambil menghabiskan waktu untuk makan dan minum dan bersenang-senang dengan istri-istrinya yang baru yang dibuat dari para bidadari.

Apakah Neraka?

Neraka, menurut agama rumpun Yahudi, biasanya digambarkan sebagai suatu tempat yang terletak jauh di dalam bumi. Neraka adalah tempat penyiksaan yang sangat mengerikan. Di neraka terdapat kawah api yang terus berkobar-kobar yang panasnya seratus kali api bumi. Di sini roh-roh malang itu dipanggang. Di Neraka juga disediakan jenis penyiksaan yang lain, misalnya ditusuk dengan tombak atau dipukuli dengan palu godam.

Berapa lama roh-roh malang itu disiksa? Tergantung dari kejahatan yang dilakukan di muka bumi. Ada yang singkat ada juga yang selama-lamanya.

Jika penghukum dengan cara penyiksaan itu dilakukan oleh manusia atau oleh suatu pemerintah di dunia ini, maka ia akan dikutuk sebagai orang atau pemerintah yang tidak beradab, sangat kejam, sadis dan tidak berperikemanusiaan sedikitpun. Lalu, apakah betul, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang itu, menciptakan alat penyiksa atau melakukan penyiksaan dengan cara begitu kejam?. Bagaimanakah wajah Tuhan ketika Ia menjalankan mesin penyiksa itu untuk menggilas roh-roh yang telah Ia tetapkan nasibnya ketika Dia meniupkannya ke dalam tubuh manusia?, Apakah wajah-Nya memancarkan cahaya kasih atau menyemprotkan api kebencian?.

Dalam Agama Hindu.

Tidak kita temukan gambaran neraka seperti itu. Lalu apakah orang baik dan orang jahat sama-sama masuk surga?. Bagaimana soal keadilan ditegakkan?. Dalam agama Hindu sebagaimana dijelaskan sebelumnya, setelah mati, jiwa kita (1) mencapai moksa atau (2) lahir kembali kedunia. Bila kita lahir kembali, maka dalam kelahiran itu kita menerima akibat- akibat dari perbuatan kita dari kehidupan yang terdahulu. Akibat baik atau akibat buruk. Disini dikenal istilah kelahiran surga dan kelahiran neraka. Kelahiran surga artinya dalam hidup ini kita menjadi orang yang beruntung dan berbahagia. Kelahiran neraka artinya dalam hidup ini kita akan menderita dan banyak mendapat kesulitan. Penderitaan itu sangat banyak jenisnya. Misalnya karena : sakit yang tidak dapat disembuhkan, penghianatan, kebencian, dendam, iri hati,

Page 12: Agama Hindu

sakit hati, dan kemarahan yang tak terkendali adalah bentuk neraka didunia ini.

Pandangan Kritis tentang Surga dan Neraka.

Gambaran neraka yang begitu kejam tampaknya muncul ketika peradaban masih rendah dan kesadaran moral juga baru tumbuh. Ketika itu manusia dipaksa untuk berbuat baik karena perbuatan buruk akan mendatangkan pembalasan yang sangat kejam. Dasarnya adalah rasa takut akan hukuman yang berlipat ganda.

Ketika peradaban sudah lebih maju dan kesadaran moral sudah lebih tinggi, manusia berbuat baik karena menyadari sepenuhnya perbuatan buruk atau perbuatan jahat, akan membawa penderitaan bagi orang lain. Dasarnya adalah cinta dan hormat atas hidup orang lain.

Dr. Franz Dahler, seorang rohaniwan Katholik mengatakan istilah tradisional dan sedikit usang itu membawa gambaran yang tidak memuaskan sama sekali, karena berdasar kepada ajaran agama yang tidak dewasa, seakan-akan ditujukan kepada anak kecil. Terbayang dalam benak kita semacam bangsal surgawi di atas langit, dimana kita bernyanyi dan terus memandang Tuhan yang berpakaian cemerlang. Itu khayalan bukan kenyataan. Surga adalah kegairahan hidup manusia dalam menerima dan memberi cinta kepada Tuhan dan manusia dalam menerima dan memberi cinta kepada Tuhan dan manusia. Sedangkan neraka adalah tempat dimana manusia tidak bisa mencintai lagi. Perang adalah neraka yang paling tepat. 5)

Kaum sufi Islam mengatakan para penghuni surga adalah orang- orang yang berfikir sederhana (tolol). Menurut para sufi tujuan manusia yang sesungguhnya adalah persatuan dengan Tuhan (manunggaling kawula lan Gusti). Sedangkan sorga hanyalah ciptaan. Para penghuni surga adalah orang-orang yang menganggap kenilmatan jasmaniah (hubungan seks dan kenikmatan lidah) sebagai tujuan tertinggi. 6)

Chairil Anwar, penyair yang paling terkemuka di Indonesia hingga dewasa ini meragukan surga semacam itu. Dalam sajaknya "Sorga" ia menceritakan bahwa ia dituntut untuk taat beragama dengan janji akan diberi surga, dimana ia dapat bercinta dengan para bidadari sambil minum susu sepuas hatinya. Pada bait kedua ia menulis:

Tapi ada suara menimbang dalam diriku, nekat mencemooh : Bisakah kiranya berkering dari kuyup laut biru, gamitan dari tiap pelabuhan gimana? Lagi siapa bisa mengatakan pasti di situ memang ada bidadari suaranya berat menelan seperti Nina, punya kerlingnya Jati?

TUJUAN MANUSIA MENURUT AGAMA HINDU

Page 13: Agama Hindu

Catur Purusartha

Dhrama Tujuan manusia menurut agama Hindu disebut Catur Purusartha (empat tujuan akhir). Tujuan hidup yang pertama adalah dharma. Sebagaimana telah dijelaskan didepan, dharma berarti agama atau kewajiban. Pertama-tama manusia haruslah menjadi manusia beragama. Beragama berarti hidup bermoral. Hidup bermoral merupakan landasan bagi tujuan tujuan hidup berikutnya.

Artha

Tujuan hidup kedua adalah Artha. Artha artinya materi atau secara sempit disebut uang, secara luas artha diartikan sebagai keberhasilan atau kesuksesan. Untuk hidupnya manusia memerlukan materi. Tanpa materi bagaimana kita menyelenggarakan kehidupan rumah tangga, pendidikan dan kewajiban- kewajiban agama? Tapi materi atau kesuksesan itu harus dicapai berdasarkan landasan agama dan dipergunakan sesuai dengan moral agama.

Kama

Tujuan hidup yang ketiga adalah Kama. Kama dalam arti sempit dimaksudkan kesenangan karena aktivitas seksual. Aktivitas seksual pertama-tama berfungsi sebagai prokreasi (regenerasi dan penerusan keturunan). Kedua aktivitas seksual berfungsi rekreasi (re=kembali, kreasi=menciptakan), peneguhan (kembali) hubungan cinta kasih antara suami dan isteri. Sekali lagi, kama harus dilandasi oleh dharma. Hubungan seksual itu harus dilakukan dalam kerangka perkawinan yang sah. Dalam arti luas kama juga mencakup kesenangan-kesenangan yang lain, misalnya yang ditimbulkan oleh keindahan dan seni.

Keseimbangan Jiwa dan Raga

Sebagaimana dikatakan dalam bahasan sebelumnya (Atman : Jiwa yang Kekal), manusia terdiri dari dua aspek yang saling melingkupi, yaitu badan dan jiwa. Masing-masing aspek ini, memiliki kebutuhan-kebutuhan tertentu. Artha dan kama (lebih) merupakan tujuan dari raga dan badan kita. Sedangkan dharma dan moksha merupakan tujuan dari jiwa kita.

Jadi kebutuhan raga dan jiwa kita harus dipenuhi secara seimbang. Agama Hindu sama sekali tidak mengajarkan pemeluknya untuk mengabaikan dunia. Tapi agama Hindu juga tidak mengajarkan kita hanya memikirkan dunia. Tujuan kita yang tertinggi yaitu moksha dicapai melalui perjalanan kita dalam kehidupan didunia ini. Jadi dapat dikatakan ketiga tujuan di atas, yaitu dharma, artha dan kama, merupakan tangga bagi tujuan hidup yang terakhir yaitu moksha. Bagaimana kita memperoleh ketiga tujuan ini, bagaimana kita mempergunakan artha dan kama akan menentukan apakah kita akan mencapai tujuan tertinggi itu atau tidak.

Surga adalah Persinggahan Sementara.

Dalam agama Hindu surga merupakan persinggahan sementara. Menurut Swami Dayananda

Page 14: Agama Hindu

Saraswati, surga adalah pengalaman liburan. Seperti seorang pergi ke Hawai atau ke Bali untuk bersenang-senang sebentar membelanjakan uangnya dan kemudian kembali ke rumahnya.

Bagavad Gita mengatakan : "Setelah menikmati surga yang luas, mereka kembali kedunia ini sesuai ajaran kitab suci. Demi kenikmatan mereka datang dan pergi".

Surga adalah kesenangan sementara (pleasure). Sedangkan kebahagiaan yang sejati (Joy atau happiness) adalah Moksha.

Apakah Moksha?

Menurut Radhakrisnan moksha adalah kelepasan, lepas dari ikatan panca indera dan prinbadi, kepicikan dan keterikatan. Moksha merupakan hasil dari perluasan pribadi dan kebebasan atau kemerdekaan.

K. B. Bahadur menjelaskan moksha adalah kemerdekaan dan kebebasan, terlepasnya jiwa dari rangkaian kelahiran dan kematian. Moksha merupakan tujuan tertinggi setiap orang.

Moksha adalah hidup tak terbatas, pengetahuan tak terbatas dan kebahagiaan tak terbatas. Pembebasan manusia dari segala keterbatasan. Moksha disebut juga jivan-mukti, atau kebahagiaan jiwa yang tiada terbatas. 7). Dalam Upanishad dikatakan moksha adalah persatuan jiwa (roh) dengan Tuhan (Brahman) ibarat sungai yang mengalir ke laut dan kemudian bersatu dengan laut. Upanishad mengatakan : "Temukan kebahagiaan pada kelepasan" (Isa Upanishad); "Tuhan yang Esa yang tak terbatas adalah sumber kebahagiaan (yang terbatas)". (Chandogya Upa). "Moksha atau kebebasan adalah tinggal dalam wujud-Nya yang abadi (Maha). Apa yang dimaksud dengan pernyataan- pernyataan diatas?, Ia tampak sebagai ramuan-ramuan abstrak? Sulit bagi kita untuk membayangkan kebahagiaan yang dimaksudkan dalam moksha.

Di dunia ini kita merasa bahagia bila karir kita sukses. Hubungan suami istri dan hidup rumah tangga kita tidak mengalami gangguan. Anak-anak kita sehat dan cerdas. Apakah ada kebahagiaan tanpa kesenangan seksual, kenikmatan lidah karena memakan buah atau minuman arak yang lesat? Kenikmatan seksual dan kenikmatan lidah karena makanan atau minuman bersifat badani. Karena itu bersifat sementara. Kenikmatan seksual hanya terasa selama aktivitas seksual itu berlangsung. Setelah aktivitas ini selesai, habis juga kenikmatan itu. Kenikmatan karena makanan dan minuman juga terjadi hanya selama kegiatan makan dan minum itu berlangsung. Setalah kegiatan ini selesai, habis juga kesenangannya. Kebahagiaan yang sejati dan abadi tidak tergantung kepada aktivitas badani. Ia bersifat spiritual yang disebabkan oleh kehadiran Yang Suci.

Pengalaman Orang-orang yang Pernah "Mati".

Dokter Raymond A. Moody, Jr, seorang psikiater telah mengadakan pene;itian tentang orang-orang yang pernah dinyatakan mati kemudian hidup kembali (near death experience atau mati

Page 15: Agama Hindu

suri). Pengalaman- pengalaman dari orang- orang yang pernah mengalami kematian seperti ini dikumpulkannya dalam bukunya yang terkenal "Life After Life" telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi "Hidup Sesudah Mati", diterbitkan oleh PT Gramedia.

Seseorang sedang menghadapi maut, pada saat ia mencapi puncak krisis fisiknya, ia mendengar ia dinyatakan mati oleh dokternya. Pada saat itu ia merasa dirinya bergerak dengan cepat melalui suatu terowongan yang gelap dan panjang. Setelah itu ia merasa tiba-tiba berada di luar jasadnya, tapi masih tetap dalam lingkungn yang sama. Ia melihat jasadnya dari satu jarak, seolah-olah ia seorang penonton. Ia menyaksikan usaha-usaha (dokter dan perawat) untuk menghidupkannya kembali. Tak lama kemudian ia melihat arwah saudara- saudara dan kawan-kawannya yang sudah meninggal, dan suatu mahluk cahaya yang penuh kehangatan dan cinta kasih belum pernah ditemuinya muncul dihadapannya. Sebelumnya mahluk tersebut meminta ia menilai kehidupannya dan membantunya dengan menunjukkan kilasan kejadian-kejadian penting dalam hidupnya secara tiba-tiba. Pada suatu saat ia merasa sampai pada satu batas dan ia harus kembali.Tapi ia tak ingin kembali. Di tempat baru ini ia ditemui oleh rasa gembira cinta dan kedamaian yang meluap-luap. Meskipun demikian, entah bagaimana ia bersatu kembali dengan jasadnya, dan ia hidup.

Inilah pengalaman dari orang-orang yang pernah mengalami kematian lalu hidup lagi:

"Semua rasa sakit musnah" "Ada rasa damai dan tenang yang mutlak. Tak ada rasa takut sama sekali" "Setelah aku kembali, aku terus menerus menangis selama kurang lebih seminggu karena aku harus hidup di dunia ini setelah aku melihat dunia yang satu lagi".

Berikut ini kita kutipkan pernyataan-pernyataan mereeka secara lengkap.

"Pada saat terluka aku merasakan suatu perasaan sakit yang sangat hebat. Tapi kemudian semua rasa sakit lenyap. Hari terasa dingin, namun demikian sementara saya berada dalam tempat gelap itu saya merasakan kehangatan dan suatu perasaan senang tiada taranya yang pernah saya alami sebelumnya".

Seorang wanita yang bernafas kembali setelah serangan jantung menuturkan:

"Saya mengalami perasaan yang sangat menyenangkan. Saya tidak merasakan perasaan lain kecuali kedamaian, kesenangan, hanya ketenangan. Saya merasa semua kesulitan saya hilang dan saya berkata kepada diri saya sendiri". "Alangkah tenang dan damainya, dan saya tidak merasa sakit sama sekali".

Seorang laki-laki yang lain menceritakan:

"Saya merasa kesunyian dan damai yang amat menyenangkan. Pengalaman itu sangat indah, dan saya merasakan kedamaian dalam hatiku".

Seorang pria yang "mati" setelah terluka dalam perang vietnam mengatakan ia merasakan : "suatu

Page 16: Agama Hindu

perasaan lega yang luar biasa.Tak ada rasa sakit dan aku belum pernah merasa begitu santai. Aku merasa ketentraman dan semua begitu indah".

Seorang wanita menuturkan :

"Saya menunggu tante saya yang sudah tua selama sakitnya yang terakhir. Saya membantu merawatnya dan pada waktu itu semua anggota keluarga berdo'a untuk kesembuhannya. Nafasnya berhenti beberapa kali tapi kemudaian ia hidup lagi. Akhirnya satu hari ia melihat saya dan berkata: "Joan, saya sudah ada di dunia sana, dan disana indah sekali. Saya ingin tinggal disana, tapi saya tidak bisa selama kamu berdoa agar saya kembali kesini bersama kalian. Doa kalian membuat saya tetap tinggal di sini. Tolonglah jangan berdoa lagi". Kami semua memenuhi permintaannya berhenti berdoa, dan tak lama kemudian ia meninggal".

Dalam bagian lain Dr. Raymond A. Moody, Jr. menjelaskan:

Bahkan mereka yang sebelumnya memiliki keyakinan tradisional tentang kehidupan sesudah mati tampaknya mulai sedikit berubah dengan keyakinannya semula setelah mereka mengalami "kematian" itu. Sesungguhnya dalam semua laporan yang saya kumpulkan tidak seorangpun dari mereka melukiskan gambaran mithological tentang apa yang terdapat pada kehidupan di dunia setelah mati itu. Tidak seorangpun menjelaskan surga para kartunis yang gerbangnya penuh permata, jalan-jalan yang dibuat dari emas, dan malaikat-malaikat bersayap yang memainkan harpa, tidak ada neraka dengan api berkobar-kobar dan setan-setan dengan garpu penyiksa.

Allan Pring yang pernah mendapat pengalaman melihat "dunia lain" mengatakan : "Disana tidak ada seks, uang atau apapun yang berbau nafsu".

Jika tidak ada neraka, lalu bagaimana dengan konsep ganjaran dan hukuman yang diajarkan oleh agama-agama? Apakah semua orang, tanpa memperhatikan perbuatannya di dunia ini akan memperoleh kebahagiaan di akhirat?.

Kemungkinan orang-orang yang pernah mengalami "kematian" yang diselidiki oleh Dr. Raymond A. Moody adalah orang-orang yang pada umumnya telah berbuat baik di dunia. Sebab dalam buku itu juga diceritakan bahwa orang-orang yang mencoba bunuh diri, "mati" lalu hidup kembali mengalami keadaan yang sama sekali tidak menyenangkan.

Penjelasan lainnya adalah bahwa orang-orang yang melakukan perbuatan-perbuatan buruk, akan mendapat penderitaan dalam kelahirannya kembali di dunia ini.

-------------- 1) Dr. J. Verkuji : Etika Kristen, Penerbit Gunung Mulia, Jakarta, 1991, hal 261. 2) Ibid, hal 269 dan Kitab Wahyu. 3) Masda F. Marsudi : Kail tanpa Empang, majalah Tempo, 1 Mei 1993. 4) Keterangan tentang surga Islam diambil dari Syaridah Al, Ma"wasyaraji dan Ahmad al-Qallas : Sorga yang Dijanjikan, penerbit pustaka mantiq, Solo, 1992.

Page 17: Agama Hindu

5) Franz Dahler dan Julius Chandra : Asal dan Tujuan manusia, penerbit Kanisius, Yogyakarta, 1991 hal 137-138. 6) Fritjof Schoun (Muhammad Isa Nurudin) : Islam & Filsafat Parenial, penerbit Mizan, Bandung, 1993, hal 182. 7) Dr. I Made Titib : Untaian Ratna Sari Upanishad, penerbit Yayasan Dharma Narada, Denpasar, 1994, hal 66-67. 8) Raymond A. Moody, Jr. M.D. : Life After Life, penerbit Batam Book, New York, 1986. 

Empat Jalan Menuju Tuhan*)Oleh: KS Arsana

PENDAHULUAN

Pertama penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pembaca tulisan ini atas waktu yang Anda luangkan untuk kita sama-sama belajar tentang ajaran-ajaran Hindu Dharma. Dengan segala kerendahan hati penulis perlu sampaikan bahwa tulisan kecil ini dibuat semata-mata karena keingintahuan penulis untuk mengetahui "setitik air dari dalamnya samudera pengetahuan yang terkandung dalam Weda".

Berbekalkan kekurangan dan keterbatasan pengetahuan yang ada pada penulis, penulis mencoba merangkum dari berbagai sumber tentang ajaran Catur Yoga. Penulis sangat yakin bahwa tulisan kecil ini masih terlalu dangkal untuk dijadikan bahan pengetahuan. Untuk itu, demi penyempurnaannya sebagai sebuah pengetahuan, mohon diuji dan ditelusuri kebenarannya pada pustaka-pustaka yang lebih representatif. PENGERTIAN

Catur Yoga berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu: Catur yang berarti Empat, dan Yoga yang berarti Hubungan (yoga berasal dari akar kata yuj). Dengan demikian Catur Yoga secara sederhana dapat diartikan sebagai empat jalan untuk mengadakan hubungan atau menuju Tuhan (Hyang Widhi, Paramatma, God, Allah).

Ke empat jalan tersebut adalah: • Jnana Yoga

• Bhakti Yoga

• Karma Yoga

• Raja Yoga

Page 18: Agama Hindu

Agama Hindu memberi kebebasan kepada para penganutnya untuk memilih jalan manapun dari ke empat jalan utama yang ada untuk menuju Tuhan. Keempat jalan ini memiliki sifat dan kekhasan tersendiri, yang dapat dijalankan oleh setiap orang sesuai bakat dan kemampuan (swadharma) masing-masing. Ibarat naik untuk mencapai puncak sebuah gunung, kita dapat mendakinya dari sisi manapun. Sisi Utara, sisi Timur, sisi Selatan, dan sisi Barat dapat kita daki, hanya masing-masing sisi memiliki medan yang berbeda-beda. Kemampuan dan keterampilan masing-masing orang dalam mendaki juga berbeda-beda. Ke empat jalan tersebut sama baiknya, asalkan diikuti dengan ketetapan dan keteguhan hati. Hal ini seperti digemakan dalam pustaka suci Bhagavad-Gita:

Bagaimanapun jalan manusia mendekati-Ku Aku terima sama, O Arjuna Manusia menuju-Ku dalam segala jalan.

(Bhagavad-Gita IV: 11) Menurut analisis Hindu pada umumnya ada empat macam pribadi manusia. Beberapa orang pada dasarnya suka merenung. Yang lainnya amat emosional. Yang lainnya lagi adalah tipe orang aktif. Dan akhirnya, ada beberapa orang yang paling tepat dikategorikan sebagai orang yang lebih suka akan pengalaman atau percobaan. Masing-masing jenis kepribadian ini diberi jenis yoga (jalan) sendiri-sendiri. Tiap yoga itu dimaksudkan untuk memanfaatkan bakat yang dimiliki orang yang bersangkutan (Smith, 1985, p. 41).

DARI ILMU PENGETAHUAN SAMPAI LATIHAN PSIKOLOGIS

Berikut ini disajikan secara ringkas masing-masing yoga tersebut satu-persatu.

Jnana YogaJalan Menuju Tuhan Melalui Ilmu PengetahuanJalan ini dimaksudkan untuk para pencari kehidupan rohani yang mempunyai kecenderungan intelektual dan kemampuan spiritual cukup kuat. Bagi orang-orang yang mempunyai bakat, kemampuan, dan watak seperti ini, dengan mempelajari dan mendalami ajaran kerohanian ia akan mampu mencapai kesadaran ilahi yang religius (kesadaran atman). Tujuan dari yoga ini adalah untuk "membelah bidang yang tak diketahui dengan pedang pembedaan". Bidang yang tak diketahui adalah bidang transendental, yang umumnya memang kurang diketahui oleh kebanyakan orang pada masa sekarang ini. Kemampuan untuk membedakan ini dapat diperoleh melalui tiga langkah, yaitu:

• Mendengar Mendengarkan ucapan orang-orang bijaksana tentang Tuhan (srawanam) ataupun usaha mencari dan mendekati-NYA melalui pustaka-pustaka suci. • Berpikir Melakukan refleksi pikiran secara mendalam untuk mengerti adanya hakikat-hidup (atman). Di balik segala lapisan yang kita bangun untuk membentengi diri kita sendiri, martabat kita, gelar kita, status kita, dan kebutuhan kita untuk dipandang dalam cara-cara tertentu – di balik semua itu, tetap terdapat jati diri yang sejati, jati diri hakiki, sang jiwa (atman). Hal ini dapat dilakukan dengan menelaah bahasa yang sehari-hari kita gunakan dan merenungkan maknanya. Misalnya: "Ini bajuku". Di sini antara "baju" dengan "ku" adalah dua hal yang berbeda. Begitu juga bila kita telusuri perkataan "Ini tubuhku". • Samadhi Melakukan perenungan untuk menyadari dan menghayati adanya atman sebagai pribadi-sejati. Yoga pengetahuan dianggap merupakan jalan tersingkat menuju kesadaran atman, namun jalan tersebut juga yang paling terjal. Maharsi, Rsi, filsuf dan sufiolog adalah para pengikut jalan ini.

Page 19: Agama Hindu

Bhakti YogaJalan Menuju Tuhan Melalui Cinta-KasihBhakti Yoga adalah jalan untuk menuju Tuhan (mencapai kesempurnaan, moksa) dengan melaksanakan bhakti, cinta-kasih, dan penyerahan diri secara total kepada Tuhan. Bhakti Yoga mempunyai pengikut yang sangat banyak, karena merupakan yoga yang paling populer di antara ke empat jenis yoga. Hal ini disebabkan umumnya hidup ini lebih banyak digerakkan oleh perasaan daripada akal; dan di antara demikian banyak perasaan yang menghimpit manusia, yang terkuat serta paling luas cakupannya adalah perasaan cinta. Semua prinsip dasar bhakti yoga amat banyak contohnya dalam agama Kristen. Bahkan dari sudut pandangan agama Hindu, agama Kristen adalah suatu jalan raya bhakti menuju Tuhan, yang disinari oleh lampu-lampu cemerlang. Jalan-jalan lain bukannya diabaikan, akan tetapi tidak demikian menonjol (Smith, 1985, p. 46). Seorang bhakta (orang yang menjalankan bakti, devotee) dengan sujud dan cinta menyembah dan berdoa, serta dengan penyerahan diri secara total mempersembahkan jiwa-raganya kepada Tuhan, dan memperbesar cinta-kasihnya menjadi cinta-kasih yang universal kepada semua mahluk. Dengan cara mencintai Tuhan seperti ini seorang bhakta akan mencapai kesempurnaan. Hal ini seperti dinadakan dalam Bhagavad-Gita:

Mereka yang memusatkan pikirannya kepada-Ku, menyembah Aku dengan rasa cinta yang teguh dan dengan kepercayaan tinggi, mereka Aku nilai sebagai yang tersempurna dalam yoga.

(Bhagavad-Gita XII: 2) Ada tiga ciri pendekatan bhakta dalam menjalankan baktinya yang perlu disebutkan, yaitu: • Japam Mengulang-ulang salah satu nama Tuhan dalam setiap aktivitas. Pendekatan diri dan pemujaan kepada Tuhan dengan cara mengulang-ulang nama Tuhan disebut juga smaranam. Sebagai bandingan, dalam terminologi agama Islam ada dikenal istilah dzikir, yaitu mengulang-ulang asma Allah. Japam juga sangat mirip dengan apa yang terdapat dalam aliran agama Kristen Klasik yang mengajarkan: "menyerukan Nama Yesus secara terus-menerus tiada henti-hentinya, dengan lidah, dalam roh dalam hati ..... selama kerja apapun, sepanjang waktu di segala tempat, bahkan di saat sedang tidur" (Smith, 1985, p. 49). • Mendengungkan Pergantian Cinta Kemampuan manusia sepenuhnya untuk mencintai menunjukkan bahwa setiap model cinta perlu direalisasikan (misalnya, kepada anak, orangtua, teman, kekasih, dan sebagainya) dan agama Hindu mendorong para bhakta agar mengalihkan setiap kemampuan cinta ini kepada Tuhan. • Pemujaan Tuhan dalam Bentuk Ideal yang Dipilih Seseorang Bentuk yang paling ideal bagi kebanyakan orang adalah penjelmaan Tuhan menjadi manusia. Tuhan lebih mudah dicintai di saat Ia menjelma menjadi manusia, karena kita sudah terbiasa untuk mencintai manusia. (Penjelmaan Tuhan ke dunia dalam terminologi Hindu dikenal dengan Avatara, misalnya Matsya Avatara, Rama Avatara, Khrisna Avatara, Buddha Avatara, dan sebagainya. Tentang penjelmaan Tuhan ke dunia ini baca Bhagavad-Gita IV: 7-8).

Karma YogaJalan Menuju Tuhan Melalui Kerja Karma Yoga adalah jalan untuk mencapai kesempurnaan, yaitu menuju Tuhan, berdasarkan perbuatan baik (cuba-karma) dan tidak mengikatkan diri pada hasil kerja itu. Kerja adalah pokok kehidupan manusia. Dorongan untuk bekerja bukanlah lagi motivasi ekonomis melainkan motivasi psikologis. Jika terpaksa menganggur, sebagian besar orang akan gelisah; dan orang cenderung kehilangan semangat bila terpaksa pensiun. Jalan menuju Tuhan melalui kerja dimaksudkan untuk orang-orang yang berwatak aktif. Jalan ini mempunyai rute-rute alternatif tergantung pendekatan kita, apakah secara filosofis atau

Page 20: Agama Hindu

dengan sikap cinta. Dalam rangka ke empat yoga, maka karma yoga bisa dipraktekkan dengan gaya yoga jnana (pengetahuan) atau gaya yoga bhakti (devosi). Seorang karmin (orang yang menjalankan karma yoga) mengerjakan pekerjaannya sebagai persembahan kepada Tuhan, dan akan berusaha memberikan hasil kerja yang terbaik yang mampu ia lakukan. Dalam mengerjakan pekerjaannya, bahkan dalam setiap tindakannya sehari-hari, ia melakukannya dengan tidak mempertimbangkan untung-rugi bagi dirinya sendiri.

"Ia yang bekerja tanpa perasaan lekat pada pekerjaannya dan menyerahkannya untuk Tuhan, tidak ternoda oleh akibatnya, bagaikan daun bunga teratai tidak ternoda oleh air di sekitarnya"

Bhagavad-Gita (V: 10). Raja YogaJalan Menuju Tuhan Melalui Latihan PsikologisHipotesis yang mendasari ajaran Raja Yoga ini adalah ajaran agama Hindu tentang manusia. Secara sederhana dapat disebutkan bahwa manusia terdiri dari empat lapisan, yaitu:

1.Tubuh Jasmani (badan kasar atau sthula-carira).

2.Alam pikiran dan pengalaman yang disadari (badan halus atau suksma-carira).

3.Kawasan bawah-sadar pribadi (badan penyebab atau karana-carira).

4.Hakikat-Hidup (roh, soul, atman/jiwatman).

Metode yang digunakan dalam raja yoga adalah sengaja melakukan mawas-diri, yaitu usaha untuk menyadari Hakikat-Hidup itu sendiri. Untuk mencapai penghayatan Hakikat-Hidup ini ditempuh delapan langkah pengendalian dan pengembangan diri (dalam terminologi Hindu, delapan langkah ini disebut Astangga-yoga), yaitu: • Langkah 1 dan 2 (Yama dan Niyama Brata): Dua langkah ini berkenaan dengan pengantar moral.• Langkah 3 (Asana): pengaturan sikap badan agar tidak mengganggu konsentrasi (pikiran). • Langkah 4 (Pranayama): Pengaturan jalannya nafas, juga agar tidak menggangu konsentrasi (pikiran). • Langkah 5 (Pratyahara): Penarikan indria dari objek-objek duniawi agar konsentrasi pikiran tidak terganggu. • Langkah 6 (Dharana): Memusatkan konsentrasi pikiran hanya pada satu objek, yaitu alam pikiran itu sendiri. • Langkah 7 dan 8 (Dhyana dan Samadhi): Perenungan yang mendalam pada suatu objek untuk mencapai kesadaran yang tertinggi, yaitu kesadaran akan Hakikat-Hidup (kesadaran ilahi, kesadaran atman).

PENUTUPDemikian uraian singkat tentang Catur Yoga. Semua jalan (marga) dari ke empat jalan ini memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk menuju kesempurnaan dalam arti kesatuan jiwatman dan Paramatman. Jnana Yoga diperuntukkan bagi manusia yang kuat mendalami ilmu pengetahuan, Bhakti Yoga bagi mereka yang kuat dalam cinta-kasih, Karma Yoga bagi mereka yang kuat dalam kerja, dan Raja Yoga bagi mereka yang kuat dalam latihan psikologis. Ke empat jalan ini sama baiknya, tidak ada yang bertentangan, bahkan saling melengkapi. Ini menunjukkan bahwa Hindu memberi kebebasan dan kemerdekaan pada setiap individu untuk mendekatkan diri pada Tuhan sesuai dengan sifat bawaan dan kemampuan masing-

Page 21: Agama Hindu

masing, dan pada saat yang sama juga memberi penghargaan dan rukun satu sama lain sehingga harmoni dalam kehidupan sosial beragama tetap terpelihara. Sebetulnya, masih banyak hal yang dapat diuraikan dalam kaitannya dengan Catur Yoga ini. Terlebih lagi karena ajaran Catur Yoga ini sangat menarik untuk dibahas dan didalami bila dikaitkan dengan ajaran "catur" lainnya dalam Hindu Dharma, seperti: • Catur Warna: Brahmana, Ksatrya, Wesia, dan Sudra. • Catur Ashrama: Brahmacari, Grahasta, Wanaphrasta, dan Bhiksukka.• Catur Yuga (Empat Jaman): Sath-Yuga (Jaman Emas), Dwapara-Yuga (Jaman Perak), Tretya-Yuga (Jaman Perunggu), dan Kali-Yuga (Jaman Besi). Harapan penulis, semoga rangkuman kecil ini ada gunanya untuk menambah wawasan pengetahuan kita tentang Hindu Dharma, paling tidak dapat menambah semangat kita untuk lebih tertarik dan mendalami ajaran-Nya. Semoga damai di hati, damai di dunia, dan damai selalu atas waranugraha-Nya.

Sumber Bacaan:

1. Bhagawadgita. Terjemahan G. Pudja MA, SH; 1985/1986. Jakarta: Mayasari. 2. Huston Smith, 1985. Agama-agama Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 3. IKN Natih dan IW Winda Wirawan, 1975. Pokok-pokok Agama Hindu. Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia. 4. Swami Sivananda, 1991. Yoga Asanas. Diterjemahkan oleh Kwee Liong Tian. Semarang: Penerbit Mandira.

*) Penulis adalah seorang psikolog, Ketua Bidang Pengembangan Swadaya Masyarakat DPP Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (PERADAH-INDONESIA), Indonesia Representative of ASEAN Hindu Youth Council (AHYC).

Terakhir di-edit oleh goesdun; 05-03-2008 Pk. 09:39 AM.

Sumber: Dharma Wacana / Renungan - IndoForum http://www.indoforum.org/t38435/#ixzz1fwu6H2dB Hak Cipta: www.indoforum.org

Pengertian dan Tujuan Agama Hindu Agama sebagai pengetahuan kerohanian yang menyangkut soal-soal rohani yang bersifat gaib dan methafisika secara esthimologinya berasal dari bahasa sansekerta, yaitu dari kata "A" dan "gam".  "a" berarti tidak dan "gam" berarti pergi atau bergerak. Jadi kata agama berarti sesuatu yang tidak pergi atau bergerak dan bersifat langgeng. Menurut Hindu yang dimaksudkan memiliki sifat langgeng (kekal, abadi dan tidak berubah-ubah) hanyalah Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa). Demikian pula ajaran-ajaran yang diwahyukan-Nya adalah kebenaran abadi yang berlaku selalu, dimana saja dan kapan saja.

Berangkat dari pengertian itulah, maka agama adalah merupakan kebenaran abadi yang

Page 22: Agama Hindu

mencakup seluruh jalan kehidupan manusia yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para Maha Rsi dengan tujuan untuk menuntun manusia dalam mencapai kesempurnaan hidup yang berupa kebahagiaan yang maha tinggi dan kesucian lahir bathin.

TUJUAN AGAMA HINDU

Tujuan agama Hindu yang dirumuskan sejak Weda mulai diwahyukan adalah "Moksartham Jagadhitaya ca iti Dharma", yang artinya bahwa agama (dharma) bertujuan untuk mencapai kebahagiaan rohani dan kesejahteraan hidup jasmani atau kebahagiaan secara lahir dan bathin. Tujuan ini secara rinci disebutkan di dalam Catur Purusa Artha, yaitu empat tujuan hidup manusia, yakni Dharma, Artha, Kama dam Moksa.

Dharma berarti kebenaran dan kebajikan, yang menuntun umat manusia untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan. Artha adalah benda-benda atau materi yang dapat memenuhi atau memuaskan kebutuhan hidup  manusia. Kama artinya hawa nafsu, keinginan, juga berarti kesenangan sedangkan Moksa berarti kebahagiaan yang tertinggi atau pelepasan.

Di dalam memenuhi segala nafsu dan keinginan harus berdasarkan atas kebajikan dan kebenaran yang dapat menuntun setiap manusia di dalam mencapai kebahagiaan. Karena seringkali manusia menjadi celaka atau sengsara dalam memenuhi nafsu atau kamanya bila tidak berdasarkan atas dharma. Oleh karena itu dharma harus menjadi pengendali dalam memenuhi tuntunan kama atas artha, sebagaimana disyaratkan di dalam Weda (S.S.12) sebagai berikut:

Kamarthau Lipsmanastudharmam eweditaccaret,na hi dhammadapetyarthahkamo vapi kadacana.Artinya:Pada hakekatnya, jika artha dan kama dituntut, maka hendaknyalah dharma dilakukan terlebih dahulu. Tidak dapat disangsikan lagi, pasti akan diperoleh artha dan kama itu nanti. Tidak akan ada artinya, jika artha dan kama itu diperoleh menyimpang dari dharma.

Jadi dharma mempunyai kedudukan yang paling penting dalam Catur Purusa Artha, karena dharmalah yang menuntun manusia untuk mendapatkan kebahagiaan yang sejati. Dengan jalan dharma pula manusia dapat mencapai Sorga, sebagaimana pula ditegaskan di dalam Weda (S.S.14), sebagai berikut:

Dharma ewa plawo nanyahswargam samabhiwanchatamsa ca naurpwani jastatam jaladhen paramicchatahArtinya:Yang disebut dharma adalah merupakan jalan untuk pergi ke sorga,  sebagai halnya perahu yang merupakan alat bagi saudagar  untuk mengarungi lautan.

Page 23: Agama Hindu

Selanjutnya di dalam Cantiparwa disebutkan pula sebagai berikut:

Prabhawar thaya bhutanamdharma prawacanam krtamyah syat prabhawacam yuktahsa dharma iti nicacayahArtinya:Segala sesuatu yang bertujuan memberi kesejahteraan dan memelihara semua mahluk, itulah disebut dharma (agama), segala sesuatu yang membawa kesentosaan dunia itulah dharma yang sebenarnya.

Demikian pula Manusamhita merumuskan dharma itu sebagai berikut:"Weda pramanakah creyah sadhanam dharmah"Artinya:Dharma (agama) tercantum didalam ajaran suci Weda, sebagai alat untuk mencapai kesempurnaan hidup, bebasnya roh dari penjelmaan dan manunggal dengan Hyang Widhi Wasa (Brahman).

Weda (S.S. 16) juga menyebutkan :

Yathadityah samudyan wai tamahsarwwam wyapohatiewam kalyanamatistam sarwwapapam wyapohatiArtinya:Seperti halnya matahari yang terbit melenyapkan gelapnya dunia, demikianlah orang yang melakukan dharma, memusnahkan segala macam dosa.

Demikianlah dharma merupakan dasar dan penuntun manusia di dalam menuju kesempurnaan hidup, ketenangan dan keharmonisan hidup lahir bathin. Orang yang tidak mau menjadikan dharma sebagai jalan hidupnya maka tidak akan mendapatkan kebahagiaan tetapi kesedihanlah yang akan dialaminya. Hanya atas dasar dharmalah manusia akan dapat mencapai kebahagiaan dan kelepasan, lepas dari ikatan duniawi ini dan mencapai Moksa yang merupakan tujuan tertinggi. Demikianlah Catur Purusa Artha itu.

Tuntunan Dasar Agama Hindu (milik Departemen Agama)Disusun oleh: Drs. Anak Agung Gde Oka Netra