afakia

28
STATUS PASIEN 1. IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. S Jeis Kelamin : Perempuan Umur : 71 tahun Agama : Islam Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Desa Mancar Timur Peterongan Jombang II. ANAMNESIS Autoanamnesis tanggal : 26 Januari 2010 Keluhan Utama : Penglihatan mata kiri kurang jelas tanpa disertai mata merah sejak ± 1 tahun yang lalu Keluhan Tambahan : Mata seperti ada yang bergoyang- goyang Riwayat perjalanan penyakit: Pasien datang ke poli Mata RSPAD dengan keluhan mata kiri kurang jelas bila digunakan untuk melihat. Keluhan dirasakan sejak ± 1 tahun yang lalu setelah pasien melakukan operasi katarak. Selain itu pasien juga mengeluhkan mata kiri nya seperti ada yang bergoyang - goyang. Tetapi pasien belum melakukan tindakan apa-apa untuk mengatasi keluhan itu. Penglihatan pasien dari hari kehari tidak dirasakan menurun dan tidak disertai keluhan lain seperti mata merah,

Upload: anastasia-kumala

Post on 03-Jan-2016

605 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

laporan kasus

TRANSCRIPT

Page 1: afakia

STATUS PASIEN

1. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. S

Jeis Kelamin : Perempuan

Umur : 71 tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Desa Mancar Timur Peterongan Jombang

II. ANAMNESIS

Autoanamnesis tanggal : 26 Januari 2010

Keluhan Utama : Penglihatan mata kiri kurang jelas tanpa disertai mata merah

sejak ± 1 tahun yang lalu

Keluhan Tambahan : Mata seperti ada yang bergoyang-goyang

Riwayat perjalanan penyakit:

Pasien datang ke poli Mata RSPAD dengan keluhan mata kiri kurang jelas bila

digunakan untuk melihat. Keluhan dirasakan sejak ± 1 tahun yang lalu setelah pasien

melakukan operasi katarak. Selain itu pasien juga mengeluhkan mata kiri nya seperti ada

yang bergoyang - goyang. Tetapi pasien belum melakukan tindakan apa-apa untuk

mengatasi keluhan itu.

Penglihatan pasien dari hari kehari tidak dirasakan menurun dan tidak disertai keluhan

lain seperti mata merah, mata sakit, kepala pusing dan penglihatan seperti ada pelangi saat

melihat cahaya. Pasien menyangkal sulit beradaptasi di ruang gelap. Pasien menyangkal

memiliki riwayat penyakit kencing manis, tekanan darah tinggi dan riwayat pernah

meminum obat untuk penyakit TBC.

Pasien tidak memakai kacamata, untuk mengatasi keluhan tersebut. Pasien pernah

melakukan operasi katarak pada kedua matanya.

Riwayat Penyakit Dahulu :

- Hipertensi : disangkal

- DM : disangkal

- Trauma Mata : disangkal

Page 2: afakia

- Katarak : Operasi pada mata kiri tanggal 18 Maret 2009

Riwayat Penyakit Keluarga:

Tidak ada anggota keluarga yang mengalami sakit yang serupa dengan pasien.

III. PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Tanda Vital

Tekanan darah: tidak dilakukan

Nadi : 80 x/menit

Pernafasan : 22 x/menit

Suhu : Afebris

Kepala : Normocephal

Hidung : tidak dilakukan

Telinga : tidak dilakukan

Leher : tidak dilakukan

Jantung : tidak dilakukan

Paru-paru : tidak dilakukan

Abdomen : tidak dilakukan

Extremitas : akral hangat

Status Oftalmologi

1.Visus

KETERANGAN OD OS

Tajam penglihatan 1.0 3/60

Koreksi C- 1.00 x 170° à

1.0

S+ 10.50 C- 1.00 x 100 º

→ 0,4

Addisi S+ 2.75 J2 S+2.75 J2

Distansia Pupil 64/62 mm 64/62 mm

Kacamata lama Tidak ada Tidak ada

Page 3: afakia

2. Kedudukan bola mata

KETERANGAN OD OS

Eksoftalmus Tidak ada Tidak ada

Endoftalmus Tidak ada Tidak ada

Deviasi Tidak ada Tidak ada

Gerakan bola mata Baik ke semua arah

Pergerakan maximal

Baik ke semua arah

pergerakan maximal

3. Supra silia

KETERANGAN OD OS

Warna Hitam Hitam

Letak Simetris Simetris

4. Palpebra superior inferior

KETERANGAN OD OS

Edema Tidak ada Tidak ada

Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada

Ektropion Tidak ada Tidak ada

Entropion Tidak ada Tidak ada

Blefarospasme Tidak ada Tidak ada

Trikiasis Tidak ada Tidak ada

Sikatriks Tidak ada Tidak ada

Fissura palpebra 10 mm 10 mm

Ptosis Tidak ada Tidak ada

Hordeolum Tidak ada Tidak ada

Page 4: afakia

Kalazion Tidak ada Tidak ada

Pseudoptosis Tidak ada Tidak ada

5. Konjungtiva tarsalis superior & Inferior

KETERANGAN OD OS

Hiperemis Tidak ada Tidak ada

Folikel Tidak ada Tidak ada

Papil Tidak ada Tidak ada

Sikatriks Tidak ada Tidak ada

Anemia Tidak ada Tidak ada

Kemosis Tidak ada Tidak ada

6. Konjungtiva bulbi

KETERANGAN OD OS

Injeksi konjungtiva Tidak ada Tidak ada

Injeksi Siliar Tidak ada Tidak ada

Perdarahan

subkonjungtiva

Tidak ada Tidak ada

Pterigium Tidak ada Tidak ada

Pinguekula Tidak ada Tidak ada

Nevus Pigmentosus Tidak ada Tidak ada

Kista dermoid Tidak ada Tidak ada

7. Sistim lakrimalis

KETERANGAN OD OS

Punctum Lacrimal Terbuka Terbuka

Tes anel Tidak dilakukan Tidak dilakukan

8. Sklera

KETERANGAN OD OS

Warna Putih Putih

Page 5: afakia

Ikterik Tidak ada Tidak ada

9. Kornea

Kejernihan Jernih Jernih

Permukaan Licin Licin

Ukuran mm Mm

Sensibilitas Baik Baik

Infiltrat Tidak ada Tidak ada

Ulkus Tidak ada Tidak ada

Perforasi Tidak ada Tidak ada

Arkus senilis ada Ada

Edema Tidak ada Tidak ada

Tes Placido Tidak dilakukan Tidak dilakukan

10. Bilik mata depan

KETERANGAN OD OS

Kedalaman normal Dalam

Kejernihan Jernih Jernih

Hifema Tidak ada Tidak ada

Hipopion Tidak ada Tidak ada

Efek Tyndall Tidak dilakukan Tidak dilakukan

11. Iris

KETERANGAN OD OS

Warna Coklat Kehitaman Coklat Kehitaman

Kriptae Jelas Jelas

Bentuk Bulat Termulen

Sinekia Tidak ada Tidak ada

Koloboma Tidak ada Tidak ada

Page 6: afakia

12. Pupil

KETERANGAN OD OS

Letak Di tengah Di tengah

Warna lbh hitam

Bentuk Bulat Bulat

Ukuran 3 mm 3 mm

Refleks cahaya langsung Positif Positif

Refleks cahaya tidak langsung Positif Positif

13. Lensa

KETERANGAN OD OS

Kejernihan Jernih -

Letak IOL, di tengah -

Shadow Test Negatif Negatif

14. Badan kaca

15. Fundus okuli

KETERANGAN OD OS

a. Papil

Bentuk Bulat Bulat

Batas Tegas Tegas

Warna Kuning kemerahan Kuning kemerahan

b. Makula Lutea

Refleks Positif Positif

Edema Tidak ada Tidak ada

c. Retina

Perdarahan Tidak ada Tidak ada

C/D Ratio 0,3 mm 0,3 mm

Ratio AV 2:3 2:3

Sikatriks Tidak ada Tidak ada

KETERANGAN OD OS

Kejernihan Jernih Jernih

Page 7: afakia

16. Palpasi

KETERANGAN OD OS

Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada

Massa Tumor Tidak ada Tidak ada

Tensi Okuli Normal / palpasi Normal / palpasi

Tonometri Schiotz 7,5/7,5 à 17.0 mmHg6,5/7,5 à mmHg

17. Kampus visi

KETERANGAN OD OS

Tes Konfrontasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

IV. RESUME

Anamnesis

Pasien datang ke poli Mata RSPAD untuk kontrol mata.

Keluhan mata kiri kurang jelas bila digunakan untuk melihat sejak ± 1 tahun yang

lalu.

Mata kiri nya seperti ada yang bergoyang - goyang

Pasien pernah melakukan operasi katarak pada kedua matanya.

Penglihatan kurang jelas dan tidak disertai keluhan lain seperti mata merah, mata

sakit, kepala pusing dan penglihatan seperti ada pelangi saat melihat, sulit beradaptasi

pada ruang gelap.

Pasien tidak menggunakan kaca mata

Riwayat penyakit kencing manis, tekanan darah tinggi dan riwayat pernah meminum

obat untuk penyakit TBC disangkal.

1.Visus

KETERANGAN OD OS

Tajam penglihatan 1.0 3/60

Koreksi C- 1.00 x 170 ° à 1.0 S+ 10.50 C- 1.00 x 100 º

→ 0,4

Page 8: afakia

Addisi S+ 2.75 J2 S+ 2.75 J2

Distansia Pupil 64/62 mm 64/62 mm

Kacamata lama Tidak ada Tidak ada

2. Bilik mata depan

KETERANGAN OD OS

Kedalaman Normal Dalam

Kejernihan Jernih Jernih

Hifema Tidak ada Tidak ada

Hipopion Tidak ada Tidak ada

Efek Tyndall Tidak dilakukan Tidak dilakukan

3. Iris

4. Lensa

KETERANGAN OD OS

Kejernihan Jernih -

Letak IOL, Ditengah -

Shadow Test Negatif Negatif

V. DIAGNOSIS

OD : Astigmatismus miopikus simpleks

OS : Afakia post Op Pheco

KETERANGAN OD OS

Warna Coklat Kehitaman Coklat Kehitaman

Kriptae Jelas Jelas

Bentuk Bulat Termulen

Sinekia Tidak ada Tidak ada

Koloboma Tidak ada Tidak ada

Page 9: afakia

Astigmatismus Mixtus

VI. DIAGNOSIS BANDING

Kelainan refraksi (Astigmatisme dan Hipermetropia)

VII. ANJURAN PEMERIKSAAN Darah rutin : Hb, Ht, eritrosit, leukosit, GDS, PT/APTT

Pemeriksaan EKG

Tonometri

Biometri

VIII. PENATALAKSANAAN

Koreksi visus dengan penggunaan kacamata

Rencana operasi pemasangan IOL

IX. PROGNOSIS

OD OS

Ad vitam : ad bonam ad bonam

Ad fungsionam : ad bonam ad bonam

Ad sanationam : ad bonam ad bonam

X. ANALISA KASUS

Diagnosis didapatkan berdasarkan :

Anamnesis

Dari keluhan yang didapat pasien merasa mata kirinya kurang jelas bila untuk melihat

dan merasa seperti ada yang bergoyang - goyang. keluhan dirasakan sejak ± 1 tahun

yang lalu. Dan tidak ada mata merah. Keterangan ini mengarahkan pemeriksa pada

suatu keadaan tidak ada lensa (afakia), Ini menyebabkan kehilangan akomodasi.

Tidak disertai keluhan lain seperti mata merah, mata sakit, kepala pusing penglihatan

seperti ada pelangi saat melihat dan sulit beradaptasi pada ruang gelap. Hal ini

dilakukan untuk menyingkirkan penyakit - penyakit pada kelompok mata merah visus

menurun, mata tenang visus turun mendadak dan mata tenang visus turun perlahan.

Page 10: afakia

Operasi Phecoemulsifikasi dilakukan Maret 2009 pada mata kiri dan tidak dipasang

lensa. Hal inilah yang membuat pasien memiliki keluhan seperti yang tertulis diatas.

(Kelainan refraksi astigmatisme atau hipermetropia pada afakia).

Adanya keluhan tambahan dimana mata kiri nya seperti ada yang bergoyang – goyang

mempertegas lagi adanya tanda iris trmulens pada keadaan afakia.

Visus mata kanan 1.0 dikoreksi C- 1.00 x 170 ° à 1.0 addisi S+2.75 J2

Visus mata kiri 3/60 dikoreksi S+ 10.50 C- 1.00 x 100 º à 0,4 addisi S+2.75 J2,

addisi ukuran tersebut diambil karena usia pasien diatas 60 tahun.

Pada pemeriksaan lensa, mata kiri tidak ada dan hasil shadow test (-) lalu pasien

memiliki riwayat Op katarak yang tidak dipasang lensa. Pada pemeriksaan iris mata

kiri ditemukan bentuk tremulens. Bilik mata depan kiri tampak dalam. Hal ini

menunjang pada diagnosis afakia post op katarak.

Pemeriksaan anjuran dilakukan untuk persiapan rencana pemasangan IOL. Untuk

lebih mempermudah jalannya tindakan operasi sehingga penyulit OP bisa dikurangi.

Penatalaksanaan afakia bisa dilakukan dengan koreksi visus dengan penggunaan

kacamata afakia dan pemasangan IOL untuk mendapatkan tajam penglihatan yg lebih

baik lagi.

Prognosis pasien ini ad bonam untuk mata kiri.

dikarenakan keadaan ini bisa diatasi dengan kaca mata plus tebal atau kaca mata

afakia, penggunaan lensa kontak. Segala tindakan tersebut memiliki beberapa

kelemahan contohnya pada penggunaan kaca mata afakia ;

•  benda-benda akan tampak lebih besar dari ukuran sebenarnya

•  luas lapang pandangan terbatas

•  kacamata lebih berat

•  secara kosmetik kurang baik

Adapun Penggunaan lensa kontak bisa diambil juga untuk mengatasi keadaan ini.

Lensa kontak terlihat lebih memberikan keuntungan dibanding penggunaan kacamata

afakia apabila penggunaan lensa kontak dilakukan dengan benar dan sesuai dengan

cara-cara yang dianjurkan dan akan aman untuk mata.

Page 11: afakia

Konsultasi dengan dokter mata sangat diperlukan.

Afakia mungkin terjadi sebagai akibat dari trauma, subluksasi atau dislokasi lensa,

tindakan pembedahan pada pengelolaan katarak, akibat perforasi luka atau ulkus atau

anomali bawaan. Pada pasien ini afakia terjadi karena tindakan pembedahan pada

pengelolaan katarak.

Page 12: afakia

TINJAUAN PUSTAKA

FISIOLOGI

Secara fisiologi lensa mempunyai sifat tertentu yaitu: Kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam akomodasi untuk

menjadi cembung. Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan Terletak ditempatnya

ASTIGMATISMA

Astigmatisma adalah sebuah gejala penyimpangan dalam pembentukkan bayangan pada lensa, hal ini disebabkan oleh cacat lensa yang tidak dapat memberikan gambaran/ bayangan garis vertikal dengan horizotal secara bersamaan. Cacat mata ini sering disebut juga mata silinder.

AFAKIA

Afakia adalah suatu keadaan dimana mata tidak mempunyai lensa sehingga mata tersebut menjadi hipermetropia tinggi. Afakia mungkin terjadi sebagai akibat dari trauma, subluksasi atau dislokasi lensa, atau tindakan pembedahan pada pengelolaan katarak, akibat perforasi luka atau ulkus, atau anomali bawaan. Ini menyebabkan kehilangan akomodasi, hyperopia, dan bilik mata depan dalam.Etiologi Trauma, subluksasi atau dislokasi lensa, tindakan pembedahan pada pengelolaan katarak dan anomali bawaan.

Page 13: afakia

Keadaan patologik lensa ini dapat berupa: Tidak kenyal pada orang dewasa yang akan mengakibatkan presbiopia Keruh atau apa yang disebut katarak Tidak berada di tempat atau subluksasi dan dislokasi

Lensa pada orang dewasa di dalam perjalanan hidupnya akan menjadi bertambah besar dan berat. Diagnosis

Daftar tanda-tanda dan gejala yang disebutkan dalam berbagai sumber untuk afakia meliputi 4 gejala di bawah ini :

Mata tidak ada lensa Hyperopia Kehilangan akomodasi Penglihatan kabur

Gejala mata afakia, seperti : Iris tremulan atau iris bergoyang Bilik mata dalam Hipermetropia tinggi dan biasanya sampai + 10,0 – 12,0 Dioptri Untuk membaca dekat dipakai tambahan lensa + 3,0 D

Penderita Afakia memerlukan pemakaian lensa yang tebal, maka akan memberikan keluhan pada mata tersebut sebagai berikut:

Benda yang dilihat menjadi lebih besar 25% dibanding normal Terdapat efek prisma lensa tebal, sehingga benda terlihat seperti melengkung Pada penglihatan terdapat keluhan seperti badut di dalam kotak atau fenomena jack in

the box, dimana bagian yang jelas terlihat hanya pada bagian sentral, sedang penglihatan tepi kabur.

Penatalaksanaan

Afakia bisa dikoreksi dengan menggunakan kacamata, lensa kontak atau dengan menanam lensa. Pada pasien hipermetropia dengan afakia diberikan kaca mata sebagai berikut:

Pusat lensa yang dipakai letaknya tepat pada tempatnya Jarak lensa dengan mata cocok untuk pemakaian lensa afakia Bagian tepi lensa tidak mengganggu lapang pandangan Kacamata tidak terlalu berat

Pada saat ini setiap bedah katarak dilakukan penanaman lensa intraokuler untuk afakia yang terjadi. Koreksi untuk mata afakia dapat memberikan beberapa keuntungan dan kerugian seperti terlihat pada tabel

Tabel Perbandingan pemakaian lensa koreksi setelah pembedahan

Page 14: afakia

Lensa tanam Lensa Kontak Kacamata

Luas pandangan Penuh Penuh Terbatas

Pembesaran benda Normal 7-10% 25-30%

Benda melengkung Tidak Tidak Ya

Pemakaian 24 jam/hari Ya Tidak Tidak

Lihat serentak 2 mata Ya Kadang Tidak

Penglihatan kedalaman 85% 50% 30%

Kerja berdebu Dapat Tidak dapat Tidak dapat

Dipasang Saat bedah Saat kerja Saat kerja

Penyulit pemakaian Tidak ada Harus bersih Berat

Pasien tremor Dapat Tidak dapat Sukar

Habilitasi penglihatan Segera 2 bulan 2 bulan

Aman pakai Sedang Kurang Baik

Penampilan wajah Tidak berubah Biasa Kaca mata tebal

HIPERMETROPI

Lensa mata merupakan lensa yang kenyal dan fleksibel yang dapat menyesuaikan dengan objek yang dilihat. Karena bayangan benda harus selalu difokuskan tepat di retina, lensa mata selalu berubah-ubah untuk menyesuaikan objek yang dilihat. Kemampuan mata untuk menyesuaikan diri terhadap objek yang dilihat dinamakan daya akomodasi mata.

Page 15: afakia

Daya akomodasi mata

Saat mata melihat objek yang dekat, lensa mata akan berakomodasi menjadi lebih cembung agar bayangan yang terbentuk jatuh tepat di retina. Sebaliknya, saat melihat objek yang jauh, lensa mata akan menjadi lebih pipih untuk memfokuskan bayangan tepat di retina.

Titik terdekat yang mampu dilihat oleh mata dengan jelas disebut titik dekat mata (punctum proximum/PP). Pada saat melihat benda yang berada di titik dekatnya, mata dikatakan berakomodasi maksimum. Titik dekat mata disebut juga dengan jarak baca normal karena jarak yang lebih dekat dari jarak ini tidak nyaman digunakan untuk membaca dan mata akan terasa lelah. Jarak baca normal atau titik dekat mata adalah sekitar 25 cm.

Adapun, titik terjauh yang dapat dilihat oleh mata dengan jelas disebut titik jauh mata (punctum remotum/PR). Pada saat melihat benda yang berada di titik jauhnya, mata berada dalam kondisi tidak berakomodasi. Jarak titik jauh mata normal adalah di titik tak hingga (~).

Rabun Dekat dan Cara Memperbaikinya

Orang yang menderita rabun dekat atau hipermetropi tidak mampu melihat dengan jelas objek yang terletak di titik dekatnya tapi tetap mampu melihat dengan jelas objek yang jauh (tak hingga). Titik dekat mata orang yang menderita rabun dekat lebih jauh dari jarak baca normal (PP > 25 cm).

Cacat mata hipermetropi dapat diperbaiki dengan menggunakan lensa konvergen yang bersifat mengumpulkan sinar. Lensa konvergen atau lensa cembung atau lensa positif dapat membantu lensa mata agar dapat memfokuskan bayangan tepat di retina.

Page 16: afakia

Hipermetropi dikoreksi menggunakan lensa positif

Jarak fokus lensa dan kuat lensa yang digunakan untuk memperbaiki mata yang mengalami hipermetropi dapat ditentukan berdasarkan persamaan lensa tipis dan rumus kuat lensa.

Di sini jarak s adalah jarak titik dekat mata normal (25 cm), dan s’ adalah titik dekat mata (PP). Prinsip dasarnya adalah lensa positif digunakan untuk memindahkan (memundurkan) objek pada jarak baca normal menjadi bayangan di titik dekat mata tersebut sehingga mata dapat melihat objek dengan jelas.

Tindakan bedah untuk katarak antara lain :

Ekstraksi Katarak Ekstrakapsuler

Sebuah metode yang kurang umum adalah operasi katarak ekstraksi katarak extracapsular (Ecce). Prosedur ini, yang dikembangkan sebelum phaco, sering digunakan untuk menghilangkan katarak sangat maju yang mungkin terlalu sulit untuk memecah menggunakan phaco atau pada pasien yang memiliki beberapa kondisi yang membuat mata phaco bedah yang kurang diinginkan pilihan.

Ecce memerlukan sayatan yang lebih besar daripada phaco, mungkin 10-12 milimeter panjang, di sisi kornea sehingga katarak dapat dipindahkan dalam satu potongan. Pemulihan visual dapat lebih lambat setelah Ecce daripada phaco dan mungkin ada lebih nyaman karena sayatan dan jahitan yang lebih besar yang diperlukan untuk menutupnya.

Setelah katarak disingkirkan, sebuah IOL tertanam dalam mata. Mengingat bahwa sayatan yang lebih besar telah dilakukan untuk menghapus rusak katarak lensa alami, ahli bedah memiliki pilihan untuk memasukkan nonfoldable IOL terbuat dari kaca kelas medis seperti bahan atau materi yang dapat dilipat seperti yang dibahas di atas.

Ekstraksi Katarak Intrakapsuler Intracapsular katarak ekstraksi (ICCE) melibatkan penghapusan lensa dan lensa sekitarnya kapsul dalam satu potong. Prosedur memiliki tingkat yang relatif tinggi komplikasi karena diperlukan sayatan besar dan tekanan ditempatkan pada tubuh seperti kaca. Hal ini karena

Page 17: afakia

sebagian besar tidak digantikan dan jarang dilakukan di negara-negara di mana mikroskop operasi dan peralatan teknologi tinggi sudah tersedia. Setelah lensa diangkat, (sebuah lensa intraokular implan) dapat ditempatkan di ruang anterior atau dijahit ke dalam sulkus.

Phaecoemulsifikasi

Yang paling umum dan canggih operasi katarak teknik phacoemulsification atau "phaco." Pertama dokter bedah membuat sayatan kecil di pinggir kornea dan kemudian menciptakan sebuah lubang di membran yang mengelilingi lensa cataractous. Selaput tipis ini disebut kapsul. Selanjutnya, probe ultrasonik kecil dimasukkan melalui lubang di kornea dan kapsul. Penyidikan's bergetar ujung pecah atau "emulsifies" lensa yang keruh menjadi fragmen-fragmen kecil yang disedot keluar dari kapsul oleh lampiran pada ujung probe. Setelah lensa benar-benar dihapus, pesawat ditarik hanya menyisakan jelas (sekarang kosong) kantong-seperti kapsul, yang akan bertindak sebagai dukungan untuk lensa intraokular (IOL).Sesudah ekstraksi katarak mata tak mempunyai lensa lagi yang disebut afakia dengan tanda-tanda COA dalam, iris termulans dan pupil hitam. Mengingat bahwa operasi katarak dalam banyak kasus prosedur rawat jalan, pasien akan dikirim pulang tak lama kemudian dan diberikan petunjuk untuk menggunakan obat tetes mata untuk mencegah infeksi dan peradangan. Jika injeksi digunakan untuk mematikan mata untuk operasi, patch mungkin diperlukan pada malam pertama. Seorang dokter atau asisten akan memeriksa mata keesokan paginya. Penglihatan mungkin akan kabur selama 24 hingga 48 jam setelah operasi. Kacamata biasanya diresepkan beberapa minggu setelah pembedahan ketika mata telah sembuh.

Intraokular lensa

Setelah penghapusan katarak, sebuah lensa intraokular (IOL) biasanya ditanamkan ke dalam mata, baik melalui sayatan kecil (1,8 mm menjadi 2,8 mm) menggunakan IOL dapat dilipat, atau melalui sayatan yang diperbesar, dengan menggunakan PMMA. IOL yang dapat dilipat, terbuat dari silikon atau akrilik kekuatan materi yang tepat dilipat baik menggunakan dudukan / folder, atau perangkat penyisipan berpemilik yang disediakan bersama dengan IOL. Lensa implan dimasukkan melalui sayatan ke dalam kantong kapsular posterior dalam ruangan. Kadang-kadang, sebuah sulkus implantasi (di depan atau di atas kantong kapsular tapi di belakang iris) mungkin diperlukan karena kapsular posterior air mata atau karena zonulodialysis. Implantasi IOL bilik posterior (PC-IOL) pada pasien di bawah ini 1 sampai 2 tahun usia relatif kontraindikasi okular karena pertumbuhan cepat pada usia ini dan jumlah yang berlebihan peradangan, yang mungkin sangat sulit untuk dikendalikan. Koreksi optik pasien ini tanpa lensa intraokular (aphakic) biasanya dikelola dengan baik khusus lensa kontak atau kacamata. Sekunder implantasi IOL (penempatan sebuah lensa implan sebagai operasi kedua) dapat dianggap setelah 2 tahun. Lensa ini memungkinkan fokus dari sinar dari jauh dan juga dekat dengan objek, bekerja sama seperti yg bertitik api dua atau trifocal kacamata. Pasien pre-operasi seleksi dan konseling yang baik sangat penting untuk menghindari harapan yang tidak realistis dan pasca-operasi ketidakpuasan pasien. Penerimaan untuk lensa ini telah menjadi lebih baik dan penelitian telah menunjukkan hasil yang baik pada pasien yang dipilih. Selain itu, terdapat lensa yang menampung disetujui oleh FDA Amerika Serikat pada tahun 2003 dan dibuat oleh Eyeonics, [6] sekarang Bausch & Lomb. The Crystalens (R) adalah pada struts dan tertanam di dalam kapsul lensa mata, dan desainnya memungkinkan lensa 'fokus otot untuk memindahkannya maju dan mundur, memberikan kemampuan pasien berfokus alami.

Page 18: afakia

REHABILITASI VISUS PASCA EKSTRAKSI KATARAK.

I. Kacamata Afakia

ð Tanda-tanda radang (-) dan koreksi refraksi stabil minimal 2 kali pemeriksaan à 2-3 bulan pasca operasi.

ð Koreksi lensa sferis positif 10,00 Dioptri à untuk baca addisi sferis positif 3,00 Dioptri.

II. Lensa Kontak

£ Terutama untuk afakia monokuler à binocular vision (+).

£ Selektif à penderita kooperatif dan dapat menjaga kebersihan.

£ Distorsi dan pembesaran bayangan (-)

£ Lapang pandangan luas

III. Intra Oculer Lens (IOL) / Lensa Tanam

Langsung atau Secondary Implant.

Terutama untuk Afakia monokular /unilateral.

Keuntungan IOL:

1. Permanen

2. Tidak membutuhkan perawatan

3. Distorsi dan pembesaran bayangan(-)

4. Sangat membantu untuk penderita yang secara fisik dan mental tidak dapat memakai kacamata atau lensa kontak

5. Lapang pandang luas

6. Kosmetik baik.

Page 19: afakia

Mata normal

Mata silinder

Mata minus

Page 20: afakia

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas S. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ke 3. Jakarta, Balai Penerbit FKUI,

2005.

2. Anonim. Lensa mata last update Januari 2010. availabe at

http://id.wikipedia.org/wiki/. diakses tanggal 30 januari 2010

3. Anonim. Pseudophakia. Last update 6 Januari 2008. Availabe at

http://www.nature.com/eye/journal/v21/n8/full/6702472a.html. Diakses tanggal 10

juli 2009

4. Anonim. Astigmatisma. last update Maret 2009. availabe at http://problem-

fisika.blogspot.com/2009/03/astigmatisma. diakses tanggal 30 januari 2010

5. Anonim. Operasi katarak . last update 2003. available at.

http://www.eyesurgeryeducation.com/types_con_surgery.html. diakses tanggal 30

januari 2010

6. Anonim. Catarac operation . Last update 14 Januari 2010. available at.

http://en.wikipedia.org/wiki/Cataract_surgery. diakses tgl 30 januari 2010

Page 21: afakia

PRESENTASI KASUS

AFAKIA

Disusun oleh

Gita Anggriani Sutrisno

207.315.129

NARASUMBER : dr. Amalia, Sp. M

DEPARTEMEN MATA RSPAD GATOT SUBROTO

JAKARTA

2010