adenomyosis

8
ADENOMYOSIS Definisi Adenomiosis adalah pertumbuhan jinak dari endometrium kedalam otot uterus, terkadang disertai dengan pembesaran (hipertrofi) kemudian. Jika kelainan ini berupa nodul seperti tumor yang berbatas tegas disebut adenomyoma. Adenomiosis pertama kali dideskripsikan oleh Rokitansky pada tahun 1860 dan kemudian disempurnakan lebih lanjut oleh Von Recklinghausen tahun 1896. Etioologi - Patologi

Upload: vicky-rudianto

Post on 27-Dec-2015

26 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

#nurse

TRANSCRIPT

Page 1: ADENOMYOSIS

ADENOMYOSIS

Definisi

                Adenomiosis adalah pertumbuhan jinak dari endometrium kedalam otot uterus,

terkadang disertai dengan pembesaran (hipertrofi) kemudian. Jika kelainan ini berupa

nodul seperti tumor yang berbatas tegas disebut adenomyoma. Adenomiosis pertama kali

dideskripsikan oleh Rokitansky pada tahun 1860 dan kemudian disempurnakan lebih

lanjut oleh Von Recklinghausen tahun 1896.

Etioologi - Patologi

Pada adenomiosis uterus umumnya membesar difus dan berlobus dikarenakan

hipertrofi dan hyperplasia dari otot polos yang melekat pada kelenjar ektopik. Didapat

penebalan dinding uterus dengan dinding posterior biasanya lebih tebal. Uterus umumnya

berbentuk simetrik dengan konsistensi padat, dan tidak menjadi lebih besar dari tinju atau

uterus yang gravid 12 minggu.  Adenomiosis sering terdapat bersama-sama dengan

mioma uteri. Walaupun jarang, adenomiosis dapat ditemukan tidak sebagai tumor difus

melainkan sebagai tumor dengan batas yang nyata. 

Page 2: ADENOMYOSIS

Gambaran mikroskopis yang khas pada adenomiosis adalah adanya pulau-pulau

jaringan endometrium di tenga-tengah otot uterus yang menunjukkan perubahan siklik,

akan tetapi umumnya reaksi terhadap hormone-hormon ovarium tidak begitu sempurna

seperti endometrium biasa. Walaupun demikian dapat ditemukan kista-kista kecil berisi

darah tua di tengah-tengah jaringan adenomiosis. Kadang-kadang kelenjar-kelenjar dari

endometrium menunjukkan hyperplasia kistik, bahkan dapat ditemukan sel-sel atipik,

akan tetapi keganasan sangat jarang terjadi. Kehamilan akan menyebabkan endometrium

ektopik ini berubah seperti desidua.

PATOLOGI :

Sel-sel melakukan infiltrasi otot miometrium berawal dari bagian basal Bagian basal endometrium relatif tidak sensitive terhadap rangsangan hormonal

sehingga nodule adenomiotik biasanya kecil dan berisi sedikit darah namun dapat merangsang reaksi stroma jaringan.

Lesi yang terjadi merangsang proliferasi miometrium sehingga pertumbuhan tumor berjalan lambat.

Secara klinis adenomiosis tidak dapat dibedakan dengan mioma uteri intramural dan seringkali terdapat bersamaan.

Pertumbuhan adenomioma sangat perlahan, adenomiosis klinis cenderung untuk terjadi pada akhir masa reproduksi , kadang-kadang pada multipara yang anak terakhirnya sudah dewasa.

Epidemiologi

Endometriosis paling sering terjadi pada usia reproduksi. Insidensi yang pasti belum diketahui, namun prevalensinya pada kelompok tertentu cukup tinggi. Misalnya, pada wanita yang dilakukan laparaskopi diagnostik, ditemukan endometriosis sebanyak 0-53%; pada kelompok wanita dengan infertilitas yang belum diketahui penyebabnya ditemukan endometriosis sebanyak 70-80%; sedangkan pada wanita dengan infertilitas sekunder ditemukan endometriosis sebanyak 25%. Diperkirakan prevalensi endometriosis akan terus meningkat dari tahun ketahun. Meskipun endometriosis dikatakan penyakit wanita usia reproduksi, namun telah ditemukan pula endometriosis pada usia remaja dan pasca menopause. Oleh karena itu, untuk setiap nyeri haid baik pada usia remaja, maupun pada usia menopause perlu dipikirkan adanya endometriosis 1.Endometriosis selama kurang lebih 30 tahun terakhir ini menunjukkan angka kejadian yang meningkat. Angka kejadian antara 5-15% dapat ditemukan di semua operasi pelvik.

Page 3: ADENOMYOSIS

Endometriosis jarang didapatkan pada orang-orang negro, dan lebih sering didapatkan pada wanita-wanita yang berasal dari golongan sosio-ekonomi yang kuat. Yang menarik perhatian adalah bahwa endometriosis lebih sering ditemukan pada wanita yang tidak kawin pada umur muda, dan yang tidak mempunyai banyak anak. Ternyata fungsi ovarium secara siklis yang terus menerus tanpa diselingi kehamilan, memegang peranan penting di dalam terjadinya endometriosis 2.Angka kejadian endometriosis yang terjadi pada infertilitas menurut Ali Badziad, 1992, adalah sebesar antara 20-60 %. Pada infertilitas primer angka kejadian endometriosis yang terjadi sebesar 25%, sedangkan pada infertilitas sekunder angka kejadiannya sebesar 15%. Sedangkan angka kejadian endometriosis yang dilaporkan oleh Speroff adalah 3-10% terjadi pada wanita usia produktif, dan antara 25-35 terjadi pada wanita infertil. Sedangkan di Indonesia endometriosis ditemukan kurang lebih 30% pada wanita infertil. Menurut William dan Pratt kejadian Endometriosis pada seluruh laparatomi dari berbagai indikasi ditemukan sebesar 11,87% 7.

GAMBARAN KLINIK

Uterus membesar secara menyeluruh. 1/3 pasien tidak menunjukkan gejala. Sisanya dapat menunjukkan gejala :

o Rasa nyeri yang berlangsung secara progresif, kadang-kadang berhubungan dengan haid. Pada kasus ini, nyeri meningkat selama menstruasi dan mencapai puncak pada akhir masa haid

o Siklus menstruasi tidak teratur terutama menorrhagia

KOMPLIKASI

Anemia kronis Perubahan keganasan menjadi adenokarsinoma primer

Page 4: ADENOMYOSIS

Pengobatan

                Histerektomi merupakan pengobatan yang tepat, namun merupakan pilihan

yang sulit apabila penyakit ini ditemukan pada wanita yang masih muda dan masih ingin

mempunyai anak. Terapi hormonal tidak ada gunanya. Pengobatan klasik untuk

adenomiosis yang membandel terdiri dari ablasi endometrial secara endoskopik atau

histerektomi. Bagaimanapun juga ablasi endometrial pada pasien dengan adenomiosis

dapat menyebabkan perlekatan pada kavum uterus, haematometrium dan rasa sakit yang

hebat.  Sekarang terapi konservatif untuk pengobatan adenomiosis dapat dibagi menjadi

kategori yaitu :

1.       Embolisasi pembuluh darah2.       Terapi Hormonal3.       Kombinasi operasi dan terapi hormonal

1. Embolisasi pembuluh darah

                Penggunaan teknik intervensi radiologi untuk mengembolisasi pembuluh darah

uterus pada kasus adenomiosis telah dijelaskan baru-baru ini. Laporan tentang

penggunaan teknik ini masih sedikit dan sejauh ini tidak ada kehamilan yang berhasil

yang dijelaskan pada penggunaan teknik embolisasi pada adenomiosis ini.

2. Terapi Hormonal                Terapi hormonal digunakan untuk mengurangi rasa sakit termasuk pil progesterone oral yang diminum rutin, anti estrogen dan agonis GnRH. Agonis GnRH dan anti-estrogen seperti Danazol telah banyak digunakan. Analog GnRH membuat keadaan menopause palsu, suatu keadaan dimana kadar estrogennya rendah.  Efek samping dari pengobatan cara ini adalah muka merah (hot flushes), mood yang tidak stabil, dan pengurangan kadar mineral tulang.

3. Kombinasi operasi dan terapi hormonal                Huang dan Wang melaporkan bahwa pengangkatan dengan operasi kecil (microsurgical) pada daerah adenomiosis yang terlihat yang kemudian diikuti dengan terapi menggunakan agonis GnRH (Goserelin Acetate) 3,6 mg, 2 sampai 6 kali sehari berakhir dengan kelahiran bayi yang sehat pada 4 kasus (Huang et al., 1998; Wang et al., 2000).Pengobatan masa depan                Pada masa depan, pengembangan baru seperti penggunaan ultrasound intensitas tinggi (HIFU=High – intensity focused ultrasound) memainkan peranan penting dalam penanganan adenomiosis. Teknik ini memungkinkan kombinasi antara koagulasi dan pengrusakan jaringan namun tanpa meninggalkan luka yang parah dan darah yang keluar juga sedikit.

Page 5: ADENOMYOSIS

Diagnosis Banding                Sebagai diagnosis banding adalah :1. Kehamilan                Kehamilan dapat disingkirkan dengan tes kehamilan2. Leiomioma Sub Mukosa                Leiomioma submukosa ini dapat terjadi pada 50-60% kasus adenomiosis. Keiomioma dapat menyebabkan menoragi dan rasa sakit yang hebat. Uterus biasanya lunak dan tidak tegang bahkan saat terjadinya menstruasi. Diagnosis ditegakkan dengan histeroskopi atau dan kuretase.3. Kanker endometrial                Kanker endometrial ditegakkan dengan biopsy endometrial atau kuretase4.  Sindroma kongesti pelvis (Taylor’s syndrome)                Sindroma ini ditandai dengan keluhan kronis dari rasa sakit pada organ pelvis yang terus menerus dan menometrorragi. Pada beberapa kasus uterus membesar, simetris dan sedikit lunak. Servik dapat sianosis dan patulous. Pada operasi pembuluh darah pelvis dapat Nampak membesar atau terpuntir.5. Endometriosis pelvis                Ditandai dengan dismenore premenstruasi dan selama menstruasi, adanya massa adnexa yang melekat, dan adanya nodul nodul pada ligamentum uterosakral. Kelainan ini sering berkaitan dengan adenomiosis.

Prognosis

                Tidak ada resiko yang mengarah keganasan.  Karena kondisinya berkaitan dengan kadar estrogen, maka keadaan menopause akan menyebabkan kesembuhan alami. Tindakan histerektomi dapat dilakukan apabila keluhan sangat menganggu dan mengancam.

Page 6: ADENOMYOSIS

Daftar Pustaka

[1] Adenomyosis in Dorland Medical Dictionary, ed 29. EGC, Jakarta : 2003[2] Prabowo, RP. Endometriosis. Ilmu Kandungan. Ed. 2 cet.6. p.314-316. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta:2008