addendum kak taluduyunu

17
1 ADDENDUM KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN : REHABILITASI JARINGAN IRIGASI DI. TALUDUYUNU 1. LATAR BELAKANG Dalam rangka meningkatkan produksi pertanian tanaman pangan, terutama padi dan palawija dengan pola swasembada, serta penunjang program pemerintah saat ini yaitu program ketahanan pangan, maka Pemerintah Indonesia berupaya terus sejak Pelita I hingga sekarang melakukan pembangunan berbagai prasarana pengairan, baik berupa sistim irigasi teknis maupun semi-teknis. Tentunya pembangunan prasarana tersebut harus melalui sistem perencanaan yang matang, pelaksanaan yang baik serta perbaikan/rehabilitasi yang rusak-rusak guna untuk mendapatkan hasil yang tepat, efisien dan efektif. Saat ini telah berkembang sebagai daerah pertanian untuk berbagai komoditi pertanian, namun pada tahun-tahun terakhir ini kondisi jaringan irigasi baik bangunan utama (bendung) dan jaringan irigasinya telah mengalami perubahan fungsi jaringan. Akibat yang ditimbulkan karena menurunnya fungsi jaringan adalah menurunnya produksi pangan yang akan tidak tercapai ketahanan pangan. Mengingat kondisi jaringan saat ini banyak mengalami penurunan fungsi jaringan, maka diperlukan rehabilitasi sekaligus peningkatan prasarana dan sarana jaringan irigasi agar lahan produksi pertanian dapat meningkat dan pendapatan masyarakat akan lebih baik. Untuk itu maka Dinas PU Provinsi Gorontalo pada tahun 2015 ini akan melaksanakan pekerjaan rehabiitasi dan peningkatan jaringan irigasi untuk mengoptimalkan jaringan irigasi yang ada baik sarana dan prasarana pada Daerah Irigasi (DI) Taluduyunu.

Upload: jo-sundawa

Post on 05-Nov-2015

26 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

nnnn

TRANSCRIPT

  • 1ADDENDUM KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)PEKERJAAN :

    REHABILITASI JARINGAN IRIGASI DI. TALUDUYUNU

    1. LATAR BELAKANG

    Dalam rangka meningkatkan produksi pertanian tanaman pangan, terutama padi

    dan palawija dengan pola swasembada, serta penunjang program pemerintah saat ini yaitu

    program ketahanan pangan, maka Pemerintah Indonesia berupaya terus sejak Pelita I

    hingga sekarang melakukan pembangunan berbagai prasarana pengairan, baik berupa

    sistim irigasi teknis maupun semi-teknis. Tentunya pembangunan prasarana tersebut harus

    melalui sistem perencanaan yang matang, pelaksanaan yang baik serta

    perbaikan/rehabilitasi yang rusak-rusak guna untuk mendapatkan hasil yang tepat, efisien

    dan efektif.

    Saat ini telah berkembang sebagai daerah pertanian untuk berbagai komoditi

    pertanian, namun pada tahun-tahun terakhir ini kondisi jaringan irigasi baik bangunan

    utama (bendung) dan jaringan irigasinya telah mengalami perubahan fungsi jaringan.

    Akibat yang ditimbulkan karena menurunnya fungsi jaringan adalah menurunnya produksi

    pangan yang akan tidak tercapai ketahanan pangan.

    Mengingat kondisi jaringan saat ini banyak mengalami penurunan fungsi jaringan,

    maka diperlukan rehabilitasi sekaligus peningkatan prasarana dan sarana jaringan irigasi

    agar lahan produksi pertanian dapat meningkat dan pendapatan masyarakat akan lebih

    baik.

    Untuk itu maka Dinas PU Provinsi Gorontalo pada tahun 2015 ini akan melaksanakan

    pekerjaan rehabiitasi dan peningkatan jaringan irigasi untuk mengoptimalkan jaringan

    irigasi yang ada baik sarana dan prasarana pada Daerah Irigasi (DI) Taluduyunu.

  • 22. MAKSUD DAN TUJUANMaksud pekerjaaan ini adalah melaksanakan pekerjaan konstruksi, REHABILITASI

    JARINGAN IRIGASI DI TALUDUYUNUagar dapat meningkatkan pelayanan jaringanirigasi di daerah irigasi tersebut.

    Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk mengoptimalisasi jaringan irigasi yang ada di

    DI Taluduyunu.

    3. TARGET DAN SASARANTarget atau Sasaran ingin yang dicapai dari pekerjaan ini adalah :

    3.1. Tercapainya peningkatan Rehabilitasi dan Peningkatan Jaringan Irigasi

    3.2. Tercapainya sarana dan prasarana irigasi khususnya dibidang pertanian.3.3. Tercapainya layanan Jaringan Irigasi yang optimal guna tersedianya air untuk

    pertanian pada sistem irigasi yang sudah ada.

    4. NAMA ORGANISASI PENGADAAN KONSTRUKSIPekerjaan : REHABILITASI JARINGAN IRIGASI DI. TALUDUYUNU

    SKPD : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo Bidang SDAPPK/KPA : SURJADI PULUKADANG, ST.MT

    5. SUMBER PENDANAAN DAN PERKIRAAN BIAYA

    Untuk pelaksanaan kegiatan ini tersedia Pagu Anggaran sebesar Rp. 2.168.253.000(Dua Miliyar Seratus Enam puluh Delapan Juta Dua Ratus ) termasuk PPn, sumber dana

    APBD (DAK) Tahun Anggaran 2015.

    6. LOKASI PEKERJAAN DAN RUANG LINGKUP

    Lokasi pelaksanaan pekerjaaan di Kabupaten Boalemo dengan jarak 210 Km daripusat kota gorontalo dengan kondisi jalan yang cukup baik

    Ruang Lingkup Pekerjaan :

    6.1. Pekerjaan saluran :a. Galian tanah Biasa (M)

    b. Galian Tanah Lumpur (M)

  • 3c. Timbunan Tanah Kembali (M)

    d. Pasangan Batu 1 : 4

    e. Siaran 1 : 2

    f. Plesteran 1 : 3

    g. Bongkaran Pasangan Batu

    6.2. Plat Precasta. Beton K 175

    b. Bekisting

    c. Pembesian

    6.3. Pemasangan Plat Preecast

    7. JANGKA WAKTU PELAKSANAANKeseluruhan jadwal waktu jasa pekerjaan Rehab dan peningkatan jaringan irigasi

    DI. Taluduyunu210 Hari Kalender (7 Bulan) terhitung sejak dikeluarkan Surat PerintahMulai Pekerjaan.

    8. PERSYARATAN ADMINISTRASI BAGI PENYEDIA JASA KONSTRUKSIPersyaratan Klasifikasi dan Kualifikasi Penyedia Jasa :

    8.1. Ijin Usaha

    Ijin Usaha Klasifikasi dan Kualifikasi

    a. IUJK Yang masih berlaku, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, alamat yang tercantum

    didalamnya sesuai dengan alamat data isian

    kualifikasi pada LPSE.

    b. SITU/SIGU/SIUP/Domisili Yang masih berlaku, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, alamat yang tercantum

    didalamnya sesuai dengan alamat data isian

    kualifikasi pada LPSE.

    c. TDP (Tanda Daftar Perusahaan) Yang masih berlaku, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, alamat yang tercantum

    didalamnya sesuai dengan alamat data isian

    kualifikasi pada LPSE.

    d. Akta Perusahaan Akta Pendirian Perusahaan dan Perubahannya(apabila ada)

  • 4e. NPWP NPWP Perusahaanf. SBU Sertifikat Badan Usaha Jasa Pelaksana

    Konstruksi, (Kode: SI001) Jasa Pelaksana UntukKonstruksi Saluran Air, Pelabuhan, Dam, dan

    Prsasarana Sumber Air Lainnya;

    g. Kualifikasi Usaha Perusahaan Kecil

    8.2. Telah melunasi kewajiban pajak tahun terakhir (Tahun 2013/2014);

    8.3. Tidak masuk dalam daftar hitam (Black List);

    8.4. Mempunyai pengalaman penyedia jasa konstruksi paling sedikit 1 (satu) pekerjaan

    sejenis, dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah

    maupun swasta termasuk pengalaman subkontrak, kecuali bagi penyedia jasa

    konstruksi yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;

    8.5. Memilki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan jasa pengiriman;

    8.6. Memiliki kemampuan menyediakan fasilitas / peralatan / perlengkapan untuk

    melaksanakan pekerjaan jasa konstruksi;

    9. PERSYARATAN TENAGA AHLITenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pengadaan pekerjaan konstruksi

    SEMULA :9.1. Pelaksana Utama 1 (satu ) orang

    Pelaksana utama adalah seorang Lulusan Sarjana (S1) Teknik Sipil /

    Pengairan dengan pengalaman professional sekurang-kurangnya 5 (Lima)

    tahun dibidang Irigasi. Disyaratkan memiliki Sertifikat Keahlian / SKA (Kode212 Ahli Teknik Irigasi Atau 211 Ahli Sumber Daya Air) yang dikeluarkanoleh LPJK dengan Klasifikasi Bidang Sipil, Sub Bidang Teknik Sipil atau

    Sumber Daya Air

    MENJADI :9.1. Pelaksana Utama 1 (satu ) orang

    Pelaksana utama adalah seorang Lulusan Sarjana (S1) Teknik Sipil /

    Pengairan dengan pengalaman professional sekurang-kurangnya 3 (tiga)

  • 5tahun dibidang Irigasi. Disyaratkan memiliki Sertifikat Keahlian / SKA (Kode212 Ahli Teknik Irigasi Atau 211 Ahli Sumber Daya Air) yang dikeluarkanoleh LPJK dengan Klasifikasi Bidang Sipil, Sub Bidang Teknik Sipil atau

    Sumber Daya Air

    SEMULA :9.2. Pelaksana Lapangan 1 (Satu) orang

    Pelaksana lapangan Lulusan D3/STM. Untuk D3 pengalaman 7 (Tujuh) tahun

    atau STM dengan pengalaman 10 (Sepuluh) tahun kerja dibidangnya.

    Diutamakan memiliki Sertifikat Ketrampilan Kerja / SKTK (TS.031PELAKSANA SALURAN IRIGASI atau TS.032 PELAKSANA BANGUNANIRIGASI) yang dikeluarkan oleh LPJK dengan Klasifikasi Bidang Sipil, SubBidang Teknik Sipil atau Sumber Daya Air

    MENJADI :9.2. Pelaksana Lapangan 1 (Satu) orang

    Pelaksana lapangan Lulusan D3/STM. Untuk D3 pengalaman 5 (lima) tahun

    atau STM dengan pengalaman 7 (tujuh) tahun kerja dibidangnya. Diutamakan

    memiliki Sertifikat Ketrampilan Kerja / SKTK (TS.030 PELAKSANALAPANGAN PEKERJAAN JARINGAN IRIGASI atau TS.031 PELAKSANASALURAN IRIGASI atau TS.032 PELAKSANA BANGUNAN IRIGASI) yangdikeluarkan oleh LPJK dengan Klasifikasi Bidang Sipil, Sub Bidang Teknik

    Sipil atau Sumber Daya Air

    9.3. Pelaksana Surveyor 1 (satu ) orangPelaksana Surveyor adalah Lulusan STM dengan pengalaman 5 (Tahun) t

    ahun kerja dibidangnya.

    9.4. Pelaksana Administrasi teknis 1 (satu) orangPelaksanaan Administrasi teknis adalah Lulusan SMA/ SMEA dengan

    pengalaman 4 / 5 (Empat Atau Lima) tahun kerja dibidangnya.

    9.5. Pelaksana Sistem K3 Konstruksi 1 (satu) OrangPelaksana Sistem K3 Konstruksi adalah Lulusan D3 / SLTA Sederajat dengan

    pengalaman 4 / 5 (Empat Atau Lima) tahun kerja dibidangnya, dan

    disyaratkan memiliki Sertifikat SMK3 Konstruksi

  • 69.6. Pelaksana Sistem Manajemen Mutu (SMM) 1 (satu) OrangPelaksana Sistem Manajemen Mutu (SMM) adalah lulusan D3/SLTA

    Sederajat dengan pengalaman 4/5 (Empat atau Lima) tahun kerja

    dibidangnya dan disyaratkan memiliki Sertifikat Sistim Manajemen Mutu(SMM);

    10. PERSYARATAN PERALATAN YANG DIBUTUHKANKetentuan penggunaan peralatan yang diperlukan :

    10.1. Dump Truck : 2 Unit10.2. Concret Mixer : 1 Unit10.3. Pompa Air : 1 Unit10.4. Water Pass : 1Unit10.5. Meter Roll : 1 Unit10.6. Alat Pertukangan : 1 Set.

    11. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN KONSTRUKSISpesifikasi teknis pekerjaan konstruksi, meliputi :

    11.1. Ketentuan penggunaan bahan / material yang diperlukan :a. Semen

    Mutu semen yang dipergunakan harus setara dengan Semen Portland

    Type 1 atau type lain yang disetujui Direksi. Semen harus produksi dalam

    negeri dan sesuai dengan SKSNI T15-1991-03 atau standar lain yang

    setara atau lebih tinggi.

    Kontraktor harus membangunfasilitas yang akan melindungi Semen dari

    kondisi basah, lembab dan pengaruh matahari yang bias mengurangi mutu

    dari semen yang akan dipergunakan. Semen harus diletakkan minimum 30

    cm di atas lantai dan penataannya tidak boleh melebihi 15 zak semen pada

    arah vertical yang dapat mengakibatkan pengerasan semen. Penyimpanan

    semen di lapangan tidak boleh lebih dari 90 hari, kecuali melalui pengujian

    terlebih dahulu. Pemakaian semen diatur sesuai urutan waktu kedatangan,

    masuk pertama keluar pertama. Semen yang telah mengeras tidak boleh

    dipergunakan.

    b. BatuBatu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukkan dalam Gambar seperti

  • 7pasangan batu atau lapisan lindung batu, haruslah batu yang bersih dan

    keras, tahan lama dan sejenis menurut persetujuan Direksi dan bersih dari

    campuran besi, noda-noda, lubang-lubang, pasir, cacat atau tidak sempurna

    lainnya. Batu tersebut harus diambil dari sumber yang disetujui PPTK.

    batu terdiri dari batu sungai dan atau batu gunung dan setiap batu harus

    mem-punyai berat antara 6 kg sampai 25 kg, akan tetapi batu yang lebih

    kecil dapat dipakai atas persetujuan Direksi. Ukuran maksimum harus

    memperhatikan tebal dinding, tetapi harus memperhatikan batasan berat

    seperti tercantum diatas. Sebagai contoh : sebuah batu berukuran 0.20 x

    0.20 x 0.25 m3 akan mempunyai berat kira-kira 25 kg.

    c. PasirPasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekasaran yang

    memungkinkan untuk menghasilkan adukan yang baik.

    d. KerikilKerikil isian harus terdiri dari batu pecah atau kerikil, berukuran dari 5 mm,

    bergradasi baik sampai debu dan tidak mengandung bahan tanah

    lempung. Bahan ini disebar diatas lapis makadam, disiram air dan digilas

    sampai padat.

    e. Besi BetonUntuk Besi Beton Menggunakan Besi Sesuai dengan Petunjuk Direksi atau

    yang telah memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI) dan untuk ukuran

    mengikuti gambar kerja

    11.2. Metode kerja / prosedur pelaksanaan pekerjaana). Pekerjaan Galian tanah

    Pekerjaan Galian Tanah Dibedakan Menjadi 2 (Dua) Kelompok

    Pembayaran Sebagi Berikut :

    Galian Tanah Biasa Galian Tanah LumpurHal yang membedakan jenis galian tersebut diatas adalah tingkat

    kekerasan material yang harus digali yang berimplikasi terhadap jenis

    peralatan yang dipakai dan produktifitas peralatan terhadap volume

    galian.

  • 8Pekerjaan galian tanah adalah pekerjaan galian untuk konstruksi

    saluran maupun bangunan sadap atau pelengkap yang dilaksanakan

    dengan menggunakan tenaga manusia atau menggunakan alat berat,

    Penggalian dilaksanakan hingga kedalaman dan lebar sebagaimana

    elevasi dan ukuran dimensi seperti terlihat pada gambar rencana.

    Hasil galian jika memenuhi syarat akan digunakan sebagai bahan

    timbunan tanah atau urugan tanah kembali.

    b). Pekerjaan Timbunan Tanah Kembali (m)

    Pekerjaan timbunan tanah kembali adalah pekerjaan timbunan yang

    menggunakan tanah hasil galian tanah biasa yang memenuhi syarat,

    yang pelaksanaannya dikerjakan lapis demi lapis dihampar, diratakan

    dengan tenga manusia menggunakan pacul atau skop setebal 0,20m,

    serta harus memenuhi standar proctor yang disyaratkan dan dibentuk

    sesuai ukuran dimensi dan elevasi seperti terlihat pada gambar

    rencana.

    c). Pasangan Batu 1 : 4

    Pekerjaan Pasangan Batu dilaksanakan untuk konstruksi suatu

    bangunan atau saluran yang terdiri dari pondasi/koperan, talud/dinding

    dan lantai yang pengerjaannya diawali dari pemasangan pada bagian

    pondasi/koperan, dilanjutkan bagian talud/dinding kemudian lantai dari

    suatu konstruksi bangunan atau saluran.

    Pemasangan dilakukan dengan cara pasir dan semen diaduk dengan

    menggunakan beton mollen diberi air secukupnya, kemudian batu

    disusun sedemikian rupa dengan terlebih dahulu diberi alas mortar

    setebal 3 cm selanjutnya rongga antara batu yang disusun, satu

    dengan lainnya harus diisi dengan mortar sebagai pengikat dengan

    adukan mortal 1 pc : 4 ps.

    d). Siaran

    Adukan untuk siaran harus campuran 1 PC : 2 Psr, kecuali ditentukan

    lain oleh Direksi. Sebelum pekerjaan siaran dimulai semua bidang

    sambungan diantara batu muka harus dikorek sebelum adukan

  • 9mengeras (atau dibetel untuk pasangan lama). Pekerjaan siar dapat

    dibagi atas :

    - Siar tenggelam (masuk kedalam + 1 cm dari permukaan batu).

    - Siar rata (rata dengan permukaan batu).

    - Siar timbul (timbul 1 cm, lebar tidak kurang 2 cm)

    Kecuali ditentukan lain semua pekerjaan siar harus siar rata.

    e). Plesteran

    Apabila dipermukaan dinding dan lantai dari pasangan batu kali yangada maupun yang baru harus diplester dengan adukan 1 PC : 3 Psr.Pekerjaan plasteran dikerjakan secara 2 lapis sampai ketebalan 2 cm.Apabila tidak diperintahkan lain pasangan harus diplester pada bagianatas dari dinding, ujung-ujung saluran pasangan, dan untuk 0.10 mdibawah tepi atas atau sesuai dengan yang tertera pada Gambar.

    Pertemuan pasangan (Plesteran sudut) selebar 8 - 10 cm untukbangunan kecil dan 15 cm untuk bangunan yang besar sedang padasamping rangka pintu sorong, diplester tegak selebar 10 cm. Plesteranjuga dilakukan pada alur skot balk.

    Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan maka bidang dasar harusdibuat kasar dan bersih.

    Pekerjaan plesteran harus rata, lurus dan halus.Setelah pekerjaanplesteran cukup kering, kemudian harus dipelihara dengan siraman airsecara rutin.

    f). Betok K 175

    Material beton harus dicampur secara menyeluruh dalam mixer

    hingga semua agregat tercampur dengan sempurna. Contoh beton

    (sample) yang diambil di awal dan akhir penuangan harus sesuai

    dengan ketentuan sebagai berikut :

    Pemeriksaan dari kedua contoh tidak boleh berbeda lebih dari 25

    mm

    Kandungan udara dari kedua contoh tidak boleh berbeda lebih

    dari 1.

    Berat jenis dari kandungan udara adukan dari kedua contoh tidak

    boleh berbeda lebih

    dari 1.0 % dari berat rata rata dua contoh

  • 10

    Berat jenis dari agregat kasar dari kedua contoh, setiap 50 liter

    dalam volume, tidak boleh berbeda lebih dari 8 % dari berat rata

    rata dua contoh.

    Alat campur beton manual (molen) tidak boleh dipergunakan

    kecuali untuk struktur sementara dan harus sepengetahuan

    dan disetujui Direksi. Kecuali ditentukan lain oleh Direksi,

    pencampuran harus terus menerus dalam waktu seperti

    ketentuan di bawah ini.

    Semua tahapan pengecoran harus melalui Persetujuan Direksi,

    persetujuan direksi terhadap campuran yang diusulkan tidak akan

    diberikan sebelum kontraktor mengadakan percobaan campuran (trial

    mix) dengan pengujiannya untuk tiap kelas beton dan telah

    menyerahkan keterangan llengkap hasil percobaannya tentang mutu

    pekerjaan (factor kepadatan dan slump), kekuatan dan berat jenis

    kepada Direksi untuk persetujuannya. Kontraktor tidak boleh memulai

    pekerjaan pembetonan sebelum usul campuran tersebut disetujui.

    Kontraktor harus membuat campuran percobaan untuk setiap kelas

    beton dengan memakai alat alat yang sama yang akan dipakai di

    lapangan.

    Campuran percobaan akan diijinkan, apabila kekuatan tekan dari UjiSilinder yang diambil dari tiap kelas beton memenuhi syarat syaratspesifikasi untuk masing masing kelas beton. Silinder harus dibuat

    dalam cetakan dengan diameter 15 cm, tinggi 30 cm seperti

    disyaratkan dalam SKSNI T-15-1991-03 atau standar lain yang setara

    atau lebih tinggi.

    Kapasitas Mixer (meter kubik) Waktu Campuran

    (menit)

    2 s/d 3

    1,5 s/d 2

    1.5 atau kurang

    2

    .

    5

    2

    .

    0

    1

    .

    5

  • 11

    Paling tidak 60 hari sebelum pelaksanaan pekerjaan beton permanen,

    kontaktor harus melaksanakan uji campuran untuk setiap masing

    masing kelas beton yang disyaratkan dibawah pengawasan dari

    Direksi, penyiapan penggunaan agregat, campuran dan alat

    pencampur beton untuk pelaksanaan pekerjaan. Uji beton akan

    dilaksanakan secara menerus sampai beton memenuhi spesifikasi

    teknik.

    Tidak ada pembayaran secara terpisah untuk contoh material yang

    akan dilaksanakan tes. Bagaimanapun biaya untuk operasi dan

    perawatan dari laboratorium lapangan dan untuk semua tes beton dan

    material beton sudah termasuk dalam harga lumpsum.

    g). Bekesting

    Acuan Bekisting dipergunakan untuk permukaan beton yang

    tampak dari luar. Permukaan beton yang dihasilkan harus cukup

    halus. Acuan dapat dibuat dari bahan multipleks 12 milimeter,

    diperkuat dengan rangka balok-balok kayu 5/7 sesuai dengan

    kebutuhan. Acuan tegak diikat dengan besi tarik (plastic cone)

    secukupnya sehingga mampu menahan beban horizontal dari adonan

    beton.

    Acuan harus dibuat tetap kaku selama pengecoran dan proses

    pengerasan beton, untuk memperoleh bentuk permukaan sesuai

    Gambar. Kontraktor harus menyerahkan rencana dan penjelasan

    tentang acuan dan harus membuat contoh-contoh acuan untuk

    mendapat pengesahan Direksi.

    Acuan harus dipasang dengan sempurna, sesuai dengan bentuk-

    bentuk dan ukuran yang benar seperti ditunjukkan dalam Gambar.

    Cara pendukungan yang akan menghasilkan lubang-lubang atau

    tali-tali kawat yang membentang pada seluruh lebar dari permukaan

    beton tidak dibenarkan. Acuan dibuat pada permukaan beton

    dengan kemiringan lebih curam dari 1 : 3.

    Acuan untuk permukaan beton harus sedemikian rupa untuk

    mencegah hilangnya bahan- bahan dari beton dan bisa

    menghasilkan permukaan beton yang padat. Jika dibutuhkan oleh

  • 12

    Direksi acuan untuk permukaan beton yang kelihatan harus

    sedemikian rupa sehingga menghasilkan permukaan yang halus

    tanpa adanya garis atau kelihatan terputus.

    Tiap kali sebelum pembetonan dimulai, acuan harus

    diperiksa dengan teliti dan dibersihkan. Pembetonan hanya

    boleh dimulai apabila Direksi sudah memeriksa dan memberi

    persetujuan terhadap acuan yang telah dipasang.

    Untuk pembetonan di cuaca panas atau kering, Kontraktor harus

    membuat rencana acuan yang mudah dibuka sehingga permukaan-

    permukaan beton dapat terlihat untuk dimulai perawatan sesegera

    mungkin.

    h). Pembesian

    Sebelum pembesian beton di lokasi pengecoran, semua

    permukaan dari areal kerja dan pondasi dimana beton akan

    dituang harus bersih dari minyak, lumpur, bahan organik,

    serpihan kayu, bahan lain yang tidak diijinkan, puing, serpihan

    batu atau material yang mudah hancur lainnya dengan

    menggunakan air bertekanan atau cara lain yang lebih efektif

    yang di setujui oleh Direksi.

    Seluruh permukaan dari acuan dan material yang menempel dan

    telah menjadi kerak seperti adukan kering dari penuangan beton

    sebelumnya harus dibersihkan seperti semua adukan disekitar atau

    berbatasan dengan beton yang akan dituang.

    Permukaan pondasi batuan harus dalam kondisi lembab

    seluruhnya sebelum penuangan beton dan apabila terdapat genangan

    air harus dikeringkan. Permukaan pondasi dari tanah atau pasir dan

    kerikil dimana beton akan dituang harus bersih dari aliran air, serpihan

    kayu atau bahan lain yang tidak diijinkan seperti dijelaskan diatas.

    Untuk pondasi tanah atau pasir dan kerikil, pondasi harus dalam

    kondisi lembab sebelum penulangan beton.

    i). Pemasangan Plat Precast

    Pemasangan Plat Precast merupakan tahapan pengangkatan plat dari

  • 13

    lokasi pengecoran ke dalam saluran atau diletakan pada posisi yang

    telah ditentukan oleh direksi

    j). Bongkaran Pasangan Batu

    Pelaksanaan bongkaran harus dilakukan seteliti mungkin dengan

    memperhatikan kondisi dan bagian yang mempunyai keterkaitan

    dengan bagian yang dibongkar.

    Harus dijaga faktor kebisingan atau gangguan lainnya, sehingga tidak

    mengganggu situasi kerja rutin pada bangunan yang bersangkutan.

    Pembongkaran harus menjamin keamanan dan keselamatan, baik

    untuk pekerja, pengguna bangunan, peralatan maupun bangunan

    sendiri.

    Pemborong bertanggung jawab atas kerusakan pada bagin-bagian lain

    yang nyata-nyata diakibatkan oleh adanya pekerjaan pembongkaran.

    Bekas bongkaran yang tidak akan digunakan lagi harus secepatnya

    disingkirkan dan dibersihkan dari lapangan, sehingga tidak menggaggu

    lalu lintas pandangan.

    Pemborong bertanggung jawab atas keamanan barang-barang

    bongkaran yang akan digunakan lagi

    11.3. Ketentuan Gambar Kerja

    Kontraktor harus menggunakan Gambar Kontrak/Desain sebagai dasar

    untuk memper-siapkan Gambar Pelaksanaan/Kerja. Gambar Pelaksanaan

    disiapkan dalam ukuran A3 dengan memperlihatkan detail bangunan,

    potongan-potongan bangunan secara lengkap, termasuk tata-letak

    pembesian, rencana pembengkokan, daftar pembesian, tipe beton yang

    digunakan dan ukuran-ukuran bagian-bagian bangunan secara tepat.

    Gambar Pelaksanaan yang telah disetujui dan disahkan oleh PPK harus

    diserahkan kepada PPK sebanyak 5 (Lima) set dan Konsultan 1 (satu)

    set.Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan Gambar Pelaksanaan

    yang telah disetujui dan disahkan oleh PPK. Setiap perubahan dari Gambar

    Pelaksanaan terlebih dahulu harus dimintakan persetujuan kembali kepada

  • 14

    PPK. Resiko yang timbul akibat pekerjaan yang dilaksanakan tanpa

    persetujuan PPK, sepenuhnya menjadi tanggungjawab Kontraktor

    11.4. Ketentuan pembuatan laporan dan dokumentasia) Laporan

    Kontraktor harus menyiapkan Program Kegiatan sesuai dengan Jadual

    Pelaksanaan (Master Schedules) yang telah disetujui KPA. Program

    tersebut harus dibuat dalam dua bentuk yaitu Bar-chart dan Network

    planning yang dilengkapi dengan bagan yang mem-perlihatkan kegiatan-

    kegiatan kritis, serta jadual pelaksanaan dari masing-masing kegiatan :

    - Waktu yang diperlukan untuk tiap-tiap kegiatan,

    - Tanggal kegiatan paling awal,

    - Tanggal kegiatan paling lambat,

    - Kelonggaran waktu,

    - Jumlah tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan

    Program kegiatan harus dirancang sesuai dengan waktu efektif dalam

    periode Kontrak dengan mempertimbangkan kondisi cuaca, waktu yang

    diperlukan untuk persiapan, persetujuan gambar-gambar, kendala-kendala

    yang mungkin dijumpai di lapangan, adanya hari libur umum maupum

    keagamaan.

    b) Laporan Kemajuan Pekerjaan Bulanan

    Paling lambat tanggal 10 (sepuluh) tiap bulan atau pada suatu waktu

    yang ditentukan Direksi, Kontraktor harus menyerahkan 5 (lima) buah

    Laporan Kemajuan Bulanan yang menggambarkan secara detail

    kemajuan pekerjaan selama bulan-bulan sebelumnya. Laporan ini

    merupakan rekap dari Laporan Mingguan.

    Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut:

    - Prosentase kemajuan pekerjaan sesuai dengan hasil Pemeriksaan

    bersama (opname).

    - Program Kerja dan Rencana kegiatan dalam waktu 2 (dua) bulan

    ke depan disertai rencana tanggal permulaan dan

    penyelesaiannya.

  • 15

    - Daftar personil dan jumlah tenaga kerja.

    - Volume bahan yang terpakai dan sisa bahan (stock) yang ada di

    lapangan.

    - Progress per item pekerjaan untuk tiap-tiap bangunan atau bagian-

    bagian konstruksi, antara lain :

    Volume pekerjaan pembetonan Volume pekerjaan tanah Daftar bangunan yang sedang dan telah selesai dikerjakan

    - Progress pembayaran dan rencana tagihan pembayaran bulan

    berikutnya.

    - Hasil pengujian lapangan dan laboratorium

    - Permasalahan yang dijumpai di lapangan dan Risalah rapat-rapat

    pelaksanaan.

    c) Laporan Harian dan Mingguan

    Progress pekerjaan per hari harus dilaporkan, diperiksa dan disetujui

    oleh PPK. Laporan harian mencakup progress volume tiap-tiap item

    pekerjaan untuk tiap-tiap bagunan disertai catatan volume bahan yang

    terpakai, peralatan yang digunakan dan jumlah tenaga kerjanya.

    Laporan harian dibuat dalam 5 (Lima) rangkap dan diserahkan kepada

    PPK pada hari itu juga dalam 2 (dua) rangkap. Laporan harian ini

    kemudian direkap menjadi Laporan Mingguan yang diserahkan kepada

    pengawas pada saat Rapat Mingguan.

    d) Laporan Pengujian LaboratoriumUntuk laporan pengujian ini meliputi :

    - Laporan Uji Rencana Campuran (Trial Mix Design)

    - Laporan Uji Slump Test

    e) Dokumentasi

    Semua kegiatan dilapangan harus didokumentasikan dengan lengkap

    dan dibuatkan Album Foto berikut keterangan berupa tanggal

    pengambilan foto, lokasi dan penjelasan foto. Untuk setiap lokasi

  • 16

    pekerjaan minimal dibuat 3 seri foto pada kondisi sebelum pelaksanaan

    (0%), pada saat pelaksanaan (50%) dan setelah selesai dilaksanakan

    (100%). Titik sudut pengambilan foto untuk tahap-tahap kegiatan

    diusahakan dari posisi yang sama. Oleh karena itu, sebelum

    pengambilan foto perlu dibuat rencana/denah yang menunjukan lokasi,

    posisi dari kamera juga arah bidikan yang kemudian diserahkan kepada

    Direksi untuk disetujui.

    Tiap foto berukuran 3R dan diberi catatan sebagai berikut:

    Nama dan lokasi Bangunan Tanggal pengambilan Tahap pelaksanaanBerita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilampiri dengan

    beberapa foto-foto pelaksanaan pada periode tersebut. Pada akhir

    pelaksanaan Kontrak, Kontraktor harus menyerahkan Album foto

    pelaksanaan pekerjaan kepada Direksi untuk tiap-tiap bagunan atau

    bagian konstruksi pada kondisi awal (0 %), 50 % dan selesai 100 %

    dalam satu halaman.

    Penyerahan dilakukan sebanyak 6 (enam) ganda bersama 1 (satu) set

    album negatifnya. Tiap album diberi daftar yang berisi keterangan atau

    tanda untuk memudahkan mengidentifikasi negatif dan cetakannya.

    11.5. Ketentuan mengenai penerapan / manajemen K3 konstruksi

    Fasilitas KesehatanSebelum Pelaksanaan Pekerjaan dimulai Kontraktor harus

    menyediadan fasilitas kesehatan untuk kepentingan karyawan dan

    tenaga kerja di lapangan. Kontraktor harus mengusahakan lapangan

    kerja dalam keadaan bersih dan sehat.

    AsuransiSemua peralatan dan terutama tenaga kerja yang terlibat dalam

    pelaksanaan pekerjaan ini agar diasuransikan.

  • 17

    12. HARGA PERKIRAAN SENDIRIPerhitungan Harga perkiraan sendiri sebesar Rp. 2.168.253.000

    13. BILL OF QUANTITYDaftar Kuantitas Dan Harga (Bill Of Quantity) Terlampir;

    14. Gambar DED (Detail Engenering Desain)Gambar Detail Engenering Desain Terlampir;

    15. KELUARAN / OUTPUT

    Keluaran/ produk yang dihasilkan dari pelaksanaan pengadaan pekerjaan konstruksi

    Pekerjaan Konstruksi saluran Irigasi Gambar pelaksanaan Dokumentasi Pekerjaan Laporan Kemajuan Pekerjaan

    Gorontalo, 29 April 2015

    Kuasa Pengguna Anggaran

    Bidang Sumber Daya Air

    Dinas PU Provinsi Gorontalo

    TTD

    SURJADI PULUKADANG, ST.MTNIP. 196701301998031004