adb’s secretary - asekmadb.ac.idasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2014/adbs0312014.pdf ·...
Embed Size (px)
TRANSCRIPT


Jurnal ADB’S Secretary Vol.3 No.1 - Januari 2014 i
Vol.3 No.1 - Januari 2014 ISSN 2089-4198
ADB’S Secretary JURNAL DUNIA SEKRETARIS
Susunan Kepengurusan Jurnal Ilmiah Dunia Sekretaris :
Penanggung Jawab
:
Muller Sagala, S.E., M.M.
Mitra Bestari/Reviewer
Pimpinan Redaktur
:
:
Dr. Nicolaus Uskono, S.Sos., M.Si.
Dr. V.W. Cahyana, M.Si.
Dr. Hendrikus Passagi
Dr. Zulkifli Rangkuti
V.Y. Sri Sudarwinarti, S.Pd., M.Si.
Wakil Pimpinan Redaktur : Drs. Redemptus Sriyono D H., Bc.Th.
Redaktur : Cecilia Agustien Umbas, S.Kom., M.Pd.
Astuti Widiati, S.E
Penyunting / Editor : Ir. Markonah, ASAI, M.M.
Drs. Redemptus Sriyono D H., Bc.Th.
Muller Sagala, S.E., M.M
Desain Grafis dan Fotografer : Antonius Sugi Suhartono, S.E.
Sekretariat : M.V. Mieke Marini M.P., S.Pd
Widyastuti Listyawati, S.Sos.
Theresia Pawarti
A. Niken Budi Palupi
Alamat Redaksi : Kampus Asekma Don Bosco
Jl. Pulomas Barat V
Jakarta Timur
Telp: 021-4898774 Faks:021-4701190.
Situs http://www.asekma.ac.id
Email: [email protected]

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3 No.1 - Januari 2014 ii
PENGANTAR REDAKSI
Pembaca yang terhormat,
Buku Jurnal Dunia Sekretaris nomor Vol.3 No.1 Januari 2014 ini
merupakan karya ilmiah dari para dosen Akademi Sekretari dan Manajemen Don
Bosco yang relevan dengan dunia sekretaris. Buku Jurnal Ilmiah ini menyajikan
beberapa kajian yang menarik antara lain mengenai pentingnya kualitas pelayanan
bagi citra profesi sekretaris, pentingnya etos kerja dalam meningkatkan kinerja
sekretaris, tingkat kualitas komunikasi dengan pimpinan, peran sekretaris pada
tahun 2020, dan pentingnya pendampingan bagi anak untuk mencapai sukses.
Topik-topik di atas sangat menarik karena membahas masalah kualitas dan
kinerja. Dua kata ini sangat penting dalam dunia bisnis dan dalam kehidupan
sehari-hari, khususnya dalam rangka menyambut AFTA-2015. Sebagaimana
diketahui bahwa AFTA-2015 pada dasarnya membicarakan mengenai keluar dan
masuk dari / ke suatu negara secara bebas terhadap arus barang, jasa, investasi,
modal, dan sumber daya manusia yang professional dan mempunyai tingkat
kompetensi yang tinggi,.
Semoga para pengguna buku Jurnal Ilmiah ini mendapatkan manfaat besar
dalam bidangnya masing-masing sekaligus untuk mendorong perkembangan
profesi sekretaris dalam dunia yang terus berubah.
Salam sukses dari Dewan Redaksi.
Jakarta, Januari 2014
Dewan Redaksi

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3 No.1 - Januari 2014 iii
Vol.3 No.1 - Januari 2014 ISSN 2089-4198
ADB’S Secretary JURNAL DUNIA SEKRETARIS
DAFTAR ISI
Hal
1. Peran Penting Kualitas Pelayanan Bagi Citra Profesi Sekretaris
Oleh: Ika Suhartanti Darmo, SE. MM.
1
2. Implementasi Etos Kerja Dalam Meningkatkan Kinerja Sekretaris
Oleh : Muller Sagala, S.E., M.M.
11
3. Pendampingan Bagi Mahasiswa Dalam Menggapai Sukses
Oleh: Drs. R. Sriyono DH, Bc.Th
25
4. Peran Kualitas Komunikasi Sekretaris Dalam Meningkatkan
Kualitas Keputusan Pimpinan
Oleh: V.Y. Sri Sudarwinarti, S.Pd., M.Si.
38
5. Analisis Dampak Perkembangan ICT Terhadap Peran Sekretaris
Tahun 2020
Oleh : Muller Sagala, S.E.,M.M.
51

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 1
PERAN PENTING KUALITAS PELAYANAN BAGI CITRA PROFESI
SEKRETARIS
Oleh: Ika Suhartanti Darmo, SE. MM.
ABSTRACT
Secretary's profession is very different from other office's administrative profession. If the
administrative positions generally do things that are relatively specific and repetitive, the
secretary profession in performing everyday tasks always filled activities full of dynamic
and challenging. Routine tasks, special tasks and creative tasks that are the focus of daily
labor secretary is always present in the composition and random and can not be
determined.
In performing its duties, the secretary must be able to show a positive image of the
profession, co-workers and corporate business clients. The secretary must always maintain
and improve the image of himself with a formal look appropriate to the task and field job.
The main thing to note is the correspondence between the formal clothing and accessories
that complement the image of the profession as a whole.
The excellence profession's of the secretary is not enough simply by adjusting the physical
appearance only, but also focus on the quality of service in showing the performance of the
secretary of everyday. Secretary who is able to provide the best quality service, is one of
the driving factors for the progress of potential leaders, co-workers and the company.
Enhance the quality of service displayed by the secretary, whereby not only the physical
things alone are able to provide satisfaction to the customers, but also the intrinsic values
sincerity over secretary of service quality can really be enjoyed and provide satisfaction for
all parties concerned.
Keywords : quality of service, professional image of the secretary

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 2
PENDAHULUAN
Sebagian besar waktu kerja sekretaris dalam melaksanakan tugas kesehariannya adalah
melakukan komunikasi, hubungan atau bekerjasama dengan pimpinan dan banyak orang;
baik itu pihak internal ataupun eksternal perusahaan. Oleh karena itulah, profesi sekretaris
menuntut suatu standar pelayanan yang khusus sehingga mampu menampilkan citra profesi
sekretaris yang serta memberikan kepuasan bagi setiap pimpinan ataupun rekan kerja dan
pelanggan (internal/eksternal) secara positif.
Kualitas pelayanan yang baik dari sekretaris dalam memenuhi kebutuhan
pimpinan/karyawan perusahaan secara tidak langsung mampu meningkatkan semangat
kerja dan memunculkan suasana kerja yang kondusif bagi semua pihak. Hal ini sangat
relevan dengan peranan yang menjadi tanggung jawab sekretaris dalam perusahaan yaitu
sebagai humas (public relation) perusahaan yang menjembatani dan menyelaraskan
aspirasi karyawan ataupun pihak eksternal dengan manajemen perusahaan.
Kualitas pelayanan yang baik dari seorang sekretaris kepada setiap klien yang
dilayaninya turut menentukan peningkatan jenjang karier profesional sekretaris tersebut di
masa depan. Apabila semakin banyak pihak merasa puas dengan ritme kerja dan kualitas
pelayanan sekretaris, maka semakin terbuka lebar pula peluang karier sekretaris tersebut
untuk dapat berkarya pada suatu jenjang tanggung jawab manajemen yang lebih besar. Hal
ini menunjukkan betapa kualitas pelayanan tidak dapat terlepas dari citra profesi sekretaris
itu sendiri.
Permasalahan pokok adalah kuantitas dalam menjalankan tugas-tugas sekretaris lebih
dominan dibandingkan dari sisi kualitasnya. Tujuan tulisan ini adalah untuk mengetahui
sejauhmana pentingnya kualitas dibandingkan dengan kuantitas pelayanan yang diberikan

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 3
oleh sekretaris untuk menjaga citra profesi sebagai sekretaris. Manfaat tulisan ini adalah
agar para sekretaris memahami unsur-unsur pokok dalam citra profesi sehari-hari dan agar
para pimpinan mempunyai pengetahuan tentang citra profesi sekretaris. Metodologi yang
dipergunakan pada tulisan ini adalah analisis deskriptif dengan memanfaatkan studi
literatur.
CITRA PROFESI SEKRETARIS
Citra/image adalah kesatuan dari kepercayaan, ide dan kesan yang dipegang oleh
seseorang terhadap sebuah objek tertentu. Sebagian besar sikap dan tindakan orang
terhadap suatu objek dipengaruhi oleh image suatu objek. Citra/image merupakan hasil
evaluasi dari diri seseorang berdasarkan pengertian dan pemahaman terhadap rangsangan
yang telah diolah, diorganisasikan dan disimpan dalam benak seseorang. Citra dapat diukur
melalui pendapat, kesan tanggapan seseorang dengan tujuan untuk mengetahui secara pasti
apa yang ada pada setiap individu mengenai suatu objek1.
Secretary berasal dari kata secret yang berarti rahasia. Sesuai dengan asal katanya,
Sekretaris adalah orang yang diberi kepercayaan untuk menyimpan rahasia dalam
melaksanakan pekerjaannya dalam arti rahasia perusahaan atau yang tidak perlu diketahui
oleh orang lain atau para pegawai. Dimensi citra profesi sekretaris, antara lain: sekretaris
sebagai duta, sekretaris sebagai pintu gerbang, sekretaris sebagai 'Ibu Rumah Tangga'
perusahaan, dan sekretaris sebagai humas2; yang mana melaksanakan tugas rutin, tugas
khusus dan tugas kreatif sebagai berikut:
a. Tugas rutin sekretaris adalah tugas-tugas yang harus dikerjakan setiap hari tanpa
memerlukan perintah khusus maupun pengawasan khusus dari pimpinan. Contoh yang
1 Kotler dan Keller, 2009:607 2 Nuraini, 2008: 2

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 4
paling umum dari tugas rutin sekretaris antara lain: menangani surat-menyurat
(korespondensi) perusahaan, menata arsip, menerima dan melakukan panggilan
telepon, menerima dan melayani tamu pimpinan/perusahaan, mengatur agenda kegiatan
pimpinan, mempersiapkan laporan, dan lain-lain. Aktivitas tersebut merupakan
tanggung jawab sekretaris dalam menjaga kelancaran alur manajemen unit kerja
manajemen yang dilayaninya.
b. Tugas khusus sekretaris yaitu tugas yang diinstruksikan oleh pimpinan secara khusus
untuk dilaksanakan oleh sekretaris; mencakup hal-hal teknis penyelesaian suatu proyek
tertentu. Tugas khusus antara lain: mengonsep surat perjanjian/kerjasama dengan
relasi, menyusun surat-surat rahasia (konfidensi), mengatur pertemuan bisnis
(appointment), mempersiapkan perjalanan dinas pimpinan, menyelenggarakan rapat,
mengelola dana petty cash dan sebagainya.
c. Tugas kreatif adalah tugas yang dilaksanakan oleh sekretaris berdasarkan kreatifitasnya
untuk kepentingan pimpinan dan perusahaan; misalnya: membenahi tata-letak alat tulis
pimpinan beserta perlengkapan yang diperlukan, bertindak sebagai penghubung untuk
meneruskan informasi kepada para relasinya, mengadakan pemeriksaan peralatan
kantor yang perlu diperbaiki atau penambahan alat-alat dan sarana kantor, serta
memberikan ucapan selamat/dukacita kepada klien perusahaan, dan sebagainya.
Pada bukunya ‘Panduan Menjadi Sekretaris Profesional’, disebutkan bahwa
penampilan merupakan salah satu bagian penting dari pembentukan citra profesional
seseorang. Penampilan bertugas untuk menciptakan kesan pertama siapa diri anda yang
akan mempengaruhi proses komunikasi selanjutnya3. Hal ini menunjukkan bahwa untuk
menjadi sekretaris profesional tidak hanya dibutuhkan kecakapan dan pengetahuan yang 3 Susanto, A. B., http://www.jakartaconsulting.com/art-13-02.htm, pada 10 April 2013

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 5
cukup terhadap bidang bisnis yang ditekuni saja; tetapi juga harus memperhatikan
penampilan sebagai fundamental citra profesi sekretaris yang baik.
Perlu diperhatikan bahwa dalam upaya memperlihatkan penampilan yang baik bahwa
busana dan aksesoris yang dikenakan oleh sekretaris tidak harus mahal atau bermerek kelas
dunia, melainkan harus rapih, bersih, sesuai dengan situasi dan kondisi serta tujuan
pertemuan. Khusus untuk penampilan di dalam lingkungan kerja, busana dan aksesoris
yang dikenakan lebih mementingkan faktor kualitas dibandingkan faktor fashionnya,
dengan berpatokan pada keserasian berbusana dengan lingkungan di mana sekretaris
berada.
Berikut ini adalah faktor-faktor terkait penampilan kedinasan formal yang perlu
dipahami sekretaris guna memilih dan memadu busana yang akan dikenakan secara serasi
dan seimbang, antara lain:
1. Busana Kerja Profesional
Jajaran pemerintahan/dunia bisnis yang berorientasi pada fiskal, misalnya kalangan
perbankan, asuransi, komputer dan gadget/teknologi terkini pada umumnya
memperlihatkan citra mapan pada setiap aktivitas kerja mereka. Bagi sekretaris pada
bidang-bidang tersebut dapat tampil dengan penampilan yang bertipe klasik formal yang
elegan. Sedangkan pada lingkungan perusahaan berkembang/berorientasi pada penjualan
dan pemasaran (misalnya agen periklanan, perusahaan telekomunikasi, perusahaan, dealer
mobil/property), citra dinamis sangat jelas terpancar. Untuk itu busana yang mendukung
penampilan sekretaris bidang tersebut adalah busana yang bertipe kontemporer dan artistik.
Apabila sekretaris bekerja di lingkungan perusahaan di mana aktivitas lapangan
memainkan peran penting (misalnya perusahaan jasa transportasi, manufaktur dan

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 6
konstruksi), maka citra yang menonjol adalah gabungan dinamis dan mapan. Untuk
memproyeksikan citra ini, busana yang cocok untuk dikenakan adalah busana dengan
bridge type (gabungan). Sedangkan sekretaris di lingkup perusahaan dengan orientasi
kreativitas tinggi (misalnya retailing, perusahaan kosmetik, garmen, publishing,
broadcast/perfilman), cenderung memperlihatkan citra fashion forward yang modis dan
trendi. Mereka ini dituntut selalu tampil dengan busana-busana model terbaru, dan bahkan
menjadi pelopor trend mode dalam hal bahan, motif, dan warna busana.
2. Aksesoris Sesuai Profesi
Pengertian aksesoris sebenarnya tidak hanya sebagai ‘pelengkap gaya’ saja, melainkan
merupakan ‘bagian penting dari keseluruhan penampilan’. Aksesoris dinilai sebagai unsur
penting yang dapat meningkatkan citra diri sekretaris; karena dapat dipergunakan untuk
memperlihatkan simbol kesuksesan/status tertentu. Para sekretaris profesional sebaiknya
mengenakan aksesoris dengan model sederhana namun elegan, sehingga dapat tampil
dengan citra anggun dan eksklusif. Pada waktu ke kantor atau menghadiri acara-acara
resmi, sekretaris sebaiknya mengenakan aksesoris secukupnya saja. Khusus untuk para
sekretaris yang bekerja di bidang-bidang periklanan, kosmetik, garmen,
broadcast/perfilman, dapat mengenakan berbagai jenis aksesoris trendi dan unik, namun
tetap pada batas-batas yang wajar.
Penampilan adalah salah satu bagian penting pembentukan citra sekretaris profesional
dan memberi kepercayaan diri yang tinggi bagi sekretaris untuk mengekspresikan
kompetensi yang dimilikinya; sehingga dalam jangka panjang penampilan formal tersebut
melapangkan jalan kesempatan sekretaris untuk mendaki tangga karir yang lebih baik.

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 7
KUALITAS PELAYANAN
Kualitas pelayanan (Service Quality) atau yang dalam istilah marketing lazim disebut
‘kualitas jasa’ diartikan sebagai suatu takaran/ukuran sejauh mana jasa (pelayanan) yang
diberikan memenuhi kekhususan atau spesifikasi tertentu yang diharapkan oleh pihak
pengguna jasa. Nilai yang diberikan oleh pihak pengguna jasa (baik pelanggan
internal/eksternal) dipengaruhi sangat kuat oleh faktor-faktor dari kualitas jasa4.
Mengacu pada pengertian tersebut, berikut merupakan dimensi dari kualitas pelayanan
yang dapat menentukan kepuasan pelanggan, yaitu:
1. Reliability (reliabilitas), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai
dengan janji yang ditawarkan. Seorang sekretaris yang profesional haruslah mampu
memberikan pelayanan yang baik, dengan cakap, bahkan melebihi harapan pelanggan-
nya.
2. Responsivenes (daya tanggap), yaitu respon atau kesigapan sekretaris dalam membantu
pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, yang meliputi:
kesigapan sekretaris dalam melayani pelanggan (internal dan eksternal), kecepatan
sekretaris dalam menangani transaksi, dan penanganan keluhan pimpinan, rekan kerja
ataupun pihak luar perusahaan yang dilayaninya.
3. Assurance (jaminan), meliputi kemampuan sekretaris atas pengetahuan terhadap
pekerjaan dan tanggung jawabnya secara tepat, kualitas keramah-tamahan, perhatian
dan kesopanan dalam memberikan pelayanan, keterampilan dalam memberikan
keamanan di dalam memanfaatkan pelayanan yang ditawarkan, serta kemampuan
dalam menanamkan kepercayaan setiap pelanggan sekretaris terhadap layanan
4 Parasuraman, Zeithaml & Berry; dalam Lupiyoadi & Hamdani, 2006; 175

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 8
perusahaan secara umum, dan khususnya kualitas pelayanan sekretaris itu sendiri.
Dimensi kepastian atau jaminan ini merupakan gabungan dari dimensi berikut:
a. Competence (kompetensi), artinya keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki
oleh para karyawan untuk melakukan pelayanan
b. Courtesy (kesopanan), yang meliputi keramahan, perhatian dan sikap para
karyawan
c. Credibility (kredibilitas), meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan
kepada perusahaan, seperti reputasi, prestasi dan sebagainya.
4. Emphaty (empati), yaitu perhatian secara individual yang diberikan sekretaris kepada
pimpinan dan pelanggan lainnya; seperti kemudahan untuk menghubungi sekretaris,
kemampuan karyawan internal perusahaan untuk berkomunikasi langsung dengan
sekretaris, dan juga usaha yang dilakukan sekretaris untuk memahami keinginan dan
kebutuhan pelanggannya; baik di dalam maupun luar perusahaan tempat sekretaris
tersebut bekerja. Dimensi emphaty ini merupakan penggabungan dari dimensi:
a. Access (akses), meliputi kemudahan bagi pimpinan dan pelanggan internal/eksternal
perusahaan untuk memanfaatkan jasa/pelayanan yang ditawarkan oleh sekretaris.
b. Communication (komunikasi), merupakan kemampuan sekretaris dalam
berkomunikasi guna menyampaikan informasi kepada pelanggan atau bahkan untuk
memperoleh masukan positif dari pimpinan dan pelanggan internal/eksternal
perusahaan.

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 9
c. Understanding the Customer (pemahaman pada pelanggan), meliputi usaha yang
dilakukan sekretaris untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan
pimpinan dan pelanggan internal/eksternal perusahaan.
5. Tangibles (bukti fisik), meliputi penampilan fisik formal sekretaris yang sesuai dengan
kompetensi, kesopanan/etika serta image profesional yang baik. Hal ini nampak dari
cara sekretaris memadu-padankan busana kerja formal-nya dengan aksesoris, make-up
yang wajar, tas, sepatu, tatanan rambut yang formal, serta gadget/peralatan lain yang
diperlukannya dalam melaksanakan tugas profesinya sebagai sekretaris yang gesit dan
cakap. Perbedaan nilai-nilai tangibles mungkin saja terjadi oleh karena perbedaan
bidang kerja sekretaris, lokasi bekerja, intensitas bertemu dengan klien, mobilitas kerja
sekretaris, durasi kerja, aktivitas kerja utama dan lain-lain sebagainya.
PENUTUP
Sekretaris yang profesional hendaknya memiliki dan menghayati nilai-nilai/etika kerja
yang mencerminkan citra profesinya secara positif. Citra profesi sekretaris secara umum
dapat diukur berdasarkan:
a. Busana kerja formal yang sesuai dengan profesi dan bidang kerjanya
b. Aksesoris yang sesuai dengan kebutuhan dan aktivitas profesi; dalam hal ini tercakup
juga aspek gadget/produk teknologi terkini yang menjadi ‘partner kerja’ para sekretaris
di masa kini.
Terlepas dari hal-hal yang bersifat fisik, profesi sekretaris harus juga dilengkapi dengan
nilai-nilai intrinsik yang menjadi fokus utama profesi, yaitu kemampuan dalam
memberikan pelayanan yang tidak hanya baik, tetapi juga berkualitas dan terukur.

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 10
Aspek-aspek reliabilitas, kesigapan dalam memberikan tanggapan pelayanan, jaminan
atas kesesuaian kompetensi, kesopanan dan reputasi baik sekretaris yang mampu
menunjukkan empati yang tulus kepada pimpinan dan pelanggan internal/eksternal-nya
seperti penjelasan di atas merupakan standar kualitas pelayanan baku yang harus dimiliki
dan dihayati oleh setiap sekretaris. Dengan standar pelayanan yang berkualitas, maka dapat
dipastikan efektivitas kerja sekretaris sehari-hari di kantor memberikan kontribusi yang
sangat positif bagi kemajuan pimpinan, seluruh rekan kerja dan perusahaan. Tidak hanya
itu, dengan adanya kualitas pelayanan yang baik, sekretaris juga mampu meminimalisir
komunikasi yang tidak perlu sehingga potensi alokasi waktu dan biaya yang diperlukan
dapat ditekan se-efisien mungkin. Dan pada akhirnya, kehadiran sosok sekretaris yang
profesional mampu menjadi faktor pendorong (booster factor) produktivitas kerja
pimpinan, seluruh rekan kerja dan perusahaan pada periode jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Kotler, Philip, and Keller, Kevin L. Marketing Management. International Edition. New
Jersey: Pearson. 2009.
Lupiyoadi, R., dan Hamdani, A. Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi Kedua. Penerbit
Salemba Empat. Jakarta. 2006.
Nuraini, Neni. Panduan Menjadi Sekretaris Profesional. Trans Media Pustaka. Jakarta.
2008.
Susanto, A.B, http://www.jakartaconsulting.com/art-13-02.htm, diakses 10 April 2013

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 11
IMPLEMENTASI ETOS KERJA DALAM MENINGKATKAN KINERJA SEKRETARIS
Oleh : Muller Sagala, S.E.,M.M.
ABSTRACT
The work ethic is the inner spirit and attitude of a person or group of people in which there
is moral pressure and values. Countries such as Japan is known for its loyal and fast
working, Korea is known for its discipline and hard work, Germany is known for its
rational thingking, and Indonesia has 8 work ethic. All of these morals and values in the
present work ethic. Work ethic Indonesia was the worst in Asia. This is reflected in the
perception index scores Indonesian expatriates surveyed according to figures 7.50 (from
best numbers zero and 10 the worst possible). Given the position of secretary of a second
after its leadership position, it takes a work ethic that can improve the performance and
value of companies. The Secretary must be able to provide a good service, satisfying
customers so that no customers are disappointed. Thus in general work ethic of each
country and its people, whatever tasks included in the secretarial tasks should be able to
improve its performance. And Indonesia with 8 work ethic, if implemented in their
respective duties include secretarial duties, will be able to improve their performance in
their respective field of duty.
Keywords: work ethic, performance, secretary.
PENDAHULUAN
Sangat dipahami bahwa sumber daya manusia merupakan asset yang sangat berharga
bagi perusahaan, sekaligus merupakan kunci sukses dalam ekonomi global yang sangat
kompetitif ini. Kuantitas dan kualitas pekerjaan yang menuntut tenaga kerja dengan
pengetahuan yang lebih tinggi akan tumbuh lebih cepat dari pekerjaan lainnya. Dipahami
juga bahwa ketersediaan dan kualitas tenaga kerja yang lebih terdidik dan mempunyai
kompetensi, akan lebih banyak dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri.

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 12
Di Indonesia, keberadaan tenaga kerja yang mempunyai tingkat kompetensi yang
tinggi masih dipertanyakan. Beberapa kenyataannya antara lain bahwa perusahaan asing
selama ini lebih banyak memfokuskan diri pada investasi padat modal dibandingkan
dengan padat karya; perusahaan asing lebih mengutamakan staf ekspatriat daripada tenaga
lokal. Dan terbukti juga bahwa gaji yang rendah di Indonesia tidak lagi menjadi pemanis
utama bagi investor.
Akhir-akhir ini, sumber daya manusia dalam berbagai organisasi termasuk pemerintah
dan perguruan tinggi menjadi perhatian utama. Kondisi ini terjadi bukan hanya karena
adanya AFTA-2015, atau karena pemberlakuan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI) oleh Pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012, tetapi lebih
kepada adanya kesadaran akan suatu kebutuhan. Semakin disadari bahwa suksesnya
pelaksanaan fungsi-fungsi dan tercapainya tujuan organisasi bukan hanya disebabkan
karena uang, barang modal dan alat bantu lainnya, tetapi lebih karena kemampuan,
motivasi, perilaku, dan etos kerja dari seluruh tenaga kerja organisasi atau perusahaan
untuk dapat berperan secara aktif dan produktif.
Untuk menyikapi kebutuhan dunia usaha dan dunia industri serta adanya kondisi
kompetisi global tersebut, mengakibatkan muncul berbagai pendekatan-pendekatan baru
dalam paradigma manajemen. Paradigma manajemen tradisional berubah menjadi
paradigma manajemen baru. Paradigma manajemen tradisional lebih menekankan pada
peningkatan laba, sedangkan paradigma manajemen baru lebih menekankan pada
karyawan dan pelanggan, dan kerjasama tim. Salah satu perwujudan dari paradigma
manajemen baru itu adalah diterapkannya etos kerja professional pada organisasi atau
perusahaan. Setiap perusahaan membentuk sendiri etos kerja perusahaannya.

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 13
Dalam tulisan ini akan dibahas bagaimana implementasi etos kerja dalam
meningkatkan kinerja sekretaris pada setiap level manajemen. Terdapat berbagai etos kerja
pada setiap Negara atau setiap etnis pada suatu daerah, dan implementasinya disesuaikan
dengan budaya setempat. Dalam pembahasannya dilakukan analisis deskriptif berdasarkan
studi literatur.
Manfaat dari pembahasan ini adalah agar setiap perusahaan, manajemen dan tenaga
kerja yang ada di dalamnya, menyadari akan pentingnya pembangunan dan implementasi
etos kerja menurut budaya perusahaan yang ada. Dengan implementasi etos kerja tersebut
diharapkan adanya peningkatan kinerja, yang dalam hal ini kinerja seorang sekretaris.
PEMBAHASAN
Arti Etos Kerja
Sebelum melakukan pembahasan tentang etos kerja dalam hubungannya dengan
peningkatan kinerja, terlebih dahulu dibahas tentang arti etos kerja. Kamus Besar Bahasa
Indonesia memberikan arti etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan
keyakinan seseorang atau suatu kelompok.
Kamus Wikipedia menyebutkan bahwa etos berasal dari bahasa Yunani, dengan akar
kata ethikos, yang berarti moral atau menunjukkan karakter moral. Dalam bahasa Yunani
kuno dan modern, etos berarti keberadaan diri, jiwa, dan pikiran yang membentuk
seseorang. Webster's New Word Dictionary, 3rd College Edition memberikan definisi etos
sebagai kecenderungan atau karakter; sikap, kebiasaan, keyakinan yang berbeda dari
individu atau kelompok.

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 14
Dari ketiga arti etos kerja tersebut di atas, secara umum dapat dikatakan bahwa etos
kerja itu adalah semangat dan sikap batin seseorang atau sekelompok orang yang di
dalamnya terdapat tekanan moral dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Beberapa
professor dan akademisi juga memberikan pengertian etos kerja dalam berbagai bidang
implementasi namun secara umum menekankan pada substansi yang sama.
Etos Kerja di Beberapa Suku – Bangsa
Sebagai bahan pembahasan awal, perlu diperhatikan etos kerja beberapa Negara yang
secara bertahun-tahun sudah merupakan ciri khas, semangat, dan kebiasaan Negara
tersebut. Etos kerja yang sudah bertahun-tahun tersebut memberikan nilai moral sehingga
begitu menyebutkan nama negaranya orang akan “mengangguk” pertanda setuju. Negara
Jepang misalnya dikenal dengan loyal dan cepat bekerja, Negara Korea dikenal dengan
disiplin dan kerja keras, Negara Jerman dikenal dengan rasional. Beberapa Negara yang
akan dijelaskan disini adalah Jepang, Korea, Jerman, dan Indonesia (Lokakarya Leadership
Pimpinan PTS, Cisarua, Selasa 8 Oktober 2013, dengan judul “Kepemimpinan Berkarakter
Bersemangat Kreatif Ramah Empati Terampil”).
Secara singkat dapat dijelaskan bahwa etos kerja orang Jepang dikenal dengan
Bushido: Taishen Deshimaru yaitu : (1) Bersikap benar dan bertanggungjawab; (2) Berani
dan kesatria; (3) Murah hati dan mencintai, bersikap baik; (4) Santun dan hormat,
bertindak adil; (5) Tulus dan sungguh-sungguh, tanpa pamrih; (6) Menjaga martabat,
kehormatan, dan kemuliaan; (6) Mengabdi dan loyal.
Etos kerja orang Korea menurut Samuel Huntington yaitu : (1) Kerja keras; (2)
Disiplin; (3) Hemat; (4) Gemar menabung; (5) Menghargai pendidikan dan pengetahuan.

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 15
Etos kerja orang Jerman menurut Max Weber yaitu (1) Rasional; (2) Disiplin tinggi;
(3) Bekerja keras; (4) Orientasi pada sukses material; (5) Tidak hedonis; (6) Hemat dan
bersahaja, tidak mengumbar kesenangan; (7) Menabung dan berinvestasi.
Etos kerja orang Indonesia menurut Muchtar Lubis yaitu (1) Munafik; (2) Tidak
bertanggungjawab; (3) Feodal; (4) Senang takhayul; (5) Lemah jiwa; (6) Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme. Menurut Mochtar Lubis dalam bukunya Manusia Indonesia [1977]), tidak
semua rakyat Indonesia mempunyai etos kerja demikian. Dicontohkan dalam sebuah bank
nasional mencoba merumuskan etos merekanya yaitu (1) berorientasi kepada nasabah, (2)
menjunjung integritas, (3) berdisiplin, (4) kerjasama, (5) saling percaya dan saling
menghormati, (6) pemberdayaan SDM, (7) keseimbangan, (8) kepemimpinan, dan (9)
kepedulian pada lingkungan. Melalui etos yang hendak ditegakkan, diharapkan bisa
mengubah mereka menjadi lebih baik.
Bahkan Jansen Sinamo dalam bukunya “8 ETOS Kerja Profesional Etos” menjelaskan
8 etos kerja Indonesia :
1. Kerja adalah Rahmat; Aku Bekerja Tulus Penuh Rasa Syukur
2. Kerja adalah Amanah; Aku Bekerja Benar Penuh Tanggungjawab
3. Kerja adalah Panggilan; Aku Bekerja Tuntas Penuh Integritas
4. Kerja adalah Aktualisasi; Aku Bekerja Keras Penuh Semangat
5. Kerja adalah Ibadah; Aku Bekerja Serius Penuh Kecintaan
6. Kerja adalah Seni; Aku Bekerja Cerdas Penuh Kreativitas
7. Kerja adalah Kehormatan; Aku Bekerja Tekun Penuh Keunggulan

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 16
8. Kerja adalah Pelayanan; Aku Bekerja Paripurna Penuh Kerendahan Hati.
Menurut Prof. Dr. ir. Marsudi Wahyu dalam makalahnya yang berjudul
“Kepemimpinan Berkarakter Bersemangat Kreatif Ramah Empati Terampil” dalam
Lokakarya Leadership Pimpinan PTS, Cisarua, Selasa 8 Oktober 2013 mengatakan
Indonesia mempunyai tingkat kinerja dan kompetensi yang rendah dibandingkan ketiga
Negara tersebut di atas. Salah satu penyebab sumber daya manusia Indonesia yang
mempunyai tingkat kompetensi yang rendah tersebut adalah karena implementasi etos
kerja yang buruk.
Analisis pendukung sebagaimana diuraikan dalam sumber http://www.unisosdem.org,
bahwa etos kerja Indonesia ternyata yang terburuk di Asia. Ini tercermin dari skor indeks
persepsi Indonesia di mata para ekspatriat yang disurvei dengan angka 7,50 (dari angka
terbaik nol dan terburuk 10 yang dimungkinkan). Sebagai perbandingan, Cina (3,75),
Hongkong (2,81), India (6,75), Jepang (1,50), Malaysia (6,00), Filipina (6,20), Singapura
(3,00), Korsel (1,50), Taiwan (3,71), Thailand (6,00) dan Vietnam (5,75).
Untuk analisis implementasi yang lebih realistis, dapat dijelaskan etos kerja dari tiga
suku di Indonesia yaitu Batak, Padang, dan Madura. Ketiga suku ini mempunyai ciri khas
etos yang sangat berbeda satu sama lain. Diyakini bahwa implementasi etos kerja beberapa
etnis di Indonesia mempunyai dasar untuk bekerja lebih produktif dalam segala pekerjaan
dan tugas termasuk sebagai tugas sekretaris.
Etos kerja Suku Batak mempunyai beberapa prinsip yaitu :
1. Motto “Anakhonhi Do Hamoraon di Ahu” merupakan etos babatahon dalam Batak
Toba (anak merupakan harta). Etos yang mendorong Toba identik sebagai pekerja

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 17
keras, yang diperkuat dengan budaya 3H : Hamoraan, Hagabeon, Hasangapon. Demi
kekayaan, status sosial mereka dipacu menjadi sedikit ambisius dari sub-etnis lainnya.
2. Etos kerja Simalungun terlihat dari nilai-nilai sehari-hari semboyan "Habonaron Do
Bona", yang berarti segala tindakan dilandasi dengan kebenaran. Filosofi tersebut
mendorong orang Simalungun bertindak benar berlandaskan azas yang benar pula. Hal
itu terpancar dari sifat penuh kehatihatian dalam pekerjaan.
3. Filosofi kerja Pakpak yaitu "Ulang Telpus Bulung", yang dapat berarti daun jangan
sampai terkoyak atau bocor. Daun yang dimaksud adalah daun pisang yang dipakai
sebagai alas makanan pengganti piring (pinggan pasu). Ulang Telpus Bulung
menekankan berani berkorban dan merupakan budaya kerja yang perlu ada.
4. Etos kerja orang Mandailing/Angkola terlihat dari sistim "Marsialap Ari" adalah etos
kerja yang selalu didukung dengan team work. Masyarakat Mandailing/Angkola
terlihat pekerja telaten, sabar, dan pekerja keras.
5. Filosofi Karo adalah "Sada Gia Manukta Gellah Takuak" yang berarti walaupun
seseorang hanya memiliki seekor ayam, yang terpenting berkokok. Ayam berkokok
simbol membangunkan orang untuk bangun pagi hari. Filosofi ini memotivasi
masyarakat Karo gigih bekerja, ringan hati untuk berusaha.
Etos Habatahon didasari dari semangat kerja, dan berakar dari Dalihan Na Tolu yang
berproses menjadi sebuah sistim nilai kerja. Dalihan Na Tolu dapat ditinjau dari sisi
budaya kerja sekuler yang berarti, mengerti posisi. Ada waktunya menjadi bos (Hulahula),
ada saatnya menjadi mitra kerja (Dongan sabutuha), ada saatnya menjadi pesuruh,
karyawan, karir terbawah (Boru). Hulahula (boss, pemimpin) harus mengayomi,
memperhatikan boru (karyawan-nya). Dongan sabutuha atau rekan kerja, sesama selevel

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 18
harus saling menghargai, di depan bos. Dan Boru (karyawan) harus menghargai pimpinan
sebagai pemilik perusahaan. Jadi, nilai moral kerja tertanam dalam filosofi Dalihan Na
Tolu.
Etos Kerja Orang Padang
Sejalan dengan makna hidup bagi orang Minangkabau, yaitu berjasa kepada kerabat
dan masyarakatnya, kerja merupakan kegiatan yang sangat dihargai. Kerja merupakan
keharusan. Kerja dapat membuat orang sanggup meninggalkan pusaka bagi anak
kemenakannya. Dengan hasil kerja dapat dihindarkan “Hilang rano dek panyakik, hilang
bangso indak barameh” (hilang warna karena penyakit, hilang bangsa karena tidak
beremas). Artinya harga diri seseorang akan hilang karena miskin, oleh sebab itu bekerja
keras salah satu cara untuk menghindarkannya.
Dengan adanya kekayaan segala sesuatu dapat dilaksanakan sehingga tidak
mendatangkan rasa malu bagi dirinya atau keluarganya. Ada banyak seremonial adat
misalnya seperti perkawinan yang membutuhkan biaya. Orang Minangkabau disuruh untuk
bekerja keras, sebagaimana yang diungkapkan juga oleh fatwa adat: “Kayu hutan bukan
andaleh; Elok dibuek ka lamari; Tahan hujan barani bapaneh; Baitu urang mancari rasaki”.
(Kayu hutan bukan andalas; dibuat untuk lemari; Tahan hujan berani berpanas; Begitu
orang mencari rezeki).
Dari etos kerja ini, anak-anak muda yang punya tanggungjawab di kampung disuruh
merantau untuk mencari apa-apa yang mungkin dapat disumbangkan kepada kerabat di
kampung, baik materi maupun ilmu. Misi budaya ini telah menyebabkan orang
Minangkabau terkenal dirantau sebagai makhluk ekonomi ulet. Adat istiadat orang Minang
sangat kuat dengan adanya bersuku-suku, bernagari, berkorong yang saling terkaitan antara

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 19
satu dengan yang lainnya. Semangat dan etos kerja yang baik itulah yang membawa
seseorang yang akan sukses.
Etos Kerja Orang Madura
Prof. Mien A. Rifai, B.Sc., M.Sc., Ph.D. (Peneliti senior di LIPI yang juga berdarah
asli Madura) dalam bukunya yang berjudul “Manusia Madura: Pembawaan, Perilaku, Etos
kerja, Penampilan, dan Pandangan Hidupnya seperti Dicitrakan Peribahasanya”
menjelaskan bahwa kelompok etnis Madura adalah termasuk salah satu suku
bangsa Indonesia yang tahan bantingan zaman. Terbukti dari kemampuannya beradaptasi
dan sikap toleransi yang tinggi terhadap perubahan, keuletan kerja tak tertandingi, dan
keteguhan berpegang pada asas falsafah hidup yang diyakininya. Orang Madura memiliki
keberanian, kepetualangan, kelurusan, kesetiaan, kerajinan, kehematan (yang terkadang
mengarah ke kepelitan), keceriaan dan rasa humor yang khas.
Ditambahkan bahwa sekalipun memiliki jiwa wirausaha, mereka jarang mau
mengambil risiko tinggi. Rata-rata orang Madura dianggap tidak berjiwa pioner yang mau
maju di garis terdepan yang belum dirambah orang, sebab mereka sangat percaya pada
kemapanan tatanan yang tertib dan teratur rapi.
Implementasi Etos Kerja dalam Tugas Sekretaris
Tugas-tugas Sekretaris
Menurut Kamus Besar Bahasa Indoensia sekretaris adalah orang (pegawai, anggota
pengurus) yang diserahi pekerjaan tulis-menulis, atau surat-menyurat, dan sebagainya;
penulis; panitera. Sekretaris tersebut dapat berperan sebagai sekretaris daerah, sekretaris

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 20
jenderal, sekretaris kabinet, sekretaris kehormatan, sekretaris negara, sekretaris pribadi.
Dalam pembahasan ini semua peran-peran tersebut disebutkan sebagai sekretaris pimpinan.
Menurut Wursanto (2006:16), tugas seorang sekretaris dibagi dalam dua bagian besar
yaitu tugas rutin sekretaris dan tugas insidentil sekretaris. Tugas rutin adalah tugas yang
telah dapat dikerjakan sebagaimana diuraikan dalam job description, dikerjakan setiap hari,
tidak perlu menunggu perintah dari pimpinan. Sedangkan tugas insidentil adalah tugas
yang dilaksanakan atas inisiatif sendiri, atau atas permintaan pimpinan.
Tugas-tugas rutin dimaksud antara lain meliputi : (1) membuat surat; (2) menerima dan
mengirim surat; (3) mengetik; (4) menerima tamu dan sekaligus membuat perjanjian
dengan tamu untuk kepentingan pimpinan; (5) menerima telepon; (6) mengirim telegram;
(7) mengirim facsimile; (8) menerima dikte; (9) menyiapkan rapat pimpinan; (10)
membuat laporan; dan (10) menyimpan dan mengatur arsip sesuai dengan sistem kearsipan
yang telah ditentukan oleh organisasi atau lembaga yang bersangkutan.
Tugas-tugas insidentil atas prakarsa sendiri antara lain meliputi (1) menyusun daftar
rekanan atau pelanggan yang digunakan bila sewaktu-waktu menghubungi pelanggan; (2)
membuat daftar nama-nama tamu yang sering berkunjung; (3) membuat table atau grafik
tentang hasil produksi, pemasaran. Sementara itu tugas-tugas insidentil atas permintaan
langsung pimpinan sangat beragam karena mengerjakan sesuatu yang semestinya
dikerjakan oleh pimpinan namun karena keterbatasan waktunya dikerjakan oleh sekretaris,
sebut saja membeli kado.
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah diisi oleh user dari berbagai pimpinan
perusahaan, menunjukan ada pengembangan tugas. Sebagian dari tugas-tugas tersebut
membutuhkan tindakan inisiatif dari sekretaris, misalnya saja dalam tugas ‘trouble

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 21
shooting’, komunikasi, menerima tamu, humas/protokol dll. Tindakan inisiatif dimaksud
mempunyai kaitan yang sangat erat dengan etos kerja.
Mengingat posisi sekretaris merupakan posisi kedua setelah pimpinannya, maka
dibutuhkan suatu etos kerja yang dapat meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan.
Sekretaris harus memberikan layanan yang baik, yang memuaskan pelanggan agar tidak
ada pelanggan yang kecewa. Berikut ini adalah tugas-tugas yang pada umumnya dilakukan
oleh suatu perusahaan /organisasi.
Sumber: Asekma Don Bosco, data diolah 6 Januari 2014
Dalam praktek bisnis global saat ini ruang lingkup peran seorang sekretaris tidak lagi
terbatas sebagaimana disebutkan di atas. Perkembangan dan dukungan teknologi
komunikasi dan informasi telah merangsang setiap pebisnis untuk bertindak pintar, efektif,
dan efisien. Semua kegiatan bisnis dan kehidupan sehari-hari telah melibatkan teknologi

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 22
komunikasi dan informasi yang nyata-nyata dapat bekerja tanpa batas waktu dan jarak.
Sebut saja adanya virtual secretary atau virtual assistant.
Yang dimaksud dengan virtual assistant (asisten virtual) adalah seorang (juga disebut
sebagai Virtual Office Manager, Virtual Executive Assistant, atau Sekretaris Virtual) yang
menyediakan layanan administrasi kepada klien dalam hal ini termasuk pimpinan. Layanan
tersebut meliputi semua layanan yang diharapkan dari seorang asisten administrasi yang
dapat bekerja di rumahnya sendiri. Menggunakan asisten virtual dapat menghilangkan
pengeluaran bisnis mahal seperti pajak gaji, asuransi, ruang kantor, peralatan kantor
lainnya.
Dalam kondisi perkembangan bisnis dan dukungan teknologi komunikasi dan
informasi tersebut dibutuhkan suatu sikap total dari setiap individu. Etos kerja yang
merupakan perwujudan dari sikap total tersebut sudah merupakan keharusan. Etos kerja
yang dimaksud adalah etos kerja yang membangun sinergi setiap individu untuk berbuat
sesuatu bagi dirinya dan bagi sesama agar lebih bernilai.
Etos kerja diharapkan bersifat langgeng sehingga tidak berhenti karena adanya
perubahan teknologi. Etos kerja seharusnya juga dapat menyesuaikan secara otomatis
mengikuti perkembangan bisnis karena perkembangan dimaksud akan terus berlangsung
dan tidak dapat dihentikan, misalnya virtual secretary yang dijelaskan di atas.
PENUTUP
Membicarakan etos kerja, prinsip-prinsip etika atau norma, perlu disadari apa yang
menjadi tujuan dasar pengembangan etos tersebut. Penekanan utama pentingnya
pengembangan etos kerja adalah menempatkan manusia dan kemanusiaan sebagai sebuah

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 23
sasaran dan sebagai tujuan perubahan yang berlaku untuk semua jenis pekerjaan menurut
talenta masing-masing.
Kunci untuk meningkatkan kinerja organisasi adalah dengan memastikan aktivitas
Sumber Daya Manusia terfokus pada produktivitas, pelayanan dan kualitas. Masyarakat
dan bangsa yang mempunyai etika berarti mempunyai nilai-nilai universal. Nilai-nilai etika
dapat diimplementasikan dalam etos kerja dalam rupa rajin, bekerja keras, berdisiplin
tinggi, menahan diri, ulet, tekun dan nilai-nilai etika lainnya. Nilai-nilai tersebut ada pada
setiap bangsa seperti Jepang, Korea, Jerman, Indonesia, serta Negara lainnya. Disamping
nilai-nilai tersebut, Indonesia juga mengenal nilai etika yang lain seperti gotong royong,
saling membantu, bersikap sopan-santun.
Dalam kaitannya dengan tugas sekretaris di dalam suatu perusahaan tidak ada bedanya
dengan tugas-tugas di tempat lainnya. Kompetensi sekretaris juga merupakan salah satu
telenta yang dimiliki masyarakat dan yang harus memiliki nilai-nilai etika. Tugas sekretaris
merupakan salah satu tugas yang unik yang juga membutuhkan etos kerja. Dengan
implementasi etos kerja dalam melaksanakan tugas-tugas kesekretarisan diharapkan semua
pihak yang berkaitan dengan tugas sekretaris tersebut mendapatkan manfaat dan nilai yang
optimal.
Dengan etos kerja yang dimiliki oleh masing-masing Negara maka masyarakatnya,
dalam tugas apapun termasuk dalam tugas sekretaris seharusnya dapat meningkatkan
kinerjanya. Indonesia dengan 8 etos kerja, jika diimplementasikan dalam tugas masing-
masing termasuk tugas sekretaris, akan dapat meningkatkan kinerjanya pada masing-
masing bidang tugasnya.

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 24
DAFTAR PUSTAKA
Wursanto, Ignatius.Kompetensi Sekretaris Profesional. Ed.I.Yogyakarta:ANDI. 2006
http://www.kamusbesar.com/50377/etoskerja, diakses Jum’at, 10 Januari 2014
https://groups.google.com/forum/#!msg/hpeq_kesmas/3CwOlti78D4/gvf0DNkgOY8J
http://hbhutasoit.blogspot.com/2010/10/sumber-httpwww.html, diakses Jum’at, 10 Januari
2014
http://pakdhepunyaselera.blogspot.com/2011/08/etos-kerja-dari-berbagai-suku-
bangsa.html, diakses Jum’at, 10 Januari 2014
http://www.unisosdem.org/article_printfriendly.php?aid=301&coid=2&caid=30, diakses
Jum’at, 10 Januari 2014

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 25
PENDAMPINGAN BAGI MAHASISWA DALAM MENGGAPAI SUKSES
Oleh: Drs. R. Sriyono DH, Bc.Th
ABSTRACT
There are still many people who do not understand the importance of mentoring to the
student. A new student at a university requires both psychological readiness, social, and
academic. They need assistance to be able to better adapt the learning process to success in
achieving the future. There are four success expected by everyone to be successful in the
course of his life : academic success, social success, spiritual success, and financial
success.
In reality there are many students who have failed to achieve, especially academic
achievement. This is often caused due to reaching the success, they mostly rely on
intelligence alone while there are other things that it is important less attention.
There are several things that need to be considered by the parent / mentor in assisting: (1)
Those parents who are obliged and responsible to the student, not the reverse; (2) Prioritize
them is better than not giving anything, and (3) Love them, because of what the parents /
mentors do, you do well to him who created it. Thus, students can perform well and the
learning process can be managed in line with expectations
Keywords: mentoring, competence, emotional
PENDAHULUAN
Setiap orang, termasuk juga seorang mahasiswa selalu dihadapkan pada sebuah
tuntutan keberhasilan yang berkepanjangan. Di saat yang sama mereka juga harus
melaksanakan tugas perkembangan pribadinya. Dalam konteks tertentu tuntutan ini akan
mengilhami orang tua, pendidik/dosen yang ada di sekitarnya untuk melakukan manuver
pengajaran maupun pendidikan yang bersifat searah.

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 26
Perkembangan dan pendampingan seseorang diperlukan adanya suatu pendekatan yang
konkrit dan mengena bagi para mahasiswa agar kekuatan orang tua/pendamping bisa
memancarkan suatu energy pendidikan yang tidak menimbulkan contra educative,
sehingga pada akhirnya dibutuhkan suatu pendampingan yang tertata, agar dapat
membantu keberhasilan pendidikan formal yang selama ini telah berjalan.
Pendampingan yang efektif melibatkan semua unsur, pengguna pendidikan/ orang tua,
pelaku pendidikan/ dosen, penyelenggara pendidikan dan tehnisi pendidikan secara
terpadu.
Banyak sekali usaha pendampingan yang pada akhirnya mengalami banyak
hambatan, karena usaha pendampingan yang dilakukan hanya berdasarkan atas naluri
pangajaran dengan pengamatan serta kata hati. Pada dasarnya usaha pendampingan
tersebut dapat disertai dengan data yang akurat, yaitu data yang dapat bermanfaat bagi
perolehan metode penyelesaian masalah serta yang dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah baik secara administratif maupun operatif analisis. Cara ini misalnya dengan
menggunakan jasa psikotes yang menggunakan metode pengambilan data yang
kemungkinan biasnya kecil.
Adalah tidak mungkin bagi sebuah penyelenggara pendidikan sebesar apapun untuk
membuat suatu program pendampingan yang bermaksud menangani semua masalah
mahasiswa dalam waktu yang bersamaan. Pendampingan yang efektif hendaknya berfokus
pada beberapa inti tugas perkembangan dalam waktu yang paling tetap berdasar fase-fase
perkembangan pada tiap jenjang pendidikan.

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 27
Melalui tulisan ini penulis ingin menyajikan dua aspek pendampingan dalam
menghantar mahasiswa menuju sukses, yaitu aspek kompetensi dan aspek perkembangan
emosional.
Pada dasarnya setiap orang ingin sukses dalam perjalanan hidupnya dan sukses yang
diharapkan adalah:
a. Sukses akademik, yaitu keberhasilan dalam menyelesaikan tugas belajarnya pada setiap
jenjang pendidikan dengan prestasi dan sertifikasi pada setiap jenjang dan siap
memasuki jenjang yang lebih tinggi.
b. Sukses sosial, yaitu keberhasilan dalam menempatkan diri di tengah masyarakat dan
mengabdikan seluruh kemampuannya (pengetahuan, keterampilan) menjadi berkah
bagi orang lain dan kehadirannya selalu dinantikan.
c. Sukses spiritual, yaitu keberhasilan dalam membangun kehidupan religius sebagai
landasan hidup dan kiprahnya dalam menggunakan kemampuan; pengetahuan dan
keterampilannya di tengah masyarakat, apa yang dikerjakan dan menjadi tanggung
jawabnya dilakukan sebagai amanah dan ibadah, serta selalu bisa mensyukuri hidup.
d. Sukses finansial, adalah keberhasilan yang bukan hanya sekedar mengumpulkan
finansial tetapi juga mampu menjadi tuan atas finansialnya. Dan finansial bukan
menjadi tujuan hidup, tetapi sebagai berkah atas keberhasilan akademik, sosial, dan
spiritual.
Untuk mencapai keberhasilan tersebut diperlukan langkah-langkah yaitu;
a. Mengenali SWOT yang dimiliki dalam semua aspek kehidupannya; aspek akademis,
sosial, spiritual maupun aspek finansialnya.

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 28
b. Menerima, yaitu bisa menerima secara utuh dirinya baik fisik, maupun psikisnya,
kekurangan maupun kelebihannya.
c. Menghargai, yaitu bisa memberi dan menerima respon setiap prestasi yang dicapainya;
rewards maupun punishment-nya.
d. Percaya, yaitu memiliki kepercayaan diri yang kuat, berani mengambil tanggung jawab
dan menerima segala konsekuensinya.
e. Terlibat yaitu, melibatkan diri secara utuh, serta memberikan empati dan simpati baik
dari sendiri maupun dari orang lain khususnya orang tua dan pendamping/
pembimbing.
Dalam kenyataannya sering dijumpai banyak mahasiswa yang mengalami kegagalan
dalam mencapai prestasi, khususnya prestasi akademisnya. Hal ini sering disebabkan
karena dalam menggapai keberhasilan tersebut, kebanyakan mereka hanya mengandalkan
kecerdasannya saja sementara ada hal-hal lain yang justru penting kurang diperhatikan.
Ada 4 faktor yang perlu diperhatikan dalam mencapai keberhasilan/ sukses, yaitu :
1. Tingkat kecerdasan; tingkat kecerdasan akan ikut mempengaruhi keberhasilan
akademik seseorang.
2. Motivasi belajar; motivasi belajar akan sangat berhubungan dengan daya tarik
seseorang dalam mengikuti aktifitas belajarnya.
3. Pola kebiasaan; pola kebiasaan hidup seseorang akan mempengaruhi keberhasilan
mereka dalam belajar. Kebiasaan hidup ini akan sangat dipengaruhi oleh pola asuh
yang mereka terima apakah permisif, otoriter, protektif, ataupun demokratif dari orang
tua atau orang yang bertanggung jawab atas dirinya.

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 29
4. Pola belajar; pola belajar berpengaruh paling besar terhadap keberhasilan pembelajaran
akademis. Pola pengajaran harus sesuai dengan pola belajar. Karena ketidaksesuaian
ini akan berpengaruh pada kegagalan seseorang dalam kegiatan akademisnya.
Permasalahan pokok dalam tulisan ini adalah tidak semua orang tua memahami
kebutuhan anaknya, demikian juga tidak banyak anak yang dapat memahami
kebutuhannya untuk dapat sukses dalam proses belajar. Tujuan tulisan ini adalah untuk
mengetahui seberapa penting pendampingan orang tua kepada anaknya dalam belajar
sehingga anaknya dapat mencapai sukses. Manfaat tulisan ini adalah agar orang tua
memahami dan mau mengambil langkah-langkah mendampingi anaknya, dan si anak
memahami kebutuhannya untuk dapat sukses dalam studinya. Metodologi yang digunakan
dalam tulisan ini adalah analisis deskriptif dengan memanfaatkan studi literatur.
PENDAMPINGAN
Seorang mahasiswa, khususnya mereka yang baru memasuki dunia Perguruan Tinggi
memerlukan adanya kesiapan baik psikologis, sosial, dan akademis. Mereka membutuhkan
pendampingan untuk dapat beradaptasi secara baik dalam proses belajar menuju
kesuksesan dalam menggapai masa depan.
Berdasarkan fenomena yang ada pada diri mahasiswa, khususnya mahasiswa yang
baru memasuki dunia pendidikan tinggi, perlu didampingi agar siap secara akademis,
psikologis, serta normatif etis untuk menggapai keberhasilan mereka. Mereka perlu
didampingi dengan sebaik-baiknya. Pendampingan berfokus pada beberapa inti tugas
perkembangan dalam waktu yang tepat dan berdasar pada fase perkembangan mereka.
Di sini penulis hanya memfokuskan pembahasan pendampingan pada dua aspek,
yaitu pendampingan pada aspek kompetensi dan aspek perkembangan emosional.

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 30
A. Pendampingan pada aspek kompetensi meliputi:
1. Mengembangkan kemampuan adversitas, yaitu :
a. Membangun kemampuan daya juang dalam mencapai target.
b. Mengembangkan kemampuan mengendalikan diri.
c. Mengembangkan keaslian ide/gagasan.
d. Mengembangkan kemampuan subyek untuk beradaptasi dengan rintangan dan
persoalan.
2. Pendampingan pengembangan harga diri, yaitu :
a. Meningkatkan kemampuan untuk mengatasi perasaan yang tidak nyaman.
b. Meningkatkan kemampuan untuk menetapkan secara tegas sebuah komitmen.
c. Menumbuhkembangkan kemampuan untuk merasakan sesuatu yang menjadi
kelebihannya.
d. Meningkatkan kemampuan identifikasi diri sebagai suatu identitas yang
berbeda dengan invividu lain.
3. Pendampingan dinamika problem solving, yaitu :
a. Membantu mengoptimalkan motivasi untuk berprestasi secara ideal.
b. Membantu mengembangkan kemampuan untuk membangun suasana nyaman
ketika harus menyelesaikan masalah.
c. Membantu meningkatkan kemampuan untuk mengklarifikasikan informasi.
d. Membantu mengembangkan kemampuan untuk menyusun strategi dalam
menyelesaikan masalah.
e. Membantu mengembangkan kemampuan untuk melakukan kompromi terhadap
persoalan yang sedang dihadapi.
4. Pendampingan dalam perkembangan seksual, yaitu :

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 31
a. Membantu mengembangkan kemampuan subyek dalam membangun hubungan
heteroseksual di dalam lingkungannya.
b. Membantu mengembangkan kemampuan kendali diri.
c. Membantu mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan perasaan dasar
dengan kompensasi yang positif.
5. Pendampingan keterminatan, yaitu :
a. Membantu mengoptimalkan keterminatan berdasarkan nilai kemampuan dasar
yang dimilikinya.
b. Membantu menggali lebih dalam keterminatan subyek dengan kemungkinan
pengembangan keterbakatan.
6. Pendampingan pengembangan kemampuan inter-personal, yaitu :
a. Membantu membangun kemampuan komunikasi sosial.
b. Membantu membangun kemampuan untuk beradaptasi dengan norma sosial
yang berlaku di dalam lingkungan terdekat.
c. Membantu membangun kemampuan untuk memahami persoalan sosial.
d. Membantu membangun kemampuan kemandirian.
7. Pendampingan pengembangan kemampuan intra-personal, yaitu :
a. Membantu membangun kepekaan diri.
b. Membantu membangun kebijakan diri.
c. Membantu membangun kesiapan diri.
d. Membantu membangun kepercayaan diri.
8. Pendampingan profesi, yaitu :
a. Membantu membangun keyakinan atas profesi yang akan dan sedang dipilih.
b. Membantu membangun ketajaman wawasan masa depan.
c. Membantu membangun kemampuan sistem kerja.

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 32
d. Membantu membangun kemampuan pengelolaan diri.
B. Aspek Perkembangan Emosional
Pendampingan pada aspek perkembangan emosional dalam membangun pola perilaku
berdasar kecenderungan emosi, terdapat 12 kecenderungan yang berpengaruh pada
pola perilaku seseorang, yaitu :
1. Achievement : Kecenderungan untuk mengembangkan dan mengedepankan sikap
sportif dalam mencapai prestasi di kehidupannya, indikasinya antara lain :
a. Berani menghargai karya dan pendapat orang lain.
b. Berani membuka diri untuk belajar dari orang lain.
c. Mampu mengendalikan dorongan untuk menang sendiri.
d. Mau belajar bersaing dan tidak iri hati.
e. Berani menerima kegagalan dan tidak putus ada.
2. Pertahanan diri: Kebutuhan untuk mempertahankan diri dari serangan, kritikan,
ancaman dan penilaian orang lain, dengan indikasi antara lain :
a. Mampu mempertahankan sikap dan prinsip diri dan tidak mudah terpengaruh.
b. Bisa belajar dari berbagai pengalaman atau kesulitan dan tidak curiga terhadap
lingkungan.
c. Mampu mempertahankan sikap kreatif dan tekun.
d. Mau belajar dan mendengarkan orang lain.
e. Dapat bergaul secara luas dan bersikap rileks.
3. Otonomi : Kecenderungan untuk mentaati aturan/norma yang berlaku dalam
lingkungannya, indikasinya antara lain :
a. Berani mengambil inisiatif dan tidak terganggu oleh aturan.
b. Taat pada aturan tetapi tidak kaku/fleksibel.
c. Berani berkreasi dan mampu memupuk kepercayaan diri.

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 33
d. Mandiri dan fleksibel pada aturan.
4. Penonjolan diri: Kecenderungan untuk berani tampil di muka umum, indikasinya
antara lain :
a. Memiliki keinginan untuk tampil secara wajar.
b. Mampu mengekspresikan diri secara baik.
c. Berani mengungkapkan perasaannya secara wajar
d. Memiliki rasa percaya diri secara baik.
5. Kerja sama : Kecenderungan untuk berinteraksi dengan lingkungan/kelompok,
indikasiya :
a. Memiliki sikap interaktif.
b. Memiliki keterampilan dalam bersosialisasi.
c. Bisa bekerjasama dengan teman dalam kelompoknya.
d. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan.
6. Kepedulian : Kecenderungan untuk peduli terhadap segala sesuatu yang terjadi
pada lingkungannya, indikasinya antar lain :
a. Bisa menerima pendapat orang lain.
b. Bisa memahami, lingkungan sekitar.
c. Bisa memahami orang lain.
d. Memiliki rasa peduli secara baik.
e. Dapat mengendaalikan emosi.
7. Ketergantungan : Kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan tanpa tergantung
pada orang lain, indikasinya antara lain :
a. Mandiri
b. Memiliki rasa percaya diri.
c. Bisa mengembangkan kreativitas.

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 34
d. Dapat mengembangkan kemampuan kerkomunikasi dengan orang lain.
8. Dominasi: Kecenderungana dan kemauan untuk memimpin, menguasai dan
mempengaruhi serta mengatur individu lain, indikasinya antara lain :
a. Cenderung bisa dan mau memimpin.
b. Memiliki karisma untuk kepemimpinan.
c. Mampu mempengaruhi orang lain.
d. Terampil bersosialisasi dengan baik.
e. Mampu memberi motivasi ke oranag lain.
9. Kebimbangan: Kecenderungan untuk menunjukkan rasa tanggung jawab terhadap
suatu hal yang menjadi miliknya, indikasinya antara lain :
a. Memiliki keterampilan untuk mempertimbangkan sesuatu.
b. Memiliki rasa tanggung jawab.
c. Memiliki ketegasan dalam bertindak.
d. Memiliki motivasi untuk merawat dan menjaga miliknya.
e. Memiliki sikap waspada, teliti dan tidak ceroboh.
10. Keajegan: Kecenderungan untuk bersikap konsisten, tuntas dalam melaksanakan
tugas, memegang komitmen, teguh pada prinsip, indikasinya antara lain :
a. Memiliki motivasi untuk menyelesaikan tugas.
b. Memiliki motivasi untuk mengembangkan kreativitas.
c. Mempunyai motivasi untuk setia dan berpegang teguh pada pendirian.
11. Heteroseksual : Kecenderungan untuk mengembangkan komunikasi antar pribadi
secara baik tanpa membedakan lawan jenis, indikasinya antara lain :
a. Memiliki keterampilan berkomunikasi terhadap sesama tanpa membedakan lain
jenis.
b. Mempunyai kemampuan mengendalikan perasaan.

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 35
c. Mampu beradaptasi dengan baik terhadap lawan jenis.
d. Mampu bersosialisasi dengan baik juga pada lawan jenis dan setia dalam
memegang janji.
12. Power energetic; Kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan merusak ke dalam
bentuk aktivitas yang positif dan bermanfaat, indikasinya antara lain :
a. Memiliki motivasi untuk mengembangkan kreaktivitasnya.
b. Mempunyai kemampuan berinovasi.
c. Memiliki kemampuan bergerak secara wajar dan terkendali.
d. Mempunyai kemampuan mengendalikan perasaan, juga di saat kecewa.
Dinamika kecenderungan emosional sangat dipangaruhi oleh : (1) pola asuh apakah
otoriter, permisif, demokratif atau protektif yang paling dominat dialami dalam
pertumbuhannya. (2) Terpenuhi atau tidaknya kebutuhan dasar baik fisik maupun
psikologis, karena bila kebutuhan dasar tidak terpenuhi secara baik akan menimbulkan
penderitaan dan konflik batin yang akan menyebabkan tindakan kompensasi yang dapat
merusak diri dan orang lain. Oleh karena itu dalam pencarian dan pembentukan jati diri
mereka membutuhkan pendampingan yang tetap dan efektik.
Dalam pendampingan para orang tua/ pembimbing perlu memperhatikan beberapa hal
ini :
1. Orang tualah yang berkewajiban dan bertanggung jawaab terhadap anak sampai mati,
bukan kebalikannya.
2. Mementingkan mereka lebih baik dari pada mengaturnya.
3. Cintailah mereka; karena apa yang orang tua / pembimbing lakukan, kamu lakukan
juga bagi Dia yang menciptakannya.

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 36
Membanagun motivasi; perlu diperhatikan baik oleh orang tua maupun para
pembimbing bahwa dalam membimbing yang utama adalah bagaimana pembimbing
mampu membangun motivasi dalam diri mereka yang dibimbingnya, yaitu :
1. Buat mereka mempunyai komitmen yang positif dan bersikap sportif serta konsisten.
2. Bila perlu manfaatkan teman dekat (engel) untuk menyampaikan pesan didik, kerana
suara teman biasanya akan lebih didengar.
3. Minimalisir rasa kekawatiran dalam diri mereka, kerena kekawatiran akan menjadi
bekal kenakalan.
4. Orang tua dan pembimbing harus bisa menjadi role model.
5. Bangun sikap konsisten dan konsekwen atas komitmen yang dibuatnya.
6. Berikan rewards dan punishment yang seimbang.
7. Tentukan keunggulan masing-masing pribadi dan bangun rasa bangga atasnya.
Setiap pribadi menginginkan tumbuh dan berubah ke arah yang lebih baik. Namun
kadangkala hal ini tidak disadari oleh setiap orang. Untuk hidup lebih baik seseorang perlu
mengenal dan mengelola diri sendiri secara lebih baik. (Jarot,2012). Pendampingan dapat
mempermudah bagi seseorang untuk mengenal dan mengelola hidup ke arah yang lebih
baik.
PENUTUP
Peran orang tua dan pembimbing sangat besar untuk kelancaran dan pencapaian
keberhasilan seorang mahasiswa. Orang tua dan pembimbing dapat membantu mahasiswa
bimbingannya dalam merencanakan program studi, melaksanakan kegiatan belajar,
menangani masalah belajar dan mengembangkan diri.

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 37
Tujuan pendampingan adalah memelihara keseimbangan dan keselarasan
perkembangan pribadi mahasiswa yang dibimbingnya dalam proses belajar dan dalam
langkah menggapai sukses.
Dalam melaksanakan pendampingan baik orang tua maupun pembimbing harus
melakukan kerjasama dengan berbagai pihak. Seperti disebutkan di atas bahwa
pendampingan melibatkan antara lain: pelaku pendidikan/ dosen, pelaksana pendidikan,
dan teknisi pendidikan.
Sehubungan dengan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa orang tua ataupun
pembimbing harus betul-betul siap mental dalam melaksanakan tugas pendampingannya.
Ketidaksiapan dan ketidakcermatan orang tua dan pembimbing dapat mengakibatkan
langkah dan keputusan yang diambil anak bimbingannya dapat berakibat fatal.
Karya tulis ini diharapkan dapat membantu para orang tua dan pembimbing dalam
melaksanakan tugas pendampingannya sehingga apa yang menjadi harapan anak, orang tua
dan pendamping dapat tercapai dengan baik. Dan para mahasiswa bimbingannya dapat
mencapai sukses; baik akademis, sosial, spiritual maupun finansial dan menjadi berkah
baik bagi dirinya maupun bagi orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Daniel Goleman. Kecerdasan Emosi untuk mencapai prestasi. PT Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta. 2005.
Grahita Indonesia. Carakter Enhancemen. LPT Grahita Indonesia. Jakarta.
Jarot Wijanarko. Hidup Produktif: Mengembangkan Etos Kerja dan Karakter Pribadi
Sukses. Penerbit ANDI. Yogyakarta. 2012.

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 38
PERAN KUALITAS KOMUNIKASI SEKRETARIS DALAM
MENINGKATKAN KUALITAS KEPUTUSAN PIMPINAN
Oleh : V.Y. Sri Sudarwinarti, S.Pd.,M.Si.
ABSTRACT
The highest form of communication is understanding and empathetic communication to
understand the character, purpose, and the role of other people who received the message.
The ability to communicate is a determining factor of success of each individual and
organization to survive in the highly competitive business competition.
Communication skills in the organization is needed in every situation and is the most
important skill in the life of every human being and organization. Important factor in
communication not only on what is written or said to someone, but rather on one's
character and how someone can deliver the message to the message recipient.
Other factors such as factors of communication patterns, the availability of data /
information that is true, valid, and current, are also needed honesty factor. Honesty is very
important in communicating information, not only because of the moral condition of
communication but it is very important that one does not follow the communicant, not
detrimental to many parties.
Through honesty in communicating information or messages will build good will, build
trust. These factors will be instrumental in creating and maintaining quality communication
with the secretary and the boss will eventually produce a quality decision.
Key words: quality, communication, decision
PENDAHULUAN
Yang menjadi pola pemikiran banyak orang tentang kualitas komunikasi adalah mutu
seseorang dalam berbicara ataupun berhubungan dengan orang lain secara individu
ataupun dengan sekelompok orang. Pada umumnya apabila seseorang mampu berbicara
secara sistematis, jelas, penggunaan kata-kata mampu menimbulkan kesan positif bagi

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 39
komunikan maupun bagi lingkungannya, tujuan dari orang berkomunikasi dapat tercapai,
kata – kata yang digunakan mampu membangun keharmonisan komunikasi sekaligus
mampu membangun dan mempersuasif pemikiran seseorang ke ranah obyektifitas berfikir,
komunikasi yang dilakukan mampu menjadi dasar terbukanya banyak komunikasi
selanjutnya, maka seseorang tersebut akan dinilai mempunyai kualitas komunikasi yang
baik.
Gambaran tentang kondisi komunikasi yang baik tersebut mutunya akan semakin
mampu dirasakan dan direspon dengan baik oleh komunikan maupun lingkungan
komunikasi apabila komunikator dalam berkomunikasi itu mampu memberikan informasi
ataupun pesan yang jujur yang diimbangi dengan bahasa nonverbal yang tepat dan baik.
Sesungguhnya kualitas komunikasi tidak hanya ditentukan oleh kualitas berbicara saja
akan tetapi yang lebih tepat adalah ditentukan oleh kualitas komunikasi secara verbal
maupun non verbal.
Kejujuran informasi dalam berkomunikasi sangat dibutuhkan, bukan saja karena
sebagai syarat moral komunikasi tetapi ada hal lain yang jauh sangat penting yaitu agar
komunikan tidak salah menindaklanjuti dalam berkomunikasi sehingga tidak merugikan
banyak pihak. Dengan kejujuran informasi atau pesan dalam berkomunikasi akan
membangun good will, membangun kepercayaan dan akhirnya orang akan tertarik dan
senang bekerjasama. Konsekwensi logis dari suatu profesi yang dipilih ataupun suatu
profesi yang telah dimiliki sangat membutuhkan adanya kecerdasan dalam berkomunikasi
secara verbal maupun non verbal dalam melakukan tugas-tugas atau pekerjaan yang ada.
Mengingat komunikasi adalah ilmu dan seni maka ukuran dari suatu kecerdasan dalam
berkomunikasi untuk orang yang satu dengan orang lainnya tentunya juga tidak sama.
Namun demikian kemampuan komunikator dalam mengemas pesan secara jujur dengan
kemampuan argumentasi yang baik merupakan salah satu kriteria kecerdasan dalam

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 40
berkomunikasi. Sementara itu disisi lain kecerdasan komunikasi juga akan terlihat dan
dirasakan dalam melakukan komunikasi secara verbal melalui tulisan-tulisan dengan kata-
kata serta bentuk format yang baik dan tepat dalam berhubungan dengan orang lain, baik
dalam menyelesaikan pekerjaan ataupun mengkomunikasikan segala sesuatu kepada pihak
lain.
Kecerdasan komunikasi juga dapat dilihat dari pesan yang disampaikan oleh
komunikator kepada komunikan secara dalam dengan penuh hati. Hal ini dikarenakan
komunikator mampu berbicara ataupun berkomunikasi dari hati. Begitu pula halnya
dengan profesi sekretaris yang tidak dapat dipisahkan dengan jabatan pimpinan di suatu
perusahan atau lembaga ataupun organisasi. Hal ini jelas karena yang membutuhkan
sekretaris dalam menangani pekerjaan kantor hanyalah pimpinan, dan pimpinan erat
kaitannya dengan berbagai keputusan dari berbagai hal. Sementara itu keputusan–
keputusan yang dibuat oleh pimpinan sangat dipengaruhi oleh data-data dan informasi dari
atau melalui sekretaris. Jadi jelas bahwa seorang sekretaris professional harus
mempunyai kecerdasan komunikasi. Hal ini sangat penting agar kualitas keputusan-
keputusan yang dibuat pimpinan benar-benar efektif berguna bagi banyak orang dan
menjawab permasalahan serta kebutuhan yang ada.
Permasalahan pokok dalam tulisan ini adalah sejauh mana peran kualitas komunikasi
sekretaris dapat mempengaruhi peningkatan kualitas keputusan pimpinan, dan bagaimana
sekretaris menciptakan dan menjaga kualitas komunikasi kepada pimpinannya. Tujuan
tulisan ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas
komunikasi sekretaris dengan pimpinannya. Manfaat yang dapat diperoleh dari tulisan ini
adalah sekretaris dan pimpinan dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang perlu dijaga
agar komunikasi tetap berkualitas. Metodologi yang digunakan dalam tulisan ini adalah
analisis deskriptif dengan menggunakan studi literature.

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 41
DASAR TEORI
Pengertian Kualitas
Ada beberapa teori yang menjelasakan tentang kualitas. Hal ini penting dan menarik
karena berbicara kualitas akan berkaitan erat dengan masalah kepuasan yang diterima atau
dialami oleh siapa saja dalam hal apa saja. Konsumen akan puas dalam mengkonsumsi
barang atau jasa apabila barang yang dibeli benar-benar mampu memenuhi kebutuhannya
dan jasa yang diterima memuaskan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia : Kualitas adalah tingkat baik buruknya atau
taraf derajat sesuatu. Pandangan lain tentang kualitas juga datang dari Philip B. Crosby
(Suardi,2003): Kualitas merupakan kesesuaian terhadap persyaratan. Sedangkan W.
Edwards Deming (Suardi, 2003) menyebutkan: Kualitas merupakan pemecahan masalah
untuk mencapai penyempurnaan terus – menerus. Dengan pengertian tersebut bahwa
kualitas merupakan suatu solusi yang tepat bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja
dari perusahaan dalam produksi, distribusi dan pelayanan. Kualitas juga dapat diartikan
dari sudut pandang produk dan pelayanan, yaitu jika konsumen merasakan kepuasan
setelah mereka menggunakan produk dan merasakan pelayanan yang ada.
Pengertian Komunikasi
Menurut Himstreet dan Baty dalam Business Communications: Principles and
Methods, disebutkan Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu
melalui suatu sistem yang biasa (lazim), baik dengan simbol – simbol, sinyal – sinyal,
maupun perilaku atau tindakan. Sementara itu menurut Bovee, komunikasi adalah suatu
proses pengiriman dan penerimaan pesan.
Pada umumnya pengertian komunikasi ini paling tidak melibatkan dua orang atau
lebih, dan proses pemindahan pesannya dapat dilakukan dengan menggunakan cara-cara
komunikasi yang biasa dilakukan oleh seseorang melalui lisan, tulisan, maupun sinyal-

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 42
sinyal non verbal. Di dalam dunia praktis, kita juga mengenal komunikasi antar pribadi
(interpersonal communication) dan komunikasi lintas budaya (intercultural/cross-cultural
communications), selain komunikasi bisnis (business communications).
Komunikasi antarpribadi merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami kedua belah pihak
dan cenderung lebih fleksibel/luwes dan informal. Komunikasi bisnis adalah komunikasi
yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai bentuk komunikasi, baik
komunikasi verbal maupun non verbal untuk mencapai tujuan tertentu. Komunikasi lintas
budaya merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan antara dua orang atau lebih,
masing-masing mempunyai budaya yang berbeda karena perbedaan geografis tempat
tinggal.
Bentuk Dasar Komunikasi
Dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Bisnis, Djoko Purwanto,M.BA,
mengatakan bahwa bentuk dasar komunikasi terdiri dari komunikasi verbal dan non verbal.
Komunikasi verbal merupakan bentuk komunikasi yang lazim digunakan untuk
mencapaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain melalui tulisan atau lisan. Contohnya :
(a) membuat dan mengirim surat penawaran barang kepada konsumen, (b) melakukan
teleconference dengan pihak lain (c) mengirim dan menerima pesan. Sedangkan
komunikasi non verbal merupakan komunikasi yang menggunakan gerakan tubuh,bahas
tubuh, sandi, simbol-simbol, pakaian seragam,warna,intonasi suara,dll. Contoh (a) asbak
tersedia di atas meja untuk menunjukkan bahwa tamu diperbolehkan merokok, (b)
menggertakan gigi menunjukkan kemarahan.
Pengertian Sekretaris
Sekretaris adalah seseorang yang membantu pimpinannya dalam pendiktean,
menyiapkan surat- menyurat, mengingatkan pimpinannya mengenai pertemuan atau

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 43
perjanjian, dan melakukan banyak kewajiban lainnya yang berhubungan guna
meningkatkan efektifitas dari pimpinannya. Pengertian tersebut menurut M. Braum dan
Ramon dikutip oleh Tony Woworuntu (1998:58). Seorang sekretaris adalah orang yang
memegang rahasia serta memperoleh kepercayaan dari pimpinan untuk menangani masalah
kantor. Menurut Prayudi Atmosudirdjo, istilah sekretaris berasal dari bahasa latin, yaitu
secretum yang berarti rahasia, dan orang yang memegang rahasia tersebut dinamakan
secretarium atau secretaries.
Kedudukan, wewenang dan tanggungjawab seorang sekretaris perusahaan dapat
berbeda antar perusahaan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor:
- Besar kecilnya perusahaan atau organisasi
- Sifat perusahaan atau organisasi
- Kedudukan orang yang bekerjasama dengan sekretaris
- Kesediaan pimpinan dalam mendelegasikan tugas dan wewenang kepada sekretaris
- Kompetensi diri sekretaris serta kesediaannya untuk memikul tanggungjawab atas
pelaksanaan tugasnya
Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa sekretaris adalah seseorang
karyawan yang bertugas khusus membantu pimpinan dalam memegang rahasia dan
menangani pekerjaan serta mengatur pekerjaan rutin di kantor.
PEMBAHASAN
Melayani dan dilayani adalah merupakan salah satu bentuk proses interaksi dalam
kehidupan bermasyarakat. Hal ini dapat terlihat dalam segala macam bentuk layanan
publik atau instansi seperti di pemerintahan, swasta, universitas, sekolah, hotel dan rumah
sakit, dan dalam interaksi individu. Dalam pelaksanaannya dibutuhkan suatu komunikasi
sebagai jembatan antara yang melayani dan yang dilayani. Dalam suatu organisasi dapat
dicontohkan antara bawahan dengan atasan, antara sekretaris dengan pimpinan.

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 44
Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam
menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan
merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
organisasi. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar
supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha, 1983 : 123).
Kepemimpinan mengandung beberapa unsur pokok antara lain : (1) Kepemimpinan
melibatkan orang lain; (2) Dalam memimpin terjadi pembagian kekuasaan dan proses
mempengaruhi oleh pemimpin; (3) Ada tujuan bersama yang harus dicapai dibawah
kepemimpinannya. Dengan kata lain pimpinan itu tidak bekerja sendiri. Masing-masing
mempunyai tugasnya, diantaranya pimpinan harus membuat suatu keputusan dalam
menjalankan roda organisasi yang dapat mencapai tujuan bersama. Diantara individu-
individu tersebut diperlukan suatu interaksi dalam bentuk komunikasi yang berkualitas.
Sekretaris harus dapat berkomunikasi yang berkualitas dengan pimpinannya agar dapat
membuat suatu keputusan yang berkualitas.
Keahlian komunikasi sekretaris dalam organisasi akan sangat terlihat pada keberhasilan
sekretaris dalam berkomunikasi dengan banyak pihak di organisasi bisnis seperti dengan
pimpinan, karyawan-karyawan, partner kerja perusahaan, pihak birokrat pemerintah,
pelanggan/konsumen. Keberhasilan sekretaris dalam berkomunikasi jelas menjadi good
image dan cermin yang bernilai tinggi bagi perusahaan terlebih pimpinan yang didampingi
oleh sekretaris. Secara langsung ataupun tidak langsung kehebatan sekretaris dalam
berkomunikasi menjadi energy positif bagi pimpinan, hal ini terjadi karena kualitas
komunikasi sekretaris dalam menjalankan tugas -tugasnya baik tugas rutin maupun tugas
insidentalnya mampu membuat pimpinan puas dan bangga. Kepuasan dan kebanggaan
pimpinan dirasakan karena berdasarkan hasil kerja sekretarisnya yang berkualitas yaitu
tepat waktu, data-data lengkap akurat, tertata,jelas, membuat pimpinan mudah dan tepat

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 45
membuat keputusan. Keputusan-keputusan pimpinan yang telah dibuat tersebut tentunya
akan dirasakan oleh seluruh lingkungan organisasi baik secara intern ataupun ekstern. Dan
bisa dibayangkan betapa besar pengaruh positif bagi perusahaan atas keputusan-keputusan
pimpinan yang tepat, dan proses itu semua salah satu unsur pentingnya adalah kualitas
kerja sekretaris. Mutu keputusan-keputusan pimpinan jelas menentukan kepercayaan dan
kerjasama dengan banyak pihak, jadi mutu keputusan yang baik dengan meminimalisir
kesalahan atau zero error pada saat implementasi keputusan dalam ranah operasional
organisasi bisnis akan membawa dampak keuntungan bagi perusahaan.
Sebelum membahas lebih lanjut tentang peran seorang sekretaris dalam meningkatkan
kualitas keputusan pimpinan, hendaknya sekretaris tersebut memahami akan tugas dan
peran pimpinan. Menurut A.F. Stone, tugas utama seorang pemimpin adalah :
1. Pemimpin bekerja dengan orang lain : seorang pemimpin bertanggungjawab untuk
bekerja dengan orang lain, diantaranya dengan atasannya, staf, teman sekerja atau
atasan lain dalam organisasi ataupun orang diluar organisasi.
2. Pemimpin adalah tanggungjawab dan mempertanggungjawabkan (akuntabilitas):
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas dan menjalankan tugas,
mengadakan evaluasi untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin
bertanggungjawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.
3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas : Proses kepemimpinan
dibatasi sumber, jadi pemimpin hanya dapat menyusun tugas dan mendahulukan
prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan
tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara
efektif dan menyelesaikan masalah secara efektif.
4. Pemimpin harus berfikir secara analistis dan konseptual : seorang pemimpin harus
menjadi seorang pemikir yang analistis dan konseptual. Selanjutnya dapat

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 46
mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh
pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.
5. Pemimpin adalah politisi dan diplomat : seorang pemimpin harus mampu mengajak
dan melakukan kompromi. Sebagai seorng diplomat, seorang pemimpin harus dapat
mewakili tim atau organisasinya.
6. Pemimpin membuat keputusan yang sulit : Seorang pemimpin harus dapat
memecahkan masalah.
7. Manajer adalah forcing moderator : konflik selalu terjadi pada setiap tim dan
organisasi. Oleh karena itu, pemimipin harus dapat menjadi seorang moderator.
Sedangkan peran pemimpin (menurut Henry Mintzberg) adalah :
1. Peran hubungan antar perorangan, dalam hal ini fungsinya sebagai pemimpin yang
dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.
2. Fungsi peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.
3. Peran pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan,
sumber alokasi dan negosiator.
Untuk mampu mewujudkan hal tersebut, penting bagi seorang sekretaris mengerti,
memahami dengan baik dan benar tentang teknik komunikasi yang efektif baik secara
verbal maupun non verbal serta mampu menerapkan manajemen waktu dengan baik dalam
menjalankan tugas-tugas sebagai sekretaris professional. Misalnya dalam komunikasi
verbal seorang sekretaris dapat membuat surat – surat dengan tepat waktu, jelas, kata-
katanya mudah dimengerti data-data lengkap akurat jelas sehingga komunikan maupun
pimpinan tidak salah mengerti. Atau pada saat berbicara suara jelas tidak pelan tidak lemah
tetapi juga tidak teriak,intonasi jelas tertata,adanya keteraturan kata dan kalimat yang
digunakan, kualitas kata-kata yang digunakan mampu membangun good image, dalam

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 47
berkomunikasi orang puas dan senang karena kata-kata yang digunakan kata-kata positif
yang cerdas.
Kualitas komunikasi verbal sekretaris tersebut juga harus diimbangi kualitas
komunikasi non verbal. Dimana sekretaris jelas harus mampu membuat dirinya good
looking dan good smart yang terlihat dari performance-nya. Mampu mempadupadankan
busana dan sikap dengan baik, bermutu,dan tepat, sehingga dari kesan pertama dilihat dan
bertemu orang sudah mampu mengapresiasi secara positif, ini sangat penting guna
membangun kualitas komunikasi dan keharmonisan komunikasi sehingga orang senang,
puas, dan mudah membangun kepercayaan serta kerjasama. Kualitas komunikasi sekretaris
ini jelas memberikan dampak positif bagi pimpinan, karena kualitas sekretrarisnya
mencerminkan kualitas dan image pimpinannya, jadi memang benar adanya, bila sekretaris
itu sebagai cermin pimpinan.
Dan akhirnya perlu disampaikan bahwa sekretaris sangat perlu mengetahui dan
menguasai tehnik komunikasi langsung (face to face) yaitu komunikasi langsung antara
komunikator dengan komunikan, komunikasi kelompok dengan kelompok. Karena
keuntungan komunikasi langsung sekretaris mampu melakukan persuasi terhadap orang
yang diajak bicara (komunikan). Dengan komunikasi langsung komunikator (sekretaris)
dapat mengetahui, memahami, mengkaji sejauh mana pesan yang disampaikan dapat
diterima dengan baik oleh komunikan. Dengan hal-hal tersebut komunikator (sekretaris)
dapat juga melakukan perbaikan sikap dalam berkomunikasi, antara lain:
- Mengontrol setiap kata dan kalimat yang diucapkan
- Mengulang kata-kata yang mempunyai maksud penting disertai penjelasan
secukupnya
- Memberi kepastian pengertian apa yang telah diucapkan
- Memberi intonasi pada kata-kata yang penting.

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 48
Hal lain yang harus diperhatikan sekretaris agar komunikasi berjalan secara baik dan
lancar adalah :
- Berperilaku empatik yaitu memahami perasaan orang lain dan berperilaku empatik
- Tanamkan rasa percaya diri tanpa terpengaruh orang lain
- Apa yang diucapkan harus dapat dipertanggungjawabkan
- Bersikap sebagai fasilitator yaitu meberi arah kemudahan.
PENUTUP
Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan sehingga mampu
mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk
pencapaian satu tujuan. Dalam kegiatannya seorang pimpinan dituntut untuk dapat
membuat keputusan yang berkualitas. Sementara dalam membuat suatu keputusan
diperlukan beberapa data / informasi yang benar, valid, dan terkini yang sebagian besar
didapatkan melalui sekretaris. Seorang sekretaris harus dapat berkomunikasi dengan baik
dan berkualitas kepada pimpinannya agar data / informasi diterima dengan baik oleh
pimpinannya.
Seorang pimpinan dalam organisasi atau perusahaan mempunyai beberapa pola
komunikasi yang dapat digunakan antara lain : (1) Komunikasi formal yang dapat terdiri
dari komunikasi dari atas ke bawah (top down, downward communication), komunikasi
dari bawah ke atas (bottom up, upward communication), komunikasi horizontal (horizontal
communication / lateral communication), dan komunikasi diagonal (diagonal
communication); (2) Saluran komunikasi non formal, yaitu pola komunikasi yang
berlangsung lebih luas karena komunikasi berlangsung tanpa memperhatikan jenjang
herarki, pangkat dan kedudukan/jabatan. Pimpinan dapat memilih dan menerapkan pola
komunikasi yang sesuai dengan instansinya.

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 49
Disamping pemilihan pola komunikasi, tersedianya data / informasi yang benar, valid,
dan terkini, juga diperlukan kejujuran. Kejujuran informasi dalam berkomunikasi sangat
penting, bukan saja karena sebagai syarat moral komunikasi tetapi ada hal lain yang jauh
sangat penting yaitu agar komunikan tidak salah menindaklanjuti dalam berkomunikasi
sehingga tidak merugikan banyak pihak. Dengan kejujuran informasi atau pesan dalam
berkomunikasi akan membangun good will, membangun kepercayaan dan akhirnya orang
akan tertarik dan senang bekerjasama. Faktor-faktor tersebut akan sangat berperan dalam
menciptakan dan menjaga kualitas komunikasi sekretaris dengan pimpinannya dan pada
akhirnya akan menghasilkan keputusan yang berkualitas.
DAFTARPUSTAKA
Djoko Purwanto, Komunikasi Bisnis, Erlangga, Jakarta, 2006
Idi Subandi Ibrahim, Kecerdasan Komunikasi, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2009
Bill Scott, Ir.Agus Maulana (Alih Bahasa), Ketrampilan Berkomunikasi, Binarupa Aksara
(Publiser), 2011
Joseph A. Devito, Komunikasi Antar Manusia, Karisma Publising Group, Tangerang, 2011
Asekma Don Bosco, Handbook of Modern Secretary, PPM, Jakarta, 2010
Ignatius Wursanto, Kompetensi Sekretaris Profesional, Andi, Yogyakarta, 2004
Asekma Don Bosco, JurnalSekretari, Asekma Don Bosco, Jakarta, 2013
Purwanto, M Ngalim, Administrasidan Supervisi Pendidikan, Remaja Rosdakarya,
Bandung, 1991
Robbins, Stephen, Prinsip – Prinsip Perilaku Organisasi, Erlangga, Jakarta, 2002
Daniel Goleman, Richard Boyatzis, Annie Mckee, Kepemimpinan Berdasarkan
Kecerdasan Emosi, PT Gramedia Pustaka, Jakarta, 2007

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 50
Kamus Besar Bahasa Indonesia
http://id.wikipedia.org/kualitas, diakses tanggal 20 Desember 2013
http://www.artikata.com/arti-336598-kualitas-html, diakses tanggal 20 Desember 2013
http://www.sinonimkata.com/sinonim-147099-kualitas-htrr, diakses tanggal 20 Desember
2013

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 51
ANALISIS DAMPAK PERKEMBANGAN ICT TERHADAP PERAN
SEKRETARIS TAHUN 2020
Oleh : Muller Sagala, S.E.,M.M.
ABSTRACT
The development of ICT and its use in business life and daily life to continue in 2020 and
have started to look at this time. A concrete example is the creation of robot development
by Japan and China State that can do the duties of a secretary, and the implementation of a
virtual secretary and virtual assistant. It is a challenge for the secretaries, government, and
educational institutions.
Basically there is no difference in the duties of a secretary is currently the secretary duties
in 2020. That might change after the development of ICT in 2020 was in any way the role
and duties as secretary.
Steps that can be taken by a student or university graduates should be able to control
themselves from the outset, to position themselves between the modern technological
facilities available. A secretary should be able to be a manager among the advanced
facilities. .
Keywords : ICT, Secretary, Robot
PENDAHULUAN
Handphone atau HP sudah dikenal oleh berbagai kalangan, mulai dari anak kecil
hingga lansia. Sebuah penelitian yang diselenggarakan oleh Nikkei BP Consulting Inc
menemukan terjadinya upgrading ponsel setiap 22,6 bulan sekali. Bahkan dalam penelitian
terakhir, Nikkei menemukan bahwa rata-rata pengguna mengganti ponsel mereka dengan
model yang lebih baru setelah 22,6 bulan. Hal membuktikan bahwa pengembangan ICT
memang sangat cepat. Diakui bahwa handphone dapat memberikan beraneka kelebihan
bagi konsumen yang mengakibatkan peningkatan daya saing yang sehat antara produsen

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 52
HP. Handphone dapat memberikan manfaat bagi konsumen dan bagi produsen, baik dari
segi komunikasi ataupun segi sosial dan segi pendidikan.
Penciptaan robot oleh Negara Jepang dan Negara Cina yang dapat mengerjakan tugas-
tugas seorang sekretaris, akan menjadi suatu tantangan tersendiri bagi pemerintah dan
lembaga pendidikan di Indonesia khususnya. Disamping penciptaan robot, tantangan
lainnya muncul berupa diberlakukannya virtual secretary dan virtual assistant.
Perkembangan ini akan terus berlangsung hingga tahun 2020.
Kondisi di atas akan berdampak kepada kehidupan manusia sehari-hari. Berdasarkan
sebuah survei, dampak internet termasuk handphone terhadap kehidupan pada tahun 2020
mendatang antara lain handphone sebagai sarana komunikasi utama, mengubah toleransi
sosial naik secara signifikan, transparansi yang semakin diterima, virtual reality semakin
mendominasi, user interface semakin beragam, dan menipisnya batas waktu kerja dan
pribadi.
Permasalahan pokok dalam tulisan ini adalah sejauh mana perkembangan ICT
berpengaruh terhadap peran sekretaris tahun 2020. Tujuan tulisan ini adalah untuk
melakukan studi secara literatur berbagai perkembangan ICT yang telah dan akan terjadi
menjelang tahun 2020. Manfaat yang didapat dari tulisan ini adalah dapat diketahui
antisipasi dari sejak dini bagaiman sikap para sekretaris, pemerintah, lembaga pendidikan
menyikapi perkembangan ICT hingga tahun 2020. Metodologi yang digunakan dalam
tuisan ini adalah análisis deskriptif berdasarkan studi literatur.
PERKEMBANGAN ICT DAN DAMPAKNYA
Para pengguna komputer pada tahun-tahun pertama belum dapat membayangkan
bahwa Internet bisa diakses melalui ponsel dan bagaimana dampaknya terhadap kehidupan

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 53
sehari-hari. Pew Internet & American Life Project melakukan survei untuk
menggambarkan skenario tentang dampak Internet terhadap kehidupan sosial, politik
maupun ekonomi pada tahun 2020 mendatang. Survei ini dilakukan terhadap 578 expert
serta 618 responden, sehingga total partisipannya sebanyak 1,196 orang.
Hasil survei tersebut memberikan gambaran mengenai dampak Internet terhadap
kehidupan pada tahun 2020 mendatang (hanya yang berhubungan dengan peran sekretaris
dan disesuaikan):
1. Ponsel Sebagai Sarana Komunikasi Utama
Pada tahun 2020 yang akan datang, diperkirakan ponsel akan menjadi sarana
komunikasi yang utama, dengan 50% populasi dunia akan terhubung kepada internet.
Perkembangan ponsel kini sudah semakin canggih, selain digunakan untuk komunikasi
sehari-hari, ponsel juga memungkinkan penggunanya untuk terhubung ke Internet dan
memperoleh informasi dari berbagai belahan dunia secara real time.
2. Toleransi Sosial Naik Signifikan
Survei ini menyebutkan bahwa pada tahun 2020, orang akan menjadi lebih toleran
dibandingkan sekarang. Hal ini disebabkan oleh exposure yang lebih luas dari internet.
Toleransi ini akan menyebabkan berkurangnya kekerasan, turunnya konflik antar
kelompok, dan lainnya.
3. Transparansi Semakin Diterima
Pada tahun 2020 mendatang, orang akan semakin terbuka untuk berbagi informasi
pribadi, opini dan emosi. Seiring dengan semakin meningkatnya transparansi, maka
pandangan publik terhadap privasi juga semakin berubah. Meskipun teknologi kini

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 54
semakin mengakibatkan privasi orang berkurang, namun privasi bagi sebagian besar
orang tetap menjadi suatu hal yang penting. Ada orang yang tidak peduli dan bersedia
untuk mengumbar privasinya, namun sebagian besar tetap memilih untuk menjaganya.
4. Virtual Reality Semakin Mendominasi
Pada tahun 2020, seiring dengan berkembangnya social network hingga teknologi 3D,
setiap inci kehidupan nyata mempunyai ruang sendiri pada dunia virtual. Waktu yang
dihabiskan oleh orang untuk terlibat dalam dunia virtual juga semakin banyak, bahkan
akan semakin mengaburkan garis batas dengan dunia nyata itu sendiri.
5. User Interface Semakin Beragam
Sebagian besar responden dan expert setuju bahwa pada tahun 2020 mendatang, user
interface akan semakin berkembang dengan memanfaatkan voice recognition hingga
touch screen. Jadi, ketika seseorang sedang malas bicara, maka keyboard pada layar
sentuh bisa digunakan. Bahkan, suatu saat nanti orang bisa mengetik pada keyboard
virtual yang hanya bisa dilihatnya sendiri.
6. Menipisnya Batas Waktu Kerja dan Pribadi
Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi, maka pada tahun 2020, batas antara
waktu bekerja dan waktu pribadi semakin menipis. Sehingga, fokus akan lebih
ditekankan kepada hasil, bukan proses (output oriented). Karyawan akan memiliki
kebebasan untuk melakukan pekerjaannya kapan saja, bahkan dimana saja, asalkan
selesai.
Terlepas dari dampak Internet terhadap kehidupan pada tahun 2020 sebagaimana
diuraikan di atas, setiap pengguna hendaklah dapat mengambil sikap bijak terhadap

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 55
dampak positif dan khususnya terhadap dampak negatif. Dampak positif yang dapat dicatat
antara lain : dapat mendorong pertumbuhan dunia usaha dan dunia industri; dapat
meningkatkan daya beli yang lebih tinggi (naiknya PDB); mendorong peningkatan
inoviasi, dan reka cipta. Namun perlu juga dicatat dampak negatif yang diakibatkan antara
lain : adanya pemanasan global; perubahan cuaca; pengurasan sumber daya alam; dan
pelepasan CO2 global. Khusus untuk pengurasan sumber daya alam, Prabowo Subianto
menegaskan bahwa sebagai akibat pengurasan sumber daya alam di Indonesia yang tidak
dikelola dengan baik maka 12 tahun ke depan sumber daya tersebut akan habis
(Probowo,2013 : 86).
Terdapat contoh dari beberapa Negara bagaimana ICT dikembangkan yang dapat
menyentuh hampir kepada semua aspek kehidupan manusia. Negara Jepang dan China
misalnya, telah mengembangkan robot untuk dapat membantu bahkan menggantikan
sebagian tugas-tugas sekretaris, misalnya sebagai resepsionis di China. Bahkan Negara
Jepang telah menciptakan robot yang dapat mengerjakan tugas-tugas yang biasa dikerjakan
oleh seorang sekretaris. Robot ini tercipta dari hasil melalui penelitian selama 15 tahun
yang dilakukan oleh Professor Hirohi Kobayashi dari Tokyo University. Ada beberapa
keunggulan apabila menggunakan robot yaitu : (1) bisa berganti peran, misalnya menjadi
seorang guru, menjadi resepsionis; (2) didukung dengan kemampuan multibahasa-nya
(dapat disesuaikan oleh program komputer yang relatif tanpa batas); (3) menghemat
pengeluaran untuk karyawan; (4) menyerupai bentuk dan muka yang dikehendaki,
misalnya layaknya seorang wanita; (5) dapat menirukan berbagai ekspresi manusia.
Pada dasarnya lebih jauh ke depan, Pemerintah Jepang sejak awal telah menyadari
potensi peranan teknologi informasi dan komunikasi di berbagai aspek, baik untuk
individual, bisnis, maupun pemerintahan. Itu sebabnya mengapa ICT telah dan akan terus

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 56
menjadi fokus utama pemerintah Jepang. Targetnya adalah ICT bukan hanya menjadi milik
orang muda yang gemar melekatkan jemarinya pada ponsel pintar, tetapi semua kalangan,
termasuk manula, diharapkan bisa berangkulan mesra dengan ICT yang akhirnya menuju
kepada kehidupan yang lebih baik.
Menurut Jepang, pada tahun 2020, ICT harus dapat dimanfaatkan untuk melayani
masyarakat, mengatasi berbagai permasalahan, dan pada akhirnya memicu munculnya
banyak bisnis baru. Disisi lain diharapkan kualitas kehidupan akan meningkat,
perekonomian juga akan terus tumbuh. Hal ini sejalan dengan hasil survei sebagaimana
dijelaskan terdahulu.
Di bidang kesehatan misalnya, mengingat jumlah manula di Jepang yang semakin
banyak, pemerintah menyiapkan layanan monitoring kesehatan dengan bantuan ICT.
Dengan sensor, kondisi kesehatan seorang pasien dapat diketahui secara realtime, dokter
dapat melakukan tindakan secara langsung. Di bidang bencana alam, tersedia berbagai data
yang siap diolah tentang geografis, prediksi cuaca, dan sebaran penduduk. Peringatan dini
bencana akan dikirim melalui berbagai perangkat, misalnya melalui ponsel atau bahkan
layar LED di berbagai ruang publik. Termasuk pengaturan berbagai moda transportasi
secara otomatis mengarah ke lokasi yang aman. Pengembangan layanan online pengurusan
dokumen & akses informasi pemerintahan, rekomendasi sistem pertanian dan pendidikan
jarak jauh, juga terus dikembangkan oleh pemerintah Jepang.
Pemerintah Malaysia juga telah berpikir jauh ke depan dan menetapkan arah ICT ke
tahun 2020 yaitu meliputi kekayaan, pengetahuan, dan kesejahteraan. Strategi utama ICT
yang ditetapkan adalah berbasis kepada :

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 57
1. Supply to demand, dalam arti menjaga keseimbangan penawaran dari sisi produsen dan
permintaan pemenuhan kebutuhan dari konsumen. Dengan demikian terdapat
keseimbangan harga yang pantas untuk menjaga stabilitas ekonomi dengan dukungan
ICT.
2. Consumption to production, dalam arti produksi dan konsumsi adalah penggunaan
barang dan jasa yang merespon kebutuhan dasar dan membawa lebih memenuhi syarat
hidup, dan meminimalkan penggunaan sumber daya alam, bahan beracun dan emisi
limbah dan polutan selama siklus hidup, sehingga tidak membahayakan kebutuhan
generasi mendatang.
3. "Low-knowledge added" dan "high-knowlegde added", dalam arti meningkatkan nilai
pengetahuan skala rendah ke skala tinggi.
Negara Eropa juga mendukung inovasi di Unit Eropa di tahun 2020, secara
keseluruhan 4,8 persen dari perekonomiannya dialokasikan untuk penelitian dan
pengembangan ICT. Saat ini di Jerman, lebih dari 80 persen ekspornya didukung oleh
aplikasi ICT modern, yang meliputi sektor industri otomatif, teknologi medis, dan logistik.
Sebagai perbandingan pada tahun 2011 pendanaan proyek program ICT 2020 sebesar 1,5
miliar Euro.
Dengan kata lain bahwa perkembangan ICT di tahun 2020 patut untuk disikapi dan
diantisipasi sejak saat ini. Bilamana diperlukan penyesuaian, hendaklah
mempersiapkannya sejak dini. Lompatan besar ICT ini akan memberi keuntungan kepada
mereka yang telah siap dan akan menjadi kerugian dan ‘malapetaka’ bagi mereka yang
tidak siap.

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 58
PERAN SEKRETARIS TAHUN 2020
Secara umum setiap organisasi memiliki manusia-manusia yang bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan, termasuk didalamnya pekerjaan administrasi yang merupakan suatu
proses penyelenggaraan organisasi. Sifat-sifat dari pekerjaan administrasi tersebut antara
lain: (1) bersifat pelayanan, yaitu melayani pelaksanaan pekerjaan operatif untuk mencapai
tujuan; dan (2) bersifat menyeluruh, yaitu mencakup semua urusan dan keterangan dalam
perkantoran.
Apabila pekerjaan administrasi tersebut dijabarkan secara lebih rinci akan mancakup
hal-hal berikut :
1. Korespondensi dan laporan, kegiatan ini berhubungan dengan pencatatan relasi atau
kemitraan kerja organisasi ataupun kantor sampai pada persiapan hal-hal yang harus
dilaporkan kepada pimpinan.
2. Komunikasi, yaitu berhubungan dengan proses surat-menyurat, penerimaan dan
pengiriman telepon serta faksimile atau internet.
3. Pencatatan dan perhitungan, kegiatan ini berhubungan dengan data-data laporan, data
statistik, dll.
4. Kearsipan, hal ini penting dalam rangka penyimpanan surat-surat atau dokumen yang
dinilai penting dan berkaitan dengan kegiatan organisasi.
Terkait dengan peran seorang sekretaris yang merupakan orang kedua setelah
pimpinan, tidak hanya mengurusi pekerjaan administrasi di atas. Tugas dan fungsi
sekretaris dapat mempunyai peran ganda, yaitu : (1) orangnya, yaitu seseorang yang telah
memenuhi syarat-syarat tertentu dan dipandang mampu serta cakap dalam melaksanakan

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 59
tugas-tugas kesekretarisan; dan (2) jabatannya, yaitu wewenang dengan sekelompok tugas
yang merupakan tanggung jawab tertentu, yakni tanggung jawab kesekretarisan.
Peran sekretaris secara umum meliputi antara lain :
1. Peranan sekretaris terhadap atasan :
a. Sebagai perantara saluran komunikasi dan pembinaan hubungan yang baik bagi
orang yang ingin berhubungan dengan pimpinan.
b. Sebagai sumber informasi yang diperlukan pimpinan dalam memenuhi fungsi,
tugas, dan tanggung jawab.
c. Sebagai penyambung keinginan pimpinan kepada bawahan dalam pelaksanaan
tugas.
d. Alternatif pemikiran dari pimpinan dalam ide-ide.
e. Sebagai faktor penunjang dalam keberhasilan pekerjaan dan cerminan pimpinan
dan bawahan.
2. Peranan sekretaris terhadap bawahan (pimpinan) :
a. Penentuan kebijakan yang berlaku bagi pegawai bawahan secara adil, yaitu
mengenai peraturan penempatan pegawai yang sesuai dengan kecakapan dan
kemampuan (rule of the place).
b. Memberikan motivasi kerja kepada pegawai bawahan sehingga pekerjaan dapat
berjalan lancar dan berhasil dengan baik.

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 60
c. Memberikan rasa bangga dan puas kepada pegawai bawahan dalam menjalankan
pekerjaan.
d. Menerima pendapat dan usul bawahan dalam berbagai masalah.
e. Mengadakan pendekatan kepada pegawai bawahan untuk lebih mengerahkan dan
mengetahui kelemahan dan kehendak pegawai bawahan.
Adapun tugas seorang sekretaris tentunya sesuai dengan fungsi jabatan sekretaris
dalam berbagai skala perusahaan atau organisaasi. Secara umum tugas-tugas sekretaris
meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Menerima dikte dari pimpinan.
2. Melaksanakan korespondensi (menerima dan mengirim surat-surat termasuk telepon,
telegram, dan faksimile).
3. Menyimpan arsip-arsip yang dinilai penting.
4. Menerima tamu-tamu pimpinan.
5. Membuat jadwal pertemuan dan perjanjian-perjanjian pimpinan dengan teman relasi
maupun kegiatan lainnya.
6. Menyiapkan bahan-bahan keterangan kepada pimpinan sesuai dengan kebutuhan
pimpinan dalam rapat maupun kegiatan lainnya.
7. Bertindak sebagai perantara antara pimpinan dan bawahan.
8. Mengatur rapat-rapat dan seminar pimpinan dengan bawahan.
9. Menemani pimpinan dalam pertemuan penting.

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 61
10. Menyusun pidato-pidato untuk pimpinan.
11. Tugas-tugas lain atas instruksi pimpinan.
Dengan demikian, peranan sekretaris terhadap kelancaran pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab pimpinan sangat besar sehingga jabatan seorang sekretaris merupakan
jabatan yang menuntut profesional yang
tinggi. Jadi, kemampuan pribadi seorang
sekretaris dan kemampuan melaksanakan
tugas sehari-hari menjadi bagian penting
yang tidak dapat dipisahkan pada tugas
seorang sekretaris. Dapat ditambahkan
bahwa tugas-tugas sebagaimana dijelaskan di atas adalah tugas-tugas yang secara umum
baku untuk seluruh kegiatan administrasi perkantoran.
Berkaitan dengan peran sekretaris pada tahun 2020, dapat dijelaskan bahwa pada
dasarnya tidak ada perbedaan tugas antara seorang sekretaris saat ini dengan tugas
sekretaris pada tahun 2020 atau tahun-tahun setelahnya. Posisi sekretaris pun tidak
berubah, akan tetap menjadi orang nomor 2 setelah pimpinan dalam satu kantor atau unit
kerja. Yang kemungkinan berubah adalah peran dan caranya dalam setiap menjalankan
tugas sebagai sekretaris.
Ada beberapa alasan mengapa terjadi kemungkinan perubahan peran seorang sekretaris
pada tahun 2020 antara lain : (1) kebutuhan akses informasi secara real time di belahan
seluruh dunia ini menyebabkan sekretaris harus siap selama 24 jam dalam sehari; (2) faktor
kerahasian yang selama ini menjadi ciri khas dan keunggulan seorang sekretaris perlu
disikap secara sangat hati-hati mengingat ICT saat ini sudah sangat transparan; (3) ada

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 62
perubahan pola kerja, ada jam kerja kantor yang saat ini berlaku menjadi tidak ada jam
kerja tertulis tetapi harus bekerja relative selama 24 jam; (4) sebagian besar peran
operasional teknis sekretaris akan akan dilakukan oleh ICT.
Para pelaku bisnis di zaman ekonomi global dengan tingkat teknologi tinggi,
menghadapi berbagai tantangan dan berada dalam lingkungan saling bersaing. Para
esekutif menjadi sangat tergantung pada dukungan staf-nya untuk mengontrol sistem yang
baru. Para manajer lebih berkonsentrasi pada tugas managerialnya yang penuh tantangan
itu. Kondisi yang demikian ini membuat para pimpinan perusahaan membutuhkan jasa
sekretaris yang lebih handal, professional, dan lebih efisien. Dalam era globalisasi, fungsi
dan peranan sekretaris semakin dibutuhkan oleh para manajer.
Pada akhirnya dalam era globalisasi informasi dan kemajuan ilmu pengetahuan
teknologi, mendekati tahun 2020, menuntut orang – orang yang menggeluti profesi
sekretaris untuk selalu menyesuaikan diri dan memperlebar wawasan. Tingkat kompetensi
sekretaris yang kini dimiliki perlu ditingkatkan sehingga persaingan dengan tenaga-tenaga
sekretaris yang tidak mustahil akan didatangkan dari luar negeri tidak menjadi kendala,
terlebih karena perkembangan dan pertambahan penciptaan robot dan fasilitas ICT yang
semakin sempurna.
PENUTUP
Perkembangan ICT dan penggunaannya dalam kehidupan bisnis dan kehidupan sehari-
hari untuk tahun 2020 yang akan datang sudah mulai terlihat saat ini. Layar sentuh pada
satu peralatan elektronik yang relatif kecil telah dapat membantu sebagian besar tugas-
tugas pemiliknya. Teknologi informasi dan komunikasi ini berlaku di seluruh dunia tanpa
ada batas waktu dan lokasi.

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 63
Penciptaan robot oleh Negara Jepang dan Negara Cina yang dapat mengerjakan tugas-
tugas seorang sekretaris akan menjadi suatu tantangan tersendiri bagi pemerintah dan
lembaga pendidikan di Indonesia khususnya, dan dinegara-negara lain pada umumnya.
Tantangan dimaksud harus dapat menciptakan posisi seorang sekretaris sebagai orang
kedua setelah pimpinan secara lebih berkualitas. Tantangan lainnya adalah
diberlakukannya virtual secretary dan virtual assistant.
Dalam kenyataannya memang diakui bahwa tidak semua fungsi dan tugas sekretaris
dapat digantikan atau diambil alih oleh robot atau oleh virtual secretary. Sebagai makluk
sosial, tatapan mata, emosi, dan sapaan seorang sekretaris kepada pimpinan dan sejawat
secara fisik masih tetap sangat diperlukan. Perilaku interaksi sosial ini akan sangat
bermanfaat untuk saling memberikan motivasi dan saling menguatkan termasuk berbagi
pengalaman satu sama lain.
Bagi seorang mahasiswa hendaknya sejak awal dapat mengontrol diri, menempatkan
posisi diri diantara fasilitas teknologi modern yang tersedia. Seorang sekretaris harus dapat
menjadi manajer diantara fasilitas-fasilitas ‘mewah’ tersebut. Bagi pemerintah dan
lembaga pendidikan pada khususnya hendaklah dapat menciptakan lulusannya untuk
mandiri, percaya diri, cerdas, sigap, dan dengan hati untuk melaksanakan tugas-tugas
administrasi perkantoran dengan memanfaatkan fasilitas ICT yang tersedia. Setiap
mahasiswa atau lulusan suatu perguruan tinggi pada kondisi apapun seharusnya dapat
menyesuaikan diri ketika menggunakan ICT yang jauh lebih modern. Pada kondisi lain,
ICT diharapkan dapat membantu mempermudah tugas-tugas seorang sekretaris. ICT
adalah ciptaan manusia, dengan maksud agar ICT tersebut dapat mendukung aktifivitas
menusia sehari-hari dan mendapatkan kehidupan yang lebih layak.

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 64
DAFTAR PUSTAKA
Prabowo Subianto. Membangun Kembali Indonesia Raya: Strategi Besar Transformasi
Bangsa”. Institut Garuda Nusantara. Jakarta. 2013
Sumber: http://vibizconsulting.com/column/index/management/1044/ict, diakses 26
Desember 2013
Sumber: http://www.youtube.com/watch?v=84HTco_ybu4, diakses 26 Desember 2013
Sumber:http://inet.detik.com/read/2009/03/11/073916/1097389/511/saya-robot-pengganti-
tugas-sekretaris, diakses 26 Desember 2013
Sumber:http://ramadan.detik.com/read/2013/11/01/084635/2401252/398/ini-rencana-kerja-
pemerintah-jepang-terkait-ict-bisa-dicontoh, diakses 26 Desember 2013
http://www.organisasi.org/1970/01/manajemen-sekretaris-pengertian-tugas-fungsi-peran-
syarat-tata-kerja-dll.html, diakses 26 Desember 2013
http://ziescious.blogspot.com/2011/04/keuntungan-kerugian-handphone.html, diakses 26
Desember 2013

Jurnal ADB’S Secretary Vol.3, No.1, Januari 2014 65
PEDOMAN PENULISAN NASKAH
1. Naskah merupakan tulisan yang bersifat ilmiah baik dari dosen, mahasiswa, pegawai
Asekma Don Bosco di bidang Sekretaris.
2. Naskah merupakan hasil penelitian lapangan, studi kasus, dan studi kepustakaan yang
bersifat obektif, sistematis, analitis dan deskriptif.
3. Naskah harus asli dan belum pernah dipublikasikan melalui media lainnya.
4. Kata atau istilah asing yang belum diubah menjadi kata Indonesia atau belum menjadi
istilah teknis diketik dengan huruf miring (italic).
5. Naskah diketik dalam Microsoft Word huruf Times New Roman 12, jarak baris 2 spasi,
jumlah halaman seluruhnya 14-20 lembar ukuran A4, dengan margin kiri dan bawah 3
cm, margin kanan dan atas 2.5 cm dan dikirim ke alamat redaksi.
6. Sistematika terdiri dari : Judul, Nama Penulis, Instansi, Alamat Email, ABSTRAK
(jika makalah ditulis dalam Bahasa Indonesia maka abstrak ditulis dalam Bahasa
Inggris dan demikian sebaliknya), PENDAHULUAN (latar belakang, permasalahan,
tujuan, manfaat, dan metodologi), PEMBAHASAN, PENUTUP (kesimpulan dan
saran), dan DAFTAR PUSTAKA.
7. ABSTRAK merupakan intisari (substansi) yang mencakup pendahuluan, pendekatan,
metode, hasil dan kesimpulan; ditulis dalam Bahasa Inggris/Indonesia kurang lebih
100-200 kata, dalam 1 paragraf.
8. Daftar Pustaka ditulis tanpa nomor, diurutkan secara alfabetis: Nama pengarang (tanpa
gelar). Judul (cetak miring). Penerbit. Kota. Tahun Penerbitan.
9. Contoh: Ignatius Wursanto. Kompetensi Sekretaris Profesional. Andi. Yogyakarta.
2004.
10. Isi naskah bukan tanggungjawab redaksi. Redaksi berhak memilih naskah dan
mengedit redaksionalnya tanpa mengubah arti.