afakia
DESCRIPTION
laporan kasusTRANSCRIPT
STATUS PASIEN
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Jeis Kelamin : Perempuan
Umur : 71 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Desa Mancar Timur Peterongan Jombang
II. ANAMNESIS
Autoanamnesis tanggal : 26 Januari 2010
Keluhan Utama : Penglihatan mata kiri kurang jelas tanpa disertai mata merah
sejak ± 1 tahun yang lalu
Keluhan Tambahan : Mata seperti ada yang bergoyang-goyang
Riwayat perjalanan penyakit:
Pasien datang ke poli Mata RSPAD dengan keluhan mata kiri kurang jelas bila
digunakan untuk melihat. Keluhan dirasakan sejak ± 1 tahun yang lalu setelah pasien
melakukan operasi katarak. Selain itu pasien juga mengeluhkan mata kiri nya seperti ada
yang bergoyang - goyang. Tetapi pasien belum melakukan tindakan apa-apa untuk
mengatasi keluhan itu.
Penglihatan pasien dari hari kehari tidak dirasakan menurun dan tidak disertai keluhan
lain seperti mata merah, mata sakit, kepala pusing dan penglihatan seperti ada pelangi saat
melihat cahaya. Pasien menyangkal sulit beradaptasi di ruang gelap. Pasien menyangkal
memiliki riwayat penyakit kencing manis, tekanan darah tinggi dan riwayat pernah
meminum obat untuk penyakit TBC.
Pasien tidak memakai kacamata, untuk mengatasi keluhan tersebut. Pasien pernah
melakukan operasi katarak pada kedua matanya.
Riwayat Penyakit Dahulu :
- Hipertensi : disangkal
- DM : disangkal
- Trauma Mata : disangkal
- Katarak : Operasi pada mata kiri tanggal 18 Maret 2009
Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami sakit yang serupa dengan pasien.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
Tekanan darah: tidak dilakukan
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 22 x/menit
Suhu : Afebris
Kepala : Normocephal
Hidung : tidak dilakukan
Telinga : tidak dilakukan
Leher : tidak dilakukan
Jantung : tidak dilakukan
Paru-paru : tidak dilakukan
Abdomen : tidak dilakukan
Extremitas : akral hangat
Status Oftalmologi
1.Visus
KETERANGAN OD OS
Tajam penglihatan 1.0 3/60
Koreksi C- 1.00 x 170° à
1.0
S+ 10.50 C- 1.00 x 100 º
→ 0,4
Addisi S+ 2.75 J2 S+2.75 J2
Distansia Pupil 64/62 mm 64/62 mm
Kacamata lama Tidak ada Tidak ada
2. Kedudukan bola mata
KETERANGAN OD OS
Eksoftalmus Tidak ada Tidak ada
Endoftalmus Tidak ada Tidak ada
Deviasi Tidak ada Tidak ada
Gerakan bola mata Baik ke semua arah
Pergerakan maximal
Baik ke semua arah
pergerakan maximal
3. Supra silia
KETERANGAN OD OS
Warna Hitam Hitam
Letak Simetris Simetris
4. Palpebra superior inferior
KETERANGAN OD OS
Edema Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Ektropion Tidak ada Tidak ada
Entropion Tidak ada Tidak ada
Blefarospasme Tidak ada Tidak ada
Trikiasis Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Fissura palpebra 10 mm 10 mm
Ptosis Tidak ada Tidak ada
Hordeolum Tidak ada Tidak ada
Kalazion Tidak ada Tidak ada
Pseudoptosis Tidak ada Tidak ada
5. Konjungtiva tarsalis superior & Inferior
KETERANGAN OD OS
Hiperemis Tidak ada Tidak ada
Folikel Tidak ada Tidak ada
Papil Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Anemia Tidak ada Tidak ada
Kemosis Tidak ada Tidak ada
6. Konjungtiva bulbi
KETERANGAN OD OS
Injeksi konjungtiva Tidak ada Tidak ada
Injeksi Siliar Tidak ada Tidak ada
Perdarahan
subkonjungtiva
Tidak ada Tidak ada
Pterigium Tidak ada Tidak ada
Pinguekula Tidak ada Tidak ada
Nevus Pigmentosus Tidak ada Tidak ada
Kista dermoid Tidak ada Tidak ada
7. Sistim lakrimalis
KETERANGAN OD OS
Punctum Lacrimal Terbuka Terbuka
Tes anel Tidak dilakukan Tidak dilakukan
8. Sklera
KETERANGAN OD OS
Warna Putih Putih
Ikterik Tidak ada Tidak ada
9. Kornea
Kejernihan Jernih Jernih
Permukaan Licin Licin
Ukuran mm Mm
Sensibilitas Baik Baik
Infiltrat Tidak ada Tidak ada
Ulkus Tidak ada Tidak ada
Perforasi Tidak ada Tidak ada
Arkus senilis ada Ada
Edema Tidak ada Tidak ada
Tes Placido Tidak dilakukan Tidak dilakukan
10. Bilik mata depan
KETERANGAN OD OS
Kedalaman normal Dalam
Kejernihan Jernih Jernih
Hifema Tidak ada Tidak ada
Hipopion Tidak ada Tidak ada
Efek Tyndall Tidak dilakukan Tidak dilakukan
11. Iris
KETERANGAN OD OS
Warna Coklat Kehitaman Coklat Kehitaman
Kriptae Jelas Jelas
Bentuk Bulat Termulen
Sinekia Tidak ada Tidak ada
Koloboma Tidak ada Tidak ada
12. Pupil
KETERANGAN OD OS
Letak Di tengah Di tengah
Warna lbh hitam
Bentuk Bulat Bulat
Ukuran 3 mm 3 mm
Refleks cahaya langsung Positif Positif
Refleks cahaya tidak langsung Positif Positif
13. Lensa
KETERANGAN OD OS
Kejernihan Jernih -
Letak IOL, di tengah -
Shadow Test Negatif Negatif
14. Badan kaca
15. Fundus okuli
KETERANGAN OD OS
a. Papil
Bentuk Bulat Bulat
Batas Tegas Tegas
Warna Kuning kemerahan Kuning kemerahan
b. Makula Lutea
Refleks Positif Positif
Edema Tidak ada Tidak ada
c. Retina
Perdarahan Tidak ada Tidak ada
C/D Ratio 0,3 mm 0,3 mm
Ratio AV 2:3 2:3
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
KETERANGAN OD OS
Kejernihan Jernih Jernih
16. Palpasi
KETERANGAN OD OS
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Massa Tumor Tidak ada Tidak ada
Tensi Okuli Normal / palpasi Normal / palpasi
Tonometri Schiotz 7,5/7,5 à 17.0 mmHg6,5/7,5 à mmHg
17. Kampus visi
KETERANGAN OD OS
Tes Konfrontasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
IV. RESUME
Anamnesis
Pasien datang ke poli Mata RSPAD untuk kontrol mata.
Keluhan mata kiri kurang jelas bila digunakan untuk melihat sejak ± 1 tahun yang
lalu.
Mata kiri nya seperti ada yang bergoyang - goyang
Pasien pernah melakukan operasi katarak pada kedua matanya.
Penglihatan kurang jelas dan tidak disertai keluhan lain seperti mata merah, mata
sakit, kepala pusing dan penglihatan seperti ada pelangi saat melihat, sulit beradaptasi
pada ruang gelap.
Pasien tidak menggunakan kaca mata
Riwayat penyakit kencing manis, tekanan darah tinggi dan riwayat pernah meminum
obat untuk penyakit TBC disangkal.
1.Visus
KETERANGAN OD OS
Tajam penglihatan 1.0 3/60
Koreksi C- 1.00 x 170 ° à 1.0 S+ 10.50 C- 1.00 x 100 º
→ 0,4
Addisi S+ 2.75 J2 S+ 2.75 J2
Distansia Pupil 64/62 mm 64/62 mm
Kacamata lama Tidak ada Tidak ada
2. Bilik mata depan
KETERANGAN OD OS
Kedalaman Normal Dalam
Kejernihan Jernih Jernih
Hifema Tidak ada Tidak ada
Hipopion Tidak ada Tidak ada
Efek Tyndall Tidak dilakukan Tidak dilakukan
3. Iris
4. Lensa
KETERANGAN OD OS
Kejernihan Jernih -
Letak IOL, Ditengah -
Shadow Test Negatif Negatif
V. DIAGNOSIS
OD : Astigmatismus miopikus simpleks
OS : Afakia post Op Pheco
KETERANGAN OD OS
Warna Coklat Kehitaman Coklat Kehitaman
Kriptae Jelas Jelas
Bentuk Bulat Termulen
Sinekia Tidak ada Tidak ada
Koloboma Tidak ada Tidak ada
Astigmatismus Mixtus
VI. DIAGNOSIS BANDING
Kelainan refraksi (Astigmatisme dan Hipermetropia)
VII. ANJURAN PEMERIKSAAN Darah rutin : Hb, Ht, eritrosit, leukosit, GDS, PT/APTT
Pemeriksaan EKG
Tonometri
Biometri
VIII. PENATALAKSANAAN
Koreksi visus dengan penggunaan kacamata
Rencana operasi pemasangan IOL
IX. PROGNOSIS
OD OS
Ad vitam : ad bonam ad bonam
Ad fungsionam : ad bonam ad bonam
Ad sanationam : ad bonam ad bonam
X. ANALISA KASUS
Diagnosis didapatkan berdasarkan :
Anamnesis
Dari keluhan yang didapat pasien merasa mata kirinya kurang jelas bila untuk melihat
dan merasa seperti ada yang bergoyang - goyang. keluhan dirasakan sejak ± 1 tahun
yang lalu. Dan tidak ada mata merah. Keterangan ini mengarahkan pemeriksa pada
suatu keadaan tidak ada lensa (afakia), Ini menyebabkan kehilangan akomodasi.
Tidak disertai keluhan lain seperti mata merah, mata sakit, kepala pusing penglihatan
seperti ada pelangi saat melihat dan sulit beradaptasi pada ruang gelap. Hal ini
dilakukan untuk menyingkirkan penyakit - penyakit pada kelompok mata merah visus
menurun, mata tenang visus turun mendadak dan mata tenang visus turun perlahan.
Operasi Phecoemulsifikasi dilakukan Maret 2009 pada mata kiri dan tidak dipasang
lensa. Hal inilah yang membuat pasien memiliki keluhan seperti yang tertulis diatas.
(Kelainan refraksi astigmatisme atau hipermetropia pada afakia).
Adanya keluhan tambahan dimana mata kiri nya seperti ada yang bergoyang – goyang
mempertegas lagi adanya tanda iris trmulens pada keadaan afakia.
Visus mata kanan 1.0 dikoreksi C- 1.00 x 170 ° à 1.0 addisi S+2.75 J2
Visus mata kiri 3/60 dikoreksi S+ 10.50 C- 1.00 x 100 º à 0,4 addisi S+2.75 J2,
addisi ukuran tersebut diambil karena usia pasien diatas 60 tahun.
Pada pemeriksaan lensa, mata kiri tidak ada dan hasil shadow test (-) lalu pasien
memiliki riwayat Op katarak yang tidak dipasang lensa. Pada pemeriksaan iris mata
kiri ditemukan bentuk tremulens. Bilik mata depan kiri tampak dalam. Hal ini
menunjang pada diagnosis afakia post op katarak.
Pemeriksaan anjuran dilakukan untuk persiapan rencana pemasangan IOL. Untuk
lebih mempermudah jalannya tindakan operasi sehingga penyulit OP bisa dikurangi.
Penatalaksanaan afakia bisa dilakukan dengan koreksi visus dengan penggunaan
kacamata afakia dan pemasangan IOL untuk mendapatkan tajam penglihatan yg lebih
baik lagi.
Prognosis pasien ini ad bonam untuk mata kiri.
dikarenakan keadaan ini bisa diatasi dengan kaca mata plus tebal atau kaca mata
afakia, penggunaan lensa kontak. Segala tindakan tersebut memiliki beberapa
kelemahan contohnya pada penggunaan kaca mata afakia ;
• benda-benda akan tampak lebih besar dari ukuran sebenarnya
• luas lapang pandangan terbatas
• kacamata lebih berat
• secara kosmetik kurang baik
Adapun Penggunaan lensa kontak bisa diambil juga untuk mengatasi keadaan ini.
Lensa kontak terlihat lebih memberikan keuntungan dibanding penggunaan kacamata
afakia apabila penggunaan lensa kontak dilakukan dengan benar dan sesuai dengan
cara-cara yang dianjurkan dan akan aman untuk mata.
Konsultasi dengan dokter mata sangat diperlukan.
Afakia mungkin terjadi sebagai akibat dari trauma, subluksasi atau dislokasi lensa,
tindakan pembedahan pada pengelolaan katarak, akibat perforasi luka atau ulkus atau
anomali bawaan. Pada pasien ini afakia terjadi karena tindakan pembedahan pada
pengelolaan katarak.
TINJAUAN PUSTAKA
FISIOLOGI
Secara fisiologi lensa mempunyai sifat tertentu yaitu: Kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam akomodasi untuk
menjadi cembung. Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan Terletak ditempatnya
ASTIGMATISMA
Astigmatisma adalah sebuah gejala penyimpangan dalam pembentukkan bayangan pada lensa, hal ini disebabkan oleh cacat lensa yang tidak dapat memberikan gambaran/ bayangan garis vertikal dengan horizotal secara bersamaan. Cacat mata ini sering disebut juga mata silinder.
AFAKIA
Afakia adalah suatu keadaan dimana mata tidak mempunyai lensa sehingga mata tersebut menjadi hipermetropia tinggi. Afakia mungkin terjadi sebagai akibat dari trauma, subluksasi atau dislokasi lensa, atau tindakan pembedahan pada pengelolaan katarak, akibat perforasi luka atau ulkus, atau anomali bawaan. Ini menyebabkan kehilangan akomodasi, hyperopia, dan bilik mata depan dalam.Etiologi Trauma, subluksasi atau dislokasi lensa, tindakan pembedahan pada pengelolaan katarak dan anomali bawaan.
Keadaan patologik lensa ini dapat berupa: Tidak kenyal pada orang dewasa yang akan mengakibatkan presbiopia Keruh atau apa yang disebut katarak Tidak berada di tempat atau subluksasi dan dislokasi
Lensa pada orang dewasa di dalam perjalanan hidupnya akan menjadi bertambah besar dan berat. Diagnosis
Daftar tanda-tanda dan gejala yang disebutkan dalam berbagai sumber untuk afakia meliputi 4 gejala di bawah ini :
Mata tidak ada lensa Hyperopia Kehilangan akomodasi Penglihatan kabur
Gejala mata afakia, seperti : Iris tremulan atau iris bergoyang Bilik mata dalam Hipermetropia tinggi dan biasanya sampai + 10,0 – 12,0 Dioptri Untuk membaca dekat dipakai tambahan lensa + 3,0 D
Penderita Afakia memerlukan pemakaian lensa yang tebal, maka akan memberikan keluhan pada mata tersebut sebagai berikut:
Benda yang dilihat menjadi lebih besar 25% dibanding normal Terdapat efek prisma lensa tebal, sehingga benda terlihat seperti melengkung Pada penglihatan terdapat keluhan seperti badut di dalam kotak atau fenomena jack in
the box, dimana bagian yang jelas terlihat hanya pada bagian sentral, sedang penglihatan tepi kabur.
Penatalaksanaan
Afakia bisa dikoreksi dengan menggunakan kacamata, lensa kontak atau dengan menanam lensa. Pada pasien hipermetropia dengan afakia diberikan kaca mata sebagai berikut:
Pusat lensa yang dipakai letaknya tepat pada tempatnya Jarak lensa dengan mata cocok untuk pemakaian lensa afakia Bagian tepi lensa tidak mengganggu lapang pandangan Kacamata tidak terlalu berat
Pada saat ini setiap bedah katarak dilakukan penanaman lensa intraokuler untuk afakia yang terjadi. Koreksi untuk mata afakia dapat memberikan beberapa keuntungan dan kerugian seperti terlihat pada tabel
Tabel Perbandingan pemakaian lensa koreksi setelah pembedahan
Lensa tanam Lensa Kontak Kacamata
Luas pandangan Penuh Penuh Terbatas
Pembesaran benda Normal 7-10% 25-30%
Benda melengkung Tidak Tidak Ya
Pemakaian 24 jam/hari Ya Tidak Tidak
Lihat serentak 2 mata Ya Kadang Tidak
Penglihatan kedalaman 85% 50% 30%
Kerja berdebu Dapat Tidak dapat Tidak dapat
Dipasang Saat bedah Saat kerja Saat kerja
Penyulit pemakaian Tidak ada Harus bersih Berat
Pasien tremor Dapat Tidak dapat Sukar
Habilitasi penglihatan Segera 2 bulan 2 bulan
Aman pakai Sedang Kurang Baik
Penampilan wajah Tidak berubah Biasa Kaca mata tebal
HIPERMETROPI
Lensa mata merupakan lensa yang kenyal dan fleksibel yang dapat menyesuaikan dengan objek yang dilihat. Karena bayangan benda harus selalu difokuskan tepat di retina, lensa mata selalu berubah-ubah untuk menyesuaikan objek yang dilihat. Kemampuan mata untuk menyesuaikan diri terhadap objek yang dilihat dinamakan daya akomodasi mata.
Daya akomodasi mata
Saat mata melihat objek yang dekat, lensa mata akan berakomodasi menjadi lebih cembung agar bayangan yang terbentuk jatuh tepat di retina. Sebaliknya, saat melihat objek yang jauh, lensa mata akan menjadi lebih pipih untuk memfokuskan bayangan tepat di retina.
Titik terdekat yang mampu dilihat oleh mata dengan jelas disebut titik dekat mata (punctum proximum/PP). Pada saat melihat benda yang berada di titik dekatnya, mata dikatakan berakomodasi maksimum. Titik dekat mata disebut juga dengan jarak baca normal karena jarak yang lebih dekat dari jarak ini tidak nyaman digunakan untuk membaca dan mata akan terasa lelah. Jarak baca normal atau titik dekat mata adalah sekitar 25 cm.
Adapun, titik terjauh yang dapat dilihat oleh mata dengan jelas disebut titik jauh mata (punctum remotum/PR). Pada saat melihat benda yang berada di titik jauhnya, mata berada dalam kondisi tidak berakomodasi. Jarak titik jauh mata normal adalah di titik tak hingga (~).
Rabun Dekat dan Cara Memperbaikinya
Orang yang menderita rabun dekat atau hipermetropi tidak mampu melihat dengan jelas objek yang terletak di titik dekatnya tapi tetap mampu melihat dengan jelas objek yang jauh (tak hingga). Titik dekat mata orang yang menderita rabun dekat lebih jauh dari jarak baca normal (PP > 25 cm).
Cacat mata hipermetropi dapat diperbaiki dengan menggunakan lensa konvergen yang bersifat mengumpulkan sinar. Lensa konvergen atau lensa cembung atau lensa positif dapat membantu lensa mata agar dapat memfokuskan bayangan tepat di retina.
Hipermetropi dikoreksi menggunakan lensa positif
Jarak fokus lensa dan kuat lensa yang digunakan untuk memperbaiki mata yang mengalami hipermetropi dapat ditentukan berdasarkan persamaan lensa tipis dan rumus kuat lensa.
Di sini jarak s adalah jarak titik dekat mata normal (25 cm), dan s’ adalah titik dekat mata (PP). Prinsip dasarnya adalah lensa positif digunakan untuk memindahkan (memundurkan) objek pada jarak baca normal menjadi bayangan di titik dekat mata tersebut sehingga mata dapat melihat objek dengan jelas.
Tindakan bedah untuk katarak antara lain :
Ekstraksi Katarak Ekstrakapsuler
Sebuah metode yang kurang umum adalah operasi katarak ekstraksi katarak extracapsular (Ecce). Prosedur ini, yang dikembangkan sebelum phaco, sering digunakan untuk menghilangkan katarak sangat maju yang mungkin terlalu sulit untuk memecah menggunakan phaco atau pada pasien yang memiliki beberapa kondisi yang membuat mata phaco bedah yang kurang diinginkan pilihan.
Ecce memerlukan sayatan yang lebih besar daripada phaco, mungkin 10-12 milimeter panjang, di sisi kornea sehingga katarak dapat dipindahkan dalam satu potongan. Pemulihan visual dapat lebih lambat setelah Ecce daripada phaco dan mungkin ada lebih nyaman karena sayatan dan jahitan yang lebih besar yang diperlukan untuk menutupnya.
Setelah katarak disingkirkan, sebuah IOL tertanam dalam mata. Mengingat bahwa sayatan yang lebih besar telah dilakukan untuk menghapus rusak katarak lensa alami, ahli bedah memiliki pilihan untuk memasukkan nonfoldable IOL terbuat dari kaca kelas medis seperti bahan atau materi yang dapat dilipat seperti yang dibahas di atas.
Ekstraksi Katarak Intrakapsuler Intracapsular katarak ekstraksi (ICCE) melibatkan penghapusan lensa dan lensa sekitarnya kapsul dalam satu potong. Prosedur memiliki tingkat yang relatif tinggi komplikasi karena diperlukan sayatan besar dan tekanan ditempatkan pada tubuh seperti kaca. Hal ini karena
sebagian besar tidak digantikan dan jarang dilakukan di negara-negara di mana mikroskop operasi dan peralatan teknologi tinggi sudah tersedia. Setelah lensa diangkat, (sebuah lensa intraokular implan) dapat ditempatkan di ruang anterior atau dijahit ke dalam sulkus.
Phaecoemulsifikasi
Yang paling umum dan canggih operasi katarak teknik phacoemulsification atau "phaco." Pertama dokter bedah membuat sayatan kecil di pinggir kornea dan kemudian menciptakan sebuah lubang di membran yang mengelilingi lensa cataractous. Selaput tipis ini disebut kapsul. Selanjutnya, probe ultrasonik kecil dimasukkan melalui lubang di kornea dan kapsul. Penyidikan's bergetar ujung pecah atau "emulsifies" lensa yang keruh menjadi fragmen-fragmen kecil yang disedot keluar dari kapsul oleh lampiran pada ujung probe. Setelah lensa benar-benar dihapus, pesawat ditarik hanya menyisakan jelas (sekarang kosong) kantong-seperti kapsul, yang akan bertindak sebagai dukungan untuk lensa intraokular (IOL).Sesudah ekstraksi katarak mata tak mempunyai lensa lagi yang disebut afakia dengan tanda-tanda COA dalam, iris termulans dan pupil hitam. Mengingat bahwa operasi katarak dalam banyak kasus prosedur rawat jalan, pasien akan dikirim pulang tak lama kemudian dan diberikan petunjuk untuk menggunakan obat tetes mata untuk mencegah infeksi dan peradangan. Jika injeksi digunakan untuk mematikan mata untuk operasi, patch mungkin diperlukan pada malam pertama. Seorang dokter atau asisten akan memeriksa mata keesokan paginya. Penglihatan mungkin akan kabur selama 24 hingga 48 jam setelah operasi. Kacamata biasanya diresepkan beberapa minggu setelah pembedahan ketika mata telah sembuh.
Intraokular lensa
Setelah penghapusan katarak, sebuah lensa intraokular (IOL) biasanya ditanamkan ke dalam mata, baik melalui sayatan kecil (1,8 mm menjadi 2,8 mm) menggunakan IOL dapat dilipat, atau melalui sayatan yang diperbesar, dengan menggunakan PMMA. IOL yang dapat dilipat, terbuat dari silikon atau akrilik kekuatan materi yang tepat dilipat baik menggunakan dudukan / folder, atau perangkat penyisipan berpemilik yang disediakan bersama dengan IOL. Lensa implan dimasukkan melalui sayatan ke dalam kantong kapsular posterior dalam ruangan. Kadang-kadang, sebuah sulkus implantasi (di depan atau di atas kantong kapsular tapi di belakang iris) mungkin diperlukan karena kapsular posterior air mata atau karena zonulodialysis. Implantasi IOL bilik posterior (PC-IOL) pada pasien di bawah ini 1 sampai 2 tahun usia relatif kontraindikasi okular karena pertumbuhan cepat pada usia ini dan jumlah yang berlebihan peradangan, yang mungkin sangat sulit untuk dikendalikan. Koreksi optik pasien ini tanpa lensa intraokular (aphakic) biasanya dikelola dengan baik khusus lensa kontak atau kacamata. Sekunder implantasi IOL (penempatan sebuah lensa implan sebagai operasi kedua) dapat dianggap setelah 2 tahun. Lensa ini memungkinkan fokus dari sinar dari jauh dan juga dekat dengan objek, bekerja sama seperti yg bertitik api dua atau trifocal kacamata. Pasien pre-operasi seleksi dan konseling yang baik sangat penting untuk menghindari harapan yang tidak realistis dan pasca-operasi ketidakpuasan pasien. Penerimaan untuk lensa ini telah menjadi lebih baik dan penelitian telah menunjukkan hasil yang baik pada pasien yang dipilih. Selain itu, terdapat lensa yang menampung disetujui oleh FDA Amerika Serikat pada tahun 2003 dan dibuat oleh Eyeonics, [6] sekarang Bausch & Lomb. The Crystalens (R) adalah pada struts dan tertanam di dalam kapsul lensa mata, dan desainnya memungkinkan lensa 'fokus otot untuk memindahkannya maju dan mundur, memberikan kemampuan pasien berfokus alami.
REHABILITASI VISUS PASCA EKSTRAKSI KATARAK.
I. Kacamata Afakia
ð Tanda-tanda radang (-) dan koreksi refraksi stabil minimal 2 kali pemeriksaan à 2-3 bulan pasca operasi.
ð Koreksi lensa sferis positif 10,00 Dioptri à untuk baca addisi sferis positif 3,00 Dioptri.
II. Lensa Kontak
£ Terutama untuk afakia monokuler à binocular vision (+).
£ Selektif à penderita kooperatif dan dapat menjaga kebersihan.
£ Distorsi dan pembesaran bayangan (-)
£ Lapang pandangan luas
III. Intra Oculer Lens (IOL) / Lensa Tanam
Langsung atau Secondary Implant.
Terutama untuk Afakia monokular /unilateral.
Keuntungan IOL:
1. Permanen
2. Tidak membutuhkan perawatan
3. Distorsi dan pembesaran bayangan(-)
4. Sangat membantu untuk penderita yang secara fisik dan mental tidak dapat memakai kacamata atau lensa kontak
5. Lapang pandang luas
6. Kosmetik baik.
Mata normal
Mata silinder
Mata minus
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas S. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ke 3. Jakarta, Balai Penerbit FKUI,
2005.
2. Anonim. Lensa mata last update Januari 2010. availabe at
http://id.wikipedia.org/wiki/. diakses tanggal 30 januari 2010
3. Anonim. Pseudophakia. Last update 6 Januari 2008. Availabe at
http://www.nature.com/eye/journal/v21/n8/full/6702472a.html. Diakses tanggal 10
juli 2009
4. Anonim. Astigmatisma. last update Maret 2009. availabe at http://problem-
fisika.blogspot.com/2009/03/astigmatisma. diakses tanggal 30 januari 2010
5. Anonim. Operasi katarak . last update 2003. available at.
http://www.eyesurgeryeducation.com/types_con_surgery.html. diakses tanggal 30
januari 2010
6. Anonim. Catarac operation . Last update 14 Januari 2010. available at.
http://en.wikipedia.org/wiki/Cataract_surgery. diakses tgl 30 januari 2010
PRESENTASI KASUS
AFAKIA
Disusun oleh
Gita Anggriani Sutrisno
207.315.129
NARASUMBER : dr. Amalia, Sp. M
DEPARTEMEN MATA RSPAD GATOT SUBROTO
JAKARTA
2010